SlideShare a Scribd company logo
1 of 14
Membangun Keterampilan Komunikasi Antarbudaya
Melalui Pembelajaran Pendidikan Pancasila
Aliya Putri Kamila, Novalia Agung W. Ardhoyo
Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Prof. Dr.
Moestopo (Beragama)
Jl.Hang Lekir 1 No. 8, Gelora, Jakarta Pusat,
Indonesia
Email Korespondensi : aliyaaptr21@gmail.com
ABSTRAK:
Artikel ini membahas betapa pentingnya pembelajaran pendidikan Pancasila
dalam membangun keterampilan komunikasi antarbudaya di era globlasisasi seperti
ini. Pada artikel ini memberitahu bagaimana nilai-nilai yang terkandung didalam
Pancasila seperti menghargai perbedaan yang ada, gotong royong, dan keadilan
sosial dapat membantu para mahasiswa/i untuk memahami bagaimana cara
bekerjasama dengan orang-orang dari berbagai latar belakang budaya yang
berbeda-beda serta dapat membangun kemampuan untuk memahami dan
menghargai perbedaan budaya yang ada. Siswa juga dapat memperoleh manfaat
dari mendengar dan memahami sudut pandang dan pengalaman orang lain melalui
teknik pembelajaran Pancasila yang partisipatif dan dialogis. Singkatnya, artikel ini
menekankan betapa pentingnya bagi lembaga pendidikan untuk memasukkan
pembelajaran Pancasila ke dalam kurikulum mereka dan memasukkan nilai-nilai
ini ke dalam semua aspek pengajaran untuk membantu siswa dalam
mengembangkan keterampilan komunikasi antarbudaya yang diperlukan dalam
globalisasi saat ini.
Dengan demikian, artikel ini memberikan pandangan yang sangat penting
tentang pentingnya pembelajaran Pancasila dalam mempersiapkan siswa untuk
menjadi individu yang sukses dan harmonis dalam dunia yang semakin terkoneksi
dan multikultural. Pembelajaran Pancasila dapat membantu siswa mengembangkan
kemampuan untuk berkomunikasi secara efektif dengan orang dari budaya yang
berbeda dan menjadi lebih terbuka dalam memahami perspektif orang lain. Oleh
karena itu, artikel ini memberikan kontribusi yang signifikan dalam menjawab
tantangan era globalisasi yang semakin menuntut individu untuk memiliki
keterampilan komunikasi antarbudaya yang kuat dan memahami perbedaan budaya.
PENDAHULUAN
Perkembangan teknologi dan
kemajuan dalam berbagai aspek
kehidupan manusia menunjukkan
adanya globalisasi yang terjadi di
seluruh dunia. Untuk menghadapi
perubahan ini, setiap individu harus
memahami budaya dan agama
Indonesia serta memiliki kemampuan
untuk berkomunikasi secara efektif
dengan orang dari latar belakang
budaya dan agama yang berbeda.
Pembelajaran Pendidikan Pancasila di
Indonesia bertujuan untuk
membentuk generasi yang memiliki
moralitas dan keterampilan
komunikasi yang baik dalam
lingkungan sosial yang beragam.
Dalam konteks globalisasi yang terus
berkembang, keterampilan
komunikasi antarbudaya menjadi
sangat penting. Keterampilan ini
meliputi kemampuan untuk
mengenali dan memahami perbedaan
budaya, menghargai perbedaan
tersebut, serta berkomunikasi dengan
efektif dengan orang yang memiliki
latar belakang budaya yang berbeda.
Namun, kemajuan teknologi juga
dapat memberikan dampak negatif
seperti perilaku yang tidak sesuai
dengan moralitas dan nilai-nilai.
Pendidikan Pancasila dapat
membantu mengembangkan
keterampilan komunikasi
antarbudaya. Konsep dasar yang
harus dipahami dalam pembelajaran
Pancasila adalah kesetaraan,
kerjasama, toleransi, dan gotong
royong. Strategi pembelajaran yang
dapat digunakan termasuk mendorong
siswa untukberpartisipasi aktif dalam
diskusi kelompok, memberikan
pemahaman tentang nilai dan norma
budaya lain, dan saling menghormati
perbedaan budaya. Pembelajaran
Pancasila sangat penting untuk
menghadapi tantangan dunia global
yang semakin kompleks dan
berkembang pesat. Dalam artikel ini,
akan dibahas bagaimana
pembelajaran Pancasila dapat
membantu mengembangkan
keterampilan komunikasi
antarbudaya dengan membahas
konsep dasar dan strategi
pembelajaran yang dapat digunakan.
Strategi pembelajaran lainnya yang
dapat digunakan adalah penggunaan
media seperti film atau dokumenter
yang menampilkan keberagaman
budaya di Indonesia, serta diskusi dan
refleksi setelah menonton. Hal ini
dapat membantu mahasiswa/i untuk
memahami perbedaan budaya secara
lebih konkrit dan memberikan mereka
kesempatan untuk berdiskusi dan
saling belajar.
Selain itu, penggunaan studi
kasus tentang konflik antarbudaya
atau situasi di mana nilai-nilai
Pancasila dapat diaplikasikan juga
dapat membantu mahasiswa/i untuk
mengembangkan keterampilan
komunikasi antarbudaya. Dalamstudi
kasus tersebut, mahasiswa/i dapat
mempelajari bagaimana konflikdapat
terjadi akibat perbedaan budaya atau
nilai, dan bagaimana nilai-nilai
Pancasila seperti toleransi dan gotong
royong dapat membantu dalam
menyelesaikan konflik tersebut.
Selain strategi pembelajaran di atas,
penggunaan teknologi dan media
sosial juga dapat dimanfaatkan untuk
memperkuat keterampilan
komunikasi antarbudaya
mahasiswa/i. Misalnya dengan
membentuk grup diskusi atau forum
online yang terdiri dari mahasiswa/i
dari berbagai latar belakang budaya,
sehingga mereka dapat berinteraksi
dan saling belajar secara virtual.
Dalam kesimpulan,
pembelajaran Pendidikan Pancasila
dapat membantu mengembangkan
keterampilan komunikasi
antarbudaya mahasiswa/i. Konsep
dasar Pancasila seperti kesetaraan,
kerjasama, toleransi, dan gotong
royong dapat menjadi landasandalam
pembentukan keterampilan
komunikasi antarbudaya yang baik.
Selain itu, strategi pembelajaran
seperti diskusi kelompok, interaksi
antarbudaya, penggunaan media, dan
studi kasus dapat membantu
memperkuat kemampuan komunikasi
antarbudaya mahasiswa/i. Dalam era
globalisasi yang semakin kompleks
dan berkembang pesat, keterampilan
komunikasi antarbudaya menjadi
sangat penting dalam membangun
hubungan yang baik dengan orang-
orang dari latar belakang budaya yang
berbeda.
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian ini
menggunakan penelitian kualitatif,
teknik pengumpulan data ini melalui
wawancara, observasi, dan
dokumentasi. Dalam artikel yang
membahas tentang membangun
keterampilan komunikasi
antarbudaya melalui pembelajaran
pendidikan Pancasila, dengan
menggunakan penelitian kualitatif ini
kita dapat memahami pengalaman
ataupun perspektif dari para
mahasiswa/i dalam mempelajari
komunikasi antarbudaya melalui
pembelajaran pendidikan Pancasila.
Dengan menggunakan penelitian
kualitatif, penelitian kualitatif dapat
memberikan pemahaman yang lebih
dalam dan lebih komperhensif
tentang bagaimana pelajaran
pendidikan Pancasila dapat
membantu para mahasiswa/i dalam
membangun keterampilan
komunikasi antarbudaya dan
bagaiman proses yang dilakukan
dapat dioptimalkan dalam konteks
pendidikan di Indonesia.
PEMBAHASAN
Keterampilan komunikasi
antarbudaya melalui pembelajaran
pendidikan Pancasila membahas
tentang bagaimana pentingnya
pembelajaran pembelajaran
pendidikan Pancasila dalam
mengembangkan keeterampilan
komunikasi antarbudaya.
Pembelajaran pendidikan Pancasila
sangatlah penting yaitu memiliki
peran dalam memperkenalkan dan
menanamkan nilai-nilai yang
mendasar bagi kehidupan berbangsa
dan bernegara di Indonesia, serta
sebagai landasan dalam membangun
hubungan antarbudaya yang
harmonis. Pada pembelajaran
pendidiakan Pancasila inimempunyai
prinsip, yaitu menghargai keragaman
budaya dan memperlihatkan
kesetaraan antara individu dari
berbagai macam latar belakang
budaya yang berbeda-beda. Dengan
kita mempelajari prinsip seperti ini,
para mahasiswa/i dapat mendapatkan
pemahaman yang lebih baik terhadap
nilai-nilai budaya yang lain dan dapat
belajar mengahrgai adanya
perbedaan. Komunikasi antar budaya
berarti kita belajar tentang budaya
orang lain (dan membandingkan),
serta setidaknya beberapa nilai
budaya yang kurang dalam diri kita
sendiri.
Didalam pembelajaran
pendidikan Pancasila juga bisa
membantu membangun keterampilan
komunikasi antarbudaya itu sendiri.
Contohnya seperti, seorang dosen
yang mengajarkan para mahasiswa/I
nya tentang keragaman budaya yang
berada di Indonesia dan nilai-nilai
yang dihargai dimasyarakat. Selain
itu, para mahasiswa/i juga dapat
belajar tentang kebudayaan lain selain
yang ada di Indonesia sehingga kita
bisa dapat menghargai kebudayaan
atau perbedaan antara budaya kita dan
budaya mereka. Suwartini (2017)
menyatakan bahwa pendidikan
karakter adalah suatu proses
penanaman kualitas karakter peserta
didik seperti wawasan, pemahaman
diri, ketetapan hati, dan komponen
semangat serta langkah-langkah
untuk mengamalkan nilai-nilai yang
berkaitan dengan Tuhan Yang Maha
Esa, diri sendiri, diri sendiri, orang
lain, lingkungan, dan masyarakat agar
mewujudkan insane kamil.
Keterampilan komunikasi
antarbudaya akan menjadi semakin
penting pada era globalisasi seperti ini
dan seiring dengan kemajuan
teknologi informasi yang sangat
memungkinkan dengan terjadinya
interaksi dan pertukaran informasi
antara budaya yang berbeda.
Keterampilan komunikasi
antarbudaya meliputi kemampuan
untuk menghargai adanya perbedaan
budaya, memahami perbedaan norma
dan nilai-nilai budaya, dan dapat
berkomunikasi dengan efektif dalam
konteks budaya yang berbeda.
“Budaya adalah suatu pola makna
yang terejawantahkan dalam symbol-
simbol yang secara historis
ditransmisikan, sebuah sistem
gagasan yang diwarisi yang ternyata
dalam bentuk-bentuk simbolis yang
lewatnya manusia dapat
mengkomunikasikan,
melanggengkan dan mengembangkan
gugus pengetahuan dan sikap tentang
kehidupan” (dalam Samvor, Porter,
dan Mc Daniel, 2006:10). Dengan
semakin berkembangnya teknologi
dan juga kemudahaan saat akses
sebuah informasi, orang-orang dapat
berkomunikasi dengan orang laindari
berbagai budaya dari seluruh dunia
dengan lebih mudah. Tetapi dengan
lebih mudahnya diakses dan lebih
mudahnya berkomunikasi juga
terdabat sisi negatif nya, seperti ada
saja hal-hal yang dapat menimbulkan
atau menyebabkan konflik
antarbudaya jika kurangnya
pemahaman dari masing-masing
individu dan keterampilan
komunikasi yang memadai. Bersama
dengan kemampuan untuk
memeriksa, menganalisis,
merenungkan, dan mengevaluasi
bukti, kemampuan berpikir kritisjuga
mencakup kemampuan untuk
berkomunikasi secara efektif dan
mengakses informasi. Siswa harus
dapat memilih sumber dan informasi
yang relevan, menemukan sumber
yang bagus, dan mengevaluasi
sumber berdasarkan objektivitas,
keandalan, dan kecanggihan di era
literasi digital, di mana informasi
tersedia melimpah. Strategi
pembelajaran dipandang sebagai
komponen sistem pembelajaran dari
perspektif teknologi pendidikan(Stoi,
2015: 1). Sejarah umat manusia telah
melihat bahwa banyak konflik
seringkali dipicu oleh rasa solidaritas
etnis (Tilaar, 2007).
Dengan adanya pendidikan
Pancasila ini, dapat sangat membantu
para mahasiswa/i dalam
mengembangkan keterampilan
komunikasi antarbudayanya, dengan
cara mengajarkan nilai-nilai dasar
seperti menghargai perbedaan,
toleransi, dan Kerjasama. Dengan
adanya pembelajaran pendidikan
Pancasila juga para mahasiswa/i
diajarkan untuk memahami sejarah
dan keberagaman busaya yang ada di
Indonesia, sekaligus nilai yang
terkandung didalam budaya tersebut.
Kemampuan lain, seperti pentingnya
pendidikan dalam kehidupan
manusia, juga dapat dijelaskan
dengan menggunakan teknik berpikir
kritis. Menimbang bahwa pendidikan
memungkinkan manusia untuk
menjadi dewasa dan berfungsi penuh,
ciptaan Tuhan yang cerdas. Menurut
Pasal 1 Undang-Undang Nomor 20
Tahun 2003 Tentang Sistem
Pendidikan Nasional (1).
Pendidikan Pancasila di Perguruan
Tinggi bertujuan untuk:
1. Menjadikan Pancasila sebagai
landasan ideologi bangsa danfalsafah
negara dengan menghidupkan
kembali nilai-nilai intinya sebagai
pedoman dasar dalam bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara.
2. Untuk membantu siswa tumbuh
sebagai Pancasilais dalam sikap,
perilaku, dan proses mental mereka.
3. Membantu siswa memahami dan
menghayati sila-sila pokok Pancasila
sebagai warga negara Republik
Indonesia sambil membekali mereka
dengan cara mengamalkan sila-sila
tersebut dalam bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara.
4. Mengembangkan peserta didik
kemampuan berpikir kritis dan
memecahkan masalah dalam
kehidupan bermasyarakat, berbangsa,
dan bernegara dengan kerangka nilai-
nilai Pancasila dan Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945.
5. Membangun masyarakat madani
yang demokratis, adil, dan
bermartabat berdasarkan Pancasila,
agar masyarakat dapat
berkomunikasi, dan membentuk sikap
mental bangsa pada anak didik yang
dapat mengenal nilai-nilai
kemanusiaan, cinta tanah air, dan
persatuan.
Pada komunikasi anatarbudaya
juga penggunaan teknologi informasi
dan komunikasi yang ada pada
pembelajaran pendidikan Pancasila
bisa menjadi salah satu cara untuk
dapat meningkatkan komunikasi
antarbudaya. Teknologi informasi
dan komunikasi yang biasa disebut
juga dengan “TIK” dapat
memfasilitasi interaksi terhadap para
mahasiswa/i terhadap berbagai
budaya yang dapat memberikan
pengalaman belajar yang lebih
menarik dan juga interaktif.
Pendidikan saat ini memasuki
Pendidikan dengan tingkat masa
pengetahuan yang tinggi. Masa
pengetahuan yang tinggi ini tentu
diakibatkan dari adanya penerapan
media dan teknologi digital yang
biasanya disebut dengan information
super highway (Gates, 1992).
Pembelajaran abad 21 yang
berorientasi pada masa pengetahuan
harus disesuaikan pada kecakapan
warga negara abad 21 yakni life and
career skills, Belajar dan Berinovasi,
Information media and technology
skills”. (Trilling dan Fadel, 2009: 39).
Dengan demikian metode kegiatan
pembelaan yang dikembangkan harus
memberikan desain inovatif dan
kreatif dalam mengkolaborasikan,
menciptakan, solusi dari setiap
masalah yang dihadapi.
Selain itu, konstitusi negara
atau yang dapat disebut dengan
prinsip konstitusional harus
disebutkan dalam pendidikan
kewarganegaraan global yang
dibentuk di Indonesia. Nilai-nilai
hubungan internasional secara tegas
dinyatakan dalam konstitusi negara
Indonesia. Salah satu tujuan
berdirinya Negara Republik
Indonesia, sebagaimana tercantum
dalam pembukaan UUD 1945, adalah
“berkontribusi dalam
menyelenggarakan kesejahteraan
dunia yang berdasarkan
kemerdekaan, perdamaian abadi, dan
keadilan sosial”. Oleh karena itu,
terbukti bahwa konstitusi kita
membuka jalan bagi tumbuhnya
hubungan antar bangsa yang
menjunjung tinggi cita-cita
kemerdekaan, perdamaian, dan
keadilan sosial.
Tujuan pendidikan Pancasila di
perguruan tinggi adalah: (1)
Menjadikan Pancasila sebagai
landasan ideologi dan falsafahbangsa
melalui penghidupan kembali sila-
sila pokok Pancasila sebagai pedoman
dasar kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara; (2). agar
peserta didik menumbuhkan karakter
manusia pancasila dalam sikap,
pikiran, dan perbuatannya; (3).
membekali peserta didik dengan
kesadaran dan penghayatan terhadap
semangat dan prinsip dasar Pancasila
sebagai warga negara Republik
Indonesia, serta membekali mereka
agar mampu menerapkan nilai-nilai
tersebut dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa,
dan bernegara; (4) Mengembangkan
dalam diri siswa suatu sistem
pemikiran yang berlandaskan pada
asas-asas Pancasila dan Undang-
Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945 yang
memungkinkan mereka mengkaji dan
menyelesaikan berbagai persoalan
sosial, kebangsaan, dan politik. Untuk
dapat menyesuaikan diri dengan
dinamika internal dan eksternal
masyarakat Indonesia, perlu
ditanamkan dalam diri siswa sikap
mental yang mampu menjunjung
tinggi nilai-nilai ketuhanan,
kemanusiaan, cinta tanah air, dan
persatu
Pertama, tanggung jawab sosial
adalah tingkat kesadaran saling
ketergantungan dan kepedulian sosial
terhadap orang lain, masyarakat, dan
lingkungan. Melalui partisipasidalam
evaluasi masalah sosial, identifikasi
contoh atau contoh ketidakadilan, dan
pusat perhatian global, siswa dapat
berlatih menumbuhkan tanggung
jawab sosial. Untuk memecahkan
masalah lokal dan global, siswa juga
mengembangkan etika pelayanan
sosial dan berlatih menghargai
perbedaan orang lain. Mereka
menyadari hubungan antara tindakan
lokal dan efek yang lebih luas. Murid
diinformasikan bahwa mereka akan
berinteraksi dan berkomunikasi
dengan orang-orang dari semua latar
belakang dalam periode global.
Perbedaan itu telah menembus batas-
batas negara dan bukan hanya dari
segi budaya yang ada di sana
(transnasional).
Kedua, Kompetensi global
adalah kapasitas untuk terhubung,
berkomunikasi, dan bekerja secara
produktif sambil mempertahankan
pikiran terbuka dan secara aktif
berusaha memahami standar budaya
orang lain. Siswa harus kompeten
secara global karena mereka
menghadapi lingkungan global yang
cepat berubah. Anda memiliki banyak
kesempatan sebagai warga negara
muda untuk belajar dan menggunakan
kesadaran global Anda yang sedang
berkembang. Teknik berpikir kritis
dapat digunakan untuk membangun
dimensi kompetensi global dalam
pembelajaran PKn.
Ketiga, partisipasi dalam
kewarganegaraan global, yang
didefinisikan sebagai tindakan atau
kecenderungan untuk
mengidentifikasi masalah sosial di
tingkat lokal, regional, nasional, dan
global dan mengatasinya melalui
kesukarelaan, tindakan politik, dan
keterlibatan masyarakat. Untuk
berkontribusi secara aktif dalam
mengenali dan menyelesaikan
berbagai masalah global yang
berkembang, siswa harus tumbuh
sebagai warga negara muda.
Partisipasi dalam urusan sipil
merupakan komponen penting dari
modal sosial.
Siswa dalam Pancasila
mengenal, mengidentifikasi, dan
mendeskripsikan berbagai jenis
kelompok sosial berdasarkan
perilaku, jenis kelamin, gaya
komunikasi, dan budaya. Mereka juga
menjelaskan bagaimana seseorang
mengembangkan identitasnya sendiri
dan kelompoknya, dan mereka
memeriksa bagaimana bergabung
dengan kelompok sosial di tingkat
lokal, regional, nasional, dan
internasional. Pelajari dan hargai
budaya negara Anda dan budaya lain.
Orang luar dapat mendorong
semangat saling menghormati dan
toleransi satu sama lain.
Dengan memperhatikan, memahami,
menerima, dan menghargai keunikan
masing-masing budaya sebagai
kekayaan pandangan, mahasiswa
Pancasila berinteraksi dengan budaya
yang berbeda dengan dirinya secara
setara, menumbuhkan rasa empati dan
saling pengertian. Komunikasi antar
budaya adalah pertukaran ide antara
anggota dari berbagai kelompok
budaya. Komunikasi lintas budaya
sangat penting di era globalisasi
karena membantu kita berinteraksi
dengan orang-orang dari budayayang
berbeda saat kita bepergian atau
berbicara dengan mereka. Kita
berisiko menyinggung orang dari
budaya lain jika kita tidak berhati-
hati. Menurut Wibowo dan Wahono
(2017:204), “ruang lingkup atau
substansi materi dalam keilmuanPKn
menitikberatkan pada Pancasila,
UUD 1945, demokrasi, nilai-nilai,
etika, moral, politik, hukum, budaya,
kearifan lokal, dan kebangsaan.
kemajemukan." Penyalahgunaan
kata-kata atau gaya komunikasi
tertentu dapat mengakibatkan
kesalahpahaman dan perasaan tidak
nyaman dari orang lain. Selain
menjadi kajian penting, muatan
materi tentang multikulturalisme
nasionalisme Indonesia jugamemiliki
modal akademik yang dapat
mempengaruhi pandangan siswa
terhadap fenomena multikultural atau
keragaman negara kita. Jika kedua
belah pihak mau mengakui dan
menghormati perbedaan satu sama
lain, komunikasi antar budaya yang
efektif akan dihasilkan.
Kemampuan untuk berkolaborasi
dalam jaringan, berkomunikasi lintas
bahasa dan budaya, menggunakan
perangkat digital secara efektif,
efisien, dan etis, memiliki filter
pengaruh yang kuat terhadap budaya
dan ideologi, serta meminimalkan
budaya kemalasan, semuanya
diperlukan bagi warga negara untuk
mengembangkan digital.
kewarganegaraan (Komalasari 2019;
U.N.E.S.C.O. 2011) Warga negara
literasi digital kewarganegaraandapat
diciptakan dari semua elemen
tersebut. Proses penyampaian
informasi, konsep, gagasan,perasaan,
dan lain-lain antara dua orang atau
lebih disebut sebagai komunikasi oleh
Suranto (2010: 2) berakar pada kata
kerja latin communicare, yang berarti
menginformasikan.
Profil anak didik Pancasila terdiri dari
tiga komponen penting. Berbagai di
seluruh dunia, khususnya:
1. Memahami dan Menghargai
Budaya Siswa pada Pancasila
mengidentifikasi, mengkategorikan,
dan mendeskripsikan berbagai jenis
kelompok berdasarkan perilaku, jenis
kelamin, gaya komunikasi, dan
budaya. Mereka juga
menggambarkan pembentukan
identitas mereka sendiri dan
kelompok dan memeriksa bagaimana
bergabung dengan kelompok sosialdi
tingkat lokal, regional, nasional dan
internasional. Sikap toleransi dan
menghargai orang lain dapat
ditumbuhkan dengan mempelajari
dan menghargai budaya baik lokal
maupun asing. Rahasia memelihara
persatuan dan mencegah proses
perpecahan masyarakat, bangsa, dan
negara adalah sikap dan perilaku yang
positif terhadap keragaman
masyarakat.
2. Kemampuan komunikasi
antarbudaya ketika berinteraksi
dengan sesama siswa Pancasila
berkomunikasi dengan budaya yang
berbeda dengan dirinya secara setara
dengan memperhatikan, memahami,
menerima, dan menghargai keunikan
masing-masing budaya sebagai
kekayaan cara pandang guna
menumbuhkan empati dan saling
pengertian. Komunikasi antar budaya
adalah komunikasi antara individu
dari berbagai latar belakang budaya.
Komunikasi lintas budaya sangat
penting di era globalisasi. Penting
karena sangat membantu ketika kita
berinteraksi dengan atau
mengunjungi orang yang berasal dari
tempat atau negara lain. Kita berisiko
menyinggung orang dari budaya lain
jika kita tidak berhati-hati.
Penggunaan frasa atau teknik
komunikasi tertentu yang salah dapat
menyebabkan kesalahpahaman dan
kegelisahan pada orang lain.
Komunikasi antar budaya yang efektif
akan terjadi apabila setiap pihak mau
saling memahami perbedaan yang
ada. Dengan memahami bahwa setiap
budaya memang berbeda, kita bisa
memelajari dan mencari tahu
bagaimana cara komunikasi yang
dalam konteks budaya lain. Tanpa
pemahaman ini, kita cenderung
merasa dibenarkan dan tidak mau
mentolerir peradaban yang berbeda.
Kita dapat lebih jelas memahami
keuntungan komunikasi lintasbudaya
dengan mempertimbangkan
penekanan pada potensi hambatan
komunikasi. Para ahli berpendapat
bahwa budaya dan komunikasi saling
bergantung dan terhubung.
Komunikasi memiliki fungsi dalam
menentukan, menegakkan, dan
mewariskan budaya karena budaya
menjadi komponen perilaku
komunikasi. Berikut ini adalah
beberapa keuntungan dari interaksi
lintas budaya:
a) Memperoleh kepekaan budaya kita
dapat belajar tentang budaya yang
berbeda ketika kita berinteraksi
dengan orang-orang dari peradaban
lain. Ini bermanfaat karena dapat
mengurangi perilaku rasis. Rasis
sering percaya bahwa peradaban dari
negara lain memiliki stereotip A, B,
dan C. Terlepas dari kenyataan bahwa
stereotip ini mungkin tidak selalu
akurat. Kita dapat mengurangi pola
pikir yang salah ini dengan terlibat
dalam dialog lintas budaya yang
ekstensif.
b) Menyesuaikan diri dengan
keragaman Langkah pertama dalam
menyesuaikan diri dengan kebiasaan
baru adalah memahami budaya lain.
Kita dapat secara bertahap
menyesuaikan diri dengan konvensi
dan perilaku baru ini setelah kita
memiliki pemahaman yang lebih baik
tentang orang lain. Adaptasi ini akan
membantu kita mengembangkan dan
memperluas pemikiran kita.
c) Menciptakan ikatan antar
peradaban yang berbeda Sebagian
besar masalah antar budaya muncul
dari kurangnya komunikasi dan saling
pengertian di kedua sisi. Bentrokan
antar budaya yang sering terjadi dapat
dicegah jika kita mau terbuka untuk
mempelajari hal-hal baru.
d) Selalu ada tantangan dalam
peningkatan keterampilan
komunikasi. Tantangan yang terjadi
dalam komunikasi antarbudaya,
bagaimanapun, tidak diragukan lagi
lebih banyak dan rumit daripada yang
dihadapi komunikasi antara anggota
budaya yang sama. Kapasitas
komunikasi kita akan ditingkatkan
melalui interaksi yang sering dengan
orang-orang dari latar belakang
budaya lain.
Selain itu, pembelajaran
Pancasila juga dapat membantu siswa
memahami betapa pentingnya
keadilan sosial dalam kehidupan
masyarakat. Konsep keadilan sosial
dalam Pancasila mengajarkan tentang
pentingnya saling membantu dan
memperhatikan kepentingan orang
lain, terutama yang kurang mampu.
Mahasiswa/i dapat memahami betapa
pentingnya menjadi warga negara
yang bertanggung jawab dan mampu
membantu membangun kehidupan
sosial yang lebih baik.
Selain itu, pembelajaran
Pancasila juga memberikan
pemahaman tentang pentingnya
menjaga keutuhan bangsa dan negara,
serta menghargai keragaman budaya
yang ada di dalamnya. Hal ini penting
dalam menjaga persatuan dan
kesatuan bangsa, serta mencegah
konflik sosial yang dapat merusak
kehidupan bersama. Dalam
implementasinya, pembelajaran
Pancasila dapat dilakukan dengan
menggunakan metode pembelajaran
yang partisipatif dan dialogis,
sehingga mahasiswa/i dapat
berdiskusi dan berbagi pengalaman
dan pandangan dari berbagai sudut
pandang budaya. Selain itu,
penggunaan media pembelajaran
yang kreatif dan inovatif juga dapat
memfasilitasi pembelajaran Pancasila
dengan lebih efektif dan
menyenangkan.
Dalam era globalisasi yang
semakin kompleks dan dinamis,
pembelajaran Pancasila menjadi
penting dalam mempersiapkan siswa
untuk menghadapi tantangan dalam
membangun keterampilan
komunikasi antarbudaya dan menjaga
keharmonisan dalam kehidupan sosial
yang semakin multikultural. Oleh
karena itu, institusi pendidikan harus
memperhatikan pentingnya
pembelajaran Pancasila dan
mengintegrasikan nilai-nilai
Pancasila dalam kurikulum dan
kegiatan sehari-hari mahasiswa/i.
KESIMPULAN
Dari pembahasan artikel
tentang membangun keterampilan
komunikasi antarbudaya melalui
pembelajaran pendidikan Pancasila,
dapat diambil kesimpulan bahwa
pembelajaran pendidikan Pancasila
memiliki peranan penting dalam
membantu membangun keterampilan
komunikasi antarbudaya. Didalam era
globalisasi seperti ini, kemampuan
untuk berkomunikasi dengan efektif
dan juga harmonis kepada orang lain
dari bermacam-macam budaya yang
berbeda sangatlah penting.
Pada pembelajaran pendidikan
Pancasila mengajarkan kita banyak
hal, seperti nilai-nilai gotong royong,
menghargai perbedaan dan keadilan
sosial, yang dapat membantu para
mahasiswa/i dapat mengembangkan
kemampuan untuk dapat bekerjasama
dengan orang-orang yang memiliki
latar belakang budaya yang berbeda-
beda. Selain itu juga, metode
pembelajaran pendidikan Pancasila
efektif dapat membantu para
mahasiswa/i untuk memperluas
pemahaman mereka tentang
bermacam-macam perspektif budaya,
serta membantu mereka dalam belajar
dari pengalaman dan sudut pandang
orang lain.
Dalam rangka membangun
keterampilan komunikasi antarbudya,
maka sangatlah penting bagi semua
institusi pendidikan untuk
memasukan pembelajaran Pancasila
ke dalam kurikulumnya dan
menjalankannya didalam kehidupan
sehari-harinya. Hal seperti ini akan
menumbuhkan dan membantu siswa
untuk mengembangkan keterampilan
yang mereka butuhkan untuk
berkomunikasi secara efektif kepada
orang lain yang memiliki kebudayaan
yang berbeda dan dapat menjadilebih
terbuka dalam memahami perspsektif
dari sudut pandang orang lain.
Dengan kita memahami nilai-
nilai didalam Pancasila dan kita
belajar dari orang lain, para
mahasiswa/i dapat mengembangkan
untuk mengembangkan kemampuan
untuk menghargai perbedaan antar
budaya, memahami sudut pandang
orang lain, serta kita bisa
berkomunikasi secara efektif dengan
orang lain yang memiliki kebudayaan
yang berbeda dari kita. Oleh karena
itu pendidikan Pancasila sangatlah
penting guna mempersiapkan para
mahasiwa/i untuk menghadapi atau
melewati tantangan dalam era
globalisasi seperti ini.
Melalui pembelajaran
Pendidikan Pancasila, siswa dapat
mengembangkan pemahaman yang
lebih baik tentang nilai-nilai budaya
yang berbeda dan dapat belajar untuk
berkomunikasi dengan orang dari
latar belakang budaya yang berbeda
secara lebih efektif. Oleh karena itu,
pendidikan Pancasila dapat
memainkan peran penting dalam
mempersiapkan mahasiswa/i untuk
menghadapi tantangan dalam era
globalisasi ini.
Namun, untuk mencapai tujuan
tersebut, dibutuhkan dukungan dan
komitmen dari berbagai pihak,
termasuk pemerintah, lembaga
pendidikan, dan masyarakat.
Pemerintah perlu memberikan
perhatian dan dukungan yang cukup
untuk pembelajaran Pancasila dalam
kurikulum nasional. Lembaga
pendidikan perlu merancang dan
mengimplementasikan program
pembelajaran Pancasila yang efektif
dan terintegrasi. Sedangkan
masyarakat perlu mendukung upaya
ini dengan memberikan penghargaan
dan dukungan pada kegiatan yang
berkaitan dengan pembelajaran
Pancasila.
Dalam kesimpulannya,
pembelajaran Pancasila dapat
menjadi cara yang efektif untuk
membangun keterampilan
komunikasi antarbudaya yang penting
dalam era globalisasi saat ini. Oleh
karena itu, institusi pendidikan perlu
memperhatikan pentingnya
pembelajaran Pancasila dalam
mempersiapkan siswa untuk menjadi
individu yang sukses dan harmonis
dalam dunia yang semakin terkoneksi
dan multikultural.
DAFTAR PUSTAKA
Nufaris Elisa, Vol. 5 No. 1 (2017)
PERANAN PENDIDIKAN
KEWARGANEGARAAN
DALAM PENDIDIKAN
KARAKTER BANGSA.
Universitas Amir Hamzah
Medan
Bertha Sri, Eko Hendar, Putranto
Veronika (2020).
Mengembangkan Kompetensi
Komunikasi Antarbudaya
Berbasis Kearifan Lokal
Untuk Membangun
Kerhamonisan Relasi Antar
etnis Dan Agama
Sulaksono, Teki
Prasetyo and Kurniasih,
Yuli and Adha, Muhammad
Mona (2018) KONTRIBUSI
PKN DALAM
PENGEMBANGAN
PERSPEKTIF LINTAS
BUDAYA PESERTA DIDIK
Jatnika, Asep Wawan and Saepudin,
Epin and Siregar, Chairil Nur
(2019).
PEMBUDAYAAN NILAI
BHINNEKA TUNGGAL IKA
DI PERGURUAN TINGGI
MELALUI PEMBELAJARAN
PENDIDIKAN
KEWARGANEGARAAN DAN
BAHASA INDONESIA.
Dr. Alo Liliweri. M.S. Maknabudaya
dalam komunikasi
antarbudaya
Susilawati, Evi (2020) PENGARUH
STRATEGI
PEMBELAJARAN DAN
INTERAKSI SOSIAL SISWA
TERHADAP HASIL
BELAJAR PENDIDIKAN
PANCASILA DAN
KEWARGANEGARAAN. Doc
toral thesis, Universitas
Negeri Medan.
Slamet Hariyadi, Muhamad Saleh
saleh Vol 7, No 2 (2022).
Membangun Kecakapan
Literasi Digital Citizenship
Melalui Model Information
Comunication Technology
(ICT) Learning
Putri Handayani,
1513032037 (2019) KOMUN
IKASI ANTAR BUDAYA DAN
DAMPAKNYA BAGI
KEHIDUPAN MASYARAKAT
DI PEKON MARANG
KABUPATEN PESISIR
BARAT. FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU
PENDIDIKAN,
UNIVERSITAS LAMPUNG.
Asarina Jehan Juliani, Adolf Bastian
(2021). PENDIDIKAN
KARAKTER SEBAGAI
UPAYA WUJUDKAN
PELAJAR PANCASILA
Agil Nanggala Pendidikan
Kewarganegaraan,
Universitas Pendidikan
Indonesia, Pendidikan
Kewarganegaraan Sebagai
Pendidikan Multikultural
Siti Zubaidah Jurusan Biologi,
FMIPA, Universitas Negeri
Malang. KETERAMPILAN
ABAD KE-21:
KETERAMPILAN YANG
DIAJARKAN MELALUI
PEMBELAJARAN
Sutrisno a, Universitas
Muhammadiyah Ponorogo
Vol. 11 No. 1 : Januari 2023.
Pendidikan Kewarganegaraan
Berwawasan Global Untuk
Penanaman Kecakapan
Belajar Dan Berinovasi
Warga Negara Abad Ke-21
Mukhamad Murdiono Fakultas Ilmu
Sosial Universitas Negeri
Yogyakarta. PENDIDIKAN
KEWARGANEGARAAN
UNTUK MEMBANGUN
WAWASAN GLOBAL
WARGA NEGARA MUDA
Nasution, F. R., & Zakiyah, N.
(2019). Membangun
Keterampilan Komunikasi
Antarbudaya Melalui
Pembelajaran Pendidikan
Pancasila. Jurnal Pendidikan
Karakter, 9(1), 40-46.
Rachman, S., & Saifuddin, A.(2020).
Penerapan Model
Pembelajaran Kooperatif Tipe
Numbered Heads Together
(NHT) dalam Pembelajaran
Pendidikan Pancasila untuk
Meningkatkan Keterampilan
Komunikasi Antarbudaya
Siswa. Jurnal Bioterdidik:
Wahana Ekspresi Ilmiah, 8(1),
53-63.
Rumondang, D. M., Pangemanan, S.,
& Sumakul, E. (2018).
Pengaruh Pembelajaran
Pendidikan Pancasila
terhadap Keterampilan
Komunikasi Antarbudaya
Siswa SMA Negeri 1
Kawangkoan Utara. Jurnal
Pendidikan
Kewarganegaraan, 8(1), 79-
94.
Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan. (2018).
Kurikulum 2013 Sekolah
Menengah Atas/Madrasah
Aliyah Mata Pelajaran
Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan.
Nguni, S., Sleegers, P., & Denessen,
E. (2006). Transformational
and transactional leadership
effects on teachers' job
satisfaction, organizational
commitment, and
organizational citizenship
behavior in primary schools:
The Tanzanian case. School
effectiveness and school
improvement, 17(2), 145-177.
Williams, M. K., & Oetzel, J. G.
(2021). Intercultural
communication competence.
Oxford Research
Encyclopedia of
Communication.
Eun, B., & Lim, C. (2018). Cultural
intelligence, global mindset,
and cross-cultural
competence: A study of
expatriates in South Korea.
International Journal of
Intercultural Relations, 65,
47-56.

More Related Content

Similar to Komunikasi Antarbudaya

Isu Strategis Pendidikan Islam Abad 21.pptx
Isu Strategis Pendidikan Islam Abad 21.pptxIsu Strategis Pendidikan Islam Abad 21.pptx
Isu Strategis Pendidikan Islam Abad 21.pptxanatunnisamunamah1
 
Capaian Pembelajaran (CP) Fase D IPS
Capaian Pembelajaran (CP) Fase D IPSCapaian Pembelajaran (CP) Fase D IPS
Capaian Pembelajaran (CP) Fase D IPSModul Guruku
 
10 file utama naskah-19-1-10-20150706
10 file utama naskah-19-1-10-2015070610 file utama naskah-19-1-10-20150706
10 file utama naskah-19-1-10-20150706ArisPiligame
 
Pengantar pendidikan
Pengantar pendidikanPengantar pendidikan
Pengantar pendidikananitaairhi
 
1117-Article Text-7762-1-10-20221101.pdf
1117-Article Text-7762-1-10-20221101.pdf1117-Article Text-7762-1-10-20221101.pdf
1117-Article Text-7762-1-10-20221101.pdfjumN
 
Materi Pengenalan-P5 Profil Pelajar Pancasila.pptx
Materi Pengenalan-P5 Profil Pelajar Pancasila.pptxMateri Pengenalan-P5 Profil Pelajar Pancasila.pptx
Materi Pengenalan-P5 Profil Pelajar Pancasila.pptxYESIDAAPRILIANI2
 
01 peranan pendidikan formal juanda
01 peranan pendidikan formal   juanda01 peranan pendidikan formal   juanda
01 peranan pendidikan formal juandaArken Arken
 
peran guru PKn melalui pembelajaran berbasis multikultural dalam membangun ka...
peran guru PKn melalui pembelajaran berbasis multikultural dalam membangun ka...peran guru PKn melalui pembelajaran berbasis multikultural dalam membangun ka...
peran guru PKn melalui pembelajaran berbasis multikultural dalam membangun ka...pendidikan pancasila dan kewarganegaraan
 
Pendidikan dalam Membentuk Masyarakat Madani (makalah BIK)
Pendidikan dalam Membentuk Masyarakat Madani (makalah BIK)Pendidikan dalam Membentuk Masyarakat Madani (makalah BIK)
Pendidikan dalam Membentuk Masyarakat Madani (makalah BIK)Muh Nafis Edi Yahyana
 
Materi kelompok 5 pentingnya pendidikan multikultural di indonesia
Materi kelompok 5 pentingnya pendidikan multikultural di indonesiaMateri kelompok 5 pentingnya pendidikan multikultural di indonesia
Materi kelompok 5 pentingnya pendidikan multikultural di indonesiaYhana Hadayana
 
PENDIDIKAN DAN PERUBAHAN SOSIAL BUDAYA
PENDIDIKAN DAN PERUBAHAN SOSIAL BUDAYAPENDIDIKAN DAN PERUBAHAN SOSIAL BUDAYA
PENDIDIKAN DAN PERUBAHAN SOSIAL BUDAYAimam shofwan
 
194-Article Text-694-1-10-20210208.pdf
194-Article Text-694-1-10-20210208.pdf194-Article Text-694-1-10-20210208.pdf
194-Article Text-694-1-10-20210208.pdfSaddamSevenmatika1
 

Similar to Komunikasi Antarbudaya (20)

Isu Strategis Pendidikan Islam Abad 21.pptx
Isu Strategis Pendidikan Islam Abad 21.pptxIsu Strategis Pendidikan Islam Abad 21.pptx
Isu Strategis Pendidikan Islam Abad 21.pptx
 
Capaian Pembelajaran (CP) Fase D IPS
Capaian Pembelajaran (CP) Fase D IPSCapaian Pembelajaran (CP) Fase D IPS
Capaian Pembelajaran (CP) Fase D IPS
 
10 file utama naskah-19-1-10-20150706
10 file utama naskah-19-1-10-2015070610 file utama naskah-19-1-10-20150706
10 file utama naskah-19-1-10-20150706
 
Pengantar pendidikan
Pengantar pendidikanPengantar pendidikan
Pengantar pendidikan
 
Makalah pend.pancasila soni
Makalah pend.pancasila soniMakalah pend.pancasila soni
Makalah pend.pancasila soni
 
P5.pptx
P5.pptxP5.pptx
P5.pptx
 
Pengenalan-P5.pptx
Pengenalan-P5.pptxPengenalan-P5.pptx
Pengenalan-P5.pptx
 
1117-Article Text-7762-1-10-20221101.pdf
1117-Article Text-7762-1-10-20221101.pdf1117-Article Text-7762-1-10-20221101.pdf
1117-Article Text-7762-1-10-20221101.pdf
 
Materi Pengenalan-P5 Profil Pelajar Pancasila.pptx
Materi Pengenalan-P5 Profil Pelajar Pancasila.pptxMateri Pengenalan-P5 Profil Pelajar Pancasila.pptx
Materi Pengenalan-P5 Profil Pelajar Pancasila.pptx
 
Tugas pkn siap tempur
Tugas pkn siap tempurTugas pkn siap tempur
Tugas pkn siap tempur
 
01 peranan pendidikan formal juanda
01 peranan pendidikan formal   juanda01 peranan pendidikan formal   juanda
01 peranan pendidikan formal juanda
 
Bakti dan ujang.p
Bakti dan ujang.pBakti dan ujang.p
Bakti dan ujang.p
 
peran guru PKn melalui pembelajaran berbasis multikultural dalam membangun ka...
peran guru PKn melalui pembelajaran berbasis multikultural dalam membangun ka...peran guru PKn melalui pembelajaran berbasis multikultural dalam membangun ka...
peran guru PKn melalui pembelajaran berbasis multikultural dalam membangun ka...
 
Makalah landasan antro
Makalah landasan antroMakalah landasan antro
Makalah landasan antro
 
Pendidikan dalam Membentuk Masyarakat Madani (makalah BIK)
Pendidikan dalam Membentuk Masyarakat Madani (makalah BIK)Pendidikan dalam Membentuk Masyarakat Madani (makalah BIK)
Pendidikan dalam Membentuk Masyarakat Madani (makalah BIK)
 
Materi kelompok 5 pentingnya pendidikan multikultural di indonesia
Materi kelompok 5 pentingnya pendidikan multikultural di indonesiaMateri kelompok 5 pentingnya pendidikan multikultural di indonesia
Materi kelompok 5 pentingnya pendidikan multikultural di indonesia
 
PENDIDIKAN DAN PERUBAHAN SOSIAL BUDAYA
PENDIDIKAN DAN PERUBAHAN SOSIAL BUDAYAPENDIDIKAN DAN PERUBAHAN SOSIAL BUDAYA
PENDIDIKAN DAN PERUBAHAN SOSIAL BUDAYA
 
Ppd
PpdPpd
Ppd
 
Makalah pendidikan berkarakter
Makalah pendidikan berkarakterMakalah pendidikan berkarakter
Makalah pendidikan berkarakter
 
194-Article Text-694-1-10-20210208.pdf
194-Article Text-694-1-10-20210208.pdf194-Article Text-694-1-10-20210208.pdf
194-Article Text-694-1-10-20210208.pdf
 

Recently uploaded

PENGENDALIAN MUTU prodi Blitar penting untuk dimiliki oleh masyarakat .pptx
PENGENDALIAN MUTU prodi Blitar penting untuk dimiliki oleh masyarakat .pptxPENGENDALIAN MUTU prodi Blitar penting untuk dimiliki oleh masyarakat .pptx
PENGENDALIAN MUTU prodi Blitar penting untuk dimiliki oleh masyarakat .pptxheru687292
 
UKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptx
UKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptxUKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptx
UKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptxzidanlbs25
 
Geologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdf
Geologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdfGeologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdf
Geologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdfAuliaAulia63
 
Menggunakan Data matematika kelas 7.pptx
Menggunakan Data matematika kelas 7.pptxMenggunakan Data matematika kelas 7.pptx
Menggunakan Data matematika kelas 7.pptxImahMagwa
 
Sistem operasi adalah program yang bertindak sebagai perantara antara user de...
Sistem operasi adalah program yang bertindak sebagai perantara antara user de...Sistem operasi adalah program yang bertindak sebagai perantara antara user de...
Sistem operasi adalah program yang bertindak sebagai perantara antara user de...Shary Armonitha
 
MATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptx
MATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptxMATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptx
MATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptxrikosyahputra0173
 
MARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptx
MARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptxMARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptx
MARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptxmariaboisala21
 

Recently uploaded (7)

PENGENDALIAN MUTU prodi Blitar penting untuk dimiliki oleh masyarakat .pptx
PENGENDALIAN MUTU prodi Blitar penting untuk dimiliki oleh masyarakat .pptxPENGENDALIAN MUTU prodi Blitar penting untuk dimiliki oleh masyarakat .pptx
PENGENDALIAN MUTU prodi Blitar penting untuk dimiliki oleh masyarakat .pptx
 
UKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptx
UKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptxUKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptx
UKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptx
 
Geologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdf
Geologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdfGeologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdf
Geologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdf
 
Menggunakan Data matematika kelas 7.pptx
Menggunakan Data matematika kelas 7.pptxMenggunakan Data matematika kelas 7.pptx
Menggunakan Data matematika kelas 7.pptx
 
Sistem operasi adalah program yang bertindak sebagai perantara antara user de...
Sistem operasi adalah program yang bertindak sebagai perantara antara user de...Sistem operasi adalah program yang bertindak sebagai perantara antara user de...
Sistem operasi adalah program yang bertindak sebagai perantara antara user de...
 
MATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptx
MATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptxMATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptx
MATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptx
 
MARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptx
MARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptxMARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptx
MARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptx
 

Komunikasi Antarbudaya

  • 1. Membangun Keterampilan Komunikasi Antarbudaya Melalui Pembelajaran Pendidikan Pancasila Aliya Putri Kamila, Novalia Agung W. Ardhoyo Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Prof. Dr. Moestopo (Beragama) Jl.Hang Lekir 1 No. 8, Gelora, Jakarta Pusat, Indonesia Email Korespondensi : aliyaaptr21@gmail.com ABSTRAK: Artikel ini membahas betapa pentingnya pembelajaran pendidikan Pancasila dalam membangun keterampilan komunikasi antarbudaya di era globlasisasi seperti ini. Pada artikel ini memberitahu bagaimana nilai-nilai yang terkandung didalam Pancasila seperti menghargai perbedaan yang ada, gotong royong, dan keadilan sosial dapat membantu para mahasiswa/i untuk memahami bagaimana cara bekerjasama dengan orang-orang dari berbagai latar belakang budaya yang berbeda-beda serta dapat membangun kemampuan untuk memahami dan menghargai perbedaan budaya yang ada. Siswa juga dapat memperoleh manfaat dari mendengar dan memahami sudut pandang dan pengalaman orang lain melalui teknik pembelajaran Pancasila yang partisipatif dan dialogis. Singkatnya, artikel ini menekankan betapa pentingnya bagi lembaga pendidikan untuk memasukkan pembelajaran Pancasila ke dalam kurikulum mereka dan memasukkan nilai-nilai ini ke dalam semua aspek pengajaran untuk membantu siswa dalam mengembangkan keterampilan komunikasi antarbudaya yang diperlukan dalam globalisasi saat ini. Dengan demikian, artikel ini memberikan pandangan yang sangat penting tentang pentingnya pembelajaran Pancasila dalam mempersiapkan siswa untuk menjadi individu yang sukses dan harmonis dalam dunia yang semakin terkoneksi dan multikultural. Pembelajaran Pancasila dapat membantu siswa mengembangkan kemampuan untuk berkomunikasi secara efektif dengan orang dari budaya yang berbeda dan menjadi lebih terbuka dalam memahami perspektif orang lain. Oleh karena itu, artikel ini memberikan kontribusi yang signifikan dalam menjawab
  • 2. tantangan era globalisasi yang semakin menuntut individu untuk memiliki keterampilan komunikasi antarbudaya yang kuat dan memahami perbedaan budaya. PENDAHULUAN Perkembangan teknologi dan kemajuan dalam berbagai aspek kehidupan manusia menunjukkan adanya globalisasi yang terjadi di seluruh dunia. Untuk menghadapi perubahan ini, setiap individu harus memahami budaya dan agama Indonesia serta memiliki kemampuan untuk berkomunikasi secara efektif dengan orang dari latar belakang budaya dan agama yang berbeda. Pembelajaran Pendidikan Pancasila di Indonesia bertujuan untuk membentuk generasi yang memiliki moralitas dan keterampilan komunikasi yang baik dalam lingkungan sosial yang beragam. Dalam konteks globalisasi yang terus berkembang, keterampilan komunikasi antarbudaya menjadi sangat penting. Keterampilan ini meliputi kemampuan untuk mengenali dan memahami perbedaan budaya, menghargai perbedaan tersebut, serta berkomunikasi dengan efektif dengan orang yang memiliki latar belakang budaya yang berbeda. Namun, kemajuan teknologi juga dapat memberikan dampak negatif seperti perilaku yang tidak sesuai dengan moralitas dan nilai-nilai. Pendidikan Pancasila dapat membantu mengembangkan keterampilan komunikasi antarbudaya. Konsep dasar yang harus dipahami dalam pembelajaran Pancasila adalah kesetaraan, kerjasama, toleransi, dan gotong royong. Strategi pembelajaran yang dapat digunakan termasuk mendorong siswa untukberpartisipasi aktif dalam diskusi kelompok, memberikan pemahaman tentang nilai dan norma budaya lain, dan saling menghormati perbedaan budaya. Pembelajaran Pancasila sangat penting untuk menghadapi tantangan dunia global yang semakin kompleks dan berkembang pesat. Dalam artikel ini, akan dibahas bagaimana pembelajaran Pancasila dapat membantu mengembangkan keterampilan komunikasi antarbudaya dengan membahas konsep dasar dan strategi pembelajaran yang dapat digunakan. Strategi pembelajaran lainnya yang dapat digunakan adalah penggunaan media seperti film atau dokumenter yang menampilkan keberagaman budaya di Indonesia, serta diskusi dan refleksi setelah menonton. Hal ini dapat membantu mahasiswa/i untuk memahami perbedaan budaya secara lebih konkrit dan memberikan mereka kesempatan untuk berdiskusi dan saling belajar. Selain itu, penggunaan studi kasus tentang konflik antarbudaya atau situasi di mana nilai-nilai Pancasila dapat diaplikasikan juga dapat membantu mahasiswa/i untuk mengembangkan keterampilan komunikasi antarbudaya. Dalamstudi
  • 3. kasus tersebut, mahasiswa/i dapat mempelajari bagaimana konflikdapat terjadi akibat perbedaan budaya atau nilai, dan bagaimana nilai-nilai Pancasila seperti toleransi dan gotong royong dapat membantu dalam menyelesaikan konflik tersebut. Selain strategi pembelajaran di atas, penggunaan teknologi dan media sosial juga dapat dimanfaatkan untuk memperkuat keterampilan komunikasi antarbudaya mahasiswa/i. Misalnya dengan membentuk grup diskusi atau forum online yang terdiri dari mahasiswa/i dari berbagai latar belakang budaya, sehingga mereka dapat berinteraksi dan saling belajar secara virtual. Dalam kesimpulan, pembelajaran Pendidikan Pancasila dapat membantu mengembangkan keterampilan komunikasi antarbudaya mahasiswa/i. Konsep dasar Pancasila seperti kesetaraan, kerjasama, toleransi, dan gotong royong dapat menjadi landasandalam pembentukan keterampilan komunikasi antarbudaya yang baik. Selain itu, strategi pembelajaran seperti diskusi kelompok, interaksi antarbudaya, penggunaan media, dan studi kasus dapat membantu memperkuat kemampuan komunikasi antarbudaya mahasiswa/i. Dalam era globalisasi yang semakin kompleks dan berkembang pesat, keterampilan komunikasi antarbudaya menjadi sangat penting dalam membangun hubungan yang baik dengan orang- orang dari latar belakang budaya yang berbeda. METODE PENELITIAN Jenis penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif, teknik pengumpulan data ini melalui wawancara, observasi, dan dokumentasi. Dalam artikel yang membahas tentang membangun keterampilan komunikasi antarbudaya melalui pembelajaran pendidikan Pancasila, dengan menggunakan penelitian kualitatif ini kita dapat memahami pengalaman ataupun perspektif dari para mahasiswa/i dalam mempelajari komunikasi antarbudaya melalui pembelajaran pendidikan Pancasila. Dengan menggunakan penelitian kualitatif, penelitian kualitatif dapat memberikan pemahaman yang lebih dalam dan lebih komperhensif tentang bagaimana pelajaran pendidikan Pancasila dapat membantu para mahasiswa/i dalam membangun keterampilan komunikasi antarbudaya dan bagaiman proses yang dilakukan dapat dioptimalkan dalam konteks pendidikan di Indonesia. PEMBAHASAN Keterampilan komunikasi antarbudaya melalui pembelajaran pendidikan Pancasila membahas tentang bagaimana pentingnya pembelajaran pembelajaran pendidikan Pancasila dalam mengembangkan keeterampilan komunikasi antarbudaya. Pembelajaran pendidikan Pancasila sangatlah penting yaitu memiliki peran dalam memperkenalkan dan
  • 4. menanamkan nilai-nilai yang mendasar bagi kehidupan berbangsa dan bernegara di Indonesia, serta sebagai landasan dalam membangun hubungan antarbudaya yang harmonis. Pada pembelajaran pendidiakan Pancasila inimempunyai prinsip, yaitu menghargai keragaman budaya dan memperlihatkan kesetaraan antara individu dari berbagai macam latar belakang budaya yang berbeda-beda. Dengan kita mempelajari prinsip seperti ini, para mahasiswa/i dapat mendapatkan pemahaman yang lebih baik terhadap nilai-nilai budaya yang lain dan dapat belajar mengahrgai adanya perbedaan. Komunikasi antar budaya berarti kita belajar tentang budaya orang lain (dan membandingkan), serta setidaknya beberapa nilai budaya yang kurang dalam diri kita sendiri. Didalam pembelajaran pendidikan Pancasila juga bisa membantu membangun keterampilan komunikasi antarbudaya itu sendiri. Contohnya seperti, seorang dosen yang mengajarkan para mahasiswa/I nya tentang keragaman budaya yang berada di Indonesia dan nilai-nilai yang dihargai dimasyarakat. Selain itu, para mahasiswa/i juga dapat belajar tentang kebudayaan lain selain yang ada di Indonesia sehingga kita bisa dapat menghargai kebudayaan atau perbedaan antara budaya kita dan budaya mereka. Suwartini (2017) menyatakan bahwa pendidikan karakter adalah suatu proses penanaman kualitas karakter peserta didik seperti wawasan, pemahaman diri, ketetapan hati, dan komponen semangat serta langkah-langkah untuk mengamalkan nilai-nilai yang berkaitan dengan Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, diri sendiri, orang lain, lingkungan, dan masyarakat agar mewujudkan insane kamil. Keterampilan komunikasi antarbudaya akan menjadi semakin penting pada era globalisasi seperti ini dan seiring dengan kemajuan teknologi informasi yang sangat memungkinkan dengan terjadinya interaksi dan pertukaran informasi antara budaya yang berbeda. Keterampilan komunikasi antarbudaya meliputi kemampuan untuk menghargai adanya perbedaan budaya, memahami perbedaan norma dan nilai-nilai budaya, dan dapat berkomunikasi dengan efektif dalam konteks budaya yang berbeda. “Budaya adalah suatu pola makna yang terejawantahkan dalam symbol- simbol yang secara historis ditransmisikan, sebuah sistem gagasan yang diwarisi yang ternyata dalam bentuk-bentuk simbolis yang lewatnya manusia dapat mengkomunikasikan, melanggengkan dan mengembangkan gugus pengetahuan dan sikap tentang kehidupan” (dalam Samvor, Porter, dan Mc Daniel, 2006:10). Dengan semakin berkembangnya teknologi dan juga kemudahaan saat akses sebuah informasi, orang-orang dapat berkomunikasi dengan orang laindari berbagai budaya dari seluruh dunia dengan lebih mudah. Tetapi dengan lebih mudahnya diakses dan lebih mudahnya berkomunikasi juga
  • 5. terdabat sisi negatif nya, seperti ada saja hal-hal yang dapat menimbulkan atau menyebabkan konflik antarbudaya jika kurangnya pemahaman dari masing-masing individu dan keterampilan komunikasi yang memadai. Bersama dengan kemampuan untuk memeriksa, menganalisis, merenungkan, dan mengevaluasi bukti, kemampuan berpikir kritisjuga mencakup kemampuan untuk berkomunikasi secara efektif dan mengakses informasi. Siswa harus dapat memilih sumber dan informasi yang relevan, menemukan sumber yang bagus, dan mengevaluasi sumber berdasarkan objektivitas, keandalan, dan kecanggihan di era literasi digital, di mana informasi tersedia melimpah. Strategi pembelajaran dipandang sebagai komponen sistem pembelajaran dari perspektif teknologi pendidikan(Stoi, 2015: 1). Sejarah umat manusia telah melihat bahwa banyak konflik seringkali dipicu oleh rasa solidaritas etnis (Tilaar, 2007). Dengan adanya pendidikan Pancasila ini, dapat sangat membantu para mahasiswa/i dalam mengembangkan keterampilan komunikasi antarbudayanya, dengan cara mengajarkan nilai-nilai dasar seperti menghargai perbedaan, toleransi, dan Kerjasama. Dengan adanya pembelajaran pendidikan Pancasila juga para mahasiswa/i diajarkan untuk memahami sejarah dan keberagaman busaya yang ada di Indonesia, sekaligus nilai yang terkandung didalam budaya tersebut. Kemampuan lain, seperti pentingnya pendidikan dalam kehidupan manusia, juga dapat dijelaskan dengan menggunakan teknik berpikir kritis. Menimbang bahwa pendidikan memungkinkan manusia untuk menjadi dewasa dan berfungsi penuh, ciptaan Tuhan yang cerdas. Menurut Pasal 1 Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional (1). Pendidikan Pancasila di Perguruan Tinggi bertujuan untuk: 1. Menjadikan Pancasila sebagai landasan ideologi bangsa danfalsafah negara dengan menghidupkan kembali nilai-nilai intinya sebagai pedoman dasar dalam bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. 2. Untuk membantu siswa tumbuh sebagai Pancasilais dalam sikap, perilaku, dan proses mental mereka. 3. Membantu siswa memahami dan menghayati sila-sila pokok Pancasila sebagai warga negara Republik Indonesia sambil membekali mereka dengan cara mengamalkan sila-sila tersebut dalam bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. 4. Mengembangkan peserta didik kemampuan berpikir kritis dan memecahkan masalah dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara dengan kerangka nilai- nilai Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. 5. Membangun masyarakat madani yang demokratis, adil, dan bermartabat berdasarkan Pancasila,
  • 6. agar masyarakat dapat berkomunikasi, dan membentuk sikap mental bangsa pada anak didik yang dapat mengenal nilai-nilai kemanusiaan, cinta tanah air, dan persatuan. Pada komunikasi anatarbudaya juga penggunaan teknologi informasi dan komunikasi yang ada pada pembelajaran pendidikan Pancasila bisa menjadi salah satu cara untuk dapat meningkatkan komunikasi antarbudaya. Teknologi informasi dan komunikasi yang biasa disebut juga dengan “TIK” dapat memfasilitasi interaksi terhadap para mahasiswa/i terhadap berbagai budaya yang dapat memberikan pengalaman belajar yang lebih menarik dan juga interaktif. Pendidikan saat ini memasuki Pendidikan dengan tingkat masa pengetahuan yang tinggi. Masa pengetahuan yang tinggi ini tentu diakibatkan dari adanya penerapan media dan teknologi digital yang biasanya disebut dengan information super highway (Gates, 1992). Pembelajaran abad 21 yang berorientasi pada masa pengetahuan harus disesuaikan pada kecakapan warga negara abad 21 yakni life and career skills, Belajar dan Berinovasi, Information media and technology skills”. (Trilling dan Fadel, 2009: 39). Dengan demikian metode kegiatan pembelaan yang dikembangkan harus memberikan desain inovatif dan kreatif dalam mengkolaborasikan, menciptakan, solusi dari setiap masalah yang dihadapi. Selain itu, konstitusi negara atau yang dapat disebut dengan prinsip konstitusional harus disebutkan dalam pendidikan kewarganegaraan global yang dibentuk di Indonesia. Nilai-nilai hubungan internasional secara tegas dinyatakan dalam konstitusi negara Indonesia. Salah satu tujuan berdirinya Negara Republik Indonesia, sebagaimana tercantum dalam pembukaan UUD 1945, adalah “berkontribusi dalam menyelenggarakan kesejahteraan dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial”. Oleh karena itu, terbukti bahwa konstitusi kita membuka jalan bagi tumbuhnya hubungan antar bangsa yang menjunjung tinggi cita-cita kemerdekaan, perdamaian, dan keadilan sosial. Tujuan pendidikan Pancasila di perguruan tinggi adalah: (1) Menjadikan Pancasila sebagai landasan ideologi dan falsafahbangsa melalui penghidupan kembali sila- sila pokok Pancasila sebagai pedoman dasar kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara; (2). agar peserta didik menumbuhkan karakter manusia pancasila dalam sikap, pikiran, dan perbuatannya; (3). membekali peserta didik dengan kesadaran dan penghayatan terhadap semangat dan prinsip dasar Pancasila sebagai warga negara Republik Indonesia, serta membekali mereka agar mampu menerapkan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa,
  • 7. dan bernegara; (4) Mengembangkan dalam diri siswa suatu sistem pemikiran yang berlandaskan pada asas-asas Pancasila dan Undang- Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang memungkinkan mereka mengkaji dan menyelesaikan berbagai persoalan sosial, kebangsaan, dan politik. Untuk dapat menyesuaikan diri dengan dinamika internal dan eksternal masyarakat Indonesia, perlu ditanamkan dalam diri siswa sikap mental yang mampu menjunjung tinggi nilai-nilai ketuhanan, kemanusiaan, cinta tanah air, dan persatu Pertama, tanggung jawab sosial adalah tingkat kesadaran saling ketergantungan dan kepedulian sosial terhadap orang lain, masyarakat, dan lingkungan. Melalui partisipasidalam evaluasi masalah sosial, identifikasi contoh atau contoh ketidakadilan, dan pusat perhatian global, siswa dapat berlatih menumbuhkan tanggung jawab sosial. Untuk memecahkan masalah lokal dan global, siswa juga mengembangkan etika pelayanan sosial dan berlatih menghargai perbedaan orang lain. Mereka menyadari hubungan antara tindakan lokal dan efek yang lebih luas. Murid diinformasikan bahwa mereka akan berinteraksi dan berkomunikasi dengan orang-orang dari semua latar belakang dalam periode global. Perbedaan itu telah menembus batas- batas negara dan bukan hanya dari segi budaya yang ada di sana (transnasional). Kedua, Kompetensi global adalah kapasitas untuk terhubung, berkomunikasi, dan bekerja secara produktif sambil mempertahankan pikiran terbuka dan secara aktif berusaha memahami standar budaya orang lain. Siswa harus kompeten secara global karena mereka menghadapi lingkungan global yang cepat berubah. Anda memiliki banyak kesempatan sebagai warga negara muda untuk belajar dan menggunakan kesadaran global Anda yang sedang berkembang. Teknik berpikir kritis dapat digunakan untuk membangun dimensi kompetensi global dalam pembelajaran PKn. Ketiga, partisipasi dalam kewarganegaraan global, yang didefinisikan sebagai tindakan atau kecenderungan untuk mengidentifikasi masalah sosial di tingkat lokal, regional, nasional, dan global dan mengatasinya melalui kesukarelaan, tindakan politik, dan keterlibatan masyarakat. Untuk berkontribusi secara aktif dalam mengenali dan menyelesaikan berbagai masalah global yang berkembang, siswa harus tumbuh sebagai warga negara muda. Partisipasi dalam urusan sipil merupakan komponen penting dari modal sosial. Siswa dalam Pancasila mengenal, mengidentifikasi, dan mendeskripsikan berbagai jenis kelompok sosial berdasarkan perilaku, jenis kelamin, gaya komunikasi, dan budaya. Mereka juga menjelaskan bagaimana seseorang mengembangkan identitasnya sendiri
  • 8. dan kelompoknya, dan mereka memeriksa bagaimana bergabung dengan kelompok sosial di tingkat lokal, regional, nasional, dan internasional. Pelajari dan hargai budaya negara Anda dan budaya lain. Orang luar dapat mendorong semangat saling menghormati dan toleransi satu sama lain. Dengan memperhatikan, memahami, menerima, dan menghargai keunikan masing-masing budaya sebagai kekayaan pandangan, mahasiswa Pancasila berinteraksi dengan budaya yang berbeda dengan dirinya secara setara, menumbuhkan rasa empati dan saling pengertian. Komunikasi antar budaya adalah pertukaran ide antara anggota dari berbagai kelompok budaya. Komunikasi lintas budaya sangat penting di era globalisasi karena membantu kita berinteraksi dengan orang-orang dari budayayang berbeda saat kita bepergian atau berbicara dengan mereka. Kita berisiko menyinggung orang dari budaya lain jika kita tidak berhati- hati. Menurut Wibowo dan Wahono (2017:204), “ruang lingkup atau substansi materi dalam keilmuanPKn menitikberatkan pada Pancasila, UUD 1945, demokrasi, nilai-nilai, etika, moral, politik, hukum, budaya, kearifan lokal, dan kebangsaan. kemajemukan." Penyalahgunaan kata-kata atau gaya komunikasi tertentu dapat mengakibatkan kesalahpahaman dan perasaan tidak nyaman dari orang lain. Selain menjadi kajian penting, muatan materi tentang multikulturalisme nasionalisme Indonesia jugamemiliki modal akademik yang dapat mempengaruhi pandangan siswa terhadap fenomena multikultural atau keragaman negara kita. Jika kedua belah pihak mau mengakui dan menghormati perbedaan satu sama lain, komunikasi antar budaya yang efektif akan dihasilkan. Kemampuan untuk berkolaborasi dalam jaringan, berkomunikasi lintas bahasa dan budaya, menggunakan perangkat digital secara efektif, efisien, dan etis, memiliki filter pengaruh yang kuat terhadap budaya dan ideologi, serta meminimalkan budaya kemalasan, semuanya diperlukan bagi warga negara untuk mengembangkan digital. kewarganegaraan (Komalasari 2019; U.N.E.S.C.O. 2011) Warga negara literasi digital kewarganegaraandapat diciptakan dari semua elemen tersebut. Proses penyampaian informasi, konsep, gagasan,perasaan, dan lain-lain antara dua orang atau lebih disebut sebagai komunikasi oleh Suranto (2010: 2) berakar pada kata kerja latin communicare, yang berarti menginformasikan. Profil anak didik Pancasila terdiri dari tiga komponen penting. Berbagai di seluruh dunia, khususnya: 1. Memahami dan Menghargai Budaya Siswa pada Pancasila mengidentifikasi, mengkategorikan, dan mendeskripsikan berbagai jenis kelompok berdasarkan perilaku, jenis kelamin, gaya komunikasi, dan budaya. Mereka juga menggambarkan pembentukan identitas mereka sendiri dan kelompok dan memeriksa bagaimana bergabung dengan kelompok sosialdi tingkat lokal, regional, nasional dan internasional. Sikap toleransi dan menghargai orang lain dapat ditumbuhkan dengan mempelajari
  • 9. dan menghargai budaya baik lokal maupun asing. Rahasia memelihara persatuan dan mencegah proses perpecahan masyarakat, bangsa, dan negara adalah sikap dan perilaku yang positif terhadap keragaman masyarakat. 2. Kemampuan komunikasi antarbudaya ketika berinteraksi dengan sesama siswa Pancasila berkomunikasi dengan budaya yang berbeda dengan dirinya secara setara dengan memperhatikan, memahami, menerima, dan menghargai keunikan masing-masing budaya sebagai kekayaan cara pandang guna menumbuhkan empati dan saling pengertian. Komunikasi antar budaya adalah komunikasi antara individu dari berbagai latar belakang budaya. Komunikasi lintas budaya sangat penting di era globalisasi. Penting karena sangat membantu ketika kita berinteraksi dengan atau mengunjungi orang yang berasal dari tempat atau negara lain. Kita berisiko menyinggung orang dari budaya lain jika kita tidak berhati-hati. Penggunaan frasa atau teknik komunikasi tertentu yang salah dapat menyebabkan kesalahpahaman dan kegelisahan pada orang lain. Komunikasi antar budaya yang efektif akan terjadi apabila setiap pihak mau saling memahami perbedaan yang ada. Dengan memahami bahwa setiap budaya memang berbeda, kita bisa memelajari dan mencari tahu bagaimana cara komunikasi yang dalam konteks budaya lain. Tanpa pemahaman ini, kita cenderung merasa dibenarkan dan tidak mau mentolerir peradaban yang berbeda. Kita dapat lebih jelas memahami keuntungan komunikasi lintasbudaya dengan mempertimbangkan penekanan pada potensi hambatan komunikasi. Para ahli berpendapat bahwa budaya dan komunikasi saling bergantung dan terhubung. Komunikasi memiliki fungsi dalam menentukan, menegakkan, dan mewariskan budaya karena budaya menjadi komponen perilaku komunikasi. Berikut ini adalah beberapa keuntungan dari interaksi lintas budaya: a) Memperoleh kepekaan budaya kita dapat belajar tentang budaya yang berbeda ketika kita berinteraksi dengan orang-orang dari peradaban lain. Ini bermanfaat karena dapat mengurangi perilaku rasis. Rasis sering percaya bahwa peradaban dari negara lain memiliki stereotip A, B, dan C. Terlepas dari kenyataan bahwa stereotip ini mungkin tidak selalu akurat. Kita dapat mengurangi pola pikir yang salah ini dengan terlibat dalam dialog lintas budaya yang ekstensif. b) Menyesuaikan diri dengan keragaman Langkah pertama dalam menyesuaikan diri dengan kebiasaan baru adalah memahami budaya lain. Kita dapat secara bertahap menyesuaikan diri dengan konvensi dan perilaku baru ini setelah kita memiliki pemahaman yang lebih baik tentang orang lain. Adaptasi ini akan membantu kita mengembangkan dan memperluas pemikiran kita. c) Menciptakan ikatan antar peradaban yang berbeda Sebagian besar masalah antar budaya muncul dari kurangnya komunikasi dan saling pengertian di kedua sisi. Bentrokan antar budaya yang sering terjadi dapat
  • 10. dicegah jika kita mau terbuka untuk mempelajari hal-hal baru. d) Selalu ada tantangan dalam peningkatan keterampilan komunikasi. Tantangan yang terjadi dalam komunikasi antarbudaya, bagaimanapun, tidak diragukan lagi lebih banyak dan rumit daripada yang dihadapi komunikasi antara anggota budaya yang sama. Kapasitas komunikasi kita akan ditingkatkan melalui interaksi yang sering dengan orang-orang dari latar belakang budaya lain. Selain itu, pembelajaran Pancasila juga dapat membantu siswa memahami betapa pentingnya keadilan sosial dalam kehidupan masyarakat. Konsep keadilan sosial dalam Pancasila mengajarkan tentang pentingnya saling membantu dan memperhatikan kepentingan orang lain, terutama yang kurang mampu. Mahasiswa/i dapat memahami betapa pentingnya menjadi warga negara yang bertanggung jawab dan mampu membantu membangun kehidupan sosial yang lebih baik. Selain itu, pembelajaran Pancasila juga memberikan pemahaman tentang pentingnya menjaga keutuhan bangsa dan negara, serta menghargai keragaman budaya yang ada di dalamnya. Hal ini penting dalam menjaga persatuan dan kesatuan bangsa, serta mencegah konflik sosial yang dapat merusak kehidupan bersama. Dalam implementasinya, pembelajaran Pancasila dapat dilakukan dengan menggunakan metode pembelajaran yang partisipatif dan dialogis, sehingga mahasiswa/i dapat berdiskusi dan berbagi pengalaman dan pandangan dari berbagai sudut pandang budaya. Selain itu, penggunaan media pembelajaran yang kreatif dan inovatif juga dapat memfasilitasi pembelajaran Pancasila dengan lebih efektif dan menyenangkan. Dalam era globalisasi yang semakin kompleks dan dinamis, pembelajaran Pancasila menjadi penting dalam mempersiapkan siswa untuk menghadapi tantangan dalam membangun keterampilan komunikasi antarbudaya dan menjaga keharmonisan dalam kehidupan sosial yang semakin multikultural. Oleh karena itu, institusi pendidikan harus memperhatikan pentingnya pembelajaran Pancasila dan mengintegrasikan nilai-nilai Pancasila dalam kurikulum dan kegiatan sehari-hari mahasiswa/i. KESIMPULAN Dari pembahasan artikel tentang membangun keterampilan komunikasi antarbudaya melalui pembelajaran pendidikan Pancasila, dapat diambil kesimpulan bahwa pembelajaran pendidikan Pancasila memiliki peranan penting dalam membantu membangun keterampilan komunikasi antarbudaya. Didalam era globalisasi seperti ini, kemampuan untuk berkomunikasi dengan efektif dan juga harmonis kepada orang lain dari bermacam-macam budaya yang berbeda sangatlah penting.
  • 11. Pada pembelajaran pendidikan Pancasila mengajarkan kita banyak hal, seperti nilai-nilai gotong royong, menghargai perbedaan dan keadilan sosial, yang dapat membantu para mahasiswa/i dapat mengembangkan kemampuan untuk dapat bekerjasama dengan orang-orang yang memiliki latar belakang budaya yang berbeda- beda. Selain itu juga, metode pembelajaran pendidikan Pancasila efektif dapat membantu para mahasiswa/i untuk memperluas pemahaman mereka tentang bermacam-macam perspektif budaya, serta membantu mereka dalam belajar dari pengalaman dan sudut pandang orang lain. Dalam rangka membangun keterampilan komunikasi antarbudya, maka sangatlah penting bagi semua institusi pendidikan untuk memasukan pembelajaran Pancasila ke dalam kurikulumnya dan menjalankannya didalam kehidupan sehari-harinya. Hal seperti ini akan menumbuhkan dan membantu siswa untuk mengembangkan keterampilan yang mereka butuhkan untuk berkomunikasi secara efektif kepada orang lain yang memiliki kebudayaan yang berbeda dan dapat menjadilebih terbuka dalam memahami perspsektif dari sudut pandang orang lain. Dengan kita memahami nilai- nilai didalam Pancasila dan kita belajar dari orang lain, para mahasiswa/i dapat mengembangkan untuk mengembangkan kemampuan untuk menghargai perbedaan antar budaya, memahami sudut pandang orang lain, serta kita bisa berkomunikasi secara efektif dengan orang lain yang memiliki kebudayaan yang berbeda dari kita. Oleh karena itu pendidikan Pancasila sangatlah penting guna mempersiapkan para mahasiwa/i untuk menghadapi atau melewati tantangan dalam era globalisasi seperti ini. Melalui pembelajaran Pendidikan Pancasila, siswa dapat mengembangkan pemahaman yang lebih baik tentang nilai-nilai budaya yang berbeda dan dapat belajar untuk berkomunikasi dengan orang dari latar belakang budaya yang berbeda secara lebih efektif. Oleh karena itu, pendidikan Pancasila dapat memainkan peran penting dalam mempersiapkan mahasiswa/i untuk menghadapi tantangan dalam era globalisasi ini. Namun, untuk mencapai tujuan tersebut, dibutuhkan dukungan dan komitmen dari berbagai pihak, termasuk pemerintah, lembaga pendidikan, dan masyarakat. Pemerintah perlu memberikan perhatian dan dukungan yang cukup untuk pembelajaran Pancasila dalam kurikulum nasional. Lembaga pendidikan perlu merancang dan mengimplementasikan program pembelajaran Pancasila yang efektif dan terintegrasi. Sedangkan masyarakat perlu mendukung upaya ini dengan memberikan penghargaan dan dukungan pada kegiatan yang berkaitan dengan pembelajaran Pancasila. Dalam kesimpulannya, pembelajaran Pancasila dapat menjadi cara yang efektif untuk membangun keterampilan
  • 12. komunikasi antarbudaya yang penting dalam era globalisasi saat ini. Oleh karena itu, institusi pendidikan perlu memperhatikan pentingnya pembelajaran Pancasila dalam mempersiapkan siswa untuk menjadi individu yang sukses dan harmonis dalam dunia yang semakin terkoneksi dan multikultural. DAFTAR PUSTAKA Nufaris Elisa, Vol. 5 No. 1 (2017) PERANAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DALAM PENDIDIKAN KARAKTER BANGSA. Universitas Amir Hamzah Medan Bertha Sri, Eko Hendar, Putranto Veronika (2020). Mengembangkan Kompetensi Komunikasi Antarbudaya Berbasis Kearifan Lokal Untuk Membangun Kerhamonisan Relasi Antar etnis Dan Agama Sulaksono, Teki Prasetyo and Kurniasih, Yuli and Adha, Muhammad Mona (2018) KONTRIBUSI PKN DALAM PENGEMBANGAN PERSPEKTIF LINTAS BUDAYA PESERTA DIDIK Jatnika, Asep Wawan and Saepudin, Epin and Siregar, Chairil Nur (2019). PEMBUDAYAAN NILAI BHINNEKA TUNGGAL IKA DI PERGURUAN TINGGI MELALUI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DAN BAHASA INDONESIA. Dr. Alo Liliweri. M.S. Maknabudaya dalam komunikasi antarbudaya Susilawati, Evi (2020) PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN DAN INTERAKSI SOSIAL SISWA TERHADAP HASIL BELAJAR PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN. Doc toral thesis, Universitas Negeri Medan. Slamet Hariyadi, Muhamad Saleh saleh Vol 7, No 2 (2022). Membangun Kecakapan Literasi Digital Citizenship Melalui Model Information Comunication Technology (ICT) Learning Putri Handayani, 1513032037 (2019) KOMUN IKASI ANTAR BUDAYA DAN DAMPAKNYA BAGI KEHIDUPAN MASYARAKAT DI PEKON MARANG KABUPATEN PESISIR BARAT. FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN, UNIVERSITAS LAMPUNG.
  • 13. Asarina Jehan Juliani, Adolf Bastian (2021). PENDIDIKAN KARAKTER SEBAGAI UPAYA WUJUDKAN PELAJAR PANCASILA Agil Nanggala Pendidikan Kewarganegaraan, Universitas Pendidikan Indonesia, Pendidikan Kewarganegaraan Sebagai Pendidikan Multikultural Siti Zubaidah Jurusan Biologi, FMIPA, Universitas Negeri Malang. KETERAMPILAN ABAD KE-21: KETERAMPILAN YANG DIAJARKAN MELALUI PEMBELAJARAN Sutrisno a, Universitas Muhammadiyah Ponorogo Vol. 11 No. 1 : Januari 2023. Pendidikan Kewarganegaraan Berwawasan Global Untuk Penanaman Kecakapan Belajar Dan Berinovasi Warga Negara Abad Ke-21 Mukhamad Murdiono Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Yogyakarta. PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN UNTUK MEMBANGUN WAWASAN GLOBAL WARGA NEGARA MUDA Nasution, F. R., & Zakiyah, N. (2019). Membangun Keterampilan Komunikasi Antarbudaya Melalui Pembelajaran Pendidikan Pancasila. Jurnal Pendidikan Karakter, 9(1), 40-46. Rachman, S., & Saifuddin, A.(2020). Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together (NHT) dalam Pembelajaran Pendidikan Pancasila untuk Meningkatkan Keterampilan Komunikasi Antarbudaya Siswa. Jurnal Bioterdidik: Wahana Ekspresi Ilmiah, 8(1), 53-63. Rumondang, D. M., Pangemanan, S., & Sumakul, E. (2018). Pengaruh Pembelajaran Pendidikan Pancasila terhadap Keterampilan Komunikasi Antarbudaya Siswa SMA Negeri 1 Kawangkoan Utara. Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan, 8(1), 79- 94. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. (2018). Kurikulum 2013 Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan. Nguni, S., Sleegers, P., & Denessen, E. (2006). Transformational and transactional leadership effects on teachers' job satisfaction, organizational commitment, and organizational citizenship behavior in primary schools: The Tanzanian case. School
  • 14. effectiveness and school improvement, 17(2), 145-177. Williams, M. K., & Oetzel, J. G. (2021). Intercultural communication competence. Oxford Research Encyclopedia of Communication. Eun, B., & Lim, C. (2018). Cultural intelligence, global mindset, and cross-cultural competence: A study of expatriates in South Korea. International Journal of Intercultural Relations, 65, 47-56.