SlideShare a Scribd company logo
1 of 23
36
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 Exercise Individu
Pada praktikum penilaian formasi di dapat data log pada formasi parigi
dan formasi cibulakan atas dari mud log di Cekungan Jawa Barat,untuk
mendapatkan data dari fomasi kita harus mengetahui perhitungan Vshale,Porositas
densitas,porositas neutron,perhitungan SW(saturasi water).
4.1.1 Exercise 1
1. Mud Log
Mud Log adalah proses mensirkulasikan dan memantau perpindahan mud
dan cutting pada sumur selama pemboran (Bateman, 1985).Menurut
Darling(2005) terdapat dua tugas utama dari seorang mud logger yaitu:
1. Memantau parameter pengeboran dan memantau sirkulasi gas,cairan atau
padatan dari sumur agar pengeboran dapat berjalan dengan aman dan
lancar.
2. Menyediakan informasi sebagai bahan evaluasi bagi petroleum
engineering department
Mud logging unit akan menghasilkan mud log yang akan dikirim ke kantor pusat
perusahaan minyak. Menurut Darling(2005), mud log digunakan untuk hal-hal
berikut ini:
 Identifikasi tipe formasi dan lithologi yang di bor
 Identifikasi zona yang porous dan permeable
 Identifikasi picking of coring, casing, atau batas kedalaman pengeboran
akhir
 Memastikan keberadaan hidrokarbon sampai pada tahap membedakan
jenis hidrokarbon tersebut apakah minyak atau gas.
37
2. Geologi Regional Jawa Barat Utara
Pada formasi Parigi-cibulakan terdapat di cekungan Jawa Barat Utara, dan
kedua formasi ini memiliki karakteristik batuan yang berbeda setiap
lapisannya.Berikut tentang geologi regional sebagai berikut :
Formasi Parigi
Formasi ini terendapkan secara selaras di atas Formasi Cibulakan Atas..
Litologi penyusunnya sebagian besar adalah batugamping klastik maupun
batugamping terumbu. Pengendapan batugamping ini melampar ke seluruh
Cekungan Jawa Barat Utara. Lingkungan pengendapan formasi ini adalah laut
dangkal–neritik tengah (Arpandi & Patmosukismo, 1975). Batas bawah Formasi
Parigi ditandai dengan perubahan berangsur dari batuan fasies campuran klastika
karbonat Formasi Cibulakan Atas menjadi batuan karbonat Formasi Parigi.
Formasi ini diendapkan pada Kala Miosen Akhir-Pliosen.
Formasi Cibulakan atas
Formasi ini terdiri dari perselingan antara serpih dengan batupasir dan
batugamping. Batugamping pada satuan ini umumnya merupakan batugamping
kklastik serta batugamping terumbu yang berkembang secara setempat-setempat.
Batugamping ini dikenali sebagai Mid Main Carbonate (MMC). Formasi ini
diendapkan pada Kala Miosen Awal-Miosen Akhir. Formasi ini terbagi menjadi 3
Anggota, yaitu:
a) Massive
Anggota ini terendapkan secara tidak selaras di atas Formasi Baturaja.
Litologi anggota ini adalah perselingan batulempung dengan batupasir yang
mempunyai ukuran butir dari halus-sedang. Pada massive ini dijumpai kandungan
hidrokarbon, terutama pada bagian atas. Selain itu terdapat fosil foraminifera
planktonic seperti Globigerina trilobus, foraminifera bentonik
seperti Amphistegina (Arpandi dan Patmosukismo, 1975).
38
b) Main
Anggota Main terendapkan secara selaras diatas Anggota Massive.
Litologi penyusunnya adalah batulempung berselingan dengan batupasir yang
mempunyai ukuran butir halus-sedang (bersifat glaukonitan). Pada awal
pembentukannya berkembang batugamping dan juga blangket-blangket pasir,
dimana pada bagian ini Anggota Main terbagi lagi yang disebut dengan Mid Main
Carbonat (Budiyani dkk,1991).
c) Pre Parigi
Anggota Pre Parigi terendapkan secara selaras diatas Anggota Main.
Litologinya adalah perselingan batugamping, dolomit, batupasir dan batulanau.
Anggota ini terbentuk pada Kala Miosen Tengah-Miosen Akhir dan diendapkan
pada lingkungan Neritik Tengah-Neritik Dalam (Arpandi & Patmosukismo,
1975), dengan dijumpainya fauna-fauna laut dangkal dan juga kandungan
batupasir glaukonitan.
39
Gambar 4.1 Mud Log
3. Interpretasi Mud Log depth (Kedalaman 1400-1500 meter)
Berdasarkan hasil interpretasi yang saya baca pada kedalaman 1400 meter
sampai dengan 1500 meter lebih banyak didominasikan oleh batuan shale, akan
tetapi terdapat sisipan sisipan batuan pasir, batuan gamping (limestone), siltstone.
Pada kedalaman 1400-1411, terdapat lithologi batuan yang mengandung
batuan shale berkisar 60%, batuan silt 30% dan batuan pasir 10% yang dimana
pada kedalaman ini ROP(rate of penetration) berada dalam keadaan konstan
dengan kecepatan kurang dari 5 menit/meter.Weight on bit nya di kedalaman 1402
meningkat dan pada kedalaman 1403 mengalami penurunan drastis disebabkan
ketika menembus formasi berbeda yaitu pasir dan silt akibatnya gas menurun.
Pada kedalaman 1412-1415 terdapat lithologi batuan yang mengandung
batuan shale, di kedalaman 1412, ROP mengalami penurunan kurang dari 3
menit/meter.Weight on bit nya mengalami kenaikan kurang kurang lebih 14 pound
disebabkan karena menembus batuan shale dan gas mulai stabil, lalu kemudian di
kedalaman 1414, WOB mulai meningkat kembali dan penurunan ROP karena
mau menembus batuan shale yang ada sisipan batuan siltnya dan gas tetap tidak
40
berubah dan menurut interpretasi saya lihat bahwa adanya pembesaran di daerah
lubang pada kedalaman 1412-1420 karena hasil log caliper meningkat.
Pada kedalaman 1426, WOB meningkat dan mengalami penurunan ROP
karena menembus sebagian batuan silt dan sisipan batuan gamping dan gas
menurun drastic dari kata stabil. Akan tetapi mengalami penurunan di kedalaman
1432, dikarena WOB menurun dan nilai ROP yang kurang dari 5 menit/meter
yang mengakibatkan gas kembali stabil untuk sementara waktu.
Pada kedalaman 1442, mengalami penurunan di kedalaman 1442 ROP
yang kurang dari 5 menit/meter dan WOB mengalami kenaikan disebabkan
menemukan formasi yang ada batuan silt. Lalu mengalami penurunan di
kedalaman 1458, dengan ROP kurang dari 5 menit/meter karena hanya akan
menembus batuan shale yang notabene masih lebih mudah untuk di tembus dan
mengalami kenaikan WOB setelah menembus sisipan silt akibatnya gas sempat
menurun dan ROP yang masih sama.
Pada kedalaman 1462-1468 sesekali WOB naik karena menembus sisipan
batuan silt akibatnya gas yang mengalami penurunan sementara. Di kedalaman
1480, WOB turun ketika memasuki formasi yang ada sisipan batuan pasir dan
pada kedalaman 1491 mengalami kenaikan WOB karena menembus sisipan silt
yang terdapat di formasi tersebut. Lalu kembali turun setelah menembus formasi
batuan silt dengan ROP yang menurun kurang dari 5 menit/meter dan gas mulai
stabil kembali.
4.1.2 Exercise 2
A. Menghitung GRlog
Perhitungan Lapisan yang mempunyai sisipan berupa shale maupun
serpih.Untuk menghitung vshale kita harus menentukan GRlog terlebih dulu
melalui titik perghitungan.
41
Menentukan GRlog dengan 5 titik perhitungan:
𝐺𝑅𝐿𝑜𝑔 =
𝐺𝑅1 + 𝐺𝑅2 + 𝐺𝑅3 + 𝐺𝑅4 + 𝐺𝑅5
5
Dimana :
GRlog = Gamma ray rata rata
Kedalaman (2800-2825) meter:
𝐺𝑅𝑙𝑜𝑔 =
168 + 164 + 187 + 182 + 37
5
= 𝟏𝟒𝟕, 𝟔
Kedalaman (2825-2850) meter:
𝐺𝑅 =
27 + 24 + 33 + 183 + 225
5
= 𝟗𝟖, 𝟒
Kedalaman (2850-2875) meter:
𝐺𝑅𝑙𝑜𝑔 =
18 + 15 + 186 + 158 + 152
5
= 105,8
Kedalaman (2875-2900) meter:
𝐺𝑅𝑙𝑜𝑔 =
163 + 166 + 171 + 117 + 105
5
= 144,4
Kedalaman (2900-2910) meter:
𝐺𝑅𝑙𝑜𝑔 =
138 + 164 + 124 + 118 + 105
5
= 129,8
Kedalaman (2910-2940) meter:
𝐺𝑅𝑙𝑜𝑔 =
154 + 174 + 165 + 117 + 99
5
= 141,8
42
Kedalaman (2940-2970) meter:
𝐺𝑅𝑙𝑜𝑔 =
158 + 162 + 180 + 196 + 174
5
= 174
Kedalaman (2970-3000) meter:
𝐺𝑅𝑙𝑜𝑔 =
162 + 169 + 168 + 157 + 180
5
= 167,2
Note!!!
Semakin banyak titik yang diperhitungkan semakin akurat dari GRlog.
B) Menghitung Vshale:
𝑉𝑠ℎ𝑎𝑙𝑒 =
𝐺𝑅𝑙𝑜𝑔 − 𝐺𝑅𝑚𝑖𝑛
𝐺𝑅𝑚𝑎𝑥 − 𝐺𝑅𝑚𝑖𝑛
Dimana :
Vshale = Volume Shale
GRlog = Nilai Gamma ray pada lapisan tersebut
GRmaks = Nilai Gamma ray maksimum (shale baseline)
GRmin = Nilai Gamma ray minimum (non shale baseline)
Kedalaman (2800-2825) meter
𝑉𝑠ℎ𝑎𝑙𝑒 =
147,6 − 112
192 − 112
=
35,6
80
= 0,44
𝑣
𝑣
GRmin : 112
GRmaks : 192
Kedalaman (2825-2850) meter
𝑉𝑠ℎ𝑎𝑙𝑒 =
98,4 − 76
235− 76
=
22,4
159
= 0,14
𝑣
𝑣
GRmin : 76
GRmaks ; 235
43
Kedalaman (2850-2875) meter
𝑉𝑠ℎ𝑎𝑙𝑒 =
105,8 − 97
192 − 87
=
18,8
105
= 0,17
𝑣
𝑣
GRmin : 97
GRmaks : 192
Kedalaman (2875-2900) meter
𝑉𝑠ℎ𝑎𝑙𝑒 =
144,4 − 72
174 − 72
=
72,4
102
= 0,70
𝑣
𝑣
GRmin : 72
GRmaks : 174
Kedalaman (2900-2910) meter
𝑉𝑠ℎ𝑎𝑙𝑒 =
129,8 − 69
163 − 69
=
60,8
94
= 0,64
𝑣
𝑣
GRmin : 69
GRmaks : 163
Kedalaman (2910-2940) meter
𝑉𝑠ℎ𝑎𝑙𝑒 =
141,8 − 57
177 − 57
=
84,8
120
= 0,70
𝑣
𝑣
GRmin : 57
GRmaks : 177
Kedalaman (2940-2970) meter
𝑉𝑠ℎ𝑎𝑙𝑒 =
174 − 50
197 − 50
=
124
147
= 0,84
𝑣
𝑣
44
GRmin : 50
GRmaks : 197
Pada kedalaman (2970-3000) meter
𝑉𝑠ℎ𝑎𝑙𝑒 =
167,2 − 53
210 − 53
=
114,2
157
= 0,72
𝑣
𝑣
GRmin : 53
GRmaks : 210
C) Menghitung Porositas densitas (∅𝑫):
∅𝐷 =
𝜌𝑚𝑎 − 𝜌𝑏𝑢𝑙𝑘
𝜌𝑚𝑎 − 𝜌𝑓
Dimana:
∅D = Porositas densitas
𝜌ma = Densitas matrik batuan menggunakan
𝜌bulk = Pembacaan nilai densitas
𝜌f = Nilai densitas fluida yang terkandung di dalam reservoir
Pada kedalaman (2800-2825) meter
∅𝐷 =
2,85 − 2,67
2,85 − 0,85
=
0,18
2
= 0,18 𝑥 100% = 𝟗
𝒗
𝒗
𝜌ma = 2.85 mineral densitas (ilite)
𝜌bulk = 2,67
𝜌f = 0,85 (OBM)
Pada kedalaman (2825-2850) meter
∅𝐷 =
2,85 − 2,19
2,85 − 0,85
=
0,166
2
= 0,33 𝑥 100% = 𝟑𝟑
𝒗
𝒗
45
𝜌ma = 2.85 mineral densitas (ilite)
𝜌bulk = 2,19
𝜌f = 0,85 (OBM)
Pada kedalaman (2850-2875) meter
∅𝐷 =
2,85 − 2,58
2,85 − 0,85
=
0,27
2
= 0,135 𝑥 100% = 𝟏𝟑
𝒗
𝒗
𝜌ma = 2,85 mineral densitas (ilite)
𝜌bulk = 2,58
𝜌f = 0,85 (OBM)
Pada kedalaman (2875-2900) meter
∅𝐷 =
2,85 − 2,56
2,85 − 0,85
=
0,29
2
= 0,14 𝑥 100% = 𝟏𝟒
𝒗
𝒗
𝜌ma = 2.85 mineral densitas (ilite)
𝜌bulk = 2,56
𝜌f = 0,85 (OBM)
Pada kedalaman (2900-2910) meter
∅𝐷 =
2,85 − 2,53
2,85 − 0,85
=
0,32
2
= 0,16 𝑥 100% = 𝟏𝟔
𝒗
𝒗
𝜌ma = 2.85 mineral densitas (ilite)
𝜌bulk = 2,53
𝜌f = 0,85 (OBM)
Pada kedalaman (2910-2940) meter
∅𝐷 =
2,85 − 2,66
2,85 − 0,85
=
0,86
2
= 0,093 𝑥 100% = 𝟎, 𝟗𝟑
𝒗
𝒗
𝜌ma = 2.85 mineral densitas (ilite)
𝜌bulk = 2,66
𝜌f = 0,85 (OBM)
Pada kedalaman (2940-2970) meter
∅𝐷 =
2,85 − 2,56
2,85 − 0,8
=
0,284
2
= 0,142 𝑥 100% = 𝟎, 𝟏𝟒𝟐
𝒗
𝒗
𝜌ma = 2.85 mineral densitas (ilite)
46
𝜌bulk = 2,56
𝜌f = 0,8 (OBM)
Pada kedalaman (2970-3000) meter
∅𝐷 =
2,85 − 2,61
2,85 − 0,8
=
0,24
2
= 0,12 𝑥 100% = 𝟏𝟐
𝒗
𝒗
𝜌ma = 2.85 mineral densitas (ilite)
𝜌bulk = 2,61
𝜌f = 0,8 (OBM)
D) Menghitung Porositas Neutron (∅𝑵):
Porositas neutron dengan menggunakan 5 titik sebagai perhitungannya
Pada kedalaman (2800-2825) meter
∅𝑁 =
0,27 + 0,17 + 0,37 + 0,31 + 0,34
5
= 0,29 𝑥 100 % = 𝟐𝟗
𝒗
𝒗
Pada kedalaman (2825-2850) meter
∅𝑁 =
0,30 + 0,27 + 0,26 + 0,27 + 0,31
5
= 1,41 𝑥 100 % = 𝟏, 𝟒𝟏
𝒗
𝒗
Pada kedalaman (2850-2875) meter
∅𝑁 =
0,29 + 0,23 + 0,18 + 0,26 + 0,13
5
= 1,09 𝑥 100 % = 𝟏, 𝟎𝟗
𝒗
𝒗
Pada kedalaman (2875-2900) meter
∅𝑁 =
0,14 + 0,16 + 0,25 + 013 + 0,15
5
= 0,16 𝑥 100 % = 𝟏𝟔
𝒗
𝒗
Pada kedalaman (2900-2910) meter
∅𝑁 =
0,12 + 0,14 + 0,16 + 0,17 + 0,18
5
= 0,15 𝑥 100 % = 𝟏𝟓
𝒗
𝒗
Pada kedalaman (2910-2940) meter
∅𝑁 =
0,28 + 0,29 + 0,17 + 0,18 + 0,23
5
= 0,23 𝑥 100 % = 𝟐𝟑
𝒗
𝒗
Pada kedalaman (2940-2970) meter
∅𝑁 =
0,29 + 0,35 + 0,16 + 0,27 + 0,32
5
= 0,27 𝑥 100 % = 𝟐𝟕
𝒗
𝒗
47
Pada kedalaman (2970-3000) meter
∅𝑁 =
0,26 + 0,24 + 0,11 + 0,23 + 0,31
5
= 0,23 𝑥 100 % = 𝟐𝟑
𝒗
𝒗
E) Menghitung Porositas Absolut (∅𝒂𝒃𝒔𝒔)
Gabungan antara porositas densitas dan porositas neutron
∅𝑎𝑏𝑏𝑠 =
∅𝐷 + ∅𝑁
2
Pada kedalaman (2800-2825) meter
∅𝑎𝑏𝑏𝑠 =
9 + 29
2
= 𝟏𝟗 %
Pada kedalaman (2825-2850) meter
∅𝑎𝑏𝑏𝑠 =
33 + 1,41
2
= 𝟏𝟕, 𝟐 %
Pada kedalaman (2850-2875) meter
∅𝑎𝑏𝑏𝑠 =
13 + 1,09
2
= 𝟕 %
Pada kedalaman (2875-2900) meter
∅𝑎𝑏𝑏𝑠 =
14 + 16
2
= 𝟏𝟓 %
Pada kedalaman (2900-2910) meter
∅𝑎𝑏𝑏𝑠 =
16 + 15
2
= 𝟏𝟓, 𝟓 %
Pada kedalaman (2910-2940) meter
∅𝑎𝑏𝑏𝑠 =
0,142 + 23
2
= 𝟏𝟏, 𝟔 %
Pada kedalaman (2940-2970) meter
∅𝑎𝑏𝑏𝑠 =
12 + 27
2
= 𝟏𝟗, 𝟓 %
Pada kedalaman (2970-3000) meter
∅𝑎𝑏𝑏𝑠 =
11 + 23
2
= 𝟏𝟕 %
48
4.1.3 Exercise 3
 Perhitungan Saturasi Water :
𝑠𝑤 = {
𝑎 𝑥 𝑅𝑤
𝑅𝑡 𝑥 ∅ 𝑚
}
1/2
Tabel 4.1 Persamaan Archie
Pada kedalaman (2800-2825) meter
𝑠𝑤 = {
0,62 𝑥 1,4
5 𝑥 (29)2,15
}
1/2
= {
0,86
696,8
}
1/2
= 𝟎, 𝟎𝟑𝟓 %
∅ = 29 %
Rt = 5
Rw = 1,4
Pada kedalaman (2825-2850) meter
𝑠𝑤 = {
0,81 𝑥 1,8
10 𝑥 (14,1)2,0
}
1/2
= {
1,45
198,8
}
1/2
= 𝟎, 𝟎𝟖𝟓 %
∅ = 14,1 %
Rt = 10
Rw = 1,8
Pada kedalaman (2850-2875) meter
𝑠𝑤 = {
0,81 𝑥 2
8,2 𝑥 (10,9)2,15
}
1/2
= {
1,62
118,8
}
1/2
= 𝟎, 𝟏𝟏𝟔 %
49
∅ = 10,9 %
Rt = 8,2
Rw = 2
Pada kedalaman (2875-2900) meter
𝑠𝑤 = {
0,62 𝑥 3,5
38 𝑥 (16)2,15
}
1/2
= {
2,17
388,0
}
1/2
= 𝟎, 𝟎𝟕𝟒 %
∅ = 16 %
Rt = 38
Rw = 2
Pada kedalaman (2900-2910) meter
𝑠𝑤 = {
0,62 𝑥 1,8
6 𝑥 (15)2,0
}
1/2
= {
1,45
1350
}
1/2
= 𝟎, 𝟎𝟑𝟐 %
∅ = 15 %
Rt = 6
Rw = 1,8
Pada kedalaman (2910-2940) meter
𝑠𝑤 = {
0,62 𝑥 1,9
35 𝑥 (23)2,15
}
1/2
= {
1,17
296,3
}
1/2
= 𝟎, 𝟎𝟔𝟐 %
∅ = 23 %
Rt = 35
Rw = 1,9
50
Pada kedalaman (2940-2970) meter
𝑠𝑤 = {
0,62 𝑥 2
1975 𝑥 (27)2,15
}
1/2
= {
1,24
236,04
}
1/2
= 𝟎, 𝟎𝟕𝟐 %
∅ = 27 %
Rt = 1975
Rw = 2
Pada kedalaman (2970-3000) meter
𝑠𝑤 = {
0,62 𝑥 2,5
425 𝑥 (23)2,15
}
1/2
= {
1,55
846,6
}
1/2
= 𝟎, 𝟎𝟒𝟐 %
∅ = 23 %
Rt = 425
Rw = 2,5
4.2 Exercise 4 study case
4.2.1 Penentuan Zona Prospek
Pada tugas kelompok ini, kami menentukan zona prospek yang terdapat
pada formasi batu raja dimulai dari kedalaman 2300 – 2350 ft merupakan formasi
dominan limestone. serta dari data mud log juga bisa melihat pada interval 2320 –
2340 ft terdapat jejak oil show dan gas kromatograf yang tinggi.
51
Pada tugas kelompok ini, kami menetukan zona prospek dimana dalam
penentuan zona prospek yang pertama bisa dilihat dari data mud log yang dimana
dari data mud log bisa dilihat pada zona yang terdapat oil show atau gas show
serta litologi batuannya, dalam penentuan zona perforasi bisa dilihat pada formasi
yang terdapat gas show atau oil show kemudian gunakan data triple combo
sebagai data-data pendukung.
Pengambilan zona prospek yaitu terdapat pada formasi batu raja dimulai
dari kedalaman 2300 – 2350 ft merupakan formasi dominan limestone. serta dari
data mud log juga bisa melihat pada interval 2320 m– 2340 m terdapat jejak oil
show dan gas kromatograf yang tinggi.
Gambar 4.2 Data Mud Log batu Raja
Untuk menentukan apakah formasi ini prospek terlebih dahulu dilakukan
Perhitungan Vshale, Porositas, dan Saturasi water yang diinterpretasi dari data log
gamma ray, log densitas, dan log resistivitas nilai yang didapat sebagai berikut :
52
Gambar 4.3 Perhitungan Vshale dan Porositas Densitas
𝑉𝑠ℎ𝑎𝑙𝑒 =
𝐺𝑅 𝐿𝑜𝑔 − 𝐺𝑅 𝑀𝑖𝑛
𝐺𝑅 𝑀𝑎𝑥 − 𝐺𝑅 𝑀𝑖𝑛
=
78 − 43
85 − 43
= 0.8
𝑣
𝑣
Diketahui :
Rho Matrix : 2.71
Rho Bulk : 2. 45
Rho Fluida : 0.85
∅𝐷 =
𝑟ℎ𝑜 𝑚𝑎𝑡𝑟𝑖𝑥 − 𝑟ℎ𝑜 𝑏𝑢𝑙𝑘
𝑟ℎ𝑜 𝑚𝑎𝑡𝑟𝑖𝑥 − 𝑟ℎ𝑜 𝑓𝑙𝑢𝑖𝑑
=
2.71 − 2.45
2.71 − 0.85
= 0.14 = 14%
Gambar 4.4 Perhitungan Saturasi Water
GR Min: 43
GR Log : 78
GR Max :85
53
Diketahui :
ØD =14 a =1
m = 2 n =2
RW= 11 RT= 4
𝑆𝑤 = √
𝑎 ∗ 𝑅𝑤
𝑅𝑡 ∗ ∅ 𝑚
= √
1 ∗ 11
4 ∗ (14)2)
= 0.11 = 11%
4.2.2 Data RCAL
Dari data Routien Core Analysis ini akan membandingan nilai porositas dan
permeabilitas dari data logging pada Exercise 4 yang telah kami hitung, dari hasil
yang ditampilkan Pada Formasi Baturaja memiliki porositas 10 – 20% yang dapat
dilihat dari data mud log. Porositas di kedalaman 2320 ft nilai porositasnya 22,5
% dan saturasinya 49,6% .
Tabel 4.2. Data RCAL
Depth K_Core
PHI_Cor
e
SW_core GD_Core HFU
meter mD percent percent gram/cc
1373,00 39,4 22,9 54,2 2,63 1
1851,60 9,60 19,4 53,6 2,65 2
1883,20 14,0 20,1 55,4 2,65 1
2280,00 0,001 1,0 81,5 2,69 1
2304,50 1,38 18,3 50,8 2,70 3
2305,50 - - 66,7 2,69
2307,00 - - 85,1 2,69
2308,30 - - 59,1 2,69
2315,50 - - 60,9 2,71
2320,00 16,3 22,5 49,6 2,71 2
2324,00 8,31 19,0 50,0 2,72 2
2329,00 0,924 16,8 58,7 2,69 3
2333,00 3,55 16,9 55,3 2,71 3
2336,00 1,26 15,2 57,4 2,71 3
2347,00 - - 88,3 2,69
54
4.2.3 Data Pressurepoint
Dari data ini bisa melihat tekanan formasi, lumpur serta fluida. Dan juga
bisa menentukan batas Gas Oil Ratio dan Water Oil Ratio.
Tabel 4.3. Data Pressurepoint
Zona perforasi dilakukan diinterval 2308 – 2324 ft dengan melihat gas oil
contact dan water oil contact.
Gambar 4.5 Penentuan Zona Perforasi
GOC
WOC
Zona Perforasi
55
4.2.4 Penentuan Peletakan Casing
Penempatan pada casing kami mengetahuinya dari data Mud log.Pada
kolom kedalaman ada symbol casing shoe, dimana casing shoe merupakan dasar
dari suatu casing.
Conductor casing (40 m )
Surface casing (346 m )
Intermediet casing (1198 m )
Production casing (2610 m )
Gambar 4.6 Penempatan casing shoe menurut data mud log
56
BAB V
KESIMPULAN
Berdasarkan kesimpulan yang kita ambil dari praktikum penilaian formasi
ini adalah pentingnya untuk mempelajari penilaian formasi karena kita dapat
mengetahui estimasi cadangan hidrokarbon yang akurat pada setiap reservoir yang
ada seperti analisa properti reservoir (porositas, permeabilitas, saturasi,
resistivitas, penyebaran batuan reservoir, dan kandungan hidrokarbon) dengan
menggunakan data sumur yang bisa didapat dengan well logging.
Dengan well logging kita dapat merekam karakteristik dari suatu formasi
batuan yang diperoleh melalui pengukuran pada sumur bor.well logging bisa
mengidentifikasi reservoir,mengidentifikasi jenis fluida dan kontak antar
fluida,menghitung porositas,permeabilitas,saturasi.
Terdapat beberapa jenis logging yang mendukung kinerja adanya
hidrokarbon yang ada di dalam permukaan antara lain log Gamma Ray,Log
Densitas,Log Neutron,Log Sonik,Log Resistivitas,Log SP,Log Caliper.
Pada penelitian ini, Pada formasi baturaja diinterval 2300 – 2350 ft di data
mud log tersusun oleh batu gamping dan merupakan zona prospek. Zona perforasi
dilakukan diinterval 2308 – 2324 ft dengan melihat gas oil contact dan water oil
contact. Porositas di kedalaman 2320 ft nilai porositasnya 22,5 % dan saturasinya
49,6%. Pemasangan casing : conductor casing (40m), Surface casing (346m),
intermediet casing (1198m), dan production casing (2610m).
57
58

More Related Content

Similar to Bab iv pembahasan

Proposal kegiatan perencanaan pemboran
Proposal kegiatan perencanaan pemboranProposal kegiatan perencanaan pemboran
Proposal kegiatan perencanaan pemboranLeonardoSitorus
 
FASIES & LINGKUNGAN PENGENDAPAN BATUAN KARBONAT FORMASI WONOSARI-LOKASI GOA P...
FASIES & LINGKUNGAN PENGENDAPAN BATUAN KARBONAT FORMASI WONOSARI-LOKASI GOA P...FASIES & LINGKUNGAN PENGENDAPAN BATUAN KARBONAT FORMASI WONOSARI-LOKASI GOA P...
FASIES & LINGKUNGAN PENGENDAPAN BATUAN KARBONAT FORMASI WONOSARI-LOKASI GOA P...wisnu saputra aji
 
Tugas batubara ii lingkungan dan bentuk endapan batubara, kalsifikasi dan jen...
Tugas batubara ii lingkungan dan bentuk endapan batubara, kalsifikasi dan jen...Tugas batubara ii lingkungan dan bentuk endapan batubara, kalsifikasi dan jen...
Tugas batubara ii lingkungan dan bentuk endapan batubara, kalsifikasi dan jen...Sylvester Saragih
 
Laporan Pratikum Beton dan Mix Design
 Laporan Pratikum Beton dan Mix Design Laporan Pratikum Beton dan Mix Design
Laporan Pratikum Beton dan Mix DesignAfif Yulfriza
 
Buku ajar karst_indonesia
Buku ajar karst_indonesiaBuku ajar karst_indonesia
Buku ajar karst_indonesialassak
 
Penyelidikan Tanah (Soil Investigation)
Penyelidikan Tanah (Soil Investigation)Penyelidikan Tanah (Soil Investigation)
Penyelidikan Tanah (Soil Investigation)jhonyvister
 
PengujianSondirRevisi.pdf
PengujianSondirRevisi.pdfPengujianSondirRevisi.pdf
PengujianSondirRevisi.pdfAndrieJamin1
 

Similar to Bab iv pembahasan (8)

Proposal kegiatan perencanaan pemboran
Proposal kegiatan perencanaan pemboranProposal kegiatan perencanaan pemboran
Proposal kegiatan perencanaan pemboran
 
FASIES & LINGKUNGAN PENGENDAPAN BATUAN KARBONAT FORMASI WONOSARI-LOKASI GOA P...
FASIES & LINGKUNGAN PENGENDAPAN BATUAN KARBONAT FORMASI WONOSARI-LOKASI GOA P...FASIES & LINGKUNGAN PENGENDAPAN BATUAN KARBONAT FORMASI WONOSARI-LOKASI GOA P...
FASIES & LINGKUNGAN PENGENDAPAN BATUAN KARBONAT FORMASI WONOSARI-LOKASI GOA P...
 
Tugas batubara ii lingkungan dan bentuk endapan batubara, kalsifikasi dan jen...
Tugas batubara ii lingkungan dan bentuk endapan batubara, kalsifikasi dan jen...Tugas batubara ii lingkungan dan bentuk endapan batubara, kalsifikasi dan jen...
Tugas batubara ii lingkungan dan bentuk endapan batubara, kalsifikasi dan jen...
 
Laporan Pratikum Beton dan Mix Design
 Laporan Pratikum Beton dan Mix Design Laporan Pratikum Beton dan Mix Design
Laporan Pratikum Beton dan Mix Design
 
contoh-proposal-penelitian-ilmiah
contoh-proposal-penelitian-ilmiahcontoh-proposal-penelitian-ilmiah
contoh-proposal-penelitian-ilmiah
 
Buku ajar karst_indonesia
Buku ajar karst_indonesiaBuku ajar karst_indonesia
Buku ajar karst_indonesia
 
Penyelidikan Tanah (Soil Investigation)
Penyelidikan Tanah (Soil Investigation)Penyelidikan Tanah (Soil Investigation)
Penyelidikan Tanah (Soil Investigation)
 
PengujianSondirRevisi.pdf
PengujianSondirRevisi.pdfPengujianSondirRevisi.pdf
PengujianSondirRevisi.pdf
 

Recently uploaded

tugas pelaksana lapangan pekerjaan saluran irigasi
tugas pelaksana lapangan pekerjaan saluran irigasitugas pelaksana lapangan pekerjaan saluran irigasi
tugas pelaksana lapangan pekerjaan saluran irigasifrenkytanzil5
 
Petunjuk teknis Pengisian Usulan Alat Kesehatan SOPHI.pptx
Petunjuk teknis Pengisian Usulan Alat Kesehatan SOPHI.pptxPetunjuk teknis Pengisian Usulan Alat Kesehatan SOPHI.pptx
Petunjuk teknis Pengisian Usulan Alat Kesehatan SOPHI.pptxpkmcipakudrive
 
Metode_Sampling bahan galian mineral.pptx
Metode_Sampling bahan galian mineral.pptxMetode_Sampling bahan galian mineral.pptx
Metode_Sampling bahan galian mineral.pptxHeriGeologist
 
Perencanaan Pelabuhan perikanan id.pptx
Perencanaan Pelabuhan perikanan  id.pptxPerencanaan Pelabuhan perikanan  id.pptx
Perencanaan Pelabuhan perikanan id.pptxNadhifMuhammad5
 
metode pengukuran waktu secaratidak langsung
metode pengukuran waktu secaratidak langsungmetode pengukuran waktu secaratidak langsung
metode pengukuran waktu secaratidak langsungssuser4cf36c
 
PROSEDUR DALAM MELAKUKAN PERHITUNGAN PEKERJAAN PINTU.pptx
PROSEDUR DALAM MELAKUKAN PERHITUNGAN PEKERJAAN PINTU.pptxPROSEDUR DALAM MELAKUKAN PERHITUNGAN PEKERJAAN PINTU.pptx
PROSEDUR DALAM MELAKUKAN PERHITUNGAN PEKERJAAN PINTU.pptxadista7
 
TUGAS PPT APRIZAL GEDUNG44yddafhhhhhhhhhhhhhhhh.ppt
TUGAS PPT APRIZAL GEDUNG44yddafhhhhhhhhhhhhhhhh.pptTUGAS PPT APRIZAL GEDUNG44yddafhhhhhhhhhhhhhhhh.ppt
TUGAS PPT APRIZAL GEDUNG44yddafhhhhhhhhhhhhhhhh.pptOloy2
 
Pengukuran Topografi menggunakan GPS Geodetik
Pengukuran Topografi menggunakan GPS GeodetikPengukuran Topografi menggunakan GPS Geodetik
Pengukuran Topografi menggunakan GPS Geodetikzulmushawir2
 
UJI KOMPETENSI-Presentasi Bidang Jalan.pptx
UJI KOMPETENSI-Presentasi Bidang Jalan.pptxUJI KOMPETENSI-Presentasi Bidang Jalan.pptx
UJI KOMPETENSI-Presentasi Bidang Jalan.pptxnuhungbintoking
 
703618627-PPT-INVESTIGASI-KECELAKAAN-KERJA.pptx
703618627-PPT-INVESTIGASI-KECELAKAAN-KERJA.pptx703618627-PPT-INVESTIGASI-KECELAKAAN-KERJA.pptx
703618627-PPT-INVESTIGASI-KECELAKAAN-KERJA.pptxarisvanrush
 

Recently uploaded (18)

tugas pelaksana lapangan pekerjaan saluran irigasi
tugas pelaksana lapangan pekerjaan saluran irigasitugas pelaksana lapangan pekerjaan saluran irigasi
tugas pelaksana lapangan pekerjaan saluran irigasi
 
Petunjuk teknis Pengisian Usulan Alat Kesehatan SOPHI.pptx
Petunjuk teknis Pengisian Usulan Alat Kesehatan SOPHI.pptxPetunjuk teknis Pengisian Usulan Alat Kesehatan SOPHI.pptx
Petunjuk teknis Pengisian Usulan Alat Kesehatan SOPHI.pptx
 
Klinik Obat Aborsi Di Depok Wa 082223109953 Klinik Aborsi Di Depok
Klinik Obat Aborsi Di Depok Wa 082223109953 Klinik Aborsi Di DepokKlinik Obat Aborsi Di Depok Wa 082223109953 Klinik Aborsi Di Depok
Klinik Obat Aborsi Di Depok Wa 082223109953 Klinik Aborsi Di Depok
 
Metode_Sampling bahan galian mineral.pptx
Metode_Sampling bahan galian mineral.pptxMetode_Sampling bahan galian mineral.pptx
Metode_Sampling bahan galian mineral.pptx
 
Obat Aborsi Sungai Penuh 082223109953 Jual Cytotec Asli Di Sungai Penuh
Obat Aborsi Sungai Penuh 082223109953 Jual Cytotec Asli Di Sungai PenuhObat Aborsi Sungai Penuh 082223109953 Jual Cytotec Asli Di Sungai Penuh
Obat Aborsi Sungai Penuh 082223109953 Jual Cytotec Asli Di Sungai Penuh
 
Perencanaan Pelabuhan perikanan id.pptx
Perencanaan Pelabuhan perikanan  id.pptxPerencanaan Pelabuhan perikanan  id.pptx
Perencanaan Pelabuhan perikanan id.pptx
 
Jual Obat Aborsi Batam ( Asli Ampuh No.1 ) 082223109953 Tempat Klinik Jual Ob...
Jual Obat Aborsi Batam ( Asli Ampuh No.1 ) 082223109953 Tempat Klinik Jual Ob...Jual Obat Aborsi Batam ( Asli Ampuh No.1 ) 082223109953 Tempat Klinik Jual Ob...
Jual Obat Aborsi Batam ( Asli Ampuh No.1 ) 082223109953 Tempat Klinik Jual Ob...
 
metode pengukuran waktu secaratidak langsung
metode pengukuran waktu secaratidak langsungmetode pengukuran waktu secaratidak langsung
metode pengukuran waktu secaratidak langsung
 
Jual Obat Aborsi Jakarta Selatan 0822 2310 9953 Klinik Jual Obat Cytotec Asli...
Jual Obat Aborsi Jakarta Selatan 0822 2310 9953 Klinik Jual Obat Cytotec Asli...Jual Obat Aborsi Jakarta Selatan 0822 2310 9953 Klinik Jual Obat Cytotec Asli...
Jual Obat Aborsi Jakarta Selatan 0822 2310 9953 Klinik Jual Obat Cytotec Asli...
 
Jual Obat Aborsi Denpasar Bali ( Asli Ampuh No.1 ) 082223109953 Tempat Klinik...
Jual Obat Aborsi Denpasar Bali ( Asli Ampuh No.1 ) 082223109953 Tempat Klinik...Jual Obat Aborsi Denpasar Bali ( Asli Ampuh No.1 ) 082223109953 Tempat Klinik...
Jual Obat Aborsi Denpasar Bali ( Asli Ampuh No.1 ) 082223109953 Tempat Klinik...
 
PROSEDUR DALAM MELAKUKAN PERHITUNGAN PEKERJAAN PINTU.pptx
PROSEDUR DALAM MELAKUKAN PERHITUNGAN PEKERJAAN PINTU.pptxPROSEDUR DALAM MELAKUKAN PERHITUNGAN PEKERJAAN PINTU.pptx
PROSEDUR DALAM MELAKUKAN PERHITUNGAN PEKERJAAN PINTU.pptx
 
TUGAS PPT APRIZAL GEDUNG44yddafhhhhhhhhhhhhhhhh.ppt
TUGAS PPT APRIZAL GEDUNG44yddafhhhhhhhhhhhhhhhh.pptTUGAS PPT APRIZAL GEDUNG44yddafhhhhhhhhhhhhhhhh.ppt
TUGAS PPT APRIZAL GEDUNG44yddafhhhhhhhhhhhhhhhh.ppt
 
Jual Obat Aborsi Samarinda ( Asli Ampuh No.1 ) 082223109953 Tempat Klinik Jua...
Jual Obat Aborsi Samarinda ( Asli Ampuh No.1 ) 082223109953 Tempat Klinik Jua...Jual Obat Aborsi Samarinda ( Asli Ampuh No.1 ) 082223109953 Tempat Klinik Jua...
Jual Obat Aborsi Samarinda ( Asli Ampuh No.1 ) 082223109953 Tempat Klinik Jua...
 
Pengukuran Topografi menggunakan GPS Geodetik
Pengukuran Topografi menggunakan GPS GeodetikPengukuran Topografi menggunakan GPS Geodetik
Pengukuran Topografi menggunakan GPS Geodetik
 
Obat Aborsi jakarta WA 082223109953 Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Di jakarta
Obat Aborsi jakarta WA 082223109953  Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Di jakartaObat Aborsi jakarta WA 082223109953  Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Di jakarta
Obat Aborsi jakarta WA 082223109953 Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Di jakarta
 
UJI KOMPETENSI-Presentasi Bidang Jalan.pptx
UJI KOMPETENSI-Presentasi Bidang Jalan.pptxUJI KOMPETENSI-Presentasi Bidang Jalan.pptx
UJI KOMPETENSI-Presentasi Bidang Jalan.pptx
 
703618627-PPT-INVESTIGASI-KECELAKAAN-KERJA.pptx
703618627-PPT-INVESTIGASI-KECELAKAAN-KERJA.pptx703618627-PPT-INVESTIGASI-KECELAKAAN-KERJA.pptx
703618627-PPT-INVESTIGASI-KECELAKAAN-KERJA.pptx
 
obat aborsi Pangkal pinang Wa 082223109953 Jual obat aborsi Cytotec asli Di P...
obat aborsi Pangkal pinang Wa 082223109953 Jual obat aborsi Cytotec asli Di P...obat aborsi Pangkal pinang Wa 082223109953 Jual obat aborsi Cytotec asli Di P...
obat aborsi Pangkal pinang Wa 082223109953 Jual obat aborsi Cytotec asli Di P...
 

Bab iv pembahasan

  • 1. 36 BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Exercise Individu Pada praktikum penilaian formasi di dapat data log pada formasi parigi dan formasi cibulakan atas dari mud log di Cekungan Jawa Barat,untuk mendapatkan data dari fomasi kita harus mengetahui perhitungan Vshale,Porositas densitas,porositas neutron,perhitungan SW(saturasi water). 4.1.1 Exercise 1 1. Mud Log Mud Log adalah proses mensirkulasikan dan memantau perpindahan mud dan cutting pada sumur selama pemboran (Bateman, 1985).Menurut Darling(2005) terdapat dua tugas utama dari seorang mud logger yaitu: 1. Memantau parameter pengeboran dan memantau sirkulasi gas,cairan atau padatan dari sumur agar pengeboran dapat berjalan dengan aman dan lancar. 2. Menyediakan informasi sebagai bahan evaluasi bagi petroleum engineering department Mud logging unit akan menghasilkan mud log yang akan dikirim ke kantor pusat perusahaan minyak. Menurut Darling(2005), mud log digunakan untuk hal-hal berikut ini:  Identifikasi tipe formasi dan lithologi yang di bor  Identifikasi zona yang porous dan permeable  Identifikasi picking of coring, casing, atau batas kedalaman pengeboran akhir  Memastikan keberadaan hidrokarbon sampai pada tahap membedakan jenis hidrokarbon tersebut apakah minyak atau gas.
  • 2. 37 2. Geologi Regional Jawa Barat Utara Pada formasi Parigi-cibulakan terdapat di cekungan Jawa Barat Utara, dan kedua formasi ini memiliki karakteristik batuan yang berbeda setiap lapisannya.Berikut tentang geologi regional sebagai berikut : Formasi Parigi Formasi ini terendapkan secara selaras di atas Formasi Cibulakan Atas.. Litologi penyusunnya sebagian besar adalah batugamping klastik maupun batugamping terumbu. Pengendapan batugamping ini melampar ke seluruh Cekungan Jawa Barat Utara. Lingkungan pengendapan formasi ini adalah laut dangkal–neritik tengah (Arpandi & Patmosukismo, 1975). Batas bawah Formasi Parigi ditandai dengan perubahan berangsur dari batuan fasies campuran klastika karbonat Formasi Cibulakan Atas menjadi batuan karbonat Formasi Parigi. Formasi ini diendapkan pada Kala Miosen Akhir-Pliosen. Formasi Cibulakan atas Formasi ini terdiri dari perselingan antara serpih dengan batupasir dan batugamping. Batugamping pada satuan ini umumnya merupakan batugamping kklastik serta batugamping terumbu yang berkembang secara setempat-setempat. Batugamping ini dikenali sebagai Mid Main Carbonate (MMC). Formasi ini diendapkan pada Kala Miosen Awal-Miosen Akhir. Formasi ini terbagi menjadi 3 Anggota, yaitu: a) Massive Anggota ini terendapkan secara tidak selaras di atas Formasi Baturaja. Litologi anggota ini adalah perselingan batulempung dengan batupasir yang mempunyai ukuran butir dari halus-sedang. Pada massive ini dijumpai kandungan hidrokarbon, terutama pada bagian atas. Selain itu terdapat fosil foraminifera planktonic seperti Globigerina trilobus, foraminifera bentonik seperti Amphistegina (Arpandi dan Patmosukismo, 1975).
  • 3. 38 b) Main Anggota Main terendapkan secara selaras diatas Anggota Massive. Litologi penyusunnya adalah batulempung berselingan dengan batupasir yang mempunyai ukuran butir halus-sedang (bersifat glaukonitan). Pada awal pembentukannya berkembang batugamping dan juga blangket-blangket pasir, dimana pada bagian ini Anggota Main terbagi lagi yang disebut dengan Mid Main Carbonat (Budiyani dkk,1991). c) Pre Parigi Anggota Pre Parigi terendapkan secara selaras diatas Anggota Main. Litologinya adalah perselingan batugamping, dolomit, batupasir dan batulanau. Anggota ini terbentuk pada Kala Miosen Tengah-Miosen Akhir dan diendapkan pada lingkungan Neritik Tengah-Neritik Dalam (Arpandi & Patmosukismo, 1975), dengan dijumpainya fauna-fauna laut dangkal dan juga kandungan batupasir glaukonitan.
  • 4. 39 Gambar 4.1 Mud Log 3. Interpretasi Mud Log depth (Kedalaman 1400-1500 meter) Berdasarkan hasil interpretasi yang saya baca pada kedalaman 1400 meter sampai dengan 1500 meter lebih banyak didominasikan oleh batuan shale, akan tetapi terdapat sisipan sisipan batuan pasir, batuan gamping (limestone), siltstone. Pada kedalaman 1400-1411, terdapat lithologi batuan yang mengandung batuan shale berkisar 60%, batuan silt 30% dan batuan pasir 10% yang dimana pada kedalaman ini ROP(rate of penetration) berada dalam keadaan konstan dengan kecepatan kurang dari 5 menit/meter.Weight on bit nya di kedalaman 1402 meningkat dan pada kedalaman 1403 mengalami penurunan drastis disebabkan ketika menembus formasi berbeda yaitu pasir dan silt akibatnya gas menurun. Pada kedalaman 1412-1415 terdapat lithologi batuan yang mengandung batuan shale, di kedalaman 1412, ROP mengalami penurunan kurang dari 3 menit/meter.Weight on bit nya mengalami kenaikan kurang kurang lebih 14 pound disebabkan karena menembus batuan shale dan gas mulai stabil, lalu kemudian di kedalaman 1414, WOB mulai meningkat kembali dan penurunan ROP karena mau menembus batuan shale yang ada sisipan batuan siltnya dan gas tetap tidak
  • 5. 40 berubah dan menurut interpretasi saya lihat bahwa adanya pembesaran di daerah lubang pada kedalaman 1412-1420 karena hasil log caliper meningkat. Pada kedalaman 1426, WOB meningkat dan mengalami penurunan ROP karena menembus sebagian batuan silt dan sisipan batuan gamping dan gas menurun drastic dari kata stabil. Akan tetapi mengalami penurunan di kedalaman 1432, dikarena WOB menurun dan nilai ROP yang kurang dari 5 menit/meter yang mengakibatkan gas kembali stabil untuk sementara waktu. Pada kedalaman 1442, mengalami penurunan di kedalaman 1442 ROP yang kurang dari 5 menit/meter dan WOB mengalami kenaikan disebabkan menemukan formasi yang ada batuan silt. Lalu mengalami penurunan di kedalaman 1458, dengan ROP kurang dari 5 menit/meter karena hanya akan menembus batuan shale yang notabene masih lebih mudah untuk di tembus dan mengalami kenaikan WOB setelah menembus sisipan silt akibatnya gas sempat menurun dan ROP yang masih sama. Pada kedalaman 1462-1468 sesekali WOB naik karena menembus sisipan batuan silt akibatnya gas yang mengalami penurunan sementara. Di kedalaman 1480, WOB turun ketika memasuki formasi yang ada sisipan batuan pasir dan pada kedalaman 1491 mengalami kenaikan WOB karena menembus sisipan silt yang terdapat di formasi tersebut. Lalu kembali turun setelah menembus formasi batuan silt dengan ROP yang menurun kurang dari 5 menit/meter dan gas mulai stabil kembali. 4.1.2 Exercise 2 A. Menghitung GRlog Perhitungan Lapisan yang mempunyai sisipan berupa shale maupun serpih.Untuk menghitung vshale kita harus menentukan GRlog terlebih dulu melalui titik perghitungan.
  • 6. 41 Menentukan GRlog dengan 5 titik perhitungan: 𝐺𝑅𝐿𝑜𝑔 = 𝐺𝑅1 + 𝐺𝑅2 + 𝐺𝑅3 + 𝐺𝑅4 + 𝐺𝑅5 5 Dimana : GRlog = Gamma ray rata rata Kedalaman (2800-2825) meter: 𝐺𝑅𝑙𝑜𝑔 = 168 + 164 + 187 + 182 + 37 5 = 𝟏𝟒𝟕, 𝟔 Kedalaman (2825-2850) meter: 𝐺𝑅 = 27 + 24 + 33 + 183 + 225 5 = 𝟗𝟖, 𝟒 Kedalaman (2850-2875) meter: 𝐺𝑅𝑙𝑜𝑔 = 18 + 15 + 186 + 158 + 152 5 = 105,8 Kedalaman (2875-2900) meter: 𝐺𝑅𝑙𝑜𝑔 = 163 + 166 + 171 + 117 + 105 5 = 144,4 Kedalaman (2900-2910) meter: 𝐺𝑅𝑙𝑜𝑔 = 138 + 164 + 124 + 118 + 105 5 = 129,8 Kedalaman (2910-2940) meter: 𝐺𝑅𝑙𝑜𝑔 = 154 + 174 + 165 + 117 + 99 5 = 141,8
  • 7. 42 Kedalaman (2940-2970) meter: 𝐺𝑅𝑙𝑜𝑔 = 158 + 162 + 180 + 196 + 174 5 = 174 Kedalaman (2970-3000) meter: 𝐺𝑅𝑙𝑜𝑔 = 162 + 169 + 168 + 157 + 180 5 = 167,2 Note!!! Semakin banyak titik yang diperhitungkan semakin akurat dari GRlog. B) Menghitung Vshale: 𝑉𝑠ℎ𝑎𝑙𝑒 = 𝐺𝑅𝑙𝑜𝑔 − 𝐺𝑅𝑚𝑖𝑛 𝐺𝑅𝑚𝑎𝑥 − 𝐺𝑅𝑚𝑖𝑛 Dimana : Vshale = Volume Shale GRlog = Nilai Gamma ray pada lapisan tersebut GRmaks = Nilai Gamma ray maksimum (shale baseline) GRmin = Nilai Gamma ray minimum (non shale baseline) Kedalaman (2800-2825) meter 𝑉𝑠ℎ𝑎𝑙𝑒 = 147,6 − 112 192 − 112 = 35,6 80 = 0,44 𝑣 𝑣 GRmin : 112 GRmaks : 192 Kedalaman (2825-2850) meter 𝑉𝑠ℎ𝑎𝑙𝑒 = 98,4 − 76 235− 76 = 22,4 159 = 0,14 𝑣 𝑣 GRmin : 76 GRmaks ; 235
  • 8. 43 Kedalaman (2850-2875) meter 𝑉𝑠ℎ𝑎𝑙𝑒 = 105,8 − 97 192 − 87 = 18,8 105 = 0,17 𝑣 𝑣 GRmin : 97 GRmaks : 192 Kedalaman (2875-2900) meter 𝑉𝑠ℎ𝑎𝑙𝑒 = 144,4 − 72 174 − 72 = 72,4 102 = 0,70 𝑣 𝑣 GRmin : 72 GRmaks : 174 Kedalaman (2900-2910) meter 𝑉𝑠ℎ𝑎𝑙𝑒 = 129,8 − 69 163 − 69 = 60,8 94 = 0,64 𝑣 𝑣 GRmin : 69 GRmaks : 163 Kedalaman (2910-2940) meter 𝑉𝑠ℎ𝑎𝑙𝑒 = 141,8 − 57 177 − 57 = 84,8 120 = 0,70 𝑣 𝑣 GRmin : 57 GRmaks : 177 Kedalaman (2940-2970) meter 𝑉𝑠ℎ𝑎𝑙𝑒 = 174 − 50 197 − 50 = 124 147 = 0,84 𝑣 𝑣
  • 9. 44 GRmin : 50 GRmaks : 197 Pada kedalaman (2970-3000) meter 𝑉𝑠ℎ𝑎𝑙𝑒 = 167,2 − 53 210 − 53 = 114,2 157 = 0,72 𝑣 𝑣 GRmin : 53 GRmaks : 210 C) Menghitung Porositas densitas (∅𝑫): ∅𝐷 = 𝜌𝑚𝑎 − 𝜌𝑏𝑢𝑙𝑘 𝜌𝑚𝑎 − 𝜌𝑓 Dimana: ∅D = Porositas densitas 𝜌ma = Densitas matrik batuan menggunakan 𝜌bulk = Pembacaan nilai densitas 𝜌f = Nilai densitas fluida yang terkandung di dalam reservoir Pada kedalaman (2800-2825) meter ∅𝐷 = 2,85 − 2,67 2,85 − 0,85 = 0,18 2 = 0,18 𝑥 100% = 𝟗 𝒗 𝒗 𝜌ma = 2.85 mineral densitas (ilite) 𝜌bulk = 2,67 𝜌f = 0,85 (OBM) Pada kedalaman (2825-2850) meter ∅𝐷 = 2,85 − 2,19 2,85 − 0,85 = 0,166 2 = 0,33 𝑥 100% = 𝟑𝟑 𝒗 𝒗
  • 10. 45 𝜌ma = 2.85 mineral densitas (ilite) 𝜌bulk = 2,19 𝜌f = 0,85 (OBM) Pada kedalaman (2850-2875) meter ∅𝐷 = 2,85 − 2,58 2,85 − 0,85 = 0,27 2 = 0,135 𝑥 100% = 𝟏𝟑 𝒗 𝒗 𝜌ma = 2,85 mineral densitas (ilite) 𝜌bulk = 2,58 𝜌f = 0,85 (OBM) Pada kedalaman (2875-2900) meter ∅𝐷 = 2,85 − 2,56 2,85 − 0,85 = 0,29 2 = 0,14 𝑥 100% = 𝟏𝟒 𝒗 𝒗 𝜌ma = 2.85 mineral densitas (ilite) 𝜌bulk = 2,56 𝜌f = 0,85 (OBM) Pada kedalaman (2900-2910) meter ∅𝐷 = 2,85 − 2,53 2,85 − 0,85 = 0,32 2 = 0,16 𝑥 100% = 𝟏𝟔 𝒗 𝒗 𝜌ma = 2.85 mineral densitas (ilite) 𝜌bulk = 2,53 𝜌f = 0,85 (OBM) Pada kedalaman (2910-2940) meter ∅𝐷 = 2,85 − 2,66 2,85 − 0,85 = 0,86 2 = 0,093 𝑥 100% = 𝟎, 𝟗𝟑 𝒗 𝒗 𝜌ma = 2.85 mineral densitas (ilite) 𝜌bulk = 2,66 𝜌f = 0,85 (OBM) Pada kedalaman (2940-2970) meter ∅𝐷 = 2,85 − 2,56 2,85 − 0,8 = 0,284 2 = 0,142 𝑥 100% = 𝟎, 𝟏𝟒𝟐 𝒗 𝒗 𝜌ma = 2.85 mineral densitas (ilite)
  • 11. 46 𝜌bulk = 2,56 𝜌f = 0,8 (OBM) Pada kedalaman (2970-3000) meter ∅𝐷 = 2,85 − 2,61 2,85 − 0,8 = 0,24 2 = 0,12 𝑥 100% = 𝟏𝟐 𝒗 𝒗 𝜌ma = 2.85 mineral densitas (ilite) 𝜌bulk = 2,61 𝜌f = 0,8 (OBM) D) Menghitung Porositas Neutron (∅𝑵): Porositas neutron dengan menggunakan 5 titik sebagai perhitungannya Pada kedalaman (2800-2825) meter ∅𝑁 = 0,27 + 0,17 + 0,37 + 0,31 + 0,34 5 = 0,29 𝑥 100 % = 𝟐𝟗 𝒗 𝒗 Pada kedalaman (2825-2850) meter ∅𝑁 = 0,30 + 0,27 + 0,26 + 0,27 + 0,31 5 = 1,41 𝑥 100 % = 𝟏, 𝟒𝟏 𝒗 𝒗 Pada kedalaman (2850-2875) meter ∅𝑁 = 0,29 + 0,23 + 0,18 + 0,26 + 0,13 5 = 1,09 𝑥 100 % = 𝟏, 𝟎𝟗 𝒗 𝒗 Pada kedalaman (2875-2900) meter ∅𝑁 = 0,14 + 0,16 + 0,25 + 013 + 0,15 5 = 0,16 𝑥 100 % = 𝟏𝟔 𝒗 𝒗 Pada kedalaman (2900-2910) meter ∅𝑁 = 0,12 + 0,14 + 0,16 + 0,17 + 0,18 5 = 0,15 𝑥 100 % = 𝟏𝟓 𝒗 𝒗 Pada kedalaman (2910-2940) meter ∅𝑁 = 0,28 + 0,29 + 0,17 + 0,18 + 0,23 5 = 0,23 𝑥 100 % = 𝟐𝟑 𝒗 𝒗 Pada kedalaman (2940-2970) meter ∅𝑁 = 0,29 + 0,35 + 0,16 + 0,27 + 0,32 5 = 0,27 𝑥 100 % = 𝟐𝟕 𝒗 𝒗
  • 12. 47 Pada kedalaman (2970-3000) meter ∅𝑁 = 0,26 + 0,24 + 0,11 + 0,23 + 0,31 5 = 0,23 𝑥 100 % = 𝟐𝟑 𝒗 𝒗 E) Menghitung Porositas Absolut (∅𝒂𝒃𝒔𝒔) Gabungan antara porositas densitas dan porositas neutron ∅𝑎𝑏𝑏𝑠 = ∅𝐷 + ∅𝑁 2 Pada kedalaman (2800-2825) meter ∅𝑎𝑏𝑏𝑠 = 9 + 29 2 = 𝟏𝟗 % Pada kedalaman (2825-2850) meter ∅𝑎𝑏𝑏𝑠 = 33 + 1,41 2 = 𝟏𝟕, 𝟐 % Pada kedalaman (2850-2875) meter ∅𝑎𝑏𝑏𝑠 = 13 + 1,09 2 = 𝟕 % Pada kedalaman (2875-2900) meter ∅𝑎𝑏𝑏𝑠 = 14 + 16 2 = 𝟏𝟓 % Pada kedalaman (2900-2910) meter ∅𝑎𝑏𝑏𝑠 = 16 + 15 2 = 𝟏𝟓, 𝟓 % Pada kedalaman (2910-2940) meter ∅𝑎𝑏𝑏𝑠 = 0,142 + 23 2 = 𝟏𝟏, 𝟔 % Pada kedalaman (2940-2970) meter ∅𝑎𝑏𝑏𝑠 = 12 + 27 2 = 𝟏𝟗, 𝟓 % Pada kedalaman (2970-3000) meter ∅𝑎𝑏𝑏𝑠 = 11 + 23 2 = 𝟏𝟕 %
  • 13. 48 4.1.3 Exercise 3  Perhitungan Saturasi Water : 𝑠𝑤 = { 𝑎 𝑥 𝑅𝑤 𝑅𝑡 𝑥 ∅ 𝑚 } 1/2 Tabel 4.1 Persamaan Archie Pada kedalaman (2800-2825) meter 𝑠𝑤 = { 0,62 𝑥 1,4 5 𝑥 (29)2,15 } 1/2 = { 0,86 696,8 } 1/2 = 𝟎, 𝟎𝟑𝟓 % ∅ = 29 % Rt = 5 Rw = 1,4 Pada kedalaman (2825-2850) meter 𝑠𝑤 = { 0,81 𝑥 1,8 10 𝑥 (14,1)2,0 } 1/2 = { 1,45 198,8 } 1/2 = 𝟎, 𝟎𝟖𝟓 % ∅ = 14,1 % Rt = 10 Rw = 1,8 Pada kedalaman (2850-2875) meter 𝑠𝑤 = { 0,81 𝑥 2 8,2 𝑥 (10,9)2,15 } 1/2 = { 1,62 118,8 } 1/2 = 𝟎, 𝟏𝟏𝟔 %
  • 14. 49 ∅ = 10,9 % Rt = 8,2 Rw = 2 Pada kedalaman (2875-2900) meter 𝑠𝑤 = { 0,62 𝑥 3,5 38 𝑥 (16)2,15 } 1/2 = { 2,17 388,0 } 1/2 = 𝟎, 𝟎𝟕𝟒 % ∅ = 16 % Rt = 38 Rw = 2 Pada kedalaman (2900-2910) meter 𝑠𝑤 = { 0,62 𝑥 1,8 6 𝑥 (15)2,0 } 1/2 = { 1,45 1350 } 1/2 = 𝟎, 𝟎𝟑𝟐 % ∅ = 15 % Rt = 6 Rw = 1,8 Pada kedalaman (2910-2940) meter 𝑠𝑤 = { 0,62 𝑥 1,9 35 𝑥 (23)2,15 } 1/2 = { 1,17 296,3 } 1/2 = 𝟎, 𝟎𝟔𝟐 % ∅ = 23 % Rt = 35 Rw = 1,9
  • 15. 50 Pada kedalaman (2940-2970) meter 𝑠𝑤 = { 0,62 𝑥 2 1975 𝑥 (27)2,15 } 1/2 = { 1,24 236,04 } 1/2 = 𝟎, 𝟎𝟕𝟐 % ∅ = 27 % Rt = 1975 Rw = 2 Pada kedalaman (2970-3000) meter 𝑠𝑤 = { 0,62 𝑥 2,5 425 𝑥 (23)2,15 } 1/2 = { 1,55 846,6 } 1/2 = 𝟎, 𝟎𝟒𝟐 % ∅ = 23 % Rt = 425 Rw = 2,5 4.2 Exercise 4 study case 4.2.1 Penentuan Zona Prospek Pada tugas kelompok ini, kami menentukan zona prospek yang terdapat pada formasi batu raja dimulai dari kedalaman 2300 – 2350 ft merupakan formasi dominan limestone. serta dari data mud log juga bisa melihat pada interval 2320 – 2340 ft terdapat jejak oil show dan gas kromatograf yang tinggi.
  • 16. 51 Pada tugas kelompok ini, kami menetukan zona prospek dimana dalam penentuan zona prospek yang pertama bisa dilihat dari data mud log yang dimana dari data mud log bisa dilihat pada zona yang terdapat oil show atau gas show serta litologi batuannya, dalam penentuan zona perforasi bisa dilihat pada formasi yang terdapat gas show atau oil show kemudian gunakan data triple combo sebagai data-data pendukung. Pengambilan zona prospek yaitu terdapat pada formasi batu raja dimulai dari kedalaman 2300 – 2350 ft merupakan formasi dominan limestone. serta dari data mud log juga bisa melihat pada interval 2320 m– 2340 m terdapat jejak oil show dan gas kromatograf yang tinggi. Gambar 4.2 Data Mud Log batu Raja Untuk menentukan apakah formasi ini prospek terlebih dahulu dilakukan Perhitungan Vshale, Porositas, dan Saturasi water yang diinterpretasi dari data log gamma ray, log densitas, dan log resistivitas nilai yang didapat sebagai berikut :
  • 17. 52 Gambar 4.3 Perhitungan Vshale dan Porositas Densitas 𝑉𝑠ℎ𝑎𝑙𝑒 = 𝐺𝑅 𝐿𝑜𝑔 − 𝐺𝑅 𝑀𝑖𝑛 𝐺𝑅 𝑀𝑎𝑥 − 𝐺𝑅 𝑀𝑖𝑛 = 78 − 43 85 − 43 = 0.8 𝑣 𝑣 Diketahui : Rho Matrix : 2.71 Rho Bulk : 2. 45 Rho Fluida : 0.85 ∅𝐷 = 𝑟ℎ𝑜 𝑚𝑎𝑡𝑟𝑖𝑥 − 𝑟ℎ𝑜 𝑏𝑢𝑙𝑘 𝑟ℎ𝑜 𝑚𝑎𝑡𝑟𝑖𝑥 − 𝑟ℎ𝑜 𝑓𝑙𝑢𝑖𝑑 = 2.71 − 2.45 2.71 − 0.85 = 0.14 = 14% Gambar 4.4 Perhitungan Saturasi Water GR Min: 43 GR Log : 78 GR Max :85
  • 18. 53 Diketahui : ØD =14 a =1 m = 2 n =2 RW= 11 RT= 4 𝑆𝑤 = √ 𝑎 ∗ 𝑅𝑤 𝑅𝑡 ∗ ∅ 𝑚 = √ 1 ∗ 11 4 ∗ (14)2) = 0.11 = 11% 4.2.2 Data RCAL Dari data Routien Core Analysis ini akan membandingan nilai porositas dan permeabilitas dari data logging pada Exercise 4 yang telah kami hitung, dari hasil yang ditampilkan Pada Formasi Baturaja memiliki porositas 10 – 20% yang dapat dilihat dari data mud log. Porositas di kedalaman 2320 ft nilai porositasnya 22,5 % dan saturasinya 49,6% . Tabel 4.2. Data RCAL Depth K_Core PHI_Cor e SW_core GD_Core HFU meter mD percent percent gram/cc 1373,00 39,4 22,9 54,2 2,63 1 1851,60 9,60 19,4 53,6 2,65 2 1883,20 14,0 20,1 55,4 2,65 1 2280,00 0,001 1,0 81,5 2,69 1 2304,50 1,38 18,3 50,8 2,70 3 2305,50 - - 66,7 2,69 2307,00 - - 85,1 2,69 2308,30 - - 59,1 2,69 2315,50 - - 60,9 2,71 2320,00 16,3 22,5 49,6 2,71 2 2324,00 8,31 19,0 50,0 2,72 2 2329,00 0,924 16,8 58,7 2,69 3 2333,00 3,55 16,9 55,3 2,71 3 2336,00 1,26 15,2 57,4 2,71 3 2347,00 - - 88,3 2,69
  • 19. 54 4.2.3 Data Pressurepoint Dari data ini bisa melihat tekanan formasi, lumpur serta fluida. Dan juga bisa menentukan batas Gas Oil Ratio dan Water Oil Ratio. Tabel 4.3. Data Pressurepoint Zona perforasi dilakukan diinterval 2308 – 2324 ft dengan melihat gas oil contact dan water oil contact. Gambar 4.5 Penentuan Zona Perforasi GOC WOC Zona Perforasi
  • 20. 55 4.2.4 Penentuan Peletakan Casing Penempatan pada casing kami mengetahuinya dari data Mud log.Pada kolom kedalaman ada symbol casing shoe, dimana casing shoe merupakan dasar dari suatu casing. Conductor casing (40 m ) Surface casing (346 m ) Intermediet casing (1198 m ) Production casing (2610 m ) Gambar 4.6 Penempatan casing shoe menurut data mud log
  • 21. 56 BAB V KESIMPULAN Berdasarkan kesimpulan yang kita ambil dari praktikum penilaian formasi ini adalah pentingnya untuk mempelajari penilaian formasi karena kita dapat mengetahui estimasi cadangan hidrokarbon yang akurat pada setiap reservoir yang ada seperti analisa properti reservoir (porositas, permeabilitas, saturasi, resistivitas, penyebaran batuan reservoir, dan kandungan hidrokarbon) dengan menggunakan data sumur yang bisa didapat dengan well logging. Dengan well logging kita dapat merekam karakteristik dari suatu formasi batuan yang diperoleh melalui pengukuran pada sumur bor.well logging bisa mengidentifikasi reservoir,mengidentifikasi jenis fluida dan kontak antar fluida,menghitung porositas,permeabilitas,saturasi. Terdapat beberapa jenis logging yang mendukung kinerja adanya hidrokarbon yang ada di dalam permukaan antara lain log Gamma Ray,Log Densitas,Log Neutron,Log Sonik,Log Resistivitas,Log SP,Log Caliper. Pada penelitian ini, Pada formasi baturaja diinterval 2300 – 2350 ft di data mud log tersusun oleh batu gamping dan merupakan zona prospek. Zona perforasi dilakukan diinterval 2308 – 2324 ft dengan melihat gas oil contact dan water oil contact. Porositas di kedalaman 2320 ft nilai porositasnya 22,5 % dan saturasinya 49,6%. Pemasangan casing : conductor casing (40m), Surface casing (346m), intermediet casing (1198m), dan production casing (2610m).
  • 22. 57
  • 23. 58