Ekonomi Indonesia sedang mengalami goncangan yang disebabkan oleh berbagai faktor global dan domestik seperti kesenjangan sosial, pengangguran, tantangan Masyarakat Ekonomi ASEAN, dan polusi. Pemerintah diperkirakan mampu mempertahankan pertumbuhan ekonomi 5,5-5,8% di tengah krisis, namun tantangan yang dihadapi sangat berat. Pemerintah perlu mereformasi regulasi secara dinamis dan menegakkan hukum untuk mele
1. Goncangan Ekonomi
Oleh: Tita Novitasari
Ekonomi Indonesia saat ini sedang mengalami fasten seat belt. Fasten Seat Belt, Ketika pesawat
terbang memasuki area turbulensi atau cuaca yang kurang baik, maka pilot akan meminta
penumpang mengenakan sabuk pengaman seraya menyalakan lampu tanda Fasten Seat Belt
tersebut. Beberapa saat kemudian seisi pesawat akan merasakan getaran bahkan guncangan.
Kadang berlangsung sebentar, kadang berlangsung lama. Kadang terguncang hebat, kadang
sekedar getaran kecil; yang pasti secara mental seisi pesawat telah bersiap menghadapinya
(Adiwarman A Kariem).
Ekonomi Indonesia sedang mengalami turbulensi yang diakibatkan oleh banyak sekali faktor.
Kita patut bersyukur sebab nyatanya bukan Indonesia seorang yang mengalami kekacauan
ekonomi ini, banyak negara di dunia yang juga dilanda berbagai macam krisis bahkan krisis yang
lebih mengerikan. Namun kenyataan ini malah lebih buruk lagi. Indonesia harus berpikir keras
mengenai bagaimana caranya mempertahankan keberuntungan ini. Kabarnya, di tengah krisis
ekonomi global, ekonomi Indonesia diproyeksikan tumbuh 5,5 persen tahun ini. Pemerintah, BI,
BPS dan beberapa pihak lain memperkirakan ekonomi Indonesia tumbuh 5,5 - 5,8 persen.
Kemudian, mampukah ekonomi Indonesia terus tumbuh seperti perkiraan pihak-pihak elit
tersebut? Di lain sisi, situs ekonomi yakni World Economic Forum memberitahukan kepada kita
tentang seberapa rusaknya krisis yang dihadapi sekarang ini.
World Economic Forum menerbitkan The Outlook on the Global Agenda 2015 yang memuat
sepuluh persoalan ekonomi dunia. Pertama, semakin dalamnya kesenjangan antara kaya dan
miskin. Kedua, kenaikan tingkat pengangguran. Ketiga, lemahnya kepemimpinan dunia.
Keempat, meningkatnya persaingan kekuatan strategis dunia. Kelima, melemahnya demokrasi.
Keenam, meningkatnya polusi di negara-negara berkembang. Ketujuh, meningkatnya bencana
alam akibat cuaca ekstrim. Kedelapan, meningkatnya sentimen nasional dalam pengelolaan
ekonomi. Kesembilan, meningkatnya kelangkaan air bersih. Kesepuluh, meningkatnya wabah
penyakit dan dampak ekonominya. World Economic Forum dan IMF juga merangkum keadaan
ekonomi dalam tiga kata yaitu warisan masalah (legacies), suram (clouds), dan ketidakpastian
(uncertainties).
2. Persoalan dunia yang pertama ialah kesenjangan antara kaya dan miskin yang semakin tinggi, di
Indonesia kesenjangan tersebut sudah sangat lama kita hadapi. Pengangguran, krisis
kepemimpinan, tantangan MEA (Masyarakat Ekonomi Asean), polusi, kebakaran hutan,
kemarau yang berkepanjangan, kekeringan, kelangkaan air bersih, wabah penyakit, dll
merupakan persoalan-persoalan lama dan baru yang menumpuk di Indonesia. Semuanya itu
mesti dihadapi sekaligus. Belum lagi harga-harga sembako yang mengalami inflasi, harga daging
yang melambung tinggi, serta kabar bahwa adanya mafia dibalik krisis pangan tersebut.
Indonesia mengalami goncangan -bukan getaran lagi- yang berlangsung lama. Mental
masyarakat Indonesia jelas-jelas mesti siap menghadapi goncangan tersebut. Dan, โpilotโ
Indonesia pun harus lebih siap segalanya, mereka harus mampu menenangkan masyarakatnya
mengenai krisis yang di alami serta harus pula mampu menormalkan kondisi dan menyelamatkan
semuanya. Jika sampai terjatuh, maka apalagi yang mampu diucapkan.
Fasten seat belt berarti pesawat yang mengalami turbulensi namun pesawat dituntut untuk terus
terbang dalam kehatian-hatian. Indonesia yang tengah mengalami turbulensi ini, maka Indonesia
pun dituntut untuk menjalankan solusinya dengan penuh kehatian-hatian. Solusi tersebut tentu
akan disisipkan pada regulasi pemerintahan. Regulasi yang dinamis yang terus diperbarui dengan
banyak solusi segar nampaknya ialah hal yang dibutuhkan oleh Indonesia saat ini.
Tak dapat dipungkiri bahwa semuanya bermuara pada pemerintah. Pemerintahan yang sehat
(good governance) menjadi dambaan bagi masyarakat Indonesia. Pemerintahan yang sehat
ditandai dengan regulasinya yang dinamis, hukumnya yang fleksibel dan pasti, para pelakunya
yang terbebas dari korupsi, suap, dan hal lain yang merugikan negara serta bersikap transparan
atas kebijakan-kebijakan yang dibuat. Pemerintahan mesti mampu menjalankan regulasinya
dengan baik serta menegakan hukum dengan tegas, sehingga goncangan ekonomi ini secara
perlahan namun pasti dapat dilalui dengan selamat.