5. Pada PLC ada elemen yang
digunakan untuk menyimpan data,
yaitu bit yaitu berperilaku seperti
relay, dapat dinyalakan atau
dimatikan dan menghidupkan
perangkat lain atau mati. Oleh karena
itu istilah relay internal. Relay
internal seperti itu tidak ada sebagai
perangkat switching dunia nyata
tetapi hanya bit dalam memori
penyimpanan yang berperilaku
dengan cara yang sama seperti relay.
Untuk pemrograman dapat
diperlakukan dengan cara yang sama
seperti keluaran dan masukan relai
eksternal. Jadi masukan ke eksternal
sakelar dapat digunakan untuk
memberikan keluaran dari relay
internal.
6. Ini kemudian menghasilkan
kontak relay internal yang
digunakan, bersama dengan lainnya
sakelar input eksternal untuk
memberikan output, mis.
mengaktifkan motor. Seperti pada
tampilan (Gambar 1)
7. Dalam menggunakan relay
internal, relay harus diaktifkan pada satu anak
tangga sebuah program dan kemudian
outputnya digunakan untuk mengoperasikan
kontak switching pada yang anak tangga lain
dari program. Relay internal dapat diprogram
dengan sebagai banyak set kontak terkait
seperti yang diinginkan. Untuk membedakan
keluaran relay internal dari keluaran relay
eksternal, diberikan berbagai jenis alamat.
8. Produsen yang berbeda cenderung
menggunakan istilah yang berbeda
untuk relai internal dan cara yang
berbeda untuk mengekspresikannya
alamat. Misalnya, Mitsubishi
menggunakan istilah relay bantu atau
penanda dan notasi M100, M101, dll.
Siemens menggunakan istilah flag dan
notasi F0.0, F0.1, dll. Telemecanique
menggunakan istilah bit dan notasi B0,
B1, dll.
Toshiba menggunakan istilah relai
internal dan notasi R000, R001, dll. Allen-
Bradley menggunakan istilah penyimpanan
bit dan notasi dalam PLC-5 dari formulir
B3/001, B3/002, dll. Dengan program tangga,
output relay internal direpresentasikan
menggunakan simbol untuk perangkat
keluaran, yaitu ( ), dengan alamat yang
menunjukkan bahwa itu adalah relay internal
daripada relay eksternal.
9. Jadi, dengan Mitsubishi PLC,
memiliki alamat M100, M yang menunjukkan
bahwa itu adalah relay atau penanda internal
daripada perangkat eksternal. bagian dalam
kontak switching relay ditunjuk dengan simbol
untuk input perangkat, yaitu | |, dan diberi
alamat yang sama dengan keluaran relay
internal, misalnya M100.
11. Penggunaan relay internal yang dapat dibuat sistem
akan diaktifkan ketika dua set yang berbeda kondisi input
yang direalisasikan. Pemprogram ini sebagai AND sistem
gerbang logika namun, jika sejumlah input harus
diperiksa agar setiap kondisi input dapat direalisasikan,
mungkin lebih sederhana menggunakan relay internal.
Kondisi input pertama kemudian digunakan untuk
memberikan keluaran relay internal. Ini memiliki kontak
terkait yang kemudian menjadi bagian dari kondisi input
dengan input kedua.
12. Gambar 2 menunjukkan program
tangga untuk tugas seperti itu. Untuk anak
tangga pertama ketika input 1 atau input 3
ditutup dan input 2 ditutup, maka relay
internal IR 1 diaktifkan. Hal ini menyebabkan
kontak IR 1 menutup. Jika input 4 maka
diaktifkan, ada output dari output 1. Tugas
seperti itu mungkin terlibat dalam
pengangkatan otomatis penghalang ketika
seseorang mendekat dari keduanya samping.
13. Input 1 dan input 3 merupakan input dari sensor fotolistrik yang mendeteksi
kehadiran seseorang, mendekati atau meninggalkan dari kedua sisi penghalang,
input 1 diaktifkan dari satu sisi dan input 3 dari lainnya. Input 2 adalah sakelar
yang memungkinkan untuk memungkinkan sistem ditutup turun. Jadi ketika input
1 atau input 3, dan input 2 diaktifkan, ada output dari relay internal 1. Ini akan
menutup kontak relay internal. Jika input 4, mungkin sakelar batas,
mendeteksi bahwa penghalang ditutup maka itu diaktifkan dan ditutup.
Hasilnya kemudian menjadi output dari Out 1, sebuah motor yang
mengangkat penghalang
14. Jika sakelar batas mendeteksi bahwa penghalang sudah ada terbuka,
orang yang melewatinya, maka terbuka dan output 1 adalah tidak lagi diberi
energi dan penyeimbang mungkin kemudian menutup penghalang. Relay
internal telah mengaktifkan dua bagian program untuk dihubungkan, satu
bagian untuk mendeteksi keberadaan seseorang dan bagian kedua deteksi
apakah penghalang sudah naik atau turun.
15. Gambar 4 adalah contoh lain dari jenis program
tangga ini. Hasil 1 dikendalikan oleh dua pengaturan
input. Anak tangga pertama menunjukkan internal
relay IR 1 yang diberi energi jika input In 1 atau In 2
diaktifkan dan tertutup. Anak tangga kedua
menunjukkan relay internal IR 2 yang diberi energi
jika input In 3 dan In 4 keduanya diberi energi. Anak
tangga ketiga menunjukkan bahwanoutput Keluar 1
diberi energi jika relai internal IR 1 atau IR 2
diaktifkan. Jadi ada output dari sistem jika salah satu
dari dua set input kondisi terwujud.
17. Salah satu fitur yang disediakan oleh produsen Programable
Logic Controller (PLC) adalah kemampuan untuk memprogram relay
internal sehingga kontaknya diaktifkan hanya untuk satu siklus yaitu
satu pemindaian melalui program tangga. Oleh karena itu ketika
dioperasikan, relai internal memberikan pulsa durasi tetap pada
kontaknya. Fungsi ini sering disebut one-shot
18. • Instruksi OSR mengatur atau menghapus bit
output, tergantung pada status Storage Bit (SB).
• Ketika diaktifkan dan bit penyimpanan dihapus,
instruksi OSR mengatur bit output. Saat diaktifkan
dan bit penyimpanan diatur atau saat
dinonaktifkan, instruksi OSR menghapus bit
keluaran.
19. • Instruksi One-Shot Falling (OSF) yang ditunjukkan
pada Gambar di samping adalah instruksi output
yang menghasilkan output untuk satu pemindaian
program ketika input turun dari satu ke nol (tepi
jatuh dari pulsa input).
• Instruksi OSF mengatur atau menghapus bit
keluaran tergantung pada status bit penyimpanan.
20. Program pada Gambar berikut
menunjukkan contoh program yang
menggunakan ketiga instruksi one-shot.
Fungsi dari program ini adalah untuk
menambahkan 4, 8, atau 12 ke register
setiap kali sensor input terkait mendeteksi
produk. Instruksi mengevaluasi kondisi
sebelumnya, dan ketika input ONS, OSR,
atau OSF berubah status, bidikan dipicu.
Tombol tekan input Clear Sums digunakan
untuk menghapus ketiga instruksi kembali
ke nol.
22. Fungsi lain yang sering tersedia adalah
kemampuan untuk mengatur dan mengatur ulang
relay internal
Gambar di samping menunjukkan standar IEC
61131-3 untuk kumparan tersebut. Kumparan SET
dihidupkan ketika daya disuplai ke sana dan tetap
disetel sampai RESET. Kumparan RESET diatur ulang
ke keadaan mati ketika daya disuplai ke sana dan
tetap mati sampai diset Kembali.
23. Gambar 7.13 menunjukkan contoh diagram
tangga yang melibatkan fungsi seperti itu. Aktivasi
input pertama, X400, menyebabkan output Y430
dihidupkan dan disetel, yaitu terkunci. Jadi jika
input pertama dimatikan, output tetap menyala.
Aktivasi input kedua, X401, menyebabkan output
Y430 diatur ulang, yaitu dimatikan dan dikunci.
Jadi output Y430 menyala untuk waktu antara
X400 dihidupkan sebentar dan X401 dihidupkan
sebentar.
25. Dengan PLC Allen-Bradley, istilah latch dan unlatch digunakan. Gambar 7.15 menunjukkan
diagram tangga. Simbol koil SET dan RESET sering digabungkan dalam satu simbol kotak.
Gambar 7.16 menunjukkan diagram tangga ekuivalen untuk fungsi set-reset pada gambar
sebelumnya dengan PLC Siemens. Istilah kotak memori digunakan oleh mereka untuk kotak
SET/RESET, dan kotak yang ditunjukkan disebut fungsi memori prioritas SR atau reset dalam
reset yang memiliki prioritas.l.
26. Dengan set prioritas (kotak memori RS),
susunannya seperti yang ditunjukkan
pada Gambar 7.17.
Toshiba menggunakan istilah flip-flop, dan
Gambar 7.18 menunjukkan diagram
tangganya.
27. Gambar 7.19 menunjukkan bagaimana fungsi set-
reset dapat digunakan untuk membangun fungsi pulse
(one-shot) yang dijelaskan di bagian sebelumnya.
Gambar 7.19a menunjukkannya untuk PLC Siemens (F
menunjukkan relai internal) dan Gambar 7.19b untuk
PLC Telemecanique (B menunjukkan relai internal)
28. Contoh elemen dasar dari program sederhana untuk
digunakan dengan sistem alarm kebakaran ditunjukkan
pada Gambar 7.20. Sensor kebakaran memberikan
input ke blok fungsi SET/RESET sehingga jika salah satu
sensor diaktifkan, alarm akan disetel dan tetap disetel
hingga dibersihkan dengan disetel ulang. Saat disetel,
alarm akan berbunyi.
30. Jump
Dalam pemrograman PLC terkadang kita
menginginkan untuk melompati instruksi tertentu ketika
ada suatu kondisi. Instruksi jump (JMP) merupakan
instruksi output yang digunakan untuk tujuan tersebut.
Ketika menggunakan intruksi jump , PLC tidak akan
mengerjakan instruksi-instruksi yang dilompatinya.
Instruksi ini memaksa scanner agar melompat ke
area yang dipilih pada program ladder. Ketika instruksi
menjadi true, output instruksi ini menyebabkan processor
menghentikan urutan scan normalnya kemudian menuju
ke area yang ditentukan oleh pengguna.
A. Instruksi Jump pada SLC-500
Kita harus memasukan nilai antara 0 – 255 yang
berkaitan dengan nilai yang dimasukan kedalam instruksi LBL
pada lokasi dimana scan processor akan dilanjutkan, Pada
instruksi JMP. Program di gambar 1 menggambarkan
penggunaan instruksi JMP. Alamat Q2:0 sampai Q2:255
merupakan alamat yang digunakan untuk instruksi JMP pada
SLC 500. Instruksi label (LBL) merupakan target untuk
instruksi JMP. Instruksi label yang berhubungan dengan JMP
harus mempunyai alamat yang sama. Area yang akan dilompati
ditentukan oleh instruksi LBL dan lokasi JMP. Jika coil JMP
telah aktif, semua logika antara LBL dan JMP dilewati dan
processor akan melanjutkan scan setelah instruksi LBL.
Operasi program ini dapat disimpulkan sebagai berikut :
31. Instruksi JMP tidak akan aktif, ketika saklar
terbuka.
Jika tombol tertutup akan menyalakan semua
lampu, dengan saklar tetap terbuka.
Intruksi JMP akan aktif, Ketika saklar tertutup
Jika tombol ditekan maka hanya menyalakan
lampu PL1 dan PL3, Dengan saklar tetap tertutup,
PL2 tidak menyala, karena ruang 3 dilewati
Gambar 1 Operasi JMP
32. Pada gambar 2 menggambarkan pengaruh terhadap
instruksi input dan output yang dilompati. Untuk
embidentifikasi rung menjadi target tujuan tapi tidak
berkontribusi terhadapat logic continuity digunakan
instruksi LBL. Operasi programnya dapat disimpulkan
sebagai berikut :
Processor diinstruksikan untuk melompat ke rung 8 dan
melanjutkan penyelesaiannya dari rung, Ketika rung 4
mempunyai logic continuity.
Rung 5, 6 dan 7 dilompati
Kemudian tidak di scan oleh processor.
Kondisi input pada rung yang dilompati tidak diperiksa.
Output pada rung tersebut tetap pada kondisi
terakhirnya.
Gambar 6-11 Pengaruh terhadap
instruksi input dan output pada rung yang dilompati
33. Dari beberapa lokasi JMP, Anda dapat lompat ke
label yang sama, seperti yang diilustrasikan pada
gambar 6-8 di atas. Ada dua instruksi JMP yang
mempunyai alamat Q2:20. Dan juga ada satu instruksi
LBL yang mempunyai alamat Q2:20. Tergantung dari
input A atau input D yang bersatatus true , Scan dapat
lompat dari instruksi JMP manapun ke label Q2:20..
Gambar 6-12 Lompat ke label dari dua lokasi
34. B. Instruksi Jump pada Siemens S7
Ada beberapa jenis instruksi jump pada Siemens S7 tergantung pada processornya seperti yang ditunjukan
di samping. Instruksi jump dapat digunakan untuk mengiterupsi penyelesaian linier dan melanjutkannya
pada network lain. Jump label (LABEL) harus menentukan network tujuan. Placeholder diatas instruksi
menentukan nama dari LABEL ini.. LABEL harus dalam block yang sama dengan instruksi jump yang di
selesaikan. Nama LABEL yang ditentukan hanya boleh satu dalam block. Dalam satu Network hanya
diperbolehkan satu coil jump.
35. Jika result of logic operation (RLO) pada input instruksi JMP
nilainya “1” atau true, akan melompat ke network yang telah
ditentukan oleh LABEL. Arah lompatan dapat maju ataupun
mundur. Jika kondisi input instruksi JMP tidak terpenuhi (RLO = 0
atau false), penyelesaian program berlanjut pada network
selanjutnya.
Contoh program JMP ditunjukan oleh gambar 6-13. Operasi
programnya dapat disimpulkan sebagai berikut :
Jika TagIn_1 mempunyai status true atau “1”, JMP di
diselesaikan. Penyelesaian linier program di interupsi kemudian
melanjutkan ke Network 3, yang telah ditentukan oleh jump label
CAS1.
Jika TagIn_3 mempunyai status true atau “1”, TagOut_3 aktif.
Gambar 6-13 Contoh program JMP pada Siemens S7
36. JMP bekerja berlawanan dengan JMPN. Jika
false pada input instruksi JMPN atau RLO = 0, maka
akan melompat ke network yang telah ditentukan oleh
LABEL. Gambar 6-14 di samping menunjukan contoh
program JMPN. Operasi programnya dapat disimpulkan
sebagai berikut :
Jika TagIn_1 mempunyai status false atau 0, JMPN
di selesaikan. Penyelesaian linier program di interupsi
dan melanjutkan ke Network 3, yang ditentukan oleh
jump label CAS1.
Jika TagIn_3 mempunyai status true atau “1”,
TagOut_3 di Hapus.
Gambar 6-14 Contoh program JMPN pada Siemens S7
37. JMP_LST hanya terdapat di processor S7-1200/1500. Kita dapat menggunakan JMP_LIST untuk
menentukan beberapa kondisi lompatan kemudian melanjutkan penyelesaian program di network yang telah
ditentukan tergantung pada nilai parameter K.
Dengan LABEL kita dapat menentukan lompat yang telah ditentukan pada output instruksi.
Jumlah output dapat di luaskan dalam box instruksi. ketika menggunakan processor S7-1200 dan maksimum
256 output ketika menggunakan processor S7-1500, Kita dapat mendeklarasikan sampai dengan 32 output .
Penomoran output dimulai dari “0” dan terus berurut setiap output yang baru. Pada output instruksi
hanya LABEL yang dapat dimasukan. Nilai parameter K menentukan nomor output dan akan melompat ke
LABEL dimana program akan melanjutkan penyelesaiannya. Jika nilai K lebih besar dari nomor output yang
telah tersedia, program melanjutkan penyelesaian pada network selanjutnya. Instruksi JMP_LIST hanya
dipenyelesaian jika input EN aktif.
38. JMP_LST hanya terdapat di processor S7-1200/1500. Kita dapat menggunakan JMP_LIST untuk
menentukan beberapa kondisi lompatan kemudian melanjutkan penyelesaian program di network yang telah
ditentukan tergantung pada nilai parameter K.
Dengan LABEL kita dapat menentukan lompaa yang telah ditentukan pada output instruksi.
Jumlah output dapat di luaskan dalam box instruksi. ketika menggunakan processor S7-1200 dan maksimum
256 output ketika menggunakan processor S7-1500, Kita dapat mendeklarasikan sampai dengan 32 output .
Penomoran output dimulai dari “0” dan terus berurut setiap output yang baru. Hada output instruksi
hanya LABEL yang dapat dimasukan. Nilai parameter K menentukan nomor output dan akan melompat ke
LABEL dimana program akan melanjutkan penyelesaiannya. Jika nilai K lebih besar dari nomor output yang
telah tersedia, program melanjutkan penyelesaian pada network selanjutnya. Instruksi JMP_LIST hanya
dipenyelesaian jika input EN aktif.
39. contoh program JMP_LIST dapat
ditunjukkan pada Gambar 6-15. Operasi
programnya dapat disimpulkan sebagai berikut:
Jika Tag_Input mempunyai status true atau
“1”, instruksi JMP_LIST diselesaikan.
Melanjutkan Penyelesaian program
tergantung pada nilai “Tag_Value”.
Jika nilai Tag_Value = 1 akan melompat ke
LABEL1.
Gambar 6-15 Contoh program JMP_LIST
pada Siemens S7-1200/1500
40. SWITCH hanya terdapat pada processor S7-
1200/1500. Untuk menentukan beberapa lompatan
tergantung pada hasil satu instruksi perbandingan atau
lebih ,Kita dapat menggunakan instruksi SWICTH.
Kita dapat menentukan nilai yang dibandingkan dalam
parameter K. nilai ini dibandingkan dengan nilai yang
disediakan oleh berbagai input. Kita dapat memilih
metode perbandingan untuk setiap input. Ketersediaan
instruksi perbandingan tergantung dari jenis data pada
instruksi. Tabel berikut menunjukan instruksi
perbandingan yang tersedia tergantung jenis data yang
dipilih :
Pada box instruksi ,Kita dapat memilih jenis data instruksi
dari drop-down list . Jika telah memilih instruksi
perbandingan dan jenis data instruksi belum ditentukan,
maka drop down list hanya menampilkan jenis data yang
dizinkan untuk instruksi perbandingan yang telah dipilih.
41. C. Instruksi Jump pada CompactLogix dan ControlLogix
Instruksi JMP digunakan untuk melompati rung. Instruksi JMP digunakan berpasangan dengan instruksi LBL
dengan menentukan nama yang sama untuk setiap instruksi. instruksi JMP diletakan disebelah kanan rung. Ketika rung
mempunyai status true, instruksi JMP melompati rung antara instruksi JMP dan instruksi LBL. Penyelesaian dilanjutkan
ke rung yang mempunyai instruksi JMP.
Instruksi JMP dapat melompat kedepan atau kebelakang. Melompat kedepan kesebuah LBL menghemat waktu
scan dengan menghilangkan segmen logika sampai diperlukan. Melompat mundur
memungkinkan controller mengulangi pengulangan logika. Berhati-hati untuk tidak melompat kebelakang terlalu
banyak. Timer watchdog dapat habis waktunya karena controller tidak pernah mencapai akhir program, yang akan
menyebabkan kesalahan controller. Logika yang dilompati tidak discan, letakan logika kritikal diluar zona JMP.
42. Nama label harus unik dalam sebuah routine. Penamaan LBL sampai dengan 40 karakter, yang dapat memuat
huruf, angka dan garis bawah.
Program pada gambar 6-17 adalah contoh penggunaan instruksi JMP dan LBL. Operasi program dapat
disimpulkan sebagai berikut :
Jika “Input_1” mempunyai status true, maka instruksi JMP dipenyelesaian. Karena JMP dipenyelesaian,
maka rung 2 tidak di scan atau dilompati. Penyelesaian berlanjut ke rung 2 dimana terdapat nama LBL yang sama
dengan instruksi JMP.
Gambar 6-17 Contoh program JMP dan LBL pada Studio5000
43. C. Instruksi Jump pada Modicon
Instruksi Jump dan Label merupakan bagian dari control element pada Unity Pro. Instruksi Jump dan Label
ditunjukan pada gambar 6-18. Ketika status pada instruksi Jump menjadi true, lompatan dibuat ke Label (dalam section
yang sama). Untuk menghasilkan unconditional jump, instruksi Jump harus diletakan secara langsung pada power rail.
Untuk menghasilkan conditional jump, instruksi jump diletakan diujung setelah kontak.
Label (target lompatan) diindikasikan sebagai teks dengan tanda titik dua pada ujungnya. Teks ini dibatasi sampai
32 karakter dan harus unik dalam keseluruhan section. Teks dapat memuat huruf, angka dan garis bawah, yang dimulai
dengan huruf atau garis bawah. Label hanya dapat diletakan dalam cell pertama langsung terhadap power rail.
Gambar 6-18 Instruksi jump dan label pada Unity Pro
44. Aplikasi instruksi jump dan label ditunjukan pada gambar 6-19. Operasi program dapat disimpulkan sebagai berikut :
Ketika “Input_1” mempunyai status true atau 1, instruksi jump dipenyelesaian dan melakukan lompatan
ke Network 36. Netwok 35 akan dilompat (tidak dipenyelesaian) ketika instruksi jump dipenyelesaian. Scan program
berlanjut dari Network 36 sampai akhir section.
Gambar 6-19 Contoh program Jump dan label pada Unity Pro