SlideShare a Scribd company logo
1 of 8
Politeknik Kelapa Sawit Citra Widya Edukasi
BAB V.
PROFIL KELAPA SAWIT
1. SEJARAH
Tanaman kelapa sawit (Elaeis guinensis Jack) berasal dari Nigeria, Afrika
Barat. Meskipun demikian, ada yang menyatakan bahwa kelapa sawit berasal
dari Amerika Selatan yaitu Brazil karena lebih banyak ditemukan spesies kelapa
sawit di hutan Brazil dibandingkan dengan Afrika.
Kelapa sawit pertama kali diperkenalkan di Indonesia oleh pemerintah kolonial
Belanda tahun 1848. Ketika itu ada empat batang bibit kelapa sawit yang dibawa
dari Mauritus dan Amesterdam dan ditanam di Kebun Raya Bogor. Tahun 1878
kelapa sawit mulai dikembangkan di Bogor sebagai tanaman hias. Tahun 1884
mulai ditanam disekitar perkebunan tembakau Deli sebagai tanaman hias pula.
Tanaman kelapa sawit mulai diusahakan dan dibudidayakan secara komersial
tahun 1911.
Perintis perkebunan kelapa sawit di Indonesia adalah Adrien Hallet, seorang
Belgia. Budidaya yang dilakukan diikuti oleh K. Schadt yang menandai lahirnya
perkebunan kelapa sawit di Indonesia. Sejak saat itu perkebunan kelapa sawit di
Indonesia mulai berkembang.
Kebun kelapa sawit pertama berlokasi di Pantai Timur Sumatera (Deli) dan
Aceh. Luas arealnya mencapai 5.123 ha. Indonesia pertama kali mengekspor
minyak sawit tahun 1919 sebesar 576 ton ke negara-negara eropa, kemudian
tahun 1923 mengekspor minyak Inti sawit sebesar 850 ton.
Pada masa pendudukan Belanda, perkebunan kelapa sawit mengalami
perkembangan yang cukup besar. Indonesia menggeser dominasi ekspor negara
Afrika pada waktu itu. Hasil perolehan ekspor minyak sawit hanya meningkatkan
perekonomian negara asing termasuk Belanda.
Memasuki pendudukan Jepang, perkembangan kelapa sawit mengalami
kemunduran. Lahan menyusutan 16 % dari totol luas lahan yang ada, produksi
minyak sawit hanya mencapai 56.000 ton tahun 1948 - 1949. Padahal tahun 1940
Indonesia sudah sanggup mengekspor 250.000 ton minyak sawit.
Pengantar Ilmu Perkebunan Kelapa Sawit 28
Politeknik Kelapa Sawit Citra Widya Edukasi
Tahun 1957, pemerintah mengambil alih perkebunan dengan alasan politik
dan keamanan. Perubahan manajemen dalam perkebunan dan kondisi sosial
politik serta keamanan dalam negeri yang tidak kondusif, menyebabkan produksi
mengalami penurunan. Pada periode itu, posisi Indonesia sebagai pemasok
minyak sawit dunia tergeser oleh malaysia.
Masa pemerintah ORBA, pembangunan perkebunan terus diarahkan dan
terus mendorong pembukan lahan baru untuk perkebunan. Sejak saat itu lahan
perkebunan kelapa sawit Indonesia berkembang pesat terutama perkebunan
rakyat. Untuk lebih lengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 9. Perkembangan Luas areal dan produksi minyak kelapa
sawit di Indonesia
Tahun Luas Areal (juta Ha) Produksi (juta ton)
- s/d 2000 3.046 7.000
2001 3.152 8.300
2002 3.500 9.300
2003 3.800 10.500
2004 4.100 12.200
2005 4.800 13.600
2006* 5.345 14.750
* = Estimasi (prakiraan) Sumber : Majalah GAPKI (Ulang tahun ke 25) 2005
2. BOTANI KELAPA SAWIT
2.1. Klasifikasi Kelapa Sawit
Nama Elaeis guineensis diberikan oleh Jacquin tahun 1763 berdasarkan
pengamatannya terhadap kelapa sawit yang tumbuh di Martinique, kawasan
Hindia Barat Amerika Tengah. Kata Elaeis (Yunani) berarti minyak, sedangkan
kata quineensis dipilih berdasarkan keyakinan Jacquin bahwa kelapa sawit
berasal dari Guinea (Afrika).
Dikenal banyak jenis varietas kelapa sawit. Varietas tersebut dibedakan
berdasarkan morfologinya menurut tipe buah, bentuk luar, tebal cangkang dan
warna buah.
Pengantar Ilmu Perkebunan Kelapa Sawit 29
Politeknik Kelapa Sawit Citra Widya Edukasi
Taksonomi kelapa sawit adalah sebagai berikut :
Divisi : Tracheophyta
Kelas (Class) : Angiospermae
Anak kelas (sub class) : Monocotyledonea
Bangsa (ordo) : Spadiciflorae (Arecales)
Suku (familia) : Palmae (Arecaceae)
Marga (genus) : Elaeis
Jenis (spesies) : Elaeis guineensis Jacq
Spesies lain dari genus Elaeis adalah E. melanococca yang dikenal sebagai
kelapa sawit Amerika Latin. Beberapa varietas unggul yang ditanam adalah :
Dura, Pisifera dan Tenera.
Morfologi kelapa sawit adalah sebagai berikut:
1. Akar
Tanaman kelapa sawit memiliki jenis akar serabut. Akar utama akan
membentuk akar sekunder, tertier dan kuartener.
2. Batang
Batang kelapa sawit berbentuk silinder dengan diameter sekitar 20 - 75 cm.
Tinggi batang bertambah sekitar 45 cm per tahun. Dalam kondisi lingkungan
yang sesuai pertambahan tinggi dapat mencapai 100 cm per tahun.
3. Daun
Susunan daun kelapa sawit membentuk susunan daun majemuk. Susunan ini
menyerupai susunan daun pada tanaman kelapa. Panjang pelepah daun
sekitar 7,5 - 9 m. Jumlah anak daun pada setiap pelepah berkisar antara 250 -
400 helai. Produksi pelepah daun selama satu tahun mencapai 20 - 30
pelepah.
4. Bunga
Tanaman kelapa sawit merupakan tanaman berumah satu. Rangkaian bunga
jantan terpisah dengan rangkaian bunga betina. Umumnya tanaman kelapa
sawit melakukan penyerbukan silang.
Pengantar Ilmu Perkebunan Kelapa Sawit 30
Politeknik Kelapa Sawit Citra Widya Edukasi
5. Buah
Buah terkumpul di dalam tandan. Dalam satu tandan terdapat sekitar 1.600
buah. Tanaman normal akan menghasilkan 20 - 22 tandan per tahun. Jumlah
tandan buah pada tanaman tua sekitar 12 - 14 tandan per tahun. Berat setiap
tandan sekitar 25 - 35 kg.
Secara anatomi buah kelapa sawit tersusun dari:
Pericarp atau daging buah terdiri dari :
 Exokarp, yaitu kulit luar buah yang keras dan licin.
 Mesokarp, yaitu bagian daging buah yang berserabut.
 Mesokarp merupakan bagian yang mengandung minyak dengan
rendemen paling tinggi.
Biji yang tersusun dari :
 Endokarp (tempurung) yang merupakan lapisan keras dan berwarna
hitam.
 Endosperm (kernel) yang berwarna putih.
 Kernel akan menghasilkan minyak inti atau palm kernel oil.
2.2. Ekologi Tanaman Kelapa Sawit
Pertumbuhan dan produksi kelapa sawit dipengaruhi oleh banyak faktor, baik
dari luar maupun dari tanaman itu sendiri. Pada dasarnya faktor tersebut
dibedakan menjadi faktor lingkungan, genetis dan teknis-agronomis.
2.2.1. Iklim
Faktor iklim sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan dan produksi kelapa
sawit. Kelapa sawit dapat tumbuh dengan baik pada daerah tropika basah pada
ketinggian 0 - 500 dpl. Beberapa unsur iklim yang penting dan saling
mempengaruhi adalah :
 Curah Hujan
Curah hujan optimum yang diperlukan kelapa sawit rata-rata 2000 - 2500
mm/tahun dengan distribusi merata sepanjang tahun tanpa bulan kering yang
Pengantar Ilmu Perkebunan Kelapa Sawit 31
Politeknik Kelapa Sawit Citra Widya Edukasi
berkepanjangan. Curah hujan yang merata dapat menurunkan penguapan dari
tanah dan tanaman kelapa sawit. Namun yang terpenting adalah tidak terjadi
defisit air sebesar 250 mm.
 Penyinaran Sinar Matahari
Sinar matahari diperlukan untuk memproduksi karbohidrat dan memacu
pembentukan bunga dan buah.
Untuk itu, intensitas, kualitas dan lama penyinaran amat berpengaruh. Lama
penyinaran optimum yang diperlukan 5-7 jam/hari.
 Suhu dan Tinggi Tempat
Untuk dapat tumbuh dengan baik, kelapa sawit memerlukan suhu yang
optimum antara 24 - 28o
C. Meskipun demikian, kelapa sawit masih bisa tumbuh
pada suhu terendah 8o
C dan tertinggi 32o
C.
Makin lama penyinaran atau makin rendah suatu tempat, makin tinggi
suhunya. Suhu berpengaruh terhadap masa pembungaan dan kematangan
buah. Tanaman kelapa sawit yang ditanam lebih dari ketinggian 500 m dpl akan
terlambat berbunga satu tahun jika dibandingkan dengan yang ditanam di dataran
rendah.
 Kelembaban Udara dan Angin
Kelembaban optimum bagi pertumbuhan kelapa sawit adalah 80 %.
Kecepatan angin 5-6 km/jam sangat baik untuk membantu proses penyerbukan.
Angin yang kering menyebabkan penguapan lebih besar, mengurangi
kelembaban dan dalam waktu lama mengakibatkan kelayuan. Berdasarkan
faktor iklim, kemampuan lahan digolongkan menjadi 4 kelas :
Tabel 11. Kriteria kelas lahan untuk kelapa sawit berdasarkan iklim
Uraian S1 S2 S3 N1
Curah hujan (mm) 2000-2500 1800-2000 1500-1800 <<1500
Defisit air (mm) 0-150 150-250 250-400 >>400
Temeperatur (0
C) 22-26 22-26 22-26 22-26
Penyinaran (jam) 6 6 6 <<6
Kelembaban (%) 80 80 80 80
Angin Sedang Sedang Sedang Kencang
Bulan Kering 0 0-1 2-3 >>3
Sumber : PPKS, 1994
Pengantar Ilmu Perkebunan Kelapa Sawit 32
Politeknik Kelapa Sawit Citra Widya Edukasi
2.2.2. Tanah
Kelapa sawit dapat tumbuh diberbagai jenis tanah, seperti podsolik, latasol,
hidromorfik kelabu, alluvial dan regasol. Namun kemampuan produksi pada jenis
tanah tersebut tidak sama. Ada dua sifat tanah sebagai media tumbuh :
 Sifat Fisik Tanah
Beberapa hal yang menentukan sifat tanah adalah tekstur, struktur,
konsistensi, kemiringan tanah, permeabilitas, ketebalan lapisan tanah dan
kedalaam permukaan air tanah. Beberapa kesesuaian sifat fisik tanah untuk
kelapa sawit antara lain :
 Mempunyai solum yang tebal sekitar 80 cm. Walaupun kenyataan
bahwa penyebaran akar kelapa sawit yang terbanyak dijumpai sampai
kedalaman 60 cm, namun ujung akar masih mencapai kedalaman 90 cm atau
lebih, sehingga dibutuhkan untuk perkembangan akar yang baik.
 Tanpa lapisan padas dan bertekstur tanah ringan dengan kandungan
pasir 20-60 %, debu 10-40 % dan liat 20-50%.
 Perkembangan struktur yang kuat, konsistensi gembur sampai agak
teguh dengan permeabilitas yang sedang sampai baik.
 Permukaan air harus berada di bawah 80 cm dan semakin dalam
semakin baik.
 Tanah yang kurang cocok adalah tanah pantai berpasir dan tanah
gambut tebal.
Topografi yang cukup baik untuk kelapa sawit adalah kemiringan 0 - 15o
. Hal
ini memudahkan pengangkutan buah dari areal ke pabrik. Areal dengan
kemiringan >> 15o
masih mungkin ditanami, tetapi perlu dibuat teras, karena
akan menyulitkan panen serta pengangkutan hasil.
 Sifat Kimia Tanah
Pengantar Ilmu Perkebunan Kelapa Sawit 33
Politeknik Kelapa Sawit Citra Widya Edukasi
Sifat kimia tanah mempunyai arti penting dalam menentukan dosis
pemupukan dan kelas kesuburan lahan. Kelapa sawit tidak memerlukan tanah
dengan sifat kimia yang istimewa sebab kekurangan salah satu unsur hara dapat
diatasi dengan pemupukan.
Tanah yang mengandung unsur hara dalam jumlah besar sangat baik untuk
pertumbuhan, sedangkan keasaman tanah akan menentukan ketersediaan dan
keseimbangan unsur-unsur hara dalam tanah.
Beberapa sifat kimia tanah yang dipakai sebagai pedoman untuk tanaman
kelapa sawit adalah :
ж Keasaman tanah (pH 4 - 6,5, sedangkan pH optimumnya 5 - 5,5). Tanah yang
memiliki pH rendah dapat dinaikkan dengan pengapuran, tetapi membutuhkan
biaya yang besar terutama pada daerah pasang surut dan bergambut.
ж C/N mendekati 10 dimana kandungan C ± 1 % dan N ± 0,1 %.
ж Kapasitas tukar Kation (K+
) 0,15 - 0,2 me/100 gram, sedangkan angka
dibawahnya diduga kekurangan akan K
ж Perbandingan kapasitas tukar Mg++
dan K+
yang masih berada dalam batas
normal dalam mengatur antagonisme antara K dan Mg.
Berdasarkan faktor iklim tersebut, kelas kemampuan lahan digolongkan
menjadi 4 kelas. Lebih lengkapnya sebagai berikut :
Tabel 12. Kriteria kelas lahan untuk kelapa sawit berdasarkan letak dan
tinggi tempat, bentuk wilayah dan tanah
Uraian S1 S2 S3 N1
1. Letak & tinggi t4 0-400 0-400 0-400 0-400
2. Bentuk Wilayah
Topografi
Lereng
Genangan/banjir
Drainase
Datar
berombak
0-15
Tidak ada
Baik
Ombak-
gelombang
16-25
Tidak ada
Sedang
Berbukit
25-36
Tidak ada
Agak
Terhambat
Curam
0-15
Sedikit
Terhambat
3. Tanah
Kedalaman
Bahan Organik (cm)
Tekstur
>> 80
5-10
Lempung-lemp
80
5-10
Liat berpasir-
60-80
5-10
Pasir-berlemp
<< 60
<< 5
Liat berat,
Pengantar Ilmu Perkebunan Kelapa Sawit 34
Politeknik Kelapa Sawit Citra Widya Edukasi
Batuan Penghambat (%)
Kedalaman air tanah (cm)
Ph
liat berpasir
<3
>>80
5-6
liat
3-15
60-80
4,5-5
debu
15-40
50-60
4-4,5 & 6,5-7
pasir
>>40
40-50
<4 & >7
Sumber : PPKS, 1994
Pengantar Ilmu Perkebunan Kelapa Sawit 35

More Related Content

What's hot (12)

laporan sawit
laporan sawitlaporan sawit
laporan sawit
 
Budidaya jambu biji
Budidaya jambu bijiBudidaya jambu biji
Budidaya jambu biji
 
Jambu biji
Jambu bijiJambu biji
Jambu biji
 
Teknik panen dan penanganan pasca panen benih padi
Teknik panen dan penanganan pasca panen benih padiTeknik panen dan penanganan pasca panen benih padi
Teknik panen dan penanganan pasca panen benih padi
 
KTI "Pohon Kelapa Serbaguna"
KTI "Pohon Kelapa Serbaguna"KTI "Pohon Kelapa Serbaguna"
KTI "Pohon Kelapa Serbaguna"
 
Okulasi Kakao
Okulasi KakaoOkulasi Kakao
Okulasi Kakao
 
tanaman kelapa sawit
tanaman kelapa sawittanaman kelapa sawit
tanaman kelapa sawit
 
Makalah jambu mete di kabupaten muna
Makalah jambu mete di kabupaten munaMakalah jambu mete di kabupaten muna
Makalah jambu mete di kabupaten muna
 
Teknis Budidaya Buah Jambu Mete
Teknis Budidaya Buah Jambu MeteTeknis Budidaya Buah Jambu Mete
Teknis Budidaya Buah Jambu Mete
 
58359680 makalah-kedelai
58359680 makalah-kedelai58359680 makalah-kedelai
58359680 makalah-kedelai
 
Makalah kedelai
Makalah kedelaiMakalah kedelai
Makalah kedelai
 
Pemanfaatan Buah Gayam (Inocarpus edulis) untuk Dijadikan Tepung sebagai Baha...
Pemanfaatan Buah Gayam (Inocarpus edulis) untuk Dijadikan Tepung sebagai Baha...Pemanfaatan Buah Gayam (Inocarpus edulis) untuk Dijadikan Tepung sebagai Baha...
Pemanfaatan Buah Gayam (Inocarpus edulis) untuk Dijadikan Tepung sebagai Baha...
 

Similar to Unsur iklm dalam kelapa sawit

Makalah peran mulsa pada kelapa sawit
Makalah peran mulsa pada kelapa sawitMakalah peran mulsa pada kelapa sawit
Makalah peran mulsa pada kelapa sawit
fajareriawan
 
Makalah perkebunan kelapa sawit
Makalah perkebunan kelapa sawitMakalah perkebunan kelapa sawit
Makalah perkebunan kelapa sawit
Warnet Raha
 
Budidaya cokelat kakao
Budidaya cokelat kakaoBudidaya cokelat kakao
Budidaya cokelat kakao
henrihenri6
 
Bioindustri hadia atu ba bimbing pemanfaatan minyak sterculia foetida linn se...
Bioindustri hadia atu ba bimbing pemanfaatan minyak sterculia foetida linn se...Bioindustri hadia atu ba bimbing pemanfaatan minyak sterculia foetida linn se...
Bioindustri hadia atu ba bimbing pemanfaatan minyak sterculia foetida linn se...
Zino Almeida
 
Laporan Produksi Tanaman Kedelai
Laporan Produksi Tanaman KedelaiLaporan Produksi Tanaman Kedelai
Laporan Produksi Tanaman Kedelai
AGROTEKNOLOGI
 

Similar to Unsur iklm dalam kelapa sawit (20)

Makalah peran mulsa pada kelapa sawit
Makalah peran mulsa pada kelapa sawitMakalah peran mulsa pada kelapa sawit
Makalah peran mulsa pada kelapa sawit
 
Makalah perkebunan kelapa sawit
Makalah perkebunan kelapa sawitMakalah perkebunan kelapa sawit
Makalah perkebunan kelapa sawit
 
Makalah perkebunan kelapa sawit
Makalah perkebunan kelapa sawitMakalah perkebunan kelapa sawit
Makalah perkebunan kelapa sawit
 
Makalah perkebunan kelapa sawit
Makalah perkebunan kelapa sawitMakalah perkebunan kelapa sawit
Makalah perkebunan kelapa sawit
 
138 budidaya kacang kedelai
138 budidaya kacang kedelai138 budidaya kacang kedelai
138 budidaya kacang kedelai
 
Budidaya cokelat kakao
Budidaya cokelat kakaoBudidaya cokelat kakao
Budidaya cokelat kakao
 
Kesesuaian iklim untuk tanaman perkebunan.pptx
Kesesuaian iklim untuk tanaman perkebunan.pptxKesesuaian iklim untuk tanaman perkebunan.pptx
Kesesuaian iklim untuk tanaman perkebunan.pptx
 
Kelapa Sawit
Kelapa SawitKelapa Sawit
Kelapa Sawit
 
Disusun ole1
Disusun ole1Disusun ole1
Disusun ole1
 
Laporan Budidaya KARET
Laporan Budidaya KARETLaporan Budidaya KARET
Laporan Budidaya KARET
 
Budidaya belut
Budidaya belutBudidaya belut
Budidaya belut
 
SAWIT NEW 1.ppt
SAWIT NEW 1.pptSAWIT NEW 1.ppt
SAWIT NEW 1.ppt
 
Fild stadi tanaman cacao
Fild stadi tanaman cacaoFild stadi tanaman cacao
Fild stadi tanaman cacao
 
Bioindustri hadia atu ba bimbing pemanfaatan minyak sterculia foetida linn se...
Bioindustri hadia atu ba bimbing pemanfaatan minyak sterculia foetida linn se...Bioindustri hadia atu ba bimbing pemanfaatan minyak sterculia foetida linn se...
Bioindustri hadia atu ba bimbing pemanfaatan minyak sterculia foetida linn se...
 
Salak
SalakSalak
Salak
 
Sawo
SawoSawo
Sawo
 
Pembibitan kelapa sawit (elaeis guineensis jacq)
Pembibitan kelapa sawit (elaeis guineensis jacq)Pembibitan kelapa sawit (elaeis guineensis jacq)
Pembibitan kelapa sawit (elaeis guineensis jacq)
 
Makalah kedelai
Makalah kedelaiMakalah kedelai
Makalah kedelai
 
58359680 makalah-kedelai
58359680 makalah-kedelai58359680 makalah-kedelai
58359680 makalah-kedelai
 
Laporan Produksi Tanaman Kedelai
Laporan Produksi Tanaman KedelaiLaporan Produksi Tanaman Kedelai
Laporan Produksi Tanaman Kedelai
 

Unsur iklm dalam kelapa sawit

  • 1. Politeknik Kelapa Sawit Citra Widya Edukasi BAB V. PROFIL KELAPA SAWIT 1. SEJARAH Tanaman kelapa sawit (Elaeis guinensis Jack) berasal dari Nigeria, Afrika Barat. Meskipun demikian, ada yang menyatakan bahwa kelapa sawit berasal dari Amerika Selatan yaitu Brazil karena lebih banyak ditemukan spesies kelapa sawit di hutan Brazil dibandingkan dengan Afrika. Kelapa sawit pertama kali diperkenalkan di Indonesia oleh pemerintah kolonial Belanda tahun 1848. Ketika itu ada empat batang bibit kelapa sawit yang dibawa dari Mauritus dan Amesterdam dan ditanam di Kebun Raya Bogor. Tahun 1878 kelapa sawit mulai dikembangkan di Bogor sebagai tanaman hias. Tahun 1884 mulai ditanam disekitar perkebunan tembakau Deli sebagai tanaman hias pula. Tanaman kelapa sawit mulai diusahakan dan dibudidayakan secara komersial tahun 1911. Perintis perkebunan kelapa sawit di Indonesia adalah Adrien Hallet, seorang Belgia. Budidaya yang dilakukan diikuti oleh K. Schadt yang menandai lahirnya perkebunan kelapa sawit di Indonesia. Sejak saat itu perkebunan kelapa sawit di Indonesia mulai berkembang. Kebun kelapa sawit pertama berlokasi di Pantai Timur Sumatera (Deli) dan Aceh. Luas arealnya mencapai 5.123 ha. Indonesia pertama kali mengekspor minyak sawit tahun 1919 sebesar 576 ton ke negara-negara eropa, kemudian tahun 1923 mengekspor minyak Inti sawit sebesar 850 ton. Pada masa pendudukan Belanda, perkebunan kelapa sawit mengalami perkembangan yang cukup besar. Indonesia menggeser dominasi ekspor negara Afrika pada waktu itu. Hasil perolehan ekspor minyak sawit hanya meningkatkan perekonomian negara asing termasuk Belanda. Memasuki pendudukan Jepang, perkembangan kelapa sawit mengalami kemunduran. Lahan menyusutan 16 % dari totol luas lahan yang ada, produksi minyak sawit hanya mencapai 56.000 ton tahun 1948 - 1949. Padahal tahun 1940 Indonesia sudah sanggup mengekspor 250.000 ton minyak sawit. Pengantar Ilmu Perkebunan Kelapa Sawit 28
  • 2. Politeknik Kelapa Sawit Citra Widya Edukasi Tahun 1957, pemerintah mengambil alih perkebunan dengan alasan politik dan keamanan. Perubahan manajemen dalam perkebunan dan kondisi sosial politik serta keamanan dalam negeri yang tidak kondusif, menyebabkan produksi mengalami penurunan. Pada periode itu, posisi Indonesia sebagai pemasok minyak sawit dunia tergeser oleh malaysia. Masa pemerintah ORBA, pembangunan perkebunan terus diarahkan dan terus mendorong pembukan lahan baru untuk perkebunan. Sejak saat itu lahan perkebunan kelapa sawit Indonesia berkembang pesat terutama perkebunan rakyat. Untuk lebih lengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 9. Perkembangan Luas areal dan produksi minyak kelapa sawit di Indonesia Tahun Luas Areal (juta Ha) Produksi (juta ton) - s/d 2000 3.046 7.000 2001 3.152 8.300 2002 3.500 9.300 2003 3.800 10.500 2004 4.100 12.200 2005 4.800 13.600 2006* 5.345 14.750 * = Estimasi (prakiraan) Sumber : Majalah GAPKI (Ulang tahun ke 25) 2005 2. BOTANI KELAPA SAWIT 2.1. Klasifikasi Kelapa Sawit Nama Elaeis guineensis diberikan oleh Jacquin tahun 1763 berdasarkan pengamatannya terhadap kelapa sawit yang tumbuh di Martinique, kawasan Hindia Barat Amerika Tengah. Kata Elaeis (Yunani) berarti minyak, sedangkan kata quineensis dipilih berdasarkan keyakinan Jacquin bahwa kelapa sawit berasal dari Guinea (Afrika). Dikenal banyak jenis varietas kelapa sawit. Varietas tersebut dibedakan berdasarkan morfologinya menurut tipe buah, bentuk luar, tebal cangkang dan warna buah. Pengantar Ilmu Perkebunan Kelapa Sawit 29
  • 3. Politeknik Kelapa Sawit Citra Widya Edukasi Taksonomi kelapa sawit adalah sebagai berikut : Divisi : Tracheophyta Kelas (Class) : Angiospermae Anak kelas (sub class) : Monocotyledonea Bangsa (ordo) : Spadiciflorae (Arecales) Suku (familia) : Palmae (Arecaceae) Marga (genus) : Elaeis Jenis (spesies) : Elaeis guineensis Jacq Spesies lain dari genus Elaeis adalah E. melanococca yang dikenal sebagai kelapa sawit Amerika Latin. Beberapa varietas unggul yang ditanam adalah : Dura, Pisifera dan Tenera. Morfologi kelapa sawit adalah sebagai berikut: 1. Akar Tanaman kelapa sawit memiliki jenis akar serabut. Akar utama akan membentuk akar sekunder, tertier dan kuartener. 2. Batang Batang kelapa sawit berbentuk silinder dengan diameter sekitar 20 - 75 cm. Tinggi batang bertambah sekitar 45 cm per tahun. Dalam kondisi lingkungan yang sesuai pertambahan tinggi dapat mencapai 100 cm per tahun. 3. Daun Susunan daun kelapa sawit membentuk susunan daun majemuk. Susunan ini menyerupai susunan daun pada tanaman kelapa. Panjang pelepah daun sekitar 7,5 - 9 m. Jumlah anak daun pada setiap pelepah berkisar antara 250 - 400 helai. Produksi pelepah daun selama satu tahun mencapai 20 - 30 pelepah. 4. Bunga Tanaman kelapa sawit merupakan tanaman berumah satu. Rangkaian bunga jantan terpisah dengan rangkaian bunga betina. Umumnya tanaman kelapa sawit melakukan penyerbukan silang. Pengantar Ilmu Perkebunan Kelapa Sawit 30
  • 4. Politeknik Kelapa Sawit Citra Widya Edukasi 5. Buah Buah terkumpul di dalam tandan. Dalam satu tandan terdapat sekitar 1.600 buah. Tanaman normal akan menghasilkan 20 - 22 tandan per tahun. Jumlah tandan buah pada tanaman tua sekitar 12 - 14 tandan per tahun. Berat setiap tandan sekitar 25 - 35 kg. Secara anatomi buah kelapa sawit tersusun dari: Pericarp atau daging buah terdiri dari :  Exokarp, yaitu kulit luar buah yang keras dan licin.  Mesokarp, yaitu bagian daging buah yang berserabut.  Mesokarp merupakan bagian yang mengandung minyak dengan rendemen paling tinggi. Biji yang tersusun dari :  Endokarp (tempurung) yang merupakan lapisan keras dan berwarna hitam.  Endosperm (kernel) yang berwarna putih.  Kernel akan menghasilkan minyak inti atau palm kernel oil. 2.2. Ekologi Tanaman Kelapa Sawit Pertumbuhan dan produksi kelapa sawit dipengaruhi oleh banyak faktor, baik dari luar maupun dari tanaman itu sendiri. Pada dasarnya faktor tersebut dibedakan menjadi faktor lingkungan, genetis dan teknis-agronomis. 2.2.1. Iklim Faktor iklim sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan dan produksi kelapa sawit. Kelapa sawit dapat tumbuh dengan baik pada daerah tropika basah pada ketinggian 0 - 500 dpl. Beberapa unsur iklim yang penting dan saling mempengaruhi adalah :  Curah Hujan Curah hujan optimum yang diperlukan kelapa sawit rata-rata 2000 - 2500 mm/tahun dengan distribusi merata sepanjang tahun tanpa bulan kering yang Pengantar Ilmu Perkebunan Kelapa Sawit 31
  • 5. Politeknik Kelapa Sawit Citra Widya Edukasi berkepanjangan. Curah hujan yang merata dapat menurunkan penguapan dari tanah dan tanaman kelapa sawit. Namun yang terpenting adalah tidak terjadi defisit air sebesar 250 mm.  Penyinaran Sinar Matahari Sinar matahari diperlukan untuk memproduksi karbohidrat dan memacu pembentukan bunga dan buah. Untuk itu, intensitas, kualitas dan lama penyinaran amat berpengaruh. Lama penyinaran optimum yang diperlukan 5-7 jam/hari.  Suhu dan Tinggi Tempat Untuk dapat tumbuh dengan baik, kelapa sawit memerlukan suhu yang optimum antara 24 - 28o C. Meskipun demikian, kelapa sawit masih bisa tumbuh pada suhu terendah 8o C dan tertinggi 32o C. Makin lama penyinaran atau makin rendah suatu tempat, makin tinggi suhunya. Suhu berpengaruh terhadap masa pembungaan dan kematangan buah. Tanaman kelapa sawit yang ditanam lebih dari ketinggian 500 m dpl akan terlambat berbunga satu tahun jika dibandingkan dengan yang ditanam di dataran rendah.  Kelembaban Udara dan Angin Kelembaban optimum bagi pertumbuhan kelapa sawit adalah 80 %. Kecepatan angin 5-6 km/jam sangat baik untuk membantu proses penyerbukan. Angin yang kering menyebabkan penguapan lebih besar, mengurangi kelembaban dan dalam waktu lama mengakibatkan kelayuan. Berdasarkan faktor iklim, kemampuan lahan digolongkan menjadi 4 kelas : Tabel 11. Kriteria kelas lahan untuk kelapa sawit berdasarkan iklim Uraian S1 S2 S3 N1 Curah hujan (mm) 2000-2500 1800-2000 1500-1800 <<1500 Defisit air (mm) 0-150 150-250 250-400 >>400 Temeperatur (0 C) 22-26 22-26 22-26 22-26 Penyinaran (jam) 6 6 6 <<6 Kelembaban (%) 80 80 80 80 Angin Sedang Sedang Sedang Kencang Bulan Kering 0 0-1 2-3 >>3 Sumber : PPKS, 1994 Pengantar Ilmu Perkebunan Kelapa Sawit 32
  • 6. Politeknik Kelapa Sawit Citra Widya Edukasi 2.2.2. Tanah Kelapa sawit dapat tumbuh diberbagai jenis tanah, seperti podsolik, latasol, hidromorfik kelabu, alluvial dan regasol. Namun kemampuan produksi pada jenis tanah tersebut tidak sama. Ada dua sifat tanah sebagai media tumbuh :  Sifat Fisik Tanah Beberapa hal yang menentukan sifat tanah adalah tekstur, struktur, konsistensi, kemiringan tanah, permeabilitas, ketebalan lapisan tanah dan kedalaam permukaan air tanah. Beberapa kesesuaian sifat fisik tanah untuk kelapa sawit antara lain :  Mempunyai solum yang tebal sekitar 80 cm. Walaupun kenyataan bahwa penyebaran akar kelapa sawit yang terbanyak dijumpai sampai kedalaman 60 cm, namun ujung akar masih mencapai kedalaman 90 cm atau lebih, sehingga dibutuhkan untuk perkembangan akar yang baik.  Tanpa lapisan padas dan bertekstur tanah ringan dengan kandungan pasir 20-60 %, debu 10-40 % dan liat 20-50%.  Perkembangan struktur yang kuat, konsistensi gembur sampai agak teguh dengan permeabilitas yang sedang sampai baik.  Permukaan air harus berada di bawah 80 cm dan semakin dalam semakin baik.  Tanah yang kurang cocok adalah tanah pantai berpasir dan tanah gambut tebal. Topografi yang cukup baik untuk kelapa sawit adalah kemiringan 0 - 15o . Hal ini memudahkan pengangkutan buah dari areal ke pabrik. Areal dengan kemiringan >> 15o masih mungkin ditanami, tetapi perlu dibuat teras, karena akan menyulitkan panen serta pengangkutan hasil.  Sifat Kimia Tanah Pengantar Ilmu Perkebunan Kelapa Sawit 33
  • 7. Politeknik Kelapa Sawit Citra Widya Edukasi Sifat kimia tanah mempunyai arti penting dalam menentukan dosis pemupukan dan kelas kesuburan lahan. Kelapa sawit tidak memerlukan tanah dengan sifat kimia yang istimewa sebab kekurangan salah satu unsur hara dapat diatasi dengan pemupukan. Tanah yang mengandung unsur hara dalam jumlah besar sangat baik untuk pertumbuhan, sedangkan keasaman tanah akan menentukan ketersediaan dan keseimbangan unsur-unsur hara dalam tanah. Beberapa sifat kimia tanah yang dipakai sebagai pedoman untuk tanaman kelapa sawit adalah : ж Keasaman tanah (pH 4 - 6,5, sedangkan pH optimumnya 5 - 5,5). Tanah yang memiliki pH rendah dapat dinaikkan dengan pengapuran, tetapi membutuhkan biaya yang besar terutama pada daerah pasang surut dan bergambut. ж C/N mendekati 10 dimana kandungan C ± 1 % dan N ± 0,1 %. ж Kapasitas tukar Kation (K+ ) 0,15 - 0,2 me/100 gram, sedangkan angka dibawahnya diduga kekurangan akan K ж Perbandingan kapasitas tukar Mg++ dan K+ yang masih berada dalam batas normal dalam mengatur antagonisme antara K dan Mg. Berdasarkan faktor iklim tersebut, kelas kemampuan lahan digolongkan menjadi 4 kelas. Lebih lengkapnya sebagai berikut : Tabel 12. Kriteria kelas lahan untuk kelapa sawit berdasarkan letak dan tinggi tempat, bentuk wilayah dan tanah Uraian S1 S2 S3 N1 1. Letak & tinggi t4 0-400 0-400 0-400 0-400 2. Bentuk Wilayah Topografi Lereng Genangan/banjir Drainase Datar berombak 0-15 Tidak ada Baik Ombak- gelombang 16-25 Tidak ada Sedang Berbukit 25-36 Tidak ada Agak Terhambat Curam 0-15 Sedikit Terhambat 3. Tanah Kedalaman Bahan Organik (cm) Tekstur >> 80 5-10 Lempung-lemp 80 5-10 Liat berpasir- 60-80 5-10 Pasir-berlemp << 60 << 5 Liat berat, Pengantar Ilmu Perkebunan Kelapa Sawit 34
  • 8. Politeknik Kelapa Sawit Citra Widya Edukasi Batuan Penghambat (%) Kedalaman air tanah (cm) Ph liat berpasir <3 >>80 5-6 liat 3-15 60-80 4,5-5 debu 15-40 50-60 4-4,5 & 6,5-7 pasir >>40 40-50 <4 & >7 Sumber : PPKS, 1994 Pengantar Ilmu Perkebunan Kelapa Sawit 35