Dokumen tersebut membahas produk manajemen risiko yang dikembangkan BPKP untuk BUMN, yang meliputi sosialisasi manajemen risiko, asistensi penilaian risiko, penyusunan pedoman manajemen risiko, dan evaluasi penerapan manajemen risiko. Produk tersebut diharapkan dapat mendukung penerapan manajemen risiko yang efektif di BUMN.
Standar Prosedur pelayanan pelacakan kasus KEJADIAN IKUTAN PASCA iMUNISASI
Platihan Hipnoterapi
1. Program Pengembangan Manajemen Risiko
BPKP sebagaiAuditor intern pemerintah telah mereposisi dan meredefinisi perannya agar dapat mendorong terwujudnya Sistem
Pengawasan Nasional yang efektif. Reposisi dan redefinisi peran BPKP ini diharapkan mampu meningkatkan efektivitas Sistem
Pengawasan Nasional dalam memberantas KKN, meningkatkan penerimaan negara dan mendorong terwujudnya Good
Governance baik sektor pemerintah maupun korporat. Oleh karena itu BPKP menciptakan nilai yang bermanfaat bagi pihak-pihak
yang berkepentingan (stakeholder) dengan produk yang dihasilkan berupa manajemen risiko.
Aktivitas perusahaan senantiasa dihadapkan pada risiko-risiko yang berkaitan erat dengan fungsinya untuk menciptakan nilai bagi
para stakeholder. Pesatnya perkembangan lingkungan internal dan eksternal perusahaan menyebabkan semakin kompleksnya
risiko bisnis. Agar mampu beradaptasidengan lingkungan bisnis, penerapan manajemen risiko secara formal, terstrukturdan
terintegrasi merupakan keharusan bagi perusahaan. Jika dilaksanakan dengan baik, manajemen risiko menjadi kekuatan vital bagi
corporate governance,sehingga merupakan hal mendesak yang harus diterapkan perusahaan.
Pentingnya penerapan manajemen risiko di Badan Usaha Milik Negara dipertegas dengan Keputus an Menteri Badan Usaha Milik
Negara Nomor: Kep–117/M.BU/2002 tentang Penerapan Praktik Good Corporate Governance (GCG) pada BUMN. Pasal 28 (2)
Kep-117/M.BU/2002 menyebutkan bahwa selain laporan tahunan dan laporan keuangan, BUMN harus mengungkapkan hal-hal
penting untuk pengambilan keputusan oleh pemodal, pemegang saham, kreditur, dan para stakeholder lain, antara lain mengenai
faktor risiko material yang dapat diantisipasi, termasuk penilaian manajemen atas iklim berusaha dan faktor risiko. Pasal 14 (8)
Kep-117/M.BU/2002 menyebutkan bahwa Komite Asuransidan Risiko Usaha bertugas melakukan penilaian secara berkala dan
memberikan rekomendasi tentang risiko usaha dan jenis serta jumlah asuransiyang ditutup oleh BUMN dalam hubungannya
dengan risiko usaha.
Untuk mendukung penerapan manajemen risiko di BUMN tersebut,maka BPKP sebagaiAuditor Intern pemerintah yang proaktif
dan terpercaya dalam mentransformasikan manajemen pemerintahan menuju pemerintahan yang baik dan bersih, dengan
dukungan tenaga profesional telah merespon secara aktif untuk mendorong penerapan manajemen risiko di BUMN/D dengan cara
menciptakan produk unggulan BPKP di bidang manajemen risiko untuk perusahaan.
PROFIL PRODUK MANAJEMEN RISIKO
1. Sosialisasi/Workshop/Training Manajemen RisikoMetodologi
Sosialisasi/workshop/training manajemen risiko merupakan kegiatan untuk memberikan pemahaman dan kemampuan bagi
manajemen perusahaan untukmelaksanakan risk assessment,menyusun pedoman kebijakan manajemen risiko,
mengimplementasikan manajemen risiko, dan mengevaluasi tingkat kematangan implementasi manajemen risiko. Kegiatan
sosialisasi/work shop/training manajemen risiko dilakukan selama 4-5 hari dengan materi berupa konsep risiko, manajemen risiko,
risk assessment,simulasi risk assessment,dan kebijakan manajemen risiko, serta evaluasi manajemen risiko.
2. Asistensi Risk Assessment
AsistensiRisk Assessment merupakan jasa konsultasimanajemen risiko untuk membantu menyusun peta atau profil risiko
perusahaan dan memberikan rekomendasi cara penanganan risiko perusahaan.Kegiatan ini dilakukan dengan cara memahami
bisnis perusahaan,mengidentifikasi risiko, menganalisis/mengukur risiko yang teridentifikasi, dan menentukan prioritas risiko,
serta menentukan cara penanganan risiko lebih lanjut. Hasil risk assessment adalah Profil Risiko yaitu gambaran risiko yang
dihadapi oleh perusahaan dan urutan prioritasnya sesuaidengan level risiko. Level risiko diperoleh dari perkalian antara
likelihood dan konsekuensimasing-masing risiko. Hasil risk assessment ini selain bermanfaat untuk menentukan risiko yang
menjadi prioritas untuk ditangani, juga sebagai dasardalam pemberian rekomendasi cara penanganan risiko perusahaan.
2. 3. Asistensi Penyusunan Pedoman Kebijakan Manajemen Risiko
Asistensipenyusunan pedoman kebijakan manajemen risiko merupakan jasa konsultasimanajemen risiko untuk membantu
perusahaan menyusun pedoman kebijakan manajemen risiko. Pedoman kebijakan manajemen risiko dipakai sebagaikebijakan,
panduan umum, prosedur, dan instruksi kerja dalam menerapkan manajemen risiko. Hasil asistensipenyusunan pedoman
kebijakan manajemen risiko ini adalah berupa pedoman kebijakan manajemen risiko yang terdiri dari pernyataan komitmen
manajemen risiko perusahaan,pedoman umum manajemen risiko, prosedur manajemen risiko, instruksi kerja manajemen risiko,
dan formulir manajemen risiko.
4. Evaluasi Efektivitas Manajemen Risiko
Evaluasi efektivitas manajemen risiko merupakan jasa konsultasi manajemen risiko untuk membantu perusahaan menilai atau
mengevaluasi efektivitas penerapan manajemen risiko perusahaan.Hasil evaluasi atas efektivitas manajemen risiko adalah berupa
rekomendasi perbaikan penerapan manajemen risiko perusahaan.
Tahapan jasa manajemen risiko yang dapat diberikan BPKP dapat digambarkan sebagaiberikut:
KEUNGGULAN PRODUK MANAJEMEN RISIKO
Produk manajemen risiko yang diberikan BPKP memiliki beberapa keunggulan, yaitu:
1. Applicable – mencakup teknik manajemen risiko yang dapat diterapkan bagi perusahaan,tidak terbatas pada konsep dan teori
manajemen risiko
2. Customized – mengakomodasi kebutuhan penerapan manajemen risiko yang diinginkan oleh berbagai jenis perusahaan
3. Valuable – memberi nilai tambah dan manfaat bagi perusahaan
MEKANISME KERJA PRODUK MANAJEMEN RISIKO YANG DIBERIKAN
1. Sosialisasi/Workshop/Training Manajemen Risiko
Penyajian teori dan konsep risiko, manajemen risiko, risk assessment,kebijakan manajemen risiko, dan evaluasi manajemen
risiko
Diskusi interaktif antara instruktur dan peserta
Sharing experience penerapan manajemen risiko di perusahaan
Simulasi dan latihan penyusunan profil risiko perusahaan dan metode penanganannya.
2. Asistensi Risk Assessment
Membentuk Focus Group Discussion
Melakukan workshop risk assessment
Menyusun rencana kerja risk assessment
Pemahaman bisnis perusahaan
Mengidentifikasi risiko, menganalisis/mengukur risiko, mengevaluasi/menentukan prioritas risiko, dan menangani risiko
Menyusun Laporan Risk Assessment
Mekanisme kerja asistensi risk assessmentdapat digambarkan sebagai berikut:
3. 3. Asistensi Penyusunan Pedoman Kebijakan Manajemen Risiko
Pemaparan ruang lingkup penyusunan kebijakan manajemen risiko untuk mendapatkan persamaan persepsitentang ruang
lingkup kebijakan manajemen risiko
Perumusan prinsip, kebijakan, tujuan dan sasaran, dan strategimanajemen risiko bersama dengan Focus Group Perusahaan
Perumusan pedoman umum, prosedur,instruksi kerja dan formulir manajemen risiko bersama dengan Focus Group
Perusahaan
Penyusunan pernyataan komitmen manajemen risiko perusahaan,pedoman umum manajemen risiko, prosedurmanajemen
risiko, instruksi kerja manajemen risiko, dan formulir manajemen risiko perusahaan
4. Evaluasi Efektivitas Manajemen Risiko
Melakukan workshop evaluasi efektivitas manajemen risiko
Mengumpulkan informasi tentang penerapan manajemen risiko di perusahaan dengan cara reviu dokumen, wawancara,
observasi,dan penyampaian daftar pertanyaan
Membandingkan antara informasi yang diperoleh dengan kriteria
Menilai score tingkat kematangan penerapan manajemen risiko di perusahaan
Mengambil simpulan tingkat kematangan penerapan manajemen risiko di perusahaan dan memberikan rekomendasi
perbaikan (area of improvement) penerapan manajemen risiko perusahaan
MANFAAT PENERAPAN PRODUK MANAJEMEN RISIKO
Produk manajemen risiko yang diberikan BPKP dapat mendukung terlaksananya manajemen risiko secara efektif sehingga dapat
memberikan manfaat bagi perusahaan berupa:
1. Membantu pencapaian tujuan perusahaan
2. Mencapai kesinambungan pemberian pelayanan kepada stakeholder, sehingga meningkatkan kualitas dan nilai perusahaan
3. Mencapai hasil yang lebih baik berupa efisiensi dan efektivitas pelayanan
4. Menghindari biaya dan waktu yang tidak perlu, karena perusahaan mampu mengidentifikasi dan mengelola risiko yang tidak
diperlukan
5. Mencapai pengambilan keputusan yang transparan dan berjalannya proses manajemen
6. Meningkatkan akuntabilitas dan corporate governance
7. Mengubah pandangan terhadap risiko menjadi lebih terbuka