SlideShare a Scribd company logo
1 of 14
1 | P a g e
MAKALAH
KETAHANAN NASIONAL
‘PERTAHANAN KEAMANAN INDONESIA’
Disusun oleh ;
Nama : Uniqe Hartianti
Kelas : 2 EA 27
NPM : 17211229
MANAJEMEN EKONOMI
2 | P a g e
DAFTAR ISI
Cover ........................................................................................................................................1
Daftar Isi.....................................................................................................................................2
Kata Pengantar...........................................................................................................................3
BAB 1 – PENDAHULUAN
1. Latar Belakang ....................................................................................................4
2. Tujuan Penulisan ....................................................................................................4
BAB II – PEMBAHASAN
1. Pengertian Pertahanan Negara ............................................................................5
2. Sejarah pertahanan keamanan indonesia ................................................................5
a. Kurun waktu 1945 – 1950 ............................................................................6
b. Kurun waktu 1950 – 1965 ............................................................................7
3. Pelajaran yang dapat ditarik dari pengalaman sejarah ........................................8
a. Perang kemerdekaan I (aksi polisionil ke I) ....................................................8
b. Perang kemerdekaan II (aksi polisionil ke II) ....................................................9
c. Pengalaman setelah pengakuan kedaulatan ....................................................9
4. Sistem pertahanan keamanan rakyat semesta dan azas – azas yang melandasinya.......10
5. Pokok – pokok gagasan ..................................................................................................10
6. Faktor lingkungan yang mempengaruhi sistem pertahanan keamanan ..........................11
BAB III – PENUTUP
1. Kesimpulan ..............................................................................................................13
2. Saran ..........................................................................................................................13
3. Referensi ..............................................................................................................14
3 | P a g e
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah mamberikan rahmat
dan hidayah-Nya,sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah tentang Ketahanan Nasional
pada mata kuliah kewarganegaraan di Universitas Gunadarma. Tak lupa sholawat serta salam
tetap tercurahkan kepada junjungan kita Nabi besar Muhammad SAW, yang telah
mengarahkan kepada kita satu-satunya agama yang diridloi Allah SWT, yakni agama Islam .
Alhamdulillah penulisan makalah ini bisa diselesaikan, walaupun kemungkinan
dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan-kekuragan baik dalam penggunaan
bahasa maupun pengambilan data-data yang bisa dibilang kurang komplit dan
detail,mengingat keterbatasan penulis yang masih belum bisa maksimal dalam
mengumpulkan data-data yang diperlukan . Dengan mengambil judul “Pertahanan Keamanan
Indonesia ” penulis berharap semoga makalah yang singkat ini dapat bermanfaat bagi penulis
maupun orang yang membacanya .
Akhir kata penulis menyadari bahwasanya bila segala urusan telah selesai,maka akan
tampak kekurangannya. Oleh karena itu kritik dan saran selalu kami tunggu demi
peningkatan kualitas dan mutu dari makalah yang penulis susun ini. Dan semoga makalah ini
dapat bermanfaat.
4 | P a g e
BAB I
PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
Sejauh menyangkut ancaman militer dari luar, tidak diragukan bahwa peningkatan
kemampuan militer (modernisasi dan profesionalisasi) merupakan sa1ah satu pilihan.
Namun, selain karena pertimbangan ekonomi, peningkatan kekuatan militer selalu
mengundang kecurigaan pihak 1ain, terutama jika hal itu dilakukan dengan lebih banyak
memberikan prioritas pada modernisasi senjata-senjata ofensif.
Dalam suasana anarki dan ketidakpastian, upaya unilateral bisa menimbulkan dilema
keamanan (security dilemma) terutama jika upaya unilateral itu berupa penggelaran jenis
senjata- senjata ofensif baru. Pengembangan kekuatan militer yang mengarah pada non-
provocative defense merupakan salah satu pilihan strategis. Selain itu, di tengah
gelombang interdependensi dalam kehidupan antarbangsa, suatu negara tidak bisa
mengamankan dirinya dengan mengancam orang lain. Upaya untuk membangun
keamanan, oleh karenanya, bergeser dari konsep “security against” menjadi “security
with”. Apa yang selama ini dikenal sebagai cooperative security, confidence building
measures, dan preventive diplomacy yang dilakukan secara bilateral, regiona1, global,
maupun multilateral adalah sebagian dari berbagai upaya menjawab persoalan ini.
2. TUJUAN PENULISAN
Penulisan makalah ini bertujuan untuk mengetahui hal-hal berikut:
a. Mengetahui sejarah pertahanan keamanan indonesia
b. Pengertian Pertahanan Negara?
c. Pelajaran yang dapat ditari dari sejarah
d. Dan faktor lingkungan yang mempengaruhi sistem pertahanan keamanan
5 | P a g e
BAB II
PEMBAHASAN
1. PENGERTIAN PERTAHANAN NEGARA
Pertahanan negara disebut juga pertahanan nasional adalah segala usaha untuk
mempertahankan kedaulatan negara, keutuhan wilayah sebuah negara dan keselamatan
segenap bangsa dari ancaman dan gangguan terhadap keutuhan bangsa dan negara.
Hakikat pertahanan negara adalah segala upaya pertahanan bersifat semesta yang
penyelenggaraannya didasarkan pada kesadaran atas hak dan kewajiban warga negara
serta keyakinan pada kekuatan sendiri.
Pertahanan negara dilakukan oleh pemerintah dan dipersiapkan secara dini dengan
sistem pertahanan negara. Pertahanan nasional merupakan kekuatan bersama (sipil dan
militer) diselenggarakan oleh suatu Negara untuk menjamin integritas wilayahnya,
perlindungan dari orang dan/atau menjaga kepentingan-kepentingannya. Pertahanan
nasional dikelola oleh Departemen Pertahanan. Angkatan bersenjata disebut sebagai
kekuatan pertahanan dan, di beberapa negara (misalnya Jepang), Angkatan Bela Diri.
2. SEJARAH PERTAHANAN KEAMANAN INDONESIA
Sejarah pertahanan keamanan bangsa dan negara indonesia yang dimulai pada tahun
1945 telah mwemberikan pengalaman yang berharga dan memberikan nilai – nilai
kejuangan yang penting untuk dihimpun dan disusun dalam suatu konsepsi pertahanan
keamanan yang tangguh dan ampuh, bagi upaya penyelenggaraan pertahanan keamanan
negara berdasarkan falsafah bangsa dan odeologi serta dasar negara pancasila dan UUD
1945.
Upaya dan penyelenggaraan pertahanan keamanan negara harus mampu melindungi
segenap bangsa indonesia dan seluruh tum[ah darah indonesia terhadap bentuk ancaman,
tantangan, hambatan dan gangguan baik yang datang dari luar maupun yang timbul dari
dalam negeri. Konsepsi pertahanan dan keamanan yang memperpadukan mutiara
pengalaman dengan nilai – nilai kejuangan serta falsafah bangsa dan ideologi negara
akan memberikan landasan, motivasi dan keyakinan yang kokoh bagi perjuangan dalam
usaha mewujudkan aspirasi dan cita – cita bangsa.
Memahami sejarah pertahanan keamanan indonesia,merupakan bangian yang tidak
dapat dipisahkan dari penghayatan dan aspirasi
6 | P a g e
a. Kurun Waktu 1945 – 1950
Pada bulan September – Oktober 1945 berdasarkan Civil Affairs Agreement
Tentara Pendudukan Sekutu (Satuan Tentara Inggris) yang tergabung dalam
Komando SEAC yang bertugas melucuti bala tentera Jepang dan mengurus
pengembalian tawanan perang dan tawanan warga sipil sekutu (RAPWI), berturut-
turut mendarat di Medan, Padang, Jakarta, Semarang, Surabaya dengan melanjutkan
gerakannya ke Bogor, Bandung, Ambarawa dan Magelang. Satuan tentara Australia
mendaratkan pasukannya di Makasar dan Banjarmasin, sedangkan Balikpapan telah
diduduki oleh Australia sebelum Jepang menyatakan menyerah kalah pada pihak
sekutu dan Pulau Morotai telah diduduki oleh satuan tentara Amerika Serikat di
bawah komando Jenderal Douglas MacArthur, Panglima SWPAC (South West
Pacific Area Command)
Namun kenyataannya, tentara pendudukan ini menyelundupkan unsur-unsur
alat pemerintah penjajah Belanda yang disebut The Netherland Indies Civil
Administration (NICA) yang mengakibatkan berbagai insiden dan provokasi
sehingga membangkitkan perlawanan patriotik dan heroik bangsa Indonesia
sebagaimana terbukti dalam berbagai peristiwa.
Dalam pertempuran pertama di Surabaya pada tanggal 30 Oktober 1945,
Tentara Pendudukan Inggris telah menderita kerugian dengan gugurnya seorang
Komandan Brigade Istimewa ke-49, Brigadir Mallaby. Peristiwa ini mengakibatkan
pecahnya pertempuran besar di Surabaya yang dikenal dengan peristiwa 10
November yang kemudian diabadikan sebagai Hari Pahlawan.
Gerakan maju Tentara Inggeris ke Ambarawa dan Magelang pada tanggal 14
Desember 1945 akhirnya dapat dipukul mundur yang dalam peristiwa sejarah dikenal
sebagai Palagan Ambarawa. Pada akhir September 1946, tentara Belanda
mengambil alih posisi dan wilayah pendudukan dari tentara sekutu (Inggris) sesudah
mendatangkan bala bantuan dari negeri Belanda yang dikenal dengan “Divisi 7
Desember”. Hingga bulan Oktober 1946, Belanda telah dapat menghimpun kekuatan
militernya sebanyak 3 divisi di Jawa dan 3 Brigade di Sumatera. Tentera Inggris
menyerahkan secara resmi tugas pendudukannya kepada Tentara Belanda pada
tanggal 30 November 1946. Dari segi perimbangan kekuatan militer pada masa itu,
pihak Belanda telah merasa cukup kuat untuk menegakkan kembali kekuasaan dan
kedaulatannya di Indonesia, dengan memaksakan keinginannya terhadap rakyat dan
pemerintah Republik Indonesia.
7 | P a g e
Perundingan antara pihak Belanda dan Indonesia yang diselenggarakan di
Linggarjati, Cirebon, Jawa Barat pada tanggal 12 November 1946 sebagai usaha
saling memahami oleh kedua belah pihak, namun karena sikap pendirian masing-
masing yang tidak dapat dipertemukan, usaha tersebut menemui kegagalan.
b. Kurun Waktu 1950 – 1965
Pengakuan kedaulatan dan kemerdekaan bangsa Indonesia oleh dunia internasional
masih belum luput dari berbagai cobaan maupun rongrongan yang bersumber dari
unsur-unsur destruktif, baik di dalam maupun dari luar negeri, seperti yang tercatat
dalam rangkaian sejarah berikut:
Gerakan teror Angkatan Perang Ratu Adil (APRA) pada tanggal 23 Januari 1950 di
Bandung, Jawa Barat, dibawah pimpinan Kapten Raymond Westerling yang menolak
pembubaran Negara Pasundan, walaupun menggunakan APRA sebagai mitos untuk
memengaruhi opini masyarakat Jawa Barat, namun karena tidak mendapatkan
kepercayaan dari rakyat, maka gebrakan operasi militernya hanya berlangsung
beberapa hari dan pada akhirnya dengan mudah dapat ditumpas oleh aparat
keamanan Negara Indonesia.
Pemberontakkan Andi Azis, salah seorang komandan bekas satuan tentera Belanda
yang meletus pada tanggal 5 April 1950 di Makasar, Ujung Pandang dengan motivasi
yang menuntut status dan perlakuan khusus dari pemerintah Republik Indonesia
Serikat (RIS). Antara pihak pemberontak dengan utusan pihak pemerintah dari
Jakarta, semula diusahakan pemecahan masalah melalui perundingan yang kemudian
disusul dengan ultimatum, sehingga pada akhirnya harus diambil tindakan militer.
Pada tanggal 20 Ogos 1950 Angkatan Bersenjata Republik Indonesia dapat
menguasai seluruh kota Makasar atau Ujung Pandang
Gerakan Republik Maluku Selatan yang dipimpin oleh MR. Dr. Robert Steven
Soumokil, yang bertujuan ingin mendirikan Negara Republik Maluku Selatan yang
terpisah dari Negara Indonesia Serikat. Gerakan RMS mulai bergolak hampir
bersamaan dengan pemberontakan Andi Azis di Makasar, Ujung Pandang. Kota
Ambon dapat dikuasai oleh pemerintah Republik Indonesia Serikat pada tanggal 15
November 1950 melalui Gerakan Operasi Senopati I dan II.
Gerakan Pemerintahan Revolusioner Republik Indonesia (PRRI) yang
diproklamasikan oleh Letnan Kolonel Achmad Husein sebagai Ketua Dewan
8 | P a g e
Perjuangan pada tanggal 15 Februari 1958 di Sumatera Barat dan Perjuangan
Semesta (Permesta) di Sulawesi Utara yang dipimpin oleh Letnan Kolonel Ventje
Sumual yang semula menjabat KSAD PRRI/Permesta. Penumpasan PRRI di
Sumatera dilakukan dengan operasi gabungan yang terdiri dari unsur-unsur kekuatan
Tentara Angkatan Darat, Laut dan Udara dari dua jurusan, melalui pendaratan di
Padang dan penerjunan pasukan para komando di Pekanbaru dan Tabing. Pada
tanggal 29 Mei 1961, Achmad Husein bersama pasukannya secara rasmi melaporkan
diri kepada Brigadir Jeneral GPH Djatikusumo, Deputi Wilayah Sumatera Barat.
Disamping itu, perpecahan yang terjadi di antara para pimpinan Permesta telah
melemahkan kekuatan militer Permesta, sehingga pada akhirnya pada tanggal 4 April
1961 antara Somba dari pihak Permesta dan Pangdam XIII Merdeka Kolonel
Sunandar Priyosudarmo dilangsungkan penandatanganan naskah penyelesaian
Permesta.
3. PELAJARAN YANG DAPAT DITARIK DARI PENGALAMAN SEJARAH
a. Perang Kemerdekaan I ( aksi polisionil 1 )
Bahwa konsepsi pertahanan militer linier pada waktu itu tidak mampu
menahan serangan tentara belanda yang lebih unggul dalam persejataan,
organisasi, latihan dan pengalama perang serta mobilitasnya didukung oleh
bantuan serangan udara yang dikooridnasikan dengan baik.
Bahwa perlawanan terhadap tentara belanda yang lebih unggul dalam
persenjataan, organisasi, latihan dan pengalaman perang, tidak dapat
dilakukan secara frontal pada suatu posisi pertahanan yang statis dengan
mengandalkan pada kekuatan senjata semata – mata. Nemun harus dilakukan
dengan suatu operasi ofensif oleh suatu kondisi medan dengan cuaca serta
unsur pendadakan.
Bahwa tugas satuan yang melakukan perlawanan terhadap tentara
pendudukan belanda dapat beroperasi dengan mobilitas yang menandai berkat
penguasaan wilayah, dukungan dan bantuan rakyat serta fungsinya
pemerintahan darurat setempat.
Bahwa gerakan perlawnan terhadap tentara pendudukan belanda telah
menggagalkan sasaran dan tujuan aksi polisionil yang diharapakan baik
dalam artio militer, ekonomis maupun politis
9 | P a g e
b. Perang Kemerdekaan II ( aksi polisionil II )
Pengalaman yang diambil dari perang kemerdekaaan I , bahwa untuk
megagalkan aksi tujuan agresi militer dan pendudukan tentara jepang harus
dilancarkan operasi ofensif oleh satuan mobil yang menguasai wilayah
operasi serta unsur – unsur pemerintahan sipil yang membantu penguasa
militer setempat, pada tanggal 9 November 1948 dikeluarkan intruksi
penglima besar yang lebih dikenal sebagai “pemerintah siasat no.1”.
Intruksi panglima besar yang dikenal sebagai Pemerintah siasat 1 kemudian
disah kan pemerintah dengan peraturan pemerintah No. 33 tahun 1948 yang
pada perang kemerdekaan II dikenal dengan PP-30. PP-30 antara lain
menetapkan “bahwa semula alat kekuasaan negara berada dibawah
pemerintahan militer dan semua bahan serta jawaban penting di militerisasi”
c. Pengalaman Setelah Pengakuan Kedaulatan ( 1950 – 1965 )
1. Menumpas pemberontakan dan insurjensi
Penumpasan pemberontakan dan insurjensi telah menempatkan perang /
bersenjata republik indonesia pada suatu posisi atau status sebagai “bhayangkara”
negara kesatuan republik indonesia terhadap gerakan separatisme, sebagai
penyelamat ideologi negara pancasila dan UUD 1945 terjadap ancaman gerakan
ekstrim kiri dan ekstri kanan, sebagai pelindung segenap bangsan indonesia dan
seluruh tumpah darah indoensia dari ganguan keamanan di dalam negri baik
yang dibantu atau tanpa bantuan dari luar dan sebagai penegak kewibawaan
pemerintah terhadap berbagai rongrongan yang dilancarkan oleh unsur – unsur
atau kegiatan yang ingin memaksakan kehendak dengan cara cara yang
inkostitusional.
- Menumpas pemberontakan PKI / Muso dan G30S/PKI
- Pemberontakan DI/TII ( kartosuwiryo, kahar muzakar, dan daud beureueh)
- Pemberontakan PRRI / PERSEMESTA
- Pemberontakan RMS
2. Mengusir kekuatan belanda dari Irian Jaya ( Irian Barat)
Pembebasan irian jaya / irian barat dari belanda yang masih bercokol di irian
jaya, dilaksanaakn dengan operasi tempur gabungan yang terdiri atas komponen
darat, laut, dan udara dengan menampilkan operasi lintas udara dan infiltrasi
10 | P a g e
satuan tempur dari laut dalam rangkan mewujudkan negara kesatuan republik
indonesia.
Pembebasan irian barat telah membuka lembaran baru, karena disamping
dimilikinya alat peralatan dan senjata nuklir oleh angkatan perang pada waktu itu,
selain kekuatan militer sebagai unsur kekuatan nasional, maka kegiatan diplomasi
di forum PBB merupakan aspek yang saling menunjang dan saling memperkuat
terhadap perjuang bangsa dalam rangka mempersatukan wilayah nasional dari
sabang samapi marauke dengan menggunakan kekuatan militer yang didukung
oleh kegiatan diplomasi serta dukungan rakyat.
4. SISTEM PERTAHANAN KEAMANAN RAKYAT SEMESTA
Sistem Pertahanan Rakyat Semesta adalah suatu system pertahanan keamanan dengan
komponen yang terdiri dari seluruh potensi, kemampuan, dan kekuatan nasional yang
bekerja secara total, integral serta berlanjut untuk mewujudkan kemempuan dalam
upaya pertahanan keamanan Negara. Sistem Pertahanan Keamanan Rakyat Semesta
(sishankamrata) bersifat semesta dalam ruang lingkup dan semesta dalam
pelaksanaannya.(Zainal Ittihad Amin,(2007)).
Dari pejelasan yang dipaparkan dalam buku Pendidikan Kewarganegaraan Zailal
Ittihad Amin (2007), bahwa Sistem Pertahanan Keamanan Rakyat Semesta, merupakan
suatu system pertahan yang memiliki potensi, kemampuan dan kekuatan nasional, yang
tidak alin hanya utnuk mencapai satu tujuan yaitu kemampuan pertahanan dan keamanan
Negara.
5. POKOK – POKOK GAGASAN
Untuk memenangkan peprangan baik terhadap penyerbuan dari luar wilayah nasional
maupun pemberontakan didalam negri diperlukian bukan hanya penggunaan kekuatan
fisik manusia dan senjata teknologi saja tetapi juga pemanfaatan semua potensi atau
kekuatan yang ada di wilayah tersebut . potesin atau kekuatan ini berupa potensi atau
kekuatan idieologi, politik,ekonomi,sosial budaya, dan pertahanan keamanan
Dalam kondisi (musuh lebih unggul) diusahakan untuk menukar ruang dalam arti
mengobarkan posisi atau daerah dengan mencari kesempatan dan waktu yang lebih baik
untuk meyerang musuh di tempat lain. Waktu yang dibutuhkan untuk mengubah kondisi
tersebut diatas menjadi kondisi yang lebih menguntungkan, umpamanya dengan
11 | P a g e
menyerang pos-pos musuh yang terpencil letaknya dan satuan-satuan kecil , serangan
,mendadak dan atau penghadangan terhadap, iring-iringan musuh lebih besar atau dalam
keadaan lengah.
Dengan demikian boleh dikatakan, bahwa perjuagan negara indonesia dibidang
pertahanan keamanan bersifat semesta dalam konsep, semesta dalam ruang lingkup dan
semesta dalam pelaksanaan dengan mempergunakan dua cara pendekatan secara serasi,
ialah mempergunakan penguasa potensi wilayah atau segenap kekuatan yang terkandung
di dalamnya. Pelajaran-pelajaran tersebut berkembang menjadi azaz-azaz perpaduan
antara sistem senjata teknologi dan sistem senjata teknologi dan sistem senjata sosial
dalam konsep sistem pertahanan keamanan rakyat sementara
6. FAKTOR LINGKUNGAN YANG MEMPENGARUHI SISTEM PERTAHANAN
KEAMANAN
Faktor yang mempengaruhi suatu sistem pertahan keamanan adalah faktor
lingkungan. Bagi sistem pertahanan keamanan indonesia faktor lingkungan tersebut
adalah sebagai berikut :
a. Faktor geografi
Dipandanf dari segi letaknya indonesia berada dalam posisi yang sangat unik,
ialah di antara dua samudra dan dua benua, serta ditrengah-tengah sistem
kehidupan bangsa yang berlainan, bahkan terdapat yang saling bertentangan.
Sistem ini harus dapat mencangkup komponen-komponen yang dapat
menangani tugas-tugas dan pemantapan wilayah indonesia sebagai basis
perjuangan dan basis pembina potensi. Jelasnya yang mampu mengusahakan
terciptanya tata bina dan tata guna masyarakat yang kebal terhadap usaha-
usaha subversi lawan dan menyiapkan wilayah yang menguntungkan bagi
pertahanan keamanan.
Ditinjau dari bentuk geografinya , maka indonesia terdiri dari beribu-
ribu pulau besar-kecil. Pulau-pulau besar seperti sumatra,
jawa,kalimantan,sulawesim,dan irian jaya masing-masing memberikan cukup
ruang dan kedalaman untuk menyusun perlawanan yang berlanjut. Sedangkan
pulau-pulau lainnya berbentuk memanjang dan sempit yang sulit
dipertahankan, namun memberikan kemungkinan-kemungkinan sebagai
tempat persembunyian kapal perang kecil,kapal buruh cepat atau kapal selam.
12 | P a g e
b. Demografi
Dilihat dari jumlah penduduknya, indonesia menempati tempat yang
ke 5 di dunia . penyediaan tenaga manusia jelas cukup besar. Tetapi karna
penyebarannya kurang merata, maka terdapat disatu pihak daerah-daerah
yang amat langka akan tenaga manusia, dilain pihak terdapat daerah-daerah
yang kelebihan tenaga manusia.
Dipandang dari segi pertahanan-keamanan, hal-hal tersebut diatas
membawa akibat-akibat mudahnya timbul pertentangan-pertentangan sosial
dan timbulnya kesulitan-kesulitan dalam penyediaan pangan, karna kepadatan
penduduk membutuhkan lebih banyak wilayah untuk keperluan-keperluan
perumahan dan prasarana-prasarana pendukung lainnya, sehingga wilayah
untuk berladang/pertanian makin menyempit.
c. Sumber alam
Bangsa indonesia telah dikaruniai oleh tuhan yang maha esa sumber
alam yang cukup, baik yang masih merupakan suatu potensi jasa maupun
yang sudah merupakan kekayaan alam. Diantara jenis-jenis sumber alam yang
terdapat di indonesia ada yang tidak merata penyebarannya diseluruh dunia.
Padahal banyak negara yang membutuhkannya demi untuk kelancaran
perputaran roda ekonomi negara-negara bersangkutan. Keadaan ini
memberikan kepada indonesia 2 kemungkinan , ialah :
- Kekuatan pada perundingan-perundingan internasional, tegasnya
memberikan kepada indonesia suatu bargaining position dalam
memperjuangkan kepentingan-kepentingan nasional.
- Mengundang ancaman atau campur tangan negara-negara asing yang
membutuhkan sumber alam tersebut, bila mereka tidak atau kurang
mempunyai keyakinan, bahwa ketahanan nasional bangsa indonesia cukup
tinggi dan sistem pertahan-keamananya cukup ampuh untuk menghadapi
ancaman-ancaman tersebut.
Masalah sumber alam ini juga membuka peluang timbulnya ketegangan,
keresahan, dan gangguan, antara lain bila hasil sumber alam tersebut
manfaatnya tidak dirasakan secara merata oleh rakyat indonesia dalam bentuk
pembangunan sarana dan prasarana bagi peningkatan daya dukung maupun
pendapatan daerah, khususnya daerah-daerah yang langka akan sumber-
sumber alam.
13 | P a g e
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
Pertahanan adalah sebuah system yang harus diterapkan sebagai sebuah kesadaran
bersama antara Negara, pemerintah, masyarakat, dan seluruh tatanan. Pertahanan Negara
melingkupi bidang-bidang
a. Politik
b. Social
c. Budaya
d. Persatuan
ancaman-ancaman lain terhadap keselamatan bangsa dan Negara, Persoalan siapa yang
harus bertanggungjawab untuk menjawab ancaman keamanan tertentu menjadi rumit dan
politikal: rumit, karena perkembangan konsep dan ketidapastian setelah berakhirnya
Perang Dingin dan politikal, karena landasan konstitusiona1, sejarah, maupun realita
politik bisa menjadi kekuatan inersia untuk membangun pola pembagian kerja baru.
Salah satu konsekuensi penting adalah perlunya ketentuan yang mengatur level of
engagement dan instrumen yang boleh digunakan dalam setiap bagian dari spektrum
ancaman terhadap keamanan nasional.
2. Saran
Saran-saran dalam menerapkan sistm pertahanan nasional adalah:
- Sebagai pelajar ada baiknya menghindari pengaruh negative seperti narkoba,
pergaulan bebas, dan kriminalitas.
- Menyikapi perbedaan suku bangsa, ras, atau agama di negera kita sebagai
keragaman yang indah untuk saling memahami dan bertukar pengetahuan.
- Tidak memicu atau ikut dalam tawuran atau perkelahian antar pelajar.
14 | P a g e
Referensi :
- Lembaga Ketahanan Nasional.1991. Kewiraan Untuk Mahasiswa. Dirjend Pendidikan
Tinggi Depdikbud & PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta
- http://id.wikipedia.org/wiki/Sejarah_Pertahanan_Indonesia

More Related Content

What's hot

Makalah softskill bab 2
Makalah softskill bab 2Makalah softskill bab 2
Makalah softskill bab 2Rika Hariany
 
Bahan sejarah kelas xii sem 1
Bahan sejarah kelas xii sem 1Bahan sejarah kelas xii sem 1
Bahan sejarah kelas xii sem 1benny_delta
 
Sejarah indonesia
Sejarah indonesiaSejarah indonesia
Sejarah indonesiaNur Afni
 
sejarah perjuangan bangsa indonesia setelah kemerdekaan
sejarah perjuangan bangsa indonesia setelah kemerdekaansejarah perjuangan bangsa indonesia setelah kemerdekaan
sejarah perjuangan bangsa indonesia setelah kemerdekaaninsurgen1
 
Proklamasi kemerdekaan-indonesia
Proklamasi kemerdekaan-indonesiaProklamasi kemerdekaan-indonesia
Proklamasi kemerdekaan-indonesiaSiti_Hawari
 
soal drill masuknya jepang ke Indonesia
soal drill masuknya jepang ke Indonesiasoal drill masuknya jepang ke Indonesia
soal drill masuknya jepang ke IndonesiaKusmiati
 
Makalah wawasan nusantara
Makalah wawasan nusantaraMakalah wawasan nusantara
Makalah wawasan nusantaraSantos Tos
 
Ips (proklamasi kemerdekaan indonesia)
Ips (proklamasi kemerdekaan indonesia)Ips (proklamasi kemerdekaan indonesia)
Ips (proklamasi kemerdekaan indonesia)kellychen23
 
Makalah wawasan nusantara 1
Makalah wawasan nusantara 1Makalah wawasan nusantara 1
Makalah wawasan nusantara 1Santos Tos
 
Tindakan Heroik Power Point
Tindakan Heroik Power PointTindakan Heroik Power Point
Tindakan Heroik Power PointEko Nur
 
IPS Kelas 8 Bab 5
IPS Kelas 8 Bab 5IPS Kelas 8 Bab 5
IPS Kelas 8 Bab 5Rifqi Bagja
 
RPP SMA Sejarah Wajib Kelas XII
RPP SMA Sejarah Wajib Kelas XIIRPP SMA Sejarah Wajib Kelas XII
RPP SMA Sejarah Wajib Kelas XIIDiva Pendidikan
 
Bab 5 (indonesia merdeka)
Bab 5 (indonesia merdeka)Bab 5 (indonesia merdeka)
Bab 5 (indonesia merdeka)Siti Fatimah
 
Reaksi Rakyat Terhadap Proklamasi Kemerdekaan
Reaksi Rakyat Terhadap Proklamasi KemerdekaanReaksi Rakyat Terhadap Proklamasi Kemerdekaan
Reaksi Rakyat Terhadap Proklamasi KemerdekaanLevi Ruliansyah
 
Rpp karakter 8.2
Rpp karakter 8.2Rpp karakter 8.2
Rpp karakter 8.2iwan Alit
 
Makalah peristiwa penting proklamasi
Makalah  peristiwa penting proklamasiMakalah  peristiwa penting proklamasi
Makalah peristiwa penting proklamasiAndi Uli
 

What's hot (20)

Lelet
LeletLelet
Lelet
 
Makalah softskill bab 2
Makalah softskill bab 2Makalah softskill bab 2
Makalah softskill bab 2
 
Bahan sejarah kelas xii sem 1
Bahan sejarah kelas xii sem 1Bahan sejarah kelas xii sem 1
Bahan sejarah kelas xii sem 1
 
Tandef 2018
Tandef 2018Tandef 2018
Tandef 2018
 
Ukk ipa 13
Ukk ipa 13Ukk ipa 13
Ukk ipa 13
 
Sejarah indonesia
Sejarah indonesiaSejarah indonesia
Sejarah indonesia
 
sejarah perjuangan bangsa indonesia setelah kemerdekaan
sejarah perjuangan bangsa indonesia setelah kemerdekaansejarah perjuangan bangsa indonesia setelah kemerdekaan
sejarah perjuangan bangsa indonesia setelah kemerdekaan
 
Proklamasi kemerdekaan-indonesia
Proklamasi kemerdekaan-indonesiaProklamasi kemerdekaan-indonesia
Proklamasi kemerdekaan-indonesia
 
soal drill masuknya jepang ke Indonesia
soal drill masuknya jepang ke Indonesiasoal drill masuknya jepang ke Indonesia
soal drill masuknya jepang ke Indonesia
 
Makalah wawasan nusantara
Makalah wawasan nusantaraMakalah wawasan nusantara
Makalah wawasan nusantara
 
Ips (proklamasi kemerdekaan indonesia)
Ips (proklamasi kemerdekaan indonesia)Ips (proklamasi kemerdekaan indonesia)
Ips (proklamasi kemerdekaan indonesia)
 
Makalah wawasan nusantara 1
Makalah wawasan nusantara 1Makalah wawasan nusantara 1
Makalah wawasan nusantara 1
 
Tindakan Heroik Power Point
Tindakan Heroik Power PointTindakan Heroik Power Point
Tindakan Heroik Power Point
 
IPS Kelas 8 Bab 5
IPS Kelas 8 Bab 5IPS Kelas 8 Bab 5
IPS Kelas 8 Bab 5
 
RPP SMA Sejarah Wajib Kelas XII
RPP SMA Sejarah Wajib Kelas XIIRPP SMA Sejarah Wajib Kelas XII
RPP SMA Sejarah Wajib Kelas XII
 
Ppkn7 bab6
Ppkn7 bab6Ppkn7 bab6
Ppkn7 bab6
 
Bab 5 (indonesia merdeka)
Bab 5 (indonesia merdeka)Bab 5 (indonesia merdeka)
Bab 5 (indonesia merdeka)
 
Reaksi Rakyat Terhadap Proklamasi Kemerdekaan
Reaksi Rakyat Terhadap Proklamasi KemerdekaanReaksi Rakyat Terhadap Proklamasi Kemerdekaan
Reaksi Rakyat Terhadap Proklamasi Kemerdekaan
 
Rpp karakter 8.2
Rpp karakter 8.2Rpp karakter 8.2
Rpp karakter 8.2
 
Makalah peristiwa penting proklamasi
Makalah  peristiwa penting proklamasiMakalah  peristiwa penting proklamasi
Makalah peristiwa penting proklamasi
 

Similar to Ketahanan Nasional

X ppkn kd 3.2_bab ii bagian 3
X ppkn kd 3.2_bab ii bagian 3X ppkn kd 3.2_bab ii bagian 3
X ppkn kd 3.2_bab ii bagian 3Leonardus Munanto
 
Makalah pertahanan
Makalah pertahananMakalah pertahanan
Makalah pertahananArly Hidayat
 
Ketahanan nasional sebagai geostrategi Indonesia
Ketahanan nasional sebagai geostrategi IndonesiaKetahanan nasional sebagai geostrategi Indonesia
Ketahanan nasional sebagai geostrategi Indonesiafatimmatuzzahro
 
Makalah kewiraan
Makalah kewiraanMakalah kewiraan
Makalah kewiraanroy bawafih
 
Rpp ppkn sma xi bab 2 pertemuan 4
Rpp ppkn sma xi bab 2 pertemuan 4Rpp ppkn sma xi bab 2 pertemuan 4
Rpp ppkn sma xi bab 2 pertemuan 4eli priyatna laidan
 
04f92fd80ee3d01c8e5c5dc3f56b34e3
04f92fd80ee3d01c8e5c5dc3f56b34e304f92fd80ee3d01c8e5c5dc3f56b34e3
04f92fd80ee3d01c8e5c5dc3f56b34e3Yongki
 
Tugas makalah ketahanan nasional ( harits )
Tugas makalah ketahanan nasional ( harits )Tugas makalah ketahanan nasional ( harits )
Tugas makalah ketahanan nasional ( harits )Rietz Wiguna
 
Ketahanan nasional dibidang pertahanan militer dan keamanan
Ketahanan nasional dibidang pertahanan militer dan keamananKetahanan nasional dibidang pertahanan militer dan keamanan
Ketahanan nasional dibidang pertahanan militer dan keamanannatal kristiono
 
Kelompok 5 ketahanan nasional
Kelompok 5 ketahanan nasionalKelompok 5 ketahanan nasional
Kelompok 5 ketahanan nasionalnatal kristiono
 
KETAHANAN NASIONAL DI BIDANG POLITIK
KETAHANAN NASIONAL DI BIDANG POLITIKKETAHANAN NASIONAL DI BIDANG POLITIK
KETAHANAN NASIONAL DI BIDANG POLITIKRisky Saputra
 
Bela negara keamanan dan pertahanan negara
Bela negara keamanan dan pertahanan negaraBela negara keamanan dan pertahanan negara
Bela negara keamanan dan pertahanan negaraNita NTD
 

Similar to Ketahanan Nasional (20)

Pertahanan dan keamanan negara
Pertahanan dan keamanan negaraPertahanan dan keamanan negara
Pertahanan dan keamanan negara
 
Pertahanan keamanan pkn SMA N 1 SIMO BOYOLALI
Pertahanan keamanan pkn SMA N 1 SIMO BOYOLALIPertahanan keamanan pkn SMA N 1 SIMO BOYOLALI
Pertahanan keamanan pkn SMA N 1 SIMO BOYOLALI
 
X ppkn kd 3.2_bab ii bagian 3
X ppkn kd 3.2_bab ii bagian 3X ppkn kd 3.2_bab ii bagian 3
X ppkn kd 3.2_bab ii bagian 3
 
Makalah pertahanan
Makalah pertahananMakalah pertahanan
Makalah pertahanan
 
Ketahanan nasional sebagai geostrategi Indonesia
Ketahanan nasional sebagai geostrategi IndonesiaKetahanan nasional sebagai geostrategi Indonesia
Ketahanan nasional sebagai geostrategi Indonesia
 
Makalah kewiraan
Makalah kewiraanMakalah kewiraan
Makalah kewiraan
 
Rpp ppkn sma xi bab 2 pertemuan 4
Rpp ppkn sma xi bab 2 pertemuan 4Rpp ppkn sma xi bab 2 pertemuan 4
Rpp ppkn sma xi bab 2 pertemuan 4
 
04f92fd80ee3d01c8e5c5dc3f56b34e3
04f92fd80ee3d01c8e5c5dc3f56b34e304f92fd80ee3d01c8e5c5dc3f56b34e3
04f92fd80ee3d01c8e5c5dc3f56b34e3
 
Tugas makalah ketahanan nasional ( harits )
Tugas makalah ketahanan nasional ( harits )Tugas makalah ketahanan nasional ( harits )
Tugas makalah ketahanan nasional ( harits )
 
Ketahanan nasional dibidang pertahanan militer dan keamanan
Ketahanan nasional dibidang pertahanan militer dan keamananKetahanan nasional dibidang pertahanan militer dan keamanan
Ketahanan nasional dibidang pertahanan militer dan keamanan
 
Kelompok 5 ketahanan nasional
Kelompok 5 ketahanan nasionalKelompok 5 ketahanan nasional
Kelompok 5 ketahanan nasional
 
Makalah civic g.1
Makalah civic g.1Makalah civic g.1
Makalah civic g.1
 
BELA NEGARA
BELA NEGARABELA NEGARA
BELA NEGARA
 
Materi m1 kb1
Materi m1 kb1Materi m1 kb1
Materi m1 kb1
 
makalah
makalahmakalah
makalah
 
Makalah pendidikan kewarganegaraan
Makalah pendidikan kewarganegaraanMakalah pendidikan kewarganegaraan
Makalah pendidikan kewarganegaraan
 
KETAHANAN NASIONAL DI BIDANG POLITIK
KETAHANAN NASIONAL DI BIDANG POLITIKKETAHANAN NASIONAL DI BIDANG POLITIK
KETAHANAN NASIONAL DI BIDANG POLITIK
 
Bela Negara dan Kedisiplinan
Bela Negara dan KedisiplinanBela Negara dan Kedisiplinan
Bela Negara dan Kedisiplinan
 
makalah
makalahmakalah
makalah
 
Bela negara keamanan dan pertahanan negara
Bela negara keamanan dan pertahanan negaraBela negara keamanan dan pertahanan negara
Bela negara keamanan dan pertahanan negara
 

Ketahanan Nasional

  • 1. 1 | P a g e MAKALAH KETAHANAN NASIONAL ‘PERTAHANAN KEAMANAN INDONESIA’ Disusun oleh ; Nama : Uniqe Hartianti Kelas : 2 EA 27 NPM : 17211229 MANAJEMEN EKONOMI
  • 2. 2 | P a g e DAFTAR ISI Cover ........................................................................................................................................1 Daftar Isi.....................................................................................................................................2 Kata Pengantar...........................................................................................................................3 BAB 1 – PENDAHULUAN 1. Latar Belakang ....................................................................................................4 2. Tujuan Penulisan ....................................................................................................4 BAB II – PEMBAHASAN 1. Pengertian Pertahanan Negara ............................................................................5 2. Sejarah pertahanan keamanan indonesia ................................................................5 a. Kurun waktu 1945 – 1950 ............................................................................6 b. Kurun waktu 1950 – 1965 ............................................................................7 3. Pelajaran yang dapat ditarik dari pengalaman sejarah ........................................8 a. Perang kemerdekaan I (aksi polisionil ke I) ....................................................8 b. Perang kemerdekaan II (aksi polisionil ke II) ....................................................9 c. Pengalaman setelah pengakuan kedaulatan ....................................................9 4. Sistem pertahanan keamanan rakyat semesta dan azas – azas yang melandasinya.......10 5. Pokok – pokok gagasan ..................................................................................................10 6. Faktor lingkungan yang mempengaruhi sistem pertahanan keamanan ..........................11 BAB III – PENUTUP 1. Kesimpulan ..............................................................................................................13 2. Saran ..........................................................................................................................13 3. Referensi ..............................................................................................................14
  • 3. 3 | P a g e KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah mamberikan rahmat dan hidayah-Nya,sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah tentang Ketahanan Nasional pada mata kuliah kewarganegaraan di Universitas Gunadarma. Tak lupa sholawat serta salam tetap tercurahkan kepada junjungan kita Nabi besar Muhammad SAW, yang telah mengarahkan kepada kita satu-satunya agama yang diridloi Allah SWT, yakni agama Islam . Alhamdulillah penulisan makalah ini bisa diselesaikan, walaupun kemungkinan dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan-kekuragan baik dalam penggunaan bahasa maupun pengambilan data-data yang bisa dibilang kurang komplit dan detail,mengingat keterbatasan penulis yang masih belum bisa maksimal dalam mengumpulkan data-data yang diperlukan . Dengan mengambil judul “Pertahanan Keamanan Indonesia ” penulis berharap semoga makalah yang singkat ini dapat bermanfaat bagi penulis maupun orang yang membacanya . Akhir kata penulis menyadari bahwasanya bila segala urusan telah selesai,maka akan tampak kekurangannya. Oleh karena itu kritik dan saran selalu kami tunggu demi peningkatan kualitas dan mutu dari makalah yang penulis susun ini. Dan semoga makalah ini dapat bermanfaat.
  • 4. 4 | P a g e BAB I PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG Sejauh menyangkut ancaman militer dari luar, tidak diragukan bahwa peningkatan kemampuan militer (modernisasi dan profesionalisasi) merupakan sa1ah satu pilihan. Namun, selain karena pertimbangan ekonomi, peningkatan kekuatan militer selalu mengundang kecurigaan pihak 1ain, terutama jika hal itu dilakukan dengan lebih banyak memberikan prioritas pada modernisasi senjata-senjata ofensif. Dalam suasana anarki dan ketidakpastian, upaya unilateral bisa menimbulkan dilema keamanan (security dilemma) terutama jika upaya unilateral itu berupa penggelaran jenis senjata- senjata ofensif baru. Pengembangan kekuatan militer yang mengarah pada non- provocative defense merupakan salah satu pilihan strategis. Selain itu, di tengah gelombang interdependensi dalam kehidupan antarbangsa, suatu negara tidak bisa mengamankan dirinya dengan mengancam orang lain. Upaya untuk membangun keamanan, oleh karenanya, bergeser dari konsep “security against” menjadi “security with”. Apa yang selama ini dikenal sebagai cooperative security, confidence building measures, dan preventive diplomacy yang dilakukan secara bilateral, regiona1, global, maupun multilateral adalah sebagian dari berbagai upaya menjawab persoalan ini. 2. TUJUAN PENULISAN Penulisan makalah ini bertujuan untuk mengetahui hal-hal berikut: a. Mengetahui sejarah pertahanan keamanan indonesia b. Pengertian Pertahanan Negara? c. Pelajaran yang dapat ditari dari sejarah d. Dan faktor lingkungan yang mempengaruhi sistem pertahanan keamanan
  • 5. 5 | P a g e BAB II PEMBAHASAN 1. PENGERTIAN PERTAHANAN NEGARA Pertahanan negara disebut juga pertahanan nasional adalah segala usaha untuk mempertahankan kedaulatan negara, keutuhan wilayah sebuah negara dan keselamatan segenap bangsa dari ancaman dan gangguan terhadap keutuhan bangsa dan negara. Hakikat pertahanan negara adalah segala upaya pertahanan bersifat semesta yang penyelenggaraannya didasarkan pada kesadaran atas hak dan kewajiban warga negara serta keyakinan pada kekuatan sendiri. Pertahanan negara dilakukan oleh pemerintah dan dipersiapkan secara dini dengan sistem pertahanan negara. Pertahanan nasional merupakan kekuatan bersama (sipil dan militer) diselenggarakan oleh suatu Negara untuk menjamin integritas wilayahnya, perlindungan dari orang dan/atau menjaga kepentingan-kepentingannya. Pertahanan nasional dikelola oleh Departemen Pertahanan. Angkatan bersenjata disebut sebagai kekuatan pertahanan dan, di beberapa negara (misalnya Jepang), Angkatan Bela Diri. 2. SEJARAH PERTAHANAN KEAMANAN INDONESIA Sejarah pertahanan keamanan bangsa dan negara indonesia yang dimulai pada tahun 1945 telah mwemberikan pengalaman yang berharga dan memberikan nilai – nilai kejuangan yang penting untuk dihimpun dan disusun dalam suatu konsepsi pertahanan keamanan yang tangguh dan ampuh, bagi upaya penyelenggaraan pertahanan keamanan negara berdasarkan falsafah bangsa dan odeologi serta dasar negara pancasila dan UUD 1945. Upaya dan penyelenggaraan pertahanan keamanan negara harus mampu melindungi segenap bangsa indonesia dan seluruh tum[ah darah indonesia terhadap bentuk ancaman, tantangan, hambatan dan gangguan baik yang datang dari luar maupun yang timbul dari dalam negeri. Konsepsi pertahanan dan keamanan yang memperpadukan mutiara pengalaman dengan nilai – nilai kejuangan serta falsafah bangsa dan ideologi negara akan memberikan landasan, motivasi dan keyakinan yang kokoh bagi perjuangan dalam usaha mewujudkan aspirasi dan cita – cita bangsa. Memahami sejarah pertahanan keamanan indonesia,merupakan bangian yang tidak dapat dipisahkan dari penghayatan dan aspirasi
  • 6. 6 | P a g e a. Kurun Waktu 1945 – 1950 Pada bulan September – Oktober 1945 berdasarkan Civil Affairs Agreement Tentara Pendudukan Sekutu (Satuan Tentara Inggris) yang tergabung dalam Komando SEAC yang bertugas melucuti bala tentera Jepang dan mengurus pengembalian tawanan perang dan tawanan warga sipil sekutu (RAPWI), berturut- turut mendarat di Medan, Padang, Jakarta, Semarang, Surabaya dengan melanjutkan gerakannya ke Bogor, Bandung, Ambarawa dan Magelang. Satuan tentara Australia mendaratkan pasukannya di Makasar dan Banjarmasin, sedangkan Balikpapan telah diduduki oleh Australia sebelum Jepang menyatakan menyerah kalah pada pihak sekutu dan Pulau Morotai telah diduduki oleh satuan tentara Amerika Serikat di bawah komando Jenderal Douglas MacArthur, Panglima SWPAC (South West Pacific Area Command) Namun kenyataannya, tentara pendudukan ini menyelundupkan unsur-unsur alat pemerintah penjajah Belanda yang disebut The Netherland Indies Civil Administration (NICA) yang mengakibatkan berbagai insiden dan provokasi sehingga membangkitkan perlawanan patriotik dan heroik bangsa Indonesia sebagaimana terbukti dalam berbagai peristiwa. Dalam pertempuran pertama di Surabaya pada tanggal 30 Oktober 1945, Tentara Pendudukan Inggris telah menderita kerugian dengan gugurnya seorang Komandan Brigade Istimewa ke-49, Brigadir Mallaby. Peristiwa ini mengakibatkan pecahnya pertempuran besar di Surabaya yang dikenal dengan peristiwa 10 November yang kemudian diabadikan sebagai Hari Pahlawan. Gerakan maju Tentara Inggeris ke Ambarawa dan Magelang pada tanggal 14 Desember 1945 akhirnya dapat dipukul mundur yang dalam peristiwa sejarah dikenal sebagai Palagan Ambarawa. Pada akhir September 1946, tentara Belanda mengambil alih posisi dan wilayah pendudukan dari tentara sekutu (Inggris) sesudah mendatangkan bala bantuan dari negeri Belanda yang dikenal dengan “Divisi 7 Desember”. Hingga bulan Oktober 1946, Belanda telah dapat menghimpun kekuatan militernya sebanyak 3 divisi di Jawa dan 3 Brigade di Sumatera. Tentera Inggris menyerahkan secara resmi tugas pendudukannya kepada Tentara Belanda pada tanggal 30 November 1946. Dari segi perimbangan kekuatan militer pada masa itu, pihak Belanda telah merasa cukup kuat untuk menegakkan kembali kekuasaan dan kedaulatannya di Indonesia, dengan memaksakan keinginannya terhadap rakyat dan pemerintah Republik Indonesia.
  • 7. 7 | P a g e Perundingan antara pihak Belanda dan Indonesia yang diselenggarakan di Linggarjati, Cirebon, Jawa Barat pada tanggal 12 November 1946 sebagai usaha saling memahami oleh kedua belah pihak, namun karena sikap pendirian masing- masing yang tidak dapat dipertemukan, usaha tersebut menemui kegagalan. b. Kurun Waktu 1950 – 1965 Pengakuan kedaulatan dan kemerdekaan bangsa Indonesia oleh dunia internasional masih belum luput dari berbagai cobaan maupun rongrongan yang bersumber dari unsur-unsur destruktif, baik di dalam maupun dari luar negeri, seperti yang tercatat dalam rangkaian sejarah berikut: Gerakan teror Angkatan Perang Ratu Adil (APRA) pada tanggal 23 Januari 1950 di Bandung, Jawa Barat, dibawah pimpinan Kapten Raymond Westerling yang menolak pembubaran Negara Pasundan, walaupun menggunakan APRA sebagai mitos untuk memengaruhi opini masyarakat Jawa Barat, namun karena tidak mendapatkan kepercayaan dari rakyat, maka gebrakan operasi militernya hanya berlangsung beberapa hari dan pada akhirnya dengan mudah dapat ditumpas oleh aparat keamanan Negara Indonesia. Pemberontakkan Andi Azis, salah seorang komandan bekas satuan tentera Belanda yang meletus pada tanggal 5 April 1950 di Makasar, Ujung Pandang dengan motivasi yang menuntut status dan perlakuan khusus dari pemerintah Republik Indonesia Serikat (RIS). Antara pihak pemberontak dengan utusan pihak pemerintah dari Jakarta, semula diusahakan pemecahan masalah melalui perundingan yang kemudian disusul dengan ultimatum, sehingga pada akhirnya harus diambil tindakan militer. Pada tanggal 20 Ogos 1950 Angkatan Bersenjata Republik Indonesia dapat menguasai seluruh kota Makasar atau Ujung Pandang Gerakan Republik Maluku Selatan yang dipimpin oleh MR. Dr. Robert Steven Soumokil, yang bertujuan ingin mendirikan Negara Republik Maluku Selatan yang terpisah dari Negara Indonesia Serikat. Gerakan RMS mulai bergolak hampir bersamaan dengan pemberontakan Andi Azis di Makasar, Ujung Pandang. Kota Ambon dapat dikuasai oleh pemerintah Republik Indonesia Serikat pada tanggal 15 November 1950 melalui Gerakan Operasi Senopati I dan II. Gerakan Pemerintahan Revolusioner Republik Indonesia (PRRI) yang diproklamasikan oleh Letnan Kolonel Achmad Husein sebagai Ketua Dewan
  • 8. 8 | P a g e Perjuangan pada tanggal 15 Februari 1958 di Sumatera Barat dan Perjuangan Semesta (Permesta) di Sulawesi Utara yang dipimpin oleh Letnan Kolonel Ventje Sumual yang semula menjabat KSAD PRRI/Permesta. Penumpasan PRRI di Sumatera dilakukan dengan operasi gabungan yang terdiri dari unsur-unsur kekuatan Tentara Angkatan Darat, Laut dan Udara dari dua jurusan, melalui pendaratan di Padang dan penerjunan pasukan para komando di Pekanbaru dan Tabing. Pada tanggal 29 Mei 1961, Achmad Husein bersama pasukannya secara rasmi melaporkan diri kepada Brigadir Jeneral GPH Djatikusumo, Deputi Wilayah Sumatera Barat. Disamping itu, perpecahan yang terjadi di antara para pimpinan Permesta telah melemahkan kekuatan militer Permesta, sehingga pada akhirnya pada tanggal 4 April 1961 antara Somba dari pihak Permesta dan Pangdam XIII Merdeka Kolonel Sunandar Priyosudarmo dilangsungkan penandatanganan naskah penyelesaian Permesta. 3. PELAJARAN YANG DAPAT DITARIK DARI PENGALAMAN SEJARAH a. Perang Kemerdekaan I ( aksi polisionil 1 ) Bahwa konsepsi pertahanan militer linier pada waktu itu tidak mampu menahan serangan tentara belanda yang lebih unggul dalam persejataan, organisasi, latihan dan pengalama perang serta mobilitasnya didukung oleh bantuan serangan udara yang dikooridnasikan dengan baik. Bahwa perlawanan terhadap tentara belanda yang lebih unggul dalam persenjataan, organisasi, latihan dan pengalaman perang, tidak dapat dilakukan secara frontal pada suatu posisi pertahanan yang statis dengan mengandalkan pada kekuatan senjata semata – mata. Nemun harus dilakukan dengan suatu operasi ofensif oleh suatu kondisi medan dengan cuaca serta unsur pendadakan. Bahwa tugas satuan yang melakukan perlawanan terhadap tentara pendudukan belanda dapat beroperasi dengan mobilitas yang menandai berkat penguasaan wilayah, dukungan dan bantuan rakyat serta fungsinya pemerintahan darurat setempat. Bahwa gerakan perlawnan terhadap tentara pendudukan belanda telah menggagalkan sasaran dan tujuan aksi polisionil yang diharapakan baik dalam artio militer, ekonomis maupun politis
  • 9. 9 | P a g e b. Perang Kemerdekaan II ( aksi polisionil II ) Pengalaman yang diambil dari perang kemerdekaaan I , bahwa untuk megagalkan aksi tujuan agresi militer dan pendudukan tentara jepang harus dilancarkan operasi ofensif oleh satuan mobil yang menguasai wilayah operasi serta unsur – unsur pemerintahan sipil yang membantu penguasa militer setempat, pada tanggal 9 November 1948 dikeluarkan intruksi penglima besar yang lebih dikenal sebagai “pemerintah siasat no.1”. Intruksi panglima besar yang dikenal sebagai Pemerintah siasat 1 kemudian disah kan pemerintah dengan peraturan pemerintah No. 33 tahun 1948 yang pada perang kemerdekaan II dikenal dengan PP-30. PP-30 antara lain menetapkan “bahwa semula alat kekuasaan negara berada dibawah pemerintahan militer dan semua bahan serta jawaban penting di militerisasi” c. Pengalaman Setelah Pengakuan Kedaulatan ( 1950 – 1965 ) 1. Menumpas pemberontakan dan insurjensi Penumpasan pemberontakan dan insurjensi telah menempatkan perang / bersenjata republik indonesia pada suatu posisi atau status sebagai “bhayangkara” negara kesatuan republik indonesia terhadap gerakan separatisme, sebagai penyelamat ideologi negara pancasila dan UUD 1945 terjadap ancaman gerakan ekstrim kiri dan ekstri kanan, sebagai pelindung segenap bangsan indonesia dan seluruh tumpah darah indoensia dari ganguan keamanan di dalam negri baik yang dibantu atau tanpa bantuan dari luar dan sebagai penegak kewibawaan pemerintah terhadap berbagai rongrongan yang dilancarkan oleh unsur – unsur atau kegiatan yang ingin memaksakan kehendak dengan cara cara yang inkostitusional. - Menumpas pemberontakan PKI / Muso dan G30S/PKI - Pemberontakan DI/TII ( kartosuwiryo, kahar muzakar, dan daud beureueh) - Pemberontakan PRRI / PERSEMESTA - Pemberontakan RMS 2. Mengusir kekuatan belanda dari Irian Jaya ( Irian Barat) Pembebasan irian jaya / irian barat dari belanda yang masih bercokol di irian jaya, dilaksanaakn dengan operasi tempur gabungan yang terdiri atas komponen darat, laut, dan udara dengan menampilkan operasi lintas udara dan infiltrasi
  • 10. 10 | P a g e satuan tempur dari laut dalam rangkan mewujudkan negara kesatuan republik indonesia. Pembebasan irian barat telah membuka lembaran baru, karena disamping dimilikinya alat peralatan dan senjata nuklir oleh angkatan perang pada waktu itu, selain kekuatan militer sebagai unsur kekuatan nasional, maka kegiatan diplomasi di forum PBB merupakan aspek yang saling menunjang dan saling memperkuat terhadap perjuang bangsa dalam rangka mempersatukan wilayah nasional dari sabang samapi marauke dengan menggunakan kekuatan militer yang didukung oleh kegiatan diplomasi serta dukungan rakyat. 4. SISTEM PERTAHANAN KEAMANAN RAKYAT SEMESTA Sistem Pertahanan Rakyat Semesta adalah suatu system pertahanan keamanan dengan komponen yang terdiri dari seluruh potensi, kemampuan, dan kekuatan nasional yang bekerja secara total, integral serta berlanjut untuk mewujudkan kemempuan dalam upaya pertahanan keamanan Negara. Sistem Pertahanan Keamanan Rakyat Semesta (sishankamrata) bersifat semesta dalam ruang lingkup dan semesta dalam pelaksanaannya.(Zainal Ittihad Amin,(2007)). Dari pejelasan yang dipaparkan dalam buku Pendidikan Kewarganegaraan Zailal Ittihad Amin (2007), bahwa Sistem Pertahanan Keamanan Rakyat Semesta, merupakan suatu system pertahan yang memiliki potensi, kemampuan dan kekuatan nasional, yang tidak alin hanya utnuk mencapai satu tujuan yaitu kemampuan pertahanan dan keamanan Negara. 5. POKOK – POKOK GAGASAN Untuk memenangkan peprangan baik terhadap penyerbuan dari luar wilayah nasional maupun pemberontakan didalam negri diperlukian bukan hanya penggunaan kekuatan fisik manusia dan senjata teknologi saja tetapi juga pemanfaatan semua potensi atau kekuatan yang ada di wilayah tersebut . potesin atau kekuatan ini berupa potensi atau kekuatan idieologi, politik,ekonomi,sosial budaya, dan pertahanan keamanan Dalam kondisi (musuh lebih unggul) diusahakan untuk menukar ruang dalam arti mengobarkan posisi atau daerah dengan mencari kesempatan dan waktu yang lebih baik untuk meyerang musuh di tempat lain. Waktu yang dibutuhkan untuk mengubah kondisi tersebut diatas menjadi kondisi yang lebih menguntungkan, umpamanya dengan
  • 11. 11 | P a g e menyerang pos-pos musuh yang terpencil letaknya dan satuan-satuan kecil , serangan ,mendadak dan atau penghadangan terhadap, iring-iringan musuh lebih besar atau dalam keadaan lengah. Dengan demikian boleh dikatakan, bahwa perjuagan negara indonesia dibidang pertahanan keamanan bersifat semesta dalam konsep, semesta dalam ruang lingkup dan semesta dalam pelaksanaan dengan mempergunakan dua cara pendekatan secara serasi, ialah mempergunakan penguasa potensi wilayah atau segenap kekuatan yang terkandung di dalamnya. Pelajaran-pelajaran tersebut berkembang menjadi azaz-azaz perpaduan antara sistem senjata teknologi dan sistem senjata teknologi dan sistem senjata sosial dalam konsep sistem pertahanan keamanan rakyat sementara 6. FAKTOR LINGKUNGAN YANG MEMPENGARUHI SISTEM PERTAHANAN KEAMANAN Faktor yang mempengaruhi suatu sistem pertahan keamanan adalah faktor lingkungan. Bagi sistem pertahanan keamanan indonesia faktor lingkungan tersebut adalah sebagai berikut : a. Faktor geografi Dipandanf dari segi letaknya indonesia berada dalam posisi yang sangat unik, ialah di antara dua samudra dan dua benua, serta ditrengah-tengah sistem kehidupan bangsa yang berlainan, bahkan terdapat yang saling bertentangan. Sistem ini harus dapat mencangkup komponen-komponen yang dapat menangani tugas-tugas dan pemantapan wilayah indonesia sebagai basis perjuangan dan basis pembina potensi. Jelasnya yang mampu mengusahakan terciptanya tata bina dan tata guna masyarakat yang kebal terhadap usaha- usaha subversi lawan dan menyiapkan wilayah yang menguntungkan bagi pertahanan keamanan. Ditinjau dari bentuk geografinya , maka indonesia terdiri dari beribu- ribu pulau besar-kecil. Pulau-pulau besar seperti sumatra, jawa,kalimantan,sulawesim,dan irian jaya masing-masing memberikan cukup ruang dan kedalaman untuk menyusun perlawanan yang berlanjut. Sedangkan pulau-pulau lainnya berbentuk memanjang dan sempit yang sulit dipertahankan, namun memberikan kemungkinan-kemungkinan sebagai tempat persembunyian kapal perang kecil,kapal buruh cepat atau kapal selam.
  • 12. 12 | P a g e b. Demografi Dilihat dari jumlah penduduknya, indonesia menempati tempat yang ke 5 di dunia . penyediaan tenaga manusia jelas cukup besar. Tetapi karna penyebarannya kurang merata, maka terdapat disatu pihak daerah-daerah yang amat langka akan tenaga manusia, dilain pihak terdapat daerah-daerah yang kelebihan tenaga manusia. Dipandang dari segi pertahanan-keamanan, hal-hal tersebut diatas membawa akibat-akibat mudahnya timbul pertentangan-pertentangan sosial dan timbulnya kesulitan-kesulitan dalam penyediaan pangan, karna kepadatan penduduk membutuhkan lebih banyak wilayah untuk keperluan-keperluan perumahan dan prasarana-prasarana pendukung lainnya, sehingga wilayah untuk berladang/pertanian makin menyempit. c. Sumber alam Bangsa indonesia telah dikaruniai oleh tuhan yang maha esa sumber alam yang cukup, baik yang masih merupakan suatu potensi jasa maupun yang sudah merupakan kekayaan alam. Diantara jenis-jenis sumber alam yang terdapat di indonesia ada yang tidak merata penyebarannya diseluruh dunia. Padahal banyak negara yang membutuhkannya demi untuk kelancaran perputaran roda ekonomi negara-negara bersangkutan. Keadaan ini memberikan kepada indonesia 2 kemungkinan , ialah : - Kekuatan pada perundingan-perundingan internasional, tegasnya memberikan kepada indonesia suatu bargaining position dalam memperjuangkan kepentingan-kepentingan nasional. - Mengundang ancaman atau campur tangan negara-negara asing yang membutuhkan sumber alam tersebut, bila mereka tidak atau kurang mempunyai keyakinan, bahwa ketahanan nasional bangsa indonesia cukup tinggi dan sistem pertahan-keamananya cukup ampuh untuk menghadapi ancaman-ancaman tersebut. Masalah sumber alam ini juga membuka peluang timbulnya ketegangan, keresahan, dan gangguan, antara lain bila hasil sumber alam tersebut manfaatnya tidak dirasakan secara merata oleh rakyat indonesia dalam bentuk pembangunan sarana dan prasarana bagi peningkatan daya dukung maupun pendapatan daerah, khususnya daerah-daerah yang langka akan sumber- sumber alam.
  • 13. 13 | P a g e BAB III PENUTUP 1. Kesimpulan Pertahanan adalah sebuah system yang harus diterapkan sebagai sebuah kesadaran bersama antara Negara, pemerintah, masyarakat, dan seluruh tatanan. Pertahanan Negara melingkupi bidang-bidang a. Politik b. Social c. Budaya d. Persatuan ancaman-ancaman lain terhadap keselamatan bangsa dan Negara, Persoalan siapa yang harus bertanggungjawab untuk menjawab ancaman keamanan tertentu menjadi rumit dan politikal: rumit, karena perkembangan konsep dan ketidapastian setelah berakhirnya Perang Dingin dan politikal, karena landasan konstitusiona1, sejarah, maupun realita politik bisa menjadi kekuatan inersia untuk membangun pola pembagian kerja baru. Salah satu konsekuensi penting adalah perlunya ketentuan yang mengatur level of engagement dan instrumen yang boleh digunakan dalam setiap bagian dari spektrum ancaman terhadap keamanan nasional. 2. Saran Saran-saran dalam menerapkan sistm pertahanan nasional adalah: - Sebagai pelajar ada baiknya menghindari pengaruh negative seperti narkoba, pergaulan bebas, dan kriminalitas. - Menyikapi perbedaan suku bangsa, ras, atau agama di negera kita sebagai keragaman yang indah untuk saling memahami dan bertukar pengetahuan. - Tidak memicu atau ikut dalam tawuran atau perkelahian antar pelajar.
  • 14. 14 | P a g e Referensi : - Lembaga Ketahanan Nasional.1991. Kewiraan Untuk Mahasiswa. Dirjend Pendidikan Tinggi Depdikbud & PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta - http://id.wikipedia.org/wiki/Sejarah_Pertahanan_Indonesia