SlideShare a Scribd company logo
1 of 11
Download to read offline
MODUL IV
OPTIMASI JARING KONTROL GEODESI
IV.1. Pendahuluan
Dalam bab ini akan dibahas tentang pengertian dan konsep dasar optimasi Jaring
kontrol Geodesi
IV.1.1. Deskripsi singkat
Jaring Kontrol Geodesi (JKG) berfungsi sebagai titik ikat pengukuran dan
pemetaan horisontal. Oleh karena itu dalam mengembangkan dan mendefinisikan JKH
diperlukan tahapan desain/optimasi jaring, dalam rangka menghasilkan JKH yang sesuai
presesi, handal dan dengan biaya yang optimal.
IV.1.2. Relevansi
Dengan mempelajari materi pada Bab ini maka mahasiswa dapat dapat
menjelaskan definisi, metoda, jenis dan kriteria dari optimasi JKH.
IV.1.3. Learning outcame
1. Mampu menjelaskan definisi optimasi JKG
2. Mampu menjelaskan jenis dan tahapan desain JKG
3. Mampu menjelaskan kriteria optimasi jaring berdasarkan presesi dan kehandalan.
IV.2. Penyajian
IV.2.1. PENGERTIAN OPTIMASI JKH
Terdapat berbagai pendefinisian dari optimasi jaring geodesi sebagai berikut:
• Mendesain konfigurasi jaring dan rencana pengukuran yang optimal, sehingga
dapat memenuhi qualitas jaring (presesi, kehandalan) yang sudah ditetapkan
dengan biaya yang minimum
• Tehnik yang memungkinkan untuk menentukan instrumen yang digunakan, lokasi
pengukuran, bagaimana cara pengukurannnya, identifikasi dan eliminasi
kesalahan kasar pengukuran dan juga meminimalisasi efek dari un-detectable
gross error dengan menghilangkan observasi yang tidak perlu sehingga
menghemat secara signifikan waktu dan usaha di lapangan
Tugas utama dari optimasi jaring :
• Menentukan distibusi yang optimal dari titik-titik jaring
• Menyeleksi metoda pengukuran
• Menentukan distribusi yang optimal dari kepresesian pengukuran yang diperlukan
dari sejumlah pengukuran
Berikut ini akan dibahas beberapa persoalan dalam optimasi jaringan titik kontrol.
Hal ini diuraikan berkaitan dengan peranan jaringan titik kontrol yang optimal sangat
diperlukan pada semua kegiatan survei dan pemetaan.
Persoalan optimasi jaringan titik kontrol menurut Grafarend (1974) dapat
diklasifikasikan dalam empat bagian, yaitu :
1. Optimasi desain orde nol, persoalan datum/ menentukan system referensi yang
optimum.
2. Optimasi desain orde satu, persoalan bentuk geometri jaringan.
3. Optimasi desain orde dua, persoalan bobot ukuran/ menentukan observasi optimum
yang harus dilakukan dan presesi optimum yang harus diperoleh.
4. Optimasi desain orde tiga, pesoalan penembahan pengatan untuk memperbaiki
jaringan yang ada.
5. Masing-masing persoalan tersebut mempunyai pemecahan yang spesifik.
Setiap kegiatan survei dan pemetaan, pengadaan jaringan titik kontrol yang
optimal sangat diperlukan. Dalam penyelenggaraan jaringan titik kontrol yang optimal,
kerapatan dan ketelitian jaringan tersebut disesuaikan dengan maksud dan tujuan
pengadaannya. Tujuan pengadaan jaringan titik kontrol tersebut, diantaranya untuk
keperluan ilmiah, yaitu untuk menentukan bentuk dan dimensi bumi, untuk pemantauan
gerakan kerak bumi, untuk keperluan pemetaan, untuk keperluan deformasi, dan lain-lain.
Supaya hasil pengadaan jaringan titik kontrol dapat mencapai ketelitian tertentu,
maka pelaksanaan pengukuran dilakukan dengan menggunakan jenis peralatan dan
prosedur pengukuran tertentu pula. Selain itu, sebelum pelaksanaan pengukuran
dilakukan juga pra analisis ketelitian. Hal ini bertujuan untuk menentukan bentuk
geomatrik jaringan dan ketelitian ukuran yang harus dicapai. Dengan demikian dapat
ditentukan jenis peralatan yang digunakan untuk pengukuran tersebut dan prosedur
pengukuran yang dilakukan.
Disamping persyaratan ketelitian, dalam pengadaan jaringan titik kontrol tersebut
faktor ekonomi dan waktu juga harus dipertimbangkan. Hal ini perlu dilakukan karena
dalam pengukuran melibatkan peralatan-peralatan yang mahal sehingga untuk pengadaan
jaringan titik kontrol tersebut membutuhkan biaya yang mahal. Adanya pengukuran
ulang atau pengukuran tambahan karena tidak terpenuhinya persyaratan ketelitian, akan
mengakibatkan penambahan waktu dan volume pekerjaan sehingga memerlukan
tambahan biaya yang besar.
Untuk mencapai hal tersebut, salah satu langkah yang harus ditempuh melakukan
optimasi. Tujuan optimasi dalam pengadaan jaringan titik kontrol, yaitu untuk
mendapatkan bentuk geometrik jaringan dan ketelitian ukuran yang optimal. Sedangkan
yang dimaksud bentuk geometrik jaringan dan ketelitian ukuran yang optimal, yaitu
bentuk geometrik dan ketelitian ukuran yang dapat memberikan ketelitian tinggi, sesuai
pesyaratan yang dinginkan dengan biaya pengukuran minimum.
Persoalan optimasi merupakan persoalan membuat nilai suatu fungsi menjadi
maksimum atau minimum pada sejumlah pembatas yang ada, Fungsi yang
dimaksimumkan atau diminimumkan disebut fungsi tujuan (objective function),
sedangkan fungsi yang menyatakan pembatasnya disebut syarat batas (constraint). Pada
dasarnya optimasi berhubungan dengan penentuan alokasi yang optimal pada sumber-
sumber yang terbatas, untuk memenuhi suatu tujuan. Pada optimasi jaringan, ada
pertimbangan dalam membentuk suatu jaringan, yaitu :
1. Model jaringan atau bentuk geometrik jaringan.
2. Tipe pengukuran.
3. Prosedur pengukuran.
4. Peralatan yang digunakan dalam pengukuran.
Dalam kaitan klasifikasi optimasi menurut Grafarend (1974), fungsi tujuan dan
syarat batas yang ditentukan sesuai desain orde yang ada. Berikut ini diuraikan
pemecahan persoalan optimasi jaringan menurut Grafarend.
A. Desain orde nol
Memecahkan problem datum dan bagaimana mentransformasikan hasil
pengukuran menjadi koordinat-koordinat kartesian absolut.
Pada pengukuran jaring titik kontrol, belum dapat ditentukan koordinat atau posisi
absolut titik-titik pada jaringan tersebut. Adanya pemberian syarat atau ketentuan
tambahan (constrain), maka hasil hitungan perataaan yang dilakukan pada jaringan
tersebut akan diperoleh koordinat absolut bagi semua titiknya. Oleh karena itu posisi
setiap titik dinyatakan dalam suatu koordinat yang sama, yaitu sistem referensi atau
datum jaringan tersebut. Dengan telah ditentukan datum dan telah ditransformasikan hasil
pengukuran menjadi koordinat-koordinat absolut maka dapat dihubungkan antara hasil
pengukuran yang satu dengan yang lain walaupun pengukuran, kondisi pengukuran,
maksud dan tujuan pengukuran berbeda satu sama lain.
B. Desain orde satu
Memecahkan problem bentuk atau konfigurasi jaringan titik kontrol.
Persoalan desain orde satu yaitu bagaimana menetapkan kombinasi yang optimal
antara pengukuran-pengukuran yang dilakukan (jarak, arah atau sudut, asimut) pada titik-
titik tertentu pada suatu jaringan dimana sebelumnya telah diberikan ketentuan-ketentuan
pengukuran yang harus dilakukan dan ketelitian setiap pengukuran, dengan maksud agar
dapat memenuhi ketelitian posisi yang diingikan.
C. Desain orde dua
Memecahkan problem matriks bobot atau ketelitian pengamatan.
Jika telah dibuat konfigurasi yang baik pada suatu jaringan maka dengan desain
orde dua ini akan ditentukan tingkat ketelitian bagi setiap jenis pengamatan, agar hasil
hitungan penentuan posisi pada jaringan tersebut memenuhi yang diinginkan. Desain
orde dua merupakan persoalan menemukan matriks bobot terbaik dalam sebuah jaringan
dengan pemberian konfigurasi tertentu. Sebelum memecahkan persoalan desain orde dua,
pertama kali dilakukan penetapan kebutuhan ketelitian dari jaringan yang ada untuk
keperluan ketelitian awal pengukuran. Jadi kebutuhan ketelitian dari jaringan adalah
problem masukkannya. Persoalan desain orde dua melitpti penentuan ketelitian
pengamatan yang akan menghasilkan ketelitian yang asama atau lebih baik dari ketelitian
apriorinya
D. Desain orde tiga
Memperbaiki jaringan yang ada dengan melakukan penambahan pengukuran.
Jika dalam suatu jaringan yang telah ada dan telah ditentukan pula kualitas jaringan
atau ketelitian posisi titik-titiknya, dilakukan pengukuran yang baru, kemudian timbul
pertanyaan bagaimana hasil yang diperoleh pada jaringan tersebut dengan adanya
pengukuran baru. Apabila telah diketahui bahwa pengukuran suatu jaringan yang baru
(jaringan sekunder) diikatkan dengan jaringan yang lama (jaringan primer), maka
diperlukan pengukuran tambahan pada sebagian titik (titik ikat) jaringan lama. Dengan
estimasi Bayes, akan ditentukan estimasi terbaik (optimal) semua titik yang ada, baik
titik-titik baru pada jaringan yang baru yang akan ditentukan posisinya, maupun titik-titik
pada jaringan yang lama yang sebelumnya telah ditentukan atau diketahui posisi dan
ketelitiannya.
Secara skematik tahapan optimasi jaringan titik kontrol dapat dilihat pada Gambar 1 :
PENGADAAN
JARINGAN TITIK KONTROL
PENGUKURAN
FAKTOR ALAT DAN KETELITIAN
FAKTOR WAKTU FAKTOR BIAYA
DESAIN
ORDE SATU
DESAIN
ORDE DUA
DESAIN
ORDE NOL
DESAIN
ORDE TIGA
PROBLEM
DATUM
PROBLEM
KONFIGURASI
JARINGAN
PROBLEM
MATRIKS
BOBOT
PROBLEM
PENAMBAHAN
PENGAMATAN
OPTIMASI JARINGAN GRAFAREND
DEFINISI DAN TUJUAN OPTIMASI
OPTIMASI
PEMECAHAN PROBLEM OPTIMASI
PROGRAMA MATEMATIKA
FUNGSI SYARAT BATAS
Untuk memecahkan persoalan optimasi digunakan metode matematika yang
disebut pemrograman matematika. Pada pemrograman matematika terdapat dua hal yang
harus ditentukan, yaitu syarat batas dan fungsi tujuan. Penentuan syarat batas ini sesuai
desain orde yang akan ditentukan. Pada perencanaan desain jaring titik kontrol, biaya
pengukuran merupakan faktor yang memegang peranan penting bagi penentuan fungsi
tujuan. Fungsi tujuan yang dimaksud merupakan fungsi yang diminimumkan, hal ini
karena yang diharapkan adalah mendapatkan jaringan titik kontrol yang terbaik dengan
biaya seminimum mungkin.
Desain harus memenuhi kriteria presesi, kehandalan dan biaya yang ditetapkan
sebelumnya melalui:
• Presesi, menghipotesiskan bahwa presesi dari elemen jaring dan estimasi kualitas
lainnnya bisa direalisasikan
• Kehandalan, Merupakan jaring yang sensitif untuk melakukan prosedur uji
statistik, yang memungkinkan deteksi gross error dalam pengukuran dengan nilai
yang sekecil-kecilnya
• Cost, Penempatan titik dan pelaksanaan observasi memenuhi kriteria biaya
Perkembangan metoda optimasi jaring:
- Try and error method
- Simulation method
- Analytical method
Tahapan pelaksanaan optimasi dengan metoda try & error dan simulasi:
1. Tentukan kriteria presesi dan reliability
2. Menyeleksi skema observasi (stasiun, metoda pengukuran dan bobot)
PERTIMBANGAN :
- Model Jaringan
- Tipe pengamatan
- Prosedur pengamatan
- Peralatan
PROSEDUR HITUNGAN
KONTROL HITUNGAN JARINGAN OPTIMAL
3. Hitung matrik covarin dengan metoda kuadrat terkecil dan tentukan kualitas
jaringnya berdasar kriteria presesi dan reliability
4. Jika nilai presesi dan reliability memenuhi kriteri point(1) maka dilanjutkan step
(5), jika tidak maka memperbaiki skema pengukuran (menambah/mengurangi
pengukuran dan meningkatkan/mengurangi bobot) sampai kriteria (1) tercapai
5. Hitung biaya pengukuran dengan kemungkinan kembali ke step (2) dan stop jika
sudah diperoleh kriteria optimum
Formulasi dari kriteria optimasi berdasarkan presesi, kehandalan dan biaya sebagai
berikut:
A. Presesi
Kriteria presesi berdasarkan matriks varian-covarian, dalam hal ini terdiri dari:
• Fungsi skalar matriks (Norm, Trace, Nilai eigen maksimal, Determinan matriks)
Nilai SKALAR MATRIK MINIMAL = Desain matriks optimal
• Kriteria presesi skalar:
• Norm matriks varian covarian
• Trace matriks varian covarian
• Nilai eigen maksimal matriks varian covarian
• Range spektral matriks varian-covarian
• Determinan matriks varian covarian
• Matrix kriteria : artifisial matriks varian-covarian pada struktur yang ideal, yang
merepresentasikan kondisi akurasi yang optimal dari jaring yang direncanakan.
min:optimal-N == xCf
min...)(:optimalA 321 =++++==− nxCTracef λλλλ
min:OptimalE max ==− λf
min)(:optimal-S minmax =−= λλf
min*......***)(:optimal-D 321 === nxCDetf λλλλ
[ ]
12
0
112
0
)(
kasidisimplifidapat:rnonsinguleAmatriksjika
)()(
−
−−
=
−+=
PAAC
HHDDHHDDPAAC
T
x
TTTTTT
x
σ
σ
Untuk mengkonversi kriteria keterliatian kedalam batasan/persyaratan dalam
parameter yang akan di optimasi, maka nilai matriks kriteria harus dilinierisasi
menggunakan taylor series:
i
m
i
x
i
m
i
x
i
m
i
x
i
m
i
x
xx p
p
C
z
z
C
y
y
C
x
x
C
CC ∆
∂
∂
+∆
∂
∂
+∆
∂
∂
+∆
∂
∂
+= ∑∑∑∑ 1111
0
112
0
112
0
112
0
)()(
)()(
)()(:dimana
−−
−−
−−






∂
∂
−=
∂
∂






∂
∂
+
∂
∂
−=
∂
∂






∂
∂
+
∂
∂
−=
∂
∂
PAAA
p
P
APAA
p
C
PAA
z
A
PAPA
z
A
PAA
z
C
PAA
x
A
PAPA
x
A
PAA
x
C
T
i
TT
i
x
T
i
T
T
i
T
T
i
x
T
i
T
T
i
T
T
i
x
σ
σ
σ
M
IV.3. Penutup
IV.3.1. Rangkuman
Dalam rangka memastikan pengembangan dan pembangunan JKG sesuai dengan
ketelitian yang telah ditetapkan, terutama jaring kontro kelas dan orde tinggi dan jaring
kontrol deformasi yang memerlukan ketelitin tinggi, maka perlu dilakukan tahapan
optimasi jaring sebelum dilakukan pengukuran jaring. Dengan optimasi jarinng maka
diharapkan dapat menentukan distibusi yang optimal dari titik-titik jaring, menyeleksi
metoda pengukuran dan menentukan distribusi yang optimal dari kepresesian pengukuran
yang diperlukan dari sejumlah pengukuran
II.3.2. Tes formatif
1. Apa yang dimaksud dengan optimasi jaring?
2. Apa tujuan dari optimasi jaring?
3. Kapan optimasi jaring dilakukan dalam satu tahapan besar pengadaan jaring
kontrol geodesi?
4. Jelaskan klasifikasi optimasi jaring menurut Graveran?
5. Jelaskan perkembangan metoda optimasi jaring sampai saat ini!
6. Jelaskan kriteria prsesi pada optimasi jaring!
7. Jelaskan kriteria kehandalan pada optimasi jaring!
II.3.3. Tindak lanjut/Jawaban
Jawaban soal latihan tersebut akan diberikan pada saat umpan balik pada kuliah
minggu berikutnya
II.3.4. Petunjuk Penilaian dan umpan balik
Kriteria Skor
0 1 2
Menjelaskan definisi
dan tujuan dari optimasi
jaring
Tidak mampu
menjelaskan
Dapat
menjelaskan
sebagian
Dapat
menjelaskan
secara
keseluruhan
dengan runtut
Menjelaskan tahapan
metoda optimasi jaring
Tidak mampu
menjelaskan
Dapat
menjelaskan
sebagian
Dapat
menjelaskan
secara
keseluruhan
dengan runtut
Menjelaskan kriteria
presesi dan kehandalan
pada optimasi jaring
Tidak mampu
menjelaskan
Dapat
menjelaskan
sebagian
Dapat
menjelaskan
secara
keseluruhan
dengan runtut
II.3.5. Sumber Pustaka
Kuang, S. (1996), Geodetic Network Analysis and Optimal Design, Consepts and
Applications, Ann Arbor Press Inc. U.S.A.
Leick, A., 1990, GPS Satellite Surveying, Department of Survey Engineering University
of Maine, Orono, Maine.
Mikhail E M. dan Ackermann F., (1976), Observation and Least Squares, IEP-A Dun
Donnelley Publisher, New York.
Mikhail, E.M. dan Gracie, G. (1981), Analysis and Adjusment of Survey Measurement,
Van Nostrand Reinhold Company, New York.

More Related Content

What's hot

Proposal Teknis_Pengukuran Stakeout Lahan Menggunakan GNSS RTK.pptx
Proposal Teknis_Pengukuran Stakeout Lahan Menggunakan GNSS RTK.pptxProposal Teknis_Pengukuran Stakeout Lahan Menggunakan GNSS RTK.pptx
Proposal Teknis_Pengukuran Stakeout Lahan Menggunakan GNSS RTK.pptxgeodetgis
 
Cara Kalibrasi Kamera Fotogrametri Dalam Pekerjaan Survei
Cara Kalibrasi Kamera Fotogrametri Dalam Pekerjaan SurveiCara Kalibrasi Kamera Fotogrametri Dalam Pekerjaan Survei
Cara Kalibrasi Kamera Fotogrametri Dalam Pekerjaan SurveiLuhur Moekti Prayogo
 
Program guide praktikum survei gnss 2021
Program guide praktikum survei gnss 2021Program guide praktikum survei gnss 2021
Program guide praktikum survei gnss 2021Zola Saputra
 
Makalah geosat vlbi
Makalah geosat vlbiMakalah geosat vlbi
Makalah geosat vlbifebrina11
 
Materi Kuliah Penginderaan Jauh Dasar (FOTOGRAMETRI)
Materi Kuliah Penginderaan Jauh Dasar (FOTOGRAMETRI)Materi Kuliah Penginderaan Jauh Dasar (FOTOGRAMETRI)
Materi Kuliah Penginderaan Jauh Dasar (FOTOGRAMETRI)Nurul Afdal Haris
 
Gd fisik2013 lab2_jawaban 10 soal
Gd fisik2013 lab2_jawaban 10 soalGd fisik2013 lab2_jawaban 10 soal
Gd fisik2013 lab2_jawaban 10 soalTaufiq Rifai
 
Teknologi lidar dan aplikasinya
Teknologi lidar dan aplikasinyaTeknologi lidar dan aplikasinya
Teknologi lidar dan aplikasinyaRetno Pratiwi
 
pengenalan GNSS
pengenalan GNSSpengenalan GNSS
pengenalan GNSSirfanade1
 
Kerangka Kontrol Horisontal
Kerangka Kontrol HorisontalKerangka Kontrol Horisontal
Kerangka Kontrol HorisontalBayu Aristi
 
Bab 3 pemetaan planimetrik sederhana
Bab 3 pemetaan planimetrik sederhanaBab 3 pemetaan planimetrik sederhana
Bab 3 pemetaan planimetrik sederhanaHendra Supriyanto
 
Dasar dasar perpetaan
Dasar dasar perpetaanDasar dasar perpetaan
Dasar dasar perpetaanZia Ul Maksum
 
Pengukuran sudut cara seri rangkap
Pengukuran sudut cara seri rangkapPengukuran sudut cara seri rangkap
Pengukuran sudut cara seri rangkapRetno Pratiwi
 

What's hot (20)

Proposal Teknis_Pengukuran Stakeout Lahan Menggunakan GNSS RTK.pptx
Proposal Teknis_Pengukuran Stakeout Lahan Menggunakan GNSS RTK.pptxProposal Teknis_Pengukuran Stakeout Lahan Menggunakan GNSS RTK.pptx
Proposal Teknis_Pengukuran Stakeout Lahan Menggunakan GNSS RTK.pptx
 
Acara1
Acara1Acara1
Acara1
 
Cara Kalibrasi Kamera Fotogrametri Dalam Pekerjaan Survei
Cara Kalibrasi Kamera Fotogrametri Dalam Pekerjaan SurveiCara Kalibrasi Kamera Fotogrametri Dalam Pekerjaan Survei
Cara Kalibrasi Kamera Fotogrametri Dalam Pekerjaan Survei
 
Jurnal
JurnalJurnal
Jurnal
 
Program guide praktikum survei gnss 2021
Program guide praktikum survei gnss 2021Program guide praktikum survei gnss 2021
Program guide praktikum survei gnss 2021
 
Sni 19 6724-2002 -jkh
Sni 19 6724-2002 -jkhSni 19 6724-2002 -jkh
Sni 19 6724-2002 -jkh
 
Makalah geosat vlbi
Makalah geosat vlbiMakalah geosat vlbi
Makalah geosat vlbi
 
TRANSFORMASI KOORDINAT UTM KE TM3º
TRANSFORMASI KOORDINAT UTM KE TM3ºTRANSFORMASI KOORDINAT UTM KE TM3º
TRANSFORMASI KOORDINAT UTM KE TM3º
 
Materi Kuliah Penginderaan Jauh Dasar (FOTOGRAMETRI)
Materi Kuliah Penginderaan Jauh Dasar (FOTOGRAMETRI)Materi Kuliah Penginderaan Jauh Dasar (FOTOGRAMETRI)
Materi Kuliah Penginderaan Jauh Dasar (FOTOGRAMETRI)
 
Transformasi Koordinat dari DGN 95 ke SRGI 2013
Transformasi Koordinat dari DGN 95 ke SRGI 2013Transformasi Koordinat dari DGN 95 ke SRGI 2013
Transformasi Koordinat dari DGN 95 ke SRGI 2013
 
006 elips kesalahan
006 elips kesalahan006 elips kesalahan
006 elips kesalahan
 
Gd fisik2013 lab2_jawaban 10 soal
Gd fisik2013 lab2_jawaban 10 soalGd fisik2013 lab2_jawaban 10 soal
Gd fisik2013 lab2_jawaban 10 soal
 
Teknologi lidar dan aplikasinya
Teknologi lidar dan aplikasinyaTeknologi lidar dan aplikasinya
Teknologi lidar dan aplikasinya
 
pengenalan GNSS
pengenalan GNSSpengenalan GNSS
pengenalan GNSS
 
Bab 8: Pemetaan dengan Alat GPS
Bab 8:   Pemetaan dengan Alat GPSBab 8:   Pemetaan dengan Alat GPS
Bab 8: Pemetaan dengan Alat GPS
 
Transformasi Datum
Transformasi DatumTransformasi Datum
Transformasi Datum
 
Kerangka Kontrol Horisontal
Kerangka Kontrol HorisontalKerangka Kontrol Horisontal
Kerangka Kontrol Horisontal
 
Bab 3 pemetaan planimetrik sederhana
Bab 3 pemetaan planimetrik sederhanaBab 3 pemetaan planimetrik sederhana
Bab 3 pemetaan planimetrik sederhana
 
Dasar dasar perpetaan
Dasar dasar perpetaanDasar dasar perpetaan
Dasar dasar perpetaan
 
Pengukuran sudut cara seri rangkap
Pengukuran sudut cara seri rangkapPengukuran sudut cara seri rangkap
Pengukuran sudut cara seri rangkap
 

Similar to Modul iv

Statistik Manifestasi
Statistik Manifestasi Statistik Manifestasi
Statistik Manifestasi rindaaulutamii
 
Its undergraduate-11557-4305100021-paper
Its undergraduate-11557-4305100021-paperIts undergraduate-11557-4305100021-paper
Its undergraduate-11557-4305100021-paperDani Ermawan
 
Procceding_KNIT_2_97-102_AndikaDwiHadiri
Procceding_KNIT_2_97-102_AndikaDwiHadiriProcceding_KNIT_2_97-102_AndikaDwiHadiri
Procceding_KNIT_2_97-102_AndikaDwiHadiriAndika Dwi Hadiri
 
Data mining algoritma covering dan penerapannya
Data mining algoritma covering dan penerapannyaData mining algoritma covering dan penerapannya
Data mining algoritma covering dan penerapannyaUniversitas Gadjah Mada
 
Parametric study on displacement based design method procedures for rc struct...
Parametric study on displacement based design method procedures for rc struct...Parametric study on displacement based design method procedures for rc struct...
Parametric study on displacement based design method procedures for rc struct...Yoppy Soleman
 
CyPIRAL_2040221038_M Akbar Hidayatullah_Laporan Desain Sistem Kontrol.docx
CyPIRAL_2040221038_M Akbar Hidayatullah_Laporan Desain Sistem Kontrol.docxCyPIRAL_2040221038_M Akbar Hidayatullah_Laporan Desain Sistem Kontrol.docx
CyPIRAL_2040221038_M Akbar Hidayatullah_Laporan Desain Sistem Kontrol.docxAkbarHidayatullah11
 
Pert 2 pengenalan_desain & manajemen jaringan
Pert 2 pengenalan_desain & manajemen jaringanPert 2 pengenalan_desain & manajemen jaringan
Pert 2 pengenalan_desain & manajemen jaringansamani77
 
Interpretasi strukturmikro baja
Interpretasi strukturmikro bajaInterpretasi strukturmikro baja
Interpretasi strukturmikro bajaMuhibulJamal1
 
Jawaban No. 2 Tahap-Tahap Data Mining Karena DM adalah suatu ...
Jawaban No. 2 Tahap-Tahap Data Mining Karena  DM adalah suatu ...Jawaban No. 2 Tahap-Tahap Data Mining Karena  DM adalah suatu ...
Jawaban No. 2 Tahap-Tahap Data Mining Karena DM adalah suatu ...butest
 
Analisa spasial -_vektor
Analisa spasial -_vektorAnalisa spasial -_vektor
Analisa spasial -_vektorIrma Wahyuni
 
ppt Pengolahan citra digital pada modalitas MRI
ppt Pengolahan citra digital pada modalitas MRIppt Pengolahan citra digital pada modalitas MRI
ppt Pengolahan citra digital pada modalitas MRINona Zesifa
 
5. modul pelatihan etabs
5. modul pelatihan etabs5. modul pelatihan etabs
5. modul pelatihan etabsRyan Madara
 
Jaringan Wireless Dan Mobile Diskusi Ke-6.pdf
Jaringan Wireless Dan Mobile Diskusi Ke-6.pdfJaringan Wireless Dan Mobile Diskusi Ke-6.pdf
Jaringan Wireless Dan Mobile Diskusi Ke-6.pdfHendroGunawan8
 

Similar to Modul iv (20)

Statistik Manifestasi
Statistik Manifestasi Statistik Manifestasi
Statistik Manifestasi
 
Its undergraduate-11557-4305100021-paper
Its undergraduate-11557-4305100021-paperIts undergraduate-11557-4305100021-paper
Its undergraduate-11557-4305100021-paper
 
teknik-teknik data mining
teknik-teknik data miningteknik-teknik data mining
teknik-teknik data mining
 
Procceding_KNIT_2_97-102_AndikaDwiHadiri
Procceding_KNIT_2_97-102_AndikaDwiHadiriProcceding_KNIT_2_97-102_AndikaDwiHadiri
Procceding_KNIT_2_97-102_AndikaDwiHadiri
 
1.Pendahuluan PO_1.ppt
1.Pendahuluan PO_1.ppt1.Pendahuluan PO_1.ppt
1.Pendahuluan PO_1.ppt
 
Data mining algoritma covering dan penerapannya
Data mining algoritma covering dan penerapannyaData mining algoritma covering dan penerapannya
Data mining algoritma covering dan penerapannya
 
Parametric study on displacement based design method procedures for rc struct...
Parametric study on displacement based design method procedures for rc struct...Parametric study on displacement based design method procedures for rc struct...
Parametric study on displacement based design method procedures for rc struct...
 
Arsitektur dan model data mining
Arsitektur dan model data miningArsitektur dan model data mining
Arsitektur dan model data mining
 
CyPIRAL_2040221038_M Akbar Hidayatullah_Laporan Desain Sistem Kontrol.docx
CyPIRAL_2040221038_M Akbar Hidayatullah_Laporan Desain Sistem Kontrol.docxCyPIRAL_2040221038_M Akbar Hidayatullah_Laporan Desain Sistem Kontrol.docx
CyPIRAL_2040221038_M Akbar Hidayatullah_Laporan Desain Sistem Kontrol.docx
 
Pert 2 pengenalan_desain & manajemen jaringan
Pert 2 pengenalan_desain & manajemen jaringanPert 2 pengenalan_desain & manajemen jaringan
Pert 2 pengenalan_desain & manajemen jaringan
 
Jaringan sistem kontrol
Jaringan sistem kontrolJaringan sistem kontrol
Jaringan sistem kontrol
 
Interpretasi strukturmikro baja
Interpretasi strukturmikro bajaInterpretasi strukturmikro baja
Interpretasi strukturmikro baja
 
Penelitian Operasional 1 - Pendahuluan
Penelitian Operasional 1 - PendahuluanPenelitian Operasional 1 - Pendahuluan
Penelitian Operasional 1 - Pendahuluan
 
Jawaban No. 2 Tahap-Tahap Data Mining Karena DM adalah suatu ...
Jawaban No. 2 Tahap-Tahap Data Mining Karena  DM adalah suatu ...Jawaban No. 2 Tahap-Tahap Data Mining Karena  DM adalah suatu ...
Jawaban No. 2 Tahap-Tahap Data Mining Karena DM adalah suatu ...
 
AI Security .pptx
AI Security .pptxAI Security .pptx
AI Security .pptx
 
Analisa spasial -_vektor
Analisa spasial -_vektorAnalisa spasial -_vektor
Analisa spasial -_vektor
 
Uas riset operasi (kevin surya)
Uas riset operasi (kevin surya)Uas riset operasi (kevin surya)
Uas riset operasi (kevin surya)
 
ppt Pengolahan citra digital pada modalitas MRI
ppt Pengolahan citra digital pada modalitas MRIppt Pengolahan citra digital pada modalitas MRI
ppt Pengolahan citra digital pada modalitas MRI
 
5. modul pelatihan etabs
5. modul pelatihan etabs5. modul pelatihan etabs
5. modul pelatihan etabs
 
Jaringan Wireless Dan Mobile Diskusi Ke-6.pdf
Jaringan Wireless Dan Mobile Diskusi Ke-6.pdfJaringan Wireless Dan Mobile Diskusi Ke-6.pdf
Jaringan Wireless Dan Mobile Diskusi Ke-6.pdf
 

Recently uploaded

PPT AHLI MADYA BANGUNAN GEDUNGggggg.pptx
PPT AHLI MADYA BANGUNAN GEDUNGggggg.pptxPPT AHLI MADYA BANGUNAN GEDUNGggggg.pptx
PPT AHLI MADYA BANGUNAN GEDUNGggggg.pptxssuserdfcb68
 
UTILITAS BANGUNAN BERUPA PENANGKAL PETIR.pptx
UTILITAS BANGUNAN BERUPA PENANGKAL PETIR.pptxUTILITAS BANGUNAN BERUPA PENANGKAL PETIR.pptx
UTILITAS BANGUNAN BERUPA PENANGKAL PETIR.pptxAndimarini2
 
LAJU RESPIRASI.teknologi hasil pertanianpdf
LAJU RESPIRASI.teknologi hasil pertanianpdfLAJU RESPIRASI.teknologi hasil pertanianpdf
LAJU RESPIRASI.teknologi hasil pertanianpdfIftitahKartika
 
Presentation Bisnis Teknologi Modern Biru & Ungu_20240429_074226_0000.pptx
Presentation Bisnis Teknologi Modern Biru & Ungu_20240429_074226_0000.pptxPresentation Bisnis Teknologi Modern Biru & Ungu_20240429_074226_0000.pptx
Presentation Bisnis Teknologi Modern Biru & Ungu_20240429_074226_0000.pptxyoodika046
 
Kalor dan Perpindahan Kalor presentasi.ppt
Kalor dan Perpindahan Kalor presentasi.pptKalor dan Perpindahan Kalor presentasi.ppt
Kalor dan Perpindahan Kalor presentasi.pptAchmadDwitamaKarisma
 
Presentasi gedung jenjang 6 - Isman Kurniawan.ppt
Presentasi gedung jenjang 6 - Isman Kurniawan.pptPresentasi gedung jenjang 6 - Isman Kurniawan.ppt
Presentasi gedung jenjang 6 - Isman Kurniawan.pptarifyudianto3
 
Pengeloaan Limbah NonB3 KLHK-Upik-090921.pdf
Pengeloaan Limbah NonB3 KLHK-Upik-090921.pdfPengeloaan Limbah NonB3 KLHK-Upik-090921.pdf
Pengeloaan Limbah NonB3 KLHK-Upik-090921.pdfPusatKeteknikanKehut
 
ppt hidrolika_ARI SATRIA NINGSIH_E1A120026.pptx
ppt hidrolika_ARI SATRIA NINGSIH_E1A120026.pptxppt hidrolika_ARI SATRIA NINGSIH_E1A120026.pptx
ppt hidrolika_ARI SATRIA NINGSIH_E1A120026.pptxArisatrianingsih
 
Pengolahan Kelapa Sawit 1 pabrik pks.pdf
Pengolahan Kelapa Sawit 1 pabrik pks.pdfPengolahan Kelapa Sawit 1 pabrik pks.pdf
Pengolahan Kelapa Sawit 1 pabrik pks.pdffitriAnnisa54
 
perbedaan jalan raya dan rel bahasa Indonesia.pptx
perbedaan jalan raya dan rel bahasa Indonesia.pptxperbedaan jalan raya dan rel bahasa Indonesia.pptx
perbedaan jalan raya dan rel bahasa Indonesia.pptxMuhamadIrfan190120
 
Gambar kerja TUREN KETAWANG malang jawa timur.pdf
Gambar kerja TUREN KETAWANG malang jawa timur.pdfGambar kerja TUREN KETAWANG malang jawa timur.pdf
Gambar kerja TUREN KETAWANG malang jawa timur.pdfYoyokSuwiknyo
 
397187784-Contoh-Kasus-Analisis-Regresi-Linear-Sederhana.pptx
397187784-Contoh-Kasus-Analisis-Regresi-Linear-Sederhana.pptx397187784-Contoh-Kasus-Analisis-Regresi-Linear-Sederhana.pptx
397187784-Contoh-Kasus-Analisis-Regresi-Linear-Sederhana.pptxVinaAmelia23
 
Laporan Tinjauan Manajemen HSE/Laporan HSE Triwulanpptx
Laporan Tinjauan Manajemen HSE/Laporan HSE TriwulanpptxLaporan Tinjauan Manajemen HSE/Laporan HSE Triwulanpptx
Laporan Tinjauan Manajemen HSE/Laporan HSE Triwulanpptxilanarespatinovitari1
 
BAB_3_Teorema superposisi_thevenin_norton (1).ppt
BAB_3_Teorema superposisi_thevenin_norton (1).pptBAB_3_Teorema superposisi_thevenin_norton (1).ppt
BAB_3_Teorema superposisi_thevenin_norton (1).pptDellaEkaPutri2
 
Bahan kuliah elemen mesin semester 2 rekayasa manufaktur
Bahan kuliah elemen mesin semester 2 rekayasa manufakturBahan kuliah elemen mesin semester 2 rekayasa manufaktur
Bahan kuliah elemen mesin semester 2 rekayasa manufakturAhmadAffandi36
 
Lecture 02 - Kondisi Geologi dan Eksplorasi Batubara untuk Tambang Terbuka - ...
Lecture 02 - Kondisi Geologi dan Eksplorasi Batubara untuk Tambang Terbuka - ...Lecture 02 - Kondisi Geologi dan Eksplorasi Batubara untuk Tambang Terbuka - ...
Lecture 02 - Kondisi Geologi dan Eksplorasi Batubara untuk Tambang Terbuka - ...rororasiputra
 
Gambar Rencana TOYOMARTO KETINDAN Malang jawa timur.pdf
Gambar Rencana TOYOMARTO KETINDAN Malang jawa timur.pdfGambar Rencana TOYOMARTO KETINDAN Malang jawa timur.pdf
Gambar Rencana TOYOMARTO KETINDAN Malang jawa timur.pdfYoyokSuwiknyo
 
Manajer Lapangan Pelaksanaan Pekerjaan Gedung - Endy Aitya.pptx
Manajer Lapangan Pelaksanaan Pekerjaan Gedung - Endy Aitya.pptxManajer Lapangan Pelaksanaan Pekerjaan Gedung - Endy Aitya.pptx
Manajer Lapangan Pelaksanaan Pekerjaan Gedung - Endy Aitya.pptxarifyudianto3
 

Recently uploaded (19)

PPT AHLI MADYA BANGUNAN GEDUNGggggg.pptx
PPT AHLI MADYA BANGUNAN GEDUNGggggg.pptxPPT AHLI MADYA BANGUNAN GEDUNGggggg.pptx
PPT AHLI MADYA BANGUNAN GEDUNGggggg.pptx
 
UTILITAS BANGUNAN BERUPA PENANGKAL PETIR.pptx
UTILITAS BANGUNAN BERUPA PENANGKAL PETIR.pptxUTILITAS BANGUNAN BERUPA PENANGKAL PETIR.pptx
UTILITAS BANGUNAN BERUPA PENANGKAL PETIR.pptx
 
LAJU RESPIRASI.teknologi hasil pertanianpdf
LAJU RESPIRASI.teknologi hasil pertanianpdfLAJU RESPIRASI.teknologi hasil pertanianpdf
LAJU RESPIRASI.teknologi hasil pertanianpdf
 
Presentation Bisnis Teknologi Modern Biru & Ungu_20240429_074226_0000.pptx
Presentation Bisnis Teknologi Modern Biru & Ungu_20240429_074226_0000.pptxPresentation Bisnis Teknologi Modern Biru & Ungu_20240429_074226_0000.pptx
Presentation Bisnis Teknologi Modern Biru & Ungu_20240429_074226_0000.pptx
 
Kalor dan Perpindahan Kalor presentasi.ppt
Kalor dan Perpindahan Kalor presentasi.pptKalor dan Perpindahan Kalor presentasi.ppt
Kalor dan Perpindahan Kalor presentasi.ppt
 
Abortion Pills In Doha // QATAR (+966572737505 ) Get Cytotec
Abortion Pills In Doha // QATAR (+966572737505 ) Get CytotecAbortion Pills In Doha // QATAR (+966572737505 ) Get Cytotec
Abortion Pills In Doha // QATAR (+966572737505 ) Get Cytotec
 
Presentasi gedung jenjang 6 - Isman Kurniawan.ppt
Presentasi gedung jenjang 6 - Isman Kurniawan.pptPresentasi gedung jenjang 6 - Isman Kurniawan.ppt
Presentasi gedung jenjang 6 - Isman Kurniawan.ppt
 
Pengeloaan Limbah NonB3 KLHK-Upik-090921.pdf
Pengeloaan Limbah NonB3 KLHK-Upik-090921.pdfPengeloaan Limbah NonB3 KLHK-Upik-090921.pdf
Pengeloaan Limbah NonB3 KLHK-Upik-090921.pdf
 
ppt hidrolika_ARI SATRIA NINGSIH_E1A120026.pptx
ppt hidrolika_ARI SATRIA NINGSIH_E1A120026.pptxppt hidrolika_ARI SATRIA NINGSIH_E1A120026.pptx
ppt hidrolika_ARI SATRIA NINGSIH_E1A120026.pptx
 
Pengolahan Kelapa Sawit 1 pabrik pks.pdf
Pengolahan Kelapa Sawit 1 pabrik pks.pdfPengolahan Kelapa Sawit 1 pabrik pks.pdf
Pengolahan Kelapa Sawit 1 pabrik pks.pdf
 
perbedaan jalan raya dan rel bahasa Indonesia.pptx
perbedaan jalan raya dan rel bahasa Indonesia.pptxperbedaan jalan raya dan rel bahasa Indonesia.pptx
perbedaan jalan raya dan rel bahasa Indonesia.pptx
 
Gambar kerja TUREN KETAWANG malang jawa timur.pdf
Gambar kerja TUREN KETAWANG malang jawa timur.pdfGambar kerja TUREN KETAWANG malang jawa timur.pdf
Gambar kerja TUREN KETAWANG malang jawa timur.pdf
 
397187784-Contoh-Kasus-Analisis-Regresi-Linear-Sederhana.pptx
397187784-Contoh-Kasus-Analisis-Regresi-Linear-Sederhana.pptx397187784-Contoh-Kasus-Analisis-Regresi-Linear-Sederhana.pptx
397187784-Contoh-Kasus-Analisis-Regresi-Linear-Sederhana.pptx
 
Laporan Tinjauan Manajemen HSE/Laporan HSE Triwulanpptx
Laporan Tinjauan Manajemen HSE/Laporan HSE TriwulanpptxLaporan Tinjauan Manajemen HSE/Laporan HSE Triwulanpptx
Laporan Tinjauan Manajemen HSE/Laporan HSE Triwulanpptx
 
BAB_3_Teorema superposisi_thevenin_norton (1).ppt
BAB_3_Teorema superposisi_thevenin_norton (1).pptBAB_3_Teorema superposisi_thevenin_norton (1).ppt
BAB_3_Teorema superposisi_thevenin_norton (1).ppt
 
Bahan kuliah elemen mesin semester 2 rekayasa manufaktur
Bahan kuliah elemen mesin semester 2 rekayasa manufakturBahan kuliah elemen mesin semester 2 rekayasa manufaktur
Bahan kuliah elemen mesin semester 2 rekayasa manufaktur
 
Lecture 02 - Kondisi Geologi dan Eksplorasi Batubara untuk Tambang Terbuka - ...
Lecture 02 - Kondisi Geologi dan Eksplorasi Batubara untuk Tambang Terbuka - ...Lecture 02 - Kondisi Geologi dan Eksplorasi Batubara untuk Tambang Terbuka - ...
Lecture 02 - Kondisi Geologi dan Eksplorasi Batubara untuk Tambang Terbuka - ...
 
Gambar Rencana TOYOMARTO KETINDAN Malang jawa timur.pdf
Gambar Rencana TOYOMARTO KETINDAN Malang jawa timur.pdfGambar Rencana TOYOMARTO KETINDAN Malang jawa timur.pdf
Gambar Rencana TOYOMARTO KETINDAN Malang jawa timur.pdf
 
Manajer Lapangan Pelaksanaan Pekerjaan Gedung - Endy Aitya.pptx
Manajer Lapangan Pelaksanaan Pekerjaan Gedung - Endy Aitya.pptxManajer Lapangan Pelaksanaan Pekerjaan Gedung - Endy Aitya.pptx
Manajer Lapangan Pelaksanaan Pekerjaan Gedung - Endy Aitya.pptx
 

Modul iv

  • 1. MODUL IV OPTIMASI JARING KONTROL GEODESI IV.1. Pendahuluan Dalam bab ini akan dibahas tentang pengertian dan konsep dasar optimasi Jaring kontrol Geodesi IV.1.1. Deskripsi singkat Jaring Kontrol Geodesi (JKG) berfungsi sebagai titik ikat pengukuran dan pemetaan horisontal. Oleh karena itu dalam mengembangkan dan mendefinisikan JKH diperlukan tahapan desain/optimasi jaring, dalam rangka menghasilkan JKH yang sesuai presesi, handal dan dengan biaya yang optimal. IV.1.2. Relevansi Dengan mempelajari materi pada Bab ini maka mahasiswa dapat dapat menjelaskan definisi, metoda, jenis dan kriteria dari optimasi JKH. IV.1.3. Learning outcame 1. Mampu menjelaskan definisi optimasi JKG 2. Mampu menjelaskan jenis dan tahapan desain JKG 3. Mampu menjelaskan kriteria optimasi jaring berdasarkan presesi dan kehandalan.
  • 2. IV.2. Penyajian IV.2.1. PENGERTIAN OPTIMASI JKH Terdapat berbagai pendefinisian dari optimasi jaring geodesi sebagai berikut: • Mendesain konfigurasi jaring dan rencana pengukuran yang optimal, sehingga dapat memenuhi qualitas jaring (presesi, kehandalan) yang sudah ditetapkan dengan biaya yang minimum • Tehnik yang memungkinkan untuk menentukan instrumen yang digunakan, lokasi pengukuran, bagaimana cara pengukurannnya, identifikasi dan eliminasi kesalahan kasar pengukuran dan juga meminimalisasi efek dari un-detectable gross error dengan menghilangkan observasi yang tidak perlu sehingga menghemat secara signifikan waktu dan usaha di lapangan Tugas utama dari optimasi jaring : • Menentukan distibusi yang optimal dari titik-titik jaring • Menyeleksi metoda pengukuran • Menentukan distribusi yang optimal dari kepresesian pengukuran yang diperlukan dari sejumlah pengukuran Berikut ini akan dibahas beberapa persoalan dalam optimasi jaringan titik kontrol. Hal ini diuraikan berkaitan dengan peranan jaringan titik kontrol yang optimal sangat diperlukan pada semua kegiatan survei dan pemetaan. Persoalan optimasi jaringan titik kontrol menurut Grafarend (1974) dapat diklasifikasikan dalam empat bagian, yaitu : 1. Optimasi desain orde nol, persoalan datum/ menentukan system referensi yang optimum. 2. Optimasi desain orde satu, persoalan bentuk geometri jaringan. 3. Optimasi desain orde dua, persoalan bobot ukuran/ menentukan observasi optimum yang harus dilakukan dan presesi optimum yang harus diperoleh. 4. Optimasi desain orde tiga, pesoalan penembahan pengatan untuk memperbaiki jaringan yang ada. 5. Masing-masing persoalan tersebut mempunyai pemecahan yang spesifik.
  • 3. Setiap kegiatan survei dan pemetaan, pengadaan jaringan titik kontrol yang optimal sangat diperlukan. Dalam penyelenggaraan jaringan titik kontrol yang optimal, kerapatan dan ketelitian jaringan tersebut disesuaikan dengan maksud dan tujuan pengadaannya. Tujuan pengadaan jaringan titik kontrol tersebut, diantaranya untuk keperluan ilmiah, yaitu untuk menentukan bentuk dan dimensi bumi, untuk pemantauan gerakan kerak bumi, untuk keperluan pemetaan, untuk keperluan deformasi, dan lain-lain. Supaya hasil pengadaan jaringan titik kontrol dapat mencapai ketelitian tertentu, maka pelaksanaan pengukuran dilakukan dengan menggunakan jenis peralatan dan prosedur pengukuran tertentu pula. Selain itu, sebelum pelaksanaan pengukuran dilakukan juga pra analisis ketelitian. Hal ini bertujuan untuk menentukan bentuk geomatrik jaringan dan ketelitian ukuran yang harus dicapai. Dengan demikian dapat ditentukan jenis peralatan yang digunakan untuk pengukuran tersebut dan prosedur pengukuran yang dilakukan. Disamping persyaratan ketelitian, dalam pengadaan jaringan titik kontrol tersebut faktor ekonomi dan waktu juga harus dipertimbangkan. Hal ini perlu dilakukan karena dalam pengukuran melibatkan peralatan-peralatan yang mahal sehingga untuk pengadaan jaringan titik kontrol tersebut membutuhkan biaya yang mahal. Adanya pengukuran ulang atau pengukuran tambahan karena tidak terpenuhinya persyaratan ketelitian, akan mengakibatkan penambahan waktu dan volume pekerjaan sehingga memerlukan tambahan biaya yang besar. Untuk mencapai hal tersebut, salah satu langkah yang harus ditempuh melakukan optimasi. Tujuan optimasi dalam pengadaan jaringan titik kontrol, yaitu untuk mendapatkan bentuk geometrik jaringan dan ketelitian ukuran yang optimal. Sedangkan yang dimaksud bentuk geometrik jaringan dan ketelitian ukuran yang optimal, yaitu bentuk geometrik dan ketelitian ukuran yang dapat memberikan ketelitian tinggi, sesuai pesyaratan yang dinginkan dengan biaya pengukuran minimum. Persoalan optimasi merupakan persoalan membuat nilai suatu fungsi menjadi maksimum atau minimum pada sejumlah pembatas yang ada, Fungsi yang dimaksimumkan atau diminimumkan disebut fungsi tujuan (objective function), sedangkan fungsi yang menyatakan pembatasnya disebut syarat batas (constraint). Pada dasarnya optimasi berhubungan dengan penentuan alokasi yang optimal pada sumber-
  • 4. sumber yang terbatas, untuk memenuhi suatu tujuan. Pada optimasi jaringan, ada pertimbangan dalam membentuk suatu jaringan, yaitu : 1. Model jaringan atau bentuk geometrik jaringan. 2. Tipe pengukuran. 3. Prosedur pengukuran. 4. Peralatan yang digunakan dalam pengukuran. Dalam kaitan klasifikasi optimasi menurut Grafarend (1974), fungsi tujuan dan syarat batas yang ditentukan sesuai desain orde yang ada. Berikut ini diuraikan pemecahan persoalan optimasi jaringan menurut Grafarend. A. Desain orde nol Memecahkan problem datum dan bagaimana mentransformasikan hasil pengukuran menjadi koordinat-koordinat kartesian absolut. Pada pengukuran jaring titik kontrol, belum dapat ditentukan koordinat atau posisi absolut titik-titik pada jaringan tersebut. Adanya pemberian syarat atau ketentuan tambahan (constrain), maka hasil hitungan perataaan yang dilakukan pada jaringan tersebut akan diperoleh koordinat absolut bagi semua titiknya. Oleh karena itu posisi setiap titik dinyatakan dalam suatu koordinat yang sama, yaitu sistem referensi atau datum jaringan tersebut. Dengan telah ditentukan datum dan telah ditransformasikan hasil pengukuran menjadi koordinat-koordinat absolut maka dapat dihubungkan antara hasil pengukuran yang satu dengan yang lain walaupun pengukuran, kondisi pengukuran, maksud dan tujuan pengukuran berbeda satu sama lain. B. Desain orde satu Memecahkan problem bentuk atau konfigurasi jaringan titik kontrol. Persoalan desain orde satu yaitu bagaimana menetapkan kombinasi yang optimal antara pengukuran-pengukuran yang dilakukan (jarak, arah atau sudut, asimut) pada titik- titik tertentu pada suatu jaringan dimana sebelumnya telah diberikan ketentuan-ketentuan pengukuran yang harus dilakukan dan ketelitian setiap pengukuran, dengan maksud agar dapat memenuhi ketelitian posisi yang diingikan.
  • 5. C. Desain orde dua Memecahkan problem matriks bobot atau ketelitian pengamatan. Jika telah dibuat konfigurasi yang baik pada suatu jaringan maka dengan desain orde dua ini akan ditentukan tingkat ketelitian bagi setiap jenis pengamatan, agar hasil hitungan penentuan posisi pada jaringan tersebut memenuhi yang diinginkan. Desain orde dua merupakan persoalan menemukan matriks bobot terbaik dalam sebuah jaringan dengan pemberian konfigurasi tertentu. Sebelum memecahkan persoalan desain orde dua, pertama kali dilakukan penetapan kebutuhan ketelitian dari jaringan yang ada untuk keperluan ketelitian awal pengukuran. Jadi kebutuhan ketelitian dari jaringan adalah problem masukkannya. Persoalan desain orde dua melitpti penentuan ketelitian pengamatan yang akan menghasilkan ketelitian yang asama atau lebih baik dari ketelitian apriorinya D. Desain orde tiga Memperbaiki jaringan yang ada dengan melakukan penambahan pengukuran. Jika dalam suatu jaringan yang telah ada dan telah ditentukan pula kualitas jaringan atau ketelitian posisi titik-titiknya, dilakukan pengukuran yang baru, kemudian timbul pertanyaan bagaimana hasil yang diperoleh pada jaringan tersebut dengan adanya pengukuran baru. Apabila telah diketahui bahwa pengukuran suatu jaringan yang baru (jaringan sekunder) diikatkan dengan jaringan yang lama (jaringan primer), maka diperlukan pengukuran tambahan pada sebagian titik (titik ikat) jaringan lama. Dengan estimasi Bayes, akan ditentukan estimasi terbaik (optimal) semua titik yang ada, baik titik-titik baru pada jaringan yang baru yang akan ditentukan posisinya, maupun titik-titik pada jaringan yang lama yang sebelumnya telah ditentukan atau diketahui posisi dan ketelitiannya.
  • 6. Secara skematik tahapan optimasi jaringan titik kontrol dapat dilihat pada Gambar 1 : PENGADAAN JARINGAN TITIK KONTROL PENGUKURAN FAKTOR ALAT DAN KETELITIAN FAKTOR WAKTU FAKTOR BIAYA DESAIN ORDE SATU DESAIN ORDE DUA DESAIN ORDE NOL DESAIN ORDE TIGA PROBLEM DATUM PROBLEM KONFIGURASI JARINGAN PROBLEM MATRIKS BOBOT PROBLEM PENAMBAHAN PENGAMATAN OPTIMASI JARINGAN GRAFAREND DEFINISI DAN TUJUAN OPTIMASI OPTIMASI PEMECAHAN PROBLEM OPTIMASI PROGRAMA MATEMATIKA FUNGSI SYARAT BATAS
  • 7. Untuk memecahkan persoalan optimasi digunakan metode matematika yang disebut pemrograman matematika. Pada pemrograman matematika terdapat dua hal yang harus ditentukan, yaitu syarat batas dan fungsi tujuan. Penentuan syarat batas ini sesuai desain orde yang akan ditentukan. Pada perencanaan desain jaring titik kontrol, biaya pengukuran merupakan faktor yang memegang peranan penting bagi penentuan fungsi tujuan. Fungsi tujuan yang dimaksud merupakan fungsi yang diminimumkan, hal ini karena yang diharapkan adalah mendapatkan jaringan titik kontrol yang terbaik dengan biaya seminimum mungkin. Desain harus memenuhi kriteria presesi, kehandalan dan biaya yang ditetapkan sebelumnya melalui: • Presesi, menghipotesiskan bahwa presesi dari elemen jaring dan estimasi kualitas lainnnya bisa direalisasikan • Kehandalan, Merupakan jaring yang sensitif untuk melakukan prosedur uji statistik, yang memungkinkan deteksi gross error dalam pengukuran dengan nilai yang sekecil-kecilnya • Cost, Penempatan titik dan pelaksanaan observasi memenuhi kriteria biaya Perkembangan metoda optimasi jaring: - Try and error method - Simulation method - Analytical method Tahapan pelaksanaan optimasi dengan metoda try & error dan simulasi: 1. Tentukan kriteria presesi dan reliability 2. Menyeleksi skema observasi (stasiun, metoda pengukuran dan bobot) PERTIMBANGAN : - Model Jaringan - Tipe pengamatan - Prosedur pengamatan - Peralatan PROSEDUR HITUNGAN KONTROL HITUNGAN JARINGAN OPTIMAL
  • 8. 3. Hitung matrik covarin dengan metoda kuadrat terkecil dan tentukan kualitas jaringnya berdasar kriteria presesi dan reliability 4. Jika nilai presesi dan reliability memenuhi kriteri point(1) maka dilanjutkan step (5), jika tidak maka memperbaiki skema pengukuran (menambah/mengurangi pengukuran dan meningkatkan/mengurangi bobot) sampai kriteria (1) tercapai 5. Hitung biaya pengukuran dengan kemungkinan kembali ke step (2) dan stop jika sudah diperoleh kriteria optimum Formulasi dari kriteria optimasi berdasarkan presesi, kehandalan dan biaya sebagai berikut: A. Presesi Kriteria presesi berdasarkan matriks varian-covarian, dalam hal ini terdiri dari: • Fungsi skalar matriks (Norm, Trace, Nilai eigen maksimal, Determinan matriks) Nilai SKALAR MATRIK MINIMAL = Desain matriks optimal • Kriteria presesi skalar: • Norm matriks varian covarian • Trace matriks varian covarian • Nilai eigen maksimal matriks varian covarian • Range spektral matriks varian-covarian • Determinan matriks varian covarian • Matrix kriteria : artifisial matriks varian-covarian pada struktur yang ideal, yang merepresentasikan kondisi akurasi yang optimal dari jaring yang direncanakan. min:optimal-N == xCf min...)(:optimalA 321 =++++==− nxCTracef λλλλ min:OptimalE max ==− λf min)(:optimal-S minmax =−= λλf min*......***)(:optimal-D 321 === nxCDetf λλλλ [ ] 12 0 112 0 )( kasidisimplifidapat:rnonsinguleAmatriksjika )()( − −− = −+= PAAC HHDDHHDDPAAC T x TTTTTT x σ σ
  • 9. Untuk mengkonversi kriteria keterliatian kedalam batasan/persyaratan dalam parameter yang akan di optimasi, maka nilai matriks kriteria harus dilinierisasi menggunakan taylor series: i m i x i m i x i m i x i m i x xx p p C z z C y y C x x C CC ∆ ∂ ∂ +∆ ∂ ∂ +∆ ∂ ∂ +∆ ∂ ∂ += ∑∑∑∑ 1111 0 112 0 112 0 112 0 )()( )()( )()(:dimana −− −− −−       ∂ ∂ −= ∂ ∂       ∂ ∂ + ∂ ∂ −= ∂ ∂       ∂ ∂ + ∂ ∂ −= ∂ ∂ PAAA p P APAA p C PAA z A PAPA z A PAA z C PAA x A PAPA x A PAA x C T i TT i x T i T T i T T i x T i T T i T T i x σ σ σ M
  • 10. IV.3. Penutup IV.3.1. Rangkuman Dalam rangka memastikan pengembangan dan pembangunan JKG sesuai dengan ketelitian yang telah ditetapkan, terutama jaring kontro kelas dan orde tinggi dan jaring kontrol deformasi yang memerlukan ketelitin tinggi, maka perlu dilakukan tahapan optimasi jaring sebelum dilakukan pengukuran jaring. Dengan optimasi jarinng maka diharapkan dapat menentukan distibusi yang optimal dari titik-titik jaring, menyeleksi metoda pengukuran dan menentukan distribusi yang optimal dari kepresesian pengukuran yang diperlukan dari sejumlah pengukuran II.3.2. Tes formatif 1. Apa yang dimaksud dengan optimasi jaring? 2. Apa tujuan dari optimasi jaring? 3. Kapan optimasi jaring dilakukan dalam satu tahapan besar pengadaan jaring kontrol geodesi? 4. Jelaskan klasifikasi optimasi jaring menurut Graveran? 5. Jelaskan perkembangan metoda optimasi jaring sampai saat ini! 6. Jelaskan kriteria prsesi pada optimasi jaring! 7. Jelaskan kriteria kehandalan pada optimasi jaring! II.3.3. Tindak lanjut/Jawaban Jawaban soal latihan tersebut akan diberikan pada saat umpan balik pada kuliah minggu berikutnya
  • 11. II.3.4. Petunjuk Penilaian dan umpan balik Kriteria Skor 0 1 2 Menjelaskan definisi dan tujuan dari optimasi jaring Tidak mampu menjelaskan Dapat menjelaskan sebagian Dapat menjelaskan secara keseluruhan dengan runtut Menjelaskan tahapan metoda optimasi jaring Tidak mampu menjelaskan Dapat menjelaskan sebagian Dapat menjelaskan secara keseluruhan dengan runtut Menjelaskan kriteria presesi dan kehandalan pada optimasi jaring Tidak mampu menjelaskan Dapat menjelaskan sebagian Dapat menjelaskan secara keseluruhan dengan runtut II.3.5. Sumber Pustaka Kuang, S. (1996), Geodetic Network Analysis and Optimal Design, Consepts and Applications, Ann Arbor Press Inc. U.S.A. Leick, A., 1990, GPS Satellite Surveying, Department of Survey Engineering University of Maine, Orono, Maine. Mikhail E M. dan Ackermann F., (1976), Observation and Least Squares, IEP-A Dun Donnelley Publisher, New York. Mikhail, E.M. dan Gracie, G. (1981), Analysis and Adjusment of Survey Measurement, Van Nostrand Reinhold Company, New York.