1. “Cinta Di Ujung Do’a”
Penulis Cerpen: Salfa Fath
“Awal Hijrah”
Rasa cinta memang lumrah dimiliki oleh setiap manusia, apalagi untuk manusia normal,
begitu pula yang dirasakan Layla, seorang gadis sederhana yang tinggal di kaki bukit pelosok
daerah kecamatan Lubuk alung, kabupaten padang pariaman. Rasa cinta yang dimiliki Layla
hanya sekedar ingin disayangi, diperhatikan, oleh sebab itu membuat Layla menutup diri
sehingga dia selalu menyimpan rasa cinta dan simpatinya pada seseorang yang menurutnya
adalah pintar, baik dan sholeh
Memasuki dunia kampus membuatnya begitu takjub melihat para mahasiswi –mahasiswi
menggunakan hijab dengan rapi, dan dihargai oleh kaum Adam. Layla yang waktu itu belum
berhijab bisa merasakan betapa dia merasa tidak dihargai oleh Kaum adam. Jika ada temen
kkuliah Layla yang satu angkatan dengan Layla jika dia berbicara dengan Layla selalu mendekat
dengan jarak yang dekat sekali seolah-olah gak ada batasnya. Contohnya: duduk berdampingan,
ngobrol berdekatan sambil tertawa tanpa batas. Hal ini membuat Layla tidak nyaman.
Sosok Layla adalah seorang gadis yang ketika duduk di bangku SMA rajin membaca
majala islami, seperti Hidyah, Annida, Sabili, dan banyak lainnya. Disana didaptkannya ilmu
bagaimana bentuk pergaulan antara lawan jenis. Pada waktu awl kuliah Layla masih belum
menggunakan hijab dengan rapi, Layla masih memakai celana jeans, baju ketat dan jilbab
dililitkan ke leher (Jilbab sakaratu maut) Padahal menurut salah satu ulama yang terkenal yaitu
Yusuf Qordhowi “ Hijab itu adalah pakaian longgar yang tidak menampakkan perhiasan seorang
wanita”..sedangkan baju ketat dan celana jeans itu sudah jelas-jelas menampakkan perhiasan
seorang wanita, baju ketat akan menampakkan payudara, sedankan celana jeans akan
menampakkan seberapa besar ukuran paha dari seorang wanita.
Di kampus Layla seorang mahasiswi yang sudah menggunakan hijab dengan rapi di
namakan “anak Forum” sedangkan yang belum menggunakan hijab dengan Rapi dinamakan
“anak Cafe”. Oleh karena itu secara tidak langsung Layla dikasih gelar “Anak Cafe”. Tapi
kebiasaan anak Café itu adalah ngumpul-ngumpul bareng laki-laki dan perempuan, membuat
kegiatan yang berhubungan dengan kuliah maupun yang tidak berhubungan dengan kuliah.
Sedangkan anak Forum Sabtu-Minggu iasanya mengadakan Kajian mingguan. Tapi Layla
merasa, Boro-boro jadi anak Café, jadi anak stdy orientied aja layla jarang, karna kesibukannya
2. “Cinta Di Ujung Do’a”
Penulis Cerpen: Salfa Fath
sabtu Jum’at sore harus pulang ke kampungnya untuk membantu orantuanya kesawah dank ke
bukit untuk menyadap karet.
Layla adalah seorang mahasiswi jurusan Biology angakatan 2005, Fakultas FMIPA
Universitas Negeri Padang. Dia lulus melalui tes Ujian Negara yaitu SPMB (Seleksi Penerimaan
Mahasiswa baru) yang dirasakan tidak bakalan LULUS, Alhamdulillah Lulus!”. Layla yakin ini
adalah karunia dari Allah SWT. Karna dari sebulan sebelum tes itu Layla tidak pernah
meninggalkan sholat tahajjud dan Dhuhanya, dan dia juga yakin sekali jika seorang hamba
mendekatkan diri kepada Allah dalam keheningan malam Allah pasti akan mengabulkan semua
doa dan harapannya.
Fakultas FMIPA tempat Layla kuliah sangat kental sekali dengan nuansa keislamannya.
Tahun pertama Kuliah Layla selalu mengikuti kajian keisalaman yang diadakan tiap jurusan di
fakultas FMIPA tanpa terkecuali. Dia tidak menghiraukan tugas yang banyak dari dosennya.
Tapi tugas yang diberikan dosen tidak pernah tidak selesai oleh Layla. Kajian keislaman
biasanya dia adakan Ba’da Ashar sampai jam 18.00 dan terkadang jika kajiannya beretpatan
dengan hari kamis maka selalu diadakan Iftor Jama’i setelah selesai kajian tersebut. Tahun
pertama Kuliah tak jarang Layla Cuma tidur empat jam tiap malam, dimulai dari jam 23.00
sampai jam 03.00 dini hari. Karna membuat laporan pratikum yang biasanya dikerjakan oleh
anak Fakultas FMIPA tiap tahun pertama, laporan pratikum yang dibuat biasanya ditulis tangan
dan tidak boleh copas. Setelah bangun jam 03.00 dini hari biasanya Layla Sholat sunah tahajjud
dulu dan baru mengerjakan laporan. Tidak lupa juga Layla berdoa akan kelancaran kuliahnya
sampai tamat. Karna dari segi ekonomi tidak mungkin Layla bisa menyelesaikan kuliahnya karna
orangtuanya hanya sebagai petani yang menerima upah tiap bulan, terkadang upah yang diterima
tidak cukup untuk makan tiap hari, dan tak jarang orangtua Layla meminjam beras ke saudara
untuk kebutuhan harian. Layla mempunyai seorang ayah tiri yang baik dan mau membiayai
kebutuhan mingguan Layla. Dari upah harian Ayahnya tadi, ayhnya menyisihkan sdikit untuk
dibawa Layla untuk kebutuhan kuliah Layla.
Ketika sholat, Layla selalu meminta kepada Allah SWT, Agar Allah selalu memudahkan
urusannya, Minta ampun atas dosa-dosanya, meminta agar bertemu dengan Allah dalam keadaan
husnul khotmah.
3. “Cinta Di Ujung Do’a”
Penulis Cerpen: Salfa Fath
Disamping hiruk pikuk kampus yang mencengangkan, melihat teman-teman Layla yang
banyak suka dengan senior yang gagah dan Tampan, berbeda dengan Layla yang sibuk dengan
ibadah dan mendekatkan diri kepada Allah SWT, walaupun saat itu dia belum berhijab dengan
benar, karna dia kuliah dengan biaya yang pas-pasan, dan terkadang tidak mencukupi, kalua
tidak ada lauk atau sambal yang mau dimakan Layla cukup makan dengan Kerupuk atau bakwan
yang harganya lumayan murah. Dengan itu Layla bisa mengganjal perutnya untuk bisa
melanjutkan aktivitas studinya di kampus.
Layla Hidup penuh dengan Ujian. Sejak berada dalam kandungan ibunya Layla sudah
ditinggalkan oleh Ayahnya karna menikah lagi. Dan tidak mau membiayai Kehidupan Layla.
Akan tetapi pernah suatu waktu ketika Layla berumur 6 Tahun, Ayah kandung Layla menemui
Layla dan Mengajak Layla jalan-jalan bersama Ibunya ke Pantai Gandoriah, Pariaman. Ternyata
tujuan Ayah Layla ini mau rujuk lagi dengan Ibu Layla karna Istri yang dinikahinya sudah
meninggal.
Akan tetapi ibu Layla tidak mau menerima dia kembali karna Prilakunya tidak baik.bahkan
Layla pun melihat dia seolah-olah melihat Hantu, karna tidak pernah bertemu dengan nya sejak
Layla kecil.
Awalnya Layla tidak mau bertemu dengan seorang laki-laki yang tidak lain ayah
kandungnya itu sendiri karena ibunya membohonginya dan mengatakan kepada Layla bahwa
laki-laki itu adalah teman ibunya. Setelah laki-laki itu pergi ibunya mengatakan bahwa laki-laki
itu adalah Ayah Layla. Layla tidak mau bertemu dengan orang itu lagi karna merasa kecewa,
melihat teman-temanya yang sedari kecil ditemani oleh ayahnya sedangkan dirinya tidak
ditemani oleh ayahnya. Dan tiba-tiba datang ketika dia sudah berumur 6 tahun. Sejak itulah
sebenarnya awal kecewa Layla kepada Sesosok orang yang bernama Ayah.
Ketika Layla menginjakkan Kaki di kelas V SD Ibu Layla mencoba mengundi Nasib di
Rantau Orang, dengan Niat untuk membiayai sekolah Layla. Karna ibu Layla seorang Single
Parents, beliau mencoba untuk berdagang di Rantau Orang
Sebuah rumah dengan cat warna putih dan Maroon hanya tinggal dapurnya, karna
dibongkar paksa oleh warga akibat Banjir bandang yang menerjang perkampungan tempat Layla
tinggal. Di dapur yang berukuran sangat minimalis itulah Layla tinggal sementara bersama
4. “Cinta Di Ujung Do’a”
Penulis Cerpen: Salfa Fath
Neneknya. Disitulah Hal Buruk hampir saja terjadi pada Layla. Makhluk yang paling di laknat
Allah menguasai fikrian Layla. Layla Berniat untuk Bunuh diri karna merasa tidak ada yang
menyayangi Layla, seperti yang dirasakan oleh teman-temannya yang mempunyai orangtua
lengkap. Biasanya Layla bersama dengan Nenek memasak di Dapur yang ada Abunya, istilah
orang minangnya adalah “Dapur Abu” . Di Dapur abu itu berjejer batu berukuran besar
“Tempaan Hidup”
Sedari kecil sudah hidup tanpa belas kasihan seorang Ayah membuat Layla hidup
mandiri. Umur 6 tahun Layla dibelikan kambing oleh ibunya hasil jerih payah ibunya bekerja
sebagai buruh Cuci di salah satu rumah saudara. Nah ketika itu Layla merawat kambing tersebut
sampai kambing itu mempunyai 4 anak. Aktivtas Layla merawat kambingnya ketika dia sudah
pulang sekolah. Mulai jam 2 siang Layla mengembalai kambing tapi tak lupa Layla sebelumnya
melakukan sholat dzuhur sebelum mengembalai kambing. Saat mengembalai kambing Layla
membawa buku pelajarannya untuk dibaca. Bahkan pada waktu itu, saat Layla membaca buku
Layla mengikatkan tali kambing di kakinya, saat Kambingnya terkejut entah melihat sesuatu
yang mengerikan, sontak Layla di Tarik oleh kambing tersebut, sehingga mennggalkan luka di
kaki Layla. Ya tapi begitulah suka duka Layla saat merawat kambingnya.
Layla dijuluki kutu buku oleh 3 orang teman kecilnya yaitu Erna, Eka dan Heru. Karna
kemana pun dia pergi selalu buku yang menjadi temannya.Buku-buku yang dia baca selalu buku-
5. “Cinta Di Ujung Do’a”
Penulis Cerpen: Salfa Fath
buku yang bernuansa islami yang bisa memotivasinya. Buku-buku tersebut dia pinjam di
perpustakaan sekolah.
Rumah Eka berada disamping rumah Layla, sedangkan rumah Erna berada di belakang
rumah Layla. Erna dan Heru adalah saudara. Heru adalah adik dari ibunya Erna, akan tetapi
umurnya hanya beda 2 Tahun. Mereka diekolah satu kelas. Layla, Eka, Heru dan Erna. Akan
tetapi mereka beda nasib atau takdir. Eka dibesarkan dalam keadaan orangtua yang lengkap. Ibu
dan ayah Eka sangat menyayangi Eka bahkan sangat memnjakan Eka. Sedangkan Heru juga
mempunyai orangtua yang lengkap dan sangat memanjakan Heru juga. Disisi lain, Erna hamper
mirip kondisinya dengan Layla. Seorang anak broken home yang dtinggalkan oleh Ayahnya.
Akan tetapi Layla dengan Erna dari segi Fisik bagaikan langit dan Bumi, Erna sangat
Cantik, Kulit putih, Badan langsing dan hidung mancung. Sedangkan Layla Tubuhnya Agak
sedikit Gemuk, kulit sawo matang dan hidung sedikit Pesek. Eka mempunyai Tubuh Tinggi,
kulit sawo matang dan berhidung mancung, sedangkan Heru mempunyai tubuh Tinggi, putih dan
hidung mancung. Heru dan Erna memang Tampan dan cantic karna mereka saudara.
Karna Cantik itulah Erna merasa ke PD-an dan merasa setiap orang yang melihatnya
suka sama dia. Begitu pula dengan Heru. Heru banyak orang yang menyukainya karna
Ketampanannya. Mereka selalu pergi sekolah bersama dengan jalan kaki sejak dari SD sampai
SMP. akan tetapi Layla sering dikucilkan karna tidak punya apa-apa. Eka sering memberi hadiah
kepada Heru.
Tapi Hal miris terjadi pada Heru, dia putus sekolah saat menginjak kelas 2 SMP karna
Ayahnya meninggal. Padahal Heru adalah anak yang pintar, Sejak SD rangking Heru selalu
berkejar-kejaran dengan Layla.
Sejak ayahnya meninggal itu Heru tidak mau sekolah, walaupun sudah di motivasi oleh
Guru dan banyak teman-temannya. Dan pada akirnya Heru merantau Ke Medan bersama
kakaknya untuk belajar untuk di toko Perhiasan emas punya Iparnya “Pandai Mas”.
Sedangkan Layla, Erna dan Eka melanjutkan sekolahnya. Tamat dari SMP Layla
mendaftar di salah satu sekolah favorit di Lubuk Alung, yaitu SMAN 1 Lubuk Alung. Eka karna
nilainya tidak mencukupi untuk masuk di SMA tersebut maka Eka medaftar di MAN 1 Lubuk
Alung, sedangkan Erna masuk juga di SMAN 1 Lubuk Alung sebagai siswa cadangan akan
6. “Cinta Di Ujung Do’a”
Penulis Cerpen: Salfa Fath
tetapi Erna akhirnya bisa masuk di SMA itu karna Tante dari Erna seorang PNS melakukan
diskusi dengan pihak sekolah.
Disinilah bermulai kisah masa SMA mereka, Erna dengan Pesonanya dan Layla dengan
Kutu bukunya. Akan tetapi Erna hanya sampai kelas X SMA saja dan akhirnya putus sekolah
karena masalah biaya. Sedangkan Layla sebenrnya juga terkendala dengan biaya, karna Layla
rajin dan optimis, Layla mendapatkan beasiswa dari pihak sekolah sampai Layla tamat SMA.
Layla sejak kelas X SMA dititipi oleh Ibunya tinggal di rumah saudara yang rumahnya
berdekatan dengan sekolah Layla. Saudara dari Ibu Layla tersebut dipanggil Lyla dengan sebutan
“Anduang”. Aktivitas Laya dirumah anduang tersebut dari sejak bangun tidur adalah Membantu
anduang Jualan Lontong sayur. Biasanya pagi setelah sholat subuh Layla memebersihkan dapur,
karna dapur agak sedikit berantakan karna ada piring-piring dan nampan bekas masak dari
anduang Layla. Tepat Jam 07.00 pagi Layla sudah seleai beres-beres dan berangkat jalan kaki
kesekolah. Pulang dari sekolah sekitar jam 16.00 Layla membantu anduangnya untuk membuat
Kuah dari lontong sayurnya. Selesailah pekerjaan Layla sampai menjelang sholat magrib.
Ketika adzah magrib berkumandang Layla bersiap-siap untuk melaksanakan sholat
magrib dan tak lupa mandi sebelum sholat. Setelah sholat magrib biasanya aktivitas Layla adalah
Tilawah sampai Isya menjelang. Setelah sholat isya Layla beajar untuk perseiapan sekolah besok
hari. Begitulah aktivitas harian Layla.
Pernah suatu waktu Layla mendapatkan nilai kurang memuaskan atau Remedial dari
sekolah. Yaitu pada mata pelajaran Kimia, Sontak Lyla sangat kecewa pada dirinya, karna tidak
bisa mendaptkan nilai yang memuaskan. Pada akhirnya Layla mengiqob dirinya belajar sampai
larut malam, dan terjadilah kisah Horor pada kamar Layla. Dan saking seriusnya Layla baru
menyadari setelah dia selesai belajar dan mau mengambil wudhu saat akan melepas lelah di atas
samudra Kapuk.
Kisah horor itu terjadi saat Layla belajar, Dia melihat kucing hitam yang selalu
melototinya dengan mata yang tajam, tapi Layla hanya melihat sekilas, dan dia tidak terlalu
memikirkan hewan kecil itu. Stelah beberapa lama Layla pengen melihat kucing tersebut, akan
tetapi kucing itu bagaikan hilang ditelan bumi, tidak Nampak sesosok hewan berbulu tersebut.
7. “Cinta Di Ujung Do’a”
Penulis Cerpen: Salfa Fath
Layla Kaget bukan kepalang. Secara bentuk kamarnya itu tidak bisa dilewati oleh hewan kecil
apapun kecuali semut. Layla heran dari mana hewan tersebut masuk kekamarnya?’’
Setelah kejadian itu Layla makin mengencangkan ikat pinggangnya untuk beribadah
kepada Allah SWT. Dia merasa hanya Allah lah kekasih yang abadi yang tidak pernah
meninggalkannya. Layla memperpanjang sujudnya kepada Allah SWT. Dia merasa takut jika
ibadahnya turun maka Allah akan murka kepadanya dan tidak mengabulkan segala yang menjadi
doa dan harapannya.
Layla yakin dengan dengan janji Allah dalam surat Ar Ra’ad ayat 11:
“Baginya Manusia ada malaikat-malaikat yang selalu menjaganya secara bergiliran,
dari depan dan belakangnya. Mereka menjaganya atas perintah Allah SWT.
Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan suatu kaum sebelum mereka mengubah
keadaan diri mereka sendiri. Dan Apabila Allah menghendaki keburukan suatu kaum,
maka tidak ada yang dapat menolaknya. Dan tidak ada pelindung bagi mereka selain
dia”.
Layla menyadari dirinya berasal dari keluarga yang broken. Dan dia juga tahu sekali
bahwa tidak ada yang bisa menolongnya selain Allah SWT. Layla berdoa agar takdir hidupnya
tidak seperti ibunya, yang ditinggal oleh suaminya ketika saat hamil muda. Jadi dia ingin
menjadi anak yang sholehah, memperbaiki diri menjadi pribadi muslim yang sesuai dengan
syariat islam. Dan Layla juga berharap ketika Allah memanjangkan umurya dan bisa ketemu
dengan jodohnya dia berharap mendapat seorang ikhwan yang sholeh, Paham agama, dan
menghargai seorang wanita.
Disatu sisi juga Layla semangat memperbaiki diri menjadi seorang muslimah yang
tangguh karna terpesona dengan janji Allah dalam surat An Nur ayat : 26 yang berbunyi
”Perempuan-perempuan yang keji untuk laki-laki yang keji dan laki-laki yang keji untuk
perempuan yang keji (pula) sedangkan perempuan-perempuan yang baik dan laki-laki yang
baik untuk perempuan-perempuan yang baik pula. Mereka itu bersih dari apa yang
dituduhkan orang-orang. Mereka memperolah ampunan dan rezeki yang mulia (syurga)”
Saat SMA Layla sangat hati-hati menjaga pergaulannya. Layla mempunyai Teman laki-
laki satu kelas yang baik pada Layla. Temannya itu bernama Sulthan. Sulthan adalah seorang
8. “Cinta Di Ujung Do’a”
Penulis Cerpen: Salfa Fath
laki-laki yang pintar dan kutu buku. Sulthan juga seorang teman yang sholeh, yang Rajin
beribadah kepada Allah SWT. Mereka agak sedikit akrab karna mempunyai takdir hidup yang
sama, Mereka sama-sma berasal dari keluarga yang Broken. Ayah dan Ibunya Sulthan bercerai
saat sulthan Duduk di Bangku Sekolah Dasar. Maka dari itu mereka sedikit dekat. Dan Layla
sering Bertanya pada Sulthan mengenai pelajaran yang belum dia mengerti. Tak Jarang Sulthan
sedikit mengeryitkan keningnya karna sering di tanyai oleh Layla.
Tapi Layla tak pernah gentar, asalkan nilainya nya bisa tuntas dia gak peduli dibilang
cerewet dan bawel oleh Sulthan. Sulthan sangat menyukai Mata pelajaran Matematika. Tapi
hamper pada semua mata pelajaran nilainya bagus.
Layla dan Sulthan berada pada kelas yang sama sejak kelas XI sampai kelas XII SMA.
Bahkan saat kuliah mereka berada pada kampus yang sama. Sulthan jurusan matematika
sedangka Layla jurusan Biologi. Sejak kuliah Sulthan sangat baik pada Layla, bahkan Sulthan
Rela membawakan Bahan Pratikum perkuliahan Layla. Saat itu Layla harusnya satu kelas Di usir
keluar oleh Asisten dosennya karena tak bawa bahan Pratikum, Dari kejauhan datanglah Sulthan
ke Depan Laboratorium membawakan Layla satu Kantong Jantung Pisang. Sebelumnya Layla
sudah menunggu Sulthan juga, khawatir nanti dia gak datang maka satu kelas perkuliahan akan
diusir oleh asisten dosennya.
Assalamualaikum Lay?” suara Sulthan terdengar menyapa Layla.
Waalaikumussalam.” Layla Menjawab salam dari Sulthan
Lay, ini Titipan bahan pratikum kamu, Alhamdulillah Ibuk aku bantu cariin bahan
pratikummu.” Sulthan menambahkan jawabannya.
MasyaAllah, Ibuk kamu ikut cariin?” Wajah Layla terlihat sangat bahagia, dan terlihat
senyum sungging di bibir Layla.
“Sampaikan salamku pada Ibukmu ya Sulthan?” Semoga keluargamu selalu dalam
lindungan Allah SWT.” Suara Layla terucap pada Sulthan.
Ya , InsyaAllah.” Jawab Sulthan pada Layla
Setelah itu Sulthan Berlalu menuju ruangan Perkuliahannya yang tidak begitu jauh
jaraknya dari Laboratorium tempat Layla Pratikum.
Ketika Layla Masuk kedalam Laboratorium, Temen-temen Layla bertepuk tangan dan
ngeledikin Layla Sama Sulthan. Salah seorang teman Layla yang bernama Anton ngeledekin
9. “Cinta Di Ujung Do’a”
Penulis Cerpen: Salfa Fath
Layla dengan menyoraki Layla” Yeeeyyyyy, Dibantu sama Pangeran kodok ya, akhirnya kita
semua jadi selamat!”
Terimakasih ya Layla!” Ucap Anton pada Layla. Kebetulan Anton adalah Ketua
Kelasnya Layla jadi bertanggung jawab atas Kelas yang dipimpinnya.
Hari berganti hari, Minggu berganti minggu dan bulan berganti Bulan. Sulthan selalu
bantu Layla jika Layla kesulitan. Dan Layla pun sudah menganggap Sulthan sebagai saudara
karna senasib seperjuangan.
Sampai tibalah saatnya hari wisuda ditetapkan, merekapun alhamdulillah wisuda
berbarengan. Tapi malang tak dapat ditolak mujur tak dapat diraih, Gempa yang berkekuatan 7,6
Skala Richter di lepas pantai Sumatra Barat pada pukul 17:16:10 WIB tanggal 30 September
2009. Membuat Layla tidak bisa Wisuda dengan semestinya, apalagi ditambah dengan Makdang
(saudara laki-laki dari ibu di Minang) Layla yang menjadi korban dalam peristiwa tersebut.
Daging yang berada di bawah mata kaki Makdang Layla robek terkena runtuhan kayu rumah
nya. Pada saat terjadi gempa makdang Layla sedang melaksanakan sholat Ashar diruang tamu
rumahnya. Pada goncangan yang pertama makdang Layla berada pada rakaat yang kedua, akan
tetapi pada rakaat ketiga goncangannnya semakin dahsyat sehingga Makdang Layla
berhamburan keluar rumah, akan tetapi Allah berkata lain, hampi mendekati pintu bagian luar,
Kayu yang berasal dari pintu bagian depan menghantam kakinya, sehingga robek bagian
tumitnya.
Sebenarnya ada kisah berharga dari kejadian tersebut yang bisa diambil hikmahnya,
dimana tempat sholat yang digunakan oleh makdang Layla tersebut bersih tidak terkena runtuhan
sama sekali, Jikalau makdang Layla bertahan dengan sholatnya sampai selesai maka
Alhamdulillah dia akan selamat dari musibah tersebut. Tapi yang namanya musibah, pasti sudah
diatur oleh Allah pada siapa akan ditimpakan oleh Allah SWT. Tinggal kita harus sabar dan
ikhlas menghadapi Ujian tersebut.
Sejak Makdang Layla terkena Ujian tersebut, Layla lah yang menjaga Makdangnya
tersebut dirumah sakit. Walaupun makdangnya sendiri sbenarnya mempunyai 5 orang anak, akan
tetapi anaknya tersebut semuanya laki-laki. Sebenarnya banyak hikamh yang diambil Layla dari
kehidupan makdangnya itu sendiri. Makdangnya membesarkan anaknya dengan cinta, dan
bahkan menuruti apa yang diminta oleh anak-anaknya tersebut. Sehingga orientasi dari anak-
anaknya hanya uang, tidak ada sedikitpun rasa ingin berbakti pada Ayahnya yang telah
10. “Cinta Di Ujung Do’a”
Penulis Cerpen: Salfa Fath
membesarkannya. Ditambah lagi dengan istri makdangnya itu juga mengajarkan anaknya bahwa
segala sesuatu hanya dinilai dengan materi. Karna makdang tidak mengajarkan agama secara
mendalam kepada anaknya, jadilah dia dihari tuanya menderita karna tidak ada anaknya yang
perhatian kepadanya.
“Awal Pertemuan”
Hari berganti hari bulan berganti bulan, Dunia kampus sangat menyenangkan bagi Layla,
Apalagi dia bisa berkumpul dengan orang-orang sholeh yang bisa mengajaknya pada kebaikan.
Akan tetapi hal yang menakutkan mendera perasaan Layla sendiri, dan sebenarnya ini haru
dibuang jauh-jauh perasaan ini. Karna cinta yang utama itu hanyalah untuk sang pencipta
Rabbbul Alamin. Hal yang menakutkan itu adalah ketika Layla simpatik dengan seorang ikhwan
yang tidak lain adalah Paman dari sahabat nya sejak SD. Kebetulan umurnya dengan Layla
berjarak 5 tahun. Layla simpatik padanya karna dia sholeh, Rajin Puasa Sunnah, tahajjud, dhuha,
dan ibadah lainnya, informasi itu di dapatkan Layla dari sahabatnya sendiri yang bernama
Nafishaa. Paman Nafisha bernama Abdul. Abdul terlambat mendaftar kuliah karna Yatim piatu,
sedari awal kuliah Abdul lah yang membiayai biaya kuliahnya sendiri sampai tamat. Bahkan
untuk Membiayai kuliahnya Abdul sering memebantu kakak laki-lakinya menjadi Kuli Panggul
membawa barang-barang berat seperti gula, garam, dll. Tidak itu saja, Abdul jugan mengambil
jasa ketikan, bagi mahsiswa yang kuliah sambil bekerja. Dari itulah Abdul memebiayai
kuliahnya.
Awal pertemuan Abdul dengan Layla adalah saat Idyl Fitri. Layla Silaturrahi kerumah
Nafisha, lalu muncul Abdul menannyakan sesuatu kepada Nafisha.
Fi, ada Charger Hp fi, boleh Maketek (Sebutan untuk Adek Ibu paling kecil) pinjem!”
Tanya Abdul pada Fisha.
Lalu Abdul kaget ada teman Fisha yang sedang duduk di samping Fisha, tidak lain dan
tidak bukan itu adalah Layla. Kemudian Fisha memeprkenalkan Maketeknya pada Layla.
Layla, Kenalkan ini Maketekku, Namanya Abdul!” Ucap Fisha pada Layla
Karna perasaan Tadzhim dan menghargai yang lebih tua, Layla berniat untuk mencium
tangan Maketek Layla, karna Layla sudah enganggap keluarga sahabtanya itu seperti
keluarganya sendiri.
11. “Cinta Di Ujung Do’a”
Penulis Cerpen: Salfa Fath
Tapia pa yang terjadi, gayung tidak bersambut. Abdul yang sudah paham akan agam
tidak menyambut tangan Layla. Karna Dia rasa bukan Muhrim.
Dengan sigap abdul menyatukan kedua tangannya dan meletakkan di dadanya sambil
mengatakan Assalamualaikum, Layla?” Ucap Abdul pada Layla
Lalu Layla yang tangannya tidak disambut merasa malu, dan membalssnya dengan
mengucapkan, Waalaikumussalam.!”
Abdul setelah dapat charger Hp beralu di ahdapan Layla.
Layla bertanya-tanya dalam hati, kenapa bisa seperti itu ya..apa ada yang salah?” Ucap
Layla dalam hati.
Layla belum terlalu mndalami ilmu agama.
Fisha datang mengahmpiri Layla. Dan mengatakan kepada Layla. Maketeknya itu
memang seperti itu. Dia pernah menyampaikan kepada Layla bahwa:
Dalam hadist Rasulullah” Rasulullah lebih baik tersusuk besi panas tangganya dari pada
bersalam dengan wanita yang bukan muhrim”!” itulah yang selalu dipegang teguh oleh
maketeknya Fisha tersebut.
Kemudian Fisha juga menceritakan bahwa Maketeknya ini banyak Akhwat yang
mengejarnya bahkan mengajak maketeknya ini untuk menikah, tetapi dia menolak, dengan
Alasan belum tamat kuliah.
Fisha dan Layla pada waktu itu belum hijrah sempurna, dalam berpakain masih belum
istiqomah, terkadang pakai celana ceans dan terkadang pakai rok.
Jadi timbul lah niat dari Fisha untuk menguji keimanan dari Maketeknya ini. Caraya
adalah dengan memebri nomer Handphone Abdul kepada Layla. Layla yang pada waktu itu
Khilaf dan Iseng mengikuti kemauan sahabantnya itu.
Dan paa akhrinya Abdul terpesona dengan suara Layla yang waktu itu meggunakan nama
samaran yaitu Fitri. Di dunia maya Layla memeperkenalkan diri kepada abdul dengan panggilan
Fitri dan Abdul juga memeprkenalkan diri dengan panggilan Wahyu. Jadi mereka sama-sama
berbohong.
Mereka berdua sudah terbuai akan cinta semu di dunia maya, Mereka sering telfonan,
Sms-sms an, dan Layla pun merasa nyaman dengan Abdul karna mendengar ceritanya. Layla
juga menceritakan tentang Ayahnya yang tidak bertanggung jawab. Dan banyak hal lainnya yang
diceritakan Layla pada waktu sms dan telfonan bersama Abdul. Mereka juga sering curhat
12. “Cinta Di Ujung Do’a”
Penulis Cerpen: Salfa Fath
perihal aktifitas kajian di kampus. Karna merasa sudah menjadi anak forum merekapun saling
mengingatkan dalam kebaikan, baik itu dalam hal ibadah, Shaum Sunnah, Tahajjud dan Dhuha.
Abdul memanggil Layla dengan sebutan Ikhty, sedangkan Layla Memanggil Abdul dengan
sebutan Akhi.
Tepat jam 03.00 dini hari Handpone Layla berbunyi…Tit…tit….tit.?”
Dengan sigap tangan Layla mengangkat telfon Abdul, dan Abdul pun dengan cepat
meng-Off kan panggilan Layla. Layla sudah paham akan hal itu, jika dia Cuma Miscalled aja
artinya dia menyuruh Layla untuk sholat Tahajjud. Tak berapa lama kemudian mendaratlah
sebuah SMS dari Abdul untuk Layla yang berbunyi:
“Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Ukhty?”
Sudah bangunkah Ukhti?”
Tahajjud yuk?”
Begitulah SMS Abdul pada Layla yang membuat Layla langsung lari dengan cepat dari
peraduannya menuju kamar mandi untuk segera berwudhu, Walaupun sedikit lelah dengan tugas
–tugas kuliah Layla tetap semangat karna di motivasi oleh Abdul.
Setalh Layla menunaikan sholat tahajjud Layla Layla membalas SMS dari Abdul:
“ Syukran ya Akhi sudah membagunkan Ana!” . Pinta Lalya saat mengetik sms pada
Abdul dengan seribu senyuman.
Layla dan Abdul juga sering mengirim kata-kata puistis antara mereka berdua, bahkan
pakai hadist Nabi segala.
Layla pernah mengirimkan Abdul tentang ciri-ciri wanita sholehah. Dan Sambil berdoa
selalu agar Abdul menjadi jodohnya. Layla meminta Abdul pada Allah bukan karna ketampanan
ata baby face wajahnya, akan tetapi karna kesholehannya.
Singakt cerita SMS Abdul dan Layla berlanjut sampai semester 4 tahun kedua kuliah.
Layla menghentikan aktifitas sms nya bersama Abdul setelah dia mengikuti Daurah Hijab di
acara LDK kampusnya. Distiulah Layla sadar kalau apa yang dilakukannya itu salah dan tidak
diridhoi Allah SWT. Dia takut akan murka Allah SWT. Jika Allah sudah murka maka Allah akan
menghinakannya di hadapan Allah dan di hadapan seluruh manusia.
13. “Cinta Di Ujung Do’a”
Penulis Cerpen: Salfa Fath
Sampai pada akhirnya Layla bercerita pada sahabantnya Fisha perihal ketakutannya akan
murka Allah SWT atas perbuatannya. Sahabatnya yang waktu itu belum hijrah sempurna dan
belum dapat hidayah menanggapi senyum-senyum saja.
Fisha, sudah lah ya, kita akhiri aja kebohongan kita ini ya, sama Maketekmu, Aku Takut
akan murka Allah SWT?” Ucap Layla pada Fisha.
Udah lanjut aja!” jawab Fisha dengan semnagat
Nggak lah Fisha, Aku malu dan akum au juju raja!” Sambil memeberika secarik kertas
pada Fisha untuk diberikan pada Abdul.
Fisha belum mengambil kertas tersebut dan masih mencandaain Layla dengan
mengatakan” Udah Layla,Nanti aja jujurnya waktu malam pertama!” Fisha bercanda (sambil
tersenyum kemenangan).
Wush..Malam Pertama?” Nggak Ah!” sahut Layla.
Sesautu yang dimulai dengan kebohongan hasilnya pasti tidak akan baik!” . Layla makin
semangat menyodorkan kertas permohonan maafnya pada Fisha.
Akhirnya Ikhtiar Layla berhasil membujuk Fisha.
Ya udah terserah Layla aja mana yang terbaik menurut Layla aja!” Jawab Fisha denga memelas.
Karna Fisha khawatir nanti kena Marah sama pamannya itu. Yang suka meceramahinya jika
berbat salah.
Alhamdulillah, Makasih y Fi, karna kalu sudah jujur rasanya sudah lega dan terserah dia aja mau
marahm atau gimana sama Layla, yang penting sekarang Layla mau bertaubat dan mencintai
Allah diatas segalanya. Lalu Layla membrikan secarik kertas itu pada Fisha yang lagsung di baca
oleh Fisha yang bunyinya:
“ Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Afwan Akhi, Ana maun meminta maaf yang sebesr-besarnya pada akhi atas semua kekhilafan
dan kealahan ana. Sebeanrnya anak takut menyatakan ini, tapu ana lebih takut lagi akan murka
dan Azab Allah SWT. Selama ini yang akhi kira sangka Fitri dalam SMS itu adalah ana Layla
sahabt dari FIsha, ponakan Akhi sendiri. Sekarang terserah akhi mau marah dan menghukum
14. “Cinta Di Ujung Do’a”
Penulis Cerpen: Salfa Fath
ana, ana akan terima karna ini memang kesalahn ana. Sekali lagi ana mohon maaf dan pada
Allah ana mohon Ampun. Ana sudahi dengan Wassalamualaikum. Warahmamtullahi
Wabarakatuh.”
Sejak kejaidan itu Layla pun Menerima maaf dari Abdul setelah 3 hari lamanya menunggu.
Baru datang SMS dari Abdul yang berbunyi:” Ya, Ana Maafkan!” dengan kalimat yang singkat
penuh dengan rasa kecewa..
Lalu Layla Mebalas SMS dari Abdul dengan menuliskan :” Alhamdulillah, Jazakillah khoir
Akhi!”
Lyla senang atas kemuliaan hati Abdul. Dan bersujud kepada Allah karna Layla Yakin betul jika
kita berurusan dengan mandusia, maka selesaikanlah urusan itu dengan manusia itu pula.
Setelah kejaidan itu, Lalyla menyibukkan dirinya dengan kegiatan positif dikampusnya
dengan mengikuti berbagai acara lembaga dakwah kampus, sampai akhirna Layla mengikuti
pengajian mingguan memeprbaiki bacaan Qur’an dan menambah wawasan keislaman. Sejak
saat itu Layla merasa dirinya sangat dekat dengan Allah SWT bahkan sepertinya tidak ada
penghalang antara dirinya dengan Allah SWT.
Jika Engkau mencintai Allah, Allah akan lebih mencintaimu melebihi cintamu kepadaNya.
Disamping aktif mengikuti acar kampus Layla juga aktif di Himpunan mahasiswa
jurusannya sendri yaitu jurusan Bology. Bahkan Layla pernah menjadi Asisten Doses mata
kuliah Fisiologi tumbuhan. Disamping mengikuti acara kampus dan LDK Layla semakin sibuk
dengan Ibadah dan Hal-hal positif sampai nagajar private malam-malam juga pernah
dilakoninya. Layla mempunyai prinsip “jika kita tidak disibukkan dengan kebaikan maka kita
akan disibukkan dengan keburukan”
Ditengah-tengah kesibukan Layla, Alhamdulillah penelitian Layla untuk tugas akhirpun
juga sudah rampung. Dia merasakan sekali dalam setiap perjalanan hidupnya selalu ada campur
tangan Allah SWT untuk memudahkan urusannya. Hal itu dirasakannya saat dia melaksanakan
seminar Hasil penelitian. Penelitian dan Ujian Komprey, selalu ada pertolongan Allah untuknya.
Di waktu Nayla Ujian komprey (meempertahankan skripsinya), Kebetulan ada pemadaman
listrik secara bergilir di kampusny. Kemudian persis saat giloiran Layla yang ujian Komprey
15. “Cinta Di Ujung Do’a”
Penulis Cerpen: Salfa Fath
sekitar jam 10.00 maka laistrik hidup kembali, sedangkan temannya yang siding Komprey
sebelum dan setelah Layla mendapatkan listrik padam. Dan Alhamdulillah Layla lulus ujian
Komprey dengan nilai A. Itulah pertolongan Allah yang dirasakan oleh Layla. Seperti yang
dikatakan Allah dalam Surat (Q.S: Muhammad: 7): “ Barangsiapa membantu agama Allah, maka
Allah akan membantunya dan mengukuhkan kedudukannya”
Alhamdulillah Layla sekarang sudah lega karna semua urusan kampusnya sudah selesai,
sekarang Layla hanya menunggu saat hari Wisuda datang. Menjelang wisuda Layla sering
membantu orangtuanya ke sawah dikampung, bahkan banyak masyarakat yang mengejeknya,
kalau dikampungnya tidak ada anak gadis yang kesawah, mereka hanya sibuk memepercantik
diri, melihat hiburan malam (Musik biduan) dan pacaran.
Bahkan salah satu dari buruh tani itu ada yang candain Layla dengan mengatakan:” Wahh,”
Udah pandai ni kesawah, nanti kalau sudah Wisuda cari orang keswah aja lagi” Timpal buruh
tani tersebut
Mendengar akan hal itu Layla senyum saja menanggapi ocehan yang buruh tani tersebut.
Tapi dalam hati Layla terbersit fikiran:” dia melakukan ini karna bentuk baktinya pada orangtua,
bukan untuk gaya-gayaan dan pamer?” ucap Layla dalam hati.
Dan Layla juga sadar bahwa ridho Allah adalah redho orangtua, dan jika dia sudah menikah
nanti maka ridho Allah adalah ridho Suaminya.dan dibenaknya juga sepakat siapa aja yang
dipilihkan Allah itulah yang terbaik untuknya dan yang penting harus bisa menjaga diri.
Tapi dia gak tau itu siapa?”maka untuk bisa bertedengan pangeran itu dia selalu berdooa dalam
sholay Lailnya, sambil memeprbaiki diri, ibadah dn agamanya sendiri. Karna dia yakin dengan
janji Allah dalam surat An Nur : 26.
Bagaimana karakter kita seperti itu julaha jodoh kita. Layla juga memotivasi dirinya
dengan menambah hafalan Qur’annya, agar dipertemukan dengan Insan yang dicintai Allah yang
hafidz Qur’an dan berakhlak mulia. Dan Layla sempat mempunyai impian memnpunyai jodoh
16. “Cinta Di Ujung Do’a”
Penulis Cerpen: Salfa Fath
seseorang yang merdhu suaranya ketika membaca Qur’an, yang suaranya mirip dengan Ulama
terkenal Medinah yaitu Misyari Rasyid dan Saad Al Ghomidi.
********
Hari Wisuda Layla pun semakin dekat tinggal 2 minggu lagi, sepulang dari kampus Layla
membantu Ibunya kesawah, setelah balik dari kampong Layla mendapat tawaran dari temannya
untuk membagikan brosur zakat dari Rumah zakat, waktu itu bertepatan bulan Ramadhan dan
laylapun menyanggupinya, ketika membagikan brosur tersebut dia sempat dikejar anjing karna
diwilayah pembagian brousrnya bertepatan di komplek oerumahan elit, Sontak Layla pun lari
sekencang-kencangnya. Dan Alhamdulillah Layla selamat dalam kejaran Anjing tersebut
Setelah bergulat dengan keringat akibat dikejar anjing Layla kembali ke Wisma tempat
dia biasa beristirahat setelah selesai perkuliahan. Ternyata Layla merasakan ada sakit di dadanya.
Dan Layla Kaget begitu kepalang karna menemukan benjolan di bagian atas payudara tepatnya
di bawah tulang klavikula yang berjarak kurang lebih 5 sentimeter. Dia sangat cemas karna
penyakit itu paling berbahaya dan menjadi pembunuh nomer satu untuk wanita.
Tanpa berfikir panjang Layla pulang ke kampong dan memberitahukan pada ibunya akan
hal tersebut. Sesampai di kampong Ibu Layla sangat kaget dan besok harinya membawa Layla
kerumah sakit Umum M. Djamil padang untuk melakukan Pengobatan. Dan Alhamdulillah
ternyata itu Cuma pelebaran kelenjer Mamae yang ada di payudara dan itu bukan Kanker
payudara.
Layla sangat bersyukur sekali karna penyakitnya tidak terlalu parah. Layla yakin bahwan
segala penyakit yang ada pada dirinya itu adalaha pemberian Allah. Maka Allah jugalah yang
akan menyembuhkannya dengan ikhtiar dan doa. Layla teringat dengan do’a Nabi Daud AS
ketika ditimpa musibah penyakit, Sang Nabi membaca doa yang terdapat dalam Al Qur’an surat
QS: AL Anbiya: 83 yang berbunyi:” Ya Allah, Engkaulah yang memebrikan penyakit, Maka
engkau jugalah yang akan menyembuhkannya”. Dan Alhamdulillah dengan ikhtiar maksimal
dengan pengobatan herbal dan terapi sholat tahajjud tiap malam Alhamdulillah penyakit Layla
sembuh.
****
17. “Cinta Di Ujung Do’a”
Penulis Cerpen: Salfa Fath
Ketika 10 hari menjelang acara wisuda gempa besar menguncang sumatera barat, kala itu
Layla sedang berada diatas motor bersama mak aciaknya saat mau pulang kerumah. Saat itu mak
aciaknya itu marah sama Layla, karna dikira Layla yang menyebabkan motor terlalu kencang
dan membuat tidak nyaman duduk diatas motor.