SlideShare a Scribd company logo
1 of 13
90
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia merupakan negara agraris yang kaya akan flora dan faunanya.
Letak geografisnya menyebabkan negara ini mempunyai iklim yang sangat cocok
untuk pertumbuhan dan perkembangan berbagai jenis tanaman. Tidak terkecuali
tanaman perkebunan yang memiliki nilai ekonomis tinggi. Namun, disadari atau
tidak banyak petani di negara berkembang seperti Indonesia yang belum sadar dan
minimnya pengetahuan untuk mengelola lahan budidaya. Petani hanya
mengandalkan kebiasaan nenek moyang dan telah bergantung pada pertanian
konvensional dengan mengguankan pestisida kimia sintetis untuk mengatasi
masalah di lahan budidayanya.
Tanaman rambutan (Nephelium Sp) termasuk keluarga Sapidaceae.
Tanaman ini merupakan tanaman buah-buahan tropis basah asli Indonesia, dan
saat ini telah menyebar luas di daerah beriklim tropis seperti Filipina dan negara-
negara Amerika Latin. Produk rambutan diIndonesia sebagian besar berasal dari
pulau Jawa, Sumatera, dan Kalimantan. Budidaya rumbutan di Indonesia
umumnya masih bersifat pekarangan tindakan agronomis juga kurang
diperhatikan seperti pemeliharaan tanaman pemupukan, pemberatasan hama
penyakit dan lain-lain. Perbaikan-perbaikan dalam tindakan agronomis akan dapat
memperbaiki kualitas dan kuantitas produksi buah rambutan berikutnya (Kalie,
1994).
91
Pengendalian hama didefinisikan sebagai cara pendekatan atau cara berfikir
tentang pengendalian organisme pengganggu tumbuhan (OPT) yang didasarkan
pada pertimbangan ekologi dan efisiensi ekonomi dalam rangka pengelolaan
agroekosistem yang berwawasan lingkungan berkelanjutan (Terpadu). Dengan
pengertian ini, konsepsi PHT telah sejalan dengan paradigma pembangunan
agribisnis. Konsep PHT muncul dan berkembang sebagai koreksi terhadap
kebijakan pengendalian hama secara konvensional yang menekankan penggunaan
pestisida. Penggunaan pestisida dalam kerangka penerapan PHT secara
konvensional ini menimbulkan dampak negatif yang merugikan baik ekonomi,
kesehatan, maupun lingkungan sebagai akibat penggunaan yang tidak tepat dan
berlebihan.
Sebagai bentuk penerapan pengelolaan yang baik petani di Indonesia sendiri
lebih segan menerapkan apa yang disampaikan dan diaplikasikan secara langsung.
Untuk mendukung hal tersebut diterapkan penyuluhan atau SL-PHT pertanian
yang didalamnya dilengkapi dengan petunjuk lapanng (petlap).
B. Tujuan
1. Agar mahasiswa dapat membuat petunjuk lapang
2. Agar mahasiswa dapat mengetahui kegunaan petunjuk lapang
3. Agar mahasiswa dapat berlatih memandu dengan topik khusus
92
II. TINJAUAN PUSTAKA
Rambutan (nama botani: Nephelium Lappaceum L.) adalah sejenis pokok
buah saka. Rambutan juga merupakan tanaman tropis yang tergolong ke dalam
suku lerak-lerakan atau sapindaceae, berasal dari daerah kepulauan di Asia
Tenggara. Kata rambutan berasal dari bentuk buahnya yang mempunyai kulit
menyerupai rambut. Penyebaran tanaman rambutan pada awalnya sangat terbatas
hanya di daerah tropis saja, saat ini sudah bisa ditemui di daratan yang
mempunyai iklim subtropis. Hal ini disebabkan oleh karena perkembangan di
bidang ilmu pengetahuan dan teknologi dengan berhasil diciptakannya rumah
kaca. Hingga saat ini rambutan banyak terdapat didaerah tropis seperti Afrika,
Kamboja, Karibia, Amerika Tengah, India, Indonesia, Malaysia, Filipina,
Thailand dan Sri Lanka. (Mahirworo, dkk, 1989)
Rambutan (Nephelium lappaceum) merupakan salah satu jenis buah-buahan
yang mengandung zat-zat yang diperlukan oleh tubuh manusia. Tanaman buah
rambutan sengaja dibudidayakan untuk dimanfaatkan buahnya yang mempunyai
gizi, zat tepung, sejenis gula yang mudah terlarut dalam air, zat protein dan asam
amino, zat lemak, zat enzim-enzim yang esensial dan nonesensial, vitamin dan zat
mineral makro, mikro yang menyehatkan keluarga, tetapi adapula masyarakat
yang memanfaatkannya sebagai pohon pelindung di pekarangan sebagai tanaman
hias (Rismundar, 1998)
Tanaman tumbuh dan berbuah baik di dataran rendah hingga ketinggian 500
m dpl dengan tipe iklim basah. Curah hujan 1.500-3.000 mm per tahun. Tanah
93
yang gembur dan subur lebih disenangi. Tanaman ini relatif tahan pada lahan
gambut yang masam dan tanah latosol cokelat dengan pH tanah 4-6,5. Suhu udara
22-35° C. Tipe tanah latosol kuning sangat disenangi. Hembusan angin yang
kering, biasanya di pantai, dapat menyebabkan tepi-tepi daun berwarna
kecokelatan seperti terbakar. Namun, untuk merangsang pembungaan diperlukan
musim kemarau (kering) antara 3-4 bulan. Hujan yang jatuh pada saat tanaman
sedang berbunga menyebabkan banyak bunga berguguran dan mendorong
timbulnya serangan penyakit mildu tepung (Oidium sp.). Bila kemarau
berkepanjangan, buah menjadi kurang berisi (kerempeng) dan bijinya tidak
berkembang (kempis, rudimenter). Pemeliharaannya hanya meliputi pemberian
pupuk bila diperlukan, penyiangan tanah sekitar tanaman, dan pemangkasan yang
biasanya dilakukan usai pemanenan (Mahirworo, dkk, 1989).
Menurut Matnawi (2012) tanaman rambutan dapat di klasifikasikan sebagai
berikut :
Tabel 10.1 Klasifikasi Tanaman Rambutan
Perbanyakan tanaman: Tanaman diperbanyak dengan okulasi.
Perbanyakan dengan susuan dan cangkok jarang dilakukan karena kurang efisien.
Sebagai batang bawah digunakan bibit semai dari varietas sinyonya (tidak
Taksonomi Klasifikasi
Kingdom
Subkingdom
Super Divisi
Divisi
Kelas
Sub Kelas
Ordo
Famili
Genus
Spesies
Plantae
Tracheobionta
Spermatophyta
Magnoliophyta
Magnoliopsida
Rosidae
Sapindales
Sapindaceae
Nephelium
Nephelium lappaceum L.
94
ngelotok). Umur batang bawah yang dapat diokulasi seldtar 6-8 bulan. Untuk
mata tempel, diambil dari cabang tanaman rambutan varietas unggul yang
daunnya mulai menua, tetapi belum tua benar. Biasanya pada cabang tersebut
mata tempelnya masih tidur. Untuk mempercepat mata tempel mulai bangun
(matanya menonjol), dilakukan perompesan daun dari cabang entres yang akan
digunakan sebagai sumber mata tempel antara 2-3 minggu sebelum cabang
dipotong. Biji rambutan adalah monoembrional sehingga semai generatif dari
varietas sinyonya yang digunakan untuk batang bawah pengaruhnya bervariasi
terhadap batang atas. Sifat tanaman rambutan adalah heterozigot dan menyerbuk
silang. Budi daya tanaman: Setelah lahan diolah, dibuat lubang tanaman ukuran
60 cm x 60 cm x 50 cm. Pupuk kandang yang digunakan adalah 40 kg/lubang
tanam. Jarak tanam 10 m x 12 m atau 12 m x 12 m, tergantung pada kondisi lahan.
Pada lahan miring, jarak tanam lebih rapat. Pada lahan gambut atau lahan masam
dengan pH kurang dari 5, perlu ditambahkan kapur mati atau abu dapur. Bibit
ditanam di lahan setelah tingginya lebih dari 75 cm, yakni berumur lebih dari
delapan bulan. Pupuk buatan berupa campuran urea, TSP atau SP-36, dan KCI,
dengan perbandingan 2 : 2: 1 diberikan sebanyak 50-250 gram per tanaman.
Pupuk diberikan tiga kali dengan selang empat bulan sekali. Sesudah tanaman
berumur lebih dari sepuluh tahun, dapat diberi pupuk NPK hingga 500-1.000 g
per pohon (Alexander, 1977).
95
III. METODE PRAKTIKUM
A. Bahan dan Alat
Alat dan bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah Ranting pohon
rambutan, Gunting dan
B. Prosedur Kerja
1. Praktikkan dikelompokkan sesuai dengan rombongannya yang setiap
kelompok terdiri dari 2 mahasiswa.
2. Setiap kelompok bertugas untuk mencari topik dan menyusun petunjuk
lapang.
3. Bahan-bahan untuk pemaparan dibuat menggunakan kertas plano
4. Setiap kelompok mempresentasikan tugas dihadapan praktikan lain dengan
didampingi dosen/asisten.
96
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
(Terlampir)
B. Pembahasan
Pengendalian pada tanaman rambutan penting dilakukan karena hama dan
penyakit tanaman merupakan kendala yang perlu selalu diantisipasi
perkembangannya karena dapat menimbulkan kerugian bagi petani. Kerugian
dapat dirasakan apabila gejala serangan yang ditimbulkan sudah melewati AE
(ambang ekonomi). Kejadian ini akan menjadi musibah bagi para pembudidaya
tanaman rambutan, jadi perlu sekali dilakukan pengendalian hama pada tanaman
rambutan.
Kegiatan pengendalian meliputi pemangkasan dan sanitasi lingkungan
tumbuh. Agar tanaman rambutan mendapatkan tajuk yang rimbun, setelah
tanaman berumur 2 tahun segera dilakukan pemangkasan pada ujung cabang-
cabangnya. Disamping untuk memperoleh tajuk yang seimbang juga berguna
memberi bentuk tanaman, memperbanyak dan mengatur produksi agar tanaman
tetap terpelihara. Cara pemangkasan dibagi menjadi beberapa teknik diantaranya,
Pemangkasan Ringan: Pemangaksan ringan dilakukan pada cabang yang tidak
produktif dan juga menujukkan tanda-tanda kurus dan lebih kecil dari ranting lain,
Pemangkasan Sedang: Pemangkasan sedang dilakukan dengan cara menebang
bagian cabang yang rusak seperti patah atau retak dan Pemangakasan Berat:
97
Pemangkasan berat dilakukan oleh petani yang berpengalam, karena dapat
berakibat pada matinay pohon, pemangkasan berat dilakukan pada saat buah pada
rambutan sudah mulai kurang. Pemangkasan ini dilakukan dengan cara memotong
cabang pohon dengan tua. Pemangkasan ini sebaiknya di ikuti dengan proses
okulasi. Dan Pemangkasan Tunas dimana pemangkasan tunas dilakukan dengan
cara mematahkan tunas atau cikal daun dan ranting pada tanaman rambutan,
Pemangkasan ini dilakukan dengan tujuan untuk memberikan suplay cadangan
makanan utama ke Buah dan dilakukan hanya pada saat tanaman berbuah.
Jadi peranan dalam pengendalian hama pada tanaman rambutan, dimana kali
ini dengan melakukan sanitasi dan pemangkasan. Pada sanitasi sudah pasti sangat
mempengaruhi dikarenakan lahan yang bersih sudah pasti cukup bisa menghindari
dari serangan hama. Dan pada pengendalian dengan pemangkasan memiliki
peranan penting untuk mengurangi kelembaban sehingga tidak sesuai dengan
syarat tumbuh hama dan penyakit pada tanaman dan juga untuk memaksimalkan
fotosintesis dan transport fotosintat (Hilman, 2004).
Dalam pemeliharaannya menurut Arsyad (1998), ada tahapan yang sering
dianggap enteng namun tidak kalah pentingnya dalam menghasilkan jenis buah
yang bermutu adalah tahapan pemeliharaan tanaman. Dalam pemeliharaan
tanaman ini ada beberapa langkah yang perlu dilakukan yakni:
1. Penjarangan dan Penyulaman
Karena kondisi tanah telah gembur dan mudah tanaman lain akan tumbuh
kembali terutama Gulma (tanaman pengganggu), seperti rumput-rumputan
dan harus disiangi sampai radius 1-2 m sekeliling tanaman rambutan. Apabila
98
bibit tidak tumbuh dengan baik segera dilakukan penggantian dengan bibit
cadangan.
2. Perempalan
Agar supaya tanaman rambutan mendapatkan tajuk yang rimbun, setelah
tanaman berumur 2 tahun segera dilakukan perempelan/ pemangkasan pada
ujung cabang-cabangnya. Di samping untuk memperoleh tajuk yang
seimbang juga berguna memberi bentuk tanaman, memperbanyak dan
mengatur produksi agar tanaman tetap terpelihara. Pemangkasan juga perlu
dilakukan setelah masa panen buah berakhir dengan harapan muncul tajuk-
tajuk baru sebagai tempat munculnya bunga baru pada musim berikutnya dan
hasil berikutnya dapat meningkat.
3. Pemupukan
Untuk menjaga agar kesuburan lahan tanaman rambutan tetap stabil perlu
diberikan pupuk secara berkala dengan aturan: Pada tahun ke 2 setelah
penanaman bibit diberikan pada setiap pohon dengan campuran 30 kg pupuk
kandang, 50 kg TSP, 100 gram Urea dan 20 germ ZK dengan cara ditaburkan
di sekeliling pohon/dengan jalan menggali di sekeliling pohon sedalam 30 cm
selebar antara 40-50 cm, kemudian masukkan campuran tersebut dan tutup
kembali dengan tanah galian sebelumnya.Tahun berikutnya perlu dosis
pemupukan perlu ditambah dengan komposisi 50 kg pupuk kandang, 60 kg
TSP, 150 gr Urea dan 250 gr ZK dengan cara pemupukan yang sama, apabila
menggunakan pupuk NPK maka perbandingannya 15:15:15 dengan ukuran di
99
antara 75-125 kg untuk setiap ha, dan bila ditabur dalam musim hujan dan
dengan komposisi 250-350 kg apabila dilakukan saat awal musim penghujan.
4. Pengairan dan Penyiraman
Selama dua minggu pertama setelah bibit yang berasal dari
cangkokan/okulasi ditanam, penyiraman dilakukan sebanyak dua kali sehari,
pagi dan sore. Dan minggu-minggu berikutnya penyiraman dapat dikurangi
menjadi satu kali sehari.
Apabila tanaman rambutan telah tumbuh benar-benar kuat frekuensi
penyiraman bisa dikurangi lagi yang dapat dilakukan saat-saat diperlukan
saja. Dan bila turun terlalu lebat diusahakan agar sekeliling tanaman tidak
tergenang air dengan cara membuat lubang saluran untuk mengalirkan air.
5. Waktu Penyemprotan Pestisida
Guna mencegah kemungkinan tumbuhnya penyakit/hama karena kondisi
cuaca/hewan-hewan perusak maka perlu dilakukan penyemprotan pestisida
umumnyadilakukan antara 15-20 hari sebelum panen dan juga apabila
kelembaban udara terlalu tinggi akan tumbuh cendawan, apabila musim
penghujan mulai tiba perlu disemprot fungisida beberapa kali selama musim
hujan pestisida dan insektisida.
6. Pemeliharaan Lain
Untuk memacu munculnya bunga rambutan diperlukan larutan KNOq
(Kalsium Nitrat) yang akan mempercepat 10 hari lebih awal dari pada tidak
diberi KNOƒ dan juga mempunyai keunggulan memperbanyak "dompolan"
bunga (tandan) rambutan pada setiap stadium (tahap perkembangan) serta
100
mempercepat pertumbuhan buah rambutan. Dengan melaksanakan tahapan
demi tahapan dalam budi daya tanaman rambutan dengan baik , diharapkan
hasil produksi buah rambutan memiliki kualitas yang unggul dan maksimal.
101
V. PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa:
1. Petunjuk lapang adalah pedoman untuk membantu calon pemandu lapang
dalam memberikan materi khusus dihadapan para peserta kegiatan, dalam
hal ini petunjuk lapang yang dibuat adalah tentang pengendalian hama
rambutan.
2. Petunjuk lapang berguna untuk memperlancar pemandu lapang dalam
memberikan materi khusus kepada peserta kegiatan yang dilatih dalam SL-
PHT.
3. Topik yang diangkat dalam petunjuk lapang kali ini adalah tentang
pengendalian hama dengan pemangkasan.
B. Saran
Saran yang dapat diberikan kepada seluruh praktikan adalah kedepannya
diharapkan mampu lebih bersosialisai dan mengajak secara lebih baik terkait
praktikum seperti ini.
102
DAFTAR PUSTAKA
Alexander, M. 1977. Introduction to Soil Microbiology. 2nd edition. New
York:Jhon Wiley Eastern and Sons Inc. New Delhi.
Arsyad, D.M. dan M. Syam. 1998. Kedelai. Sumber Pertumbuhan produksi dan
Teknik Budidaya. Edisi Revisi. Puslitbangtan. 30 hlm.
Budiman, Arie dan Kuswata Kartawinata. 1989. Peningkatan Penelitian dan
Pengembangan Prasarana Penelitian biologi. Laporan Teknik Lembaga
Biologi Nasional. Bogor
Hilman, Y. A. 2004. Tanaman Hortikultura dan Kontribusi Terhadap Ketahanan
Pangan dan Perkembangan Teknologinya. Dalam
Makarim, et.al.(penyunting). Inovasi Pertanian Tanaman Pangan.
Puslitbangtan Bogor; 95-132 hlm.
Mahisworo, dkk. 1991. Bertanam Rambutan. Penebar Swadaya: Jakarta.
Wahyuni, dkk. 2009. Buah Rambutan. Surya Cipta : Jakarta.
Rismunandar. 1983. Membudidayakan Tanaman Buah-buahan. Bandung : Sinar
Baru

More Related Content

What's hot

What's hot (17)

Penelitian tanaman rambutan
Penelitian tanaman rambutanPenelitian tanaman rambutan
Penelitian tanaman rambutan
 
Makalah individu bi (autosaved)
Makalah individu bi (autosaved)Makalah individu bi (autosaved)
Makalah individu bi (autosaved)
 
Penanaman pohon Silvikultur
Penanaman pohon SilvikulturPenanaman pohon Silvikultur
Penanaman pohon Silvikultur
 
Tugas tanaman industri
Tugas tanaman industriTugas tanaman industri
Tugas tanaman industri
 
Penelitian tanaman rambutan
Penelitian tanaman rambutanPenelitian tanaman rambutan
Penelitian tanaman rambutan
 
Makalah jambu mete di kabupaten muna
Makalah jambu mete di kabupaten munaMakalah jambu mete di kabupaten muna
Makalah jambu mete di kabupaten muna
 
Makalah tanaman holtikultura
Makalah tanaman holtikulturaMakalah tanaman holtikultura
Makalah tanaman holtikultura
 
Pepaya
PepayaPepaya
Pepaya
 
Rumpai di Bawah Kelapa Sawit
Rumpai di Bawah Kelapa SawitRumpai di Bawah Kelapa Sawit
Rumpai di Bawah Kelapa Sawit
 
Rambutan
RambutanRambutan
Rambutan
 
Rambutan
RambutanRambutan
Rambutan
 
Pemanfaatan Buah Gayam (Inocarpus edulis) untuk Dijadikan Tepung sebagai Baha...
Pemanfaatan Buah Gayam (Inocarpus edulis) untuk Dijadikan Tepung sebagai Baha...Pemanfaatan Buah Gayam (Inocarpus edulis) untuk Dijadikan Tepung sebagai Baha...
Pemanfaatan Buah Gayam (Inocarpus edulis) untuk Dijadikan Tepung sebagai Baha...
 
Makalah perkebunan kelapa sawit
Makalah perkebunan kelapa sawitMakalah perkebunan kelapa sawit
Makalah perkebunan kelapa sawit
 
Budidaya semangka
Budidaya semangkaBudidaya semangka
Budidaya semangka
 
Pemilihan Jenis Pohon dan Kesesuaian Tapak
Pemilihan Jenis Pohon dan Kesesuaian TapakPemilihan Jenis Pohon dan Kesesuaian Tapak
Pemilihan Jenis Pohon dan Kesesuaian Tapak
 
Botani Farmasi (Tanaman Saga)
Botani Farmasi (Tanaman Saga)Botani Farmasi (Tanaman Saga)
Botani Farmasi (Tanaman Saga)
 
Pepaya
PepayaPepaya
Pepaya
 

Similar to Acara 10 PETLAP RAMBUTAN

Similar to Acara 10 PETLAP RAMBUTAN (20)

Manggis
ManggisManggis
Manggis
 
Kumis kucing
Kumis kucingKumis kucing
Kumis kucing
 
Makalah kacang hijau1
Makalah kacang hijau1Makalah kacang hijau1
Makalah kacang hijau1
 
Teknis budidaya jeruk
Teknis budidaya jerukTeknis budidaya jeruk
Teknis budidaya jeruk
 
Tomat
TomatTomat
Tomat
 
TEKNO EKONOMI BUDIDA YA TANAMAN PENGHASIL ENERGI ALTERNATIF
TEKNO EKONOMI BUDIDA YA TANAMAN PENGHASIL ENERGI ALTERNATIFTEKNO EKONOMI BUDIDA YA TANAMAN PENGHASIL ENERGI ALTERNATIF
TEKNO EKONOMI BUDIDA YA TANAMAN PENGHASIL ENERGI ALTERNATIF
 
Makalah jambu mete di kabupaten muna
Makalah jambu mete di kabupaten munaMakalah jambu mete di kabupaten muna
Makalah jambu mete di kabupaten muna
 
Ferli dasgron
Ferli dasgronFerli dasgron
Ferli dasgron
 
teknis budidaya tanaman kopi dan komoditas kopi
teknis budidaya tanaman kopi dan komoditas kopiteknis budidaya tanaman kopi dan komoditas kopi
teknis budidaya tanaman kopi dan komoditas kopi
 
Proposal singkong
Proposal singkongProposal singkong
Proposal singkong
 
Proposal singkong
Proposal singkongProposal singkong
Proposal singkong
 
Minggu 3 pembibitan, landclearing, penyulaman, kastrasi
Minggu 3   pembibitan, landclearing, penyulaman, kastrasiMinggu 3   pembibitan, landclearing, penyulaman, kastrasi
Minggu 3 pembibitan, landclearing, penyulaman, kastrasi
 
Kunyit
KunyitKunyit
Kunyit
 
Proposal singkong
Proposal singkongProposal singkong
Proposal singkong
 
Makalah jambu mete di kabupaten muna
Makalah jambu mete di kabupaten munaMakalah jambu mete di kabupaten muna
Makalah jambu mete di kabupaten muna
 
Penelitian tanaman rambutan
Penelitian tanaman rambutanPenelitian tanaman rambutan
Penelitian tanaman rambutan
 
Penelitian tanaman rambutan
Penelitian tanaman rambutanPenelitian tanaman rambutan
Penelitian tanaman rambutan
 
Budidaya Nanas.pdf
Budidaya Nanas.pdfBudidaya Nanas.pdf
Budidaya Nanas.pdf
 
Nenas
NenasNenas
Nenas
 
Bahan Ajar/ Modul Pembuatan Simplisia dari Tanaman Obat
Bahan Ajar/ Modul Pembuatan Simplisia dari Tanaman ObatBahan Ajar/ Modul Pembuatan Simplisia dari Tanaman Obat
Bahan Ajar/ Modul Pembuatan Simplisia dari Tanaman Obat
 

More from Alfian Nopara Saifudin

Acara 3 PENGENALAN DAN PENGAMATAN GEJALA SERANGAN PATOGEN
Acara 3 PENGENALAN DAN PENGAMATAN GEJALA SERANGAN PATOGENAcara 3 PENGENALAN DAN PENGAMATAN GEJALA SERANGAN PATOGEN
Acara 3 PENGENALAN DAN PENGAMATAN GEJALA SERANGAN PATOGENAlfian Nopara Saifudin
 
Acara 2 PENGENALAN DAN PENGAMATAN SERANGAN HAMA
Acara 2 PENGENALAN DAN PENGAMATAN SERANGAN HAMAAcara 2 PENGENALAN DAN PENGAMATAN SERANGAN HAMA
Acara 2 PENGENALAN DAN PENGAMATAN SERANGAN HAMAAlfian Nopara Saifudin
 
Acara 1 AGROEKOSISTEM DAN ANALISIS AGROEKOSISTEM
Acara 1 AGROEKOSISTEM DAN ANALISIS AGROEKOSISTEMAcara 1 AGROEKOSISTEM DAN ANALISIS AGROEKOSISTEM
Acara 1 AGROEKOSISTEM DAN ANALISIS AGROEKOSISTEMAlfian Nopara Saifudin
 
laporan praktikum acara 5 PENGENALAN PROFIL TANAH
laporan praktikum acara 5 PENGENALAN PROFIL TANAHlaporan praktikum acara 5 PENGENALAN PROFIL TANAH
laporan praktikum acara 5 PENGENALAN PROFIL TANAHAlfian Nopara Saifudin
 
laporan praktikum dastan acara 4 pengamatan tanah dengan indra
laporan praktikum dastan acara 4 pengamatan tanah dengan indralaporan praktikum dastan acara 4 pengamatan tanah dengan indra
laporan praktikum dastan acara 4 pengamatan tanah dengan indraAlfian Nopara Saifudin
 
Pembelajaran mata kuliah_sosiologi_perta (1)
Pembelajaran mata kuliah_sosiologi_perta (1)Pembelajaran mata kuliah_sosiologi_perta (1)
Pembelajaran mata kuliah_sosiologi_perta (1)Alfian Nopara Saifudin
 

More from Alfian Nopara Saifudin (20)

Daftar isi
Daftar isiDaftar isi
Daftar isi
 
Acara 8 fix tekben
Acara 8 fix tekbenAcara 8 fix tekben
Acara 8 fix tekben
 
Acara 7 fix tekben
Acara 7 fix tekbenAcara 7 fix tekben
Acara 7 fix tekben
 
Acara 6 fix tekben
Acara 6 fix tekbenAcara 6 fix tekben
Acara 6 fix tekben
 
Acara 5 fix tekben
Acara 5 fix tekbenAcara 5 fix tekben
Acara 5 fix tekben
 
Acara 4 fix tekben
Acara 4 fix tekbenAcara 4 fix tekben
Acara 4 fix tekben
 
Acara 3 fix tekben
Acara 3 fix tekbenAcara 3 fix tekben
Acara 3 fix tekben
 
Acara 2 fix tekben
Acara 2 fix tekbenAcara 2 fix tekben
Acara 2 fix tekben
 
Acara 1 fix tekben
Acara 1 fix tekbenAcara 1 fix tekben
Acara 1 fix tekben
 
Daftar isi YANG BAIK DAN BENAR UNSOED
Daftar isi YANG BAIK DAN BENAR UNSOEDDaftar isi YANG BAIK DAN BENAR UNSOED
Daftar isi YANG BAIK DAN BENAR UNSOED
 
Cover UNSOED
Cover UNSOEDCover UNSOED
Cover UNSOED
 
Acara 9 PHPT KAKAO
Acara 9 PHPT KAKAOAcara 9 PHPT KAKAO
Acara 9 PHPT KAKAO
 
Acara 8 LALAT BUAH
Acara 8 LALAT BUAHAcara 8 LALAT BUAH
Acara 8 LALAT BUAH
 
Acara 3 PENGENALAN DAN PENGAMATAN GEJALA SERANGAN PATOGEN
Acara 3 PENGENALAN DAN PENGAMATAN GEJALA SERANGAN PATOGENAcara 3 PENGENALAN DAN PENGAMATAN GEJALA SERANGAN PATOGEN
Acara 3 PENGENALAN DAN PENGAMATAN GEJALA SERANGAN PATOGEN
 
Acara 2 PENGENALAN DAN PENGAMATAN SERANGAN HAMA
Acara 2 PENGENALAN DAN PENGAMATAN SERANGAN HAMAAcara 2 PENGENALAN DAN PENGAMATAN SERANGAN HAMA
Acara 2 PENGENALAN DAN PENGAMATAN SERANGAN HAMA
 
Acara 1 AGROEKOSISTEM DAN ANALISIS AGROEKOSISTEM
Acara 1 AGROEKOSISTEM DAN ANALISIS AGROEKOSISTEMAcara 1 AGROEKOSISTEM DAN ANALISIS AGROEKOSISTEM
Acara 1 AGROEKOSISTEM DAN ANALISIS AGROEKOSISTEM
 
laporan praktikum acara 5 PENGENALAN PROFIL TANAH
laporan praktikum acara 5 PENGENALAN PROFIL TANAHlaporan praktikum acara 5 PENGENALAN PROFIL TANAH
laporan praktikum acara 5 PENGENALAN PROFIL TANAH
 
laporan praktikum dastan acara 4 pengamatan tanah dengan indra
laporan praktikum dastan acara 4 pengamatan tanah dengan indralaporan praktikum dastan acara 4 pengamatan tanah dengan indra
laporan praktikum dastan acara 4 pengamatan tanah dengan indra
 
Tugas terstruktur sosper
Tugas terstruktur sosperTugas terstruktur sosper
Tugas terstruktur sosper
 
Pembelajaran mata kuliah_sosiologi_perta (1)
Pembelajaran mata kuliah_sosiologi_perta (1)Pembelajaran mata kuliah_sosiologi_perta (1)
Pembelajaran mata kuliah_sosiologi_perta (1)
 

Acara 10 PETLAP RAMBUTAN

  • 1. 90 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris yang kaya akan flora dan faunanya. Letak geografisnya menyebabkan negara ini mempunyai iklim yang sangat cocok untuk pertumbuhan dan perkembangan berbagai jenis tanaman. Tidak terkecuali tanaman perkebunan yang memiliki nilai ekonomis tinggi. Namun, disadari atau tidak banyak petani di negara berkembang seperti Indonesia yang belum sadar dan minimnya pengetahuan untuk mengelola lahan budidaya. Petani hanya mengandalkan kebiasaan nenek moyang dan telah bergantung pada pertanian konvensional dengan mengguankan pestisida kimia sintetis untuk mengatasi masalah di lahan budidayanya. Tanaman rambutan (Nephelium Sp) termasuk keluarga Sapidaceae. Tanaman ini merupakan tanaman buah-buahan tropis basah asli Indonesia, dan saat ini telah menyebar luas di daerah beriklim tropis seperti Filipina dan negara- negara Amerika Latin. Produk rambutan diIndonesia sebagian besar berasal dari pulau Jawa, Sumatera, dan Kalimantan. Budidaya rumbutan di Indonesia umumnya masih bersifat pekarangan tindakan agronomis juga kurang diperhatikan seperti pemeliharaan tanaman pemupukan, pemberatasan hama penyakit dan lain-lain. Perbaikan-perbaikan dalam tindakan agronomis akan dapat memperbaiki kualitas dan kuantitas produksi buah rambutan berikutnya (Kalie, 1994).
  • 2. 91 Pengendalian hama didefinisikan sebagai cara pendekatan atau cara berfikir tentang pengendalian organisme pengganggu tumbuhan (OPT) yang didasarkan pada pertimbangan ekologi dan efisiensi ekonomi dalam rangka pengelolaan agroekosistem yang berwawasan lingkungan berkelanjutan (Terpadu). Dengan pengertian ini, konsepsi PHT telah sejalan dengan paradigma pembangunan agribisnis. Konsep PHT muncul dan berkembang sebagai koreksi terhadap kebijakan pengendalian hama secara konvensional yang menekankan penggunaan pestisida. Penggunaan pestisida dalam kerangka penerapan PHT secara konvensional ini menimbulkan dampak negatif yang merugikan baik ekonomi, kesehatan, maupun lingkungan sebagai akibat penggunaan yang tidak tepat dan berlebihan. Sebagai bentuk penerapan pengelolaan yang baik petani di Indonesia sendiri lebih segan menerapkan apa yang disampaikan dan diaplikasikan secara langsung. Untuk mendukung hal tersebut diterapkan penyuluhan atau SL-PHT pertanian yang didalamnya dilengkapi dengan petunjuk lapanng (petlap). B. Tujuan 1. Agar mahasiswa dapat membuat petunjuk lapang 2. Agar mahasiswa dapat mengetahui kegunaan petunjuk lapang 3. Agar mahasiswa dapat berlatih memandu dengan topik khusus
  • 3. 92 II. TINJAUAN PUSTAKA Rambutan (nama botani: Nephelium Lappaceum L.) adalah sejenis pokok buah saka. Rambutan juga merupakan tanaman tropis yang tergolong ke dalam suku lerak-lerakan atau sapindaceae, berasal dari daerah kepulauan di Asia Tenggara. Kata rambutan berasal dari bentuk buahnya yang mempunyai kulit menyerupai rambut. Penyebaran tanaman rambutan pada awalnya sangat terbatas hanya di daerah tropis saja, saat ini sudah bisa ditemui di daratan yang mempunyai iklim subtropis. Hal ini disebabkan oleh karena perkembangan di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi dengan berhasil diciptakannya rumah kaca. Hingga saat ini rambutan banyak terdapat didaerah tropis seperti Afrika, Kamboja, Karibia, Amerika Tengah, India, Indonesia, Malaysia, Filipina, Thailand dan Sri Lanka. (Mahirworo, dkk, 1989) Rambutan (Nephelium lappaceum) merupakan salah satu jenis buah-buahan yang mengandung zat-zat yang diperlukan oleh tubuh manusia. Tanaman buah rambutan sengaja dibudidayakan untuk dimanfaatkan buahnya yang mempunyai gizi, zat tepung, sejenis gula yang mudah terlarut dalam air, zat protein dan asam amino, zat lemak, zat enzim-enzim yang esensial dan nonesensial, vitamin dan zat mineral makro, mikro yang menyehatkan keluarga, tetapi adapula masyarakat yang memanfaatkannya sebagai pohon pelindung di pekarangan sebagai tanaman hias (Rismundar, 1998) Tanaman tumbuh dan berbuah baik di dataran rendah hingga ketinggian 500 m dpl dengan tipe iklim basah. Curah hujan 1.500-3.000 mm per tahun. Tanah
  • 4. 93 yang gembur dan subur lebih disenangi. Tanaman ini relatif tahan pada lahan gambut yang masam dan tanah latosol cokelat dengan pH tanah 4-6,5. Suhu udara 22-35° C. Tipe tanah latosol kuning sangat disenangi. Hembusan angin yang kering, biasanya di pantai, dapat menyebabkan tepi-tepi daun berwarna kecokelatan seperti terbakar. Namun, untuk merangsang pembungaan diperlukan musim kemarau (kering) antara 3-4 bulan. Hujan yang jatuh pada saat tanaman sedang berbunga menyebabkan banyak bunga berguguran dan mendorong timbulnya serangan penyakit mildu tepung (Oidium sp.). Bila kemarau berkepanjangan, buah menjadi kurang berisi (kerempeng) dan bijinya tidak berkembang (kempis, rudimenter). Pemeliharaannya hanya meliputi pemberian pupuk bila diperlukan, penyiangan tanah sekitar tanaman, dan pemangkasan yang biasanya dilakukan usai pemanenan (Mahirworo, dkk, 1989). Menurut Matnawi (2012) tanaman rambutan dapat di klasifikasikan sebagai berikut : Tabel 10.1 Klasifikasi Tanaman Rambutan Perbanyakan tanaman: Tanaman diperbanyak dengan okulasi. Perbanyakan dengan susuan dan cangkok jarang dilakukan karena kurang efisien. Sebagai batang bawah digunakan bibit semai dari varietas sinyonya (tidak Taksonomi Klasifikasi Kingdom Subkingdom Super Divisi Divisi Kelas Sub Kelas Ordo Famili Genus Spesies Plantae Tracheobionta Spermatophyta Magnoliophyta Magnoliopsida Rosidae Sapindales Sapindaceae Nephelium Nephelium lappaceum L.
  • 5. 94 ngelotok). Umur batang bawah yang dapat diokulasi seldtar 6-8 bulan. Untuk mata tempel, diambil dari cabang tanaman rambutan varietas unggul yang daunnya mulai menua, tetapi belum tua benar. Biasanya pada cabang tersebut mata tempelnya masih tidur. Untuk mempercepat mata tempel mulai bangun (matanya menonjol), dilakukan perompesan daun dari cabang entres yang akan digunakan sebagai sumber mata tempel antara 2-3 minggu sebelum cabang dipotong. Biji rambutan adalah monoembrional sehingga semai generatif dari varietas sinyonya yang digunakan untuk batang bawah pengaruhnya bervariasi terhadap batang atas. Sifat tanaman rambutan adalah heterozigot dan menyerbuk silang. Budi daya tanaman: Setelah lahan diolah, dibuat lubang tanaman ukuran 60 cm x 60 cm x 50 cm. Pupuk kandang yang digunakan adalah 40 kg/lubang tanam. Jarak tanam 10 m x 12 m atau 12 m x 12 m, tergantung pada kondisi lahan. Pada lahan miring, jarak tanam lebih rapat. Pada lahan gambut atau lahan masam dengan pH kurang dari 5, perlu ditambahkan kapur mati atau abu dapur. Bibit ditanam di lahan setelah tingginya lebih dari 75 cm, yakni berumur lebih dari delapan bulan. Pupuk buatan berupa campuran urea, TSP atau SP-36, dan KCI, dengan perbandingan 2 : 2: 1 diberikan sebanyak 50-250 gram per tanaman. Pupuk diberikan tiga kali dengan selang empat bulan sekali. Sesudah tanaman berumur lebih dari sepuluh tahun, dapat diberi pupuk NPK hingga 500-1.000 g per pohon (Alexander, 1977).
  • 6. 95 III. METODE PRAKTIKUM A. Bahan dan Alat Alat dan bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah Ranting pohon rambutan, Gunting dan B. Prosedur Kerja 1. Praktikkan dikelompokkan sesuai dengan rombongannya yang setiap kelompok terdiri dari 2 mahasiswa. 2. Setiap kelompok bertugas untuk mencari topik dan menyusun petunjuk lapang. 3. Bahan-bahan untuk pemaparan dibuat menggunakan kertas plano 4. Setiap kelompok mempresentasikan tugas dihadapan praktikan lain dengan didampingi dosen/asisten.
  • 7. 96 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil (Terlampir) B. Pembahasan Pengendalian pada tanaman rambutan penting dilakukan karena hama dan penyakit tanaman merupakan kendala yang perlu selalu diantisipasi perkembangannya karena dapat menimbulkan kerugian bagi petani. Kerugian dapat dirasakan apabila gejala serangan yang ditimbulkan sudah melewati AE (ambang ekonomi). Kejadian ini akan menjadi musibah bagi para pembudidaya tanaman rambutan, jadi perlu sekali dilakukan pengendalian hama pada tanaman rambutan. Kegiatan pengendalian meliputi pemangkasan dan sanitasi lingkungan tumbuh. Agar tanaman rambutan mendapatkan tajuk yang rimbun, setelah tanaman berumur 2 tahun segera dilakukan pemangkasan pada ujung cabang- cabangnya. Disamping untuk memperoleh tajuk yang seimbang juga berguna memberi bentuk tanaman, memperbanyak dan mengatur produksi agar tanaman tetap terpelihara. Cara pemangkasan dibagi menjadi beberapa teknik diantaranya, Pemangkasan Ringan: Pemangaksan ringan dilakukan pada cabang yang tidak produktif dan juga menujukkan tanda-tanda kurus dan lebih kecil dari ranting lain, Pemangkasan Sedang: Pemangkasan sedang dilakukan dengan cara menebang bagian cabang yang rusak seperti patah atau retak dan Pemangakasan Berat:
  • 8. 97 Pemangkasan berat dilakukan oleh petani yang berpengalam, karena dapat berakibat pada matinay pohon, pemangkasan berat dilakukan pada saat buah pada rambutan sudah mulai kurang. Pemangkasan ini dilakukan dengan cara memotong cabang pohon dengan tua. Pemangkasan ini sebaiknya di ikuti dengan proses okulasi. Dan Pemangkasan Tunas dimana pemangkasan tunas dilakukan dengan cara mematahkan tunas atau cikal daun dan ranting pada tanaman rambutan, Pemangkasan ini dilakukan dengan tujuan untuk memberikan suplay cadangan makanan utama ke Buah dan dilakukan hanya pada saat tanaman berbuah. Jadi peranan dalam pengendalian hama pada tanaman rambutan, dimana kali ini dengan melakukan sanitasi dan pemangkasan. Pada sanitasi sudah pasti sangat mempengaruhi dikarenakan lahan yang bersih sudah pasti cukup bisa menghindari dari serangan hama. Dan pada pengendalian dengan pemangkasan memiliki peranan penting untuk mengurangi kelembaban sehingga tidak sesuai dengan syarat tumbuh hama dan penyakit pada tanaman dan juga untuk memaksimalkan fotosintesis dan transport fotosintat (Hilman, 2004). Dalam pemeliharaannya menurut Arsyad (1998), ada tahapan yang sering dianggap enteng namun tidak kalah pentingnya dalam menghasilkan jenis buah yang bermutu adalah tahapan pemeliharaan tanaman. Dalam pemeliharaan tanaman ini ada beberapa langkah yang perlu dilakukan yakni: 1. Penjarangan dan Penyulaman Karena kondisi tanah telah gembur dan mudah tanaman lain akan tumbuh kembali terutama Gulma (tanaman pengganggu), seperti rumput-rumputan dan harus disiangi sampai radius 1-2 m sekeliling tanaman rambutan. Apabila
  • 9. 98 bibit tidak tumbuh dengan baik segera dilakukan penggantian dengan bibit cadangan. 2. Perempalan Agar supaya tanaman rambutan mendapatkan tajuk yang rimbun, setelah tanaman berumur 2 tahun segera dilakukan perempelan/ pemangkasan pada ujung cabang-cabangnya. Di samping untuk memperoleh tajuk yang seimbang juga berguna memberi bentuk tanaman, memperbanyak dan mengatur produksi agar tanaman tetap terpelihara. Pemangkasan juga perlu dilakukan setelah masa panen buah berakhir dengan harapan muncul tajuk- tajuk baru sebagai tempat munculnya bunga baru pada musim berikutnya dan hasil berikutnya dapat meningkat. 3. Pemupukan Untuk menjaga agar kesuburan lahan tanaman rambutan tetap stabil perlu diberikan pupuk secara berkala dengan aturan: Pada tahun ke 2 setelah penanaman bibit diberikan pada setiap pohon dengan campuran 30 kg pupuk kandang, 50 kg TSP, 100 gram Urea dan 20 germ ZK dengan cara ditaburkan di sekeliling pohon/dengan jalan menggali di sekeliling pohon sedalam 30 cm selebar antara 40-50 cm, kemudian masukkan campuran tersebut dan tutup kembali dengan tanah galian sebelumnya.Tahun berikutnya perlu dosis pemupukan perlu ditambah dengan komposisi 50 kg pupuk kandang, 60 kg TSP, 150 gr Urea dan 250 gr ZK dengan cara pemupukan yang sama, apabila menggunakan pupuk NPK maka perbandingannya 15:15:15 dengan ukuran di
  • 10. 99 antara 75-125 kg untuk setiap ha, dan bila ditabur dalam musim hujan dan dengan komposisi 250-350 kg apabila dilakukan saat awal musim penghujan. 4. Pengairan dan Penyiraman Selama dua minggu pertama setelah bibit yang berasal dari cangkokan/okulasi ditanam, penyiraman dilakukan sebanyak dua kali sehari, pagi dan sore. Dan minggu-minggu berikutnya penyiraman dapat dikurangi menjadi satu kali sehari. Apabila tanaman rambutan telah tumbuh benar-benar kuat frekuensi penyiraman bisa dikurangi lagi yang dapat dilakukan saat-saat diperlukan saja. Dan bila turun terlalu lebat diusahakan agar sekeliling tanaman tidak tergenang air dengan cara membuat lubang saluran untuk mengalirkan air. 5. Waktu Penyemprotan Pestisida Guna mencegah kemungkinan tumbuhnya penyakit/hama karena kondisi cuaca/hewan-hewan perusak maka perlu dilakukan penyemprotan pestisida umumnyadilakukan antara 15-20 hari sebelum panen dan juga apabila kelembaban udara terlalu tinggi akan tumbuh cendawan, apabila musim penghujan mulai tiba perlu disemprot fungisida beberapa kali selama musim hujan pestisida dan insektisida. 6. Pemeliharaan Lain Untuk memacu munculnya bunga rambutan diperlukan larutan KNOq (Kalsium Nitrat) yang akan mempercepat 10 hari lebih awal dari pada tidak diberi KNOƒ dan juga mempunyai keunggulan memperbanyak "dompolan" bunga (tandan) rambutan pada setiap stadium (tahap perkembangan) serta
  • 11. 100 mempercepat pertumbuhan buah rambutan. Dengan melaksanakan tahapan demi tahapan dalam budi daya tanaman rambutan dengan baik , diharapkan hasil produksi buah rambutan memiliki kualitas yang unggul dan maksimal.
  • 12. 101 V. PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa: 1. Petunjuk lapang adalah pedoman untuk membantu calon pemandu lapang dalam memberikan materi khusus dihadapan para peserta kegiatan, dalam hal ini petunjuk lapang yang dibuat adalah tentang pengendalian hama rambutan. 2. Petunjuk lapang berguna untuk memperlancar pemandu lapang dalam memberikan materi khusus kepada peserta kegiatan yang dilatih dalam SL- PHT. 3. Topik yang diangkat dalam petunjuk lapang kali ini adalah tentang pengendalian hama dengan pemangkasan. B. Saran Saran yang dapat diberikan kepada seluruh praktikan adalah kedepannya diharapkan mampu lebih bersosialisai dan mengajak secara lebih baik terkait praktikum seperti ini.
  • 13. 102 DAFTAR PUSTAKA Alexander, M. 1977. Introduction to Soil Microbiology. 2nd edition. New York:Jhon Wiley Eastern and Sons Inc. New Delhi. Arsyad, D.M. dan M. Syam. 1998. Kedelai. Sumber Pertumbuhan produksi dan Teknik Budidaya. Edisi Revisi. Puslitbangtan. 30 hlm. Budiman, Arie dan Kuswata Kartawinata. 1989. Peningkatan Penelitian dan Pengembangan Prasarana Penelitian biologi. Laporan Teknik Lembaga Biologi Nasional. Bogor Hilman, Y. A. 2004. Tanaman Hortikultura dan Kontribusi Terhadap Ketahanan Pangan dan Perkembangan Teknologinya. Dalam Makarim, et.al.(penyunting). Inovasi Pertanian Tanaman Pangan. Puslitbangtan Bogor; 95-132 hlm. Mahisworo, dkk. 1991. Bertanam Rambutan. Penebar Swadaya: Jakarta. Wahyuni, dkk. 2009. Buah Rambutan. Surya Cipta : Jakarta. Rismunandar. 1983. Membudidayakan Tanaman Buah-buahan. Bandung : Sinar Baru