SlideShare a Scribd company logo
1 of 25
Download to read offline
PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 13 TAHUN 2020
TENTANG
PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM NOMOR
6 TAHUN 2020 TENTANG PELAKSANAAN PEMILIHAN GUBERNUR DAN WAKIL
GUBERNUR, BUPATI DAN WAKIL BUPATI, DAN/ATAU WALI KOTA DAN WAKIL
WALI KOTA SERENTAK LANJUTAN DALAM KONDISI BENCANA NONALAM
CORONA VIRUS DISEASE 2019 (COVID-19)
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
KETUA KOMISI PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA,
Menimbang : a. bahwa berdasarkan kondisi penyebaran Corona Virus
Disease 2019 (COVID-19) yang semakin meluas, dan hasil
evaluasi ketentuan Peraturan Komisi Pemilihan Umum
Nomor 6 Tahun 2020 tentang Pelaksanaan Pemilihan
Gubernur dan Wakil Gubernur, Bupati dan Wakil Bupati,
dan/atau Wali Kota dan Wakil Wali Kota Serentak
Lanjutan dalam Kondisi Bencana Nonalam Corona Virus
Disease 2019 (COVID-19) sebagaimana telah diubah
dengan Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 10
Tahun 2020, perlu melakukan perubahan ketentuan
kampanye dalam kondisi bencana nonalam Corona Virus
Disease 2019 (COVID-19);
b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana
dimaksud dalam huruf a, perlu menetapkan Peraturan
Komisi Pemilihan Umum tentang Perubahan Kedua atas
Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 6 Tahun 2020
jdih.kpu.go.id
- 2 -
tentang Pelaksanaan Pemilihan Gubernur dan Wakil
Gubernur, Bupati dan Wakil Bupati, dan/atau Wali Kota
dan Wakil Wali Kota Serentak Lanjutan dalam Kondisi
Bencana Nonalam Corona Virus Disease 2019 (COVID-19);
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2015 tentang Penetapan
Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor
1 Tahun 2014 tentang Pemilihan Gubernur, Bupati dan
Walikota menjadi Undang-Undang (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 23, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5656)
sebagaimana telah beberapa kali diubah, terakhir dengan
Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2020 tentang Penetapan
Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor
2 Tahun 2020 tentang Perubahan Ketiga atas Undang-
Undang Nomor 1 Tahun 2015 tentang Penetapan
Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor
1 Tahun 2014 tentang Pemilihan Gubernur, Bupati dan
Walikota menjadi Undang-Undang menjadi Undang-
Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2020 Nomor 193, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 6547);
2. Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 8 Tahun 2019
tentang Tata Kerja Komisi Pemilihan Umum, Komisi
Pemilihan Umum Provinsi dan Komisi Pemilihan Umum
Kabupaten/Kota (Berita Negara Republik Indonesia
Tahun 2019 Nomor 320), sebagaimana telah diubah
dengan Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 3
Tahun 2020 tentang Perubahan atas Peraturan Komisi
Pemilihan Umum Nomor 8 Tahun 2019 tentang Tata
Kerja Komisi Pemilihan Umum, Komisi Pemilihan Umum
Provinsi dan Komisi Pemilihan Umum Kabupaten/Kota
(Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2020 Nomor
201);
3. Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 6 Tahun 2020
tentang Pelaksanaan Pemilihan Gubernur dan Wakil
Gubernur, Bupati dan Wakil Bupati, dan/atau Wali Kota
jdih.kpu.go.id
- 3 -
dan Wakil Wali Kota Serentak Lanjutan dalam Kondisi
Bencana Nonalam Corona Virus Disease 2019 (COVID-19)
(Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2020 Nomor
716), sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Komisi
Pemilihan Umum Nomor 10 Tahun 2020 tentang
Perubahan atas Peraturan Komisi Pemilihan Umum
Nomor 6 Tahun 2020 tentang Pelaksanaan Pemilihan
Gubernur dan Wakil Gubernur, Bupati dan Wakil Bupati,
dan/atau Wali Kota dan Wakil Wali Kota Serentak
Lanjutan dalam Kondisi Bencana Nonalam Corona Virus
Disease 2019 (COVID-19) (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2020 Nomor 981);
MEMUTUSKAN:
Menetapkan : PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM TENTANG
PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN KOMISI PEMILIHAN
UMUM NOMOR 6 TAHUN 2020 TENTANG PELAKSANAAN
PEMILIHAN GUBERNUR DAN WAKIL GUBERNUR, BUPATI
DAN WAKIL BUPATI, DAN/ATAU WALI KOTA DAN WAKIL
WALI KOTA SERENTAK LANJUTAN DALAM KONDISI
BENCANA NONALAM CORONA VIRUS DISEASE 2019 (COVID-
19).
Pasal I
Beberapa ketentuan dalam Peraturan Komisi Pemilihan
Umum Nomor 6 Tahun 2020 tentang Pelaksanaan Pemilihan
Gubernur dan Wakil Gubernur, Bupati dan Wakil Bupati,
dan/atau Wali Kota dan Wakil Wali Kota Serentak Lanjutan
dalam Kondisi Bencana Nonalam Corona Virus Disease 2019
(COVID-19) (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2020
Nomor 716), sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Komisi Pemilihan Umum Nomor 10 Tahun 2020 tentang
Perubahan atas Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 6
Tahun 2020 tentang Pelaksanaan Pemilihan Gubernur dan
Wakil Gubernur, Bupati dan Wakil Bupati, dan/atau Wali
Kota dan Wakil Wali Kota Serentak Lanjutan dalam Kondisi
Bencana Nonalam Corona Virus Disease 2019 (COVID-19)
jdih.kpu.go.id
- 4 -
(Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2020 Nomor 981),
diubah sebagai berikut:
1. Ketentuan angka 25 dan angka 33a Pasal 1 diubah,
sehingga Pasal 1 berbunyi sebagai berikut:
Pasal 1
Dalam Peraturan Komisi ini, yang dimaksud dengan:
1. Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur, Bupati
dan Wakil Bupati, dan/atau Wali Kota dan Wakil
Wali Kota yang selanjutnya disebut Pemilihan adalah
pelaksanaan kedaulatan rakyat di wilayah provinsi
dan kabupaten/kota untuk memilih Gubernur dan
Wakil Gubernur, Bupati dan Wakil Bupati, serta
Wali Kota dan Wakil Wali Kota secara langsung dan
demokratis.
2. Pemilihan Serentak Lanjutan dalam Kondisi
Bencana Nonalam Corona Virus Disease 2019
(COVID-19) yang selanjutnya disebut Pemilihan
Serentak Lanjutan adalah Pemilihan Gubernur dan
Wakil Gubernur, Bupati dan Wakil Bupati, dan/atau
Wali Kota dan Wakil Wali Kota yang diselenggarakan
jika pada sebagian wilayah Pemilihan, seluruh
wilayah Pemilihan, sebagian besar daerah, atau
seluruh daerah terjadi bencana nonalam Corona
Virus Disease 2019 (COVID-19) yang mengakibatkan
sebagian tahapan penyelenggaraan Pemilihan
serentak tidak dapat dilaksanakan secara normal.
3. Komisi Pemilihan Umum yang selanjutnya disingkat
KPU adalah lembaga penyelenggara pemilihan
umum sebagaimana dimaksud dalam undang-
undang yang mengatur mengenai penyelenggara
pemilihan umum yang diberikan tugas dan
wewenang dalam penyelenggaraan Pemilihan
berdasarkan ketentuan yang diatur dalam undang-
undang yang mengatur tentang Pemilihan.
jdih.kpu.go.id
- 5 -
4. KPU Provinsi adalah lembaga penyelenggara
pemilihan umum sebagaimana dimaksud dalam
undang-undang yang mengatur mengenai
penyelenggara pemilihan umum yang diberikan
tugas menyelenggarakan Pemilihan Gubernur dan
Wakil Gubernur berdasarkan ketentuan yang diatur
dalam undang-undang yang mengatur tentang
Pemilihan.
5. KPU Kabupaten/Kota adalah lembaga penyelenggara
pemilihan umum sebagaimana dimaksud dalam
undang-undang yang mengatur mengenai
penyelenggara pemilihan umum yang diberikan
tugas menyelenggarakan Pemilihan Bupati dan
Wakil Bupati serta Wali Kota dan Wakil Wali Kota
berdasarkan ketentuan yang diatur dalam undang-
undang yang mengatur tentang Pemilihan.
6. Panitia Pemilihan Kecamatan yang selanjutnya
disingkat PPK adalah panitia yang dibentuk oleh
KPU Kabupaten/Kota untuk menyelenggarakan
Pemilihan di tingkat kecamatan atau nama lain.
7. Panitia Pemungutan Suara yang selanjutnya
disingkat PPS adalah panitia yang dibentuk oleh
KPU Kabupaten/Kota untuk menyelenggarakan
Pemilihan di tingkat desa atau sebutan
lain/kelurahan.
8. Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara yang
selanjutnya disingkat KPPS adalah kelompok yang
dibentuk oleh PPS untuk menyelenggarakan
pemungutan suara di tempat pemungutan suara.
9. Badan Pengawas Pemilihan Umum yang selanjutnya
disebut Bawaslu adalah lembaga penyelenggara
pemilihan umum yang bertugas mengawasi
penyelenggaraan pemilihan umum di seluruh
wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia
sebagaimana dimaksud dalam undang-undang yang
mengatur mengenai penyelenggara pemilihan umum
yang diberikan tugas dan wewenang dalam
jdih.kpu.go.id
- 6 -
pengawasan penyelenggaraan Pemilihan
berdasarkan ketentuan yang diatur dalam undang-
undang Pemilihan.
10. Badan Pengawas Pemilihan Umum Provinsi yang
selanjutnya disebut Bawaslu Provinsi adalah
lembaga penyelenggara pemilihan umum yang
bertugas mengawasi penyelenggaraan pemilihan
umum di wilayah provinsi sebagaimana dimaksud
dalam undang-undang yang mengatur mengenai
penyelenggara pemilihan umum yang diberikan
tugas dan wewenang dalam pengawasan
penyelenggaraan Pemilihan Gubernur dan Wakil
Gubernur berdasarkan ketentuan yang diatur dalam
undang-undang Pemilihan.
11. Badan Pengawas Pemilu Kabupaten/Kota yang
selanjutnya disebut Bawaslu Kabupaten/Kota
adalah lembaga penyelenggara pemilihan umum
yang bertugas mengawasi penyelenggaraan
pemilihan umum di wilayah kabupaten/kota
sebagaimana dimaksud dalam undang-undang yang
mengatur mengenai penyelenggara pemilihan umum
yang diberikan tugas dan wewenang dalam
pengawasan penyelenggaraan Pemilihan Bupati dan
Wakil Bupati, dan/atau Wali Kota dan Wakil Wali
Kota berdasarkan ketentuan yang diatur dalam
undang-undang Pemilihan.
12. Panitia Pengawas Pemilihan Umum Kecamatan yang
selanjutnya disebut Panwaslu Kecamatan adalah
panitia yang dibentuk oleh Bawaslu Kabupaten/Kota
yang bertugas mengawasi penyelenggaraan
Pemilihan di wilayah kecamatan atau nama lain.
13. Panitia Pengawas Pemilihan Umum Kelurahan/Desa
yang selanjutnya disebut Panwaslu Kelurahan/Desa
adalah petugas yang dibentuk oleh Panwaslu
Kecamatan yang bertugas mengawasi
penyelenggaraan Pemilihan di desa/kelurahan atau
sebutan lain.
jdih.kpu.go.id
- 7 -
14. Pengawas Tempat Pemungutan Suara yang
selanjutnya disebut Pengawas TPS adalah petugas
yang dibentuk oleh Panwaslu Kecamatan untuk
membantu Panwaslu Kelurahan/Desa.
15. Bakal Pasangan Calon Gubernur, Wakil Gubernur,
Bupati, Wakil Bupati, Wali Kota atau Wakil Wali
Kota yang selanjutnya disebut Bakal Pasangan
Calon adalah warga negara Republik Indonesia yang
diusulkan oleh Partai Politik atau Gabungan Partai
Politik atau perseorangan yang didaftarkan atau
mendaftar kepada KPU Provinsi atau KPU
Kabupaten/Kota untuk mengikuti Pemilihan.
16. Pasangan Calon Gubernur dan Wakil Gubernur,
Bupati dan Wakil Bupati, dan/atau Wali Kota dan
Wakil Wali Kota yang selanjutnya disebut Pasangan
Calon adalah Bakal Pasangan Calon yang telah
memenuhi syarat dan ditetapkan sebagai peserta
Pemilihan.
17. Partai Politik Peserta Pemilihan Umum yang
selanjutnya disebut Partai Politik adalah partai
politik yang telah memenuhi persyaratan sebagai
peserta Pemililhan Umum anggota Dewan
Perwakilan Rakyat, anggota Dewan Perwakilan
Rakyat Daerah Provinsi, dan anggota Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten/Kota.
18. Gabungan Partai Politik adalah gabungan dua atau
lebih Partai Politik nasional, atau Gabungan Partai
Politik lokal atau Gabungan Partai Politik nasional
dan Partai Politik lokal peserta Pemilihan Umum
Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan
Perwakilan Daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat
Daerah, yang secara bersama-sama bersepakat
mencalonkan 1 (satu) Pasangan Calon Gubernur dan
Wakil Gubernur, Bupati dan Wakil Bupati, dan/atau
Wali Kota dan Wakil Wali Kota.
jdih.kpu.go.id
- 8 -
19. Pemilih adalah penduduk yang berusia paling
rendah 17 (tujuh belas) tahun atau sudah/pernah
kawin yang terdaftar dalam Pemilihan.
20. Petugas Pemutakhiran Data Pemilih yang
selanjutnya disingkat PPDP adalah petugas yang
diangkat oleh PPS untuk membantu PPS dalam
melakukan pemutakhiran data Pemilih.
21. Daftar Pemilih Sementara yang selanjutnya disingkat
DPS adalah daftar Pemilih hasil pemutakhiran
Daftar Pemilih Tetap pemilihan umum atau
Pemilihan terakhir dengan mempertimbangkan
Daftar Penduduk Potensial Pemilih Pemilihan.
22. Daftar Pemilih Tetap yang selanjutnya disingkat DPT
adalah DPS yang telah diperbaiki oleh PPS dan
ditetapkan oleh KPU Kabupaten/Kota.
23. Pemutakhiran Data Pemilih adalah kegiatan untuk
memperbaharui data Pemilih berdasarkan Daftar
Pemilih Tetap dari pemilihan umum atau Pemilihan
terakhir dan yang dimutakhirkan oleh KPU
Kabupaten/Kota dibantu oleh PPK, PPS dan PPDP
dengan mempertimbangkan daftar penduduk
potensial Pemilih Pemilihan dan dilakukan
pencocokan dan penelitian.
24. Pencocokan dan Penelitian yang selanjutnya disebut
Coklit adalah kegiatan yang dilakukan oleh PPDP
dalam Pemutakhiran Data Pemilih dengan menemui
Pemilih secara langsung dan berdasarkan perbaikan
dari rukun tetangga/rukun warga atau nama lain,
dan tambahan Pemilih.
25. Kampanye Pemilihan yang selanjutnya disebut
Kampanye adalah kegiatan untuk meyakinkan
Pemilih dengan menawarkan visi, misi, dan program
calon Gubernur dan calon Wakil Gubernur, calon
Bupati dan calon Wakil Bupati, serta calon Walikota
dan calon Wakil Walikota.
26. Tim Kampanye adalah tim yang dibentuk oleh
Pasangan Calon bersama-sama dengan Partai Politik
jdih.kpu.go.id
- 9 -
atau Gabungan Partai Politik yang mengusulkan
Pasangan Calon atau oleh Pasangan Calon
Perseorangan yang didaftarkan ke KPU Provinsi atau
KPU Kabupaten/Kota.
27. Penghubung Pasangan Calon adalah tim yang
ditugaskan oleh Pasangan Calon untuk menjadi
penghubung atau membangun komunikasi antara
Pasangan Calon dan/atau Tim Kampanye dengan
KPU Provinsi atau KPU Kabupaten/Kota.
28. Alat Peraga Kampanye adalah semua benda atau
bentuk lain yang memuat visi, misi, dan program
Pasangan Calon, simbol, atau tanda gambar
Pasangan Calon yang dipasang untuk keperluan
Kampanye yang bertujuan untuk mengajak orang
memilih Pasangan Calon tertentu, yang difasilitasi
oleh KPU Provinsi atau KPU Kabupaten/Kota yang
didanai Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
dan dibiayai sendiri oleh Pasangan Calon.
29. Bahan Kampanye adalah semua benda atau bentuk
lain yang memuat visi, misi, program Pasangan
Calon, simbol, atau tanda gambar yang disebar
untuk keperluan Kampanye yang bertujuan untuk
mengajak orang memilih Pasangan Calon tertentu,
yang difasilitasi oleh KPU Provinsi atau KPU
Kabupaten/Kota yang didanai Anggaran Pendapatan
dan Belanja Daerah dan dibiayai sendiri oleh
Pasangan Calon.
30. Iklan Kampanye adalah penyampaian pesan
Kampanye melalui media cetak dan elektronik
berbentuk tulisan, gambar, animasi, promosi, suara,
peragaan, sandiwara, debat, dan bentuk lainnya
yang dimaksudkan untuk memperkenalkan
Pasangan Calon atau meyakinkan Pemilih memberi
dukungan kepada Pasangan Calon, yang difasilitasi
oleh KPU Provinsi atau KPU Kabupaten/Kota yang
didanai Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah.
jdih.kpu.go.id
- 10 -
31. Lembaga Penyiaran Publik adalah lembaga
penyiaran yang berbentuk badan hukum yang
didirikan oleh negara, bersifat independen, netral,
tidak komersial dan berfungsi memberikan layanan
untuk kepentingan masyarakat.
32. Lembaga Penyiaran Swasta adalah lembaga
penyiaran yang berbentuk badan hukum Indonesia,
yang bidang usahanya khusus menyelenggarakan
siaran radio atau siaran televisi.
33. Media Dalam Jaringan yang selanjutnya disebut
Media Daring adalah segala bentuk platform media
dalam jaringan internet atau online yang memiliki
tautan, konten aktual secara multimedia, atau
fasilitasi pertemuan virtual dengan menggunakan
teknologi informasi.
33a. Media Sosial adalah platform berbasis internet yang
bersifat dua arah yang terbuka bagi siapa saja, yang
memungkinkan para penggunanya berinteraksi,
berpartisipasi, berdiskusi, berkolaborasi, berbagi,
serta menciptakan konten berbasis komunitas.
34. Dana Kampanye adalah sejumlah biaya berupa
uang, barang dan jasa yang digunakan Pasangan
Calon dan/atau Partai Politik atau Gabungan Partai
Politik yang mengusulkan Pasangan Calon untuk
membiayai kegiatan Kampanye Pemilihan.
35. Laporan Awal Dana Kampanye yang selanjutnya
disingkat LADK adalah pembukuan yang memuat
informasi rekening khusus Dana Kampanye, sumber
perolehan saldo awal atau saldo pembukaan, rincian
perhitungan penerimaan dan pengeluaran yang
diperoleh sebelum pembukaan rekening khusus
Dana Kampanye, dan penerimaan sumbangan yang
bersumber dari Pasangan Calon dan/atau Partai
Politik atau Gabungan Partai Politik dan pihak lain.
36. Laporan Penerimaan Sumbangan Dana Kampanye
yang selanjutnya disingkat LPSDK adalah
pembukuan yang memuat seluruh penerimaan yang
jdih.kpu.go.id
- 11 -
diterima Pasangan Calon setelah LADK disampaikan
kepada KPU Provinsi atau KPU Kabupaten/Kota.
37. Laporan Penerimaan dan Pengeluaran Dana
Kampanye yang selanjutnya disingkat LPPDK adalah
pembukuan yang memuat seluruh penerimaan dan
pengeluaran Dana Kampanye.
38. Kantor Akuntan Publik yang selanjutnya disingkat
KAP adalah badan usaha yang didirikan
berdasarkan ketentuan peraturan perundang-
undangan dan mendapatkan izin usaha berdasarkan
peraturan perundang-undangan yang mengatur
mengenai Akuntan Publik.
39. Pemungutan Suara adalah proses pemberian suara
oleh Pemilih di tempat pemungutan suara dengan
cara mencoblos pada nomor urut, nama, atau foto
Pasangan Calon.
40. Penghitungan Suara adalah proses penghitungan
Surat Suara oleh KPPS untuk menentukan suara
sah yang diperoleh Pasangan Calon, Surat Suara
yang dinyatakan tidak sah, Surat Suara yang tidak
digunakan dan Surat Suara rusak/keliru dicoblos.
41. Rekapitulasi Hasil Penghitungan Suara adalah
proses pencatatan hasil penghitungan perolehan
suara oleh PPK, KPU Kabupaten/Kota dan KPU
Provinsi.
42. Surat Suara adalah salah satu jenis perlengkapan
Pemungutan Suara yang berbentuk lembaran kertas
dengan desain khusus yang digunakan oleh Pemilih
untuk memberikan suara pada Pemilihan yang
memuat foto, nama, dan nomor Pasangan Calon.
43. Tempat Pemungutan Suara yang selanjutnya
disingkat TPS adalah tempat dilaksanakannya
Pemungutan Suara dan Penghitungan Suara untuk
Pemilihan.
44. Saksi Pasangan Calon yang selanjutnya disebut
Saksi adalah seseorang yang mendapat surat
mandat tertulis dari Pasangan Calon/Tim Kampanye
jdih.kpu.go.id
- 12 -
untuk menyaksikan pelaksanaan Pemungutan dan
Penghitungan Suara di TPS.
45. Kartu Tanda Penduduk Elektronik yang selanjutnya
disebut KTP-el adalah identitas resmi penduduk
sebagai bukti diri yang diterbitkan oleh Instansi
Pelaksana yang berlaku di seluruh wilayah Negara
Kesatuan Republik Indonesia sebagaimana
dimaksud dalam Undang– Undang tentang
Administrasi Kependudukan.
46. Surat Keterangan adalah surat keterangan telah
dilakukan perekaman KTP-el yang diterbitkan oleh
perangkat daerah yang menyelenggarakan urusan di
bidang kependudukan dan catatan sipil.
47. Rawat Inap adalah pelayanan kepada pasien untuk
observasi, perawatan, diagnosis, pengobatan,
dan/atau pelayanan kesehatan lainnya dengan
menempati tempat tidur di tempat pelayanan
kesehatan.
48. Isolasi Mandiri adalah pemisahan orang yang tidak
sakit atau terinfeksi dari orang lain sehingga
mencegah penyebaran infeksi atau kontaminasi yang
dilakukan di rumah atau di tempat lain yang
disediakan sebagai tempat karantina.
49. Hari adalah hari kalender.
2. Pasal 11 dihapus.
3. Ketentuan Pasal 55 diubah sehingga berbunyi sebagai
berikut:
Pasal 55
KPU Provinsi atau KPU Kabupaten/Kota melaksanakan
rapat pleno terbuka untuk pengundian nomor urut
Pasangan Calon dalam Pemilihan Serentak Lanjutan
dengan ketentuan sebagai berikut:
a. hanya dihadiri oleh:
1. Pasangan Calon;
jdih.kpu.go.id
- 13 -
2. 2 (dua) orang perwakilan Bawaslu Provinsi atau
Bawaslu Kabupaten/Kota sesuai dengan
tingkatannya;
3. 1 (satu) orang Penghubung Pasangan Calon;
dan
4. 7 (tujuh) atau 5 (lima) orang anggota KPU
Provinsi, atau 5 (lima) orang anggota KPU
Kabupaten/Kota; dan
b. peserta yang hadir dalam pengundian nomor urut
Pasangan Calon sebagaimana dimaksud dalam
huruf a wajib menerapkan protokol kesehatan
pencegahan dan pengendalian Corona Virus Disease
2019 (COVID-19) sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 6 dan Pasal 9.
4. Ketentuan huruf f Pasal 57 diubah sehingga Pasal 57
berbunyi sebagai berikut:
Pasal 57
Kampanye Pemilihan Serentak Lanjutan dapat
dilaksanakan dengan metode:
a. pertemuan terbatas;
b. pertemuan tatap muka dan dialog;
c. debat publik atau debat terbuka antar-Pasangan
Calon;
d. penyebaran bahan Kampanye kepada umum;
e. pemasangan Alat Peraga Kampanye;
f. penayangan Iklan Kampanye di media massa cetak,
media massa elektronik, Media Sosial, dan/atau
Media Daring; dan/atau
g. kegiatan lain yang tidak melanggar larangan
Kampanye dan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
jdih.kpu.go.id
- 14 -
5. Ketentuan Pasal 58 diubah sehingga berbunyi sebagai
berikut:
Pasal 58
(1) Partai Politik atau Gabungan Partai Politik,
Pasangan Calon, Tim Kampanye, dan/atau pihak
lain mengutamakan metode Kampanye pertemuan
terbatas dan pertemuan tatap muka dan dialog
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 57 huruf a dan
huruf b dilakukan melalui Media Sosial dan Media
Daring.
(2) Dalam hal pertemuan terbatas dan pertemuan tatap
muka dan dialog sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) tidak dapat dilakukan melalui Media Sosial dan
Media Daring, pertemuan terbatas dan pertemuan
tatap muka dan dialog dilakukan dengan ketentuan
sebagai berikut:
a. dilaksanakan dalam ruangan atau gedung;
b. membatasi jumlah peserta yang hadir secara
keseluruhan paling banyak 50 (lima puluh)
orang dan memperhitungkan jaga jarak paling
kurang 1 (satu) meter antarpeserta Kampanye
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 dan
Pasal 9, serta dapat diikuti peserta Kampanye
melalui Media Sosial dan Media Daring;
c. wajib menggunakan alat pelindung diri paling
kurang berupa masker yang menutupi hidung
dan mulut hingga dagu;
d. menyediakan sarana sanitasi yang memadai
pada tempat dilaksanakannya kegiatan paling
kurang berupa fasilitas cuci tangan dengan air
mengalir dan sabun, dan/atau cairan antiseptik
berbasis alkohol (handsanitizer); dan
e. wajib mematuhi ketentuan mengenai status
penanganan Corona Virus Disease 2019 (COVID-
19) pada daerah Pemilihan Serentak Lanjutan
setempat yang ditetapkan oleh pemerintah
jdih.kpu.go.id
- 15 -
daerah dan/atau Gugus Tugas Percepatan
Penanganan Corona Virus Disease 2019 (COVID-
19).
6. Ketentuan huruf a, huruf b, huruf e, huruf f, dan huruf g
Pasal 59 diubah, Pasal 59 huruf a1 dihapus, dan setelah
huruf f Pasal 59 ditambahkan 1 (satu) huruf, yakni huruf
g sehingga Pasal 59 berbunyi sebagai berikut:
Pasal 59
Debat publik atau debat terbuka antar-Pasangan Calon
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 57 huruf c
diselenggarakan oleh KPU Provinsi atau KPU
Kabupaten/Kota dengan ketentuan sebagai berikut:
a. diselenggarakan di dalam studio Lembaga Penyiaran
Publik atau Lembaga Penyiaran Swasta, atau di
tempat lainnya yang disiarkan secara langsung;
a1. dihapus;
b. hanya dihadiri oleh:
1. Pasangan Calon;
2. 2 (dua) orang perwakilan Bawaslu Provinsi atau
Bawaslu Kabupaten/Kota sesuai dengan
tingkatannya;
3. 4 (empat) orang Tim Kampanye Pasangan
Calon; dan
4. 7 (tujuh) atau 5 (lima) orang anggota KPU
Provinsi, atau 5 (lima) orang anggota KPU
Kabupaten/Kota,
dengan wajib menerapkan protokol kesehatan
pencegahan dan pengendalian Corona Virus Disease
2019 (COVID-19) sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 6 dan Pasal 9;
c. dihapus;
d. wajib mematuhi ketentuan mengenai status
penanganan Corona Virus Disease 2019 (COVID-19)
pada daerah Pemilihan Serentak Lanjutan setempat
yang ditetapkan oleh pemerintah daerah dan/atau
jdih.kpu.go.id
- 16 -
Gugus Tugas Percepatan Penanganan Corona Virus
Disease 2019 (COVID-19);
e. siaran debat publik atau debat terbuka antar-
Pasangan Calon dapat dilakukan secara tunda oleh
Lembaga Penyiaran Publik atau Lembaga Penyiaran
Swasta, apabila siaran langsung sebagaimana
dimaksud dalam huruf a tidak dapat dilakukan; dan
f. materi debat publik atau debat terbuka dalam
Pemilihan Serentak Lanjutan dalam kondisi Corona
Virus Disease 2019 (COVID-19) berupa visi dan misi
Pasangan Calon dalam rangka:
1. meningkatkan kesejahteraan masyarakat;
2. memajukan daerah;
3. meningkatkan pelayanan kepada masyarakat;
4. menyelesaikan persoalan daerah;
5. menyerasikan pelaksanaan pembangunan
daerah kabupaten/kota dan provinsi dengan
nasional;
6. memperkokoh Negara Kesatuan Republik
Indonesia dan kebangsaan; dan
g. selain materi debat publik atau debat terbuka
sebagaimana dimaksud dalam huruf f, juga memuat
materi kebijakan dan strategi penanganan,
pencegahan dan pengendalian Corona Virus Disease
2019 (COVID-19).
7. Ketentuan Pasal 62 diubah sehingga berbunyi sebagai
berikut:
Pasal 62
Penayangan Iklan Kampanye sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 57 huruf f dilaksanakan selama 14 (empat
belas) Hari sebelum dimulainya masa tenang.
jdih.kpu.go.id
- 17 -
8. Ketentuan Pasal 63 diubah sehingga berbunyi sebagai
berikut:
Pasal 63
Kegiatan lain yang tidak melanggar larangan Kampanye
dan ketentuan peraturan perundang-undangan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 57 huruf g
dilaksanakan dalam bentuk Kampanye melalui Media
Sosial dan Media Daring.
9. Pasal 64 dihapus.
10. Di antara Pasal 64 dan Pasal 65 disisipkan 1 (satu)
pasal, yakni Pasal 64A, yang berbunyi sebagai berikut:
Pasal 64A
Pelaksanaan metode Kampanye sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 57 berpedoman pada ketentuan Peraturan
KPU yang mengatur mengenai Kampanye Pemilihan,
kecuali ditentukan lain dalam Peraturan Komisi ini.
11. Di antara Pasal 65 dan Pasal 66 disisipkan 1 (satu)
pasal, yakni Pasal 65A, yang berbunyi sebagai berikut:
Pasal 65A
(1) Dalam hal terdapat Pasangan Calon yang ditetapkan
sebagai Peserta Pemilihan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 50C ayat (5) dan ayat (6), Pasangan
Calon wajib:
a. membuka rekening khusus Dana Kampanye
pada bank umum paling lambat 1 (satu) Hari
setelah ditetapkan sebagai Pasangan Calon oleh
KPU Provinsi atau KPU Kabupaten/Kota;
b. menyampaikan LADK paling lambat 3 (tiga)
Hari sejak ditetapkan sebagai Pasangan Calon
oleh KPU Provinsi atau KPU Kabupaten/Kota;
dan
jdih.kpu.go.id
- 18 -
c. menyampaikan LPSDK dan LPPDK sesuai
dengan jadwal dalam Peraturan KPU yang
mengatur mengenai tahapan, program, dan
jadwal penyelenggaraan Pemilihan.
(2) Dalam hal penetapan Pasangan Calon sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) melewati jadwal
penyampaian LPSDK sebagaimana diatur dalam
peraturan KPU yang mengatur mengenai tahapan,
program, dan jadwal penyelenggaraan Pemilihan,
Pasangan Calon wajib menyampaikan LPSDK
setelah menyampaikan LADK sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) huruf b dan sebelum jadwal
tahapan penyampaian LPPDK.
(3) Periode pembukuan Laporan Dana Kampanye untuk
Pasangan Calon sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) sebagai berikut:
a. periode pembukuan LADK dimulai sejak
ditetapkan sebagai Pasangan Calon oleh KPU
Provinsi atau KPU Kabupaten/Kota sampai
dengan 1 (satu) hari sebelum penyampaian
LADK;
b. periode pembukuan LPSDK dimulai 1 (satu)
hari setelah penutupan pembukuan LADK
sampai dengan 1 (satu) hari sebelum
penyampaian LPSDK; dan
c. periode pembukuan LPPDK dimulai sejak
ditetapkan sebagai Pasangan Calon oleh KPU
Provinsi atau KPU Kabupaten/Kota sampai
dengan berakhirnya masa Kampanye.
(4) KPU Provinsi atau KPU Kabupaten/Kota
menetapkan jadwal penyampaian LADK
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan LPSDK
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dengan
Keputusan KPU Provinsi atau KPU Kabupaten/Kota
pada saat penetapan Pasangan Calon sebagaimana
dimaksud pada ayat (1).
jdih.kpu.go.id
- 19 -
12. Di antara BAB XI dan BAB XII disisipkan 1 (satu) bab,
yakni BAB XIA, yang berbunyi sebagai berikut:
BAB XIA
LARANGAN DAN SANKSI
13. Di antara Pasal 88 dan Pasal 89 disisipkan 6 (enam)
pasal, yakni Pasal 88A, Pasal 88B, Pasal 88C, Pasal 88D,
Pasal 88E, dan Pasal 88F, yang berbunyi sebagai berikut:
Pasal 88A
(1) Setiap Penyelenggara Pemilihan, Pasangan Calon,
Partai Politik atau Gabungan Partai Politik,
Penghubung Pasangan Calon, Tim Kampanye,
dan/atau pihak lain yang terlibat dalam Pemilihan
Serentak Lanjutan wajib melaksanakan protokol
kesehatan pencegahan dan pengendalian Corona
Virus Disease 2019 (COVID-19) sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 5 sampai dengan Pasal 9
paling kurang berupa penggunaan masker yang
menutupi hidung dan mulut hingga dagu.
(2) Dalam hal terdapat pihak yang melanggar kewajiban
protokol kesehatan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1), Bawaslu Provinsi, Bawaslu
Kabupaten/Kota, Panwaslu Kecamatan, atau
Panwaslu Kelurahan/Desa memberikan peringatan
secara tertulis pada saat terjadinya pelanggaran
kepada pihak yang bersangkutan agar mematuhi
ketentuan protokol kesehatan pencegahan dan
pengendalian Corona Virus Disease 2019 (COVID-19).
(3) Dalam hal pihak yang bersangkutan telah diberikan
peringatan tertulis sebagaimana dimaksud pada ayat
(2) tetap tidak mematuhi protokol kesehatan
pencegahan dan pengendalian Corona Virus Disease
2019 (COVID-19), Bawaslu Provinsi, Bawaslu
Kabupaten/Kota, Panwaslu Kecamatan, atau
Panwaslu Kelurahan/Desa menyampaikan
jdih.kpu.go.id
- 20 -
pelanggaran protokol kesehatan pencegahan dan
pengendalian Corona Virus Disease 2019 (COVID-19)
kepada Kepolisian Negara Republik Indonesia di
wilayah setempat untuk diberikan sanksi sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 88B
(1) Pasangan Calon, Partai Politik atau Gabungan Partai
Politik pengusul, Tim Kampanye, dan/atau pihak
lain dilarang melakukan iring-iringan dan
menghadirkan massa pendukung di dalam dan di
luar ruangan pelaksanaan pengundian nomor urut
Pasangan Calon.
(2) Pasangan Calon, Partai Politik atau Gabungan Partai
Politik pengusul, Tim Kampanye, dan/atau pihak
lain yang melanggar ketentuan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1), dikenai sanksi berupa
peringatan tertulis pada saat terjadinya pelanggaran
oleh Bawaslu Provinsi atau Bawaslu
Kabupaten/Kota.
(3) Dalam hal Pasangan Calon, Partai Politik atau
Gabungan Partai Politik pengusul, Tim Kampanye,
dan/atau pihak lain telah diberikan peringatan
tertulis sebagaimana dimaksud pada ayat (2) tetap
melakukan pelanggaran terhadap larangan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Bawaslu
Provinsi atau Bawaslu Kabupaten/Kota memberikan
rekomendasi kepada KPU Provinsi atau KPU
Kabupaten/Kota untuk mengenakan sanksi
administrasi.
(4) KPU Provinsi atau KPU Kabupaten/Kota wajib
melaksanakan rekomendasi Bawaslu Provinsi atau
Bawaslu Kabupaten/Kota sebagaimana dimaksud
pada ayat (3) dengan mengenakan sanksi
administrasi sebagai berikut:
a. apabila terdapat 1 (satu) atau beberapa
Pasangan Calon yang melakukan pelanggaran
jdih.kpu.go.id
- 21 -
terhadap larangan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1), maka pengundian nomor urut
Pasangan Calon yang bersangkutan dilakukan
penundaan sampai dengan Pasangan Calon
membuat dan menyampaikan surat pernyataan
yang menyatakan tidak akan melakukan
pelanggaran terhadap larangan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) kepada KPU Provinsi
atau KPU Kabupaten/Kota; atau
b. apabila seluruh Pasangan Calon melakukan
pelanggaran terhadap larangan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1), maka pengundian
nomor urut Pasangan Calon dilakukan
penundaan sampai dengan masing-masing
Pasangan Calon membuat dan menyampaikan
surat pernyataan yang menyatakan tidak akan
melakukan pelanggaran terhadap larangan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) kepada
KPU Provinsi atau KPU Kabupaten/Kota.
(5) Pengundian nomor urut Pasangan Calon yang
ditunda sebagaimana dimaksud pada ayat (4)
dilakukan paling lambat 1 (satu) Hari setelah jadwal
pengundian nomor urut Pasangan Calon
sebagaimana diatur dalam peraturan KPU yang
mengatur mengenai tahapan, program, dan jadwal
penyelenggaraan Pemilihan.
(6) Pengundian nomor urut Pasangan Calon yang
ditunda sebagaimana dimaksud pada ayat (4) huruf
a dilakukan dengan mengambil nomor urut yang
belum diundi.
Pasal 88C
(1) Partai Politik atau Gabungan Partai Politik,
Pasangan Calon, Tim Kampanye, dan/atau pihak
lain dilarang melaksanakan kegiatan lain
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 57 huruf g
dalam bentuk:
jdih.kpu.go.id
- 22 -
a. rapat umum;
b. kegiatan kebudayaan berupa pentas seni,
panen raya, dan/atau konser musik;
c. kegiatan olahraga berupa gerak jalan santai,
dan/atau sepeda santai;
d. perlombaan;
e. kegiatan sosial berupa bazar dan/atau donor
darah; dan/atau
f. peringatan hari ulang tahun Partai Politik.
(2) Partai Politik atau Gabungan Partai Politik,
Pasangan Calon, Tim Kampanye, dan/atau pihak
lain yang melanggar larangan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dikenai sanksi:
a. peringatan tertulis oleh Bawaslu Provinsi atau
Bawaslu Kabupaten/Kota pada saat terjadinya
pelanggaran; dan/atau
b. penghentian dan pembubaran kegiatan
Kampanye di tempat terjadinya pelanggaran
oleh Bawaslu Provinsi atau Bawaslu
Kabupaten/Kota apabila tidak melaksanakan
peringatan tertulis sebagaimana dimaksud
dalam huruf a dalam waktu 1 (satu) jam sejak
diterbitkan peringatan tertulis.
Pasal 88D
Pasangan Calon, Partai Politik atau Gabungan Partai
Politik pengusul, Penghubung Pasangan Calon, Tim
Kampanye, dan/atau pihak lain yang melanggar protokol
kesehatan pencegahan dan pengendalian Corona Virus
Disease 2019 (COVID-19) sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 58, Pasal 59, dan Pasal 60 dikenai sanksi:
a. peringatan tertulis oleh Bawaslu Provinsi atau
Bawaslu Kabupaten/Kota pada saat terjadinya
pelanggaran;
b. penghentian dan pembubaran kegiatan Kampanye
di tempat terjadinya pelanggaran oleh Bawaslu
Provinsi atau Bawaslu Kabupaten/Kota apabila
jdih.kpu.go.id
- 23 -
tidak melaksanakan peringatan tertulis
sebagaimana dimaksud dalam huruf a dalam waktu
1 (satu) jam sejak diterbitkan peringatan tertulis;
dan/atau
c. larangan melakukan metode Kampanye yang
dilanggar selama 3 (tiga) Hari berdasarkan
rekomendasi Bawaslu Provinsi atau Bawaslu
Kabupaten/Kota.
Pasal 88E
(1) Partai Politik dan Gabungan Partai Politik, Pasangan
Calon dan/atau Tim Kampanye dilarang
mengikutsertakan balita, anak-anak, ibu hamil atau
menyusui, dan orang lanjut usia dalam kegiatan
Kampanye yang dilakukan melalui tatap muka
secara langsung.
(2) Partai Politik atau Gabungan Partai Politik,
Pasangan Calon, Petugas Kampanye dan/atau Tim
Kampanye dapat melibatkan ibu hamil atau
menyusui, dan orang lanjut usia sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) hanya dalam kegiatan
Kampanye melalui Media Sosial dan Media Daring
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 63 ayat (2).
(3) Dalam hal Partai Politik dan Gabungan Partai
Politik, Pasangan Calon dan/atau Tim Kampanye
melakukan pelanggaran atas ketentuan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Bawaslu
Provinsi atau Bawaslu Kabupaten/Kota
mengenakan sanksi:
a. peringatan tertulis pada saat terjadinya
pelanggaran; dan/atau
b. peserta Kampanye yang sedang hamil atau
menyusui dan orang lanjut usia, serta peserta
Kampanye yang membawa balita dan anak-
anak diperintahkan untuk tidak mengikuti
kegiatan Kampanye melalui tatap muka secara
langsung.
jdih.kpu.go.id
- 24 -
Pasal 88F
Partai Politik atau Gabungan Partai Politik, Pasangan
Calon, Penghubung Pasangan Calon, Tim Kampanye,
dan/atau pihak lain wajib menindaklanjuti sanksi yang
dikenai oleh:
a. KPU Provinsi atau KPU Kabupaten/Kota
berdasarkan rekomendasi Bawaslu Provinsi atau
Bawaslu Kabupaten/Kota; dan
b. Bawaslu Provinsi atau Bawaslu Kabupaten/Kota,
atas pelanggaran sebagaimana dimaksud dalam Pasal
88A sampai dengan Pasal 88E.
Pasal II
Peraturan Komisi ini mulai berlaku pada tanggal
diundangkan.
jdih.kpu.go.id
- 25 -
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan
pengundangan Peraturan Komisi ini dengan penempatannya
dalam Berita Negara Republik Indonesia.
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 23 September 2020
KETUA KOMISI PEMILIHAN UMUM
REPUBLIK INDONESIA,
ttd.
ARIEF BUDIMAN
Diundangkan di Jakarta
pada tanggal 23 September 2020
DIREKTUR JENDERAL
PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
REPUBLIK INDONESIA,
ttd.
WIDODO EKATJAHJANA
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2020 NOMOR 1068
jdih.kpu.go.id

More Related Content

What's hot

Perbawaslu no. 11 tahun 2015 ttg pengawasan dana kampanye pemilihan
Perbawaslu no. 11 tahun 2015 ttg pengawasan dana kampanye pemilihanPerbawaslu no. 11 tahun 2015 ttg pengawasan dana kampanye pemilihan
Perbawaslu no. 11 tahun 2015 ttg pengawasan dana kampanye pemilihanMTs DARUSSALAM
 
Perbawaslu no. 14 tahun 2015 ttg pengawasan rekapitulasi dan penetapan pemilihan
Perbawaslu no. 14 tahun 2015 ttg pengawasan rekapitulasi dan penetapan pemilihanPerbawaslu no. 14 tahun 2015 ttg pengawasan rekapitulasi dan penetapan pemilihan
Perbawaslu no. 14 tahun 2015 ttg pengawasan rekapitulasi dan penetapan pemilihanMTs DARUSSALAM
 
PKPU nomor 8 tahun 2015
PKPU nomor 8 tahun 2015PKPU nomor 8 tahun 2015
PKPU nomor 8 tahun 2015Arifuddin Ali.
 
Perbawaslu no. 5 tahun 2015 Tentang Pengawasan Tahapan Pencalonan
Perbawaslu no. 5 tahun 2015 Tentang Pengawasan Tahapan PencalonanPerbawaslu no. 5 tahun 2015 Tentang Pengawasan Tahapan Pencalonan
Perbawaslu no. 5 tahun 2015 Tentang Pengawasan Tahapan PencalonanLesmana Putra
 
Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 3 Tahun 2016 tentang Tahapan Program, d...
Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 3 Tahun 2016 tentang Tahapan Program, d...Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 3 Tahun 2016 tentang Tahapan Program, d...
Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 3 Tahun 2016 tentang Tahapan Program, d...Lesmana Putra
 
Perbawaslu no. 3 tahun 2015 Tentang Perubahan Ketiga Atas Perbawaslu Nomor 10...
Perbawaslu no. 3 tahun 2015 Tentang Perubahan Ketiga Atas Perbawaslu Nomor 10...Perbawaslu no. 3 tahun 2015 Tentang Perubahan Ketiga Atas Perbawaslu Nomor 10...
Perbawaslu no. 3 tahun 2015 Tentang Perubahan Ketiga Atas Perbawaslu Nomor 10...Lesmana Putra
 
Undang Undang Nomor 15 tahun 2011 tentang Penyelenggara Pemilu
Undang Undang Nomor 15 tahun 2011  tentang Penyelenggara PemiluUndang Undang Nomor 15 tahun 2011  tentang Penyelenggara Pemilu
Undang Undang Nomor 15 tahun 2011 tentang Penyelenggara PemiluKNPI_bekasi
 
Perbawaslu no. 6 tahun 2015 tentang Pengendalian Gratifikasi
Perbawaslu no. 6 tahun 2015 tentang Pengendalian GratifikasiPerbawaslu no. 6 tahun 2015 tentang Pengendalian Gratifikasi
Perbawaslu no. 6 tahun 2015 tentang Pengendalian GratifikasiLesmana Putra
 
Pkpu 12 2016 perubahan atas peraturan komisi pemilihan umum nomor 7 tahun 201...
Pkpu 12 2016 perubahan atas peraturan komisi pemilihan umum nomor 7 tahun 201...Pkpu 12 2016 perubahan atas peraturan komisi pemilihan umum nomor 7 tahun 201...
Pkpu 12 2016 perubahan atas peraturan komisi pemilihan umum nomor 7 tahun 201...Dede Muhidin
 
Perbawaslu no. 4 tahun 2015 tentang Pengawasan Pemutakhiran Data dan Daftar ...
Perbawaslu no. 4 tahun 2015  tentang Pengawasan Pemutakhiran Data dan Daftar ...Perbawaslu no. 4 tahun 2015  tentang Pengawasan Pemutakhiran Data dan Daftar ...
Perbawaslu no. 4 tahun 2015 tentang Pengawasan Pemutakhiran Data dan Daftar ...Lesmana Putra
 
UU NOMOR 10 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAH...
UU NOMOR 10 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAH...UU NOMOR 10 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAH...
UU NOMOR 10 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAH...Dede Muhidin
 
Pkpu 14 2016 perubahan atas peraturan komisi pemilihan umum nomor 10 tahun 20...
Pkpu 14 2016 perubahan atas peraturan komisi pemilihan umum nomor 10 tahun 20...Pkpu 14 2016 perubahan atas peraturan komisi pemilihan umum nomor 10 tahun 20...
Pkpu 14 2016 perubahan atas peraturan komisi pemilihan umum nomor 10 tahun 20...Dede Muhidin
 
Peraturan Bawaslu Nomor 2 Tahun 2015 tentang Perubahan atas Peraturan badan p...
Peraturan Bawaslu Nomor 2 Tahun 2015 tentang Perubahan atas Peraturan badan p...Peraturan Bawaslu Nomor 2 Tahun 2015 tentang Perubahan atas Peraturan badan p...
Peraturan Bawaslu Nomor 2 Tahun 2015 tentang Perubahan atas Peraturan badan p...Lesmana Putra
 
Pkpu 8 2016 perubahan atas peraturan komisi pemilihan umum nomor 4 tahun 2015...
Pkpu 8 2016 perubahan atas peraturan komisi pemilihan umum nomor 4 tahun 2015...Pkpu 8 2016 perubahan atas peraturan komisi pemilihan umum nomor 4 tahun 2015...
Pkpu 8 2016 perubahan atas peraturan komisi pemilihan umum nomor 4 tahun 2015...Dede Muhidin
 
Kompilasi uu no. 1 tahun 2015 beserta perubahan dengan uu no. 8 tahun 2015
Kompilasi uu no. 1 tahun 2015 beserta perubahan dengan uu no. 8 tahun 2015Kompilasi uu no. 1 tahun 2015 beserta perubahan dengan uu no. 8 tahun 2015
Kompilasi uu no. 1 tahun 2015 beserta perubahan dengan uu no. 8 tahun 2015Lesmana Putra
 
pkpu 02 th 2013 seleksi kpu
pkpu 02 th 2013 seleksi kpupkpu 02 th 2013 seleksi kpu
pkpu 02 th 2013 seleksi kpuKPU KOTA KENDARI
 

What's hot (18)

Perspektif UU 10 th 2016
Perspektif UU 10 th 2016 Perspektif UU 10 th 2016
Perspektif UU 10 th 2016
 
Perbawaslu no. 11 tahun 2015 ttg pengawasan dana kampanye pemilihan
Perbawaslu no. 11 tahun 2015 ttg pengawasan dana kampanye pemilihanPerbawaslu no. 11 tahun 2015 ttg pengawasan dana kampanye pemilihan
Perbawaslu no. 11 tahun 2015 ttg pengawasan dana kampanye pemilihan
 
Perbawaslu no. 14 tahun 2015 ttg pengawasan rekapitulasi dan penetapan pemilihan
Perbawaslu no. 14 tahun 2015 ttg pengawasan rekapitulasi dan penetapan pemilihanPerbawaslu no. 14 tahun 2015 ttg pengawasan rekapitulasi dan penetapan pemilihan
Perbawaslu no. 14 tahun 2015 ttg pengawasan rekapitulasi dan penetapan pemilihan
 
PKPU nomor 8 tahun 2015
PKPU nomor 8 tahun 2015PKPU nomor 8 tahun 2015
PKPU nomor 8 tahun 2015
 
Perbawaslu no. 5 tahun 2015 Tentang Pengawasan Tahapan Pencalonan
Perbawaslu no. 5 tahun 2015 Tentang Pengawasan Tahapan PencalonanPerbawaslu no. 5 tahun 2015 Tentang Pengawasan Tahapan Pencalonan
Perbawaslu no. 5 tahun 2015 Tentang Pengawasan Tahapan Pencalonan
 
Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 3 Tahun 2016 tentang Tahapan Program, d...
Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 3 Tahun 2016 tentang Tahapan Program, d...Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 3 Tahun 2016 tentang Tahapan Program, d...
Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 3 Tahun 2016 tentang Tahapan Program, d...
 
Perbawaslu no. 3 tahun 2015 Tentang Perubahan Ketiga Atas Perbawaslu Nomor 10...
Perbawaslu no. 3 tahun 2015 Tentang Perubahan Ketiga Atas Perbawaslu Nomor 10...Perbawaslu no. 3 tahun 2015 Tentang Perubahan Ketiga Atas Perbawaslu Nomor 10...
Perbawaslu no. 3 tahun 2015 Tentang Perubahan Ketiga Atas Perbawaslu Nomor 10...
 
Undang Undang Nomor 15 tahun 2011 tentang Penyelenggara Pemilu
Undang Undang Nomor 15 tahun 2011  tentang Penyelenggara PemiluUndang Undang Nomor 15 tahun 2011  tentang Penyelenggara Pemilu
Undang Undang Nomor 15 tahun 2011 tentang Penyelenggara Pemilu
 
Perbawaslu no. 6 tahun 2015 tentang Pengendalian Gratifikasi
Perbawaslu no. 6 tahun 2015 tentang Pengendalian GratifikasiPerbawaslu no. 6 tahun 2015 tentang Pengendalian Gratifikasi
Perbawaslu no. 6 tahun 2015 tentang Pengendalian Gratifikasi
 
Pkpu 12 2016 perubahan atas peraturan komisi pemilihan umum nomor 7 tahun 201...
Pkpu 12 2016 perubahan atas peraturan komisi pemilihan umum nomor 7 tahun 201...Pkpu 12 2016 perubahan atas peraturan komisi pemilihan umum nomor 7 tahun 201...
Pkpu 12 2016 perubahan atas peraturan komisi pemilihan umum nomor 7 tahun 201...
 
Perbawaslu no. 4 tahun 2015 tentang Pengawasan Pemutakhiran Data dan Daftar ...
Perbawaslu no. 4 tahun 2015  tentang Pengawasan Pemutakhiran Data dan Daftar ...Perbawaslu no. 4 tahun 2015  tentang Pengawasan Pemutakhiran Data dan Daftar ...
Perbawaslu no. 4 tahun 2015 tentang Pengawasan Pemutakhiran Data dan Daftar ...
 
UU NOMOR 10 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAH...
UU NOMOR 10 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAH...UU NOMOR 10 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAH...
UU NOMOR 10 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAH...
 
Pkpu 14 2016 perubahan atas peraturan komisi pemilihan umum nomor 10 tahun 20...
Pkpu 14 2016 perubahan atas peraturan komisi pemilihan umum nomor 10 tahun 20...Pkpu 14 2016 perubahan atas peraturan komisi pemilihan umum nomor 10 tahun 20...
Pkpu 14 2016 perubahan atas peraturan komisi pemilihan umum nomor 10 tahun 20...
 
Peraturan Bawaslu Nomor 2 Tahun 2015 tentang Perubahan atas Peraturan badan p...
Peraturan Bawaslu Nomor 2 Tahun 2015 tentang Perubahan atas Peraturan badan p...Peraturan Bawaslu Nomor 2 Tahun 2015 tentang Perubahan atas Peraturan badan p...
Peraturan Bawaslu Nomor 2 Tahun 2015 tentang Perubahan atas Peraturan badan p...
 
Pkpu 8 2016 perubahan atas peraturan komisi pemilihan umum nomor 4 tahun 2015...
Pkpu 8 2016 perubahan atas peraturan komisi pemilihan umum nomor 4 tahun 2015...Pkpu 8 2016 perubahan atas peraturan komisi pemilihan umum nomor 4 tahun 2015...
Pkpu 8 2016 perubahan atas peraturan komisi pemilihan umum nomor 4 tahun 2015...
 
Kompilasi uu no. 1 tahun 2015 beserta perubahan dengan uu no. 8 tahun 2015
Kompilasi uu no. 1 tahun 2015 beserta perubahan dengan uu no. 8 tahun 2015Kompilasi uu no. 1 tahun 2015 beserta perubahan dengan uu no. 8 tahun 2015
Kompilasi uu no. 1 tahun 2015 beserta perubahan dengan uu no. 8 tahun 2015
 
pkpu 02 th 2013 seleksi kpu
pkpu 02 th 2013 seleksi kpupkpu 02 th 2013 seleksi kpu
pkpu 02 th 2013 seleksi kpu
 
Pkpu 27 tahun 2013
Pkpu 27 tahun 2013Pkpu 27 tahun 2013
Pkpu 27 tahun 2013
 

Similar to PKPU Nomor 13 Tahun 2020

Undangan Harmonisasi Peraturan KPU
Undangan Harmonisasi Peraturan KPUUndangan Harmonisasi Peraturan KPU
Undangan Harmonisasi Peraturan KPUPrabariniKartika
 
PKPU Nomor 2 Tahun 2020
PKPU Nomor 2 Tahun 2020PKPU Nomor 2 Tahun 2020
PKPU Nomor 2 Tahun 2020Rano Rahman
 
Perbawaslu nomor 9 tahun 2017 tentang pengawasan pemutakhiran data dan penyus...
Perbawaslu nomor 9 tahun 2017 tentang pengawasan pemutakhiran data dan penyus...Perbawaslu nomor 9 tahun 2017 tentang pengawasan pemutakhiran data dan penyus...
Perbawaslu nomor 9 tahun 2017 tentang pengawasan pemutakhiran data dan penyus...Wak Wak
 
Perbawaslu nomor 9 tahun 2017 tentang pengawasan pemutakhiran data dan penyus...
Perbawaslu nomor 9 tahun 2017 tentang pengawasan pemutakhiran data dan penyus...Perbawaslu nomor 9 tahun 2017 tentang pengawasan pemutakhiran data dan penyus...
Perbawaslu nomor 9 tahun 2017 tentang pengawasan pemutakhiran data dan penyus...Wak Wak
 
salinan peraturan bawaslu nomor 3 tahun 2022 (1).pdf
salinan peraturan bawaslu nomor 3 tahun 2022 (1).pdfsalinan peraturan bawaslu nomor 3 tahun 2022 (1).pdf
salinan peraturan bawaslu nomor 3 tahun 2022 (1).pdfMARYONSWPOHWAIN
 
Perwali Bogor soal Pelanggaran Protokol COVID-19
Perwali Bogor soal Pelanggaran Protokol COVID-19Perwali Bogor soal Pelanggaran Protokol COVID-19
Perwali Bogor soal Pelanggaran Protokol COVID-19CIkumparan
 
PERBAWASLU-9-2022.pdf
PERBAWASLU-9-2022.pdfPERBAWASLU-9-2022.pdf
PERBAWASLU-9-2022.pdfSekolahDai
 
Perbawaslu no. 4 tahun 2015 ttg pengawasan pemutakhiran data dalam pemilikada
Perbawaslu no. 4 tahun 2015  ttg pengawasan pemutakhiran data dalam pemilikadaPerbawaslu no. 4 tahun 2015  ttg pengawasan pemutakhiran data dalam pemilikada
Perbawaslu no. 4 tahun 2015 ttg pengawasan pemutakhiran data dalam pemilikadaMTs DARUSSALAM
 
PKPU nomor 11 tahun 2015
PKPU nomor 11 tahun 2015 PKPU nomor 11 tahun 2015
PKPU nomor 11 tahun 2015 Arifuddin Ali.
 
Peraturan KPU Nomor 11 tahun 2015 tentang rekapitulasi penghitungan suara dan...
Peraturan KPU Nomor 11 tahun 2015 tentang rekapitulasi penghitungan suara dan...Peraturan KPU Nomor 11 tahun 2015 tentang rekapitulasi penghitungan suara dan...
Peraturan KPU Nomor 11 tahun 2015 tentang rekapitulasi penghitungan suara dan...Lesmana Putra
 
PKPU nomor 10 tahun 2015.
PKPU nomor 10 tahun 2015.PKPU nomor 10 tahun 2015.
PKPU nomor 10 tahun 2015.Arifuddin Ali.
 
Paeraturan KPU Nomor 10 tahun 2015 tentang Pemungutan dan Penghitungan Suara ...
Paeraturan KPU Nomor 10 tahun 2015 tentang Pemungutan dan Penghitungan Suara ...Paeraturan KPU Nomor 10 tahun 2015 tentang Pemungutan dan Penghitungan Suara ...
Paeraturan KPU Nomor 10 tahun 2015 tentang Pemungutan dan Penghitungan Suara ...Lesmana Putra
 
Pkpu 2 2017 upload
Pkpu 2 2017 uploadPkpu 2 2017 upload
Pkpu 2 2017 uploadWak Wak
 
5 perbawaslu_2022_1_salinanperaturanbawaslunomor5tahun2022.pdf
5 perbawaslu_2022_1_salinanperaturanbawaslunomor5tahun2022.pdf5 perbawaslu_2022_1_salinanperaturanbawaslunomor5tahun2022.pdf
5 perbawaslu_2022_1_salinanperaturanbawaslunomor5tahun2022.pdfaceazulgrana1
 

Similar to PKPU Nomor 13 Tahun 2020 (20)

Undangan Harmonisasi Peraturan KPU
Undangan Harmonisasi Peraturan KPUUndangan Harmonisasi Peraturan KPU
Undangan Harmonisasi Peraturan KPU
 
PKPU Nomor 2 Tahun 2020
PKPU Nomor 2 Tahun 2020PKPU Nomor 2 Tahun 2020
PKPU Nomor 2 Tahun 2020
 
Pkpu 5 thn 2020
Pkpu 5 thn 2020Pkpu 5 thn 2020
Pkpu 5 thn 2020
 
SE KPU 20 Tahun 2020
SE KPU 20 Tahun 2020SE KPU 20 Tahun 2020
SE KPU 20 Tahun 2020
 
Perbawaslu nomor 9 tahun 2017 tentang pengawasan pemutakhiran data dan penyus...
Perbawaslu nomor 9 tahun 2017 tentang pengawasan pemutakhiran data dan penyus...Perbawaslu nomor 9 tahun 2017 tentang pengawasan pemutakhiran data dan penyus...
Perbawaslu nomor 9 tahun 2017 tentang pengawasan pemutakhiran data dan penyus...
 
Perbawaslu nomor 9 tahun 2017 tentang pengawasan pemutakhiran data dan penyus...
Perbawaslu nomor 9 tahun 2017 tentang pengawasan pemutakhiran data dan penyus...Perbawaslu nomor 9 tahun 2017 tentang pengawasan pemutakhiran data dan penyus...
Perbawaslu nomor 9 tahun 2017 tentang pengawasan pemutakhiran data dan penyus...
 
2022pkpu008.pdf
2022pkpu008.pdf2022pkpu008.pdf
2022pkpu008.pdf
 
salinan peraturan bawaslu nomor 3 tahun 2022 (1).pdf
salinan peraturan bawaslu nomor 3 tahun 2022 (1).pdfsalinan peraturan bawaslu nomor 3 tahun 2022 (1).pdf
salinan peraturan bawaslu nomor 3 tahun 2022 (1).pdf
 
PKPU Nomor 9 Tahun 2018
PKPU Nomor 9 Tahun 2018PKPU Nomor 9 Tahun 2018
PKPU Nomor 9 Tahun 2018
 
Perwali Bogor soal Pelanggaran Protokol COVID-19
Perwali Bogor soal Pelanggaran Protokol COVID-19Perwali Bogor soal Pelanggaran Protokol COVID-19
Perwali Bogor soal Pelanggaran Protokol COVID-19
 
PERBAWASLU-9-2022.pdf
PERBAWASLU-9-2022.pdfPERBAWASLU-9-2022.pdf
PERBAWASLU-9-2022.pdf
 
Perbawaslu no. 4 tahun 2015 ttg pengawasan pemutakhiran data dalam pemilikada
Perbawaslu no. 4 tahun 2015  ttg pengawasan pemutakhiran data dalam pemilikadaPerbawaslu no. 4 tahun 2015  ttg pengawasan pemutakhiran data dalam pemilikada
Perbawaslu no. 4 tahun 2015 ttg pengawasan pemutakhiran data dalam pemilikada
 
PKPU nomor 11 tahun 2015
PKPU nomor 11 tahun 2015 PKPU nomor 11 tahun 2015
PKPU nomor 11 tahun 2015
 
Peraturan KPU Nomor 11 tahun 2015 tentang rekapitulasi penghitungan suara dan...
Peraturan KPU Nomor 11 tahun 2015 tentang rekapitulasi penghitungan suara dan...Peraturan KPU Nomor 11 tahun 2015 tentang rekapitulasi penghitungan suara dan...
Peraturan KPU Nomor 11 tahun 2015 tentang rekapitulasi penghitungan suara dan...
 
PKPU nomor 10 tahun 2015.
PKPU nomor 10 tahun 2015.PKPU nomor 10 tahun 2015.
PKPU nomor 10 tahun 2015.
 
Paeraturan KPU Nomor 10 tahun 2015 tentang Pemungutan dan Penghitungan Suara ...
Paeraturan KPU Nomor 10 tahun 2015 tentang Pemungutan dan Penghitungan Suara ...Paeraturan KPU Nomor 10 tahun 2015 tentang Pemungutan dan Penghitungan Suara ...
Paeraturan KPU Nomor 10 tahun 2015 tentang Pemungutan dan Penghitungan Suara ...
 
PKPU Nomor 2 Tahun 2017
PKPU Nomor 2 Tahun 2017PKPU Nomor 2 Tahun 2017
PKPU Nomor 2 Tahun 2017
 
Pkpu 2 2017 upload
Pkpu 2 2017 uploadPkpu 2 2017 upload
Pkpu 2 2017 upload
 
pembekalan PKD 2020.pptx
pembekalan PKD 2020.pptxpembekalan PKD 2020.pptx
pembekalan PKD 2020.pptx
 
5 perbawaslu_2022_1_salinanperaturanbawaslunomor5tahun2022.pdf
5 perbawaslu_2022_1_salinanperaturanbawaslunomor5tahun2022.pdf5 perbawaslu_2022_1_salinanperaturanbawaslunomor5tahun2022.pdf
5 perbawaslu_2022_1_salinanperaturanbawaslunomor5tahun2022.pdf
 

More from RepublikaDigital

Surat Putusan Dewan Pers 85/DP/K/I/2024 tentang aduan Arya Wedakarna
Surat Putusan Dewan Pers 85/DP/K/I/2024 tentang aduan Arya WedakarnaSurat Putusan Dewan Pers 85/DP/K/I/2024 tentang aduan Arya Wedakarna
Surat Putusan Dewan Pers 85/DP/K/I/2024 tentang aduan Arya WedakarnaRepublikaDigital
 
Keterangan Kementerian Luar Negeri Saudi
Keterangan Kementerian Luar Negeri SaudiKeterangan Kementerian Luar Negeri Saudi
Keterangan Kementerian Luar Negeri SaudiRepublikaDigital
 
Putusan Pendahuluan ICJ atas gugatan Afrika Selatan
Putusan Pendahuluan ICJ atas gugatan Afrika SelatanPutusan Pendahuluan ICJ atas gugatan Afrika Selatan
Putusan Pendahuluan ICJ atas gugatan Afrika SelatanRepublikaDigital
 
Putusan Pendahuluan Mahkamah Internasional
Putusan Pendahuluan Mahkamah InternasionalPutusan Pendahuluan Mahkamah Internasional
Putusan Pendahuluan Mahkamah InternasionalRepublikaDigital
 
Surat Pengunduran Diri Craig Mokhiber
Surat Pengunduran Diri Craig MokhiberSurat Pengunduran Diri Craig Mokhiber
Surat Pengunduran Diri Craig MokhiberRepublikaDigital
 
Laporan Dewan HAM PBB Tentang Belanja Senjata Myanmar
Laporan Dewan HAM PBB Tentang Belanja Senjata MyanmarLaporan Dewan HAM PBB Tentang Belanja Senjata Myanmar
Laporan Dewan HAM PBB Tentang Belanja Senjata MyanmarRepublikaDigital
 
UU Darurat Nomor 51 Tahun 1951
UU Darurat Nomor 51 Tahun 1951UU Darurat Nomor 51 Tahun 1951
UU Darurat Nomor 51 Tahun 1951RepublikaDigital
 
Risalah Rapat Komisi I DPR dan Menkominfo pada 1 Februari 2021
Risalah Rapat Komisi I DPR dan Menkominfo pada 1 Februari 2021Risalah Rapat Komisi I DPR dan Menkominfo pada 1 Februari 2021
Risalah Rapat Komisi I DPR dan Menkominfo pada 1 Februari 2021RepublikaDigital
 
Buku-Pilot-Project-Model-Bisnis-Pengembangan-Ekonomi-Pesantren-Berbasis-EBT.pdf
Buku-Pilot-Project-Model-Bisnis-Pengembangan-Ekonomi-Pesantren-Berbasis-EBT.pdfBuku-Pilot-Project-Model-Bisnis-Pengembangan-Ekonomi-Pesantren-Berbasis-EBT.pdf
Buku-Pilot-Project-Model-Bisnis-Pengembangan-Ekonomi-Pesantren-Berbasis-EBT.pdfRepublikaDigital
 
Paparan Potensi Kerisi Lemhannas
Paparan Potensi Kerisi LemhannasPaparan Potensi Kerisi Lemhannas
Paparan Potensi Kerisi LemhannasRepublikaDigital
 
Dokumen DNI soal Laporan Penampakan UFO pada 2022
Dokumen DNI soal Laporan Penampakan UFO pada 2022Dokumen DNI soal Laporan Penampakan UFO pada 2022
Dokumen DNI soal Laporan Penampakan UFO pada 2022RepublikaDigital
 
Pernyataan Sikap Bersama Fraksi Partai Parlemen DPR RI
Pernyataan Sikap Bersama Fraksi Partai Parlemen DPR RIPernyataan Sikap Bersama Fraksi Partai Parlemen DPR RI
Pernyataan Sikap Bersama Fraksi Partai Parlemen DPR RIRepublikaDigital
 
Surat Edaran Vaksin Meningitis
Surat Edaran Vaksin MeningitisSurat Edaran Vaksin Meningitis
Surat Edaran Vaksin MeningitisRepublikaDigital
 
The Muslim 500 2023 edition.pdf
The Muslim 500 2023 edition.pdfThe Muslim 500 2023 edition.pdf
The Muslim 500 2023 edition.pdfRepublikaDigital
 
Kesimpulan dan Rekomendasi TGIPF
Kesimpulan dan Rekomendasi TGIPFKesimpulan dan Rekomendasi TGIPF
Kesimpulan dan Rekomendasi TGIPFRepublikaDigital
 
Masterplan Eksyar_Preview.pdf
Masterplan Eksyar_Preview.pdfMasterplan Eksyar_Preview.pdf
Masterplan Eksyar_Preview.pdfRepublikaDigital
 

More from RepublikaDigital (20)

Surat Putusan Dewan Pers 85/DP/K/I/2024 tentang aduan Arya Wedakarna
Surat Putusan Dewan Pers 85/DP/K/I/2024 tentang aduan Arya WedakarnaSurat Putusan Dewan Pers 85/DP/K/I/2024 tentang aduan Arya Wedakarna
Surat Putusan Dewan Pers 85/DP/K/I/2024 tentang aduan Arya Wedakarna
 
Keterangan Kementerian Luar Negeri Saudi
Keterangan Kementerian Luar Negeri SaudiKeterangan Kementerian Luar Negeri Saudi
Keterangan Kementerian Luar Negeri Saudi
 
Putusan Pendahuluan ICJ atas gugatan Afrika Selatan
Putusan Pendahuluan ICJ atas gugatan Afrika SelatanPutusan Pendahuluan ICJ atas gugatan Afrika Selatan
Putusan Pendahuluan ICJ atas gugatan Afrika Selatan
 
Putusan Pendahuluan Mahkamah Internasional
Putusan Pendahuluan Mahkamah InternasionalPutusan Pendahuluan Mahkamah Internasional
Putusan Pendahuluan Mahkamah Internasional
 
Surat Pengunduran Diri Craig Mokhiber
Surat Pengunduran Diri Craig MokhiberSurat Pengunduran Diri Craig Mokhiber
Surat Pengunduran Diri Craig Mokhiber
 
Nama-nama Korban di Gaza
Nama-nama Korban di GazaNama-nama Korban di Gaza
Nama-nama Korban di Gaza
 
Laporan Dewan HAM PBB Tentang Belanja Senjata Myanmar
Laporan Dewan HAM PBB Tentang Belanja Senjata MyanmarLaporan Dewan HAM PBB Tentang Belanja Senjata Myanmar
Laporan Dewan HAM PBB Tentang Belanja Senjata Myanmar
 
UU Darurat Nomor 51 Tahun 1951
UU Darurat Nomor 51 Tahun 1951UU Darurat Nomor 51 Tahun 1951
UU Darurat Nomor 51 Tahun 1951
 
Risalah Rapat Komisi I DPR dan Menkominfo pada 1 Februari 2021
Risalah Rapat Komisi I DPR dan Menkominfo pada 1 Februari 2021Risalah Rapat Komisi I DPR dan Menkominfo pada 1 Februari 2021
Risalah Rapat Komisi I DPR dan Menkominfo pada 1 Februari 2021
 
Buku-Pilot-Project-Model-Bisnis-Pengembangan-Ekonomi-Pesantren-Berbasis-EBT.pdf
Buku-Pilot-Project-Model-Bisnis-Pengembangan-Ekonomi-Pesantren-Berbasis-EBT.pdfBuku-Pilot-Project-Model-Bisnis-Pengembangan-Ekonomi-Pesantren-Berbasis-EBT.pdf
Buku-Pilot-Project-Model-Bisnis-Pengembangan-Ekonomi-Pesantren-Berbasis-EBT.pdf
 
Paparan Potensi Kerisi Lemhannas
Paparan Potensi Kerisi LemhannasPaparan Potensi Kerisi Lemhannas
Paparan Potensi Kerisi Lemhannas
 
Dokumen DNI soal Laporan Penampakan UFO pada 2022
Dokumen DNI soal Laporan Penampakan UFO pada 2022Dokumen DNI soal Laporan Penampakan UFO pada 2022
Dokumen DNI soal Laporan Penampakan UFO pada 2022
 
Pernyataan Sikap Bersama Fraksi Partai Parlemen DPR RI
Pernyataan Sikap Bersama Fraksi Partai Parlemen DPR RIPernyataan Sikap Bersama Fraksi Partai Parlemen DPR RI
Pernyataan Sikap Bersama Fraksi Partai Parlemen DPR RI
 
Surat Edaran Vaksin Meningitis
Surat Edaran Vaksin MeningitisSurat Edaran Vaksin Meningitis
Surat Edaran Vaksin Meningitis
 
The Muslim 500 2023 edition.pdf
The Muslim 500 2023 edition.pdfThe Muslim 500 2023 edition.pdf
The Muslim 500 2023 edition.pdf
 
Kesimpulan dan Rekomendasi TGIPF
Kesimpulan dan Rekomendasi TGIPFKesimpulan dan Rekomendasi TGIPF
Kesimpulan dan Rekomendasi TGIPF
 
SURAT MAJELIS DPP PPP.pdf
SURAT MAJELIS DPP PPP.pdfSURAT MAJELIS DPP PPP.pdf
SURAT MAJELIS DPP PPP.pdf
 
BPS Agustus 2022.pdf
BPS Agustus 2022.pdfBPS Agustus 2022.pdf
BPS Agustus 2022.pdf
 
BPS Juli.pdf
BPS Juli.pdfBPS Juli.pdf
BPS Juli.pdf
 
Masterplan Eksyar_Preview.pdf
Masterplan Eksyar_Preview.pdfMasterplan Eksyar_Preview.pdf
Masterplan Eksyar_Preview.pdf
 

Recently uploaded

PB.1 BINA SUASANA DAN ORIENTASI BELAJAR.pptx
PB.1 BINA SUASANA DAN ORIENTASI BELAJAR.pptxPB.1 BINA SUASANA DAN ORIENTASI BELAJAR.pptx
PB.1 BINA SUASANA DAN ORIENTASI BELAJAR.pptxBudyHermawan3
 
Membangun Budaya Ber-Integritas ASN.pptx
Membangun Budaya Ber-Integritas ASN.pptxMembangun Budaya Ber-Integritas ASN.pptx
Membangun Budaya Ber-Integritas ASN.pptxBudyHermawan3
 
Permen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka Kredit
Permen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka KreditPermen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka Kredit
Permen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka KreditYOSUAGETMIRAJAGUKGUK1
 
Pengantar dan Teknik Public Speaking.pptx
Pengantar dan Teknik Public Speaking.pptxPengantar dan Teknik Public Speaking.pptx
Pengantar dan Teknik Public Speaking.pptxBudyHermawan3
 
LAPORAN KEPALA DESA. sebagai kewajiban pptx
LAPORAN KEPALA DESA. sebagai kewajiban pptxLAPORAN KEPALA DESA. sebagai kewajiban pptx
LAPORAN KEPALA DESA. sebagai kewajiban pptxBudyHermawan3
 
Tata Kelola Pengadaan barang dan Jasa di Desa pptx
Tata Kelola Pengadaan barang dan Jasa di Desa pptxTata Kelola Pengadaan barang dan Jasa di Desa pptx
Tata Kelola Pengadaan barang dan Jasa di Desa pptxBudyHermawan3
 
Pemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten .pdf
Pemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten  .pdfPemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten  .pdf
Pemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten .pdfHarisKunaifi2
 
PB.2.3 KERJA SAMA DESA. Perspektif Kerja sama Desapptx
PB.2.3 KERJA SAMA DESA. Perspektif Kerja sama DesapptxPB.2.3 KERJA SAMA DESA. Perspektif Kerja sama Desapptx
PB.2.3 KERJA SAMA DESA. Perspektif Kerja sama DesapptxBudyHermawan3
 
Aparatur Sipil Negara sebagai Perekat Bangsa.pptx
Aparatur Sipil Negara sebagai Perekat Bangsa.pptxAparatur Sipil Negara sebagai Perekat Bangsa.pptx
Aparatur Sipil Negara sebagai Perekat Bangsa.pptxBudyHermawan3
 
Perencanaan Pembangunan Desa berbasis akuntabel.pptx
Perencanaan Pembangunan Desa berbasis akuntabel.pptxPerencanaan Pembangunan Desa berbasis akuntabel.pptx
Perencanaan Pembangunan Desa berbasis akuntabel.pptxBudyHermawan3
 
PPT Seminar Kinerja Keuangan Provinsi Sulawesi tengah.pptx
PPT Seminar Kinerja Keuangan Provinsi Sulawesi tengah.pptxPPT Seminar Kinerja Keuangan Provinsi Sulawesi tengah.pptx
PPT Seminar Kinerja Keuangan Provinsi Sulawesi tengah.pptxssuser8905b3
 
Inovasi Pelayanan Publik Pemerintah .pptx
Inovasi Pelayanan Publik Pemerintah .pptxInovasi Pelayanan Publik Pemerintah .pptx
Inovasi Pelayanan Publik Pemerintah .pptxBudyHermawan3
 
PB.2 KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN PEMDES.pptx
PB.2 KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN PEMDES.pptxPB.2 KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN PEMDES.pptx
PB.2 KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN PEMDES.pptxBudyHermawan3
 
Konsep Management RisikoRev Pak Budi.pptx
Konsep Management RisikoRev Pak Budi.pptxKonsep Management RisikoRev Pak Budi.pptx
Konsep Management RisikoRev Pak Budi.pptxBudyHermawan3
 

Recently uploaded (14)

PB.1 BINA SUASANA DAN ORIENTASI BELAJAR.pptx
PB.1 BINA SUASANA DAN ORIENTASI BELAJAR.pptxPB.1 BINA SUASANA DAN ORIENTASI BELAJAR.pptx
PB.1 BINA SUASANA DAN ORIENTASI BELAJAR.pptx
 
Membangun Budaya Ber-Integritas ASN.pptx
Membangun Budaya Ber-Integritas ASN.pptxMembangun Budaya Ber-Integritas ASN.pptx
Membangun Budaya Ber-Integritas ASN.pptx
 
Permen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka Kredit
Permen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka KreditPermen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka Kredit
Permen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka Kredit
 
Pengantar dan Teknik Public Speaking.pptx
Pengantar dan Teknik Public Speaking.pptxPengantar dan Teknik Public Speaking.pptx
Pengantar dan Teknik Public Speaking.pptx
 
LAPORAN KEPALA DESA. sebagai kewajiban pptx
LAPORAN KEPALA DESA. sebagai kewajiban pptxLAPORAN KEPALA DESA. sebagai kewajiban pptx
LAPORAN KEPALA DESA. sebagai kewajiban pptx
 
Tata Kelola Pengadaan barang dan Jasa di Desa pptx
Tata Kelola Pengadaan barang dan Jasa di Desa pptxTata Kelola Pengadaan barang dan Jasa di Desa pptx
Tata Kelola Pengadaan barang dan Jasa di Desa pptx
 
Pemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten .pdf
Pemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten  .pdfPemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten  .pdf
Pemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten .pdf
 
PB.2.3 KERJA SAMA DESA. Perspektif Kerja sama Desapptx
PB.2.3 KERJA SAMA DESA. Perspektif Kerja sama DesapptxPB.2.3 KERJA SAMA DESA. Perspektif Kerja sama Desapptx
PB.2.3 KERJA SAMA DESA. Perspektif Kerja sama Desapptx
 
Aparatur Sipil Negara sebagai Perekat Bangsa.pptx
Aparatur Sipil Negara sebagai Perekat Bangsa.pptxAparatur Sipil Negara sebagai Perekat Bangsa.pptx
Aparatur Sipil Negara sebagai Perekat Bangsa.pptx
 
Perencanaan Pembangunan Desa berbasis akuntabel.pptx
Perencanaan Pembangunan Desa berbasis akuntabel.pptxPerencanaan Pembangunan Desa berbasis akuntabel.pptx
Perencanaan Pembangunan Desa berbasis akuntabel.pptx
 
PPT Seminar Kinerja Keuangan Provinsi Sulawesi tengah.pptx
PPT Seminar Kinerja Keuangan Provinsi Sulawesi tengah.pptxPPT Seminar Kinerja Keuangan Provinsi Sulawesi tengah.pptx
PPT Seminar Kinerja Keuangan Provinsi Sulawesi tengah.pptx
 
Inovasi Pelayanan Publik Pemerintah .pptx
Inovasi Pelayanan Publik Pemerintah .pptxInovasi Pelayanan Publik Pemerintah .pptx
Inovasi Pelayanan Publik Pemerintah .pptx
 
PB.2 KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN PEMDES.pptx
PB.2 KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN PEMDES.pptxPB.2 KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN PEMDES.pptx
PB.2 KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN PEMDES.pptx
 
Konsep Management RisikoRev Pak Budi.pptx
Konsep Management RisikoRev Pak Budi.pptxKonsep Management RisikoRev Pak Budi.pptx
Konsep Management RisikoRev Pak Budi.pptx
 

PKPU Nomor 13 Tahun 2020

  • 1. PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2020 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM NOMOR 6 TAHUN 2020 TENTANG PELAKSANAAN PEMILIHAN GUBERNUR DAN WAKIL GUBERNUR, BUPATI DAN WAKIL BUPATI, DAN/ATAU WALI KOTA DAN WAKIL WALI KOTA SERENTAK LANJUTAN DALAM KONDISI BENCANA NONALAM CORONA VIRUS DISEASE 2019 (COVID-19) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KETUA KOMISI PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa berdasarkan kondisi penyebaran Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) yang semakin meluas, dan hasil evaluasi ketentuan Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 6 Tahun 2020 tentang Pelaksanaan Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur, Bupati dan Wakil Bupati, dan/atau Wali Kota dan Wakil Wali Kota Serentak Lanjutan dalam Kondisi Bencana Nonalam Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 10 Tahun 2020, perlu melakukan perubahan ketentuan kampanye dalam kondisi bencana nonalam Corona Virus Disease 2019 (COVID-19); b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, perlu menetapkan Peraturan Komisi Pemilihan Umum tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 6 Tahun 2020 jdih.kpu.go.id
  • 2. - 2 - tentang Pelaksanaan Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur, Bupati dan Wakil Bupati, dan/atau Wali Kota dan Wakil Wali Kota Serentak Lanjutan dalam Kondisi Bencana Nonalam Corona Virus Disease 2019 (COVID-19); Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2015 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2014 tentang Pemilihan Gubernur, Bupati dan Walikota menjadi Undang-Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 23, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5656) sebagaimana telah beberapa kali diubah, terakhir dengan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2020 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2020 tentang Perubahan Ketiga atas Undang- Undang Nomor 1 Tahun 2015 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2014 tentang Pemilihan Gubernur, Bupati dan Walikota menjadi Undang-Undang menjadi Undang- Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2020 Nomor 193, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6547); 2. Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 8 Tahun 2019 tentang Tata Kerja Komisi Pemilihan Umum, Komisi Pemilihan Umum Provinsi dan Komisi Pemilihan Umum Kabupaten/Kota (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor 320), sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 3 Tahun 2020 tentang Perubahan atas Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 8 Tahun 2019 tentang Tata Kerja Komisi Pemilihan Umum, Komisi Pemilihan Umum Provinsi dan Komisi Pemilihan Umum Kabupaten/Kota (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2020 Nomor 201); 3. Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 6 Tahun 2020 tentang Pelaksanaan Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur, Bupati dan Wakil Bupati, dan/atau Wali Kota jdih.kpu.go.id
  • 3. - 3 - dan Wakil Wali Kota Serentak Lanjutan dalam Kondisi Bencana Nonalam Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2020 Nomor 716), sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 10 Tahun 2020 tentang Perubahan atas Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 6 Tahun 2020 tentang Pelaksanaan Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur, Bupati dan Wakil Bupati, dan/atau Wali Kota dan Wakil Wali Kota Serentak Lanjutan dalam Kondisi Bencana Nonalam Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2020 Nomor 981); MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM NOMOR 6 TAHUN 2020 TENTANG PELAKSANAAN PEMILIHAN GUBERNUR DAN WAKIL GUBERNUR, BUPATI DAN WAKIL BUPATI, DAN/ATAU WALI KOTA DAN WAKIL WALI KOTA SERENTAK LANJUTAN DALAM KONDISI BENCANA NONALAM CORONA VIRUS DISEASE 2019 (COVID- 19). Pasal I Beberapa ketentuan dalam Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 6 Tahun 2020 tentang Pelaksanaan Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur, Bupati dan Wakil Bupati, dan/atau Wali Kota dan Wakil Wali Kota Serentak Lanjutan dalam Kondisi Bencana Nonalam Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2020 Nomor 716), sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 10 Tahun 2020 tentang Perubahan atas Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 6 Tahun 2020 tentang Pelaksanaan Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur, Bupati dan Wakil Bupati, dan/atau Wali Kota dan Wakil Wali Kota Serentak Lanjutan dalam Kondisi Bencana Nonalam Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) jdih.kpu.go.id
  • 4. - 4 - (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2020 Nomor 981), diubah sebagai berikut: 1. Ketentuan angka 25 dan angka 33a Pasal 1 diubah, sehingga Pasal 1 berbunyi sebagai berikut: Pasal 1 Dalam Peraturan Komisi ini, yang dimaksud dengan: 1. Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur, Bupati dan Wakil Bupati, dan/atau Wali Kota dan Wakil Wali Kota yang selanjutnya disebut Pemilihan adalah pelaksanaan kedaulatan rakyat di wilayah provinsi dan kabupaten/kota untuk memilih Gubernur dan Wakil Gubernur, Bupati dan Wakil Bupati, serta Wali Kota dan Wakil Wali Kota secara langsung dan demokratis. 2. Pemilihan Serentak Lanjutan dalam Kondisi Bencana Nonalam Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) yang selanjutnya disebut Pemilihan Serentak Lanjutan adalah Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur, Bupati dan Wakil Bupati, dan/atau Wali Kota dan Wakil Wali Kota yang diselenggarakan jika pada sebagian wilayah Pemilihan, seluruh wilayah Pemilihan, sebagian besar daerah, atau seluruh daerah terjadi bencana nonalam Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) yang mengakibatkan sebagian tahapan penyelenggaraan Pemilihan serentak tidak dapat dilaksanakan secara normal. 3. Komisi Pemilihan Umum yang selanjutnya disingkat KPU adalah lembaga penyelenggara pemilihan umum sebagaimana dimaksud dalam undang- undang yang mengatur mengenai penyelenggara pemilihan umum yang diberikan tugas dan wewenang dalam penyelenggaraan Pemilihan berdasarkan ketentuan yang diatur dalam undang- undang yang mengatur tentang Pemilihan. jdih.kpu.go.id
  • 5. - 5 - 4. KPU Provinsi adalah lembaga penyelenggara pemilihan umum sebagaimana dimaksud dalam undang-undang yang mengatur mengenai penyelenggara pemilihan umum yang diberikan tugas menyelenggarakan Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur berdasarkan ketentuan yang diatur dalam undang-undang yang mengatur tentang Pemilihan. 5. KPU Kabupaten/Kota adalah lembaga penyelenggara pemilihan umum sebagaimana dimaksud dalam undang-undang yang mengatur mengenai penyelenggara pemilihan umum yang diberikan tugas menyelenggarakan Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati serta Wali Kota dan Wakil Wali Kota berdasarkan ketentuan yang diatur dalam undang- undang yang mengatur tentang Pemilihan. 6. Panitia Pemilihan Kecamatan yang selanjutnya disingkat PPK adalah panitia yang dibentuk oleh KPU Kabupaten/Kota untuk menyelenggarakan Pemilihan di tingkat kecamatan atau nama lain. 7. Panitia Pemungutan Suara yang selanjutnya disingkat PPS adalah panitia yang dibentuk oleh KPU Kabupaten/Kota untuk menyelenggarakan Pemilihan di tingkat desa atau sebutan lain/kelurahan. 8. Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara yang selanjutnya disingkat KPPS adalah kelompok yang dibentuk oleh PPS untuk menyelenggarakan pemungutan suara di tempat pemungutan suara. 9. Badan Pengawas Pemilihan Umum yang selanjutnya disebut Bawaslu adalah lembaga penyelenggara pemilihan umum yang bertugas mengawasi penyelenggaraan pemilihan umum di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam undang-undang yang mengatur mengenai penyelenggara pemilihan umum yang diberikan tugas dan wewenang dalam jdih.kpu.go.id
  • 6. - 6 - pengawasan penyelenggaraan Pemilihan berdasarkan ketentuan yang diatur dalam undang- undang Pemilihan. 10. Badan Pengawas Pemilihan Umum Provinsi yang selanjutnya disebut Bawaslu Provinsi adalah lembaga penyelenggara pemilihan umum yang bertugas mengawasi penyelenggaraan pemilihan umum di wilayah provinsi sebagaimana dimaksud dalam undang-undang yang mengatur mengenai penyelenggara pemilihan umum yang diberikan tugas dan wewenang dalam pengawasan penyelenggaraan Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur berdasarkan ketentuan yang diatur dalam undang-undang Pemilihan. 11. Badan Pengawas Pemilu Kabupaten/Kota yang selanjutnya disebut Bawaslu Kabupaten/Kota adalah lembaga penyelenggara pemilihan umum yang bertugas mengawasi penyelenggaraan pemilihan umum di wilayah kabupaten/kota sebagaimana dimaksud dalam undang-undang yang mengatur mengenai penyelenggara pemilihan umum yang diberikan tugas dan wewenang dalam pengawasan penyelenggaraan Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati, dan/atau Wali Kota dan Wakil Wali Kota berdasarkan ketentuan yang diatur dalam undang-undang Pemilihan. 12. Panitia Pengawas Pemilihan Umum Kecamatan yang selanjutnya disebut Panwaslu Kecamatan adalah panitia yang dibentuk oleh Bawaslu Kabupaten/Kota yang bertugas mengawasi penyelenggaraan Pemilihan di wilayah kecamatan atau nama lain. 13. Panitia Pengawas Pemilihan Umum Kelurahan/Desa yang selanjutnya disebut Panwaslu Kelurahan/Desa adalah petugas yang dibentuk oleh Panwaslu Kecamatan yang bertugas mengawasi penyelenggaraan Pemilihan di desa/kelurahan atau sebutan lain. jdih.kpu.go.id
  • 7. - 7 - 14. Pengawas Tempat Pemungutan Suara yang selanjutnya disebut Pengawas TPS adalah petugas yang dibentuk oleh Panwaslu Kecamatan untuk membantu Panwaslu Kelurahan/Desa. 15. Bakal Pasangan Calon Gubernur, Wakil Gubernur, Bupati, Wakil Bupati, Wali Kota atau Wakil Wali Kota yang selanjutnya disebut Bakal Pasangan Calon adalah warga negara Republik Indonesia yang diusulkan oleh Partai Politik atau Gabungan Partai Politik atau perseorangan yang didaftarkan atau mendaftar kepada KPU Provinsi atau KPU Kabupaten/Kota untuk mengikuti Pemilihan. 16. Pasangan Calon Gubernur dan Wakil Gubernur, Bupati dan Wakil Bupati, dan/atau Wali Kota dan Wakil Wali Kota yang selanjutnya disebut Pasangan Calon adalah Bakal Pasangan Calon yang telah memenuhi syarat dan ditetapkan sebagai peserta Pemilihan. 17. Partai Politik Peserta Pemilihan Umum yang selanjutnya disebut Partai Politik adalah partai politik yang telah memenuhi persyaratan sebagai peserta Pemililhan Umum anggota Dewan Perwakilan Rakyat, anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi, dan anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten/Kota. 18. Gabungan Partai Politik adalah gabungan dua atau lebih Partai Politik nasional, atau Gabungan Partai Politik lokal atau Gabungan Partai Politik nasional dan Partai Politik lokal peserta Pemilihan Umum Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, yang secara bersama-sama bersepakat mencalonkan 1 (satu) Pasangan Calon Gubernur dan Wakil Gubernur, Bupati dan Wakil Bupati, dan/atau Wali Kota dan Wakil Wali Kota. jdih.kpu.go.id
  • 8. - 8 - 19. Pemilih adalah penduduk yang berusia paling rendah 17 (tujuh belas) tahun atau sudah/pernah kawin yang terdaftar dalam Pemilihan. 20. Petugas Pemutakhiran Data Pemilih yang selanjutnya disingkat PPDP adalah petugas yang diangkat oleh PPS untuk membantu PPS dalam melakukan pemutakhiran data Pemilih. 21. Daftar Pemilih Sementara yang selanjutnya disingkat DPS adalah daftar Pemilih hasil pemutakhiran Daftar Pemilih Tetap pemilihan umum atau Pemilihan terakhir dengan mempertimbangkan Daftar Penduduk Potensial Pemilih Pemilihan. 22. Daftar Pemilih Tetap yang selanjutnya disingkat DPT adalah DPS yang telah diperbaiki oleh PPS dan ditetapkan oleh KPU Kabupaten/Kota. 23. Pemutakhiran Data Pemilih adalah kegiatan untuk memperbaharui data Pemilih berdasarkan Daftar Pemilih Tetap dari pemilihan umum atau Pemilihan terakhir dan yang dimutakhirkan oleh KPU Kabupaten/Kota dibantu oleh PPK, PPS dan PPDP dengan mempertimbangkan daftar penduduk potensial Pemilih Pemilihan dan dilakukan pencocokan dan penelitian. 24. Pencocokan dan Penelitian yang selanjutnya disebut Coklit adalah kegiatan yang dilakukan oleh PPDP dalam Pemutakhiran Data Pemilih dengan menemui Pemilih secara langsung dan berdasarkan perbaikan dari rukun tetangga/rukun warga atau nama lain, dan tambahan Pemilih. 25. Kampanye Pemilihan yang selanjutnya disebut Kampanye adalah kegiatan untuk meyakinkan Pemilih dengan menawarkan visi, misi, dan program calon Gubernur dan calon Wakil Gubernur, calon Bupati dan calon Wakil Bupati, serta calon Walikota dan calon Wakil Walikota. 26. Tim Kampanye adalah tim yang dibentuk oleh Pasangan Calon bersama-sama dengan Partai Politik jdih.kpu.go.id
  • 9. - 9 - atau Gabungan Partai Politik yang mengusulkan Pasangan Calon atau oleh Pasangan Calon Perseorangan yang didaftarkan ke KPU Provinsi atau KPU Kabupaten/Kota. 27. Penghubung Pasangan Calon adalah tim yang ditugaskan oleh Pasangan Calon untuk menjadi penghubung atau membangun komunikasi antara Pasangan Calon dan/atau Tim Kampanye dengan KPU Provinsi atau KPU Kabupaten/Kota. 28. Alat Peraga Kampanye adalah semua benda atau bentuk lain yang memuat visi, misi, dan program Pasangan Calon, simbol, atau tanda gambar Pasangan Calon yang dipasang untuk keperluan Kampanye yang bertujuan untuk mengajak orang memilih Pasangan Calon tertentu, yang difasilitasi oleh KPU Provinsi atau KPU Kabupaten/Kota yang didanai Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah dan dibiayai sendiri oleh Pasangan Calon. 29. Bahan Kampanye adalah semua benda atau bentuk lain yang memuat visi, misi, program Pasangan Calon, simbol, atau tanda gambar yang disebar untuk keperluan Kampanye yang bertujuan untuk mengajak orang memilih Pasangan Calon tertentu, yang difasilitasi oleh KPU Provinsi atau KPU Kabupaten/Kota yang didanai Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah dan dibiayai sendiri oleh Pasangan Calon. 30. Iklan Kampanye adalah penyampaian pesan Kampanye melalui media cetak dan elektronik berbentuk tulisan, gambar, animasi, promosi, suara, peragaan, sandiwara, debat, dan bentuk lainnya yang dimaksudkan untuk memperkenalkan Pasangan Calon atau meyakinkan Pemilih memberi dukungan kepada Pasangan Calon, yang difasilitasi oleh KPU Provinsi atau KPU Kabupaten/Kota yang didanai Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah. jdih.kpu.go.id
  • 10. - 10 - 31. Lembaga Penyiaran Publik adalah lembaga penyiaran yang berbentuk badan hukum yang didirikan oleh negara, bersifat independen, netral, tidak komersial dan berfungsi memberikan layanan untuk kepentingan masyarakat. 32. Lembaga Penyiaran Swasta adalah lembaga penyiaran yang berbentuk badan hukum Indonesia, yang bidang usahanya khusus menyelenggarakan siaran radio atau siaran televisi. 33. Media Dalam Jaringan yang selanjutnya disebut Media Daring adalah segala bentuk platform media dalam jaringan internet atau online yang memiliki tautan, konten aktual secara multimedia, atau fasilitasi pertemuan virtual dengan menggunakan teknologi informasi. 33a. Media Sosial adalah platform berbasis internet yang bersifat dua arah yang terbuka bagi siapa saja, yang memungkinkan para penggunanya berinteraksi, berpartisipasi, berdiskusi, berkolaborasi, berbagi, serta menciptakan konten berbasis komunitas. 34. Dana Kampanye adalah sejumlah biaya berupa uang, barang dan jasa yang digunakan Pasangan Calon dan/atau Partai Politik atau Gabungan Partai Politik yang mengusulkan Pasangan Calon untuk membiayai kegiatan Kampanye Pemilihan. 35. Laporan Awal Dana Kampanye yang selanjutnya disingkat LADK adalah pembukuan yang memuat informasi rekening khusus Dana Kampanye, sumber perolehan saldo awal atau saldo pembukaan, rincian perhitungan penerimaan dan pengeluaran yang diperoleh sebelum pembukaan rekening khusus Dana Kampanye, dan penerimaan sumbangan yang bersumber dari Pasangan Calon dan/atau Partai Politik atau Gabungan Partai Politik dan pihak lain. 36. Laporan Penerimaan Sumbangan Dana Kampanye yang selanjutnya disingkat LPSDK adalah pembukuan yang memuat seluruh penerimaan yang jdih.kpu.go.id
  • 11. - 11 - diterima Pasangan Calon setelah LADK disampaikan kepada KPU Provinsi atau KPU Kabupaten/Kota. 37. Laporan Penerimaan dan Pengeluaran Dana Kampanye yang selanjutnya disingkat LPPDK adalah pembukuan yang memuat seluruh penerimaan dan pengeluaran Dana Kampanye. 38. Kantor Akuntan Publik yang selanjutnya disingkat KAP adalah badan usaha yang didirikan berdasarkan ketentuan peraturan perundang- undangan dan mendapatkan izin usaha berdasarkan peraturan perundang-undangan yang mengatur mengenai Akuntan Publik. 39. Pemungutan Suara adalah proses pemberian suara oleh Pemilih di tempat pemungutan suara dengan cara mencoblos pada nomor urut, nama, atau foto Pasangan Calon. 40. Penghitungan Suara adalah proses penghitungan Surat Suara oleh KPPS untuk menentukan suara sah yang diperoleh Pasangan Calon, Surat Suara yang dinyatakan tidak sah, Surat Suara yang tidak digunakan dan Surat Suara rusak/keliru dicoblos. 41. Rekapitulasi Hasil Penghitungan Suara adalah proses pencatatan hasil penghitungan perolehan suara oleh PPK, KPU Kabupaten/Kota dan KPU Provinsi. 42. Surat Suara adalah salah satu jenis perlengkapan Pemungutan Suara yang berbentuk lembaran kertas dengan desain khusus yang digunakan oleh Pemilih untuk memberikan suara pada Pemilihan yang memuat foto, nama, dan nomor Pasangan Calon. 43. Tempat Pemungutan Suara yang selanjutnya disingkat TPS adalah tempat dilaksanakannya Pemungutan Suara dan Penghitungan Suara untuk Pemilihan. 44. Saksi Pasangan Calon yang selanjutnya disebut Saksi adalah seseorang yang mendapat surat mandat tertulis dari Pasangan Calon/Tim Kampanye jdih.kpu.go.id
  • 12. - 12 - untuk menyaksikan pelaksanaan Pemungutan dan Penghitungan Suara di TPS. 45. Kartu Tanda Penduduk Elektronik yang selanjutnya disebut KTP-el adalah identitas resmi penduduk sebagai bukti diri yang diterbitkan oleh Instansi Pelaksana yang berlaku di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang– Undang tentang Administrasi Kependudukan. 46. Surat Keterangan adalah surat keterangan telah dilakukan perekaman KTP-el yang diterbitkan oleh perangkat daerah yang menyelenggarakan urusan di bidang kependudukan dan catatan sipil. 47. Rawat Inap adalah pelayanan kepada pasien untuk observasi, perawatan, diagnosis, pengobatan, dan/atau pelayanan kesehatan lainnya dengan menempati tempat tidur di tempat pelayanan kesehatan. 48. Isolasi Mandiri adalah pemisahan orang yang tidak sakit atau terinfeksi dari orang lain sehingga mencegah penyebaran infeksi atau kontaminasi yang dilakukan di rumah atau di tempat lain yang disediakan sebagai tempat karantina. 49. Hari adalah hari kalender. 2. Pasal 11 dihapus. 3. Ketentuan Pasal 55 diubah sehingga berbunyi sebagai berikut: Pasal 55 KPU Provinsi atau KPU Kabupaten/Kota melaksanakan rapat pleno terbuka untuk pengundian nomor urut Pasangan Calon dalam Pemilihan Serentak Lanjutan dengan ketentuan sebagai berikut: a. hanya dihadiri oleh: 1. Pasangan Calon; jdih.kpu.go.id
  • 13. - 13 - 2. 2 (dua) orang perwakilan Bawaslu Provinsi atau Bawaslu Kabupaten/Kota sesuai dengan tingkatannya; 3. 1 (satu) orang Penghubung Pasangan Calon; dan 4. 7 (tujuh) atau 5 (lima) orang anggota KPU Provinsi, atau 5 (lima) orang anggota KPU Kabupaten/Kota; dan b. peserta yang hadir dalam pengundian nomor urut Pasangan Calon sebagaimana dimaksud dalam huruf a wajib menerapkan protokol kesehatan pencegahan dan pengendalian Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 dan Pasal 9. 4. Ketentuan huruf f Pasal 57 diubah sehingga Pasal 57 berbunyi sebagai berikut: Pasal 57 Kampanye Pemilihan Serentak Lanjutan dapat dilaksanakan dengan metode: a. pertemuan terbatas; b. pertemuan tatap muka dan dialog; c. debat publik atau debat terbuka antar-Pasangan Calon; d. penyebaran bahan Kampanye kepada umum; e. pemasangan Alat Peraga Kampanye; f. penayangan Iklan Kampanye di media massa cetak, media massa elektronik, Media Sosial, dan/atau Media Daring; dan/atau g. kegiatan lain yang tidak melanggar larangan Kampanye dan ketentuan peraturan perundang- undangan. jdih.kpu.go.id
  • 14. - 14 - 5. Ketentuan Pasal 58 diubah sehingga berbunyi sebagai berikut: Pasal 58 (1) Partai Politik atau Gabungan Partai Politik, Pasangan Calon, Tim Kampanye, dan/atau pihak lain mengutamakan metode Kampanye pertemuan terbatas dan pertemuan tatap muka dan dialog sebagaimana dimaksud dalam Pasal 57 huruf a dan huruf b dilakukan melalui Media Sosial dan Media Daring. (2) Dalam hal pertemuan terbatas dan pertemuan tatap muka dan dialog sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak dapat dilakukan melalui Media Sosial dan Media Daring, pertemuan terbatas dan pertemuan tatap muka dan dialog dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut: a. dilaksanakan dalam ruangan atau gedung; b. membatasi jumlah peserta yang hadir secara keseluruhan paling banyak 50 (lima puluh) orang dan memperhitungkan jaga jarak paling kurang 1 (satu) meter antarpeserta Kampanye sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 dan Pasal 9, serta dapat diikuti peserta Kampanye melalui Media Sosial dan Media Daring; c. wajib menggunakan alat pelindung diri paling kurang berupa masker yang menutupi hidung dan mulut hingga dagu; d. menyediakan sarana sanitasi yang memadai pada tempat dilaksanakannya kegiatan paling kurang berupa fasilitas cuci tangan dengan air mengalir dan sabun, dan/atau cairan antiseptik berbasis alkohol (handsanitizer); dan e. wajib mematuhi ketentuan mengenai status penanganan Corona Virus Disease 2019 (COVID- 19) pada daerah Pemilihan Serentak Lanjutan setempat yang ditetapkan oleh pemerintah jdih.kpu.go.id
  • 15. - 15 - daerah dan/atau Gugus Tugas Percepatan Penanganan Corona Virus Disease 2019 (COVID- 19). 6. Ketentuan huruf a, huruf b, huruf e, huruf f, dan huruf g Pasal 59 diubah, Pasal 59 huruf a1 dihapus, dan setelah huruf f Pasal 59 ditambahkan 1 (satu) huruf, yakni huruf g sehingga Pasal 59 berbunyi sebagai berikut: Pasal 59 Debat publik atau debat terbuka antar-Pasangan Calon sebagaimana dimaksud dalam Pasal 57 huruf c diselenggarakan oleh KPU Provinsi atau KPU Kabupaten/Kota dengan ketentuan sebagai berikut: a. diselenggarakan di dalam studio Lembaga Penyiaran Publik atau Lembaga Penyiaran Swasta, atau di tempat lainnya yang disiarkan secara langsung; a1. dihapus; b. hanya dihadiri oleh: 1. Pasangan Calon; 2. 2 (dua) orang perwakilan Bawaslu Provinsi atau Bawaslu Kabupaten/Kota sesuai dengan tingkatannya; 3. 4 (empat) orang Tim Kampanye Pasangan Calon; dan 4. 7 (tujuh) atau 5 (lima) orang anggota KPU Provinsi, atau 5 (lima) orang anggota KPU Kabupaten/Kota, dengan wajib menerapkan protokol kesehatan pencegahan dan pengendalian Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 dan Pasal 9; c. dihapus; d. wajib mematuhi ketentuan mengenai status penanganan Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) pada daerah Pemilihan Serentak Lanjutan setempat yang ditetapkan oleh pemerintah daerah dan/atau jdih.kpu.go.id
  • 16. - 16 - Gugus Tugas Percepatan Penanganan Corona Virus Disease 2019 (COVID-19); e. siaran debat publik atau debat terbuka antar- Pasangan Calon dapat dilakukan secara tunda oleh Lembaga Penyiaran Publik atau Lembaga Penyiaran Swasta, apabila siaran langsung sebagaimana dimaksud dalam huruf a tidak dapat dilakukan; dan f. materi debat publik atau debat terbuka dalam Pemilihan Serentak Lanjutan dalam kondisi Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) berupa visi dan misi Pasangan Calon dalam rangka: 1. meningkatkan kesejahteraan masyarakat; 2. memajukan daerah; 3. meningkatkan pelayanan kepada masyarakat; 4. menyelesaikan persoalan daerah; 5. menyerasikan pelaksanaan pembangunan daerah kabupaten/kota dan provinsi dengan nasional; 6. memperkokoh Negara Kesatuan Republik Indonesia dan kebangsaan; dan g. selain materi debat publik atau debat terbuka sebagaimana dimaksud dalam huruf f, juga memuat materi kebijakan dan strategi penanganan, pencegahan dan pengendalian Corona Virus Disease 2019 (COVID-19). 7. Ketentuan Pasal 62 diubah sehingga berbunyi sebagai berikut: Pasal 62 Penayangan Iklan Kampanye sebagaimana dimaksud dalam Pasal 57 huruf f dilaksanakan selama 14 (empat belas) Hari sebelum dimulainya masa tenang. jdih.kpu.go.id
  • 17. - 17 - 8. Ketentuan Pasal 63 diubah sehingga berbunyi sebagai berikut: Pasal 63 Kegiatan lain yang tidak melanggar larangan Kampanye dan ketentuan peraturan perundang-undangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 57 huruf g dilaksanakan dalam bentuk Kampanye melalui Media Sosial dan Media Daring. 9. Pasal 64 dihapus. 10. Di antara Pasal 64 dan Pasal 65 disisipkan 1 (satu) pasal, yakni Pasal 64A, yang berbunyi sebagai berikut: Pasal 64A Pelaksanaan metode Kampanye sebagaimana dimaksud dalam Pasal 57 berpedoman pada ketentuan Peraturan KPU yang mengatur mengenai Kampanye Pemilihan, kecuali ditentukan lain dalam Peraturan Komisi ini. 11. Di antara Pasal 65 dan Pasal 66 disisipkan 1 (satu) pasal, yakni Pasal 65A, yang berbunyi sebagai berikut: Pasal 65A (1) Dalam hal terdapat Pasangan Calon yang ditetapkan sebagai Peserta Pemilihan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 50C ayat (5) dan ayat (6), Pasangan Calon wajib: a. membuka rekening khusus Dana Kampanye pada bank umum paling lambat 1 (satu) Hari setelah ditetapkan sebagai Pasangan Calon oleh KPU Provinsi atau KPU Kabupaten/Kota; b. menyampaikan LADK paling lambat 3 (tiga) Hari sejak ditetapkan sebagai Pasangan Calon oleh KPU Provinsi atau KPU Kabupaten/Kota; dan jdih.kpu.go.id
  • 18. - 18 - c. menyampaikan LPSDK dan LPPDK sesuai dengan jadwal dalam Peraturan KPU yang mengatur mengenai tahapan, program, dan jadwal penyelenggaraan Pemilihan. (2) Dalam hal penetapan Pasangan Calon sebagaimana dimaksud pada ayat (1) melewati jadwal penyampaian LPSDK sebagaimana diatur dalam peraturan KPU yang mengatur mengenai tahapan, program, dan jadwal penyelenggaraan Pemilihan, Pasangan Calon wajib menyampaikan LPSDK setelah menyampaikan LADK sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b dan sebelum jadwal tahapan penyampaian LPPDK. (3) Periode pembukuan Laporan Dana Kampanye untuk Pasangan Calon sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sebagai berikut: a. periode pembukuan LADK dimulai sejak ditetapkan sebagai Pasangan Calon oleh KPU Provinsi atau KPU Kabupaten/Kota sampai dengan 1 (satu) hari sebelum penyampaian LADK; b. periode pembukuan LPSDK dimulai 1 (satu) hari setelah penutupan pembukuan LADK sampai dengan 1 (satu) hari sebelum penyampaian LPSDK; dan c. periode pembukuan LPPDK dimulai sejak ditetapkan sebagai Pasangan Calon oleh KPU Provinsi atau KPU Kabupaten/Kota sampai dengan berakhirnya masa Kampanye. (4) KPU Provinsi atau KPU Kabupaten/Kota menetapkan jadwal penyampaian LADK sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan LPSDK sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dengan Keputusan KPU Provinsi atau KPU Kabupaten/Kota pada saat penetapan Pasangan Calon sebagaimana dimaksud pada ayat (1). jdih.kpu.go.id
  • 19. - 19 - 12. Di antara BAB XI dan BAB XII disisipkan 1 (satu) bab, yakni BAB XIA, yang berbunyi sebagai berikut: BAB XIA LARANGAN DAN SANKSI 13. Di antara Pasal 88 dan Pasal 89 disisipkan 6 (enam) pasal, yakni Pasal 88A, Pasal 88B, Pasal 88C, Pasal 88D, Pasal 88E, dan Pasal 88F, yang berbunyi sebagai berikut: Pasal 88A (1) Setiap Penyelenggara Pemilihan, Pasangan Calon, Partai Politik atau Gabungan Partai Politik, Penghubung Pasangan Calon, Tim Kampanye, dan/atau pihak lain yang terlibat dalam Pemilihan Serentak Lanjutan wajib melaksanakan protokol kesehatan pencegahan dan pengendalian Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 sampai dengan Pasal 9 paling kurang berupa penggunaan masker yang menutupi hidung dan mulut hingga dagu. (2) Dalam hal terdapat pihak yang melanggar kewajiban protokol kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Bawaslu Provinsi, Bawaslu Kabupaten/Kota, Panwaslu Kecamatan, atau Panwaslu Kelurahan/Desa memberikan peringatan secara tertulis pada saat terjadinya pelanggaran kepada pihak yang bersangkutan agar mematuhi ketentuan protokol kesehatan pencegahan dan pengendalian Corona Virus Disease 2019 (COVID-19). (3) Dalam hal pihak yang bersangkutan telah diberikan peringatan tertulis sebagaimana dimaksud pada ayat (2) tetap tidak mematuhi protokol kesehatan pencegahan dan pengendalian Corona Virus Disease 2019 (COVID-19), Bawaslu Provinsi, Bawaslu Kabupaten/Kota, Panwaslu Kecamatan, atau Panwaslu Kelurahan/Desa menyampaikan jdih.kpu.go.id
  • 20. - 20 - pelanggaran protokol kesehatan pencegahan dan pengendalian Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) kepada Kepolisian Negara Republik Indonesia di wilayah setempat untuk diberikan sanksi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Pasal 88B (1) Pasangan Calon, Partai Politik atau Gabungan Partai Politik pengusul, Tim Kampanye, dan/atau pihak lain dilarang melakukan iring-iringan dan menghadirkan massa pendukung di dalam dan di luar ruangan pelaksanaan pengundian nomor urut Pasangan Calon. (2) Pasangan Calon, Partai Politik atau Gabungan Partai Politik pengusul, Tim Kampanye, dan/atau pihak lain yang melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dikenai sanksi berupa peringatan tertulis pada saat terjadinya pelanggaran oleh Bawaslu Provinsi atau Bawaslu Kabupaten/Kota. (3) Dalam hal Pasangan Calon, Partai Politik atau Gabungan Partai Politik pengusul, Tim Kampanye, dan/atau pihak lain telah diberikan peringatan tertulis sebagaimana dimaksud pada ayat (2) tetap melakukan pelanggaran terhadap larangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Bawaslu Provinsi atau Bawaslu Kabupaten/Kota memberikan rekomendasi kepada KPU Provinsi atau KPU Kabupaten/Kota untuk mengenakan sanksi administrasi. (4) KPU Provinsi atau KPU Kabupaten/Kota wajib melaksanakan rekomendasi Bawaslu Provinsi atau Bawaslu Kabupaten/Kota sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dengan mengenakan sanksi administrasi sebagai berikut: a. apabila terdapat 1 (satu) atau beberapa Pasangan Calon yang melakukan pelanggaran jdih.kpu.go.id
  • 21. - 21 - terhadap larangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), maka pengundian nomor urut Pasangan Calon yang bersangkutan dilakukan penundaan sampai dengan Pasangan Calon membuat dan menyampaikan surat pernyataan yang menyatakan tidak akan melakukan pelanggaran terhadap larangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) kepada KPU Provinsi atau KPU Kabupaten/Kota; atau b. apabila seluruh Pasangan Calon melakukan pelanggaran terhadap larangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), maka pengundian nomor urut Pasangan Calon dilakukan penundaan sampai dengan masing-masing Pasangan Calon membuat dan menyampaikan surat pernyataan yang menyatakan tidak akan melakukan pelanggaran terhadap larangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) kepada KPU Provinsi atau KPU Kabupaten/Kota. (5) Pengundian nomor urut Pasangan Calon yang ditunda sebagaimana dimaksud pada ayat (4) dilakukan paling lambat 1 (satu) Hari setelah jadwal pengundian nomor urut Pasangan Calon sebagaimana diatur dalam peraturan KPU yang mengatur mengenai tahapan, program, dan jadwal penyelenggaraan Pemilihan. (6) Pengundian nomor urut Pasangan Calon yang ditunda sebagaimana dimaksud pada ayat (4) huruf a dilakukan dengan mengambil nomor urut yang belum diundi. Pasal 88C (1) Partai Politik atau Gabungan Partai Politik, Pasangan Calon, Tim Kampanye, dan/atau pihak lain dilarang melaksanakan kegiatan lain sebagaimana dimaksud dalam Pasal 57 huruf g dalam bentuk: jdih.kpu.go.id
  • 22. - 22 - a. rapat umum; b. kegiatan kebudayaan berupa pentas seni, panen raya, dan/atau konser musik; c. kegiatan olahraga berupa gerak jalan santai, dan/atau sepeda santai; d. perlombaan; e. kegiatan sosial berupa bazar dan/atau donor darah; dan/atau f. peringatan hari ulang tahun Partai Politik. (2) Partai Politik atau Gabungan Partai Politik, Pasangan Calon, Tim Kampanye, dan/atau pihak lain yang melanggar larangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikenai sanksi: a. peringatan tertulis oleh Bawaslu Provinsi atau Bawaslu Kabupaten/Kota pada saat terjadinya pelanggaran; dan/atau b. penghentian dan pembubaran kegiatan Kampanye di tempat terjadinya pelanggaran oleh Bawaslu Provinsi atau Bawaslu Kabupaten/Kota apabila tidak melaksanakan peringatan tertulis sebagaimana dimaksud dalam huruf a dalam waktu 1 (satu) jam sejak diterbitkan peringatan tertulis. Pasal 88D Pasangan Calon, Partai Politik atau Gabungan Partai Politik pengusul, Penghubung Pasangan Calon, Tim Kampanye, dan/atau pihak lain yang melanggar protokol kesehatan pencegahan dan pengendalian Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) sebagaimana dimaksud dalam Pasal 58, Pasal 59, dan Pasal 60 dikenai sanksi: a. peringatan tertulis oleh Bawaslu Provinsi atau Bawaslu Kabupaten/Kota pada saat terjadinya pelanggaran; b. penghentian dan pembubaran kegiatan Kampanye di tempat terjadinya pelanggaran oleh Bawaslu Provinsi atau Bawaslu Kabupaten/Kota apabila jdih.kpu.go.id
  • 23. - 23 - tidak melaksanakan peringatan tertulis sebagaimana dimaksud dalam huruf a dalam waktu 1 (satu) jam sejak diterbitkan peringatan tertulis; dan/atau c. larangan melakukan metode Kampanye yang dilanggar selama 3 (tiga) Hari berdasarkan rekomendasi Bawaslu Provinsi atau Bawaslu Kabupaten/Kota. Pasal 88E (1) Partai Politik dan Gabungan Partai Politik, Pasangan Calon dan/atau Tim Kampanye dilarang mengikutsertakan balita, anak-anak, ibu hamil atau menyusui, dan orang lanjut usia dalam kegiatan Kampanye yang dilakukan melalui tatap muka secara langsung. (2) Partai Politik atau Gabungan Partai Politik, Pasangan Calon, Petugas Kampanye dan/atau Tim Kampanye dapat melibatkan ibu hamil atau menyusui, dan orang lanjut usia sebagaimana dimaksud pada ayat (1) hanya dalam kegiatan Kampanye melalui Media Sosial dan Media Daring sebagaimana dimaksud dalam Pasal 63 ayat (2). (3) Dalam hal Partai Politik dan Gabungan Partai Politik, Pasangan Calon dan/atau Tim Kampanye melakukan pelanggaran atas ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Bawaslu Provinsi atau Bawaslu Kabupaten/Kota mengenakan sanksi: a. peringatan tertulis pada saat terjadinya pelanggaran; dan/atau b. peserta Kampanye yang sedang hamil atau menyusui dan orang lanjut usia, serta peserta Kampanye yang membawa balita dan anak- anak diperintahkan untuk tidak mengikuti kegiatan Kampanye melalui tatap muka secara langsung. jdih.kpu.go.id
  • 24. - 24 - Pasal 88F Partai Politik atau Gabungan Partai Politik, Pasangan Calon, Penghubung Pasangan Calon, Tim Kampanye, dan/atau pihak lain wajib menindaklanjuti sanksi yang dikenai oleh: a. KPU Provinsi atau KPU Kabupaten/Kota berdasarkan rekomendasi Bawaslu Provinsi atau Bawaslu Kabupaten/Kota; dan b. Bawaslu Provinsi atau Bawaslu Kabupaten/Kota, atas pelanggaran sebagaimana dimaksud dalam Pasal 88A sampai dengan Pasal 88E. Pasal II Peraturan Komisi ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. jdih.kpu.go.id
  • 25. - 25 - Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Komisi ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 23 September 2020 KETUA KOMISI PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA, ttd. ARIEF BUDIMAN Diundangkan di Jakarta pada tanggal 23 September 2020 DIREKTUR JENDERAL PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA, ttd. WIDODO EKATJAHJANA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2020 NOMOR 1068 jdih.kpu.go.id