1. B. Saran
Berdasar uraian dan kesimpulan hasil wawancara ini, kami mengimbau
kepada masyarakat agar menyikapi secara aktif dan mandiri apabila ingin
menangani masalah pendidikan bagi rakyat kurang mampu agar mampu
merasakan pendidikan setinggi mungkin. Menurut pemerintah sendiri,
penanganan masalah ini sebenarnya lebih cocok apabila ditangani oleh pihak yang
secara langsung berinteraksi dengan anak-anak kurang mampu, misalnya sekolah,
karena pihak inilah yang mengetahui secara pasti kebutuhan yang benar-benar
diperlukan bagi anak. Selain itu, menurut narasumber, Kabupaten Purworejo yang
lebih membidik potensi pertanian, anak-anak yang dianggap kurang mampu pun
tidak terlalu membutuhkan dana tambahan untuk menopang kelanjutan sekolah
mereka karena menurut beliau, dengan potensi alam yang kita miliki, kita bisa
tampil “beda”, tidak harus mengikuti kebiasaan, yaitu mendalami studi seputar
teknologi seperti negara-negara besar lain, sudah cukup dengan sekolah kejuruan.
Sebagai masyarakat, sebaiknya kita menjalin komunikasi yang baik
dengan pemerintah. Hal ini juga penting karena beberapa kebijakan pemerintah,
dalam bahasan kali ini tentu saja masalah pendidikan bagi anak kurang mampu,
sering tidak kita ketahui, terjadi kesalah pahaman, bahkan menimbulkan anggapan
negatif terhadap kerja pemerintah. Misalnya saja dalam hal ini, menurut
pemerintah, pihaknya telah memberikan solusi berupa lebih mendorong
rakyatnya, terutama yang kurang mampu, agar memilih sekolah kejuruan untuk
menyekolahkan anaknya. Namun demikian, masih banyak masyarakat yang
belum tahu bahwa pemerintah telah memberikan saran berupa anjuran tersebut
sehingga menganggap pemerintah tidak pernah bekerja dengan benar.
2. MOTTO
“Kehidupan punya banyak pintu masuk, barangkali ikan tidak sukses melewati
pintu di puncak ranting, tapi ia akan tersenyum melewati pintu di dalam air”
(Penulis)
“Setelah menanam benih petani menanti setengah tahun lagi”
(Penulis)
“Kadang sesuatu yang nyata adalah sesuatu yang tidak terlihat”
(Penulis)
“Di mana Bumi dipijak, di situ langit dijunjung”
“Rezeki bisa berarti bertambahnya keberuntungan dan bisa berarti berkurangnya
malapetaka”
(Penulis)
“Apakah diterima ibadah seorang hamba sedang ia lalai dalam ibadahnya
(gemar melakukan dosa)?”
(Penulis)
Warga jangan mudah dikompori sehingga menduga tidak ada usaha dari
pihak pemerintah
Warga ikut berpartisipasi secara aktif agar pemerintah tidak kebingungan
untuk merencanakan program, dan program yang telah terencana dapat
dilaksanakan