SlideShare a Scribd company logo
1 of 17
i
MAKALAH
INTEGRASI NASIONAL
Dosen Pengampu : Dr Azainil, M.Si
Disusun oleh : Kelompok 4
Dian Andriani Putri (2101026094)
Fatma Nofita Sari (2101026025)
Hasan Hidayatullah Akbar (2101026081)
Naufal Fawwaz Fadhilah (2101026070)
Raihan Alammim (2101026195)
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MULAWARMAN
SAMARINDA
2022
ii
Kata pengantar
Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat tuhan yang maha esa atas rahmat dan
ridho-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Integrasi
Nasional” dengan baik dan tepat pada waktunya.
Disusunnya makalah ini guna memenuhi tugas kelompok mata kuliah
Pendidikan Kewarganegaraan. Kami juga ingin mengucapkan banyak terimakasih
kepada berbagai pihak yang telah memberikan bantuan kepada kami dalam
penyusunan makalah ini, terutama kepada bapak Dr Azainil, M. Si. Selaku dosen
pengampu mata kuliah ini, semoga tuhan yang maha esa memberikan balasan yang
setimpal atas bantuan yang telah diberikan.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna oleh karena
itu kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi melengkapi
kekurangan untuk makalah selanjutnya.
Samarinda, 21 Februari 2022
Kelompok 4
iii
DAFTAR ISI
Kata pengantar.....................................................................................II
Daftar Isi ................................................................................................ III
Bab I Pendahuluan..............................................................................1
A. Latar belakang ............................................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah....................................................................................................... 1
C. Tujuan............................................................................................................................ 2
Bab II Pembahasan..............................................................................3
A. Menulusuri Konsep Dan Urgensi Integrasi Nasional............................................ 3
1. Makna Integrasi Nasional..................................................................................... 3
2. Jenis Integrasi ........................................................................................................ 3
3. Pentingnya Integrasi nasional ............................................................................. 5
4. Integrasi Versus Disintegrasi .............................................................................. 5
B. Menanya Alasan Mengapa Diperlukan Integrasi Nasional................................... 6
C. Sumber Historis, Sosiologis, Politik tentang Integrasi Nasional .......................... 7
1. Perkembangan Sejarah Integrasi Di Indonesia ................................................ 7
2. Pengembangan Integrasi di Indonesia............................................................... 9
D. Membangun Argumen tentang Dinamika dan Tantangan Integrasi nasional.... 10
1. Dinamika Integrasi Nasional di Indonesia.......................................................... 10
2. Tantangan dalam Membangun Integrasi ........................................................... 11
E. Mendeskripsikan Esensi dan Urgensi Integrasi Nasional..................................... 10
Bab III Penutup .................................................................................... 13
A. Kesimpulan................................................................................................................... 13
B. Saran............................................................................................................................. 13
Daftar Pustaka .....................................................................................14
1
Bab I
Pendahuluan
A. Latar belakang
Makalah ini dilatarbelakangi dari tugas yang diberikan oleh Dosen pengampu
mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan, yaitu Bapak Dr Azainil, M.Si selain itu
sebagai alat untuk mengasah kemampuan kami dalam membuat makalah sekaligus
menambah wawasan kami mengenai integrasi nasional. Makalah ini juga berisikan
tentang makna, jenis, dan alasan diperlukannya Integrasi Nasional di Indonesia.
Integrasi Nasional adalah suatu konsep yang tertuju pada terciptanya keutuhan
suatu bangsa dengan melalui penciptaan konsensus di antara keragaman yang ada.
Ide pokok integrasi nasional yaitu memaksimalkan persamaan dan meminimalkan
perbedaan dalam pemenuhan aspirasi, pendayagunaan potensi, dan juga dalam
penanggulangan segala masalah kebangsaaan. Oleh karena itu Integrasi nasional
adalah suatu proses yang harus terus dibina dan ditingkatkan, dikarenakan sifatnya
yang harus dinamis dan sejalan dengan kondisi kehidupan politik nasional yang juga
selalu berkembang.
Sebagai warga negara Indonesia yang baik, marilah kita memiliki rasa integrasi
Nasional. Dengan sikap kepedulian terhadap terhadap sesama manusia, dan juga
memiliki rasa persatuan yang tinggi, baik terhadap bangsa, negara, agama, social,
budaya dan juga keluarga.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana konsep dan urgensi integrasi nasional?
2. Mengapa diperlukannya integrasi nasional?
3. Apa saja sumber historis, sosiologis, dan politik tentang integrasi nasional di
Indonesia?
4. Bagaimana membangun argumen tentang dinamika dan tantangan integrasi
nasional Indonesia?
5. Bagaimana mendeskripsikan esensi dan urgensi integrasi nasional Indonesia?
2
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui konsep dan urgensi integrasi nasional.
2. Untuk mengetahui seberapa diperlukannya integrasi nasional.
3. Untuk mengetahui apa saja sumber historis, sosiologis, dan politik tentang
integrasi nasional di Indonesia.
4. Untuk mengetahui bagaimana cara membangun argumen tentang dinamika
dan tantangan integrasi nasional Indonesia.
5. Untuk mengetahui esensi dan urgensi integrasi nasional Indonesia.
3
Bab II
Pembahasan
A. Menulusuri Konsep Dan Urgensi Integrasi Nasional
1. Makna Integrasi Nasional
Integrasi nasional berasal dari dua kata, yaitu “integrasi” dan “nasional”.
Integrasi berasal dari bahasa Inggris, integrate, artinya menyatupadukan,
menggabungkan, mempersatukan. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, integrasi
artinya pembauran hingga menjadi satu kesatuan yang bulat dan utuh. Kata Nasional
berasal dari bahasa Inggris, nation yang artinya bangsa. Dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia, integrasi nasional mempunyai arti politis dan antropologis.
Integrasi nasional secara politis berarti penyatuan berbagai kelompok budaya
dan sosial dalam kesatuan wilayah nasional yang membentuk suatu identitas
nasional. Integrasi nasional secara antropologis berarti proses penyesuaian di antara
unsur unsur kebudayaan yang berbeda sehingga mencapai suatu keserasian fungsi
dalam kehidupan masyarakat.
2. Jenis-Jenis Integrasi Nasional
1) Integrasi Bangsa
Yang dimaksud dengan integrasi bangsa ialah proses penyatuan berbagai
kelompok sosial budaya kedalam satu kesatuan wilayah dengan satu identitas
nasional. Apabila masyarakat itu berupa masyarakat yang majemuk yang terdiri dari
berbagai agama, ras, suku dan sosial budaya, maka integrasi bangsa berarti
penggabungan unsur-unsur tersebut menjadi satu kesatuan yang utuh.
2) Integrasi wilayah
Menurut Soehino (1980: 71) pengertian dari integrasi wilayah adalah
”Pembentukan kewenangan nasional pusat terhadap wilayah atau daerah politik yang
lebih kecil, yang terdiri atas satu atau lebih kelompok budaya. Mengenai integrasi
4
wilayah diperlukan sekurang-kurangnya dua hal, yaitu; pertama, konsep laut dan
udara; Kedua, aparat pemerintah dan sarana kekuasaan untuk menjadikan dan
mempersatukan keaulatan tersebut dari penetrasi luar”. Hubungannya dengan negara
indonesia, integrasi wilayah disini meliputi seluruh pulau dan seluruh propinsi yang
masuk menjadi negara indonesia.
3) Integrasi Nilai
Adapun yang dimaksud dengan integrasi nilai adalah persetujuan bersama
tentang tujuan dan prinsip dasar politik. integrasi nilai merupakan penciptaan suatu
sistem nilai yang berupa ideologi nasional yang dipandang ideal, baik dan adil dalam
menyelesaikan setiap permasalahan dalam berbagai kelompok masyarakat. Integrasi
nasional ini merupakan prosedur yang dapat diterima oleh semua kelompok
masyarakat guna memecahkan masyarakat. Untuk negara indonesia ideologi
nasional dalam pencerminan integrasi nilai adalah Pancasila dan Undang-Undang
Dasar 1945. Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 ini dapat menjadikan wadah
dari kemajemukan rakyat indonesia. Agar integrasi nilai dapat terpelihara diperlukan
proses meyakinkan berbagai kelompok masyarakat untuk menerima Pancasila dan
UndangUndang Dasar 1945 sebagai sistem nilai bersama. Dalam proses
pemasyarakatan sistem nilai tersebut pada masa orde baru dibuatkan suatu pedoman
yang dinamakan Pedoman Penghayatan dan Pengalaman Pancasila (P4).
4) Integrasi Elite dengan Massa.
Integrasi elite dengan masa ini merupakan upaya untuk menghubungkan
antara golongan elite yang memerintah dengan rakyat yang diperintah, tetapi bentuk
dan cara pelaksanaan kewenangan harus mendapat persetujuan dengan rakyat.
5) Perilaku Integrasi
Yang dimaksud dengan perilaku integrasi ialah kesediaan warga masyarakat
untuk bekerja sama dalam suatu organisasi besar dan perilaku yang sesuai dengan
cara yang dapat membantu pencapaian beberapa tujuan organisasi. Kesediaan
warga masyarakat untuk bekerja sama dengan terorganisasi demi mencapai tujuan
bersama, merupakan pola tingkah laku yang sangat esensial bagi masyarakat yang
kompleks. Untuk itu setiap warga masyarakat dituntut untuk bersedia menerima dan
5
melaksanakan secara ikhlas semua hasil kesepakatan guna mencapai tujuan
organisasi yaitu Negara.
3. Pentingnya Integrasi Nasional
Berikut konsep integrasi nasional menurut para ahli, diantaranya :
 Howard Wriggins Integritas bangsa berarti penyatuan bagian yang berbeda-
beda dari suatu masyarakat menjadi suatu keseluruhan yang lebih utuh atau
memadukan masyarakat-masyarakat kecil yang jumlahnya banyak menjadi
satu kesatuan bangsa.
 Myron Weiner Integrasi menunjuk pada proses penyatuan berbagai kelompok
budaya dan sosial ke dalam satu kesatuan wilayah, dalam rangka
pembentukan suatu identitas nasional. Integrasi biasanya mengandalkan
adanya satu masyarakat yang secara etnis majemuk dan setiap kelompok
masyarakat memiliki bahasa dan sifat-sifat kebudayaan yang berbeda.
 Nazaruddin Sjamsuddin Integrasi nasional ini sebagai proses penyatuan suatu
bangsa yang mencakup semua aspek kehidupannya, yaitu aspek sosial, politik,
ekonomi, dan budaya. Integrasi juga meliputi aspek vertikal dan horizonntal.
 J. Soedjati Djiwandono Integrasi nasional sebagai cara bagaimana kelestarian
persatuan nasional dalam arti luas dapat didamaikan dengan hak menentukan
nasib sendiri. Hak tersebut perlu dibatasi pada suatu taraf tertentu. Bila tidak,
persatuan nasional akan dibahayakan.
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa integrasi nasional bangsa
indonesia berarti hasrat dan kesadaran untuk bersatu sebagai suatu bangsa, menjadi
satu kesatuan bangsa secara resmi, dan direalisasikan dalam satu kesepakatan atau
konsensus nasional melalui Sumpah Pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928.
4. Integrasi Versus Disintegrasi
Kebalikan dari integrasi adalah disintegrasi. Disintegrasi dapat diartikan
ketidakpaduan, keterpecahan di antara unsur unsur yang 65 ada. Jika integrasi terjadi
konsensus maka disintegrasi dapat menimbulkan konflik atau perseturuan dan
pertentangan. Disintegrasi bangsa adalah memudarnya kesatupaduan antar
golongan, dan kelompok yang ada dalam suatu bangsa yang bersangkutan. Gejala
disintegrasi merupakan hal yang dapat terjadi di masyarakat. Masyarakat suatu
6
bangsa pastilah menginginkan terwujudnya integrasi. Namun, dalam kenyataannya
yang terjadi justru gejala disintegrasi. Disintegrasi memiliki banyak ragam, misalkan
pertentangan fisik, perkelahian, tawuran, kerusuhan, revolusi, bahkan perang.
B. Menanya Alasan Mengapa Diperlukan Integrasi Nasional
Integrasi nasional sebagai suatu kesadaran dan bentuk pergaulan yang
menyebabkan berbagai kelompok dengan identitas masing-masing merasa dirinya
sebagai satu kesatuan: bangsa Indonesia. Untuk menciptakan pergaulan dalam
pembentukan integrasi nasional tersebut identitas justru berfungsi secara ganda.
Pada suatu sisi integrasi terbentuk kalau ada identitas yang mendukungnya seperti
kesamaan bahasa, kesamaan dalam nilai sistem budaya, kesamaan cita-cita politik,
atau kesamaan dalam pandangan hidup atau orientasi keagamaan. Pada pihak lain,
integrasi yang lebih luas hanya mungkin terbentuk apabila sekelompok orang
menerobos identitasnya dan mengambil jarak dari segala yang selama ini dianggap
membentuk watak dirinya atau watak kelompoknya. Dengan demikian ia
meninggalkan identitasnya, yang kemudian membuka kemungkinan untuk
pembentukan integrasi yang lebih luas.
Ada beberapa contoh berikut untuk menjelaskan permasalahan tersebut, salah
satu contoh adalah tentang keberadaan Bahasa Indonesia di negeri ini. Bahasa
Indonesia adalah bahasa yang berasal dari kepulauan Riau, dan pada awalnya
menjadi suatu atribut dari identitas penduduk kepulauan Riau, bahasa itu kemudian
berkembang menjadi Melayu Pasar, yang digunakan oleh berbagai kelompok etnis
yang bertemu di pasar dalam interaksi perdagangan. Akan tetapi dalam
perkembangan lebih lanjut muncul dengan komunitas baru dengan jaringan yang jauh
lebih luas, yaitu kelompok-kelompok yang menggunakan bahasa Melayu Pasar
sebagai sarana komunikasi antara mereka. Akibatnya bahasa Melayu Pasar sebagai
lingua franca kemudian menjadi ciri baru bagi suatu komunitas pengguna bahasa
tersebut dan kemudian kembali berfungsi sebagai penunjuk identitas dari suatu
jaringan kelompok-kelompok yang merasa dan ternyata dihubungkan satu sama lain
oleh bahasa tersebut dan menemukan suatu kesatuan baru berupa integrasi yang
lebih luas. Integrasi nasional terjadi juga akibat terbentuknya kelompok-kelompok
yang dipersatukan oleh suatu isu bersama, baik yang bersifat ideologis, ekonomis,
maupun sosial. Misalnya, kelompok pedangang kaki lima (PKL) membentuk jaringan
7
mereka ketika menghadapi Perda yang dikeluarkan Pemda atau ketika mereka harus
menghadapai operasi Satpol PP. Demi kepentingan tersebut, seorang PKL yang
beretnik Minang akan bersatu dengan PKL PKL beretnik lain. Singkat kata, integrasi
pada dasarnya menyatukan lintas identitas untuk satu kepentingan bersama.
C. Sumber Historis, Sosiologis, Politik tentang Integrasi Nasional
1. Perkembangan sejarah integrasi di Indonesia
Menurut Suryono (2002), sejarah mengungkapkan bangsa kita telah
mengalami pembangunan integrasi sebelum negara indonesia yang merdeka.
Menjelaskan terdapat 3 model integrasi dalam sejarah perkembangan integrasi di
Indonesia, yaitu:
a) Model Integrasi Imperium Majapahit
Model integrasi pertama ini bersifat kemaharajaan (imperium) Majapahit.
Struktur kemaharajaan yang begitu luas ini berstruktur konsentris. Dimulai dengan
konsentris pertama yaitu wilayah inti kerajaan (nagaragung): pulau Jawa dan Madura
yang diperintah langsung oleh raja dan saudara-saudaranya. Konsentris kedua
adalah wilayah di luar Jawa (mancanegara dan pasisiran) yang merupakan kerajaan-
kerajaan otonom. Konsentris ketiga (tanah sabrang) adalah negara-negara sahabat
di mana Majapahit menjalin interaksi diplomatik dan dagang, antara lain dengan
Champa, Kamboja, Ayudyapura (Thailand).
b) Model Integrasi Kolonial
Model integrasi kedua atau disebut dengan integrasi atas wilayah Hindia
Belanda baru yang sepenuhnya dicapai pada awal abad XX dengan wilayah yang
terbentang dari sabang sampai merauke. Pemerintah kolonial dapat membangun
integrasi wilayah dengan menguasai maritim, sedangkan integrasi vertikal antara
pemerintah pusat dan pemerintah daerah dibina melalui jaringan birokrasi kolonial
yang terdiri dari pegawai Belanda dan pribumi yang tidak memiliki jaringan dengan
massa rakyat. Integrasi model kolonial ini tidak mampu menyatukan segenap
keragaman bangsa Indonesia namun hanya dapat menciptakan kesetiaan tunggal
pada penguasa kolonial.
c) Model Integrasi Nasional Indonesia
8
Model integrasi ketiga merupakan proses berintegrasinya bangsa Indonesia
sejak negara merdeka tahun 1945. Integrasi model ketiga dimaksudkan untuk
membentuk kesatuan yang baru yakni bangsa Indonesia yang merdeka, memiliki
semangat kebangsaan (nasionalisme) baru atau kesadaran kebangsaan yang baru.
Model integrasi nasional diawali dengan tumbuhnya kesadaran berbangsa khususnya
pada diri orang-orang Indonesia yang mengalami proses pendidikan sebagai dampak
dari politik etis pemerintah kolonial Belanda. Mendirikan organisasi-organisasi
pergerakan yang bersifat keagamaan, kepemudaan, kedaerahan, politik, ekonomi
perdagangan dan kelompok perempuan.
Dalam sejarahnya, penumbuhan kesadaran berbangsa dapat dilalui dengan tahapan-
tahapan sebagai berikut :
1. Masa Perintis
Masa perintis adalah masa mulai dirintisnya semangat kebangsaan melalui
pembentukan organisasi pergerakan. Masa ini ditandai dengan munculnya
pergerakan Budi Utomo pada tanggal 20 Mei 1908. Kelahiran Budi Utomo
diperingati sebagai Hari Kebangkitan Nasional.
2. Masa Penegas
Masa penegas merupakan masa dimulainya tegasan semangat kebangsaan
pada diri bangsa Indonesia yang ditandai dengan peristiwa Sumpah Pemuda
tanggal 28 Oktober 1928.
3. Masa Percobaan
Bangsa Indonesia melalui organisasi pergerakan mencoba meminta
kemerdekaan dari Belanda. Organisasi-organisasi pergerakan yang tergabung
dalam GAPI (Gabungan Politik Indonesia) tahun 1938 mengusulkan Indonesia
Berparlemen. Namun, perjuangan menuntut Indonesia merdeka tersebut tidak
berhasil.
4. Masa Pendobrak
Pada masa ini semangat dan gerakan kebangsaan Indonesia telah berhasil
mendobrak belenggu penjajahan dan menghasilkan kemerdekaan.
Kemerdekaan bangsa Indonesia diproklamirkan pada tanggal 17 Agustus
1945. Sejak saat itu bangsa Indonesia menjadi bangsa merdeka, bebas, dan
sederajat dengan bangsa lain.
9
2. Pengembangan lntegrasi di Indonesia
Howard Wriggins dalam Muhaimin & Collin Max Andrews (1995) menyebutkan
lima pendekatan atau cara bagaimana para pemimpin politik mengembangkan
integrasi bangsa. Kelima pendekatan yang selanjutnya kita sebut sebagai faktor yang
menentukan tingkat integrasi suatu negara adalah :
1. Adanya ancaman dari luar, dapat menciptakan integrasi masyarakat.
Masyarakat akan bersatu, meskipun berbeda suku, agama dan rasa ketika
menghadapi musuh bersama. Contoh, ketika penjajah Belanda ingin kembali
ke Indonesia, masyarakt Indonesia bersatu padu melawannya. Suatu bangsa
yang sebelumnya berseteru dengan saudara sendiri, suatu saat dapat
berintergrasi ketika ada musuh negara yang datang atau ancaman bersama
yang berasal dari luar negeri. Adanya anggapan musuh dari luar mengancam
bangsa juga mampu mengintegrasikan masyarakat bangsa itu.
2. Gaya politik kepemimpinan, gaya politik para pemimpin bangsa dapat
menyatukan atau mengintegrasikan masyarakat bangsa tersebut. Pemimpin
yang karismatik, dicintai rakyatnya dan memiliki jasa-jasa besar umumnya
mampu menyatukan bangsanya yang sebelumnya tercerai berai. Misal Nelson
Mandela dari Afrika Selatan. Gaya politik sebuah kepemimpinan bisa dipakai
untuk mengembangkan integrasi bangsanya.
3. Kekuatan lembaga-lembaga politik, misalnya birokrasi, juga dapat menjadi
sarana pemersatu masyarakat bangsa. Birokrasi yang satu dan padu dapat
menciptakan sistem pelayanan yang sama, baik dan diterima oleh masyarakat
yang beragam. Pada akhirnya masyarakat bersatu dalam satu sistem
pelayanan.
4. Ideologi Nasional, memberian visi dan beberapa panduan bagaimana cara
menuju visi atau tujuan itu. Bagi bangsa Indonesia, nilai bersama yang bisa
mempersatukan masyarakat Indonesia adalah Pancasila. Pancasila
merupakan nilai sosial bersama yang bisa diterima oleh seluruh masyarakat
Indonesia. Misal “Pela Gadong” sebagai nilai bersama yang dijunjung oleh
masyarakat Maluku.
5. Kesempatan pembangunan ekonomi, jika pembangunan ekonomi berhasil dan
menciptakan keadilan, maka masyarakat bangsa tersebut bisa menerima
sebagai satu kesatuan. Namun jika ekonomi menghasilkan ketidakadilan maka
10
muncul kesenjangan atau ketimpangan. Orang-orang yang dirugikan dan
miskin sulit untuk mau bersatu atau merasa satu bangsa dengan mereka yang
diuntungkan serta yang mendapatkan kekayaan secara tidak adil. Banyak
kasus karena ketidakadilan, maka sebuah masyarakat ingin memisahkan diri
dari bangsa yang bersangkutan. Dengan pembangunan ekonomi yang merata
maka hubungan dan integrasi antar masyarakat akan semakin mudah dicapai.
D. Membangun Argumen tentang Dinamika dan Tantangan Integrasi nasional
1. Dinamika Integrasi nasional di Indonesia
Dinamika integrasi nasional di Indonesia sudah ada sejak tahun 1945, upaya
membangun integrasi terus dilakukan. Banyak perkembangan dan dinamika dri
integrasi yang terjadi di Indonesia. Dinamika integrasi sejalan dengan tantangan
zaman pada saat itu. Dinamika itu bisa kita contohkan dengan peristiwa integrasi
berdasarkan 5 jenis integrasi sebagai berikut :
 Integrasi bangsa, tanggal 15 Agustus 2005 melalui MoU (Memorandum of
Understanding) di Vantaa, Helsinki, Finlandia, pemerintah Indonesia berhasil
secara damai mengajak Gerakan Aceh Merdeka (GAM) untuk kembali
bergabung dan setia memegang teguh kedaulatan bersama Negara Kesatuan
Republik Indonesia (NKRI). Proses ini telah berhasil menuntaskan masalah
disintegrsai yang terjadi di Aceh sejak tahun 1975 sampai 2005.
 integrasi wilayah, melalui Deklarasi Djuanda tanggal 13 Desember 1957,
pemerintah Indonesia mengumumkan kedaulatan wilayah Indonesia yakni
lebar laut teritorial seluas 12 mil diukur berdasarkan garis yang
menghubungkan titik-titik ujung yang terluar pada pulau-pulau negara
Indonesia. Dengan deklarasi ini maka terjadi integrasi wilayah terioritas
Indonesia.
 Integrasi nilai. Misalnya melalui aktivitas pendidikan pancasila baik dengan
mata kuliah di perguruan tinggi dan mata pelajaran di sekolah. Melalui
kurikulum 1975, mulai diberikannya mata pelajaran Pendidikan Moral
Pancasila (PMP) di sekolah. Saat ini, melalui kurikulum 2013 terdapat mata
pelajaran PPKn. Melalui pelajaran ini, pancasila menjadi nilai bersama dan
menjadi dasar filsafat negara disampaikan pada generasi muda.
11
 Integrasi elit-massa, dinamika integrasi elit massa ditandai dengan seringnya
pemimpin mendekati rakyatnya melalui berbagai kegiatan. Misalnya kunjungan
ke daerah, temu kader PKK, dan kotak pos presiden. Kegiatan yang sifatnya
mendekatkan elit dan massa akan menguatkan dimensi vertikal integrasi
nasional.
 Integrasi tingkah laku (perilaku integratif). Mewujudkan perilaku integratif yang
dilakukan dengan pembentukan lembaga-lembaga politik dan pemerintahan
termasuk birokrasi. Dengan lembaga dan birokrasi yang terbentuk maka orang-
orang bisa bekerja secara terintegratif dalam suatu aturan dan pola kerja yang
teratur, sistematis dan bertujuan. Pembentukan lembaga-lembaga politik dan
birokrasi di Indonesia diawali dengan hasil sidang I PPKI tanggal 18 Agustus
1945 yakni memilih Presiden dan Wakil Presiden. Sidang PPKI ke 2 tanggal 19
Agustus 1945 memutuskan pembentukan dua belas.
2. Tantangan Dalam Membangun lntegrasi
Dalam upaya mewujudkan integrasi nasional Indonesia, tantangan yang
dihadapi datang dari dimensi horizontal dan vertikal. Dalam dimensi horizontal,
tantangan yang berakar pada perbedaan suku, agama, ras dan geografi. Sedangkan
dalam dimensi vertikal, tantangan yang ada adalah berupa celah perbedaan antara
elite dan massa, dimana latar belakang pendidikan kekotaan menyebabkan kaum elite
berbeda dari massa yang cenderung berpandangan tradisional.
Terkait dengan dimensi horizontal ini, salah satu persoalan yang dialami oleh
negara-negara berkembang termasuk Indonesia dalam mewujudkan intregasi
nasional adalah masalah primordialisme yang masih kuat. Titik pusat goncangan
primordial biasanya berkisar pada beberapa hal, yaitu masalah hubungan darah
(kesukuan), jenis bangsa (ras), bangsa, daerah, agama dan kebiasaan. Masih
besarnya ketimpangan dan ketidakmerataan pembangunan dan hasil pembangunan
dapat menimbulkan berbagai rasa tidak puas dan keputusan di masalah SARA (Suku,
Agama, Ras dan Antar golongan), gerakan separatisme dan kedaerahan,
demonstrasi dan unjuk rasa. Hal ini bisa berpeluang mengancam intregasi horizontal
di Indonesia. Terkait dengan dimensi vertikal, tantangan yang ada adalah kesediaan
para pemimpin untuk terus menerus bersedia berhubungan dengan rakyatnya.
Pemimpin mau mendengar keluhan rakyat, mau turun kebawah, dan dekat dengan
12
kelompok-kelompok yang merasa di pinggirkan. Tantangan dari dimensi vertikal dan
horisontal dalam intregasi nasional Indonesia tersebut semakin tampak setelah
memasuki erat reformasi tahun 1998. Kebebasan yang digulirkan pada era reformasi
sebagai bagian dari proses demokratisasi telah banyak disalah gunakan oleh
kelompok-kelompok dalam masyarakat untuk bertindak seenaknya sendiri. Tindakan
ini kemudian memunculkan adanya gerakan-gerakan antar kelompok.
Di era globalisasi, tantangan ditambah oleh adanya tarikan global di mana
keberadaan negara-negara sering dirasa terlalu sempit untuk mewadahi tuntutan dan
kecenderungan global. Dengan demikian keberadaan negara berada dalam dua
tarikan sekaligus, yaitu tarikan dari luar berupa globalisasi yang cenderung
mengabaikan batas-batas negara bangsa, dan tarikan dari dalam berupa
kecenderungan menguatnya ikatan-ikatan yang sempit seperti ikatan etnis, kesukuan,
atau kedaerahan.
E. Mendeskripsikan Esensi dan Urgensi Integrasi Nasional
Masyarakat yang terintegrasi dengan hak merupakan harapan bagi setiap
negara. Sebab integrasi masyarakat merupakan kondisi yang diperlukan bagi negara
untuk membangun kejayaan nasional demi mencapai tujuan yang diharapkan. Ketika
masyarakat suatu negara senantiasa diwarnai oleh pertentangan atau konflik, maka
akan banyak kerugian yang diderita, baik kerugian berupa fisik materiil seperti
kerusakan sarana dan prasarana yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat, maupun
kerugian mental spiritual seperti perasaan kekawatiran, cemas, ketakutan, bahkan
juga tekanan mental yang berkepanjangan. Disisi lain banyak pula potensi sumber
daya yang dimiliki oleh negara, yang mestinya dapat digunakan untuk melaksanakan
pembangunan bagi kesejahteraan masyarakat, harus dikorbankan untuk
menyelesaikan konflik tersebut. Dengan demikian negara yang senantiasa diwarnai
konflik di dalamnya akan sulit untuk mewujudkan kemajuan.
Integrasi masyarakat yang sepenuhnya memang sesuatu yang tidak mungkin
diwujudkan, karena setiap masyarakat disamping membawakan potensi integrasi juga
menyimpan potensi konflik atau pertentangan. Persamaan kepentingan, kebutuhan
untuk bekerja sama, serta konsensus tentang nilai-nilai tertentu dalam masyarakat,
merupakan potensi yang mengintegrasikan. Sebaliknya perbedaan-perbedaan yang
ada dalam masyarakat seperti perbedaan suku, perbedaan agama, perbedaan
13
budaya dan perbedaan kepentingan adalah menyimpan potensi konflik, terlebih
apabila perbedaan-perbedaan tidak dikelola dan disikapi dengan cara dan sikap yang
tepat.
Bab III
Penutup
Kesimpulan
Integrasi nasional merupakan proses mempersatukan bagian-bagian, unsur
atau elemen yang terpisah dari masyarakat menjadi satu kesatuan yang lebih bulat,
sehingga menjadi satu nation(bangsa). Integrasi yang berlangsung di Indonesia
adalah model integrasi imperium Majapahit, integrasi kolonial, dan integrasi nasional
Indonesia. Integrasi bangsa diperlukan guna membangkitkan kesadaran akan
identitas bersama, menguatkan identitas nasional, dan membangun persatuan
bangsa.Dengan adanya integrasi nasional kita dapat memanfaatkan kekayaan alam
Indonesia secara bijak atau mengelola budaya-budaya yang melimpah untuk
kesejahteraan rakyat, namun selain menimbulkan sebuah keuntungan, hal ini juga
menimbulkan masalah yang bisa berakibat perpecahan. Dengan peran pemerintah
dan masyarakat kita pasti bisa mempersatukan perbedaan tersebut secara berkala
melalui integrasi nasional.
Saran
Demikian yang dapat kami sampaikan mengenai materi tentang “Identitas
Nasional” yang menjadi bahasan dalam makalah ini, tentunya banyak kekurangan
karena terbatasnya pengetahuan, kurangnya referensi atau rujukan yang kami
peroleh sehubung dengan makalah ini. Penulis banyak berharap kepada para
pembaca untuk memberikan kritik dan saran yang membangun kepada kami. Semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis dan para pembaca.
14
DAFTAR PUSTAKA
Irianto, A. M. (2013). Integrasi Nasional Sebagai penangkal etnosentrisme di
indonesia. Humanika, 18(2).
UMUM, B. A. M. K. W. (2016). Pendidikan Kewarganegaraan.
IKA, D. B. B. T. INTEGRASI NASIONAL DALAMBINGKAI BHINNEKA TUNGGAL IKA
PPKn KELAS X.
Komariyah, I. N. (2011). Hubungan antara Pemahaman Wawasan Kebangsaan
dengan Sikap Integrasi Nasional Siswa Kelas X SMA Negeri I Karangpandan Tahun
Ajaran 2009/2010.
Nurdin, I., & Hartati, S. (2020). PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN (Konsep Dasar
Kehidupan Berbangsa dan Bernegara di Indonesia).
Agus, A. A. (2016). Integrasi Nasional Sebagai Salah Satu Parameter Persatuan dan
Kesatuan Bangsa Negara Republik Indonesia. Jurnal Sosialisasi, 3(3), 19-27.

More Related Content

What's hot

Pengantar akuntansi syariah
Pengantar akuntansi syariahPengantar akuntansi syariah
Pengantar akuntansi syariah
citra Joni
 
AKUNTANSI PEMERINTAHAN PENYUSUNAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
AKUNTANSI PEMERINTAHAN PENYUSUNAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGANAKUNTANSI PEMERINTAHAN PENYUSUNAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
AKUNTANSI PEMERINTAHAN PENYUSUNAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Letifa Wahyuni
 
NPWP dan NPPKP
NPWP dan NPPKPNPWP dan NPPKP
NPWP dan NPPKP
Ariza Ekky
 
Piutang ussaha I
Piutang ussaha IPiutang ussaha I
Piutang ussaha I
Amrul Rizal
 
Makalah sistem akuntansi pemerintah daerah
Makalah sistem akuntansi pemerintah daerahMakalah sistem akuntansi pemerintah daerah
Makalah sistem akuntansi pemerintah daerah
Marobo United
 
Koreksi Kesalahan, Perubahan Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntans...
Koreksi Kesalahan, Perubahan Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntans...Koreksi Kesalahan, Perubahan Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntans...
Koreksi Kesalahan, Perubahan Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntans...
Adi Jauhari
 
review PSAK 57 Kewajiban Diestimasi, Kewajiban Kontijensi, dan Aktiva Kontije...
review PSAK 57 Kewajiban Diestimasi, Kewajiban Kontijensi, dan Aktiva Kontije...review PSAK 57 Kewajiban Diestimasi, Kewajiban Kontijensi, dan Aktiva Kontije...
review PSAK 57 Kewajiban Diestimasi, Kewajiban Kontijensi, dan Aktiva Kontije...
yufendriansyah auriga
 

What's hot (20)

Akuntansi Kewajiban PEMDA
Akuntansi Kewajiban PEMDAAkuntansi Kewajiban PEMDA
Akuntansi Kewajiban PEMDA
 
Dasar hukum akuntansi
Dasar hukum akuntansiDasar hukum akuntansi
Dasar hukum akuntansi
 
Audit Siklus Penggajian dan Personalia
Audit Siklus Penggajian dan PersonaliaAudit Siklus Penggajian dan Personalia
Audit Siklus Penggajian dan Personalia
 
Rancangan Karya Tulis Ilmiah sesuai dengan Sistematika Penelitian
Rancangan Karya Tulis Ilmiah sesuai dengan Sistematika PenelitianRancangan Karya Tulis Ilmiah sesuai dengan Sistematika Penelitian
Rancangan Karya Tulis Ilmiah sesuai dengan Sistematika Penelitian
 
Pengantar akuntansi syariah
Pengantar akuntansi syariahPengantar akuntansi syariah
Pengantar akuntansi syariah
 
AKUNTANSI PEMERINTAHAN PENYUSUNAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
AKUNTANSI PEMERINTAHAN PENYUSUNAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGANAKUNTANSI PEMERINTAHAN PENYUSUNAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
AKUNTANSI PEMERINTAHAN PENYUSUNAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
 
NPWP dan NPPKP
NPWP dan NPPKPNPWP dan NPPKP
NPWP dan NPPKP
 
SEJARAH AKUNTANSI
SEJARAH AKUNTANSISEJARAH AKUNTANSI
SEJARAH AKUNTANSI
 
Contoh Surat tugas
Contoh Surat tugasContoh Surat tugas
Contoh Surat tugas
 
Piutang ussaha I
Piutang ussaha IPiutang ussaha I
Piutang ussaha I
 
Bab 3 akuntansi koperasi.pptx
Bab 3 akuntansi koperasi.pptxBab 3 akuntansi koperasi.pptx
Bab 3 akuntansi koperasi.pptx
 
KECURANGAN YANG DISAMPAIKAN DALAM MANAJEMEN LETTER DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKA...
KECURANGAN YANG DISAMPAIKAN DALAM MANAJEMEN LETTER DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKA...KECURANGAN YANG DISAMPAIKAN DALAM MANAJEMEN LETTER DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKA...
KECURANGAN YANG DISAMPAIKAN DALAM MANAJEMEN LETTER DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKA...
 
Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah - 2
Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah - 2Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah - 2
Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah - 2
 
Akuntansi global
Akuntansi globalAkuntansi global
Akuntansi global
 
SAPP - Sistem Akuntansi Pemerintah Pusat
SAPP - Sistem Akuntansi Pemerintah PusatSAPP - Sistem Akuntansi Pemerintah Pusat
SAPP - Sistem Akuntansi Pemerintah Pusat
 
Makalah sistem akuntansi pemerintah daerah
Makalah sistem akuntansi pemerintah daerahMakalah sistem akuntansi pemerintah daerah
Makalah sistem akuntansi pemerintah daerah
 
Koreksi Kesalahan, Perubahan Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntans...
Koreksi Kesalahan, Perubahan Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntans...Koreksi Kesalahan, Perubahan Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntans...
Koreksi Kesalahan, Perubahan Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntans...
 
review PSAK 57 Kewajiban Diestimasi, Kewajiban Kontijensi, dan Aktiva Kontije...
review PSAK 57 Kewajiban Diestimasi, Kewajiban Kontijensi, dan Aktiva Kontije...review PSAK 57 Kewajiban Diestimasi, Kewajiban Kontijensi, dan Aktiva Kontije...
review PSAK 57 Kewajiban Diestimasi, Kewajiban Kontijensi, dan Aktiva Kontije...
 
Bab 7 kode etik profesi akuntan indonesia kelompok 12
Bab 7 kode etik profesi akuntan indonesia kelompok 12Bab 7 kode etik profesi akuntan indonesia kelompok 12
Bab 7 kode etik profesi akuntan indonesia kelompok 12
 
Laporan presentasi keuangan
Laporan presentasi keuanganLaporan presentasi keuangan
Laporan presentasi keuangan
 

Similar to Rangkuman Makalah Pkn Bab integrasi.docx

Ibd makalah lengkap rifqi
Ibd makalah lengkap rifqiIbd makalah lengkap rifqi
Ibd makalah lengkap rifqi
rifki1122
 
Pentingnya wawasan nusantara
Pentingnya wawasan nusantaraPentingnya wawasan nusantara
Pentingnya wawasan nusantara
Dedy Setiady
 
PKN KELAS 8
PKN KELAS 8 PKN KELAS 8
PKN KELAS 8
Pakdahli
 
Tugas bulan 3 ketahanan nasional
Tugas bulan 3 ketahanan nasionalTugas bulan 3 ketahanan nasional
Tugas bulan 3 ketahanan nasional
Alfi Nugraha
 
Tugas bulan 3 ketahanan nasional
Tugas bulan 3 ketahanan nasionalTugas bulan 3 ketahanan nasional
Tugas bulan 3 ketahanan nasional
Alfi Nugraha
 
MAKALAH pancasila.docx
MAKALAH pancasila.docxMAKALAH pancasila.docx
MAKALAH pancasila.docx
VellaSufa
 

Similar to Rangkuman Makalah Pkn Bab integrasi.docx (20)

Ibd makalah lengkap rifqi
Ibd makalah lengkap rifqiIbd makalah lengkap rifqi
Ibd makalah lengkap rifqi
 
Identitas nasional
Identitas nasionalIdentitas nasional
Identitas nasional
 
Tugas softskill 2 bab ii (wawasan nusantara)
Tugas softskill 2   bab ii (wawasan nusantara)Tugas softskill 2   bab ii (wawasan nusantara)
Tugas softskill 2 bab ii (wawasan nusantara)
 
Integrasi Nasional dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika
Integrasi Nasional dalam bingkai Bhinneka Tunggal IkaIntegrasi Nasional dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika
Integrasi Nasional dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika
 
Makalah kebudayaan indonesia
Makalah kebudayaan indonesiaMakalah kebudayaan indonesia
Makalah kebudayaan indonesia
 
MAKALAH WAWASAN KEBANGSAAN.docx
MAKALAH WAWASAN KEBANGSAAN.docxMAKALAH WAWASAN KEBANGSAAN.docx
MAKALAH WAWASAN KEBANGSAAN.docx
 
Kelas11 sej triyono
Kelas11 sej triyonoKelas11 sej triyono
Kelas11 sej triyono
 
Pentingnya wawasan nusantara
Pentingnya wawasan nusantaraPentingnya wawasan nusantara
Pentingnya wawasan nusantara
 
Kelompok5isbd 131216144333-phpapp02
Kelompok5isbd 131216144333-phpapp02Kelompok5isbd 131216144333-phpapp02
Kelompok5isbd 131216144333-phpapp02
 
Tugas besar pancasila
Tugas besar pancasilaTugas besar pancasila
Tugas besar pancasila
 
PKN KELAS 8
PKN KELAS 8 PKN KELAS 8
PKN KELAS 8
 
Tugas bulan 3 ketahanan nasional
Tugas bulan 3 ketahanan nasionalTugas bulan 3 ketahanan nasional
Tugas bulan 3 ketahanan nasional
 
Tugas bulan 3 ketahanan nasional
Tugas bulan 3 ketahanan nasionalTugas bulan 3 ketahanan nasional
Tugas bulan 3 ketahanan nasional
 
Buku prosiding HISPISI-2013
Buku prosiding HISPISI-2013Buku prosiding HISPISI-2013
Buku prosiding HISPISI-2013
 
MAKALAH pancasila.docx
MAKALAH pancasila.docxMAKALAH pancasila.docx
MAKALAH pancasila.docx
 
Buku BSE Kelas 01 sd pendidikan agama hindu dan budi pekerti guru 2017
Buku BSE Kelas 01 sd pendidikan agama hindu dan budi pekerti guru 2017Buku BSE Kelas 01 sd pendidikan agama hindu dan budi pekerti guru 2017
Buku BSE Kelas 01 sd pendidikan agama hindu dan budi pekerti guru 2017
 
Filsafat pancasila
Filsafat pancasila Filsafat pancasila
Filsafat pancasila
 
Kelas_01_SD_Pendidikan_Agama_Katolik_dan_Budi_Pekerti_Siswa.pdf
Kelas_01_SD_Pendidikan_Agama_Katolik_dan_Budi_Pekerti_Siswa.pdfKelas_01_SD_Pendidikan_Agama_Katolik_dan_Budi_Pekerti_Siswa.pdf
Kelas_01_SD_Pendidikan_Agama_Katolik_dan_Budi_Pekerti_Siswa.pdf
 
MAKALAH MODUL 1-2 PRESPEKTIF PEND. SD.pdf
MAKALAH MODUL 1-2 PRESPEKTIF PEND. SD.pdfMAKALAH MODUL 1-2 PRESPEKTIF PEND. SD.pdf
MAKALAH MODUL 1-2 PRESPEKTIF PEND. SD.pdf
 
NA-Desa Adat Bali, Desa Dinas dan Desa Adat
NA-Desa Adat Bali, Desa Dinas dan Desa AdatNA-Desa Adat Bali, Desa Dinas dan Desa Adat
NA-Desa Adat Bali, Desa Dinas dan Desa Adat
 

Recently uploaded

Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfAksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
JarzaniIsmail
 
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptKenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
novibernadina
 

Recently uploaded (20)

Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfAksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Penyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.ppt
Penyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.pptPenyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.ppt
Penyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.ppt
 
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
 
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptxPPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
 
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptKenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
 
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
 
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMKAksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
 
PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptx
PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptxPPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptx
PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptx
 
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxBab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
 
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - PerencanaanProgram Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
 
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
 
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptxAKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
 
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan BerkelanjutanTopik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
 
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTXAKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
 
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAKELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, FigmaPengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
 

Rangkuman Makalah Pkn Bab integrasi.docx

  • 1. i MAKALAH INTEGRASI NASIONAL Dosen Pengampu : Dr Azainil, M.Si Disusun oleh : Kelompok 4 Dian Andriani Putri (2101026094) Fatma Nofita Sari (2101026025) Hasan Hidayatullah Akbar (2101026081) Naufal Fawwaz Fadhilah (2101026070) Raihan Alammim (2101026195) FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MULAWARMAN SAMARINDA 2022
  • 2. ii Kata pengantar Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat tuhan yang maha esa atas rahmat dan ridho-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Integrasi Nasional” dengan baik dan tepat pada waktunya. Disusunnya makalah ini guna memenuhi tugas kelompok mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan. Kami juga ingin mengucapkan banyak terimakasih kepada berbagai pihak yang telah memberikan bantuan kepada kami dalam penyusunan makalah ini, terutama kepada bapak Dr Azainil, M. Si. Selaku dosen pengampu mata kuliah ini, semoga tuhan yang maha esa memberikan balasan yang setimpal atas bantuan yang telah diberikan. Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi melengkapi kekurangan untuk makalah selanjutnya. Samarinda, 21 Februari 2022 Kelompok 4
  • 3. iii DAFTAR ISI Kata pengantar.....................................................................................II Daftar Isi ................................................................................................ III Bab I Pendahuluan..............................................................................1 A. Latar belakang ............................................................................................................. 1 B. Rumusan Masalah....................................................................................................... 1 C. Tujuan............................................................................................................................ 2 Bab II Pembahasan..............................................................................3 A. Menulusuri Konsep Dan Urgensi Integrasi Nasional............................................ 3 1. Makna Integrasi Nasional..................................................................................... 3 2. Jenis Integrasi ........................................................................................................ 3 3. Pentingnya Integrasi nasional ............................................................................. 5 4. Integrasi Versus Disintegrasi .............................................................................. 5 B. Menanya Alasan Mengapa Diperlukan Integrasi Nasional................................... 6 C. Sumber Historis, Sosiologis, Politik tentang Integrasi Nasional .......................... 7 1. Perkembangan Sejarah Integrasi Di Indonesia ................................................ 7 2. Pengembangan Integrasi di Indonesia............................................................... 9 D. Membangun Argumen tentang Dinamika dan Tantangan Integrasi nasional.... 10 1. Dinamika Integrasi Nasional di Indonesia.......................................................... 10 2. Tantangan dalam Membangun Integrasi ........................................................... 11 E. Mendeskripsikan Esensi dan Urgensi Integrasi Nasional..................................... 10 Bab III Penutup .................................................................................... 13 A. Kesimpulan................................................................................................................... 13 B. Saran............................................................................................................................. 13 Daftar Pustaka .....................................................................................14
  • 4. 1 Bab I Pendahuluan A. Latar belakang Makalah ini dilatarbelakangi dari tugas yang diberikan oleh Dosen pengampu mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan, yaitu Bapak Dr Azainil, M.Si selain itu sebagai alat untuk mengasah kemampuan kami dalam membuat makalah sekaligus menambah wawasan kami mengenai integrasi nasional. Makalah ini juga berisikan tentang makna, jenis, dan alasan diperlukannya Integrasi Nasional di Indonesia. Integrasi Nasional adalah suatu konsep yang tertuju pada terciptanya keutuhan suatu bangsa dengan melalui penciptaan konsensus di antara keragaman yang ada. Ide pokok integrasi nasional yaitu memaksimalkan persamaan dan meminimalkan perbedaan dalam pemenuhan aspirasi, pendayagunaan potensi, dan juga dalam penanggulangan segala masalah kebangsaaan. Oleh karena itu Integrasi nasional adalah suatu proses yang harus terus dibina dan ditingkatkan, dikarenakan sifatnya yang harus dinamis dan sejalan dengan kondisi kehidupan politik nasional yang juga selalu berkembang. Sebagai warga negara Indonesia yang baik, marilah kita memiliki rasa integrasi Nasional. Dengan sikap kepedulian terhadap terhadap sesama manusia, dan juga memiliki rasa persatuan yang tinggi, baik terhadap bangsa, negara, agama, social, budaya dan juga keluarga. B. Rumusan Masalah 1. Bagaimana konsep dan urgensi integrasi nasional? 2. Mengapa diperlukannya integrasi nasional? 3. Apa saja sumber historis, sosiologis, dan politik tentang integrasi nasional di Indonesia? 4. Bagaimana membangun argumen tentang dinamika dan tantangan integrasi nasional Indonesia? 5. Bagaimana mendeskripsikan esensi dan urgensi integrasi nasional Indonesia?
  • 5. 2 C. Tujuan 1. Untuk mengetahui konsep dan urgensi integrasi nasional. 2. Untuk mengetahui seberapa diperlukannya integrasi nasional. 3. Untuk mengetahui apa saja sumber historis, sosiologis, dan politik tentang integrasi nasional di Indonesia. 4. Untuk mengetahui bagaimana cara membangun argumen tentang dinamika dan tantangan integrasi nasional Indonesia. 5. Untuk mengetahui esensi dan urgensi integrasi nasional Indonesia.
  • 6. 3 Bab II Pembahasan A. Menulusuri Konsep Dan Urgensi Integrasi Nasional 1. Makna Integrasi Nasional Integrasi nasional berasal dari dua kata, yaitu “integrasi” dan “nasional”. Integrasi berasal dari bahasa Inggris, integrate, artinya menyatupadukan, menggabungkan, mempersatukan. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, integrasi artinya pembauran hingga menjadi satu kesatuan yang bulat dan utuh. Kata Nasional berasal dari bahasa Inggris, nation yang artinya bangsa. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, integrasi nasional mempunyai arti politis dan antropologis. Integrasi nasional secara politis berarti penyatuan berbagai kelompok budaya dan sosial dalam kesatuan wilayah nasional yang membentuk suatu identitas nasional. Integrasi nasional secara antropologis berarti proses penyesuaian di antara unsur unsur kebudayaan yang berbeda sehingga mencapai suatu keserasian fungsi dalam kehidupan masyarakat. 2. Jenis-Jenis Integrasi Nasional 1) Integrasi Bangsa Yang dimaksud dengan integrasi bangsa ialah proses penyatuan berbagai kelompok sosial budaya kedalam satu kesatuan wilayah dengan satu identitas nasional. Apabila masyarakat itu berupa masyarakat yang majemuk yang terdiri dari berbagai agama, ras, suku dan sosial budaya, maka integrasi bangsa berarti penggabungan unsur-unsur tersebut menjadi satu kesatuan yang utuh. 2) Integrasi wilayah Menurut Soehino (1980: 71) pengertian dari integrasi wilayah adalah ”Pembentukan kewenangan nasional pusat terhadap wilayah atau daerah politik yang lebih kecil, yang terdiri atas satu atau lebih kelompok budaya. Mengenai integrasi
  • 7. 4 wilayah diperlukan sekurang-kurangnya dua hal, yaitu; pertama, konsep laut dan udara; Kedua, aparat pemerintah dan sarana kekuasaan untuk menjadikan dan mempersatukan keaulatan tersebut dari penetrasi luar”. Hubungannya dengan negara indonesia, integrasi wilayah disini meliputi seluruh pulau dan seluruh propinsi yang masuk menjadi negara indonesia. 3) Integrasi Nilai Adapun yang dimaksud dengan integrasi nilai adalah persetujuan bersama tentang tujuan dan prinsip dasar politik. integrasi nilai merupakan penciptaan suatu sistem nilai yang berupa ideologi nasional yang dipandang ideal, baik dan adil dalam menyelesaikan setiap permasalahan dalam berbagai kelompok masyarakat. Integrasi nasional ini merupakan prosedur yang dapat diterima oleh semua kelompok masyarakat guna memecahkan masyarakat. Untuk negara indonesia ideologi nasional dalam pencerminan integrasi nilai adalah Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 ini dapat menjadikan wadah dari kemajemukan rakyat indonesia. Agar integrasi nilai dapat terpelihara diperlukan proses meyakinkan berbagai kelompok masyarakat untuk menerima Pancasila dan UndangUndang Dasar 1945 sebagai sistem nilai bersama. Dalam proses pemasyarakatan sistem nilai tersebut pada masa orde baru dibuatkan suatu pedoman yang dinamakan Pedoman Penghayatan dan Pengalaman Pancasila (P4). 4) Integrasi Elite dengan Massa. Integrasi elite dengan masa ini merupakan upaya untuk menghubungkan antara golongan elite yang memerintah dengan rakyat yang diperintah, tetapi bentuk dan cara pelaksanaan kewenangan harus mendapat persetujuan dengan rakyat. 5) Perilaku Integrasi Yang dimaksud dengan perilaku integrasi ialah kesediaan warga masyarakat untuk bekerja sama dalam suatu organisasi besar dan perilaku yang sesuai dengan cara yang dapat membantu pencapaian beberapa tujuan organisasi. Kesediaan warga masyarakat untuk bekerja sama dengan terorganisasi demi mencapai tujuan bersama, merupakan pola tingkah laku yang sangat esensial bagi masyarakat yang kompleks. Untuk itu setiap warga masyarakat dituntut untuk bersedia menerima dan
  • 8. 5 melaksanakan secara ikhlas semua hasil kesepakatan guna mencapai tujuan organisasi yaitu Negara. 3. Pentingnya Integrasi Nasional Berikut konsep integrasi nasional menurut para ahli, diantaranya :  Howard Wriggins Integritas bangsa berarti penyatuan bagian yang berbeda- beda dari suatu masyarakat menjadi suatu keseluruhan yang lebih utuh atau memadukan masyarakat-masyarakat kecil yang jumlahnya banyak menjadi satu kesatuan bangsa.  Myron Weiner Integrasi menunjuk pada proses penyatuan berbagai kelompok budaya dan sosial ke dalam satu kesatuan wilayah, dalam rangka pembentukan suatu identitas nasional. Integrasi biasanya mengandalkan adanya satu masyarakat yang secara etnis majemuk dan setiap kelompok masyarakat memiliki bahasa dan sifat-sifat kebudayaan yang berbeda.  Nazaruddin Sjamsuddin Integrasi nasional ini sebagai proses penyatuan suatu bangsa yang mencakup semua aspek kehidupannya, yaitu aspek sosial, politik, ekonomi, dan budaya. Integrasi juga meliputi aspek vertikal dan horizonntal.  J. Soedjati Djiwandono Integrasi nasional sebagai cara bagaimana kelestarian persatuan nasional dalam arti luas dapat didamaikan dengan hak menentukan nasib sendiri. Hak tersebut perlu dibatasi pada suatu taraf tertentu. Bila tidak, persatuan nasional akan dibahayakan. Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa integrasi nasional bangsa indonesia berarti hasrat dan kesadaran untuk bersatu sebagai suatu bangsa, menjadi satu kesatuan bangsa secara resmi, dan direalisasikan dalam satu kesepakatan atau konsensus nasional melalui Sumpah Pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928. 4. Integrasi Versus Disintegrasi Kebalikan dari integrasi adalah disintegrasi. Disintegrasi dapat diartikan ketidakpaduan, keterpecahan di antara unsur unsur yang 65 ada. Jika integrasi terjadi konsensus maka disintegrasi dapat menimbulkan konflik atau perseturuan dan pertentangan. Disintegrasi bangsa adalah memudarnya kesatupaduan antar golongan, dan kelompok yang ada dalam suatu bangsa yang bersangkutan. Gejala disintegrasi merupakan hal yang dapat terjadi di masyarakat. Masyarakat suatu
  • 9. 6 bangsa pastilah menginginkan terwujudnya integrasi. Namun, dalam kenyataannya yang terjadi justru gejala disintegrasi. Disintegrasi memiliki banyak ragam, misalkan pertentangan fisik, perkelahian, tawuran, kerusuhan, revolusi, bahkan perang. B. Menanya Alasan Mengapa Diperlukan Integrasi Nasional Integrasi nasional sebagai suatu kesadaran dan bentuk pergaulan yang menyebabkan berbagai kelompok dengan identitas masing-masing merasa dirinya sebagai satu kesatuan: bangsa Indonesia. Untuk menciptakan pergaulan dalam pembentukan integrasi nasional tersebut identitas justru berfungsi secara ganda. Pada suatu sisi integrasi terbentuk kalau ada identitas yang mendukungnya seperti kesamaan bahasa, kesamaan dalam nilai sistem budaya, kesamaan cita-cita politik, atau kesamaan dalam pandangan hidup atau orientasi keagamaan. Pada pihak lain, integrasi yang lebih luas hanya mungkin terbentuk apabila sekelompok orang menerobos identitasnya dan mengambil jarak dari segala yang selama ini dianggap membentuk watak dirinya atau watak kelompoknya. Dengan demikian ia meninggalkan identitasnya, yang kemudian membuka kemungkinan untuk pembentukan integrasi yang lebih luas. Ada beberapa contoh berikut untuk menjelaskan permasalahan tersebut, salah satu contoh adalah tentang keberadaan Bahasa Indonesia di negeri ini. Bahasa Indonesia adalah bahasa yang berasal dari kepulauan Riau, dan pada awalnya menjadi suatu atribut dari identitas penduduk kepulauan Riau, bahasa itu kemudian berkembang menjadi Melayu Pasar, yang digunakan oleh berbagai kelompok etnis yang bertemu di pasar dalam interaksi perdagangan. Akan tetapi dalam perkembangan lebih lanjut muncul dengan komunitas baru dengan jaringan yang jauh lebih luas, yaitu kelompok-kelompok yang menggunakan bahasa Melayu Pasar sebagai sarana komunikasi antara mereka. Akibatnya bahasa Melayu Pasar sebagai lingua franca kemudian menjadi ciri baru bagi suatu komunitas pengguna bahasa tersebut dan kemudian kembali berfungsi sebagai penunjuk identitas dari suatu jaringan kelompok-kelompok yang merasa dan ternyata dihubungkan satu sama lain oleh bahasa tersebut dan menemukan suatu kesatuan baru berupa integrasi yang lebih luas. Integrasi nasional terjadi juga akibat terbentuknya kelompok-kelompok yang dipersatukan oleh suatu isu bersama, baik yang bersifat ideologis, ekonomis, maupun sosial. Misalnya, kelompok pedangang kaki lima (PKL) membentuk jaringan
  • 10. 7 mereka ketika menghadapi Perda yang dikeluarkan Pemda atau ketika mereka harus menghadapai operasi Satpol PP. Demi kepentingan tersebut, seorang PKL yang beretnik Minang akan bersatu dengan PKL PKL beretnik lain. Singkat kata, integrasi pada dasarnya menyatukan lintas identitas untuk satu kepentingan bersama. C. Sumber Historis, Sosiologis, Politik tentang Integrasi Nasional 1. Perkembangan sejarah integrasi di Indonesia Menurut Suryono (2002), sejarah mengungkapkan bangsa kita telah mengalami pembangunan integrasi sebelum negara indonesia yang merdeka. Menjelaskan terdapat 3 model integrasi dalam sejarah perkembangan integrasi di Indonesia, yaitu: a) Model Integrasi Imperium Majapahit Model integrasi pertama ini bersifat kemaharajaan (imperium) Majapahit. Struktur kemaharajaan yang begitu luas ini berstruktur konsentris. Dimulai dengan konsentris pertama yaitu wilayah inti kerajaan (nagaragung): pulau Jawa dan Madura yang diperintah langsung oleh raja dan saudara-saudaranya. Konsentris kedua adalah wilayah di luar Jawa (mancanegara dan pasisiran) yang merupakan kerajaan- kerajaan otonom. Konsentris ketiga (tanah sabrang) adalah negara-negara sahabat di mana Majapahit menjalin interaksi diplomatik dan dagang, antara lain dengan Champa, Kamboja, Ayudyapura (Thailand). b) Model Integrasi Kolonial Model integrasi kedua atau disebut dengan integrasi atas wilayah Hindia Belanda baru yang sepenuhnya dicapai pada awal abad XX dengan wilayah yang terbentang dari sabang sampai merauke. Pemerintah kolonial dapat membangun integrasi wilayah dengan menguasai maritim, sedangkan integrasi vertikal antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah dibina melalui jaringan birokrasi kolonial yang terdiri dari pegawai Belanda dan pribumi yang tidak memiliki jaringan dengan massa rakyat. Integrasi model kolonial ini tidak mampu menyatukan segenap keragaman bangsa Indonesia namun hanya dapat menciptakan kesetiaan tunggal pada penguasa kolonial. c) Model Integrasi Nasional Indonesia
  • 11. 8 Model integrasi ketiga merupakan proses berintegrasinya bangsa Indonesia sejak negara merdeka tahun 1945. Integrasi model ketiga dimaksudkan untuk membentuk kesatuan yang baru yakni bangsa Indonesia yang merdeka, memiliki semangat kebangsaan (nasionalisme) baru atau kesadaran kebangsaan yang baru. Model integrasi nasional diawali dengan tumbuhnya kesadaran berbangsa khususnya pada diri orang-orang Indonesia yang mengalami proses pendidikan sebagai dampak dari politik etis pemerintah kolonial Belanda. Mendirikan organisasi-organisasi pergerakan yang bersifat keagamaan, kepemudaan, kedaerahan, politik, ekonomi perdagangan dan kelompok perempuan. Dalam sejarahnya, penumbuhan kesadaran berbangsa dapat dilalui dengan tahapan- tahapan sebagai berikut : 1. Masa Perintis Masa perintis adalah masa mulai dirintisnya semangat kebangsaan melalui pembentukan organisasi pergerakan. Masa ini ditandai dengan munculnya pergerakan Budi Utomo pada tanggal 20 Mei 1908. Kelahiran Budi Utomo diperingati sebagai Hari Kebangkitan Nasional. 2. Masa Penegas Masa penegas merupakan masa dimulainya tegasan semangat kebangsaan pada diri bangsa Indonesia yang ditandai dengan peristiwa Sumpah Pemuda tanggal 28 Oktober 1928. 3. Masa Percobaan Bangsa Indonesia melalui organisasi pergerakan mencoba meminta kemerdekaan dari Belanda. Organisasi-organisasi pergerakan yang tergabung dalam GAPI (Gabungan Politik Indonesia) tahun 1938 mengusulkan Indonesia Berparlemen. Namun, perjuangan menuntut Indonesia merdeka tersebut tidak berhasil. 4. Masa Pendobrak Pada masa ini semangat dan gerakan kebangsaan Indonesia telah berhasil mendobrak belenggu penjajahan dan menghasilkan kemerdekaan. Kemerdekaan bangsa Indonesia diproklamirkan pada tanggal 17 Agustus 1945. Sejak saat itu bangsa Indonesia menjadi bangsa merdeka, bebas, dan sederajat dengan bangsa lain.
  • 12. 9 2. Pengembangan lntegrasi di Indonesia Howard Wriggins dalam Muhaimin & Collin Max Andrews (1995) menyebutkan lima pendekatan atau cara bagaimana para pemimpin politik mengembangkan integrasi bangsa. Kelima pendekatan yang selanjutnya kita sebut sebagai faktor yang menentukan tingkat integrasi suatu negara adalah : 1. Adanya ancaman dari luar, dapat menciptakan integrasi masyarakat. Masyarakat akan bersatu, meskipun berbeda suku, agama dan rasa ketika menghadapi musuh bersama. Contoh, ketika penjajah Belanda ingin kembali ke Indonesia, masyarakt Indonesia bersatu padu melawannya. Suatu bangsa yang sebelumnya berseteru dengan saudara sendiri, suatu saat dapat berintergrasi ketika ada musuh negara yang datang atau ancaman bersama yang berasal dari luar negeri. Adanya anggapan musuh dari luar mengancam bangsa juga mampu mengintegrasikan masyarakat bangsa itu. 2. Gaya politik kepemimpinan, gaya politik para pemimpin bangsa dapat menyatukan atau mengintegrasikan masyarakat bangsa tersebut. Pemimpin yang karismatik, dicintai rakyatnya dan memiliki jasa-jasa besar umumnya mampu menyatukan bangsanya yang sebelumnya tercerai berai. Misal Nelson Mandela dari Afrika Selatan. Gaya politik sebuah kepemimpinan bisa dipakai untuk mengembangkan integrasi bangsanya. 3. Kekuatan lembaga-lembaga politik, misalnya birokrasi, juga dapat menjadi sarana pemersatu masyarakat bangsa. Birokrasi yang satu dan padu dapat menciptakan sistem pelayanan yang sama, baik dan diterima oleh masyarakat yang beragam. Pada akhirnya masyarakat bersatu dalam satu sistem pelayanan. 4. Ideologi Nasional, memberian visi dan beberapa panduan bagaimana cara menuju visi atau tujuan itu. Bagi bangsa Indonesia, nilai bersama yang bisa mempersatukan masyarakat Indonesia adalah Pancasila. Pancasila merupakan nilai sosial bersama yang bisa diterima oleh seluruh masyarakat Indonesia. Misal “Pela Gadong” sebagai nilai bersama yang dijunjung oleh masyarakat Maluku. 5. Kesempatan pembangunan ekonomi, jika pembangunan ekonomi berhasil dan menciptakan keadilan, maka masyarakat bangsa tersebut bisa menerima sebagai satu kesatuan. Namun jika ekonomi menghasilkan ketidakadilan maka
  • 13. 10 muncul kesenjangan atau ketimpangan. Orang-orang yang dirugikan dan miskin sulit untuk mau bersatu atau merasa satu bangsa dengan mereka yang diuntungkan serta yang mendapatkan kekayaan secara tidak adil. Banyak kasus karena ketidakadilan, maka sebuah masyarakat ingin memisahkan diri dari bangsa yang bersangkutan. Dengan pembangunan ekonomi yang merata maka hubungan dan integrasi antar masyarakat akan semakin mudah dicapai. D. Membangun Argumen tentang Dinamika dan Tantangan Integrasi nasional 1. Dinamika Integrasi nasional di Indonesia Dinamika integrasi nasional di Indonesia sudah ada sejak tahun 1945, upaya membangun integrasi terus dilakukan. Banyak perkembangan dan dinamika dri integrasi yang terjadi di Indonesia. Dinamika integrasi sejalan dengan tantangan zaman pada saat itu. Dinamika itu bisa kita contohkan dengan peristiwa integrasi berdasarkan 5 jenis integrasi sebagai berikut :  Integrasi bangsa, tanggal 15 Agustus 2005 melalui MoU (Memorandum of Understanding) di Vantaa, Helsinki, Finlandia, pemerintah Indonesia berhasil secara damai mengajak Gerakan Aceh Merdeka (GAM) untuk kembali bergabung dan setia memegang teguh kedaulatan bersama Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Proses ini telah berhasil menuntaskan masalah disintegrsai yang terjadi di Aceh sejak tahun 1975 sampai 2005.  integrasi wilayah, melalui Deklarasi Djuanda tanggal 13 Desember 1957, pemerintah Indonesia mengumumkan kedaulatan wilayah Indonesia yakni lebar laut teritorial seluas 12 mil diukur berdasarkan garis yang menghubungkan titik-titik ujung yang terluar pada pulau-pulau negara Indonesia. Dengan deklarasi ini maka terjadi integrasi wilayah terioritas Indonesia.  Integrasi nilai. Misalnya melalui aktivitas pendidikan pancasila baik dengan mata kuliah di perguruan tinggi dan mata pelajaran di sekolah. Melalui kurikulum 1975, mulai diberikannya mata pelajaran Pendidikan Moral Pancasila (PMP) di sekolah. Saat ini, melalui kurikulum 2013 terdapat mata pelajaran PPKn. Melalui pelajaran ini, pancasila menjadi nilai bersama dan menjadi dasar filsafat negara disampaikan pada generasi muda.
  • 14. 11  Integrasi elit-massa, dinamika integrasi elit massa ditandai dengan seringnya pemimpin mendekati rakyatnya melalui berbagai kegiatan. Misalnya kunjungan ke daerah, temu kader PKK, dan kotak pos presiden. Kegiatan yang sifatnya mendekatkan elit dan massa akan menguatkan dimensi vertikal integrasi nasional.  Integrasi tingkah laku (perilaku integratif). Mewujudkan perilaku integratif yang dilakukan dengan pembentukan lembaga-lembaga politik dan pemerintahan termasuk birokrasi. Dengan lembaga dan birokrasi yang terbentuk maka orang- orang bisa bekerja secara terintegratif dalam suatu aturan dan pola kerja yang teratur, sistematis dan bertujuan. Pembentukan lembaga-lembaga politik dan birokrasi di Indonesia diawali dengan hasil sidang I PPKI tanggal 18 Agustus 1945 yakni memilih Presiden dan Wakil Presiden. Sidang PPKI ke 2 tanggal 19 Agustus 1945 memutuskan pembentukan dua belas. 2. Tantangan Dalam Membangun lntegrasi Dalam upaya mewujudkan integrasi nasional Indonesia, tantangan yang dihadapi datang dari dimensi horizontal dan vertikal. Dalam dimensi horizontal, tantangan yang berakar pada perbedaan suku, agama, ras dan geografi. Sedangkan dalam dimensi vertikal, tantangan yang ada adalah berupa celah perbedaan antara elite dan massa, dimana latar belakang pendidikan kekotaan menyebabkan kaum elite berbeda dari massa yang cenderung berpandangan tradisional. Terkait dengan dimensi horizontal ini, salah satu persoalan yang dialami oleh negara-negara berkembang termasuk Indonesia dalam mewujudkan intregasi nasional adalah masalah primordialisme yang masih kuat. Titik pusat goncangan primordial biasanya berkisar pada beberapa hal, yaitu masalah hubungan darah (kesukuan), jenis bangsa (ras), bangsa, daerah, agama dan kebiasaan. Masih besarnya ketimpangan dan ketidakmerataan pembangunan dan hasil pembangunan dapat menimbulkan berbagai rasa tidak puas dan keputusan di masalah SARA (Suku, Agama, Ras dan Antar golongan), gerakan separatisme dan kedaerahan, demonstrasi dan unjuk rasa. Hal ini bisa berpeluang mengancam intregasi horizontal di Indonesia. Terkait dengan dimensi vertikal, tantangan yang ada adalah kesediaan para pemimpin untuk terus menerus bersedia berhubungan dengan rakyatnya. Pemimpin mau mendengar keluhan rakyat, mau turun kebawah, dan dekat dengan
  • 15. 12 kelompok-kelompok yang merasa di pinggirkan. Tantangan dari dimensi vertikal dan horisontal dalam intregasi nasional Indonesia tersebut semakin tampak setelah memasuki erat reformasi tahun 1998. Kebebasan yang digulirkan pada era reformasi sebagai bagian dari proses demokratisasi telah banyak disalah gunakan oleh kelompok-kelompok dalam masyarakat untuk bertindak seenaknya sendiri. Tindakan ini kemudian memunculkan adanya gerakan-gerakan antar kelompok. Di era globalisasi, tantangan ditambah oleh adanya tarikan global di mana keberadaan negara-negara sering dirasa terlalu sempit untuk mewadahi tuntutan dan kecenderungan global. Dengan demikian keberadaan negara berada dalam dua tarikan sekaligus, yaitu tarikan dari luar berupa globalisasi yang cenderung mengabaikan batas-batas negara bangsa, dan tarikan dari dalam berupa kecenderungan menguatnya ikatan-ikatan yang sempit seperti ikatan etnis, kesukuan, atau kedaerahan. E. Mendeskripsikan Esensi dan Urgensi Integrasi Nasional Masyarakat yang terintegrasi dengan hak merupakan harapan bagi setiap negara. Sebab integrasi masyarakat merupakan kondisi yang diperlukan bagi negara untuk membangun kejayaan nasional demi mencapai tujuan yang diharapkan. Ketika masyarakat suatu negara senantiasa diwarnai oleh pertentangan atau konflik, maka akan banyak kerugian yang diderita, baik kerugian berupa fisik materiil seperti kerusakan sarana dan prasarana yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat, maupun kerugian mental spiritual seperti perasaan kekawatiran, cemas, ketakutan, bahkan juga tekanan mental yang berkepanjangan. Disisi lain banyak pula potensi sumber daya yang dimiliki oleh negara, yang mestinya dapat digunakan untuk melaksanakan pembangunan bagi kesejahteraan masyarakat, harus dikorbankan untuk menyelesaikan konflik tersebut. Dengan demikian negara yang senantiasa diwarnai konflik di dalamnya akan sulit untuk mewujudkan kemajuan. Integrasi masyarakat yang sepenuhnya memang sesuatu yang tidak mungkin diwujudkan, karena setiap masyarakat disamping membawakan potensi integrasi juga menyimpan potensi konflik atau pertentangan. Persamaan kepentingan, kebutuhan untuk bekerja sama, serta konsensus tentang nilai-nilai tertentu dalam masyarakat, merupakan potensi yang mengintegrasikan. Sebaliknya perbedaan-perbedaan yang ada dalam masyarakat seperti perbedaan suku, perbedaan agama, perbedaan
  • 16. 13 budaya dan perbedaan kepentingan adalah menyimpan potensi konflik, terlebih apabila perbedaan-perbedaan tidak dikelola dan disikapi dengan cara dan sikap yang tepat. Bab III Penutup Kesimpulan Integrasi nasional merupakan proses mempersatukan bagian-bagian, unsur atau elemen yang terpisah dari masyarakat menjadi satu kesatuan yang lebih bulat, sehingga menjadi satu nation(bangsa). Integrasi yang berlangsung di Indonesia adalah model integrasi imperium Majapahit, integrasi kolonial, dan integrasi nasional Indonesia. Integrasi bangsa diperlukan guna membangkitkan kesadaran akan identitas bersama, menguatkan identitas nasional, dan membangun persatuan bangsa.Dengan adanya integrasi nasional kita dapat memanfaatkan kekayaan alam Indonesia secara bijak atau mengelola budaya-budaya yang melimpah untuk kesejahteraan rakyat, namun selain menimbulkan sebuah keuntungan, hal ini juga menimbulkan masalah yang bisa berakibat perpecahan. Dengan peran pemerintah dan masyarakat kita pasti bisa mempersatukan perbedaan tersebut secara berkala melalui integrasi nasional. Saran Demikian yang dapat kami sampaikan mengenai materi tentang “Identitas Nasional” yang menjadi bahasan dalam makalah ini, tentunya banyak kekurangan karena terbatasnya pengetahuan, kurangnya referensi atau rujukan yang kami peroleh sehubung dengan makalah ini. Penulis banyak berharap kepada para pembaca untuk memberikan kritik dan saran yang membangun kepada kami. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis dan para pembaca.
  • 17. 14 DAFTAR PUSTAKA Irianto, A. M. (2013). Integrasi Nasional Sebagai penangkal etnosentrisme di indonesia. Humanika, 18(2). UMUM, B. A. M. K. W. (2016). Pendidikan Kewarganegaraan. IKA, D. B. B. T. INTEGRASI NASIONAL DALAMBINGKAI BHINNEKA TUNGGAL IKA PPKn KELAS X. Komariyah, I. N. (2011). Hubungan antara Pemahaman Wawasan Kebangsaan dengan Sikap Integrasi Nasional Siswa Kelas X SMA Negeri I Karangpandan Tahun Ajaran 2009/2010. Nurdin, I., & Hartati, S. (2020). PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN (Konsep Dasar Kehidupan Berbangsa dan Bernegara di Indonesia). Agus, A. A. (2016). Integrasi Nasional Sebagai Salah Satu Parameter Persatuan dan Kesatuan Bangsa Negara Republik Indonesia. Jurnal Sosialisasi, 3(3), 19-27.