SlideShare a Scribd company logo
1 of 21
Download to read offline
MENELUSURI JEJAK-JEJAK SEJARAH DI JAMAN PRA-ISLAM 
SEHINGGA MUNCULNYA AJARAN AGAMA ISLAM 
Allah di Jaman pra-Islam. 
Menurut pakar theologia Islam (Mullah, Maulana, Mulavi, etc.), atau ajaran kitab suci 
Islam “Al-Quran”– Allah adalah tuhan tertinggi atau pencipta yang suatu hari berbicara atau 
memperkenalkan diri kepada Nabi Muhammad lewat malaikat Jibril dan mengatakan bahwa 
Allah adalah yang menciptakan semuanya di alam semesta ini. 
99% muslim percaya bahwa nama “Allah” dikenal atau dimulai pada saat Jibril 
mengatakannya kepada Muhammad dalam goa di Gunung Hira dan memberikan Quran 
kepada Muhammad. Muslim percaya bahwa sebelum pengungkapan ini, dunia Arab berada 
dalam masa kegelapan (Andhakar Zuug/jahiliyah) dan memuja berbagai dewa-dewi dan 
bahwa mereka orang-orang jahat. 
Nama “Allah” telah digunakan Kaum Berhala Arab sebagai nama dewa tertinggi. 
1. Jaman pra-Islam dulu, orang Arab menyembah dewa-dewi dan pada dasarnya animistik. 
Lewat, bulan, bintang, matahari, planet, binatang, pohon, batu, goa dan sumber air serta 
berbagai obyek-obyek alam lainnya, manusia bisa berhubungan dengan dewa. Di Mekkah, 
“Allah” adalah dewa tertinggi bangsa Quraish, sukunya Nabi. Allah memiliki 3 puteri: Al 
Uzzah (Venus) yang paling dipuja dan senang dengan korban manusia; Manah, dewi nasib 
dan Al Lat, dewi tumbuh-tumbuhan. Mereka dianggap paling kuasa dan campur tangan 
mereka atas nama pemuja sangat penting. 
2. Arab sering menamakan anak-anak mereka —Abdullah (budak Allah). Adapun nama ayah 
Muhammad adalah “Abdullah”. Analogi logis disini adalah: jika memang tidak ada kata 
“Allah” di jaman pra-islam, maka tidak juga akan ada anak-anak yg dinamakan Abdullah 
atau budaknya Allah di wilayah Arab. 
3. Jaman sekarangpun di seluruh dunia Arab, bahkan non-Muslim di wilayah Arab maupun 
daerah Timur tengah (Yahudi, Kristen, Sabian, Bahai, Atheist dsb.) mengatakan —“Ya 
Allah” sebagai ungkapan sedih/kaget. 
4. Pernyataan Albert Hourani: “Nama Islam bagi Tuhan adalah Allah, yang sudah dipakai 
untuk dewa-dewa setempat ” (bahkan dipakai orang Yahudi dan Kristen yg berbahasa 
Arab–lihat A history Of Arab people by Albert Hourani, 1991, page-16, Belknap press of 
Harvard University, USA).
Pra-Islam dan Bukti Sejarah yang Obyektif. 
Adapun referensi penelitian-penelitian sejarah pra-Islam, telah berkali-kali 
membuktikan bahwa : 
1. Nama “Allah” adalah nama dewa yang eksis di jaman pra-Islam. 
2. Masyarakat penyembah berhala di jaman pra-Islamic memuja “Allah” yang ditujukan 
sebagai dewa tertinggi mereka yaitu dewa bulan. 
Berbagai nama dewa bulan (Sin, Hubul, Ilumquh, Al-ilah) telah digunakan oleh 
berbagai suku Arab di jaman pra-islam. Adapun suku-suku bangsa Arab di jaman pra-islam 
memuju sekitar 360 dewa-dewi. Mereka juga memuja matahari, bulan, bintang dan 
membangun pura/rumah peribadatan bagi dewa-dewi mereka. Dewa bulan merupakan dewa 
tertinggi bagi berbagai suku Arab pada saat itu. Suku-suku Arab memberi nama yang 
berbeda-beda bagi dewa bulan mereka. 
Adapun kata Allah berasal dari “Al-ilah” yang merupakan dewa bulan tertinggi yang 
paling dihormati suku-suku Arab pada jaman pra-Islam dan membawahi semua dewa-dewi 
yang ada. Ka’bah awalnya dibangun sebagai rumah dewa bulan “Hubul”. Patung dewa bulan 
Hubul diletakkan di atas Ka’bah. Masyarakat setempat mengenalnya sebagai “Rumah Al-ilah/ 
Allah”. Nama Allah akhirnya dipilih untuk menggantikan Hubul sebagai nama dewa 
bulan. 
Al-Lat, Al-Uzza dan Manat disebut “puteri-puteri Allah”. Yusuf Ali menjelaskan di 
fn. 5096, hal. 1445, bahwa Lat, Uzza dan Manat dikenal sebagai “puteri-puteri Allah”, dan 
hingga saat ini Muslim masih memberi tempat bagi al-Lat, al-Uzza dan Manat (Surah 53:19- 
20). Ayat hasil abrogasi ini merupakan ayat untuk menghargai puteri-puteri Allah. Hal ini 
seperti mengisyaratkan bahwa ayat ini memberi posisi terhadap pemujaan setan-setan dimasa 
itu. 
Menurut Sejarah: Ada 2 Teori Eksistensi Allah di dan sekitar Ka’bah Sharif. 
1. Kaum berhala Arab menyebut patung terbesar diantara ke 360 dewa-dewi itu 
ALLAH—yg mereka anggap dewa tertinggi (God). 
2. Kaum berhala Arab memuja 360 dewa-dewi di dalam Kabah Sharif, dan mereka 
dianggap lebih kecil dan di bawah penguasaan penuh dewa tertinggi yang disebut 
“ALLAH” yang tidak dapat dilihat (Nirakar) dan Maha Kuasa, Maha Tahu dan sangat 
tidak dapat diketahui.
Persamaan Dengan Ajaran Hindu 
Teori nomor (2) diatas itu sangat mirip dengan kepercayaan Hindu. Agama Hindu 
memuja berbagai dewa-dewi, tapi mereka percaya akan satu dewa yang tidak nampak 
bernama “Bhagaban” (atau “Ischhaar”) yang mereka panggil “Nirakar”. 
Dan, herannya tidak ada satupun bentuk maupun penampakan dewa yang satu ini 
dalam patung ataupun seni visual bagi sosok Bhagaban/Nirakar ini. Namun Hindu tetap 
memujanya. Apa yang akan terjadi jika seorang nabi menyuruh orang Hindu untuk berhenti 
memuja para dewa-dewi kecuali sang Bhagaban/Nirakar dan membuatnya menjadi agama 
monotheis? Ada sedikit kemiripan dengan Islam. 
Beberapa Faktor yang menunjukkan “Allah” adalah Dewa Bulan kaum Arab pemuja 
berhala: 
1. Dalam Qur’an paling tidak ada 12 Surah dimana Allah berulang-ulang bersumpah atas 
nama bulan, matahari, planet, malam, angin dsb. Memang tidak dapat diterima logika 
mengapa sang pencipta “Allah” harus bersumpah atas ciptaan-Nya sendiri yang lebih 
rendah derajatnya. 
Biasanya sumpah ditujukan atas nama sesuatu yang lebih superior, misalnya: atas 
nama Tuhan atau orangtua. Manusia saja sejatinya tidak pernah bersumpah atas nama 
sesuatu yang lebih rendah. 
Namun dalam Qur’an gaya Allah bersumpah pada bulan atau bintang menunjukkan 
bahwa Allah menganggap hal-hal ini lebih tinggi darinya (“Nay, verily by the Moon, 
Surah 74:32”). Dan ini mengakibatkan munculnya suatu pertanyaan, siapa sebenarnya 
yang bertindak sebagai Allah dalam Qur’an? 
Dalam sanggahannya, Yusuf Ali berkomentar, “Bulan dipuja sebagai dewa pada 
saat-saat gelap (fn. 5798, pg. 1644). Mungkin, sumpah Allah ini akibat kebiasaan budaya 
yang sudah mendalam menyembah bulan sebagai Tuhan. 
2. Yusuf Ali menjelaskan (Page:1921-1623 of his English Translation of Holy Quran), 
“Pemujaan Bulan sangat populer dalam berbagai bentuk. Apollo dan Diana 
saudara kembar, mewakili bulan dan matahari. Dalam agama Vedic India, dewa bulan 
adalah Soma, dewa planet. Jaman India kuno dulu, bulan adalah dewa (laki-laki). Bulan 
juga dewa (laki-laki) dalam agama Semitik kuno dan kata Arab bagi bulan, “qamar’, juga 
memiliki gender maskulin. Sementara, kata Arab bagi matahari “shams” adalah gender 
feminin. Kaum berhala Arab nampaknya menganggap matahari sang dewi dan bulan 
sang dewa. Dewa-dewi berhala yang paling terkenal di sekitar Mekkah adalah Lat, Uzza, 
dan Manat. Ke 360 dewa-dewi di Kabah itu juga kira-kira mewakili jumlah hari dalam 
satu tahun. Ini sebenarnya pemujaan berhala yang dikenal kaum Quraish pada jaman 
nabi kami.”
3. Pengaruh Bulan pada Islam. 
Siapa yang bisa membantah pentingnya pengaruh bulan dalam kehidupan Muslim? 
Dalam Islam, bulan dianggap obyek astronomi yang paling sakral dan bulan adalah 
patokan segala festival/ritual Islam. Kontradiksi dan konflik sangat umum dengan 
tanggal-tanggal Idul Fitri dan Ramadhan dan jelas ini problem kronis dan bulan adalah 
sumber segala permasalahan ini. Bulan sabit adalah lambang pada bendera negara-negara 
Muslim, mesjid, kuburan dsb. 
Nabi Muhammad memanfaatkan kaum berhala untuk mendirikan Islam di 
semenanjung Arab. 
Muhammad menggunakan taktik mengadaptasi ritual berhala dalam Islam agar dapat 
mengakomodasi kaum berhala. Ia terikat berbagai perjanjian politik dengan para pemimpin 
kaum berhala seperti Abu Sofyan guna mengakomodasi agama barunya ini dan setuju untuk 
mencakupkan ritual-ritual berhala dalam Islam. Muhammad meminta para penyembah 
berhala agar hanya memuja “Allah” dewa paling besar dan menghancurkan lambang-lambang 
dewa-dewi lainnya yang eksis dalam Ka’bah. 
Untuk mendirikan monotheisme-nya Allah, ia berkali-kali meminta mereka agar tidak 
menomorduakan (not to make any partners to) Allah. Itulah kenapa kita bisa menemukan 
ratusan surah Qur’an meminta agar “not to make any partners to Allah”. Akhirnya, Nabi 
sanggup meyakinkan (tentunya dengan kekerasan) agar kaum berhala menghancurkan semua 
patung dewa-dewi dan sebagai gantinya setuju untuk membiarkan nama-nama alternatif dewa 
yang paling penting “Allah” maka dari itulah Islam memiliki 99 NAMA ALLAH. 
Nabi Muhamad memerintahkan pengikutnya agar turut serta dalam upacara berhala 
saat kaum berhala masih menguasai Mekkah. 
Lihat Yusuf Ali, fn. 214, page.7 ...“seluruh hijrah (berhala) diberi arti spiritual dalam 
Islam, ...the whole of the [pagan] pilgrimage was spiritualized in Islam...” (Yusuf Ali: fn. 223 
page. 80). Dalam Tafsir (Quran-2:200) Maulana Yusuf Ali mengatakan : “Dalam masa 
pemujaan berhala, setelah hijrah, para peziarah biasanya berkumpul dalam kelompok-kelompok 
dan menyanyikan pujian-pujian pada nenek moyang mereka”. 
Seluruh ritual hijrah diberi arti spiritual dalam Islam, jadi akhirnya Hijrah juga di-spiritualisasi. 
Dianjurkan agar para peziarah untuk tinggal selama 2 atau 3 hari setelah hijrah, 
tetapi mereka harus menggunakannya untuk sholat dan pemujaan kepada Tuhan. (#223 of 
Shane’nazul by Maoulana Yousuf Ali, page-81)
Dalam Islam banyak ritual Muslim atas nama Allah ada hubungannya dengan 
pemujaan berhala yang ada sebelum Islam. Praktek berhala Hijrah di Ka’bah sekali setahun– 
puasa Ramadan, lari keliling Kabah 7 kali, mencium batu hitam Aswad, mencukur kepala, 
korban binatang, lari keatas dan kebawah 2 bukit, melemparkan batu kepada setan, 
mendenguskan air dari hidung, sholat beberapa kali sehari menghadap Mekkah, zakat, sholat 
Jumat,dsb diikuti secara ketat oleh umat Muslim. Tetapi tidak ada yang bisa mengingkari 
fakta bahwa, ritual-ritual tersebut eksis jauh sebelum adanya Islam. 
Sangat masuk akal bahwa mencakupkan ritual berhala dalam agama baru -saat itu- 
Islam, nabi dengan sukses mengurangi risiko pemberontakan dari kaum berhala dan menjadi 
salah satu langkah penting untuk dapat menarik pengikut. 
Kesimpulannya bahwa tidak dapat dipungkiri bahwa Islam bukan agama baru, namun 
bentuk reformasi pemujaan terhadap berhala. Semua agama monotheis memiliki asal usul 
yang sama, pemikiran monotheis dinyatakan oleh para raja Faraoh, Raja Mesopotamia 
Hamarubi (3000 SM) dan Alexander the Great (300 SM.). Dan pada akhirnya, raja-raja ini 
menuntut bahwa merekalah tuhan yang harus dipuja orang. 
Gbr. Patung Raja Babilon Nabonidus. Lihat lambang di sebelah kanannya adalah lambang Bulan Sabit dan Bintang. 
Sejarah mengatakan bahwa Nabonidus pernah tinggal di oasis subur di Temâ, Arabia 
selama tujuh tahun. Tentunya saat itu pula dia menyebarkan kepercayaan menyembah Dewa 
Bulan di daerah Arabia. Taurat dan Tanakh beberapa kali menyebut anak-anak perempuan 
Babilon. Yang dimaksud dengan anak2 perempuan Babilon itu adalah pecahan dari 
kepercayaan masyarakat Babilon. 
Jadi penyembahan terhadap Dewa Bulan di Timur Tengah sudah berlangsung lama 
sekali sebelum jaman Islam. Konsep dan nama Dewanya bisa bermacam-macam, tapi yang 
disembah tetap sama yaitu Bulan di langit. Misalnya, dewa bulan di Simeria dan Babilon
dikenal dengan nama Sin atau Nana. Nama dewa Bulan di Pantheon Minea adalah Wadd 
(Hitti, 2002, hal. 97–98 ). Nama dewa Bulan bagi masyarakat Sabean adalah Almaqah. 
Nama-nama lain dari Allah adalah Ilu bagi orang-orang Babylon dan Assyria, El bagi 
orang Kanaan, dan Ilah bagi orang Arab tengah (Walker, 2004, p. 420). Masyarakat Nabasia 
juga menyembah Allah, dan juga dua dewa lain yang lebih rendah derajatnya yakni ar- 
Rahman dan ar-Rahim. Baik ar-Rahman maupun ar-Rahim dipuja bersama sebagai lambang 
kehormatan dan kemuliaan. Herannya Qur’an juga menyebut kedua nama dewa Pagan ini, 
meskipun menganggap kedua nama ini milik Allah. Sura pertama Qur’an (Sura Fatiha) 
menyebutkan kedua nama itu. Juga Sura 19 (Sura Maryam) didominasi oleh nama-nama 
kedua dewa tersebut. 
Di jaman pra-Islam, Dewa Bulan Hubal atau Allah Ta’ala adalah dewa tertinggi bagi 
masyarakat pagan Quraish. Allah Ta’ala versi Quraish beristri dan beranak Allat, Uzza dan 
Manat. 
Muhammad tidak suka akan konsep ini, karena beliau terinspirasi konsep satu tuhan 
dari agama-agama Yahudi, Kristen, Hanif, Zoroastria, dll. Meskipun begitu, konsep satu 
tuhan yang dimengerti Muhammad sangat berbeda dengan konsep satu tuhan dalam agama 
Yudaisme dan Kristen. Keterangan tentang ini telah ditulis panjang lebar oleh Duladi. 
Jika Dewa Bulan Quraish beranak-beristri, maka Dewa Bulan versi Muhammad tidak 
beranak sebab tidak bisa/tidak mau cari istri. Ingatlah Q 6:101. 
Jika jaman dulu Dewa Bulan versi Quraish bertoleransi terhadap agama lain, tapi 
Dewa Bulan versi Muhammad sangat anti agama lain. Rupanya si Hilal tidak suka dengan 
pandangan toleransi masyarakat Quraish terhadap agama lain, sehingga dia merasa perlu 
mengutus nabinya untuk bikin konsep agama Dewa Bulan baru yang lebih ganas, lebih 
memaksa, lebih kerazh terhadap umatnya sendiri, apalagi terhadap umat lain. 
Karena banyaknya nama-nama Dewa Bulan di Jazirah Arabia, Muhammad perlu 
menambah gelar Dewa Bulan miliknya agar tampil beda dengan Dewa-dewa Bulan yang lain: 
Allah Subhanahu wa ta’ala (SWT).
Tiga-3 Bukti Logis & Faktual Allah swt Bukan Tuhan 
Keprimitifan nenek moyang suku Quraish menganggap batu hajar aswad sebagai 
Tuhan. Suku Quraish sendiri begitu yakin, sangat-sangat yakin, kalau batu itu adalah Tuhan. 
Batu tersebut merupakan TUHAN SANG PENCIPTA (wujud dari berhala dewa bulan sabit). 
Bila kita menelusuri dari sejarah bangsa-bangsa kuno, terutama mereka yang begitu 
terbelakang, mereka mempercayai JIMAT, batu bertuah atau batu jeda sebagai “DZAT” 
yang memiliki kekuatan supranatural (adikodrati) dan dapat mempengaruhi kelangsungan 
jagat raya ini, termasuk hidup matinya makhluk hidup. Hingga saat ini budaya tersebut 
terbawa turun-temurun, terbukti masyarakat muslim sangat menyukai hal-hal yang berbau 
mistis, hal-hal ghoib dan bebatuan yang dianggap mampu memberi petuah. 
Berdasarkan dari sampel batu yang diterima, penelitian NASA belum lama ini 
mengidentifikasikan bahwa Batu Aswad merupakan bongkahan dari meteor rasi bintang yang 
jatuh ke bumi, NASA mengungkapkan meteor jenis ini memang mengeluarkan berupa zat 
yang beraroma wangi (pemerintah Arab meminta agar hal ini tidak dipublikasikan). 
Memang tidak bisa dipungkiri, Muhammad secara sengaja hendak menjadikan tuhan 
lokal mereka menjadi tuhan universal, dengan cara memaksa bangsa-bangsa lain untuk turut 
menyembahnya. Secara psikologis, bila awloh disembah di seluruh dunia berarti derajat 
bangsa Arab akan terangkat pula, dan itu memberi keleluasaan bangsa Arab untuk dapat 
berkuasa penuh di bumi. Itu secara umum; dan secara khususnya, dengan mengorbitkan 
awloh sebagai satu-satunya sesembahan yg agung, berarti mengangkat citra bani Quraish 
(penduduk kota Mekkah) sebagai suku yang terhormat. 
Bisa dibayangkan sewaktu seluruh dunia mengucapkan kalimat: “Laa illa ha 
illalaaa…. Laa illa ha illalaaa….” betapa bangganya peradaban suku Quraish, nama 
sesembahan nenek moyang mereka diakui dan diagungkan dunia. Mereka yang pintar atau 
dunia yang sedang diperhadapkan dengan pembodohan. 
1. Arah Kiblat ke Ka’bah, menunjukkan bahwa sesembahan Muslim adalah berhalanya 
Quraish. 
2. Simbol bulan sabit, adalah simbol DEWA BULAN. 
3. Ritual cium batu oleh para calon haji, yg diikuti dengan seruan “Ya allah, aku datang 
kepadamu.”
Maka dari itu, sebagai umat muslim yang berintelektual dan berfikir kritis dapat 
menelaah hal-hal sebagai berikut : 
1. Kiblat sholat mengarah ke Kabah di mana disitulah batu Allah sembahan para 
nenek moyang suku Quraish. Hal ini mengidentifikasikan bahwa bukanlah SANG 
PENCIPTA yang disembah, melainkan tuhannya Quraish, penduduk kota Mekkah. 
Perhatikan juga ucapan Muhammad ini: 
QS. 27 An Naml: 91 “Aku hanya diperintahkan untuk menyembah Tuhan negeri ini (allah 
sembahan Quraish Mekkah) Yang telah dijadikannya suci dan kepunyaan-Nyalah segala 
sesuatu, dan aku diperintahkan supaya aku termasuk orang-orang yang berserah diri.” 
Surat ALBAQARAH (2:62) “Sesungguhnya orang-orang mu’min, orang-orang Yahudi, 
orang-orang Nasrani dan orang-orang Shabiin, siapa saja diantara mereka yang benar-benar 
beriman kepada Allah, hari kemudian dan beramal saleh, mereka akan menerima 
pahala dari Tuhan mereka, tidak ada kekhawatiran kepada mereka, dan tidak (pula) 
mereka bersedih hati”. 
Siapakah awloh? Awloh adalah batu hajar aswad, “Tuhan” bagi suku Quraish. 
Sebelum Muhammad memproklamirkan diri sebagai nabinya awloh, batu hajar aswad 
sudah demikian dikultuskan, dan menjadi salah satu penghuni Ka’bah di samping 360 
berhala lain sembahan suku-suku di Arab. 
Ini dapat diketahui dari riwayat pengangkatan batu tersebut 
sewaktu Ka’bah rusak ditimpa banjir besar. Ingat! Waktu itu 
Muhammad belum jadi “nabi”. Suatu ketika di saat Muhammad 
berusia 35 tahun, Ka’bah rusak ditimpa banjir. Orang-orang 
bersepakat membangun kembali kuil itu, tidak ketinggalan 
Muhammad. Ketika sampai pada saat mengembalikan Hajar 
Aswad (Batu Keramat berwarna Hitam) ke tempatnya semula, 
timbul kericuhan. Masing-masing merasa lebih berhak mendapat
kehormatan mengerjakan hal itu. Orang bersitegang, hingga seluruh pekerjaan terhenti 
karenanya. 
Akhirnya dimufakati untuk menyerahkan keputusan persoalan kepada 
barangsiapa yang esok harinya paling dahulu berada di Masjid al-Haram. Ternyata orang 
itu ialah Muhammad, padahal dia tidak sengaja berusaha datang lebih pagi. Kemudian, 
Muhammad membentangkan selembar kain, mengangkat dan meletakkan batu keramat itu 
di atas kain tersebut. Kemudian para kepala keluarga/kelompok/kafilah/orang terkemuka 
diajak beramai-ramai mengangkat dan membawa kain itu ke tempat di mana batu hitam 
akan diletakkan dan Muhammad sendiri meletakkannya di atas tempatnya semula. Sejak 
saat itu Muhammad mendapat tempat terhormat di hati orang-orang Mekkah. Kewibawaan 
Muhammad naik di mata rakyat. Dan sejak saat itu pula, Muhammad semakin sering 
bersemedi di dalam gua, sebuah gua yang sempit dan gelap gulita, namanya gua Hira. 
Untuk memasuki gua tersebut, orang harus merangkak. Gua itu terletak di bukit Hira ±9 
km dari Mekkah. 
2. Simbol Bulan Sabit, Awloh adalah dewa bulan, yg simbolnya adalah bulan sabit. Ini 
sudah cukup dikenal oleh bangsa-bangsa primitif di Timur Tengah sejak ribuan 
tahun yang lalu sebelum Muhammad lahir. 
Gbr 5. Masjid Quba, masjid pertama yang dibangun, di atasnya terdapat lambang bulan sabit. 
Gbr 6. Lambang bulan sabit yang terdapat pada masjid-masjid di zaman sekarang. 
Gbr 7. Perunggu bulan sabit ditemukan di benteng kuno Asyiria yang berusia 3000 tahun. Bulan sabit 
adalah simbol dewa bulan Asyiria.
Gbr. 8, 9, 10 Dewa-dewa bulan sabit yang bersimbolkan bulan sabit. 
Gbr. Ilustrasi persamaan Bulan sabit dan Allah swt 
3. Ritual apa yang dilakukan oleh jemaah haji di Mekkah? Sebelum muter-muter 
ka’bah, sebisa mungkin mereka melakukan sunnah Muhammad yaitu mencium 
“awloh”. Dan sebelum mencium awloh, mereka mengucapkan: “Ya awloh, aku 
penuhi panggilanmu.” Hal itu dicontohkan Muhammad ketika dia melakukan 
ibadah haji: 
Hadis Sahih Bukhari Volume 2, Book 26, Number 673: Dikisahkan oleh Salim 
bahwa ayahnya berkata: Aku melihat Rasul Allah tiba di Mekkah; mula-mula dia 
mencium batu hitam (hajar aswad) ketika akan melakukan tawaf dan berlari-lari kecil di 
tiga putaran (tawaf) pertama dari tujuh kali putaran (tawaf).
Muwatta, Book 20, Number 20.33.113: Yahya bercerita padaku dari Malik apa 
yang dia dengar bahwa ketika Rasul Allah SAW telah selesai Tawaf Kabah, sholat dua 
rokaat, dan ingin berangkat ke Safa dan Marwa, dia akan memberi hormat ke sudut tempat 
Batu Hitam berada sebelum berangkat. 
BATU HITAM “allah” itu begitu penting dalam ritual haji muhammad di mekkah. 
Pertama, dia cium batu hitam, terus berlari keliling kabah 3 kali, dan berjalan keliling 
kabah 4 kali. 
Hadis Muslim, Book 007, Number 2832: Abdullah B.‘Umar (Allah be pleased 
with them) melaporkan: Rasul Allah (mpbuh) mengamati Tamattu’ in Hajjat-ul-Qada’, 
Pertama-tama dia pakai Ihram utk Umroh dan kemudian utk Haji, dan lalu memberi 
korban binatang. Jadi dia bawa binatang kurban itu bersamanya dari Dhu’l-Hulaifa. Rasul 
Allah (mpbuh) memulai Ihram utk Umroh dan dg demikian mengumumkan juga Talbiya 
utk Umroh. Lalu (memakai Ihram utk Haji) dan mengumumkan Talbiya utk Haji. Dan 
orang2 melakukan Tamattu’ ditemani Rasul Allah (mpbuh). Mereka memakai Ihram utk 
Umroh (pertama tama) dan kemudian yang untuk Haji. Beberapa dari mereka membawa 
binatang kurban. Jadi ketika Rasul Allah (mpbuh) datang ke Mekah, dia bilang pada 
orang2: Dia yang membawa serta binatang kurban tidak boleh menganggap apapun yang 
tidak hak baginya menjadi hak baginya sampai dia menyelesaikan Haji; dan dia, yang 
tidak membawa binatang kurban harus mengelilingi Kabah dan berlari diantara al-Safa’ 
dan al-Marwa dan memotong (rambutnya) dan melepas Ihram lalu memasang Ihram utk 
berhaji dan memberi kurban. Tapi dia yang tidak menemukan kurban, harus melakukan 
puasa selama tiga hari selama haji dan tujuh hari ketika dia kembali kepada keluarganya. 
Rasul Allah (mpbuh) mengelilingi (kabah) ketika dia sampai di Mekkah: Dia 
pertama-tama mencium sudut (Kabah yang ada batu Hitam), lalu berlari tiga keliling dari 
tujuh dan berjalan empat keliling. Dan lalu ketika dia selesai mengelilingi Kabah dia 
melakukan sholat dua rokaat pada station (ibrahim), lalu mengucap Salaam (karena selesai 
Rokaat), dan berangkat ke al-Safa’ dan berlari tujuh kali antara al-Safa’ dan al-Marwa. 
Setelah itu dia tidak memperlakukan apapun sebagai hak segala sesuatu yang 
bukan hak sampai dia melengkapi hajinya dan mengurbankan kurban dihari kurban (hari 
ke-10 Dhu’l-Hijja). Dan lalu kembali secepatnya (ke Mekkah) dan mengelilingi Kabah 
(dikenal sebagai tawaf ifada) setelah itu semua yang bukan hak baginya menjadi hak. Dan 
mereka yang membawa hewan kurban bersama mereka melakukan apa yang dilakukan 
Rasul Allah (mpbuh). Hadis ini diriwayatkan atas otoritas Aisha. Istri dari Rasul Allah 
(mpbuh), mengenai Tamattu dari Haji dan Umrah dan bagaimana melakukan Tamattu oleh
para sahabat. Ada lagi ritual selain mencium dan menghormat BATU HITAM “awloh”. 
muhammad juga sering menunjuk menggunakan tongkat ke arah BATU HITAM seraya 
meneriakkan, ‘allahuakbar’!… 
Hadis Bukhari, Volume 2, Book 26, Number 677: Diriwayatkan oleh Ibn 
Abbas: Dalam Haji Terakhirnya nabi melakukan Tawaf Kaba dengan naik unta dan 
menunjuk sudut (kabah yg ada batu hitam) dengan tongkat yang berujung bengkok. 
Hadis Bukhari, Volume 2, Book 26, Number 697: Diriwayatkan oleh Ibn 
Abbas: Rasul Allah melakukan Tawaf (kabah) dengan naik unta (saat itu kaki nabi sedang 
terluka). Ketika sampai ke sudut (yang ada batu hitam) dia menunjuk kearah batu itu 
memakai sesuatu pada tangannya dan berkata, “Allahu-Akbar.” 
Gbr. Muslim yang beribadah haji diwajibkan untuk mencium batu hitam (berhala) 
Hadis Sahih Muslim 1190: “Tatkala Rasulullah SAW tiba di Mekah, mula-mula beliau 
datangi Hajar Aswad lalu beliau mencium.” 
Hadis Sahih Muslim 1150: Sebelum mencium Hajar Aswad itu, Muhammad mengucapkan: 
“Labbaik allahuma labbaik” yang berarti : “Ya Allah atas panggilanMu aku datang 
kepadaMu.” 
Abu Dawud, Book 10, Number 1813: Diriwayatkan Abdullah ibn Abbas: Nabi (pbuh) 
berkata: Orang yang melakukan umrah harus berteriak talbiyah sampai dia menyentuh Batu 
Hitam. [Talbiyah = "Ya Allah, aku datang memenuhi undanganmu. Tiada sekutu bagimu..."] 
Bukannya batu merupakan sekutu?
Berdasarkan 3 (tiga) bukti tersebut, dapat disimpulkan bahwa allah swt yang dikenal 
selama ini awalnya hanya penyembahan terhadap dewa bulan, hal ini telah berlangsung 
puluhan ribu tahun yang lalu, ini merupakan tradisi ritual budaya Arab yang primitif. 
1. Ka’bah, sebelum dibersihkan oleh Muhammad, berisi 360 berhala. Satu di antaranya 
adalah Allah taala yg wujudnya BATU. Orang Quraish yg primitif itu menganggap BATU 
tersebut adalah TUHAN SANG PENCIPTA. Demikianlah pandangan bodoh itu terus 
diadopsi hingga sekarang, tapi dikaburkan supaya tidak diketahui oleh dunia bahwa allah 
taala itu sebenarnya cuma sebuah batu. 
2. Bangsa-bangsa kuno di Mesopotamia menyembah DEWA BULAN, simbolnya BULAN 
SABIT. Dan sekarang Arab memakai simbol tersebut untuk agamanya, masihkah Anda 
mengelak dari kenyataan ini? 
3. Batu Hajar Aswad dicium, lalu diikuti seruan: “Ya allah, aku datang kepadamu”. 
Masihkah Anda membantah kalau batu itu bukan allah? 
Gbr. Lambaikan tanganmu ke kamera. (camera action!!) 
Pertanyaan-pertanyaan: 
Jika BATU HITAM itu AWLOH, kenapa ditempatkan di luar Kaabah, bukan di 
dalamnya? 
Masih ingat dengan istilah “PENUNGGU KAABAH”? Bangsa Arab percaya bahwa 
awloh menjaga “RUMAH”-nya dengan cara berdiri di salah satu sudut rumahnya. Di 
samping itu, awloh tidak sendirian, dia juga dikawal oleh 8.888 jin, yang diberi nama 
“Huda Al-Fitiri”. Jadi, menempatkan batu “awloh” di luar, terutama di salah satu 
sudut bangunan Kaabah memiliki arti “MENJAGA” atau “MENUNGGUI 
RUMAHNYA”.
Jika BATU HITAM yang ukurannya kecil itu AWLOH, bukankah ini bertentangan 
dengan konsep “ALLAHU-AKBAR”? 
Bangsa Arab tidak memandang ukuran fisiknya. Pengertian dari “akbar” di sini bukan 
menyatakan ukuran fisiknya, tapi kekuasaannya. Bangsa Arab meyakini, walaupun 
awloh “seukuran batu” namun kekuasaannya meliputi seluruh alam semesta. Itulah 
kenapa ada mitos “ALLAHU-AKBAR”. 
Muhammad sendiri memahami konsep tersebut, seperti terlihat dari hadist berikut ini: 
Hadis Bukhari, Volume 2, Book 26, Number 697: Diriwayatkan oleh Ibn Abbas: 
Rasul Allah melakukan Tawaf (kabah) dengan naik unta (saat itu kaki nabi sedang 
terluka). Ketika sampai ke sudut (yang ada batu hitam) dia menunjuk ke arah batu itu 
memakai sesuatu pada tangannya dan berkata, “Allahu-Akbar.” 
Jika BATU HITAM itu awloh, kenapa Muhammad tidak berterus-terang menulis dalam 
Qurannya kalau awloh itu berwujud batu? 
Walaupun bangsa Arab itu primitif, namun mereka tidak bodoh-bodoh amat. Mereka 
juga dekat dan berinteraksi dengan agama-agama lain, terutama dengan agama-agama 
kitab seperti Yahudi dan Nasrani. Tentu saja bangsa Arab akan merasa malu bila 
sampai dunia tahu kalau awloh itu cuma sebuah batu. Walau begitu, mereka tetap 
tidak bisa menyembunyikan identitas awloh sembahan mereka itu sebagai batu secara 
sempurna. Mereka masih menyebut awloh sebagai “DZAT” (benda wujud). Bangsa 
Arab menganggap Tuhan itu “DZAT” yang unique, distinct dan absolut (berbeda 
sendiri, tidak ada yang menyamai bentuknya, dan tidak bisa berubah wujud), karena 
memang seperti itulah hakikat BATU HITAM. Selain itu, penyebutan awloh sebagai 
tauhid juga mengarah pada identitas kebendaan (tunggal secara bendawi). 
Apa Hubungan SABIT dengan BATU HITAM? 
Sabit adalah simbol dewa bulan. Orang-orang kuno di Mesopotamia menyembah 
bulan sabit sebagai Tuhan, dan mewujudkannya dalam bentuk patung manusia 
(Hubal). Di Ka’bah juga terdapat Patung Hubal, sebagai salah satu di antara 360 
berhala. Tapi, walau suku Quraish Jahiliyah sama-sama menyembah Dewa Bulan, 
namun mereka tidak memakai patung Hubal sebagai perwujudannya, melainkan 
sebuah BATU HITAM “HAJARUL ASWAD”. Jadi, Patung Hubal adalah dewa 
bulannya suku lain di Arab, sementara BATU HITAM adalah dewa bulannya suku 
Quraish. Ketika Muhammad berhasil menaklukkan Mekkah, dia menyingkirkan 
berhala-berhala lain, termasuk patung dewa bulan “Hubal” itu. Patung Hubal dia
singkirkan, karena patung Hubal itu bukan sesembahan bani Quraish, walau sama-sama 
diklaim oleh suku lain sebagai Dewa Bulan. Sama-sama Dewa Bulan, tapi 
bentuknya beda, dan namanya pun juga beda. Bisa jadi, di dalam Ka’bah masih ada 
lagi Dewa Bulan-Dewa Bulan lain dengan bentuknya masing-masing sesuai dengan 
keinginan suku pemiliknya. Nama “Allah” adalah eksklusif milik suku Quraish 
Mekkah, dan tidak diterapkan pada patung lain, kecuali BATU HITAM itu. Dan 
Muhammad masih memakai simbol sabit, karena sabit adalah identitas bagi BATU 
HITAM, untuk menegaskan bahwa BATU HITAM itulah Dewa Bulan yang 
sesungguhnya, bukan patung-patung yang lain. 
Gbr. Batu Hitam “Hajar Aswad/Syahwat” 
Hal ini juga seperti mengisyaratkan bahwa surga pria terletak di selangkangan para wanita. 
Sesungguhnya apabila kamu berSyahwat, maka Hajarlah/lampiaskanlah ke wanita. 
itulah mengapa dimasa hidupnya Muhammad bergelar “Playboy cap Onta” 
Bila Awloh itu Berhala, kenapa Muhammad tidak pernah merasa menyembah Berhala? 
Bagi orang Arab primitif, berhala itu wujudnya makhluk, seperti misalnya: wujud 
manusia atau wujud hewan. Bila bentuknya batu (tidak menyerupai apapun), maka 
dianggap bukan berhala. Muhammad akan sangat murka bila sesembahannya 
diserupakan dengan apapun. Allah taala dewa bulan itu absolut, unique dan distinct.
Tak ada yang menyamai bentuknya, sangat unik dan berbeda dari ciptaannya, serta 
tidak akan pernah berubah wujud sampai kapan pun walau untuk sementara waktu 
(absolut secara kebendaan). Banyak ayat-ayat Quran yang dia karang yang isinya 
melarang pengikutnya menyerupakan awloh dengan makhluk. Muhammad benci pada 
patung, tapi cinta pada batu. Karena bagi Muhammad, batu yang tak berbentuk atau 
tidak menyerupai apapun di muka bumi bukanlah patung (berhala). 
Bila Arab penyembah bulan, kenapa tidak ada ritual menyembah bulan secara langsung? 
Orang Jepang penganut agama Shinto, walau mereka menyembah Matahari, tapi 
mereka tidak menjalankan ritual-ritual yg secara menyolok mengarah langsung pd 
pemujaan Matahari, karena Sang Dewa sudah dialihkan ke dalam atribut lain, seperti 
berupa patung atau jimat-jimat. Demikian pula Arab. Mereka tidak menunjukkan 
ritual pemujaan yg langsung mengarah pada bulan di langit, karena Sang Dewa sudah 
dialihkan ke bentuk batu bernama Hajar Aswad. Jadi, persembahyangan mereka 
ditujukan tidak lagi terhadap bulan di langit, tapi kepada batu tersebut. Kenapa terjadi 
pengaburan? Apakah ini bertujuan untuk mengelabuhi orang lain supaya tidak kentara 
kalau mereka sesungguhnya penyembah benda-benda langit? Salah satu alasannya 
bisa begitu, karena perkembangan informasi antar agama dan kemajuan Iptek 
membuat mereka merasa malu kalau sampai diketahui dunia bahwa mereka adalah 
penyembah bulan. Jadi, sosok sesungguhnya yg mereka sembah dengan sengaja 
disamarkan. Muhammad pun dengan cerdiknya menutupi hal ini, seperti terlihat pada 
ayat berikut: 
QS 2:189 Mereka bertanya kepadamu tentang bulan sabit. Katakanlah: “Bulan sabit 
itu adalah tanda-tanda waktu bagi manusia dan (bagi ibadat) haji; Dan bukanlah 
kebajikan memasuki rumah-rumah dari belakangnya, akan tetapi kebajikan itu ialah 
kebajikan orang yang bertakwa. Dan masuklah ke rumah-rumah itu dari pintu-pintunya; 
dan bertakwalah kepada Allah agar kamu beruntung. 
Tetapi tetap saja dia tidak dapat menutupi hal ini secara sempurna, karena simbol itu, 
biar bagaimanapun, masih harus dipakai sebagai simbol “Tuhan”.
Kenapa mula-mula sholat Islam diarahkan ke Yerusalem yang tidak ada BATU HITAM-nya? 
Itu tidak benar. Karena sholat mula-mula di Mekkah tidak mempunyai kiblat. Muslim 
bebas menghadap ke arah mana pun. Setelah hijrah ke Medinah, pada awal-awal 
interaksinya dengan orang Yahudi di kota itu, Muhammad menyamakan kiblat 
muslim dengan orang Yahudi, yaitu ke Yerusalem. Hal itu terjadi selama lebih kurang 
17 bulan. 
Itu hanya trik awal Muhammad saja untuk menggaet orang-orang Yahudi Medinah 
agar tertarik dan bersedia masuk Islam jadi pengikutnya. 
Hadis Sahihu’l-Bukhari, Kitabu’l-Imam, vol. i. p. 18: 
Pada awalnya, sang Nabi memerintahkan sembahyang dengan Qibla ke arah 
Yerusalem selama enam belas atau tujuh belas bulan, dan dia senang ketika Mekkah 
menjadi arah Qibla. 
Ketika tahu orang-orang Yahudi tetap tidak bersimpati padanya dan tidak mau 
mengakuinya nabi, maka Muhammad menjadi sangat membenci umat itu, dan 
memutuskan untuk mengubah arah kiblat ke kotanya sendiri, yaitu Mekkah. 
Hal itu tampak dalam ayat-ayat Medinah tentang pemindahan kiblat yang 
dikarangnya: 
QS 2:143 Dan demikian (pula) Kami telah menjadikan kamu (umat Islam), 
umat yang adil dan pilihan agar kamu menjadi saksi atas (perbuatan) manusia dan 
agar Rasul (Muhammad) menjadi saksi atas (perbuatan) kamu. Dan Kami tidak 
menetapkan kiblat yang menjadi kiblatmu (sekarang) melainkan agar Kami 
mengetahui (supaya nyata) siapa yang mengikuti Rasul dan siapa yang membelot. 
Dan sungguh (pemindahan kiblat) itu terasa amat berat, kecuali bagi orang-orang 
yang telah diberi petunjuk oleh Allah; dan Allah tidak akan menyia-nyiakan imanmu. 
Sesungguhnya Allah Maha Pengasih lagi Maha Penyayang kepada manusia. 
QS 2:144 Sungguh Kami (sering) melihat mukamu menengadah ke langit, 
maka sungguh Kami akan memalingkan kamu ke kiblat yang kamu sukai. 
Palingkanlah mukamu ke arah Masjidil Haram. Dan dimana saja kamu berada, 
palingkanlah mukamu ke arahnya. Dan sesungguhnya orang-orang (Yahudi dan 
Nasrani) yang diberi Al Kitab (Taurat dan Injil) memang mengetahui, bahwa 
berpaling ke Masjidil Haram itu adalah benar dari Tuhannya; dan Allah sekali-kali 
tidak lengah dari apa yang mereka kerjakan. 
QS 2:149 Dan dari mana saja kamu keluar (datang), maka palingkanlah 
wajahmu ke arah Masjidil Haram, sesungguhnya ketentuan itu benar-benar sesuatu 
yang hak dari Tuhanmu. Dan Allah sekali-kali tidak lengah dari apa yang kamu 
kerjakan. 
QS 2:150 Dan dari mana saja kamu (keluar), maka palingkanlah wajahmu ke 
arah Masjidil Haram. Dan dimana saja kamu (sekalian) berada, maka palingkanlah 
wajahmu ke arahnya, agar tidak ada hujjah bagi manusia atas kamu, kecuali orang-orang 
yang zalim diantara mereka. Maka janganlah kamu takut kepada mereka dan
takutlah kepada-Ku (saja). Dan agar Ku-sempurnakan nikmat-Ku atasmu, dan supaya 
kamu mendapat petunjuk. 
Apakah ALLAH adalah bagian dari PERSERIKATAN (KELOMPOK) 360 Berhala yang 
ada di Ka’bah? 
Itu benar sekali. Allah adalah salah satu dari 360 berhala yang bersembunyi di 
Ka’bah. Itulah kenapa, ada ayat-ayat seperti ini (mohon perhatikan baik-baik): 
QS 7:191 Apakah mereka mempersekutukan (Allah dengan) berhada-berhala 
yang tak dapat menciptakan sesuatupun? Sedangkan berhala-berhala itu sendiri buatan 
orang. 
QS 17:42 Katakanlah: “Jikalau ada tuhan-tuhan di samping-Nya, sebagaimana 
yang mereka katakan, niscaya tuhan-tuhan itu mencari jalan kepada Tuhan yang 
mempunyai ‘Arsy.” 
QS 22:26 “Dan (ingatlah), ketika Kami memberikan tempat kepada Ibrahim di 
tempat baitullah (dengan mengatakan): “Janganlah kamu memperserikatkan sesuatu 
pun dengan Aku (=awloh) dan sucikanlah rumah-Ku ini bagi orang-orang yang tawaf, 
dan orang-orang yang beribadah dan orang-orang yang rukuk dan sujud.” 
Ketika Muhammad menghancurkan berhala-berhala dari dalam Ka’bah, Muhammad 
menyisakan HAJAR ASWAD. Kenapa? Karena HAJAR ASWAD itulah ALLAH. 
(Perhatikan kembali ayat-ayat di atas, sebagai pedoman Muhammad untuk 
melegalkan sepak terjangnya). Betapakah seorang nabi sangat pandai bersilat lidah? 
Kalau awloh bukan salah satu dari 360 berhala, mengapa ada ayat-ayat di atas? 
Dan kenapa HAJAR ASWAD tidak turut dimusnahkan?
HAJAR ASWAD = ALLAH. 
Hajar aswad sekedar nama samaran, sedangkan ALLAH adalah nama yang sesungguhnya. 
Arab-arab itu licik, mereka tidak ingin agamanya ditertawakan oleh umat agama Samawi, 
jadi mereka perlu bersekongkol untuk menipu dunia dan berusaha mengaburkan sosok awloh 
yang sesungguhnya. Tapi, mereka tetap tidak bisa menutupinya secara sempurna. 
Lihat, apa yang diperbuat Muhammad terhadap HAJAR ASWAD: 
Muwatta, Book 20, Number 20.33.113: Yahya bercerita padaku dari Malik apa yang dia 
dengar bahwa ketika Rasul Allah SAW telah selesai Tawaf Kabah, sholat dua rokaat, dan 
ingin berangkat ke Safa dan Marwa, dia akan memberi hormat ke sudut tempat Batu Hitam 
berada sebelum berangkat. 
Hadis Bukhari, Volume 2, Book 26, Number 697: Diriwayatkan oleh Ibn Abbas: Rasul 
Allah melakukan Tawaf (kabah) dengan naik unta (saat itu kaki nabi sedang terluka). Ketika 
sampai ke sudut (yang ada batu hitam) dia menunjuk kearah batu itu memakai sesuatu pada 
tangannya dan berkata, “Allahu-Akbar.” 
Apakah Muhammad pernah hormat kepada Ka’bah? TIDAK PERNAH. 
Apakah Muhammad pernah menunjuk ke arah Ka’bah, lalu berseru: “ALLAHU-AKBAR”? 
TIDAK PERNAH. 
Hadis Muslim, Book 007, Number 2907: Salim melaporkan atas otoritas 
ayahnya bahwa Rasul Allah tidak menyentuh sudut manapun dari Kabah, kecuali 
sudut Hitam (yang ada Batu Hitam terpasang) dan bagian kecil di dekatnya, yang 
mengarah ke arah rumah2 suku Jumuhi. 
Kalau masih ada orang yang menyangka Ka’bah itulah ALLAH, ini salah. 
Karena HAJAR ASWAD itulah ALLAH YANG SEBENARNYA. 
Abu Dawud, Book 10, Number 1813: Diriwayatkan Abdullah ibn Abbas: 
Nabi (pbuh) berkata: Orang yang melakukan umrah harus berteriak talbiyah sampai 
dia menyentuh Batu Hitam. 
Jadi Talbiyah, adalah seruan-seruan terhadap awloh? 
“Kami penuhi penggilan-Mu, kami penuhi panggilan-Mu, kami penuhi panggilan-Mu, 
tiada sekutu bagi-Mu, kami penuhi panggilan-Mu. Sesungguhnya segala puji dan 
kenikmatan bagi-Mu, dan kerajaan (bagi-Mu) tiada sekutu bagi-Mu.” 
Muhammad tidak saja menghormat dan meneriaki Hajar Aswad sebagai “allah yang maha 
akbar”, tapi juga menyentuh, mengelus dan menciumnya, ibarat seorang pemuja jimat yang 
sangat cinta pada jimatnya.
Abu Dawud, Book 10, Number 1884: Diriwayatkan Abdullah ibn Abbas: Nabi (pbuh) 
menjepit jubah pada ketiak kanannya dengan ujung jubah itu ada pada bahu kirinya, dan 
menyentuh sudut (batu hitam), lalu meneriakkan “Allahu-Akbar” dan berjalan dengan 
bangganya mengelilingi Kabah tiga kali. Ketika mereka (para sahabat) mencapai sudut 
Yaman, dan menghilang dari mata orang Quraish, mereka berjalan seperti biasa; ketika 
muncul dihadapan mereka mereka berjalan dengan gagah dan langkah yang cepat. Dengan itu 
kaum Quraish berkata: Mereka seperti rusa (yang sedang lompat). Ibn Abbas berkata: oleh 
karena itu hal ini lalu menjadi Sunnah (suri tauladan Nabi). 
Hadis Bukhari Volume 2, Book 26, Number 673: Dikisahkan oleh Salim bahwa ayahnya 
berkata: Aku melihat Rasul Allah tiba di Mekah; mula2 dia mencium batu hitam (hajar 
aswad) ketika akan melakukan tawaf dan berlari-lari kecil di tiga putaran (tawaf) pertama 
dari tujuh kali putaran (tawaf). 
Gbr. Ritual Pagan Islam 
Kumpulan manusia berbaju putih menyembah dan mencium ke batu berhala “Hajar Aswad” 
Bagaikan kumpulan sperma yang hendak mencari kehidupan di dalam rahim wanita “Vagina Syahwat”

More Related Content

What's hot

Filsafat Ketuhanan
Filsafat KetuhananFilsafat Ketuhanan
Filsafat Ketuhanan
Ahmad Rudi
 
1 a kump 1_bab 1_memahami konsep ketuhanan dan kerasulan
1 a kump 1_bab 1_memahami konsep ketuhanan dan kerasulan1 a kump 1_bab 1_memahami konsep ketuhanan dan kerasulan
1 a kump 1_bab 1_memahami konsep ketuhanan dan kerasulan
8arbi8
 
Manusia dan potensinya serta hubungannya terhadap agama
Manusia dan potensinya serta hubungannya terhadap agamaManusia dan potensinya serta hubungannya terhadap agama
Manusia dan potensinya serta hubungannya terhadap agama
adit yanovh
 
1. makalah ilmu tasawuf
1. makalah ilmu tasawuf1. makalah ilmu tasawuf
1. makalah ilmu tasawuf
Mas Enjoying
 
makalah pengertian ilmu tasawuf
makalah pengertian ilmu tasawufmakalah pengertian ilmu tasawuf
makalah pengertian ilmu tasawuf
Muhammad Husein
 
Konsep pendidikan-islam-suzita-siti-farrah-sofea
Konsep pendidikan-islam-suzita-siti-farrah-sofeaKonsep pendidikan-islam-suzita-siti-farrah-sofea
Konsep pendidikan-islam-suzita-siti-farrah-sofea
ct sofiey
 

What's hot (20)

Perbandingan islam dan kristian.
Perbandingan islam dan kristian.Perbandingan islam dan kristian.
Perbandingan islam dan kristian.
 
Pp agama
Pp agamaPp agama
Pp agama
 
Filsafat Ketuhanan
Filsafat KetuhananFilsafat Ketuhanan
Filsafat Ketuhanan
 
Tauhid ppt
Tauhid pptTauhid ppt
Tauhid ppt
 
1 a kump 1_bab 1_memahami konsep ketuhanan dan kerasulan
1 a kump 1_bab 1_memahami konsep ketuhanan dan kerasulan1 a kump 1_bab 1_memahami konsep ketuhanan dan kerasulan
1 a kump 1_bab 1_memahami konsep ketuhanan dan kerasulan
 
Konsep Tarbiyah dalam Al-qur`an
Konsep Tarbiyah dalam Al-qur`anKonsep Tarbiyah dalam Al-qur`an
Konsep Tarbiyah dalam Al-qur`an
 
Konsep pendidikan islam
Konsep pendidikan islamKonsep pendidikan islam
Konsep pendidikan islam
 
01_Konsep Ketuhanan dalam Islam
01_Konsep Ketuhanan dalam Islam01_Konsep Ketuhanan dalam Islam
01_Konsep Ketuhanan dalam Islam
 
Manusia dan potensinya serta hubungannya terhadap agama
Manusia dan potensinya serta hubungannya terhadap agamaManusia dan potensinya serta hubungannya terhadap agama
Manusia dan potensinya serta hubungannya terhadap agama
 
Bab i mw
Bab i mwBab i mw
Bab i mw
 
Tasawuf
TasawufTasawuf
Tasawuf
 
Filsafat ketuhanan
Filsafat ketuhananFilsafat ketuhanan
Filsafat ketuhanan
 
Manusia dalam perspektif alqur'an
Manusia dalam perspektif alqur'anManusia dalam perspektif alqur'an
Manusia dalam perspektif alqur'an
 
Materi kuliah pai
Materi kuliah paiMateri kuliah pai
Materi kuliah pai
 
1. makalah ilmu tasawuf
1. makalah ilmu tasawuf1. makalah ilmu tasawuf
1. makalah ilmu tasawuf
 
makalah pengertian ilmu tasawuf
makalah pengertian ilmu tasawufmakalah pengertian ilmu tasawuf
makalah pengertian ilmu tasawuf
 
Bab 3
Bab 3 Bab 3
Bab 3
 
TASAWUF
TASAWUFTASAWUF
TASAWUF
 
Konsep pendidikan-islam-suzita-siti-farrah-sofea
Konsep pendidikan-islam-suzita-siti-farrah-sofeaKonsep pendidikan-islam-suzita-siti-farrah-sofea
Konsep pendidikan-islam-suzita-siti-farrah-sofea
 
Pendidikan Agama Islam
Pendidikan Agama IslamPendidikan Agama Islam
Pendidikan Agama Islam
 

Similar to Sejarah pra islam

Sejarah pemikiran dan konsep keimanan serta koreksi islam
Sejarah pemikiran dan konsep keimanan serta koreksi islamSejarah pemikiran dan konsep keimanan serta koreksi islam
Sejarah pemikiran dan konsep keimanan serta koreksi islam
Ika Rahma
 
Israiliyyaat dalam tafsir ibnu katsier
Israiliyyaat dalam tafsir ibnu katsierIsrailiyyaat dalam tafsir ibnu katsier
Israiliyyaat dalam tafsir ibnu katsier
Yudi Wahyudin
 
Kelompok 4 filsafat islam
Kelompok 4 filsafat islamKelompok 4 filsafat islam
Kelompok 4 filsafat islam
Dewi_Sejarah
 

Similar to Sejarah pra islam (20)

Siapakah allah itu 17 juni 2010
Siapakah allah itu 17 juni 2010Siapakah allah itu 17 juni 2010
Siapakah allah itu 17 juni 2010
 
tugas agama islam.docx
tugas agama islam.docxtugas agama islam.docx
tugas agama islam.docx
 
Sejarah pemikiran dan konsep keimanan serta koreksi islam
Sejarah pemikiran dan konsep keimanan serta koreksi islamSejarah pemikiran dan konsep keimanan serta koreksi islam
Sejarah pemikiran dan konsep keimanan serta koreksi islam
 
Mitologi hindu
Mitologi hinduMitologi hindu
Mitologi hindu
 
Konsep Dasar Tasawuf
Konsep Dasar TasawufKonsep Dasar Tasawuf
Konsep Dasar Tasawuf
 
Israiliyyaat dalam tafsir ibnu katsier
Israiliyyaat dalam tafsir ibnu katsierIsrailiyyaat dalam tafsir ibnu katsier
Israiliyyaat dalam tafsir ibnu katsier
 
Makna Konteks Al-Lail Dalam Tafsir Al-Misbah
Makna Konteks Al-Lail Dalam Tafsir Al-MisbahMakna Konteks Al-Lail Dalam Tafsir Al-Misbah
Makna Konteks Al-Lail Dalam Tafsir Al-Misbah
 
Makna konteks Surah Al-lail Dalam Tafsir Al-Misbah
Makna konteks Surah Al-lail Dalam Tafsir Al-MisbahMakna konteks Surah Al-lail Dalam Tafsir Al-Misbah
Makna konteks Surah Al-lail Dalam Tafsir Al-Misbah
 
Hawariyyun
HawariyyunHawariyyun
Hawariyyun
 
ppt kelompok 1.pptx
ppt kelompok 1.pptxppt kelompok 1.pptx
ppt kelompok 1.pptx
 
STUDI TASAWUF-MISTISME ISLAM.ppt
STUDI TASAWUF-MISTISME ISLAM.pptSTUDI TASAWUF-MISTISME ISLAM.ppt
STUDI TASAWUF-MISTISME ISLAM.ppt
 
sejarah kebudayaan islam
sejarah kebudayaan islamsejarah kebudayaan islam
sejarah kebudayaan islam
 
Tokoh tokoh saufi dari masa ke masa
Tokoh tokoh saufi dari masa ke masaTokoh tokoh saufi dari masa ke masa
Tokoh tokoh saufi dari masa ke masa
 
4 kitab allah
4 kitab allah4 kitab allah
4 kitab allah
 
Modul 12 kb 1
Modul 12 kb 1Modul 12 kb 1
Modul 12 kb 1
 
Nabi muhammad keliru terima wahyu
Nabi muhammad keliru terima wahyuNabi muhammad keliru terima wahyu
Nabi muhammad keliru terima wahyu
 
Nabi muhammad keliru terima wahyu
Nabi muhammad keliru terima wahyuNabi muhammad keliru terima wahyu
Nabi muhammad keliru terima wahyu
 
Kelompok 4 filsafat islam
Kelompok 4 filsafat islamKelompok 4 filsafat islam
Kelompok 4 filsafat islam
 
Pengertian dan Sejarah Munculnya Tasawuf.pdf
Pengertian dan Sejarah Munculnya Tasawuf.pdfPengertian dan Sejarah Munculnya Tasawuf.pdf
Pengertian dan Sejarah Munculnya Tasawuf.pdf
 
Pengertian dan Sejarah Munculnya Tasawuf.docx
Pengertian dan Sejarah Munculnya Tasawuf.docxPengertian dan Sejarah Munculnya Tasawuf.docx
Pengertian dan Sejarah Munculnya Tasawuf.docx
 

Recently uploaded

PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptxPPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
MaskuratulMunawaroh
 
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
pipinafindraputri1
 
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxBAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
JuliBriana2
 
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
nabilafarahdiba95
 

Recently uploaded (20)

AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTXAKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
 
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
 
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMKAksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
 
668579210-Visi-Gp-Berdasarkan-Tahapan-Bagja.pdf
668579210-Visi-Gp-Berdasarkan-Tahapan-Bagja.pdf668579210-Visi-Gp-Berdasarkan-Tahapan-Bagja.pdf
668579210-Visi-Gp-Berdasarkan-Tahapan-Bagja.pdf
 
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAKELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
 
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxBab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
 
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptxMemperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
 
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptxPPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
 
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptxPPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
 
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptxOPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
 
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptxAKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
 
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
 
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
 
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdfAksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
 
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxBAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 

Sejarah pra islam

  • 1. MENELUSURI JEJAK-JEJAK SEJARAH DI JAMAN PRA-ISLAM SEHINGGA MUNCULNYA AJARAN AGAMA ISLAM Allah di Jaman pra-Islam. Menurut pakar theologia Islam (Mullah, Maulana, Mulavi, etc.), atau ajaran kitab suci Islam “Al-Quran”– Allah adalah tuhan tertinggi atau pencipta yang suatu hari berbicara atau memperkenalkan diri kepada Nabi Muhammad lewat malaikat Jibril dan mengatakan bahwa Allah adalah yang menciptakan semuanya di alam semesta ini. 99% muslim percaya bahwa nama “Allah” dikenal atau dimulai pada saat Jibril mengatakannya kepada Muhammad dalam goa di Gunung Hira dan memberikan Quran kepada Muhammad. Muslim percaya bahwa sebelum pengungkapan ini, dunia Arab berada dalam masa kegelapan (Andhakar Zuug/jahiliyah) dan memuja berbagai dewa-dewi dan bahwa mereka orang-orang jahat. Nama “Allah” telah digunakan Kaum Berhala Arab sebagai nama dewa tertinggi. 1. Jaman pra-Islam dulu, orang Arab menyembah dewa-dewi dan pada dasarnya animistik. Lewat, bulan, bintang, matahari, planet, binatang, pohon, batu, goa dan sumber air serta berbagai obyek-obyek alam lainnya, manusia bisa berhubungan dengan dewa. Di Mekkah, “Allah” adalah dewa tertinggi bangsa Quraish, sukunya Nabi. Allah memiliki 3 puteri: Al Uzzah (Venus) yang paling dipuja dan senang dengan korban manusia; Manah, dewi nasib dan Al Lat, dewi tumbuh-tumbuhan. Mereka dianggap paling kuasa dan campur tangan mereka atas nama pemuja sangat penting. 2. Arab sering menamakan anak-anak mereka —Abdullah (budak Allah). Adapun nama ayah Muhammad adalah “Abdullah”. Analogi logis disini adalah: jika memang tidak ada kata “Allah” di jaman pra-islam, maka tidak juga akan ada anak-anak yg dinamakan Abdullah atau budaknya Allah di wilayah Arab. 3. Jaman sekarangpun di seluruh dunia Arab, bahkan non-Muslim di wilayah Arab maupun daerah Timur tengah (Yahudi, Kristen, Sabian, Bahai, Atheist dsb.) mengatakan —“Ya Allah” sebagai ungkapan sedih/kaget. 4. Pernyataan Albert Hourani: “Nama Islam bagi Tuhan adalah Allah, yang sudah dipakai untuk dewa-dewa setempat ” (bahkan dipakai orang Yahudi dan Kristen yg berbahasa Arab–lihat A history Of Arab people by Albert Hourani, 1991, page-16, Belknap press of Harvard University, USA).
  • 2. Pra-Islam dan Bukti Sejarah yang Obyektif. Adapun referensi penelitian-penelitian sejarah pra-Islam, telah berkali-kali membuktikan bahwa : 1. Nama “Allah” adalah nama dewa yang eksis di jaman pra-Islam. 2. Masyarakat penyembah berhala di jaman pra-Islamic memuja “Allah” yang ditujukan sebagai dewa tertinggi mereka yaitu dewa bulan. Berbagai nama dewa bulan (Sin, Hubul, Ilumquh, Al-ilah) telah digunakan oleh berbagai suku Arab di jaman pra-islam. Adapun suku-suku bangsa Arab di jaman pra-islam memuju sekitar 360 dewa-dewi. Mereka juga memuja matahari, bulan, bintang dan membangun pura/rumah peribadatan bagi dewa-dewi mereka. Dewa bulan merupakan dewa tertinggi bagi berbagai suku Arab pada saat itu. Suku-suku Arab memberi nama yang berbeda-beda bagi dewa bulan mereka. Adapun kata Allah berasal dari “Al-ilah” yang merupakan dewa bulan tertinggi yang paling dihormati suku-suku Arab pada jaman pra-Islam dan membawahi semua dewa-dewi yang ada. Ka’bah awalnya dibangun sebagai rumah dewa bulan “Hubul”. Patung dewa bulan Hubul diletakkan di atas Ka’bah. Masyarakat setempat mengenalnya sebagai “Rumah Al-ilah/ Allah”. Nama Allah akhirnya dipilih untuk menggantikan Hubul sebagai nama dewa bulan. Al-Lat, Al-Uzza dan Manat disebut “puteri-puteri Allah”. Yusuf Ali menjelaskan di fn. 5096, hal. 1445, bahwa Lat, Uzza dan Manat dikenal sebagai “puteri-puteri Allah”, dan hingga saat ini Muslim masih memberi tempat bagi al-Lat, al-Uzza dan Manat (Surah 53:19- 20). Ayat hasil abrogasi ini merupakan ayat untuk menghargai puteri-puteri Allah. Hal ini seperti mengisyaratkan bahwa ayat ini memberi posisi terhadap pemujaan setan-setan dimasa itu. Menurut Sejarah: Ada 2 Teori Eksistensi Allah di dan sekitar Ka’bah Sharif. 1. Kaum berhala Arab menyebut patung terbesar diantara ke 360 dewa-dewi itu ALLAH—yg mereka anggap dewa tertinggi (God). 2. Kaum berhala Arab memuja 360 dewa-dewi di dalam Kabah Sharif, dan mereka dianggap lebih kecil dan di bawah penguasaan penuh dewa tertinggi yang disebut “ALLAH” yang tidak dapat dilihat (Nirakar) dan Maha Kuasa, Maha Tahu dan sangat tidak dapat diketahui.
  • 3. Persamaan Dengan Ajaran Hindu Teori nomor (2) diatas itu sangat mirip dengan kepercayaan Hindu. Agama Hindu memuja berbagai dewa-dewi, tapi mereka percaya akan satu dewa yang tidak nampak bernama “Bhagaban” (atau “Ischhaar”) yang mereka panggil “Nirakar”. Dan, herannya tidak ada satupun bentuk maupun penampakan dewa yang satu ini dalam patung ataupun seni visual bagi sosok Bhagaban/Nirakar ini. Namun Hindu tetap memujanya. Apa yang akan terjadi jika seorang nabi menyuruh orang Hindu untuk berhenti memuja para dewa-dewi kecuali sang Bhagaban/Nirakar dan membuatnya menjadi agama monotheis? Ada sedikit kemiripan dengan Islam. Beberapa Faktor yang menunjukkan “Allah” adalah Dewa Bulan kaum Arab pemuja berhala: 1. Dalam Qur’an paling tidak ada 12 Surah dimana Allah berulang-ulang bersumpah atas nama bulan, matahari, planet, malam, angin dsb. Memang tidak dapat diterima logika mengapa sang pencipta “Allah” harus bersumpah atas ciptaan-Nya sendiri yang lebih rendah derajatnya. Biasanya sumpah ditujukan atas nama sesuatu yang lebih superior, misalnya: atas nama Tuhan atau orangtua. Manusia saja sejatinya tidak pernah bersumpah atas nama sesuatu yang lebih rendah. Namun dalam Qur’an gaya Allah bersumpah pada bulan atau bintang menunjukkan bahwa Allah menganggap hal-hal ini lebih tinggi darinya (“Nay, verily by the Moon, Surah 74:32”). Dan ini mengakibatkan munculnya suatu pertanyaan, siapa sebenarnya yang bertindak sebagai Allah dalam Qur’an? Dalam sanggahannya, Yusuf Ali berkomentar, “Bulan dipuja sebagai dewa pada saat-saat gelap (fn. 5798, pg. 1644). Mungkin, sumpah Allah ini akibat kebiasaan budaya yang sudah mendalam menyembah bulan sebagai Tuhan. 2. Yusuf Ali menjelaskan (Page:1921-1623 of his English Translation of Holy Quran), “Pemujaan Bulan sangat populer dalam berbagai bentuk. Apollo dan Diana saudara kembar, mewakili bulan dan matahari. Dalam agama Vedic India, dewa bulan adalah Soma, dewa planet. Jaman India kuno dulu, bulan adalah dewa (laki-laki). Bulan juga dewa (laki-laki) dalam agama Semitik kuno dan kata Arab bagi bulan, “qamar’, juga memiliki gender maskulin. Sementara, kata Arab bagi matahari “shams” adalah gender feminin. Kaum berhala Arab nampaknya menganggap matahari sang dewi dan bulan sang dewa. Dewa-dewi berhala yang paling terkenal di sekitar Mekkah adalah Lat, Uzza, dan Manat. Ke 360 dewa-dewi di Kabah itu juga kira-kira mewakili jumlah hari dalam satu tahun. Ini sebenarnya pemujaan berhala yang dikenal kaum Quraish pada jaman nabi kami.”
  • 4. 3. Pengaruh Bulan pada Islam. Siapa yang bisa membantah pentingnya pengaruh bulan dalam kehidupan Muslim? Dalam Islam, bulan dianggap obyek astronomi yang paling sakral dan bulan adalah patokan segala festival/ritual Islam. Kontradiksi dan konflik sangat umum dengan tanggal-tanggal Idul Fitri dan Ramadhan dan jelas ini problem kronis dan bulan adalah sumber segala permasalahan ini. Bulan sabit adalah lambang pada bendera negara-negara Muslim, mesjid, kuburan dsb. Nabi Muhammad memanfaatkan kaum berhala untuk mendirikan Islam di semenanjung Arab. Muhammad menggunakan taktik mengadaptasi ritual berhala dalam Islam agar dapat mengakomodasi kaum berhala. Ia terikat berbagai perjanjian politik dengan para pemimpin kaum berhala seperti Abu Sofyan guna mengakomodasi agama barunya ini dan setuju untuk mencakupkan ritual-ritual berhala dalam Islam. Muhammad meminta para penyembah berhala agar hanya memuja “Allah” dewa paling besar dan menghancurkan lambang-lambang dewa-dewi lainnya yang eksis dalam Ka’bah. Untuk mendirikan monotheisme-nya Allah, ia berkali-kali meminta mereka agar tidak menomorduakan (not to make any partners to) Allah. Itulah kenapa kita bisa menemukan ratusan surah Qur’an meminta agar “not to make any partners to Allah”. Akhirnya, Nabi sanggup meyakinkan (tentunya dengan kekerasan) agar kaum berhala menghancurkan semua patung dewa-dewi dan sebagai gantinya setuju untuk membiarkan nama-nama alternatif dewa yang paling penting “Allah” maka dari itulah Islam memiliki 99 NAMA ALLAH. Nabi Muhamad memerintahkan pengikutnya agar turut serta dalam upacara berhala saat kaum berhala masih menguasai Mekkah. Lihat Yusuf Ali, fn. 214, page.7 ...“seluruh hijrah (berhala) diberi arti spiritual dalam Islam, ...the whole of the [pagan] pilgrimage was spiritualized in Islam...” (Yusuf Ali: fn. 223 page. 80). Dalam Tafsir (Quran-2:200) Maulana Yusuf Ali mengatakan : “Dalam masa pemujaan berhala, setelah hijrah, para peziarah biasanya berkumpul dalam kelompok-kelompok dan menyanyikan pujian-pujian pada nenek moyang mereka”. Seluruh ritual hijrah diberi arti spiritual dalam Islam, jadi akhirnya Hijrah juga di-spiritualisasi. Dianjurkan agar para peziarah untuk tinggal selama 2 atau 3 hari setelah hijrah, tetapi mereka harus menggunakannya untuk sholat dan pemujaan kepada Tuhan. (#223 of Shane’nazul by Maoulana Yousuf Ali, page-81)
  • 5. Dalam Islam banyak ritual Muslim atas nama Allah ada hubungannya dengan pemujaan berhala yang ada sebelum Islam. Praktek berhala Hijrah di Ka’bah sekali setahun– puasa Ramadan, lari keliling Kabah 7 kali, mencium batu hitam Aswad, mencukur kepala, korban binatang, lari keatas dan kebawah 2 bukit, melemparkan batu kepada setan, mendenguskan air dari hidung, sholat beberapa kali sehari menghadap Mekkah, zakat, sholat Jumat,dsb diikuti secara ketat oleh umat Muslim. Tetapi tidak ada yang bisa mengingkari fakta bahwa, ritual-ritual tersebut eksis jauh sebelum adanya Islam. Sangat masuk akal bahwa mencakupkan ritual berhala dalam agama baru -saat itu- Islam, nabi dengan sukses mengurangi risiko pemberontakan dari kaum berhala dan menjadi salah satu langkah penting untuk dapat menarik pengikut. Kesimpulannya bahwa tidak dapat dipungkiri bahwa Islam bukan agama baru, namun bentuk reformasi pemujaan terhadap berhala. Semua agama monotheis memiliki asal usul yang sama, pemikiran monotheis dinyatakan oleh para raja Faraoh, Raja Mesopotamia Hamarubi (3000 SM) dan Alexander the Great (300 SM.). Dan pada akhirnya, raja-raja ini menuntut bahwa merekalah tuhan yang harus dipuja orang. Gbr. Patung Raja Babilon Nabonidus. Lihat lambang di sebelah kanannya adalah lambang Bulan Sabit dan Bintang. Sejarah mengatakan bahwa Nabonidus pernah tinggal di oasis subur di Temâ, Arabia selama tujuh tahun. Tentunya saat itu pula dia menyebarkan kepercayaan menyembah Dewa Bulan di daerah Arabia. Taurat dan Tanakh beberapa kali menyebut anak-anak perempuan Babilon. Yang dimaksud dengan anak2 perempuan Babilon itu adalah pecahan dari kepercayaan masyarakat Babilon. Jadi penyembahan terhadap Dewa Bulan di Timur Tengah sudah berlangsung lama sekali sebelum jaman Islam. Konsep dan nama Dewanya bisa bermacam-macam, tapi yang disembah tetap sama yaitu Bulan di langit. Misalnya, dewa bulan di Simeria dan Babilon
  • 6. dikenal dengan nama Sin atau Nana. Nama dewa Bulan di Pantheon Minea adalah Wadd (Hitti, 2002, hal. 97–98 ). Nama dewa Bulan bagi masyarakat Sabean adalah Almaqah. Nama-nama lain dari Allah adalah Ilu bagi orang-orang Babylon dan Assyria, El bagi orang Kanaan, dan Ilah bagi orang Arab tengah (Walker, 2004, p. 420). Masyarakat Nabasia juga menyembah Allah, dan juga dua dewa lain yang lebih rendah derajatnya yakni ar- Rahman dan ar-Rahim. Baik ar-Rahman maupun ar-Rahim dipuja bersama sebagai lambang kehormatan dan kemuliaan. Herannya Qur’an juga menyebut kedua nama dewa Pagan ini, meskipun menganggap kedua nama ini milik Allah. Sura pertama Qur’an (Sura Fatiha) menyebutkan kedua nama itu. Juga Sura 19 (Sura Maryam) didominasi oleh nama-nama kedua dewa tersebut. Di jaman pra-Islam, Dewa Bulan Hubal atau Allah Ta’ala adalah dewa tertinggi bagi masyarakat pagan Quraish. Allah Ta’ala versi Quraish beristri dan beranak Allat, Uzza dan Manat. Muhammad tidak suka akan konsep ini, karena beliau terinspirasi konsep satu tuhan dari agama-agama Yahudi, Kristen, Hanif, Zoroastria, dll. Meskipun begitu, konsep satu tuhan yang dimengerti Muhammad sangat berbeda dengan konsep satu tuhan dalam agama Yudaisme dan Kristen. Keterangan tentang ini telah ditulis panjang lebar oleh Duladi. Jika Dewa Bulan Quraish beranak-beristri, maka Dewa Bulan versi Muhammad tidak beranak sebab tidak bisa/tidak mau cari istri. Ingatlah Q 6:101. Jika jaman dulu Dewa Bulan versi Quraish bertoleransi terhadap agama lain, tapi Dewa Bulan versi Muhammad sangat anti agama lain. Rupanya si Hilal tidak suka dengan pandangan toleransi masyarakat Quraish terhadap agama lain, sehingga dia merasa perlu mengutus nabinya untuk bikin konsep agama Dewa Bulan baru yang lebih ganas, lebih memaksa, lebih kerazh terhadap umatnya sendiri, apalagi terhadap umat lain. Karena banyaknya nama-nama Dewa Bulan di Jazirah Arabia, Muhammad perlu menambah gelar Dewa Bulan miliknya agar tampil beda dengan Dewa-dewa Bulan yang lain: Allah Subhanahu wa ta’ala (SWT).
  • 7. Tiga-3 Bukti Logis & Faktual Allah swt Bukan Tuhan Keprimitifan nenek moyang suku Quraish menganggap batu hajar aswad sebagai Tuhan. Suku Quraish sendiri begitu yakin, sangat-sangat yakin, kalau batu itu adalah Tuhan. Batu tersebut merupakan TUHAN SANG PENCIPTA (wujud dari berhala dewa bulan sabit). Bila kita menelusuri dari sejarah bangsa-bangsa kuno, terutama mereka yang begitu terbelakang, mereka mempercayai JIMAT, batu bertuah atau batu jeda sebagai “DZAT” yang memiliki kekuatan supranatural (adikodrati) dan dapat mempengaruhi kelangsungan jagat raya ini, termasuk hidup matinya makhluk hidup. Hingga saat ini budaya tersebut terbawa turun-temurun, terbukti masyarakat muslim sangat menyukai hal-hal yang berbau mistis, hal-hal ghoib dan bebatuan yang dianggap mampu memberi petuah. Berdasarkan dari sampel batu yang diterima, penelitian NASA belum lama ini mengidentifikasikan bahwa Batu Aswad merupakan bongkahan dari meteor rasi bintang yang jatuh ke bumi, NASA mengungkapkan meteor jenis ini memang mengeluarkan berupa zat yang beraroma wangi (pemerintah Arab meminta agar hal ini tidak dipublikasikan). Memang tidak bisa dipungkiri, Muhammad secara sengaja hendak menjadikan tuhan lokal mereka menjadi tuhan universal, dengan cara memaksa bangsa-bangsa lain untuk turut menyembahnya. Secara psikologis, bila awloh disembah di seluruh dunia berarti derajat bangsa Arab akan terangkat pula, dan itu memberi keleluasaan bangsa Arab untuk dapat berkuasa penuh di bumi. Itu secara umum; dan secara khususnya, dengan mengorbitkan awloh sebagai satu-satunya sesembahan yg agung, berarti mengangkat citra bani Quraish (penduduk kota Mekkah) sebagai suku yang terhormat. Bisa dibayangkan sewaktu seluruh dunia mengucapkan kalimat: “Laa illa ha illalaaa…. Laa illa ha illalaaa….” betapa bangganya peradaban suku Quraish, nama sesembahan nenek moyang mereka diakui dan diagungkan dunia. Mereka yang pintar atau dunia yang sedang diperhadapkan dengan pembodohan. 1. Arah Kiblat ke Ka’bah, menunjukkan bahwa sesembahan Muslim adalah berhalanya Quraish. 2. Simbol bulan sabit, adalah simbol DEWA BULAN. 3. Ritual cium batu oleh para calon haji, yg diikuti dengan seruan “Ya allah, aku datang kepadamu.”
  • 8. Maka dari itu, sebagai umat muslim yang berintelektual dan berfikir kritis dapat menelaah hal-hal sebagai berikut : 1. Kiblat sholat mengarah ke Kabah di mana disitulah batu Allah sembahan para nenek moyang suku Quraish. Hal ini mengidentifikasikan bahwa bukanlah SANG PENCIPTA yang disembah, melainkan tuhannya Quraish, penduduk kota Mekkah. Perhatikan juga ucapan Muhammad ini: QS. 27 An Naml: 91 “Aku hanya diperintahkan untuk menyembah Tuhan negeri ini (allah sembahan Quraish Mekkah) Yang telah dijadikannya suci dan kepunyaan-Nyalah segala sesuatu, dan aku diperintahkan supaya aku termasuk orang-orang yang berserah diri.” Surat ALBAQARAH (2:62) “Sesungguhnya orang-orang mu’min, orang-orang Yahudi, orang-orang Nasrani dan orang-orang Shabiin, siapa saja diantara mereka yang benar-benar beriman kepada Allah, hari kemudian dan beramal saleh, mereka akan menerima pahala dari Tuhan mereka, tidak ada kekhawatiran kepada mereka, dan tidak (pula) mereka bersedih hati”. Siapakah awloh? Awloh adalah batu hajar aswad, “Tuhan” bagi suku Quraish. Sebelum Muhammad memproklamirkan diri sebagai nabinya awloh, batu hajar aswad sudah demikian dikultuskan, dan menjadi salah satu penghuni Ka’bah di samping 360 berhala lain sembahan suku-suku di Arab. Ini dapat diketahui dari riwayat pengangkatan batu tersebut sewaktu Ka’bah rusak ditimpa banjir besar. Ingat! Waktu itu Muhammad belum jadi “nabi”. Suatu ketika di saat Muhammad berusia 35 tahun, Ka’bah rusak ditimpa banjir. Orang-orang bersepakat membangun kembali kuil itu, tidak ketinggalan Muhammad. Ketika sampai pada saat mengembalikan Hajar Aswad (Batu Keramat berwarna Hitam) ke tempatnya semula, timbul kericuhan. Masing-masing merasa lebih berhak mendapat
  • 9. kehormatan mengerjakan hal itu. Orang bersitegang, hingga seluruh pekerjaan terhenti karenanya. Akhirnya dimufakati untuk menyerahkan keputusan persoalan kepada barangsiapa yang esok harinya paling dahulu berada di Masjid al-Haram. Ternyata orang itu ialah Muhammad, padahal dia tidak sengaja berusaha datang lebih pagi. Kemudian, Muhammad membentangkan selembar kain, mengangkat dan meletakkan batu keramat itu di atas kain tersebut. Kemudian para kepala keluarga/kelompok/kafilah/orang terkemuka diajak beramai-ramai mengangkat dan membawa kain itu ke tempat di mana batu hitam akan diletakkan dan Muhammad sendiri meletakkannya di atas tempatnya semula. Sejak saat itu Muhammad mendapat tempat terhormat di hati orang-orang Mekkah. Kewibawaan Muhammad naik di mata rakyat. Dan sejak saat itu pula, Muhammad semakin sering bersemedi di dalam gua, sebuah gua yang sempit dan gelap gulita, namanya gua Hira. Untuk memasuki gua tersebut, orang harus merangkak. Gua itu terletak di bukit Hira ±9 km dari Mekkah. 2. Simbol Bulan Sabit, Awloh adalah dewa bulan, yg simbolnya adalah bulan sabit. Ini sudah cukup dikenal oleh bangsa-bangsa primitif di Timur Tengah sejak ribuan tahun yang lalu sebelum Muhammad lahir. Gbr 5. Masjid Quba, masjid pertama yang dibangun, di atasnya terdapat lambang bulan sabit. Gbr 6. Lambang bulan sabit yang terdapat pada masjid-masjid di zaman sekarang. Gbr 7. Perunggu bulan sabit ditemukan di benteng kuno Asyiria yang berusia 3000 tahun. Bulan sabit adalah simbol dewa bulan Asyiria.
  • 10. Gbr. 8, 9, 10 Dewa-dewa bulan sabit yang bersimbolkan bulan sabit. Gbr. Ilustrasi persamaan Bulan sabit dan Allah swt 3. Ritual apa yang dilakukan oleh jemaah haji di Mekkah? Sebelum muter-muter ka’bah, sebisa mungkin mereka melakukan sunnah Muhammad yaitu mencium “awloh”. Dan sebelum mencium awloh, mereka mengucapkan: “Ya awloh, aku penuhi panggilanmu.” Hal itu dicontohkan Muhammad ketika dia melakukan ibadah haji: Hadis Sahih Bukhari Volume 2, Book 26, Number 673: Dikisahkan oleh Salim bahwa ayahnya berkata: Aku melihat Rasul Allah tiba di Mekkah; mula-mula dia mencium batu hitam (hajar aswad) ketika akan melakukan tawaf dan berlari-lari kecil di tiga putaran (tawaf) pertama dari tujuh kali putaran (tawaf).
  • 11. Muwatta, Book 20, Number 20.33.113: Yahya bercerita padaku dari Malik apa yang dia dengar bahwa ketika Rasul Allah SAW telah selesai Tawaf Kabah, sholat dua rokaat, dan ingin berangkat ke Safa dan Marwa, dia akan memberi hormat ke sudut tempat Batu Hitam berada sebelum berangkat. BATU HITAM “allah” itu begitu penting dalam ritual haji muhammad di mekkah. Pertama, dia cium batu hitam, terus berlari keliling kabah 3 kali, dan berjalan keliling kabah 4 kali. Hadis Muslim, Book 007, Number 2832: Abdullah B.‘Umar (Allah be pleased with them) melaporkan: Rasul Allah (mpbuh) mengamati Tamattu’ in Hajjat-ul-Qada’, Pertama-tama dia pakai Ihram utk Umroh dan kemudian utk Haji, dan lalu memberi korban binatang. Jadi dia bawa binatang kurban itu bersamanya dari Dhu’l-Hulaifa. Rasul Allah (mpbuh) memulai Ihram utk Umroh dan dg demikian mengumumkan juga Talbiya utk Umroh. Lalu (memakai Ihram utk Haji) dan mengumumkan Talbiya utk Haji. Dan orang2 melakukan Tamattu’ ditemani Rasul Allah (mpbuh). Mereka memakai Ihram utk Umroh (pertama tama) dan kemudian yang untuk Haji. Beberapa dari mereka membawa binatang kurban. Jadi ketika Rasul Allah (mpbuh) datang ke Mekah, dia bilang pada orang2: Dia yang membawa serta binatang kurban tidak boleh menganggap apapun yang tidak hak baginya menjadi hak baginya sampai dia menyelesaikan Haji; dan dia, yang tidak membawa binatang kurban harus mengelilingi Kabah dan berlari diantara al-Safa’ dan al-Marwa dan memotong (rambutnya) dan melepas Ihram lalu memasang Ihram utk berhaji dan memberi kurban. Tapi dia yang tidak menemukan kurban, harus melakukan puasa selama tiga hari selama haji dan tujuh hari ketika dia kembali kepada keluarganya. Rasul Allah (mpbuh) mengelilingi (kabah) ketika dia sampai di Mekkah: Dia pertama-tama mencium sudut (Kabah yang ada batu Hitam), lalu berlari tiga keliling dari tujuh dan berjalan empat keliling. Dan lalu ketika dia selesai mengelilingi Kabah dia melakukan sholat dua rokaat pada station (ibrahim), lalu mengucap Salaam (karena selesai Rokaat), dan berangkat ke al-Safa’ dan berlari tujuh kali antara al-Safa’ dan al-Marwa. Setelah itu dia tidak memperlakukan apapun sebagai hak segala sesuatu yang bukan hak sampai dia melengkapi hajinya dan mengurbankan kurban dihari kurban (hari ke-10 Dhu’l-Hijja). Dan lalu kembali secepatnya (ke Mekkah) dan mengelilingi Kabah (dikenal sebagai tawaf ifada) setelah itu semua yang bukan hak baginya menjadi hak. Dan mereka yang membawa hewan kurban bersama mereka melakukan apa yang dilakukan Rasul Allah (mpbuh). Hadis ini diriwayatkan atas otoritas Aisha. Istri dari Rasul Allah (mpbuh), mengenai Tamattu dari Haji dan Umrah dan bagaimana melakukan Tamattu oleh
  • 12. para sahabat. Ada lagi ritual selain mencium dan menghormat BATU HITAM “awloh”. muhammad juga sering menunjuk menggunakan tongkat ke arah BATU HITAM seraya meneriakkan, ‘allahuakbar’!… Hadis Bukhari, Volume 2, Book 26, Number 677: Diriwayatkan oleh Ibn Abbas: Dalam Haji Terakhirnya nabi melakukan Tawaf Kaba dengan naik unta dan menunjuk sudut (kabah yg ada batu hitam) dengan tongkat yang berujung bengkok. Hadis Bukhari, Volume 2, Book 26, Number 697: Diriwayatkan oleh Ibn Abbas: Rasul Allah melakukan Tawaf (kabah) dengan naik unta (saat itu kaki nabi sedang terluka). Ketika sampai ke sudut (yang ada batu hitam) dia menunjuk kearah batu itu memakai sesuatu pada tangannya dan berkata, “Allahu-Akbar.” Gbr. Muslim yang beribadah haji diwajibkan untuk mencium batu hitam (berhala) Hadis Sahih Muslim 1190: “Tatkala Rasulullah SAW tiba di Mekah, mula-mula beliau datangi Hajar Aswad lalu beliau mencium.” Hadis Sahih Muslim 1150: Sebelum mencium Hajar Aswad itu, Muhammad mengucapkan: “Labbaik allahuma labbaik” yang berarti : “Ya Allah atas panggilanMu aku datang kepadaMu.” Abu Dawud, Book 10, Number 1813: Diriwayatkan Abdullah ibn Abbas: Nabi (pbuh) berkata: Orang yang melakukan umrah harus berteriak talbiyah sampai dia menyentuh Batu Hitam. [Talbiyah = "Ya Allah, aku datang memenuhi undanganmu. Tiada sekutu bagimu..."] Bukannya batu merupakan sekutu?
  • 13.
  • 14. Berdasarkan 3 (tiga) bukti tersebut, dapat disimpulkan bahwa allah swt yang dikenal selama ini awalnya hanya penyembahan terhadap dewa bulan, hal ini telah berlangsung puluhan ribu tahun yang lalu, ini merupakan tradisi ritual budaya Arab yang primitif. 1. Ka’bah, sebelum dibersihkan oleh Muhammad, berisi 360 berhala. Satu di antaranya adalah Allah taala yg wujudnya BATU. Orang Quraish yg primitif itu menganggap BATU tersebut adalah TUHAN SANG PENCIPTA. Demikianlah pandangan bodoh itu terus diadopsi hingga sekarang, tapi dikaburkan supaya tidak diketahui oleh dunia bahwa allah taala itu sebenarnya cuma sebuah batu. 2. Bangsa-bangsa kuno di Mesopotamia menyembah DEWA BULAN, simbolnya BULAN SABIT. Dan sekarang Arab memakai simbol tersebut untuk agamanya, masihkah Anda mengelak dari kenyataan ini? 3. Batu Hajar Aswad dicium, lalu diikuti seruan: “Ya allah, aku datang kepadamu”. Masihkah Anda membantah kalau batu itu bukan allah? Gbr. Lambaikan tanganmu ke kamera. (camera action!!) Pertanyaan-pertanyaan: Jika BATU HITAM itu AWLOH, kenapa ditempatkan di luar Kaabah, bukan di dalamnya? Masih ingat dengan istilah “PENUNGGU KAABAH”? Bangsa Arab percaya bahwa awloh menjaga “RUMAH”-nya dengan cara berdiri di salah satu sudut rumahnya. Di samping itu, awloh tidak sendirian, dia juga dikawal oleh 8.888 jin, yang diberi nama “Huda Al-Fitiri”. Jadi, menempatkan batu “awloh” di luar, terutama di salah satu sudut bangunan Kaabah memiliki arti “MENJAGA” atau “MENUNGGUI RUMAHNYA”.
  • 15. Jika BATU HITAM yang ukurannya kecil itu AWLOH, bukankah ini bertentangan dengan konsep “ALLAHU-AKBAR”? Bangsa Arab tidak memandang ukuran fisiknya. Pengertian dari “akbar” di sini bukan menyatakan ukuran fisiknya, tapi kekuasaannya. Bangsa Arab meyakini, walaupun awloh “seukuran batu” namun kekuasaannya meliputi seluruh alam semesta. Itulah kenapa ada mitos “ALLAHU-AKBAR”. Muhammad sendiri memahami konsep tersebut, seperti terlihat dari hadist berikut ini: Hadis Bukhari, Volume 2, Book 26, Number 697: Diriwayatkan oleh Ibn Abbas: Rasul Allah melakukan Tawaf (kabah) dengan naik unta (saat itu kaki nabi sedang terluka). Ketika sampai ke sudut (yang ada batu hitam) dia menunjuk ke arah batu itu memakai sesuatu pada tangannya dan berkata, “Allahu-Akbar.” Jika BATU HITAM itu awloh, kenapa Muhammad tidak berterus-terang menulis dalam Qurannya kalau awloh itu berwujud batu? Walaupun bangsa Arab itu primitif, namun mereka tidak bodoh-bodoh amat. Mereka juga dekat dan berinteraksi dengan agama-agama lain, terutama dengan agama-agama kitab seperti Yahudi dan Nasrani. Tentu saja bangsa Arab akan merasa malu bila sampai dunia tahu kalau awloh itu cuma sebuah batu. Walau begitu, mereka tetap tidak bisa menyembunyikan identitas awloh sembahan mereka itu sebagai batu secara sempurna. Mereka masih menyebut awloh sebagai “DZAT” (benda wujud). Bangsa Arab menganggap Tuhan itu “DZAT” yang unique, distinct dan absolut (berbeda sendiri, tidak ada yang menyamai bentuknya, dan tidak bisa berubah wujud), karena memang seperti itulah hakikat BATU HITAM. Selain itu, penyebutan awloh sebagai tauhid juga mengarah pada identitas kebendaan (tunggal secara bendawi). Apa Hubungan SABIT dengan BATU HITAM? Sabit adalah simbol dewa bulan. Orang-orang kuno di Mesopotamia menyembah bulan sabit sebagai Tuhan, dan mewujudkannya dalam bentuk patung manusia (Hubal). Di Ka’bah juga terdapat Patung Hubal, sebagai salah satu di antara 360 berhala. Tapi, walau suku Quraish Jahiliyah sama-sama menyembah Dewa Bulan, namun mereka tidak memakai patung Hubal sebagai perwujudannya, melainkan sebuah BATU HITAM “HAJARUL ASWAD”. Jadi, Patung Hubal adalah dewa bulannya suku lain di Arab, sementara BATU HITAM adalah dewa bulannya suku Quraish. Ketika Muhammad berhasil menaklukkan Mekkah, dia menyingkirkan berhala-berhala lain, termasuk patung dewa bulan “Hubal” itu. Patung Hubal dia
  • 16. singkirkan, karena patung Hubal itu bukan sesembahan bani Quraish, walau sama-sama diklaim oleh suku lain sebagai Dewa Bulan. Sama-sama Dewa Bulan, tapi bentuknya beda, dan namanya pun juga beda. Bisa jadi, di dalam Ka’bah masih ada lagi Dewa Bulan-Dewa Bulan lain dengan bentuknya masing-masing sesuai dengan keinginan suku pemiliknya. Nama “Allah” adalah eksklusif milik suku Quraish Mekkah, dan tidak diterapkan pada patung lain, kecuali BATU HITAM itu. Dan Muhammad masih memakai simbol sabit, karena sabit adalah identitas bagi BATU HITAM, untuk menegaskan bahwa BATU HITAM itulah Dewa Bulan yang sesungguhnya, bukan patung-patung yang lain. Gbr. Batu Hitam “Hajar Aswad/Syahwat” Hal ini juga seperti mengisyaratkan bahwa surga pria terletak di selangkangan para wanita. Sesungguhnya apabila kamu berSyahwat, maka Hajarlah/lampiaskanlah ke wanita. itulah mengapa dimasa hidupnya Muhammad bergelar “Playboy cap Onta” Bila Awloh itu Berhala, kenapa Muhammad tidak pernah merasa menyembah Berhala? Bagi orang Arab primitif, berhala itu wujudnya makhluk, seperti misalnya: wujud manusia atau wujud hewan. Bila bentuknya batu (tidak menyerupai apapun), maka dianggap bukan berhala. Muhammad akan sangat murka bila sesembahannya diserupakan dengan apapun. Allah taala dewa bulan itu absolut, unique dan distinct.
  • 17. Tak ada yang menyamai bentuknya, sangat unik dan berbeda dari ciptaannya, serta tidak akan pernah berubah wujud sampai kapan pun walau untuk sementara waktu (absolut secara kebendaan). Banyak ayat-ayat Quran yang dia karang yang isinya melarang pengikutnya menyerupakan awloh dengan makhluk. Muhammad benci pada patung, tapi cinta pada batu. Karena bagi Muhammad, batu yang tak berbentuk atau tidak menyerupai apapun di muka bumi bukanlah patung (berhala). Bila Arab penyembah bulan, kenapa tidak ada ritual menyembah bulan secara langsung? Orang Jepang penganut agama Shinto, walau mereka menyembah Matahari, tapi mereka tidak menjalankan ritual-ritual yg secara menyolok mengarah langsung pd pemujaan Matahari, karena Sang Dewa sudah dialihkan ke dalam atribut lain, seperti berupa patung atau jimat-jimat. Demikian pula Arab. Mereka tidak menunjukkan ritual pemujaan yg langsung mengarah pada bulan di langit, karena Sang Dewa sudah dialihkan ke bentuk batu bernama Hajar Aswad. Jadi, persembahyangan mereka ditujukan tidak lagi terhadap bulan di langit, tapi kepada batu tersebut. Kenapa terjadi pengaburan? Apakah ini bertujuan untuk mengelabuhi orang lain supaya tidak kentara kalau mereka sesungguhnya penyembah benda-benda langit? Salah satu alasannya bisa begitu, karena perkembangan informasi antar agama dan kemajuan Iptek membuat mereka merasa malu kalau sampai diketahui dunia bahwa mereka adalah penyembah bulan. Jadi, sosok sesungguhnya yg mereka sembah dengan sengaja disamarkan. Muhammad pun dengan cerdiknya menutupi hal ini, seperti terlihat pada ayat berikut: QS 2:189 Mereka bertanya kepadamu tentang bulan sabit. Katakanlah: “Bulan sabit itu adalah tanda-tanda waktu bagi manusia dan (bagi ibadat) haji; Dan bukanlah kebajikan memasuki rumah-rumah dari belakangnya, akan tetapi kebajikan itu ialah kebajikan orang yang bertakwa. Dan masuklah ke rumah-rumah itu dari pintu-pintunya; dan bertakwalah kepada Allah agar kamu beruntung. Tetapi tetap saja dia tidak dapat menutupi hal ini secara sempurna, karena simbol itu, biar bagaimanapun, masih harus dipakai sebagai simbol “Tuhan”.
  • 18. Kenapa mula-mula sholat Islam diarahkan ke Yerusalem yang tidak ada BATU HITAM-nya? Itu tidak benar. Karena sholat mula-mula di Mekkah tidak mempunyai kiblat. Muslim bebas menghadap ke arah mana pun. Setelah hijrah ke Medinah, pada awal-awal interaksinya dengan orang Yahudi di kota itu, Muhammad menyamakan kiblat muslim dengan orang Yahudi, yaitu ke Yerusalem. Hal itu terjadi selama lebih kurang 17 bulan. Itu hanya trik awal Muhammad saja untuk menggaet orang-orang Yahudi Medinah agar tertarik dan bersedia masuk Islam jadi pengikutnya. Hadis Sahihu’l-Bukhari, Kitabu’l-Imam, vol. i. p. 18: Pada awalnya, sang Nabi memerintahkan sembahyang dengan Qibla ke arah Yerusalem selama enam belas atau tujuh belas bulan, dan dia senang ketika Mekkah menjadi arah Qibla. Ketika tahu orang-orang Yahudi tetap tidak bersimpati padanya dan tidak mau mengakuinya nabi, maka Muhammad menjadi sangat membenci umat itu, dan memutuskan untuk mengubah arah kiblat ke kotanya sendiri, yaitu Mekkah. Hal itu tampak dalam ayat-ayat Medinah tentang pemindahan kiblat yang dikarangnya: QS 2:143 Dan demikian (pula) Kami telah menjadikan kamu (umat Islam), umat yang adil dan pilihan agar kamu menjadi saksi atas (perbuatan) manusia dan agar Rasul (Muhammad) menjadi saksi atas (perbuatan) kamu. Dan Kami tidak menetapkan kiblat yang menjadi kiblatmu (sekarang) melainkan agar Kami mengetahui (supaya nyata) siapa yang mengikuti Rasul dan siapa yang membelot. Dan sungguh (pemindahan kiblat) itu terasa amat berat, kecuali bagi orang-orang yang telah diberi petunjuk oleh Allah; dan Allah tidak akan menyia-nyiakan imanmu. Sesungguhnya Allah Maha Pengasih lagi Maha Penyayang kepada manusia. QS 2:144 Sungguh Kami (sering) melihat mukamu menengadah ke langit, maka sungguh Kami akan memalingkan kamu ke kiblat yang kamu sukai. Palingkanlah mukamu ke arah Masjidil Haram. Dan dimana saja kamu berada, palingkanlah mukamu ke arahnya. Dan sesungguhnya orang-orang (Yahudi dan Nasrani) yang diberi Al Kitab (Taurat dan Injil) memang mengetahui, bahwa berpaling ke Masjidil Haram itu adalah benar dari Tuhannya; dan Allah sekali-kali tidak lengah dari apa yang mereka kerjakan. QS 2:149 Dan dari mana saja kamu keluar (datang), maka palingkanlah wajahmu ke arah Masjidil Haram, sesungguhnya ketentuan itu benar-benar sesuatu yang hak dari Tuhanmu. Dan Allah sekali-kali tidak lengah dari apa yang kamu kerjakan. QS 2:150 Dan dari mana saja kamu (keluar), maka palingkanlah wajahmu ke arah Masjidil Haram. Dan dimana saja kamu (sekalian) berada, maka palingkanlah wajahmu ke arahnya, agar tidak ada hujjah bagi manusia atas kamu, kecuali orang-orang yang zalim diantara mereka. Maka janganlah kamu takut kepada mereka dan
  • 19. takutlah kepada-Ku (saja). Dan agar Ku-sempurnakan nikmat-Ku atasmu, dan supaya kamu mendapat petunjuk. Apakah ALLAH adalah bagian dari PERSERIKATAN (KELOMPOK) 360 Berhala yang ada di Ka’bah? Itu benar sekali. Allah adalah salah satu dari 360 berhala yang bersembunyi di Ka’bah. Itulah kenapa, ada ayat-ayat seperti ini (mohon perhatikan baik-baik): QS 7:191 Apakah mereka mempersekutukan (Allah dengan) berhada-berhala yang tak dapat menciptakan sesuatupun? Sedangkan berhala-berhala itu sendiri buatan orang. QS 17:42 Katakanlah: “Jikalau ada tuhan-tuhan di samping-Nya, sebagaimana yang mereka katakan, niscaya tuhan-tuhan itu mencari jalan kepada Tuhan yang mempunyai ‘Arsy.” QS 22:26 “Dan (ingatlah), ketika Kami memberikan tempat kepada Ibrahim di tempat baitullah (dengan mengatakan): “Janganlah kamu memperserikatkan sesuatu pun dengan Aku (=awloh) dan sucikanlah rumah-Ku ini bagi orang-orang yang tawaf, dan orang-orang yang beribadah dan orang-orang yang rukuk dan sujud.” Ketika Muhammad menghancurkan berhala-berhala dari dalam Ka’bah, Muhammad menyisakan HAJAR ASWAD. Kenapa? Karena HAJAR ASWAD itulah ALLAH. (Perhatikan kembali ayat-ayat di atas, sebagai pedoman Muhammad untuk melegalkan sepak terjangnya). Betapakah seorang nabi sangat pandai bersilat lidah? Kalau awloh bukan salah satu dari 360 berhala, mengapa ada ayat-ayat di atas? Dan kenapa HAJAR ASWAD tidak turut dimusnahkan?
  • 20. HAJAR ASWAD = ALLAH. Hajar aswad sekedar nama samaran, sedangkan ALLAH adalah nama yang sesungguhnya. Arab-arab itu licik, mereka tidak ingin agamanya ditertawakan oleh umat agama Samawi, jadi mereka perlu bersekongkol untuk menipu dunia dan berusaha mengaburkan sosok awloh yang sesungguhnya. Tapi, mereka tetap tidak bisa menutupinya secara sempurna. Lihat, apa yang diperbuat Muhammad terhadap HAJAR ASWAD: Muwatta, Book 20, Number 20.33.113: Yahya bercerita padaku dari Malik apa yang dia dengar bahwa ketika Rasul Allah SAW telah selesai Tawaf Kabah, sholat dua rokaat, dan ingin berangkat ke Safa dan Marwa, dia akan memberi hormat ke sudut tempat Batu Hitam berada sebelum berangkat. Hadis Bukhari, Volume 2, Book 26, Number 697: Diriwayatkan oleh Ibn Abbas: Rasul Allah melakukan Tawaf (kabah) dengan naik unta (saat itu kaki nabi sedang terluka). Ketika sampai ke sudut (yang ada batu hitam) dia menunjuk kearah batu itu memakai sesuatu pada tangannya dan berkata, “Allahu-Akbar.” Apakah Muhammad pernah hormat kepada Ka’bah? TIDAK PERNAH. Apakah Muhammad pernah menunjuk ke arah Ka’bah, lalu berseru: “ALLAHU-AKBAR”? TIDAK PERNAH. Hadis Muslim, Book 007, Number 2907: Salim melaporkan atas otoritas ayahnya bahwa Rasul Allah tidak menyentuh sudut manapun dari Kabah, kecuali sudut Hitam (yang ada Batu Hitam terpasang) dan bagian kecil di dekatnya, yang mengarah ke arah rumah2 suku Jumuhi. Kalau masih ada orang yang menyangka Ka’bah itulah ALLAH, ini salah. Karena HAJAR ASWAD itulah ALLAH YANG SEBENARNYA. Abu Dawud, Book 10, Number 1813: Diriwayatkan Abdullah ibn Abbas: Nabi (pbuh) berkata: Orang yang melakukan umrah harus berteriak talbiyah sampai dia menyentuh Batu Hitam. Jadi Talbiyah, adalah seruan-seruan terhadap awloh? “Kami penuhi penggilan-Mu, kami penuhi panggilan-Mu, kami penuhi panggilan-Mu, tiada sekutu bagi-Mu, kami penuhi panggilan-Mu. Sesungguhnya segala puji dan kenikmatan bagi-Mu, dan kerajaan (bagi-Mu) tiada sekutu bagi-Mu.” Muhammad tidak saja menghormat dan meneriaki Hajar Aswad sebagai “allah yang maha akbar”, tapi juga menyentuh, mengelus dan menciumnya, ibarat seorang pemuja jimat yang sangat cinta pada jimatnya.
  • 21. Abu Dawud, Book 10, Number 1884: Diriwayatkan Abdullah ibn Abbas: Nabi (pbuh) menjepit jubah pada ketiak kanannya dengan ujung jubah itu ada pada bahu kirinya, dan menyentuh sudut (batu hitam), lalu meneriakkan “Allahu-Akbar” dan berjalan dengan bangganya mengelilingi Kabah tiga kali. Ketika mereka (para sahabat) mencapai sudut Yaman, dan menghilang dari mata orang Quraish, mereka berjalan seperti biasa; ketika muncul dihadapan mereka mereka berjalan dengan gagah dan langkah yang cepat. Dengan itu kaum Quraish berkata: Mereka seperti rusa (yang sedang lompat). Ibn Abbas berkata: oleh karena itu hal ini lalu menjadi Sunnah (suri tauladan Nabi). Hadis Bukhari Volume 2, Book 26, Number 673: Dikisahkan oleh Salim bahwa ayahnya berkata: Aku melihat Rasul Allah tiba di Mekah; mula2 dia mencium batu hitam (hajar aswad) ketika akan melakukan tawaf dan berlari-lari kecil di tiga putaran (tawaf) pertama dari tujuh kali putaran (tawaf). Gbr. Ritual Pagan Islam Kumpulan manusia berbaju putih menyembah dan mencium ke batu berhala “Hajar Aswad” Bagaikan kumpulan sperma yang hendak mencari kehidupan di dalam rahim wanita “Vagina Syahwat”