Teks tersebut membahas tentang konduktometri dan aplikasinya sebagai biosensor. Secara ringkas, teks menjelaskan prinsip kerja konduktometri menggunakan detektor yang terdiri dari anoda dan katoda untuk mengukur daya hantar larutan. Kemudian dijelaskan pula aplikasi konduktometri sebagai biosensor untuk mendeteksi zat seperti asam urat, pestisida, dan urea dalam cairan tub
3. Elektrolit adalah larutan yang dapat menghantarkan arus listrik.
Berdasarkan ikatannya, zat elektrolit dibedakan menjadi senyawa ion
dan senyawa kovalen polar. Larutan elektrolit dibedakan menjadi dua,
yaitu larutan elektrolit kuat dan larutan elektrolit lemah.
Larutan elektrolit kuat dapat menghantarkan arus listrik dengan baik
sehingga dapat menyalakan lampu dengan terang dan menimbulkan
banyak gelembung gas. Elektrolit kuat dalam air akan terionisasi
sempurna dengan derajat ionisasi (α) = 1.
Larutan elektrolit lemah menghantarkan arus listrik dengan lemah
sehingga tidak dapat menyalakan lampu atau hanya menyalakan
lampu dengan redup dan menimbulkan sedikit gelembung gas (0 < α <
1).
Lain hal dengan larutan nonelektrolit. Larutan ini tidak dapat
menghantarkan arus listrik sehingga tidak dapat menyalakan lampu
dan tidak menimbulkan gelembung gas. Larutan nonelektrolit tidak
dapat terionisasi dalam air (α = 0).
Larutan Elektrolit
4.
5.
6. Prinsip kerjanya adalah dengan memanfaatkan detektor/sensor yang terdapat dalam
conductivity probe. Detektor dimaksud terdiri dari dua bagian, yaitu anoda dan katoda,
biasanya dibuat dari bahan inert (tak bereaksi) seperti grafit.
Detenktor/sensor
komponen unit (mesin)
conductivity
probe
20. Kelebihan dan Kekurangan Titrasi Konduktometri
Kelebihan titrasi konduktometer:
a.Titrasi tidak menggunakan indikator, karena pada titik keivalen sudah
dapat ditentukan dengan daya hantar dari larutan tersebut.
b. Dapat digunakan untuk titrasi yang berwarna
c. Dapat digunakan untuk titrasi yang dapat menimbulkan pengendapatan
d. Lebih praktis
e. Lebih cepat atau waktu yang diperlukan lebih sedikit
f. Untuk persen kesalahanya lebih kecil jika dibandingkan dengan titrasi volumetri
Kekurangan titrasi konduktometer:
a. Hanya dapat diterapkan pada larutan elektrolit saja
b. Sangat dipengaruhi temperatur
c. Dapat ditunjukkan dengan tidak langsung
d. Peralatan cukup mahal
e. Jika tidak hati – hati maka akan cepat rusak
f. Tidak bisa digunakan pada larutan yang sangat asam atau basa karena akan
meleleh.
22. Aplikasi Konduktometri sebagai biosensor
BIOSENSOR KONDUKTOMETRI UNTUK PENENTUAN KADAR ASAM
URAT DALAM SERUM DARAH MENGGUNAKAN SCREEN PRINTED
CARBON ELECTRODE (SPCE)-NATA DE COCO
A. N. Ramadhan, et al., ALCHEMY jurnal penelitian kimia, vol. 11 (2015), no. 2, hal. 192-199
23.
24. Kinerja Biosensor Konduktometri Berbasis (Screen Printed Carbon Electrode)
SPCE––Kitosan untuk Deteksi Diazinon, Malation, Klorpirifos dan Profenofos
Aplikasi Konduktometri sebagai biosensor
Nuzulul Kurniawan Isvani, Ani Mulyasuryani, Sasangka Prasetyawan. Jurnal Kimia VALENSI:
Jurnal Penelitian dan Pengembangan. Ilmu Kimia, 1(2), November 2015, 83-90
25.
26. Aplikasi Konduktometri sebagai biosensor
PENENTUAN UREA DALAM SERUM DARAH DENGAN BIOSENSOR
KONDUKTOMETRI Screen Printed Carbon Electrode (SPCE) – NATA DE COCO
Sendy Kurniawan, dkk. Molekul, Vol. 10. No. 2. November 2015: 97 - 103