146020300111009 sri apriyanti husain ta_chapter 11
1. Nama : Sri Apriyanti Husain
Nim : 146020300111009
Tugas : RMK
Mata Kuliah : Teori Akuntansi
CHAPTER 11
REACTIONS OF INDIVIDUALS TO FINANCIAL REPORTING : AN EXAMINATION OF BEHAVIOURAL RESEACRCH
Tujuan pembelajaran:
1. Bagaimana riset keperilakuan berbeda dari riset pasar.
2. Bagaimana accounting-related variables dimanipulasi di riset keperilakuan
3. Bagaimana hasil riset keperilakuan dapat relavan pada perusahaan dan profesi akuntansi untuk antisipasi individual pada laporan akuntansi.
4. Bagaimana hasil dari riset keperilakuan dapat menjadi basis perkemangan data accounting-related yang lebbih efisien.
5. Batasan akuntansi keperilakuan.
Introduction (pendahuluan)
Menurut Birnberg dan Shields (1989, p.24) mengatakan bahwa riset keperilakuan mengaplikasi teori dan metodologi dari ilmu perilaku untuk menguji interface antara informasi akuntansi dan prosesnya dan perilaku makluk hidup (meliputi organisasi)
Melalui peningkatan pengetahuan tentang bagaimana membedakan kelompok para pengguna laporan keuangan (sebagai contoh : investor, analisis riset, auditor, perbankan, pejabat kredit, dll) merespon pengungkapan akuntansi penting, perusahaan dan profesi akuntansi akan lebih baik ditempatkan guna mengantisipasi bagaimana membedakan individu akan merespon informasi penting.
Bagaimana dari implikasi antisipasi diasosiasikan dengan riset perilaku. Hasil analisis proses pengambilan keputusan dari individu dapat juga disediakan dasar bagi pengembangan prosedur guna menunjang pembuatan keputusan akan datang.
2. Menurut Birnberg dan Shields (1989, p.24) membagi menjadi lima dalam riset keperilakuan, diantaranya:
1. Pengendalian manajerial
2. Proses informasi akuntansi
3. Desain system informasi akuntansi
4. Riset proses audit
5. Sosiologi organisasi
An Overview of Behavioral Accounting
Riset keperilakuan merupakan riset yang mempertimbangkan bagaimana individu merespon atau berperilaku saat disediakan item penting dari informasi. Menurut Libby (1975) Tujuan riset keperilakuan untuk menggambarkan perilaku keputusan actual, mengevaluasi kualitas, dan mengembangkan dan menguji teori dasar proses psikologis yang menghasilkan perilaku.
Riset keperilakuan pertama kali oleh peneliti akuntansi pada tahun 1960 namun menjadi popular pada tahun 1970-an saat dilakukan penelitian oleh Ashton dan Libby, yang dipergunakan untuk menginvestigasi beragam proses pengambilan keputusan seperti penilaian pasar saham oleh analisis individu, keputusan meminjam bagi petugas kredit, penugasan proses bangkrut oleh perbankan atau auditor dan penugasan resiko oleh audit.
The Brunswik Lens Model
Riset perilaku bagi sejumlah peneliti tersebut bermanfaat dihubungkan dengan pekerjaan mereka hingga sebuah model yang dikembangkan oleh Brunswik berupa Brunswik Lens Model, menyediakan gambaran sederhana Lens Model.
Dalam aplikasi lens model, hal yang umum bagi peneliti untuk model matematika baik sisi kiri atau sisi kanan lensa. Sebagai contoh; disisi bagian kanan model tertarik dalam penyediaan sebuah model (tipenya linier) tentang bagaimana individu menggunakan potongan informasi guna membuat keputusan maksimal tentang isu yang sedang diselidikai. Hal ini sering menjadi tujuan unum banyak riset
3. perilaku. Hal ini dapat dikerjakan dengan pertimbangan bagaimana setiap pecahan/potongan informasi individu berhubungan dengan keputusan maksimal (analisis univariat). Bila regresi statistic dikerjakan sebagai bagian dari analisis multivariate, respon pembuat keputusan mungkin digambarkan sebagai berikut :
Persamaan 1 :
Persamaan 2 :
The Use of Particular Information Items and The Implementations of Different Forms of Presentation
Pada level input, isu bagaimana dan apakah item informasi penting digunakan dalam pembuatan keputusan adalah relavan penting bagi profesi akuntansi. Bila doperlihatkan bahwa para pengguna laporan keuangan tidak menggunakan item informasi penting, berarti menganggap bahwa informasi tidak material dan selanjutnya tidak perlu mengungkapkan atau regulasi pengungkapan asosiasi. Profesi akuntansi juga penting apakah bentuk pengungkapan (sebagai contoh, apakah sebuat item disediakan pada laporan posisi keuangan, dilaporan keuangan tambahan) berdampak dalam keputusan pengguna.
Decision-Making Processes And The Use of Heuristics
Riset yang mempertimbangkan proses dilihatkan pada pembuatan pertimbangan (Bagian tengah dari Lens Model), Sejumlah penelitian mempertimbangkan isu gabungan dengan bagimana variasi item informasi diukur. Penelitian Schultz dan Gustavson (1928) digunakan aktuaris sebagai subyek mengembangkan model guna mengukur resiko perusahaan akuntansi. Mereka menemukan bahwa item informasi dianggap penting (relative lebih terukur) dimana jumlah akuntan direlasi diantara mereka sendiri, ukuran dan keadaan keuangan klien dan persentase tulisan dibuat.
Saat mempertimbangkan bagaimana individu membuat keputusan, para peneliti menemukan bukti bahwa para pembuat keputusan sering terlihat mengunakan heuristics sederhana saat pembuatan keputusan. Tversky dan Kahneman (1924)
4. mengidentifikasi tiga heuristics utama sering digunakan pada pembuatan keputusan: keterwakilan, anchoring dan penyesuaian, dan ketersediaan.
Issues of Decisions Accurancy
Saat melihat hasil actual proses pembuatan keputusan (keputusan atau pertimbangan) beberapa penelitian telah mempertimbangkan bagaimana akurasi prediksi hal yang relative hasil lingkungan actual. Misalnya, Libby (1875) investigasi akurasi dengan petugas kredit prediksi terhadap kegagalan bisnis. Hasil memperlihatkan bahwa petugas kredit mampu memprediksi kebangkrutan regular wajar, dengan variasi jawaban relative konsisten.
Penelitian juga mempertimbangkan pembuktian potensial pembuatan keputusan mungkin hasil dari gabungan keputusan dari pembuatan keputusan multiple. Sebagai catatan, Zimmer (1980) menemukan bahwa model komposif dikembangkan melalui penggabungan penilaian dengan subyek berbeda telah mampu menilai kinerja dan model derivative dari subyek individu.
Protocol Analysis
Pendekatan lain penelitian proses pembuatan keputusan pada tingkat individu adalah mengunakan verbal protocol analisis, yaitu analisis memerlukan pikiran suara keras/alovd (itu adalah, verbal proses pikiran mereka) sementara mereka membuat keputusan atau penilaian. Komentar subyek direkam dan kemudian ditranskrip diberi kode dan dianalisis. Bentuk penelitian ini cenderung lebih popular di kegiatan audit dari pada wilayah akuntansi keuangan lain.
Menurut Trotman (1946) manfaat menggunakan protocol analysis adalah mampu menguji proses berdasarkan penilaian yang telah dibuat. Memahami bagaimana penilaian dibuat merupakan awalan penting dalam pembuktian penilaiannya. Manfaat lainnya adalah manfaat penting pengujian pencarian informasi. Resiko informasi yang diperoleh dapat ditelusuri dan sejumlah waktu subyek membagi item informasi penting dapat ditentukan. Manfaat terakhir adalah bermanfaat dalam pengembangan teori.
5. Limitations of Behavioural Research
Terdapat beberapa batasan dalam riset keperilakuan, diantaranya :
1. Banyaknya penelitian dengan isu yang sama menciptakan konflik hasil
2. Pengaturan dalam penelitian yang dilakukan
3. Dalam melakukan penelitian menggunakan pelajar/mahasiswa dengan notabene memiliki keterbatasan pengalaman, pengetahuan, dan pelatihan
4. Jumlah subyek yang dijadikan sampel sedikit