SlideShare a Scribd company logo
1 of 142
SMA/MA Kelas XI Semester 1
Matematika
Disusun oleh:
Suparno
Disklaimer Daftar isi
Mata Pelajaran Wajib
• Powerpoint pembelajaran ini dibuat sebagai alternatif guna
membantu Bapak/Ibu Guru melaksanakan pembelajaran.
• Materi powerpoint ini mengacu pada Kompetensi Inti (KI)
dan Kompetensi Dasar (KD) Kurikulum 2013.
• Dengan berbagai alasan, materi dalam powerpoint ini
disajikan secara ringkas, hanya memuat poin-poin besar
saja.
• Dalam penggunaannya nanti, Bapak/Ibu Guru dapat
mengembangkannya sesuai kebutuhan.
• Harapan kami, dengan powerpoint ini Bapak/Ibu Guru
dapat mengembangkan pembelajaran secara kreatif dan
interaktif.
Disklaimer
DAFTAR ISI
BAB I Induksi Matematika
BAB II Program Linear
BAB III Matriks
BAB IV Transformasi Geometri
BAB V Barisan dan Deret
BAB
A. Pengantar Induksi Matematika
B. Induksi Matematika
BAGIAN BAB
I Induksi Matematika
Kembali ke daftar isi
1. Notasi Sigma
2. Sifat-Sifat Notasi Sigma
A. Pengantar Induksi Matematika
3. Nilai Suatu Notasi Sigma
4. Mengubah Batas Bawah atau Batas Atas
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
1. Notasi Sigma
Notasi sigma (Σ) adalah cara singkat atau pelambangan dalam
menuliskan penjumlahan beruntun suku-suku barisan bilangan yang
mempunyai pola tertentu
n
k 1 2 3 n
k 1
U U U U . . . U

    

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
Contoh Soal
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
2. Sifat-Sifat Notasi Sigma
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
Contoh Soal
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
3. Nilai Suatu Notasi Sigma
Untuk menentukan nilai dari suatu notasi sigma dapat menggunakan
sifat-sifat notasi sigma atau menyatakan notasi sigma dalam bentuk
deret terlebih dahulu.
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
Contoh Soal
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
4. Mengubah Batas Bawah atau Batas Atas
Untuk mengubah batas bawah atau batas atas suatu notasi sigma dapat
menggunakan sifat notasi sigma berikut.
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
Contoh Soal
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
1. Induksi Matematika Sederhana
2. Induksi Matematika yang Diperluas
B. Induksi Matematika
3. Induksi Matematika Kuat
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
1. Induksi Matematika Sederhana
Langkah-Langkah Induksi:
a. Buktikan P(n) benar untuk n = 1
b. Asumsikan P(n) benar untuk n = k, lalu buktikan P(n) benar untuk
n = k + 1
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
Contoh Soal
Misalkan P(n) adalah sifat n3 + 2n habis dibagi 3
untuk setiap n bilangan asli.
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
2. Induksi Matematika yang Diperluas
Langkah-Langkah Induksi:
a. Buktikan P(n) benar untuk n = m
b. Asumsikan P(n) benar untuk n = k dengan k ≥ m, lalu buktikan P(n)
benar untuk n = k + 1
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
Contoh Soal
Buktikan bahwa 2n < n! untuk setiap n ≥ 4.
3. Induksi Matematika Kuat
Langkah-Langkah Induksi:
a. Buktikan P(n) benar untuk n = 1
b. Asumsikan P(n) benar untuk n = 1, 2, 3, · · ·, k – 1, k lalu buktikan
P(n) benar untuk n = k + 1.
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
Contoh Soal
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
BAB
A. Sistem Pertidaksamaan Linear Dua Variabel
B. Program Linear
BAGIAN BAB
Program Linear
II
Kembali ke daftar isi
1. Pertidaksamaan Linear Dua Variabel (PtLDV)
2. Menentukan Penyelesaian PtLDV
A. Sistem Pertidaksamaan Linear Dua Variabel
3. Menyusun PtLDV Suatu Daerah Penyelesaian
4. Sistem Pertidaksamaan Linear Dua Variabel (SPtLDV)
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
1. Pertidaksamaan Linear Dua Variabel (PtLDV)
Bentuk umum pertidaksamaan linear dengan dua variabel x dan y dapat
dituliskan sebagai berikut.
ax + by ≤ c
ax + by ≥ c
ax + by < c
ax + by > c
dengan a, b, c  bilangan real
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
Contoh Soal
Perhatikan contoh-contoh PtLDV dengan variabel x dan y berikut.
a. x – 2y > 2 e. 3y – x > 3
b. 2x – y < 4 f. 5x – y < 15
c. 3x + y ≤ 6 g. –x + 2y ≥ –4
d. x – 4y ≥ 8 h. x – y ≤ 1
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
2. Menentukan Penyelesaian PtLDV
Penyelesaian pertidaksamaan dua variabel merupakan himpunan
pasangan bilangan (x, y) yang memenuhi pertidaksamaan linear
tersebut. Jika digambarkan pada bidang koordinat kartesius, himpunan
pasangan bilangan (x, y) tersebut berada dalam suatu daerah yang
disebut daerah penyelesaian (DP).
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
Contoh Soal
Tentukan daerah penyelesaian dari:
a. 2x – 3y ≤ 6
b. 3x + 4y ≥ 12
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
3. Menyusun PtLDV Suatu Daerah Penyelesaian
Langkah-langkah menyusun PtLDV:
a. Menentukan persamaan garis pembatas DP.
b. Melakukan uji titik untuk menentukan tanda ketidaksamaan.
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
Contoh Soal
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
4. Sistem Pertidaksamaan Linear Dua Variabel (SPtLDV)
Setiap SPtLDV terdiri atas dua atau lebih pertidaksamaan linear dua
variabel. Daerah penyelesaian SPtLDV merupakan irisan daerah
penyelesaian PtLDV penyusun SPtLDV tersebut.
Contoh Soal
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
1. Model Matematika
2. Fungsi Tujuan
B. Program Linear
3. Menentukan Nilai Optimum Fungsi Tujuan
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
1. Model Matematika
Model matematika pada permasalahan program linear berupa
SPtdLDV. SPtdLDV tersebut dinamakan pembatas atau kendala.
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
Contoh Soal
Seorang distributor buah akan mendistribusikan 80 ton buah dari gudang ke
pedagang pengecer. Untuk keperluan tersebut ia menyewa dua jenis ruk.
Truk jenis I dengan kapasitas 4 ton dan truk jenis II dengan kapasitas 3 ton.
Distributor tersebut hanya dapat menyewa truk sebanyak 24 kali jalan. Jika
x menyatakan banyak truk jenis I dan y menyatakan banyak truk jenis II,
tentukan model matematika yang sesuai.
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
2. Fungsi Tujuan
Fungsi tujuan disebut juga fungsi sasaran atau fungsi objektif. Nilai
fungsi tujuan f(x, y) = ax + by tergantung dari nilai-nilai x dan y yang
memenuhi kendala. Nilai fungsi tujuan bisa minimum atau maksimum.
Nilai minimum atau nilai maksimum disebut juga nilai optimum atau
nilai ekstrim.
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
3. Menentukan Nilai Optimum Fungsi Tujuan
a. Menggunakan Metode Garis Selidik
1. Menentukan persamaan garis selidik.
2. Menggambar daerah penyelesaian sistem pertidaksamaan dan
garis selidik f0.
3. Menentukan persamaan garis selidik yang sejajar dengan f0.
4. Menentukan nilai optimum fungsi tujuan f(x, y) = ax + by.
b. Menggunakan Metode Uji Titik Pojok
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
Contoh Soal
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
BAB
A. Pengertian dan Notasi Matriks
B. Operasi Matriks
BAGIAN BAB
C. Determinan dan Invers Matriks
D. Menyelesaikan Masalah Menggunakan Matriks
Matriks
III
Kembali ke daftar isi
1. Pengertian Matriks
2. Notasi dan Ordo Matriks
A. Pengertian dan Notasi Matriks
3. Macam-Macam Matriks
4. Transpos Suatu Matriks
5. Kesamaan Dua Matriks
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
1. Pengertian Matriks
Matriks adalah susunan bilangan yang diatur menurut aturan baris dan
kolom dalam suatu jajaran berbentuk persegi atau persegi panjang.
Susunan bilangan-bilangan itu biasanya diletakkan dalam kurung biasa
( ) atau kurung siku [ ]. Bilangan-bilangan tersebut biasanya dinamakan
anggota atau elemen matriks.
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
Contoh Soal
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
2. Notasi dan Ordo Matriks
Matriks dinyatakan dengan huruf besar dan elemen-elemennya
dinyatakan dengan huruf kecil. Jika suatu matriks A terdiri atas m baris
dan n kolom maka m × n menyatakan ukuran atau ordo dari matriks A.
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
Contoh Soal
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
3. Macam-Macam Matriks
a. Matriks Berdasarkan Banyak Baris dan Banyak Kolom
1. Matriks baris adalah matriks yang hanya terdiri atas 1 baris.
2. Matriks kolom adalah matriks yang hanya terdiri atas 1 kolom.
3. Matriks persegi panjang adalah matriks yang banyak barisnya
tidak sama dengan banyak kolomnya.
4. Matriks persegi adalah matriks yang mempunyai banyak baris
dan kolom sama.
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
b. Matriks Berdasarkan Pola Elemen-Elemen
1. Matriks nol (O) adalah matriks yang semua elemennya bernilai
0 (nol).
2. Matriks diagonal (D) adalah suatu matriks persegi dengan
elemen pada diagonal utama tidak semuanya bernilai nol tetapi
semua elemen yang lain bernilai nol.
3. Matriks identitas (I) adalah suatu matriks persegi dengan
elemen-elemen pada diagonal utama ama dengan 1 (satu) dan
elemen-elemen yang lain sama dengan nol.
4. Matriks segitiga adalah matriks persegi berordo n × n dengan
elemen-elemen matriks di bawah atau di atas diagonal utama
semuanya nol.
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
Contoh Soal
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
4. Transpos Suatu Matriks
Transpos matriks adalah perubahan posisi elemen matriks. Transpos
matriks A adalah suatu matriks baru yang terbentuk dengan menuliskan
elemen-elemen pada baris matriks A menjadi elemen-elemen pada
kolomnya. Transpos matriks A dinyatakan dengan A′ atau AT.
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
Contoh Soal
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
5. Kesamaan Dua Matriks
Matriks A = (aij) dikatakan sama dengan matriks B = (bij) jika dan
hanya jika:
a. ordo matriks A sama dengan ordo matriks B
b. setiap elemen yang seletak pada matriks A dan matriks B
mempunyai nilai yang sama, aij = bij (untuk semua nilai i dan j).
Matriks A sama dengan matriks B dilambangkan dengan A = B.
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
Contoh Soal
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
1. Penjumlahan Matriks
2. Pengurangan Matriks
B. Operasi Matriks
3. Perkalian Skalar dengan Matriks
4. Perkalian Matriks
5. Pemangkatan Matriks
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
1. Penjumlahan Matriks
Dua atau lebih matriks dapat dijumlahkan jika ordo matriks-matriks
tersebut sama. Penjumlahan atriks dilakukan dengan menjumlahkan
elemen-elemen yang seletak.
a b e f
A dan B
c d g h
a b e f a e b f
A B
c d g h c g d h
   
 
   
   
 
     
   
     
 
     
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
Contoh Soal
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
2. Pengurangan Matriks
Dua atau lebih matriks dapat dikurangkan jika ordo matriks-matriks
tersebut sama. Pengurangan atriks dilakukan dengan mengurangkan
elemen-elemen yang seletak.
a b e f
A dan B
c d g h
a b e f a e b f
A B
c d g h c g d h
   
 
   
   
 
     
   
     
 
     
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
Contoh Soal
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
3. Perkalian Skalar dengan Matriks
Jika A adalah sebuah matriks dan k adalah suatu bilangan real, hasil
perkalian skalar dan matriks (kA) berupa matriks baru yang diperoleh
dengan mengalikan setiap elemen matriks A dengan k.
a b
A
c d
a b ka kb
kA k
c d kc kd
 
  
 
   
 
   
   
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
Contoh Soal
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
4. Perkalian Matriks
a b e f
A dan B
c d g h
a b e f ae bg af bh
AB
c d g h ce dg cf dh
e f a b ae cf be df
BA
g h c d ag h bg dh
   
 
   
   
 
    
 
    
 
    
 
    
 
    
 
    
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
Contoh Soal
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
5. Pemangkatan Matriks
Pemangkatan matriks hanya berlaku pada matriks persegi. Misalkan
matriks A adalah matriks persegi n × n maka:
A2 = AA
A3 = AA2
A4 = AA3
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
Contoh Soal
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
1. Determinan Matriks 2 x 2
2. Determinan Matriks 3 x 3
C. Determinan dan Invers Matriks
3. Invers Matriks 2 x 2
4. Invers Matriks 3 x 3
5. Persamaan Bentuk Matriks
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
1. Determinan Matriks 2 x 2
a b
A
c d
a b
det(A) ad bc
c d
 
  
 
  
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
Contoh Soal
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
2. Determinan Matriks 3 x 3
a b c
B d e f
g h i
 
 
  
 
 
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
Contoh Soal
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
3. Invers Matriks 2 x 2
1
a b
A
c d
d b
1
A
c a
det(A)

 
  
 

 
  

 
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
Contoh Soal
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
4. Invers Matriks 3 x 3
–1
a b c
A d e f
g h i
1
A Adj(A
det(A)
 
 
  
 
 

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
Contoh Soal
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
5. Persamaan Bentuk Matriks
AX = B  X = A–1B
XA = B  X = BA–1
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
Contoh Soal
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
1. Sistem Persamaan Linear Dua Variabel
2. Sistem Persamaan Linear dengan Tiga Variabel
D. Menyelesaikan Masalah Menggunakan Matriks
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
1. Sistem Persamaan Linear Dua Variabel
a. Menggunakan Cara Invers Matriks
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
b. Menggunakan Determinan (Aturan Cramer)
11 12 1 12 11 1
x y
21 22 2 22 21 2
y
x
a a b a a b
D D D
a a b a a b
D
D
x y
D D
  
 
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
Contoh Soal
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
2. Sistem Persamaan Linear dengan Tiga Variabel
a. Menggunakan Cara Invers Matriks
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
b. Menggunakan Determinan (Aturan Cramer)
11 12 13
21 22 23
31 32 33
1 12 13 11 1 13 11 12 1
x 2 22 23 y 21 2 23 z 21 22 2
3 32 33 31 3 33 31 32 3
y
x z
a a a
D a a a
a a a
b a a a b a a a b
D b a a D a b a D a a b
b a a a b a a a b
D
D D
x y z
D D D

  
  
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
Contoh Soal
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
BAB
A. Translasi (Pergeseran)
B. Refleksi (Pencerminan)
BAGIAN BAB
C. Rotasi (Perputaran)
D. Dilatasi (Perkalian)
E. Transformasi Matriks
Transformasi Geometri
IV
Kembali ke daftar isi
1. Bentuk Translasi
2. Komposisi Translasi
A. Translasi (Pergeseran)
3. Translasi Kurva
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
1. Bentuk Translasi
Translasi (pergeseran) merupakan transformasi yang memindahkan
titik dengan jarak dan arah tertentu. Pada translasi digunakan
pendekatan koordinat.
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
Contoh Soal
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
2. Komposisi Translasi
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
Contoh Soal
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
3. Translasi Kurva
Langkah-langkah menentukan persamaan kurva oleh translasi.
a. Persamaan kurva yang akan ditranslasikan memuat variabel x dan
y. Misalkan titik (x, y), terletak pada kurva.
b. Tentukan hasil translasi titik (x, y), misalkan titik (x′, y′). Anda akan
memperoleh hubungan x, x′, y, dan y′. Nyatakan x dan y sebagai
persamaan dalam x′ dan y′.
c. Substitusikan persamaan x dan persamaan y yang diperoleh pada
langkah (b) ke dalam persamaan kurva. Kurva inilah yang disebut
hasil translasi kurva.
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
Contoh Soal
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
1. Bentuk Refleksi
2. Komposisi Refleksi
B. Refleksi (Pencerminan)
3. Refleksi Kurva
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
1. Bentuk Refleksi
Refleksi (pencerminan) merupakan transformasi yang memindahkan
titik menurut sifat-sifat cermin.
Refleksi Titik
Semula
Hasil
Refleksi
Sumbu X (x, y) (x, –y)
Sumbu Y (x, y) (–x, y)
Garis y = x (x, y) (y, x)
Garis y = –
x
(x, y) (–x, –y)
Garis x = a (x, y) (2a – x, y)
Garis y = b (x, y) (x, 2b – y)
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
Contoh Soal
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
2. Komposisi Refleksi
Komposisi refleksi merupakan gabungan dua atau lebih proses refleksi
yang dilakukan secara berurutan.
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
Contoh Soal
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
3. Refleksi Kurva
Langkah-langkah menentukan persamaan kurva oleh refleksi.
a. Persamaan kurva yang akan direfleksikan memuat variabel x dan y.
Misalkan titik (x, y) terletak pada kurva.
b. Tentukan hasil refleksi titik (x, y) misalkan titik x′, y′). Anda akan
memperoleh hubungan x, x′, y, dan y′. Nyatakan x dan y sebagai
persamaan dalam x′ dan y′.
c. Substitusikan persamaan x dan persamaan y yang diperoleh pada
langkah (b) ke dalam persamaan kurva. Kurva inilah yang disebut
hasil refleksi kurva.
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
Contoh Soal
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
1. Bentuk Rotasi
2. Komposisi Rotasi
C. Rotasi (Perputaran)
3. Rotasi Kurva
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
1. Bentuk Rotasi
Rotasi (perputaran) merupakan putaran benda pada poros yang tetap.
Rotasi termasuk transformasi geometri. Rotasi dapat diartikan sebagai
transformasi yang memindahkan titik-titik dengan cara memutar titik-
titik tersebut sejauh α terhadap titik pusat tertentu.
a. Rotasi terhadap Titik Pusat (0, 0)
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
b. Rotasi terhadap Titik Pusat (m, n)
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
Contoh Soal
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
2. Komposisi Rotasi
Komposisi rotasi yang berpusat sama akan ekuivalen dengan rotasi
dengan pusat sama sebesar penjumlahan kedua sudut rotasinya.
a. Komposisi Rotasi terhadap Titik Pusat (0, 0)
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
b. Komposisi Rotasi terhadap Titik Pusat (m, n)
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
Contoh Soal
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
3. Rotasi Kurva
Langkah-langkah menentukan persamaan kurva oleh rotasi.
a. Persamaan kurva yang akan dirotasikan memuat variabel x dan y.
Misalkan titik (x, y) terletak pada kurva.
b. Tentukan hasil rotasi titik (x, y) misalkan titik (x′, y′). Anda akan
memperoleh hubungan x, x′, y, dan y′. Nyatakan x dan y sebagai
persamaan dalam x′ dan y′.
c. Substitusikan persamaan x dan persamaan y yang diperoleh pada
langkah (b) ke dalam persamaan kurva. Kurva inilah yang disebut
hasil rotasi kurva.
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
Contoh Soal
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
1. Bentuk Dilatasi
2. Komposisi Dilatasi
D. Dilatasi (Perkalian)
3. Dilatasi Kurva
4. Faktor Skala k
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
1. Bentuk Dilatasi
Dilatasi (perkalian) merupakan perubahan ukuran suatu benda. Dilatasi
dapat diartikan sebagai transformasi yang mengubah ukuran
(memperbesar atau memperkecil) suatu bangun geometri, tetapi tidak
mengubah bentuk bangun geometri tersebut.
a. Dilatasi terhadap Titik Pusat (0, 0)
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
b. Dilatasi terhadap Titik Pusat (m, n)
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
Contoh Soal
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
2. Komposisi Dilatasi
Komposisi dilatasi yang berpusat sama akan ekuivalen dengan dilatasi
dengan pusat sama sebesar perkalian kedua faktor skalanya.
a. Komposisi Dilatasi terhadap Titik Pusat (0, 0)
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
b. Komposisi Dilatasi terhadap Titik Pusat (m, n)
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
Contoh Soal
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
3. Dilatasi Kurva
Langkah-langkah menentukan persamaan kurva oleh dilatasi.
a. Persamaan kurva yang akan dirotasikan memuat variabel x dan y.
Misalkan bahwa titik (x, y) terletak pada kurva.
b. Tentukan hasil dilatasi titik (x, y) misalkan titik (x′, y′). Anda akan
memperoleh hubungan x, x′, y, dan y′. Nyatakan x dan y sebagai
persamaan dalam x′ dan y′.
c. Substitusikan persamaan x dan persamaan y yang diperoleh pada
langkah (b) ke dalam persamaan kurva. Kurva inilah yang disebut
hasil dilatasi kurva.
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
Contoh Soal
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
4. Faktor Skala k
Sifat dilatasi dapat dilihat dari nilai faktor skala k.
a. Untuk nilai k > 1 maka bangun akan diperbesar dan terletak searah
terhadap pusat dilatasi dengan bangun semula.
b. Untuk 0 < k < 1 maka bangun akan diperkecil dan terletak searah
terhadap pusat dilatasi dengan bangun semula.
c. Untuk –1 < k < 0 maka bangun akan diperkecil dan terletak
berlawanan arah terhadap pusat dilatasi dengan bangun semula.
d. Untuk k < –1 maka bangun akan diperbesar dan terletak
berlawanan arah terhadap pusat dilatasi dengan bangun semula.
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
Contoh Soal
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
1. Transformasi Matriks
2. Komposisi Transformasi Matriks
E. Transformasi Matriks
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
1. Transformasi Matriks
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
Contoh Soal
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
2. Komposisi Transformasi Matriks
a. Komposisi transformasi (T2 o T1) artinya transformasi terhadap
matriks T1 dilanjutkan transformasi terhadap matriks T2. Bentuk
(T2 o T1) bersesuaian dengan perkalian matriks:
Komposisi transformasi merupakan gabungan dua atau lebih
transformasi yang dilakukan pada suatu titik atau kurva.
1 2
2 1
a b e f
T dan T
c d g h
e f a b
T oT
g h c d
   
 
   
   
  
   
  
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
b. Komposisi transformasi (T1 o T2) artinya transformasi terhadap
matriks T2 dilanjutkan transformasi terhadap matriks T1. Bentuk
(T1 o T2) bersesuaian dengan perkalian matriks:
1 2
1 2
a b e f
T dan T
c d g h
a b e f
T oT
c d g h
   
 
   
   
  
   
  
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
Contoh Soal
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
BAB
A. Barisan dan Deret Aritmetika
B. Barisan dan Deret Geometri
BAGIAN BAB
C. Aplikasi Barisan dan Deret Bilangan
Barisan dan Deret
V
Kembali ke daftar isi
1. Barisan Aritmetika
2. Deret Aritmetika
A. Barisan dan Deret Aritmetika
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
1. Barisan Aritmetika
Barisan aritmetika disebut juga barisan hitung. Pada barisan aritmetika
ditandai dengan setiap dua suku yang berurutan memiliki beda yang
sama.
Beda:
b = U2 – U1 = U3 – U2 = U4 – U3 = . . . = Un – Un – 1
Rumus suku ke-n:
Un = a + (n – 1)b
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
Contoh Soal
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
2. Deret Aritmetika
Jika suku-suku suatu barisan aritmetika dijumlahkan maka akan
diperoleh deret aritmetika.
Rumus jumlah n suku pertama:
Suku ke-n:
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
Contoh Soal
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
1. Barisan Geometri
2. Deret Geometri
B. Barisan dan Deret Geometri
3. Deret Geometri Tak Hingga
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
1. Barisan Geometri
Barisan geometri disebut juga barisan ukur. Pada barisan geometri
ditandai dengan setiap dua suku yang berurutan memiliki rasio yang
sama.
Rumus suku ke-n:
Un = arn – 1
Rasio:
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
Contoh Soal
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
2. Deret Geometri
Jika suku-suku suatu barisan geometri dijumlahkan maka akan
diperoleh deret geometri.
Suku ke-n:
Rumus jumlah n suku pertama:
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
Contoh Soal
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
3. Deret Geometri Tak Hingga
Barisan geometri yang mempunyai banyak suku tak hingga disebut
barisan geometri tak hingga.
Rumus jumlah deret geometri tak hingga:
a
S
1 r
 

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
Contoh Soal
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
1. Pertumbuhan
2. Peluruhan
C. Aplikasi Barisan dan Deret Bilangan
3. Bunga Majemuk
4. Anuitas
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
1. Pertumbuhan
Kaidah barisan dan deret dapat digunakan untuk memudahkan
penyelesaian perhitungan pertumbuhan. Pada bahasan ini,
pertumbuhan yang dimaksud adalah pertumbuhan eksponensial, yaitu
pertumbuhan menurut deret ukur (geometri). Pertumbuhan selalu
bertambah dengan suatu persentase yang tetap dalam jangka waktu
tertentu.
Secara umum, pertumbuhan setelah t tahun:
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
Contoh Soal
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
2. Peluruhan
Kaidah barisan dan deret juga dapat digunakan untuk memudahkan
penyelesaian perhitungan peluruhan. Peluruhan yang dimaksud adalah
peluruhan eksponensial, yaitu peluruhan menurut deret ukur
(geometri). Peluruhan selalu berkurang dengan suatu persentase yang
tetap dalam jangka waktu tertentu.
Secara umum, peluruhan setelah t tahun:
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
Contoh Soal
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
3. Bunga Majemuk
Bunga majemuk adalah bunga yang dihitung atas jumlah pinjaman
pokok ditambah bunga yang diperoleh sebelumnya. Uang yang
dibungakan dengan bunga majemuk akan bertambah sebagaimana
pertumbuhan.
Nilai uang setelah t periode dirumuskan:
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
Contoh Soal
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
4. Anuitas
Anuitas adalah suatu pembayaran atau penerimaan uang setiap jangka
waktu tertentu dalam jumlah sama atau tetap. Jangka waktu tertentu
tersebut dinamakan periode. Pembayaran secara anuitas dilakukan
setiap akhir periode.
Nilai anuitas A dari suatu pinjaman M dengan suku bunga i%
dirumuskan dengan:
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
Contoh Soal
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
Terima Kasih
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab

More Related Content

Similar to Matematika Wajib 11A.pptx

FUNGSI KOMPOSISI DAN FUNGSI INVERS MATEMATIKA SMA KELAS 11
FUNGSI KOMPOSISI DAN FUNGSI INVERS MATEMATIKA SMA KELAS 11FUNGSI KOMPOSISI DAN FUNGSI INVERS MATEMATIKA SMA KELAS 11
FUNGSI KOMPOSISI DAN FUNGSI INVERS MATEMATIKA SMA KELAS 11
AqsoTaufanApino1
 
Matematika Teknik - Matriks
Matematika Teknik - MatriksMatematika Teknik - Matriks
Matematika Teknik - Matriks
Reski Aprilia
 

Similar to Matematika Wajib 11A.pptx (20)

FUNGSI KOMPOSISI DAN FUNGSI INVERS MATEMATIKA SMA KELAS 11
FUNGSI KOMPOSISI DAN FUNGSI INVERS MATEMATIKA SMA KELAS 11FUNGSI KOMPOSISI DAN FUNGSI INVERS MATEMATIKA SMA KELAS 11
FUNGSI KOMPOSISI DAN FUNGSI INVERS MATEMATIKA SMA KELAS 11
 
Matriks X
Matriks XMatriks X
Matriks X
 
Matriks
MatriksMatriks
Matriks
 
Matriks
MatriksMatriks
Matriks
 
Matematika Peminatan 10A.ppt
Matematika Peminatan 10A.pptMatematika Peminatan 10A.ppt
Matematika Peminatan 10A.ppt
 
Sitinurhalizah 1820206050 matriks
Sitinurhalizah 1820206050 matriksSitinurhalizah 1820206050 matriks
Sitinurhalizah 1820206050 matriks
 
Matematika Teknik - Matriks
Matematika Teknik - MatriksMatematika Teknik - Matriks
Matematika Teknik - Matriks
 
Power Point PR Matematika 8A Ed. 2019 Jos.ppt
Power Point PR Matematika 8A Ed. 2019 Jos.pptPower Point PR Matematika 8A Ed. 2019 Jos.ppt
Power Point PR Matematika 8A Ed. 2019 Jos.ppt
 
PPT Matriks
PPT MatriksPPT Matriks
PPT Matriks
 
Bab5KELAS 8.ppt
Bab5KELAS 8.pptBab5KELAS 8.ppt
Bab5KELAS 8.ppt
 
Matriks 2
Matriks 2Matriks 2
Matriks 2
 
Ppt matriks
Ppt matriksPpt matriks
Ppt matriks
 
Matriks xii ipa_sma
Matriks xii ipa_smaMatriks xii ipa_sma
Matriks xii ipa_sma
 
3960196.ppt
3960196.ppt3960196.ppt
3960196.ppt
 
Uas b. indonesia
Uas b. indonesiaUas b. indonesia
Uas b. indonesia
 
Power Point PR Matematika 8A Ed. 2019.ppt
Power Point PR Matematika 8A Ed. 2019.pptPower Point PR Matematika 8A Ed. 2019.ppt
Power Point PR Matematika 8A Ed. 2019.ppt
 
Makalah Metode Numerik : Sistem Persamaan Linear
Makalah Metode Numerik : Sistem Persamaan Linear Makalah Metode Numerik : Sistem Persamaan Linear
Makalah Metode Numerik : Sistem Persamaan Linear
 
Power Point PR Matematika 8.ppt
Power Point PR Matematika 8.pptPower Point PR Matematika 8.ppt
Power Point PR Matematika 8.ppt
 
Power Point PR Matematika 8.ppt
Power Point PR Matematika 8.pptPower Point PR Matematika 8.ppt
Power Point PR Matematika 8.ppt
 
PPT Matwa Bab 3 Matriks.pptx
PPT Matwa Bab 3 Matriks.pptxPPT Matwa Bab 3 Matriks.pptx
PPT Matwa Bab 3 Matriks.pptx
 

Recently uploaded

HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
nabilafarahdiba95
 
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptKenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
novibernadina
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
ssuser35630b
 
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
pipinafindraputri1
 
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxContoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
IvvatulAini
 

Recently uploaded (20)

KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAKELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
 
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
 
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
 
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptxOPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
 
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptKenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
 
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
 
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxContoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
 
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat UI 2024
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat  UI 2024Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat  UI 2024
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat UI 2024
 
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfSalinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
 
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxBab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
 
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptxTEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
 
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
 
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
 
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptxPPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
 
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
 

Matematika Wajib 11A.pptx

  • 1. SMA/MA Kelas XI Semester 1 Matematika Disusun oleh: Suparno Disklaimer Daftar isi Mata Pelajaran Wajib
  • 2. • Powerpoint pembelajaran ini dibuat sebagai alternatif guna membantu Bapak/Ibu Guru melaksanakan pembelajaran. • Materi powerpoint ini mengacu pada Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD) Kurikulum 2013. • Dengan berbagai alasan, materi dalam powerpoint ini disajikan secara ringkas, hanya memuat poin-poin besar saja. • Dalam penggunaannya nanti, Bapak/Ibu Guru dapat mengembangkannya sesuai kebutuhan. • Harapan kami, dengan powerpoint ini Bapak/Ibu Guru dapat mengembangkan pembelajaran secara kreatif dan interaktif. Disklaimer
  • 3. DAFTAR ISI BAB I Induksi Matematika BAB II Program Linear BAB III Matriks BAB IV Transformasi Geometri BAB V Barisan dan Deret
  • 4. BAB A. Pengantar Induksi Matematika B. Induksi Matematika BAGIAN BAB I Induksi Matematika Kembali ke daftar isi
  • 5. 1. Notasi Sigma 2. Sifat-Sifat Notasi Sigma A. Pengantar Induksi Matematika 3. Nilai Suatu Notasi Sigma 4. Mengubah Batas Bawah atau Batas Atas Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
  • 6. 1. Notasi Sigma Notasi sigma (Σ) adalah cara singkat atau pelambangan dalam menuliskan penjumlahan beruntun suku-suku barisan bilangan yang mempunyai pola tertentu n k 1 2 3 n k 1 U U U U . . . U        Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
  • 7. Contoh Soal Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
  • 8. 2. Sifat-Sifat Notasi Sigma Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
  • 9. Contoh Soal Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
  • 10. 3. Nilai Suatu Notasi Sigma Untuk menentukan nilai dari suatu notasi sigma dapat menggunakan sifat-sifat notasi sigma atau menyatakan notasi sigma dalam bentuk deret terlebih dahulu. Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
  • 11. Contoh Soal Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
  • 12. 4. Mengubah Batas Bawah atau Batas Atas Untuk mengubah batas bawah atau batas atas suatu notasi sigma dapat menggunakan sifat notasi sigma berikut. Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
  • 13. Contoh Soal Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
  • 14. 1. Induksi Matematika Sederhana 2. Induksi Matematika yang Diperluas B. Induksi Matematika 3. Induksi Matematika Kuat Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
  • 15. 1. Induksi Matematika Sederhana Langkah-Langkah Induksi: a. Buktikan P(n) benar untuk n = 1 b. Asumsikan P(n) benar untuk n = k, lalu buktikan P(n) benar untuk n = k + 1 Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
  • 16. Contoh Soal Misalkan P(n) adalah sifat n3 + 2n habis dibagi 3 untuk setiap n bilangan asli. Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
  • 17. 2. Induksi Matematika yang Diperluas Langkah-Langkah Induksi: a. Buktikan P(n) benar untuk n = m b. Asumsikan P(n) benar untuk n = k dengan k ≥ m, lalu buktikan P(n) benar untuk n = k + 1 Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
  • 18. Contoh Soal Buktikan bahwa 2n < n! untuk setiap n ≥ 4.
  • 19. 3. Induksi Matematika Kuat Langkah-Langkah Induksi: a. Buktikan P(n) benar untuk n = 1 b. Asumsikan P(n) benar untuk n = 1, 2, 3, · · ·, k – 1, k lalu buktikan P(n) benar untuk n = k + 1. Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
  • 20. Contoh Soal Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
  • 21. BAB A. Sistem Pertidaksamaan Linear Dua Variabel B. Program Linear BAGIAN BAB Program Linear II Kembali ke daftar isi
  • 22. 1. Pertidaksamaan Linear Dua Variabel (PtLDV) 2. Menentukan Penyelesaian PtLDV A. Sistem Pertidaksamaan Linear Dua Variabel 3. Menyusun PtLDV Suatu Daerah Penyelesaian 4. Sistem Pertidaksamaan Linear Dua Variabel (SPtLDV) Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
  • 23. 1. Pertidaksamaan Linear Dua Variabel (PtLDV) Bentuk umum pertidaksamaan linear dengan dua variabel x dan y dapat dituliskan sebagai berikut. ax + by ≤ c ax + by ≥ c ax + by < c ax + by > c dengan a, b, c  bilangan real Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
  • 24. Contoh Soal Perhatikan contoh-contoh PtLDV dengan variabel x dan y berikut. a. x – 2y > 2 e. 3y – x > 3 b. 2x – y < 4 f. 5x – y < 15 c. 3x + y ≤ 6 g. –x + 2y ≥ –4 d. x – 4y ≥ 8 h. x – y ≤ 1 Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
  • 25. 2. Menentukan Penyelesaian PtLDV Penyelesaian pertidaksamaan dua variabel merupakan himpunan pasangan bilangan (x, y) yang memenuhi pertidaksamaan linear tersebut. Jika digambarkan pada bidang koordinat kartesius, himpunan pasangan bilangan (x, y) tersebut berada dalam suatu daerah yang disebut daerah penyelesaian (DP). Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
  • 26. Contoh Soal Tentukan daerah penyelesaian dari: a. 2x – 3y ≤ 6 b. 3x + 4y ≥ 12 Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
  • 27. 3. Menyusun PtLDV Suatu Daerah Penyelesaian Langkah-langkah menyusun PtLDV: a. Menentukan persamaan garis pembatas DP. b. Melakukan uji titik untuk menentukan tanda ketidaksamaan. Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
  • 28. Contoh Soal Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
  • 29. 4. Sistem Pertidaksamaan Linear Dua Variabel (SPtLDV) Setiap SPtLDV terdiri atas dua atau lebih pertidaksamaan linear dua variabel. Daerah penyelesaian SPtLDV merupakan irisan daerah penyelesaian PtLDV penyusun SPtLDV tersebut.
  • 30. Contoh Soal Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
  • 31. 1. Model Matematika 2. Fungsi Tujuan B. Program Linear 3. Menentukan Nilai Optimum Fungsi Tujuan Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
  • 32. 1. Model Matematika Model matematika pada permasalahan program linear berupa SPtdLDV. SPtdLDV tersebut dinamakan pembatas atau kendala. Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
  • 33. Contoh Soal Seorang distributor buah akan mendistribusikan 80 ton buah dari gudang ke pedagang pengecer. Untuk keperluan tersebut ia menyewa dua jenis ruk. Truk jenis I dengan kapasitas 4 ton dan truk jenis II dengan kapasitas 3 ton. Distributor tersebut hanya dapat menyewa truk sebanyak 24 kali jalan. Jika x menyatakan banyak truk jenis I dan y menyatakan banyak truk jenis II, tentukan model matematika yang sesuai. Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
  • 34. 2. Fungsi Tujuan Fungsi tujuan disebut juga fungsi sasaran atau fungsi objektif. Nilai fungsi tujuan f(x, y) = ax + by tergantung dari nilai-nilai x dan y yang memenuhi kendala. Nilai fungsi tujuan bisa minimum atau maksimum. Nilai minimum atau nilai maksimum disebut juga nilai optimum atau nilai ekstrim. Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
  • 35. 3. Menentukan Nilai Optimum Fungsi Tujuan a. Menggunakan Metode Garis Selidik 1. Menentukan persamaan garis selidik. 2. Menggambar daerah penyelesaian sistem pertidaksamaan dan garis selidik f0. 3. Menentukan persamaan garis selidik yang sejajar dengan f0. 4. Menentukan nilai optimum fungsi tujuan f(x, y) = ax + by. b. Menggunakan Metode Uji Titik Pojok Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
  • 36. Contoh Soal Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
  • 37. BAB A. Pengertian dan Notasi Matriks B. Operasi Matriks BAGIAN BAB C. Determinan dan Invers Matriks D. Menyelesaikan Masalah Menggunakan Matriks Matriks III Kembali ke daftar isi
  • 38. 1. Pengertian Matriks 2. Notasi dan Ordo Matriks A. Pengertian dan Notasi Matriks 3. Macam-Macam Matriks 4. Transpos Suatu Matriks 5. Kesamaan Dua Matriks Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
  • 39. 1. Pengertian Matriks Matriks adalah susunan bilangan yang diatur menurut aturan baris dan kolom dalam suatu jajaran berbentuk persegi atau persegi panjang. Susunan bilangan-bilangan itu biasanya diletakkan dalam kurung biasa ( ) atau kurung siku [ ]. Bilangan-bilangan tersebut biasanya dinamakan anggota atau elemen matriks. Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
  • 40. Contoh Soal Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
  • 41. 2. Notasi dan Ordo Matriks Matriks dinyatakan dengan huruf besar dan elemen-elemennya dinyatakan dengan huruf kecil. Jika suatu matriks A terdiri atas m baris dan n kolom maka m × n menyatakan ukuran atau ordo dari matriks A. Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
  • 42. Contoh Soal Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
  • 43. 3. Macam-Macam Matriks a. Matriks Berdasarkan Banyak Baris dan Banyak Kolom 1. Matriks baris adalah matriks yang hanya terdiri atas 1 baris. 2. Matriks kolom adalah matriks yang hanya terdiri atas 1 kolom. 3. Matriks persegi panjang adalah matriks yang banyak barisnya tidak sama dengan banyak kolomnya. 4. Matriks persegi adalah matriks yang mempunyai banyak baris dan kolom sama. Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
  • 44. b. Matriks Berdasarkan Pola Elemen-Elemen 1. Matriks nol (O) adalah matriks yang semua elemennya bernilai 0 (nol). 2. Matriks diagonal (D) adalah suatu matriks persegi dengan elemen pada diagonal utama tidak semuanya bernilai nol tetapi semua elemen yang lain bernilai nol. 3. Matriks identitas (I) adalah suatu matriks persegi dengan elemen-elemen pada diagonal utama ama dengan 1 (satu) dan elemen-elemen yang lain sama dengan nol. 4. Matriks segitiga adalah matriks persegi berordo n × n dengan elemen-elemen matriks di bawah atau di atas diagonal utama semuanya nol. Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
  • 45. Contoh Soal Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
  • 46. 4. Transpos Suatu Matriks Transpos matriks adalah perubahan posisi elemen matriks. Transpos matriks A adalah suatu matriks baru yang terbentuk dengan menuliskan elemen-elemen pada baris matriks A menjadi elemen-elemen pada kolomnya. Transpos matriks A dinyatakan dengan A′ atau AT. Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
  • 47. Contoh Soal Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
  • 48. 5. Kesamaan Dua Matriks Matriks A = (aij) dikatakan sama dengan matriks B = (bij) jika dan hanya jika: a. ordo matriks A sama dengan ordo matriks B b. setiap elemen yang seletak pada matriks A dan matriks B mempunyai nilai yang sama, aij = bij (untuk semua nilai i dan j). Matriks A sama dengan matriks B dilambangkan dengan A = B. Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
  • 49. Contoh Soal Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
  • 50. 1. Penjumlahan Matriks 2. Pengurangan Matriks B. Operasi Matriks 3. Perkalian Skalar dengan Matriks 4. Perkalian Matriks 5. Pemangkatan Matriks Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
  • 51. 1. Penjumlahan Matriks Dua atau lebih matriks dapat dijumlahkan jika ordo matriks-matriks tersebut sama. Penjumlahan atriks dilakukan dengan menjumlahkan elemen-elemen yang seletak. a b e f A dan B c d g h a b e f a e b f A B c d g h c g d h                                         Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
  • 52. Contoh Soal Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
  • 53. 2. Pengurangan Matriks Dua atau lebih matriks dapat dikurangkan jika ordo matriks-matriks tersebut sama. Pengurangan atriks dilakukan dengan mengurangkan elemen-elemen yang seletak. a b e f A dan B c d g h a b e f a e b f A B c d g h c g d h                                         Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
  • 54. Contoh Soal Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
  • 55. 3. Perkalian Skalar dengan Matriks Jika A adalah sebuah matriks dan k adalah suatu bilangan real, hasil perkalian skalar dan matriks (kA) berupa matriks baru yang diperoleh dengan mengalikan setiap elemen matriks A dengan k. a b A c d a b ka kb kA k c d kc kd                      Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
  • 56. Contoh Soal Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
  • 57. 4. Perkalian Matriks a b e f A dan B c d g h a b e f ae bg af bh AB c d g h ce dg cf dh e f a b ae cf be df BA g h c d ag h bg dh                                                         Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
  • 58. Contoh Soal Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
  • 59. 5. Pemangkatan Matriks Pemangkatan matriks hanya berlaku pada matriks persegi. Misalkan matriks A adalah matriks persegi n × n maka: A2 = AA A3 = AA2 A4 = AA3 Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
  • 60. Contoh Soal Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
  • 61. 1. Determinan Matriks 2 x 2 2. Determinan Matriks 3 x 3 C. Determinan dan Invers Matriks 3. Invers Matriks 2 x 2 4. Invers Matriks 3 x 3 5. Persamaan Bentuk Matriks Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
  • 62. 1. Determinan Matriks 2 x 2 a b A c d a b det(A) ad bc c d           Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
  • 63. Contoh Soal Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
  • 64. 2. Determinan Matriks 3 x 3 a b c B d e f g h i            Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
  • 65. Contoh Soal Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
  • 66. 3. Invers Matriks 2 x 2 1 a b A c d d b 1 A c a det(A)                  Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
  • 67. Contoh Soal Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
  • 68. 4. Invers Matriks 3 x 3 –1 a b c A d e f g h i 1 A Adj(A det(A)             Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
  • 69. Contoh Soal Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
  • 70. 5. Persamaan Bentuk Matriks AX = B  X = A–1B XA = B  X = BA–1 Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
  • 71. Contoh Soal Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
  • 72. 1. Sistem Persamaan Linear Dua Variabel 2. Sistem Persamaan Linear dengan Tiga Variabel D. Menyelesaikan Masalah Menggunakan Matriks Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
  • 73. 1. Sistem Persamaan Linear Dua Variabel a. Menggunakan Cara Invers Matriks Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
  • 74. b. Menggunakan Determinan (Aturan Cramer) 11 12 1 12 11 1 x y 21 22 2 22 21 2 y x a a b a a b D D D a a b a a b D D x y D D      Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
  • 75. Contoh Soal Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
  • 76. 2. Sistem Persamaan Linear dengan Tiga Variabel a. Menggunakan Cara Invers Matriks Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
  • 77. b. Menggunakan Determinan (Aturan Cramer) 11 12 13 21 22 23 31 32 33 1 12 13 11 1 13 11 12 1 x 2 22 23 y 21 2 23 z 21 22 2 3 32 33 31 3 33 31 32 3 y x z a a a D a a a a a a b a a a b a a a b D b a a D a b a D a a b b a a a b a a a b D D D x y z D D D        Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
  • 78. Contoh Soal Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
  • 79. BAB A. Translasi (Pergeseran) B. Refleksi (Pencerminan) BAGIAN BAB C. Rotasi (Perputaran) D. Dilatasi (Perkalian) E. Transformasi Matriks Transformasi Geometri IV Kembali ke daftar isi
  • 80. 1. Bentuk Translasi 2. Komposisi Translasi A. Translasi (Pergeseran) 3. Translasi Kurva Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
  • 81. 1. Bentuk Translasi Translasi (pergeseran) merupakan transformasi yang memindahkan titik dengan jarak dan arah tertentu. Pada translasi digunakan pendekatan koordinat. Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
  • 82. Contoh Soal Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
  • 83. 2. Komposisi Translasi Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
  • 84. Contoh Soal Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
  • 85. 3. Translasi Kurva Langkah-langkah menentukan persamaan kurva oleh translasi. a. Persamaan kurva yang akan ditranslasikan memuat variabel x dan y. Misalkan titik (x, y), terletak pada kurva. b. Tentukan hasil translasi titik (x, y), misalkan titik (x′, y′). Anda akan memperoleh hubungan x, x′, y, dan y′. Nyatakan x dan y sebagai persamaan dalam x′ dan y′. c. Substitusikan persamaan x dan persamaan y yang diperoleh pada langkah (b) ke dalam persamaan kurva. Kurva inilah yang disebut hasil translasi kurva. Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
  • 86. Contoh Soal Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
  • 87. 1. Bentuk Refleksi 2. Komposisi Refleksi B. Refleksi (Pencerminan) 3. Refleksi Kurva Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
  • 88. 1. Bentuk Refleksi Refleksi (pencerminan) merupakan transformasi yang memindahkan titik menurut sifat-sifat cermin. Refleksi Titik Semula Hasil Refleksi Sumbu X (x, y) (x, –y) Sumbu Y (x, y) (–x, y) Garis y = x (x, y) (y, x) Garis y = – x (x, y) (–x, –y) Garis x = a (x, y) (2a – x, y) Garis y = b (x, y) (x, 2b – y) Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
  • 89. Contoh Soal Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
  • 90. 2. Komposisi Refleksi Komposisi refleksi merupakan gabungan dua atau lebih proses refleksi yang dilakukan secara berurutan. Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
  • 91. Contoh Soal Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
  • 92. 3. Refleksi Kurva Langkah-langkah menentukan persamaan kurva oleh refleksi. a. Persamaan kurva yang akan direfleksikan memuat variabel x dan y. Misalkan titik (x, y) terletak pada kurva. b. Tentukan hasil refleksi titik (x, y) misalkan titik x′, y′). Anda akan memperoleh hubungan x, x′, y, dan y′. Nyatakan x dan y sebagai persamaan dalam x′ dan y′. c. Substitusikan persamaan x dan persamaan y yang diperoleh pada langkah (b) ke dalam persamaan kurva. Kurva inilah yang disebut hasil refleksi kurva. Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
  • 93. Contoh Soal Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
  • 94. 1. Bentuk Rotasi 2. Komposisi Rotasi C. Rotasi (Perputaran) 3. Rotasi Kurva Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
  • 95. 1. Bentuk Rotasi Rotasi (perputaran) merupakan putaran benda pada poros yang tetap. Rotasi termasuk transformasi geometri. Rotasi dapat diartikan sebagai transformasi yang memindahkan titik-titik dengan cara memutar titik- titik tersebut sejauh α terhadap titik pusat tertentu. a. Rotasi terhadap Titik Pusat (0, 0) Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
  • 96. b. Rotasi terhadap Titik Pusat (m, n) Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
  • 97. Contoh Soal Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
  • 98. 2. Komposisi Rotasi Komposisi rotasi yang berpusat sama akan ekuivalen dengan rotasi dengan pusat sama sebesar penjumlahan kedua sudut rotasinya. a. Komposisi Rotasi terhadap Titik Pusat (0, 0) Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
  • 99. b. Komposisi Rotasi terhadap Titik Pusat (m, n) Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
  • 100. Contoh Soal Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
  • 101. 3. Rotasi Kurva Langkah-langkah menentukan persamaan kurva oleh rotasi. a. Persamaan kurva yang akan dirotasikan memuat variabel x dan y. Misalkan titik (x, y) terletak pada kurva. b. Tentukan hasil rotasi titik (x, y) misalkan titik (x′, y′). Anda akan memperoleh hubungan x, x′, y, dan y′. Nyatakan x dan y sebagai persamaan dalam x′ dan y′. c. Substitusikan persamaan x dan persamaan y yang diperoleh pada langkah (b) ke dalam persamaan kurva. Kurva inilah yang disebut hasil rotasi kurva. Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
  • 102. Contoh Soal Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
  • 103. 1. Bentuk Dilatasi 2. Komposisi Dilatasi D. Dilatasi (Perkalian) 3. Dilatasi Kurva 4. Faktor Skala k Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
  • 104. 1. Bentuk Dilatasi Dilatasi (perkalian) merupakan perubahan ukuran suatu benda. Dilatasi dapat diartikan sebagai transformasi yang mengubah ukuran (memperbesar atau memperkecil) suatu bangun geometri, tetapi tidak mengubah bentuk bangun geometri tersebut. a. Dilatasi terhadap Titik Pusat (0, 0) Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
  • 105. b. Dilatasi terhadap Titik Pusat (m, n) Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
  • 106. Contoh Soal Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
  • 107. 2. Komposisi Dilatasi Komposisi dilatasi yang berpusat sama akan ekuivalen dengan dilatasi dengan pusat sama sebesar perkalian kedua faktor skalanya. a. Komposisi Dilatasi terhadap Titik Pusat (0, 0) Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
  • 108. b. Komposisi Dilatasi terhadap Titik Pusat (m, n) Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
  • 109. Contoh Soal Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
  • 110. 3. Dilatasi Kurva Langkah-langkah menentukan persamaan kurva oleh dilatasi. a. Persamaan kurva yang akan dirotasikan memuat variabel x dan y. Misalkan bahwa titik (x, y) terletak pada kurva. b. Tentukan hasil dilatasi titik (x, y) misalkan titik (x′, y′). Anda akan memperoleh hubungan x, x′, y, dan y′. Nyatakan x dan y sebagai persamaan dalam x′ dan y′. c. Substitusikan persamaan x dan persamaan y yang diperoleh pada langkah (b) ke dalam persamaan kurva. Kurva inilah yang disebut hasil dilatasi kurva. Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
  • 111. Contoh Soal Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
  • 112. 4. Faktor Skala k Sifat dilatasi dapat dilihat dari nilai faktor skala k. a. Untuk nilai k > 1 maka bangun akan diperbesar dan terletak searah terhadap pusat dilatasi dengan bangun semula. b. Untuk 0 < k < 1 maka bangun akan diperkecil dan terletak searah terhadap pusat dilatasi dengan bangun semula. c. Untuk –1 < k < 0 maka bangun akan diperkecil dan terletak berlawanan arah terhadap pusat dilatasi dengan bangun semula. d. Untuk k < –1 maka bangun akan diperbesar dan terletak berlawanan arah terhadap pusat dilatasi dengan bangun semula. Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
  • 113. Contoh Soal Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
  • 114. 1. Transformasi Matriks 2. Komposisi Transformasi Matriks E. Transformasi Matriks Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
  • 115. 1. Transformasi Matriks Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
  • 116. Contoh Soal Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
  • 117. 2. Komposisi Transformasi Matriks a. Komposisi transformasi (T2 o T1) artinya transformasi terhadap matriks T1 dilanjutkan transformasi terhadap matriks T2. Bentuk (T2 o T1) bersesuaian dengan perkalian matriks: Komposisi transformasi merupakan gabungan dua atau lebih transformasi yang dilakukan pada suatu titik atau kurva. 1 2 2 1 a b e f T dan T c d g h e f a b T oT g h c d                         Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
  • 118. b. Komposisi transformasi (T1 o T2) artinya transformasi terhadap matriks T2 dilanjutkan transformasi terhadap matriks T1. Bentuk (T1 o T2) bersesuaian dengan perkalian matriks: 1 2 1 2 a b e f T dan T c d g h a b e f T oT c d g h                         Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
  • 119. Contoh Soal Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
  • 120. BAB A. Barisan dan Deret Aritmetika B. Barisan dan Deret Geometri BAGIAN BAB C. Aplikasi Barisan dan Deret Bilangan Barisan dan Deret V Kembali ke daftar isi
  • 121. 1. Barisan Aritmetika 2. Deret Aritmetika A. Barisan dan Deret Aritmetika Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
  • 122. 1. Barisan Aritmetika Barisan aritmetika disebut juga barisan hitung. Pada barisan aritmetika ditandai dengan setiap dua suku yang berurutan memiliki beda yang sama. Beda: b = U2 – U1 = U3 – U2 = U4 – U3 = . . . = Un – Un – 1 Rumus suku ke-n: Un = a + (n – 1)b Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
  • 123. Contoh Soal Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
  • 124. 2. Deret Aritmetika Jika suku-suku suatu barisan aritmetika dijumlahkan maka akan diperoleh deret aritmetika. Rumus jumlah n suku pertama: Suku ke-n: Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
  • 125. Contoh Soal Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
  • 126. 1. Barisan Geometri 2. Deret Geometri B. Barisan dan Deret Geometri 3. Deret Geometri Tak Hingga Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
  • 127. 1. Barisan Geometri Barisan geometri disebut juga barisan ukur. Pada barisan geometri ditandai dengan setiap dua suku yang berurutan memiliki rasio yang sama. Rumus suku ke-n: Un = arn – 1 Rasio: Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
  • 128. Contoh Soal Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
  • 129. 2. Deret Geometri Jika suku-suku suatu barisan geometri dijumlahkan maka akan diperoleh deret geometri. Suku ke-n: Rumus jumlah n suku pertama: Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
  • 130. Contoh Soal Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
  • 131. 3. Deret Geometri Tak Hingga Barisan geometri yang mempunyai banyak suku tak hingga disebut barisan geometri tak hingga. Rumus jumlah deret geometri tak hingga: a S 1 r    Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
  • 132. Contoh Soal Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
  • 133. 1. Pertumbuhan 2. Peluruhan C. Aplikasi Barisan dan Deret Bilangan 3. Bunga Majemuk 4. Anuitas Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
  • 134. 1. Pertumbuhan Kaidah barisan dan deret dapat digunakan untuk memudahkan penyelesaian perhitungan pertumbuhan. Pada bahasan ini, pertumbuhan yang dimaksud adalah pertumbuhan eksponensial, yaitu pertumbuhan menurut deret ukur (geometri). Pertumbuhan selalu bertambah dengan suatu persentase yang tetap dalam jangka waktu tertentu. Secara umum, pertumbuhan setelah t tahun: Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
  • 135. Contoh Soal Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
  • 136. 2. Peluruhan Kaidah barisan dan deret juga dapat digunakan untuk memudahkan penyelesaian perhitungan peluruhan. Peluruhan yang dimaksud adalah peluruhan eksponensial, yaitu peluruhan menurut deret ukur (geometri). Peluruhan selalu berkurang dengan suatu persentase yang tetap dalam jangka waktu tertentu. Secara umum, peluruhan setelah t tahun: Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
  • 137. Contoh Soal Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
  • 138. 3. Bunga Majemuk Bunga majemuk adalah bunga yang dihitung atas jumlah pinjaman pokok ditambah bunga yang diperoleh sebelumnya. Uang yang dibungakan dengan bunga majemuk akan bertambah sebagaimana pertumbuhan. Nilai uang setelah t periode dirumuskan: Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
  • 139. Contoh Soal Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
  • 140. 4. Anuitas Anuitas adalah suatu pembayaran atau penerimaan uang setiap jangka waktu tertentu dalam jumlah sama atau tetap. Jangka waktu tertentu tersebut dinamakan periode. Pembayaran secara anuitas dilakukan setiap akhir periode. Nilai anuitas A dari suatu pinjaman M dengan suku bunga i% dirumuskan dengan: Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
  • 141. Contoh Soal Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
  • 142. Terima Kasih Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab