SlideShare a Scribd company logo
1 of 6
Download to read offline
Prosiding SNATIF Ke-1 Tahun 2014 ISBN: 978-602-1180-04-4
Fakultas Teknik – Universitas Muria Kudus
287
DETEKSI IRIS MATA UNTUK MENENTUKAN KELEBIHAN KOLESTEROL
MENGGUNAKAN EKSTRAKSI CIRI MOMENT INVARIANT DENGAN K-MEANS
CLUSTERING
Handini Arga Damar Rani1*
, Endang Supriyati1
, Tutik Khotimah1
1
Program Studi Teknik Informatika, Fakultas Teknik, Universitas Muria Kudus
Gondangmanis, PO Box 53, Bae, Kudus 59352
*
Email: Hani.arga@gmail.com
Abstrak
Iris mata manusia memiliki pola yang sangat unik dan berbeda pada setiap manusia, sehingga
sangat mungkin untuk menggunakannya sebagai dasar pengenalan biometric yang dikenal
dengan ilmu iridology. Iridology adalah metode pembacaan peta pada mata untuk mendeteksi
beberapa jenis penyakit dengan menggunakan pola pengamatan iris mata. Pada penelitian ini
penulis mengambil data iris mata menggunakan kamera digital, namun citra iris mata yang
didapatkan masih tampak kabur sehingga memerlukan pengolahan untuk mengurangi
kekaburan. Penulis mendesain perangkat lunak untuk meningkatkan kualitas citra foto iris
mata yang memiliki gejala kolesterol. Metode yang digunakan adalah ekstraksi ciri moment
invariant, dibantu dengan algoritma K-Means Clustering untuk perhitungan jarak pusat
cluster pada citra iris mata. Dari hasil citra iris mata yang telah diujikan dapat
dikelompokkan menjadi iris mata normal dan iris mata penderita kolesterol tinggi. Dalam
penelitian ini tingkat akurasi dari data penelitian adalah sebesar 95%.
Kata kunci: Euclidean Distance, Iris mata, Kolesterol, Moment Invariant
1. PENDAHULUAN
Iridologi (Inggris: Iridology) adalah ilmu yang mempelajari pola dan susunan serat pada iris
mata. Selama jangka waktu ratusan tahun, banyak ahli iridologi yang telah mempelajari pola-pola
pada mata, dan menghubungkannya dengan problem-problem kesehatan tertentu, kekuatan dan
kelemahan fisik seseorang, dan karakter kepribadiannya. Melalui pengamatan dan observasi secara
empiris, mereka mendapati adanya pola-pola yang beraturan, yang mengindikasikan adanya
kelemahan fisik dalam diri seseorang, karena orang-orang yang memiliki pola iris mata sama
ternyata mengalami problem kesehatan yang sama. Observasi ini merupakan dasar dari Analisa
Iridologi Konstitusional (Constitutional Iridology Analysis), dan kemudian hasilnya disusun dalam
sebuah peta mata.
Diagnosis gejala suatu penyakit yang diderita pasien pada umumnya dilakukan tes
laboratorium, dimana tes ini cukup mahal dan terkadang menimbulkan luka serta hasilnya pun
terkadang lama untuk diketahui. Diagnosis gangguan organ tubuh manusia dalam
perkembangannya telah memunculkan berbagai cara, salah satunya dengan memanfaatkan organ
tubuh manusia. Salah satu pemanfaatan organ tubuh untuk mendiagnosis adalah melalui iris mata.
Iris mata menyimpan berbagai informasi segala perubahan dan ketidakseimbangan tubuh manusia.
Pemanfaatan pengolahan citra yang berkembang sedemikian pesat dapat digunakan sebagai
salah satu metode yang dapat digunakan untuk mempermudah menentukan penyakit melalui iris
mata. Pengolahan citra pada penelitian ini menggunakan metode ekstraksi ciri moment invariant
yang diharapkan mampu menganalisis data uji lebih detail. Dalam proses cluster-nya menggunakan
metode K-means Clustering yang dalam perhitungan jarak titik pusat cluster menggunakan metode
Euclidean distance.
Penelitian yang sudah pernah dilakukan, “Sistem Penentuan Kolesterol pada manusia dengan
Iridology menggunakan Deteksi Tepi”. Memiliki rancangan sistem yang meliputi pegolahan citra
digital berkaitan dengan pendeteksian citra iris mata menggunkan 4 (empat) deteksi tepi citra iris
mata yaitu operator deteksi tepi Canny, Robert, Sobel dan Prewit (Saefurrohman, 2013).
Dalam penelitian ini, akan dicoba untuk dikembangkan suatu sistem alternatif untuk deteksi
kolesterol manusia termasuk kolesterol tinggi, atau normal dengan menggunakan komputer sebagai
media utama.
Prosiding SNATIF Ke-1 Tahun 2014 ISBN: 978-602-1180-04-4
Fakultas Teknik – Universitas Muria Kudus
288
2. METODOLOGI
Pada bab ini akan diberikan beberapa penjelasan mengenai metode penelitian untuk
merancang sistem deteksi iris mata untuk menentukan kelebihan kolesterol.
2.1.Rancangan Sistem
Rancangan sistem deteksi iris mata untuk menentukan kelebihan kolesterol diperlihatkan
pada gambar 1, sistem yang dibangun meliputi preprocessing, deteksi tepi, ekstraksi fitur dan
proses clustering dari hasil deteksi.
Gambar 1. Diagram Blok Rancangan Sistem
2.2.Sumber Data
Adapun cara untuk mendapatkan data yang benar-benar akurat, relevan, dan reliable adalah
akusisi citra yaitu melakukan pengambilan data secara langsung menggunakan kamera digital,
dengan memotret iris mata manusia.
2.3.Evaluasi
Evaluasi kinerja K-Means clustering ini menggunakan confusion matrix. Evaluasi tersebut
bertujuan untuk menilai berapa persen kinerja dari sistem dapat mengenali dua kelas yang terdapat
pada data uji yang telah disediakan sewaktu proses pengclusteran. Kinerja sistem yang dievaluasi
dengan menghitung nilai akurasi. Dari perhitungan akurasi akan diketahui sejauh mana algoritma
K-Means dapat mendeteksi Kolesterol manusia berdasarkan segmentasi citra iris mata.
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan dari hasil penelitian kemudian dilakukan analisa untuk mengetahui beberapa
hal yang akan menjadi kesimpulan dari penelitian ini, yaitu uji coba dilakukan dengan
menggunakan data citra iris mata dari 10 manusia, yang 5 diantaranya penderita kolesterol tinggi
dan 5 kolesterol normal. Citra yang di ambil terdiri dari mata kanan dan kiri sehingga total data
berjumlah 20, yaitu 10 citra mata kolesterol normal dan 10 citra mata kolesterol tinggi.
3.1.Preprocessing
Preprocessing yang dilakukan untuk pengolahan citra yang dapat memperbaiki kualitas
citra, dimana citra yang dihasilkan dapat memberikan informasi yang jelas (Putra D, 2010)
Preproecessing yang dilakukan terdiri dari grayscale (aras keabuan), bertujuan untuk
mempermudah pengolahan citra warna yang rumit. Hasil dari grayscale ditunjukkan pada gambar
2.
Citra asli
Citra Grayscale
Gambar 2. Hasil Citra Grayscale
3.2.Deteksi Tepi Canny
Setelah preprocessing langkah selanjutnya adalah deteksi tepi, seperti yang sudah di jelaskan
sebelumnya pada rancangan sistem, deteksi tepi yang di gunakan adalah deteksi tepi canny. Dalam
Prosiding SNATIF Ke-1 Tahun 2014 ISBN: 978-602-1180-04-4
Fakultas Teknik – Universitas Muria Kudus
289
proses deteksi canny akan dihasilkan matrik-matrik yang memiliki nilai sehingga di gunakan dalam
proses ekstraksi fitur untuk penilihan fitur terbaik yang akan digunakan dalam proses pendeteksian.
Berikut hasil gambar dari deteksi tepi canny dapat dilihat pada gambar 3.
Gambar 3. Hasil Deteksi Tepi Canny
3.3.Ekstraksi Fitur Moment Invariant
Ekstraksi fitur menggunakan Geometric Moment Invariant. Ekstraksi ciri orde pertama
merupakan metode pengambilan ciri yang didasarkan pada karakteristik nilai gray level citra..
Sehingga dapat dihitung beberapa parameter ciri orde pertama, antara nilai phi yang terdiri dari
tujuh ciri φ1, φ2, φ3, φ4, φ5, φ6, dan φ7. Moment yang dihasilkan dapat digunakan untuk menangani
translasi, penyekalaan, dan rotasi gambar. Penciptanya Hu, menciptakan tujuh moment invariant
yang di dalam bukunya (Kadir dan Adhi, 2012) seperti berikut:
02201   (1)
2)022(2)0220(2   (2)
2)21303(2)12330(3   (3)
2)2103(2)1230(4   (4)
 
  ]2)3012(32)1203)[2103(12303
2)0321(32)1230()1230)(12330(5




(5)
)2103)(1230(114
]03221()1230)[(0220(6




(6)
 
  ]2)1230(32)2103)[0321(12330
2)0321(32)1230()1230)(03213(7




(7)
3.4.K-Means Clustering
Hasil dari ekstraksi fitur kemudian dikelompokkan ke dalam dua kelompok (cluster)
berdasarkan nilai cirri yang terdekat dengan nilai 0, yakni citra iris mata kolesterol tinggi (0) dan
citra iris mata kolesterol normal (1). Berikut tabel 1, adalah hasil dari k_means clustering:
Tabel 1. Hasil K-Means Clustering Deteksi Kolesterol
No Nama File Target Hasil Uji
1 mki01.jpg 0 0
2 mka02.jpg 0 0
3 mki03.jpg 0 0
4 mka04.jpg 0 0
5 mki05.jpg 0 0
6 mka06.jpg 0 0
7 mki07.jpg 0 0
8 mka08.jpg 0 0
9 mki09.jpg 0 0
10 mka10.jpg 0 0
11 mki11.jpg 1 1
12 mka12.jpg 1 1
13 mki13.jpg 1 0
14 mka14.jpg 1 1
15 mki15.jpg 1 1
Prosiding SNATIF Ke-1 Tahun 2014 ISBN: 978-602-1180-04-4
Fakultas Teknik – Universitas Muria Kudus
290
16 mka16.jpg 1 1
17 mki17.jpg 1 1
18 mka18.jpg 1 1
19 mki19.jpg 1 1
20 mka20.jpg 1 1
Setelah dilakukan perhitungan jarak Euclidean distance maka akan diperoleh nilai yang minimum
dari titik pusat tiap cluster, dimana nantinya nilai minimum ini akan menentukan data uji termasuk
ke dalam cluster 0 yang di definisikan sebagai citra iris mata kolesterol tinggi ataukah cluster 1
yang di definisikan sebagai citra iris mata kolesterol normal, berikut dijelaskan pada tabel 2.
Tabel 2. Nilai Euclidean distance Data Uji
No Nama File Ciri 1 Ciri 2
Cluster
Normal
Cluster
Kolesterol
Tinggi
Kesimpulan
1 mki01.jpg 1.3745 0.0014 0.951879 0.20072 Kolesterol Tinggi
2 mka02.jpg 1.4459 0.0008 0.880566 0.12961 Kolesterol Tinggi
3 mki03.jpg 1.7804 0.0428 0.544033 0.207537 Kolesterol Tinggi
4 mka04.jpg 1.1433 0.0123 1.181908 0.431161 Kolesterol Tinggi
5 mki05.jpg 1.7590 0.0090 0.568028 0.184794 Kolesterol Tinggi
6 mka06.jpg 1.2873 0.0170 1.037804 0.287083 Kolesterol Tinggi
7 mki07.jpg 1.6900 0.0728 0.633803 0.128029 Kolesterol Tinggi
8 mka08.jpg 1.7636 0.0254 0.561887 0.189386 Kolesterol Tinggi
9 mki09.jpg 1.4406 0.0099 0.885209 0.134041 Kolesterol Tinggi
10 mka10.jpg 1.7789 0.0010 0.549201 0.205145 Kolesterol Tinggi
11 mki11.jpg 2.1881 0.0622 0.135921 0.615277 Normal
12 mka12.jpg 1.9807 0.0002 0.349993 0.406655 Normal
13 mki13.jpg 1.8551 0.0030 0.473403 0.281042 Kolesterol Tinggi
14 mka14.jpg 2.1876 0.1586 0.16292 0.629156 Normal
15 mki15.jpg 2.5850 0.0657 0.261202 1.011729 Normal
16 mka16.jpg 2.3189 0.1637 0.094696 0.758699 Normal
17 mki17.jpg 2.5143 0.1077 0.194336 0.944181 Normal
18 mka18.jpg 2.2053 0.0260 0.126168 0.630905 Normal
19 mki19.jpg 2.7721 0.0219 0.450805 1.197735 Normal
20 mka20.jpg 2.1624 0.0165 0.169814 0.587985 Normal
Jika dilihat dari matrik konfusi, percobaan ini memiliki tingkat akurasi 95%, nilai 95 % ini
diperoleh dari perhitungan matrik konfusi. Seperti yang diperlihatkan pada Tabel 4.1.
Tabel 3. Konfusi Matriks Hasil Deteksi Kolesterol
Prediksi
Kolesterol Normal Kolesterol Tinggi
Aktual
Kolesterol Normal 9 1
Kolesterol Tinggi 0 10
Akurasi %95%100
20
)109(


x (8)
Tabel matriks konfusi diatas adalah tabel yang digunakan untuk menghitung tingkat akurasi
pengujian dalam mengenali data (Prasetyo E, 2012). Perhitungannya adalah jumlah data benar yang
dikenali benar berjumlah 9 dan 10, maka operasinya adalah 9+10=19. Sedangkan jumlah data benar
yang dikenali salah adalah 1. Itu artinya semua data telah dikenali dengan baik oleh sistem dengan
nilai akurasi 95%.
Prosiding SNATIF Ke-1 Tahun 2014 ISBN: 978-602-1180-04-4
Fakultas Teknik – Universitas Muria Kudus
291
3.5.Implementasi
Aplikasi deteksi tingkat kolesterol manusia ini merupakan aplikasi yang hanya digunakan
untuk mendeteksi kolesterol manusia menggunakan iris mata manusia. Aplikasi ini digunakan
untuk mengetahui apakah seseorang menderita kolesterol tinggi atau normal. Ada beberapa layar
yang terdapat pada aplikasi ini, diantaranya adalah menu beranda aplikasi, menu Uji data, menu K-
Means clustering, dan menu pendukung lainya. Gambar 5 adalah gambar menu utama aplikasi.
Aplikasi ini diberikan nama Deteksi Kolesterol Manusia. Berikut gambar tampilan dan algoritma
pemakaianya pada gambar 4.
Input Citra
Iris Mata
Grayscale
Deteksi Tepi
Canny
Ekstraksi Fitur
Moment Invariant
Hitung Nilai
Euclidean Distance
Selesai
Hasil Deteksi
Gambar 4. Flowchart Aplikasi Deteksi Kolesterol
Gambar 5. Aplikasi Deteksi Kolesterol
4. KESIMPULAN
Dari hasil analisa terhadap pengujian yang dilakukan pada sistem deteksi kolesterol melalui
iris mata manusia, menggunakan deteksi tepi canny dan ekstraksi fitur moment invariant, dapat
disimpulkan beberapa hal sebagai berikut:
Prosiding SNATIF Ke-1 Tahun 2014 ISBN: 978-602-1180-04-4
Fakultas Teknik – Universitas Muria Kudus
292
(1) Penggunaan grayscale sebagai metode perbaikan citra sangat membantu dalam proses
preprocessing.
(2) Berdasarkan penelitian terdahulu deteksi tepi canny dianggap sebagai citra yang paling
akurat karena menghasilkan jumlah piksel antara 1000-4000, dibanding dengan deteksi tepi
yang lainya hanya menghasilkan 700-1500 piksel.
(3) Dalam proses segmentasi waktu yang dibutuhkan untuk citra dengan ukuran 255x255
membutuhkan waktu kurang lebih 0,89 hingga 0,95 detik.
(4) Ekstraksi fitur menggunakan moment invariant berhasil menghasilkan nilai-nilai yang
dianggap paling variance.
(5) Tingkat akurasi pada sistem sistem deteksi kolesterol melalui iris mata manusia,
menggunakan deteksi tepi canny dan ekstraksi fitur moment invariant yang dirancang
adalah 95%
(6) Dari hasil nilai deteksi tepi metode pendeteksi tepi canny memiliki rata-rata nilai error
rate P = 1.412 dengan prosentase 7% dari jumlah data uji.
4.1.Saran
Berdasarkan analisis data, pembahasan hasil penelitian dan kesimpulan di atas, saran-saran
yang dapat diberikan penulis adalah sebagai berikut:
(1) Citra iris mata yang akan dideteksi secara iridologi, hendaknya telah melalui tahapan
preprocessing yang memadai, terutama mengurangi glare atau kilatan cahaya pada saat
proses akuisisi citra, untuk meningkatkan keberhasilan pendeteksian.
(2) Untuk proses pengambilan citra iris mata disarankan menggunakan perangkat kamera
khusus dengan pencahayaan yang maksimal, agar menghasilkan data citra yang lebih baik.
(3) Penulis menyarankan untuk selanjutnya agar menggunakan metode clustering yang lain.
DAFTAR PUSTAKA
Saefurrohman, (2013), “Sistem Penentuan Kolesterol pada Manusia dengan Iridology
menggunakan Deteksi Tepi”, Jurnal Teknik Informasi Dinamik Volume 18, No.1 Januari
2013:30-40, ISSN: 0854-9524.
Putra, D. 2010, Pengolahan Citra Digital, Ed. 1, Andi Offset, Yogyakarta.
Kadir, Abdul., Susanto Adhi (2012), Teori dan Aplikasi Pengolahan Citra, C.V Andi Offset,
Yogyakarta
Prasetyo, E. 2012, Data Mining Konsep dan Aplikasi menggunakan MATLAB, Ed. 1, Andi Offset,
Yogyakarta

More Related Content

Similar to DETEKSI KELEBIHAN KOLESTEROL

jurnal.pdf
jurnal.pdfjurnal.pdf
jurnal.pdfALDI511
 
RANCANGAN SISTEM VISION UNTUK KEPERLUAN GRADING DALAM MENGANTISIPASI KEBUTUHA...
RANCANGAN SISTEM VISION UNTUK KEPERLUAN GRADING DALAM MENGANTISIPASI KEBUTUHA...RANCANGAN SISTEM VISION UNTUK KEPERLUAN GRADING DALAM MENGANTISIPASI KEBUTUHA...
RANCANGAN SISTEM VISION UNTUK KEPERLUAN GRADING DALAM MENGANTISIPASI KEBUTUHA...Dini Pratiwi
 
Jurnal 15398 ilmplementasi k-nearest neighbor untuk mengenali pola citra dala...
Jurnal 15398 ilmplementasi k-nearest neighbor untuk mengenali pola citra dala...Jurnal 15398 ilmplementasi k-nearest neighbor untuk mengenali pola citra dala...
Jurnal 15398 ilmplementasi k-nearest neighbor untuk mengenali pola citra dala...ym.ygrex@comp
 
804-1-5469-1-10-20170810.pdf
804-1-5469-1-10-20170810.pdf804-1-5469-1-10-20170810.pdf
804-1-5469-1-10-20170810.pdfSummer Triangle
 
13 jusi-vol-1-no-2- sistem-informasi-presensi-menggunakan-sidik-jari
13 jusi-vol-1-no-2- sistem-informasi-presensi-menggunakan-sidik-jari13 jusi-vol-1-no-2- sistem-informasi-presensi-menggunakan-sidik-jari
13 jusi-vol-1-no-2- sistem-informasi-presensi-menggunakan-sidik-jariJamil Jamil
 
Bab 6 konsep pengukuran
Bab 6 konsep pengukuranBab 6 konsep pengukuran
Bab 6 konsep pengukuraninggitmichael
 
Procceding_KNIT_2_97-102_AndikaDwiHadiri
Procceding_KNIT_2_97-102_AndikaDwiHadiriProcceding_KNIT_2_97-102_AndikaDwiHadiri
Procceding_KNIT_2_97-102_AndikaDwiHadiriAndika Dwi Hadiri
 
Naskah%20 publikasi
Naskah%20 publikasiNaskah%20 publikasi
Naskah%20 publikasiCahyaUPN97
 
Abstrak 5495101 tpjua
Abstrak 5495101 tpjuaAbstrak 5495101 tpjua
Abstrak 5495101 tpjuaCut Lilis
 
Penginderaan Jauh : Deteksi Awan
Penginderaan Jauh : Deteksi AwanPenginderaan Jauh : Deteksi Awan
Penginderaan Jauh : Deteksi AwanWachidatin N C
 
Tugas presensate pcd
Tugas presensate pcdTugas presensate pcd
Tugas presensate pcdBfhie El
 
Presentasi Seminar Proposal
Presentasi Seminar ProposalPresentasi Seminar Proposal
Presentasi Seminar ProposalDaryan Ramadhany
 
Clustering kualitas-beras-dengan-k-means
Clustering kualitas-beras-dengan-k-meansClustering kualitas-beras-dengan-k-means
Clustering kualitas-beras-dengan-k-meansichal palawa
 
Laporan praktikum teori peluang 3
Laporan praktikum teori peluang 3 Laporan praktikum teori peluang 3
Laporan praktikum teori peluang 3 zenardjov
 
Probabilitas
ProbabilitasProbabilitas
Probabilitasprihase
 

Similar to DETEKSI KELEBIHAN KOLESTEROL (20)

jurnal.pdf
jurnal.pdfjurnal.pdf
jurnal.pdf
 
RANCANGAN SISTEM VISION UNTUK KEPERLUAN GRADING DALAM MENGANTISIPASI KEBUTUHA...
RANCANGAN SISTEM VISION UNTUK KEPERLUAN GRADING DALAM MENGANTISIPASI KEBUTUHA...RANCANGAN SISTEM VISION UNTUK KEPERLUAN GRADING DALAM MENGANTISIPASI KEBUTUHA...
RANCANGAN SISTEM VISION UNTUK KEPERLUAN GRADING DALAM MENGANTISIPASI KEBUTUHA...
 
9 f43e4d cd01
9 f43e4d cd019 f43e4d cd01
9 f43e4d cd01
 
Jurnal 15398 ilmplementasi k-nearest neighbor untuk mengenali pola citra dala...
Jurnal 15398 ilmplementasi k-nearest neighbor untuk mengenali pola citra dala...Jurnal 15398 ilmplementasi k-nearest neighbor untuk mengenali pola citra dala...
Jurnal 15398 ilmplementasi k-nearest neighbor untuk mengenali pola citra dala...
 
804-1-5469-1-10-20170810.pdf
804-1-5469-1-10-20170810.pdf804-1-5469-1-10-20170810.pdf
804-1-5469-1-10-20170810.pdf
 
13 jusi-vol-1-no-2- sistem-informasi-presensi-menggunakan-sidik-jari
13 jusi-vol-1-no-2- sistem-informasi-presensi-menggunakan-sidik-jari13 jusi-vol-1-no-2- sistem-informasi-presensi-menggunakan-sidik-jari
13 jusi-vol-1-no-2- sistem-informasi-presensi-menggunakan-sidik-jari
 
Bab 6 konsep pengukuran
Bab 6 konsep pengukuranBab 6 konsep pengukuran
Bab 6 konsep pengukuran
 
Procceding_KNIT_2_97-102_AndikaDwiHadiri
Procceding_KNIT_2_97-102_AndikaDwiHadiriProcceding_KNIT_2_97-102_AndikaDwiHadiri
Procceding_KNIT_2_97-102_AndikaDwiHadiri
 
Biometrik Retina Mata
Biometrik Retina MataBiometrik Retina Mata
Biometrik Retina Mata
 
SEMPRO.pptx
SEMPRO.pptxSEMPRO.pptx
SEMPRO.pptx
 
Naskah%20 publikasi
Naskah%20 publikasiNaskah%20 publikasi
Naskah%20 publikasi
 
Abstrak 5495101 tpjua
Abstrak 5495101 tpjuaAbstrak 5495101 tpjua
Abstrak 5495101 tpjua
 
Penginderaan Jauh : Deteksi Awan
Penginderaan Jauh : Deteksi AwanPenginderaan Jauh : Deteksi Awan
Penginderaan Jauh : Deteksi Awan
 
9868 22329-1-pb
9868 22329-1-pb9868 22329-1-pb
9868 22329-1-pb
 
Tugas presensate pcd
Tugas presensate pcdTugas presensate pcd
Tugas presensate pcd
 
Bab iii jadi
Bab iii jadiBab iii jadi
Bab iii jadi
 
Presentasi Seminar Proposal
Presentasi Seminar ProposalPresentasi Seminar Proposal
Presentasi Seminar Proposal
 
Clustering kualitas-beras-dengan-k-means
Clustering kualitas-beras-dengan-k-meansClustering kualitas-beras-dengan-k-means
Clustering kualitas-beras-dengan-k-means
 
Laporan praktikum teori peluang 3
Laporan praktikum teori peluang 3 Laporan praktikum teori peluang 3
Laporan praktikum teori peluang 3
 
Probabilitas
ProbabilitasProbabilitas
Probabilitas
 

Recently uploaded

Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BAbdiera
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docxbkandrisaputra
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Abdiera
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASreskosatrio1
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdfsdn3jatiblora
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...MarwanAnugrah
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKirwan461475
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfirwanabidin08
 
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptxHendryJulistiyanto
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)3HerisaSintia
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CAbdiera
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5KIKI TRISNA MUKTI
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfbibizaenab
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptxGiftaJewela
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfCandraMegawati
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxJamhuriIshak
 

Recently uploaded (20)

Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
 
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
 

DETEKSI KELEBIHAN KOLESTEROL

  • 1. Prosiding SNATIF Ke-1 Tahun 2014 ISBN: 978-602-1180-04-4 Fakultas Teknik – Universitas Muria Kudus 287 DETEKSI IRIS MATA UNTUK MENENTUKAN KELEBIHAN KOLESTEROL MENGGUNAKAN EKSTRAKSI CIRI MOMENT INVARIANT DENGAN K-MEANS CLUSTERING Handini Arga Damar Rani1* , Endang Supriyati1 , Tutik Khotimah1 1 Program Studi Teknik Informatika, Fakultas Teknik, Universitas Muria Kudus Gondangmanis, PO Box 53, Bae, Kudus 59352 * Email: Hani.arga@gmail.com Abstrak Iris mata manusia memiliki pola yang sangat unik dan berbeda pada setiap manusia, sehingga sangat mungkin untuk menggunakannya sebagai dasar pengenalan biometric yang dikenal dengan ilmu iridology. Iridology adalah metode pembacaan peta pada mata untuk mendeteksi beberapa jenis penyakit dengan menggunakan pola pengamatan iris mata. Pada penelitian ini penulis mengambil data iris mata menggunakan kamera digital, namun citra iris mata yang didapatkan masih tampak kabur sehingga memerlukan pengolahan untuk mengurangi kekaburan. Penulis mendesain perangkat lunak untuk meningkatkan kualitas citra foto iris mata yang memiliki gejala kolesterol. Metode yang digunakan adalah ekstraksi ciri moment invariant, dibantu dengan algoritma K-Means Clustering untuk perhitungan jarak pusat cluster pada citra iris mata. Dari hasil citra iris mata yang telah diujikan dapat dikelompokkan menjadi iris mata normal dan iris mata penderita kolesterol tinggi. Dalam penelitian ini tingkat akurasi dari data penelitian adalah sebesar 95%. Kata kunci: Euclidean Distance, Iris mata, Kolesterol, Moment Invariant 1. PENDAHULUAN Iridologi (Inggris: Iridology) adalah ilmu yang mempelajari pola dan susunan serat pada iris mata. Selama jangka waktu ratusan tahun, banyak ahli iridologi yang telah mempelajari pola-pola pada mata, dan menghubungkannya dengan problem-problem kesehatan tertentu, kekuatan dan kelemahan fisik seseorang, dan karakter kepribadiannya. Melalui pengamatan dan observasi secara empiris, mereka mendapati adanya pola-pola yang beraturan, yang mengindikasikan adanya kelemahan fisik dalam diri seseorang, karena orang-orang yang memiliki pola iris mata sama ternyata mengalami problem kesehatan yang sama. Observasi ini merupakan dasar dari Analisa Iridologi Konstitusional (Constitutional Iridology Analysis), dan kemudian hasilnya disusun dalam sebuah peta mata. Diagnosis gejala suatu penyakit yang diderita pasien pada umumnya dilakukan tes laboratorium, dimana tes ini cukup mahal dan terkadang menimbulkan luka serta hasilnya pun terkadang lama untuk diketahui. Diagnosis gangguan organ tubuh manusia dalam perkembangannya telah memunculkan berbagai cara, salah satunya dengan memanfaatkan organ tubuh manusia. Salah satu pemanfaatan organ tubuh untuk mendiagnosis adalah melalui iris mata. Iris mata menyimpan berbagai informasi segala perubahan dan ketidakseimbangan tubuh manusia. Pemanfaatan pengolahan citra yang berkembang sedemikian pesat dapat digunakan sebagai salah satu metode yang dapat digunakan untuk mempermudah menentukan penyakit melalui iris mata. Pengolahan citra pada penelitian ini menggunakan metode ekstraksi ciri moment invariant yang diharapkan mampu menganalisis data uji lebih detail. Dalam proses cluster-nya menggunakan metode K-means Clustering yang dalam perhitungan jarak titik pusat cluster menggunakan metode Euclidean distance. Penelitian yang sudah pernah dilakukan, “Sistem Penentuan Kolesterol pada manusia dengan Iridology menggunakan Deteksi Tepi”. Memiliki rancangan sistem yang meliputi pegolahan citra digital berkaitan dengan pendeteksian citra iris mata menggunkan 4 (empat) deteksi tepi citra iris mata yaitu operator deteksi tepi Canny, Robert, Sobel dan Prewit (Saefurrohman, 2013). Dalam penelitian ini, akan dicoba untuk dikembangkan suatu sistem alternatif untuk deteksi kolesterol manusia termasuk kolesterol tinggi, atau normal dengan menggunakan komputer sebagai media utama.
  • 2. Prosiding SNATIF Ke-1 Tahun 2014 ISBN: 978-602-1180-04-4 Fakultas Teknik – Universitas Muria Kudus 288 2. METODOLOGI Pada bab ini akan diberikan beberapa penjelasan mengenai metode penelitian untuk merancang sistem deteksi iris mata untuk menentukan kelebihan kolesterol. 2.1.Rancangan Sistem Rancangan sistem deteksi iris mata untuk menentukan kelebihan kolesterol diperlihatkan pada gambar 1, sistem yang dibangun meliputi preprocessing, deteksi tepi, ekstraksi fitur dan proses clustering dari hasil deteksi. Gambar 1. Diagram Blok Rancangan Sistem 2.2.Sumber Data Adapun cara untuk mendapatkan data yang benar-benar akurat, relevan, dan reliable adalah akusisi citra yaitu melakukan pengambilan data secara langsung menggunakan kamera digital, dengan memotret iris mata manusia. 2.3.Evaluasi Evaluasi kinerja K-Means clustering ini menggunakan confusion matrix. Evaluasi tersebut bertujuan untuk menilai berapa persen kinerja dari sistem dapat mengenali dua kelas yang terdapat pada data uji yang telah disediakan sewaktu proses pengclusteran. Kinerja sistem yang dievaluasi dengan menghitung nilai akurasi. Dari perhitungan akurasi akan diketahui sejauh mana algoritma K-Means dapat mendeteksi Kolesterol manusia berdasarkan segmentasi citra iris mata. 3. HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan dari hasil penelitian kemudian dilakukan analisa untuk mengetahui beberapa hal yang akan menjadi kesimpulan dari penelitian ini, yaitu uji coba dilakukan dengan menggunakan data citra iris mata dari 10 manusia, yang 5 diantaranya penderita kolesterol tinggi dan 5 kolesterol normal. Citra yang di ambil terdiri dari mata kanan dan kiri sehingga total data berjumlah 20, yaitu 10 citra mata kolesterol normal dan 10 citra mata kolesterol tinggi. 3.1.Preprocessing Preprocessing yang dilakukan untuk pengolahan citra yang dapat memperbaiki kualitas citra, dimana citra yang dihasilkan dapat memberikan informasi yang jelas (Putra D, 2010) Preproecessing yang dilakukan terdiri dari grayscale (aras keabuan), bertujuan untuk mempermudah pengolahan citra warna yang rumit. Hasil dari grayscale ditunjukkan pada gambar 2. Citra asli Citra Grayscale Gambar 2. Hasil Citra Grayscale 3.2.Deteksi Tepi Canny Setelah preprocessing langkah selanjutnya adalah deteksi tepi, seperti yang sudah di jelaskan sebelumnya pada rancangan sistem, deteksi tepi yang di gunakan adalah deteksi tepi canny. Dalam
  • 3. Prosiding SNATIF Ke-1 Tahun 2014 ISBN: 978-602-1180-04-4 Fakultas Teknik – Universitas Muria Kudus 289 proses deteksi canny akan dihasilkan matrik-matrik yang memiliki nilai sehingga di gunakan dalam proses ekstraksi fitur untuk penilihan fitur terbaik yang akan digunakan dalam proses pendeteksian. Berikut hasil gambar dari deteksi tepi canny dapat dilihat pada gambar 3. Gambar 3. Hasil Deteksi Tepi Canny 3.3.Ekstraksi Fitur Moment Invariant Ekstraksi fitur menggunakan Geometric Moment Invariant. Ekstraksi ciri orde pertama merupakan metode pengambilan ciri yang didasarkan pada karakteristik nilai gray level citra.. Sehingga dapat dihitung beberapa parameter ciri orde pertama, antara nilai phi yang terdiri dari tujuh ciri φ1, φ2, φ3, φ4, φ5, φ6, dan φ7. Moment yang dihasilkan dapat digunakan untuk menangani translasi, penyekalaan, dan rotasi gambar. Penciptanya Hu, menciptakan tujuh moment invariant yang di dalam bukunya (Kadir dan Adhi, 2012) seperti berikut: 02201   (1) 2)022(2)0220(2   (2) 2)21303(2)12330(3   (3) 2)2103(2)1230(4   (4)     ]2)3012(32)1203)[2103(12303 2)0321(32)1230()1230)(12330(5     (5) )2103)(1230(114 ]03221()1230)[(0220(6     (6)     ]2)1230(32)2103)[0321(12330 2)0321(32)1230()1230)(03213(7     (7) 3.4.K-Means Clustering Hasil dari ekstraksi fitur kemudian dikelompokkan ke dalam dua kelompok (cluster) berdasarkan nilai cirri yang terdekat dengan nilai 0, yakni citra iris mata kolesterol tinggi (0) dan citra iris mata kolesterol normal (1). Berikut tabel 1, adalah hasil dari k_means clustering: Tabel 1. Hasil K-Means Clustering Deteksi Kolesterol No Nama File Target Hasil Uji 1 mki01.jpg 0 0 2 mka02.jpg 0 0 3 mki03.jpg 0 0 4 mka04.jpg 0 0 5 mki05.jpg 0 0 6 mka06.jpg 0 0 7 mki07.jpg 0 0 8 mka08.jpg 0 0 9 mki09.jpg 0 0 10 mka10.jpg 0 0 11 mki11.jpg 1 1 12 mka12.jpg 1 1 13 mki13.jpg 1 0 14 mka14.jpg 1 1 15 mki15.jpg 1 1
  • 4. Prosiding SNATIF Ke-1 Tahun 2014 ISBN: 978-602-1180-04-4 Fakultas Teknik – Universitas Muria Kudus 290 16 mka16.jpg 1 1 17 mki17.jpg 1 1 18 mka18.jpg 1 1 19 mki19.jpg 1 1 20 mka20.jpg 1 1 Setelah dilakukan perhitungan jarak Euclidean distance maka akan diperoleh nilai yang minimum dari titik pusat tiap cluster, dimana nantinya nilai minimum ini akan menentukan data uji termasuk ke dalam cluster 0 yang di definisikan sebagai citra iris mata kolesterol tinggi ataukah cluster 1 yang di definisikan sebagai citra iris mata kolesterol normal, berikut dijelaskan pada tabel 2. Tabel 2. Nilai Euclidean distance Data Uji No Nama File Ciri 1 Ciri 2 Cluster Normal Cluster Kolesterol Tinggi Kesimpulan 1 mki01.jpg 1.3745 0.0014 0.951879 0.20072 Kolesterol Tinggi 2 mka02.jpg 1.4459 0.0008 0.880566 0.12961 Kolesterol Tinggi 3 mki03.jpg 1.7804 0.0428 0.544033 0.207537 Kolesterol Tinggi 4 mka04.jpg 1.1433 0.0123 1.181908 0.431161 Kolesterol Tinggi 5 mki05.jpg 1.7590 0.0090 0.568028 0.184794 Kolesterol Tinggi 6 mka06.jpg 1.2873 0.0170 1.037804 0.287083 Kolesterol Tinggi 7 mki07.jpg 1.6900 0.0728 0.633803 0.128029 Kolesterol Tinggi 8 mka08.jpg 1.7636 0.0254 0.561887 0.189386 Kolesterol Tinggi 9 mki09.jpg 1.4406 0.0099 0.885209 0.134041 Kolesterol Tinggi 10 mka10.jpg 1.7789 0.0010 0.549201 0.205145 Kolesterol Tinggi 11 mki11.jpg 2.1881 0.0622 0.135921 0.615277 Normal 12 mka12.jpg 1.9807 0.0002 0.349993 0.406655 Normal 13 mki13.jpg 1.8551 0.0030 0.473403 0.281042 Kolesterol Tinggi 14 mka14.jpg 2.1876 0.1586 0.16292 0.629156 Normal 15 mki15.jpg 2.5850 0.0657 0.261202 1.011729 Normal 16 mka16.jpg 2.3189 0.1637 0.094696 0.758699 Normal 17 mki17.jpg 2.5143 0.1077 0.194336 0.944181 Normal 18 mka18.jpg 2.2053 0.0260 0.126168 0.630905 Normal 19 mki19.jpg 2.7721 0.0219 0.450805 1.197735 Normal 20 mka20.jpg 2.1624 0.0165 0.169814 0.587985 Normal Jika dilihat dari matrik konfusi, percobaan ini memiliki tingkat akurasi 95%, nilai 95 % ini diperoleh dari perhitungan matrik konfusi. Seperti yang diperlihatkan pada Tabel 4.1. Tabel 3. Konfusi Matriks Hasil Deteksi Kolesterol Prediksi Kolesterol Normal Kolesterol Tinggi Aktual Kolesterol Normal 9 1 Kolesterol Tinggi 0 10 Akurasi %95%100 20 )109(   x (8) Tabel matriks konfusi diatas adalah tabel yang digunakan untuk menghitung tingkat akurasi pengujian dalam mengenali data (Prasetyo E, 2012). Perhitungannya adalah jumlah data benar yang dikenali benar berjumlah 9 dan 10, maka operasinya adalah 9+10=19. Sedangkan jumlah data benar yang dikenali salah adalah 1. Itu artinya semua data telah dikenali dengan baik oleh sistem dengan nilai akurasi 95%.
  • 5. Prosiding SNATIF Ke-1 Tahun 2014 ISBN: 978-602-1180-04-4 Fakultas Teknik – Universitas Muria Kudus 291 3.5.Implementasi Aplikasi deteksi tingkat kolesterol manusia ini merupakan aplikasi yang hanya digunakan untuk mendeteksi kolesterol manusia menggunakan iris mata manusia. Aplikasi ini digunakan untuk mengetahui apakah seseorang menderita kolesterol tinggi atau normal. Ada beberapa layar yang terdapat pada aplikasi ini, diantaranya adalah menu beranda aplikasi, menu Uji data, menu K- Means clustering, dan menu pendukung lainya. Gambar 5 adalah gambar menu utama aplikasi. Aplikasi ini diberikan nama Deteksi Kolesterol Manusia. Berikut gambar tampilan dan algoritma pemakaianya pada gambar 4. Input Citra Iris Mata Grayscale Deteksi Tepi Canny Ekstraksi Fitur Moment Invariant Hitung Nilai Euclidean Distance Selesai Hasil Deteksi Gambar 4. Flowchart Aplikasi Deteksi Kolesterol Gambar 5. Aplikasi Deteksi Kolesterol 4. KESIMPULAN Dari hasil analisa terhadap pengujian yang dilakukan pada sistem deteksi kolesterol melalui iris mata manusia, menggunakan deteksi tepi canny dan ekstraksi fitur moment invariant, dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut:
  • 6. Prosiding SNATIF Ke-1 Tahun 2014 ISBN: 978-602-1180-04-4 Fakultas Teknik – Universitas Muria Kudus 292 (1) Penggunaan grayscale sebagai metode perbaikan citra sangat membantu dalam proses preprocessing. (2) Berdasarkan penelitian terdahulu deteksi tepi canny dianggap sebagai citra yang paling akurat karena menghasilkan jumlah piksel antara 1000-4000, dibanding dengan deteksi tepi yang lainya hanya menghasilkan 700-1500 piksel. (3) Dalam proses segmentasi waktu yang dibutuhkan untuk citra dengan ukuran 255x255 membutuhkan waktu kurang lebih 0,89 hingga 0,95 detik. (4) Ekstraksi fitur menggunakan moment invariant berhasil menghasilkan nilai-nilai yang dianggap paling variance. (5) Tingkat akurasi pada sistem sistem deteksi kolesterol melalui iris mata manusia, menggunakan deteksi tepi canny dan ekstraksi fitur moment invariant yang dirancang adalah 95% (6) Dari hasil nilai deteksi tepi metode pendeteksi tepi canny memiliki rata-rata nilai error rate P = 1.412 dengan prosentase 7% dari jumlah data uji. 4.1.Saran Berdasarkan analisis data, pembahasan hasil penelitian dan kesimpulan di atas, saran-saran yang dapat diberikan penulis adalah sebagai berikut: (1) Citra iris mata yang akan dideteksi secara iridologi, hendaknya telah melalui tahapan preprocessing yang memadai, terutama mengurangi glare atau kilatan cahaya pada saat proses akuisisi citra, untuk meningkatkan keberhasilan pendeteksian. (2) Untuk proses pengambilan citra iris mata disarankan menggunakan perangkat kamera khusus dengan pencahayaan yang maksimal, agar menghasilkan data citra yang lebih baik. (3) Penulis menyarankan untuk selanjutnya agar menggunakan metode clustering yang lain. DAFTAR PUSTAKA Saefurrohman, (2013), “Sistem Penentuan Kolesterol pada Manusia dengan Iridology menggunakan Deteksi Tepi”, Jurnal Teknik Informasi Dinamik Volume 18, No.1 Januari 2013:30-40, ISSN: 0854-9524. Putra, D. 2010, Pengolahan Citra Digital, Ed. 1, Andi Offset, Yogyakarta. Kadir, Abdul., Susanto Adhi (2012), Teori dan Aplikasi Pengolahan Citra, C.V Andi Offset, Yogyakarta Prasetyo, E. 2012, Data Mining Konsep dan Aplikasi menggunakan MATLAB, Ed. 1, Andi Offset, Yogyakarta