2. Product Market Fit
sebuah kondisi ketika produk yang Anda miliki
menemukan pasarnya, dibeli dengan volume yang
cukup tinggi, dapat memberikan kepuasan, dan
'dipasarkan' oleh pelanggan melalui word of mouth dan
rekomendasi yang diberikan pada orang lain
4. PRODUK GAGAL
Produk tidak memenuhi kebutuhan pelanggan
dengan cara yang lebih baik daripada
alternatif lain.
Solusi: Product-Market Fit
Produk yang menciptakan nilai pelanggan
yang signifikan.
Produk yang memenuhi kebutuhan nyata
pelanggan dan melakukannya dengan cara
yang lebih baik daripada alternatifnya.
Produk yang menguntungkan.
6. 1. Target Customer
Siapa target customer yang ingin Anda incar? Saat memulai bisnis startup, Anda memang bisa
memulainya dari mana saja. Namun dengan memulainya dari target customer, peluang untuk
sukses relatif lebih besar. Itulah kenapa target customer menjadi komponen pertama dalam
product market fit pyramid.
Anda bisa menggunakan segmentasi pasar untuk menentukan target customer secara lebih
spesifik. Misalnya apakah target pasar Anda masuk dalam kelas ekonomi menengah ke atas
atau menengah ke bawah, nantinya hal tersebut akan banyak membantu dalam strategi
pengembangan startup.
2. Underserved Needs
Setelah menentukan target customer, selanjutnya pahami apa yang mereka butuhkan dan apa
yang bisa Anda lakukan untuk menjawab kebutuhan tersebut. Perlu diingat, bisnis pada
dasarnya adalah memberi solusi kepada banyak orang.
Jika produk yang Anda kembangkan tidak menyelesaikan masalah yang nyata, tidak akan ada
orang yang mau menggunakannya. Nilai manfaat adalah hal paling mendasar dalam
mengembangkan sebuah produk. Saat mengembangkan sebuah startup, pastikan untuk selalu
mengingatnya.
7. 3. Value Proposition
Bagaimana produk Anda memenuhi kebutuhan pengguna dengan cara yang
berbeda dari produk-produk lain yang sudah ada, itulah value proposition. Makna
value proposition ini mirip seperti diferensiasi. Meski demikian, hal ini tidak hanya
bisa diartikan dengan membuat produk yang sama sekali berbeda dengan produk-
produk yang sudah ada.
Inti value proposition adalah fokus untuk menjadi lebih baik. Meski solusi yang Anda
tawarkan mirip dengan kompetitor, jika bisa membuatnya lebih baik, entah itu lebih
baik dari segi kemudahan atau harga, orang pasti akan melirik.
4. Feature Set
Fitur apa saja yang akan Anda hadirkan dalam produk yang dibuat? Sebelum mulai
mengembangkan sebuah produk, pastikan untuk menentukan fitur set untuk MVP
(Minimum Viable Product) terlebih dahulu. Saat menentukan fitur set, fokus saja
pada nilai-nilai yang paling fundamental, yakni fitur yang benar-benar dibutuhkan
dan diinginkan oleh pelanggan.
Jangan menghabiskan terlalu banyak waktu pada fitur yang belum tentu dibutuhkan
atau justru tidak dibutuhkan oleh pengguna. Selain membuang-buang waktu, hal
tersebut juga hanya akan menghabiskan sumber daya yang ada.
8. 5. UX
Setelah menentukan feature set, tahap berikutnya adalah
merealisasikan set fitur tersebut menjadi MVP (Minimum Viable
Product). Dalam membuat MVP, Anda tidak harus membuatnya
layaknya produk final. Fokus utama di sini adalah membuat produk
awal dengan fitur-fitur paling fundamental. Meski sederhana, MVP
harus sudah bisa memberikan user experience yang sesuai dengan
value proposition. Setelah MVP selesai dibuat, pastikan untuk
mengujicobakannya pada pengguna. Untuk menjamin
keberlangsungan bisnis startup, Anda harus bisa mencetak
penjualan atau keuntungan. Namun jika tidak ada yang mau
membayar untuk produk yang Anda kembangkan, hal tersebut jelas
tidak mungkin bisa diwujudkan. Di sinilah peran penting product
market fit. Dengan mencapai product market fit, kelangsungan
startup akan lebih terjamin.
9. Lean Product Process
Lean Product Process merupakan
proses yang diperuntukan Product
Manager untuk mempermudah,
memperjelas, menguji coba, dan
merevisi hipotesis-hipotesis di tiap
lapis piramid Product Market Fit
11. product manager adalah suatu profesi yang
bertugas untuk melakukan pengembangan
produk dan bertanggung jawab atas
keberhasilan produk tersebut. Profesi ini
memiliki tujuan untuk memaksimalkan
penjualan serta pendapatan lewat produk-
produk yang telah dikembangka
12.
13. Seperti yang sudah diketahui, banyak bisnis yang tidak mampu berkembang karena tidak mampu
mencapai PMF. Ketidakmampuan tersebut disebabkan karena banyak pelaku bisnis yang tidak
memahami dengan baik setiap proses dalam mencapai PMF. Selain mewakili pasar dan produk,
piramida PMF juga terbagi atas 2 hal yang tidak kalah penting, yaitu problem space dan solution
space. Problem space merupakan area di mana Anda bisa belajar lebih mengenal tentang target
konsumen Anda dan proses identify problem dihadapi. Problem space akan membantu Anda
dalam menentukan produk seperti apa yang perlu Anda buat, dan fitur serta fungsi apa saja yang
perlu dimiliki oleh produk Anda.
Pada dasarnya, problem space adalah pondasi dari solution space. Mempelajari kebutuhan
konsumen bukanlah pekerjaan yang sederhana. Prosesnya butuh kesabaran dan waktu. Agar
efektif, Anda memerlukan keterampilan yang membuat Anda memenangkan kepercayaan
konsumen dan kerja sama mereka. Dengan memiliki gambaran jelas mengenai problem space,
Anda juga akan paham betul soal siapa saja kompetitor-kompetitor di pasar, dan dengan cara
bagaimana bisa memenuhi kebutuhan konsumen.
Yang kedua adalah solution space yang merupakan area yang menentukan apakah produk Anda
benar-benar bisa menjadi solusi. Tim produk akan memiliki peran penting pada area ini untuk
merumuskan apa saja fitur dan fungsi penting yang harus dimiliki produk. Selain itu, pada area ini
customer feedback juga menjadi faktor penting dalam menentukan pengembangan produk.
14. Problem Space Masalah, kebutuhan, atau
manfaat pelanggan/pengguna
yang harus ditangani oleh produk/layanan
Persyaratan
Produk/layanan
Contoh:
“alat tulis yang bekerja di gravitasi nol”
15. Solution Space
Implementasi khusus untuk memenuhi
kebutuhan atau persyaratan produk
Contoh:
o NASA: Pena Luar Angkasa
o Rusia : Pensil