SlideShare a Scribd company logo
1 of 26
ASSALAMU’ALAIKU 
M
5
4
3
2
1
Oleh : 
1. Restianna Ambarwati 
2. Nanda Widiyanto 
3. Puspita pramudya W 
4. Diah suryani 
5. Ayu puspitawati 
FKIP PGSD 
UNIVET
8 
Definisi 
• Himpunan (set) adalah konsep dasar dari semua 
cabang matematika 
• (Gerorg Cantor ) sebagai bapak teori himpunan. 
Himpunan adalah sekumpulan objek yang 
mempunyai syarat tertentu dan jelas. 
• Objek di dalam himpunan disebut elemen, unsur, 
atau anggota.
9 
KONSEP HIMPUNAN 
1. Himpunan Kosong 
adalah himpunan yang tidak mempunyai anggota. Himpunan 
kosong dinyatakan dengan { }.Contoh , A = himpunan bilangan 
ganjil yang habis dibagi dua. 
2. Himpunan berhingga dan tak berhingga 
Suatu himpunan disebut berhingga bila banyaknya anggota 
menyatakan bilangan tertentu, atau dapat juga dikatakan suatu 
himpunan berhingga bila anggota-angota himpunan tersebut 
dihitung, maka proses perhitungannya dapar berakhir. Sebaliknya 
suatu himpunan disebut himpunan tak berhingga bila banyaknya 
anggota himpunan tersebut tidak dapat dinyatakan dengan bilangan 
tertentu. Contoh : 
Himpunan berhingga K = himpunan nama hari dalam 
seminggu 
Himpunan tak berhingga R = himpunan bilangan asli
10 
3. Himpunan didalam himpunan 
Himpunan A disebut himpunan bagian dari B ditulis 
A С B jika dan hanya jika untuk setiap x anggota A maka 
x anggota B. 
Contoh : 
diketahui Himpunan A = { 1,2 3 4,5 }, Himpunan B = 
{ 1, 2, 3} 
Maka dapat ditulis B С A 
4. Himpunan bagian sejati 
A disebut himpunan bagian sejati dari B jika dan 
hanya jika A С B, B bukan anggota A.
11 
5. Dua himpunan yang sama 
Himpunan A dan Himpunan B disebut disebut dua 
himpunan yang sama , ditulis A= B jika hanya jika 
anggota-anggota A tepat sama dengan anggota- anggota 
B, artinya setiap anggota A ada di B, setiap anggota B 
ada di A. 
6. Dua himpunan yang ekivalen 
Himpunan A dan B disebut dua himpunan yang 
ekivalen, jika dan hanya jika: 
• n(A)=n(B), untuk setiap A,B himpunan berhingga 
• A dan B berkorespondensi satu-satu, untuk A,B 
himpunan tak berhingga.
12 
7. Himpunan kuasa 
Himpunan kuasa dari himpunan A adalah himpunan 
yang anggotanya semua himpunan bagian dari himpunan 
A.
NOTASI HIMPUNAN 
• himpunan ditulis menggunakan huruf besar, 
misalnya S, A, atau B, sementara elemen 
himpunan ditulis menggunakan huruf kecil 
(a, c, z). Cara penulisan ini adalah yang 
umum dipakai, tetapi tidak membatasi 
bahwa setiap himpunan harus ditulis dengan 
cara seperti itu. 
13
14 
Tabel di bawah ini menunjukkan format penulisan 
himpunan yang umum dipakai. 
Keterangan Notasi Contoh 
Himpunan Huruf besar S 
merupakan huruf) a 
Elemen himpunan Huruf kecil(jika 
Kelas 
Huruf tulisan tangan
Himpunan-himpunan bilangan yang cukup 
dikenal, seperti bilangan kompleks, riil, bulat, dan 
sebagainya, menggunakan notasi yang khusus. 
15 
Bilangan Asli Bulat Rasional Riil Kompleks 
Notasi
simbol-simbol khusus yang dipakai dalam teori himpunan 
16 
atau Himpunan kosong 
Operasi gabungan dua himpunan 
Operasi irisan dua himpunan 
, , , Subhimpunan, Subhimpunan Sejati, Superhimpunan, 
Superhimpunan Sejati 
Komplemen 
Himpunan Kuasa
Himpunan dapat didefinisikan menjadi 2 cara 
1. Enumerasi, yaitu mendaftarkan semua 
anggota himpunan. Jika terlampau banyak 
tetapi mengikuti pola tertentu, dapat 
digunakan elipsis (...). 
17
2. Pembangun himpunan, tidak dengan 
mendaftar, tetapi dengan mendeskripsikan 
sifat-sifat yang harus dipenuhi oleh setiap 
elemen himpuan tersebut. 
18
19 
Operasi Terhadap Himpunan 
1. Irisan (intersection) 
·  Notasi : A Ç B = { x | x Î A dan x Î B } 
Contoh 14. 
(i) Jika A = {2, 4, 6, 8, 10} dan B = {4, 10, 14, 18}, maka A Ç B = {4, 10} 
(ii) Jika A = { 3, 5, 9 } dan B = { -2, 6 }, maka A Ç B = Æ. Artinya: A // B
20 
2. Gabungan (union) 
·  Notasi : A È B = { x | x Î A atau x Î B } 
Contoh 15. 
(i) Jika A = { 2, 5, 8 } dan B = { 7, 5, 22 }, maka A È B = 
{ 2, 5, 7, 8, 22 } 
(ii) A È Æ = A
21 
3. Komplemen (complement) 
·  Notasi : A = { x | x Î U, x Ï A } 
Contoh 16. 
Misalkan U = { 1, 2, 3, ..., 9 }, 
(i) jika A = {1, 3, 7, 9}, maka A = {2, 4, 6, 8} 
(ii) jika A = { x | x/2 Î P, x < 9 }, maka A= { 1, 3, 5, 7, 9 }
Contoh 17. Misalkan: 
A = himpunan semua mobil buatan dalam negeri 
B = himpunan semua mobil impor 
C = himpunan semua mobil yang dibuat sebelum tahun 1990 
D = himpunan semua mobil yang nilai jualnya kurang dari Rp 100 juta 
E = himpunan semua mobil milik mahasiswa universitas tertentu 
(i) “mobil mahasiswa di universitas ini produksi dalam negeri atau diimpor 
dari luar negeri”  (E Ç A) È (E Ç B) atau E Ç (A È B) 
(ii) “semua mobil produksi dalam negeri yang dibuat sebelum tahun 1990 
yang nilai jualnya kurang dari Rp 100 juta”  A Ç C Ç D 
(iii) “semua mobil impor buatan setelah tahun 1990 mempunyai nilai jual 
lebih dari Rp 100 juta”  CÇDÇB 
22
23 
4. Selisih (difference) 
·   Notasi : A – B = { x | x Î A dan x Ï B } = A Ç B 
Contoh 18. 
(i) Jika A = { 1, 2, 3, ..., 10 } dan B = { 2, 4, 6, 8, 10 }, maka A – B 
= { 1, 3, 5, 7, 9 } dan B – A = Æ 
(ii) {1, 3, 5} – {1, 2, 3} = {5}, tetapi {1, 2, 3} – {1, 3, 5} = {2}
24 
SIFAT-SIFAT OPERASI 
HIMPUNAN 
• Sifat komutatif 
A ∩ B = B ∩ A dan A U B = B U A 
• Sifat asosiatif 
A ∩ (B ∩ C) = (A ∩ B) ∩ C dan A U (B U C) = (A U B) 
U C 
• Sifat distributif 
A ∩ (B U C) = (A ∩ B) U (A ∩ C) dan A U (B ∩ C) = (A 
U B) ∩ (A U C) 
• Hukum De Morgan 
(A ∩ B)C = S AC ∩ BC dan (A U B)C = AC U BC
• Hukum Identitas 
A U A = A, A ∩ A = A, A U Ø = A , A ∩ Ø = Ø dan A U 
AC =S dan S ∩ AC = Ø 
S U A = S, S ∩ A = A, dan (Ø)C = S , (S)C = Ø, dan (AC)C = 
A 
• Sifat dasar himpunan 
n(A ∩ B) = n(A) + n(B) – n (A U B) jika A ∩ B ≠ Ø 
n(A U B) = n(A) + n(B) – n (A ∩ B) jika A U B ≠ Ø 
n (A – B) = n(A) – n(A ∩ B) 
• Sifat Absorpsi 
A ∩ (A U B) = A, A U (A ∩ B) 
• Sifat Idempoten 
A ∩ A = A, A U A = A 
25
TEOREMA DALAM OPERASI HIMPUNAN 
• TEOREMA I :Misalkan A subhimpunan B. Maka 
perpotongan A dan B adalah A, jadi, bila maka 
• TEOREMA II : Misalkan A subhimpunan B. Maka 
perpaduan A dan B adalah B, jadi, bila maka 
• TEOREMA III : Misalkan A sebuah subhimpunan B. 
Maka adalah subhimpunan , yaitu jika maka . 
• TEOREMA IV : Misalkan A sebuah subhimpunan dari 
B. Maka perpaduan A dan (BA) adalah B, yaitu, bila 
maka 
26

More Related Content

What's hot

Logika informatika-4
Logika informatika-4Logika informatika-4
Logika informatika-4rabib
 
Himpunan
HimpunanHimpunan
Himpunankyoto's
 
Matematika diskrit adiwijaya
Matematika diskrit adiwijayaMatematika diskrit adiwijaya
Matematika diskrit adiwijayaDermawan12
 
Logika dan Himpunan Matematika
Logika dan Himpunan MatematikaLogika dan Himpunan Matematika
Logika dan Himpunan MatematikaSenja Arofah
 
Ppt himpunan kelompok 7 [tanpa latihan soal]
Ppt himpunan kelompok 7 [tanpa latihan soal]Ppt himpunan kelompok 7 [tanpa latihan soal]
Ppt himpunan kelompok 7 [tanpa latihan soal]Diyah Sri Hariyanti
 
Matematika Diskrit - 03 himpunan - 02
Matematika Diskrit - 03 himpunan - 02Matematika Diskrit - 03 himpunan - 02
Matematika Diskrit - 03 himpunan - 02KuliahKita
 
Matematika Diskrit - 03 himpunan - 01
Matematika Diskrit - 03 himpunan - 01Matematika Diskrit - 03 himpunan - 01
Matematika Diskrit - 03 himpunan - 01KuliahKita
 
Teori himpunan ppt_terbaru11
Teori himpunan ppt_terbaru11Teori himpunan ppt_terbaru11
Teori himpunan ppt_terbaru11badaibkt
 
Kardinalitas dan Operasi Dua Himpunan
Kardinalitas dan Operasi Dua HimpunanKardinalitas dan Operasi Dua Himpunan
Kardinalitas dan Operasi Dua HimpunanEman Mendrofa
 
PPT Himpunan Matematika Diskrit
PPT Himpunan Matematika DiskritPPT Himpunan Matematika Diskrit
PPT Himpunan Matematika DiskritSigitpga
 

What's hot (20)

Logika informatika-4
Logika informatika-4Logika informatika-4
Logika informatika-4
 
Soal himpunn
Soal himpunnSoal himpunn
Soal himpunn
 
Himpunan
HimpunanHimpunan
Himpunan
 
Himpunan
HimpunanHimpunan
Himpunan
 
Matematika-Himpunan
Matematika-HimpunanMatematika-Himpunan
Matematika-Himpunan
 
Himpunan matematika diskrit
Himpunan matematika diskritHimpunan matematika diskrit
Himpunan matematika diskrit
 
Matematika diskrit adiwijaya
Matematika diskrit adiwijayaMatematika diskrit adiwijaya
Matematika diskrit adiwijaya
 
Ppt himpunan
Ppt himpunanPpt himpunan
Ppt himpunan
 
Pertemuan 1 matematika ekonomi
Pertemuan 1 matematika ekonomiPertemuan 1 matematika ekonomi
Pertemuan 1 matematika ekonomi
 
Logika dan Himpunan Matematika
Logika dan Himpunan MatematikaLogika dan Himpunan Matematika
Logika dan Himpunan Matematika
 
Teori himpunan 1 14
Teori himpunan 1 14Teori himpunan 1 14
Teori himpunan 1 14
 
Ppt himpunan kelompok 7 [tanpa latihan soal]
Ppt himpunan kelompok 7 [tanpa latihan soal]Ppt himpunan kelompok 7 [tanpa latihan soal]
Ppt himpunan kelompok 7 [tanpa latihan soal]
 
Matematika Diskrit - 03 himpunan - 02
Matematika Diskrit - 03 himpunan - 02Matematika Diskrit - 03 himpunan - 02
Matematika Diskrit - 03 himpunan - 02
 
3.himpunan 3
3.himpunan 33.himpunan 3
3.himpunan 3
 
Matematika Diskrit - 03 himpunan - 01
Matematika Diskrit - 03 himpunan - 01Matematika Diskrit - 03 himpunan - 01
Matematika Diskrit - 03 himpunan - 01
 
Himpunan
HimpunanHimpunan
Himpunan
 
Teori himpunan ppt_terbaru11
Teori himpunan ppt_terbaru11Teori himpunan ppt_terbaru11
Teori himpunan ppt_terbaru11
 
Kardinalitas dan Operasi Dua Himpunan
Kardinalitas dan Operasi Dua HimpunanKardinalitas dan Operasi Dua Himpunan
Kardinalitas dan Operasi Dua Himpunan
 
R5 b kel 6
R5 b kel 6R5 b kel 6
R5 b kel 6
 
PPT Himpunan Matematika Diskrit
PPT Himpunan Matematika DiskritPPT Himpunan Matematika Diskrit
PPT Himpunan Matematika Diskrit
 

Similar to KONSEP DASAR HIMPUNAN

Similar to KONSEP DASAR HIMPUNAN (20)

himpunan
himpunanhimpunan
himpunan
 
Materi himpunan
Materi himpunanMateri himpunan
Materi himpunan
 
Himpunan
HimpunanHimpunan
Himpunan
 
Materi himpunan
Materi himpunanMateri himpunan
Materi himpunan
 
Himpunan
HimpunanHimpunan
Himpunan
 
Himpunan 140102134806-phpapp02
Himpunan 140102134806-phpapp02Himpunan 140102134806-phpapp02
Himpunan 140102134806-phpapp02
 
Pertemuan 02 teori dasar himpunan
Pertemuan 02   teori dasar himpunanPertemuan 02   teori dasar himpunan
Pertemuan 02 teori dasar himpunan
 
himpunan AWAL.ppt
himpunan AWAL.ppthimpunan AWAL.ppt
himpunan AWAL.ppt
 
3 himpunan
3 himpunan3 himpunan
3 himpunan
 
Himpunan metstat
Himpunan metstatHimpunan metstat
Himpunan metstat
 
Himpunan
HimpunanHimpunan
Himpunan
 
Himpunan.pptx
Himpunan.pptxHimpunan.pptx
Himpunan.pptx
 
Himpunan
HimpunanHimpunan
Himpunan
 
3,4,5_ himpunan.ppt
3,4,5_ himpunan.ppt3,4,5_ himpunan.ppt
3,4,5_ himpunan.ppt
 
Himpunan-(2016).pptx
Himpunan-(2016).pptxHimpunan-(2016).pptx
Himpunan-(2016).pptx
 
Himpunan (2013).ppt
Himpunan (2013).pptHimpunan (2013).ppt
Himpunan (2013).ppt
 
03 Himpunan Lanjutan _For Live Course.pdf
03 Himpunan Lanjutan _For Live Course.pdf03 Himpunan Lanjutan _For Live Course.pdf
03 Himpunan Lanjutan _For Live Course.pdf
 
3.himpunan
3.himpunan3.himpunan
3.himpunan
 
3.Himpunan_ (1).ppt
3.Himpunan_ (1).ppt3.Himpunan_ (1).ppt
3.Himpunan_ (1).ppt
 
3.Himpunan_.ppt
3.Himpunan_.ppt3.Himpunan_.ppt
3.Himpunan_.ppt
 

More from Ven Dot

Sifat sifat bangun datar
Sifat sifat bangun datarSifat sifat bangun datar
Sifat sifat bangun datarVen Dot
 
Sifat bangun datar
Sifat bangun datarSifat bangun datar
Sifat bangun datarVen Dot
 
Sifat angun datar
Sifat angun datarSifat angun datar
Sifat angun datarVen Dot
 
Sebangun dan kongruen
Sebangun dan kongruenSebangun dan kongruen
Sebangun dan kongruenVen Dot
 
Sa. waktu,kuantitas,kpk,fpb
Sa. waktu,kuantitas,kpk,fpbSa. waktu,kuantitas,kpk,fpb
Sa. waktu,kuantitas,kpk,fpbVen Dot
 
Presentasi pembelajaran limpiade
Presentasi pembelajaran limpiadePresentasi pembelajaran limpiade
Presentasi pembelajaran limpiadeVen Dot
 
Perkalian
PerkalianPerkalian
PerkalianVen Dot
 
Perkalian kelas 2
Perkalian kelas 2Perkalian kelas 2
Perkalian kelas 2Ven Dot
 
Perkalian gasing
Perkalian gasingPerkalian gasing
Perkalian gasingVen Dot
 
Perkalian dan pembagian pecahan
Perkalian dan pembagian pecahanPerkalian dan pembagian pecahan
Perkalian dan pembagian pecahanVen Dot
 
Penjumlahan dan perkalian
Penjumlahan dan perkalianPenjumlahan dan perkalian
Penjumlahan dan perkalianVen Dot
 
Pengurangan dan pembagian
Pengurangan dan pembagianPengurangan dan pembagian
Pengurangan dan pembagianVen Dot
 
Pengukuran waktu, sudut, jarak, dan kecepatan
Pengukuran waktu, sudut, jarak, dan kecepatanPengukuran waktu, sudut, jarak, dan kecepatan
Pengukuran waktu, sudut, jarak, dan kecepatanVen Dot
 
Pengubinan
PengubinanPengubinan
PengubinanVen Dot
 
Pencernaan pada manusia
Pencernaan pada manusiaPencernaan pada manusia
Pencernaan pada manusiaVen Dot
 
Pembelajaran ips benua
Pembelajaran ips benuaPembelajaran ips benua
Pembelajaran ips benuaVen Dot
 
Pencerminan
PencerminanPencerminan
PencerminanVen Dot
 
Pembagian kelas 2
Pembagian kelas 2Pembagian kelas 2
Pembagian kelas 2Ven Dot
 

More from Ven Dot (20)

Sifat sifat bangun datar
Sifat sifat bangun datarSifat sifat bangun datar
Sifat sifat bangun datar
 
Sifat bangun datar
Sifat bangun datarSifat bangun datar
Sifat bangun datar
 
Sifat angun datar
Sifat angun datarSifat angun datar
Sifat angun datar
 
Sebangun dan kongruen
Sebangun dan kongruenSebangun dan kongruen
Sebangun dan kongruen
 
Rangka
RangkaRangka
Rangka
 
Sa. waktu,kuantitas,kpk,fpb
Sa. waktu,kuantitas,kpk,fpbSa. waktu,kuantitas,kpk,fpb
Sa. waktu,kuantitas,kpk,fpb
 
Presentasi pembelajaran limpiade
Presentasi pembelajaran limpiadePresentasi pembelajaran limpiade
Presentasi pembelajaran limpiade
 
Perkalian
PerkalianPerkalian
Perkalian
 
Perkalian kelas 2
Perkalian kelas 2Perkalian kelas 2
Perkalian kelas 2
 
Perkalian gasing
Perkalian gasingPerkalian gasing
Perkalian gasing
 
Perkalian dan pembagian pecahan
Perkalian dan pembagian pecahanPerkalian dan pembagian pecahan
Perkalian dan pembagian pecahan
 
Penjumlahan dan perkalian
Penjumlahan dan perkalianPenjumlahan dan perkalian
Penjumlahan dan perkalian
 
Pengurangan dan pembagian
Pengurangan dan pembagianPengurangan dan pembagian
Pengurangan dan pembagian
 
Pengukuran waktu, sudut, jarak, dan kecepatan
Pengukuran waktu, sudut, jarak, dan kecepatanPengukuran waktu, sudut, jarak, dan kecepatan
Pengukuran waktu, sudut, jarak, dan kecepatan
 
Pengubinan
PengubinanPengubinan
Pengubinan
 
Pencernaan pada manusia
Pencernaan pada manusiaPencernaan pada manusia
Pencernaan pada manusia
 
Pembelajaran ips benua
Pembelajaran ips benuaPembelajaran ips benua
Pembelajaran ips benua
 
Pencerminan
PencerminanPencerminan
Pencerminan
 
Pembagian kelas 2
Pembagian kelas 2Pembagian kelas 2
Pembagian kelas 2
 
Pecahan
PecahanPecahan
Pecahan
 

KONSEP DASAR HIMPUNAN

  • 2. 5
  • 3. 4
  • 4. 3
  • 5. 2
  • 6. 1
  • 7. Oleh : 1. Restianna Ambarwati 2. Nanda Widiyanto 3. Puspita pramudya W 4. Diah suryani 5. Ayu puspitawati FKIP PGSD UNIVET
  • 8. 8 Definisi • Himpunan (set) adalah konsep dasar dari semua cabang matematika • (Gerorg Cantor ) sebagai bapak teori himpunan. Himpunan adalah sekumpulan objek yang mempunyai syarat tertentu dan jelas. • Objek di dalam himpunan disebut elemen, unsur, atau anggota.
  • 9. 9 KONSEP HIMPUNAN 1. Himpunan Kosong adalah himpunan yang tidak mempunyai anggota. Himpunan kosong dinyatakan dengan { }.Contoh , A = himpunan bilangan ganjil yang habis dibagi dua. 2. Himpunan berhingga dan tak berhingga Suatu himpunan disebut berhingga bila banyaknya anggota menyatakan bilangan tertentu, atau dapat juga dikatakan suatu himpunan berhingga bila anggota-angota himpunan tersebut dihitung, maka proses perhitungannya dapar berakhir. Sebaliknya suatu himpunan disebut himpunan tak berhingga bila banyaknya anggota himpunan tersebut tidak dapat dinyatakan dengan bilangan tertentu. Contoh : Himpunan berhingga K = himpunan nama hari dalam seminggu Himpunan tak berhingga R = himpunan bilangan asli
  • 10. 10 3. Himpunan didalam himpunan Himpunan A disebut himpunan bagian dari B ditulis A С B jika dan hanya jika untuk setiap x anggota A maka x anggota B. Contoh : diketahui Himpunan A = { 1,2 3 4,5 }, Himpunan B = { 1, 2, 3} Maka dapat ditulis B С A 4. Himpunan bagian sejati A disebut himpunan bagian sejati dari B jika dan hanya jika A С B, B bukan anggota A.
  • 11. 11 5. Dua himpunan yang sama Himpunan A dan Himpunan B disebut disebut dua himpunan yang sama , ditulis A= B jika hanya jika anggota-anggota A tepat sama dengan anggota- anggota B, artinya setiap anggota A ada di B, setiap anggota B ada di A. 6. Dua himpunan yang ekivalen Himpunan A dan B disebut dua himpunan yang ekivalen, jika dan hanya jika: • n(A)=n(B), untuk setiap A,B himpunan berhingga • A dan B berkorespondensi satu-satu, untuk A,B himpunan tak berhingga.
  • 12. 12 7. Himpunan kuasa Himpunan kuasa dari himpunan A adalah himpunan yang anggotanya semua himpunan bagian dari himpunan A.
  • 13. NOTASI HIMPUNAN • himpunan ditulis menggunakan huruf besar, misalnya S, A, atau B, sementara elemen himpunan ditulis menggunakan huruf kecil (a, c, z). Cara penulisan ini adalah yang umum dipakai, tetapi tidak membatasi bahwa setiap himpunan harus ditulis dengan cara seperti itu. 13
  • 14. 14 Tabel di bawah ini menunjukkan format penulisan himpunan yang umum dipakai. Keterangan Notasi Contoh Himpunan Huruf besar S merupakan huruf) a Elemen himpunan Huruf kecil(jika Kelas Huruf tulisan tangan
  • 15. Himpunan-himpunan bilangan yang cukup dikenal, seperti bilangan kompleks, riil, bulat, dan sebagainya, menggunakan notasi yang khusus. 15 Bilangan Asli Bulat Rasional Riil Kompleks Notasi
  • 16. simbol-simbol khusus yang dipakai dalam teori himpunan 16 atau Himpunan kosong Operasi gabungan dua himpunan Operasi irisan dua himpunan , , , Subhimpunan, Subhimpunan Sejati, Superhimpunan, Superhimpunan Sejati Komplemen Himpunan Kuasa
  • 17. Himpunan dapat didefinisikan menjadi 2 cara 1. Enumerasi, yaitu mendaftarkan semua anggota himpunan. Jika terlampau banyak tetapi mengikuti pola tertentu, dapat digunakan elipsis (...). 17
  • 18. 2. Pembangun himpunan, tidak dengan mendaftar, tetapi dengan mendeskripsikan sifat-sifat yang harus dipenuhi oleh setiap elemen himpuan tersebut. 18
  • 19. 19 Operasi Terhadap Himpunan 1. Irisan (intersection) · Notasi : A Ç B = { x | x Î A dan x Î B } Contoh 14. (i) Jika A = {2, 4, 6, 8, 10} dan B = {4, 10, 14, 18}, maka A Ç B = {4, 10} (ii) Jika A = { 3, 5, 9 } dan B = { -2, 6 }, maka A Ç B = Æ. Artinya: A // B
  • 20. 20 2. Gabungan (union) · Notasi : A È B = { x | x Î A atau x Î B } Contoh 15. (i) Jika A = { 2, 5, 8 } dan B = { 7, 5, 22 }, maka A È B = { 2, 5, 7, 8, 22 } (ii) A È Æ = A
  • 21. 21 3. Komplemen (complement) · Notasi : A = { x | x Î U, x Ï A } Contoh 16. Misalkan U = { 1, 2, 3, ..., 9 }, (i) jika A = {1, 3, 7, 9}, maka A = {2, 4, 6, 8} (ii) jika A = { x | x/2 Î P, x < 9 }, maka A= { 1, 3, 5, 7, 9 }
  • 22. Contoh 17. Misalkan: A = himpunan semua mobil buatan dalam negeri B = himpunan semua mobil impor C = himpunan semua mobil yang dibuat sebelum tahun 1990 D = himpunan semua mobil yang nilai jualnya kurang dari Rp 100 juta E = himpunan semua mobil milik mahasiswa universitas tertentu (i) “mobil mahasiswa di universitas ini produksi dalam negeri atau diimpor dari luar negeri”  (E Ç A) È (E Ç B) atau E Ç (A È B) (ii) “semua mobil produksi dalam negeri yang dibuat sebelum tahun 1990 yang nilai jualnya kurang dari Rp 100 juta”  A Ç C Ç D (iii) “semua mobil impor buatan setelah tahun 1990 mempunyai nilai jual lebih dari Rp 100 juta”  CÇDÇB 22
  • 23. 23 4. Selisih (difference) · Notasi : A – B = { x | x Î A dan x Ï B } = A Ç B Contoh 18. (i) Jika A = { 1, 2, 3, ..., 10 } dan B = { 2, 4, 6, 8, 10 }, maka A – B = { 1, 3, 5, 7, 9 } dan B – A = Æ (ii) {1, 3, 5} – {1, 2, 3} = {5}, tetapi {1, 2, 3} – {1, 3, 5} = {2}
  • 24. 24 SIFAT-SIFAT OPERASI HIMPUNAN • Sifat komutatif A ∩ B = B ∩ A dan A U B = B U A • Sifat asosiatif A ∩ (B ∩ C) = (A ∩ B) ∩ C dan A U (B U C) = (A U B) U C • Sifat distributif A ∩ (B U C) = (A ∩ B) U (A ∩ C) dan A U (B ∩ C) = (A U B) ∩ (A U C) • Hukum De Morgan (A ∩ B)C = S AC ∩ BC dan (A U B)C = AC U BC
  • 25. • Hukum Identitas A U A = A, A ∩ A = A, A U Ø = A , A ∩ Ø = Ø dan A U AC =S dan S ∩ AC = Ø S U A = S, S ∩ A = A, dan (Ø)C = S , (S)C = Ø, dan (AC)C = A • Sifat dasar himpunan n(A ∩ B) = n(A) + n(B) – n (A U B) jika A ∩ B ≠ Ø n(A U B) = n(A) + n(B) – n (A ∩ B) jika A U B ≠ Ø n (A – B) = n(A) – n(A ∩ B) • Sifat Absorpsi A ∩ (A U B) = A, A U (A ∩ B) • Sifat Idempoten A ∩ A = A, A U A = A 25
  • 26. TEOREMA DALAM OPERASI HIMPUNAN • TEOREMA I :Misalkan A subhimpunan B. Maka perpotongan A dan B adalah A, jadi, bila maka • TEOREMA II : Misalkan A subhimpunan B. Maka perpaduan A dan B adalah B, jadi, bila maka • TEOREMA III : Misalkan A sebuah subhimpunan B. Maka adalah subhimpunan , yaitu jika maka . • TEOREMA IV : Misalkan A sebuah subhimpunan dari B. Maka perpaduan A dan (BA) adalah B, yaitu, bila maka 26