Dokumen tersebut membahas tentang gerak parabola yang merupakan kombinasi gerak horizontal dan vertikal tanpa hambatan udara. Terdapat penjelasan tentang rumus-rumus gerak parabola seperti kecepatan awal, ketinggian maksimum, dan waktu mencapai titik tertinggi. Contoh soal juga diberikan untuk memahami penerapan konsep gerak parabola."
4. Gerak parabola merupakan perpaduan antara gerak arah
horizontal (sumbu X) dan gerak arah vertikal (sumbu Y), dan
saat gerakan ini terjadi, diasumsikan tidak ada hambatan
dari udara, sehingga semua benda jatuh dengan
percepatan yang sama.
Gerak parabola digambarkan dengan lintasan melengkung, menyerupai
setengah lingkaran. Sumbu y mewakili gerak lurus berubah beraturan
(GLBB). Sedangkan sumbu x mewakili gerak lurus beraturan (GLB).
Contoh lintasan gerak parabola pada kehidupan sehari-hari dapat dilihat
pada bola yang dilambungkan ke atas, lintasan yang dilalui peluru dari
senapan, dan lain sebagainya.
5. Dari gambar di atas dapat terlihat jelas bahwa
terdapat kombinasi komponen penyusun gerak
parabola. Komponen tersebut adalah ketinggaian,
jarak horizontal, kecepatan vertikal, kecepatan
horizontal, dan lain sebagainya.
6. Hal penting yang perlu kita ketahui
adalah bahwa dalam menganalisis
gerak parabola pada sub bab ini, kita
membuat tigaasumsi berikut.
1. Percepatan jatuh bebas, g, memiliki
besar yang tetap. Misalnya, g = 9,8
m/s2 atau g = 10 m/s2.
2. Pengaruh hambatan udara atau
gesekan udara diabaikan.
3. Rotasi Bumi tidak mempengaruhi
gerakan
8. Berikut adalah gambar yang memudahkan kita untuk memahami rumus-
rumus dalam gerak parabola
9. Sumbu x untuk gerak parabola telah
ditetapkan beberapa rumus di bawah ini:
Vx = Vοx = Vο cos α
X = Vοx t = Vο cos α x t
Sementara sumbu y untuk
gerak parabola berlaku
persamaan GLBB:
Vοy = Vο sin α
Vox = kecepatan awal padasumbu x (m/s)
Voy = kecepatam awal pada sumbu y (m/s)
Vx = kecepatan setelah waktu (t) tertentu pada
sumbu x (m/s)
Vo = kecepatan awal (m/s)
α = sudut elevasi (˚)
X = kedudukan benda pada sumbu x (m)
t = waktu (s)
10. Gerak vertikal ke atas menggunakan rumus sebagai berikut:
Vy = Vοy – gt = Vο sin α – gt
Y = Vοy t – ½ gt²
Setelah di dapat kecepatan dari
sumbu x nya yaitu ( Vx ) dan
kecepatan dari sumbu y nya yaitu
( Vy ), kita bisa mencari sebuah
nilai kecepatan total nya yaitu
(Vr), dengan menggunakan rumus
resultan kecepatan yaitu seperti
pada rumus di bawah ini :
Vr = √ Vx ² + Vy ² maka, tan α = Vy / Vx
Voy = kecepatam awal pada sumbu y (m/s)
Vy = kecepatan setelah waktu (t) tertentu
pada sumbu y (m/s)
Vx = kecepatan setelah waktu (t) tertentu
pada sumbu x (m/s)
Vr = kecepatan total (m/s)
Vo = kecepatan awal (m/s)
α = sudut elevasi (˚)
X = kedudukan benda pada sumbu x (m)
Y = kedudukan benda pada sumbu x (m)
t = waktu (s)
g = percepatan gravitasi (m/ s²)
11. Menentukan Waktu Pada Titik
Puncak Atau (Ketinggian
Maksimum) dan Waktu Pada
Ketinggian Semula
12. Ketinggian maksimum di capai pada saat sebuah benda
mencapai titik tertinggi pada sumbu y. Pada ketinggian
maksimum, kecepatan benda di titik tersebut iyalah 0 ( Vy = 0 ).
Dan secara matematis, rumus untuk menentukan waktu
ketinggian maksimum di tuliskan seperti di bawah ini :
tp = ( Vo sin α ) : g
Dan untuk kembali ke posisi semula ( mencapai
jarak maksimum ) dari keadaan awal, rumus yang
di gunakan harus di kali angka 2 dari waktu untuk
mencapai ketinggian maksimum. Dan secara
matematis, rumus untuk menentukan waktu
kembali ke posisi semula di tuliskan seperti di
bawah ini :
tt = 2 x tp = 2 x ( Vo sin α ) / g
g = percepatan gravitasi (m/ s²)
tp = waktu mencapai titik puncak (s)
tt = waktu mencapai jarak maksimum (s)
Vo = kecepatan awal (m/s)
α = sudut elevasi (˚)
14. Untuk menentukan ketinggian maksimum, rumus yang di gunakan iyalah
sebagai berikut :
hmax = ( Vo² sin² α ) / 2g
Selain ketinggian maksimum, kita juga bisa
menghitung jangkauan maksimum.
Pengertian dari jangkauan maksimum
sendiri merupakan jarak maksimum yang di
jangkau pada sumbu horizontal ( sumbu x ).
Dan jangkauan maksimum di rumuskan
sebagai berikut :
Xmax = ( 2Vo² sin α cos α ) / g
g = percepatan gravitasi (m/ s²)
Vo = kecepatan awal (m/s)
α = sudut elevasi (˚)
hmax = ketinggian maksimum (m)
Xmax = jangkauan maksimum (m)
15. Beberapa ringkasan rumus gerak
parabola yang tersusun atas
komponen arak vertikal (sumbu y)
dan komponen arah horizontal
(sumbu x) dapat dilihat pada tabel
di bawah.
17. Dari sebuah balon yang sedang
naik vertikal dengan laju 5 m/s
ditembakkan sebuah peluru
dengan arah mendatar (menurut
penembak yang ada dibalon)
dengan laju awal 100 m/s. Saat itu
penembak berada 100 m di atas
tanah. Jika gravitasi 10 m/s/s,
tentukanlah waktu peluru
mencapai tanah dan jarak
mendatar peluru!
19. Gerak benda berbentuk parabola ketika diberikan
kecepatan awal dengan sudut elevasi terhadap garis
mendatar (horizontal) atau biasa disebut dengan sumbu x.
Contoh dalam kehidupan sehari-hari ialah: gerakan bola
tenis ketika melambung akibat dorongan dari raket tenis,
gerakan bola basket yang masuk ke ring, gerakan bola golf
setelah dipukul oleh pemain menggunakan stik golf,
gerakan bola voli, dan gerakan lompat jauh.
20. Gerakan benda berbentuk parabola
ketika diberikan kecepatan awal dari
ketinggian tertentu dengan sudut
elevasi terhadap garis horizontal.
Contohnya ialah penembakkan rudal
atau mortir.
Gerakan benda berbentuk parabola ketika diberikan
kecepatan awal pada ketinggian tertentu dengan arah
yang sejajar dengan sumbu x (horizontal). Contoh dari
gerak parabola jenis ini ialah: bom yang dijatuhkan dari
pesawat serta benda dilemparkan dari atas ke bawah
jurang.
21. Benda-benda yang bergerak seperti
gerak parabola tersebut dipengaruhi oleh
beberapa faktor, yaitu:
Benda bergerak karena ada gaya yang
dikenakan padanya, seperti dilempar,
ditendang, atau yang lainnya;
Gaya gravitasi yang mengarah ke pusat
bumi;
Adanya hambatan atau gesekan udara.