SlideShare a Scribd company logo
1 of 29
A. Pengertian Narkoba
Narkotika dan Obat-obatan terlarang (NARKOBA) atau Narkotika, Psikotropika, dan Zat
Aditif (NAPZA) adalah bahan/zat yang dapat mempengaruhi kondisi kejiwaan/psikologi
seseorang (pikiran, perasaan dan perilaku) serta dapat menimbulkan ketergantungan fisik dan
psikologi. Narkotika menurut UU RI No 22/1997, Narkotika, yaitu zat atau obat yang berasal
dari tanaman atau bukan tanaman baik sintetis maupun semisintetis yang dapat menyebabkan
penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa
nyeri, dan dapat menimbulkan ketergantungan.
Psikotropika yaitu zat atau obat, baik alami maupun sintesis bukan narkotik yang
berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan saraf dan menyebabkan perubahan
khas pada aktifitas mental dan perilaku. Di bawah ini merupakan jenis–jenis narkoba antara lain:
a. Opium (Heroin, Morfin)
Berasal dari kata opium, jus dari bunga opium. Opium disaripatikan dari opium poppy
(papaver somniferum) dan disuling untuk membuat morfin, kodein, dan heroin. Opium
digunakan berabad-abad sebagai penghilang rasa sakit (mencegah batuk, diare, dll).
Gejala gejala yang ditimbulkan dari penggunaan opiate:
1. Perasaan tenang dan bahagia
2. Acuh tak acuh (apatis)
3. Malas bergerak
4. Mengantuk
5. Rasa mual
6. Bicara cadel
7. Pupil mata mengecil (melebar jika overdosis)
8. Gangguan perhatian/daya ingat
b. Ganja
Ganja dikenal dapat memicu psikosis, terutama bagimereka yang memiliki latar belakang
(gen). Ganja juga bisa memicu dan mencampuradukkan antara kecemasan dan depresi. Gejala
yang ditimbulkan dari penggunaan ganja :
1. Rasa senang dan bahagia
2. Santai dan lemah
3. Acuh tak acuh
4. Mata merah
5. Nafsu makan meningkat
6. Mulut kering
7. Pengendalian diri dan konsentrasi kurang
8. Depresi dan sering menguap/mengantuk
c. Amfetamin (shabu, ekstasi)
Ecstasy (methylen dioxy methamphetamine)/MDMA adalah salah satu jenis narkoba
yang di buat secara ilegal di sebuah laboratorium dalam bentuk tablet. Ekstasi akan mendorong
tubuh untuk melakukan aktivitas yang melampaui batas maksimum dari kekuatan tubuh itu
sendiri. Kekurangan cairan tubuh dapat terjadi sebagai akibat dari pengerahan tenaga yang tinggi
dan lama, yang sering menyebabkan kematian. Gejala-gejala dari penggunaan amfetamin :
1. Kewaspadaan meningkat
2. Bergairah
3. Rasa senang/bahagia
4. Pupil mata melebar
5. Denyut nadi dan tekanan darah meningkat
6. Susah tidur/insomnia
7. Hilang nafsu makan
d. Kokain
Kokain adalah salah satu zat adiktif yang sering disalahgunakan. Kokain merupakan
alkaloid yang didapatkan dari tanaman belukar Erythroxylon coca, yang berasal dari Amerika
Selatan, dimana daun dari tanaman belukar ini biasanya dikunyah-kunyah oleh penduduk
setempat untuk mendapatkan efek stimulan, seperti untuk meningkatkan daya tahan, stamina,
mengurangi kelelahan, rasa lapar dan untuk memberikan efek euforia. Gejala yang ditimbulkan
dari penggunaan kokain :
1. Gelisah dan denyut nadi meningkat
2. Euforia/rasa gembira berlebihan
3. Banyak bicara dan kewaspadaan meningkat
4. Kejang dan tekanan darah meningkat
5. Berkeringat dan mudah berkelahi
6. Penyumbatan pembuluh darah
7. Distonia (kekakuan otot leher)
Penyalahgunaan Narkoba
Bahaya sangat besar, bukan hanya merusak tubuh, tetapi juga masa depan.
Penyalahgunaan narkoba mengakibatkan rusaknya organ tubuh selain itu juga menimbulkan
penyakit yang berbahaya sulit untuk di sembuhkan, seperti kangker, paru, HIV/AIDS, hepatitis,
bahkan penyakit jiwa
B. Faktor Penyebab Penyalahgunaan Narkoba
Faktor yang mendorong
1. Pengendalian diri yang lemah
2. Kondisi kehidupan keluarga
3. Temperamen sulit
4. Mengalami gangguan perilaku
5. Suka menyendiri dan berontak
6. Prestasi sekolah yang rendah
7. Tidak di terima di kelompok
8. Berteman dengan pemakai
a. Faktor individual
Kebanyakan dimulai pada saat remaja, sebab pada remaja sedang mengalami perubahan
biologi, psikologi maupun sosial yang pesat. Ciri-ciri remaja yang mempunyai resiko lebih besar
menggunakan Narkoba, seperti kurang percaya diri, mudah kecewa, agresif, murung, pemalu,
pendiam dan sebagainya.
b. Faktor Lingkungan
Faktor lingkungan meliputi faktor keluarga dan lingkungan pergaulan kurang baik sekitar
rumah, sekolah, teman sebaya, maupun masyarakat, seperti komunikasi orang tua dan anak
kurang baik, orang tua yang bercerai, kawin lagi, orang tua terlampau sibuk, acuh, orang tua
otoriter dan sebagainya.
Upaya Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba
1. Peran Remaja
Pelatihan keterampilan, kegiatan alternatif untuk mengisi waktu luang, seperti: kegiatan olah
raga, kesenian, dll.
2. Peran Orang Tua
 Menciptakan rumah yang sehat, serasi, harmonis, cinta, kasih sayang dan komunikasi
terbuka.
 Mengasuh, mendidik anak yang baik.
 Menjadi contoh yang baik.
 Menjadi pengawas yang baik.
C. Efek Negatif Pemakaian Narkoba
Sebagai contoh, untuk masyarakat di pedalaman Sumatera, mengkonsumsi daun ganja
(Cannabis atau Marijuana) sebagai bumbu masakan adalah hal yang wajar. Sebab, sebagai pohon
yang tumbuh liar di hutan-hutan pelosok Sumatera, seperti Aceh, tentunya dapat dimanfaatkan
oleh penduduk setempat untuk bahan masakan keluarganya yang berfungsi sebagai penyedap.
Atau bila kita pergi ke rumah sakit, maka narkoba jenis Morfin sering dipakai pihak kedokteran
untuk obat kebal. Jika ada sebuah operasi untuk seorang pasien, mau tidak mau pihak rumah
sakit atau tim medis akan memberikan suntik baal (kebal) agar tidak merasa sakit saat dilakukan
operasi.
Sebenarnya menurut definisi narkoba itu sendiri merupakan obat yang berasal dari
tanaman atau bukan tanaman, baik sintetis maupun semi sintetis, sehingga dapat menyebabkan
penurunan atau perubahan kesadaran, serta mengurangi rasa nyeri bagi pengguna. Untuk itu
seyogyanya hanya dipakai oleh pihak kedokteran atau tim medis serta para peneliti di
laboratorium tertentu yang berguna untuk melaporkan hasil penelitiannya pada masyarakat luas.
Tetapi sayangnya, terkadang penggunaan narkoba malah disalahgunakan oleh orang atau pihak
tertentu yang bukan kepentingannya. Seperti contoh, ganja yang semestinya untuk hal positif,
karena disalahgunakan malah menjadi negatif dan sama sekali tidak bermanfaat. Sebab, ganja
tersebut dipakai untuk bersenang-senang atau euforia sesaat dengan menghisapnya yang dibuat
seperti lintingan rokok. Akibat semakin luasnya penyimpangan yang dilakukan, terutama
kalangan remaja, membuat ganja dimasukkan sebagai zat terlarang yang berada dalam golongan
satu dengan heroin.
Hampir serupa dengan ganja, pemakaian narkoba jenis serbuk putih seperti Heroin,
Kokain atau Morfin digunakan untuk bersenang-senang sesaat. Melalui efek sampingnya yang
menimbulkan euforia dan halusinasi, narkoba seperti itu malah membuat penggunanya seperti
orang yang tidak sadar. Atau dengan kata lain, mengkonsumsi narkoba seperti itu sama saja
dengan menjerumuskan pemakainya dalam ketidakjelasan masa depan. Karena hanya senang
sesaat yang didapat, namun efek ketagihan dengan bahaya latin kerusakan mental jika
dikonsumsi terus menerus akan merenggut sang pemakainya.
Berikut ini adalah beberapa jenis narkotika, psikotropika dan zat adiktif atau narkoba
yang banyak beredar di masyarakat luas, yaitu:
1. Ganja/ Maryuana/ Cannabis Sativa/ Gele/ Cimeng
Tumbuhan seperti ini yang bagiannya banyak dipakai seperti daun, bunga, biji dan
batang, awalnya berfungsi untuk mengatasi keracunan dan penyedap bumbu masakan. Hanya
saja, setelah banyak disalahgunakan, cimeng atau gele yang di masyarakat dikenal dengan
bahasa slang dari arti ganja itu, dijadikan bahan campuran untuk lintingan rokok.
Ciri-ciri bagi orang yang baru memakai ganja untuk pertama kali adalah:
- Mata terlihat merah
- Tubuh terasa lemas dan tampak kelelahan
- Bola mata menjadi besar
- Pikiran seperti berkunang-kunang
- Ada perasaan gelisah namun dari luar terlihat senang
Sementara itu, efek buruk dari mengkonsumsi ganja adalah:
- Daya tangkap syaraf otak berkurang
- Penglihatan mata terasa kabur dan samar
- Kurangnya konsentrasi
- Pasokan sirkulasi darah ke jantung berkurang
- Sering terlihat salah tingkah dalam aktivitas yang dilakukan
Sedangkan bagi pecendu yang merasa enak dalam mengkonsumsi ganja, terlihat seperti:
- Rasa gembira yang berlebihan (Euforia)
- Percaya diri yang meningkat pesat
- Indera pendengaran lebih aktif dan peka
2. Morfin
Morfin adalah semacam zat senyawa yang merupakan perpaduan hasil ekstraksi dari
opium dengan zat kimia tertentu untuk menghilangkan rasa sakit bagi pasien yang menderita
penyakit tertentu. Sejatinya, morfin dapat meminimalisir rasa sakit, mengurangi rasa lapar, dan
merangsang batuk. Hanya saja efek samping yang disebabkan juga tidak kalah buruknya yang
menurut hasil penelitian adalah menderita susah tidur (insomnia) dan mimpi buruk. Dewasa ini,
penggunaan morfin di kalangan medis telah banyak diganti dengan obat-obatan lain yang
memiliki kegunaan sama namun ramah bagi pemakainya.
3. Heroin
Dapat disebut sebagai keturunan morfin atau opioda semisintatik dengan proses kimiawi
yang dapat menimbulkan ketergantungan dan kecanduan yang berlipat ganda dibandingkan
morfin. Heroin banyak dipakai para pecandunya dengan cara menyuntik heroin ke otot atau urat/
pembuluh vena di kulit, karena ketidaktahuan atau memang sengaja berbuat seperti itu untuk
menimbulkan efek euforia dan histeris.
4. Kokain
Bubuk kristal berwarna putih yang didapat dari hasil ekstraksi dengan daun coca
(erythoroxylon coca) dapat membuat rangsangan pada sambungan syaraf dengan cara diminum
atau mencampurnya dengan minuman yang digunakan tim medis di dunia kedokteran. Hanya
saja, setelah sampai di masyarakat luas, kokain ini disalah gunakan menjadi sejenis zat atau obat
perangsang dengan cara disuntik ke pembuluh darah atau dihirup dari hidung dengan sebuah
pipa kecil. Sama halnya dengan yang dilakukan oleh suku Indian di benua Amerika, oleh
penduduk setempat kokain digunakan untuk mendapat efek stimulan dalam bertempur kepada
musuh-musuhnya.
Akibat penggunaan dari kokain menurut penelitian hanya dirasakan sebentar saja, yaitu
tidak sampai lima belas menit yang meliputi rasa senang, pede, terangsang, dan menambah
tenaga serta stamina. Hanya saja setelah seperempat jam itu, maka perasaan enak akan hilang
seketika dan berubah menjadi rasa lelah yang berkepanjangan. Selain itu pengguna juga dapat
mengalami depresi mental dan ketagihan untuk menggunakannya lagi, lagi, dan lagi sampai
mati. Efek psikologis atau mental yang didapat dari pemakaian kokain adalah:
- Darah tinggi
- Sulit tidur
- Bola mata menjadi kecil
- Nafsu makan menjadi hilang yang menyebabkan kurus
- Jantung berdetak lebih cepat
- Perasaan tidak menentu dan sebagainya.
5. Shabu-shabu
Sejenis nama yang identik dengan masakan Jepang, namun shabu-shabu ini yang
bernama Metamfetamina, adalah sebuah serbuk berwarna putih kristal. Awalnya dibuat pada
akhir abad 20 untuk mengobati gangguan bagi penderita hiperaktifitas, yaitu seseorang yang
tidak bisa diam. Tetapi seiring berjalannya waktu, shabu-shabu malah disalahgunakan dengan
pemakaian yang menyimpang.
Di Indonesia sendiri banyak selebritis, olahragawan dan musisi yang karirnya hancur
akibat mengkonsumsi narkoba jenis ini. Shabu-shabu sendiri sejatinya adalah berbentuk pil,
namun karena banyak disalahgunakan menjadi serbuk yang pemakaiannya menggunakan kertas
alumunium yang dibakar dan asapnya dihisap melalui hidung dengan memakai botol kaca yang
dibuat khusus bernama bong. Beberapa akibat yang dihasilkan dari Shabu-shabu adalah:
- Jantung terasa berdebar-debar
- Suhu badan naik
- Tidak bisa tidur hingga wajah terlihat pucat
- Timbul euforia yang tinggi hingga halusinasi
- Nafsu makan menghilang
- Gigi menjadi rapuh karena kekurangan kalsium
- Dan, depresi berkepanjangan
Dari beberapa uraian kelima contoh jenis Narkoba tersebut, seyogyanya untuk dihindari
penggunaannya. Agar, jangan sampai generasi masa depan nanti terjerumus kedalam kegelapan
karena sudah menjadi pecandu yang dapat merusak mental dan akhlaknya.
D. Dampak Buruk Narkoba Bagi Pemakai
Penyalahgunaan narkoba adalah ‘penyakit kronis’ yang menimbulkan kesengsaraan
berkepanjangan karena :
1. Angka kejadian atau kasus meningkat secara cepat
2. Tingginya angka kambuh setelah di rawat
3. Tingginya angka kematian karena berbagai sebab
4. Bahaya penyakit menular dan mematikan : Hepatitis, HIV/AIDS.
5. Besarnya kerugian sosial dan ekonomi yang harus ditanggung keluarga, masyarakat dan
negara.
Narkoba berbahaya karena berpengaruh pada otak atau susunan syaraf pusat, dan
perkembangan daya normal remaja terhadap:
1. Daya ingat, sehingga mudah lupa
2. Perhatian, sehingga sulit konsentrasi
3. Perasaan, sehingga tidak dapat bertindak rasional
4. Persepsi, sehingga memberikan perasaan semu atau khayal
5. Motivasi, sehingga keinginan dan kemampuan belajar merosot, persahabatan rusak, dan
minat dan cita–cita semula berubah.
Selain timbulnya ketergantungan dengan segala akibatnya, penyalahgunaan narkoba juga
dapat mengakibatkan :
1. Kerusakan pada berbagai organ tubuh: Hati ginjal lambung, paru, jantung, otak dan system
reproduksi. Tergantung jenis narkoba yang digunakan , jumlah dan lama pemakaiannya .
2. Perubahan mental : Gangguan pemusatan perhatian, lemahnya motivasi belajar, bekerja,
paranoid, dan penyakit parkinson.
3. Pola hidup bisa berubah karena kurangnya selera makan, kurangnya perhatian pada mutu
makanan dan kebersihan diri, yang bisa menyebabkan keadaan kurang gizi , badan kurus,
pucat, penyakit kulit dan gigi berlubang.
4. Nilai-nilai kehidupan agama, sosial, budaya bisa berubah, berperilaku seks bebas yang bisa
mengakibatkan resiko kehamilan yang tidak diinginkan, penyakit kelamin dan lain
sebagainya.
5. Alat suntik yang tidak steril juga bisa berakibat terjadinya radang pembuluh darah, infeksi
jantung, abses, hepatitis B atau hepatitis C, atau bahkan bisa terinfeksi HIV/AIDS.
E. Dampak Langsung Dan Tidak Langsung Penyalahgunaan Narkoba
Narkotika dan obat terlarang serta zat adiktif / psikotropika dapat menyebabkan efek dan
dampak negatif bagi pemakainya. Danmpak yang negatif itu sudah pasti merugikan dan sangat
buruk efeknya bagi kesehatan mental dan fisik. Meskipun demikian terkadang beberapa jenis
obat masih dipakai dalam dunia kedokteran, namun hanya diberikan bagi pasien-pasien tertentu,
bukan untuk dikonsumsi secara umum dan bebas oleh masyarakat. Oleh karena itu obat dan
narkotik yang disalahgunakan dapat menimbulkan berbagai akibat yang beraneka ragam.
a. Dampak Tidak Langsung Narkoba Yang Disalahgunakan
1. Akan banyak uang yang dibutuhkan untuk penyembuhan dan perawatan kesehatan
pecandu jika tubuhnya rusak digerogoti zat beracun.
2. Dikucilkan dalam masyarakat dan pergaulan orang baik-baik. Selain itu biasanya tukang
candu narkoba akan bersikap anti sosial.
3. Keluarga akan malu besar karena punya anggota keluarga yang memakai zat terlarang.
4. Kesempatan belajar hilang dan mungkin dapat dikeluarkan dari sekolah atau perguruan
tinggi alias DO / drop out.
5. Tidak dipercaya lagi oleh orang lain karena umumnya pecandu narkoba akan gemar
berbohong dan melakukan tindak kriminal.
6. Dosa akan terus bertambah karena lupa akan kewajiban Tuhan serta menjalani
kehidupan yang dilarang oleh ajaran agamanya.
7. Bisa dijebloskan ke dalam tembok derita / penjara yang sangat menyiksa lahir batin.
Biasanya setelah seorang pecandu sembuh dan sudah sadar dari mimpi-mimpinya maka ia
baru akan menyesali semua perbuatannya yang bodoh dan banyak waktu serta kesempatan
yang hilang tanpa disadarinya. Terlebih jika sadarnya ketika berada di penjara. Segala caci-
maki dan kutukan akan dilontarkan kepada benda haram tersebut, namun semua telah
terlambat dan berakhir tanpa bisa berbuat apa-apa.
b. Dampak Langsung Narkoba Bagi Jasmani/Tubuh Manusia
1. Gangguan pada jantung
2. Gangguan pada hemoprosik
3. Gangguan pada traktur urinarius
4. Gangguan pada otak
5. Gangguan pada tulang
6. Gangguan pada pembuluh darah
7. Gangguan pada endorin
8. Gangguan pada kulit
9. Gangguan pada sistem syaraf
10. Gangguan pada paru-paru
11. Gangguan pada sistem pencernaan
12. Dapat terinfeksi penyakit menular berbahaya seperti HIV AIDS, Hepatitis, Herpes,
TBC, dll.
13. Dan banyak dampak lainnya yang merugikan badan manusia.
C. Dampak Langsung Narkoba Bagi Kejiwaan / Mental Manusia
1. Menyebabkan depresi mental.
2. Menyebabkan gangguan jiwa berat / psikotik.
3. Menyebabkan bunuh diri
4. Menyebabkan melakukan tindak kejehatan, kekerasan dan pengrusakan.
Efek depresi bisa ditimbulkan akibat kecaman keluarga, teman dan masyarakat atau
kegagalan dalam mencoba berhenti memakai narkoba. Namun orang normal yang depresi dapat
menjadi pemakai narkoba karena mereka berpikir bahwa narkoba dapat mengatasi dan
melupakan masalah dirinya, akan tetapi semua itu tidak benar. Upaya pencegahan terhadap
penyebaran narkoba di kalangan pelajar, sudah seyogianya menjadi tanggung jawab kita
bersama. Dalam hal ini semua pihak termasuk orang tua, guru, dan masyarakat harus turut
berperan aktif dalam mewaspadai ancaman narkoba terhadap anak-anak kita.
Adapun upaya-upaya yang lebih kongkret yang dapat kita lakukan adalah melakukan
kerja sama dengan pihak yang berwenang untuk melakukan penyuluhan tentang bahaya narkoba,
atau mungkin mengadakan razia mendadak secara rutin. Kemudian pendampingan dari orang tua
siswa itu sendiri dengan memberikan perhatian dan kasih sayang. Pihak sekolah harus
melakukan pengawasan yang ketat terhadap gerak-gerik anak didiknya, karena biasanya
penyebaran (transaksi) narkoba sering terjadi di sekitar lingkungan sekolah. Yang tak kalah
penting adalah, pendidikan moral dan keagamaan harus lebih ditekankan kepada siswa.
Karena salah satu penyebab terjerumusnya anak-anak ke dalam lingkaran setan ini adalah
kurangnya pendidikan moral dan keagamaan yang mereka serap, sehingga perbuatan tercela
seperti ini pun, akhirnya mereka jalani.
Oleh sebab itu, mulai saat ini, kita selaku pendidik, pengajar, dan sebagai orang tua, harus sigap
dan waspada, akan bahaya narkoba yang sewaktu-waktu dapat menjerat anak-anak kita sendiri.
Dengan berbagai upaya tersebut di atas, mari kita jaga dan awasi anak didik kita, dari bahaya
narkoba tersebut, sehingga harapan kita untuk menelurkan generasi yang cerdas dan tangguh di
masa yang akan datang dapat terealisasikan dengan baik.
DAMPAK FISIK
Adaptasi biologis tubuh kita terhadap penggunaan narkoba untuk jangka waktu yang lama bisa
dibilang cukup ekstensif, terutama dengan obat-obatan yang tergolong dalam kelompok downers.
Tubuh kita bahkan dapat berubah begitu banyak hingga sel-sel dan organ-organ tubuh kita
menjadi tergantung pada obat itu hanya untuk bisa berfungsi normal.
Salah satu contoh adaptasi biologis dapat dilihat dengan alkohol. Alkohol mengganggu
pelepasan dari beberapa transmisi syaraf di otak. Alkohol juga meningkatkan cytocell dan
mitokondria yang ada di dalam liver untuk menetralisir zat-zat yang masuk. Sel-sel tubuh ini
menjadi tergantung pada alcohol untuk menjaga keseimbangan baru ini.
Tetapi, bila penggunaan narkoba dihentikan, ini akan mengubah semua susunan dan
keseimbangan kimia tubuh. Mungkin akan ada kelebihan suatu jenis enzym dan kurangnya
transmisi syaraf tertentu. Tiba-tiba saja, tubuh mencoba untuk mengembalikan keseimbangan
didalamnya. Biasanya, hal-hal yang ditekan/tidak dapat dilakukan tubuh saat menggunakan
narkoba, akan dilakukan secara berlebihan pada masa Gejala Putus Obat (GPO) ini.
Misalnya, bayangkan efek-efek yang menyenangkan dari suatu narkoba dengan cepat berubah
menjadi GPO yang sangat tidak mengenakkan saat seorang pengguna berhenti menggunakan
narkoba seperti heroin/putaw. Contoh: Saat menggunakan seseorang akan mengalami konstipasi,
tetapi GPO yang dialaminya adalah diare, dll.
GPO ini juga merupakan ‘momok’ tersendiri bagi para pengguna narkoba. Bagi para pecandu,
terutama, ketakutan terhadap sakit yang akan dirasakan saat mengalami GPO merupakan salah
satu alasan mengapa mereka sulit untuk berhenti menggunakan narkoba, terutama jenis
putaw/heroin. Mereka tidak mau meraskan pegal, linu, sakit-sakit pada sekujur tubuh dan
persendian, kram otot, insomnia, mual, muntah, dll yang merupakan selalu muncul bila pasokan
narkoba kedalam tubuh dihentikan.
Selain ketergantungan sel-sel tubuh, organ-organ vital dalam tubuh seperti liver, jantung, paru-
paru, ginjal,dan otak juga mengalami kerusakan akibat penggunaan jangka panjang narkoba.
Banyak sekali pecandu narkoba yang berakhiran dengan katup jantung yang bocor, paru-paru
yang bolong, gagal ginjal, serta liver yang rusak. Belum lagi kerusakan fisik yang muncul akibat
infeksi virus {Hepatitis C dan HIV/AIDS} yang sangat umum terjadi di kalangan pengguna
jarum suntik.
Dampak positif narkotika bagi kehidupan manusia
Walaupun begitu, setiap kehidupan memiliki dua sisi mata uang. Di balik dampak negatif,
narkotika juga memberikan dampak yang positif. Jika digunakan sebagaimana mestinya,
terutama untuk menyelamatkan jiwa manusia dan membantu dalam pengobatan, narkotika
memberikan manfaat bagi kehidupan manusia. Berikut dampak positif narkotika:
1. Opioid
Opioid atau opium digunakan selama berabad-abad sebagai penghilang rasa sakit dan untuk
mencegah batuk dan diare.
2. Kokain
Daun tanaman Erythroxylon coca biasanya dikunyah-kunyah untuk mendapatkan efek stimulan,
seperti untuk meningkatkan daya tahan dan stamina serta mengurangi rasa lelah.
3. Ganja (ganja/cimeng)
Orang-orang terdahulu menggunakan tanaman ganja untuk bahan pembuat kantung karena serat
yang dihasilkannya sangat kuat. Biji ganja juga digunakan sebagai bahan pembuat minyak.
DAMPAK MENTAL
Selain ketergantungan fisik, terjadi juga ketergantungan mental. Ketergantungan mental ini lebih
susah untuk dipulihkan daripada ketergantungan fisik. Ketergantungan yang dialami secara fisik
akan lewat setelah GPO diatasi, tetapi setelah itu akan muncul ketergantungan mental, dalam
bentuk yang dikenal dengan istilah ‘sugesti’. Orang seringkali menganggap bahwa sakaw dan
sugesti adalah hal yang sama, ini adalah anggapan yang salah. Sakaw bersifat fisik, dan
merupakan istilah lain untuk Gejala Putus Obat, sedangkan sugesti adalah ketergantungan
mental, berupa munculnya keinginan untuk kembali menggunakan narkoba. Sugesti ini tidak
akan hilang saat tubuh sudah kembali berfungsi secara normal.
Sugesti ini bisa digambarkan sebagai suara-suara yang menggema di dalam kepala seorang
pecandu yang menyuruhnya untuk menggunakan narkoba. Sugesti seringkali menyebabkan
terjadinya 'perang' dalam diri seorang pecandu, karena di satu sisi ada bagian dirinya yang sangat
ingin menggunakan narkoba, sementara ada bagian lain dalam dirinya yang mencegahnya.
Peperangan ini sangat melelahkan... Bayangkan saja bila Anda harus berperang melawan diri
Anda sendiri, dan Anda sama sekali tidak bisa sembunyi dari suara-suara itu karena tidak ada
tempat dimana Anda bisa sembunyi dari diri Anda sendiri dan tak jarang bagian dirinya yang
ingin menggunakan narkoba-lah yang menang dalam peperangan ini. Suara-suara ini seringkali
begitu kencang sehingga ia tidak lagi menggunakan akal sehat karena pikirannya sudah terobsesi
dengan narkoba dan nikmatnya efek dari menggunakan narkoba. Sugesti inilah yang seringkali
menyebabkan pecandu relapse. Sugesti ini tidak bisa hilang dan tidak bisa disembuhkan, karena
inilah yang membedakan seorang pecandu dengan orang-orang yang bukan pecandu. Orang-
orang yang bukan pecandu dapat menghentikan penggunaannya kapan saja, tanpa ada sugesti,
tetapi para pecandu akan tetap memiliki sugesti bahkan saat hidupnya sudah bisa dibilang normal
kembali. Sugesti memang tidak bisa disembuhkan, tetapi kita dapat merubah cara kita bereaksi
atau merespon terhadap sugesti itu.
Dampak mental yang lain adalah pikiran dan perilaku obsesif kompulsif, serta tindakan
impulsive. Pikiran seorang pecandu menjadi terobsesi pada narkoba dan penggunaan narkoba.
Narkoba adalah satu-satunya hal yang ada didalam pikirannya. Ia akan menggunakan semua
daya pikirannya untuk memikirkan cara yang tercepat untuk mendapatkan uang untuk membeli
narkoba. Tetapi ia tidak pernah memikirkan dampak dari tindakan yang dilakukannya, seperti
mencuri, berbohong, atau sharing needle karena perilakunya selalu impulsive, tanpa pernah
dipikirkan terlebih dahulu.
Ia juga selalu berpikir dan berperilaku kompulsif, dalam artian ia selalu mengulangi kesalahan-
kesalahan yang sama. Misalnya, seorang pecandu yang sudah keluar dari sebuah tempat
pemulihan sudah mengetahui bahwa ia tidak bisa mengendalikan penggunaan narkobanya, tetapi
saat sugestinya muncul, ia akan berpikir bahwa mungkin sekarang ia sudah bisa mengendalikan
penggunaannya, dan akhirnya kembali menggunakan narkoba hanya untuk menemukan bahwa ia
memang tidak bisa mengendalikan penggunaannya! Bisa dikatakan bahwa dampak mental dari
narkoba adalah mematikan akal sehat para penggunanya, terutama yang sudah dalam tahap
kecanduan. Ini semua membuktikan bahwa penyakit adiksi adalah penyakit yang licik, dan
sangat berbahaya.
DAMPAK EMOSIONAL
Narkoba adalah zat-zat yang mengubah mood seseorang (mood altering substance). Saat
menggunakan narkoba, mood, perasaan, serta emosi seseorang ikut terpengaruh. Salah satu efek
yang diciptakan oleh narkoba adalah perubahan mood. Narkoba dapat mengakibatkan
ekstrimnya perasaan, mood atau emosi penggunanya. Jenis-jenis narkoba tertentu, terutama
alkohol dan jenis-jenis narkoba yang termasuk dalam kelompok uppers seperti Shabu-shabu,
dapat memunculkan perilaku agresif yang berlebihan dari si pengguna, dan seringkali
mengakibatkannya melakukan perilaku atau tindakan kekerasan. Terutama bila orang tersebut
pada dasarnya memang orang yang emosional dan bertemperamen panas.
Ini mengakibatkan tingginya domestic violence dan perilaku abusive dalam keluarga seorang
alkoholik atau pengguna Shabu-shabu. Karena pikiran yang terobsesi oleh narkoba dan
penggunaan narkoba, maka ia tidak akan takut untuk melakukan tindakan kekerasan terhadap
orang-orang yang mencoba menghalaginya untuk menggunakan narkoba. Emosi seorang
pecandu narkoba sangat labil dan bisa berubah kapan saja. Satu saat tampaknya ia baik-baik saja,
tetapi di bawah pengaruh narkoba semenit kemudian ia bisa berubah menjadi orang yang seperti
kesetanan, mengamuk, melempar barang-barang, dan bahkan memukuli siapapun yang ada di
dekatnya. Hal ini sangat umum terjadi di keluarga seorang alkoholik atau pengguna Shabu-
shabu. Mereka tidak segan-segan memukul istri atau anak-anak bahkan orangtua mereka sendiri.
Karena melakukan semua tindakan kekerasan itu di bawah pengaruh narkoba, maka terkadang ia
tidak ingat apa yang telah dilakukannya.
Saat seseorang menjadi pecandu, ada suatu kepribadian baru yang muncul dalam dirinya, yaitu
kepribadian pecandu atau kepribadian si junkie. Kepribadian yang baru ini tidak peduli terhadap
orang lain, satu-satunya hal yang penting baginya adalah bagaimana cara agar ia tetap bisa terus
menggunakan narkoba. Ini sebabnya mengapa ada perubahan emosional yang tampak jelas
dalam diri seorang pecandu. Seorang anak yang tadinya selalu bersikap manis, sopan, riang, dan
jujur berubah total mejadi seorang pecandu yang brengsek, pemurung, penyendiri, dan jago
berbohong dan mencuri.
Adiksi terhadap narkoba membuat seseorang kehilangan kendali terhadap emosinya. Seorang
pecandu acapkali bertindak secara impuls, mengikuti dorongan emosi apapun yang muncul
dalam dirinya. Dan perubahan yang muncul ini bukan perubahan ringan, karena pecandu adalah
orang-orang yang memiliki perasaan dan emosi yang sangat mendalam. Para pecandu seringkali
diselimuti oleh perasaan bersalah, perasaan tidak berguna, dan depresi mendalam yang seringkali
membuatnya berpikir untuk melakukan tindakan bunuh diri.
Perasaan-perasaan ini pulalah yang membuatnya ingin terus menggunakan, karena salah satu
efek narkoba adalah mematikan perasaan dan emosi kita. Di bawah pengaruh narkoba, ia dapat
merasa senang dan nyaman, tanpa harus merasakan perasaan-perasaan yang tidak mengenakkan.
Tetapi… perasaan-perasaan ini tidak hilang begitu saja, melainkan ‘terkubur hidup-hidup’ di
dalam diri kita. Dan saat si pecandu berhenti menggunakan narkoba, perasaan-perasaan yang
selama ini ‘mati’ atau ‘terkubur’ dalam dirinya kembali bangkit, dan di saat-saat seperti inilah
pecandu membutuhkan suatu program pemulihan, untuk membantunya menghadapi dan
mengatasi perasaan-perasaan sulit itu.
Satu hal juga yang perlu diketahui adalah bahwa salah satu dampak buruk narkoba adalah
mengakibatkan pecandu memiliki suatu retardasi mental dan emosional. Contoh seorang
pecandu berusia 16 tahun saat ia pertama kali menggunakan narkoba, dan saat ia berusia 26
tahun ia berhenti menggunakan narkoba. Memang secara fisik ia berusia 26 tahun, tetapi
sebenarnya usia mental dan emosionalnya adalah 16 tahun. Ada 10 tahun yang ‘hilang’ saat ia
menggunakan narkoba. Ini juga sebabnya mengapa ia tidak memiliki pola pikir dan kestabilan
emosi seperti layaknya orang-orang lain seusianya.
DAMPAK SPIRITUAL
Adiksi terhadap narkoba membuat seorang pecandu menjadikan narkoba sebagai prioritas utama
didalam kehidupannya. Narkoba adalah pusat kehidupannya, dan semua hal/aspek lain dalam
hidupnya berputar di sekitarnya. Tidak ada hal lain yang lebih penting daripada narkoba, dan ia
menaruh kepentingannya untuk menggunakan narkoba di atas segala-galanya. Narkoba menjadi
jauh lebih penting daripada istri, suami, pacar, anak, orangtua, sekolah, pekerjaan, dll.
Ia berhenti melakukan aktivitas-aktivitas yang biasa ia lakukan sebelum ia tenggelam dalam
penggunaan narkobanya. Ia tidak lagi melakukan hobi-hobinya, menjalani aktivitas normal
seperti sekolah, kuliah, atau bekerja seperti biasa, bila sebelumnya ia termasuk rajin beribadah
bisa dipastikan ia akan menjauhi kegiatan yang satu ini, apalagi dengan khotbah agama yang
selalu didengar bahwa orang-orang yang menggunakan narkoba adalah orang-orang yang
berdosa.
Ini menyebabkan pecandu seringkali hidup tersolir, ia hidup dalam dunianya sendiri dan
mengisolasi dirinya dari dunia luar, yaitu dunia yang tidak ada hubungannya dengan narkoba. Ia
menjauhi keluarga dan teman-teman lamanya, dan mencari teman-teman baru yang dianggap
sama dengannya, yang dianggap dapat memahaminya dan tidak akan mengkuliahinya tentang
penggunaan narkobanya.
Narkoba dianggap sebagai sahabat yang selalu setia menemaninya. Orangtua bisa memarahinya,
teman-teman mungkin menjauhinya, pacar mungkin memutuskannya, bahkan Tuhan mungkin
dianggap tidak ada, tetapi narkoba selalu setia dan selalu dapat memberikan efek yang
diinginkannya.
Secara spiritual, Narkoba adalah pusat hidupnya, dan bisa dikatakan menggantikan posisi Tuhan.
Adiksi terhadap narkoba membuat penggunaan narkoba menjadi jauh lebih penting daripada
keselamatan dirinya sendiri. Ia tidak lagi memikirkan soal makan, tertular penyakit bila sharing
needle, tertangkap polisi, dll.
Adiksi adalah penyakit yang mempengaruhi semua aspek hidup seorang manusia, dan karenanya
harus disadari bahwa pemulihan bagi seorang pecandu tidak hanya bersifat fisik saja, tetapi juga
harus mencakup ketiga aspek lainnya sebelum pemulihan itu dapat dianggap sebagai suatu
pemulihan yang sebenarnya.( Jd/berbagai sumber )
Tahap-tahap rehabilitasi bagi pecandu narkoba :
1. Tahap rehabilitasi medis (detoksifikasi), tahap ini pecandu diperiksa seluruh kesehatannya
baik fisik dan mental oleh dokter terlatih. Dokterlah yang memutuskan apakah pecandu perlu
diberikan obat tertentu untuk mengurangi gejala putus zat (sakau) yang ia derita. Pemberian obat
tergantung dari jenis narkoba dan berat ringanya gejala putus zat. Dalam hal ini dokter butuh
kepekaan, pengalaman, dan keahlian guna memdeteksi gejala kecanduan narkoba tersebut.
2. Tahap rehabilitasi nonmedis, tahap ini pecandu ikut dalam program rehabilitasi. Di Indonesia
sudah di bangun tempat-tempat rehabilitasi, sebagai contoh di bawah BNN adalah tempat
rehabilitasi di daerah Lido (Kampus Unitra), Baddoka (Makassar), dan Samarinda. Di tempat
rehabilitasi ini, pecandu menjalani berbagai program diantaranya program therapeutic
communities (TC), 12 steps (dua belas langkah, pendekatan keagamaan, dan lain-lain.
3. Tahap bina lanjut (after care), tahap ini pecandu diberikan kegiatan sesuai dengan minat dan
bakat untuk mengisi kegiatan sehari-hari, pecandu dapat kembali ke sekolah atau tempat kerja
namun tetap berada di bawah pengawasan.
Untuk setiap tahap rehabilitasi diperlukan pengawasan dan evaluasi secara terus menerus
terhadap proses pulihan seorang pecandu.
Dalam penanganan pecandu narkoba, di Indonesia terdapat beberapa metode terapi dan
rehabilitasi yang digunakan yaitu :
1. Cold turkey; artinya seorang pecandu langsung menghentikan penggunaan narkoba/zat adiktif.
Metode ini merupakan metode tertua, dengan mengurung pecandu dalam masa putus obat tanpa
memberikan obat-obatan. Setelah gejala putus obat hilang, pecandu dikeluarkan dan
diikutsertakan dalam sesi konseling (rehabilitasi nonmedis). Metode ini bnayak digunakan oleh
beberapa panti rehabilitasi dengan pendekatan keagamaan dalam fase detoksifikasinya.
2. Metode alternatif
3. Terapi substitusi opioda; hanya digunakan untuk pasien-pasien ketergantungan heroin
(opioda). Untuk pengguna opioda hard core addict (pengguna opioda yang telah bertahun-tahun
menggunakan opioda suntikan), pecandu biasanya mengalami kekambuhan kronis sehingga
perlu berulang kali menjalani terapi ketergantungan. Kebutuhan heroin (narkotika ilegal) diganti
(substitusi) dengan narkotika legal. Beberapa obat yang sering digunakan adalah kodein,
bufrenorphin, metadone, dan nalrekson. Obat-obatan ini digunakan sebagai obat detoksifikasi,
dan diberikan dalam dosis yang sesuai dengan kebutuhan pecandu, kemudian secara bertahap
dosisnya diturunkan.
Keempat obat di atas telah banyak beredar di Indonesia dan perlu adanya kontrol penggunaan
untuk menghindari adanya penyimpangan/penyalahgunaan obat-obatan ini yang akan berdampak
fatal.
4. Therapeutic community (TC); metode ini mulai digunakan pada akhir 1950 di Amerika
Serikat. Tujuan utamanya adalah menolong pecandu agar mampu kembali ke tengah masyarakat
dan dapat kembali menjalani kehidupan yang produktif. Program TC, merupakan program yang
disebut Drug Free Self Help Program. program ini mempunyai sembilan elemen yaitu partisipasi
aktif, feedback dari keanggotaan, role modeling, format kolektif untuk perubahan pribadi,
sharing norma dan nilai-nilai, struktur & sistem, komunikasi terbuka, hubungan kelompok dan
penggunaan terminologi unik. Aktivitas dalam TC akan menolong peserta belajar mengenal
dirinya melalui lima area pengembangan kepribadian, yaitu manajemen perilaku,
emosi/psikologis, intelektual & spiritual, vocasional dan pendidikan, keterampilan untuk
bertahan bersih dari narkoba.
5. Metode 12 steps; di Amerika Serikat, jika seseorang kedapatan mabuk atau menyalahgunakan
narkoba, pengadilan akan memberikan hukuman untuk mengikuti program 12 langkah. Pecandu
yang mengikuti program ini dimotivasi untuk mengimplementasikan ke 12 langkah ini dalam
kehidupan sehari-hari.
Faktor penyebab penyalahgunaan Narkotika
Ada beberapa faktor yang menjadi penyebab penyalahgunaan narkotika pada seseorang.
Berdasarkan kesehatan masyarakat, faktor-faktor penyebab timbulnya penyalahgunaan
narkotika, terdiri dari:
Faktor Individu
Tiap individu memiliki perbedaan tingkat resiko untuk menyalahgunakan NAPZA. Faktor yang
mempengruhi individu terdiri dari faktor kepribadian dan faktor konstitusi.
Alasan-alasan yang biasanya berasal dari diri sendiri sebagai penyebab penyalahgunaan NAPZA
antara lain:
1. Keingintahuan yang besar untuk mencoba, tanpa sadar atau berpikir panjang mengenai
akibatnya
2. Keinginan untuk bersenang-senang
3. Keinginan untuk mengikuti trend atau gaya
4. Keinginan untuk diterima oleh lingkungan atau kelompok
5. Lari dari kebosanan, masalah atau kesusahan hidup
6. Pengertian yang salah bahwa penggunaan sekali-sekali tidak menimbulkan ketagihan
7. Tidak mampu atau tidak berani menghadapi tekanan dari lingkungan atau kelompok
pergaulan untuk menggunakan NAPZA
8. Tidak dapat berkata TIDAK terhadap NAPZA
Faktor Lingkungan
Faktor lingkungan meliputi:
1. Lingkungan Keluarga --- Hubungan ayah dan ibu yang retak, komunikasi yang kurang
efektif antara orang tua dan anak, dan kurangnya rasa hormat antar anggota keluarga
merupakan faktor yang ikut mendorong seseorang pada gangguan penggunaan zat.
2. Lingkungan Sekolah --- Sekolah yang kurang disiplin, terletak dekat tempat hiburan,
kurang memberi kesempatan pada siswa untuk mengembangkan diri secara kreatif dan
positif, dan adanya murid pengguna NAPZA merupakan faktor kontributif terjadinya
penyalahgunaan NAPZA.
3. Lingkungan Teman Sebaya --- Adanya kebutuhan akan pergaulan teman sebaya
mendorong remaja untuk dapat diterima sepenuhnya dalam kelompoknya. Ada kalanya
menggunakan NAPZA merupakan suatu hal yng penting bagi remaja agar diterima dalam
kelompok dan dianggap sebagai orang dewasa.
sumber: www.psychologymania.com
Sejarah Singkat Narkoba
Pada pemaparan kali ini penulis mencoba merangkum dari berbagai sumber mengenai sejarah
singkat tentang narkoba. Karena dinilai penting sekali masyarakat Indonesia dari berbagai
kalangan untuk mengetahui apa sebenarnya dan berawal darimana narkoba itu berasal. Di awali
dengan sejarah narkoba di Indonesia. Di Indonesia Narkoba merupakan singkatan dari narkotika
dan obat berbahaya. Selain "narkoba", istilah lain yang diperkenalkan khususnya oleh
Departemen Kesehatan Republik Indonesia adalah Napza yang merupakan singkatan dari
Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif. Semua istilah ini, baik "narkoba" atau napza, mengacu
pada sekelompok zat yang umumnya mempunyai resiko kecanduan bagi penggunanya.
Menurut pakar kesehatan narkoba sebenarnya adalah psikotropika yang biasa dipakai untuk
membius pasien saat hendak dioperasi atau obat-obatan untuk penyakit tertentu.
Penggunaan obat-obatan jenis opium sudah lama dikenal di Indonesia, jauh sebelum pecahnya
Perang Dunia ke-2 pada zaman penjajahan Belanda. Pada umumnya para pemakai candu
(opium) tersebut adalah orang-orang Cina.
Pemerintah Belanda memberikan izin pada tempat-tempat tertentu untuk menghisap candu dan
pengadaan (supply) secara legal dibenarkan berdasarkan undang-undang. Orang-orang Cina pada
waktu itu menggunakan candu dengan cara tradisional, yaitu dengan jalan menghisapnya melalui
pipa panjang. Hal ini berlaku sampai tibanya Pemerintah Jepang di Indonesia. Pemerintah
pendudukan Jepang menghapuskan Undang-Undang itu dan melarang pemakaian candu
(Brisbane Ordinance).
Ganja (Cannabis Sativa) banyak tumbuh di Aceh dan daerah Sumatera lainnya, dan telah sejak
lama digunakan oleh penduduk sebagai bahan ramuan makanan sehari-hari. Tanaman
Erythroxylon Coca (Cocaine) banyak tumbuh di Jawa Timur dan pada waktu itu hanya
diperuntukkan bagi ekspor. Untuk menghindari pemakaian dan akibat-akibat yang tidak
diinginkan, Pemerintah Belanda membuat Undang-undang (Verdovende Middelen Ordonantie)
yang mulai diberlakukan pada tahun 1927 (State Gazette No.278 Juncto 536).
Meskipun demikian obat-obatan sintetisnya dan juga beberapa obat lain yang mempunyai efek
serupa (menimbulkan kecanduan) tidak dimasukkan dalam perundang-undangan tersebut.
Setelah kemerdekaan, Pemerintah Republik Indonesia membuat perundang-undangan yang
menyangkut produksi, penggunaan dan distribusi dari obat-obat berbahaya (Dangerous Drugs
Ordinance) dimana wewenang diberikan kepada Menteri Kesehatan untuk pengaturannya (State
Gaette No.419, 1949).
Baru pada waktu tahun 1970, masalah obat-obatan berbahaya jenis narkotika menjadi masalah
besar dan nasional sifatnya. Pada waktu perang Vietnam sedang mencapai puncaknya pada tahun
1970-an, maka hampir di semua negeri, terutama di Amerika Serikat penyalahgunaan obat
(narkotika) sangat meningkat dan sebagian besar korbannya adalah anak-anak muda.
Nampaknya gejala itu berpengaruh pula di Indonesia dalam waktu yang hampir bersamaan.
Menyadari hal tersebut maka Presiden mengeluarkan instruksi No.6 tahun 1971 dengan
membentuk badan koordinasi, yang terkenal dengan nama BAKOLAK INPRES 6/71, yaitu
sebuah badan yang mengkoordinasikan (antar departemen) semua kegiatan penanggulangan
terhadap berbagai bentuk yang dapat mengancam keamanan negara, yaitu pemalsuan uang,
penyelundupan, bahaya narkotika, kenakalan remaja, kegiatan subversif dan pengawasan
terhadap orang-orang asing.
Kemajuan teknologi dan perubahan-perubahan sosial yang cepat, menyebabkan Undang-Undang
narkotika warisan Belanda (tahun 1927) sudah tidak memadai lagi. Maka pemerintah kemudian
mengeluarkan Undang-Undang No.9 tahun 1976, tentang Narkotika. Undang-Undang tersebut
antara lain mengatur berbagai hal khususnya tentang peredaran gelap (illicit traffic). Disamping
itu juga diatur tentang terapi dan rehabilitasi korban narkotik (pasal 32), dengan menyebutkan
secara khusus peran dari dokter dan rumah sakit terdekat sesuai petunjuk menteri kesehatan.
Dengan semakin merebaknya kasus penyalahgunaan narkoba di Indonesia, maka UU Anti
Narkotika mulai direvisi. Sehingga disusunlah UU Anti Narkotika nomor 22/1997, menyusul
dibuatnya UU Psikotropika nomor 5/1997. Dalam Undang-Undang tersebut mulai diatur pasal-
pasal ketentuan pidana terhadap pelaku kejahatan narkotika, dengan pemberian sanksi terberat
berupa hukuman mati.
Dan jauh sebelum Indonesia mengenal narkoba, sekitar tahun 2000 SM di Samaria dikenal sari
bunga opion atau kemudian dikenal opium (candu = papavor somniferitum). Bunga ini tumbuh
subur di daerah dataran tinggi di atas ketinggian 500 meter di atas permukaan laut. Penyebaran
selanjutnya adalah ke arah India, Cina dan wilayah-wilayah Asia lainnya, cina kemudian menjadi
tempat yang sangat subur dalam penyebaran candu ini (dimungkinkan karena iklim dan keadaan
negeri). Memasuki abad ke XVII masalah candu ini bagi cina telah menjadi masalah nasional,
bahkan di abad XIX terjadi perang candu dimana akhirnya cina ditaklukan Inggris dengan harus
merelakan Hong Kong.
Tahun 1806 seorang dokter dari Westphalia bernama Friedrich Wilhelim sertuner menemukan
modifikasi candu yang dicampur amoniak yang kemudian dikenal sebagai Morphin (diambil dari
nama dewa mimpi Yunani yang bernama Morphius). Tahun 1856 waktu pecah perang saudara di
A.S. Morphin ini sangat populer dipergunakan untuk penghilang rasa sakit luka-luka perang
sebahagian tahanan-tahanan tersebut "ketagihan" disebut sebagai "penyakit tentara". Tahun 1874
seorang ahli kimia bernama Alder Wright dari London, merebus cairan morphin dengan asam
anhidrat (cairan asam yang ada pada sejenis jamur) campuran ini membawa efek ketika diuji
coba kepada anjing yaitu: anjing tersebut tiarap, ketakutan, mengantuk dan muntah-muntah.
Namun tahun 1898 pabrik obat "Bayer" memproduksi obat tersebut dengannama Heroin, sebagai
obat resmi penghilang sakit (pain killer). Tahun 60-an - 70-an pusat penyebaran candu dunia
berada pada daerah "Golden Triangle" yaitu Myanmar, Thailand dan Laos, dengan produksi 700
ribu ton setiap tahun. Pada daerah "Golden Crescent" yaitu Pakistan, Iran dan Afganistan dari
Golden Crescent menuju Afrika dan Amerika.
Selain morphin dan heroin adalagi jenis lain yaitu kokain (ery throxylor coca) berasal dari
tumbuhan coca yang tumbuh di Peru dan Bolavia. Biasanya digunakan untuk penyembuhan
Asma dan TBC. Pada akhir tahun 70-an ketika tingkat tekanan hidup manusia semakin
meningkat serta tekhnologi mendukung maka diberilah campuran-campuran khusus agar candu
tersebut dapat juga dalam bentuk obat dan pil. (DEDI Humas BNN)
Remaja dan Penyalahgunaan Narkoba
Permasalahan Narkoba di Indonesia masih merupakan sesuatu yang bersifat urgen dan kompleks.
Dalam kurun waktu satu dekade terakhir permasalahan ini menjadi marak. Terbukti dengan
bertambahnya jumlah penyalahguna atau pecandu narkoba secara signifikan, seiring
meningkatnya pengungkapan kasus tindak kejahatan narkoba yang semakin beragam polanya
dan semakin massif pula jaringan sindikatnya.
Dampak dari penyalahgunaan narkoba tidak hanya mengancam kelangsungan hidup dan masa
depan penyalahgunanya saja, namun juga masa depan bangsa dan negara, tanpa membedakan
strata sosial, ekonomi, usia maupun tingkat pendidikan. Sampai saat ini tingkat peredaran
narkoba sudah merambah pada berbagai level, tidak hanya pada daerah perkotaan saja melainkan
sudah menyentuh komunitas pedesaan.
Hal inilah yang menjadi kewaspadaan bagi kita, untuk selalu melakukan upaya pencegahan pada
berbagai tingkatan. Permasalahan narkoba sudah mewabah di hampir semua negara di dunia,
akibatnya jutaan jiwa mengalami ketergantungan narkoba, menghancurkan kehidupan keluarga,
mengancam keamanan dan ketahanan berbangsa dan bernegara. Berdasarkan laporan badan
dunia peserikatan bangsa-bangsa untuk urusan narkoba dan kejahatan, UNODC (United Nations
Office On Drugs Crimes), upaya pengawasan narkoba yang ketat oleh negara-negara di dunia
telah dapat mengendalikan peredaran narkoba di Eropa, Amerika dan Asia.
Namun transaksi dan peredaran narkoba yang dilakukan oleh pelaku kejahatan terorganisir
(Organized Crime) ternyata terus meningkat sehingga perlu diperlukan berbagai macam upaya
untuk untuk melindungi masyarakat dari bahaya penyalahgunaan narkoba. Penyalahguna
narkoba menduduki rangking 20 dunia sebagai penyebab angka kematian dan rangking ke 10 di
negara sedang berkembang, termasuk Indonesia. Penyalahguna narkoba diketahui sangat rentan
dan mudah terjangkit HIV, Hepatitis dan Tubercolis, yang kemudian dapat menular ke
masyarakat umum.
Atas dasar inilah UNODC menganggap penyalahgunaan narkoba merupakan masalah kesehatan.
Dalam lingkup Negara Republik Indonesia, tingkat penyalahgunan narkoba memberikan dampak
yang luar biasa signifikan. Baik dari sisi sosial maupun ekonomi. Berdasarkan data yang
dihimpun oleh BNN, dari tingkat pembiayaan urusan yang berkaitan dengan narkoba, negara
mengeluarkan anggaran sekitar 45 triliun, dengan perincian untuk membiayai Rehabilitasi,
pengobatan maupun proses hukum. Angka ini sangat fantastis untuk ukuran Indonesia yang
masih dalam tataran berkembang. Oleh karenanya diperlukan kepedulian dari setiap komponen
untuk bersama melakukan pencegahan dan pemberantasan peredaran gelap narkoba.
Remaja dan Perkembangannya.
Usia muda (remaja) merupakan usia produktif yang membutuhkan perhatian khusus, karena pada
posisi ini, taraf pencarian jatidiri dan cenderung masih bersifat labil. Pola pikir kaum muda
kadang kala hanya bersifat instan, dan mencari yang temudah mana kala menghadapi sesuatu
yang sulit. Ada beberapa faktor sebagai penyebab atau yang mempengaruhi perilaku seorang
remaja, diantaranya :
a. Faktor Pertemanan
b. Perkembangan Teknologi Informasi
c. Pengaruh Budaya
d. Gaya Hidup Hedonism
Beberapa faktor itulah sebagai pemicu dalam setiap pola hidup maupun dasar pemikiran
seseorang, termasuk dalam hal penyalahgunaan narkoba. seringkali seorang anak muda terjebak
kedalam lembah hitam narkoba hanya karena faktor pertemanan sehingga memunculkan
keinginan coba-coba. Kalau kita analisa pengaruh teman sebaya menjadi metode paling ampuh
untuk urusan peredaran gelap narkoba.
Seseorang begitu mudah terpengaruh oleh teman yang dianggap selevel. Selain itu
perkembangan teknologi yang semakin canggih, dari sisi negatifnya juga memunculkan potensi-
potensi negatif pula. Pada masa seperti saat ini adalah boleh dibilang The Nations Without State,
arus informasi begitu deras masuk tanpa melalui filter sehingga batas pergaulan boleh di bilang
bebas tanpa batas.
Narkoba dan Dampak Buruknya
Narkotika, psikotropika dan zat adiktif lainnya (narkoba) merupaka extra ocdinary crime
(kejahatan luar biasa). Saat ini di Indonesia ada 3 kejahatan besar yang membutuhkan perhatian
intensif, di antaranya adalah Penyalahgunaan Naroba, Korupsi dan Terorisme. Penyalahgunaan
narkoba memang menjadi sesuatu yang menakutkan jika kalau tidak segera ditangani, karena
dampak yang dimunculkan adalah sangat mengerikan.
Akibat penyalahgunaan narkoba dapat mengakibatkan atau memunculkan kejahatan baru, seperti
mencuri, merampok dan berbagai tindak kekerasan maupun seks bebas. Pada dasarnya, sifat
umum dari narkoba ada tiga, yaitu Depresan, Stimulan dan Halusinogen. Depresan adalah
bersifat menekan sistem syaraf hingga pengguna narkoba jenis ini bisa tidak sadarkan diri,
bahkan detak jantung semakin melemah. Sifat yang kedua adalah Stimulan, yaitu bersifat
memberikan rangsangan pada sistem syaraf sehingga memunculkan kebugaran yang berlebih dan
memiliki kecenderungan untuk selalu segar dan fit pada saat menggunakan narkoba, misalnya
penggunaan jenis shabu.
Yang ketiga adalah Halusinogen. Sifat dari narkoba ini adalah bersifat memunculkan angan-
angan yang dipaksakan seolah-olah sesuai dengan kenyataan walaupun hal itu tidak mungkin
terjadi, contohnya penggunaan ekstasi. Dari ketiga sifat tersebut yang menjadi sasaran utama
adalah sistem syaraf yang tentu akan merubah tingkat pemikiran maupun kesadaran seseorang.
Dan yang lebih fatal lagi adalah mengakibatkan kerusakan pada organ tubuh, mulai jantung,
paru, hati dan ginjal. Jadi pada dasarnya yang diserang adalah fisik maupun psikologis seorang
pengguna.
Dalam proses medis, pelaksana kegiatan kedokteran akan selalu menggunakan jenis narkotika
maupun psikotropika akan tetapi dalam dosis maupun takaran tertentu misalnya dalam proses
anestesi maupun pengobatan yang akan selalu membutuhkan jenis narkoba. Taraf
pengkonsumsian narkoba mengalami beberapa fase, diantaranya pengguna coba-coba, pengguna
tetap dan pengguna kecanduan.
Pengguna tetap maupun pengguna kecanduan akan selalu melewati fase coba-coba, dengan
mencoba walaupun sedikit lama kelamaan akan terjadi peningkatan dosis, hal inilah yang bisa
berakibat fatal jika kalau terjadi. Seorang pecandu narkoba, dalam kesehariannya akan
mengalami perubahan yang signifikan jika dibandingkan pada waktu belum menggunakan
narkoba. mulai dari sifat dalam pergaulan, cara berpakaian hingga pergaulan, seorang pecandu
hanya bergaul dengan sesama pecandu dan memiliki sifat tertutup.
Ada beberapa hal yang harus diwaspadai dalam setiap modus operandi peredaran narkoba.
pertama para pengedar akan memberikan tawaran secara gratis terhadap obyek sasarannya, dan
lama-kelamaan akan dijadikan pelanggan tetap dengan target memperoleh keuntungan.
Harapan Terhadap Aturan Perundangan yang Berlaku
Tindak pidana narkoba di Indonesia diatur dalam Undang-undang no 35 tahun 2009 tentang
narkotika. Dalam Undang-undang tersebut diatur secara rinci berkaitan sangsi pidana maupun
proses hukum dari para pelaku. Hal ini merupakan wujud penyempurnaan dari Undang-udang
tahun 1997 tentang Psikotropika. Undang-undang no 35 bukti keseriusan negara dalam upaya
pemberantasan narkoba. Tindak pidana narkoba merupakan Lect Specialist atau pengkhususan
jika dibanding dengan tindak pidana lainnya. Dalam Undang-undang tersebut sangsi terberat
adalah hukuman mati dengan berbagai pertimbangan tertentu. Yang menjadi harapan besar
adalah memberlakukan aturan perundangan dengan sebenarnya untuk mampu menekan tingkat
penyalahgunaan narkoba di Indonesia tercinta. Dalam pasal 54 Undang-undang no 35 tahun
2009 dijelaskan bagi para pecandu/penguna wajib menjalani rehabilitasi baik medis maupun
sosial, tentunya dengan memperhatikan berbagai prasyarat yang ada. Selain upaya penegakan
hukum dan rehabilitasi, diperlukan partisipasi aktif dari segenap lapisan masyarakat untuk turut
mendukung upaya penangulangan narkoba, sebagaimana diatur dalam pasal 104 Undang-undang
no 35 tahun 2009. Dalam pasal tersebut dijamin keterlibatan masyarakat dalam memberikan
informasi untuk masalah tindak pidana narkotika. Sebuah harapan besar termaksud dalam
amanat Undang-undang ini dalam menghambat peredaran gelap narkoba di bumi tercinta.
Pencegahan, Pemberantasan dan Peredaran Gelap Narkoba, adalah meupakan tanggung jawab
bagi kita semua. Untuk mewujudkan targed yang sudah dicanangkan, yakni menuju Indonesia
bebas Narkoba tahun 2015. Dibutuhkan peran bebagai pihak termasuk dalam hal ini masyarakat,
untuk mampu berperan sentral dalam kaitan tindak pidana narkotika. Disisi lain sistem
penegakan hukum harus berjalan secara fair dan penerapan aturan perundangan sesuai dengan
ketentuan yang berlaku. Kita sebagai generasi bangsa sudah selayaknya untuk berfikir secara
sistematis dan memiliki fisi kedepan yang lebih baik, agar dapat mewujudkan sesuatu yang
positif bagi bangsa dan negara tercinta.
Sumber : "Majalah NIAT Edisi II/2013 Penulis : Anwar Nuris"
Tips Bebas Narkoba
Sobat, kita sebagai generasi muda dan komunitas masyarakat Indonesia harus cerdas dan tanggap
dalam mengatasi bahaya penyalahgunaan narkoba. Langkah awal yang bisa kita lakukan
diantaranya dengan memperbanyak informasi mengenai bahaya penyalahgunaan serta peredaran
gelap narkoba semisal membaca artikel-artikel tentang bahaya narkoba, berita-berita di media
cetak maupun media elektronik bahkan lewat pameran-pameran yang sering di lakukan oleh
Badan Narkotika Nasional (BNN).
Berikut ini beberapa tips bagi generasi muda serta masyarakat pada umumnya agar terbebas dari
narkoba dan dalam rangka mendukung program nasional untuk menciptakan "Indonesia Bebas
Narkoba 2015".
1. Tips menghindarkan diri dari narkoba :
 Tingkatkan iman dan taqwa. Semua agama mengajarkan tentang kebaikan. Salah satu
diantaranya adalah dengan menjauhkan diri dari barang haram yaitu narkoba, obat-obatan
terlarang dan minuman keras. Dengan keimanan dan ketaqwaan yang bersumber dari diri
pribadi, kita akan mampu menghindarkan diri dari penyalahgunaan dan peredaran gelap
narkoba.
 Siapkan diri dan mental untuk menolak apabila ditawari narkoba. Kemampuan diri
dan mental dalam menghindari penyalahgunaan narkoba sejak dini bisa terbentuk mulai
dari lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat. Dari lingkungan yang baik akan
timbul pribadi yang baik pula pada setiap individunya.
 Hati-hati dalam memilih teman bergaul. Dalam pergaulan kita juga harus selektif
dalam memilih teman. Kita pilih teman atau kelompok yang dapat meningkatkan
pengetahuan kita dan yang menambah nilai positif bagi diri kita. Apalagi saat ini,
pergaulan sudah dibilang "bebas", dalam arti tanpa ada batasan-batasannya. Padahal,
pergaulan itu ada tata caranya. Pergaulan yang baik akan membentuk kita menjadi
pribadi yang baik dan mampu menangkal penyalahgunaan narkoba.
 Belajar berkata "Tidak" apabila ditawari dengan alasan yang tepat, kalau tidak
mampu segera tinggalkan tempat itu. Apabila ada orang yang berusaha menawari kita
barang haram (narkoba) dalam bentuk apapun, kita harus mengatakan "tidak" dengan
alasan yang tepat. Jangan sampai menyinggung perasaan. Orang yang memakai narkoba
biasanya akan berperangai beringas. Kalau tidak mampu segera tinggalkan saja tempat
itu. Dan jangan sekali-kali untuk bertemu orang tersebut.Lebih baik menghindar.
 Tingkatkan prestasi untuk mengejar cita-cita dan keinginan yang lebih mulia.
Sebagai generasi muda, lebih baik meningkatkan prestasi untuk mengejar cita-cita dan
keinginan mulia daripada menghabiskan waktu untuk hal yang sia-sia. Narkoba membuat
hidup kita sia-sia. Sesal dikemudian hari yang akan kita dapat. Menghindarkan diri dari
penyalahgunaan narkoba, itu yang lebih utama.
 Untuk mengisi waktu luang lakukan kegiatan yang positif. Banyak dari kita yang
kebingungan dalam mengisi waktu luang. Terkadang kita berakhir pada pilihan yang
salah yaitu pergaulan bebas. Padahal banyak kegiatan positif yang dapat kita lakukan.
Misalnya dengan mengikuti kursus-kursus ketrampilan ataupun kegiatan berkebun.
2. Cara mengatakan "Tidak" pada narkoba :
 Apabila di sekitar kita ada yang orang yang berusaha untuk menawari ataupun memberi
kita secara cuma-cuma barang haram narkoba kita harus mampu menolaknya. Katakan
"tidak", "maaf saya tidak tertarik","untuk satu ini maaf deh....aku tidak bisa".
 Apabila orang tersebut terlihat beringas dan sekuat tenaga memaksa, tatap mata orang
yang menawarkan narkoba tersebut, bersikap tenang dan cepat berlalu kemudian
katakan "aku ada urusan lain","maaf aku harus pergi", "saya ada ujian besok dan
saya harus belajar di rumah", "saya dalam perawatan dokter dan tidak boleh
menggunakan obat lain tanpa anjuran dokter".
 Gantilan topik pembicaraan, misalnya masalah olahraga, film, kesenian, dan lain-
lain. Dengan beralih pembicaraan diharapkan orang tersebut akan merasa bahwa kita
tidak tertarik dengan apa yang dia tawarkan.
 Kalau tetap memaksa tinggalkan mereka. Langkah yang paling jitu adalah dengan
meninggalkan tempat mereka dan tidak sekali-kali untuk mencoba narkoba.
3. Cara menghadapi teman yang ketergantungan narkoba :
 Tetap berteman.
 Jangan mencoba untuk ikut-ikutan.
 Turut prihatin dan utarakan secara terbuka mengenai keprihatinan anda saat yang
bersangkutan dalam keadaan tenang dan katakan bahwa anda peduli pada teman anda
tersebut.
 Jangan menuduh apalagi menghakimi yang akan membuat dirinya tersinggung.
 Diskusikan mengapa teman anda tersebut sampai menggunakan narkoba.
 Ingatkan bahwa kesembuhan tidak dapat dipaksakan, sehingga sebagai pecandu harus
siap dan mau dibantu.
 Tunjukkan kepedulian anda dengan siap membantu kapan saja jika teman anda
membutuhkan bantuan atau nasihat anda untuk membangun dirinya.
 Tumbuhkan kepercayaan diri pada teman anda tersebut dengan mengatakan bahwa teman
anda tidak perlu menggunakan narkoba untuk menunjukkan kehebatannya.
 Jelaskan akibat fatal dan resiko fatal mengkonsumsi narkoba.
 Jangan membiarkan yang bersangkutan merokok atau menggunakan narkoba di depan
anda.
 Jangan emosional bila berargumentasi dengan pengguna.
 Sarankan pengguna untuk minta bantuan ahli seperti dokter atau dibina di panti
rehabilitasi.
 Berikan pengertian kepada teman anda dengan pembicaraan-pembicaraan ringan yang
isinya antara lain adalah bahwa kita harus menghargai tubuh kita sendiri sebagai ciptaan
yang paling sempurna.
 Yang terpenting adalah bahwa anda harus menunjukkan semua bantuan anda tersebur
dengan tulus.
 Lakukanlah semua bantuan anda dengan penuh rasa sayang, perhatian dan kasih kepada
teman anda yang terlibat penyalahgunaan narkoba tersebut.
4. Bagaimana menolong teman yang sedang sakau :
 Beberapa orang menggunakan air panas di dalam botol untuk menghilangkan sakit
perut atau minimal untuk membuat pengguna sedikit lebih baik. Penggunaan air
panas ini hanya sebagai pertolongan pertama untuk menghilangkan sakit perut atau untuk
membuat si pengguna merasa sedikit lebih baik.
 Jangan sekali-kali memberikan obat-obatan penghilang rasa sakit bagi si penderita.
Pemberian obat-obatan penghilang rasa sakit sangat tidak dianjurkan. Hal ini dilakukan
untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan akibat obat yang dikonsumsinya.
 Pastikan bahwa ruangan yang tersedia untuk pengguna adalah tempat yang tenang
dan nyaman. Ketenangan dan kenyamanan akan membuat pengguna merasa rileks dan
mampu berfikir jernih. Keadaan ini akan membantu dalam pemulihannya.
 Sediakan majalah untuk di baca atau televisi untuk dilihat atau radio untuk
didengar bila pengguna tidak dapat tidur. Sebagai hiburan dapat juga disediakan
majalah, televisi, atau radio. Dengan itu semua lama kelamaan pengguna akan dapat tidur
tanpa konsumsi obat tidur.
 Segera cari atau panggil tenaga profesional/dokter/terapis untuk membantu anda
menolong teman anda tersebut. Pertolongan tenaga profesional/dokter/terapis sangat
diperlukan oleh pengguna apabila dia sedang mengalami sakau.
Setelah mengetahui tips-tips agar terbebas dari penyalahgunaan narkoba diharapkan kita mampu
menjaga diri kita, keluarga kita, teman-teman kita dan yang lebih utama generasi muda penerus
bangsa agar terbebas dari penyalahgunaan narkoba.
Sumber : Pencegahan dan Penanggulangan Penyalahgunaan Narkoba di Lingkungan
Pendidikan, BNN, 2006.

More Related Content

What's hot

What's hot (20)

Narkoba dan Bahayanya
Narkoba dan BahayanyaNarkoba dan Bahayanya
Narkoba dan Bahayanya
 
Makalah narkoba
Makalah narkobaMakalah narkoba
Makalah narkoba
 
Makalah bahasa narkoba
Makalah bahasa narkobaMakalah bahasa narkoba
Makalah bahasa narkoba
 
Narkoba
NarkobaNarkoba
Narkoba
 
Makalah narkoba
Makalah narkobaMakalah narkoba
Makalah narkoba
 
Narkoba, Psikotropika, dan Dampak bagi Pemakainya
Narkoba, Psikotropika, dan Dampak bagi PemakainyaNarkoba, Psikotropika, dan Dampak bagi Pemakainya
Narkoba, Psikotropika, dan Dampak bagi Pemakainya
 
Narkotika
NarkotikaNarkotika
Narkotika
 
Makalah tentang narkoba 10
Makalah tentang narkoba   10Makalah tentang narkoba   10
Makalah tentang narkoba 10
 
Makalah bahaya narkoba
Makalah bahaya narkobaMakalah bahaya narkoba
Makalah bahaya narkoba
 
Bahaya dan Jenis Jenis Narkoba
Bahaya dan Jenis Jenis NarkobaBahaya dan Jenis Jenis Narkoba
Bahaya dan Jenis Jenis Narkoba
 
Makalah bahasa narkoba
Makalah bahasa narkobaMakalah bahasa narkoba
Makalah bahasa narkoba
 
BK-NARKOBA
BK-NARKOBABK-NARKOBA
BK-NARKOBA
 
Makalah Bahaya Narkoba Bagi Remaja Indonesia
Makalah Bahaya Narkoba Bagi Remaja IndonesiaMakalah Bahaya Narkoba Bagi Remaja Indonesia
Makalah Bahaya Narkoba Bagi Remaja Indonesia
 
Presentasi tentang narkoba lengkap :D
Presentasi tentang narkoba lengkap :DPresentasi tentang narkoba lengkap :D
Presentasi tentang narkoba lengkap :D
 
Napza
NapzaNapza
Napza
 
Penyalahgunaan narkoba
Penyalahgunaan narkobaPenyalahgunaan narkoba
Penyalahgunaan narkoba
 
Makalah tentang bahaya narkoba
Makalah tentang bahaya narkobaMakalah tentang bahaya narkoba
Makalah tentang bahaya narkoba
 
Makalah tentang narkotika
Makalah tentang narkotikaMakalah tentang narkotika
Makalah tentang narkotika
 
Narkoba dan bahaya pemakaiannya di kalangan remaja
Narkoba dan bahaya pemakaiannya di kalangan remajaNarkoba dan bahaya pemakaiannya di kalangan remaja
Narkoba dan bahaya pemakaiannya di kalangan remaja
 
Makalah narkotika
Makalah narkotikaMakalah narkotika
Makalah narkotika
 

Viewers also liked

Materi NARKOBA dari BNK Kota Semarang
Materi NARKOBA dari BNK Kota SemarangMateri NARKOBA dari BNK Kota Semarang
Materi NARKOBA dari BNK Kota SemarangRadenmas Pardisupardi
 
presentasi keren bahaya narkoba
presentasi keren bahaya narkobapresentasi keren bahaya narkoba
presentasi keren bahaya narkobatelnong
 
MAKALAH PRESENTASI "PENGARUH NARKOTIKA TERHADAP JIWA SOSIAL REMAJA"
MAKALAH PRESENTASI "PENGARUH NARKOTIKA TERHADAP JIWA SOSIAL REMAJA"MAKALAH PRESENTASI "PENGARUH NARKOTIKA TERHADAP JIWA SOSIAL REMAJA"
MAKALAH PRESENTASI "PENGARUH NARKOTIKA TERHADAP JIWA SOSIAL REMAJA"rifahendra
 
Karya tulis bahaya narkoba bagi remaja
Karya tulis bahaya narkoba bagi remajaKarya tulis bahaya narkoba bagi remaja
Karya tulis bahaya narkoba bagi remajaalfianar28
 
Bahaya narkoba kesehatan
Bahaya narkoba kesehatanBahaya narkoba kesehatan
Bahaya narkoba kesehatanRudy Irawan
 

Viewers also liked (7)

Materi NARKOBA dari BNK Kota Semarang
Materi NARKOBA dari BNK Kota SemarangMateri NARKOBA dari BNK Kota Semarang
Materi NARKOBA dari BNK Kota Semarang
 
presentasi keren bahaya narkoba
presentasi keren bahaya narkobapresentasi keren bahaya narkoba
presentasi keren bahaya narkoba
 
MAKALAH PRESENTASI "PENGARUH NARKOTIKA TERHADAP JIWA SOSIAL REMAJA"
MAKALAH PRESENTASI "PENGARUH NARKOTIKA TERHADAP JIWA SOSIAL REMAJA"MAKALAH PRESENTASI "PENGARUH NARKOTIKA TERHADAP JIWA SOSIAL REMAJA"
MAKALAH PRESENTASI "PENGARUH NARKOTIKA TERHADAP JIWA SOSIAL REMAJA"
 
Karya tulis bahaya narkoba bagi remaja
Karya tulis bahaya narkoba bagi remajaKarya tulis bahaya narkoba bagi remaja
Karya tulis bahaya narkoba bagi remaja
 
Narkoba
NarkobaNarkoba
Narkoba
 
Bahaya narkoba kesehatan
Bahaya narkoba kesehatanBahaya narkoba kesehatan
Bahaya narkoba kesehatan
 
NARKOBA
NARKOBANARKOBA
NARKOBA
 

Similar to PENGERTIAN DAN EFEK NEGATIF NARKOBA

Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan. Bab Narkotika [Kelas X SMK] 2020-2021
Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan. Bab Narkotika [Kelas X SMK] 2020-2021Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan. Bab Narkotika [Kelas X SMK] 2020-2021
Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan. Bab Narkotika [Kelas X SMK] 2020-2021MazayaNovaShabrina
 
PPT GRAFIK NARKOBA by Adhellea dan Hany
PPT GRAFIK NARKOBA by Adhellea dan HanyPPT GRAFIK NARKOBA by Adhellea dan Hany
PPT GRAFIK NARKOBA by Adhellea dan HanyAdhellea
 
PPT SIK GRAFIK NARKOBA
PPT SIK GRAFIK NARKOBAPPT SIK GRAFIK NARKOBA
PPT SIK GRAFIK NARKOBAhany handiny
 
Pengertian zat adiktif dan psikotropika `````````````````````
Pengertian zat adiktif dan psikotropika `````````````````````Pengertian zat adiktif dan psikotropika `````````````````````
Pengertian zat adiktif dan psikotropika `````````````````````devina fitria
 
Jenis narkoba dan bahayanya
Jenis narkoba dan bahayanyaJenis narkoba dan bahayanya
Jenis narkoba dan bahayanyaaba4y
 
Bahaya narkoba
Bahaya narkobaBahaya narkoba
Bahaya narkobaNova Rizky
 
Macam - Macam Narkoba Dan Bahaya Serta Efeknya
Macam - Macam Narkoba Dan Bahaya Serta EfeknyaMacam - Macam Narkoba Dan Bahaya Serta Efeknya
Macam - Macam Narkoba Dan Bahaya Serta EfeknyaLutfia Fitri
 
Makalah bahaya-narkoba2
Makalah bahaya-narkoba2Makalah bahaya-narkoba2
Makalah bahaya-narkoba2Rifza1
 
Zat adiktif dan psikotropika (originally source from bnn)
Zat adiktif dan psikotropika (originally source from bnn)Zat adiktif dan psikotropika (originally source from bnn)
Zat adiktif dan psikotropika (originally source from bnn)Jessica Pratiwi
 

Similar to PENGERTIAN DAN EFEK NEGATIF NARKOBA (20)

Narkoba
NarkobaNarkoba
Narkoba
 
Anti narkoba
Anti narkobaAnti narkoba
Anti narkoba
 
Narkoba
NarkobaNarkoba
Narkoba
 
Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan. Bab Narkotika [Kelas X SMK] 2020-2021
Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan. Bab Narkotika [Kelas X SMK] 2020-2021Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan. Bab Narkotika [Kelas X SMK] 2020-2021
Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan. Bab Narkotika [Kelas X SMK] 2020-2021
 
Makalah narkoba SMA NEGERI 1 RAHA
Makalah narkoba SMA NEGERI 1 RAHA Makalah narkoba SMA NEGERI 1 RAHA
Makalah narkoba SMA NEGERI 1 RAHA
 
PPT GRAFIK NARKOBA by Adhellea dan Hany
PPT GRAFIK NARKOBA by Adhellea dan HanyPPT GRAFIK NARKOBA by Adhellea dan Hany
PPT GRAFIK NARKOBA by Adhellea dan Hany
 
PPT SIK GRAFIK NARKOBA
PPT SIK GRAFIK NARKOBAPPT SIK GRAFIK NARKOBA
PPT SIK GRAFIK NARKOBA
 
Kokain
KokainKokain
Kokain
 
narkotikaa
narkotikaanarkotikaa
narkotikaa
 
Pengertian zat adiktif dan psikotropika `````````````````````
Pengertian zat adiktif dan psikotropika `````````````````````Pengertian zat adiktif dan psikotropika `````````````````````
Pengertian zat adiktif dan psikotropika `````````````````````
 
Narkoba
NarkobaNarkoba
Narkoba
 
Narkoba
NarkobaNarkoba
Narkoba
 
Narkoba
NarkobaNarkoba
Narkoba
 
NAPZA
NAPZANAPZA
NAPZA
 
Jenis narkoba dan bahayanya
Jenis narkoba dan bahayanyaJenis narkoba dan bahayanya
Jenis narkoba dan bahayanya
 
Bahaya narkoba
Bahaya narkobaBahaya narkoba
Bahaya narkoba
 
Narkba
NarkbaNarkba
Narkba
 
Macam - Macam Narkoba Dan Bahaya Serta Efeknya
Macam - Macam Narkoba Dan Bahaya Serta EfeknyaMacam - Macam Narkoba Dan Bahaya Serta Efeknya
Macam - Macam Narkoba Dan Bahaya Serta Efeknya
 
Makalah bahaya-narkoba2
Makalah bahaya-narkoba2Makalah bahaya-narkoba2
Makalah bahaya-narkoba2
 
Zat adiktif dan psikotropika (originally source from bnn)
Zat adiktif dan psikotropika (originally source from bnn)Zat adiktif dan psikotropika (originally source from bnn)
Zat adiktif dan psikotropika (originally source from bnn)
 

Recently uploaded

DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau tripletMelianaJayasaputra
 
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxalat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxRioNahak1
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfTaqdirAlfiandi1
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docxbkandrisaputra
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfkustiyantidew94
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfCloverash1
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxWirionSembiring2
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxarnisariningsih98
 
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024budimoko2
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxBambang440423
 
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdfPEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdfMMeizaFachri
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxJamhuriIshak
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxErikaPuspita10
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxMateri Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxc9fhbm7gzj
 
polinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..pptpolinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..pptGirl38
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5KIKI TRISNA MUKTI
 

Recently uploaded (20)

DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
 
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxalat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
 
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
 
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdfPEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxMateri Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
 
polinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..pptpolinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
 

PENGERTIAN DAN EFEK NEGATIF NARKOBA

  • 1. A. Pengertian Narkoba Narkotika dan Obat-obatan terlarang (NARKOBA) atau Narkotika, Psikotropika, dan Zat Aditif (NAPZA) adalah bahan/zat yang dapat mempengaruhi kondisi kejiwaan/psikologi seseorang (pikiran, perasaan dan perilaku) serta dapat menimbulkan ketergantungan fisik dan psikologi. Narkotika menurut UU RI No 22/1997, Narkotika, yaitu zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman baik sintetis maupun semisintetis yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri, dan dapat menimbulkan ketergantungan. Psikotropika yaitu zat atau obat, baik alami maupun sintesis bukan narkotik yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan saraf dan menyebabkan perubahan khas pada aktifitas mental dan perilaku. Di bawah ini merupakan jenis–jenis narkoba antara lain: a. Opium (Heroin, Morfin) Berasal dari kata opium, jus dari bunga opium. Opium disaripatikan dari opium poppy (papaver somniferum) dan disuling untuk membuat morfin, kodein, dan heroin. Opium digunakan berabad-abad sebagai penghilang rasa sakit (mencegah batuk, diare, dll). Gejala gejala yang ditimbulkan dari penggunaan opiate: 1. Perasaan tenang dan bahagia 2. Acuh tak acuh (apatis) 3. Malas bergerak 4. Mengantuk 5. Rasa mual 6. Bicara cadel 7. Pupil mata mengecil (melebar jika overdosis) 8. Gangguan perhatian/daya ingat b. Ganja Ganja dikenal dapat memicu psikosis, terutama bagimereka yang memiliki latar belakang (gen). Ganja juga bisa memicu dan mencampuradukkan antara kecemasan dan depresi. Gejala yang ditimbulkan dari penggunaan ganja : 1. Rasa senang dan bahagia 2. Santai dan lemah
  • 2. 3. Acuh tak acuh 4. Mata merah 5. Nafsu makan meningkat 6. Mulut kering 7. Pengendalian diri dan konsentrasi kurang 8. Depresi dan sering menguap/mengantuk c. Amfetamin (shabu, ekstasi) Ecstasy (methylen dioxy methamphetamine)/MDMA adalah salah satu jenis narkoba yang di buat secara ilegal di sebuah laboratorium dalam bentuk tablet. Ekstasi akan mendorong tubuh untuk melakukan aktivitas yang melampaui batas maksimum dari kekuatan tubuh itu sendiri. Kekurangan cairan tubuh dapat terjadi sebagai akibat dari pengerahan tenaga yang tinggi dan lama, yang sering menyebabkan kematian. Gejala-gejala dari penggunaan amfetamin : 1. Kewaspadaan meningkat 2. Bergairah 3. Rasa senang/bahagia 4. Pupil mata melebar 5. Denyut nadi dan tekanan darah meningkat 6. Susah tidur/insomnia 7. Hilang nafsu makan d. Kokain Kokain adalah salah satu zat adiktif yang sering disalahgunakan. Kokain merupakan alkaloid yang didapatkan dari tanaman belukar Erythroxylon coca, yang berasal dari Amerika Selatan, dimana daun dari tanaman belukar ini biasanya dikunyah-kunyah oleh penduduk setempat untuk mendapatkan efek stimulan, seperti untuk meningkatkan daya tahan, stamina, mengurangi kelelahan, rasa lapar dan untuk memberikan efek euforia. Gejala yang ditimbulkan dari penggunaan kokain : 1. Gelisah dan denyut nadi meningkat 2. Euforia/rasa gembira berlebihan 3. Banyak bicara dan kewaspadaan meningkat
  • 3. 4. Kejang dan tekanan darah meningkat 5. Berkeringat dan mudah berkelahi 6. Penyumbatan pembuluh darah 7. Distonia (kekakuan otot leher) Penyalahgunaan Narkoba Bahaya sangat besar, bukan hanya merusak tubuh, tetapi juga masa depan. Penyalahgunaan narkoba mengakibatkan rusaknya organ tubuh selain itu juga menimbulkan penyakit yang berbahaya sulit untuk di sembuhkan, seperti kangker, paru, HIV/AIDS, hepatitis, bahkan penyakit jiwa B. Faktor Penyebab Penyalahgunaan Narkoba Faktor yang mendorong 1. Pengendalian diri yang lemah 2. Kondisi kehidupan keluarga 3. Temperamen sulit 4. Mengalami gangguan perilaku 5. Suka menyendiri dan berontak 6. Prestasi sekolah yang rendah 7. Tidak di terima di kelompok 8. Berteman dengan pemakai a. Faktor individual Kebanyakan dimulai pada saat remaja, sebab pada remaja sedang mengalami perubahan biologi, psikologi maupun sosial yang pesat. Ciri-ciri remaja yang mempunyai resiko lebih besar menggunakan Narkoba, seperti kurang percaya diri, mudah kecewa, agresif, murung, pemalu, pendiam dan sebagainya. b. Faktor Lingkungan Faktor lingkungan meliputi faktor keluarga dan lingkungan pergaulan kurang baik sekitar rumah, sekolah, teman sebaya, maupun masyarakat, seperti komunikasi orang tua dan anak kurang baik, orang tua yang bercerai, kawin lagi, orang tua terlampau sibuk, acuh, orang tua otoriter dan sebagainya.
  • 4. Upaya Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba 1. Peran Remaja Pelatihan keterampilan, kegiatan alternatif untuk mengisi waktu luang, seperti: kegiatan olah raga, kesenian, dll. 2. Peran Orang Tua  Menciptakan rumah yang sehat, serasi, harmonis, cinta, kasih sayang dan komunikasi terbuka.  Mengasuh, mendidik anak yang baik.  Menjadi contoh yang baik.  Menjadi pengawas yang baik. C. Efek Negatif Pemakaian Narkoba Sebagai contoh, untuk masyarakat di pedalaman Sumatera, mengkonsumsi daun ganja (Cannabis atau Marijuana) sebagai bumbu masakan adalah hal yang wajar. Sebab, sebagai pohon yang tumbuh liar di hutan-hutan pelosok Sumatera, seperti Aceh, tentunya dapat dimanfaatkan oleh penduduk setempat untuk bahan masakan keluarganya yang berfungsi sebagai penyedap. Atau bila kita pergi ke rumah sakit, maka narkoba jenis Morfin sering dipakai pihak kedokteran untuk obat kebal. Jika ada sebuah operasi untuk seorang pasien, mau tidak mau pihak rumah sakit atau tim medis akan memberikan suntik baal (kebal) agar tidak merasa sakit saat dilakukan operasi. Sebenarnya menurut definisi narkoba itu sendiri merupakan obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman, baik sintetis maupun semi sintetis, sehingga dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, serta mengurangi rasa nyeri bagi pengguna. Untuk itu seyogyanya hanya dipakai oleh pihak kedokteran atau tim medis serta para peneliti di laboratorium tertentu yang berguna untuk melaporkan hasil penelitiannya pada masyarakat luas. Tetapi sayangnya, terkadang penggunaan narkoba malah disalahgunakan oleh orang atau pihak tertentu yang bukan kepentingannya. Seperti contoh, ganja yang semestinya untuk hal positif, karena disalahgunakan malah menjadi negatif dan sama sekali tidak bermanfaat. Sebab, ganja tersebut dipakai untuk bersenang-senang atau euforia sesaat dengan menghisapnya yang dibuat seperti lintingan rokok. Akibat semakin luasnya penyimpangan yang dilakukan, terutama
  • 5. kalangan remaja, membuat ganja dimasukkan sebagai zat terlarang yang berada dalam golongan satu dengan heroin. Hampir serupa dengan ganja, pemakaian narkoba jenis serbuk putih seperti Heroin, Kokain atau Morfin digunakan untuk bersenang-senang sesaat. Melalui efek sampingnya yang menimbulkan euforia dan halusinasi, narkoba seperti itu malah membuat penggunanya seperti orang yang tidak sadar. Atau dengan kata lain, mengkonsumsi narkoba seperti itu sama saja dengan menjerumuskan pemakainya dalam ketidakjelasan masa depan. Karena hanya senang sesaat yang didapat, namun efek ketagihan dengan bahaya latin kerusakan mental jika dikonsumsi terus menerus akan merenggut sang pemakainya. Berikut ini adalah beberapa jenis narkotika, psikotropika dan zat adiktif atau narkoba yang banyak beredar di masyarakat luas, yaitu: 1. Ganja/ Maryuana/ Cannabis Sativa/ Gele/ Cimeng Tumbuhan seperti ini yang bagiannya banyak dipakai seperti daun, bunga, biji dan batang, awalnya berfungsi untuk mengatasi keracunan dan penyedap bumbu masakan. Hanya saja, setelah banyak disalahgunakan, cimeng atau gele yang di masyarakat dikenal dengan bahasa slang dari arti ganja itu, dijadikan bahan campuran untuk lintingan rokok. Ciri-ciri bagi orang yang baru memakai ganja untuk pertama kali adalah: - Mata terlihat merah - Tubuh terasa lemas dan tampak kelelahan - Bola mata menjadi besar - Pikiran seperti berkunang-kunang - Ada perasaan gelisah namun dari luar terlihat senang Sementara itu, efek buruk dari mengkonsumsi ganja adalah: - Daya tangkap syaraf otak berkurang - Penglihatan mata terasa kabur dan samar - Kurangnya konsentrasi - Pasokan sirkulasi darah ke jantung berkurang - Sering terlihat salah tingkah dalam aktivitas yang dilakukan Sedangkan bagi pecendu yang merasa enak dalam mengkonsumsi ganja, terlihat seperti: - Rasa gembira yang berlebihan (Euforia) - Percaya diri yang meningkat pesat
  • 6. - Indera pendengaran lebih aktif dan peka 2. Morfin Morfin adalah semacam zat senyawa yang merupakan perpaduan hasil ekstraksi dari opium dengan zat kimia tertentu untuk menghilangkan rasa sakit bagi pasien yang menderita penyakit tertentu. Sejatinya, morfin dapat meminimalisir rasa sakit, mengurangi rasa lapar, dan merangsang batuk. Hanya saja efek samping yang disebabkan juga tidak kalah buruknya yang menurut hasil penelitian adalah menderita susah tidur (insomnia) dan mimpi buruk. Dewasa ini, penggunaan morfin di kalangan medis telah banyak diganti dengan obat-obatan lain yang memiliki kegunaan sama namun ramah bagi pemakainya. 3. Heroin Dapat disebut sebagai keturunan morfin atau opioda semisintatik dengan proses kimiawi yang dapat menimbulkan ketergantungan dan kecanduan yang berlipat ganda dibandingkan morfin. Heroin banyak dipakai para pecandunya dengan cara menyuntik heroin ke otot atau urat/ pembuluh vena di kulit, karena ketidaktahuan atau memang sengaja berbuat seperti itu untuk menimbulkan efek euforia dan histeris. 4. Kokain Bubuk kristal berwarna putih yang didapat dari hasil ekstraksi dengan daun coca (erythoroxylon coca) dapat membuat rangsangan pada sambungan syaraf dengan cara diminum atau mencampurnya dengan minuman yang digunakan tim medis di dunia kedokteran. Hanya saja, setelah sampai di masyarakat luas, kokain ini disalah gunakan menjadi sejenis zat atau obat perangsang dengan cara disuntik ke pembuluh darah atau dihirup dari hidung dengan sebuah pipa kecil. Sama halnya dengan yang dilakukan oleh suku Indian di benua Amerika, oleh penduduk setempat kokain digunakan untuk mendapat efek stimulan dalam bertempur kepada musuh-musuhnya. Akibat penggunaan dari kokain menurut penelitian hanya dirasakan sebentar saja, yaitu tidak sampai lima belas menit yang meliputi rasa senang, pede, terangsang, dan menambah tenaga serta stamina. Hanya saja setelah seperempat jam itu, maka perasaan enak akan hilang seketika dan berubah menjadi rasa lelah yang berkepanjangan. Selain itu pengguna juga dapat mengalami depresi mental dan ketagihan untuk menggunakannya lagi, lagi, dan lagi sampai mati. Efek psikologis atau mental yang didapat dari pemakaian kokain adalah:
  • 7. - Darah tinggi - Sulit tidur - Bola mata menjadi kecil - Nafsu makan menjadi hilang yang menyebabkan kurus - Jantung berdetak lebih cepat - Perasaan tidak menentu dan sebagainya. 5. Shabu-shabu Sejenis nama yang identik dengan masakan Jepang, namun shabu-shabu ini yang bernama Metamfetamina, adalah sebuah serbuk berwarna putih kristal. Awalnya dibuat pada akhir abad 20 untuk mengobati gangguan bagi penderita hiperaktifitas, yaitu seseorang yang tidak bisa diam. Tetapi seiring berjalannya waktu, shabu-shabu malah disalahgunakan dengan pemakaian yang menyimpang. Di Indonesia sendiri banyak selebritis, olahragawan dan musisi yang karirnya hancur akibat mengkonsumsi narkoba jenis ini. Shabu-shabu sendiri sejatinya adalah berbentuk pil, namun karena banyak disalahgunakan menjadi serbuk yang pemakaiannya menggunakan kertas alumunium yang dibakar dan asapnya dihisap melalui hidung dengan memakai botol kaca yang dibuat khusus bernama bong. Beberapa akibat yang dihasilkan dari Shabu-shabu adalah: - Jantung terasa berdebar-debar - Suhu badan naik - Tidak bisa tidur hingga wajah terlihat pucat - Timbul euforia yang tinggi hingga halusinasi - Nafsu makan menghilang - Gigi menjadi rapuh karena kekurangan kalsium - Dan, depresi berkepanjangan Dari beberapa uraian kelima contoh jenis Narkoba tersebut, seyogyanya untuk dihindari penggunaannya. Agar, jangan sampai generasi masa depan nanti terjerumus kedalam kegelapan karena sudah menjadi pecandu yang dapat merusak mental dan akhlaknya.
  • 8. D. Dampak Buruk Narkoba Bagi Pemakai Penyalahgunaan narkoba adalah ‘penyakit kronis’ yang menimbulkan kesengsaraan berkepanjangan karena : 1. Angka kejadian atau kasus meningkat secara cepat 2. Tingginya angka kambuh setelah di rawat 3. Tingginya angka kematian karena berbagai sebab 4. Bahaya penyakit menular dan mematikan : Hepatitis, HIV/AIDS. 5. Besarnya kerugian sosial dan ekonomi yang harus ditanggung keluarga, masyarakat dan negara. Narkoba berbahaya karena berpengaruh pada otak atau susunan syaraf pusat, dan perkembangan daya normal remaja terhadap: 1. Daya ingat, sehingga mudah lupa 2. Perhatian, sehingga sulit konsentrasi 3. Perasaan, sehingga tidak dapat bertindak rasional 4. Persepsi, sehingga memberikan perasaan semu atau khayal 5. Motivasi, sehingga keinginan dan kemampuan belajar merosot, persahabatan rusak, dan minat dan cita–cita semula berubah. Selain timbulnya ketergantungan dengan segala akibatnya, penyalahgunaan narkoba juga dapat mengakibatkan : 1. Kerusakan pada berbagai organ tubuh: Hati ginjal lambung, paru, jantung, otak dan system reproduksi. Tergantung jenis narkoba yang digunakan , jumlah dan lama pemakaiannya . 2. Perubahan mental : Gangguan pemusatan perhatian, lemahnya motivasi belajar, bekerja, paranoid, dan penyakit parkinson. 3. Pola hidup bisa berubah karena kurangnya selera makan, kurangnya perhatian pada mutu makanan dan kebersihan diri, yang bisa menyebabkan keadaan kurang gizi , badan kurus, pucat, penyakit kulit dan gigi berlubang. 4. Nilai-nilai kehidupan agama, sosial, budaya bisa berubah, berperilaku seks bebas yang bisa mengakibatkan resiko kehamilan yang tidak diinginkan, penyakit kelamin dan lain sebagainya. 5. Alat suntik yang tidak steril juga bisa berakibat terjadinya radang pembuluh darah, infeksi jantung, abses, hepatitis B atau hepatitis C, atau bahkan bisa terinfeksi HIV/AIDS.
  • 9. E. Dampak Langsung Dan Tidak Langsung Penyalahgunaan Narkoba Narkotika dan obat terlarang serta zat adiktif / psikotropika dapat menyebabkan efek dan dampak negatif bagi pemakainya. Danmpak yang negatif itu sudah pasti merugikan dan sangat buruk efeknya bagi kesehatan mental dan fisik. Meskipun demikian terkadang beberapa jenis obat masih dipakai dalam dunia kedokteran, namun hanya diberikan bagi pasien-pasien tertentu, bukan untuk dikonsumsi secara umum dan bebas oleh masyarakat. Oleh karena itu obat dan narkotik yang disalahgunakan dapat menimbulkan berbagai akibat yang beraneka ragam. a. Dampak Tidak Langsung Narkoba Yang Disalahgunakan 1. Akan banyak uang yang dibutuhkan untuk penyembuhan dan perawatan kesehatan pecandu jika tubuhnya rusak digerogoti zat beracun. 2. Dikucilkan dalam masyarakat dan pergaulan orang baik-baik. Selain itu biasanya tukang candu narkoba akan bersikap anti sosial. 3. Keluarga akan malu besar karena punya anggota keluarga yang memakai zat terlarang. 4. Kesempatan belajar hilang dan mungkin dapat dikeluarkan dari sekolah atau perguruan tinggi alias DO / drop out. 5. Tidak dipercaya lagi oleh orang lain karena umumnya pecandu narkoba akan gemar berbohong dan melakukan tindak kriminal. 6. Dosa akan terus bertambah karena lupa akan kewajiban Tuhan serta menjalani kehidupan yang dilarang oleh ajaran agamanya. 7. Bisa dijebloskan ke dalam tembok derita / penjara yang sangat menyiksa lahir batin. Biasanya setelah seorang pecandu sembuh dan sudah sadar dari mimpi-mimpinya maka ia baru akan menyesali semua perbuatannya yang bodoh dan banyak waktu serta kesempatan yang hilang tanpa disadarinya. Terlebih jika sadarnya ketika berada di penjara. Segala caci- maki dan kutukan akan dilontarkan kepada benda haram tersebut, namun semua telah terlambat dan berakhir tanpa bisa berbuat apa-apa. b. Dampak Langsung Narkoba Bagi Jasmani/Tubuh Manusia 1. Gangguan pada jantung 2. Gangguan pada hemoprosik 3. Gangguan pada traktur urinarius
  • 10. 4. Gangguan pada otak 5. Gangguan pada tulang 6. Gangguan pada pembuluh darah 7. Gangguan pada endorin 8. Gangguan pada kulit 9. Gangguan pada sistem syaraf 10. Gangguan pada paru-paru 11. Gangguan pada sistem pencernaan 12. Dapat terinfeksi penyakit menular berbahaya seperti HIV AIDS, Hepatitis, Herpes, TBC, dll. 13. Dan banyak dampak lainnya yang merugikan badan manusia. C. Dampak Langsung Narkoba Bagi Kejiwaan / Mental Manusia 1. Menyebabkan depresi mental. 2. Menyebabkan gangguan jiwa berat / psikotik. 3. Menyebabkan bunuh diri 4. Menyebabkan melakukan tindak kejehatan, kekerasan dan pengrusakan. Efek depresi bisa ditimbulkan akibat kecaman keluarga, teman dan masyarakat atau kegagalan dalam mencoba berhenti memakai narkoba. Namun orang normal yang depresi dapat menjadi pemakai narkoba karena mereka berpikir bahwa narkoba dapat mengatasi dan melupakan masalah dirinya, akan tetapi semua itu tidak benar. Upaya pencegahan terhadap penyebaran narkoba di kalangan pelajar, sudah seyogianya menjadi tanggung jawab kita bersama. Dalam hal ini semua pihak termasuk orang tua, guru, dan masyarakat harus turut berperan aktif dalam mewaspadai ancaman narkoba terhadap anak-anak kita. Adapun upaya-upaya yang lebih kongkret yang dapat kita lakukan adalah melakukan kerja sama dengan pihak yang berwenang untuk melakukan penyuluhan tentang bahaya narkoba, atau mungkin mengadakan razia mendadak secara rutin. Kemudian pendampingan dari orang tua siswa itu sendiri dengan memberikan perhatian dan kasih sayang. Pihak sekolah harus melakukan pengawasan yang ketat terhadap gerak-gerik anak didiknya, karena biasanya penyebaran (transaksi) narkoba sering terjadi di sekitar lingkungan sekolah. Yang tak kalah penting adalah, pendidikan moral dan keagamaan harus lebih ditekankan kepada siswa.
  • 11. Karena salah satu penyebab terjerumusnya anak-anak ke dalam lingkaran setan ini adalah kurangnya pendidikan moral dan keagamaan yang mereka serap, sehingga perbuatan tercela seperti ini pun, akhirnya mereka jalani. Oleh sebab itu, mulai saat ini, kita selaku pendidik, pengajar, dan sebagai orang tua, harus sigap dan waspada, akan bahaya narkoba yang sewaktu-waktu dapat menjerat anak-anak kita sendiri. Dengan berbagai upaya tersebut di atas, mari kita jaga dan awasi anak didik kita, dari bahaya narkoba tersebut, sehingga harapan kita untuk menelurkan generasi yang cerdas dan tangguh di masa yang akan datang dapat terealisasikan dengan baik. DAMPAK FISIK Adaptasi biologis tubuh kita terhadap penggunaan narkoba untuk jangka waktu yang lama bisa dibilang cukup ekstensif, terutama dengan obat-obatan yang tergolong dalam kelompok downers. Tubuh kita bahkan dapat berubah begitu banyak hingga sel-sel dan organ-organ tubuh kita menjadi tergantung pada obat itu hanya untuk bisa berfungsi normal. Salah satu contoh adaptasi biologis dapat dilihat dengan alkohol. Alkohol mengganggu pelepasan dari beberapa transmisi syaraf di otak. Alkohol juga meningkatkan cytocell dan mitokondria yang ada di dalam liver untuk menetralisir zat-zat yang masuk. Sel-sel tubuh ini menjadi tergantung pada alcohol untuk menjaga keseimbangan baru ini. Tetapi, bila penggunaan narkoba dihentikan, ini akan mengubah semua susunan dan keseimbangan kimia tubuh. Mungkin akan ada kelebihan suatu jenis enzym dan kurangnya transmisi syaraf tertentu. Tiba-tiba saja, tubuh mencoba untuk mengembalikan keseimbangan didalamnya. Biasanya, hal-hal yang ditekan/tidak dapat dilakukan tubuh saat menggunakan narkoba, akan dilakukan secara berlebihan pada masa Gejala Putus Obat (GPO) ini. Misalnya, bayangkan efek-efek yang menyenangkan dari suatu narkoba dengan cepat berubah menjadi GPO yang sangat tidak mengenakkan saat seorang pengguna berhenti menggunakan narkoba seperti heroin/putaw. Contoh: Saat menggunakan seseorang akan mengalami konstipasi, tetapi GPO yang dialaminya adalah diare, dll. GPO ini juga merupakan ‘momok’ tersendiri bagi para pengguna narkoba. Bagi para pecandu, terutama, ketakutan terhadap sakit yang akan dirasakan saat mengalami GPO merupakan salah satu alasan mengapa mereka sulit untuk berhenti menggunakan narkoba, terutama jenis putaw/heroin. Mereka tidak mau meraskan pegal, linu, sakit-sakit pada sekujur tubuh dan
  • 12. persendian, kram otot, insomnia, mual, muntah, dll yang merupakan selalu muncul bila pasokan narkoba kedalam tubuh dihentikan. Selain ketergantungan sel-sel tubuh, organ-organ vital dalam tubuh seperti liver, jantung, paru- paru, ginjal,dan otak juga mengalami kerusakan akibat penggunaan jangka panjang narkoba. Banyak sekali pecandu narkoba yang berakhiran dengan katup jantung yang bocor, paru-paru yang bolong, gagal ginjal, serta liver yang rusak. Belum lagi kerusakan fisik yang muncul akibat infeksi virus {Hepatitis C dan HIV/AIDS} yang sangat umum terjadi di kalangan pengguna jarum suntik. Dampak positif narkotika bagi kehidupan manusia Walaupun begitu, setiap kehidupan memiliki dua sisi mata uang. Di balik dampak negatif, narkotika juga memberikan dampak yang positif. Jika digunakan sebagaimana mestinya, terutama untuk menyelamatkan jiwa manusia dan membantu dalam pengobatan, narkotika memberikan manfaat bagi kehidupan manusia. Berikut dampak positif narkotika: 1. Opioid Opioid atau opium digunakan selama berabad-abad sebagai penghilang rasa sakit dan untuk mencegah batuk dan diare. 2. Kokain Daun tanaman Erythroxylon coca biasanya dikunyah-kunyah untuk mendapatkan efek stimulan, seperti untuk meningkatkan daya tahan dan stamina serta mengurangi rasa lelah. 3. Ganja (ganja/cimeng) Orang-orang terdahulu menggunakan tanaman ganja untuk bahan pembuat kantung karena serat yang dihasilkannya sangat kuat. Biji ganja juga digunakan sebagai bahan pembuat minyak. DAMPAK MENTAL Selain ketergantungan fisik, terjadi juga ketergantungan mental. Ketergantungan mental ini lebih susah untuk dipulihkan daripada ketergantungan fisik. Ketergantungan yang dialami secara fisik akan lewat setelah GPO diatasi, tetapi setelah itu akan muncul ketergantungan mental, dalam bentuk yang dikenal dengan istilah ‘sugesti’. Orang seringkali menganggap bahwa sakaw dan sugesti adalah hal yang sama, ini adalah anggapan yang salah. Sakaw bersifat fisik, dan merupakan istilah lain untuk Gejala Putus Obat, sedangkan sugesti adalah ketergantungan mental, berupa munculnya keinginan untuk kembali menggunakan narkoba. Sugesti ini tidak akan hilang saat tubuh sudah kembali berfungsi secara normal.
  • 13. Sugesti ini bisa digambarkan sebagai suara-suara yang menggema di dalam kepala seorang pecandu yang menyuruhnya untuk menggunakan narkoba. Sugesti seringkali menyebabkan terjadinya 'perang' dalam diri seorang pecandu, karena di satu sisi ada bagian dirinya yang sangat ingin menggunakan narkoba, sementara ada bagian lain dalam dirinya yang mencegahnya. Peperangan ini sangat melelahkan... Bayangkan saja bila Anda harus berperang melawan diri Anda sendiri, dan Anda sama sekali tidak bisa sembunyi dari suara-suara itu karena tidak ada tempat dimana Anda bisa sembunyi dari diri Anda sendiri dan tak jarang bagian dirinya yang ingin menggunakan narkoba-lah yang menang dalam peperangan ini. Suara-suara ini seringkali begitu kencang sehingga ia tidak lagi menggunakan akal sehat karena pikirannya sudah terobsesi dengan narkoba dan nikmatnya efek dari menggunakan narkoba. Sugesti inilah yang seringkali menyebabkan pecandu relapse. Sugesti ini tidak bisa hilang dan tidak bisa disembuhkan, karena inilah yang membedakan seorang pecandu dengan orang-orang yang bukan pecandu. Orang- orang yang bukan pecandu dapat menghentikan penggunaannya kapan saja, tanpa ada sugesti, tetapi para pecandu akan tetap memiliki sugesti bahkan saat hidupnya sudah bisa dibilang normal kembali. Sugesti memang tidak bisa disembuhkan, tetapi kita dapat merubah cara kita bereaksi atau merespon terhadap sugesti itu. Dampak mental yang lain adalah pikiran dan perilaku obsesif kompulsif, serta tindakan impulsive. Pikiran seorang pecandu menjadi terobsesi pada narkoba dan penggunaan narkoba. Narkoba adalah satu-satunya hal yang ada didalam pikirannya. Ia akan menggunakan semua daya pikirannya untuk memikirkan cara yang tercepat untuk mendapatkan uang untuk membeli narkoba. Tetapi ia tidak pernah memikirkan dampak dari tindakan yang dilakukannya, seperti mencuri, berbohong, atau sharing needle karena perilakunya selalu impulsive, tanpa pernah dipikirkan terlebih dahulu. Ia juga selalu berpikir dan berperilaku kompulsif, dalam artian ia selalu mengulangi kesalahan- kesalahan yang sama. Misalnya, seorang pecandu yang sudah keluar dari sebuah tempat pemulihan sudah mengetahui bahwa ia tidak bisa mengendalikan penggunaan narkobanya, tetapi saat sugestinya muncul, ia akan berpikir bahwa mungkin sekarang ia sudah bisa mengendalikan penggunaannya, dan akhirnya kembali menggunakan narkoba hanya untuk menemukan bahwa ia memang tidak bisa mengendalikan penggunaannya! Bisa dikatakan bahwa dampak mental dari narkoba adalah mematikan akal sehat para penggunanya, terutama yang sudah dalam tahap
  • 14. kecanduan. Ini semua membuktikan bahwa penyakit adiksi adalah penyakit yang licik, dan sangat berbahaya. DAMPAK EMOSIONAL Narkoba adalah zat-zat yang mengubah mood seseorang (mood altering substance). Saat menggunakan narkoba, mood, perasaan, serta emosi seseorang ikut terpengaruh. Salah satu efek yang diciptakan oleh narkoba adalah perubahan mood. Narkoba dapat mengakibatkan ekstrimnya perasaan, mood atau emosi penggunanya. Jenis-jenis narkoba tertentu, terutama alkohol dan jenis-jenis narkoba yang termasuk dalam kelompok uppers seperti Shabu-shabu, dapat memunculkan perilaku agresif yang berlebihan dari si pengguna, dan seringkali mengakibatkannya melakukan perilaku atau tindakan kekerasan. Terutama bila orang tersebut pada dasarnya memang orang yang emosional dan bertemperamen panas. Ini mengakibatkan tingginya domestic violence dan perilaku abusive dalam keluarga seorang alkoholik atau pengguna Shabu-shabu. Karena pikiran yang terobsesi oleh narkoba dan penggunaan narkoba, maka ia tidak akan takut untuk melakukan tindakan kekerasan terhadap orang-orang yang mencoba menghalaginya untuk menggunakan narkoba. Emosi seorang pecandu narkoba sangat labil dan bisa berubah kapan saja. Satu saat tampaknya ia baik-baik saja, tetapi di bawah pengaruh narkoba semenit kemudian ia bisa berubah menjadi orang yang seperti kesetanan, mengamuk, melempar barang-barang, dan bahkan memukuli siapapun yang ada di dekatnya. Hal ini sangat umum terjadi di keluarga seorang alkoholik atau pengguna Shabu- shabu. Mereka tidak segan-segan memukul istri atau anak-anak bahkan orangtua mereka sendiri. Karena melakukan semua tindakan kekerasan itu di bawah pengaruh narkoba, maka terkadang ia tidak ingat apa yang telah dilakukannya. Saat seseorang menjadi pecandu, ada suatu kepribadian baru yang muncul dalam dirinya, yaitu kepribadian pecandu atau kepribadian si junkie. Kepribadian yang baru ini tidak peduli terhadap orang lain, satu-satunya hal yang penting baginya adalah bagaimana cara agar ia tetap bisa terus menggunakan narkoba. Ini sebabnya mengapa ada perubahan emosional yang tampak jelas dalam diri seorang pecandu. Seorang anak yang tadinya selalu bersikap manis, sopan, riang, dan jujur berubah total mejadi seorang pecandu yang brengsek, pemurung, penyendiri, dan jago berbohong dan mencuri. Adiksi terhadap narkoba membuat seseorang kehilangan kendali terhadap emosinya. Seorang pecandu acapkali bertindak secara impuls, mengikuti dorongan emosi apapun yang muncul
  • 15. dalam dirinya. Dan perubahan yang muncul ini bukan perubahan ringan, karena pecandu adalah orang-orang yang memiliki perasaan dan emosi yang sangat mendalam. Para pecandu seringkali diselimuti oleh perasaan bersalah, perasaan tidak berguna, dan depresi mendalam yang seringkali membuatnya berpikir untuk melakukan tindakan bunuh diri. Perasaan-perasaan ini pulalah yang membuatnya ingin terus menggunakan, karena salah satu efek narkoba adalah mematikan perasaan dan emosi kita. Di bawah pengaruh narkoba, ia dapat merasa senang dan nyaman, tanpa harus merasakan perasaan-perasaan yang tidak mengenakkan. Tetapi… perasaan-perasaan ini tidak hilang begitu saja, melainkan ‘terkubur hidup-hidup’ di dalam diri kita. Dan saat si pecandu berhenti menggunakan narkoba, perasaan-perasaan yang selama ini ‘mati’ atau ‘terkubur’ dalam dirinya kembali bangkit, dan di saat-saat seperti inilah pecandu membutuhkan suatu program pemulihan, untuk membantunya menghadapi dan mengatasi perasaan-perasaan sulit itu. Satu hal juga yang perlu diketahui adalah bahwa salah satu dampak buruk narkoba adalah mengakibatkan pecandu memiliki suatu retardasi mental dan emosional. Contoh seorang pecandu berusia 16 tahun saat ia pertama kali menggunakan narkoba, dan saat ia berusia 26 tahun ia berhenti menggunakan narkoba. Memang secara fisik ia berusia 26 tahun, tetapi sebenarnya usia mental dan emosionalnya adalah 16 tahun. Ada 10 tahun yang ‘hilang’ saat ia menggunakan narkoba. Ini juga sebabnya mengapa ia tidak memiliki pola pikir dan kestabilan emosi seperti layaknya orang-orang lain seusianya. DAMPAK SPIRITUAL Adiksi terhadap narkoba membuat seorang pecandu menjadikan narkoba sebagai prioritas utama didalam kehidupannya. Narkoba adalah pusat kehidupannya, dan semua hal/aspek lain dalam hidupnya berputar di sekitarnya. Tidak ada hal lain yang lebih penting daripada narkoba, dan ia menaruh kepentingannya untuk menggunakan narkoba di atas segala-galanya. Narkoba menjadi jauh lebih penting daripada istri, suami, pacar, anak, orangtua, sekolah, pekerjaan, dll. Ia berhenti melakukan aktivitas-aktivitas yang biasa ia lakukan sebelum ia tenggelam dalam penggunaan narkobanya. Ia tidak lagi melakukan hobi-hobinya, menjalani aktivitas normal seperti sekolah, kuliah, atau bekerja seperti biasa, bila sebelumnya ia termasuk rajin beribadah bisa dipastikan ia akan menjauhi kegiatan yang satu ini, apalagi dengan khotbah agama yang selalu didengar bahwa orang-orang yang menggunakan narkoba adalah orang-orang yang berdosa.
  • 16. Ini menyebabkan pecandu seringkali hidup tersolir, ia hidup dalam dunianya sendiri dan mengisolasi dirinya dari dunia luar, yaitu dunia yang tidak ada hubungannya dengan narkoba. Ia menjauhi keluarga dan teman-teman lamanya, dan mencari teman-teman baru yang dianggap sama dengannya, yang dianggap dapat memahaminya dan tidak akan mengkuliahinya tentang penggunaan narkobanya. Narkoba dianggap sebagai sahabat yang selalu setia menemaninya. Orangtua bisa memarahinya, teman-teman mungkin menjauhinya, pacar mungkin memutuskannya, bahkan Tuhan mungkin dianggap tidak ada, tetapi narkoba selalu setia dan selalu dapat memberikan efek yang diinginkannya. Secara spiritual, Narkoba adalah pusat hidupnya, dan bisa dikatakan menggantikan posisi Tuhan. Adiksi terhadap narkoba membuat penggunaan narkoba menjadi jauh lebih penting daripada keselamatan dirinya sendiri. Ia tidak lagi memikirkan soal makan, tertular penyakit bila sharing needle, tertangkap polisi, dll. Adiksi adalah penyakit yang mempengaruhi semua aspek hidup seorang manusia, dan karenanya harus disadari bahwa pemulihan bagi seorang pecandu tidak hanya bersifat fisik saja, tetapi juga harus mencakup ketiga aspek lainnya sebelum pemulihan itu dapat dianggap sebagai suatu pemulihan yang sebenarnya.( Jd/berbagai sumber ) Tahap-tahap rehabilitasi bagi pecandu narkoba : 1. Tahap rehabilitasi medis (detoksifikasi), tahap ini pecandu diperiksa seluruh kesehatannya baik fisik dan mental oleh dokter terlatih. Dokterlah yang memutuskan apakah pecandu perlu diberikan obat tertentu untuk mengurangi gejala putus zat (sakau) yang ia derita. Pemberian obat tergantung dari jenis narkoba dan berat ringanya gejala putus zat. Dalam hal ini dokter butuh kepekaan, pengalaman, dan keahlian guna memdeteksi gejala kecanduan narkoba tersebut. 2. Tahap rehabilitasi nonmedis, tahap ini pecandu ikut dalam program rehabilitasi. Di Indonesia sudah di bangun tempat-tempat rehabilitasi, sebagai contoh di bawah BNN adalah tempat rehabilitasi di daerah Lido (Kampus Unitra), Baddoka (Makassar), dan Samarinda. Di tempat rehabilitasi ini, pecandu menjalani berbagai program diantaranya program therapeutic communities (TC), 12 steps (dua belas langkah, pendekatan keagamaan, dan lain-lain.
  • 17. 3. Tahap bina lanjut (after care), tahap ini pecandu diberikan kegiatan sesuai dengan minat dan bakat untuk mengisi kegiatan sehari-hari, pecandu dapat kembali ke sekolah atau tempat kerja namun tetap berada di bawah pengawasan. Untuk setiap tahap rehabilitasi diperlukan pengawasan dan evaluasi secara terus menerus terhadap proses pulihan seorang pecandu. Dalam penanganan pecandu narkoba, di Indonesia terdapat beberapa metode terapi dan rehabilitasi yang digunakan yaitu : 1. Cold turkey; artinya seorang pecandu langsung menghentikan penggunaan narkoba/zat adiktif. Metode ini merupakan metode tertua, dengan mengurung pecandu dalam masa putus obat tanpa memberikan obat-obatan. Setelah gejala putus obat hilang, pecandu dikeluarkan dan diikutsertakan dalam sesi konseling (rehabilitasi nonmedis). Metode ini bnayak digunakan oleh beberapa panti rehabilitasi dengan pendekatan keagamaan dalam fase detoksifikasinya. 2. Metode alternatif 3. Terapi substitusi opioda; hanya digunakan untuk pasien-pasien ketergantungan heroin (opioda). Untuk pengguna opioda hard core addict (pengguna opioda yang telah bertahun-tahun menggunakan opioda suntikan), pecandu biasanya mengalami kekambuhan kronis sehingga perlu berulang kali menjalani terapi ketergantungan. Kebutuhan heroin (narkotika ilegal) diganti (substitusi) dengan narkotika legal. Beberapa obat yang sering digunakan adalah kodein, bufrenorphin, metadone, dan nalrekson. Obat-obatan ini digunakan sebagai obat detoksifikasi, dan diberikan dalam dosis yang sesuai dengan kebutuhan pecandu, kemudian secara bertahap dosisnya diturunkan. Keempat obat di atas telah banyak beredar di Indonesia dan perlu adanya kontrol penggunaan untuk menghindari adanya penyimpangan/penyalahgunaan obat-obatan ini yang akan berdampak fatal. 4. Therapeutic community (TC); metode ini mulai digunakan pada akhir 1950 di Amerika Serikat. Tujuan utamanya adalah menolong pecandu agar mampu kembali ke tengah masyarakat dan dapat kembali menjalani kehidupan yang produktif. Program TC, merupakan program yang disebut Drug Free Self Help Program. program ini mempunyai sembilan elemen yaitu partisipasi aktif, feedback dari keanggotaan, role modeling, format kolektif untuk perubahan pribadi, sharing norma dan nilai-nilai, struktur & sistem, komunikasi terbuka, hubungan kelompok dan penggunaan terminologi unik. Aktivitas dalam TC akan menolong peserta belajar mengenal
  • 18. dirinya melalui lima area pengembangan kepribadian, yaitu manajemen perilaku, emosi/psikologis, intelektual & spiritual, vocasional dan pendidikan, keterampilan untuk bertahan bersih dari narkoba. 5. Metode 12 steps; di Amerika Serikat, jika seseorang kedapatan mabuk atau menyalahgunakan narkoba, pengadilan akan memberikan hukuman untuk mengikuti program 12 langkah. Pecandu yang mengikuti program ini dimotivasi untuk mengimplementasikan ke 12 langkah ini dalam kehidupan sehari-hari. Faktor penyebab penyalahgunaan Narkotika Ada beberapa faktor yang menjadi penyebab penyalahgunaan narkotika pada seseorang. Berdasarkan kesehatan masyarakat, faktor-faktor penyebab timbulnya penyalahgunaan narkotika, terdiri dari: Faktor Individu Tiap individu memiliki perbedaan tingkat resiko untuk menyalahgunakan NAPZA. Faktor yang mempengruhi individu terdiri dari faktor kepribadian dan faktor konstitusi. Alasan-alasan yang biasanya berasal dari diri sendiri sebagai penyebab penyalahgunaan NAPZA antara lain: 1. Keingintahuan yang besar untuk mencoba, tanpa sadar atau berpikir panjang mengenai akibatnya 2. Keinginan untuk bersenang-senang 3. Keinginan untuk mengikuti trend atau gaya 4. Keinginan untuk diterima oleh lingkungan atau kelompok 5. Lari dari kebosanan, masalah atau kesusahan hidup 6. Pengertian yang salah bahwa penggunaan sekali-sekali tidak menimbulkan ketagihan 7. Tidak mampu atau tidak berani menghadapi tekanan dari lingkungan atau kelompok pergaulan untuk menggunakan NAPZA 8. Tidak dapat berkata TIDAK terhadap NAPZA Faktor Lingkungan Faktor lingkungan meliputi: 1. Lingkungan Keluarga --- Hubungan ayah dan ibu yang retak, komunikasi yang kurang efektif antara orang tua dan anak, dan kurangnya rasa hormat antar anggota keluarga merupakan faktor yang ikut mendorong seseorang pada gangguan penggunaan zat.
  • 19. 2. Lingkungan Sekolah --- Sekolah yang kurang disiplin, terletak dekat tempat hiburan, kurang memberi kesempatan pada siswa untuk mengembangkan diri secara kreatif dan positif, dan adanya murid pengguna NAPZA merupakan faktor kontributif terjadinya penyalahgunaan NAPZA. 3. Lingkungan Teman Sebaya --- Adanya kebutuhan akan pergaulan teman sebaya mendorong remaja untuk dapat diterima sepenuhnya dalam kelompoknya. Ada kalanya menggunakan NAPZA merupakan suatu hal yng penting bagi remaja agar diterima dalam kelompok dan dianggap sebagai orang dewasa. sumber: www.psychologymania.com Sejarah Singkat Narkoba Pada pemaparan kali ini penulis mencoba merangkum dari berbagai sumber mengenai sejarah singkat tentang narkoba. Karena dinilai penting sekali masyarakat Indonesia dari berbagai kalangan untuk mengetahui apa sebenarnya dan berawal darimana narkoba itu berasal. Di awali dengan sejarah narkoba di Indonesia. Di Indonesia Narkoba merupakan singkatan dari narkotika dan obat berbahaya. Selain "narkoba", istilah lain yang diperkenalkan khususnya oleh Departemen Kesehatan Republik Indonesia adalah Napza yang merupakan singkatan dari Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif. Semua istilah ini, baik "narkoba" atau napza, mengacu pada sekelompok zat yang umumnya mempunyai resiko kecanduan bagi penggunanya. Menurut pakar kesehatan narkoba sebenarnya adalah psikotropika yang biasa dipakai untuk membius pasien saat hendak dioperasi atau obat-obatan untuk penyakit tertentu. Penggunaan obat-obatan jenis opium sudah lama dikenal di Indonesia, jauh sebelum pecahnya Perang Dunia ke-2 pada zaman penjajahan Belanda. Pada umumnya para pemakai candu (opium) tersebut adalah orang-orang Cina. Pemerintah Belanda memberikan izin pada tempat-tempat tertentu untuk menghisap candu dan pengadaan (supply) secara legal dibenarkan berdasarkan undang-undang. Orang-orang Cina pada waktu itu menggunakan candu dengan cara tradisional, yaitu dengan jalan menghisapnya melalui pipa panjang. Hal ini berlaku sampai tibanya Pemerintah Jepang di Indonesia. Pemerintah pendudukan Jepang menghapuskan Undang-Undang itu dan melarang pemakaian candu (Brisbane Ordinance).
  • 20. Ganja (Cannabis Sativa) banyak tumbuh di Aceh dan daerah Sumatera lainnya, dan telah sejak lama digunakan oleh penduduk sebagai bahan ramuan makanan sehari-hari. Tanaman Erythroxylon Coca (Cocaine) banyak tumbuh di Jawa Timur dan pada waktu itu hanya diperuntukkan bagi ekspor. Untuk menghindari pemakaian dan akibat-akibat yang tidak diinginkan, Pemerintah Belanda membuat Undang-undang (Verdovende Middelen Ordonantie) yang mulai diberlakukan pada tahun 1927 (State Gazette No.278 Juncto 536). Meskipun demikian obat-obatan sintetisnya dan juga beberapa obat lain yang mempunyai efek serupa (menimbulkan kecanduan) tidak dimasukkan dalam perundang-undangan tersebut. Setelah kemerdekaan, Pemerintah Republik Indonesia membuat perundang-undangan yang menyangkut produksi, penggunaan dan distribusi dari obat-obat berbahaya (Dangerous Drugs Ordinance) dimana wewenang diberikan kepada Menteri Kesehatan untuk pengaturannya (State Gaette No.419, 1949). Baru pada waktu tahun 1970, masalah obat-obatan berbahaya jenis narkotika menjadi masalah besar dan nasional sifatnya. Pada waktu perang Vietnam sedang mencapai puncaknya pada tahun 1970-an, maka hampir di semua negeri, terutama di Amerika Serikat penyalahgunaan obat (narkotika) sangat meningkat dan sebagian besar korbannya adalah anak-anak muda. Nampaknya gejala itu berpengaruh pula di Indonesia dalam waktu yang hampir bersamaan. Menyadari hal tersebut maka Presiden mengeluarkan instruksi No.6 tahun 1971 dengan membentuk badan koordinasi, yang terkenal dengan nama BAKOLAK INPRES 6/71, yaitu sebuah badan yang mengkoordinasikan (antar departemen) semua kegiatan penanggulangan terhadap berbagai bentuk yang dapat mengancam keamanan negara, yaitu pemalsuan uang, penyelundupan, bahaya narkotika, kenakalan remaja, kegiatan subversif dan pengawasan terhadap orang-orang asing. Kemajuan teknologi dan perubahan-perubahan sosial yang cepat, menyebabkan Undang-Undang narkotika warisan Belanda (tahun 1927) sudah tidak memadai lagi. Maka pemerintah kemudian mengeluarkan Undang-Undang No.9 tahun 1976, tentang Narkotika. Undang-Undang tersebut antara lain mengatur berbagai hal khususnya tentang peredaran gelap (illicit traffic). Disamping itu juga diatur tentang terapi dan rehabilitasi korban narkotik (pasal 32), dengan menyebutkan secara khusus peran dari dokter dan rumah sakit terdekat sesuai petunjuk menteri kesehatan. Dengan semakin merebaknya kasus penyalahgunaan narkoba di Indonesia, maka UU Anti Narkotika mulai direvisi. Sehingga disusunlah UU Anti Narkotika nomor 22/1997, menyusul
  • 21. dibuatnya UU Psikotropika nomor 5/1997. Dalam Undang-Undang tersebut mulai diatur pasal- pasal ketentuan pidana terhadap pelaku kejahatan narkotika, dengan pemberian sanksi terberat berupa hukuman mati. Dan jauh sebelum Indonesia mengenal narkoba, sekitar tahun 2000 SM di Samaria dikenal sari bunga opion atau kemudian dikenal opium (candu = papavor somniferitum). Bunga ini tumbuh subur di daerah dataran tinggi di atas ketinggian 500 meter di atas permukaan laut. Penyebaran selanjutnya adalah ke arah India, Cina dan wilayah-wilayah Asia lainnya, cina kemudian menjadi tempat yang sangat subur dalam penyebaran candu ini (dimungkinkan karena iklim dan keadaan negeri). Memasuki abad ke XVII masalah candu ini bagi cina telah menjadi masalah nasional, bahkan di abad XIX terjadi perang candu dimana akhirnya cina ditaklukan Inggris dengan harus merelakan Hong Kong. Tahun 1806 seorang dokter dari Westphalia bernama Friedrich Wilhelim sertuner menemukan modifikasi candu yang dicampur amoniak yang kemudian dikenal sebagai Morphin (diambil dari nama dewa mimpi Yunani yang bernama Morphius). Tahun 1856 waktu pecah perang saudara di A.S. Morphin ini sangat populer dipergunakan untuk penghilang rasa sakit luka-luka perang sebahagian tahanan-tahanan tersebut "ketagihan" disebut sebagai "penyakit tentara". Tahun 1874 seorang ahli kimia bernama Alder Wright dari London, merebus cairan morphin dengan asam anhidrat (cairan asam yang ada pada sejenis jamur) campuran ini membawa efek ketika diuji coba kepada anjing yaitu: anjing tersebut tiarap, ketakutan, mengantuk dan muntah-muntah. Namun tahun 1898 pabrik obat "Bayer" memproduksi obat tersebut dengannama Heroin, sebagai obat resmi penghilang sakit (pain killer). Tahun 60-an - 70-an pusat penyebaran candu dunia berada pada daerah "Golden Triangle" yaitu Myanmar, Thailand dan Laos, dengan produksi 700 ribu ton setiap tahun. Pada daerah "Golden Crescent" yaitu Pakistan, Iran dan Afganistan dari Golden Crescent menuju Afrika dan Amerika. Selain morphin dan heroin adalagi jenis lain yaitu kokain (ery throxylor coca) berasal dari tumbuhan coca yang tumbuh di Peru dan Bolavia. Biasanya digunakan untuk penyembuhan Asma dan TBC. Pada akhir tahun 70-an ketika tingkat tekanan hidup manusia semakin meningkat serta tekhnologi mendukung maka diberilah campuran-campuran khusus agar candu tersebut dapat juga dalam bentuk obat dan pil. (DEDI Humas BNN)
  • 22. Remaja dan Penyalahgunaan Narkoba Permasalahan Narkoba di Indonesia masih merupakan sesuatu yang bersifat urgen dan kompleks. Dalam kurun waktu satu dekade terakhir permasalahan ini menjadi marak. Terbukti dengan bertambahnya jumlah penyalahguna atau pecandu narkoba secara signifikan, seiring meningkatnya pengungkapan kasus tindak kejahatan narkoba yang semakin beragam polanya dan semakin massif pula jaringan sindikatnya. Dampak dari penyalahgunaan narkoba tidak hanya mengancam kelangsungan hidup dan masa depan penyalahgunanya saja, namun juga masa depan bangsa dan negara, tanpa membedakan strata sosial, ekonomi, usia maupun tingkat pendidikan. Sampai saat ini tingkat peredaran narkoba sudah merambah pada berbagai level, tidak hanya pada daerah perkotaan saja melainkan sudah menyentuh komunitas pedesaan. Hal inilah yang menjadi kewaspadaan bagi kita, untuk selalu melakukan upaya pencegahan pada berbagai tingkatan. Permasalahan narkoba sudah mewabah di hampir semua negara di dunia, akibatnya jutaan jiwa mengalami ketergantungan narkoba, menghancurkan kehidupan keluarga, mengancam keamanan dan ketahanan berbangsa dan bernegara. Berdasarkan laporan badan dunia peserikatan bangsa-bangsa untuk urusan narkoba dan kejahatan, UNODC (United Nations Office On Drugs Crimes), upaya pengawasan narkoba yang ketat oleh negara-negara di dunia telah dapat mengendalikan peredaran narkoba di Eropa, Amerika dan Asia. Namun transaksi dan peredaran narkoba yang dilakukan oleh pelaku kejahatan terorganisir (Organized Crime) ternyata terus meningkat sehingga perlu diperlukan berbagai macam upaya untuk untuk melindungi masyarakat dari bahaya penyalahgunaan narkoba. Penyalahguna narkoba menduduki rangking 20 dunia sebagai penyebab angka kematian dan rangking ke 10 di negara sedang berkembang, termasuk Indonesia. Penyalahguna narkoba diketahui sangat rentan dan mudah terjangkit HIV, Hepatitis dan Tubercolis, yang kemudian dapat menular ke masyarakat umum. Atas dasar inilah UNODC menganggap penyalahgunaan narkoba merupakan masalah kesehatan. Dalam lingkup Negara Republik Indonesia, tingkat penyalahgunan narkoba memberikan dampak
  • 23. yang luar biasa signifikan. Baik dari sisi sosial maupun ekonomi. Berdasarkan data yang dihimpun oleh BNN, dari tingkat pembiayaan urusan yang berkaitan dengan narkoba, negara mengeluarkan anggaran sekitar 45 triliun, dengan perincian untuk membiayai Rehabilitasi, pengobatan maupun proses hukum. Angka ini sangat fantastis untuk ukuran Indonesia yang masih dalam tataran berkembang. Oleh karenanya diperlukan kepedulian dari setiap komponen untuk bersama melakukan pencegahan dan pemberantasan peredaran gelap narkoba. Remaja dan Perkembangannya. Usia muda (remaja) merupakan usia produktif yang membutuhkan perhatian khusus, karena pada posisi ini, taraf pencarian jatidiri dan cenderung masih bersifat labil. Pola pikir kaum muda kadang kala hanya bersifat instan, dan mencari yang temudah mana kala menghadapi sesuatu yang sulit. Ada beberapa faktor sebagai penyebab atau yang mempengaruhi perilaku seorang remaja, diantaranya : a. Faktor Pertemanan b. Perkembangan Teknologi Informasi c. Pengaruh Budaya d. Gaya Hidup Hedonism Beberapa faktor itulah sebagai pemicu dalam setiap pola hidup maupun dasar pemikiran seseorang, termasuk dalam hal penyalahgunaan narkoba. seringkali seorang anak muda terjebak kedalam lembah hitam narkoba hanya karena faktor pertemanan sehingga memunculkan keinginan coba-coba. Kalau kita analisa pengaruh teman sebaya menjadi metode paling ampuh untuk urusan peredaran gelap narkoba. Seseorang begitu mudah terpengaruh oleh teman yang dianggap selevel. Selain itu perkembangan teknologi yang semakin canggih, dari sisi negatifnya juga memunculkan potensi- potensi negatif pula. Pada masa seperti saat ini adalah boleh dibilang The Nations Without State, arus informasi begitu deras masuk tanpa melalui filter sehingga batas pergaulan boleh di bilang bebas tanpa batas. Narkoba dan Dampak Buruknya Narkotika, psikotropika dan zat adiktif lainnya (narkoba) merupaka extra ocdinary crime (kejahatan luar biasa). Saat ini di Indonesia ada 3 kejahatan besar yang membutuhkan perhatian intensif, di antaranya adalah Penyalahgunaan Naroba, Korupsi dan Terorisme. Penyalahgunaan
  • 24. narkoba memang menjadi sesuatu yang menakutkan jika kalau tidak segera ditangani, karena dampak yang dimunculkan adalah sangat mengerikan. Akibat penyalahgunaan narkoba dapat mengakibatkan atau memunculkan kejahatan baru, seperti mencuri, merampok dan berbagai tindak kekerasan maupun seks bebas. Pada dasarnya, sifat umum dari narkoba ada tiga, yaitu Depresan, Stimulan dan Halusinogen. Depresan adalah bersifat menekan sistem syaraf hingga pengguna narkoba jenis ini bisa tidak sadarkan diri, bahkan detak jantung semakin melemah. Sifat yang kedua adalah Stimulan, yaitu bersifat memberikan rangsangan pada sistem syaraf sehingga memunculkan kebugaran yang berlebih dan memiliki kecenderungan untuk selalu segar dan fit pada saat menggunakan narkoba, misalnya penggunaan jenis shabu. Yang ketiga adalah Halusinogen. Sifat dari narkoba ini adalah bersifat memunculkan angan- angan yang dipaksakan seolah-olah sesuai dengan kenyataan walaupun hal itu tidak mungkin terjadi, contohnya penggunaan ekstasi. Dari ketiga sifat tersebut yang menjadi sasaran utama adalah sistem syaraf yang tentu akan merubah tingkat pemikiran maupun kesadaran seseorang. Dan yang lebih fatal lagi adalah mengakibatkan kerusakan pada organ tubuh, mulai jantung, paru, hati dan ginjal. Jadi pada dasarnya yang diserang adalah fisik maupun psikologis seorang pengguna. Dalam proses medis, pelaksana kegiatan kedokteran akan selalu menggunakan jenis narkotika maupun psikotropika akan tetapi dalam dosis maupun takaran tertentu misalnya dalam proses anestesi maupun pengobatan yang akan selalu membutuhkan jenis narkoba. Taraf pengkonsumsian narkoba mengalami beberapa fase, diantaranya pengguna coba-coba, pengguna tetap dan pengguna kecanduan. Pengguna tetap maupun pengguna kecanduan akan selalu melewati fase coba-coba, dengan mencoba walaupun sedikit lama kelamaan akan terjadi peningkatan dosis, hal inilah yang bisa berakibat fatal jika kalau terjadi. Seorang pecandu narkoba, dalam kesehariannya akan mengalami perubahan yang signifikan jika dibandingkan pada waktu belum menggunakan narkoba. mulai dari sifat dalam pergaulan, cara berpakaian hingga pergaulan, seorang pecandu hanya bergaul dengan sesama pecandu dan memiliki sifat tertutup. Ada beberapa hal yang harus diwaspadai dalam setiap modus operandi peredaran narkoba. pertama para pengedar akan memberikan tawaran secara gratis terhadap obyek sasarannya, dan lama-kelamaan akan dijadikan pelanggan tetap dengan target memperoleh keuntungan.
  • 25. Harapan Terhadap Aturan Perundangan yang Berlaku Tindak pidana narkoba di Indonesia diatur dalam Undang-undang no 35 tahun 2009 tentang narkotika. Dalam Undang-undang tersebut diatur secara rinci berkaitan sangsi pidana maupun proses hukum dari para pelaku. Hal ini merupakan wujud penyempurnaan dari Undang-udang tahun 1997 tentang Psikotropika. Undang-undang no 35 bukti keseriusan negara dalam upaya pemberantasan narkoba. Tindak pidana narkoba merupakan Lect Specialist atau pengkhususan jika dibanding dengan tindak pidana lainnya. Dalam Undang-undang tersebut sangsi terberat adalah hukuman mati dengan berbagai pertimbangan tertentu. Yang menjadi harapan besar adalah memberlakukan aturan perundangan dengan sebenarnya untuk mampu menekan tingkat penyalahgunaan narkoba di Indonesia tercinta. Dalam pasal 54 Undang-undang no 35 tahun 2009 dijelaskan bagi para pecandu/penguna wajib menjalani rehabilitasi baik medis maupun sosial, tentunya dengan memperhatikan berbagai prasyarat yang ada. Selain upaya penegakan hukum dan rehabilitasi, diperlukan partisipasi aktif dari segenap lapisan masyarakat untuk turut mendukung upaya penangulangan narkoba, sebagaimana diatur dalam pasal 104 Undang-undang no 35 tahun 2009. Dalam pasal tersebut dijamin keterlibatan masyarakat dalam memberikan informasi untuk masalah tindak pidana narkotika. Sebuah harapan besar termaksud dalam amanat Undang-undang ini dalam menghambat peredaran gelap narkoba di bumi tercinta. Pencegahan, Pemberantasan dan Peredaran Gelap Narkoba, adalah meupakan tanggung jawab bagi kita semua. Untuk mewujudkan targed yang sudah dicanangkan, yakni menuju Indonesia bebas Narkoba tahun 2015. Dibutuhkan peran bebagai pihak termasuk dalam hal ini masyarakat, untuk mampu berperan sentral dalam kaitan tindak pidana narkotika. Disisi lain sistem penegakan hukum harus berjalan secara fair dan penerapan aturan perundangan sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Kita sebagai generasi bangsa sudah selayaknya untuk berfikir secara sistematis dan memiliki fisi kedepan yang lebih baik, agar dapat mewujudkan sesuatu yang positif bagi bangsa dan negara tercinta. Sumber : "Majalah NIAT Edisi II/2013 Penulis : Anwar Nuris" Tips Bebas Narkoba Sobat, kita sebagai generasi muda dan komunitas masyarakat Indonesia harus cerdas dan tanggap dalam mengatasi bahaya penyalahgunaan narkoba. Langkah awal yang bisa kita lakukan diantaranya dengan memperbanyak informasi mengenai bahaya penyalahgunaan serta peredaran gelap narkoba semisal membaca artikel-artikel tentang bahaya narkoba, berita-berita di media
  • 26. cetak maupun media elektronik bahkan lewat pameran-pameran yang sering di lakukan oleh Badan Narkotika Nasional (BNN). Berikut ini beberapa tips bagi generasi muda serta masyarakat pada umumnya agar terbebas dari narkoba dan dalam rangka mendukung program nasional untuk menciptakan "Indonesia Bebas Narkoba 2015". 1. Tips menghindarkan diri dari narkoba :  Tingkatkan iman dan taqwa. Semua agama mengajarkan tentang kebaikan. Salah satu diantaranya adalah dengan menjauhkan diri dari barang haram yaitu narkoba, obat-obatan terlarang dan minuman keras. Dengan keimanan dan ketaqwaan yang bersumber dari diri pribadi, kita akan mampu menghindarkan diri dari penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba.  Siapkan diri dan mental untuk menolak apabila ditawari narkoba. Kemampuan diri dan mental dalam menghindari penyalahgunaan narkoba sejak dini bisa terbentuk mulai dari lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat. Dari lingkungan yang baik akan timbul pribadi yang baik pula pada setiap individunya.  Hati-hati dalam memilih teman bergaul. Dalam pergaulan kita juga harus selektif dalam memilih teman. Kita pilih teman atau kelompok yang dapat meningkatkan pengetahuan kita dan yang menambah nilai positif bagi diri kita. Apalagi saat ini, pergaulan sudah dibilang "bebas", dalam arti tanpa ada batasan-batasannya. Padahal, pergaulan itu ada tata caranya. Pergaulan yang baik akan membentuk kita menjadi pribadi yang baik dan mampu menangkal penyalahgunaan narkoba.  Belajar berkata "Tidak" apabila ditawari dengan alasan yang tepat, kalau tidak mampu segera tinggalkan tempat itu. Apabila ada orang yang berusaha menawari kita barang haram (narkoba) dalam bentuk apapun, kita harus mengatakan "tidak" dengan alasan yang tepat. Jangan sampai menyinggung perasaan. Orang yang memakai narkoba biasanya akan berperangai beringas. Kalau tidak mampu segera tinggalkan saja tempat itu. Dan jangan sekali-kali untuk bertemu orang tersebut.Lebih baik menghindar.  Tingkatkan prestasi untuk mengejar cita-cita dan keinginan yang lebih mulia. Sebagai generasi muda, lebih baik meningkatkan prestasi untuk mengejar cita-cita dan keinginan mulia daripada menghabiskan waktu untuk hal yang sia-sia. Narkoba membuat
  • 27. hidup kita sia-sia. Sesal dikemudian hari yang akan kita dapat. Menghindarkan diri dari penyalahgunaan narkoba, itu yang lebih utama.  Untuk mengisi waktu luang lakukan kegiatan yang positif. Banyak dari kita yang kebingungan dalam mengisi waktu luang. Terkadang kita berakhir pada pilihan yang salah yaitu pergaulan bebas. Padahal banyak kegiatan positif yang dapat kita lakukan. Misalnya dengan mengikuti kursus-kursus ketrampilan ataupun kegiatan berkebun. 2. Cara mengatakan "Tidak" pada narkoba :  Apabila di sekitar kita ada yang orang yang berusaha untuk menawari ataupun memberi kita secara cuma-cuma barang haram narkoba kita harus mampu menolaknya. Katakan "tidak", "maaf saya tidak tertarik","untuk satu ini maaf deh....aku tidak bisa".  Apabila orang tersebut terlihat beringas dan sekuat tenaga memaksa, tatap mata orang yang menawarkan narkoba tersebut, bersikap tenang dan cepat berlalu kemudian katakan "aku ada urusan lain","maaf aku harus pergi", "saya ada ujian besok dan saya harus belajar di rumah", "saya dalam perawatan dokter dan tidak boleh menggunakan obat lain tanpa anjuran dokter".  Gantilan topik pembicaraan, misalnya masalah olahraga, film, kesenian, dan lain- lain. Dengan beralih pembicaraan diharapkan orang tersebut akan merasa bahwa kita tidak tertarik dengan apa yang dia tawarkan.  Kalau tetap memaksa tinggalkan mereka. Langkah yang paling jitu adalah dengan meninggalkan tempat mereka dan tidak sekali-kali untuk mencoba narkoba. 3. Cara menghadapi teman yang ketergantungan narkoba :  Tetap berteman.  Jangan mencoba untuk ikut-ikutan.  Turut prihatin dan utarakan secara terbuka mengenai keprihatinan anda saat yang bersangkutan dalam keadaan tenang dan katakan bahwa anda peduli pada teman anda tersebut.  Jangan menuduh apalagi menghakimi yang akan membuat dirinya tersinggung.  Diskusikan mengapa teman anda tersebut sampai menggunakan narkoba.  Ingatkan bahwa kesembuhan tidak dapat dipaksakan, sehingga sebagai pecandu harus siap dan mau dibantu.
  • 28.  Tunjukkan kepedulian anda dengan siap membantu kapan saja jika teman anda membutuhkan bantuan atau nasihat anda untuk membangun dirinya.  Tumbuhkan kepercayaan diri pada teman anda tersebut dengan mengatakan bahwa teman anda tidak perlu menggunakan narkoba untuk menunjukkan kehebatannya.  Jelaskan akibat fatal dan resiko fatal mengkonsumsi narkoba.  Jangan membiarkan yang bersangkutan merokok atau menggunakan narkoba di depan anda.  Jangan emosional bila berargumentasi dengan pengguna.  Sarankan pengguna untuk minta bantuan ahli seperti dokter atau dibina di panti rehabilitasi.  Berikan pengertian kepada teman anda dengan pembicaraan-pembicaraan ringan yang isinya antara lain adalah bahwa kita harus menghargai tubuh kita sendiri sebagai ciptaan yang paling sempurna.  Yang terpenting adalah bahwa anda harus menunjukkan semua bantuan anda tersebur dengan tulus.  Lakukanlah semua bantuan anda dengan penuh rasa sayang, perhatian dan kasih kepada teman anda yang terlibat penyalahgunaan narkoba tersebut. 4. Bagaimana menolong teman yang sedang sakau :  Beberapa orang menggunakan air panas di dalam botol untuk menghilangkan sakit perut atau minimal untuk membuat pengguna sedikit lebih baik. Penggunaan air panas ini hanya sebagai pertolongan pertama untuk menghilangkan sakit perut atau untuk membuat si pengguna merasa sedikit lebih baik.  Jangan sekali-kali memberikan obat-obatan penghilang rasa sakit bagi si penderita. Pemberian obat-obatan penghilang rasa sakit sangat tidak dianjurkan. Hal ini dilakukan untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan akibat obat yang dikonsumsinya.  Pastikan bahwa ruangan yang tersedia untuk pengguna adalah tempat yang tenang dan nyaman. Ketenangan dan kenyamanan akan membuat pengguna merasa rileks dan mampu berfikir jernih. Keadaan ini akan membantu dalam pemulihannya.  Sediakan majalah untuk di baca atau televisi untuk dilihat atau radio untuk didengar bila pengguna tidak dapat tidur. Sebagai hiburan dapat juga disediakan
  • 29. majalah, televisi, atau radio. Dengan itu semua lama kelamaan pengguna akan dapat tidur tanpa konsumsi obat tidur.  Segera cari atau panggil tenaga profesional/dokter/terapis untuk membantu anda menolong teman anda tersebut. Pertolongan tenaga profesional/dokter/terapis sangat diperlukan oleh pengguna apabila dia sedang mengalami sakau. Setelah mengetahui tips-tips agar terbebas dari penyalahgunaan narkoba diharapkan kita mampu menjaga diri kita, keluarga kita, teman-teman kita dan yang lebih utama generasi muda penerus bangsa agar terbebas dari penyalahgunaan narkoba. Sumber : Pencegahan dan Penanggulangan Penyalahgunaan Narkoba di Lingkungan Pendidikan, BNN, 2006.