Dokumen tersebut membahas tentang khasiat daun bidara dalam Islam. Daun bidara digunakan untuk memandikan jenazah, mandi haid, dan mandi masuk Islam. Beberapa hadis menyebutkan penggunaan daun bidara untuk keperluan tersebut. Dokumen juga menyebutkan beberapa jenis pohon bidara seperti bidara upas, bidara laut, bidara Cina, dan bidara kampung.
Task 2 LMCP1532 PEMBANGUNAN BANDAR MAPAN: BANDAR ANDA
UNTUK DOKUMEN BIDARA
1. LMCP 1502 POKOK-POKOK
BERKHASIAT MENGUKUHKAN
JALAN RAYA
NAMA : SITI NUR SAKINAH BINTI YAHYA
NO MATRIK : A163209
TAJUK : AKTIVITI BIDARA
2. Ramai antara kita yang beranggapan penggunaan daun bidara (Ziziphus
spina-christi) dalam perubatan Islam berasal dari kepercayaan dan
penggunaanya secara tradisi dalam masyarakat Melayu. Sebenarnya
penggunaan daun bidara adalah sunnah Rasulullah SAW. Pohon bidara
(sidr) disebut sebanyak 2 kali dalam kitab suci Al Quran iaitu:
a) Surah Saba, Verse 16:
ْمِهْيَتَّنَجِب مُهَانْلَّدَب َو ِم ِرَعْال َلْيَس ْمِهْيَلَع َانْلَس ْرَأَف واُضَْرعَأَفْثَأ َو ٍطَْمخ ٍلُكُأ ْيَتا َوَذ ِْنيَتَّنَجٍرْدِس نِنم ٍٍَْيَ َو ٍلٍليِلََ
Maka mereka berpaling ingkar, lalu Kami hantarkan kepada mereka
banjir yang membinasakan, dan Kami gantikan dua kumpulan kebun
mereka (yang subur) itu dengan dua kumpulan kebun yang berisi
dengan pohon-pohon yang pahit buahnya, dan pohon-pohon yang
jarang berbuah, serta sedikit pohon-pohon bidara.
3. b) Surah Al-Waqia, Verse 28:
ٍدوُضْخَّم ٍرْدِس يِف
Mereka bersenang-lenang di antara pohon-pohon bidara yang tidak berduri.
Sebagaimana tumbuh tumbuhan lain yang disebut dalam Al-Quran pasti bidara mempunyai keistimewaan
dan khasiatnya yang tersendiri. Tambahan lagi ia disebut sebagai salah satu daripada pohon di dalam
syurga.
Daun bidara digunakan untuk memandikan jenazah. Jenazah dimandikan sebanyak 3 kali dan mandian
yang pertama menggunakan air yang diramas dengan daun bidara didalamnya.
Hadits Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma tentang orang yang jatuh dari ontanya dan meninggal, Nabi
shollallahu ‘alaihi wa ‘ala alihi wa sallam bersabda :
ِْنيَب ْوَث يِف ُه ْوُنِنفَك َو ٍرْدِس َو ٍٍاَمِب ُه ْوُلِسْغا.
“Mandikanlah dia dengan air dan daun bidara dan kafan dengan dua baju”. (HR. Bukhary-Muslim).
4. Hadits Ummu ‘Athiyah tatkala anak Nabi shollallahu
‘alaihi wa ‘ala alihi wa sallam meninggal, beliau
bersabda :
َأَر ْنِإ َرَثْكَأ ْوَأ اًعْبَس ْوَأ اًسَْمخ ْوَأ اًثَالَث اَهَنْلِسْغاٍرْدِس َو ٍٍاَمِب َكِلَذ َّنُتْي
“Mandikanlah dia tiga kali atau lima atau tujuh atau
lebih jika kalian melihatnya dengan air dan daun
bidara”. (HR. Bukhary-Muslim).
5. Untuk wanita pula disunatkan menggunakan daunnya sebagai mandian ketika suci dari
haid.
hadits ‘Aisyah bahwasanya Asma` bintu Syakal bertanya kepada Nabi shollallahu ‘alaihi wa
‘ala alihi wa sallam tentang mandi Haid, maka Nabi shollallahu ‘alaihi wa ‘ala alihi wa
sallam menjawab :
َف اَهِسْأ َر ىَلَع ُّبُصَت َّمُث َر ْوُهُّالط ُنِسْحُتَف ُرَّهَطَتَف َاه َرْدِس َو َاهٍَاَم َّنُكاَدْحِإ ُذُخْأَتاًكْلَد ُهُكِلْدُتُّبُصَت َّمُث اَهِسْأ َر َن ُْوؤَُ َغُلْبَي ىَتَح ًادْيِدََُذُخْأَت َّمُث ٍَاَمْال اَهْيَلَع
اَهِب ُرَّهَطَتَف ًةَكَّسَمُم ًةَص ْرِف.ٍُاَمْسَأ ْتَلاَقَف:َْفيَك َو
َلاَقَف ؟ اَهِب ُرَّهَطَتَأ:اَهِب َْني ِرَّهَطَت هللا َانَحْبُس.ُةََِئاَع ْتَلاَقَف:َت َكِلَذ ىَفْخَت اَهَّنَأَكَِّمدال َرَثَأ َْنيِعَّبَت.
“Hendaklah salah seorang di antara kalian mengambil air dan daun bidara kemudian
bersuci dengan sempurna kemudian menyiram kepalanya dan menyela-nyelanya dengan
keras sampai ke dasar rambutnya kemudian menyiram kepalanya dengan air. Kemudian
mengambil sepotong kain (atau yang semisalnya.) yang telah diberi wangi-wangian
kemudian dia bersuci dengannya. Kemudian Asma` bertanya lagi : “Bagaimana saya
bersuci dengannya?”. Nabi menjawab : “Subhanallah, bersuci dengannya”. Kata ‘Aisyah :
“Seakan-akan Asma` tidak paham dengan yang demikian, maka ikutilah (cucilah) bekas-
bekas darah (kemaluan)”. (HSR. Muslim)
6. Hadits Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu yang diriwayatkan oleh
Bukhary-Muslim tentang kisah Tsumamah bin Utsal radhiyallahu ‘anhu
yang sengaja mandi kemudian menghadap kepada Nabi shollallahu
‘alaihi wa ‘ala alihi wa sallam untuk masuk Islam.
Hadits Qois bin A’shim radhiyallahu ‘anhu :
َف َمَالْسِاإل ُدْي ِرُأ َمَّلَس َو ِهِلآ ىَلَع َو ِهْيَلَع ُهللا َّىلَص َّيِبَّنال ُْتيَتَأِس َو ٍٍاَمِب َلِسَتْغَأ ْنَأ ْيِن َرَمَأٍرْد
“Saya mendatangi Nabi shollallahu ‘alaihi wa ‘ala alihi wa sallam untuk
masuk Islam maka Nabi memerintahkan kepadaku untuk mandi dengan
air dan daun bidara”. (HR. Ahmad 5/61, Abu Daud no. 355, An-Nasa`i
1/91, At-Tirmidzy no. 605 dan dishohihkan oleh Al-Albany dalam
Shohih At-Tirmidzy 1/187