1. DIAGRAM TANGGA
4.1 Pengenalan
Pengontrol Programmable biasanya diprogramkan dalam
diagram tangga ( atau " relay diagram") dimana tak lain
hanya suatu penyajian untai elektrik simbolis. Lambang
terpilih serupa dengan lambang untai listrik, dan ini
memudahkan Teknisi Listrik untuk beralih ke PLC.
Teknisi yang belum pernah melihat PLC-pun dapat
memahami diagram tangga.
4.2 Diagram tangga
Ada beberapa bahasa dirancang untuk komunikasi
pemakai dengan PLC, diantara bahasa tersebut diagram
tangga adalah yang paling populer. Diagram tangga
terdiri dari satu garis tegak yang ditemukan pada sisi
kiri , dan garis bercabang yang menuju sebelah kanan.
Garis pada sisi kiri disebut " bus bar", dan garis yang
bercabang di sebelah kanan adalah garis instruksi.
Kondisi-Kondisi yang mendorong kearah instruksi
diposisikan di tepi diagram sepanjang garis instruksi.
Kombinasi logika dari kondisi-kondisi ini menentukan
kapan dan bagaimana instruksi pada sisi kanan akan
dieksekusi.
2. Unsur-Unsur dasar suatu relay diagram dapat
dilihat di gambar berikut .
Kebanyakan instruksi memerlukan sedikitnya
satu operand, dan sering juga lebih dari satu.
Operand dapat menempati beberapa memori, satu bit
memori, atau beberapa nilai numerik. Di dalam
contoh di atas, operand adalah bit 0 yang
menempati memori IR000. Didalam suatu kasus
manakala kita ingin memproklamirkan sebuah
konstanta sebagai suatu operand, tanda #
digunakan di bawah penulisan angka ( agar
compiler mengetahui ini merupakan suatu konstanta
dan bukan alamat.)
3. Berdasarkan pada Gambar di atas, satu hal yang
perlu dicatat bahwa diagram tangga terdiri dari
dua komponen dasar: bagian kiri yang juga disebut
bagian bersyarat, dan bagian kanan yang
berisikan instruksi. Manakala suatu kondisi
dipenuhi, maka instruksi dieksekusi.
Gambar di atas menghadirkan contoh dari suatu
diagram tangga di mana relay diaktipkan didalam
PLC manakala isyarat muncul jalur masukan 00.
Pasangan Garis tegak disebut kondisi-kondisi.
Masing-masing kondisi didalam diagram tangga
mempunyai status nilai Pon atau OFF, tergantung
pada status bit yang disematkan ke konsisi
tersebut. Dalam hal ini, bit juga secara phisik
muncul dalam bentuk jalur masukan terminal
sekrup PLC. Jika suatu saklar dipasangkan pada
terminal sekrup yang bersesuaian, kita dapat
mengubah status bit dari logika satu ke status
logika nol, dan
4. sebaliknya. Status logika 1 pada umumnya disebut
sebagai “ON” , dan status logika nol sebagai OFF.
Sisi kanan diagram tangga merupakan instruksi yang
dieksekusi jika kondisi sisi kiri dipenuhi. Terdapat
beberapa jenis instruksi yang bisa dengan mudah dibagi
menjadi instruksi kompleks dan instruksi sederhana.
Contoh dari suatu instruksi sederhana adalah pengaktifan
beberapa bit di dalam lokasi memori.Dalam contoh di
atas, bit ini mempunyai konotasi phisik sebab bit ini
dihubungkan dengan suatu relay di dalam PLC. Manakala
CPU mengaktipkan salah satu bit dari empat bit awal pada
word IR010, kontak relay pindah dan menghubungkan jalur
masukan yang terkait dengannya. Dalam hal ini, terdapat
jalur yang dihubungkan ke terminal skrup dengan tanda 00
dan jalur lainnya ke terminal skrup COM.
4.3 Kontak Normaly Open dan Normaly Close
Karena kita sering bertemu konsep " Normally Open(
secara normal terbuka)" dan " Normally Closed (secara
normal tertutup)" didalam lingkungan industri, adalah
penting bagi mengetahui dua konsep tersebut. Kedua
terminologi ini berlaku untuk istilah seperti kontak,
masukan, keluaran, dan lain lain ( semua kombinasi
5. mempunyai maksud yang sama apakah kita
berbicara tentang masukan, keluaran, kontak atau
apa selain itu).
Prinsipnya cukup sederhana, saklar Normally
open tidak akan menghantarkan listrik (jadi
posisi kontaknya dalam keadaan membuka) sampai
saklar itu ditekan, dan saklar normally closed
akan terus menghantarkan listrik sampai saklar
itu ditekan. Contoh baik untuk kedua situasi ini
adalah pada kasus bel pintu dan alarm rumah. Jika
suatu saklar normally closed yang dipilih, bel
akan bekerja secara terus menerus sampai
seseorang menekan saklar itu. Dengan menekan
saklar, kontak dibuka dan alir listrik ke arah
bel diputus. Tentu saja, sistem yang dirancang
tidak akan seperti ini. Pilihan yang lebih baik
pasti adalah saklar normally open . Dengan cara
ini bel tidak akan bekerja sampai seseorang
menekan saklar.
6. Konsep normally open dan normally close
juga berlaku pada sensor . Beberapa
sensor dapat digunakan untuk merasakan
kehadiran object phisik, mengukur
dimensi atau jumlah. Sebagai contoh,
salah satu jenis sensor dapat digunakan
untuk mendeteksi kehadiran kotak pada
ban berjalan (konveyor). Jenis lain
dapat digunakan untuk mengukur dimensi
phisik seperti panas, dan lain lain.
Meski demikian, kebanyakan sensor
bekerja sebagai saklar. Keluaran sensor
ini dapat pada status ON atau OFF
tergantung apa yang dirasakan sensor
7. Ambil sebagai contoh misalnya sebuah sensor
yang didesain untuk merasakan kehadiran obyek
metal manakala suatu obyek metal lewat didepan
sensor tersebut. Guna tujuan ini kita dapat
memakai sensor dengan kontak yang berupa normali
open atau NO ataupun normalli closed atau NC.
Jika diperlukan agar setaip barang yang lewat
harus diinformasikan ke PLC maka sensor dengan
kontak NO lebih cocok dipakai suatu sensor dengan
suatu keluaran yang terbuka harus terpilih.
Sensor ini akan ON setiap kali ada obyek metal
yang lewat didepannya, PLC kemudian tinggal
mengkalkulasi berapa kali NO tadi menutup ,
dengan begitu akan mengetahui berapa banyak
object metal yang melewati sensor itu.
8.
9. Gambar diatas memperlihatkan keja
dari relay NO dan NC. Pertama-tama dua
relay didefinsikan sebagai relay NO,
dan dua relay lainnya didefinisikan
sebagai relay NC. Semua relay akan
bereaksi satu isyarat. Relay pertama (
00) mendapatkan isyarat dan akan segera
menutup kontaknya (kondisi ini disebut
sebagai kondisi aktif atau juga sering
dikatakan relay sedang “energized”).
10. Relay kedua ( 01) tidak mendapat
isyarat dan kontaknya tetap membuka.
Relay ketiga ( 02) mendapat isyarat
dan membuka ( karena relay ke 3 ini
adalah relay NC) . Relay keempat (
03) tidak mendapat sehingga
kontaknya tetap menutup (karena
NC)..
11. Konsep " Normally open" dan "
Normlly Closed" juga berlaku pada
masukkan dari suatu PLC. Mari kita
menggunakan contoh sebuah tombol
sebagai masukan PLC. Masukkan sebuah
tombol dapat digambarkan sebagai
suatu masukan dengan kontak membuka
atau menutup. Jika digambarkan
sebagai suatu masukan dengan kontak
terbuka, menekan tombol tadi akan
mengeksekusi instruksi setelah
kondisi penekanan ini. Dalam hal ini
akan terjadi pengaktifan relay 00.
12. Jika masukan digambarkan sebagai
suatu masukan dengan kontak yang
tertutup, menekan tombol akan
menyela eksekusi instruksi setelah
kondisi itu. Dalam hal ini, ini akan
menyebabkan tindakan menonaktifkan
relay 00 ( relay adalah aktip sampai
tombol ditekan). Kita dapat melihat
gambaran di bawah ini bagaimana
tombol dihubungkan, dan melihat
relay diagram dalam kedua kasus
tersebut.
13. Dalam dagram Ladder kondisi NC
dan NO dibedakan dengan sebuah
garis diagonal dalam lambangnya. Apa
yang menentukan kondisi pelaksanaan
instruksi adalah status bit yang
dicantumkan dibawah masing-masing
kondisi pada garis instruksi.
Kondisi NO akan ON jika bit
operandnya pada status ON, atau
statusnya akan OFF jika bit
operandnya juga OFF.
Kondisi NC akan pada status ON
manakala bit operandnya OFF, atau
akan berstatus OFF apabila status
bit operandnya ON.
14. Manakala memprogram sebuah diagram
tangga, kombinasi logika dari NC dan
NO sebelum instruksi akan menentukan
apakah yang menyebabkan instruksi
tersebut dieksekusi.Kondisi ini yang
hanya dapat pada status ON atau OFF
disebut sebagai kondisi pelaksanaan
instruksi. Operand yang ditugaskan
ke sembarang instruksi di dala relay
diagram dapat berasal dari sembarang
bit dari IR, SR, HR, AR, LR atau TC
sektor. Hal ini berarti kondisi-kondisi
dalam relay diagram dapat
ditentukan oleh status Bit I/O, atau
bit flag (bendera), bit operasional,
timers/counters, dan lain lain
15. 4.4 Contoh Ringkas 1
Menggantikan relay
Seperti telah disinggung
diatas, bahwa awal mula PLC
dimaksudkan untuk menggantikan
relay. Sekarang kita akan
mempelajari penggunaan PLC
sebagai relai. Langkah pertama
yang dilaukan adalah dengan
membuat diagram ladder. Akan
tetapi harus diingat bahwa PLC
sebetulnya tiadaklah memahami
ladder diagram, yang dipahami PLC
adalah kode mnemoniknya,
Untungnya sekarang tersedia
banyak software yang mampu
mengubah ladder diagram ke
mnemonic code.
16. Langkah pertama- Kita harus
menterjemahkan semua iterm yang
dipakai ke dalam symbol yang
dimengerti PLC. PLC tidak mengerti
terminilogi seperti saklar, relay
bell dan lain sebagainya. Tadi dia
mengerti terminology input,output,
koil,kontak dsb. PLC tidak perduli
bentuk sesungguhnya dari piranti I/O
tadi. PLC hanya mengerti kalau
sesuatu itu merupakan input atau
output
17. Pertama-tama kita ganti baterai
dengan sebuah symbol , symbol ini
sama untuk seluruh ladder diagram
yaitu berupa bus bar yang bentuknya
berupa dua garis vertical ,masing-masing
terletak disisi kiri dan
kanan dari ladder. Kita kadang-kadang
dapat menanggap bar paling
kiri merupakan bar tegangan +
sedngkan bar paling kanan merupakan
bar ground.Selanjutnya dapat
dianggap arus mengalir dari kiri ke
kanan (arus disini sebetulnya adalah
logika).
18. Selanjutnya kita menyematkan
symbol untuk inputnya.Dalam
contoh sederhana ini ditampilkan
sebuah system dengan sebuah
masukan real yang berupa
saklar.Kita mewakili saklar ini
dengan symbol sebagai berikut:.
A contact symbol
Simbol diatas juga dapat dipakai
untuk kontak sebuah relay.
19. Selanjutnya kita mewakili output dengan
sebuah symbol juga. Dalam contoh ini
kita hanya memkai satu output yaitu
berupa bell. Bell nya itu sendiri
tidaklah kita gambar, akan tetapi akan
kita beri symbol sebagai berikut:
A coil symbol
Simbol diatas sebetulnya merupakan
symbol koil, dimana bell tadi akan di
drive oleh koil ini.
20. Langkah kedua- Kita harus
memberitahu PLC dimana semua
piranti I/O tadi kita letakkan.
Hal ini berarti kita memberi
alamat ke sluruh piranti I/O.
Jadi kasusnya seperti layaknya
sebuah kampong dimana setiap
orang punya alamat posisi rumah
guna mengakses orang tadi
demikian juga PLC. Sayangnya
untuk masalah pengalamatan,
setiap PLC punya aturan sendiri
sehingga dalam contoh ini kita
anggap untuk masukan beralamat di
0000 dan keluaran beralamat di
500.
21. Langkah akhir- Dalam langkah akhir
kita harus mengubah skematik kerja
ke dalam urutan logika berdasarkan
kejadian atau peristiwa.Dalam contoh
kita ini didinginkan PLC membunyikan
bell apabila ada seorang operator
menekan tombol masukan. Hasil akhir
dari konversi skematik dapat dilihat
dalam ganbar berikut:
22. 4.3 Contoh Ringkas 2
Contoh di bawah menghadirkan
sebuah program dasar. Contoh
terdiri dari sebuah alat masukan
dan satu alat keluaran yang
dihubungkan ke keluaran PLC.Alat
masukan berupa Tombol dan alat
keluaran berupa bel. Bel disuplay
melewati kontak relay 00 di
kleuaran PLC . Masukan 000.00
mewakili kondisi didalam
pelaksanaan instruksi atas bit
010.00.
23. Penekanan tombol akan memaksakan
status OFF bit 000.00 dan pemenuhan
kondisi untuk pengaktifan bit 010.00
bit yang akan mengaktipkan bel. Agar
program berfungsi dengan benar maka
garis program yang lain dibutuhkan
dengan instruksi END, hal ini akan
mengakhiri program.