SlideShare a Scribd company logo
1 of 24
Dewinta Nur Alvionita, S.Si.,
M.Si
HIV/AIDS
HIV : Human Immunodeficiency Virus.
Merupakan virus penyebab AIDS. Terdapat dalam
cairan tubuh pengidapnya seperti darah, air mani,
atau cairan vagina. Pengidap HIV akan tampak
sehat sampai HIV menjadi AIDS dalam waktu 5-10
tahun.
AIDS : Acquired Immuno Deficiency Syndrome
AIDS merupakan suatu sindrom yang menurunkan
kekebalan tubuh yang disebabkan HIV, sehingga
tubuh tidak dapat memerangi penyakit.
HIV&AID
S
 Tipe: viral
 Cara penularan:
 hubungan seks vaginal, oral dan anal.
 Darah/produk darah yang terinfeksi
 Penggunaan jarum suntik bergantian
 Penularan dari ibu ke bayi saat mengandung, melahirkan
maupun menyusui
 Prinsip penularan : ESSE
 Gejala:
 Tidak ada gejala pada saat terinfeksi pertama kali
 Gejala awal seperti flu, demam, kehilangan nafsu makan, BB
menurun, lemah dan pembengkakan saluran getah bening
(menghilang setelah seminggu sampai satu bulan)
 Virus akan dormant selama beberapa tahun
 Virus melemahkan sistem kekebala tubuh sehingga
menimbulkan infeksi oportunistik
 Perkembangan penyakit sangat bervariasi setiap orang.
 Kondisi ini dapat berlangsung dari beberapa bulan sampai
lebih dari 10 tahun.
 Selama periode ini, virus terus berkembang biak secara aktif
menginfeksi dan membunuh sel-sel sistem kekebalan tubuh
Bagaimana gejala AIDS?
Setelah terinfeksi HIV biasanya tidak ada gejala
dalam waktu 5-10 tahun, kemudian AIDS mulai
berkembang dan menunjukkan gejala sebagai berikut
:
 Kehilangan berat badan secara drastis.
 Diare yang berkelanjutan.
 Pembengkakan pada leher dan/atau ketiak.
 Batuk terus menerus.
 Bila anda terinfeksi HIV, segera lakukan tes darah.
5 TANDA MINOR……
A. Batuk kering tidak
sembuh-sembuh
B. Kulit gatal di seluruh
tubuh
C. Herpes zoster (mirip
cacar air) yang tidak
kunjung sembuh
D. Candidiasis,
mengangkat ruam
pada mulut, lidah,
tenggorokan
E. Pembengkakan
kelenjar (leher,
ketiak,
selangkangan)
dengan atau tanpa
infeksi aktif.
Istilah AIDS dipergunakan untuk tahap- tahap
infeksi HIV yang paling lanjut
A. Tahap I penyakit HIV tidak menunjukkan gejala
apapun dan tidak dikategorikan sebagai AIDS.
B. Tahap II (meliputi manifestasi mucocutaneous
minor dan infeksi-infeksi saluran pernafasan
bagian atas yang tak sembuh- sembuh)
C. Tahap III (meliputi diare kronis yang tidak jelas
penyebabnya yang berlangsung lebih dari satu
bulan, infeksi bakteri yang parah, dan TBC paru-
paru).
D. Tahap IV (meliputi Toksoplasmosis pada otak,
Kandidiasis pada saluran tenggorokan
(oesophagus), saluran pernafasan (trachea),
batang saluran paru-paru (bronchi) atau paru-paru
dan Sarkoma Kaposi). Penyakit HIV digunakan
sebagai indikator AIDS.
HIV/AIDS
 Tidak menular melalui:
 Bersentuhan, pelukan,
ciuman
 Sharing alat makan dan
minum
 Gigitan nyamuk
 Keringat, air mata, air
kencing, ludah
 Berenang bersama
 Memakai WC umum
 Deteksi dini hanya dengan
tes HIV
 VCT
 PITC
HIV/AIDS
 Pengobatan:
 Belum ada pengobatan
 Anti retroviral terapi untuk memblok perkembangan virus
 Pengobatan infeksi oportunistik
 Konsekuensi yang mungkin:
 Hampir semua penderita akan menjadi AIDS dan meninggal
karena IO
 Pada bayi dengan ibu Hiv kemungkinan tertular 20-30% tanpa
adanya pencegahan
 Pencegahan:
 Tidak melakukan hubungan seksual dengan penderita HIV
 Penggunaan kondom menurunkan resiko penularan
 Pemeriksaan pada darah donor
 Jika membutuhkan transfusi darah, mintalah kepastian
bahwa darah yang akan diterima bebas HIV
 Gunakan alat suntik sekali pakai
 Hindari mabuk-mabukan dan narkotik yang membuat Anda
lupa diri.
PENEGAKAN DIAGNOSIS HIV
 Tes Antigen/ Antibodi
 Tes Antibodi
 Tes Asam Nukleat (NATs)
Jika kamu menerima diagnosis HIV/AIDS beberapa
tes yang dapat membantu dokter menentukan stadium
penyakit :
1. Jumlah Sel CD4. Sel CD4 adlah sel darah putih
yang secara khusus ditargetkan dan dihancurkan
oleh HIV, Infeksi HIV akan berlanjut menjadi AIDS
jika CD4 menurun dibawah 200.
2. Viral Load (HIV RNA)
3. Resistensi terhadap obat
PROGRAM HIV AIDS
 Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE)
 Tindakan Pencegahan
 Testing dan konseling
 Pengobatan, Pelayanan dan perawatan
KIE
 Tujuan:
 Melaksanakan pendidikan dan memberikan
informasi yang tepat dan benar tentang HIV/AIDS
kepada masyarakat luas agar dapat
mengembangkan sikap dan perilaku positif untuk
melindungi dirinya dan orang lain dari penularan
HIV;
 Mengembangkan jiwa dan semangat saling
membantu dan non diskriminasi terhadap para
mengidap HIV/penderita AIDS serta lingkungannya
yang terdekat : isteri/suami, keluarga, teman
sekerja dan sepergaulan;
 Memberikan penjelasan luas tentang
Kebijaksanaan dan Strategi Nasional
Kelompok Sasaran KIE
 Masyarakat umum:
 Cara penularan, kemungkinan dampak, cera
pencegahan, pemberian informasi yang tepat dan
benar
 Petugas kesehatan (swasta, pemerintah dna
masyarakat)
 Pemberian informasi dasar tentang penularan dan
penyebaran HIV serta cara pencegahannya,
pemeriksaan untuk deteksi dini, motivasi pasien
untuk pemeriksaan HIV sukarela dan melakukan
konseling yang tepat. melaksanakan kewaspadaan
(universal precautions) dalam perawatan penderita
untuk melindungi dirinya dan penderita lain.
Kelompok Sasaran KIE
 Perorangan dan lembaga-lembaga
 Gerakan pendidikan pencegahan HIV/AIDS
misainya, para guru dan pemimpin/pemuka-pemuka
agama dan masyarakat, lembaga keagamaan dan
media massa.
 Wanita dan Remaja
 Wanita dan remaja penting sekali baik sebagai
anggota masyarakat yang dalam hidup sehari-hari
rawan terhadap penularan HIV/AIDS tetapi juga
berpotensi sebagai pendidik dan motivasi yang
sangat ampuh
Kelompok Sasaran KIE
 Orang beresiko Tinggi
 Orang-orang yang pekerjaan atau gaya hidupnya
menyebabkan mereka menghadapi kemungkinan
resiko lebih tinggi untuk ketularan dan menularkan
HIV seperti misalnya : para tuna susila, pasangan
dari suami/isterinya, pecandu narkotika suntikan
dan orang-orang tertentu yang karena
pekerjaannya menyebabkan dia terpisah dari
keluarga untuk waktu lama dan melibatkan diri
dalam hubungan seksual dengan "pasangan
sementara“
 Penderita HIV dan AIDS
 diberi pengetahuan tentang hidup dengan
penyakitnya dan cara-cara untuk mencegah
penularan kepada orang lain.
Tindakan Pencegahan
 Tujuan:
 Menjamin tersedianya peralatan, pelayanan,
informasi dan dukungan untuk setiap orang yang
ingin melindungi dirinya dan orang lain terhadap
penularan HIV
Testing dan Konseling HIV
 VCT (Voluntary Counseling and tetsing)
 Tes secara sukarela yang diawali dengan konseling
mengenai HIV/AIDS
 PITC (Provider Initiative Testing and Counseling)
 Tes yang dilakukan atas saran petugas kesehatan
karena melihat gejala yang mengarah ke HIV, dites
dahulu baru dikonseling
Pengobatan, Pelayanan dan
Pengobatan (CST)
 Perawatan komprehensif
 Perawatan yang melibatkan suatu jejaring
sumberdaya dan pelayanan dukungan secara
holistik, komprehensif dan luas untuk ODHA (Orang
Dengan HIV Aids), dan keluarganya
 Perawatan berkesinambungan
 Perawatan yang melibatkan suatu jejaring
sumberdaya dan pelayanan dukungan secara
holistik, komprehensif dan luas untuk ODHA (Orang
Dengan HIV Aids), dan keluarganya
MITOS seputar HIV/AIDS
 HIV/AIDS merupakan penyakit kutukan Tuhan
 Tidak benar karena semua orang bisa tertular baik remaja,
dewasa, anak-anak maupun bayi
 HIV/AIDS merupakan penyakit orang barat/turis
 Tidak benar karena penyebaran HIV tidak berdasarkan pada ras
 HIV/AIDS hanya menular lewat hubungan seks
 Tidak benar, penularan bisa melalui semua aktifitas yang
berhubungan dengan pertukaran cairan tubuh
 HIV/AIDS penyakit kaum homoseksual
 Tidak benar, semua golongan dapat terular
 HIV/AIDS banyak diderita oleh pekerja seks
 Tidak benar, setiap orang beresiko untuk tertular
 HIV/AIDS dapat menular melalui kontakk sosial sehari-hari
 Tidak benar, HIV/AIDS tidak dapat menular tanpa ada pertukaran
cairan tubuh

More Related Content

Similar to HIVAIDS40 (20)

Makalah hiv
Makalah hivMakalah hiv
Makalah hiv
 
Makalah hiv
Makalah hivMakalah hiv
Makalah hiv
 
Penyuluhan HIV/AIDS
Penyuluhan HIV/AIDSPenyuluhan HIV/AIDS
Penyuluhan HIV/AIDS
 
Hiv dr.joni
Hiv dr.joniHiv dr.joni
Hiv dr.joni
 
Hiv
HivHiv
Hiv
 
jumlah Kasus HIV di Indonesia
jumlah Kasus HIV di Indonesiajumlah Kasus HIV di Indonesia
jumlah Kasus HIV di Indonesia
 
Makalah aids 2
Makalah aids 2Makalah aids 2
Makalah aids 2
 
Hiv aids
Hiv aidsHiv aids
Hiv aids
 
Apakah hiv,
Apakah hiv, Apakah hiv,
Apakah hiv,
 
Hiv & Aids
Hiv & AidsHiv & Aids
Hiv & Aids
 
Hiv dan konseling
Hiv dan konselingHiv dan konseling
Hiv dan konseling
 
Pencegahan hiv AKPER PEMKAB MUNA
Pencegahan hiv AKPER PEMKAB MUNA Pencegahan hiv AKPER PEMKAB MUNA
Pencegahan hiv AKPER PEMKAB MUNA
 
Makalah hiv
Makalah hivMakalah hiv
Makalah hiv
 
Hiv dan aids 3 2010
Hiv dan aids 3 2010Hiv dan aids 3 2010
Hiv dan aids 3 2010
 
4. Chapter 2.pdf
4. Chapter 2.pdf4. Chapter 2.pdf
4. Chapter 2.pdf
 
Materi HIV & AIDS
Materi HIV & AIDSMateri HIV & AIDS
Materi HIV & AIDS
 
Makalah aids 2
Makalah aids 2Makalah aids 2
Makalah aids 2
 
Makalah aids 2
Makalah aids 2Makalah aids 2
Makalah aids 2
 
Makalah aids 2
Makalah aids 2Makalah aids 2
Makalah aids 2
 
Presentasi Pemuda, Mahasiswa dan HIV/AIDS di Tanah Papua
Presentasi Pemuda, Mahasiswa dan HIV/AIDS di Tanah Papua Presentasi Pemuda, Mahasiswa dan HIV/AIDS di Tanah Papua
Presentasi Pemuda, Mahasiswa dan HIV/AIDS di Tanah Papua
 

Recently uploaded

Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfStrategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfhsetraining040
 
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxLaporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxkaiba5
 
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALPPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALMayangWulan3
 
Materi Layanan Kesehatan Berbasis Homecare ppt
Materi Layanan Kesehatan Berbasis Homecare pptMateri Layanan Kesehatan Berbasis Homecare ppt
Materi Layanan Kesehatan Berbasis Homecare ppticha582186
 
Obat-Obat Toksikologi Farmakologi II .pdf
Obat-Obat Toksikologi Farmakologi II .pdfObat-Obat Toksikologi Farmakologi II .pdf
Obat-Obat Toksikologi Farmakologi II .pdfAdistriSafiraRosman
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptRoniAlfaqih2
 
polimeric micelles for drug delivery system.pptx
polimeric micelles for drug delivery system.pptxpolimeric micelles for drug delivery system.pptx
polimeric micelles for drug delivery system.pptxLinaWinarti1
 
Stabilisasi dan Transfer Pasien Rumah Sakit.pptx
Stabilisasi dan Transfer Pasien Rumah Sakit.pptxStabilisasi dan Transfer Pasien Rumah Sakit.pptx
Stabilisasi dan Transfer Pasien Rumah Sakit.pptxdrrheinz
 
oscillometry for assessing lung function
oscillometry for assessing lung functionoscillometry for assessing lung function
oscillometry for assessing lung functionolivia371624
 
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannPelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannandyyusrizal2
 
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptPERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptika291990
 
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptxMPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptxISKANDARSYAPARI
 
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdfSWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdfFatimaZalamatulInzan
 
Keperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptx
Keperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptxKeperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptx
Keperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptxnadiasariamd
 
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptRoniAlfaqih2
 
presentasi mola hidatidosa pada kehamilan
presentasi mola hidatidosa pada kehamilanpresentasi mola hidatidosa pada kehamilan
presentasi mola hidatidosa pada kehamilancahyadewi17
 
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretikobat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretikSyarifahNurulMaulida1
 
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANSEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANYayahKodariyah
 
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosis
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosisAbses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosis
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosisRachmandiarRaras
 
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.pptDesiskaPricilia1
 

Recently uploaded (20)

Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfStrategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
 
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxLaporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
 
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALPPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
 
Materi Layanan Kesehatan Berbasis Homecare ppt
Materi Layanan Kesehatan Berbasis Homecare pptMateri Layanan Kesehatan Berbasis Homecare ppt
Materi Layanan Kesehatan Berbasis Homecare ppt
 
Obat-Obat Toksikologi Farmakologi II .pdf
Obat-Obat Toksikologi Farmakologi II .pdfObat-Obat Toksikologi Farmakologi II .pdf
Obat-Obat Toksikologi Farmakologi II .pdf
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
 
polimeric micelles for drug delivery system.pptx
polimeric micelles for drug delivery system.pptxpolimeric micelles for drug delivery system.pptx
polimeric micelles for drug delivery system.pptx
 
Stabilisasi dan Transfer Pasien Rumah Sakit.pptx
Stabilisasi dan Transfer Pasien Rumah Sakit.pptxStabilisasi dan Transfer Pasien Rumah Sakit.pptx
Stabilisasi dan Transfer Pasien Rumah Sakit.pptx
 
oscillometry for assessing lung function
oscillometry for assessing lung functionoscillometry for assessing lung function
oscillometry for assessing lung function
 
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannPelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
 
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptPERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
 
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptxMPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
 
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdfSWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
 
Keperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptx
Keperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptxKeperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptx
Keperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptx
 
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
 
presentasi mola hidatidosa pada kehamilan
presentasi mola hidatidosa pada kehamilanpresentasi mola hidatidosa pada kehamilan
presentasi mola hidatidosa pada kehamilan
 
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretikobat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
 
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANSEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
 
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosis
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosisAbses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosis
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosis
 
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
 

HIVAIDS40

  • 1. Dewinta Nur Alvionita, S.Si., M.Si HIV/AIDS
  • 2. HIV : Human Immunodeficiency Virus. Merupakan virus penyebab AIDS. Terdapat dalam cairan tubuh pengidapnya seperti darah, air mani, atau cairan vagina. Pengidap HIV akan tampak sehat sampai HIV menjadi AIDS dalam waktu 5-10 tahun.
  • 3. AIDS : Acquired Immuno Deficiency Syndrome AIDS merupakan suatu sindrom yang menurunkan kekebalan tubuh yang disebabkan HIV, sehingga tubuh tidak dapat memerangi penyakit.
  • 4. HIV&AID S  Tipe: viral  Cara penularan:  hubungan seks vaginal, oral dan anal.  Darah/produk darah yang terinfeksi  Penggunaan jarum suntik bergantian  Penularan dari ibu ke bayi saat mengandung, melahirkan maupun menyusui  Prinsip penularan : ESSE  Gejala:  Tidak ada gejala pada saat terinfeksi pertama kali  Gejala awal seperti flu, demam, kehilangan nafsu makan, BB menurun, lemah dan pembengkakan saluran getah bening (menghilang setelah seminggu sampai satu bulan)  Virus akan dormant selama beberapa tahun  Virus melemahkan sistem kekebala tubuh sehingga menimbulkan infeksi oportunistik
  • 5.  Perkembangan penyakit sangat bervariasi setiap orang.  Kondisi ini dapat berlangsung dari beberapa bulan sampai lebih dari 10 tahun.  Selama periode ini, virus terus berkembang biak secara aktif menginfeksi dan membunuh sel-sel sistem kekebalan tubuh
  • 6.
  • 7.
  • 8. Bagaimana gejala AIDS? Setelah terinfeksi HIV biasanya tidak ada gejala dalam waktu 5-10 tahun, kemudian AIDS mulai berkembang dan menunjukkan gejala sebagai berikut :  Kehilangan berat badan secara drastis.  Diare yang berkelanjutan.  Pembengkakan pada leher dan/atau ketiak.  Batuk terus menerus.  Bila anda terinfeksi HIV, segera lakukan tes darah.
  • 9. 5 TANDA MINOR…… A. Batuk kering tidak sembuh-sembuh B. Kulit gatal di seluruh tubuh C. Herpes zoster (mirip cacar air) yang tidak kunjung sembuh D. Candidiasis, mengangkat ruam pada mulut, lidah, tenggorokan E. Pembengkakan kelenjar (leher, ketiak, selangkangan) dengan atau tanpa infeksi aktif.
  • 10. Istilah AIDS dipergunakan untuk tahap- tahap infeksi HIV yang paling lanjut A. Tahap I penyakit HIV tidak menunjukkan gejala apapun dan tidak dikategorikan sebagai AIDS. B. Tahap II (meliputi manifestasi mucocutaneous minor dan infeksi-infeksi saluran pernafasan bagian atas yang tak sembuh- sembuh)
  • 11. C. Tahap III (meliputi diare kronis yang tidak jelas penyebabnya yang berlangsung lebih dari satu bulan, infeksi bakteri yang parah, dan TBC paru- paru). D. Tahap IV (meliputi Toksoplasmosis pada otak, Kandidiasis pada saluran tenggorokan (oesophagus), saluran pernafasan (trachea), batang saluran paru-paru (bronchi) atau paru-paru dan Sarkoma Kaposi). Penyakit HIV digunakan sebagai indikator AIDS.
  • 12. HIV/AIDS  Tidak menular melalui:  Bersentuhan, pelukan, ciuman  Sharing alat makan dan minum  Gigitan nyamuk  Keringat, air mata, air kencing, ludah  Berenang bersama  Memakai WC umum  Deteksi dini hanya dengan tes HIV  VCT  PITC
  • 13. HIV/AIDS  Pengobatan:  Belum ada pengobatan  Anti retroviral terapi untuk memblok perkembangan virus  Pengobatan infeksi oportunistik  Konsekuensi yang mungkin:  Hampir semua penderita akan menjadi AIDS dan meninggal karena IO  Pada bayi dengan ibu Hiv kemungkinan tertular 20-30% tanpa adanya pencegahan  Pencegahan:  Tidak melakukan hubungan seksual dengan penderita HIV  Penggunaan kondom menurunkan resiko penularan  Pemeriksaan pada darah donor  Jika membutuhkan transfusi darah, mintalah kepastian bahwa darah yang akan diterima bebas HIV  Gunakan alat suntik sekali pakai  Hindari mabuk-mabukan dan narkotik yang membuat Anda lupa diri.
  • 14.
  • 15. PENEGAKAN DIAGNOSIS HIV  Tes Antigen/ Antibodi  Tes Antibodi  Tes Asam Nukleat (NATs) Jika kamu menerima diagnosis HIV/AIDS beberapa tes yang dapat membantu dokter menentukan stadium penyakit : 1. Jumlah Sel CD4. Sel CD4 adlah sel darah putih yang secara khusus ditargetkan dan dihancurkan oleh HIV, Infeksi HIV akan berlanjut menjadi AIDS jika CD4 menurun dibawah 200. 2. Viral Load (HIV RNA) 3. Resistensi terhadap obat
  • 16. PROGRAM HIV AIDS  Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE)  Tindakan Pencegahan  Testing dan konseling  Pengobatan, Pelayanan dan perawatan
  • 17. KIE  Tujuan:  Melaksanakan pendidikan dan memberikan informasi yang tepat dan benar tentang HIV/AIDS kepada masyarakat luas agar dapat mengembangkan sikap dan perilaku positif untuk melindungi dirinya dan orang lain dari penularan HIV;  Mengembangkan jiwa dan semangat saling membantu dan non diskriminasi terhadap para mengidap HIV/penderita AIDS serta lingkungannya yang terdekat : isteri/suami, keluarga, teman sekerja dan sepergaulan;  Memberikan penjelasan luas tentang Kebijaksanaan dan Strategi Nasional
  • 18. Kelompok Sasaran KIE  Masyarakat umum:  Cara penularan, kemungkinan dampak, cera pencegahan, pemberian informasi yang tepat dan benar  Petugas kesehatan (swasta, pemerintah dna masyarakat)  Pemberian informasi dasar tentang penularan dan penyebaran HIV serta cara pencegahannya, pemeriksaan untuk deteksi dini, motivasi pasien untuk pemeriksaan HIV sukarela dan melakukan konseling yang tepat. melaksanakan kewaspadaan (universal precautions) dalam perawatan penderita untuk melindungi dirinya dan penderita lain.
  • 19. Kelompok Sasaran KIE  Perorangan dan lembaga-lembaga  Gerakan pendidikan pencegahan HIV/AIDS misainya, para guru dan pemimpin/pemuka-pemuka agama dan masyarakat, lembaga keagamaan dan media massa.  Wanita dan Remaja  Wanita dan remaja penting sekali baik sebagai anggota masyarakat yang dalam hidup sehari-hari rawan terhadap penularan HIV/AIDS tetapi juga berpotensi sebagai pendidik dan motivasi yang sangat ampuh
  • 20. Kelompok Sasaran KIE  Orang beresiko Tinggi  Orang-orang yang pekerjaan atau gaya hidupnya menyebabkan mereka menghadapi kemungkinan resiko lebih tinggi untuk ketularan dan menularkan HIV seperti misalnya : para tuna susila, pasangan dari suami/isterinya, pecandu narkotika suntikan dan orang-orang tertentu yang karena pekerjaannya menyebabkan dia terpisah dari keluarga untuk waktu lama dan melibatkan diri dalam hubungan seksual dengan "pasangan sementara“  Penderita HIV dan AIDS  diberi pengetahuan tentang hidup dengan penyakitnya dan cara-cara untuk mencegah penularan kepada orang lain.
  • 21. Tindakan Pencegahan  Tujuan:  Menjamin tersedianya peralatan, pelayanan, informasi dan dukungan untuk setiap orang yang ingin melindungi dirinya dan orang lain terhadap penularan HIV
  • 22. Testing dan Konseling HIV  VCT (Voluntary Counseling and tetsing)  Tes secara sukarela yang diawali dengan konseling mengenai HIV/AIDS  PITC (Provider Initiative Testing and Counseling)  Tes yang dilakukan atas saran petugas kesehatan karena melihat gejala yang mengarah ke HIV, dites dahulu baru dikonseling
  • 23. Pengobatan, Pelayanan dan Pengobatan (CST)  Perawatan komprehensif  Perawatan yang melibatkan suatu jejaring sumberdaya dan pelayanan dukungan secara holistik, komprehensif dan luas untuk ODHA (Orang Dengan HIV Aids), dan keluarganya  Perawatan berkesinambungan  Perawatan yang melibatkan suatu jejaring sumberdaya dan pelayanan dukungan secara holistik, komprehensif dan luas untuk ODHA (Orang Dengan HIV Aids), dan keluarganya
  • 24. MITOS seputar HIV/AIDS  HIV/AIDS merupakan penyakit kutukan Tuhan  Tidak benar karena semua orang bisa tertular baik remaja, dewasa, anak-anak maupun bayi  HIV/AIDS merupakan penyakit orang barat/turis  Tidak benar karena penyebaran HIV tidak berdasarkan pada ras  HIV/AIDS hanya menular lewat hubungan seks  Tidak benar, penularan bisa melalui semua aktifitas yang berhubungan dengan pertukaran cairan tubuh  HIV/AIDS penyakit kaum homoseksual  Tidak benar, semua golongan dapat terular  HIV/AIDS banyak diderita oleh pekerja seks  Tidak benar, setiap orang beresiko untuk tertular  HIV/AIDS dapat menular melalui kontakk sosial sehari-hari  Tidak benar, HIV/AIDS tidak dapat menular tanpa ada pertukaran cairan tubuh

Editor's Notes

  1. Exit, survive, sufficient, enter E berarti Exit berarti adanya jalan keluar cairan yang ada di dalam tubuh seseorang yang mengidap virus HIV kepada orang yang tidak mengidap virus. Misalnya saja penggunaan narkoba dari jarum suntik secara bergantian dari orang dengan virus HIV ke orang yang tidak terkena virus HIV sebelumnya atau mungkin misalnya terjadi kecelakaan kerja yang menyebabkan suntikan bekas pasien HIV tersebut malah tertusuk ke seseorang yang tidak terkena HIV sebelumnya. S adalah Survive yang artinya cairan tubuh pada seseorang dengan virus HIV ini harus tetap mengandung virus lain yang bisa mendorong untuk bertahan hidup dalam tubuh. S adalah Sufficient berarti kandungan dalam virus HIV yang berada di tubuh seseorang yang terinfeksi harus dalam kandungan yang cukup. Jumlah kandungan tersebut mempengaruhi proses inkubasi pada tubuh si pengidap lainnya. E adalah Enter proses masuknya cairan yang mengandung virus HIV masuk ke tubuh seseorang salah satunya terjadi ketika ada kontak hubungan seksual, maka dari itu dianjurkan untuk menggunakan pengaman agar meminimalisir jalur masuk virus tersebut. Baca artikel selengkapnya di ESSE merupakan prinsip/syarat penularan HIV. “Sufficient” pada prinsip penularan HIV artinya | Berita Terkini Seputar Kehidupan https://www.techmetaver.com/esse-merupakan-prinsip-syarat-penularan-hiv-sufficient-pada-prinsip-penularan-hiv-artinya.html
  2. Tes ini melibatkan pengambilan darah dari Vena. Antigen adalah zat pada virus HIV dan dapat dideteksi dalam darah setelah bebarapa minggu terinfeksi. 2. Tes antibody terhadap hiv dalam darah atau liur. Dpt dlkkn 12 mgg stlh terpapar. 3. Tes asam nukleat ; mengambil darah dari vena untuk mencari viral load