SlideShare a Scribd company logo
1 of 24
DIAGRAM TANGGA 
4.1 Pengenalan 
Pengontrol Programmable biasanya diprogramkan dalam 
diagram tangga ( atau " relay diagram") dimana tak lain 
hanya suatu penyajian untai elektrik simbolis. Lambang 
terpilih serupa dengan lambang untai listrik, dan ini 
memudahkan Teknisi Listrik untuk beralih ke PLC. 
Teknisi yang belum pernah melihat PLC-pun dapat 
memahami diagram tangga. 
4.2 Diagram tangga 
Ada beberapa bahasa dirancang untuk komunikasi 
pemakai dengan PLC, diantara bahasa tersebut diagram 
tangga adalah yang paling populer. Diagram tangga 
terdiri dari satu garis tegak yang ditemukan pada sisi 
kiri , dan garis bercabang yang menuju sebelah kanan. 
Garis pada sisi kiri disebut " bus bar", dan garis yang 
bercabang di sebelah kanan adalah garis instruksi. 
Kondisi-Kondisi yang mendorong kearah instruksi 
diposisikan di tepi diagram sepanjang garis instruksi. 
Kombinasi logika dari kondisi-kondisi ini menentukan 
kapan dan bagaimana instruksi pada sisi kanan akan 
dieksekusi.
Unsur-Unsur dasar suatu relay diagram dapat 
dilihat di gambar berikut . 
Kebanyakan instruksi memerlukan sedikitnya 
satu operand, dan sering juga lebih dari satu. 
Operand dapat menempati beberapa memori, satu bit 
memori, atau beberapa nilai numerik. Di dalam 
contoh di atas, operand adalah bit 0 yang 
menempati memori IR000. Didalam suatu kasus 
manakala kita ingin memproklamirkan sebuah 
konstanta sebagai suatu operand, tanda # 
digunakan di bawah penulisan angka ( agar 
compiler mengetahui ini merupakan suatu konstanta 
dan bukan alamat.)
Berdasarkan pada Gambar di atas, satu hal yang 
perlu dicatat bahwa diagram tangga terdiri dari 
dua komponen dasar: bagian kiri yang juga disebut 
bagian bersyarat, dan bagian kanan yang 
berisikan instruksi. Manakala suatu kondisi 
dipenuhi, maka instruksi dieksekusi. 
Gambar di atas menghadirkan contoh dari suatu 
diagram tangga di mana relay diaktipkan didalam 
PLC manakala isyarat muncul jalur masukan 00. 
Pasangan Garis tegak disebut kondisi-kondisi. 
Masing-masing kondisi didalam diagram tangga 
mempunyai status nilai Pon atau OFF, tergantung 
pada status bit yang disematkan ke konsisi 
tersebut. Dalam hal ini, bit juga secara phisik 
muncul dalam bentuk jalur masukan terminal 
sekrup PLC. Jika suatu saklar dipasangkan pada 
terminal sekrup yang bersesuaian, kita dapat 
mengubah status bit dari logika satu ke status 
logika nol, dan
sebaliknya. Status logika 1 pada umumnya disebut 
sebagai “ON” , dan status logika nol sebagai OFF. 
Sisi kanan diagram tangga merupakan instruksi yang 
dieksekusi jika kondisi sisi kiri dipenuhi. Terdapat 
beberapa jenis instruksi yang bisa dengan mudah dibagi 
menjadi instruksi kompleks dan instruksi sederhana. 
Contoh dari suatu instruksi sederhana adalah pengaktifan 
beberapa bit di dalam lokasi memori.Dalam contoh di 
atas, bit ini mempunyai konotasi phisik sebab bit ini 
dihubungkan dengan suatu relay di dalam PLC. Manakala 
CPU mengaktipkan salah satu bit dari empat bit awal pada 
word IR010, kontak relay pindah dan menghubungkan jalur 
masukan yang terkait dengannya. Dalam hal ini, terdapat 
jalur yang dihubungkan ke terminal skrup dengan tanda 00 
dan jalur lainnya ke terminal skrup COM. 
4.3 Kontak Normaly Open dan Normaly Close 
Karena kita sering bertemu konsep " Normally Open( 
secara normal terbuka)" dan " Normally Closed (secara 
normal tertutup)" didalam lingkungan industri, adalah 
penting bagi mengetahui dua konsep tersebut. Kedua 
terminologi ini berlaku untuk istilah seperti kontak, 
masukan, keluaran, dan lain lain ( semua kombinasi
mempunyai maksud yang sama apakah kita 
berbicara tentang masukan, keluaran, kontak atau 
apa selain itu). 
Prinsipnya cukup sederhana, saklar Normally 
open tidak akan menghantarkan listrik (jadi 
posisi kontaknya dalam keadaan membuka) sampai 
saklar itu ditekan, dan saklar normally closed 
akan terus menghantarkan listrik sampai saklar 
itu ditekan. Contoh baik untuk kedua situasi ini 
adalah pada kasus bel pintu dan alarm rumah. Jika 
suatu saklar normally closed yang dipilih, bel 
akan bekerja secara terus menerus sampai 
seseorang menekan saklar itu. Dengan menekan 
saklar, kontak dibuka dan alir listrik ke arah 
bel diputus. Tentu saja, sistem yang dirancang 
tidak akan seperti ini. Pilihan yang lebih baik 
pasti adalah saklar normally open . Dengan cara 
ini bel tidak akan bekerja sampai seseorang 
menekan saklar.
Konsep normally open dan normally close 
juga berlaku pada sensor . Beberapa 
sensor dapat digunakan untuk merasakan 
kehadiran object phisik, mengukur 
dimensi atau jumlah. Sebagai contoh, 
salah satu jenis sensor dapat digunakan 
untuk mendeteksi kehadiran kotak pada 
ban berjalan (konveyor). Jenis lain 
dapat digunakan untuk mengukur dimensi 
phisik seperti panas, dan lain lain. 
Meski demikian, kebanyakan sensor 
bekerja sebagai saklar. Keluaran sensor 
ini dapat pada status ON atau OFF 
tergantung apa yang dirasakan sensor
Ambil sebagai contoh misalnya sebuah sensor 
yang didesain untuk merasakan kehadiran obyek 
metal manakala suatu obyek metal lewat didepan 
sensor tersebut. Guna tujuan ini kita dapat 
memakai sensor dengan kontak yang berupa normali 
open atau NO ataupun normalli closed atau NC. 
Jika diperlukan agar setaip barang yang lewat 
harus diinformasikan ke PLC maka sensor dengan 
kontak NO lebih cocok dipakai suatu sensor dengan 
suatu keluaran yang terbuka harus terpilih. 
Sensor ini akan ON setiap kali ada obyek metal 
yang lewat didepannya, PLC kemudian tinggal 
mengkalkulasi berapa kali NO tadi menutup , 
dengan begitu akan mengetahui berapa banyak 
object metal yang melewati sensor itu.
Gambar diatas memperlihatkan keja 
dari relay NO dan NC. Pertama-tama dua 
relay didefinsikan sebagai relay NO, 
dan dua relay lainnya didefinisikan 
sebagai relay NC. Semua relay akan 
bereaksi satu isyarat. Relay pertama ( 
00) mendapatkan isyarat dan akan segera 
menutup kontaknya (kondisi ini disebut 
sebagai kondisi aktif atau juga sering 
dikatakan relay sedang “energized”).
Relay kedua ( 01) tidak mendapat 
isyarat dan kontaknya tetap membuka. 
Relay ketiga ( 02) mendapat isyarat 
dan membuka ( karena relay ke 3 ini 
adalah relay NC) . Relay keempat ( 
03) tidak mendapat sehingga 
kontaknya tetap menutup (karena 
NC)..
Konsep " Normally open" dan " 
Normlly Closed" juga berlaku pada 
masukkan dari suatu PLC. Mari kita 
menggunakan contoh sebuah tombol 
sebagai masukan PLC. Masukkan sebuah 
tombol dapat digambarkan sebagai 
suatu masukan dengan kontak membuka 
atau menutup. Jika digambarkan 
sebagai suatu masukan dengan kontak 
terbuka, menekan tombol tadi akan 
mengeksekusi instruksi setelah 
kondisi penekanan ini. Dalam hal ini 
akan terjadi pengaktifan relay 00.
Jika masukan digambarkan sebagai 
suatu masukan dengan kontak yang 
tertutup, menekan tombol akan 
menyela eksekusi instruksi setelah 
kondisi itu. Dalam hal ini, ini akan 
menyebabkan tindakan menonaktifkan 
relay 00 ( relay adalah aktip sampai 
tombol ditekan). Kita dapat melihat 
gambaran di bawah ini bagaimana 
tombol dihubungkan, dan melihat 
relay diagram dalam kedua kasus 
tersebut.
Dalam dagram Ladder kondisi NC 
dan NO dibedakan dengan sebuah 
garis diagonal dalam lambangnya. Apa 
yang menentukan kondisi pelaksanaan 
instruksi adalah status bit yang 
dicantumkan dibawah masing-masing 
kondisi pada garis instruksi. 
Kondisi NO akan ON jika bit 
operandnya pada status ON, atau 
statusnya akan OFF jika bit 
operandnya juga OFF. 
Kondisi NC akan pada status ON 
manakala bit operandnya OFF, atau 
akan berstatus OFF apabila status 
bit operandnya ON.
Manakala memprogram sebuah diagram 
tangga, kombinasi logika dari NC dan 
NO sebelum instruksi akan menentukan 
apakah yang menyebabkan instruksi 
tersebut dieksekusi.Kondisi ini yang 
hanya dapat pada status ON atau OFF 
disebut sebagai kondisi pelaksanaan 
instruksi. Operand yang ditugaskan 
ke sembarang instruksi di dala relay 
diagram dapat berasal dari sembarang 
bit dari IR, SR, HR, AR, LR atau TC 
sektor. Hal ini berarti kondisi-kondisi 
dalam relay diagram dapat 
ditentukan oleh status Bit I/O, atau 
bit flag (bendera), bit operasional, 
timers/counters, dan lain lain
4.4 Contoh Ringkas 1 
Menggantikan relay 
Seperti telah disinggung 
diatas, bahwa awal mula PLC 
dimaksudkan untuk menggantikan 
relay. Sekarang kita akan 
mempelajari penggunaan PLC 
sebagai relai. Langkah pertama 
yang dilaukan adalah dengan 
membuat diagram ladder. Akan 
tetapi harus diingat bahwa PLC 
sebetulnya tiadaklah memahami 
ladder diagram, yang dipahami PLC 
adalah kode mnemoniknya, 
Untungnya sekarang tersedia 
banyak software yang mampu 
mengubah ladder diagram ke 
mnemonic code.
Langkah pertama- Kita harus 
menterjemahkan semua iterm yang 
dipakai ke dalam symbol yang 
dimengerti PLC. PLC tidak mengerti 
terminilogi seperti saklar, relay 
bell dan lain sebagainya. Tadi dia 
mengerti terminology input,output, 
koil,kontak dsb. PLC tidak perduli 
bentuk sesungguhnya dari piranti I/O 
tadi. PLC hanya mengerti kalau 
sesuatu itu merupakan input atau 
output
Pertama-tama kita ganti baterai 
dengan sebuah symbol , symbol ini 
sama untuk seluruh ladder diagram 
yaitu berupa bus bar yang bentuknya 
berupa dua garis vertical ,masing-masing 
terletak disisi kiri dan 
kanan dari ladder. Kita kadang-kadang 
dapat menanggap bar paling 
kiri merupakan bar tegangan + 
sedngkan bar paling kanan merupakan 
bar ground.Selanjutnya dapat 
dianggap arus mengalir dari kiri ke 
kanan (arus disini sebetulnya adalah 
logika).
Selanjutnya kita menyematkan 
symbol untuk inputnya.Dalam 
contoh sederhana ini ditampilkan 
sebuah system dengan sebuah 
masukan real yang berupa 
saklar.Kita mewakili saklar ini 
dengan symbol sebagai berikut:. 
A contact symbol 
Simbol diatas juga dapat dipakai 
untuk kontak sebuah relay.
Selanjutnya kita mewakili output dengan 
sebuah symbol juga. Dalam contoh ini 
kita hanya memkai satu output yaitu 
berupa bell. Bell nya itu sendiri 
tidaklah kita gambar, akan tetapi akan 
kita beri symbol sebagai berikut: 
A coil symbol 
Simbol diatas sebetulnya merupakan 
symbol koil, dimana bell tadi akan di 
drive oleh koil ini.
Langkah kedua- Kita harus 
memberitahu PLC dimana semua 
piranti I/O tadi kita letakkan. 
Hal ini berarti kita memberi 
alamat ke sluruh piranti I/O. 
Jadi kasusnya seperti layaknya 
sebuah kampong dimana setiap 
orang punya alamat posisi rumah 
guna mengakses orang tadi 
demikian juga PLC. Sayangnya 
untuk masalah pengalamatan, 
setiap PLC punya aturan sendiri 
sehingga dalam contoh ini kita 
anggap untuk masukan beralamat di 
0000 dan keluaran beralamat di 
500.
Langkah akhir- Dalam langkah akhir 
kita harus mengubah skematik kerja 
ke dalam urutan logika berdasarkan 
kejadian atau peristiwa.Dalam contoh 
kita ini didinginkan PLC membunyikan 
bell apabila ada seorang operator 
menekan tombol masukan. Hasil akhir 
dari konversi skematik dapat dilihat 
dalam ganbar berikut:
4.3 Contoh Ringkas 2 
Contoh di bawah menghadirkan 
sebuah program dasar. Contoh 
terdiri dari sebuah alat masukan 
dan satu alat keluaran yang 
dihubungkan ke keluaran PLC.Alat 
masukan berupa Tombol dan alat 
keluaran berupa bel. Bel disuplay 
melewati kontak relay 00 di 
kleuaran PLC . Masukan 000.00 
mewakili kondisi didalam 
pelaksanaan instruksi atas bit 
010.00.
Penekanan tombol akan memaksakan 
status OFF bit 000.00 dan pemenuhan 
kondisi untuk pengaktifan bit 010.00 
bit yang akan mengaktipkan bel. Agar 
program berfungsi dengan benar maka 
garis program yang lain dibutuhkan 
dengan instruksi END, hal ini akan 
mengakhiri program.
Gambar berikut melukiskan 
rencana koneksi untuk contoh 
ini.

More Related Content

Similar to Pertemuan2 ladder diagram d

KELOMPOK 5 PLC_PPT Konsep Internal Relay[1].pptx
KELOMPOK 5 PLC_PPT Konsep Internal Relay[1].pptxKELOMPOK 5 PLC_PPT Konsep Internal Relay[1].pptx
KELOMPOK 5 PLC_PPT Konsep Internal Relay[1].pptxQoryhimesama
 
Alat penyortir botol minum berbasis plc
Alat penyortir botol minum berbasis plcAlat penyortir botol minum berbasis plc
Alat penyortir botol minum berbasis plcDeva Saputra
 
Instalasi Motor Listrik Pertemuan 3 dan 4.pptx
Instalasi Motor Listrik Pertemuan 3 dan 4.pptxInstalasi Motor Listrik Pertemuan 3 dan 4.pptx
Instalasi Motor Listrik Pertemuan 3 dan 4.pptxfajrihakim4
 
Zelio Smart Relay.pptx
Zelio Smart Relay.pptxZelio Smart Relay.pptx
Zelio Smart Relay.pptxDickySuwanto1
 
Bacaan 2. komponen alat kontrol motor listrik
Bacaan 2. komponen alat kontrol motor listrikBacaan 2. komponen alat kontrol motor listrik
Bacaan 2. komponen alat kontrol motor listrikMisbahul Ilmi
 
Cara membaca multimeter bagian ii
Cara membaca multimeter bagian iiCara membaca multimeter bagian ii
Cara membaca multimeter bagian iiMuchsin Muchsin
 
Essay praktikum dasar teknik elektro
Essay praktikum dasar teknik elektroEssay praktikum dasar teknik elektro
Essay praktikum dasar teknik elektroIbrohim Ibrohim
 
Bab vi elektromagnetik
Bab vi elektromagnetikBab vi elektromagnetik
Bab vi elektromagnetikFaisal Kholili
 
gerbang logika dan transistor
gerbang logika dan transistor gerbang logika dan transistor
gerbang logika dan transistor staffpengajar
 
4 plc-dasar-dasar-pemrograman-new-6
4 plc-dasar-dasar-pemrograman-new-64 plc-dasar-dasar-pemrograman-new-6
4 plc-dasar-dasar-pemrograman-new-6Rendy Ardiwinata
 

Similar to Pertemuan2 ladder diagram d (20)

KELOMPOK 5 PLC_PPT Konsep Internal Relay[1].pptx
KELOMPOK 5 PLC_PPT Konsep Internal Relay[1].pptxKELOMPOK 5 PLC_PPT Konsep Internal Relay[1].pptx
KELOMPOK 5 PLC_PPT Konsep Internal Relay[1].pptx
 
Alat penyortir botol minum berbasis plc
Alat penyortir botol minum berbasis plcAlat penyortir botol minum berbasis plc
Alat penyortir botol minum berbasis plc
 
Ttl 2
Ttl 2Ttl 2
Ttl 2
 
Instalasi Motor Listrik Pertemuan 3 dan 4.pptx
Instalasi Motor Listrik Pertemuan 3 dan 4.pptxInstalasi Motor Listrik Pertemuan 3 dan 4.pptx
Instalasi Motor Listrik Pertemuan 3 dan 4.pptx
 
Ttl 1
Ttl 1Ttl 1
Ttl 1
 
Zelio Smart Relay.pptx
Zelio Smart Relay.pptxZelio Smart Relay.pptx
Zelio Smart Relay.pptx
 
Ttl 9
Ttl 9Ttl 9
Ttl 9
 
Ttl 7
Ttl 7Ttl 7
Ttl 7
 
Dasar Sistem kontrol
Dasar Sistem kontrolDasar Sistem kontrol
Dasar Sistem kontrol
 
Materi Relay.pdf
Materi Relay.pdfMateri Relay.pdf
Materi Relay.pdf
 
Relay.pptx
Relay.pptxRelay.pptx
Relay.pptx
 
Bacaan 2. komponen alat kontrol motor listrik
Bacaan 2. komponen alat kontrol motor listrikBacaan 2. komponen alat kontrol motor listrik
Bacaan 2. komponen alat kontrol motor listrik
 
Cara membaca multimeter bagian ii
Cara membaca multimeter bagian iiCara membaca multimeter bagian ii
Cara membaca multimeter bagian ii
 
K.O.N.T.A.K.T.O.R.pdf
K.O.N.T.A.K.T.O.R.pdfK.O.N.T.A.K.T.O.R.pdf
K.O.N.T.A.K.T.O.R.pdf
 
Essay praktikum dasar teknik elektro
Essay praktikum dasar teknik elektroEssay praktikum dasar teknik elektro
Essay praktikum dasar teknik elektro
 
1806068 ibrohim - pte a
1806068   ibrohim - pte a1806068   ibrohim - pte a
1806068 ibrohim - pte a
 
Dasar plc ( Ladder Language )
Dasar plc ( Ladder Language )Dasar plc ( Ladder Language )
Dasar plc ( Ladder Language )
 
Bab vi elektromagnetik
Bab vi elektromagnetikBab vi elektromagnetik
Bab vi elektromagnetik
 
gerbang logika dan transistor
gerbang logika dan transistor gerbang logika dan transistor
gerbang logika dan transistor
 
4 plc-dasar-dasar-pemrograman-new-6
4 plc-dasar-dasar-pemrograman-new-64 plc-dasar-dasar-pemrograman-new-6
4 plc-dasar-dasar-pemrograman-new-6
 

Pertemuan2 ladder diagram d

  • 1. DIAGRAM TANGGA 4.1 Pengenalan Pengontrol Programmable biasanya diprogramkan dalam diagram tangga ( atau " relay diagram") dimana tak lain hanya suatu penyajian untai elektrik simbolis. Lambang terpilih serupa dengan lambang untai listrik, dan ini memudahkan Teknisi Listrik untuk beralih ke PLC. Teknisi yang belum pernah melihat PLC-pun dapat memahami diagram tangga. 4.2 Diagram tangga Ada beberapa bahasa dirancang untuk komunikasi pemakai dengan PLC, diantara bahasa tersebut diagram tangga adalah yang paling populer. Diagram tangga terdiri dari satu garis tegak yang ditemukan pada sisi kiri , dan garis bercabang yang menuju sebelah kanan. Garis pada sisi kiri disebut " bus bar", dan garis yang bercabang di sebelah kanan adalah garis instruksi. Kondisi-Kondisi yang mendorong kearah instruksi diposisikan di tepi diagram sepanjang garis instruksi. Kombinasi logika dari kondisi-kondisi ini menentukan kapan dan bagaimana instruksi pada sisi kanan akan dieksekusi.
  • 2. Unsur-Unsur dasar suatu relay diagram dapat dilihat di gambar berikut . Kebanyakan instruksi memerlukan sedikitnya satu operand, dan sering juga lebih dari satu. Operand dapat menempati beberapa memori, satu bit memori, atau beberapa nilai numerik. Di dalam contoh di atas, operand adalah bit 0 yang menempati memori IR000. Didalam suatu kasus manakala kita ingin memproklamirkan sebuah konstanta sebagai suatu operand, tanda # digunakan di bawah penulisan angka ( agar compiler mengetahui ini merupakan suatu konstanta dan bukan alamat.)
  • 3. Berdasarkan pada Gambar di atas, satu hal yang perlu dicatat bahwa diagram tangga terdiri dari dua komponen dasar: bagian kiri yang juga disebut bagian bersyarat, dan bagian kanan yang berisikan instruksi. Manakala suatu kondisi dipenuhi, maka instruksi dieksekusi. Gambar di atas menghadirkan contoh dari suatu diagram tangga di mana relay diaktipkan didalam PLC manakala isyarat muncul jalur masukan 00. Pasangan Garis tegak disebut kondisi-kondisi. Masing-masing kondisi didalam diagram tangga mempunyai status nilai Pon atau OFF, tergantung pada status bit yang disematkan ke konsisi tersebut. Dalam hal ini, bit juga secara phisik muncul dalam bentuk jalur masukan terminal sekrup PLC. Jika suatu saklar dipasangkan pada terminal sekrup yang bersesuaian, kita dapat mengubah status bit dari logika satu ke status logika nol, dan
  • 4. sebaliknya. Status logika 1 pada umumnya disebut sebagai “ON” , dan status logika nol sebagai OFF. Sisi kanan diagram tangga merupakan instruksi yang dieksekusi jika kondisi sisi kiri dipenuhi. Terdapat beberapa jenis instruksi yang bisa dengan mudah dibagi menjadi instruksi kompleks dan instruksi sederhana. Contoh dari suatu instruksi sederhana adalah pengaktifan beberapa bit di dalam lokasi memori.Dalam contoh di atas, bit ini mempunyai konotasi phisik sebab bit ini dihubungkan dengan suatu relay di dalam PLC. Manakala CPU mengaktipkan salah satu bit dari empat bit awal pada word IR010, kontak relay pindah dan menghubungkan jalur masukan yang terkait dengannya. Dalam hal ini, terdapat jalur yang dihubungkan ke terminal skrup dengan tanda 00 dan jalur lainnya ke terminal skrup COM. 4.3 Kontak Normaly Open dan Normaly Close Karena kita sering bertemu konsep " Normally Open( secara normal terbuka)" dan " Normally Closed (secara normal tertutup)" didalam lingkungan industri, adalah penting bagi mengetahui dua konsep tersebut. Kedua terminologi ini berlaku untuk istilah seperti kontak, masukan, keluaran, dan lain lain ( semua kombinasi
  • 5. mempunyai maksud yang sama apakah kita berbicara tentang masukan, keluaran, kontak atau apa selain itu). Prinsipnya cukup sederhana, saklar Normally open tidak akan menghantarkan listrik (jadi posisi kontaknya dalam keadaan membuka) sampai saklar itu ditekan, dan saklar normally closed akan terus menghantarkan listrik sampai saklar itu ditekan. Contoh baik untuk kedua situasi ini adalah pada kasus bel pintu dan alarm rumah. Jika suatu saklar normally closed yang dipilih, bel akan bekerja secara terus menerus sampai seseorang menekan saklar itu. Dengan menekan saklar, kontak dibuka dan alir listrik ke arah bel diputus. Tentu saja, sistem yang dirancang tidak akan seperti ini. Pilihan yang lebih baik pasti adalah saklar normally open . Dengan cara ini bel tidak akan bekerja sampai seseorang menekan saklar.
  • 6. Konsep normally open dan normally close juga berlaku pada sensor . Beberapa sensor dapat digunakan untuk merasakan kehadiran object phisik, mengukur dimensi atau jumlah. Sebagai contoh, salah satu jenis sensor dapat digunakan untuk mendeteksi kehadiran kotak pada ban berjalan (konveyor). Jenis lain dapat digunakan untuk mengukur dimensi phisik seperti panas, dan lain lain. Meski demikian, kebanyakan sensor bekerja sebagai saklar. Keluaran sensor ini dapat pada status ON atau OFF tergantung apa yang dirasakan sensor
  • 7. Ambil sebagai contoh misalnya sebuah sensor yang didesain untuk merasakan kehadiran obyek metal manakala suatu obyek metal lewat didepan sensor tersebut. Guna tujuan ini kita dapat memakai sensor dengan kontak yang berupa normali open atau NO ataupun normalli closed atau NC. Jika diperlukan agar setaip barang yang lewat harus diinformasikan ke PLC maka sensor dengan kontak NO lebih cocok dipakai suatu sensor dengan suatu keluaran yang terbuka harus terpilih. Sensor ini akan ON setiap kali ada obyek metal yang lewat didepannya, PLC kemudian tinggal mengkalkulasi berapa kali NO tadi menutup , dengan begitu akan mengetahui berapa banyak object metal yang melewati sensor itu.
  • 8.
  • 9. Gambar diatas memperlihatkan keja dari relay NO dan NC. Pertama-tama dua relay didefinsikan sebagai relay NO, dan dua relay lainnya didefinisikan sebagai relay NC. Semua relay akan bereaksi satu isyarat. Relay pertama ( 00) mendapatkan isyarat dan akan segera menutup kontaknya (kondisi ini disebut sebagai kondisi aktif atau juga sering dikatakan relay sedang “energized”).
  • 10. Relay kedua ( 01) tidak mendapat isyarat dan kontaknya tetap membuka. Relay ketiga ( 02) mendapat isyarat dan membuka ( karena relay ke 3 ini adalah relay NC) . Relay keempat ( 03) tidak mendapat sehingga kontaknya tetap menutup (karena NC)..
  • 11. Konsep " Normally open" dan " Normlly Closed" juga berlaku pada masukkan dari suatu PLC. Mari kita menggunakan contoh sebuah tombol sebagai masukan PLC. Masukkan sebuah tombol dapat digambarkan sebagai suatu masukan dengan kontak membuka atau menutup. Jika digambarkan sebagai suatu masukan dengan kontak terbuka, menekan tombol tadi akan mengeksekusi instruksi setelah kondisi penekanan ini. Dalam hal ini akan terjadi pengaktifan relay 00.
  • 12. Jika masukan digambarkan sebagai suatu masukan dengan kontak yang tertutup, menekan tombol akan menyela eksekusi instruksi setelah kondisi itu. Dalam hal ini, ini akan menyebabkan tindakan menonaktifkan relay 00 ( relay adalah aktip sampai tombol ditekan). Kita dapat melihat gambaran di bawah ini bagaimana tombol dihubungkan, dan melihat relay diagram dalam kedua kasus tersebut.
  • 13. Dalam dagram Ladder kondisi NC dan NO dibedakan dengan sebuah garis diagonal dalam lambangnya. Apa yang menentukan kondisi pelaksanaan instruksi adalah status bit yang dicantumkan dibawah masing-masing kondisi pada garis instruksi. Kondisi NO akan ON jika bit operandnya pada status ON, atau statusnya akan OFF jika bit operandnya juga OFF. Kondisi NC akan pada status ON manakala bit operandnya OFF, atau akan berstatus OFF apabila status bit operandnya ON.
  • 14. Manakala memprogram sebuah diagram tangga, kombinasi logika dari NC dan NO sebelum instruksi akan menentukan apakah yang menyebabkan instruksi tersebut dieksekusi.Kondisi ini yang hanya dapat pada status ON atau OFF disebut sebagai kondisi pelaksanaan instruksi. Operand yang ditugaskan ke sembarang instruksi di dala relay diagram dapat berasal dari sembarang bit dari IR, SR, HR, AR, LR atau TC sektor. Hal ini berarti kondisi-kondisi dalam relay diagram dapat ditentukan oleh status Bit I/O, atau bit flag (bendera), bit operasional, timers/counters, dan lain lain
  • 15. 4.4 Contoh Ringkas 1 Menggantikan relay Seperti telah disinggung diatas, bahwa awal mula PLC dimaksudkan untuk menggantikan relay. Sekarang kita akan mempelajari penggunaan PLC sebagai relai. Langkah pertama yang dilaukan adalah dengan membuat diagram ladder. Akan tetapi harus diingat bahwa PLC sebetulnya tiadaklah memahami ladder diagram, yang dipahami PLC adalah kode mnemoniknya, Untungnya sekarang tersedia banyak software yang mampu mengubah ladder diagram ke mnemonic code.
  • 16. Langkah pertama- Kita harus menterjemahkan semua iterm yang dipakai ke dalam symbol yang dimengerti PLC. PLC tidak mengerti terminilogi seperti saklar, relay bell dan lain sebagainya. Tadi dia mengerti terminology input,output, koil,kontak dsb. PLC tidak perduli bentuk sesungguhnya dari piranti I/O tadi. PLC hanya mengerti kalau sesuatu itu merupakan input atau output
  • 17. Pertama-tama kita ganti baterai dengan sebuah symbol , symbol ini sama untuk seluruh ladder diagram yaitu berupa bus bar yang bentuknya berupa dua garis vertical ,masing-masing terletak disisi kiri dan kanan dari ladder. Kita kadang-kadang dapat menanggap bar paling kiri merupakan bar tegangan + sedngkan bar paling kanan merupakan bar ground.Selanjutnya dapat dianggap arus mengalir dari kiri ke kanan (arus disini sebetulnya adalah logika).
  • 18. Selanjutnya kita menyematkan symbol untuk inputnya.Dalam contoh sederhana ini ditampilkan sebuah system dengan sebuah masukan real yang berupa saklar.Kita mewakili saklar ini dengan symbol sebagai berikut:. A contact symbol Simbol diatas juga dapat dipakai untuk kontak sebuah relay.
  • 19. Selanjutnya kita mewakili output dengan sebuah symbol juga. Dalam contoh ini kita hanya memkai satu output yaitu berupa bell. Bell nya itu sendiri tidaklah kita gambar, akan tetapi akan kita beri symbol sebagai berikut: A coil symbol Simbol diatas sebetulnya merupakan symbol koil, dimana bell tadi akan di drive oleh koil ini.
  • 20. Langkah kedua- Kita harus memberitahu PLC dimana semua piranti I/O tadi kita letakkan. Hal ini berarti kita memberi alamat ke sluruh piranti I/O. Jadi kasusnya seperti layaknya sebuah kampong dimana setiap orang punya alamat posisi rumah guna mengakses orang tadi demikian juga PLC. Sayangnya untuk masalah pengalamatan, setiap PLC punya aturan sendiri sehingga dalam contoh ini kita anggap untuk masukan beralamat di 0000 dan keluaran beralamat di 500.
  • 21. Langkah akhir- Dalam langkah akhir kita harus mengubah skematik kerja ke dalam urutan logika berdasarkan kejadian atau peristiwa.Dalam contoh kita ini didinginkan PLC membunyikan bell apabila ada seorang operator menekan tombol masukan. Hasil akhir dari konversi skematik dapat dilihat dalam ganbar berikut:
  • 22. 4.3 Contoh Ringkas 2 Contoh di bawah menghadirkan sebuah program dasar. Contoh terdiri dari sebuah alat masukan dan satu alat keluaran yang dihubungkan ke keluaran PLC.Alat masukan berupa Tombol dan alat keluaran berupa bel. Bel disuplay melewati kontak relay 00 di kleuaran PLC . Masukan 000.00 mewakili kondisi didalam pelaksanaan instruksi atas bit 010.00.
  • 23. Penekanan tombol akan memaksakan status OFF bit 000.00 dan pemenuhan kondisi untuk pengaktifan bit 010.00 bit yang akan mengaktipkan bel. Agar program berfungsi dengan benar maka garis program yang lain dibutuhkan dengan instruksi END, hal ini akan mengakhiri program.
  • 24. Gambar berikut melukiskan rencana koneksi untuk contoh ini.