SlideShare a Scribd company logo
1 of 43
Arah Kebijakan Kajian Lingkungan
Hidup Strategis (KLHS) di Indonesia
Environmental Sector Program (ESP) 1
Indonesia State Ministry of the Environment and DANIDA
Atiek Koesrijanti
Soeryo Adiwibowo
Triarko Nurlambang
DEFINISI
APA KLHS?
Suatu proses sistematis dan komprehensif
untuk mengevaluasi dampak lingkungan,
pertimbangan sosial dan ekonomi, serta prospek
keberlanjutan dari usulan kebijakan, rencana,
atau program pembangunan
KLHS : Kajian Lingkungan Hidup Strategis (SEA: Strategic Environmental Assessment)
MENGAPA PERLU KLHS?
 Meningkatkan manfaat pembangunan.
 Rencana dan implementasi pembangunan lebih terjamin keberlanjutannya.
 Mengurangi kemungkinan kekeliruan dalam membuat prakiraan/prediksi
pada awal proses perencanaan kebijakan, rencana, atau program
pembangunan.
 Dampak negatif lingkungan di tingkat proyek pembangunan semakin efektif
diatasi atau dicegah karena pertimbangan lingkungan telah dikaji sejak
tahap formulasi kebijakan, rencana, atau program pembangunan.
In some cases sustainability remains an implicit background policy. In other cases sustainability
issues are used as (Partidário, 1996b):
(i) benchmarks against which objectives and criteria in SEA can be measured; or
(ii) a strong policy that helps to shape new forms of decision-making in support of sustainable
development.
SEA contribution towards sustainability
1. Provides broader environmental vision
2. Ensures early consideration of environmental issues
3. Anticipates environmental impacts
4. Facilitates environmentally-oriented chain of actions
5. Contributes to integrated policy-making and planning (Partidario, 2003)
PRINSIP-PRINSIP
● Sesuai tujuan (fit for purpose)
● Bersifat obyektif (objective led)
● Dijiwai oleh semangat keberlanjutan
(sustainability led)
● Komprehensif (comprehensive scope)
● Relevan untuk keputusan (decision
relevant)
● Integratif (integrative)
● Partisipatif (participative)
● Efektif biaya (cost-effectiveness)
KARAKTERISTIK
 Kajian dapat dilakukan secara BERJENJANG [tiering]:
◊ Nasional  provinsi  kabupaten/kota
◊ Kebijakan  rencana  program
 instrumen PENGIKAT antar sektor, wilayah, dan lembaga 
menjawab distorsi pemahaman OTDA
 Fokus pada KONSEP, bukan rancangan teknis fisik.
 Antisipatif terhadap dampak lingkungan yang bersifat
KUMULATIF, TIDAK LANGSUNG, dan SINERGISTIK..
BEDA DENGAN AMDAL [1]
AMDAL KLHS
POSISI
Studi kelayakan proyek [HILIR] Perumusan kebijakan,
rencana, dan program [HULU]
SIFAT
Wajib Kontekstual (masih dalam
proses pembahasan)
JANGKAUAN
LIPUTAN
Areal proyek, dsk Wilayah
Definisi yg jelas saat dimulai &
berakhirnya proyek
Kajian dapat bersifat tiering
(berjenjang): kebijakan,
rencana, program; nasional,
provinsi, kebupaten/kota
KEPUTUSAN
Kelayakan lingkungan proyek
pembangunan Mengarahkan keberlanjutan
pembangunanFokus pada upaya mitigasi
dampak
BEDA DENGAN AMDAL [2]
AMDAL KLHS
PRODUK Dokumen ANDAL, RKL, RPL Dokumen KLHS
Dokumen KRP
PEMRAKARSA Pemerintah/swasta Pemerintah
INSTITUSI PENILAI Diperlukan institusi yang
berwenang memberikan
penilaian & persetujuan AMDAL
Tidak diperlukan institusi yg
berwenang memberikan
penilaian & persetujuan KLHS
Kebijakan Perencanaan Program Proyek
KAJIAN LINGKUNGAN
Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS)
KLHS Programatik
KLHS Kebijakan
KLHS Regional
KLHS Sektoral
AMDAL
Source: Partidario, 2000
TIPOLOGI
Rekomendasi Kebijakan
 Apapun definisi KLHS yang akan dikonstruksikan definisi tersebut
tidak boleh eksklusif, tidak boleh menjadi rujukan tunggal dan tidak
boleh menegasikan definisi lain yang kemungkinan akan timbul dan
dikonstruksikan oleh para akademisi, praktisi atau institusi tertentu.
 Definisi KLHS setidaknya perlu mengandung 4 komponen:
– Diselenggarakan pada tahap awal perumusan kebijakan,
rencana atau program KRP);
– Menelaah dampak lingkungan dari KRP
– Mempertimbangkan aspek sosial dan ekonomi
– Mempertimbangkan aspek keberlanjutan
Suatu proses sistematis dan komprehensif untuk mengevaluasi dampak
lingkungan, pertimbangan sosial dan ekonomi, serta prospek keberlanjutan
dari usulan kebijakan, rencana, atau program pembangunan
(A systematic and comprehensive process to evaluate environmental impact,
social and economic consideration, as well as sustainability assurance of
proposed development policy, plan or programs)
Definisi KLHS untuk Indonesia
Atribut AMDAL KLHS
Posisi Akhir siklus pengambilan keputusan Hulu siklus pengambilan keputusan
Pendekatan Cenderung bersifat reaktif Cencerung pro-aktif
Fokus analisis
Identifikasi, prakiraan & evaluasi
dampak lingkungan
Evaluasi implikasi lingkungan dan
pembangunan berkelanjutan
Dampak kumulatif Amat terbatas
Peringatan dini atas adanya dampak
kumulatif
Titik berat telaahan
Mengendalikan dan meminimumkan
dampak negatif
Memelihara keseimbangan alam,
pembangunan berkelanjutan
Alternatif Alternatif terbatas jumlahnya Banyak alternatif
Kedalaman Sempit, dalam dan rinci
Luas dan tidak rinci sebagai
landasan untuk mengarahkan visi &
kerangka umum
Deskripsi proses
Proses dideskripsikan dgn jelas,
mempunyai awal dan akhir
Proses multi-pihak, tumpang tindih
komponen, KRP merupakan proses
iteratif & kontinyu
Fokus pengendalian
dampak
Menangani simptom kerusakan
lingkungan
Fokus pada agenda pembangunan
berkelanjutan, terutama ditujukan
utk menelaah agenda keberlanjutan,
Tujuan KLHS
Tiga macam tujuan KLHS (Sadler 2005: 20):
● Instrumental
● Transformative
● Substantive
Rekomendasi Kebijakan
● Dalam Buku Pegangan dan Pedoman KLHS perlu
disebutkan bahwa tiga macam tujuan KLHS merupakan
pilihan terbuka
● Pengguna perlu memahami konsekuensi yang dihadapi
bila yang dipilih adalah KLHS tujuan transformative atau
subtantive
Manfaat KLHS
● Merupakan instrumen proaktif dan sarana pendukung pengambilan
keputusan,
● Mengidentifikasi dan mempertimbangkan peluang-peluang baru melalui
pengkajian sistematis dan cermat atas opsi pembangunan yang
tersedia,
● Mempertimbangkan aspek lingkungan hidup secara lebih sistematis
pada jenjang pengambilan keputusan yang lebih tinggi,
● Mencegah kesalahan investasi dengan berkat teridentifikasinya peluang
pembangunan yang tidak berkelanjutan sejak dini
● Tata pengaturan (governance) yang lebih baik berkat keterlibatan para
pihak (stakeholders) dalam proses pengambilan keputusan melalui
proses konsultasi dan partisipasi
● Melindungi asset-asset sumberdaya alam dan lingkungan hidup guna
menjamin berlangsungnya pembangunan berkelanjutan,
● Memfasilitasi kerjasama lintas batas untuk mencegah konflik, berbagi
pemanfaatan sumberdaya alam, dan menangani masalah kumulatif
dampak lingkungan.
Manfaat KLHS
Dua manfaat utama KLHS:
● Mengatasi kelemahan dan keterbatasan AMDAL
● Mempromosikan pembangunan berkelanjutan dan
ramah lingkungan dengan lebih efektif
Rekomendasi kebijakan
Di dalam Buku Pegangan dan Pedoman KLHS perlu
dicantumkan macam manfaat KLHS
Prinsip, Nilai Dasar & Mutu KLHS
Nilai dasar (diperoleh dari hasil pilot project KLS)
 Keterkaitan (interdependency)
 Keberlanjutan (sustainable)
 Keadilan sosial dan ekonomi (socio-economic just)
Mutu KLHS: SEA performance criteria (IAIA 2002)
Rekomendasi Kebijakan
Di dalam Buku Pegangan dan Pedoman KLHS perlu
dicantumkan prinsip, nilai dasar dan mutu KLHS
Pendekatan KLHS
Ada 4 macam pendekatan KLHS
● KLHS dengan pendekatan menyerupai AMDAL (EIA
mainframe)
● KLHS sebagai instrumen penilaian lingkungan
(appraisal style)
● KLHS sebagai kajian terpadu (sustainability appraisal)
● KLHS sebagai pendekatan untuk pengelolaan sumber
daya alam berkelanjutan
Rekomendasi Kebijakan
1. Hindari untuk mengharuskan menggunakan pendekatan
yang seragam untuk aplikasi KLHS.
2. Mendorong pemerintah pusat, provinsi, kabupaten dan kota
untuk mengembangkan pendekatan/kelembagaan KLHS
yang sesuai dengan kondisi Indonesia dgn
mempertimbangkan:
– Sumber daya manusia dan kapasitas institusi
– Kompleksitas aplikasi dan pembahasan KLHS
– Peluang untuk menerbitkan kebijakan, rencana atau
program
– Peluang penguatan birokrasi
3.7. Macam Aplikasi KLHS
7 Macam Aplikasi KLHS di Indonesia
KLHS Tata Ruang
KLHS Rencana Pembangunan Nasional (RPJPN, RPJMN)
KLHS Rencana Pembangunan Daerah (RPJPD, RPJMD)
KLHS Regional (Daerah Aliran Sungai, Kawasan Ekonomi Khusus)
KLHS Program Pengembangan Kota
KLHS Sektor
KLHS Pengelolaan Sumber Daya Alam (Nasional, Provinsi, Kabupaten,
Pulau)
Macam Aplikasi KLHS
Waktu
Proyek Program Rencana Kebijakan
AMDA
L
Ruang
KLHS
Tata
Ruang
KLHS
Rencana
Pembanguna
n
SEA
Natural
Resource
(SENRA)
Nasional
Provinsi
Kabupaten
Kota
Proyek
SEA
Urban
Dev
(NUES)
Rekomendasi Kebijakan
KLHS
Tata
Ruang
KLHS
Rencana
Pembanguna
n
KLHS
Kebijakan
Pengelolaan
SDA
KLHS
Sektor
Peraturan
Pemerintah
tentang
KLHS
KLHS
Regional Pedoman
Teknis KLHS
Perlu
ditetapkan
peraturan
perundangan
ttg KLHS
Rekomendasi Kebijakan
● Amalgamasi atau Integrasi Pertimbangan Lingkungan
KRP KLHS
Proses IntegrasiProses amalgamasi
(merging)
SISTEM PERENCANAAN & KLHS
PERENC. TATA RUANG NAS
PERENC. PEMB. NAS
P’RNC.TAT’ RUANG - Prop
P’RNC. PMB. Daerah/ Prop
P’RNC. TAT’ RUANG Kab
P’RNC. PMB. Daeran/ Kab
 BAPPENAS
 BKTRN
 DPU
 SEKTOR
 DDN
 KLH
 BAPPEDA
 BKPRD
 DINAS
 BAPEDALDA
 BAPPEDA
 BKPRD
 DINAS
 BAPEDALDA
KLHS
KLHS
KLHS
PERENC. SEKTOR NAS
PERENC. SEKTOR - Prop
PERENC. SEKTOR - Kab
Propinsi
Kab/ Kota
Nasional
KLHS Prosedur & Metode
KLHS menyerupai
AMDAL
KLHS Penilaian Lingkungan
KLHS Tipe Analisis
Terpadu SDA
Penapisan Penapisan Penilaian awal
Pelingkupan Analisis efek lingkungan Analisis Terpadu Sumber
Daya Alam
Laporan KLHS Lingkup dan karakter efek
lingkungan
Final Analisis Terpadu
Sumber Daya Alam
Partisipasi Masyarakat Pencegahan efek lingkungan
Konsultasi Lingkup dan karakter efek
residual
Pengambilan Keputusan Tindak lanjut dan pemantauan
efek lingkungan
Pemantauan Kepedulian masyarakat dan
stakeholders
Sadler (2005: 18)
Rekomendasi Kebijakan
Buku Pegangan dan Pedoman KLHS harus memuat:
● KLHS adalah “marga” konsep, pendekatan dan
instrumen
● Mendorong pengembangan KLHS yang sesuai
dengan kondisi Indonesia
Sukarela dan Wajib
● Wajib vs Sukarela: perdebatan
● Pemerintah Pusat menetapkan kebijakan, rencana, atau
program tertentu yang wajib KLHS tanpa melalui proses
penapisan
● Kebijakan, rencana, atau program tertentu wajib KLHS
setelah menempuh proses penapisan yang dilakukan
oleh instansi pemerintah yang berkepentingan. Proses
penapisan dapat dilakukan oleh
– Pemerintah pusat
– Pemerintah Provinsi, Kabupaten, Kota
Proses Penapisan
Perilaku Dampak
Lingkungan
Karakter Kebijakan,
Rencana & Program
● Kemungkinan potensi
dampak penting
● Dampak kumulatif
● Resiko terhadap
keberlanjutan ekosistem
● Kemungkinan ancaman
terhadap keberlanjutan
pembangunan
● Kemungkinan kerusakan
sumber daya alam
Daftar Uji, Matrik
Tanpa proses
Penapisan
Wajib KLHS Keputusan Tidak Wajib
Ya Tidak
Proses Penapisan
KLHS
Sistem Lingkungan Hidup
Perubahan Iklim
dan Variasinya
Kejadian ekstrim (bencana)
Ketersediaan SD Air,
udara dan
tanah berkualitas
Naiknya permukaan air laut
DampakpdLH
Perubahan pada emisi
dan tutupan lahan
Perubahan pada SD
Air, Tanah,
Permodalan,
Ketenagkerjaan, dan
produktifitas
Perubahan pada
pola produksi
dan konsumsi
DampakpdEkonomi
Kerentanan
KEBIJAKAN
Mitigasi
Adaptasi
Sistem Ekonomi
Tekanan LH
Tekanan
Ekonomi
Contoh Simplifikasi Model Kajian Integrasi Pembangunan dan LH
(KLHS)
Policy recommendation for SEA Guideline
Factor
SEA Institution/Approach
EIA
mainframe
EIA
Modified
Integrated
Assessment
Sustainable
Resource
Capacity of institution and
human resource requirements
M M H H
Level of difficulty of SEA
application and review
L M H H
Opportunity to develop better
PPP
M M H H
Opportunity to increase
bureaucracy
H M L L
ROAD-MAP RENCANA APLIKASI KLHS
TUJUAN
Merancang garis besar rencana penerapan KLHS pada proses perumusan,
pelaksanaan dan pengendalian Perencanaan Pembangunan
HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN
• 3 aspek mendasar: capacity building (lembaga, SDM, Sistem)
• Persiapan perumusan perencanaan pembangunan daerah
a. Persyaratan substansi
b. Persyaratan pelaksanaan perencanaan
• Proses perumusan perencanaan pembangunan daerah
a. Tata laksana dan koordinasi
b. Kriteria kinerja perumusan
• Pelaksanaan dan pengendalian pembangunan daerah
a. Kriteria kinerja pelaksanaan
b. Sistem pengendalian
OUTPUT TUGAS
Berupa penjelasan singkat identifikasi permasalahan di atas dan dapat dengan
menggunakan skema ataupun butir-butir penjelasan. Masing-masing kelompok dimohon
untuk mempresentasikan output ini pada sesi I hari Jumat tgl 1 Agustus 2008.
Terima kasih
Jika menggunakan
pendekatan regional maka
akan dilihat lebih holistik
/komprehensif (capturing) dan
sistemik; prioritas nya adalah
kebutuhan stakeholder Pengang
guran
Tabungan
terbatas
Kurang
modal
Produktifi
tas rendah
Pendapatan
/kapita
rendah
Daya beli
rendah
Pertmbhn
eko. rendah
Keluarga
besar
Laju
kelahiran
tinggi
Permintaan
tenga kerja
tinggi
Output/
pekerja
kurang
Pendidikan
kurang
Kemiskinan
Perumahan
tak layak
Kondisi hidup
tak sehat
Kesehatan
buruk
Kurang gizi
Diet jelek
Ouput
pertanian
kecil
Sedikit input
modern
REGION
Jabodetabekcur
Jika menggunakan
pendekatan sektoral
maka sulit menentukan
prioritas diantara sektor-
sektor
Penetapan Prioritas
Pembangunan
Relatif lebih mudah Relatif lebih sulit
Krisis
Ekologi
B
e
r
b
a
s
i
s
R
e
g
i
o
n
a
l
A
k
t
i
f
i
t
a
s
P
e
m
b
a
n
g
u
n
a
n
A
k
t
i
f
i
t
a
s
M
a
s
y
a
r
a
k
a
t
Tingkat
Pembangunan
Jabodetabekjur
Layak untuk
melanjutkan
kegiatan
pembangunan
Tidak Layak untuk
melanjutkan
kegiatan
pembangunan
Kondisi
Pembangunan
mengarah kritis
 perlu
perlakuan
khusus
Kondisi
Pembangunan sudah
kritis  Kegiatan
Pembangu Utama
perlu dibekukan/
dihentikan
Kondisi
pembangunan
yg aman 
perlu/ dapat
dipertahankan
kelangusngan
nya
Ambang batas Ambang batas
Kondisi Krisis Ekologi dan Pembangunan
Waktu
Tingkat
Pembangunan
Jabodetabekjur
Tingkat
Pembangunan
Jabodetabekjur
Perumahan
Commercial
Area
Pelab
uhan
gud
angHutan
Housing
allocation
Commercial
Area
Pelab
uhan
gud
ang
Hutan
Perumahan
T0
Tn
t0
tn
Kondisi Krisis Ekologi dan Pembangunan
Sawah/ tegalan
Sawah/
tegalan
gud
ang
gud
ang
Sosial
Ekonomi SDA/ LH
Pembangunan
Berkelanjutan
• lintas sektoral
• lintas wilayah Adm.
• Ketimpangan kesejahteraan sosial
• Akses tidak merata terhadap fasum/ fasos
• Tingkat pelanggaran hukum masih tinggi (pidana dan perdata)
• Masih terjadi ketimpangan/
disparitas pembangunan
ekonomi (wilayah hilr dan hulu)
• Pembangunan sektor sekunder
(manufaktur/ industri) dan sektor
tersier (jasa) semakin
mendominasi
• Pembangunan Infrastruktur
terkonsentrasi di wilayah
perkotaan (hilir)
• Sumberdaya Air menjadi
sangat sensitif ketersediaannya
dibandingkan kebutuhan yang
meningkat pesat (di sektor
industri dan pemukiman baru di
wilayah perkotaan)
• Pencemaran air dan udara
berpotensi menjadi semakin
tinggi, khususnya di wilayah
perkotaan
• Sumberdaya alam lainnya
belum tergali optimal
• Masih ada keluhan dari pelaku pembangunan swasta nasional/ asing dan masyarakat terhadap
kinerja pemerintah (good governance dan layanan publik)
• Masyarakat dan pelaku pembangunan belum menyatu dalam proses pembangunan
• Mendambakan Civil Society / Masyarakat Madani – Parisipasi Aktif Masyarakat dalam Pembangunan
Perda
di
P. Jawa per
Tingkat
Wilayah
Motif Perda
Retribusi ijin
usaha (pajak) atau
pemberian ijin
untuk eksploitasi
SDA
Tindakan
kolaboratif
pengelolaan &
pemanftan SDA
Hak masyarakat
untuk akses,
pemanftan dan
kontrol atas SDA
Total
(%)
Provinsi 16 18 3 37 (31%)
Kabupaten 46 15 8 69 (58%)
Kota 9 3 1 13 (11%)
Total
(Persentase)
71
(60%)
36
(30%)
12
(10%)
119
(100%)
 Dg kriteria dunia
 Dg khas Indonesia tanpa
pengelolaan sampah &CO2
 Dg khas Indonesia
dg pengelolaan sampah dan CO2
 Overshoot :
- 462.832.500 ha
 Overshoot
- 71.113.436 ha
 Overshoot
- 139.695.000 ha
 Jika jejak ekologi diturunkan 90%
maka lahan di P Jawa mencukupi
Perbandingan Penilaian Daya
Dukung Lingkungan
SDA yang
Diatur
Di
P. Jawa
Motif Perda
Retribusi ijin usaha
(pajak) atau
pemberian ijin untuk
eksploitasi SDA
Tindakan
kolaboratif
pengelolaan
dan
pemanfaatan
SDA
Hak masyarakat
untuk akses,
pemanfaatan dan
kontrol atas SDA
Total
(%)
Air 28 16 2 46 (39%)
Tanah 11 1 0 12 (10%)
Hutan 15 10 7 32 (27%)
Tambang 17 0 0 17 (14%)
Baku Mutu
Lingkungan
0 9 3 12 (10%)
Total
(Persentase)
71 (60%) 36 (30%) 12 (10%) 119 (100%)
Kehidupan dan Pembangunan
Lingkungan Hidup
Definisi
Lingkungan Hidup adalah kesatuan ruang
dengan semua
benda, daya, keadaan, dan makhluk
hidup, termasuk manusia dan
perilakunya, yang mempengaruhi
kelangsungan perikehidupan dan
kesejahteraan manusia serta mahluk
hidup lainnya (UU no. 23 tahun 1997
tentang Lingkungan Hidup, Bab 1, pasal
1)
Ruang
Definisi
Ruang adalah wadah yang meliputi ruang
darat, ruang laut dan ruang udara,
termasuk ruang di dalam bumi
sebagai satu kesatuan wilayah,
tempat manusia dan mahluk hidup
lain, melakukan kegiatan, dan
memelihara kelangsungan
hidupnya (UU no. 26 tahun 2007,
tentang Penataan Ruang, Bab 1 ,
Pasal 1)
(Z on e B 1
& B 4)(Z on e B 1
& B 4)
S um ber: C itra
L an dsat 3 0-07 -1 992
O leh :D itjen Penataan
R uang dan LA PA N
(Z on e
B 3 & B 4)(Z on e
B 5)(Z on e
B 2)(Z on e
N 2 & N 2 )
(Z on e
N 2 )(Z on e
N 2 )(Z on e
N 2 )
S um ber: C itra
L an dsat 1 7-07 -2 001
O leh :D itjen Penataan
R uang dan LA PA N
1992
2001
P E N G U R A N G A N R U A N G
T E R B U K A H IJA U D I
J A B O D E T A B E K
• Hampir semua kegiatan kehidupan dan
Pembangunan perlu atau berkaitan dengan tempat/
lokasi/ ruang.
• Konsep Ruang identik dengan Lingkungan
Arah Kebijakan dan Tujuan Pembangunan
Basis Pembangunan Nasional :
Mainstreaming Pembangunan Berkelanjutan
Kebijakan Pembangunan Wilayah harus sejalan dengan
Pembangunan Lingkungan Hidup
OUTPUT:
Peningkatan Kesejahteraan
• Pro growth
• Pro-poor
• Sustainability
Dari Ide menjadi Realita
Peran Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS)
Visi & Misi
Tujuan
Pembangunan
Strategi
Pembangunan
Arah
Kebijakan
Program
Prosedur/
Peraturan
Pelaksanaan
Konsep/
Ide
Realita
Monitoring &
Evaluasi
KLHS sangat disarankan lembaga Persikatan Bangsa Bangsa dan sudah diterapkan dibanyak
negara (Eropah, Asia Timur, Amerika , Australia dan Afrika)
Kajian Lingkungan dalam konteks Tahap
Pengambilan Keputusan
KAJIAN
LINGKUNGAN
HIDUP
STRATEGIS
Analisa
Dampak
Lingkungan
Kebijakan
Perencanaan
Program
Proyek- Proyek
Kontribusi SEA bagi Penguatan
Penataan Ruang
Arah
Kebijakan, Tuj
uan dan
Strategi
Pembangunan
RPJM/D
Penataan Ruang
berwawasan
Lingkungan dan
berbasis
Pembangunan
Berkelanjutan
RTRW
Pelaksanaan
Pembangunan
Proyek-Proyek
Perlu lokasi
untuk ekeskusi
kegiatan
pembangunan
B K P R N / D
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS

More Related Content

What's hot

Perencanaan dan Evaluasi Program Kesehatan Lingkungan
Perencanaan dan Evaluasi Program Kesehatan LingkunganPerencanaan dan Evaluasi Program Kesehatan Lingkungan
Perencanaan dan Evaluasi Program Kesehatan Lingkungannesyaazzura
 
Analisis mengenai dampak lingkungan amdal
Analisis mengenai dampak lingkungan amdalAnalisis mengenai dampak lingkungan amdal
Analisis mengenai dampak lingkungan amdalBhekti Dwiyanto
 
KEBIJAKAN NASIONAL DAYA DUKUNG DAN DAYA TAMPUNG LINGKUNGAN HIDUP
KEBIJAKAN NASIONAL DAYA DUKUNG DAN DAYA TAMPUNG LINGKUNGAN HIDUPKEBIJAKAN NASIONAL DAYA DUKUNG DAN DAYA TAMPUNG LINGKUNGAN HIDUP
KEBIJAKAN NASIONAL DAYA DUKUNG DAN DAYA TAMPUNG LINGKUNGAN HIDUPLAKSMI WIJAYANTI
 
Pengertian, proses dan manfaat andal muchsin
Pengertian, proses dan manfaat andal muchsinPengertian, proses dan manfaat andal muchsin
Pengertian, proses dan manfaat andal muchsinraysa hasdi
 

What's hot (6)

Ddp 2
Ddp 2Ddp 2
Ddp 2
 
Phk lingkungan!
Phk   lingkungan!Phk   lingkungan!
Phk lingkungan!
 
Perencanaan dan Evaluasi Program Kesehatan Lingkungan
Perencanaan dan Evaluasi Program Kesehatan LingkunganPerencanaan dan Evaluasi Program Kesehatan Lingkungan
Perencanaan dan Evaluasi Program Kesehatan Lingkungan
 
Analisis mengenai dampak lingkungan amdal
Analisis mengenai dampak lingkungan amdalAnalisis mengenai dampak lingkungan amdal
Analisis mengenai dampak lingkungan amdal
 
KEBIJAKAN NASIONAL DAYA DUKUNG DAN DAYA TAMPUNG LINGKUNGAN HIDUP
KEBIJAKAN NASIONAL DAYA DUKUNG DAN DAYA TAMPUNG LINGKUNGAN HIDUPKEBIJAKAN NASIONAL DAYA DUKUNG DAN DAYA TAMPUNG LINGKUNGAN HIDUP
KEBIJAKAN NASIONAL DAYA DUKUNG DAN DAYA TAMPUNG LINGKUNGAN HIDUP
 
Pengertian, proses dan manfaat andal muchsin
Pengertian, proses dan manfaat andal muchsinPengertian, proses dan manfaat andal muchsin
Pengertian, proses dan manfaat andal muchsin
 

Similar to Arah kebijakanklhs bangda

1. MODUL 1-PENGANTAR KLHS.ppt
1. MODUL 1-PENGANTAR KLHS.ppt1. MODUL 1-PENGANTAR KLHS.ppt
1. MODUL 1-PENGANTAR KLHS.pptmarhadihadi2
 
KLHS RPJMD Kota Pekanbaru 2017-2022 [Ekpspose pendahuluan]
KLHS RPJMD Kota Pekanbaru 2017-2022 [Ekpspose pendahuluan]KLHS RPJMD Kota Pekanbaru 2017-2022 [Ekpspose pendahuluan]
KLHS RPJMD Kota Pekanbaru 2017-2022 [Ekpspose pendahuluan]Amdal Indonesia Online
 
Pengkajian pengaruh krp
Pengkajian pengaruh krpPengkajian pengaruh krp
Pengkajian pengaruh krpalizias_boys
 
bimtek tahapan klhs
bimtek  tahapan klhsbimtek  tahapan klhs
bimtek tahapan klhsHauris Pati
 
Proses Pelaksanaan KLHS RTRW dan RPJM di Kabupaten
Proses Pelaksanaan KLHS RTRW dan RPJM di KabupatenProses Pelaksanaan KLHS RTRW dan RPJM di Kabupaten
Proses Pelaksanaan KLHS RTRW dan RPJM di KabupatenMusnanda Satar
 
kajian lingkungan hidup strategis
kajian lingkungan hidup strategiskajian lingkungan hidup strategis
kajian lingkungan hidup strategisMaulana Ferdinand
 
Penyelenggaraan klhs rtrw sulut
Penyelenggaraan klhs rtrw sulutPenyelenggaraan klhs rtrw sulut
Penyelenggaraan klhs rtrw sulutRio Prastia
 
Ekspose klhs kramatwatu fix
Ekspose klhs kramatwatu fixEkspose klhs kramatwatu fix
Ekspose klhs kramatwatu fixHari Setiawan
 
KLHS KSP KKJSS, KKJSM, Tanjung Bulu Pandan.pptx
KLHS KSP KKJSS, KKJSM, Tanjung Bulu Pandan.pptxKLHS KSP KKJSS, KKJSM, Tanjung Bulu Pandan.pptx
KLHS KSP KKJSS, KKJSM, Tanjung Bulu Pandan.pptxBundaHiel
 
Pengertian proses-manfaat amdal
Pengertian proses-manfaat amdalPengertian proses-manfaat amdal
Pengertian proses-manfaat amdalAry Ajo
 
Materiamdalforup pptx-130121223558-phpapp01
Materiamdalforup pptx-130121223558-phpapp01Materiamdalforup pptx-130121223558-phpapp01
Materiamdalforup pptx-130121223558-phpapp01M Nasution
 
AMDAL DAN AUDIT LAPANGAN.ppt
AMDAL DAN AUDIT LAPANGAN.pptAMDAL DAN AUDIT LAPANGAN.ppt
AMDAL DAN AUDIT LAPANGAN.pptRadhitaMayPutri
 

Similar to Arah kebijakanklhs bangda (20)

1. MODUL 1-PENGANTAR KLHS.ppt
1. MODUL 1-PENGANTAR KLHS.ppt1. MODUL 1-PENGANTAR KLHS.ppt
1. MODUL 1-PENGANTAR KLHS.ppt
 
k
kk
k
 
KLHS RPJMD Kota Pekanbaru 2017-2022 [Ekpspose pendahuluan]
KLHS RPJMD Kota Pekanbaru 2017-2022 [Ekpspose pendahuluan]KLHS RPJMD Kota Pekanbaru 2017-2022 [Ekpspose pendahuluan]
KLHS RPJMD Kota Pekanbaru 2017-2022 [Ekpspose pendahuluan]
 
Modul pengantar klhs
Modul pengantar klhsModul pengantar klhs
Modul pengantar klhs
 
Gorontalo
GorontaloGorontalo
Gorontalo
 
Pelatihan penyusunan klhs
Pelatihan penyusunan klhsPelatihan penyusunan klhs
Pelatihan penyusunan klhs
 
FGD KLHS Lombok Utara
FGD KLHS Lombok UtaraFGD KLHS Lombok Utara
FGD KLHS Lombok Utara
 
Pengkajian pengaruh krp
Pengkajian pengaruh krpPengkajian pengaruh krp
Pengkajian pengaruh krp
 
bimtek tahapan klhs
bimtek  tahapan klhsbimtek  tahapan klhs
bimtek tahapan klhs
 
Proses Pelaksanaan KLHS RTRW dan RPJM di Kabupaten
Proses Pelaksanaan KLHS RTRW dan RPJM di KabupatenProses Pelaksanaan KLHS RTRW dan RPJM di Kabupaten
Proses Pelaksanaan KLHS RTRW dan RPJM di Kabupaten
 
kajian lingkungan hidup strategis
kajian lingkungan hidup strategiskajian lingkungan hidup strategis
kajian lingkungan hidup strategis
 
Penyelenggaraan klhs rtrw sulut
Penyelenggaraan klhs rtrw sulutPenyelenggaraan klhs rtrw sulut
Penyelenggaraan klhs rtrw sulut
 
Ekspose klhs kramatwatu fix
Ekspose klhs kramatwatu fixEkspose klhs kramatwatu fix
Ekspose klhs kramatwatu fix
 
KLHS KSP KKJSS, KKJSM, Tanjung Bulu Pandan.pptx
KLHS KSP KKJSS, KKJSM, Tanjung Bulu Pandan.pptxKLHS KSP KKJSS, KKJSM, Tanjung Bulu Pandan.pptx
KLHS KSP KKJSS, KKJSM, Tanjung Bulu Pandan.pptx
 
Amdal
AmdalAmdal
Amdal
 
Pengertian proses-manfaat amdal
Pengertian proses-manfaat amdalPengertian proses-manfaat amdal
Pengertian proses-manfaat amdal
 
Bahan Ajar Teknik Lingkungan.pdf
Bahan Ajar Teknik Lingkungan.pdfBahan Ajar Teknik Lingkungan.pdf
Bahan Ajar Teknik Lingkungan.pdf
 
Materiamdalforup pptx-130121223558-phpapp01
Materiamdalforup pptx-130121223558-phpapp01Materiamdalforup pptx-130121223558-phpapp01
Materiamdalforup pptx-130121223558-phpapp01
 
AMDAL DAN AUDIT LAPANGAN.ppt
AMDAL DAN AUDIT LAPANGAN.pptAMDAL DAN AUDIT LAPANGAN.ppt
AMDAL DAN AUDIT LAPANGAN.ppt
 
AMDAL DAN AUDIT LAPANGAN.ppt
AMDAL DAN AUDIT LAPANGAN.pptAMDAL DAN AUDIT LAPANGAN.ppt
AMDAL DAN AUDIT LAPANGAN.ppt
 

More from muzakirTombolotutu

More from muzakirTombolotutu (11)

Daya saing jawa timur
Daya saing jawa timurDaya saing jawa timur
Daya saing jawa timur
 
Riset pemasaran
Riset pemasaranRiset pemasaran
Riset pemasaran
 
Rancanagan riset kausal kel. 5
Rancanagan riset kausal kel. 5Rancanagan riset kausal kel. 5
Rancanagan riset kausal kel. 5
 
Rancanagan riset kausal kel. 5
Rancanagan riset kausal kel. 5Rancanagan riset kausal kel. 5
Rancanagan riset kausal kel. 5
 
Journal of marketing education 2013-ferrell-119-28
Journal of marketing education 2013-ferrell-119-28Journal of marketing education 2013-ferrell-119-28
Journal of marketing education 2013-ferrell-119-28
 
Permen no.52 th_2012
Permen no.52 th_2012Permen no.52 th_2012
Permen no.52 th_2012
 
Pedoman gcg-perbankan
Pedoman gcg-perbankanPedoman gcg-perbankan
Pedoman gcg-perbankan
 
Service pricing wk_7
Service pricing wk_7Service pricing wk_7
Service pricing wk_7
 
The marketing-environment-2010-11
The marketing-environment-2010-11The marketing-environment-2010-11
The marketing-environment-2010-11
 
Sistem jasa-Muz
Sistem  jasa-MuzSistem  jasa-Muz
Sistem jasa-Muz
 
Sosialisasi borang
Sosialisasi borangSosialisasi borang
Sosialisasi borang
 

Arah kebijakanklhs bangda

  • 1. Arah Kebijakan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) di Indonesia Environmental Sector Program (ESP) 1 Indonesia State Ministry of the Environment and DANIDA Atiek Koesrijanti Soeryo Adiwibowo Triarko Nurlambang
  • 2. DEFINISI APA KLHS? Suatu proses sistematis dan komprehensif untuk mengevaluasi dampak lingkungan, pertimbangan sosial dan ekonomi, serta prospek keberlanjutan dari usulan kebijakan, rencana, atau program pembangunan KLHS : Kajian Lingkungan Hidup Strategis (SEA: Strategic Environmental Assessment)
  • 3. MENGAPA PERLU KLHS?  Meningkatkan manfaat pembangunan.  Rencana dan implementasi pembangunan lebih terjamin keberlanjutannya.  Mengurangi kemungkinan kekeliruan dalam membuat prakiraan/prediksi pada awal proses perencanaan kebijakan, rencana, atau program pembangunan.  Dampak negatif lingkungan di tingkat proyek pembangunan semakin efektif diatasi atau dicegah karena pertimbangan lingkungan telah dikaji sejak tahap formulasi kebijakan, rencana, atau program pembangunan. In some cases sustainability remains an implicit background policy. In other cases sustainability issues are used as (Partidário, 1996b): (i) benchmarks against which objectives and criteria in SEA can be measured; or (ii) a strong policy that helps to shape new forms of decision-making in support of sustainable development. SEA contribution towards sustainability 1. Provides broader environmental vision 2. Ensures early consideration of environmental issues 3. Anticipates environmental impacts 4. Facilitates environmentally-oriented chain of actions 5. Contributes to integrated policy-making and planning (Partidario, 2003)
  • 4. PRINSIP-PRINSIP ● Sesuai tujuan (fit for purpose) ● Bersifat obyektif (objective led) ● Dijiwai oleh semangat keberlanjutan (sustainability led) ● Komprehensif (comprehensive scope) ● Relevan untuk keputusan (decision relevant) ● Integratif (integrative) ● Partisipatif (participative) ● Efektif biaya (cost-effectiveness)
  • 5. KARAKTERISTIK  Kajian dapat dilakukan secara BERJENJANG [tiering]: ◊ Nasional  provinsi  kabupaten/kota ◊ Kebijakan  rencana  program  instrumen PENGIKAT antar sektor, wilayah, dan lembaga  menjawab distorsi pemahaman OTDA  Fokus pada KONSEP, bukan rancangan teknis fisik.  Antisipatif terhadap dampak lingkungan yang bersifat KUMULATIF, TIDAK LANGSUNG, dan SINERGISTIK..
  • 6. BEDA DENGAN AMDAL [1] AMDAL KLHS POSISI Studi kelayakan proyek [HILIR] Perumusan kebijakan, rencana, dan program [HULU] SIFAT Wajib Kontekstual (masih dalam proses pembahasan) JANGKAUAN LIPUTAN Areal proyek, dsk Wilayah Definisi yg jelas saat dimulai & berakhirnya proyek Kajian dapat bersifat tiering (berjenjang): kebijakan, rencana, program; nasional, provinsi, kebupaten/kota KEPUTUSAN Kelayakan lingkungan proyek pembangunan Mengarahkan keberlanjutan pembangunanFokus pada upaya mitigasi dampak
  • 7. BEDA DENGAN AMDAL [2] AMDAL KLHS PRODUK Dokumen ANDAL, RKL, RPL Dokumen KLHS Dokumen KRP PEMRAKARSA Pemerintah/swasta Pemerintah INSTITUSI PENILAI Diperlukan institusi yang berwenang memberikan penilaian & persetujuan AMDAL Tidak diperlukan institusi yg berwenang memberikan penilaian & persetujuan KLHS
  • 8. Kebijakan Perencanaan Program Proyek KAJIAN LINGKUNGAN Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) KLHS Programatik KLHS Kebijakan KLHS Regional KLHS Sektoral AMDAL Source: Partidario, 2000 TIPOLOGI
  • 9. Rekomendasi Kebijakan  Apapun definisi KLHS yang akan dikonstruksikan definisi tersebut tidak boleh eksklusif, tidak boleh menjadi rujukan tunggal dan tidak boleh menegasikan definisi lain yang kemungkinan akan timbul dan dikonstruksikan oleh para akademisi, praktisi atau institusi tertentu.  Definisi KLHS setidaknya perlu mengandung 4 komponen: – Diselenggarakan pada tahap awal perumusan kebijakan, rencana atau program KRP); – Menelaah dampak lingkungan dari KRP – Mempertimbangkan aspek sosial dan ekonomi – Mempertimbangkan aspek keberlanjutan Suatu proses sistematis dan komprehensif untuk mengevaluasi dampak lingkungan, pertimbangan sosial dan ekonomi, serta prospek keberlanjutan dari usulan kebijakan, rencana, atau program pembangunan (A systematic and comprehensive process to evaluate environmental impact, social and economic consideration, as well as sustainability assurance of proposed development policy, plan or programs) Definisi KLHS untuk Indonesia
  • 10. Atribut AMDAL KLHS Posisi Akhir siklus pengambilan keputusan Hulu siklus pengambilan keputusan Pendekatan Cenderung bersifat reaktif Cencerung pro-aktif Fokus analisis Identifikasi, prakiraan & evaluasi dampak lingkungan Evaluasi implikasi lingkungan dan pembangunan berkelanjutan Dampak kumulatif Amat terbatas Peringatan dini atas adanya dampak kumulatif Titik berat telaahan Mengendalikan dan meminimumkan dampak negatif Memelihara keseimbangan alam, pembangunan berkelanjutan Alternatif Alternatif terbatas jumlahnya Banyak alternatif Kedalaman Sempit, dalam dan rinci Luas dan tidak rinci sebagai landasan untuk mengarahkan visi & kerangka umum Deskripsi proses Proses dideskripsikan dgn jelas, mempunyai awal dan akhir Proses multi-pihak, tumpang tindih komponen, KRP merupakan proses iteratif & kontinyu Fokus pengendalian dampak Menangani simptom kerusakan lingkungan Fokus pada agenda pembangunan berkelanjutan, terutama ditujukan utk menelaah agenda keberlanjutan,
  • 11. Tujuan KLHS Tiga macam tujuan KLHS (Sadler 2005: 20): ● Instrumental ● Transformative ● Substantive Rekomendasi Kebijakan ● Dalam Buku Pegangan dan Pedoman KLHS perlu disebutkan bahwa tiga macam tujuan KLHS merupakan pilihan terbuka ● Pengguna perlu memahami konsekuensi yang dihadapi bila yang dipilih adalah KLHS tujuan transformative atau subtantive
  • 12. Manfaat KLHS ● Merupakan instrumen proaktif dan sarana pendukung pengambilan keputusan, ● Mengidentifikasi dan mempertimbangkan peluang-peluang baru melalui pengkajian sistematis dan cermat atas opsi pembangunan yang tersedia, ● Mempertimbangkan aspek lingkungan hidup secara lebih sistematis pada jenjang pengambilan keputusan yang lebih tinggi, ● Mencegah kesalahan investasi dengan berkat teridentifikasinya peluang pembangunan yang tidak berkelanjutan sejak dini ● Tata pengaturan (governance) yang lebih baik berkat keterlibatan para pihak (stakeholders) dalam proses pengambilan keputusan melalui proses konsultasi dan partisipasi ● Melindungi asset-asset sumberdaya alam dan lingkungan hidup guna menjamin berlangsungnya pembangunan berkelanjutan, ● Memfasilitasi kerjasama lintas batas untuk mencegah konflik, berbagi pemanfaatan sumberdaya alam, dan menangani masalah kumulatif dampak lingkungan.
  • 13. Manfaat KLHS Dua manfaat utama KLHS: ● Mengatasi kelemahan dan keterbatasan AMDAL ● Mempromosikan pembangunan berkelanjutan dan ramah lingkungan dengan lebih efektif Rekomendasi kebijakan Di dalam Buku Pegangan dan Pedoman KLHS perlu dicantumkan macam manfaat KLHS
  • 14. Prinsip, Nilai Dasar & Mutu KLHS Nilai dasar (diperoleh dari hasil pilot project KLS)  Keterkaitan (interdependency)  Keberlanjutan (sustainable)  Keadilan sosial dan ekonomi (socio-economic just) Mutu KLHS: SEA performance criteria (IAIA 2002) Rekomendasi Kebijakan Di dalam Buku Pegangan dan Pedoman KLHS perlu dicantumkan prinsip, nilai dasar dan mutu KLHS
  • 15. Pendekatan KLHS Ada 4 macam pendekatan KLHS ● KLHS dengan pendekatan menyerupai AMDAL (EIA mainframe) ● KLHS sebagai instrumen penilaian lingkungan (appraisal style) ● KLHS sebagai kajian terpadu (sustainability appraisal) ● KLHS sebagai pendekatan untuk pengelolaan sumber daya alam berkelanjutan
  • 16. Rekomendasi Kebijakan 1. Hindari untuk mengharuskan menggunakan pendekatan yang seragam untuk aplikasi KLHS. 2. Mendorong pemerintah pusat, provinsi, kabupaten dan kota untuk mengembangkan pendekatan/kelembagaan KLHS yang sesuai dengan kondisi Indonesia dgn mempertimbangkan: – Sumber daya manusia dan kapasitas institusi – Kompleksitas aplikasi dan pembahasan KLHS – Peluang untuk menerbitkan kebijakan, rencana atau program – Peluang penguatan birokrasi
  • 17. 3.7. Macam Aplikasi KLHS 7 Macam Aplikasi KLHS di Indonesia KLHS Tata Ruang KLHS Rencana Pembangunan Nasional (RPJPN, RPJMN) KLHS Rencana Pembangunan Daerah (RPJPD, RPJMD) KLHS Regional (Daerah Aliran Sungai, Kawasan Ekonomi Khusus) KLHS Program Pengembangan Kota KLHS Sektor KLHS Pengelolaan Sumber Daya Alam (Nasional, Provinsi, Kabupaten, Pulau)
  • 18. Macam Aplikasi KLHS Waktu Proyek Program Rencana Kebijakan AMDA L Ruang KLHS Tata Ruang KLHS Rencana Pembanguna n SEA Natural Resource (SENRA) Nasional Provinsi Kabupaten Kota Proyek SEA Urban Dev (NUES)
  • 20. Rekomendasi Kebijakan ● Amalgamasi atau Integrasi Pertimbangan Lingkungan KRP KLHS Proses IntegrasiProses amalgamasi (merging)
  • 21. SISTEM PERENCANAAN & KLHS PERENC. TATA RUANG NAS PERENC. PEMB. NAS P’RNC.TAT’ RUANG - Prop P’RNC. PMB. Daerah/ Prop P’RNC. TAT’ RUANG Kab P’RNC. PMB. Daeran/ Kab  BAPPENAS  BKTRN  DPU  SEKTOR  DDN  KLH  BAPPEDA  BKPRD  DINAS  BAPEDALDA  BAPPEDA  BKPRD  DINAS  BAPEDALDA KLHS KLHS KLHS PERENC. SEKTOR NAS PERENC. SEKTOR - Prop PERENC. SEKTOR - Kab Propinsi Kab/ Kota Nasional
  • 22. KLHS Prosedur & Metode KLHS menyerupai AMDAL KLHS Penilaian Lingkungan KLHS Tipe Analisis Terpadu SDA Penapisan Penapisan Penilaian awal Pelingkupan Analisis efek lingkungan Analisis Terpadu Sumber Daya Alam Laporan KLHS Lingkup dan karakter efek lingkungan Final Analisis Terpadu Sumber Daya Alam Partisipasi Masyarakat Pencegahan efek lingkungan Konsultasi Lingkup dan karakter efek residual Pengambilan Keputusan Tindak lanjut dan pemantauan efek lingkungan Pemantauan Kepedulian masyarakat dan stakeholders Sadler (2005: 18)
  • 23. Rekomendasi Kebijakan Buku Pegangan dan Pedoman KLHS harus memuat: ● KLHS adalah “marga” konsep, pendekatan dan instrumen ● Mendorong pengembangan KLHS yang sesuai dengan kondisi Indonesia
  • 24. Sukarela dan Wajib ● Wajib vs Sukarela: perdebatan ● Pemerintah Pusat menetapkan kebijakan, rencana, atau program tertentu yang wajib KLHS tanpa melalui proses penapisan ● Kebijakan, rencana, atau program tertentu wajib KLHS setelah menempuh proses penapisan yang dilakukan oleh instansi pemerintah yang berkepentingan. Proses penapisan dapat dilakukan oleh – Pemerintah pusat – Pemerintah Provinsi, Kabupaten, Kota
  • 25. Proses Penapisan Perilaku Dampak Lingkungan Karakter Kebijakan, Rencana & Program ● Kemungkinan potensi dampak penting ● Dampak kumulatif ● Resiko terhadap keberlanjutan ekosistem ● Kemungkinan ancaman terhadap keberlanjutan pembangunan ● Kemungkinan kerusakan sumber daya alam Daftar Uji, Matrik Tanpa proses Penapisan Wajib KLHS Keputusan Tidak Wajib Ya Tidak Proses Penapisan KLHS
  • 26.
  • 27. Sistem Lingkungan Hidup Perubahan Iklim dan Variasinya Kejadian ekstrim (bencana) Ketersediaan SD Air, udara dan tanah berkualitas Naiknya permukaan air laut DampakpdLH Perubahan pada emisi dan tutupan lahan Perubahan pada SD Air, Tanah, Permodalan, Ketenagkerjaan, dan produktifitas Perubahan pada pola produksi dan konsumsi DampakpdEkonomi Kerentanan KEBIJAKAN Mitigasi Adaptasi Sistem Ekonomi Tekanan LH Tekanan Ekonomi Contoh Simplifikasi Model Kajian Integrasi Pembangunan dan LH (KLHS)
  • 28. Policy recommendation for SEA Guideline Factor SEA Institution/Approach EIA mainframe EIA Modified Integrated Assessment Sustainable Resource Capacity of institution and human resource requirements M M H H Level of difficulty of SEA application and review L M H H Opportunity to develop better PPP M M H H Opportunity to increase bureaucracy H M L L
  • 29. ROAD-MAP RENCANA APLIKASI KLHS TUJUAN Merancang garis besar rencana penerapan KLHS pada proses perumusan, pelaksanaan dan pengendalian Perencanaan Pembangunan HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN • 3 aspek mendasar: capacity building (lembaga, SDM, Sistem) • Persiapan perumusan perencanaan pembangunan daerah a. Persyaratan substansi b. Persyaratan pelaksanaan perencanaan • Proses perumusan perencanaan pembangunan daerah a. Tata laksana dan koordinasi b. Kriteria kinerja perumusan • Pelaksanaan dan pengendalian pembangunan daerah a. Kriteria kinerja pelaksanaan b. Sistem pengendalian OUTPUT TUGAS Berupa penjelasan singkat identifikasi permasalahan di atas dan dapat dengan menggunakan skema ataupun butir-butir penjelasan. Masing-masing kelompok dimohon untuk mempresentasikan output ini pada sesi I hari Jumat tgl 1 Agustus 2008.
  • 30.
  • 32.
  • 33. Jika menggunakan pendekatan regional maka akan dilihat lebih holistik /komprehensif (capturing) dan sistemik; prioritas nya adalah kebutuhan stakeholder Pengang guran Tabungan terbatas Kurang modal Produktifi tas rendah Pendapatan /kapita rendah Daya beli rendah Pertmbhn eko. rendah Keluarga besar Laju kelahiran tinggi Permintaan tenga kerja tinggi Output/ pekerja kurang Pendidikan kurang Kemiskinan Perumahan tak layak Kondisi hidup tak sehat Kesehatan buruk Kurang gizi Diet jelek Ouput pertanian kecil Sedikit input modern REGION Jabodetabekcur Jika menggunakan pendekatan sektoral maka sulit menentukan prioritas diantara sektor- sektor Penetapan Prioritas Pembangunan Relatif lebih mudah Relatif lebih sulit
  • 34.
  • 35. Krisis Ekologi B e r b a s i s R e g i o n a l A k t i f i t a s P e m b a n g u n a n A k t i f i t a s M a s y a r a k a t Tingkat Pembangunan Jabodetabekjur Layak untuk melanjutkan kegiatan pembangunan Tidak Layak untuk melanjutkan kegiatan pembangunan Kondisi Pembangunan mengarah kritis  perlu perlakuan khusus Kondisi Pembangunan sudah kritis  Kegiatan Pembangu Utama perlu dibekukan/ dihentikan Kondisi pembangunan yg aman  perlu/ dapat dipertahankan kelangusngan nya Ambang batas Ambang batas Kondisi Krisis Ekologi dan Pembangunan Waktu Tingkat Pembangunan Jabodetabekjur Tingkat Pembangunan Jabodetabekjur
  • 37. Sosial Ekonomi SDA/ LH Pembangunan Berkelanjutan • lintas sektoral • lintas wilayah Adm. • Ketimpangan kesejahteraan sosial • Akses tidak merata terhadap fasum/ fasos • Tingkat pelanggaran hukum masih tinggi (pidana dan perdata) • Masih terjadi ketimpangan/ disparitas pembangunan ekonomi (wilayah hilr dan hulu) • Pembangunan sektor sekunder (manufaktur/ industri) dan sektor tersier (jasa) semakin mendominasi • Pembangunan Infrastruktur terkonsentrasi di wilayah perkotaan (hilir) • Sumberdaya Air menjadi sangat sensitif ketersediaannya dibandingkan kebutuhan yang meningkat pesat (di sektor industri dan pemukiman baru di wilayah perkotaan) • Pencemaran air dan udara berpotensi menjadi semakin tinggi, khususnya di wilayah perkotaan • Sumberdaya alam lainnya belum tergali optimal • Masih ada keluhan dari pelaku pembangunan swasta nasional/ asing dan masyarakat terhadap kinerja pemerintah (good governance dan layanan publik) • Masyarakat dan pelaku pembangunan belum menyatu dalam proses pembangunan • Mendambakan Civil Society / Masyarakat Madani – Parisipasi Aktif Masyarakat dalam Pembangunan
  • 38. Perda di P. Jawa per Tingkat Wilayah Motif Perda Retribusi ijin usaha (pajak) atau pemberian ijin untuk eksploitasi SDA Tindakan kolaboratif pengelolaan & pemanftan SDA Hak masyarakat untuk akses, pemanftan dan kontrol atas SDA Total (%) Provinsi 16 18 3 37 (31%) Kabupaten 46 15 8 69 (58%) Kota 9 3 1 13 (11%) Total (Persentase) 71 (60%) 36 (30%) 12 (10%) 119 (100%)  Dg kriteria dunia  Dg khas Indonesia tanpa pengelolaan sampah &CO2  Dg khas Indonesia dg pengelolaan sampah dan CO2  Overshoot : - 462.832.500 ha  Overshoot - 71.113.436 ha  Overshoot - 139.695.000 ha  Jika jejak ekologi diturunkan 90% maka lahan di P Jawa mencukupi Perbandingan Penilaian Daya Dukung Lingkungan SDA yang Diatur Di P. Jawa Motif Perda Retribusi ijin usaha (pajak) atau pemberian ijin untuk eksploitasi SDA Tindakan kolaboratif pengelolaan dan pemanfaatan SDA Hak masyarakat untuk akses, pemanfaatan dan kontrol atas SDA Total (%) Air 28 16 2 46 (39%) Tanah 11 1 0 12 (10%) Hutan 15 10 7 32 (27%) Tambang 17 0 0 17 (14%) Baku Mutu Lingkungan 0 9 3 12 (10%) Total (Persentase) 71 (60%) 36 (30%) 12 (10%) 119 (100%)
  • 39. Kehidupan dan Pembangunan Lingkungan Hidup Definisi Lingkungan Hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya, yang mempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta mahluk hidup lainnya (UU no. 23 tahun 1997 tentang Lingkungan Hidup, Bab 1, pasal 1) Ruang Definisi Ruang adalah wadah yang meliputi ruang darat, ruang laut dan ruang udara, termasuk ruang di dalam bumi sebagai satu kesatuan wilayah, tempat manusia dan mahluk hidup lain, melakukan kegiatan, dan memelihara kelangsungan hidupnya (UU no. 26 tahun 2007, tentang Penataan Ruang, Bab 1 , Pasal 1) (Z on e B 1 & B 4)(Z on e B 1 & B 4) S um ber: C itra L an dsat 3 0-07 -1 992 O leh :D itjen Penataan R uang dan LA PA N (Z on e B 3 & B 4)(Z on e B 5)(Z on e B 2)(Z on e N 2 & N 2 ) (Z on e N 2 )(Z on e N 2 )(Z on e N 2 ) S um ber: C itra L an dsat 1 7-07 -2 001 O leh :D itjen Penataan R uang dan LA PA N 1992 2001 P E N G U R A N G A N R U A N G T E R B U K A H IJA U D I J A B O D E T A B E K • Hampir semua kegiatan kehidupan dan Pembangunan perlu atau berkaitan dengan tempat/ lokasi/ ruang. • Konsep Ruang identik dengan Lingkungan
  • 40. Arah Kebijakan dan Tujuan Pembangunan Basis Pembangunan Nasional : Mainstreaming Pembangunan Berkelanjutan Kebijakan Pembangunan Wilayah harus sejalan dengan Pembangunan Lingkungan Hidup OUTPUT: Peningkatan Kesejahteraan • Pro growth • Pro-poor • Sustainability
  • 41. Dari Ide menjadi Realita Peran Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) Visi & Misi Tujuan Pembangunan Strategi Pembangunan Arah Kebijakan Program Prosedur/ Peraturan Pelaksanaan Konsep/ Ide Realita Monitoring & Evaluasi KLHS sangat disarankan lembaga Persikatan Bangsa Bangsa dan sudah diterapkan dibanyak negara (Eropah, Asia Timur, Amerika , Australia dan Afrika)
  • 42. Kajian Lingkungan dalam konteks Tahap Pengambilan Keputusan KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS Analisa Dampak Lingkungan Kebijakan Perencanaan Program Proyek- Proyek
  • 43. Kontribusi SEA bagi Penguatan Penataan Ruang Arah Kebijakan, Tuj uan dan Strategi Pembangunan RPJM/D Penataan Ruang berwawasan Lingkungan dan berbasis Pembangunan Berkelanjutan RTRW Pelaksanaan Pembangunan Proyek-Proyek Perlu lokasi untuk ekeskusi kegiatan pembangunan B K P R N / D KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS