SlideShare a Scribd company logo
1 of 50
Download to read offline
No Kode: DAR2/PROFESIONAL/190/1/2019
PENDALAMAN MATERI BIOLOGI
MODUL 1
KEANEKARAGAMAN HAYATI
KEGIATAN BELAJAR 1
KEANEKARAGAMAN HAYATI DAN PELESTARIAN
KEANEKARAGAMAN HAYATI
Ahmad Shafwan S. Pulungan, S.Pd., M. Si
Dr. Martina Restuati, M. Si
Dr. Fauziyah Harahap, M. Si
Dra. Cicik Suriani, M. Si
Drs. Puji Prastowo, M. Si
Wasis Wuyung Wisnu Brata, M. Pd
Eko Prasetya, M. Sc
Nanda Pratiwi, M. Pd
KEMENTERIAN PENDIDIDKAN DAN KEBUDAYAAN
2019
i
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
1. PENDAHULUAN 1
1.1.Deskripsi Singkat 1
1.2.Relevansi 2
1.3.Petunjuk Belajar 2
2. INTI 3
2.1.Capaian Pembelajaran 3
2.2.Pokok Materi 3
2.3.Uraian Materi 3
2.4.Forum Diskusi 37
3. PENUTUP 38
3.1.Rangkuman 38
3.2.Tes formatif 39
DAFTAR PUSTAKA 42
1
Selamat Belajar bagi Para Peserta PPG, Modul ini diharapakan dapat membantu
Para Peserta PPG untuk memahami tentang Keanekaragaman Hayati secara
kontekstual. Selamat melanjutkan belajar dan tetap semangat.
1. Pendahuluan
1.1. Deskripsi Singkat
Indonesia terdiri atas 17.058 pulau, baik pulau besar maupun pulau kecil.
Menurut sejarahnya mengalami proses pembentukan yang berbeda-beda dengan
sejarah geologi yang tidak serupa. Topografi yang luas dengan susunan daratan
dan lautan yang tidak seragam mengakibatkan timbulnya keanekaragaman dan
kisaran iklim yang berbeda. Luasnya bentang alam dan dengan adanya perpaduan
antara berbagai komponen penyusun kehidupan yang beraneka ragam (biotik dan
abiotik), letak geografis yang membentang luas serta jenis-jenis makhuk yang
sangat bervariasi itu akan mengakibatkan ekosistem yang terbentuk juga beraneka
ragam.
Persebaran flora dan fauna khususnya di Indonesia menunjukkan tingkat
variasi atau keragaman yang tinggi. Kondisi biogeografis Indonesia menurut para
ahli membagi kepada garis Wallace dan garis weber. Kedua peneliti ini mencirikan
masing-masing wilayah Indonesia dengan flora dan fauna khas masing-masing
daerah.
Tingkat keanekaragaman hayati yang tinggi tersebut, mengakibatkan
banyak lahan-lahan penelitian yang diharapkan mampu mengeksplorasi seluruh
fauna dan flora yang ada di Indonesia untuk peningkatan kualitas hidup.
Berdasarkan kategori keanekaragaman hayati, maka dapat dibagi menjadi
keanekaragaman hayati tingkat ekosistem, jenis dan genetik. Masing-masing
tingkat keanekaragaman tersebut mendiami berbagai wilayah dengan cirri khas dan
model adaptasi masing-masing.
Tingkat keanekaragaman hayati yang tinggi ternyata menimbulkan
permasalahan baru dengan eksploitasi yang berlebihan. Eksploitasi yang berlebihan
menimbulkan menurunnya tingkat keanekaragaman hayati. Penurunan tingkat
keanekaragaman hayati yang terus menerus menimbulkan kekhawatiran, sehingga
2
diupayakan pelestarian tingkat keanekaragaman hayati. Pelestarian tingkat
keanekaragaman hayati dapat dilakukan mulai dari tingkat ekosistem, jenis dan
spesies. Upaya pelestarian keanekaragaman hayati dapat dilakukan secara in-situ
dan ex-situ. Setiap upaya pelestarian dengan tujuan untuk menjaga
keanekaragaman hayati agar tidak menuju kepunahan. Pada akhirnya
keanekaragaman hayati yang terjaga akan menjaga kelangsungan eksosistem.
1.2. Relevansi
Keanekaragaman hayati merupakan hal penting bagi umat manusia. Tingkat
keanekaragaman hayati menjadi nilai ekonomi sekaligus ancaman bagi konservasi
makhluk hidup. Beberapa spesies makhluk hidup berada disekitar kita. Bahkan
beberapa makhluk hidup tersebut merupakan yang dilindungi. Hal ini memerlukan
perhatian khusus bagi kita, sehingga tingkat kepunahan dan tingkat
keanekaragaman tetap terjaga.
1.3. Petunjuk Belajar
Kegiatan belajar kedua ini menguraikan tentang keanekaragaman hayati di
Indonesia. Pada kegiatan belajar ini berhubungan erat dengan klassifikasi makhluk
hidup pada KB 1, Kategori keanekaragaman hayati pada tingkat ekosistem, jenis
dan genetika menuntut untuk memahami konsep klassifikasi terlebuh dahulu
sehingga dapat dilanjutkan ada kegiatan belajar berikutnya. Selain itu, persebaran
biogeografi juga dibahas untuk memudahkan dalam pengkategorian dalam
kenakeragaman hayati. Diharapkan tingkatan keanekaragaman hayati yang ada
pada modul ini memberi penjelasan yang baik bagi peserta PPG.
3
2. INTI
2.1. Capaian Pembelajaran
Menguasai materi esensial Mata Pelajaran Biologi SMA termasuk advance
material materi bidang studi biologi yang mencakup (1) keragaman dan
keseragaman dalam makhluk hidup, (2) Struktur dan Fungsi dalam makhluk hidup,
(3) Pertumbuhan, perkembangan dan diferensiasi, (4) Interaksi dan
interdependensi, (5) Energi, materi dan organisasi kehidupan, (6) Prinsip
emeliharaan keseimbangan yang dinamis dan (7) Pewarisan sifat dan Evolusi
termasuk advance materials yang dapat menjelaskan aspek ‘apa’ (konten),
‘mengapa’ (filosofi) dan ‘bagaimana’ (penerapan dalam kehidupan keseharian)
dalam kerangka biologi sebagai inkuiri;
Sub Capaian Pembelajaran
Mampu menganalisis konsep dan prinsip-prinsip esensial keragaman dan
keseragaman dalam makhluk hidup
2.2. Pokok Materi
Pada kegiatan belajar 1 dari modul 1 tentang keanerakagaman hayati,
pokok-pokok materi yang akan dibahas adalah:
a. Persebaran Biogeografi Indonesia
b. Keanekaragaman Hayati Indonesia
c. Pelestarian keanekaragaman hayati
2.3. Uraian Materi
Untuk lebih memantapkan pengetahuan tentang keanekaragaman hayati
para peserta PPG, mari kita sama-sama lebih mendalami isi modul ini. Selamat
Belajar.
4
2.3.1. Persebaran Biogeografi Indonesia
Pernahkah kita berpikir sejenak bagaimana kondisi geografis Negara kita?
Negara yang kaya akan flora dan fauna dan bentang alam yang begitu luas. Untuk
itu maka diperlukan sebuah ilmu yang dapat lebih meningkatkan pemahaman
khususnya tentang kondisi biogeorafis. Biogeografi merupakan ilmu yang
mempelajari penyebaran makhluk hidup tertentu pada lingkungan tertentu di bumi.
Indonesia merupakan negara yang kaya dengan berbagai jenis flora dan fauna yang
tersebar di seluruh nusantara. Persebaran makhluk hidup yang berbeda ini dapat
dilihat melalui kondisi geografis, seperti ketinggian, garis lintang, dan keadaan
iklim, misalnya curah hujan, suhu, dan radiasi cahaya. Daerah persebaran yang
begitu luas, maka biogeografi fauna dan flora yang ada di Indonesia, dapat dibagi
menjadi dua, yaitu persebaran hewan dan persebaran tumbuhan.
Indonesia memiliki distribusi flora dan fauna dari sabang sampai merauke
dengan karakteristik daerah masing-masing. Kawasan biogeografi Indonesia sesuai
dengan karakteristiknya dibagi kedalam tiga kawasan, yaitu kawasan sunda, sahul
dan Wallace. Kawasan sunda (oriental) meliputi daerah jawa, Kalimantan dan
sumatera. Keragaman flora dan fauna pada kawasan ini sangat mirip dengan
kawasan asia lainnya. Kawasan sahul (Australia) meliputi papua dan kepulauan aru.
Diantara kedua kawasan tersebut terdapat satu kawasan yang didalamnya terdapat
campuran kedua kawasan diatas yang meliputi wilayah Sulawesi, Maluku, dan
Nusa Tenggara.
Gambar 1. Biogeografi Indonesia
5
Kompleksitas kondisi biogeografis Indonesia merupakan sebuah anugrah.
Anugrah ini menjadi sebuah kegiatan menarik bagi para peneliti-peneliti dunia.
Alfred Russel Wallace menyusun garis imajiner yang kita kenal sebagai garis
Wallace. Garis ini memanjang melalui selat makasar sampai antara bali dan
Lombok. Keadaan flora dan fauna pada sebalah barat garis tersebut didominasi
yang berasal dari asia. Sedangkan yang disebelah timur didominasi yang berasal
dari Australia.
Selain Wallace dengan garis Wallace, Weber seorang peneliti juga membuat
sebuah garis yang dikenal dengan garis weber. Garis Weber ini membatasi dengan
memisahkan Sulawesi dan papua hingga antara timor dan Australia. Pada sebalah
barat garis weber jenis faunanya berasal dari asia sedangkan sebelah timur berasal
dari australia.
Apa gunanya klasifikasi biogeografis? Di masa lalu, mengklasifikasikan flora
dan fauna menjadi daerah terutama merupakan peristiwa deskriptif. Akan tetapi,
dewasa ini, klasifikasi biogeografis, seperti taksonomi biologis, bukanlah tujuan itu
sendiri, tetapi lebih merupakan sarana untuk memahami faktor-faktor penyebab
yang terlibat dalam evolusi, apakah itu perubahan-perubahan peristiwa geologis
atau dinamika adaptasi biologis.
Penyebaran hewan di bumi menurut Alfred Russell Wallace dapat
dikelompokkan menjadi 6 daerah, yaitu sebagai berikut.
1) Daerag paleartik meliputi daerah Asia Utara dan Eropa, hewan yang khas adalah
beruang eropa, bison dan rusa kutub.
2) Daerah ethiopia meliputi daerah Afrika, Arab, Madagaskar, hewan yang khas,
seperti zebra, jerapah, gajah, dan gorila.
3) Daerah oriental meliputi daerah Asia Selatan dan Indonesia bagian barat, hewan
yang khas adalah harimau, gajah, tapir, dan kerbau.
4) Daerah australia meliputi daerah Australia, New Zealand dan Indonesia bagian
timur. Hewan yang khas meliputi hewan yang berkantung, seperti kanguru.
5) Daerah neortik meliputi daerah Amerika Utara, hewan yang khas meliputi,
binatang pengerat besar, yaitu berang-berang.
6
6) Daerah neotropik meliputi daerah Amerika Tengah dan Amerika Selatan, hewan
yang khas meliputi kera dan tapir.
Gambar 2. Persebaran Hewan di Dunia
Gambar 3. Peta persebaran hewan di Indonesia
7
Tumbuhan yang menutupi suatu daerah tertentu disebut vegetasi.
Persebaran tumbuhan ditentukan oleh faktor geologis, geografis (seperti ketinggian
dan garis lintang) dan curah hujan. Semakin tinggi suatu tempat dari permukaan
laut dan letaknya semakin jauh dari garis lintang, di tempat tersebut suhunya
semakin menurun. Setiap kenaikan ketinggian 100 meter dari permukaan laut dan
kenaikan garis lintang sebesar 10o
suhu daerah tersebut akan turun 50o
C.
Terdapat beberapa jenis vegetasi yang ada didunia yang didalamnya
terdapat hidup berbagai makhluk hidup yang saling berisinergi. Berbagai vegetasi
yang ada di dunia dan ciri-cirinya adalah sebagai berikut.
1) Tundra (padang rumput), memiliki ciri-ciri vegetasi rumput dan lumut kerak
(Lichenes) dan terdapat pada daerah Skandinavia, Rusia, Siberia dan Kanada.
2) Taiga, memiliki ciri-ciri vegetasi hutan hujan jarum (konifer) dan terdapat pada
daerah Skandinavia, Alaska, Kanada dan Siberia.
3) Hutan meranggas (4 musim), memiliki ciri-ciri vegetasi hutan yang hijau pada
musim panas dan menggugurkan daunnya pada musim dingin. Terdapat pada
daerah iklim sedang, seperti Eropa, sebagian Asia dan Amerika.
4) Padang rumput, memiliki ciri-ciri vegetasi tanpa pohon, tumbuhan berupa
rumput (Graminae). Terdapat pada daerah Hongaria, Amerika Utara, Argentina
dan Rusia Selatan.
5) Vegetasi gurun, memiliki ciri-ciri vegetasi dengan jumlah pohon sangat sedikit
yang tumbuh adalah jenis tumbuhan tahan kering (xerofit), berbunga dan
berbuah dalam waktu pendek (efermer). Terdapat pada daerah gurun Gobi
(RRC), gurun Sahara (Afrika Utara), gurun Kalahari (Afrika Selatan)
6) Sabana, memiliki ciri-ciri vegetasi padang rumput dan pepohonan. Terdapat pada
daerah Asia, Australia dan Indonesia.
7) Hutan hujan tropis, memiliki ciri-ciri vegetasi tumbuhan hijau sepanjang tahun,
pohon- pohon tinggi, jenisnya sangat banyak, terdapat tumbuhan yang
menempel (epifit) dan tumbuhan yang memanjat pohon lain (liana). Terdapat
pada daerah Asia, Afrika, Indonesia, dan Amerika Selatan.
8
8) Hutan bakau, memiliki ciri-ciri vegetasi yang memiliki akar nafas karena tanah
dan airnya miskin oksigen, contohnya Pohon Bakau (Rhizipora sp.), kayu api
(Avicinea sp.) dan (Sonneratia sp.) jenis tumbuhan tahan kering (Xerofit).
2.3.2. Keanekaragaman Hayati
Saat kita melihat berbagai jenis pohon jambu dengan buah yang banyak dan
beranekaragam, apakah jambu-jambu tersebut berasal dari jenis yang sama? Atau
merupakan jenis yang berbeda?. Perhatikan gambar berikut:
Apakah kedua gambar tersebut termasuk kepada keaneragaman ekosistem,
jenis atau genetik. Untuk lebih jelasnya mari kita pelajari lebih lanjut.
2.3.3. Keanekaragaman Hayati Indonesia
Indonesia sebagai negara dengan jumlah hutan tropis dan jumlah wilayah
yang besar menyajikan keanekaragaman hayati yang berlimpah. Keanekaragaman
hayati dapat diterjemahkan sebagai semua makluk yang hidup di bumi, termasuk
didalamnya senua jenis tumbuhan, hewan dan mikroorganisme. Keberadaan
keanekaragaman hayati saling berhubungan (simbiosis) dan ketergantungan satu
dengan yang lainnya untuk tumbuh dan berkembang biak sehingga membentuk
suatu sistem kehidupan. Keanekaragaman hayati merupakan komponen yang
penting dalam keberlangsungan bumi dan isinya, termasuk eksistensi manusia dan
makhluk hidup lainnya.
9
Gambar 4. Ilustrasi Keanekaragaman Hayati (Sumber: Unesco.org)
Keanekaragaman hayati didefinisikan sebagai “variabilitas di antara
organisme hidup dari semua sumber termasuk, antara lain, terestrial, laut dan
ekosistem perairan lainnya dan kompleks ekologi yang menjadi bagiannya;
termasuk didalamnya keanekaragaman di dalam spesies, antar spesies dan
ekosistem. Secara eksplisit diakui bahwa setiap biota dapat dicirikan oleh
keanekaragaman taksonomi, ekologi, dan genetiknya dan dimensi keanekaragaman
ini bervariasi dalam ruang dan waktu adalah fitur utama keanekaragaman hayati.
Dengan demikian hanya penilaian multidimensi keanekaragaman hayati yang dapat
memberikan wawasan tentang hubungan antara perubahan keanekaragaman hayati
dan perubahan fungsi ekosistem dan jasa ekosistem
Keanekaragaman hayati menunjukkan banyak variasi morfologi, anatomi
dan fenetik yang terlihat pada berbagai tingkatan makhluk, yaitu tingkatan
ekosistem, tingkatan jenis maupun tingkatan genetika. Keanekaragaman pada
tingkat jenis pada umumnya menjadi pusat perhatian karena paling mudah diamati
secara morfologi maupun anatomi. Sedangkan keanekaragaman ekosistem yang
terbentuk oleh berbagai jenis yang menjadi unsurnya dan keanekaragaman genetika
yang menyusun jenis itu sangat besar kepentingannya bagi manusia.
Menurut garis lintang dan bujur, Indonesia berada pada 60 LU - 110 LS dan
950 BT - 1410 BT. Hal ini berarti Indonesia berada pada iklim tropis karena
terdapat di antara 23½o
LU dan 23½o
LS, ciri-ciri daerah tropis diantaranya
memiliki temperatur udara cukup tinggi, yaitu 260
C – 28o
C, curah hujan cukup
tinggi, yaitu 700 - 7.000 mm/tahun dan tanahnya subur karena proses pelapukan
batuan cukup cepat. Untuk kekayaan flora dan fauna, Indonesia memiliki indeks
biodiversitas yang tinggi dibandingkan negara-negara lain.
10
Indonesia dikenal sebagai salah satu pusat keanekaragaman hayati yang
utama didunia karena terletak didaerah tropis dengan bentang alam mulai dari
perairan hingga pegunungan. Dilihat dari segi keanekaragaman sumber daya
tumbuhan yang ada di Indonesia diperkirakan dihuni kira-kira 100-150 suku
tumbuhan meliputi 25.000-35.000 jenis. Jumlah yang begitu besar tersebut
diperkirakan separuhnya mempunyai potensi yang dapat dimanfaatkan oleh
masyarakat, terutama sebagai bahan ramuan obat, buah, rempah, sayuran, pewarna
dan sebagainya.
Dari sejumlah suku dan jenis tumbuhan yang ada di Indonesia, ternyata
hanya sekitar 3-4 % saja tumbuhan yang baru digunakan dan dibudidayakan,
sedangkan sisanya masih merupakan lahan pengetahuan yang perlu digali lebih
lanjut manfaat dan distribusinya. Masih banyak, jenis tumbuhan yang masih alami
dan tumbuh liar yang mungkin sangat berpotensi sebagai tumbuhan komoditas
maupun manfaat lain dari tumbuhan tersebut yang masih belum terdata secara
ilmiah, hal ini memberikan peluang yang cukup besar bagi masyarakat maupun
peneliti untuk menjadikan tumbuhan yang belum terungkap itu, sebagai bahan
penelitiannya, guna meningkatkan nilai pengetahuan.
Fauna endemik di Indonesia terdapat total 270 spesies mamalia, 386 spesies
Aves, 328 spesies reptil, 204 spesies amfibi dan 280 spesies ikan. Dari total
keseluruhan fauna endemic yang terdapat di Indonesia, mempunyai ciri khas yang
berbeda dengan menampilkan kekhasan tersendiri.
Gambar 4. Daerah Sebaran Endemis Fauna Indonesia (Sumber: LIPI 2014)
11
Flora endemik merupakan tumbuhan asli yang hanya bisa ditemukan di
sebuah wilayah geografis tertentu dan tidak ditemukan di wilayah lain. Kekhasan
sebuah wilayah menunjukkan ciri khas terhadap tumbuhan tertentu. Beberapa
tumbuhan khas dan endemik di Indonesia antara lain sebagai berikut.
a. Kayu ramin (Gonystylus bancanus) terdapat di Sumatera, Kalimantan dan
Maluku.
b. Kayu besi (Euziderozylon zwageri) terdapat di Jambi, Pulau Sumatra.
c. Padma Raksasa (Rafflesia arnoldii) terdapat di pulau Jawa, Sumatera dan
Kalimantan.
d. Matoa (Pometia pinnata) terdapat di daerah Papua.
e. Meranti (Shorea sp.), Keruwing (Dipterocarpus sp.) dan Rotan (Liana sp.)
banyak terdapat di hutan Pulau Kalimantan.
Beberapa hewan khas dan endemik di Indonesia antara lain sebagai berikut.
a. Badak bercula satu (Rhinoceros sondaicus) berada di Ujung Kulon.
b. Komodo (Varanus komodoensis) di Pulau Komodo.
c. Burung Maleo (Macrocephalon maleo) di Pulau Sulawesi.
d. Tapir (Tapirus indicus) ada di Pulau Sumatera.
e. Orang utan (Pongo pygmaeus) di pulau Sumatera dan Kalimantan.
f. Anoa (Bubalus quarlesi) endemik Sulawesi.
g. Babirusa (Babyrousa babyrussa) di Sulawesi.
h. Badak Sumatra (Dicerorhinus sumatrensis) endemik di Sumatera.
2.3.4. Kategori Keanekaragaman hayati Indonesia
Tingkatan keanekaragaman hayati merupakan kesatuan yang berhubungan
antara komponen penyusun sebuah ekosistem. Banyaknya kepentingan manusia
terhadap keanekaragaman hayati telah menghasilkan banyak kearifan local
misalnya dalam bidang pengobatan hingga berbagai jenis rempah untuk makanan
hingga pengetahuan genomik yang menghasilkan produk industri.
Keanekaragaman hayati yang berlimpah merupakan sebuah keuntungan yang jika
digunakan dapat menjadi nilai ekonomis tanpa kecuali dengan mempertimbangkan
nilai konservasi. Eksplorasi yang berlebihan pada keanekaragaman hayati akan
12
berdampak hilangnya keanekaragaman sehingga pada akhirnya akan
mengakibatkan kepunahan. Keanekaragaman hayati dapat dibagi menjadi tiga
kategori, yaitu:
1. Keanekaragaman Ekosistem
Ekosistem adalah himpunan spesies di area tertentu yang saling berinteraksi
satu dengan yang lain, melalui proses seperti predasi, parasitisme, kompetisi dan
simbiosis, dan dengan lingkungan abiotik mereka untuk hancur dan menjadi bagian
dari siklus energi dan nutrisi. Spesies ekosistem, termasuk bakteri, jamur, tanaman,
dan hewan, saling bergantung satu sama lain. Hubungan antara spesies dan
lingkungannya memfasilitasi aliran materi dan energi dalam ekosistem. Ekosistem
adalah area geografis di mana tanaman, hewan, dan organisme lain, serta iklim dan
bentang alam, berinteraksi bersama untuk membentuk kehidupan. Ekosistem
mengandung komponen biotik serta faktor abiotik. Faktor biotik termasuk tanaman,
hewan, dan organisme lain. Faktor abiotik meliputi batu, suhu, dan kelembaban.
Setiap faktor dalam suatu ekosistem tergantung pada faktor lain, baik secara
langsung maupun tidak langsung. Perubahan suhu suatu ekosistem akan sering
mempengaruhi tanaman apa yang akan tumbuh di sana, misalnya. Hewan yang
bergantung pada tanaman untuk makanan dan tempat tinggal harus beradaptasi
dengan perubahan, pindah ke ekosistem lain, atau binasa.
Gambar 5. Interaksi dalam Ekosistem
13
Suatu daerah dapat memiliki beberapa ekosistem, atau mungkin memiliki satu.
Hamparan lautan atau padang pasir yang luas akan menjadi contoh daerah dengan
keanekaragaman ekologis yang rendah. Daerah pegunungan yang memiliki danau,
hutan, dan padang rumput akan memiliki keanekaragaman hayati yang lebih tinggi,
dalam hal ini. Suatu daerah dengan beberapa ekosistem mungkin dapat
menyediakan lebih banyak sumber daya untuk membantu spesies asli bertahan
hidup, terutama ketika satu ekosistem terancam oleh kekeringan atau penyakit.
Keanekaragaman ekosistem meliputi seluruh topologi daratan maupun perairan,
yang didalamnya saling berinteraksi antara populasi dengan populasi lainnya atau
dengan lingkungan fisik seperti air batuan dan lainnya yang saling ketergantungan.
Ketergantungan ini memberntuk suatu ekosistem yang boleh jadi menghuni sebuah
kawasan. Contoh ekosistem yang ada di Indonesia ekosistem padang rumput,
ekosistem mangrove, ekosistem hutan hujan tropis di Sumatera dan Kalimantan,
daerah terumbu karang di Bunaken dan Raja Ampat dan tempat lainnya, ekosistem
padang lamun di Selat Sunda, dan ekosistem lainnya.
Berdasarkan kategori jenis ekosistem, Indonesia mempunyai keanekaragaman
ekosistem yang terdiri atas ekosistem alami dan ekosistem buatan. Ekosistem alami
merupakan ekosistem yang terbentuk secara alami tanpa ada campur tangan
manusia. Sementara ekosistem buatan dibentuk oleh campur tangan manusia.
Keanekaragaman ekosistem secara sistematik dibuat secara sederhana untuk
memudahkan masyarakat memahami berbagai tipe eksosistem di Indonesia yang
kompleks, saling berhubungan dan ketergantungan satu dengan yang lainnya.
Keanekaragaman ekosistem yang ada di Indonesia dapat dibagi menjadi 19 tipe
ekosistem alami yang tersebar di berbagai wilayah mulai dari Sumatera sampai ke
Papua. Pada ke19 tipe ekosistem ini terbagi menjadi 74 tipe vegetasi yang tersebar
hampir pada seluruh Bioregion yang ada di Indonesia (Kartawinata 2013). Variasi
tersebut menunjukkan bahwa setiap ekosistem kaya akan kekayaan jumlah jenis
flora dan fauna. Meskipun sampai saat ini, seluruh informasi vegetasi di wilayah
Indonesia belum sepenuhnya teridentifikasi dengan baik.
Ekosistem marin merupakan kompleks organisme hidup yang berada di lautan.
Laut menutupi dua pertiga permukaan Bumi. Di beberapa tempat laut lebih dalam
14
dari Gunung Everest yang tinggi; misalnya, Palung Mariana dan Palung Tonga di
bagian barat Samudra Pasifik mencapai kedalaman lebih dari 10.000 meter (32.800
kaki). Di dalam habitat laut ini hidup berbagai macam organisme yang telah
berevolusi sebagai respons terhadap kondisi lingkungan.
Eksosistem limnik (rawa) merupakan suatu daerah yang tergenang air, baik air
tawar maupun payau. Rawa ada yang bersifat musiman ada yang permanen.
Eksosiste rawa biasanya memiliki bentang alam yang datar sehingga selalu
tergenang oleh air. Ciri rawa adalah memiliki drainase yang buruk sehingga
mengakibatkan kadar asamnya tinggi. Air yang menggenangi ekosistem ini
biasanya berasal dari hujan, sungai atau laut. Rawa merupakan ekosistem yang unik
karena terdiri atas tanah dan air. Vegetasi yang biasa terdapat di ekosistem rawa
diantaranya mangrove dan hutan galam. Di Indonesia adalah sekitar 33, 4 juta ha
lahan rawa. Sekitar 60% atau 20 juta ha merupakan rawa pasang surut dan sisanya
merupakan rawa bukan pasang surut. Lokasi rawa mayoritas tersebar di
Kalimantan, Papua, Sumatera dan Sulawesi.
(a) (b)
(c)
Gambar 6. Tipe Ekosistem (a) rawa; (b) mangrove; (c) padang rumput
15
Ekosistem hutan diklasifikasikan menurut tipe iklimnya yaitu tropis, sedang
atau boreal. Di daerah tropis, ekosistem hutan hujan mengandung flora dan fauna
yang lebih beragam daripada ekosistem di wilayah lain mana pun di bumi. Di
lingkungan yang hangat dan sarat kelembaban ini, pohon-pohon tumbuh tinggi dan
dedaunannya rimbun dan lebat, dengan spesies yang menghuni lantai hutan sampai
ke kanopi. Di zona beriklim sedang, ekosistem hutan bisa saja berganti daun,
termasuk jenis pohon jarum atau seringkali campuran keduanya, di mana beberapa
pohon menumpahkan daunnya setiap kali jatuh, sementara yang lain tetap hijau
sepanjang tahun. Di ujung utara, tepat di selatan Kutub Utara, hutan boreal - juga
dikenal sebagai taiga - memiliki pohon-pohon jenis konifer yang berlimpah.
Berbagai jenis ekosistem padang rumput dapat ditemukan di padang rumput,
sabana, dan stepa. Ekosistem padang rumput biasanya ditemukan pada daerah
tropis atau beriklim sedang, meskipun rumput dapat hidup di daerah yang lebih
dingin juga, seperti halnya dengan padang stepa Siberia yang terkenal. Padang
rumput berbagi karakteristik klimaks umum semi-kegersangan. Pohon jarang atau
tidak ada, tetapi bunga dapat diselingi dengan rumput. Padang rumput menyediakan
lingkungan yang ideal untuk hewan yang sedang merumput.
(a) (b)
(c)
Gambar 7. Tipe Ekosistem (a) tundra (b) taiga (c) padang pasir
16
Gambar 8. Keanekaragaman Ekosistem (Sumber: LIPI 2014)
17
Ciri pendefinisian yang umum di antara ekosistem gurun adalah curah hujan
yang rendah, umumnya kurang dari 25 sentimeter, atau 10 inci, per tahun. Tidak
semua gurun panas - ekosistem gurun bisa ada dari tropis ke Arktik, tetapi terlepas
dari garis lintang, gurun sering berangin. Beberapa gurun mengandung bukit pasir,
sementara yang lain sebagian besar menampilkan batu. Vegetasi pada eksosistem
ini jarang atau bahkan tidak ada sama sekali, dan spesies hewan apa pun, seperti
serangga, reptil dan burung, harus sangat beradaptasi dengan kondisi kering.
Seperti halnya gurun, lingkungan yang keras menjadi ciri ekosistem di tundra.
Pada eksosistem tundra yang tertutup salju, berangin, tanpa pohon, tanah bisa
membeku sepanjang tahun, suatu kondisi yang dikenal sebagai permafrost. Selama
musim semi dan musim panas yang singkat, salju meleleh, menghasilkan kolam
dangkal yang menarik unggas air yang bermigrasi. Lumut dan bunga kecil mungkin
terlihat selama tahun ini. Istilah "tundra" paling umum menunjukkan area kutub,
tetapi di lintang bawah, komunitas seperti tundra yang dikenal sebagai alpine tundra
dapat ditemukan di dataran tinggi.
Berdasarkan media kehidupan yang umum seperti air, tanah dan udara, maka
ekosistem alami dibedakan menjadi: (i) Ekosistem marin, (ii) Ekosistem limnik,
(iii) Ekosistem semiterestrial dan (iv) Ekosistem terrestrial
2. Keanekaragaman jenis
Keanekaragaman jenis terbentuk karena adanya sinergitas atau konsep
simbiosis interaksi yang disandikan dalam genetik yang mengatur sifat-sifat
kebakaan dengan lingkungan tempat hidupnya. Karena lingkungan tempat hidup
jenis itu beranekaragam, makan jenis yang dihasilkannya pasti akan
beranekaragam. Proses terjadinya jenis, pada umumnya berlangsung secara
perlahan-lahan dan dapat memakan waktu ribuan tahun, melalui perubahan
penyesuaian atau perubahan evolusi dari jenis lain yang mungkin sudah ada
sebelumnya. Evolusi biologi berkembang sesuai dengan perubahan yang terjadi
pada suatu jenis makhluk hidup. Selanjutnya, jenis yang terjadi ini juga mempunyai
peluang untuk mengalami variasi menjadi jenis-jenis yang lain. Variasi yang
ditimbulkan oleh proses evolusi biologi memungkinkan perubahan morfologi
18
maupun anatomi dari makhluk hidup tersebut akibat adaptasi dari komponen
abiotiknya. Perubahan keanekaragaman jenis bergantung kepada beberapa hal
seperti waktu, heterogenitas ruang, persaingan, pemangsaan, stabilitas lingkungan
dan produktivitas. Selama kurun waktu geologis akan terjadi perubahan keadaan
lingkungan yang mengakibatkan banyak individu yang tidak dapat beradaptasi
dalam mempertahankan kehidupannya, tetapi ada juga kelompok-kelompok
individu yang mampu bertahan hidup terus dalam waktu relatif lama sebagai hasil
proses evolusi.
Keanakaragaman jenis menunjukkan seluruh variasi yang terdapat pada
makhluk hidup antar jenis (interspesies) dalam satu marga. Pada tingkatan
pengukuran ,keanekaragaman jenis lebih mudah diamati daripada keanekaragaman
gen. hal ini dikarenakan variasi dalam jenis lebih tampak secara morfologi sehingga
lebih mudah dilihat dan diamati. Konsep keanekaragaman jenis merupakan
keaneragaman jenis suatu organisme yang menempati suatu ekosistem, baik di darat
maupun di perairan. Akibatnya, masing-masing organisme mempunyai ciri yang
berbeda satu dengan yang lain. Sebagai contoh, di Indonesia ada enam jenis penyu
yang berbeda, yaitu penyu hijau (Chelonia mydas), penyu sisik (Eretmochelys
imbricata), penyu lekang (Lepidochelys olivacea), penyu pipih (Natator
depressus), penyu belimbing (Dermochelys cariacea) dan penyu tempayan
(Caretta caretta), yang masing-masing memiliki ciri fisik (fenologi) yang berbeda.
Keanekaragaman jenis tidak diukur hanya dari banyaknya jenis di suatu daerah
tertentu tetapi juga dari keanekaragaman takson (kelompok taksonomi yaitu kelas,
bangsa, suku dan marga).
Keragaman jenis ditentukan tidak hanya oleh jumlah spesies dalam komunitas
biologis — yaitu, kekayaan spesies — tetapi juga oleh kelimpahan relatif individu
dalam komunitas itu. Kelimpahan spesies merupakan jumlah individu per spesies,
dan kelimpahan relatif mengacu pada pemerataan distribusi individu di antara
spesies dalam suatu komunitas. Dua komunitas mungkin sama-sama kaya spesies
tetapi berbeda dalam kelimpahan relatif.
Suatu tempat dikatakan memiliki keanekaragaman jenis tinggi bila memiliki
kekayaan jenis yang merata, misalnya suatu komunitas burung dengan 5 jenis
19
burung yang berjumlah 300 individu, dengan jumlah rata-rata 60 ekor per jenis.
Sedang pada komunitas lain terdapat 5 jenis burung dengan jumlah individu yang
sama (300 ekor), tetapi rata-rata untuk keempat burung yang pertama hanya 15
ekor, sedang jenis burung sisanya 240 ekor. Dari contoh tersebut komunitas yang
memiliki rata-rata 60 ekor per jenis burungnya dianggap lebih beranekaragam
dibanding dengan komunitas yang memiliki jumlah jenis yang tidak merata.
Komponen keanekaragaman jenis ini merespons secara berbeda terhadap
berbagai kondisi lingkungan. Wilayah yang tidak memiliki beragam habitat
biasanya miskin spesies; Namun, beberapa spesies yang dapat menempati wilayah
tersebut mungkin berlimpah karena persaingan dengan spesies lain untuk sumber
daya akan berkurang.
Tabel 1. Keanekaragaman Jumlah Fauna Laut di Indonesia
Garis lintang dan bujur juga memengaruhi kekayaan spesies. Gradien yang
paling jelas adalah garis lintang: ada lebih banyak spesies makhluk hidup di daerah
tropis daripada di daerah beriklim sedang atau kutub. Faktor ekologis umumnya
digunakan untuk menjelaskan gradasi ini. Temperatur yang lebih tinggi, prediksi
iklim yang lebih besar, dan musim tumbuh yang lebih panjang semuanya
berkonspirasi untuk menciptakan habitat yang memungkinkan keanekaragaman
jenis makhluk hidup yang lebih besar. Hutan hujan tropis adalah habitat terkaya
dari semua, padang rumput tropis menunjukkan lebih banyak keanekaragaman
daripada padang rumput beriklim sedang, dan padang pasir di daerah tropis atau
subtropis dihuni oleh berbagai spesies yang lebih luas daripada gurun sedang.
20
Gambar 9. Keanekaragaman Jenis Burung di Indonesia Beserta Persebaran Wilayahnya
Keanekaragaman hayati berdasarkan jenis dapat dikelompokkan dalam dua
kelompok yakni: (i) keanekaragaman hayati yang hidup di ekosistem laut dan pantai
(biota laut) dan (ii) keanekaragaman hayati yang hidup di ekosistem terestrial (biota
terestrial).
21
Gambar 11. Keanekaragaman Jenis Indonesia (LIPI 2014)
Menurut catatan, tingkat keanekaragaman jenis makhluk hidup belahan
bumi ini berada pada kisaran 325.000 jenis tumbuhan dan 1.600.000 jenis hewan
sedangkan mikroorganisme sekitar 160.000 jenis. Masing-masing jenis makhluk
hidup ini merupakan sebuah variasi yang terpisah dan memiliki karakter kekhasan
sendiri-sendiri, baik sifat-sifat dari dalam maupun sifat-sifat dari luarnya,
diantaranya daya berkembangbiak, ketahanan terhadap penyakit, daya saing,
22
kemampuan berpencar dan umur individu.
3. Keanekaragaman genetika
Keanekaragaman genetika adalah keanekaragaman individu di dalam suatu
jenis. Keanekaragaman ini disebabkan oleh perbedaan genetis antar individu.
Didalam keanekaragaman genetik, factor penentu adalah gen. Gen merupakan
faktor pembawa sifat yang dimiliki oleh setiap organisme serta dapat diwariskan
dari satu generasi ke generasi berikutnya. Dengan demikian individu di dalam satu
jenis membawa susunan gen yang berbeda dengan individu lainnya. Sebagai contoh
dapat dilihat pada aneka varietas padi (misalnya Rojo lele, Menthik, dan Cianjur)
atau mangga (golek, harum manis, dan manalagi). Ketiga tingkat kehati tersebut
saling terkait satu dengan lainnya. Kawasan yang mempunyai keanekaragaman
ekosistem yang tinggi, biasanya memiliki keanekaragaman jenis yang tinggi
dengan variasi genetis yang tinggi pula.
Terkait dengan genetika, yang paling jelas adalah keragaman genetik antar
populasi. Bibit yang berbeda, misalnya, memiliki karakteristik spesifik yang
ditentukan secara genetik. Pikirkan perbedaan dalam ukuran, warna, tetapi juga
dalam tujuan seperti daging sapi versus sapi perah, atau berburu versus anjing
penjaga. Keragaman genetik juga ada dalam suatu populasi, dan terkait dengan
perbedaan genetik antara hewan dalam populasi itu. Tujuan dari populasi tersebut
adalah untuk menyediakan hewan yang secara genetis sama mungkin sehingga
perbedaan genetik bukan merupakan penyebab variasi, misalnya, dalam pengujian
obat-obatan baru. Populasi klon akan lebih baik dari sudut pandang memiliki hewan
yang secara genetis sama
Gambar 11. Varietas Padi
23
Gambar 11. Varietas Padi
Keanekaragaman genetika pada tumbuhan, binatang dan mikroorganisme
telah lama dimanfaatkan manusia untuk berbagai tujuan, utamanya untuk
kesejahteraan umat manusia. Variasi genetika pada tumbuhan merupakan sumber
utama untuk bidang farmasi sebagai bahan obat dan pangan untuk kesejahteraan
manusia. Banyak masyarakat telah lama memanfaatkan variasi tersebut dan
hubungan manusia dengan variasi genetika berkembang pesat hingga saat ini.
Jutaan jenis mikroba dan milyaran variasi genetikanya sudah banyak membantu
siklus nutrisi tanaman pertanian, ribuan jenis serangga dan variasi genetiknya telah
banyak membantu untuk penyerbukan tanaman pertanian dan sebagainya. Para
peneliti mencatat 39 komoditas pertanian yang beredar didunia sangat bergantung
pada binatang penyerbuk.
Jumlah alel yang ada dalam suatu populasi adalah ukuran keanekaragaman
genetik. Semakin banyak alel yang hadir, semakin besar keragaman genetiknya.
Frekuensi alel ini terjadi dalam populasi juga memiliki pengaruh pada ukuran
keragaman genetik. Variasi genetik merupakan perbedaan sekuens DNA antara
individu dalam suatu populasi. Variasi terjadi pada sel-sel benih yaitu sperma dan
sel telur, dan juga dalam sel somatik (semua sel lainnya). Hanya variasi yang
muncul dalam sel germinal yang dapat diwarisi dari satu individu ke individu lain
dan dengan demikian mempengaruhi dinamika populasi, dan pada akhirnya evolusi.
Variasi genetik penting untuk proses seleksi alam dan evolusi biologis.
Variasi genetik yang muncul dalam suatu populasi tidak terjadi secara kebetulan,
24
tetapi proses seleksi alam. Seleksi alam adalah hasil interaksi antara variasi genetik
dalam suatu populasi dan lingkungan. Lingkungan menentukan variasi genetik
mana yang lebih menguntungkan atau lebih cocok untuk bertahan hidup.
Organisme dengan gen yang diseleksi oleh lingkungan akan bertahan hidup dan
bereproduksi, sifat yang lebih menguntungkan diteruskan ke populasi secara
keseluruhan.
Sifat-sifat genetik yang menguntungkan dalam suatu populasi ditentukan
oleh lingkungan. Organisme yang lebih mampu beradaptasi dengan lingkungannya
bertahan hidup untuk mewariskan gen dan sifat-sifat yang menguntungkan. Seleksi
seksual umumnya terlihat di alam karena hewan cenderung memilih pasangan yang
memiliki sifat-sifat yang disukai. Karena betina lebih sering kawin dengan pejantan
yang dianggap memiliki sifat yang lebih menguntungkan, gen-gen ini lebih sering
muncul dalam suatu populasi dari waktu ke waktu.
Warna kulit, warna rambut, lesung pipit, bintik-bintik, dan golongan darah
seseorang adalah contoh variasi genetik yang dapat terjadi pada populasi manusia.
Contoh variasi genetik pada tanaman termasuk modifikasi daun tanaman karnivora
dan pengembangan bunga yang menyerupai serangga untuk memancing penyerbuk
tanaman. Variasi gen pada tanaman sering terjadi sebagai akibat aliran gen. Serbuk
sari tersebar dari satu daerah ke daerah lain oleh angin atau oleh penyerbuk jarak
jauh. Contoh variasi genetik pada hewan termasuk albinisme pada hewan tertentu,
cheetah dengan garis-garis, ular yang dapat terbang, hewan yang mampu
berdormansi, dan hewan yang meniru daun. Variasi ini memungkinkan hewan
untuk beradaptasi lebih baik dengan kondisi di lingkungan mereka.
Keanekaragaman genetika saat ini menjadi sebuah fenomena yang sangat
dibutuhkan bagi industri pertanian dan industri farmasi yang hingga kini sudah
menghasilkan berbagai jenis obat dan varietas tanaman mulai dari buah, biji, daun,
akar hingga hewan ternak. Potensi tersebut menjadikan keanekaragaman genetika
menjadi bagian penting dari sumber daya kesehatan dan ketahanan pangan bahkan
sumber daya energi terbarukan bagi suatu negara, termasuk Indonesia. Pemanfaatan
yang tidak terkendali akan mengakibatkan kehilangan sumberdaya genetika.
Sumberdaya genetika yang hilang akan menimbulkan kepunahan bagi sebuah
25
spesies sehingga nantinya akan mengancam kehidupan manusia dan sendi-sendi
kehidupan makluk lain. Sumberdaya genetika yang berlimpah menjadikan berbagai
Negara berlomba-lomba untuk mendirikan pusat penyimpanan gen makhluk hidup
(Bank Gen).
Potensi keaneragaman genetik dapat juga menimbulkan sebuah
kekhawatiran. FAO pada tahun 1999 menyatakan bahwa 75% keragaman genetika
tumbuhan pertanian telah hilang dan fenomena itu kita sebut erosi genetika.
Hilangnya keragaman genetik tersebut dapat mengakibatkan kepunahan bagi
beberapa spesies. LIPI pada tahun 2014 sudah mengidentifikasikan
keanekaragaman genetika dalam bentuk Sumber Daya Genetika (SDG) hewan,
tanaman dan mikroba. Sumber Daya Genetika (SDG) dikelompokkan dalam SDG
hewan, tanaman dan mikroba. Sumberdaya genetika tumbuhan paling banyak
mengalami peningkatan, sementara untuk sumberdaya hewan ternak cukup
berkembang, dan perikanan baru saja akan dimulai. Untuk sumberdaya genetika
mikroba masih sangat terbatas, meskipun peran mikroba ini sangat besar.
Sumberdaya hewan dikelompokkan ke dalam perikanan dan peternakan,
baik yang sudah didomestikasi maupun yang masih liar. Kultivar hewan yang
dimiliki Indonesia antara lain perikanan darat (ikan bilih, dan ikan gabus) dan
peternakan (sapi, kerbau, domba, dan kelinci). Sebagai contoh, plasma nutfah
perikanan tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Masing-masing perikanan darat
memiliki beberapa keunggulan dan keunikan yang dapat dikembangkan demi
menyejahterakan kehidupan masyarakat.
Pertama, varietas atau jenis yang bersifat endemik bagi suatu daerah
memiliki potensi pemanfaatan yang tinggi, baik sebagai konsumsi maupun lainnya.
Contohnya antara lain ikan bilih (Mystacoleucus padangensis), yang di dunia hanya
terdapat di danau Singkarak, Sumatra Barat.
Kedua, keberadaan ikan endemik menyatu dengan perilaku dan pola hidup
masyarakat lokal. Ikan endemic maupun jenis flora dan fauna endemik lainnya
seringkali merupakan bagian dari sebuah kebudayaan daerah tersebut, sehingga
walaupun dikonsumsi, adat istiadat juga menunjukkan nilai-nilai konservasi. Nilai
26
konservasi tersebut antara lain penangkapan ikan pada waktu-waktu tertentu dan
tidak menggunakan jala atau sejenisnya, sehingga kelestariannya tetap terjaga.
Gambar 12. Keanekaragaman Genetik
Ketiga, ikan endemik secara ekologi memiliki habitat hidup dan
perkembangbiakan yang khas yang tumbuh optimum pada daerah tertentu. Sebagai
contoh, ikan bilih dari Danau Singkarak belum dapat dikembangbiakkan di tempat
lain.
27
Keempat, berbagai jenis ikan endemik memiliki nilai ekonomi yang tinggi
dalam hal cinderamata atau makanan khas bagi suatu daerah. Contohnya , T.
douronensis, T. tambroides, Labeobarbus douronensis dari Sungai Kapuas. Jenis-
jenis endemik tersebut memiliki keunggulan dalam daya tahan terhadap ekosistem
setempat. Namun, lahan budi daya perikanan darat yang mengandung jenis ikan
endemik belum dimanfaatkan secara optimal. Baru beberapa daerah saja yang
membudidayakan ikan endemik dalam kemasan pariwisata, misalnya Danau
Tondano, Danau Singkarak, Danau Poso, dan Danau Sentani.
2.3.5. Konservasi Tingkat Keanekaragaman Hayati
Pelestarian keanekaragaman hayati merupakan salah satu upaya dalam
konservasi keanekaragaman hayati serta ekosistemnya. Salah satu cara yang paling
efektif untuk melestarikan keanekaragaman hayati adalah melindungi habitat,
penegakan hukum dan peraturan perundang-undangan yang berkeadilan dan tanpa
pandang status sosial masyarakat di depan hukum serta menjamin perlindungan
terhadap habitat dan keanekaragaman hayati yang terkandung di dalam habitatnya,
baik diluar kawasan konservasi maupun di dalam kawasan konservasi.
Menurut Peraturan Menteri Kehutanan Republik Indonesia, konservasi
adalah langkah-langkah pengelolaan tumbuhan dan/atau satwa liar yang diambil
secara bijaksana dalam rangka memenuhi kebutuhan generasi saat ini dan generasi
masa mendatang. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun
1990 Tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati Dan Ekosistemnya dijelaskan
bahwa konservasi sumber daya alam hayati dan ekosistemnya berasaskan
pelestarian kemampuan dan pemanfaatan sumber daya alam hayati dan
ekosistemnya secara serasi dan seimbang. Konservasi sumber daya alam hayati dan
ekosistemnya bertujuan mengusahakan terwujudnya kelestarian sumber daya alam
28
hayati serta keseimbangan ekosistemnya sehingga dapat lebih mendukung upaya
peningkatan kesejahteraan masyarakat dan mutu kehidupan manusia. Pada Tahun
2016, perdagangan ke luar negeri/eksport satwa dan tumbuhan liar dari alam
menghasilkan devisa sebesar Rp. 6,54 Triliun. Sedangkan PNBP dari
menangkap/mengambil/ mengangkut tumbuhan dan satwa liar tahun 2016 sebesar
Rp 15,51 Milyar. Konservasi sumber daya alam hayati dan ekosistemnya dilakukan
melalui kegiatan:
a. Perlindungan sistem penyangga kehidupan
Perlindungan sistem penyangga kehidupan ditujukan bagi terpeliharanya proses
ekologis yang menunjang kelangsungan kehidupan untuk meningkatkan
kesejahteraan masyarakat dan mutu kehidupan manusia. Sistem penyangga
kehidupan merupakan satu proses alami dari berbagai unsur hayati dan non
hayati yang menjamin kelangsungan kehidupan makhluk.
b. Pengawetan keanekaragaman jenis tumbuhan dan satwa beserta ekosistemnya
Pengawetan keanekaragaman tumbuhan dan satwa beserta ekosistemnya,
dilaksanakan melalui kegiatan:
1. pengawetan keanekaragaman tumbuhan dan satwa beserta ekosistemnya
2. pengawetan jenis tumbuhan dan satwa
Pengawetan keanekaragaman tumbuhan dan satwa beserta ekosistemnya,
dilaksanakan dengan menjaga keutuhan kawasan suaka alam agar tetap dalam
keadaan asli
c. pemanfaatan secara lestari sumber daya alam hayati dan ekosistemnya.
Berhasilnya upaya konservasi sumberdaya alam hayati dan ekosistemnya,
erat kaitannya dengan tercapainya tiga sasaran pokok konservasi atau yang disebut
dengan Strategi Konservasi (Dirjen PHPA Departemen Kehutanan RI, 1990), yaitu:
1. Perlindungan Sistem Penyangga Kehidupan, yaitu menjamin terpeliharanya
proses ekologi yang menunjang sistem penyangga kehidupan bagikelangsungan
pembangunan dan kesejahteraan manusia
2. Pengawetan Keanekaragaman Jenis Tumbuhan dan Satwa, yaitu dengan
menjamin terpelihasranya keanekaragaman sumber genetik dan tipe-tipe
ekosistemnya, sehingga mampu menunjang pembangunan, ilmu pengetahuan,
29
dan teknologi memungkinkan kebutuhan manusia yang menggunakan
sumberdaya alam hayati bagi kesejahteraan
3. Pemanfaatan Secara Lestari Sumberdaya Alam Hayati, yaitu merupakan suatu
usaha pembatasan/pengendalian dalam pemanfaatan sumberdaya alam hayati
sehingga pemanfaatan tersebut dapat dilakukan secara terus menerus di masa
mendatang dengan tetap menjaga keseimbangan ekosistemnya.
Pokok utama dalam konservasi adalah bagaimana kepunahan tidak terjadi.
Kepunahan dapat terjadi di semua tingkatan keanekaragaman hayati baik
ekosistem, spesies maupun genetik. Kepunahan terjadi seiring terjadinya kerusakan
habitat dan ekosistem dan satu-satunya cara untuk mencegahnya adalah dengan
kegiatan konservasi secara luas, termasuk pengelolaan secara berkelanjutan.
Mencegah kepunahan adalah tujuan utama dari konservasi keanekaragaman hayati.
Pada dasarnya tumpuan utama pencegahan kepunahan adalah pada konservasi di
tingkat jenis, akan tetapi konservasi keanekaragaman hayati harus dilaksanakan di
tiga tingkat keanekaragamannya, yaitu ekosistem, jenis dan genetik.
- Konservasi tingkat ekosistem
Keanekaragaman hayati yang tinggi di Indonesia disebabkan letaknya pada
persilangan antara benua Asia dan Australia. Sebelah barat wilayah Indonesia
(Sumatra, Kalimantan dan Jawa) dipengaruhi oleh sifat-sifat tumbuhan dan hewan
Oriental. Sementara, seluruh pulau Papua, Australia dan Tasmania masuk dalam
kawasan yang dipengaruhi oleh biogeografi Australia. Sedangkan Sulawesi, Nusa
Tenggara dan Maluku merupakan peralihan antara keduanya, sehingga bersifat unik
dengan tumbuhan dan hewan yang sama sekali berbeda dengan Oriental maupun
Australia. Indonesia yang terletak di daerah tropis memiliki hutan hujan tropis yang
besar. Ekosistem yang paling kaya keragaman hayatinya adalah hutan hujan tropis
yang walaupun hanya meliputi 7% permukaan bumi, namun mengandung paling
sedikit 50% s.d 90% dari semua spesies tumbuhan dan satwa yang ada di dunia.
Konservasi tingkat ekosistem seringkali mengalami penurunan akibat
pembangunan ekonomi. Diperlukan kajian lebih mendalam agar konservasi
ekosistem dapat berjalan serta pembangunan ekonomi juga berjalan. Pelindungan
ekosistem tersebut bertujuan untuk melindungi keterwakilan, memelihara
30
keseimbangan, ketersambungan dan kemantapan ekosistem di dalam suatu jejaring
kawasan konservasi yang mempunyai batas-batas yang jelas, yang ditetapkan dan
secara hukum mengikat untuk melindungi keanekaragaman hayati beserta jasa
ekosistem dan nilai-nilai budaya.
- Konservasi tingkat jenis
Konservasi tingkat jenis mensyaratkan bagaimana kepunahan tidak terjadi. Hal
ini dimungkinkan karena ancaman terbesar dalam konservasi tingkat jenis adalah
kepunahan. Sampai jumlah tertentu, kepunahan spesies secara alami dapat
ditoleransi. Pada kenyatannya menunjukkan bahwa, sudah banyak kita mengalami
kehilangan spesies.
Keunikan geologi dan ekosistem Indonesia menyebabkan tingginya
endemisitas flora dan fauna serta mikroba. Indonesia memiliki endemisitas jenis
fauna yang sangat tinggi bahkan untuk beberapa kelompok merupakan tertinggi
didunia.
Gambar 13. Sebaran Fauna Endemis di Indonesia (LIPI, 2014)
- Konservasi tingkat genetik
Dalam kerangka perlindungan sumber daya genetik untuk menghindari
“pencurian” atau yang sering disebut sebagai biopiracy, sumber daya genetik yang
dapat berupa materi genetik, termasuk informasi yang terkandung di dalamnya dan
31
asal-usulnya (origin) – yang berupa tumbuhan, hewan, mikroba dan turunannya
yang diperoleh dari kondisi in-situ dan ex-situ.
Masa depan umat manusia akan sangat bergantung pada sumber daya genetik.
Perubahan iklim global dapat dipastikan mengubah pola suplai pangan dan
kesehatan dunia. Tanaman pangan dan hewan ternak yang ada saat ini mungkin
tidak dapat bertahan dengan kondisi iklim yang berubah. Penemuan varietas baru
tanaman pangan dan ternak akan sangat bergantung pada keanekaragaman genetik
tumbuhan dan hewan. Oleh sebab itu, konservasi keanekaragaman genetik menjadi
sangat penting dan menjadi keniscayaan untuk masa depan umat manusia.
Dalam konteks sumber daya genetik, konservasi diarahkan pada pengembangan
strategi perlindungan genetik pada spesies-spesies yang akan menjadi target, yaitu
spesies yang karena kondisinya dapat menyebabkan keanekaragaman genetiknya
terancam menurun atau hilang. Selain itu, pengaturan pemanfaatan sumber daya
genetik diarahkan pada pengaturan akses terhadap sumber daya genetik serta
pembagian yang adil dan setara atas pemanfaatan sumber daya genetik. Kegiatan
konservasi genetik bertujuan untuk tetap mempertahankan keragaman genetik,
yaitu variasi gen dan tipe gen antar dan dalam suatu spesies, sehingga dapat
beradaptasi pada lingkungannya. Oleh karenanya, perlindungan sumberdaya
genetik baik di habitatnya (in situ) maupun di luar habitatnya (ex situ) ditujukan
untuk menjaga keanekaragaman (keragaman) genetik suatu spesies. Konservasi
sumber daya genetik termasuk juga pengaturan pada pengetahuan tradisional
(traditional knowledge) yang merupakan informasi atau praktek dari masyarakat
tradisional atau masyarakat lokal yang terkait dengan sumberdaya genetik.
2.3.6. Upaya Konservasi Keanekaragaman Hayati
Pelestarian keanekaragaman hayati merupakan salah satu dasr dari konservasi
sumberdaya alam hayati. Konservasi adalah langkah-langkah pengelolaan
tumbuhan dan/atau satwa liar yang diambil secara bijaksana dalam rangka
memenuhi kebutuhan generasi saat ini dan generasi masa mendatang. Bentuk –
bentuk konservasi keanekaragaman hayati pada prinsipnya dapat dibagi menjadi
dua kegiatan besar yaitu, in situ dan ex situ.
32
1. Konservasi in situ
Konservasi in situ adalah konservasi tumbuhan dan atau satwa yang dilakukan
di dalam habitat alaminya. Konservasi ini merupakan proses dalam melindungi
spesies tumbuhan atau satwa yang terancam punah di habitat aslinya karena
berbagai faktor, seperti kerusakan habitat, predator dan lainnya. Bentuk konservasi
in situ dapat berupa Kawasan Pelestarian Alam (KPA) dan bentuk Kawasan Suaka
Alam (KSA). KPA adalah kawasan dengan ciri khas tertentu, baik daratan maupun
perairan yang mempunyai fungsi pokok perlindungan sistem penyangga kehidupan,
pengawetan keanekaragaman jenis tumbuhan dan satwa, serta pemanfaatan secara
lestari sumberdaya alam hayati dan ekosistemnya. Konservasi in-situ dilakukan
dengan cara memperbaiki kondisi habitat asli flora dan fauna. Perbaikan habitat
akan meningkatkan kehidupan flora dan fauna yang mendiami sebuah kawasan.
Kawasan Suakan Alam yang merupakan kawasan konservasi in-situ terdiri atas:
a. Kawasan Taman Nasional
Taman Nasional adalah KPA yang mempunyai ekosistem asli, dikelola dengan
sistem zonasi yang dimanfaatkan untuk tujuan penelitian, ilmu pengetahuan,
pendidikan, menunjang budidaya, pariwisata, dan rekreasi. Taman nasional
memiliki ciri-ciri berikut:
1. Biasanya dalam ekosistemnya terdapat flora dan fauna yang khas dan unik
(Taman Nasional Komodo yang di dalamnya terdapat spesies Komodo atau TN
Ujung Kulon yang di dalamnya terdapat Badak Bercula Satu)
2. Ekosistem di dalamnya masih asli
3. Memiliki luasan yang cukup untuk menunjang proses ekologi
4. Dikelola melalui sistem zonasi kawasan sesuai dengan fungsinya
Pengelolaan Taman Nasional di Indonesia saat ini dikelola oleh Balai Besar
Taman Nasional terkait yang berada di bawah Kementerian Kehutanan dan
Lingkungan Hidup (KLHK). Contoh pengelola Taman Nasional misalnya, Balai
Besar Taman Nasional Ujung Kulon, Balai Besar Taman Nasional Bukit Barisan
Selatan, dsb.
Dalam mengelola kawasan taman nasional yang sangat luas, balai besar
biasanya membagi kawasan menjadi beberapa bagian yang disebut dengan resort.
33
Setiap resort ini diketuai oleh seorang Kepala Resort. Berdasarkan Peraturan
Menteri Kehutanan Nomor 56 Tahun 2006 tentang Pedoman Zonasi Taman
Nasional Menteri Kehutanan, Zonasi ini dilakukan secara prosedural mengikuti
peraturan yang berlaku.
Untuk mengunjungi sebuah taman nasional, di setiap negara memiliki aturan
yang berbeda-beda. Di Indonesia, untuk mengunjungi taman nasional diharuskan
untuk memiliki surat izin masuk kawasan konservasi yang bisa didapatkan dari
Balai Besar Taman Nasional yang akan anda kunjungi.
Gambar 14. Taman Nasional Ujung Kulon (sindonews.com); Taman Nasional Gunung Leuser
(trubus.id)
b. Kawasan Taman Hutan Raya
Taman Hutan Raya termasuk kedalam kawasan pelestarian alam yang
peruntukkannya untuk tujuan koleksi tumbuhan dan/atau satwa yang alami atau
bukan alami, jenis asli dan/atau bukan jenis asli, yang tidak invasif dan
dimanfaatkan untuk kepentingan penelitian, ilmu pengetahuan, pendidikan,
menunjang budidaya, budaya, pariwisata, dan rekreasi. Kepentingan umum yang
dilakukan di taman hutan raya ini antara lain adalah penelitian, pengembangan ilmu
pengetahuan dan bidang pendidikan, serta perlindungan bagi flora dan fauna. Selain
itu taman hutan raya ini juga digunakan sebagai fasilitas yang menunjang budidaya,
budaya, pariwisata dan juga rekreasi.
Taman hutan raya merupakan bagian dari hutan konservasi di Indonesia, yang
diatur dalam Undang- Undang Nomor 5 Tahun 1990. Taman hutan raya
mempunyai beberapa kriteria agar bisa ditetapkan sebagai taman hutan raya.
34
Beberapa kriteria yang memenuhi syarat sebagai taman hutan raya antara lain
adalah sebagai berikut:
1. Mempunyai suatu ciri khas
Salah satu ciri agar suatu kawasan ditetapkan sebagai taman hutan raya adalah
mempunyai suatu ciri khas khusus atau tersendiri. Ciri khas ini bisa asli atau alami,
atau bisa karena buatan manusia. keunikan atau ciri khas ini juga bisa berada di
kawasan yang ekosistemnya masih utuh maupun yang ekosistemnya sudah
berubah.
2. Memiliki keindahan alam
Suatu kawasan juga bisa ditetapkan sebagai taman hutan raya apabila memiliki
keindahan alam. Selain keindahan alam, kawasan ini juga bisa mempunyai gejala
alam, seperti adanya sumber air panas, mata air, dan lain sebagainya. Gejala-gejala
alam ini merupakan gejala yang timbul karena proses alami. Gejala-gejala tersebut
dapat berupa sumber air panas, topografi yang unik atau gejala lainnya.
3. Berukuran luas
Kawasan yang dipilih sebagai taman hutan raya juga mempunyai luas yang
cukup untuk dapat menampung berbagai macam tumbuhan dan juga satwa baik
jenis asli kawasan tersebut maupun bukan asli kawasan tersebut.
Taman hutan raya ini diadakan sebagai upaya untuk melestarikan
keanekaragaman hayati, termasuk satwa dan juga ekosistemnya. Pengelolaan taman
hutan raya ini berdasar pada suatu rencana pengelolaan yang disusun berdasarkan
kajian aspek- aspek ekologi, teknis, ekonomis, serta aspek sosial dan budaya.
Taman hutan raya dibentuk di Indonesia bukan tidak mempunyai tujuan
atau maksud. Taman hutan raya sengaja diadakan oleh pemerintah untuk
menunjang program- program pemerintah. Keberadaan taman hutan raya sangat
diharapkan mempunyai fungsi perlindungan sistem penyangga kehidupan,
keanekaragaman jenis tumbuhan dan juga satwa serta keindahan alamnya dapat
dimanfaatkan untuk tujuan rekreasi. Selain itu keberadaan taman hutan raya juga
diharapkan dapat memenuhi fungsi konservasi, koleksi, edukasi, dan secara tidak
langsung dapat meningkatkan sosial ekonomi masyarakat yang ada di sekitarnya.
35
Lebih lengkapnya, beberapa tujuan pemerintah mengadakan taman hutan raya
antara lain sebagai berikut:
1. Terjaminnya kelestarian kawasan hutan beserta ekosistemnya
Tujuan diadakannya pengelolaan taman hutan raya yang pertama dan yang
utama adalah terjaminnya kelestarian hutan beserta ekosistem hutan yang ada di
dalamnya. Tujuan ini seolah menjadi tujuan yang utama. Taman hutan raya sebagai
salah satu bagian dari hutan konservasi memang diperuntukkan untuk menjaga
kelestarian hutan dan juga ekosisem yang ada di dalamnya, seperti tanaman dan
juga binatang- binatang yang ada di dalamnya agar tidak menjadi objek perburuan
liar.
2. Terbinanya koleksi tumbuhan dan satwa
Pengelolaan taman hutan raya juga mempunyai tujuan lainnya yakni
memperbanyak jenis tumbuhan dan juga satwa. Bertambahnya koleksi ini juga
sekaligus agar tumbuhan dan hewan tersebut selalu terawat, berkembang biak,
sehingga terhindar dari kepunahan.
3. Potensi sumber daya alam
Keberadaan taman hutan raya memiliki banyak sekai potensi sumber daya alam.
Jadi, binatang dan tumbuh- tumbuhan juga termasuk sumber daya alam, khisusnya
adalah sumber daya alam yang dapat diperbaharui. Tanaman mempunyai banyak
sekali fungsi. Disamping memiliki fungsi pohon yang masih hidup, hutan juga
mempunyai fungsi- fungsi yang lainnya.
4. Menunjang dalam berbagai proses, seperti penelitian, pendidikan, budaya
serta adat istiadat
Tujuan yang sangat penting dari pengelolaan taman hutan raya adalah untuk
menunjang berbagai macam aktivitas manusia. aktivitas- aktivitas ini tentu saja
aktivitas yang sangat penting dan beraneka ragam. Beberapa jenis aktivitas yang
dapat dilakukan di taman hutan raya ini seperti rekreasi, penelitian dan
pengembangan, kebudayaan serta adat istiadat.
Taman hutan raya merupakan jenis hutan yang terdapat di Indonesia. Taman
hutan raya juga disebut dengan Tahura. Taman hutan raya ini mempunyai banyak
sekali fungsi, oleh karena itulah sangat penting bagi suatu negara untuk memiliki
36
kawasan taman hutan raya ini. di Indonesia sendiri, taman hutan raya ini ada cukup
banyak. Setidaknya ada 22 taman hutan raya yang ada di wilayah Indonesia. Taman
hutan raya ini tersebar di berbagai wilayah Indonesia.
Taman hutan raya ini mempunyai keunikannya masing- masing. Taman hutan
raya selain sebagai kawasan konservasi, juga digunakan untuk pengembangan ilmu
pengetahuan, penelitian, sarana edukasi hingga rekreasi. Taman hutan raya
menyimpan berbagai macam flora dan fauna yang dilindungi, terutama flora dan
fauna khas dari daerahnya masing- masing.
Gambar 16. Taman Hutan Raya Bukit Soeharto (alamendah.org); Taman Hutan Raya R. Soeryo
(situsbudaya.id)
c. Kawasan Taman Wisata Alam
Taman Wisata Alam adalah kawasan pelestarian alam yang dimanfaatkan
terutama untuk kepentingan pariwisata alam dan rekreasi. Taman wisata alam
termasuk dalam ketegori hutan konservasi bersamaan dengan taman nasional,
taman hutan raya, suaka margasatwa dan taman buru. Saat ini di Indonesia terdapat
setidaknya 115 unit taman wisata alam.
Kawasan Suaka Alam (KSA) merupakan kawasan dengan ciri khas tertentu
yang mempunyai fungsi pokok sebagai kawasan pengawetan keanekaragaman
tumbuhan dan satwa serta ekosistemya yang berfungsi sebagai wilayah penyangga
kehidupan. KSA terdiri atas:
a. Kawasan Cagar alam
37
Cagar Alam adalah yang karena keadaan alamnya mempunyai
kekhasan/keunikan jenis tumbuhan dan/atau keanekaragaman tumbuhan beserta
gejala alam dan ekosistemnya yang memerlukan upaya perlindungan dan
pelestarian agar keberadaan dan perkembangannya dapat berlangsung secara alami.
b. Kawasan suaka margasatwa
Suaka Margasatwa adalah sebuah kawasan yang mempunyai
kekhasan/keunikan jenis satwa liar dan/atau keanekaragaman satwa liar yang untuk
kelangsungan hidupnya memerlukan upaya perlindungan dan pembinaan terhadap
populasi dan habitatnya.
Tabel 2. Luas dan Jumlah Kawasan Konservasi In situ di Indonesia
No Kawasan Area (Ha) Jumlah
1 Cagar Alam 4.083.414,76 219
3 Suaka Margasatwa 4.837.484,52 72
5 Taman Nasional 16.406.064,07 54
7 Taman Wisata Alam 808.857,35 118
9 Taman Hutan Raya 350.691,83 28
10 Taman Buru 171.289,39 11
11 KSA/KPA 599.326,28 54
Jumlah 27.257.128,20 556
Sumber: Direktorat Pemolaan dan Informasi Konservasi Alam, 2016
Saat ini, kawasan pelestarian alam dan kawasan suakan alam telah mencapai
556 wilayah dengan luas total 27,25 juta hektare. Bentuk kawasan konservasi yang
paling banyak adalah cagar alam, taman wisata alam, suaka margasatwa dan taman
nasional. Kriteria suatu wilayah dapat ditunjuk dan ditetapkan sebagai kawasan
suaka margasatwa sebagaimana dimaksud meliputi:
a. merupakan tempat hidup dan berkembang biak satu atau beberapa jenis satwa
langka dan/atau hampir punah;
b. memiliki keanekaragaman dan populasi satwa yang tinggi;
c. merupakan tempat dan kehidupan bagi jenis satwa migrasi tertentu; dan/atau
d. mempunyai luas yang cukup sebagai habitat jenis satwa.
38
2. Konservasi ex situ
Konservasi ex situ adalah konservasi tumbuhan dan atau satwa yang dilakukan
di luar habitat alaminya. Pengelolaan keanekaragaman hayati diluar habitat bisa
dilakukan oleh lembaga konservasi yang diatur berdasarkan PP No. 7 Tahun 1999
tentang Pengawetan Jenis Tumbuhan dan Satwa dan PP Nomor 8 tahun 199 tentang
Pemanfaatan Jenis Tumbuhan dan Satwa Liar serta Permenhut Nomor
P.53/Menhut-II/2006 tentang Lembaga Konservasi. Lembaga konservasi adalah
lembaga yang bergerak dibidang konservasi tumbuhan dan satwa luar diluar
habitatnya, baik berupa lembaga pemerintah maupun lembaga non-pemerintah.
Lembaga – Lembaga yang diizinkan sebagai tempat konservasi wajib mengikuti
peraturan yang telah dikeluarkan oleh pemerintan. Contoh Lembaga konservasi
yang diatur didalam peraturan pemerintah adalah:
a. Kebun binatang
Kebun Binatang adalah suatu tempat atau wadah yang mempunyai fungsi utama
sebagai lembaga konservasi yang melakukan upaya perawatan dan
pengembangbiakan berbagai jenis satwa berdasarkan etika dan kaidah
kesejahteraan satwa dalam rangka membentuk dan mengembangkan habitat baru,
sebagai sarana perlindungan dan pelestarian jenis melalui kegiatan penyelamatan,
rehabilitasi dan reintroduksi alam dan dimanfaatkan sebagai sarana pendidikan,
penelitian, pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta sarana rekreasi
yang sehat. Kriteria Kebun Binatang meliputi:
1. Koleksi satwa yang dipelihara sekurang-kurangnya 3 kelas, baik yang
dilindungi maupun yang tidak dilindungi undang-undang dan atau ketentuan
Convention of International Trade on Endangered Spesies of Floran Fauna
(CITES).
2. Memiliki lahan seluas sekurang-kurangnya 50 (lima puluh) hektar;
3. Memiliki ketersediaan sumber air dan pakan yang cukup;
4. Memiliki sarana pemeliharaan satwa, antara lain: kandang pemeliharaan,
kandang perawatan, kandang karantina, kandang pengembangbiakan, kandang
sapih, kandang peragaan, naungan dan prasarana pendukung pengelolaan satwa
yang lain;
39
5. Memiliki kantor pengelola dan sarana pengelolaan pengunjung (termasuk pusat
informasi);
6. Tersedia tenaga kerja sesuai bidang keahliannya antara lain dokter hewan, ahli
biologi atau konservasi, kurator, perawat dan tenaga keamanan.
b. Taman safari
Taman Safari adalah kebun binatang yang kondisinya alamnya dibuat
sedemikian rupa sehingga mendekati habitat aslinya. Kriteria Taman Safari
meliputi:
1. Koleksi satwa yang dipelihara sekurang-kurangnya 3 kelas, baik yang
dilindungi maupun yang tidak dilindungi undang-undang dan atau ketentuan
Convention of International Trade on Endangered Spesies of Flora Fauna
(CITES);
2. Memiliki lahan seluas sekurang-kurangnya 10 (seratus) hektar;
3. Ketersediaan air dan pakan yang cukup;
4. Memiliki sarana pemeliharaan satwa, antara lain: kandang pemeliharaan,
kandang perawatan, kandang karantina, kandang pengembangbiakan, kandang
sapih, kandang peragaan, naungan dan prasarana pendukung pengelolaan satwa
yang lain;
5. Memiliki sarana peragaan satwa secara terbuka dengan luas yang memadai;
6. Memiliki Kantor Pengelolaan dan sarana pengeloaan;
7. Tersedia tenaga kerja sesuai bidang keahliannya abtara lain dokter hewan, ahli
biologi atau konservasi, kurator, perawat dan tenaga keamanan.
c. Taman satwa
Taman Satwa adalah kebun binatang yang melakukan upaya perawatan dan
pengembangbiakan terhadap jenis satwa yang dipelihara berdasarkan etika dan
kaidah kesejahteraan satwa sebagai sarana perlindungan dan pelestarian jenis dan
dimanfaatkan sebagai sarana pendidikan, penelitian, pengembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi, serta sarana rekreasi yang sehat. Kriteria Taman Satwa,
meliputi:
40
1. Koleksi satwa yang dipelihara sekurang-kurangnya 2 kelas, baik yang
dilindungi maupun yang tidak dilindungi undang-undang dan atau ketentuan
Convention of International Trade on Endangered Spesies of Flora Fauna
(CITES);
2. Memiliki lahan seluas sekurang-kurangnya 1 (satu) hektar;
3. Ketersediaan air dan pakan yang cukup;
4. Memiliki sarana pemeliharaan satwa, antara lain: kandang pemeliharaan,
kandang perawatan, kandang karantina, kandang pengembangbiakan, kandang
sapih, kandang peragaan, naungan dan prasarana pendukung pengelolaan satwa
yang lain;
5. Memiliki Kantor Pengelolaan dan sarana pengeloaan;
6. Tersedia tenaga kerja sesuai bidang keahliannya abtara lain dokter hewan, ahli
biologi atau konservasi, kurator, perawat dan tenaga keamanan.
d. Kebun botani
Kebun Botani adalah satu tempat atau wadah yang mempunyai fungsi utama
sebagai lembaga konservasi yang melakukan upaya koleksi, pemeliharaan dan
perbanyakan sberbagai jenis tumbuhan dalam rangka membentuk dan
mengembangkan habitat baru, sebagai sara perlindungan dan pelestarian alam dan
dimanfaatkan sebagai sarana pendidikan, pengembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi atas sarana rekreasi yang sehat. Kriteria Kebun Botani, meliputi:
1. Koleksi berbagai jenis tumbuhan baik yang dilindungi maupun yang tidak
dilindungi undang-undang dan atau ketentuan Convention of International
Trade on Endangered Spesies of Flora Fauna (CITES);
2. Memiliki lahan seluas sekurang-kurangnya 1 (satu) hektar;
3. Memiliki sarana pendukung pengelolaan, antara lain terdiri dari: green hous,
laboratorium, kebun bibit;
4. Memiliki Kantor Pengelolaan dan sarana pengeloaan;
5. Tersedia tenaga kerja sesuai bidang keahliannya abtara lain dokter hewan, ahli
biologi atau konservasi, kurator, perawat dan tenaga keamanan.
41
Lembaga Konservasi mempunyai fungsi utama pengembangbiakan dan atau
penyelamatan tumbuhan dan satwa dengan tetap mempertahankan kemurnian
jenisnya. Lembaga Konservasi selain mempunyai fungsi tersebut, juga mempunyai
fungsi sebagai tempat pendidikan, peragaan, penelitian, pengembangan ilmu
pengetahuan, sarana perlindungan dan pelestarian jenis serta sarana rekreasi yang
sehat.
2.4. FORUM DISKUSI
Perhatikan gambar berikut ini:
Coba diskusikan:
1. Apakah perbedaan dari penyu diatas!
2. Mengapa penyu pada gambar diatas terlihat berbeda?
3. Termasuk tingkat keanekaragaman hayati yang manakah gambar diatas?
Mengapa demikian!
4. Indonesia memiliki berbagai tempat wilayah konservasi, dimanakah Kawasan
konservasi penyu, dan termasuk jenis konservasi apakah daerah tersebut!
Mengapa demikian?
3. Penutup
3.1.Rangkuman
42
Indonesia memiliki jumlah keragaman yang tinggi dibandingkan negara-negara
lain dan memiliki macam-macam tumbuhan, hewan khas dan sifatnya endemik.
Keanekaragaman hayati Indonesia dibagi berdasarkan karakteristik wilayahnya;
penyebarannya (Biogeografi); ekosistem perairannya. Biogeografi adalah ilmu
yang mempelajari penyebaran makhluk hidup tertentu pada lingkungan tertentu di
bumi.
Keanekaragaman pada tingkatan gen merupakan keanekaragaman yang paling
rendah. Gen adalah faktor pembawa sifat yang terdapat di dalam kromosom.
Kromosom terdapat di dalam inti sel. Keanekaragaman gen ditunjukkan, antara
lain, oleh variasi bentuk dan fungsi gen. Gen adalah materi yang mengendalikan
sifat atau karakter. Jika gen berubah, sifat-sifat pun akan berubah. Sifat-sifat yang
ditentukan oleh gen disebut genotipe. Keanekaragaman jenis merupakan variasi
organisme yang ada di bumi. Keanekaragaman jenis sebagai gabungan antara
jumlah jenis dan jumlah individu masing-masing jenis dalam komunitas.
Ekosistem dapat diartikan sebagai hubungan atau interaksi timbal balik antara
makhluk hidup yang satu dengan makhluk hidup lainnya dan juga antara makhluk
hidup dengan lingkungannya. Pembagian ekosistem yaitu ekosistem hutan hujan
tropis, hutan gugur, padang rumput, padang lumut, gurun pasir, sawah, ladang, air
tawar, air payau, laut, dan lain-lain. Komponen biotik dan abiotik di berbagai
daerah bervariasi baik mengenai kualitas komponen tersebut maupun kuantitasnya.
Tingkat keanekaragaman yang tinggi menimbulkan permasalahan yaitu
eksploitasi keanekaragaman hayati yang berlebihan. Eksploitasi yang berlebihan
menimbulkan penurunan tingkat keanekaragaman hayati bahkan sampai menuju
kepunahan untuk beberapa jenis flora dan fauna. Untuk itu dilakukan pelestarian
keanekaragaman hayati, baik tingkat ekosistem, jenis dan genetik. Pelestarian
keanekaragaman hayati dapat dilakukan dengan cara in-situ maupun ex-situ.
43
TES FORMATIF
1. Seorang siswa dihadapkan sebuah tumbuhan, jenis tumbuhan tersebut adalah
tumbuhan krokot, merupakan tumbuhan yang memiliki batang yang lunak dan
berair, hal ini menunjukkan bahwa batang krokot memiliki sifat……
A. batang basah
B. batang mendong
C. batang berkayu
D. batang pipih
E. batang rumput
2. Ekosistem laut dicuplik untuk menentukan rantai makanannya. Hasil dari kajian
tersebut dituangkan kedalam Tabel berikut ini:
Tipe organisme Jumlah organisme
Hiu 2
Udang kecil 400
Ikan kembung 20
Plankton 1000
Ikan haring 100
Jika populasi ikan haring berkurang oleh predasi, manakah berikut ini yang
paling mungkin terjadi pada ekosistem akuatik ini?
A. Ikan kembung menjadi predator paling banyak pada ekosistem tersebut
B. Populasi udang akan berkurang banyak
C. Populasi plankton akan berkurang pada tahun berikutnya
D. Udang akan punah
E. Tidak ada perubahan yang terjadi pada jumlah hiu pada ekosistem
3. Apa yang Anda maksud dengan konservasi Keanekaragaman Hayati?
A. Upaya pelestarian, pemeliharaan, penggunaan berkelanjutan (konservasi),
pemulihan dan peningkatan komponen keanekaragaman hayati.
B. Merupakan proses penggunaan spesies tumbuhan atau hewan yang
terancam punah di habitat aslinya, baik dengan melindungi atau
44
membersihkan habitat itu sendiri, atau dengan mempertahankan spesies dari
pemangsa.
C. Merupakan diskusi yang tepat oleh manusia sedemikian rupa sehingga
memberikan manfaat maksimal bagi generasi sekarang dan juga
mengembangkan potensinya untuk memenuhi kebutuhan generasi
mendatang.
D. Proses penggunaan sumber daya alam hayati sesuai kebutuhan dan
keinginan
E. Merupakan proses pengkajian sementara dalam konservasi hayati
4. Keanekaragaman jenis mendukung untuk mengurangi tingkat kepunahan.
Keanekaragaman jenis dapat terlihat dari adanya perbedaan ....
A. bentuk, warna, jumlah, ukuran, dan penampilan
B. bentuk, warna, jumlah, ukuran, dan faktor pembawa sifat menurun
C. morfologi dan anatomi
D. tingkah laku dan gen
E. morfologi dan tingkah laku
5. Hewan-hewan seperti burung unta, singa, impala, cheetah dan gorila,
merupakan hewan-hewan khas yang kisaran hidupnya berada di wilayah
biogeografi....
A. palearktik
B. neotropik
C. holarktik
D. australia
E. ethiopia
6. Akuarium air tawar merupakan suatu ekosistem yang terdiri dari komponen
abiotik dan biotik. Ikan-ikan yang hidup dalam akuarium harus mendapat
oksigen yang cukup untuk melangsungkan hidupnya. Untuk itu kandungan
oksigen terlarut dapat bertambah dari….
45
A. hidrolisis air menjadi hidrogen
B. tumbuhan air yang ada dalam akuarium
C. pemecahan gara-garam karbonat
D. zooplankton yang hidup didalam akuarium
E. hasil respirasi ikan di dalam akuarium
7. Keanekaragaman merupakan yang paling rendah terdapat pada…..
A. pada tingkatan ekosistem
B. pada tingkatan spesies
C. pada tingkatan individu
D. pada tingkatan ekologi
E. pada tingkatan gen
8. Jenis makhluk hidup (biotik) yang dapat beradaptasi dengan lingkungan tersebut
berbeda-beda demikian juga, permukaan bumi dengan variasi kondisi komponen
abiotik yang tinggi akan menghasilkan keanekaragaman..….
A. komunitas
B. ekologi
C. ekosistem
D. gen
E. intra gen.
9. Di antara kelompok-kelompok hewan yang diberikan di bawah ini, yang mana
yang tampaknya lebih rentan terhadap kepunahan?
A. Serangga
B. Mamalia
C. Amfibi
D. Reptil
E. Aves
10. Suatu ekosistem di huni oleh hewan-hewan yang mampu menyimpan air, ular,
rodentia dan semut. Tumbuhannya adalah xerofit dan tumbuhan semusim
46
sedangkan curah hujan mencapai 25 cm/th. Evaporasi tinggi, suhu siang dengan
malam sangat jauh berbeda yaitu 40ºC-50ºC. Sedangkan mencapai 0ºC pada
malam hari. Bioma ini adalah….
A. tundra
B. padang rumput
C. gurun
D. tiaga
E. savana
DAFTAR PUSTAKA
Champbell. 2004. Biology Jilid I, II dan III. Jakarta: Erlangga.
Departemen Kehutanan, Himpunan Peraturan Perundang-Undangan Bidang
Konservasi Sumberdaya Alam, (Surabaya: BKSDA Jawatimur 1, 2000)
h.21
DirektoratJenderal PHPA, 2007. Kebijakan dan arahan Strategis Konservasi
Spesies Nasional 2008 – 2018. DirJen PHPA, Departemen Kehutanan.
PP No. 7 Tahun 1999 tentang Pengawetan Jenis Tumbuhan dan Satwa
PP Nomor 8 tahun 199 tentang Pemanfaatan Jenis Tumbuhan dan Satwa Liar
Permenhut Nomor P.53/Menhut-II/2006 tentang Lembaga Konservasi
Indrawan, M.; R.B. Primarck dan S. Supriatna. 2007. Biologi Konservasi. Yayasan
Obor. Jakarta.
Iswantini, D. 2015. Pemanfaatan biodiversitas Indonesia untuk pengembangan
herbal melalui pendekatan Asai In Vitro, kinetika kimia dan teknologi
biosensor sebagai kontribusi dalam usaha peningkatan kesehatan
masyarakat. Orasi Ilmiah Guru Besar IPB. Bogor.
Kartawinata, K. 2013. Diversitas Ekosistem Alami Indonesia. Ungkapan singkat
dengan sajian foto dan gambar. LIPI Press bekerjasama dengan Yayasan
Obor Indonesia. Jakarta.
LIPI [Lembaga Ilmu Pengetahun Indonesia]. 2014. Kekinian Keanekaragaman
Hayati Indonesia. Kerjasama Kementerian PPN/Bappenas, KLH dan LIPI.
LIPI Press. Bogor

More Related Content

What's hot

Manfaat keanekaragaman hayati dan konservasi (geografi)
Manfaat keanekaragaman hayati dan konservasi (geografi)Manfaat keanekaragaman hayati dan konservasi (geografi)
Manfaat keanekaragaman hayati dan konservasi (geografi)enggalfauzia
 
1 keanekaragaman-hayati-1
1 keanekaragaman-hayati-11 keanekaragaman-hayati-1
1 keanekaragaman-hayati-1lenisepti
 
Teks laporan hasil dan observasi
Teks laporan hasil dan observasiTeks laporan hasil dan observasi
Teks laporan hasil dan observasipudjotri
 
Keanekaragaman Hayati Khas Indonesia
Keanekaragaman Hayati Khas IndonesiaKeanekaragaman Hayati Khas Indonesia
Keanekaragaman Hayati Khas Indonesiafarhahabadiyah
 
Keanekaragaman Hayati ppt
Keanekaragaman Hayati pptKeanekaragaman Hayati ppt
Keanekaragaman Hayati pptSlidestock
 
Bab 2 07405241037
Bab 2   07405241037Bab 2   07405241037
Bab 2 07405241037bu_maiii
 
Ppt biologi kelompok 4 (konservasi)
Ppt biologi kelompok 4 (konservasi)Ppt biologi kelompok 4 (konservasi)
Ppt biologi kelompok 4 (konservasi)UNIB
 
Keanekaragaman hayati indonesia
Keanekaragaman hayati indonesiaKeanekaragaman hayati indonesia
Keanekaragaman hayati indonesiaalmansyahnis .
 
Presentasi biologi ( manfaat keanekaragaman makhuk hidup )
Presentasi biologi ( manfaat keanekaragaman makhuk hidup )Presentasi biologi ( manfaat keanekaragaman makhuk hidup )
Presentasi biologi ( manfaat keanekaragaman makhuk hidup )Pyo Jihoon
 

What's hot (17)

Buku x bab 7
Buku x bab 7Buku x bab 7
Buku x bab 7
 
Manfaat keanekaragaman hayati dan konservasi (geografi)
Manfaat keanekaragaman hayati dan konservasi (geografi)Manfaat keanekaragaman hayati dan konservasi (geografi)
Manfaat keanekaragaman hayati dan konservasi (geografi)
 
1 keanekaragaman-hayati-1
1 keanekaragaman-hayati-11 keanekaragaman-hayati-1
1 keanekaragaman-hayati-1
 
Teks laporan hasil dan observasi
Teks laporan hasil dan observasiTeks laporan hasil dan observasi
Teks laporan hasil dan observasi
 
Keanekeragaman hayati
Keanekeragaman hayatiKeanekeragaman hayati
Keanekeragaman hayati
 
Keanekaragaman Hayati Khas Indonesia
Keanekaragaman Hayati Khas IndonesiaKeanekaragaman Hayati Khas Indonesia
Keanekaragaman Hayati Khas Indonesia
 
Lutfi
LutfiLutfi
Lutfi
 
Keanekaragaman Hayati ppt
Keanekaragaman Hayati pptKeanekaragaman Hayati ppt
Keanekaragaman Hayati ppt
 
Ppa
PpaPpa
Ppa
 
Keanekaragaman hayati
Keanekaragaman hayatiKeanekaragaman hayati
Keanekaragaman hayati
 
Bab 2 07405241037
Bab 2   07405241037Bab 2   07405241037
Bab 2 07405241037
 
Ppt biologi kelompok 4 (konservasi)
Ppt biologi kelompok 4 (konservasi)Ppt biologi kelompok 4 (konservasi)
Ppt biologi kelompok 4 (konservasi)
 
Keanekaragaman hayati indonesia
Keanekaragaman hayati indonesiaKeanekaragaman hayati indonesia
Keanekaragaman hayati indonesia
 
Cagar Alam
Cagar AlamCagar Alam
Cagar Alam
 
konservasi
konservasikonservasi
konservasi
 
Presentasi biologi ( manfaat keanekaragaman makhuk hidup )
Presentasi biologi ( manfaat keanekaragaman makhuk hidup )Presentasi biologi ( manfaat keanekaragaman makhuk hidup )
Presentasi biologi ( manfaat keanekaragaman makhuk hidup )
 
Tugas b indo
Tugas b indoTugas b indo
Tugas b indo
 

Similar to Biologi 01 kb1

keanekaragaman2.ppt
keanekaragaman2.pptkeanekaragaman2.ppt
keanekaragaman2.pptJanuarFarelK
 
Keanekaragaman hayati by my friend gusti ayu & nava karina
Keanekaragaman hayati by my friend gusti ayu & nava karinaKeanekaragaman hayati by my friend gusti ayu & nava karina
Keanekaragaman hayati by my friend gusti ayu & nava karinalinkherz
 
Keanekaragaman Hayati
Keanekaragaman HayatiKeanekaragaman Hayati
Keanekaragaman HayatiRahmawati
 
Kelompok 6 biosfer
Kelompok 6 biosferKelompok 6 biosfer
Kelompok 6 biosfernoviyulia2
 
Buku martha alfiani(1113016100001)
Buku martha alfiani(1113016100001)Buku martha alfiani(1113016100001)
Buku martha alfiani(1113016100001)Martha Alfiani
 
Materi Praktik Mengajar PI-4 (2). Keragaman Hayati
Materi Praktik Mengajar PI-4 (2). Keragaman HayatiMateri Praktik Mengajar PI-4 (2). Keragaman Hayati
Materi Praktik Mengajar PI-4 (2). Keragaman HayatiKhaysanGibranFirzana
 
Materi 1 Keanekaragaman Hayati
Materi 1 Keanekaragaman HayatiMateri 1 Keanekaragaman Hayati
Materi 1 Keanekaragaman HayatiMagdaNae
 
Keanekaragaman hayati
Keanekaragaman hayatiKeanekaragaman hayati
Keanekaragaman hayatiaufa Nisrina
 
Keanekaragaman hayati
Keanekaragaman hayatiKeanekaragaman hayati
Keanekaragaman hayatiaufa Nisrina
 
Kajian bioaktif-spons-laut-forifera-demospongiae
Kajian bioaktif-spons-laut-forifera-demospongiaeKajian bioaktif-spons-laut-forifera-demospongiae
Kajian bioaktif-spons-laut-forifera-demospongiaeYuga Rahmat S
 
Keanekaragaman hayati
Keanekaragaman hayatiKeanekaragaman hayati
Keanekaragaman hayatiridloWAE
 
Kelompok 1,putri,ibnu,winda keanekaragaman-hayati
Kelompok 1,putri,ibnu,winda  keanekaragaman-hayatiKelompok 1,putri,ibnu,winda  keanekaragaman-hayati
Kelompok 1,putri,ibnu,winda keanekaragaman-hayatiPutri Sasmitoningrum
 
Ppt keanekaragaman-hayati1
Ppt keanekaragaman-hayati1Ppt keanekaragaman-hayati1
Ppt keanekaragaman-hayati1agus narto
 
Keanekaragaman hayati
Keanekaragaman hayatiKeanekaragaman hayati
Keanekaragaman hayatiRizkizuliani
 
Kelas XI_Geografi_KD 3.2 (4).pdf
Kelas XI_Geografi_KD 3.2 (4).pdfKelas XI_Geografi_KD 3.2 (4).pdf
Kelas XI_Geografi_KD 3.2 (4).pdfalhaerik
 

Similar to Biologi 01 kb1 (20)

keanekaragaman2.ppt
keanekaragaman2.pptkeanekaragaman2.ppt
keanekaragaman2.ppt
 
keanekaragaman2.ppt
keanekaragaman2.pptkeanekaragaman2.ppt
keanekaragaman2.ppt
 
Keanekaragaman hayati by my friend gusti ayu & nava karina
Keanekaragaman hayati by my friend gusti ayu & nava karinaKeanekaragaman hayati by my friend gusti ayu & nava karina
Keanekaragaman hayati by my friend gusti ayu & nava karina
 
Keanekaragaman Hayati
Keanekaragaman HayatiKeanekaragaman Hayati
Keanekaragaman Hayati
 
Kelompok 6 biosfer
Kelompok 6 biosferKelompok 6 biosfer
Kelompok 6 biosfer
 
TIK LINA.pptx
TIK LINA.pptxTIK LINA.pptx
TIK LINA.pptx
 
Buku martha alfiani(1113016100001)
Buku martha alfiani(1113016100001)Buku martha alfiani(1113016100001)
Buku martha alfiani(1113016100001)
 
Biodiversitas
BiodiversitasBiodiversitas
Biodiversitas
 
Materi Praktik Mengajar PI-4 (2). Keragaman Hayati
Materi Praktik Mengajar PI-4 (2). Keragaman HayatiMateri Praktik Mengajar PI-4 (2). Keragaman Hayati
Materi Praktik Mengajar PI-4 (2). Keragaman Hayati
 
Materi 1 Keanekaragaman Hayati
Materi 1 Keanekaragaman HayatiMateri 1 Keanekaragaman Hayati
Materi 1 Keanekaragaman Hayati
 
Keanekaragaman hayati
Keanekaragaman hayatiKeanekaragaman hayati
Keanekaragaman hayati
 
Keanekaragaman hayati
Keanekaragaman hayatiKeanekaragaman hayati
Keanekaragaman hayati
 
Kajian bioaktif-spons-laut-forifera-demospongiae
Kajian bioaktif-spons-laut-forifera-demospongiaeKajian bioaktif-spons-laut-forifera-demospongiae
Kajian bioaktif-spons-laut-forifera-demospongiae
 
Keanekaragaman hayati
Keanekaragaman hayatiKeanekaragaman hayati
Keanekaragaman hayati
 
Makalah Geografi
Makalah GeografiMakalah Geografi
Makalah Geografi
 
Kelompok 1,putri,ibnu,winda keanekaragaman-hayati
Kelompok 1,putri,ibnu,winda  keanekaragaman-hayatiKelompok 1,putri,ibnu,winda  keanekaragaman-hayati
Kelompok 1,putri,ibnu,winda keanekaragaman-hayati
 
Ppt keanekaragaman-hayati1
Ppt keanekaragaman-hayati1Ppt keanekaragaman-hayati1
Ppt keanekaragaman-hayati1
 
Presentation1
Presentation1Presentation1
Presentation1
 
Keanekaragaman hayati
Keanekaragaman hayatiKeanekaragaman hayati
Keanekaragaman hayati
 
Kelas XI_Geografi_KD 3.2 (4).pdf
Kelas XI_Geografi_KD 3.2 (4).pdfKelas XI_Geografi_KD 3.2 (4).pdf
Kelas XI_Geografi_KD 3.2 (4).pdf
 

More from SPADAIndonesia

Ppt m5 kb 1 WIRAUSAHA BUDAYA JAWA
Ppt m5 kb 1 WIRAUSAHA BUDAYA JAWAPpt m5 kb 1 WIRAUSAHA BUDAYA JAWA
Ppt m5 kb 1 WIRAUSAHA BUDAYA JAWASPADAIndonesia
 
M5 kb 4 GENDHING JAWA LAN CAMPURSARI
M5 kb 4 GENDHING JAWA LAN CAMPURSARIM5 kb 4 GENDHING JAWA LAN CAMPURSARI
M5 kb 4 GENDHING JAWA LAN CAMPURSARISPADAIndonesia
 
M5 kb 1 WIRAUSAHA BIDAYA JAWA
M5 kb 1 WIRAUSAHA BIDAYA JAWAM5 kb 1 WIRAUSAHA BIDAYA JAWA
M5 kb 1 WIRAUSAHA BIDAYA JAWASPADAIndonesia
 
M4 kb4 TEMBANG MACAPAT
M4 kb4 TEMBANG MACAPATM4 kb4 TEMBANG MACAPAT
M4 kb4 TEMBANG MACAPATSPADAIndonesia
 
M4 kb1 GEGURITAN LAN TEMBANG MACAPAT
M4 kb1 GEGURITAN LAN TEMBANG MACAPATM4 kb1 GEGURITAN LAN TEMBANG MACAPAT
M4 kb1 GEGURITAN LAN TEMBANG MACAPATSPADAIndonesia
 
M4 kb2 LELAGON DOLANAN
M4 kb2 LELAGON DOLANANM4 kb2 LELAGON DOLANAN
M4 kb2 LELAGON DOLANANSPADAIndonesia
 
M4 kb2 LELAGON DOLANAN
M4 kb2 LELAGON DOLANANM4 kb2 LELAGON DOLANAN
M4 kb2 LELAGON DOLANANSPADAIndonesia
 
M4 kb1 GEGURITAN LAN TEMBANG MACAPAT
M4 kb1 GEGURITAN LAN TEMBANG MACAPATM4 kb1 GEGURITAN LAN TEMBANG MACAPAT
M4 kb1 GEGURITAN LAN TEMBANG MACAPATSPADAIndonesia
 
M3 kb 4 AKSARA JAWA TULISAN TANGAN
M3 kb 4 AKSARA JAWA TULISAN TANGANM3 kb 4 AKSARA JAWA TULISAN TANGAN
M3 kb 4 AKSARA JAWA TULISAN TANGANSPADAIndonesia
 
M3 kb 3 MACA AKSARA JAWA CITHAK
M3 kb 3 MACA AKSARA JAWA CITHAKM3 kb 3 MACA AKSARA JAWA CITHAK
M3 kb 3 MACA AKSARA JAWA CITHAKSPADAIndonesia
 
M3 kb 2 AKSARA MURDHA, AKSARA REKAN, LAN ANGKA JAWA
M3 kb 2 AKSARA MURDHA, AKSARA REKAN, LAN ANGKA JAWAM3 kb 2 AKSARA MURDHA, AKSARA REKAN, LAN ANGKA JAWA
M3 kb 2 AKSARA MURDHA, AKSARA REKAN, LAN ANGKA JAWASPADAIndonesia
 
M2 kb2 BASA NGOKO ALUS
M2 kb2 BASA NGOKO ALUSM2 kb2 BASA NGOKO ALUS
M2 kb2 BASA NGOKO ALUSSPADAIndonesia
 
M2 kb4 BASA KRAMA ALUS
M2 kb4 BASA KRAMA ALUSM2 kb4 BASA KRAMA ALUS
M2 kb4 BASA KRAMA ALUSSPADAIndonesia
 

More from SPADAIndonesia (20)

Ppt m5 kb 2 SESORAH
Ppt m5 kb 2 SESORAHPpt m5 kb 2 SESORAH
Ppt m5 kb 2 SESORAH
 
Ppt m5 kb 1 WIRAUSAHA BUDAYA JAWA
Ppt m5 kb 1 WIRAUSAHA BUDAYA JAWAPpt m5 kb 1 WIRAUSAHA BUDAYA JAWA
Ppt m5 kb 1 WIRAUSAHA BUDAYA JAWA
 
M5 kb 4 GENDHING JAWA LAN CAMPURSARI
M5 kb 4 GENDHING JAWA LAN CAMPURSARIM5 kb 4 GENDHING JAWA LAN CAMPURSARI
M5 kb 4 GENDHING JAWA LAN CAMPURSARI
 
M5 kb 3 BUSANA JAWA
M5 kb 3 BUSANA JAWAM5 kb 3 BUSANA JAWA
M5 kb 3 BUSANA JAWA
 
M5 kb 1 WIRAUSAHA BIDAYA JAWA
M5 kb 1 WIRAUSAHA BIDAYA JAWAM5 kb 1 WIRAUSAHA BIDAYA JAWA
M5 kb 1 WIRAUSAHA BIDAYA JAWA
 
M5 kb 2 SESORAH
M5 kb 2 SESORAHM5 kb 2 SESORAH
M5 kb 2 SESORAH
 
M4 kb4 TEMBANG MACAPAT
M4 kb4 TEMBANG MACAPATM4 kb4 TEMBANG MACAPAT
M4 kb4 TEMBANG MACAPAT
 
M6 kb1
M6 kb1M6 kb1
M6 kb1
 
M4 kb3 GANCARAN
M4 kb3 GANCARANM4 kb3 GANCARAN
M4 kb3 GANCARAN
 
M4 kb1 GEGURITAN LAN TEMBANG MACAPAT
M4 kb1 GEGURITAN LAN TEMBANG MACAPATM4 kb1 GEGURITAN LAN TEMBANG MACAPAT
M4 kb1 GEGURITAN LAN TEMBANG MACAPAT
 
M4 kb2 LELAGON DOLANAN
M4 kb2 LELAGON DOLANANM4 kb2 LELAGON DOLANAN
M4 kb2 LELAGON DOLANAN
 
M4 kb3 GANCARAN
M4 kb3 GANCARANM4 kb3 GANCARAN
M4 kb3 GANCARAN
 
M4 kb2 LELAGON DOLANAN
M4 kb2 LELAGON DOLANANM4 kb2 LELAGON DOLANAN
M4 kb2 LELAGON DOLANAN
 
M4 kb1 GEGURITAN LAN TEMBANG MACAPAT
M4 kb1 GEGURITAN LAN TEMBANG MACAPATM4 kb1 GEGURITAN LAN TEMBANG MACAPAT
M4 kb1 GEGURITAN LAN TEMBANG MACAPAT
 
M3 kb 4 AKSARA JAWA TULISAN TANGAN
M3 kb 4 AKSARA JAWA TULISAN TANGANM3 kb 4 AKSARA JAWA TULISAN TANGAN
M3 kb 4 AKSARA JAWA TULISAN TANGAN
 
M3 kb 3 MACA AKSARA JAWA CITHAK
M3 kb 3 MACA AKSARA JAWA CITHAKM3 kb 3 MACA AKSARA JAWA CITHAK
M3 kb 3 MACA AKSARA JAWA CITHAK
 
M3 kb 1 AKSARA JAWA
M3 kb 1 AKSARA JAWAM3 kb 1 AKSARA JAWA
M3 kb 1 AKSARA JAWA
 
M3 kb 2 AKSARA MURDHA, AKSARA REKAN, LAN ANGKA JAWA
M3 kb 2 AKSARA MURDHA, AKSARA REKAN, LAN ANGKA JAWAM3 kb 2 AKSARA MURDHA, AKSARA REKAN, LAN ANGKA JAWA
M3 kb 2 AKSARA MURDHA, AKSARA REKAN, LAN ANGKA JAWA
 
M2 kb2 BASA NGOKO ALUS
M2 kb2 BASA NGOKO ALUSM2 kb2 BASA NGOKO ALUS
M2 kb2 BASA NGOKO ALUS
 
M2 kb4 BASA KRAMA ALUS
M2 kb4 BASA KRAMA ALUSM2 kb4 BASA KRAMA ALUS
M2 kb4 BASA KRAMA ALUS
 

Recently uploaded

DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
 
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxsdn3jatiblora
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Abdiera
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..ikayogakinasih12
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxadimulianta1
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxnerow98
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASreskosatrio1
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfDimanWr1
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxmawan5982
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CAbdiera
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5KIKI TRISNA MUKTI
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxJamhuriIshak
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5ssuserd52993
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDmawan5982
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapsefrida3
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxIrfanAudah1
 

Recently uploaded (20)

DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
 
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 

Biologi 01 kb1

  • 1. No Kode: DAR2/PROFESIONAL/190/1/2019 PENDALAMAN MATERI BIOLOGI MODUL 1 KEANEKARAGAMAN HAYATI KEGIATAN BELAJAR 1 KEANEKARAGAMAN HAYATI DAN PELESTARIAN KEANEKARAGAMAN HAYATI Ahmad Shafwan S. Pulungan, S.Pd., M. Si Dr. Martina Restuati, M. Si Dr. Fauziyah Harahap, M. Si Dra. Cicik Suriani, M. Si Drs. Puji Prastowo, M. Si Wasis Wuyung Wisnu Brata, M. Pd Eko Prasetya, M. Sc Nanda Pratiwi, M. Pd KEMENTERIAN PENDIDIDKAN DAN KEBUDAYAAN 2019
  • 2.
  • 3. i DAFTAR ISI HALAMAN SAMPUL KATA PENGANTAR i DAFTAR ISI ii 1. PENDAHULUAN 1 1.1.Deskripsi Singkat 1 1.2.Relevansi 2 1.3.Petunjuk Belajar 2 2. INTI 3 2.1.Capaian Pembelajaran 3 2.2.Pokok Materi 3 2.3.Uraian Materi 3 2.4.Forum Diskusi 37 3. PENUTUP 38 3.1.Rangkuman 38 3.2.Tes formatif 39 DAFTAR PUSTAKA 42
  • 4.
  • 5. 1 Selamat Belajar bagi Para Peserta PPG, Modul ini diharapakan dapat membantu Para Peserta PPG untuk memahami tentang Keanekaragaman Hayati secara kontekstual. Selamat melanjutkan belajar dan tetap semangat. 1. Pendahuluan 1.1. Deskripsi Singkat Indonesia terdiri atas 17.058 pulau, baik pulau besar maupun pulau kecil. Menurut sejarahnya mengalami proses pembentukan yang berbeda-beda dengan sejarah geologi yang tidak serupa. Topografi yang luas dengan susunan daratan dan lautan yang tidak seragam mengakibatkan timbulnya keanekaragaman dan kisaran iklim yang berbeda. Luasnya bentang alam dan dengan adanya perpaduan antara berbagai komponen penyusun kehidupan yang beraneka ragam (biotik dan abiotik), letak geografis yang membentang luas serta jenis-jenis makhuk yang sangat bervariasi itu akan mengakibatkan ekosistem yang terbentuk juga beraneka ragam. Persebaran flora dan fauna khususnya di Indonesia menunjukkan tingkat variasi atau keragaman yang tinggi. Kondisi biogeografis Indonesia menurut para ahli membagi kepada garis Wallace dan garis weber. Kedua peneliti ini mencirikan masing-masing wilayah Indonesia dengan flora dan fauna khas masing-masing daerah. Tingkat keanekaragaman hayati yang tinggi tersebut, mengakibatkan banyak lahan-lahan penelitian yang diharapkan mampu mengeksplorasi seluruh fauna dan flora yang ada di Indonesia untuk peningkatan kualitas hidup. Berdasarkan kategori keanekaragaman hayati, maka dapat dibagi menjadi keanekaragaman hayati tingkat ekosistem, jenis dan genetik. Masing-masing tingkat keanekaragaman tersebut mendiami berbagai wilayah dengan cirri khas dan model adaptasi masing-masing. Tingkat keanekaragaman hayati yang tinggi ternyata menimbulkan permasalahan baru dengan eksploitasi yang berlebihan. Eksploitasi yang berlebihan menimbulkan menurunnya tingkat keanekaragaman hayati. Penurunan tingkat keanekaragaman hayati yang terus menerus menimbulkan kekhawatiran, sehingga
  • 6. 2 diupayakan pelestarian tingkat keanekaragaman hayati. Pelestarian tingkat keanekaragaman hayati dapat dilakukan mulai dari tingkat ekosistem, jenis dan spesies. Upaya pelestarian keanekaragaman hayati dapat dilakukan secara in-situ dan ex-situ. Setiap upaya pelestarian dengan tujuan untuk menjaga keanekaragaman hayati agar tidak menuju kepunahan. Pada akhirnya keanekaragaman hayati yang terjaga akan menjaga kelangsungan eksosistem. 1.2. Relevansi Keanekaragaman hayati merupakan hal penting bagi umat manusia. Tingkat keanekaragaman hayati menjadi nilai ekonomi sekaligus ancaman bagi konservasi makhluk hidup. Beberapa spesies makhluk hidup berada disekitar kita. Bahkan beberapa makhluk hidup tersebut merupakan yang dilindungi. Hal ini memerlukan perhatian khusus bagi kita, sehingga tingkat kepunahan dan tingkat keanekaragaman tetap terjaga. 1.3. Petunjuk Belajar Kegiatan belajar kedua ini menguraikan tentang keanekaragaman hayati di Indonesia. Pada kegiatan belajar ini berhubungan erat dengan klassifikasi makhluk hidup pada KB 1, Kategori keanekaragaman hayati pada tingkat ekosistem, jenis dan genetika menuntut untuk memahami konsep klassifikasi terlebuh dahulu sehingga dapat dilanjutkan ada kegiatan belajar berikutnya. Selain itu, persebaran biogeografi juga dibahas untuk memudahkan dalam pengkategorian dalam kenakeragaman hayati. Diharapkan tingkatan keanekaragaman hayati yang ada pada modul ini memberi penjelasan yang baik bagi peserta PPG.
  • 7. 3 2. INTI 2.1. Capaian Pembelajaran Menguasai materi esensial Mata Pelajaran Biologi SMA termasuk advance material materi bidang studi biologi yang mencakup (1) keragaman dan keseragaman dalam makhluk hidup, (2) Struktur dan Fungsi dalam makhluk hidup, (3) Pertumbuhan, perkembangan dan diferensiasi, (4) Interaksi dan interdependensi, (5) Energi, materi dan organisasi kehidupan, (6) Prinsip emeliharaan keseimbangan yang dinamis dan (7) Pewarisan sifat dan Evolusi termasuk advance materials yang dapat menjelaskan aspek ‘apa’ (konten), ‘mengapa’ (filosofi) dan ‘bagaimana’ (penerapan dalam kehidupan keseharian) dalam kerangka biologi sebagai inkuiri; Sub Capaian Pembelajaran Mampu menganalisis konsep dan prinsip-prinsip esensial keragaman dan keseragaman dalam makhluk hidup 2.2. Pokok Materi Pada kegiatan belajar 1 dari modul 1 tentang keanerakagaman hayati, pokok-pokok materi yang akan dibahas adalah: a. Persebaran Biogeografi Indonesia b. Keanekaragaman Hayati Indonesia c. Pelestarian keanekaragaman hayati 2.3. Uraian Materi Untuk lebih memantapkan pengetahuan tentang keanekaragaman hayati para peserta PPG, mari kita sama-sama lebih mendalami isi modul ini. Selamat Belajar.
  • 8. 4 2.3.1. Persebaran Biogeografi Indonesia Pernahkah kita berpikir sejenak bagaimana kondisi geografis Negara kita? Negara yang kaya akan flora dan fauna dan bentang alam yang begitu luas. Untuk itu maka diperlukan sebuah ilmu yang dapat lebih meningkatkan pemahaman khususnya tentang kondisi biogeorafis. Biogeografi merupakan ilmu yang mempelajari penyebaran makhluk hidup tertentu pada lingkungan tertentu di bumi. Indonesia merupakan negara yang kaya dengan berbagai jenis flora dan fauna yang tersebar di seluruh nusantara. Persebaran makhluk hidup yang berbeda ini dapat dilihat melalui kondisi geografis, seperti ketinggian, garis lintang, dan keadaan iklim, misalnya curah hujan, suhu, dan radiasi cahaya. Daerah persebaran yang begitu luas, maka biogeografi fauna dan flora yang ada di Indonesia, dapat dibagi menjadi dua, yaitu persebaran hewan dan persebaran tumbuhan. Indonesia memiliki distribusi flora dan fauna dari sabang sampai merauke dengan karakteristik daerah masing-masing. Kawasan biogeografi Indonesia sesuai dengan karakteristiknya dibagi kedalam tiga kawasan, yaitu kawasan sunda, sahul dan Wallace. Kawasan sunda (oriental) meliputi daerah jawa, Kalimantan dan sumatera. Keragaman flora dan fauna pada kawasan ini sangat mirip dengan kawasan asia lainnya. Kawasan sahul (Australia) meliputi papua dan kepulauan aru. Diantara kedua kawasan tersebut terdapat satu kawasan yang didalamnya terdapat campuran kedua kawasan diatas yang meliputi wilayah Sulawesi, Maluku, dan Nusa Tenggara. Gambar 1. Biogeografi Indonesia
  • 9. 5 Kompleksitas kondisi biogeografis Indonesia merupakan sebuah anugrah. Anugrah ini menjadi sebuah kegiatan menarik bagi para peneliti-peneliti dunia. Alfred Russel Wallace menyusun garis imajiner yang kita kenal sebagai garis Wallace. Garis ini memanjang melalui selat makasar sampai antara bali dan Lombok. Keadaan flora dan fauna pada sebalah barat garis tersebut didominasi yang berasal dari asia. Sedangkan yang disebelah timur didominasi yang berasal dari Australia. Selain Wallace dengan garis Wallace, Weber seorang peneliti juga membuat sebuah garis yang dikenal dengan garis weber. Garis Weber ini membatasi dengan memisahkan Sulawesi dan papua hingga antara timor dan Australia. Pada sebalah barat garis weber jenis faunanya berasal dari asia sedangkan sebelah timur berasal dari australia. Apa gunanya klasifikasi biogeografis? Di masa lalu, mengklasifikasikan flora dan fauna menjadi daerah terutama merupakan peristiwa deskriptif. Akan tetapi, dewasa ini, klasifikasi biogeografis, seperti taksonomi biologis, bukanlah tujuan itu sendiri, tetapi lebih merupakan sarana untuk memahami faktor-faktor penyebab yang terlibat dalam evolusi, apakah itu perubahan-perubahan peristiwa geologis atau dinamika adaptasi biologis. Penyebaran hewan di bumi menurut Alfred Russell Wallace dapat dikelompokkan menjadi 6 daerah, yaitu sebagai berikut. 1) Daerag paleartik meliputi daerah Asia Utara dan Eropa, hewan yang khas adalah beruang eropa, bison dan rusa kutub. 2) Daerah ethiopia meliputi daerah Afrika, Arab, Madagaskar, hewan yang khas, seperti zebra, jerapah, gajah, dan gorila. 3) Daerah oriental meliputi daerah Asia Selatan dan Indonesia bagian barat, hewan yang khas adalah harimau, gajah, tapir, dan kerbau. 4) Daerah australia meliputi daerah Australia, New Zealand dan Indonesia bagian timur. Hewan yang khas meliputi hewan yang berkantung, seperti kanguru. 5) Daerah neortik meliputi daerah Amerika Utara, hewan yang khas meliputi, binatang pengerat besar, yaitu berang-berang.
  • 10. 6 6) Daerah neotropik meliputi daerah Amerika Tengah dan Amerika Selatan, hewan yang khas meliputi kera dan tapir. Gambar 2. Persebaran Hewan di Dunia Gambar 3. Peta persebaran hewan di Indonesia
  • 11. 7 Tumbuhan yang menutupi suatu daerah tertentu disebut vegetasi. Persebaran tumbuhan ditentukan oleh faktor geologis, geografis (seperti ketinggian dan garis lintang) dan curah hujan. Semakin tinggi suatu tempat dari permukaan laut dan letaknya semakin jauh dari garis lintang, di tempat tersebut suhunya semakin menurun. Setiap kenaikan ketinggian 100 meter dari permukaan laut dan kenaikan garis lintang sebesar 10o suhu daerah tersebut akan turun 50o C. Terdapat beberapa jenis vegetasi yang ada didunia yang didalamnya terdapat hidup berbagai makhluk hidup yang saling berisinergi. Berbagai vegetasi yang ada di dunia dan ciri-cirinya adalah sebagai berikut. 1) Tundra (padang rumput), memiliki ciri-ciri vegetasi rumput dan lumut kerak (Lichenes) dan terdapat pada daerah Skandinavia, Rusia, Siberia dan Kanada. 2) Taiga, memiliki ciri-ciri vegetasi hutan hujan jarum (konifer) dan terdapat pada daerah Skandinavia, Alaska, Kanada dan Siberia. 3) Hutan meranggas (4 musim), memiliki ciri-ciri vegetasi hutan yang hijau pada musim panas dan menggugurkan daunnya pada musim dingin. Terdapat pada daerah iklim sedang, seperti Eropa, sebagian Asia dan Amerika. 4) Padang rumput, memiliki ciri-ciri vegetasi tanpa pohon, tumbuhan berupa rumput (Graminae). Terdapat pada daerah Hongaria, Amerika Utara, Argentina dan Rusia Selatan. 5) Vegetasi gurun, memiliki ciri-ciri vegetasi dengan jumlah pohon sangat sedikit yang tumbuh adalah jenis tumbuhan tahan kering (xerofit), berbunga dan berbuah dalam waktu pendek (efermer). Terdapat pada daerah gurun Gobi (RRC), gurun Sahara (Afrika Utara), gurun Kalahari (Afrika Selatan) 6) Sabana, memiliki ciri-ciri vegetasi padang rumput dan pepohonan. Terdapat pada daerah Asia, Australia dan Indonesia. 7) Hutan hujan tropis, memiliki ciri-ciri vegetasi tumbuhan hijau sepanjang tahun, pohon- pohon tinggi, jenisnya sangat banyak, terdapat tumbuhan yang menempel (epifit) dan tumbuhan yang memanjat pohon lain (liana). Terdapat pada daerah Asia, Afrika, Indonesia, dan Amerika Selatan.
  • 12. 8 8) Hutan bakau, memiliki ciri-ciri vegetasi yang memiliki akar nafas karena tanah dan airnya miskin oksigen, contohnya Pohon Bakau (Rhizipora sp.), kayu api (Avicinea sp.) dan (Sonneratia sp.) jenis tumbuhan tahan kering (Xerofit). 2.3.2. Keanekaragaman Hayati Saat kita melihat berbagai jenis pohon jambu dengan buah yang banyak dan beranekaragam, apakah jambu-jambu tersebut berasal dari jenis yang sama? Atau merupakan jenis yang berbeda?. Perhatikan gambar berikut: Apakah kedua gambar tersebut termasuk kepada keaneragaman ekosistem, jenis atau genetik. Untuk lebih jelasnya mari kita pelajari lebih lanjut. 2.3.3. Keanekaragaman Hayati Indonesia Indonesia sebagai negara dengan jumlah hutan tropis dan jumlah wilayah yang besar menyajikan keanekaragaman hayati yang berlimpah. Keanekaragaman hayati dapat diterjemahkan sebagai semua makluk yang hidup di bumi, termasuk didalamnya senua jenis tumbuhan, hewan dan mikroorganisme. Keberadaan keanekaragaman hayati saling berhubungan (simbiosis) dan ketergantungan satu dengan yang lainnya untuk tumbuh dan berkembang biak sehingga membentuk suatu sistem kehidupan. Keanekaragaman hayati merupakan komponen yang penting dalam keberlangsungan bumi dan isinya, termasuk eksistensi manusia dan makhluk hidup lainnya.
  • 13. 9 Gambar 4. Ilustrasi Keanekaragaman Hayati (Sumber: Unesco.org) Keanekaragaman hayati didefinisikan sebagai “variabilitas di antara organisme hidup dari semua sumber termasuk, antara lain, terestrial, laut dan ekosistem perairan lainnya dan kompleks ekologi yang menjadi bagiannya; termasuk didalamnya keanekaragaman di dalam spesies, antar spesies dan ekosistem. Secara eksplisit diakui bahwa setiap biota dapat dicirikan oleh keanekaragaman taksonomi, ekologi, dan genetiknya dan dimensi keanekaragaman ini bervariasi dalam ruang dan waktu adalah fitur utama keanekaragaman hayati. Dengan demikian hanya penilaian multidimensi keanekaragaman hayati yang dapat memberikan wawasan tentang hubungan antara perubahan keanekaragaman hayati dan perubahan fungsi ekosistem dan jasa ekosistem Keanekaragaman hayati menunjukkan banyak variasi morfologi, anatomi dan fenetik yang terlihat pada berbagai tingkatan makhluk, yaitu tingkatan ekosistem, tingkatan jenis maupun tingkatan genetika. Keanekaragaman pada tingkat jenis pada umumnya menjadi pusat perhatian karena paling mudah diamati secara morfologi maupun anatomi. Sedangkan keanekaragaman ekosistem yang terbentuk oleh berbagai jenis yang menjadi unsurnya dan keanekaragaman genetika yang menyusun jenis itu sangat besar kepentingannya bagi manusia. Menurut garis lintang dan bujur, Indonesia berada pada 60 LU - 110 LS dan 950 BT - 1410 BT. Hal ini berarti Indonesia berada pada iklim tropis karena terdapat di antara 23½o LU dan 23½o LS, ciri-ciri daerah tropis diantaranya memiliki temperatur udara cukup tinggi, yaitu 260 C – 28o C, curah hujan cukup tinggi, yaitu 700 - 7.000 mm/tahun dan tanahnya subur karena proses pelapukan batuan cukup cepat. Untuk kekayaan flora dan fauna, Indonesia memiliki indeks biodiversitas yang tinggi dibandingkan negara-negara lain.
  • 14. 10 Indonesia dikenal sebagai salah satu pusat keanekaragaman hayati yang utama didunia karena terletak didaerah tropis dengan bentang alam mulai dari perairan hingga pegunungan. Dilihat dari segi keanekaragaman sumber daya tumbuhan yang ada di Indonesia diperkirakan dihuni kira-kira 100-150 suku tumbuhan meliputi 25.000-35.000 jenis. Jumlah yang begitu besar tersebut diperkirakan separuhnya mempunyai potensi yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat, terutama sebagai bahan ramuan obat, buah, rempah, sayuran, pewarna dan sebagainya. Dari sejumlah suku dan jenis tumbuhan yang ada di Indonesia, ternyata hanya sekitar 3-4 % saja tumbuhan yang baru digunakan dan dibudidayakan, sedangkan sisanya masih merupakan lahan pengetahuan yang perlu digali lebih lanjut manfaat dan distribusinya. Masih banyak, jenis tumbuhan yang masih alami dan tumbuh liar yang mungkin sangat berpotensi sebagai tumbuhan komoditas maupun manfaat lain dari tumbuhan tersebut yang masih belum terdata secara ilmiah, hal ini memberikan peluang yang cukup besar bagi masyarakat maupun peneliti untuk menjadikan tumbuhan yang belum terungkap itu, sebagai bahan penelitiannya, guna meningkatkan nilai pengetahuan. Fauna endemik di Indonesia terdapat total 270 spesies mamalia, 386 spesies Aves, 328 spesies reptil, 204 spesies amfibi dan 280 spesies ikan. Dari total keseluruhan fauna endemic yang terdapat di Indonesia, mempunyai ciri khas yang berbeda dengan menampilkan kekhasan tersendiri. Gambar 4. Daerah Sebaran Endemis Fauna Indonesia (Sumber: LIPI 2014)
  • 15. 11 Flora endemik merupakan tumbuhan asli yang hanya bisa ditemukan di sebuah wilayah geografis tertentu dan tidak ditemukan di wilayah lain. Kekhasan sebuah wilayah menunjukkan ciri khas terhadap tumbuhan tertentu. Beberapa tumbuhan khas dan endemik di Indonesia antara lain sebagai berikut. a. Kayu ramin (Gonystylus bancanus) terdapat di Sumatera, Kalimantan dan Maluku. b. Kayu besi (Euziderozylon zwageri) terdapat di Jambi, Pulau Sumatra. c. Padma Raksasa (Rafflesia arnoldii) terdapat di pulau Jawa, Sumatera dan Kalimantan. d. Matoa (Pometia pinnata) terdapat di daerah Papua. e. Meranti (Shorea sp.), Keruwing (Dipterocarpus sp.) dan Rotan (Liana sp.) banyak terdapat di hutan Pulau Kalimantan. Beberapa hewan khas dan endemik di Indonesia antara lain sebagai berikut. a. Badak bercula satu (Rhinoceros sondaicus) berada di Ujung Kulon. b. Komodo (Varanus komodoensis) di Pulau Komodo. c. Burung Maleo (Macrocephalon maleo) di Pulau Sulawesi. d. Tapir (Tapirus indicus) ada di Pulau Sumatera. e. Orang utan (Pongo pygmaeus) di pulau Sumatera dan Kalimantan. f. Anoa (Bubalus quarlesi) endemik Sulawesi. g. Babirusa (Babyrousa babyrussa) di Sulawesi. h. Badak Sumatra (Dicerorhinus sumatrensis) endemik di Sumatera. 2.3.4. Kategori Keanekaragaman hayati Indonesia Tingkatan keanekaragaman hayati merupakan kesatuan yang berhubungan antara komponen penyusun sebuah ekosistem. Banyaknya kepentingan manusia terhadap keanekaragaman hayati telah menghasilkan banyak kearifan local misalnya dalam bidang pengobatan hingga berbagai jenis rempah untuk makanan hingga pengetahuan genomik yang menghasilkan produk industri. Keanekaragaman hayati yang berlimpah merupakan sebuah keuntungan yang jika digunakan dapat menjadi nilai ekonomis tanpa kecuali dengan mempertimbangkan nilai konservasi. Eksplorasi yang berlebihan pada keanekaragaman hayati akan
  • 16. 12 berdampak hilangnya keanekaragaman sehingga pada akhirnya akan mengakibatkan kepunahan. Keanekaragaman hayati dapat dibagi menjadi tiga kategori, yaitu: 1. Keanekaragaman Ekosistem Ekosistem adalah himpunan spesies di area tertentu yang saling berinteraksi satu dengan yang lain, melalui proses seperti predasi, parasitisme, kompetisi dan simbiosis, dan dengan lingkungan abiotik mereka untuk hancur dan menjadi bagian dari siklus energi dan nutrisi. Spesies ekosistem, termasuk bakteri, jamur, tanaman, dan hewan, saling bergantung satu sama lain. Hubungan antara spesies dan lingkungannya memfasilitasi aliran materi dan energi dalam ekosistem. Ekosistem adalah area geografis di mana tanaman, hewan, dan organisme lain, serta iklim dan bentang alam, berinteraksi bersama untuk membentuk kehidupan. Ekosistem mengandung komponen biotik serta faktor abiotik. Faktor biotik termasuk tanaman, hewan, dan organisme lain. Faktor abiotik meliputi batu, suhu, dan kelembaban. Setiap faktor dalam suatu ekosistem tergantung pada faktor lain, baik secara langsung maupun tidak langsung. Perubahan suhu suatu ekosistem akan sering mempengaruhi tanaman apa yang akan tumbuh di sana, misalnya. Hewan yang bergantung pada tanaman untuk makanan dan tempat tinggal harus beradaptasi dengan perubahan, pindah ke ekosistem lain, atau binasa. Gambar 5. Interaksi dalam Ekosistem
  • 17. 13 Suatu daerah dapat memiliki beberapa ekosistem, atau mungkin memiliki satu. Hamparan lautan atau padang pasir yang luas akan menjadi contoh daerah dengan keanekaragaman ekologis yang rendah. Daerah pegunungan yang memiliki danau, hutan, dan padang rumput akan memiliki keanekaragaman hayati yang lebih tinggi, dalam hal ini. Suatu daerah dengan beberapa ekosistem mungkin dapat menyediakan lebih banyak sumber daya untuk membantu spesies asli bertahan hidup, terutama ketika satu ekosistem terancam oleh kekeringan atau penyakit. Keanekaragaman ekosistem meliputi seluruh topologi daratan maupun perairan, yang didalamnya saling berinteraksi antara populasi dengan populasi lainnya atau dengan lingkungan fisik seperti air batuan dan lainnya yang saling ketergantungan. Ketergantungan ini memberntuk suatu ekosistem yang boleh jadi menghuni sebuah kawasan. Contoh ekosistem yang ada di Indonesia ekosistem padang rumput, ekosistem mangrove, ekosistem hutan hujan tropis di Sumatera dan Kalimantan, daerah terumbu karang di Bunaken dan Raja Ampat dan tempat lainnya, ekosistem padang lamun di Selat Sunda, dan ekosistem lainnya. Berdasarkan kategori jenis ekosistem, Indonesia mempunyai keanekaragaman ekosistem yang terdiri atas ekosistem alami dan ekosistem buatan. Ekosistem alami merupakan ekosistem yang terbentuk secara alami tanpa ada campur tangan manusia. Sementara ekosistem buatan dibentuk oleh campur tangan manusia. Keanekaragaman ekosistem secara sistematik dibuat secara sederhana untuk memudahkan masyarakat memahami berbagai tipe eksosistem di Indonesia yang kompleks, saling berhubungan dan ketergantungan satu dengan yang lainnya. Keanekaragaman ekosistem yang ada di Indonesia dapat dibagi menjadi 19 tipe ekosistem alami yang tersebar di berbagai wilayah mulai dari Sumatera sampai ke Papua. Pada ke19 tipe ekosistem ini terbagi menjadi 74 tipe vegetasi yang tersebar hampir pada seluruh Bioregion yang ada di Indonesia (Kartawinata 2013). Variasi tersebut menunjukkan bahwa setiap ekosistem kaya akan kekayaan jumlah jenis flora dan fauna. Meskipun sampai saat ini, seluruh informasi vegetasi di wilayah Indonesia belum sepenuhnya teridentifikasi dengan baik. Ekosistem marin merupakan kompleks organisme hidup yang berada di lautan. Laut menutupi dua pertiga permukaan Bumi. Di beberapa tempat laut lebih dalam
  • 18. 14 dari Gunung Everest yang tinggi; misalnya, Palung Mariana dan Palung Tonga di bagian barat Samudra Pasifik mencapai kedalaman lebih dari 10.000 meter (32.800 kaki). Di dalam habitat laut ini hidup berbagai macam organisme yang telah berevolusi sebagai respons terhadap kondisi lingkungan. Eksosistem limnik (rawa) merupakan suatu daerah yang tergenang air, baik air tawar maupun payau. Rawa ada yang bersifat musiman ada yang permanen. Eksosiste rawa biasanya memiliki bentang alam yang datar sehingga selalu tergenang oleh air. Ciri rawa adalah memiliki drainase yang buruk sehingga mengakibatkan kadar asamnya tinggi. Air yang menggenangi ekosistem ini biasanya berasal dari hujan, sungai atau laut. Rawa merupakan ekosistem yang unik karena terdiri atas tanah dan air. Vegetasi yang biasa terdapat di ekosistem rawa diantaranya mangrove dan hutan galam. Di Indonesia adalah sekitar 33, 4 juta ha lahan rawa. Sekitar 60% atau 20 juta ha merupakan rawa pasang surut dan sisanya merupakan rawa bukan pasang surut. Lokasi rawa mayoritas tersebar di Kalimantan, Papua, Sumatera dan Sulawesi. (a) (b) (c) Gambar 6. Tipe Ekosistem (a) rawa; (b) mangrove; (c) padang rumput
  • 19. 15 Ekosistem hutan diklasifikasikan menurut tipe iklimnya yaitu tropis, sedang atau boreal. Di daerah tropis, ekosistem hutan hujan mengandung flora dan fauna yang lebih beragam daripada ekosistem di wilayah lain mana pun di bumi. Di lingkungan yang hangat dan sarat kelembaban ini, pohon-pohon tumbuh tinggi dan dedaunannya rimbun dan lebat, dengan spesies yang menghuni lantai hutan sampai ke kanopi. Di zona beriklim sedang, ekosistem hutan bisa saja berganti daun, termasuk jenis pohon jarum atau seringkali campuran keduanya, di mana beberapa pohon menumpahkan daunnya setiap kali jatuh, sementara yang lain tetap hijau sepanjang tahun. Di ujung utara, tepat di selatan Kutub Utara, hutan boreal - juga dikenal sebagai taiga - memiliki pohon-pohon jenis konifer yang berlimpah. Berbagai jenis ekosistem padang rumput dapat ditemukan di padang rumput, sabana, dan stepa. Ekosistem padang rumput biasanya ditemukan pada daerah tropis atau beriklim sedang, meskipun rumput dapat hidup di daerah yang lebih dingin juga, seperti halnya dengan padang stepa Siberia yang terkenal. Padang rumput berbagi karakteristik klimaks umum semi-kegersangan. Pohon jarang atau tidak ada, tetapi bunga dapat diselingi dengan rumput. Padang rumput menyediakan lingkungan yang ideal untuk hewan yang sedang merumput. (a) (b) (c) Gambar 7. Tipe Ekosistem (a) tundra (b) taiga (c) padang pasir
  • 20. 16 Gambar 8. Keanekaragaman Ekosistem (Sumber: LIPI 2014)
  • 21. 17 Ciri pendefinisian yang umum di antara ekosistem gurun adalah curah hujan yang rendah, umumnya kurang dari 25 sentimeter, atau 10 inci, per tahun. Tidak semua gurun panas - ekosistem gurun bisa ada dari tropis ke Arktik, tetapi terlepas dari garis lintang, gurun sering berangin. Beberapa gurun mengandung bukit pasir, sementara yang lain sebagian besar menampilkan batu. Vegetasi pada eksosistem ini jarang atau bahkan tidak ada sama sekali, dan spesies hewan apa pun, seperti serangga, reptil dan burung, harus sangat beradaptasi dengan kondisi kering. Seperti halnya gurun, lingkungan yang keras menjadi ciri ekosistem di tundra. Pada eksosistem tundra yang tertutup salju, berangin, tanpa pohon, tanah bisa membeku sepanjang tahun, suatu kondisi yang dikenal sebagai permafrost. Selama musim semi dan musim panas yang singkat, salju meleleh, menghasilkan kolam dangkal yang menarik unggas air yang bermigrasi. Lumut dan bunga kecil mungkin terlihat selama tahun ini. Istilah "tundra" paling umum menunjukkan area kutub, tetapi di lintang bawah, komunitas seperti tundra yang dikenal sebagai alpine tundra dapat ditemukan di dataran tinggi. Berdasarkan media kehidupan yang umum seperti air, tanah dan udara, maka ekosistem alami dibedakan menjadi: (i) Ekosistem marin, (ii) Ekosistem limnik, (iii) Ekosistem semiterestrial dan (iv) Ekosistem terrestrial 2. Keanekaragaman jenis Keanekaragaman jenis terbentuk karena adanya sinergitas atau konsep simbiosis interaksi yang disandikan dalam genetik yang mengatur sifat-sifat kebakaan dengan lingkungan tempat hidupnya. Karena lingkungan tempat hidup jenis itu beranekaragam, makan jenis yang dihasilkannya pasti akan beranekaragam. Proses terjadinya jenis, pada umumnya berlangsung secara perlahan-lahan dan dapat memakan waktu ribuan tahun, melalui perubahan penyesuaian atau perubahan evolusi dari jenis lain yang mungkin sudah ada sebelumnya. Evolusi biologi berkembang sesuai dengan perubahan yang terjadi pada suatu jenis makhluk hidup. Selanjutnya, jenis yang terjadi ini juga mempunyai peluang untuk mengalami variasi menjadi jenis-jenis yang lain. Variasi yang ditimbulkan oleh proses evolusi biologi memungkinkan perubahan morfologi
  • 22. 18 maupun anatomi dari makhluk hidup tersebut akibat adaptasi dari komponen abiotiknya. Perubahan keanekaragaman jenis bergantung kepada beberapa hal seperti waktu, heterogenitas ruang, persaingan, pemangsaan, stabilitas lingkungan dan produktivitas. Selama kurun waktu geologis akan terjadi perubahan keadaan lingkungan yang mengakibatkan banyak individu yang tidak dapat beradaptasi dalam mempertahankan kehidupannya, tetapi ada juga kelompok-kelompok individu yang mampu bertahan hidup terus dalam waktu relatif lama sebagai hasil proses evolusi. Keanakaragaman jenis menunjukkan seluruh variasi yang terdapat pada makhluk hidup antar jenis (interspesies) dalam satu marga. Pada tingkatan pengukuran ,keanekaragaman jenis lebih mudah diamati daripada keanekaragaman gen. hal ini dikarenakan variasi dalam jenis lebih tampak secara morfologi sehingga lebih mudah dilihat dan diamati. Konsep keanekaragaman jenis merupakan keaneragaman jenis suatu organisme yang menempati suatu ekosistem, baik di darat maupun di perairan. Akibatnya, masing-masing organisme mempunyai ciri yang berbeda satu dengan yang lain. Sebagai contoh, di Indonesia ada enam jenis penyu yang berbeda, yaitu penyu hijau (Chelonia mydas), penyu sisik (Eretmochelys imbricata), penyu lekang (Lepidochelys olivacea), penyu pipih (Natator depressus), penyu belimbing (Dermochelys cariacea) dan penyu tempayan (Caretta caretta), yang masing-masing memiliki ciri fisik (fenologi) yang berbeda. Keanekaragaman jenis tidak diukur hanya dari banyaknya jenis di suatu daerah tertentu tetapi juga dari keanekaragaman takson (kelompok taksonomi yaitu kelas, bangsa, suku dan marga). Keragaman jenis ditentukan tidak hanya oleh jumlah spesies dalam komunitas biologis — yaitu, kekayaan spesies — tetapi juga oleh kelimpahan relatif individu dalam komunitas itu. Kelimpahan spesies merupakan jumlah individu per spesies, dan kelimpahan relatif mengacu pada pemerataan distribusi individu di antara spesies dalam suatu komunitas. Dua komunitas mungkin sama-sama kaya spesies tetapi berbeda dalam kelimpahan relatif. Suatu tempat dikatakan memiliki keanekaragaman jenis tinggi bila memiliki kekayaan jenis yang merata, misalnya suatu komunitas burung dengan 5 jenis
  • 23. 19 burung yang berjumlah 300 individu, dengan jumlah rata-rata 60 ekor per jenis. Sedang pada komunitas lain terdapat 5 jenis burung dengan jumlah individu yang sama (300 ekor), tetapi rata-rata untuk keempat burung yang pertama hanya 15 ekor, sedang jenis burung sisanya 240 ekor. Dari contoh tersebut komunitas yang memiliki rata-rata 60 ekor per jenis burungnya dianggap lebih beranekaragam dibanding dengan komunitas yang memiliki jumlah jenis yang tidak merata. Komponen keanekaragaman jenis ini merespons secara berbeda terhadap berbagai kondisi lingkungan. Wilayah yang tidak memiliki beragam habitat biasanya miskin spesies; Namun, beberapa spesies yang dapat menempati wilayah tersebut mungkin berlimpah karena persaingan dengan spesies lain untuk sumber daya akan berkurang. Tabel 1. Keanekaragaman Jumlah Fauna Laut di Indonesia Garis lintang dan bujur juga memengaruhi kekayaan spesies. Gradien yang paling jelas adalah garis lintang: ada lebih banyak spesies makhluk hidup di daerah tropis daripada di daerah beriklim sedang atau kutub. Faktor ekologis umumnya digunakan untuk menjelaskan gradasi ini. Temperatur yang lebih tinggi, prediksi iklim yang lebih besar, dan musim tumbuh yang lebih panjang semuanya berkonspirasi untuk menciptakan habitat yang memungkinkan keanekaragaman jenis makhluk hidup yang lebih besar. Hutan hujan tropis adalah habitat terkaya dari semua, padang rumput tropis menunjukkan lebih banyak keanekaragaman daripada padang rumput beriklim sedang, dan padang pasir di daerah tropis atau subtropis dihuni oleh berbagai spesies yang lebih luas daripada gurun sedang.
  • 24. 20 Gambar 9. Keanekaragaman Jenis Burung di Indonesia Beserta Persebaran Wilayahnya Keanekaragaman hayati berdasarkan jenis dapat dikelompokkan dalam dua kelompok yakni: (i) keanekaragaman hayati yang hidup di ekosistem laut dan pantai (biota laut) dan (ii) keanekaragaman hayati yang hidup di ekosistem terestrial (biota terestrial).
  • 25. 21 Gambar 11. Keanekaragaman Jenis Indonesia (LIPI 2014) Menurut catatan, tingkat keanekaragaman jenis makhluk hidup belahan bumi ini berada pada kisaran 325.000 jenis tumbuhan dan 1.600.000 jenis hewan sedangkan mikroorganisme sekitar 160.000 jenis. Masing-masing jenis makhluk hidup ini merupakan sebuah variasi yang terpisah dan memiliki karakter kekhasan sendiri-sendiri, baik sifat-sifat dari dalam maupun sifat-sifat dari luarnya, diantaranya daya berkembangbiak, ketahanan terhadap penyakit, daya saing,
  • 26. 22 kemampuan berpencar dan umur individu. 3. Keanekaragaman genetika Keanekaragaman genetika adalah keanekaragaman individu di dalam suatu jenis. Keanekaragaman ini disebabkan oleh perbedaan genetis antar individu. Didalam keanekaragaman genetik, factor penentu adalah gen. Gen merupakan faktor pembawa sifat yang dimiliki oleh setiap organisme serta dapat diwariskan dari satu generasi ke generasi berikutnya. Dengan demikian individu di dalam satu jenis membawa susunan gen yang berbeda dengan individu lainnya. Sebagai contoh dapat dilihat pada aneka varietas padi (misalnya Rojo lele, Menthik, dan Cianjur) atau mangga (golek, harum manis, dan manalagi). Ketiga tingkat kehati tersebut saling terkait satu dengan lainnya. Kawasan yang mempunyai keanekaragaman ekosistem yang tinggi, biasanya memiliki keanekaragaman jenis yang tinggi dengan variasi genetis yang tinggi pula. Terkait dengan genetika, yang paling jelas adalah keragaman genetik antar populasi. Bibit yang berbeda, misalnya, memiliki karakteristik spesifik yang ditentukan secara genetik. Pikirkan perbedaan dalam ukuran, warna, tetapi juga dalam tujuan seperti daging sapi versus sapi perah, atau berburu versus anjing penjaga. Keragaman genetik juga ada dalam suatu populasi, dan terkait dengan perbedaan genetik antara hewan dalam populasi itu. Tujuan dari populasi tersebut adalah untuk menyediakan hewan yang secara genetis sama mungkin sehingga perbedaan genetik bukan merupakan penyebab variasi, misalnya, dalam pengujian obat-obatan baru. Populasi klon akan lebih baik dari sudut pandang memiliki hewan yang secara genetis sama Gambar 11. Varietas Padi
  • 27. 23 Gambar 11. Varietas Padi Keanekaragaman genetika pada tumbuhan, binatang dan mikroorganisme telah lama dimanfaatkan manusia untuk berbagai tujuan, utamanya untuk kesejahteraan umat manusia. Variasi genetika pada tumbuhan merupakan sumber utama untuk bidang farmasi sebagai bahan obat dan pangan untuk kesejahteraan manusia. Banyak masyarakat telah lama memanfaatkan variasi tersebut dan hubungan manusia dengan variasi genetika berkembang pesat hingga saat ini. Jutaan jenis mikroba dan milyaran variasi genetikanya sudah banyak membantu siklus nutrisi tanaman pertanian, ribuan jenis serangga dan variasi genetiknya telah banyak membantu untuk penyerbukan tanaman pertanian dan sebagainya. Para peneliti mencatat 39 komoditas pertanian yang beredar didunia sangat bergantung pada binatang penyerbuk. Jumlah alel yang ada dalam suatu populasi adalah ukuran keanekaragaman genetik. Semakin banyak alel yang hadir, semakin besar keragaman genetiknya. Frekuensi alel ini terjadi dalam populasi juga memiliki pengaruh pada ukuran keragaman genetik. Variasi genetik merupakan perbedaan sekuens DNA antara individu dalam suatu populasi. Variasi terjadi pada sel-sel benih yaitu sperma dan sel telur, dan juga dalam sel somatik (semua sel lainnya). Hanya variasi yang muncul dalam sel germinal yang dapat diwarisi dari satu individu ke individu lain dan dengan demikian mempengaruhi dinamika populasi, dan pada akhirnya evolusi. Variasi genetik penting untuk proses seleksi alam dan evolusi biologis. Variasi genetik yang muncul dalam suatu populasi tidak terjadi secara kebetulan,
  • 28. 24 tetapi proses seleksi alam. Seleksi alam adalah hasil interaksi antara variasi genetik dalam suatu populasi dan lingkungan. Lingkungan menentukan variasi genetik mana yang lebih menguntungkan atau lebih cocok untuk bertahan hidup. Organisme dengan gen yang diseleksi oleh lingkungan akan bertahan hidup dan bereproduksi, sifat yang lebih menguntungkan diteruskan ke populasi secara keseluruhan. Sifat-sifat genetik yang menguntungkan dalam suatu populasi ditentukan oleh lingkungan. Organisme yang lebih mampu beradaptasi dengan lingkungannya bertahan hidup untuk mewariskan gen dan sifat-sifat yang menguntungkan. Seleksi seksual umumnya terlihat di alam karena hewan cenderung memilih pasangan yang memiliki sifat-sifat yang disukai. Karena betina lebih sering kawin dengan pejantan yang dianggap memiliki sifat yang lebih menguntungkan, gen-gen ini lebih sering muncul dalam suatu populasi dari waktu ke waktu. Warna kulit, warna rambut, lesung pipit, bintik-bintik, dan golongan darah seseorang adalah contoh variasi genetik yang dapat terjadi pada populasi manusia. Contoh variasi genetik pada tanaman termasuk modifikasi daun tanaman karnivora dan pengembangan bunga yang menyerupai serangga untuk memancing penyerbuk tanaman. Variasi gen pada tanaman sering terjadi sebagai akibat aliran gen. Serbuk sari tersebar dari satu daerah ke daerah lain oleh angin atau oleh penyerbuk jarak jauh. Contoh variasi genetik pada hewan termasuk albinisme pada hewan tertentu, cheetah dengan garis-garis, ular yang dapat terbang, hewan yang mampu berdormansi, dan hewan yang meniru daun. Variasi ini memungkinkan hewan untuk beradaptasi lebih baik dengan kondisi di lingkungan mereka. Keanekaragaman genetika saat ini menjadi sebuah fenomena yang sangat dibutuhkan bagi industri pertanian dan industri farmasi yang hingga kini sudah menghasilkan berbagai jenis obat dan varietas tanaman mulai dari buah, biji, daun, akar hingga hewan ternak. Potensi tersebut menjadikan keanekaragaman genetika menjadi bagian penting dari sumber daya kesehatan dan ketahanan pangan bahkan sumber daya energi terbarukan bagi suatu negara, termasuk Indonesia. Pemanfaatan yang tidak terkendali akan mengakibatkan kehilangan sumberdaya genetika. Sumberdaya genetika yang hilang akan menimbulkan kepunahan bagi sebuah
  • 29. 25 spesies sehingga nantinya akan mengancam kehidupan manusia dan sendi-sendi kehidupan makluk lain. Sumberdaya genetika yang berlimpah menjadikan berbagai Negara berlomba-lomba untuk mendirikan pusat penyimpanan gen makhluk hidup (Bank Gen). Potensi keaneragaman genetik dapat juga menimbulkan sebuah kekhawatiran. FAO pada tahun 1999 menyatakan bahwa 75% keragaman genetika tumbuhan pertanian telah hilang dan fenomena itu kita sebut erosi genetika. Hilangnya keragaman genetik tersebut dapat mengakibatkan kepunahan bagi beberapa spesies. LIPI pada tahun 2014 sudah mengidentifikasikan keanekaragaman genetika dalam bentuk Sumber Daya Genetika (SDG) hewan, tanaman dan mikroba. Sumber Daya Genetika (SDG) dikelompokkan dalam SDG hewan, tanaman dan mikroba. Sumberdaya genetika tumbuhan paling banyak mengalami peningkatan, sementara untuk sumberdaya hewan ternak cukup berkembang, dan perikanan baru saja akan dimulai. Untuk sumberdaya genetika mikroba masih sangat terbatas, meskipun peran mikroba ini sangat besar. Sumberdaya hewan dikelompokkan ke dalam perikanan dan peternakan, baik yang sudah didomestikasi maupun yang masih liar. Kultivar hewan yang dimiliki Indonesia antara lain perikanan darat (ikan bilih, dan ikan gabus) dan peternakan (sapi, kerbau, domba, dan kelinci). Sebagai contoh, plasma nutfah perikanan tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Masing-masing perikanan darat memiliki beberapa keunggulan dan keunikan yang dapat dikembangkan demi menyejahterakan kehidupan masyarakat. Pertama, varietas atau jenis yang bersifat endemik bagi suatu daerah memiliki potensi pemanfaatan yang tinggi, baik sebagai konsumsi maupun lainnya. Contohnya antara lain ikan bilih (Mystacoleucus padangensis), yang di dunia hanya terdapat di danau Singkarak, Sumatra Barat. Kedua, keberadaan ikan endemik menyatu dengan perilaku dan pola hidup masyarakat lokal. Ikan endemic maupun jenis flora dan fauna endemik lainnya seringkali merupakan bagian dari sebuah kebudayaan daerah tersebut, sehingga walaupun dikonsumsi, adat istiadat juga menunjukkan nilai-nilai konservasi. Nilai
  • 30. 26 konservasi tersebut antara lain penangkapan ikan pada waktu-waktu tertentu dan tidak menggunakan jala atau sejenisnya, sehingga kelestariannya tetap terjaga. Gambar 12. Keanekaragaman Genetik Ketiga, ikan endemik secara ekologi memiliki habitat hidup dan perkembangbiakan yang khas yang tumbuh optimum pada daerah tertentu. Sebagai contoh, ikan bilih dari Danau Singkarak belum dapat dikembangbiakkan di tempat lain.
  • 31. 27 Keempat, berbagai jenis ikan endemik memiliki nilai ekonomi yang tinggi dalam hal cinderamata atau makanan khas bagi suatu daerah. Contohnya , T. douronensis, T. tambroides, Labeobarbus douronensis dari Sungai Kapuas. Jenis- jenis endemik tersebut memiliki keunggulan dalam daya tahan terhadap ekosistem setempat. Namun, lahan budi daya perikanan darat yang mengandung jenis ikan endemik belum dimanfaatkan secara optimal. Baru beberapa daerah saja yang membudidayakan ikan endemik dalam kemasan pariwisata, misalnya Danau Tondano, Danau Singkarak, Danau Poso, dan Danau Sentani. 2.3.5. Konservasi Tingkat Keanekaragaman Hayati Pelestarian keanekaragaman hayati merupakan salah satu upaya dalam konservasi keanekaragaman hayati serta ekosistemnya. Salah satu cara yang paling efektif untuk melestarikan keanekaragaman hayati adalah melindungi habitat, penegakan hukum dan peraturan perundang-undangan yang berkeadilan dan tanpa pandang status sosial masyarakat di depan hukum serta menjamin perlindungan terhadap habitat dan keanekaragaman hayati yang terkandung di dalam habitatnya, baik diluar kawasan konservasi maupun di dalam kawasan konservasi. Menurut Peraturan Menteri Kehutanan Republik Indonesia, konservasi adalah langkah-langkah pengelolaan tumbuhan dan/atau satwa liar yang diambil secara bijaksana dalam rangka memenuhi kebutuhan generasi saat ini dan generasi masa mendatang. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 1990 Tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati Dan Ekosistemnya dijelaskan bahwa konservasi sumber daya alam hayati dan ekosistemnya berasaskan pelestarian kemampuan dan pemanfaatan sumber daya alam hayati dan ekosistemnya secara serasi dan seimbang. Konservasi sumber daya alam hayati dan ekosistemnya bertujuan mengusahakan terwujudnya kelestarian sumber daya alam
  • 32. 28 hayati serta keseimbangan ekosistemnya sehingga dapat lebih mendukung upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat dan mutu kehidupan manusia. Pada Tahun 2016, perdagangan ke luar negeri/eksport satwa dan tumbuhan liar dari alam menghasilkan devisa sebesar Rp. 6,54 Triliun. Sedangkan PNBP dari menangkap/mengambil/ mengangkut tumbuhan dan satwa liar tahun 2016 sebesar Rp 15,51 Milyar. Konservasi sumber daya alam hayati dan ekosistemnya dilakukan melalui kegiatan: a. Perlindungan sistem penyangga kehidupan Perlindungan sistem penyangga kehidupan ditujukan bagi terpeliharanya proses ekologis yang menunjang kelangsungan kehidupan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan mutu kehidupan manusia. Sistem penyangga kehidupan merupakan satu proses alami dari berbagai unsur hayati dan non hayati yang menjamin kelangsungan kehidupan makhluk. b. Pengawetan keanekaragaman jenis tumbuhan dan satwa beserta ekosistemnya Pengawetan keanekaragaman tumbuhan dan satwa beserta ekosistemnya, dilaksanakan melalui kegiatan: 1. pengawetan keanekaragaman tumbuhan dan satwa beserta ekosistemnya 2. pengawetan jenis tumbuhan dan satwa Pengawetan keanekaragaman tumbuhan dan satwa beserta ekosistemnya, dilaksanakan dengan menjaga keutuhan kawasan suaka alam agar tetap dalam keadaan asli c. pemanfaatan secara lestari sumber daya alam hayati dan ekosistemnya. Berhasilnya upaya konservasi sumberdaya alam hayati dan ekosistemnya, erat kaitannya dengan tercapainya tiga sasaran pokok konservasi atau yang disebut dengan Strategi Konservasi (Dirjen PHPA Departemen Kehutanan RI, 1990), yaitu: 1. Perlindungan Sistem Penyangga Kehidupan, yaitu menjamin terpeliharanya proses ekologi yang menunjang sistem penyangga kehidupan bagikelangsungan pembangunan dan kesejahteraan manusia 2. Pengawetan Keanekaragaman Jenis Tumbuhan dan Satwa, yaitu dengan menjamin terpelihasranya keanekaragaman sumber genetik dan tipe-tipe ekosistemnya, sehingga mampu menunjang pembangunan, ilmu pengetahuan,
  • 33. 29 dan teknologi memungkinkan kebutuhan manusia yang menggunakan sumberdaya alam hayati bagi kesejahteraan 3. Pemanfaatan Secara Lestari Sumberdaya Alam Hayati, yaitu merupakan suatu usaha pembatasan/pengendalian dalam pemanfaatan sumberdaya alam hayati sehingga pemanfaatan tersebut dapat dilakukan secara terus menerus di masa mendatang dengan tetap menjaga keseimbangan ekosistemnya. Pokok utama dalam konservasi adalah bagaimana kepunahan tidak terjadi. Kepunahan dapat terjadi di semua tingkatan keanekaragaman hayati baik ekosistem, spesies maupun genetik. Kepunahan terjadi seiring terjadinya kerusakan habitat dan ekosistem dan satu-satunya cara untuk mencegahnya adalah dengan kegiatan konservasi secara luas, termasuk pengelolaan secara berkelanjutan. Mencegah kepunahan adalah tujuan utama dari konservasi keanekaragaman hayati. Pada dasarnya tumpuan utama pencegahan kepunahan adalah pada konservasi di tingkat jenis, akan tetapi konservasi keanekaragaman hayati harus dilaksanakan di tiga tingkat keanekaragamannya, yaitu ekosistem, jenis dan genetik. - Konservasi tingkat ekosistem Keanekaragaman hayati yang tinggi di Indonesia disebabkan letaknya pada persilangan antara benua Asia dan Australia. Sebelah barat wilayah Indonesia (Sumatra, Kalimantan dan Jawa) dipengaruhi oleh sifat-sifat tumbuhan dan hewan Oriental. Sementara, seluruh pulau Papua, Australia dan Tasmania masuk dalam kawasan yang dipengaruhi oleh biogeografi Australia. Sedangkan Sulawesi, Nusa Tenggara dan Maluku merupakan peralihan antara keduanya, sehingga bersifat unik dengan tumbuhan dan hewan yang sama sekali berbeda dengan Oriental maupun Australia. Indonesia yang terletak di daerah tropis memiliki hutan hujan tropis yang besar. Ekosistem yang paling kaya keragaman hayatinya adalah hutan hujan tropis yang walaupun hanya meliputi 7% permukaan bumi, namun mengandung paling sedikit 50% s.d 90% dari semua spesies tumbuhan dan satwa yang ada di dunia. Konservasi tingkat ekosistem seringkali mengalami penurunan akibat pembangunan ekonomi. Diperlukan kajian lebih mendalam agar konservasi ekosistem dapat berjalan serta pembangunan ekonomi juga berjalan. Pelindungan ekosistem tersebut bertujuan untuk melindungi keterwakilan, memelihara
  • 34. 30 keseimbangan, ketersambungan dan kemantapan ekosistem di dalam suatu jejaring kawasan konservasi yang mempunyai batas-batas yang jelas, yang ditetapkan dan secara hukum mengikat untuk melindungi keanekaragaman hayati beserta jasa ekosistem dan nilai-nilai budaya. - Konservasi tingkat jenis Konservasi tingkat jenis mensyaratkan bagaimana kepunahan tidak terjadi. Hal ini dimungkinkan karena ancaman terbesar dalam konservasi tingkat jenis adalah kepunahan. Sampai jumlah tertentu, kepunahan spesies secara alami dapat ditoleransi. Pada kenyatannya menunjukkan bahwa, sudah banyak kita mengalami kehilangan spesies. Keunikan geologi dan ekosistem Indonesia menyebabkan tingginya endemisitas flora dan fauna serta mikroba. Indonesia memiliki endemisitas jenis fauna yang sangat tinggi bahkan untuk beberapa kelompok merupakan tertinggi didunia. Gambar 13. Sebaran Fauna Endemis di Indonesia (LIPI, 2014) - Konservasi tingkat genetik Dalam kerangka perlindungan sumber daya genetik untuk menghindari “pencurian” atau yang sering disebut sebagai biopiracy, sumber daya genetik yang dapat berupa materi genetik, termasuk informasi yang terkandung di dalamnya dan
  • 35. 31 asal-usulnya (origin) – yang berupa tumbuhan, hewan, mikroba dan turunannya yang diperoleh dari kondisi in-situ dan ex-situ. Masa depan umat manusia akan sangat bergantung pada sumber daya genetik. Perubahan iklim global dapat dipastikan mengubah pola suplai pangan dan kesehatan dunia. Tanaman pangan dan hewan ternak yang ada saat ini mungkin tidak dapat bertahan dengan kondisi iklim yang berubah. Penemuan varietas baru tanaman pangan dan ternak akan sangat bergantung pada keanekaragaman genetik tumbuhan dan hewan. Oleh sebab itu, konservasi keanekaragaman genetik menjadi sangat penting dan menjadi keniscayaan untuk masa depan umat manusia. Dalam konteks sumber daya genetik, konservasi diarahkan pada pengembangan strategi perlindungan genetik pada spesies-spesies yang akan menjadi target, yaitu spesies yang karena kondisinya dapat menyebabkan keanekaragaman genetiknya terancam menurun atau hilang. Selain itu, pengaturan pemanfaatan sumber daya genetik diarahkan pada pengaturan akses terhadap sumber daya genetik serta pembagian yang adil dan setara atas pemanfaatan sumber daya genetik. Kegiatan konservasi genetik bertujuan untuk tetap mempertahankan keragaman genetik, yaitu variasi gen dan tipe gen antar dan dalam suatu spesies, sehingga dapat beradaptasi pada lingkungannya. Oleh karenanya, perlindungan sumberdaya genetik baik di habitatnya (in situ) maupun di luar habitatnya (ex situ) ditujukan untuk menjaga keanekaragaman (keragaman) genetik suatu spesies. Konservasi sumber daya genetik termasuk juga pengaturan pada pengetahuan tradisional (traditional knowledge) yang merupakan informasi atau praktek dari masyarakat tradisional atau masyarakat lokal yang terkait dengan sumberdaya genetik. 2.3.6. Upaya Konservasi Keanekaragaman Hayati Pelestarian keanekaragaman hayati merupakan salah satu dasr dari konservasi sumberdaya alam hayati. Konservasi adalah langkah-langkah pengelolaan tumbuhan dan/atau satwa liar yang diambil secara bijaksana dalam rangka memenuhi kebutuhan generasi saat ini dan generasi masa mendatang. Bentuk – bentuk konservasi keanekaragaman hayati pada prinsipnya dapat dibagi menjadi dua kegiatan besar yaitu, in situ dan ex situ.
  • 36. 32 1. Konservasi in situ Konservasi in situ adalah konservasi tumbuhan dan atau satwa yang dilakukan di dalam habitat alaminya. Konservasi ini merupakan proses dalam melindungi spesies tumbuhan atau satwa yang terancam punah di habitat aslinya karena berbagai faktor, seperti kerusakan habitat, predator dan lainnya. Bentuk konservasi in situ dapat berupa Kawasan Pelestarian Alam (KPA) dan bentuk Kawasan Suaka Alam (KSA). KPA adalah kawasan dengan ciri khas tertentu, baik daratan maupun perairan yang mempunyai fungsi pokok perlindungan sistem penyangga kehidupan, pengawetan keanekaragaman jenis tumbuhan dan satwa, serta pemanfaatan secara lestari sumberdaya alam hayati dan ekosistemnya. Konservasi in-situ dilakukan dengan cara memperbaiki kondisi habitat asli flora dan fauna. Perbaikan habitat akan meningkatkan kehidupan flora dan fauna yang mendiami sebuah kawasan. Kawasan Suakan Alam yang merupakan kawasan konservasi in-situ terdiri atas: a. Kawasan Taman Nasional Taman Nasional adalah KPA yang mempunyai ekosistem asli, dikelola dengan sistem zonasi yang dimanfaatkan untuk tujuan penelitian, ilmu pengetahuan, pendidikan, menunjang budidaya, pariwisata, dan rekreasi. Taman nasional memiliki ciri-ciri berikut: 1. Biasanya dalam ekosistemnya terdapat flora dan fauna yang khas dan unik (Taman Nasional Komodo yang di dalamnya terdapat spesies Komodo atau TN Ujung Kulon yang di dalamnya terdapat Badak Bercula Satu) 2. Ekosistem di dalamnya masih asli 3. Memiliki luasan yang cukup untuk menunjang proses ekologi 4. Dikelola melalui sistem zonasi kawasan sesuai dengan fungsinya Pengelolaan Taman Nasional di Indonesia saat ini dikelola oleh Balai Besar Taman Nasional terkait yang berada di bawah Kementerian Kehutanan dan Lingkungan Hidup (KLHK). Contoh pengelola Taman Nasional misalnya, Balai Besar Taman Nasional Ujung Kulon, Balai Besar Taman Nasional Bukit Barisan Selatan, dsb. Dalam mengelola kawasan taman nasional yang sangat luas, balai besar biasanya membagi kawasan menjadi beberapa bagian yang disebut dengan resort.
  • 37. 33 Setiap resort ini diketuai oleh seorang Kepala Resort. Berdasarkan Peraturan Menteri Kehutanan Nomor 56 Tahun 2006 tentang Pedoman Zonasi Taman Nasional Menteri Kehutanan, Zonasi ini dilakukan secara prosedural mengikuti peraturan yang berlaku. Untuk mengunjungi sebuah taman nasional, di setiap negara memiliki aturan yang berbeda-beda. Di Indonesia, untuk mengunjungi taman nasional diharuskan untuk memiliki surat izin masuk kawasan konservasi yang bisa didapatkan dari Balai Besar Taman Nasional yang akan anda kunjungi. Gambar 14. Taman Nasional Ujung Kulon (sindonews.com); Taman Nasional Gunung Leuser (trubus.id) b. Kawasan Taman Hutan Raya Taman Hutan Raya termasuk kedalam kawasan pelestarian alam yang peruntukkannya untuk tujuan koleksi tumbuhan dan/atau satwa yang alami atau bukan alami, jenis asli dan/atau bukan jenis asli, yang tidak invasif dan dimanfaatkan untuk kepentingan penelitian, ilmu pengetahuan, pendidikan, menunjang budidaya, budaya, pariwisata, dan rekreasi. Kepentingan umum yang dilakukan di taman hutan raya ini antara lain adalah penelitian, pengembangan ilmu pengetahuan dan bidang pendidikan, serta perlindungan bagi flora dan fauna. Selain itu taman hutan raya ini juga digunakan sebagai fasilitas yang menunjang budidaya, budaya, pariwisata dan juga rekreasi. Taman hutan raya merupakan bagian dari hutan konservasi di Indonesia, yang diatur dalam Undang- Undang Nomor 5 Tahun 1990. Taman hutan raya mempunyai beberapa kriteria agar bisa ditetapkan sebagai taman hutan raya.
  • 38. 34 Beberapa kriteria yang memenuhi syarat sebagai taman hutan raya antara lain adalah sebagai berikut: 1. Mempunyai suatu ciri khas Salah satu ciri agar suatu kawasan ditetapkan sebagai taman hutan raya adalah mempunyai suatu ciri khas khusus atau tersendiri. Ciri khas ini bisa asli atau alami, atau bisa karena buatan manusia. keunikan atau ciri khas ini juga bisa berada di kawasan yang ekosistemnya masih utuh maupun yang ekosistemnya sudah berubah. 2. Memiliki keindahan alam Suatu kawasan juga bisa ditetapkan sebagai taman hutan raya apabila memiliki keindahan alam. Selain keindahan alam, kawasan ini juga bisa mempunyai gejala alam, seperti adanya sumber air panas, mata air, dan lain sebagainya. Gejala-gejala alam ini merupakan gejala yang timbul karena proses alami. Gejala-gejala tersebut dapat berupa sumber air panas, topografi yang unik atau gejala lainnya. 3. Berukuran luas Kawasan yang dipilih sebagai taman hutan raya juga mempunyai luas yang cukup untuk dapat menampung berbagai macam tumbuhan dan juga satwa baik jenis asli kawasan tersebut maupun bukan asli kawasan tersebut. Taman hutan raya ini diadakan sebagai upaya untuk melestarikan keanekaragaman hayati, termasuk satwa dan juga ekosistemnya. Pengelolaan taman hutan raya ini berdasar pada suatu rencana pengelolaan yang disusun berdasarkan kajian aspek- aspek ekologi, teknis, ekonomis, serta aspek sosial dan budaya. Taman hutan raya dibentuk di Indonesia bukan tidak mempunyai tujuan atau maksud. Taman hutan raya sengaja diadakan oleh pemerintah untuk menunjang program- program pemerintah. Keberadaan taman hutan raya sangat diharapkan mempunyai fungsi perlindungan sistem penyangga kehidupan, keanekaragaman jenis tumbuhan dan juga satwa serta keindahan alamnya dapat dimanfaatkan untuk tujuan rekreasi. Selain itu keberadaan taman hutan raya juga diharapkan dapat memenuhi fungsi konservasi, koleksi, edukasi, dan secara tidak langsung dapat meningkatkan sosial ekonomi masyarakat yang ada di sekitarnya.
  • 39. 35 Lebih lengkapnya, beberapa tujuan pemerintah mengadakan taman hutan raya antara lain sebagai berikut: 1. Terjaminnya kelestarian kawasan hutan beserta ekosistemnya Tujuan diadakannya pengelolaan taman hutan raya yang pertama dan yang utama adalah terjaminnya kelestarian hutan beserta ekosistem hutan yang ada di dalamnya. Tujuan ini seolah menjadi tujuan yang utama. Taman hutan raya sebagai salah satu bagian dari hutan konservasi memang diperuntukkan untuk menjaga kelestarian hutan dan juga ekosisem yang ada di dalamnya, seperti tanaman dan juga binatang- binatang yang ada di dalamnya agar tidak menjadi objek perburuan liar. 2. Terbinanya koleksi tumbuhan dan satwa Pengelolaan taman hutan raya juga mempunyai tujuan lainnya yakni memperbanyak jenis tumbuhan dan juga satwa. Bertambahnya koleksi ini juga sekaligus agar tumbuhan dan hewan tersebut selalu terawat, berkembang biak, sehingga terhindar dari kepunahan. 3. Potensi sumber daya alam Keberadaan taman hutan raya memiliki banyak sekai potensi sumber daya alam. Jadi, binatang dan tumbuh- tumbuhan juga termasuk sumber daya alam, khisusnya adalah sumber daya alam yang dapat diperbaharui. Tanaman mempunyai banyak sekali fungsi. Disamping memiliki fungsi pohon yang masih hidup, hutan juga mempunyai fungsi- fungsi yang lainnya. 4. Menunjang dalam berbagai proses, seperti penelitian, pendidikan, budaya serta adat istiadat Tujuan yang sangat penting dari pengelolaan taman hutan raya adalah untuk menunjang berbagai macam aktivitas manusia. aktivitas- aktivitas ini tentu saja aktivitas yang sangat penting dan beraneka ragam. Beberapa jenis aktivitas yang dapat dilakukan di taman hutan raya ini seperti rekreasi, penelitian dan pengembangan, kebudayaan serta adat istiadat. Taman hutan raya merupakan jenis hutan yang terdapat di Indonesia. Taman hutan raya juga disebut dengan Tahura. Taman hutan raya ini mempunyai banyak sekali fungsi, oleh karena itulah sangat penting bagi suatu negara untuk memiliki
  • 40. 36 kawasan taman hutan raya ini. di Indonesia sendiri, taman hutan raya ini ada cukup banyak. Setidaknya ada 22 taman hutan raya yang ada di wilayah Indonesia. Taman hutan raya ini tersebar di berbagai wilayah Indonesia. Taman hutan raya ini mempunyai keunikannya masing- masing. Taman hutan raya selain sebagai kawasan konservasi, juga digunakan untuk pengembangan ilmu pengetahuan, penelitian, sarana edukasi hingga rekreasi. Taman hutan raya menyimpan berbagai macam flora dan fauna yang dilindungi, terutama flora dan fauna khas dari daerahnya masing- masing. Gambar 16. Taman Hutan Raya Bukit Soeharto (alamendah.org); Taman Hutan Raya R. Soeryo (situsbudaya.id) c. Kawasan Taman Wisata Alam Taman Wisata Alam adalah kawasan pelestarian alam yang dimanfaatkan terutama untuk kepentingan pariwisata alam dan rekreasi. Taman wisata alam termasuk dalam ketegori hutan konservasi bersamaan dengan taman nasional, taman hutan raya, suaka margasatwa dan taman buru. Saat ini di Indonesia terdapat setidaknya 115 unit taman wisata alam. Kawasan Suaka Alam (KSA) merupakan kawasan dengan ciri khas tertentu yang mempunyai fungsi pokok sebagai kawasan pengawetan keanekaragaman tumbuhan dan satwa serta ekosistemya yang berfungsi sebagai wilayah penyangga kehidupan. KSA terdiri atas: a. Kawasan Cagar alam
  • 41. 37 Cagar Alam adalah yang karena keadaan alamnya mempunyai kekhasan/keunikan jenis tumbuhan dan/atau keanekaragaman tumbuhan beserta gejala alam dan ekosistemnya yang memerlukan upaya perlindungan dan pelestarian agar keberadaan dan perkembangannya dapat berlangsung secara alami. b. Kawasan suaka margasatwa Suaka Margasatwa adalah sebuah kawasan yang mempunyai kekhasan/keunikan jenis satwa liar dan/atau keanekaragaman satwa liar yang untuk kelangsungan hidupnya memerlukan upaya perlindungan dan pembinaan terhadap populasi dan habitatnya. Tabel 2. Luas dan Jumlah Kawasan Konservasi In situ di Indonesia No Kawasan Area (Ha) Jumlah 1 Cagar Alam 4.083.414,76 219 3 Suaka Margasatwa 4.837.484,52 72 5 Taman Nasional 16.406.064,07 54 7 Taman Wisata Alam 808.857,35 118 9 Taman Hutan Raya 350.691,83 28 10 Taman Buru 171.289,39 11 11 KSA/KPA 599.326,28 54 Jumlah 27.257.128,20 556 Sumber: Direktorat Pemolaan dan Informasi Konservasi Alam, 2016 Saat ini, kawasan pelestarian alam dan kawasan suakan alam telah mencapai 556 wilayah dengan luas total 27,25 juta hektare. Bentuk kawasan konservasi yang paling banyak adalah cagar alam, taman wisata alam, suaka margasatwa dan taman nasional. Kriteria suatu wilayah dapat ditunjuk dan ditetapkan sebagai kawasan suaka margasatwa sebagaimana dimaksud meliputi: a. merupakan tempat hidup dan berkembang biak satu atau beberapa jenis satwa langka dan/atau hampir punah; b. memiliki keanekaragaman dan populasi satwa yang tinggi; c. merupakan tempat dan kehidupan bagi jenis satwa migrasi tertentu; dan/atau d. mempunyai luas yang cukup sebagai habitat jenis satwa.
  • 42. 38 2. Konservasi ex situ Konservasi ex situ adalah konservasi tumbuhan dan atau satwa yang dilakukan di luar habitat alaminya. Pengelolaan keanekaragaman hayati diluar habitat bisa dilakukan oleh lembaga konservasi yang diatur berdasarkan PP No. 7 Tahun 1999 tentang Pengawetan Jenis Tumbuhan dan Satwa dan PP Nomor 8 tahun 199 tentang Pemanfaatan Jenis Tumbuhan dan Satwa Liar serta Permenhut Nomor P.53/Menhut-II/2006 tentang Lembaga Konservasi. Lembaga konservasi adalah lembaga yang bergerak dibidang konservasi tumbuhan dan satwa luar diluar habitatnya, baik berupa lembaga pemerintah maupun lembaga non-pemerintah. Lembaga – Lembaga yang diizinkan sebagai tempat konservasi wajib mengikuti peraturan yang telah dikeluarkan oleh pemerintan. Contoh Lembaga konservasi yang diatur didalam peraturan pemerintah adalah: a. Kebun binatang Kebun Binatang adalah suatu tempat atau wadah yang mempunyai fungsi utama sebagai lembaga konservasi yang melakukan upaya perawatan dan pengembangbiakan berbagai jenis satwa berdasarkan etika dan kaidah kesejahteraan satwa dalam rangka membentuk dan mengembangkan habitat baru, sebagai sarana perlindungan dan pelestarian jenis melalui kegiatan penyelamatan, rehabilitasi dan reintroduksi alam dan dimanfaatkan sebagai sarana pendidikan, penelitian, pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta sarana rekreasi yang sehat. Kriteria Kebun Binatang meliputi: 1. Koleksi satwa yang dipelihara sekurang-kurangnya 3 kelas, baik yang dilindungi maupun yang tidak dilindungi undang-undang dan atau ketentuan Convention of International Trade on Endangered Spesies of Floran Fauna (CITES). 2. Memiliki lahan seluas sekurang-kurangnya 50 (lima puluh) hektar; 3. Memiliki ketersediaan sumber air dan pakan yang cukup; 4. Memiliki sarana pemeliharaan satwa, antara lain: kandang pemeliharaan, kandang perawatan, kandang karantina, kandang pengembangbiakan, kandang sapih, kandang peragaan, naungan dan prasarana pendukung pengelolaan satwa yang lain;
  • 43. 39 5. Memiliki kantor pengelola dan sarana pengelolaan pengunjung (termasuk pusat informasi); 6. Tersedia tenaga kerja sesuai bidang keahliannya antara lain dokter hewan, ahli biologi atau konservasi, kurator, perawat dan tenaga keamanan. b. Taman safari Taman Safari adalah kebun binatang yang kondisinya alamnya dibuat sedemikian rupa sehingga mendekati habitat aslinya. Kriteria Taman Safari meliputi: 1. Koleksi satwa yang dipelihara sekurang-kurangnya 3 kelas, baik yang dilindungi maupun yang tidak dilindungi undang-undang dan atau ketentuan Convention of International Trade on Endangered Spesies of Flora Fauna (CITES); 2. Memiliki lahan seluas sekurang-kurangnya 10 (seratus) hektar; 3. Ketersediaan air dan pakan yang cukup; 4. Memiliki sarana pemeliharaan satwa, antara lain: kandang pemeliharaan, kandang perawatan, kandang karantina, kandang pengembangbiakan, kandang sapih, kandang peragaan, naungan dan prasarana pendukung pengelolaan satwa yang lain; 5. Memiliki sarana peragaan satwa secara terbuka dengan luas yang memadai; 6. Memiliki Kantor Pengelolaan dan sarana pengeloaan; 7. Tersedia tenaga kerja sesuai bidang keahliannya abtara lain dokter hewan, ahli biologi atau konservasi, kurator, perawat dan tenaga keamanan. c. Taman satwa Taman Satwa adalah kebun binatang yang melakukan upaya perawatan dan pengembangbiakan terhadap jenis satwa yang dipelihara berdasarkan etika dan kaidah kesejahteraan satwa sebagai sarana perlindungan dan pelestarian jenis dan dimanfaatkan sebagai sarana pendidikan, penelitian, pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta sarana rekreasi yang sehat. Kriteria Taman Satwa, meliputi:
  • 44. 40 1. Koleksi satwa yang dipelihara sekurang-kurangnya 2 kelas, baik yang dilindungi maupun yang tidak dilindungi undang-undang dan atau ketentuan Convention of International Trade on Endangered Spesies of Flora Fauna (CITES); 2. Memiliki lahan seluas sekurang-kurangnya 1 (satu) hektar; 3. Ketersediaan air dan pakan yang cukup; 4. Memiliki sarana pemeliharaan satwa, antara lain: kandang pemeliharaan, kandang perawatan, kandang karantina, kandang pengembangbiakan, kandang sapih, kandang peragaan, naungan dan prasarana pendukung pengelolaan satwa yang lain; 5. Memiliki Kantor Pengelolaan dan sarana pengeloaan; 6. Tersedia tenaga kerja sesuai bidang keahliannya abtara lain dokter hewan, ahli biologi atau konservasi, kurator, perawat dan tenaga keamanan. d. Kebun botani Kebun Botani adalah satu tempat atau wadah yang mempunyai fungsi utama sebagai lembaga konservasi yang melakukan upaya koleksi, pemeliharaan dan perbanyakan sberbagai jenis tumbuhan dalam rangka membentuk dan mengembangkan habitat baru, sebagai sara perlindungan dan pelestarian alam dan dimanfaatkan sebagai sarana pendidikan, pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi atas sarana rekreasi yang sehat. Kriteria Kebun Botani, meliputi: 1. Koleksi berbagai jenis tumbuhan baik yang dilindungi maupun yang tidak dilindungi undang-undang dan atau ketentuan Convention of International Trade on Endangered Spesies of Flora Fauna (CITES); 2. Memiliki lahan seluas sekurang-kurangnya 1 (satu) hektar; 3. Memiliki sarana pendukung pengelolaan, antara lain terdiri dari: green hous, laboratorium, kebun bibit; 4. Memiliki Kantor Pengelolaan dan sarana pengeloaan; 5. Tersedia tenaga kerja sesuai bidang keahliannya abtara lain dokter hewan, ahli biologi atau konservasi, kurator, perawat dan tenaga keamanan.
  • 45. 41 Lembaga Konservasi mempunyai fungsi utama pengembangbiakan dan atau penyelamatan tumbuhan dan satwa dengan tetap mempertahankan kemurnian jenisnya. Lembaga Konservasi selain mempunyai fungsi tersebut, juga mempunyai fungsi sebagai tempat pendidikan, peragaan, penelitian, pengembangan ilmu pengetahuan, sarana perlindungan dan pelestarian jenis serta sarana rekreasi yang sehat. 2.4. FORUM DISKUSI Perhatikan gambar berikut ini: Coba diskusikan: 1. Apakah perbedaan dari penyu diatas! 2. Mengapa penyu pada gambar diatas terlihat berbeda? 3. Termasuk tingkat keanekaragaman hayati yang manakah gambar diatas? Mengapa demikian! 4. Indonesia memiliki berbagai tempat wilayah konservasi, dimanakah Kawasan konservasi penyu, dan termasuk jenis konservasi apakah daerah tersebut! Mengapa demikian? 3. Penutup 3.1.Rangkuman
  • 46. 42 Indonesia memiliki jumlah keragaman yang tinggi dibandingkan negara-negara lain dan memiliki macam-macam tumbuhan, hewan khas dan sifatnya endemik. Keanekaragaman hayati Indonesia dibagi berdasarkan karakteristik wilayahnya; penyebarannya (Biogeografi); ekosistem perairannya. Biogeografi adalah ilmu yang mempelajari penyebaran makhluk hidup tertentu pada lingkungan tertentu di bumi. Keanekaragaman pada tingkatan gen merupakan keanekaragaman yang paling rendah. Gen adalah faktor pembawa sifat yang terdapat di dalam kromosom. Kromosom terdapat di dalam inti sel. Keanekaragaman gen ditunjukkan, antara lain, oleh variasi bentuk dan fungsi gen. Gen adalah materi yang mengendalikan sifat atau karakter. Jika gen berubah, sifat-sifat pun akan berubah. Sifat-sifat yang ditentukan oleh gen disebut genotipe. Keanekaragaman jenis merupakan variasi organisme yang ada di bumi. Keanekaragaman jenis sebagai gabungan antara jumlah jenis dan jumlah individu masing-masing jenis dalam komunitas. Ekosistem dapat diartikan sebagai hubungan atau interaksi timbal balik antara makhluk hidup yang satu dengan makhluk hidup lainnya dan juga antara makhluk hidup dengan lingkungannya. Pembagian ekosistem yaitu ekosistem hutan hujan tropis, hutan gugur, padang rumput, padang lumut, gurun pasir, sawah, ladang, air tawar, air payau, laut, dan lain-lain. Komponen biotik dan abiotik di berbagai daerah bervariasi baik mengenai kualitas komponen tersebut maupun kuantitasnya. Tingkat keanekaragaman yang tinggi menimbulkan permasalahan yaitu eksploitasi keanekaragaman hayati yang berlebihan. Eksploitasi yang berlebihan menimbulkan penurunan tingkat keanekaragaman hayati bahkan sampai menuju kepunahan untuk beberapa jenis flora dan fauna. Untuk itu dilakukan pelestarian keanekaragaman hayati, baik tingkat ekosistem, jenis dan genetik. Pelestarian keanekaragaman hayati dapat dilakukan dengan cara in-situ maupun ex-situ.
  • 47. 43 TES FORMATIF 1. Seorang siswa dihadapkan sebuah tumbuhan, jenis tumbuhan tersebut adalah tumbuhan krokot, merupakan tumbuhan yang memiliki batang yang lunak dan berair, hal ini menunjukkan bahwa batang krokot memiliki sifat…… A. batang basah B. batang mendong C. batang berkayu D. batang pipih E. batang rumput 2. Ekosistem laut dicuplik untuk menentukan rantai makanannya. Hasil dari kajian tersebut dituangkan kedalam Tabel berikut ini: Tipe organisme Jumlah organisme Hiu 2 Udang kecil 400 Ikan kembung 20 Plankton 1000 Ikan haring 100 Jika populasi ikan haring berkurang oleh predasi, manakah berikut ini yang paling mungkin terjadi pada ekosistem akuatik ini? A. Ikan kembung menjadi predator paling banyak pada ekosistem tersebut B. Populasi udang akan berkurang banyak C. Populasi plankton akan berkurang pada tahun berikutnya D. Udang akan punah E. Tidak ada perubahan yang terjadi pada jumlah hiu pada ekosistem 3. Apa yang Anda maksud dengan konservasi Keanekaragaman Hayati? A. Upaya pelestarian, pemeliharaan, penggunaan berkelanjutan (konservasi), pemulihan dan peningkatan komponen keanekaragaman hayati. B. Merupakan proses penggunaan spesies tumbuhan atau hewan yang terancam punah di habitat aslinya, baik dengan melindungi atau
  • 48. 44 membersihkan habitat itu sendiri, atau dengan mempertahankan spesies dari pemangsa. C. Merupakan diskusi yang tepat oleh manusia sedemikian rupa sehingga memberikan manfaat maksimal bagi generasi sekarang dan juga mengembangkan potensinya untuk memenuhi kebutuhan generasi mendatang. D. Proses penggunaan sumber daya alam hayati sesuai kebutuhan dan keinginan E. Merupakan proses pengkajian sementara dalam konservasi hayati 4. Keanekaragaman jenis mendukung untuk mengurangi tingkat kepunahan. Keanekaragaman jenis dapat terlihat dari adanya perbedaan .... A. bentuk, warna, jumlah, ukuran, dan penampilan B. bentuk, warna, jumlah, ukuran, dan faktor pembawa sifat menurun C. morfologi dan anatomi D. tingkah laku dan gen E. morfologi dan tingkah laku 5. Hewan-hewan seperti burung unta, singa, impala, cheetah dan gorila, merupakan hewan-hewan khas yang kisaran hidupnya berada di wilayah biogeografi.... A. palearktik B. neotropik C. holarktik D. australia E. ethiopia 6. Akuarium air tawar merupakan suatu ekosistem yang terdiri dari komponen abiotik dan biotik. Ikan-ikan yang hidup dalam akuarium harus mendapat oksigen yang cukup untuk melangsungkan hidupnya. Untuk itu kandungan oksigen terlarut dapat bertambah dari….
  • 49. 45 A. hidrolisis air menjadi hidrogen B. tumbuhan air yang ada dalam akuarium C. pemecahan gara-garam karbonat D. zooplankton yang hidup didalam akuarium E. hasil respirasi ikan di dalam akuarium 7. Keanekaragaman merupakan yang paling rendah terdapat pada….. A. pada tingkatan ekosistem B. pada tingkatan spesies C. pada tingkatan individu D. pada tingkatan ekologi E. pada tingkatan gen 8. Jenis makhluk hidup (biotik) yang dapat beradaptasi dengan lingkungan tersebut berbeda-beda demikian juga, permukaan bumi dengan variasi kondisi komponen abiotik yang tinggi akan menghasilkan keanekaragaman..…. A. komunitas B. ekologi C. ekosistem D. gen E. intra gen. 9. Di antara kelompok-kelompok hewan yang diberikan di bawah ini, yang mana yang tampaknya lebih rentan terhadap kepunahan? A. Serangga B. Mamalia C. Amfibi D. Reptil E. Aves 10. Suatu ekosistem di huni oleh hewan-hewan yang mampu menyimpan air, ular, rodentia dan semut. Tumbuhannya adalah xerofit dan tumbuhan semusim
  • 50. 46 sedangkan curah hujan mencapai 25 cm/th. Evaporasi tinggi, suhu siang dengan malam sangat jauh berbeda yaitu 40ºC-50ºC. Sedangkan mencapai 0ºC pada malam hari. Bioma ini adalah…. A. tundra B. padang rumput C. gurun D. tiaga E. savana DAFTAR PUSTAKA Champbell. 2004. Biology Jilid I, II dan III. Jakarta: Erlangga. Departemen Kehutanan, Himpunan Peraturan Perundang-Undangan Bidang Konservasi Sumberdaya Alam, (Surabaya: BKSDA Jawatimur 1, 2000) h.21 DirektoratJenderal PHPA, 2007. Kebijakan dan arahan Strategis Konservasi Spesies Nasional 2008 – 2018. DirJen PHPA, Departemen Kehutanan. PP No. 7 Tahun 1999 tentang Pengawetan Jenis Tumbuhan dan Satwa PP Nomor 8 tahun 199 tentang Pemanfaatan Jenis Tumbuhan dan Satwa Liar Permenhut Nomor P.53/Menhut-II/2006 tentang Lembaga Konservasi Indrawan, M.; R.B. Primarck dan S. Supriatna. 2007. Biologi Konservasi. Yayasan Obor. Jakarta. Iswantini, D. 2015. Pemanfaatan biodiversitas Indonesia untuk pengembangan herbal melalui pendekatan Asai In Vitro, kinetika kimia dan teknologi biosensor sebagai kontribusi dalam usaha peningkatan kesehatan masyarakat. Orasi Ilmiah Guru Besar IPB. Bogor. Kartawinata, K. 2013. Diversitas Ekosistem Alami Indonesia. Ungkapan singkat dengan sajian foto dan gambar. LIPI Press bekerjasama dengan Yayasan Obor Indonesia. Jakarta. LIPI [Lembaga Ilmu Pengetahun Indonesia]. 2014. Kekinian Keanekaragaman Hayati Indonesia. Kerjasama Kementerian PPN/Bappenas, KLH dan LIPI. LIPI Press. Bogor