NOTULENSI Diklat Local Economic Resources Development (2)
1. NOTULENSI DIKLAT LOCAL ECONOMIC RESOURCES DEVELOPMENT
KERJASAMA MPKD UGM DENGAN BAPPENAS
22 Agustus – 2 September 2016
NOTULENSI HARI I
Senin, 22 Agustus 2016
SESI 1 08.00 – 09.30
KEGIATAN = Pembukaan Diklat LERD
PEMBICARA = 1. Perwakilan MPKD UGM, Bpl. Retno Widodo
2. Perwakilan BAPPENAS, Ibu Rani (Via Teleconference)
TEMA = LERD tidak sekedar pelatihan
ISI =
1. Perwakilan MPKD UGM, Bpk. Retno Widodo
“Pelatihan” LERD ini diharapkan untuk menadi tidak sekedar mendengarkan saa
seperti seminar pada umumnya. Akan ada banyak latihan dan ice breaking dengan
adanya kelompok yang dibentuk dari 4-5 orang. Setiap kelompok akan
mengerjakan action plan berdasarkan isu ekonomi lokal yang dibawa oleh setiap
perwakilan daerah.
Learning outcome dalam pelatihan ini menjadi penting karena diharapkan peserta
yang ada disini berbeda dengan yang tidak mengikuti diklat. Adapun yang pertama
diharapkan peserta benar-benar mamahami definisi, tuuan, dan prinsip
pengklasteran ekonomi lokal. Kedua peserta diharapkan mampu mengidentifikasi
bagaimana value added dan multiplayer dalam suatu komoditas unggulan daerah
tertentu secara berkelompok. Ketiga peserta mampu menganalisa dan berbagi
mengenai permasalahan tidak berkembangnya ekonomi lokal secara
berkelompok. Keempat peserta mampu membuat kerangka kera logis mengenai
pengembangan ekonomi lokal. Kelima peserta melakukan aksi dengan
pengimplentasian di dunia kerja nyata melalui pengembangan, kelembagaan, dan
pembiayaan.
Tanya jawab 1
Pertanyaan oleh Bpk. Radiman Ododay (Sulawesi Utara)
2. Bagaimanakah kriteria penentuan masalah komoditas lokal dari daerah masing-
masing?
Jawaban oleh Bpk. Retno Widodo
Permasalahan itu berupa komoditas unggulan yang memang sudah terkenal atau
sedang digencar-grncarkan pengembanganya untuk saat ini. Kemudian didukung
adanya data dasar yang sederhana saja.
Tanya jawab 2
Pertanyaan oleh Bpk. Bambang Heri Susanto (Garut, Jawa Barat)
Kami ini datang dari beberapa skala kebiakan yang berbeda, ada dari pemerintah
kota, kabupaten, dan profinsi. Sepertihalnya Garut yang memiliki skala kota,
sebutan sentra lebih pas karena memiliki skala yang lebih keci daripada klaster.
Sentra juga lebih sesifik dan tidak bermacam-macam. Garut sendiri memiliki
sentra industry kulit dan makanan yang dijadikan isu atau komoditas unggulan
Jawaban oleh Bpk. Retno Widodo
Ya benar peserta diklat kali ini ada dari pemkot, pemda, dan penprof dengan
bagian yang berbeda-beda pula. Nantinya diharapkan akan hadir solusi yang
beragam dari keberagaman peserta ini dan tentu saja solusi yang sangat menarik
dalam penyelesaian masalah sumberdaya ekonomi lokal yang ada.
Diskusi sumberdaya ekonomi lokal per daerah
Kota Garut - Produksi Kulit dan makanan
Kabupaten Kulonprogo – Wisata alam dan UMKM
Kabupaten sleman – Pertanian terpadu dan wisata
Kota Mupago – Makanan dan pertanian
Kabupaten Bangka Barat - Wisata Budaya atau Heritage Tourism
Kabupaten Cimahi – Makanan, inuman, dan telematika
Kabupaten Probolinggo – Wisata Alam
Kabupaten Empat LAwang- Kopi dan durian
2. Perwakilan BAPPENAS, Ibu Rani(Via Teleconference)
Para ASN (Peserta diklat perwakilan daerah) diaharapkan nantinya mampu
menjadi coordinator atau motor penggerak stakeholder lain di daerahnya.
Terutama mengenai proyek atau materi yang akan dibahas dalam diklat LERD ini.
3. Adapun diklat lain yang lain, yang dapat memperkaya pengetahuan baik di dalam
maupun di luar negri dapat dilihat di website resmi BAPPENAS.
Yang perlu diingat bersama, yaitu syarat administrasi seperti kehadiran,
kelengkapan berkas dan lain sebagainya. Namun yang lebih penting yaitu manfaat
LERD itu sendiri. Adapun manfaatnya bagi peserta yaitu menambah pengetahuan,
pengalaman, pertemanan/relasi/jaringan. Sedangkan bagi MPKD sebagai mitra
penyelenggara dapat bermanfaat dalam meningkatkan relasi keilmuan dan
pengalaman penyelenggaraan pelatihan, dan sebagainya.
SESI 2 09.45 – 11.15
KEGIATAN = Pengantar LERD
PEMATERI/PEMBICARA = Bpk. Suryanto
TEMA = Pengantar singkat LERD
ISI =
Seperti apa LERD sejak inisasi hingga tahun 2016 ini
Manfaat LERD
Pembangunan regional adalah pembangunan yang seharusnya mengutamakan
ekonomi lokal
SESI 3 11.15 – 12.45
KEGIATAN = Ice Breaking
PEMATERI = Bpk. Muh. Hidayat, S.Psi.,M.Psi
TEMA = Konsentrasi, Kerjasama, Problem Solving, dan energizer
ISI =
Bermain games “pegang dagu”
Bermain games “memindah tangan”
Bermain games “hitungan ke-3 say yes”
Bermain membuka tali secara berpasangan
Bermain membuka tali secara berkelompok
Bermain games “normal vs opposite”
Pembentukan kelompok diklat dan topiknya
4. NAMA
KELOMPOK
NAMA ANGGOTA ASAL DAERAH
ISU
(ditentukan di sesi 5)
Legit Manis
Ibu. Ahwanda Kab. Empat Lawang
Kooditas perkebunan
- Kopi
Bpk. Agung Muhtar Kab. Empat Lawang
Ibu. Alia Maulidiyanti Kab. Garut
Bpk. Agus Ismail Kab. Garut
Bpk. Bambang Heri Susanto Kab. Garut
Pikachu
Bpk. Suttarman Kab. Garut
Pariwisata – wisata
alam bukit menorah
Bpk. Wahyu Kab. Kulon Progo
Bpk. Jalu Kab. Kulon Progo
Bpk. Dimas Kab. Kulon Progo
Bpk. Dody Kab. Kulon Progo
Agropolitan
Ibu. Rubut Kab. Sleman
Pariwisata –
Pertanian terpadu
edukatif
Ibu. Woro Kab. Sleman
Bpk. Dekhi Kab. Sleman
Bpk. Radjiman Kab. Sulawesi Utara
Bpk. Atmawiaya Kab. Sulawesi Utara
Nawacita
Bpk. Heriswan Kab. Cimahi
Industri Kreatif –
Animasi
Bpk. Andri Kab. Cimahi
Ibu. Raina Kab. Cimahi
Ibu. Titi Kab. Cimahi
Ibu. Demak Kab. Pematang Siantar
Bono
Ibu.Erlinda Profinsi Riau
Pariwisata – Heritage
area
Bpk. Safrizal Kab. Bangka Barat
Bpk. Apriyandi Kab. Bangka Barat
Bpk. Deddy Trianto Profinsi Riau
Bpk. Freddy Kab. Pematang Siantar
5. SESI 4 13.45 – 15.15
Kegiatan = Materi
Pemateri/pembicara = Bpk. Doddy
Tema = Perlunya LERD di Era Globalisasi
Isi =
Globalisasi merupakan 2 mata pisau
Di satu sisi mendorong pertumbuhan di satu sisi menghambat pertumbuhan karena
terjadi persaingan yang sangat besar.
Dalam persaingan ekonomi terjadi perubahan mindset terhadap komoditas unggulan
Missal turunya harga minyak pada tahun 2014 yang disebabkan meingkatnya
persaingan antar komoditas secara mendunia. Dalam kasus lain yaitu impor batubara
dari Australia untuk China yang merupakan perjainjian bilateral. Pada beberapa tahun
lalu, China mengurangi jumlah impor secara drastis sehingga pendapatan negara
Australia menurun drastic yang berakibat fatal pada perkonomian negaranya.
Strategi globalisasi
Salah satu strategi yang tangguh dalam menghadapi globalisasi adalah strategi koalisi
yaitu pembelian perusahaan. Strategi kapitalis ini mirip seperti hukum alam dimana
yang kuat akan memakan yang lemah namun dalam onteks ini adalah penggabungan
modal sehingga tercipta unit produksi yang lebih besar dan kuat serta mengurangi
competitive advantage yang ada.
Distribusi/mobilitas modal
Di era globalisasi, mobilitas modal sangat dinamis baik dari segi sumber dan jangka
waktunya. Perputaran modal di Indonesia juga demikina. Banyak investor dari
berbagai negara yang keluar masuk dalam perputaran investasi dalam negri dengan
dinamis. Hal ini memberikan dampak pertumbuhan ekonomi yang fluktuatif dan tentu
saja buruk bagi iklim ekonomi dalam negri.
Dalam kasus ini diperlukan undang undang yang jelas mengenai arus modal atau
investasi asing.
Seringkali undang-undang tidak mampu membendung persoalan yang pelik sehingga
diperluka equipment atau alat lainya.
Studi kasus MEA dalam penanaman modal asing
6. Di iklim persaingan ini stabilitas ekonomi, politik, pertahanan, dan keamanan menjadi
prioritas penanaman modal terutama dalam sector jasa. Pergeseran sektor sprimer ke
sekunder dan sekunder ke tersier menumbuhkan sekotr jasa yang sangat pesat.
Sektor jasa memerluka pasar yang luas seperti Indonesia. Namun ironinya, menurut
survey mengenai prioritas pemilihan lokasi perusahaan di Asia Tenggara, negara
Indonesia menduduki peringkat yang rendah. Negara dengan prioritas tertinggi yaitu
Singapura, kemudia n disusul Filiphina, Vietnam, Malaysia, Kamboja, dan Thailand
yang kemudian disusul Indonesia.
Selain persaingan stabilitas, pengaruh MEA dalam kasus ini juga efisiensi lokasi dan
pasar. Kemudahan distribusi antar negara di Asia Tenggara dan factor input dalam
produksi juga mendasari pemilihan lokasi di luar Indonesia. Hal ini dapat dilihat secara
time series dimana sebelum adanya MEA, banyak perusahaan hukum dan per-bank-
kan internasional yang memilih lokasi di Jakarta, Indonesia.
SESI 5 15.30 – 17.00
Kegiatan = Materi
Pemateri/pembicara = Bpk. Doddy
Tema = Identifikasi awal LERD
Isi =
Globalisasi dan glokalisasi
Pembahasan kasus value added terhadap harga batik
Diskusi kelompok dengan topik penentuan isu kelompok yang akan diperdalam
7. NOTULENSI HARI II
Selasa, 23 Agustus 2016
SESI 1 08.00 – 09.30
KEGIATAN = Materi
PEMATERI = Bpk. Deva Swasto
TEMA = Teori Pohon Masalah
ISI =
Memahamai definisi dan konsep analisa pohon masalah atau analisa kesempatan
melalui tanya jawab dan analisa gambar. Gambar 1-5 (pada ppt) mengenai perbedaan
karakteristik dan perspektif dalam mendefinisikan maslah, poteni, atau keadaan.
Masalah merupakan ketidaksesuaian antara kondisi/realita dengan harapan dan
peruntukan. Dapat berupa over-use, konflik, dsb. Contoh permasalahan dalam
pembangunan wilayah antara lain,
1. Kesenjangan pembangunan antar daerah dalam suatu wilayah
2. Sumber daya manusia yang kurang kompetitif dilihat dari jumlah, sebaran, dan
kualitasnya.
3. Birokrasi yang kuran g kondusif dilihat dari beberapa fenomena seperti “banyak
pintu”, ketidakjelasan sistem, ego sectoral, dsb.
Untuk melihat suatu kondisi itu merupakan suatu masalah atau bukan adalah
membandingkanya dengan daya dukung dan daya tampung suatu wilayah. Baik dilihat
dari segi sosial maupun spasialnya.
Tanya jawab 1
Pertanyaan dari Bpk. Radjiman Ododay (Sulawesi Utara)
Bagaimanakah definisi kondisi, potensi, dan masalah menurut sistem nilai tertentu?
Atau apakah definisi tersebut memiliki term tersendiri?
Jjjawaban dari Bpk. Deva Swasto
Dalam konteks fenomena, definisi di atas sangat berdasarkan sudut pandang suatu
nilai atau norma tertentu. Sehingga setiap kelompok masyarakat dapat mendifinisikan
suatu fenomena menjadi potensi atau masalah dapat berbeda-beda baik pada masa
sekarang dan yang akan datang. Sudut pandang tidak akan sama dank unci untuk
menyejajarkanya dalah dengan berdiskusi. Contoh kasus perbedaan sudut pandang
8. dapat pembangunan wilayah adalah persepsi pembangunan bandara kulonprogo.
Apakah itu menjadi potensi ekonomi, masalah lingkungan, tergantung siapa yang
bersuara.
Hubungan antara masalah, sasaran, dan tujuan
Untuk menyelesaikan suatu masalah harus dibentuk suatu tujuan yang memiliki
berbagai sasaran. Adapun sasaran-sasaran yang disusun harus jelas dan berupa
standar kondisi yang lebih baik.
Tujuan analisis masalah
Tahap penyususnan pohon masalah
Masalah
Sasaran
Tujuan
9. SESI 2 09.45 – 11.15
Kegiatan = Games
Pemateri/pembicara = Bpk. Deva Sawasto
Tema = Permasalahan komoditas lokal
Isi =
Presentasi 1
Menganalisis Pohon Masalah
Diskusi
1. Bagaimana agar apa yang kita kerjakan sesuai dengan permasalahannya
Memilih mengatasi masalah dengan permodelan (perencanaan kebijakan)
Masalah Solusi
Ket : Penentuan solusi untuk setiap permasalahan berbeda – beda caranya.
SESI 3 11.15 – 12.45
Kegiatan =
Pemateri/pembicara =
Tema =
Isi =
Cari masalah yang paling diprioritaskan dan yang paling berdampak banyak dan serius
(lebih baik berdebat panjang di awal, namun mencapai keputusan yang benar – benar
mufakat
Inti Masalah
Penyebab
Sopirtidakhati – hati
Kondisi MesinTidakBaik Mesinsudahtua
Tidak ada pemeliharaanterusmenerus
Kondisi jalantidakbaik
10. SESI 4 13.45 – 15.15
Kegiatan =
Pemateri/pembicara =
Tema =
Isi =
SESI 5 15.30 – 17.00
Kegiatan = Presentasi
Pemateri/pembicara = Bpk. Deva Sawasto
Tema = Permasalahan komoditas lokal
Isi =
Presentasi 1
Oleh kelompok pikacu mengenai “Wisata Alam Bukit Menoreh”
Pelaku utama yang mengelola berbagai obyek wisata yang ada di Bukit Menoreh
disebut “Pok Darwis”. Manajemen pariwisata yang dilakukan komunitas masyarakat
tersebut antara pengelolaan dan pengadaan sarana prasarana, pertunjukan, event,
atraksi, publikasi, dll. Pelaku kedua adalah pemerintah daerah yang memberikan
berbagai regulasi pengelolaan dan kepemilikan sebagai upaya mitigasi konflik yang
dalam istilah jawa disebut rebutan. Pelaku ketiga adalah swasta yang berperan dalam
penanaman modal dan mitra kerjasama yang lain. Pelaku keempat adalah para
seniman yang menyediakan berbagai ruang kreasii pengembangan budaya dan
kreatifitas. Dalam pengembanganya, wadah ini akan menjadi destinasi industry
kreatif.
Adapun produk atau komoditas lain yang sedang dikembangkan di Kulon Progo adalah
Kopi Menoreh, Teh Suroloyo, cinderamata (batik, sablon, manik-manik), hotel,
angkutan, dan masih banyak lagi.
Akibat globalisasi, pariwisata di daerah ini menjadi sangay maju dengan kenaikan
pengunjung mencapai 800% pada tahun 2012. Hal ini memberikan keuntungan secara
material terhadap masyarakat setempat dan juga pemerintah.
*Detail presentasi ada di file presentasi peserta
Presentasi 2
Oleh kelompok Agropolitan mengenai “Agrowisata”
11. Adapun sector pertnian atau “agro” yang dikembangkan di Kabupaten Sleman ini
merupakan pertanian terpadu yang terdiri dari pertanian pangan, peternakan, dan
perikanan. Komoditas pertanian yang paling terkenal adalah buah salak pondoh.
Pelaku yang terlibat cukup kompleks yaitu petani, perguruan tinggi, pemerintah
daerah, swasta, dan tengkulak/pedagang.
Fact
Mayoritas
Petani menjual komoditas pertanian tanpa pengolahan pasca panen
*Detail presentasi ada di file presentasi peserta
Presentasi 3
Oleh kelompok Nawacita mengenai industry kreatif – pembuatan animasi
Modal utama industry ini aadalah skill animator berupa kreatifitas. Hal ini juga
didukung perlatan seperti computer dengan kapasaitas tinggi, peralatan rekaman
seperti kamera dan recorder. Keluaran industri ini sudah cukup banyak dan terkenal
hingga mancanegara. Adapaun yang dapat dinikmati masyarakat dalam negri
antaralain “sopo jarwo” dan beberapa karton di MNC-TV.
Globalisasi memberikan dampak baik terhadap perluasan pasar animasi asal Cimahi
ini. Hampir setiap tahun nya diadakan exhibition yang memamerkan hasil karya
animator Cimahi untuk menjaring investasi baik dari dalam maupun luar negri.
Dampak buruknya, persaingan dengan animator luar negri yang didukung
perkembangan teknologi lebih tinggi semakin terasa kian tahunya.
*Detail presentasi ada di file presentasi peserta
Presentasi 4
Oleh kelompok Legit Manis mengenai Kopi
Dampak positif globalisasi adalah komoditas kopi yang menembus skala internasional.
Kopi yang di produksi memiliki bermacam-macam jenis dan khasiat seperti kopi
lanang yang dapat meningkatkan vitalitas pria. Dampak negatifnya adalah hilangnya
brand lokal karena di ekspor secara mentah atau tanpa pengolahan dan pengemasan
secara lanjut. Tidak seperti Kopi Vietnam yang sangat terkenal meskipun mungkin
asalnya bukan dari Vietnam.
Potensi tambahan selain biji kopi adalah kulit kopi diolah menjadi komoditas baru.
Yang perlu ditingkatkan adalah dukungan dari pihak luar atau selain masyarakat
12. seperti pemerintah khususnya Dinas Perdagangan, Dinas Pertanian, Dinas
Perkebunan, Dinas Kehutanan, dan Dinas Perindustrian, serta secara umum investor
dan NGO.
Presentasi 5
Oleh Kelompok Bono mengenai Pariwisata Sejarah
Sejarah Indonesia dimuali denagn ebrbagai cerita kekuasaan baik dari kerajaan
Nusantara hingga kolonialisme. Pada masa kolonialisme pembangunan yang lebih
maju diterapkan diberbagai pusat kegiatan Nusantaara. Pusat kegiatan pertanian
dilengkapi sarana prasarana yang mendukung kegiatan bercocok tanam dan distribusi
seperti bendungan, gorong-goorong, selokan, jaringan jalan, dan jaringan rel kereta
api. Pusat perkotaan ditata sesuai fungsi dan juga kepemilikan. Fungsi pemerintahan
dan fungsi vital lainya diletakkan di pusat kota dengan tatanan yang sangat indah.
Fungsi perumahan diletakkan sesuai ras yang memiliki dengan desain sesuai ras yang
menempati. Adanya pembedaan ras pada lingkungan tempat tinggal menimbulkan
kesan desain arsitektural yang unik.
Beberapa kawasan tersebut masih berdiri dengan kondisi yang mirip pada jaman
dahulu. Hal ini menjadi sangat menarik di era modernisasi ini sehingga menarik minat
wisatawan domestic untuk berwisata di kawasan ini.
13. NOTULENSI HARI III
Rabu 24 Agustus 2016
SESI 1 08.00 – 09.30
Kegiatan = Materi
Pemateri/pembicara = Dr. Ir. Suryanto, MSP
Tema = PEL Dalam Konteks Pembangunan Daerah
Isi =
Materi yang disampaikan mencakup
Kerangka dasar pembangunan di Indonesia
Konsep dan prinsip LERD
Isu-isu strategis pembangunan daerah
LERD dalam konteks pembangunan daerah
Beberapa catatan terkait materi tersebut antara lain :
Swasta umumnya merencanakan tidak sesuai dengan arah kebijakan daerah, dengan
sudut pandangnya adalah kementrian. Padahal pembangunan ekonomi daerah adalah
tanggung jawab daerah yang bersangkutan
Definisi PEL
Kata kunci : mengoptimalkan sumber daya lokal, melibatkan pemerintah, dunia
usaha, dan masyarakat
Definisi tersebut tidak mewakili kementrian.
Konsep dasar LERD
Pemerintah ptidak punya asset, yang punya asset adalah daerah. Pemerintah
hanya sebagai pengelola
Apa tujuan dikembangkannya BUMN dan BUMD? Instrument untuk
menyejahterakan masyarakat
Masalahnya bukan di peraturan perundangannya, namun pelaksanaannya
Tujuan dan Sasaran
Problem utama: variasi ketersediaan kesempatan kerja
Tanggapan: masyarakat mindsetnya sebatas proyek, ilmu atau pengalaman
yang diberikan. Yang salah pemerintah atau masyarakat? Terkadang
14. perubahan jaman SBY ke Jokowi. Kesinambungan program jadi tidak optimal.
Antar kementrian tidak ada koordinasi, apalagi di daerah? Desentralisasi tidak
utuh. Antara kemauan pusat dengan kondisi lapangan tidak sesuai,
menyebabkan ketidak sinkronisasi antar pusat dan daerah? Kembali lagi,
semua tergantung niat
Paradigm baru pengembangan ekonomi lokal
Fokus PEL
Dimensi PEL
Secara spasial dapat dipelajari dari pergerakan barang dan jasa yang mengikuti.
Daerah yang todak mengalami pergerakan akan menjadi simpul atau konsentrasi dari
kegiatan ekonomi/distribusi
SESI 2 09.45 – 11.15
Kegiatan =
Pemateri/pembicara =
Tema =
Isi =
SESI 3 11.15 – 12.45
Kegiatan = Presentasi
Pemateri/pembicara = Dr. Ir. Suryanto, MSP
Tema = Latihan 1 - 4
Isi = Analisis pohon masalah / analisis kesempatan
Untuk mengatasi sebuah masalah dapat ditentukan dengan menganalisis pohon masalah.
Untuk memulainya analisis kondisi, potensi, maupun masalahanya terlebih dahulu.
1. Tuliskan masalah inti dengan bahasa yang benar.
2. Sebuah masalah adalah kondisi negatif.
3. Sebuah masalah bukan ketiadaan solusi.
4. Sebuah masalah adalah masalah yang ada, bukan yang mungkin atau yang akan
terjadi.
5. Analisis inti masalah
15. Siapkan daftar hal yang menyebabkan terjadinya masalah inti.
Siapkan daftar hal yang menjadi efek akibat terjadinya masalah.
Siapkan sebuah diagram dalam bentuk pohon.
1. Penyebab adalah akarnya.
2. Efek adalah cabangnya.
3. Lihat kembali diagram sebagai suatu kesatuan utuh, verifikasi validitas dan
kelengkapannya.
Hubungan antara sasaran, masalah, dan tujuan
1. Sasaran berhubungan dengan misi organisasi.
2. Apa yang seharusnya dicapai oleh organisasi.
3. Masalah berarti sesuatu yang mungkin salah dalam mencapai tujuan.
4. Jadi harus lebih menyadari seperti apa seharusnya performasi suatu organisasi.
5. Ini yang disebut sebagai legitimasi area masalah.
Tujuan dari analisis masalah
1. Definisi yang jelas tentang masalah.
2. Analis sebab terjadinya masalah.
3. Analisis pengaruh yang disebabkan oleh masalah.
4. Melihat keseluruhan masalah dengan struktur yang lebih jelas.
SESI 4 13.45 – 15.15
Kegiatan = Teleconference dengan BAPPENAS
Pemateri/pembicara = Direktorat Pedesaan BAPPENAS
Tema = Business Environment
Isi =
Teleconference dimulai pukul 14.10 WIB
Materi yang disampaikan terkait Business Environment
Bagaimana membuat perekonomian lokal lebih berkembang?
Aspek Fiskal ekonomi lokal
Aspek hukum dan peran kelembagaan
M4P Kegiatan yang bersifat ekonomi lokal dan public
16. Ekonomi lokal : memiliki banyak definisi, keyword: bagaimana membuat suatu
kerjasama atau suatu sinergi antar stakeholders di komunitas yang mendorong kinerja
sumber daya lokal dengan optimal
90% produksi Gambir dihasilkan di Indonesia (gambir : gula jawa/gula aren)
FEDEP Forum stakeholderjawa tengah dengan alokasi biaya operasional 50 jt tiap
bulannya dengan adanya fedep rasa krastrpercayaan antar … dapat menjadi lebih
solid
Enabling environment iklim usaha mempengaruhi kinerja bisnis tersebut
Terkait dengan bagaimana meningkatkan ekonomi lokal
Pasar adalah tempat bertemunya supply dan demand, mekanisme pasar tidak terjadi
karena supporting functionnya tidak tersedia
pangsa pasar: ketika harga lada diproduksi menurun tapi harganya juga menurun
karena dikendalikan oleh cukong
Permasalahan lain di Indonesia yaitu input tidak kontinyu, menyebabkan supply dan
demand tidak terjadi. Sementara itu, pembeli dan penjual tidak memiliki akses how to
solve problem, terkait kualitas produk
mengapa secara makro bagus namun mikro tidak? Meskipun masalah dan kendala
dapat teridentifikasi, namun seringkali alurnya berantakan dan terhambat, sehingga
tidak memiliki akses ke sumber solusi
raw material produk akhir
Bagaimana cara mengurangi transaction cost?
Melalui efisiensi produksi pembangunan BUMN atau BUMD
Mekanisme pasar tidak terjadi karena infrastruktur yaitu terkait biaya angkut dan
biaya transportasi
SESI 5 15.30 – 17.00
Kegiatan =
Pemateri/pembicara =
Tema =
Isi =
17. NOTULENSI HARI IV
Kamis 25 Agustus 2016
SESI 1 08.00 – 09.30
KEGIATAN = Site Visit
PEMBIMBING = Bpk. Retno Widodo
TEMA = LERD Perkotaan
LOKASI = Instansi
SESI 2 09.45 – 11.15
KEGIATAN = Site Visit
PEMBIMBING = Bpk. Retno Widodo
TEMA = LERD Perkotaan
LOKASI = Instansi
SESI 3 11.15 – 12.45
KEGIATAN = Site Visit
PEMBIMBING = Bpk. Retno Widodo
TEMA = LERD Perkotaan
LOKASI = Kawasan Krebet
SESI 4 13.45 – 15.15
KEGIATAN = Site Visit
PEMBIMBING = Bpk. Retno Widodo
TEMA = LERD Perkotaan
LOKASI = Kawasan Krebet
SESI 5 15.30 – 17.00
KEGIATAN = Site Visit
PEMBIMBING = Bpk. Retno Widodo
TEMA = LERD Perkotaan
LOKASI = Pasar Seni Gabusan
18. NOTULENSI HARI V
Jumat, 26 Agustus 2016
SESI 1 08.00 – 09.30
Kegiatan = Penyampaian Materi
Pemateri/pembicara = Retno Widodo DP, M.Sc, Ph.D
Tema = Rancangan Implementasi Perencanaan Strategis LERD
Isi =
Materi yang disampaikan berkaitan dengan implementasi dan monev dalam siklus
project/program.
Mengapa DIPERLUKAN :
1. Desain proyek yang baik dan step by step
2. Deskripsi proyek yang objektif
3. Proyek yang dapat dievaluasi
4. Ketidakpastian dibuat eksplisit
5. Penyajian informasi yang komprehensif secara singkat
19. Hirarkhi Tujuan Proyek (DEFINISI)
1. Input adalah aktivitas dan sumberdaya yang dikelola oleh proyek untuk menghasilan
output, atau kegiatan atau sumberdaya yang dikerahkan oleh proyek untuk mencapai
output atau hasil tertentu. Apat yang dikerjakan oleh proyek ?
2. Output adalah sesuatu yang dihasilkan dari pengelolaan dan pengerahan input berupa
sumberdaya dan aktivitas, atau hasil dari proyek: barang, jasa atau fasilitas yang
diberikan proyek kepada kelompok sasaran. Apa yang diberikan proyek kepada
kelompok sasaran ?
3. Purpose adalah sesuatu yang dihasilkan dengan direalisasikannya output tertentu.
Bisa berupa kondisi baru, kapasitas atau kualitas baru yang dicapai ketika target group
mengadopsi atau memanfaatkan output program atau proyek. Apakah sajakah hal
yang berbeda yang dilakukan oleh kelompok sasaran melalui adopsi atau
memanfaatkan output program/proyek? Beberapa set output yang secara simultan
diharapkan menghasilkan purpose.
4. Goal adalah tujuan pembangunan yang lebih luas yang sebagian pencapaiannya
diperoleh melalui proyek ini dan sebagian lainnya dicapai oleh proyek-proyek yang
berbeda, dapat dikatakan keuntungan yang diharapkan penerima manfaat dari
proyek. Apa yang diperoleh target group?
Objectively Verifiable Indicators (OVI)
1. Hubungan antara Goal, Purpose, Output dan Input seringkali dipahami secara
berbeda-beda
2. Indikator diperlukan untuk mengukur hasil
3. Indikator mengindikasikan sukses tidaknya proyek secara objektif
Empat ciri indikator yang baik
Mengukur apa yang penting; petani atau petani kecil?
Alat ukur harus berhubungan erat dengan yang diukur (plausible) Jumlah kredit
untuk petani kecil atau jumlah kredit total
Bertarget kuantitas, kualitas dan waktu pencapaian
Independen satu indikator hanya dapat dipakai sekali dalam level tertentu
Syarat penyusunan indikator smart
20. Spesific: jelas, sehingga tidak membuka kemungkinan interpretasi yang berbeda
Measurable: Dapat diukur secara objektif, baik secara kualitatifmaupun kuantitatif
Achievable: Realistis , dapat di capai
Rational: bisa dipahami keterkaitan dengan tujuan, bisa dihitung untung ruginya,
Timebound: ada kerangka waktu implementasi dan pencapainya
SESI 2 09.45 – 11.15
Kegiatan = Penyampaian Materi
Pemateri/pembicara = Dr. Ir. Suryanto, MSP
Tema = Rancangan Implementasi Perencanaan Strategis LERD
Isi =
Materi yang disampaikan berkaitan dengan implementasi dan monev dalam siklus
project/program
Dalam pelaksanaan, hanya bisa dituntut untuk melaksanakan dengan baik, namun
tidak dapat dituntut hasilnya harus baik. Meskipun perencanaan kurang tepat,
hasilnya belum tentu kurang. Semua tergantung bagaimana implementasi atau
pelaksanaannya berjalan
Contoh : pembangunan pasar
Hasil pelaksanaan sangat ditentukan oleh perencanaan. Saat implementasi asumsi
yang digunakan adalah rencananya tepat dan baik
Seperti apa pelaksanaan yang baik?
Untuk dapat melaksanakan perencanaan yang baik
Pelaksanaan dapat mengikuti pedoman
Alurnya adalah kebijakan – program – kegiatan – sasaran dan tujuan kegiatan
Implementasi produk rencana publik
Pemerintah mempunyai hak untuk mengatur, menguasai sumber daya, yang
menyangkut hajat hidup orang banyak
Syarat efektivitas suatu organisasi : right man in the right place : serahkan pada
ahlinya
Sebagian besar pemda masi menganut ‘PGS’
21. Pelaksanaan yang baik, organisasi yang baik, manajemen bagaimana seorang
pemimpin dapat menunjuk orang yang tepat
Langkah-langkah
Penguatan organisasi yang terlibat dalam pengembangan komoditi
Tips for effective plan formulation/implementation (paton 1987)
Identify real problem (mengetahui perilakunya)
Merencanakan yang dapat terimplementasi, harus clear
Simple, jelas
Menyertakan factor politik dalam analisis
Perlu perlindungan
Terdapat 8 aspek yang harus diperhatikan
SESI 3 11.15 – 12.45
Kegiatan =
Pemateri/pembicara =
Tema =
Isi =
SESI 4 13.45 – 15.15
Kegiatan =
Pemateri/pembicara =
Tema =
Isi =
SESI 5 15.30 – 17.00
Kegiatan =
Pemateri/pembicara =
Tema =
Isi =
22. NOTULENSI HARI VI
Senin, 29 Agustus 2016
SESI 1 08.00 – 09.30
KEGIATAN = Materi
PEMATERI =Bpk. Sani Roychansyah
TEMA = Monitoring dan Evaluasi
ISI =
Paparan kelancaran monev di beberapa daerah
Monev sudah berlangsung lancar di Sulawesi Utara dimana SKPD melaksanakan
monev secara internal dengan tahapan yang jelas dan cepat. Kemudian dilanjutkan
secara eksternal oleh pihak lain. Hal ini didukung penggunaan teknologi di kalangan
pemerintahan.
Paparan kendala monev di beberapa daerah
1. Pelaku monev berbeda dengan pelaksana (apakah sudah efektif?)
2. Pelaksana monev memiliki standar yang berbeda (cenderung lebih tinggi)
Hal ini memberikan kesan pelaksanaan program yang buruk padahal terlaksana
dengan baik. Kerancuan juga mengakibatkan program yang sudah terlaksana
diulang kembali.
3. Kurang koordinasi antara pelaku monev dengan SKPD
4. Evaluasi oleh pihak luar seringkali hanya focus pada kegiatan yang merupakan
penjabaran suatu program. Hal ini mengakibatkan pengulangan program pada
beberapa dokumen kebijakan sehingga program tersebut terulang-ulang.
Bagan monitoring dan evaluasi pada perencanaan
Visi Misi (mengandung analisis lingkungan secara
eksternal dan eksternal
Isu-isu Strategis (penjabaarananalisislingkungan)
Perumusan Tujuan
Penyusunan Program
Rencana Anggaran dan Kegiatan
23. SESI 2 09.45 – 11.15
KEGIATAN = Materi
PEMATERI = Bpk. Robby Kususmaharta (pengusaha dan aktivis)
TEMA = Pengembangan Jaringan Pasar (Studi Kasus Gedangsari – Gunung Kidul)
ISI = Analisa potensi daerah, pull factor, dan push factor percepatan ekonomi
Diskusi sebagai pengantar dengan topik keberadaan taksi di Bandara Adisucipto
Bagaimanakah sector informal tersebut menjadi lumrah dan formal di kalangan
pelaku ekonomi kawasan bandara?
Bagaimanakah pengaturan harga yang ditawarkan oleh sopir taksi kepada calon
penumpang dari dalam dan luar kota?
Bagaimanakah tanggapan pemerintah sebagai penyedia sarana prasarana transportasi
umum terhadap fenomena ini yang merupakan efek keterjangkauan fasilitas umum?
Desa Gedangsari Gunung Kidul
Secara umum desa ini merupakan desa dengan angka kemiskinan yang tinggi.
Ketenagakerjaan di desa ini dibagi menjadi petani, buruh tani, peternak, buruh harian
lepas, pedagang, pengangguran, dan sebagian kecil lainya merupakan PNS. Hampir
seluruh buruh harian lepas merupakan pekerja pabrik di Wonosari dan beberapa
daerah di luar Kabupaten Gunung Kidul. Kondisi ini diperburuk oleh kualitas
pednidikan masyarakat yang masih rendah yaitu rata-rata tamat SD dan SMP saja.
Namun, Tuhan memberikan berkah dengan kekayaan alam yang luar biasa.
Kecamatan yang terletak di jalur wisata pantai dan dekat dengan bibir pantai ini
memiliki pemandangan yang cukup menawan. Berangkat dari paparan di atas, Bpk.
Robbby dan teamnya bertekad untuk mengantaskan permasalahan ekonomi dengan
memaksimalkan sumberdaya lokal yang dapat digali. Tidak hanyak sumberdaya alam
namun sumberdaya manusia sebagai subyek pembangunan juga menjadi focus
utama.
Melihat potensi daerah
Setelah melakukan observasi, Bpk. Robby dan team memutuskan untuk melakukan
percepatan ekonomi melalui industry kreatif kerajinan batik dan pariwisata. Hal ini
dilandasi oleh hampir 500 orang warga setempat bekerja di pabrik batik yang terletak
di luar Kabupaten. Para pekerja tersebut harus menyewa kos di tempat kerjanya atau
24. berkomuter dengan jarak lebih dari 20km. Namun, skill yang mereka miliki sangat baik
dan mampu bersaing baik itu dalam segi batik tulis ataupun batik cap.
Peran stakeholder dalam percepatan pertumbuhan ekonomi wilayah
Konsep good relation di atas diterapkan oleh Bpk. Robby dan team dalam
mempercepat pertumbuhan ekonomi di Desa Gedangsari. Konsep di atas menjadi
komponen factor pendorong percepatan ekonomi.
Dalam prakteknya, Bpk. Robby sebagai inisiator dan aktivis koperasi di DIY juga
menerapkan sistem koperasi di Desa Gedangsari setelah beberapa bulan perjalanan
industry kerajinan batik desa tersebut. Sistem koperasi yang diterapkan diperbarui
(upgrade) agar lebih relevan dengan kondisi masyarakat setempat.
Perbaikan kualitas sumberdaya lokal
1. Supply bahan baku
Salah satu permasalahan kegiatan produksi atau factor produksi selain modal
(capital) adalah bahan baku. Kualitas bahan baku menjadi factor utama kualitas
hasil produksi sedangkan harga bahan baku menjadi factor utama harga hasil
produksi. Kain batik yang baik dikenal masyarakat luas sebagai kain yang ber merk
tertentu. Namun, merk tertentu tersebut memiliki harga pasar yang cukup tinggi
apabila tidak dibeli dengan skala besar atau telah memiliki relasi yang baik
sebelumnya. Harga tinggi tersebut juga dipicu nilai tambah yang terjadi pada saat
perpindahan tangan. Dalam kasus ini, Bpk, Robby dan team mencoba
menjembatani produsen kain batik merk tertentu denganwarga setempat.
2. Penekanan biaya produksi
Good
Relation
Kadin
DIY
Pemda
NGO
UGM
Percepatan
ekonomi
Kemajuan
masyarakat
25. Selain menekan harga bahan baku, Bpk. Robby dan team juga menekan biaya
pewarnaan sekaligus menciptakan ciri khas dengan cara pengembangan
pewarnaan alami. Cara ini diperoleh dari inisiasi warga setempat yang didukung
ketersediaan sumberdaya alam.
3. Sertifikasi pembatik sebagai tenaga kerja
Sertifikasi pembatik merupakan salah satu bentuk kerjasama yang dilakukan
dengan perguruan tinggi yaitu Universitas Gadjah Mada. Hal ini dirasa penting
karena batik sebagai warisan budaya yang dihasilkan warga Gedangsari
diharapkan tidak hanya indah tapi juga penuh makna.
4. Pemagangan
Pemagangan dilakukan oleh siswa-siswi Sekolah Menengah Kejuruan Tata Busana
dan Batik di lokasi industry batik Desa Gedangsari. Jurusan yang ada di SMK sekitar
kecamatan Gedangsari juga disesuaikan dengan kegiatan industry kain batik di
kecamatan ini.
Upaya di atas merupakan factor penarik dalam percepatan ekonomi Kecamatan
Gedangsari. Factor ini menjadi sangat penting dalam percepatan ekonomi dari bawah
yaitu dari awal mula program tertentu diciptakan.
Mengatasi kemiskinan
Mengatasi kemiskinan tak hanya sebatas memberi makan!!!!
Mengatasi kemiskinan adalah meningkatkan daya saing masyarakat dimana
masyarakat akan tergerak untuk produktif, untuk menjadi lebih apabila dibandingkan
dengan yang lain dalam memenuhi kebutuhan. Setelah meningkatkan daya saing,
maka daya beli juga harus ditingkatkan agar dapat memutar roda perekonomian.
Dalam kasus daya beli, peningkatan yang ada tidak hanya dalam sector pangan namun
juga jasa dan property.
SESI 3 11.15 – 12.45
KEGIATAN = Materi
PEMATERI = Bpk. Robby Kususmaharta (pengusaha dan aktivis)
TEMA = Pengembangan Jaringan Pasar (Studi Kasus Gedangsari – Gunung Kidul)
ISI =
26. Diskusi Kasus Ekspor Indonesia
Beberapa produk dalam negri harus ditarik ke negara Singapura terlebih dahulu agar
bisa terdistribusi ke seluruh dunia. Hal ini terkait standarisasi mutu barang dan
persepsi penerima barang. Namun, hal ini dapat ditekan dengan adanya standarisasi
mutu yang jelas di tingkat produksi lokal dan dengan pembangunan relasi secara
bilateral atau bahkan multirateral.
Contoh kasus yang manarik adalah permasalahan ekspor gula semut di kulonprogo.
Gula Semut Kulonprogo merupakan salah satu gula semut terbaik di dunia. Komoditas
ini telah mendapat hati masyarakat eropa sehingga mendapatkan kepercayaan lebih
dari negara Jerman untuk mengimpor gula semut dalam skala yang besar. Namun hal
ini terkendala ijin sertifikasi suatu badan sertifikasi organic yang tak kunjung ditangani.
Akibatnya beberapa produsen harus mengurangi jumlah produksi yang berdampak
buruk pada perekonomian masyarakatnya. Di sini, pemerintah atau SKPD terkait harus
lebih sensitive menjalankan peranya sehingga tidak mengganggu pertumbuhan
ekonomi.
Keunggulan komparatif dan kompetitif
5 Harta Yogyakarta yang Diakui Dunia
1. Seni (pesona batik, wayang, kerajinan tangan, interior)
2. Pendidikan (sebagai kota pendidikan di Indonesia dengan ratusan perguruan
tinggi, sekolah menengah, pesantren, dan lembaga penelitian lainya)
3. Culture and Heritage (pesona Kraton dan kawasan cagar budayanya seperti Kota
Gede, Kota Baru, dan Candi Prambanan)
4. Religion and Spirituality (pesona grebek dan masih banyak lagi)
5. Natural beauty (pesona pantai, pegununga, persawahan, gua, dan lain-lain)
4 keunggulan Batik Joga
Keunggulan ini tidak dimiliki dengan baik oleh pesaing besar Indonesia seperti China,
Malaysia, Thailand, dan 2 negara lainya. Keunggulan tersebut adalah,
1. Batik yang eksis di Keraton sebagai sistem politik yang khas di Yogyakarta.
Kekuatan politis ini memberikan kesan sacral dan kuatnya karakter batik yang ada.
2. Kurikulum pendidikan yang memasukan batik sebagai muatan lokal. Hal ini tidak
hanya diterapkan di Jogja tetapi juga di beberapa daerah Provinsi Jawa Tengah.
27. 3. Warna alam sebagai beauty and identity. Warna alam yang dimiliki Jogaa sangat
bervariasi dan didukung dengan ketersediaan bahan baku warna alam yang
memadai.
4. Reaserch di kalangan perguruan tinggi yang menguatkan karakter batik secara
ilmiah.
SESI 4 13.45 – 15.15
KEGIATAN = Site Visit
PEMATERI = Ibu. Wiwik (Founder Dagadu)
TEMA = Pengembangan Ekonomi Lokal
ISI = Kreatifitas dan kerjasama dalam membangun usaha
SESI 5 15.30 – 17.00
KEGIATAN = Site Visit
PEMATERI = Ibu. Wiwik (Founder Dagadu)
TEMA = Pengembangan Ekonomi Lokal
ISI = Pemberdayaan masyarakat lokal vs keuntungan lebih
28. NOTULENSI HARI VII
Selasa 30 Agustus 2016
SESI 1 08.00 – 09.30
KEGIATAN = Kunjungan Instansi
PENDAMPING = Bpk. Retno Widoo dan Bpk. Suryanto
TEMA = LERD Wilayah Pedesaan
LOKASI = Desa Dukun
SESI 2 09.45 – 11.15
KEGIATAN = Kunjungan Instansi
PENDAMPING = Bpk. Retno Widoo dan Bpk. Suryanto
TEMA = LERD Wilayah Pedesaan
LOKASI = Desa Dukun
SESI 3 11.15 – 12.45
KEGIATAN = Kunjungan Instansi
PENDAMPING = Bpk. Retno Widoo dan Bpk. Suryanto
TEMA = LERD Wilayah Pedesaan
LOKASI = Desa Dukun
SESI 4 13.45 – 15.15
KEGIATAN = Kunjungan Instansi
PENDAMPING = Bpk. Retno Widoo dan Bpk. Suryanto
TEMA = LERD Wilayah Pedesaan
LOKASI = Hortimart, Ambarawa
SESI 5 15.30 – 17.00
KEGIATAN = Kunjungan Instansi
PENDAMPING = Bpk. Retno Widoo dan Bpk. Suryanto
TEMA = LERD Wilayah Pedesaan
LOKASI = Hortimart, Ambarawa
29. NOTULENSI HARI VIII
Rabu 31 Agustus 2016
SESI 1 08.00 – 09.30
Kegiatan = Diskusi Kelompok
Pemateri = Doddy Aditya Iskandar, ST., MOP., Ph.D &Prof. Bakti Setiawan, MA. Ph.D
Tema = Latihan 5: Brainstorming desain kluster PEL
Isi = Diskusi dan pengerjaan
SESI 2 09.45 – 11.15
Kegiatan =
Pemateri/pembicara =
Tema =
Isi =
SESI 3 11.15 – 12.45
Kegiatan = Diskusi Kelompok
Pemateri/pembicara = Retno Widodo DP, M.Sc, Ph. Dr. Ir. Suryanto, MSP
Tema = Penyusunan KKL
Isi = Diskusi Kelompok, pengerjaan, dan konsultasi dengan pembimbing
SESI 4 13.45 – 15.15
Kegiatan = Diskusi Kelompok
Pemateri/pembicara = Retno Widodo DP, M.Sc, Ph. Dr. Ir. Suryanto, MSP
Tema = Penyusunan KKL
Isi = Diskusi Kelompok, pengerjaan, dan konsultasi dengan pembimbing
SESI 5 15.30 – 17.00
Kegiatan =
Pemateri/pembicara =
Tema =
Isi =
30. NOTULENSI HARI IX
Kamis, 1 September 2016
SESI 1 08.00 – 09.30
KEGIATAN = Studio
PEMATERI = Bpk. Doddy
TEMA = Diskusi kelompok
ISI = Penyusunan action plan secara berkelompok
SESI 2 09.45 – 11.15
KEGIATAN = Studio
PEMATERI = Bpk. Doddy
TEMA = Diskusi kelompok
ISI = Penyusunan action plan secara berkelompok
SESI 3 11.15 – 12.45
KEGIATAN = Studio (diskusi kelompok)
PEMATERI = Bpk. Doddy
TEMA = Diskusi kelompok
ISI = Penyusunan action plan secara berkelompok
SESI 4 13.45 – 15.15
KEGIATAN = Studio (diskusi kelompok)
PEMATERI = Bpk. Retno Widodo dan Bpk. Suryanto
TEMA = Diskusi kelompok
ISI = Penyusunan action plan secara berkelompok
SESI 5 15.30 – 17.00
KEGIATAN = Studio (diskusi kelompok)
PEMATERI = Bpk. Doddy
TEMA = Diskusi kelompok
ISI = Penyusunan action plan secara berkelompok
31. NOTULENSI HARI X
Jumat, 2 September 2016
SESI 1 08.00 – 09.30
Kegiatan = Persiapan Presentasi
Pemateri = Dr. Ir. Suryanto,MSP., Doddy Aditya Iskandar,ST.,MCP.,Ph.d, Ir. Sutrisno, MES
Tema =
Isi =
SESI 2 09.45 – 11.15
Kegiatan = Presentasi dan Penutup
Pemateri = Dr. Ir. Suryanto,MSP., Doddy Aditya Iskandar,ST.,MCP.,Ph.d, Ir. Sutrisno, MES
Tema =
Isi =
Studi kasus: Turi, Sleman
Visi : sejahtera, mandiri, budaya, dan terintegrasi
Misi : focus pada peningkatan kualitas hidup dan masyarakat
Prioritas pembangunan: sector unggulan menuju kemandirian hingga 2020
Penyumbang PDRB terbesar di sleman adalah perdagangan, hotel
Destinasi wisata di sleman : agrowisata turi, merapi
Kondisi eksisting : pengembangan yang akan dilakukan
Permasalahan : belum optimalnya atraksi, pengelolaan, pelayanan, pemasaran, ruang
kreatif, SDM
Tujuan: berkembangnya budidaya salak pondoh, peningkatan populasi dan produksi
susu kambing, peningkatan jumlah industry penyerapan tenaga kerja
Meningkatnya kualitas SDM
Sudah ada bakpia salak, manisan salak, namun blm ada brand
Indicator: Data PDRB, peningkatan kualitas SDM, pend
SESI 3 11.15 – 12.45
KEGIATAN = Presentasi Hasil Studio
PEMATERI = Bpk. Doddy
TEMA = Komoditas Kelompok Legit Manis (Kopi)
ISI =
32. SESI 4 13.45 – 15.15
KEGIATAN = Presentasi Hasil Studio
PEMATERI = Bpk. Doddy
TEMA = Komoditas Kelompok Legit Manis (Kopi)
ISI =
SESI 5 15.30 – 17.00
KEGIATAN = Presentasi Hasil Studio
PEMATERI = Bpk. Doddy
TEMA = Komoditas Kelompok Legit Manis (Kopi)
ISI =