1. Komponen Sistem Refrigerasi pada Freeze Dryer
3.1 Komponen Sistem Refrigerasi
Komponen-komponen sistem refrigerasi kompresi uap dapat digolongkan menjadi
komponen utama dan komponen pendukung/tambahan (komponen kontrol dan
kelistrikan).
3.1.1 Komponen Utama
Secara umum komponen utama sistem refrigerasi kompresi uap meliputi
kompresor, kondenser, alat ekspansi dan evaporator. Namun pada Freeze Dryer
terdapat komponen-komponen utama lainnya yang dialiri refrigeran sekunder
berupa silicone oil. Komponen-komponen tersebut berupa pompa sirkulasi, heater
dan Heat Exchanger.
a. Kompresor
Kompresor dalam sistem refrigerasi merupakan komponen utama yang
mengkompresikan refrigeran. Kompresor menghisap refrigeran dari suction line
sehingga tekanan di evaporator menjadi rendah. Setelah itu, refrigeran
dikompresikan menuju discharge line sehingga tekanan di kondenser menjadi
tinggi. Refrigeran akan bersirkulasi ke seluruh bagian sistem refrigerasi karena
adanya perbedaan tekanan antara sisi tekanan tinggi dan sisi tekanan rendah.
Menurut Arismunandar dan Saito (2005: 127) kompresor dapat dibagi
dalam dua jenis utama, yaitu kompresor positif, dimana gas dihisap masuk ke
dalam silinder dan dikompresikan; dan jenis kompresor non-positif, dimana gas
yang dihisap masuk dipercepat alirannya oleh sebuah impeller yang kemudian
mengubah energi kinetik untuk menaikkan tekanan.
Selanjutnya Arismunandar dan Saito (2005: 128) mengelompokkan
kompresor
menjadi
beberapa
macam
berdasarkan
bentuknya,
kompresinya, kecepatan putar, gas refrigeran dan konstruksinya.
1. Kompresor menurut bentuknya
Jenis vertikal
Jenis horizontal
Jenis silinder banyak (jenis V, W dan VV)
metode
2. 2. Kompresor menurut metode kompresinya
Metode kompresi positif
Kompresor torak (kerja tunggal atau ganda)
Kompresor torak tingkat ganda
Kompresor putar
Kompresor sekrup
Metode kompresor sentrifugal
Kompresor sentrifugal satu tingkat
Kompresor sentrifugal tingkat ganda
3. Kompresor menurut kecepatan putar
Jenis kecepatan rendah
Jenis kecepatan tinggi
4. Kompresor menurut gas yang dikompresi
Kompresor Ammonia
Kompresor refrigeran
Kompresor CO2
5. Kompresor menurut konstruksinya
Kompresor open type (terbuka)
Kompresor hermetic
Kompresor semi hermetic
Sistem refrigerasi untuk temperatur rendah dengan perbandingan kompresi
yang tinggi dan memerlukan range temperatur yang luas, maka lebih baik dan
ekonomis jika menggunakan kompresor multi stage reciprocating atau
centrifugal/screw (United Nations Environment Programme, 2006: 14).
Sistem refrigerasi multi stage menggunakan dua buah kompresor atau lebih yang
dipasang secara seri. Kompresor tahap pertama biasa disebut sebagai low-stage
compressor.
Kompresor
tahap
kedua
disebut
high-stage
compressor.
Kedua kompresor bertingkat ini digerakkan oleh motor yang sama.
Kompresor yang digunakan pada Freeze Dryer model Lyofast 40 yaitu
kompresor screw 2 stage berjenis semi hermetic. Kompresor ini menggunakan
sepasang rotor yang berbentuk ulir. Rotor itu terdiri dari male rotor dan female
3. rotor yang dilengkapi oleh oil injection. Male rotor mempunyai ulir yang
permukaannya cembung. Female rotor mempunyai ulir yang permukaannya
cekung. Pasangan rotor ini berputar dalam arah saling berlawanan, seperti
sepasang roda gigi. Male rotor digerakkan oleh motor listrik, sedangkan female
rotor digerakkan oleh male rotor. Poros motor listrik dihubungkan dengan poros
male rotor secara langsung. Oli akan melumasi rotor dan bearing serta
mendinginkan refrigeran terkompresi.
Gambar 3.1 Potongan Kompresor Screw: (A) male rotor. (B) female rotor.
(C) dinding silinder
Sumber: (Althouse, Turnquist dan Bracciano, 2006: 163)
Mekanisme kompresor screw melakukan gerak tiga langkah yaitu proses
penghisapan, kompresi, dan pengeluaran. Saat rotor berputar maka ruang yang
terbentuk antara lekukan (lobe) rotor dan dinding silinder akan bergerak ke arah
aksial sehingga refrigeran dimampatkan. Gambar 3. menunjukkan bahwa proses
penghisapan, kompresi dan pengeluaran dilakukan secara berurutan oleh rotor
sekrup. Rotor yang seimbang dan berputar murni tanpa ada bagian yang bergerak
bolak-balik membuat aliran refrigeran yang dikompresi menjadi berkelanjutan
(continuous) sehingga menghasilkan vibrasi yang kecil. Fluktuasi aliran maupun
momen puntir poros menjadi sangat kecil. Oleh karena itu, kompresor screw
cocok untuk beroperasi pada putaran tinggi. Ukurannya menjadi lebih kecil
dibandingkan kompresor torak untuk daya yang sama pada putaran tinggi.
Usia pemakaian pun relatif lebih panjang dibandingkan kompresor reciprocating.
4. Gambar 3.2 Mekanisme Kompresor Screw: (A) refrigeran dihisap masuk melalui
suction inlet kompresor. (B) refrigeran mulai dikompresi. (C) kompresi refrigeran
(D) refrigeran terkompresi mulai dikeluarkan (E) pengeluaran refrigeran
terkompresi tahap akhir.
Sumber: (Althouse, Turnquist dan Bracciano, 2006: 163)
Gambar 3.3 Konstruksi Kompresor Screw
Sumber: (Althouse, Turnquist dan Bracciano, 2006: 164)
b. Condenser
Condenser adalah komponen untuk mengkondensasikan (mengembunkan)
refrigeran. Condenser akan melepas kalor laten dari uap refrigeran bertekanan
tinggi sehingga fasenya berubah menjadi cairan. Pelepasan kalor di condenser
dibantu oleh media udara, air atau gabungan udara dan air. Media untuk pelepasan
kalor akan menentukan jenis condenser yang cocok digunakan pada sistem
refrigerasi. Jenis-jenis condenser tersebut yaitu air cooled condenser (condenser
5. berpendingin udara), water cooled condenser (condenser berpendingin air) dan
evaporative condenser (condenser berpendingin udara dan air).
Condenser yang digunakan pada Freeze Dryer model Lyofast 40 yaitu
jenis water cooled condenser. Berdasarkan konstruksinya, condenser ini adalah
jenis shell and tube. Condenser jenis ini terdiri dari tabung shell baja, di bagian
dalamnya terdapat beberapa pipa lurus yang tersusun secara paralel. Ujung dan
pangkal pipa-pipa tersebut dibatasi oleh pelat (tube sheet).
Air pendingin (condensing water) mengalir di dalam pipa-pipa, sedangkan
refrigeran mengalir di luar pipa (di dalam shell). Air pendingin disirkulasikan oleh
pompa dari cooling tower menuju condenser. Pengaturan tekanan masuk (water
in) dan keluar (water out) dilakukan secara manual memakai gate valve. Pipa-pipa
air memiliki temperatur yang lebih rendah dibandingkan shell refrigeran, sehingga
terjadi perpindahan kalor dari refrigeran kepada air. Selanjutnya air yang keluar
dari condenser didinginkan oleh cooling tower.
Gambar 3.4 Konstruksi Water Cooled Condenser Jenis Shell and Tube
Sumber: http://bitzer.de/eng/productservice/p3/754
c. Katup Ekspansi Termostatik (Thermostatic Expansion Valve)
Menurut
Arismunandar
dan
Saito
(2005:
165)
katup
ekspansi
dipergunakan untuk mengekspansikan secara adiabatik cairan refrigeran yang
bertekanan dan bertemperatur tinggi sampai mencapai tingkat keadaan tekanan
dan temperatur rendah. Selain itu, katup ekspansi mengatur pemasukan refrigeran
sesuai dengan beban pendinginan yang harus dilayani oleh evaporator. Katup
ekspansi mengatur supaya evaporator dapat selalu bekerja sehingga diperoleh
efisiensi siklus refrigerasi yang maksimal.
6. Katup ekspansi yang digunakan pada Freeze Dryer model Lyofast 40 yaitu
jenis Thermostatic Expansion Valve atau biasa disingkat TXV dengan external
equalizer. Menurut Handoko K. (1987: 22) katup ekspansi termostatik dapat
mengatur jumlah refrigeran yang mengalir ke evaporator sesuai dengan beban
evaporator dan mempertahankan efisiensi evaporator yang maksimum pada setiap
keadaan beban evaporator yang berubah-ubah. Katup ekspansi termostatik dapat
mempertahankan gas superheat yang konstan pada setiap perubahan beban di
evaporator. Besarnya superheat dapat diatur dengan memutar baut (adjusting
screw) pada katup ekspansi termostatik.
Gambar 3.5 Konstruksi Thermostatic Expansion Valve
Sumber: http://tom75wang.en.made-inchina.com/product/UzmxEHQGxnhk/China-Expansion-Valve.html
Perubahan diameter yang cukup besar antara inlet dan outlet TXV
membuat tekanan refrigeran mengalami penurunan yang cukup tajam, tetapi laju
alirannya meningkat. Refrigeran akan di-spray (disemprotkan) sehingga wujudnya
menjadi campuran antara cair dan uap. Menurut Hasan dan Widodo (2008: 120)
akibatnya akan terjadi ekspansi panas. Hasil ekspansi panas ini berupa penurunan
temperatur liquid refrigeran yang keluar dari katup ekspansi. Selanjutnya liquid
refrigeran yang bertemperatur dan bertekanan rendah tersebut disalurkan ke
evaporator.
Kerugian tekanan (pressure drop) pada pipa menyebabkan tekanan inlet
dan outlet evaporator tidak sama. Jika rugi tekanan cukup besar, maka dapat
7. berakibat pada setting superheat yang terlalu besar. Pemasangan TXV dengan
external equalizer dapat mengatasi hal tersebut.
Gambar 3.6 Potongan Thermostatic Expansion Valve
Sumber: http://hvactutorial.wordpress.com/sectioned-components/expansionvalves/txv-with-external-equalizer/
Sensing bulb di bagian atas diafragma TXV ditempelkan dengan outlet
evaporator sehingga dapat mendeteksi atau merespon langsung perubahan
temperatur. Equalizer port (sambungan external equalizer) dihubungkan dengan
outlet evaporator pada posisi setelah sensing bulb. Hal ini menjadikan tekanan
outlet evaporator yang terdeteksi oleh TXV dapat mengimbangi tekanan fluida di
dalam sensing bulb dan aliran refrigeran pun dapat diatur. Tekanan outlet
evaporator dan tekanan pegas pengatur superheat akan menekan diafragma ke
atas dan menutup lubang (orifice) TXV. Tekanan fluida di dalam sensing bulb
akan menekan diafragma ke bawah dan membuka lubang (orifice) TXV. Besarnya
bukaan lubang (orifice) TXV tergantung dari besarnya tekanan outlet evaporator,
tekanan pegas pengatur superheat dan tekanan fluida sensing bulb. Perubahan
beban di evaporator direspon dengan perubahan besarnya tekanan outlet
8. evaporator, tekanan pegas pengatur superheat dan tekanan fluida sensing bulb
sehingga terjadi penyesuaian aliran refrigeran secara otomatis.
d. Evaporator
Evaporator adalah komponen untuk menguapkan refrigeran yang mengalir
di dalamnya. Refrigeran tersebut keluar dari alat ekspansi kemudian saat berada di
evaporator akan menyerap kalor dari produk yang akan didinginkan. Perpindahan
kalor dari produk menuju dinding-dinding evaporator yang bertemperatur lebih
rendah menyebabkan refrigeran menguap. Evaporasi (penguapan) refrigeran
terjadi pada tekanan rendah di sepanjang pipa evaporator. Saat berada di outlet
evaporator diharapkan refrigeran sudah berwujud uap jenuh karena akan
dikompresi. Pemberian panas lanjut (superheat) pun sering dilakukan untuk
menjamin supaya kompresor tidak menghisap cairan refrigeran.
Evaporator yang digunakan pada Freeze Dryer model Lyofast 40 yaitu
jenis dry or direct expansion dengan konstruksi berupa finned tube evaporator
dan flooded evaporator dengan konstruksi berupa plate surface evaporator.
Finned tube evaporator ditempatkan di ruangan pengembunan (condenser),
sedangkan plate surface evaporator terdapat di ruangan pengering (drying
chamber).
Plate surface evaporator ini biasa disebut sebagai shelf cooling coil karena
disusun membentuk rak (shelf) untuk menyimpan botol/vial vaksin. Shelf cooling
coil dialiri silicone oil yang selalu berwujud cairan/liquid. Jika terjadi kebocoran
pada shelf cooling coil, maka silicone oil cair tidak akan menyebar ke seluruh
bagian dalam ruangan pengering (drying chamber) sehingga tidak akan
mengkontaminasi seluruh botol vaksin.
Proses pendinginan uap air yang terkandung di dalam vaksin sampai
membeku berlangsung dengan cepat (fast freezing). Temperatur shelf cooling coil
pada proses ini dipertahankan sebesar -45 OC. Sebelum proses freezing selesai,
pompa vakum bekerja kemudian main valve (katup yang membatasi drying
chamber dan ruangan pengembunan) membuka. Pompa vakum menghisap udara
dan uap air dari dalam drying chamber dan condenser sehingga tekanannya
menjadi sangat rendah. Heater bekerja sesaat sehingga terjadi proses sublimasi
uap air.
9. Evaporator di ruangan pengembunan berfungsi untuk mengembunkan uap
air yang telah tersublimasi di ruangan pengering (drying chamber). Hal ini dapat
meminimalisasi uap air yang terhisap oleh pompa vakum. Evaporator di ruangan
pengembunan dialiri R-404A. Saat proses pembekuan uap air di ruangan
pengering (drying chamber), R-404A dikondisikan pada temperatur kamar.
Saat proses drying, R-404A dikondisikan pada temperatur -75 OC.
e. Heat Exchanger
Heat Exchanger adalah komponen yang menukar kalor dari suatu fluida
dengan kalor dari fluida lain. Masing-masing fluida memiliki temperatur yang
berbeda, sehingga kalor dapat berpindah dari fluida bertemperatur tinggi menuju
fluida bertemperatur rendah. Heat Exchanger yang digunakan pada Freeze Dryer
adalah tipe Brazed Plate Heat Exchanger (BPHE). Heat Exchanger tersebut
dibedakan menjadi:
1.
Shelf Cooling Heat Exchanger
Heat Exchanger ini berguna untuk menukar kalor antara silicone oil
dengan R-404A. Temperatur silicone oil cair akan mengalami penurunan karena
kalor sensibelnya diambil oleh R-404A. Kalor sensibel silicone oil akan
menguapkan (mengevaporasikan) R-404A.
2.
Oil Cooling Heat Exchanger
Heat Exchanger ini berguna untuk menukar kalor antara oli kompresor
dengan air. Oli kompresor didinginkan oleh air yang disirkulasikan dari cooling
tower. Aliran air yang memasuki Oil Cooling Heat Exchanger diatur secara
termostatik oleh Water Regulating Valve.
3.
Interstage Heat Exchanger
Heat Exchanger ini berguna sebagai subcooler untuk R-404A yang memasuki
saluran interstage.
10. Gambar 3.7 Konstruksi Brazed Plate Heat Exchanger
Sumber: http://www.monstermarketplace.com/heating-supplies/trinity-brazeplate-heat-exchanger-la-1430-82011
f. Pompa Sirkulasi Silicone Oil
Pompa sirkulasi pada Freeze Dryer model Lyofast 40 digunakan untuk
mensirkulasikan silicone oil cair dari shelf cooling coil menuju heater,
Heat Exchanger dan kembali ke shelf cooling coil. Silicone oil merupakan
refrigeran sekunder yang selalu berwujud cairan/liquid dan menyerap kalor dari
vaksin. Silicone oil disirkulasikan oleh dua buah pompa yang dipasang secara
paralel. Kedua pompa bekerja secara bergantian (saling mem-back up), misalnya
pompa 1 bekerja saat proses freezing, pompa 2 bekerja saat proses drying, dan
seterusnya.
g. Heater
Heater digunakan untuk memanaskan silicone oil cair yang bersirkulasi.
Pemanasan silicone oil diperlukan saat proses drying (pengeringan uap air yang
terkandung di dalam vaksin). Pemanasan berlangsung sebelum pengambilan kalor
silicone oil oleh R-404A di dalam Heat Exchanger. Heater akan segera
meningkatkan temperatur silicone oil saat proses drying dimulai dan berhenti
bekerja setelah temperatur shelf cooling coil tercapai. Setiap kali temperatur shelf
cooling coil lebih rendah daripada deviasi yang ditentukan, maka heater otomatis
bekerja. Kerja heater sangat tergantung pada sensor temperatur shelf cooling coil.
3.1.2 Komponen Pendukung
Komponen pendukung/tambahan diperlukan untuk mengoptimalkan kerja
sistem refrigerasi sehingga performansinya dapat lebih baik. Komponen
pendukung ini meliputi alat-alat kontrol dan komponen-komponen perpipaan.
11. Komponen-komponen pendukung yang digunakan pada Freeze Dryer model
Lyofast 40 diantaranya sebagai berikut.
a. Filter Drier
Gambar 3.8 Konstruksi Filter Drier
Sumber: http://www.ecvv.com/product/3016342.html
Komponen ini berfungsi untuk menyaring kotoran dan menyerap uap air
yang masih bersirkulasi di dalam sistem refrigerasi. Filter drier dipasang pada
liquid line, setelah kondenser dan sebelum katup ekspansi. Drier (pengering)
berbentuk silinder dengan diameter dan panjang berbeda-beda sesuai keperluan.
Bahan pengering atau yang biasa disebut sebagai desiccant dibuat dari senyawa
kimia, seperti Silica gel, Aluminium Oksida dan Kalsium Klorida. Penggantian
desiccant dilakukan saat uap air tidak dapat diserap lagi oleh desiccant yang telah
jenuh.
b. Accumulator
Accumulator adalah komponen yang memisahkan refrigeran cair sehingga
tidak masuk ke kompresor. Refrigeran yang masih berwujud cair akan terpisah
dari uap refrigeran. Accumulator mengumpulkan refrigeran cair pada bagian
bawah, sedangkan uap refrigeran berada di bagian atasnya sehingga dapat
mengalir menuju kompresor. Accumulator dipasang pada suction line atau di
antara evaporator dan kompresor.
c. Oil Filter
Oil filter berfungsi sebagai penyaring kotoran yang mengalir bersama oli
kompresor. Oil filter terdiri dari screen, cartridge, handle dan retainer/seal.
12. Head/penutup oil filter dapat dibongkar-pasang sehingga komponen-komponen di
dalamnya mudah dikeluarkan dan dibersihkan. Oil filter memiliki saluran/pipa
yang terhubung pada pompa oli dan oil cooling heat exchanger. Inlet dan outlet
oil filter dihubungkan dengan oil pressure switch sebagai pengaman.
d. Sight Glass
Gambar 3.9 Konstruksi Sight Glass
Sumber: (Althouse, Turnquist dan Bracciano, 2004: 597)
Sight glass adalah komponen untuk melihat aliran refrigeran pada liquid
line atau oli pada kompresor. Sight glass dipasang setelah filter drier dan sebelum
katup ekspansi. Sight glass memiliki indikator uap air yang terbuat dari bahan
kimia. Indikator ini akan berubah warna jika refrigeran yang mengalir di dalam
sistem refrigerasi bercampur dengan uap air.
e. Check Valve
Check valve adalah katup yang mengalirkan refrigeran ke satu arah dan
mencegah aliran balik. Saat refrigeran mengalir dengan arah yang benar maka
katup akan membuka penuh dan saat alirannya terbalik maka katup akan menutup.
Arah aliran refrigeran yang benar ditunjukkan oleh anak panah pada badan katup.
Sistem refrigerasi multi evaporator yang temperaturnya berlainan harus memakai
check valve pada outlet evaporator bertemperatur rendah. Hal ini dapat mencegah
aliran refrigeran ke evaporator yang tekanannya lebih rendah saat kompresor
sedang berhenti.
13. Gambar 3.10 Konstruksi Check Valve
Sumber: http://www.johnstonesupply.com/storefront/product-view.ep?pID=B12406
f. Solenoid Valve
Solenoid valve adalah katup yang bekerja atas pengaruh aliran arus listrik
pada kumparan di bagian dalamnya. Solenoid valve umumnya berada pada
keadaan normal tertutup (Normally Closed). Solenoid valve hanya memiliki dua
keadaan, yaitu membuka penuh atau menutup rapat. Jika arus listrik mengalir
pada kumparan, maka lubang katup akan membuka penuh, sedangkan jika tidak
ada arus listrik yang mengalir, maka lubang katup akan menutup rapat. Solenoid
valve yang dipasang pada saluran liquid berguna untuk mencegah refrigeran cair
mengalir ke TXV dan evaporator saat kompresor berhenti atau saat evaporator
tidak bekerja mengambil kalor.
Gambar 3.11 Konstruksi Solenoid Valve
Sumber: http://www. alcowork.en.ec21.com
g. Water Regulating Valve
Water regulating valve adalah katup pengatur aliran air untuk
mendinginkan komponen-komponen lain, seperti water cooled condenser dan
Heat Exchanger. Water regulating valve dibedakan menjadi dua jenis yaitu yang
bekerja atas pengaruh tekanan (pressure operated water regulating valve) dan
14. pengaruh temperatur (termostatic water regulating valve). Jika tekanan atau
temperatur kondensasi bertambah tinggi maka lubang katup membuka dan
mengalirkan air lebih banyak ke condenser. Pengaturan aliran air secara otomatis
ini dimaksudkan untuk mempertahankan tekanan atau temperatur kondensasi
sesuai dengan kondisi beban yang berubah-ubah.
Kedua jenis water regulating valve digunakan pada Freeze Dryer BOC
Edwards model Lyofast 40. Termostatic water regulating valve digunakan pada
water inlet Oil Cooling Heat Exchanger. Katup ini memiliki sensing bulb yang
ditempelkan dengan water outlet Heat Exchanger sehingga dapat mendeteksi atau
merespon langsung perubahan temperatur. Pressure operated water regulating
valve digunakan pada inlet water cooled condenser. Katup ini memiliki pipa
kapiler sensor di bagian atas bellow yang dihubungkan dengan relief valve
condenser sehingga dapat mendeteksi atau merespon langsung perubahan tekanan.
Gambar 3.12 Konstruksi Termostatic Water Regulating Valve
Sumber: http://www.danfoss.com/BusinessAreas/IndustrialAutomation/
NewsArchive/2008/Temperature-control-system-issues---ContactDanfoss/45C08BF4-06F4-4064-B91A-37EE8353BA02.html
h. Alat Kontrol Kelistrikan
Alat kontrol kelistrikan pada Freeze Dryer BOC Edwards model
Lyofast 40 terdiri dari High Low Pressure Switch, Oil Pressure Switch,
Flow Switch dan alat kontrol lain. High Low Pressure Switch akan memutuskan
arus listrik ke kompresor jika tekanan discharge lebih tinggi dari ketentuan atau
tekanan suction lebih rendah dari ketentuan. Oil Pressure Switch akan
memutuskan arus listrik ke kompresor jika tekanan oli lebih rendah dari
ketentuan. Oil Pressure Switch pun akan memutuskan arus listrik jika tekanan oli
15. tidak dapat naik sampai batas yang aman saat kompresor mulai dijalankan.
Flow Switch dikontrol oleh laju aliran air yang masuk ke water cooled condenser
dan Oil Cooling Heat Exchanger. Flow Switch mempunyai sensor seperti lidah
yang dimasukkan ke dalam pipa untuk mengukur besar laju aliran air. Flow
Switch akan memutuskan arus listrik ke kompresor jika laju aliran air lebih rendah
dari ketentuan. Alat-alat kelistrikan dikontrol secara otomatis oleh PLC
(Programmable Logic Control) dan inverter.
Referensi
Althouse, Andrew D., Carl H. Turnquist dan Alfred F. Bracciano. (2004).
Modern Refrigeration and Air Conditioning. Illinois: The Goodheart-Willcox
Company, Inc.
Arismunandar, Wiranto dan Saito, Heizo. (2005). Penyegaran Udara
Cetakan Ketujuh. Jakarta: Pradnya Paramita.
K., Handoko. (1987). Alat Kontrol Mesin Pendingin. Jakarta: PT. Ichtiar
Baru.
United Nations Environment Programme. (2006). Energy Efficiency Guide
for Industry in Asia. Electrical Energy Equipment: Refrigeration and Air
Conditioning. [Online]. Tersedia: http://www.energyefficiencyasia.org [2009].