SlideShare a Scribd company logo
1 of 9
Download to read offline
BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM
REPUBLIK INDONESIA
PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM
REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 6 TAHUN 2015
TENTANG
PENGENDALIAN GRATIFIKASI DI LINGKUNGAN
BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
KETUA BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA,
Menimbang : a. bahwa untuk mewujudkan penyelenggaraan negara yang
bersih dan bebas dari korupsi, kolusi, dan nepotisme di
lingkungan Badan Pengawas Pemilihan Umum, diperlukan
upaya pengendalian penerimaan maupun pemberian
gratifikasi sebagai wujud integritas pegawai dalam
melaksanakan tugas dan fungsi pemerintahan;
b. bahwa untuk meningkatkan pencegahan dan memberikan
pedoman bagi pegawai dalam pelaksanaan pengendalian
gratifikasi, perlu diatur mekanisme pelaporan gratifikasi;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud
dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan
Badan Pengawas Pemilihan Umum tentang Pengendalian
Gratifikasi di Lingkungan Badan Pengawas Pemilihan
Umum;
Mengingat: 1. Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 140, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3874)
sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor
20 Tahun 2001 tentang Perubahan Atas Undang-Undang
Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak
Pidana Korupsi (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2001 Nomor 134, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4150);
2. Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2002 tentang Komisi
Pemberantasan Korupsi (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2002 Nomor 137, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4250);
3. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2011 tentang
Penyelenggara Pemilihan Umum (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2011 Nomor 101, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5246;
4. Peraturan Presiden Nomor 80 Tahun 2012 tentang
Organisasi, Tugas, Fungsi, Wewenang dan Tata Kerja
-2-
Sekretariat Badan Pengawas Pemilihan Umum, Sekretariat
Badan Pengawas Pemilihan Umum Provinsi, Sekretariat
Panitia Pengawas Pemilihan Umum Kabupaten/Kota, dan
Sekretariat Panitia Pengawas Pemilihan Umum Kecamatan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor
181);
5. Peraturan Badan Pengawas Pemilihan Umum Nomor 2
Tahun 2013 tentang Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat
Badan Pengawas Pemilihan Umum, Sekretariat Badan
Pengawas Pemilihan Umum Provinsi, Sekretariat Panitia
Panitia Pengawas Pemilihan Umum Kabupaten/Kota, dan
Sekretariat Panitia Pengawas Pemilihan Umum Kecamatan
(Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 187);
dan
6. Peraturan Komisi Pemberantasan Korupsi Republik
Indonesia Nomor 02 Tahun 2014 Tentang Pedoman
Pelaporan Dan Penetapan Status Gratifikasi;
MEMUTUSKAN:
Menetapkan : PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM
TENTANG PENGENDALIAN GRATIFIKASI DI LINGKUNGAN
BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM.
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan ini yang dimaksud dengan:
1. Gratifikasi adalah gratifikasi sebagaimana dimaksud dalam Undang-
Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana
Korupsi sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 20
Tahun 2001 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 31 Tahun
1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.
2. Pegawai Aparatur Sipil Negara yang selanjutnya disebut Pegawai adalah
Pegawai negeri sipil dan Pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja yang
diangkat oleh pejabat pembina kepegawaian dan diserahi tugas dalam
suatu jabatan pemerintahan atau diserahi tugas negara lainnya dan digaji
berdasarkan peraturan perundang-undangan.
3. Badan Pengawas Pemilihan Umum yang selanjutnya disebut Bawaslu
adalah lembaga penyelenggara pemilihan umum yang bertugas
mengawasi penyelenggaraan pemilihan umum di seluruh wilayah Negara
Kesatuan Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam undang-
undang yang mengatur mengenai penyelenggara pemilihan umum yang
diberikan tugas dan wewenang dalam pengawasan penyelenggaraan
Pemilihan.
4. Badan Pengawas Pemilu Provinsi yang selanjutnya disingkat Bawaslu
Provinsi adalah badan yang dibentuk oleh Bawaslu yang bertugas
mengawasi penyelenggaraan Pemilu di wilayah provinsi.
5. Panitia Pengawas Pemilu Kabupaten/Kota yang selanjutnya disebut
Panwaslu Kabupaten/Kota adalah panitia yang dibentuk oleh Bawaslu
-3-
Provinsi yang bertugas mengawasi penyelenggaraan Pemilu di
kabupaten/kota.
6. Panitia Pengawas Pemilu Kecamatan yang selanjutnya disingkat Panwaslu
Kecamatan adalah panitia yang dibentuk oleh Panwaslu Kabupaten/Kota
yang bertugas mengawasi penyelenggaraan Pemilu di wilayah kecamatan
atau nama lain.
7. Pengawas Pemilu Lapangan adalah petugas yang dibentuk oleh Panwaslu
Kecamatan yang bertugas mengawasi penyelenggaraan Pemilu di desa
atau nama lain/kelurahan.
8. Pengawas Pemilu Luar Negeri adalah petugas yang dibentuk oleh Bawaslu
yang bertugas mengawasi penyelenggara Pemilu di luar negeri.
9. Pengawas Tempat Pemungutan Suara yang selanjutnya disebut Pengawas
TPS adalah petugas yang dibentuk oleh Panwas Kecamatan untuk
membantu Pengawas Pemilu Lapangan.
10. Ketua dan Anggota adalah Ketua dan Anggota Bawaslu, Ketua dan
Anggota Bawaslu Provinsi, Ketua dan Anggota Panwaslu Kabupaten/kota,
serta Ketua dan anggota Panwaslu Kecamatan.
11. Pelapor adalah Ketua dan Anggota, Pengawas Pemilu Lapangan, Pengawas
Pemilu Luar Negeri, Pengawas TPS atau Pegawai yang menyampaikan
laporan atas penolakan dan penerimaan Gratifikasi.
12. Berlaku umum adalah perlakuan yang sama bersifat objektif dan
menyangkut yang khusus/tertentu saja.
13. Kedinasan adalah seluruh aktivitas resmi Ketua dan Anggota, Pengawas
Pemilu Lapangan, Pengawas Pemilu Luar Negeri, atau Pegawai yang
berhubungan dengan pelaksanaan tugas dan fungsi serta jabatannya.
BAB II
PENCEGAHAN GRATIFIKASI
Pasal 2
(1) Ketua dan Anggota, Pengawas Pemilu Lapangan, Pengawas Pemilu Luar
Negeri, Pengawas TPS atau Pegawai wajib menolak Gratifikasi dalam
bentuk uang, barang, dan/atau jasa yang berhubungan dengan
jabatannya dan/atau berlawanan dengan kewajiban atau tugasnya dalam
tugas kedinasan atau di luar tugas kedinasan.
(2) Penolakan Gratifikasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1), wajib
dilaporkan.
(3) Dalam hal Gratifikasi tidak dapat dihindarkan, Ketua dan Anggota,
Pengawas Pemilu Lapangan, Pengawas Pemilu Luar Negeri, Pengawas TPS
atau Pegawai wajib melaporkan penerimaan Gratifikasi.
(4) Gratifikasi yang tidak dapat dihindarkan sebagaimana dimaksud pada
ayat (3) merupakan Gratifikasi yang tidak diketahui proses pemberiannya
dan/atau tidak diketahui identitas pemberi.
Pasal 3
Kewajiban menolak Gratifikasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1)
yang meliputi:
1. terkait dengan pemberian pelayanan pada masyarakat;
2. terkait dengan tugas penyusunan anggaran;
3. terkait dengan tugas proses pemeriksaan/klarifikasi, audit, monitoring
dan evaluasi;
4. terkait dengan pelaksanaan perjalanan dinas;
5. dalam proses penerimaan/promosi/mutasi pegawai;
-4-
6. sebagai akibat perjanjian kerjasama/kontrak/kesepakatan dengan pihak
lain yang bertentangan dengan undang-undang;
7. sebagai ungkapan terima kasih sebelum, selama atau setelah proses
pengadaan barang dan jasa;
8. dalam pelaksanaan pekerjaan yang terkait dengan jabatan dan
bertentangan dengan kewajiban/tugasnya;
9. dalam proses komunikasi, negosiasi, dan pelaksanaan kegiatan dengan
pihak lain terkait dengan pelaksanaan tugas dan kewenangannya; dan
10. dari pihak ketiga atau dari bawahan ke atasan pada hari raya
keagamaan.
Pasal 4
(1) Kewajiban sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2, dikecualikan terhadap:
a. di dalam tugas kedinasan, yang meliputi:
1. diperoleh dari kegiatan resmi kedinasan seperti rapat,
seminar, lokakarya, konferensi, pelatihan atau kegiatan lain
sejenis yang berlaku secara umum berupa seminar kits, sertifikat,
plakat, dan cinderamata;
2. diperoleh dari acara resmi kedinasan dalam bentuk
hidangan/sajian/jamuan berupa makanan dan minuman yang
berlaku umum; dan
3. kompensasi biaya yang diterima berupa honorarium, transportasi,
akomodasi dan biaya lainnya sebagaimana diatur dalam peraturan
perundang-undangan mengenai Standar Biaya Umum dan
Standar Biaya Khusus, sepanjang tidak terdapat pembiayaan
ganda atau melanggar ketentuan yang berlaku di lingkungan
Bawaslu.
b. di luar tugas kedinasan, yang meliputi:
1. diperoleh dari hubungan keluarga sedarah dalam garis
keturunan lurus dua derajat atau dalam garis keturunan ke
samping satu derajat sepanjang tidak mempunyai konflik
kepentingan dengan penerima Gratifikasi;
2. yang diperoleh dari hadiah yang berbentuk uang, jasa, atau
barang yang memiliki nilai jual dalam rangka pesta pernikahan,
kelahiran, aqiqah, baptis, khitanan, dan potong gigi serta upacara
adat/agama lainnya dengan batasan nilai keseluruhan paling
banyak Rp1.000.000,00 (satu juta rupiah) per pemberian per
orang;
3. pemberian yang diperoleh yang terkait dengan musibah atau
bencana yang dialami oleh pimpinan, Pegawai, atau
bapak/ibu/mertua/suami/istri/anak/cucu dari Ketua dan
Anggota, Pengawas Pemilu Lapangan, Pengawas Pemilu Luar
Negeri, Pengawas TPS dan Pegawai dengan batasan nilai
keseluruhan paling banyak Rp1.000.000,00 (satu juta rupiah) per
pemberian per orang;
4. pemberian sesama Ketua dan Anggota, Pengawas Pemilu
Lapangan, Pengawas Pemilu Luar Negeri, Pengawas TPS atau
Pegawai dalam rangka pisah sambut, pensiun, promosi jabatan,
dan ulang tahun yang tidak dalam bentuk uang paling banyak
Rp1.000.000,00 (satu juta rupiah) per pemberian per orang
dengan total pemberian Rp1.000.000,00 (satu juta rupiah) dalam
1 (satu) tahun dari pemberi yang sama;
5. diperoleh dari hadiah langsung/undian, diskon/rabat, voucher,
point rewards, cinderamata atau souvenir yang berlaku secara
umum dan tidak terkait dengan kedinasan;
-5-
6. hidangan/sajian atau jasa yang berlaku umum;
7. diperoleh karena prestasi akademis atau non-akademis
(kejuaraan/perlombaan/ kompetisi) dengan biaya sendiri dan
tidak terkait dengan kedinasan;
8. diperoleh dari keuntungan/bunga dari penempatan dana,
investasi atau kepemilikan saham pribadi yang berlaku secara
umum dan tidak terkait dengan kedinasan; dan
9. diperoleh dari kompensasi atas profesi di luar kedinasan yang
tidak terkait dengan tugas fungsi dari Pegawai negeri atau
penyelenggara negara, dan tidak melanggar konflik kepentingan
dan kode etik pegawai.
(2) Penerimaan dalam tugas kedinasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf a tidak boleh melebihi jumlah paling banyak Rp1.000.000,00 (satu
juta rupiah) kecuali ditentukan lain dalam peraturan perundang-
undangan atau ketentuan yang berlaku.
Pasal 5
(1) Dalam hal penerimaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 bukan
dalam bentuk uang, penerimaan tersebut dihitung berdasarkan harga
pasar pada saat pemberian.
(2) Dalam hal penerimaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 dalam
bentuk valuta asing, penerimaan tersebut dihitung berdasarkan kurs
tengah Bank Indonesia pada tanggal penerimaan atau hari kerja
terdekat pada tanggal penerimaan.
Pasal 6
Ketua dan Anggota, Pengawas Pemilu Lapangan, Pengawas Pemilu Luar
Negeri, Pengawas TPS atau Pegawai yang menolak penerimaan Gratifikasi,
wajib melaporkan kepada unit pengendalian Gratifikasi untuk menghindari
adanya risiko melekat dikemudian hari terhadap para pihak.
BAB III
UNIT PENGENDALIAN GRATIFIKASI
Pasal 7
(1) Pengendalian Gratifikasi di lingkungan Bawaslu dilaksanakan oleh
Sekretaris Jenderal.
(2) Dalam melaksanakan pengendalian Gratifikasi sebagaimana dimaksud
pada ayat (1), Sekretaris Jenderal berdasarkan persetujuan Ketua dan
Anggota Bawaslu membentuk unit pengendalian Gratifikasi.
(3) Unit pengendalian Gratifikasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
merupakan unit non struktural.
Pasal 8
(1) Keanggotaan unit pengendalian Gratifikasi sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 7 terdiri atas:
a. 1 (satu) orang ketua merangkap anggota;
b. 1 (satu) orang sekretaris merangkap anggota;
c. 5 (lima) orang anggota dari Sekretariat Jenderal Bawaslu RI; dan
d. 34 (tiga puluh empat) orang anggota dari Kepala Sekretariat Bawaslu
Provinsi.
(2) Keanggotaan unit pengendalian Gratifikasi sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) ditetapkan dengan Keputusan Sekretaris Jenderal Bawaslu.
-6-
Pasal 9
Pelaksanaan tugas unit pengendalian Gratifikasi dibantu oleh kesekretariatan
yang berkedudukan pada satuan kerja yang menangani tugas dan fungsi
pengawasan internal.
BAB IV
TATA CARA PELAPORAN
Bagian Kesatu
Pelaporan Penerimaan Gratifikasi
Pasal 10
(1) Ketua dan Anggota, Pengawas Pemilu Lapangan, Pengawas Pemilu Luar
Negeri, Pengawas TPS dan Pegawai melaporkan secara tertulis
penerimaan Gratifikasi kepada Komisi Pemberantasan Korupsi melalui
Unit Pengendalian Gratifikasi.
(2) Laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disampaikan secara
manual atau melalui media elektronik dengan mengisi formulir laporan
Gratifikasi.
(3) Laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (2), paling sedikit memuat:
a. Nama dan alamat lengkap Pelapor dan pemberi Gratifikasi;
b. Jabatan Pelapor Gratifikasi;
c. Tempat dan waktu penerimaan Gratifikasi;
d. Uraian jenis Gratifikasi yang diterima dengan melampirkan bukti
dalam bentuk sampel atau foto;
e. Nilai atau taksiran nilai Gratifikasi yang diterima; dan
f. Kronologis penerimaan Gratifikasi.
(4) Laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) disampaikan dalam jangka
waktu paling lama 14 (empat belas) hari kerja terhitung sejak tanggal
penerimaan Gratifikasi.
Pasal 11
(1) Laporan Gratifikasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 harus dicatat
dan dilakukan reviu awal oleh unit pengendalian Gratifikasi.
(2) Reviu awal sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi:
a. reviu atas kelengkapan laporan Gratifikasi; dan
b. reviu atas laporan Gratifikasi
(3) Dalam hal diperlukan, unit pengendalian Gratifikasi dapat meminta
keterangan kepada pihak Pelapor terkait kelengkapan laporan.
Pasal 12
(1) Hasil reviu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 disusun dalam bentuk
rekapitulasi laporan Gratifikasi.
(2) Rekapitulasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) paling sedikit memuat:
a. Nama dan alamat lengkap Pelapor dan/atau pemberi Gratifikasi;
b. Pangkat, golongan, dan/atau jabatan Pelapor;
c. Tempat dan waktu penerimaan Gratifikasi;
d. Uraian jenis, nilai, dan/atau taksiran nilai Gratifikasi; dan
e. Penjelasan umum.
Pasal 13
Unit pengendalian Gratifikasi menyampaikan hasil rekapitulasi sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 12 kepada Komisi Pemberantasan Korupsi dalam
-7-
jangka waktu paling lama 14 (empat belas) hari kerja terhitung sejak tanggal
laporan Gratifikasi diterima.
Pasal 14
(1) Pelapor menindaklanjuti penetapan status kepemilikan Gratifikasi yang
telah ditetapkan oleh Pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi dalam
jangka waktu paling lama 3 (tiga) hari terhitung sejak tanggal diterimanya
penetapan.
(2) Dalam hal hasil penetapan disampaikan melalui unit pengendalian
Gratifikasi kepada Pelapor, unit pengendalian Gratifikasi menyampaikan
hasil penetapan dalam jangka waktu paling lama 3 (tiga) hari terhitung
sejak tanggal diterimanya penetapan.
(3) Tindak lanjut terhadap hasil penetapan yang disampaikan melalui unit
pengendalian Gratifikasi ditindaklanjuti sebagaimana dimaksud pada
ayat (1).
Pasal 15
Kewajiban penyerahan Gratifikasi yang berbentuk uang dan/atau barang
melalui unit pengendalian Gratifikasi atau secara langsung kepada Komisi
Pemberantasan Korupsi dapat dilakukan setelah mendapatkan penetapan
status kepemilikan Gratifikasi oleh Pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi.
Bagian Kedua
Pelaporan Penolakan Gratifikasi
Pasal 16
(1) Ketua dan Anggota, Pengawas Pemilu Lapangan, Pengawas Pemilu Luar
Negeri, Pengawas TPS dan Pegawai melaporkan secara tertulis penolakan
Gratifikasi kepada Komisi Pemberantasan Korupsi melalui Unit
Pengendalian Gratifikasi.
(2) Laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disampaikan secara
manual atau melalui media elektronik dengan mengisi formulir laporan
Gratifikasi.
(3) Laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (2), paling sedikit memuat:
a. Nama dan alamat lengkap Pelapor dan pemberi Gratifikasi;
b. Jabatan Pelapor Gratifikasi;
c. Tempat dan waktu penolakan Gratifikasi;
d. Uraian jenis Gratifikasi yang ditolak dan/atau nilai dan taksiran nilai
Gratifikasi yang ditolak; dan
e. Kronologis penolakan Gratifikasi.
(4) Laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) disampaikan dalam jangka
waktu paling lama 7 (tujuh) hari kerja terhitung sejak tanggal penolakan
Gratifikasi; dan
(5) Ketentuan mengenai penyampaian laporan penerimaan Gratifikasi
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 sampai dengan Pasal 12 berlaku
secara mutatis mutandis terhadap penyampaian laporan penolakan
Gratifikasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1).
-8-
BAB V
PERLINDUNGAN, PENGHARGAAN, DAN SANKSI
Pasal 17
(1) Setiap Pelapor yang melaporkan Gratifikasi kepada Komisi
Pemberantasan Korupsi melalui unit pengendalian Gratifikasi wajib
dilindungi hak dan kewajibannya.
(2) Tata cara perlindungan Pelapor sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Pasal 18
Pelaksanaan terhadap pelaporan Gratifikasi yang diatur dalam Peraturan
Badan Pengawas Pemilihan Umum ini diberikan penghargaan atau sanksi
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
BAB VI
SOSIALISASI
Pasal 19
Pencegahan gratifikasi dapat dilakukan dengan cara antara lain:
1. Penguatan integritas;
2. Peningkatan profesionalitas; dan
3. Pelaksanaan tata kelola pemerintahan yang baik.
BAB VII
PENDANAAN
Pasal 20
Segala pendanaan yang diperlukan untuk melaksanakan pengendalian
Gratifikasi sebagaimana diatur dalam Peraturan Badan Pengawas Pemilihan
Umum ini dibebankan pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
Badan Pengawas Pemilihan Umum.
BAB VIII
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 21
Peraturan Badan Pengawas Pemilihan Umum ini mulai berlaku pada tanggal
diundangkan.
-9-
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan
Badan Pengawas Pemilihan Umum ini dengan penempatannya dalam Berita
Negara Republik Indonesia.
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 22 Mei 2015
KETUA BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM
REPUBLIK INDONESIA,
Ttd.
MUHAMMAD
Diundangkan di Jakarta
pada tanggal 26 Mei 2015 6 Mei 2013
MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
REPUBLIK INDONESIA,
Ttd
Ttd.
YASONNA H. LAOLY
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2015 NOMOR 793

More Related Content

What's hot

Perbawaslu no. 14 tahun 2015 ttg pengawasan rekapitulasi dan penetapan pemilihan
Perbawaslu no. 14 tahun 2015 ttg pengawasan rekapitulasi dan penetapan pemilihanPerbawaslu no. 14 tahun 2015 ttg pengawasan rekapitulasi dan penetapan pemilihan
Perbawaslu no. 14 tahun 2015 ttg pengawasan rekapitulasi dan penetapan pemilihanMTs DARUSSALAM
 
Perbawaslu no. 11 tahun 2015 ttg pengawasan dana kampanye pemilihan
Perbawaslu no. 11 tahun 2015 ttg pengawasan dana kampanye pemilihanPerbawaslu no. 11 tahun 2015 ttg pengawasan dana kampanye pemilihan
Perbawaslu no. 11 tahun 2015 ttg pengawasan dana kampanye pemilihanMTs DARUSSALAM
 
Undang Undang Nomor 15 tahun 2011 tentang Penyelenggara Pemilu
Undang Undang Nomor 15 tahun 2011  tentang Penyelenggara PemiluUndang Undang Nomor 15 tahun 2011  tentang Penyelenggara Pemilu
Undang Undang Nomor 15 tahun 2011 tentang Penyelenggara PemiluKNPI_bekasi
 
PKPU nomor 8 tahun 2015
PKPU nomor 8 tahun 2015PKPU nomor 8 tahun 2015
PKPU nomor 8 tahun 2015Arifuddin Ali.
 
Perbawaslu no. 4 tahun 2015 tentang Pengawasan Pemutakhiran Data dan Daftar ...
Perbawaslu no. 4 tahun 2015  tentang Pengawasan Pemutakhiran Data dan Daftar ...Perbawaslu no. 4 tahun 2015  tentang Pengawasan Pemutakhiran Data dan Daftar ...
Perbawaslu no. 4 tahun 2015 tentang Pengawasan Pemutakhiran Data dan Daftar ...Lesmana Putra
 
Tugas dan wewenang panwaslu kecamatan
Tugas dan wewenang panwaslu kecamatanTugas dan wewenang panwaslu kecamatan
Tugas dan wewenang panwaslu kecamatanSeptian Muna Barakati
 
pkpu 02 th 2013 seleksi kpu
pkpu 02 th 2013 seleksi kpupkpu 02 th 2013 seleksi kpu
pkpu 02 th 2013 seleksi kpuKPU KOTA KENDARI
 
PKPU nomor 9 tahun 2015
PKPU nomor 9 tahun 2015 PKPU nomor 9 tahun 2015
PKPU nomor 9 tahun 2015 Arifuddin Ali.
 
Uu nomor 8 tahun 2015
Uu nomor 8 tahun 2015Uu nomor 8 tahun 2015
Uu nomor 8 tahun 2015KPUwakatobi
 
Implementasi UU Nomor 1 Tahun 2015 dan UU Nomor 8 tahun 2015
Implementasi UU Nomor 1 Tahun 2015 dan UU Nomor 8 tahun 2015Implementasi UU Nomor 1 Tahun 2015 dan UU Nomor 8 tahun 2015
Implementasi UU Nomor 1 Tahun 2015 dan UU Nomor 8 tahun 2015Election Commision
 
Kompilasi uu no. 1 tahun 2015 beserta perubahan dengan uu no. 8 tahun 2015
Kompilasi uu no. 1 tahun 2015 beserta perubahan dengan uu no. 8 tahun 2015Kompilasi uu no. 1 tahun 2015 beserta perubahan dengan uu no. 8 tahun 2015
Kompilasi uu no. 1 tahun 2015 beserta perubahan dengan uu no. 8 tahun 2015Lesmana Putra
 
Peraturan Bawaslu Nomor 2 Tahun 2015 tentang Perubahan atas Peraturan badan p...
Peraturan Bawaslu Nomor 2 Tahun 2015 tentang Perubahan atas Peraturan badan p...Peraturan Bawaslu Nomor 2 Tahun 2015 tentang Perubahan atas Peraturan badan p...
Peraturan Bawaslu Nomor 2 Tahun 2015 tentang Perubahan atas Peraturan badan p...Lesmana Putra
 

What's hot (16)

Perbawaslu no. 14 tahun 2015 ttg pengawasan rekapitulasi dan penetapan pemilihan
Perbawaslu no. 14 tahun 2015 ttg pengawasan rekapitulasi dan penetapan pemilihanPerbawaslu no. 14 tahun 2015 ttg pengawasan rekapitulasi dan penetapan pemilihan
Perbawaslu no. 14 tahun 2015 ttg pengawasan rekapitulasi dan penetapan pemilihan
 
Perbawaslu no. 11 tahun 2015 ttg pengawasan dana kampanye pemilihan
Perbawaslu no. 11 tahun 2015 ttg pengawasan dana kampanye pemilihanPerbawaslu no. 11 tahun 2015 ttg pengawasan dana kampanye pemilihan
Perbawaslu no. 11 tahun 2015 ttg pengawasan dana kampanye pemilihan
 
Undang Undang Nomor 15 tahun 2011 tentang Penyelenggara Pemilu
Undang Undang Nomor 15 tahun 2011  tentang Penyelenggara PemiluUndang Undang Nomor 15 tahun 2011  tentang Penyelenggara Pemilu
Undang Undang Nomor 15 tahun 2011 tentang Penyelenggara Pemilu
 
PKPU nomor 8 tahun 2015
PKPU nomor 8 tahun 2015PKPU nomor 8 tahun 2015
PKPU nomor 8 tahun 2015
 
Perbawaslu no. 4 tahun 2015 tentang Pengawasan Pemutakhiran Data dan Daftar ...
Perbawaslu no. 4 tahun 2015  tentang Pengawasan Pemutakhiran Data dan Daftar ...Perbawaslu no. 4 tahun 2015  tentang Pengawasan Pemutakhiran Data dan Daftar ...
Perbawaslu no. 4 tahun 2015 tentang Pengawasan Pemutakhiran Data dan Daftar ...
 
Tugas dan wewenang panwaslu kecamatan
Tugas dan wewenang panwaslu kecamatanTugas dan wewenang panwaslu kecamatan
Tugas dan wewenang panwaslu kecamatan
 
pkpu 02 th 2013 seleksi kpu
pkpu 02 th 2013 seleksi kpupkpu 02 th 2013 seleksi kpu
pkpu 02 th 2013 seleksi kpu
 
Pkpu 25 2013
Pkpu 25 2013Pkpu 25 2013
Pkpu 25 2013
 
Pkpu 27 tahun 2013
Pkpu 27 tahun 2013Pkpu 27 tahun 2013
Pkpu 27 tahun 2013
 
PKPU nomor 9 tahun 2015
PKPU nomor 9 tahun 2015 PKPU nomor 9 tahun 2015
PKPU nomor 9 tahun 2015
 
(25.2.2013) pkpu 03 2013
(25.2.2013) pkpu 03 2013(25.2.2013) pkpu 03 2013
(25.2.2013) pkpu 03 2013
 
Pkpu 05 2013 dapil-ok
Pkpu 05 2013 dapil-okPkpu 05 2013 dapil-ok
Pkpu 05 2013 dapil-ok
 
Uu nomor 8 tahun 2015
Uu nomor 8 tahun 2015Uu nomor 8 tahun 2015
Uu nomor 8 tahun 2015
 
Implementasi UU Nomor 1 Tahun 2015 dan UU Nomor 8 tahun 2015
Implementasi UU Nomor 1 Tahun 2015 dan UU Nomor 8 tahun 2015Implementasi UU Nomor 1 Tahun 2015 dan UU Nomor 8 tahun 2015
Implementasi UU Nomor 1 Tahun 2015 dan UU Nomor 8 tahun 2015
 
Kompilasi uu no. 1 tahun 2015 beserta perubahan dengan uu no. 8 tahun 2015
Kompilasi uu no. 1 tahun 2015 beserta perubahan dengan uu no. 8 tahun 2015Kompilasi uu no. 1 tahun 2015 beserta perubahan dengan uu no. 8 tahun 2015
Kompilasi uu no. 1 tahun 2015 beserta perubahan dengan uu no. 8 tahun 2015
 
Peraturan Bawaslu Nomor 2 Tahun 2015 tentang Perubahan atas Peraturan badan p...
Peraturan Bawaslu Nomor 2 Tahun 2015 tentang Perubahan atas Peraturan badan p...Peraturan Bawaslu Nomor 2 Tahun 2015 tentang Perubahan atas Peraturan badan p...
Peraturan Bawaslu Nomor 2 Tahun 2015 tentang Perubahan atas Peraturan badan p...
 

Similar to Perbawaslu no. 6 tahun 2015 tentang Pengendalian Gratifikasi

Presentasi kajian penindakan dugaan pelanggaran
Presentasi kajian penindakan dugaan pelanggaranPresentasi kajian penindakan dugaan pelanggaran
Presentasi kajian penindakan dugaan pelanggaranBilly Adam Fisher
 
5 perbawaslu_2022_1_salinanperaturanbawaslunomor5tahun2022.pdf
5 perbawaslu_2022_1_salinanperaturanbawaslunomor5tahun2022.pdf5 perbawaslu_2022_1_salinanperaturanbawaslunomor5tahun2022.pdf
5 perbawaslu_2022_1_salinanperaturanbawaslunomor5tahun2022.pdfaceazulgrana1
 
salinan peraturan bawaslu nomor 3 tahun 2022 (1).pdf
salinan peraturan bawaslu nomor 3 tahun 2022 (1).pdfsalinan peraturan bawaslu nomor 3 tahun 2022 (1).pdf
salinan peraturan bawaslu nomor 3 tahun 2022 (1).pdfMARYONSWPOHWAIN
 
PKPU nomor 5 tahun 2015.
PKPU nomor 5 tahun 2015.PKPU nomor 5 tahun 2015.
PKPU nomor 5 tahun 2015.Arifuddin Ali.
 
Pkpu 3 2016 tentang tahapan, program, dan jadwal penyelenggaraan pemilihan g...
Pkpu 3 2016  tentang tahapan, program, dan jadwal penyelenggaraan pemilihan g...Pkpu 3 2016  tentang tahapan, program, dan jadwal penyelenggaraan pemilihan g...
Pkpu 3 2016 tentang tahapan, program, dan jadwal penyelenggaraan pemilihan g...Dede Muhidin
 
Perbawaslu nomor 9 tahun 2017 tentang pengawasan pemutakhiran data dan penyus...
Perbawaslu nomor 9 tahun 2017 tentang pengawasan pemutakhiran data dan penyus...Perbawaslu nomor 9 tahun 2017 tentang pengawasan pemutakhiran data dan penyus...
Perbawaslu nomor 9 tahun 2017 tentang pengawasan pemutakhiran data dan penyus...Wak Wak
 
Perbawaslu nomor 9 tahun 2017 tentang pengawasan pemutakhiran data dan penyus...
Perbawaslu nomor 9 tahun 2017 tentang pengawasan pemutakhiran data dan penyus...Perbawaslu nomor 9 tahun 2017 tentang pengawasan pemutakhiran data dan penyus...
Perbawaslu nomor 9 tahun 2017 tentang pengawasan pemutakhiran data dan penyus...Wak Wak
 
Bap pp 53 tata cara pemeriksaan penjatuhandan penyampaian keputusan hukuman d...
Bap pp 53 tata cara pemeriksaan penjatuhandan penyampaian keputusan hukuman d...Bap pp 53 tata cara pemeriksaan penjatuhandan penyampaian keputusan hukuman d...
Bap pp 53 tata cara pemeriksaan penjatuhandan penyampaian keputusan hukuman d...Isme Thian
 
teknis penyelenggaraan pilkada 2015
teknis penyelenggaraan pilkada 2015teknis penyelenggaraan pilkada 2015
teknis penyelenggaraan pilkada 2015SMPN 1 Cikidang
 
Pkpu 14 2016 perubahan atas peraturan komisi pemilihan umum nomor 10 tahun 20...
Pkpu 14 2016 perubahan atas peraturan komisi pemilihan umum nomor 10 tahun 20...Pkpu 14 2016 perubahan atas peraturan komisi pemilihan umum nomor 10 tahun 20...
Pkpu 14 2016 perubahan atas peraturan komisi pemilihan umum nomor 10 tahun 20...Dede Muhidin
 
Potensi Pelanggaran dan Tindak Pidana Pada Tahapan Pilkada
Potensi Pelanggaran dan Tindak Pidana Pada Tahapan PilkadaPotensi Pelanggaran dan Tindak Pidana Pada Tahapan Pilkada
Potensi Pelanggaran dan Tindak Pidana Pada Tahapan PilkadaElection Commision
 
TATA KERJA DAN POLA HUBUNGAN PANWASLU KECAMATAN DENGAN SEKRETARIAT.pptx
TATA KERJA DAN POLA HUBUNGAN PANWASLU KECAMATAN DENGAN SEKRETARIAT.pptxTATA KERJA DAN POLA HUBUNGAN PANWASLU KECAMATAN DENGAN SEKRETARIAT.pptx
TATA KERJA DAN POLA HUBUNGAN PANWASLU KECAMATAN DENGAN SEKRETARIAT.pptxHardiFadli1
 
Penanganan Pelanggaran _Orientasi WasCam.pptx
Penanganan Pelanggaran _Orientasi WasCam.pptxPenanganan Pelanggaran _Orientasi WasCam.pptx
Penanganan Pelanggaran _Orientasi WasCam.pptxAndreFuadi
 

Similar to Perbawaslu no. 6 tahun 2015 tentang Pengendalian Gratifikasi (20)

2022pkpu008.pdf
2022pkpu008.pdf2022pkpu008.pdf
2022pkpu008.pdf
 
Presentasi kajian penindakan dugaan pelanggaran
Presentasi kajian penindakan dugaan pelanggaranPresentasi kajian penindakan dugaan pelanggaran
Presentasi kajian penindakan dugaan pelanggaran
 
PKPU Nomor 8 Tahun 2017
PKPU Nomor 8 Tahun 2017PKPU Nomor 8 Tahun 2017
PKPU Nomor 8 Tahun 2017
 
5 perbawaslu_2022_1_salinanperaturanbawaslunomor5tahun2022.pdf
5 perbawaslu_2022_1_salinanperaturanbawaslunomor5tahun2022.pdf5 perbawaslu_2022_1_salinanperaturanbawaslunomor5tahun2022.pdf
5 perbawaslu_2022_1_salinanperaturanbawaslunomor5tahun2022.pdf
 
salinan peraturan bawaslu nomor 3 tahun 2022 (1).pdf
salinan peraturan bawaslu nomor 3 tahun 2022 (1).pdfsalinan peraturan bawaslu nomor 3 tahun 2022 (1).pdf
salinan peraturan bawaslu nomor 3 tahun 2022 (1).pdf
 
Netralitas ASN dalam Pilkada, Sebuah Keharusan!
Netralitas ASN dalam Pilkada, Sebuah Keharusan!Netralitas ASN dalam Pilkada, Sebuah Keharusan!
Netralitas ASN dalam Pilkada, Sebuah Keharusan!
 
PKPU nomor 5 tahun 2015.
PKPU nomor 5 tahun 2015.PKPU nomor 5 tahun 2015.
PKPU nomor 5 tahun 2015.
 
Pkpu 3 2016 tentang tahapan, program, dan jadwal penyelenggaraan pemilihan g...
Pkpu 3 2016  tentang tahapan, program, dan jadwal penyelenggaraan pemilihan g...Pkpu 3 2016  tentang tahapan, program, dan jadwal penyelenggaraan pemilihan g...
Pkpu 3 2016 tentang tahapan, program, dan jadwal penyelenggaraan pemilihan g...
 
Perbawaslu nomor 9 tahun 2017 tentang pengawasan pemutakhiran data dan penyus...
Perbawaslu nomor 9 tahun 2017 tentang pengawasan pemutakhiran data dan penyus...Perbawaslu nomor 9 tahun 2017 tentang pengawasan pemutakhiran data dan penyus...
Perbawaslu nomor 9 tahun 2017 tentang pengawasan pemutakhiran data dan penyus...
 
Perbawaslu nomor 9 tahun 2017 tentang pengawasan pemutakhiran data dan penyus...
Perbawaslu nomor 9 tahun 2017 tentang pengawasan pemutakhiran data dan penyus...Perbawaslu nomor 9 tahun 2017 tentang pengawasan pemutakhiran data dan penyus...
Perbawaslu nomor 9 tahun 2017 tentang pengawasan pemutakhiran data dan penyus...
 
Materi Coklit.pptx
Materi Coklit.pptxMateri Coklit.pptx
Materi Coklit.pptx
 
Bap pp 53 tata cara pemeriksaan penjatuhandan penyampaian keputusan hukuman d...
Bap pp 53 tata cara pemeriksaan penjatuhandan penyampaian keputusan hukuman d...Bap pp 53 tata cara pemeriksaan penjatuhandan penyampaian keputusan hukuman d...
Bap pp 53 tata cara pemeriksaan penjatuhandan penyampaian keputusan hukuman d...
 
PKPU 10 Tahun 2020
PKPU 10 Tahun 2020PKPU 10 Tahun 2020
PKPU 10 Tahun 2020
 
teknis penyelenggaraan pilkada 2015
teknis penyelenggaraan pilkada 2015teknis penyelenggaraan pilkada 2015
teknis penyelenggaraan pilkada 2015
 
Perbawaslu no 1_2014
Perbawaslu no 1_2014Perbawaslu no 1_2014
Perbawaslu no 1_2014
 
Pkpu 14 2016 perubahan atas peraturan komisi pemilihan umum nomor 10 tahun 20...
Pkpu 14 2016 perubahan atas peraturan komisi pemilihan umum nomor 10 tahun 20...Pkpu 14 2016 perubahan atas peraturan komisi pemilihan umum nomor 10 tahun 20...
Pkpu 14 2016 perubahan atas peraturan komisi pemilihan umum nomor 10 tahun 20...
 
Potensi Pelanggaran dan Tindak Pidana Pada Tahapan Pilkada
Potensi Pelanggaran dan Tindak Pidana Pada Tahapan PilkadaPotensi Pelanggaran dan Tindak Pidana Pada Tahapan Pilkada
Potensi Pelanggaran dan Tindak Pidana Pada Tahapan Pilkada
 
BAHAN_HAMDAN.pdf
BAHAN_HAMDAN.pdfBAHAN_HAMDAN.pdf
BAHAN_HAMDAN.pdf
 
TATA KERJA DAN POLA HUBUNGAN PANWASLU KECAMATAN DENGAN SEKRETARIAT.pptx
TATA KERJA DAN POLA HUBUNGAN PANWASLU KECAMATAN DENGAN SEKRETARIAT.pptxTATA KERJA DAN POLA HUBUNGAN PANWASLU KECAMATAN DENGAN SEKRETARIAT.pptx
TATA KERJA DAN POLA HUBUNGAN PANWASLU KECAMATAN DENGAN SEKRETARIAT.pptx
 
Penanganan Pelanggaran _Orientasi WasCam.pptx
Penanganan Pelanggaran _Orientasi WasCam.pptxPenanganan Pelanggaran _Orientasi WasCam.pptx
Penanganan Pelanggaran _Orientasi WasCam.pptx
 

More from Lesmana Putra

Perbawaslu no. 2 tahun 2015 ttg perubahan perbawaslu no. 11 tahun 2014 ttg pe...
Perbawaslu no. 2 tahun 2015 ttg perubahan perbawaslu no. 11 tahun 2014 ttg pe...Perbawaslu no. 2 tahun 2015 ttg perubahan perbawaslu no. 11 tahun 2014 ttg pe...
Perbawaslu no. 2 tahun 2015 ttg perubahan perbawaslu no. 11 tahun 2014 ttg pe...Lesmana Putra
 
Panduan KPU Kab/kota dalam Pemutakhiran Data Pemilih
Panduan KPU Kab/kota dalam Pemutakhiran Data PemilihPanduan KPU Kab/kota dalam Pemutakhiran Data Pemilih
Panduan KPU Kab/kota dalam Pemutakhiran Data PemilihLesmana Putra
 
Mari awasi Bersama I
Mari awasi Bersama IMari awasi Bersama I
Mari awasi Bersama ILesmana Putra
 
7. pengumuman penyerahan syarat dukungan pencalonan pemilihan gubernur dan wa...
7. pengumuman penyerahan syarat dukungan pencalonan pemilihan gubernur dan wa...7. pengumuman penyerahan syarat dukungan pencalonan pemilihan gubernur dan wa...
7. pengumuman penyerahan syarat dukungan pencalonan pemilihan gubernur dan wa...Lesmana Putra
 
Peraturan KPU Nomor 11 tahun 2015 tentang rekapitulasi penghitungan suara dan...
Peraturan KPU Nomor 11 tahun 2015 tentang rekapitulasi penghitungan suara dan...Peraturan KPU Nomor 11 tahun 2015 tentang rekapitulasi penghitungan suara dan...
Peraturan KPU Nomor 11 tahun 2015 tentang rekapitulasi penghitungan suara dan...Lesmana Putra
 
Paeraturan KPU Nomor 10 tahun 2015 tentang Pemungutan dan Penghitungan Suara ...
Paeraturan KPU Nomor 10 tahun 2015 tentang Pemungutan dan Penghitungan Suara ...Paeraturan KPU Nomor 10 tahun 2015 tentang Pemungutan dan Penghitungan Suara ...
Paeraturan KPU Nomor 10 tahun 2015 tentang Pemungutan dan Penghitungan Suara ...Lesmana Putra
 
Peraturan KPU Nomor 9 tahun 2015 tentang pencalonan Pemilihan Gubernur dan Wa...
Peraturan KPU Nomor 9 tahun 2015 tentang pencalonan Pemilihan Gubernur dan Wa...Peraturan KPU Nomor 9 tahun 2015 tentang pencalonan Pemilihan Gubernur dan Wa...
Peraturan KPU Nomor 9 tahun 2015 tentang pencalonan Pemilihan Gubernur dan Wa...Lesmana Putra
 
Peraturan KPU Nomor 8 tahun 2015 tentang Dana Kampanye Peserta Pemilihan Gube...
Peraturan KPU Nomor 8 tahun 2015 tentang Dana Kampanye Peserta Pemilihan Gube...Peraturan KPU Nomor 8 tahun 2015 tentang Dana Kampanye Peserta Pemilihan Gube...
Peraturan KPU Nomor 8 tahun 2015 tentang Dana Kampanye Peserta Pemilihan Gube...Lesmana Putra
 
Peraturan KPU No. 4 tahun 2015 tentang pemutakhiran data dan daftar pemilih
Peraturan KPU No. 4 tahun 2015 tentang pemutakhiran data dan daftar pemilihPeraturan KPU No. 4 tahun 2015 tentang pemutakhiran data dan daftar pemilih
Peraturan KPU No. 4 tahun 2015 tentang pemutakhiran data dan daftar pemilihLesmana Putra
 
Peraturan KPU No. 2 tahun 2015 tentang tahapan Pemilihan Gubernur dan Wakil G...
Peraturan KPU No. 2 tahun 2015 tentang tahapan Pemilihan Gubernur dan Wakil G...Peraturan KPU No. 2 tahun 2015 tentang tahapan Pemilihan Gubernur dan Wakil G...
Peraturan KPU No. 2 tahun 2015 tentang tahapan Pemilihan Gubernur dan Wakil G...Lesmana Putra
 
Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 4 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Reklame
Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 4 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan ReklamePeraturan Daerah Kota Bandung Nomor 4 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Reklame
Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 4 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan ReklameLesmana Putra
 
Perda kota depok thn 2012 no 16 ttg pembinaan dan pengawasan ketertiban umum
Perda kota depok thn 2012 no 16 ttg pembinaan dan pengawasan ketertiban umumPerda kota depok thn 2012 no 16 ttg pembinaan dan pengawasan ketertiban umum
Perda kota depok thn 2012 no 16 ttg pembinaan dan pengawasan ketertiban umumLesmana Putra
 
Undang Undang Nomor 15 Tahun 2011 tentang Penyelenggara Pemilu
Undang Undang Nomor 15 Tahun 2011 tentang Penyelenggara PemiluUndang Undang Nomor 15 Tahun 2011 tentang Penyelenggara Pemilu
Undang Undang Nomor 15 Tahun 2011 tentang Penyelenggara PemiluLesmana Putra
 
Undang Undang Nomor 8 Tahun 2015 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor ...
Undang Undang Nomor 8 Tahun 2015  tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor ...Undang Undang Nomor 8 Tahun 2015  tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor ...
Undang Undang Nomor 8 Tahun 2015 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor ...Lesmana Putra
 
UU No. 1 Tahun 2015 tentang PENETAPAN PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG U...
UU No. 1 Tahun 2015 tentang PENETAPAN PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG U...UU No. 1 Tahun 2015 tentang PENETAPAN PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG U...
UU No. 1 Tahun 2015 tentang PENETAPAN PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG U...Lesmana Putra
 

More from Lesmana Putra (15)

Perbawaslu no. 2 tahun 2015 ttg perubahan perbawaslu no. 11 tahun 2014 ttg pe...
Perbawaslu no. 2 tahun 2015 ttg perubahan perbawaslu no. 11 tahun 2014 ttg pe...Perbawaslu no. 2 tahun 2015 ttg perubahan perbawaslu no. 11 tahun 2014 ttg pe...
Perbawaslu no. 2 tahun 2015 ttg perubahan perbawaslu no. 11 tahun 2014 ttg pe...
 
Panduan KPU Kab/kota dalam Pemutakhiran Data Pemilih
Panduan KPU Kab/kota dalam Pemutakhiran Data PemilihPanduan KPU Kab/kota dalam Pemutakhiran Data Pemilih
Panduan KPU Kab/kota dalam Pemutakhiran Data Pemilih
 
Mari awasi Bersama I
Mari awasi Bersama IMari awasi Bersama I
Mari awasi Bersama I
 
7. pengumuman penyerahan syarat dukungan pencalonan pemilihan gubernur dan wa...
7. pengumuman penyerahan syarat dukungan pencalonan pemilihan gubernur dan wa...7. pengumuman penyerahan syarat dukungan pencalonan pemilihan gubernur dan wa...
7. pengumuman penyerahan syarat dukungan pencalonan pemilihan gubernur dan wa...
 
Peraturan KPU Nomor 11 tahun 2015 tentang rekapitulasi penghitungan suara dan...
Peraturan KPU Nomor 11 tahun 2015 tentang rekapitulasi penghitungan suara dan...Peraturan KPU Nomor 11 tahun 2015 tentang rekapitulasi penghitungan suara dan...
Peraturan KPU Nomor 11 tahun 2015 tentang rekapitulasi penghitungan suara dan...
 
Paeraturan KPU Nomor 10 tahun 2015 tentang Pemungutan dan Penghitungan Suara ...
Paeraturan KPU Nomor 10 tahun 2015 tentang Pemungutan dan Penghitungan Suara ...Paeraturan KPU Nomor 10 tahun 2015 tentang Pemungutan dan Penghitungan Suara ...
Paeraturan KPU Nomor 10 tahun 2015 tentang Pemungutan dan Penghitungan Suara ...
 
Peraturan KPU Nomor 9 tahun 2015 tentang pencalonan Pemilihan Gubernur dan Wa...
Peraturan KPU Nomor 9 tahun 2015 tentang pencalonan Pemilihan Gubernur dan Wa...Peraturan KPU Nomor 9 tahun 2015 tentang pencalonan Pemilihan Gubernur dan Wa...
Peraturan KPU Nomor 9 tahun 2015 tentang pencalonan Pemilihan Gubernur dan Wa...
 
Peraturan KPU Nomor 8 tahun 2015 tentang Dana Kampanye Peserta Pemilihan Gube...
Peraturan KPU Nomor 8 tahun 2015 tentang Dana Kampanye Peserta Pemilihan Gube...Peraturan KPU Nomor 8 tahun 2015 tentang Dana Kampanye Peserta Pemilihan Gube...
Peraturan KPU Nomor 8 tahun 2015 tentang Dana Kampanye Peserta Pemilihan Gube...
 
Peraturan KPU No. 4 tahun 2015 tentang pemutakhiran data dan daftar pemilih
Peraturan KPU No. 4 tahun 2015 tentang pemutakhiran data dan daftar pemilihPeraturan KPU No. 4 tahun 2015 tentang pemutakhiran data dan daftar pemilih
Peraturan KPU No. 4 tahun 2015 tentang pemutakhiran data dan daftar pemilih
 
Peraturan KPU No. 2 tahun 2015 tentang tahapan Pemilihan Gubernur dan Wakil G...
Peraturan KPU No. 2 tahun 2015 tentang tahapan Pemilihan Gubernur dan Wakil G...Peraturan KPU No. 2 tahun 2015 tentang tahapan Pemilihan Gubernur dan Wakil G...
Peraturan KPU No. 2 tahun 2015 tentang tahapan Pemilihan Gubernur dan Wakil G...
 
Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 4 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Reklame
Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 4 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan ReklamePeraturan Daerah Kota Bandung Nomor 4 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Reklame
Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 4 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Reklame
 
Perda kota depok thn 2012 no 16 ttg pembinaan dan pengawasan ketertiban umum
Perda kota depok thn 2012 no 16 ttg pembinaan dan pengawasan ketertiban umumPerda kota depok thn 2012 no 16 ttg pembinaan dan pengawasan ketertiban umum
Perda kota depok thn 2012 no 16 ttg pembinaan dan pengawasan ketertiban umum
 
Undang Undang Nomor 15 Tahun 2011 tentang Penyelenggara Pemilu
Undang Undang Nomor 15 Tahun 2011 tentang Penyelenggara PemiluUndang Undang Nomor 15 Tahun 2011 tentang Penyelenggara Pemilu
Undang Undang Nomor 15 Tahun 2011 tentang Penyelenggara Pemilu
 
Undang Undang Nomor 8 Tahun 2015 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor ...
Undang Undang Nomor 8 Tahun 2015  tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor ...Undang Undang Nomor 8 Tahun 2015  tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor ...
Undang Undang Nomor 8 Tahun 2015 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor ...
 
UU No. 1 Tahun 2015 tentang PENETAPAN PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG U...
UU No. 1 Tahun 2015 tentang PENETAPAN PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG U...UU No. 1 Tahun 2015 tentang PENETAPAN PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG U...
UU No. 1 Tahun 2015 tentang PENETAPAN PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG U...
 

Perbawaslu no. 6 tahun 2015 tentang Pengendalian Gratifikasi

  • 1. BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG PENGENDALIAN GRATIFIKASI DI LINGKUNGAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KETUA BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa untuk mewujudkan penyelenggaraan negara yang bersih dan bebas dari korupsi, kolusi, dan nepotisme di lingkungan Badan Pengawas Pemilihan Umum, diperlukan upaya pengendalian penerimaan maupun pemberian gratifikasi sebagai wujud integritas pegawai dalam melaksanakan tugas dan fungsi pemerintahan; b. bahwa untuk meningkatkan pencegahan dan memberikan pedoman bagi pegawai dalam pelaksanaan pengendalian gratifikasi, perlu diatur mekanisme pelaporan gratifikasi; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Badan Pengawas Pemilihan Umum tentang Pengendalian Gratifikasi di Lingkungan Badan Pengawas Pemilihan Umum; Mengingat: 1. Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3874) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2001 Nomor 134, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4150); 2. Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2002 tentang Komisi Pemberantasan Korupsi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 137, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4250); 3. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2011 tentang Penyelenggara Pemilihan Umum (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 101, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5246; 4. Peraturan Presiden Nomor 80 Tahun 2012 tentang Organisasi, Tugas, Fungsi, Wewenang dan Tata Kerja
  • 2. -2- Sekretariat Badan Pengawas Pemilihan Umum, Sekretariat Badan Pengawas Pemilihan Umum Provinsi, Sekretariat Panitia Pengawas Pemilihan Umum Kabupaten/Kota, dan Sekretariat Panitia Pengawas Pemilihan Umum Kecamatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 181); 5. Peraturan Badan Pengawas Pemilihan Umum Nomor 2 Tahun 2013 tentang Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Badan Pengawas Pemilihan Umum, Sekretariat Badan Pengawas Pemilihan Umum Provinsi, Sekretariat Panitia Panitia Pengawas Pemilihan Umum Kabupaten/Kota, dan Sekretariat Panitia Pengawas Pemilihan Umum Kecamatan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 187); dan 6. Peraturan Komisi Pemberantasan Korupsi Republik Indonesia Nomor 02 Tahun 2014 Tentang Pedoman Pelaporan Dan Penetapan Status Gratifikasi; MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM TENTANG PENGENDALIAN GRATIFIKASI DI LINGKUNGAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan ini yang dimaksud dengan: 1. Gratifikasi adalah gratifikasi sebagaimana dimaksud dalam Undang- Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi. 2. Pegawai Aparatur Sipil Negara yang selanjutnya disebut Pegawai adalah Pegawai negeri sipil dan Pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja yang diangkat oleh pejabat pembina kepegawaian dan diserahi tugas dalam suatu jabatan pemerintahan atau diserahi tugas negara lainnya dan digaji berdasarkan peraturan perundang-undangan. 3. Badan Pengawas Pemilihan Umum yang selanjutnya disebut Bawaslu adalah lembaga penyelenggara pemilihan umum yang bertugas mengawasi penyelenggaraan pemilihan umum di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam undang- undang yang mengatur mengenai penyelenggara pemilihan umum yang diberikan tugas dan wewenang dalam pengawasan penyelenggaraan Pemilihan. 4. Badan Pengawas Pemilu Provinsi yang selanjutnya disingkat Bawaslu Provinsi adalah badan yang dibentuk oleh Bawaslu yang bertugas mengawasi penyelenggaraan Pemilu di wilayah provinsi. 5. Panitia Pengawas Pemilu Kabupaten/Kota yang selanjutnya disebut Panwaslu Kabupaten/Kota adalah panitia yang dibentuk oleh Bawaslu
  • 3. -3- Provinsi yang bertugas mengawasi penyelenggaraan Pemilu di kabupaten/kota. 6. Panitia Pengawas Pemilu Kecamatan yang selanjutnya disingkat Panwaslu Kecamatan adalah panitia yang dibentuk oleh Panwaslu Kabupaten/Kota yang bertugas mengawasi penyelenggaraan Pemilu di wilayah kecamatan atau nama lain. 7. Pengawas Pemilu Lapangan adalah petugas yang dibentuk oleh Panwaslu Kecamatan yang bertugas mengawasi penyelenggaraan Pemilu di desa atau nama lain/kelurahan. 8. Pengawas Pemilu Luar Negeri adalah petugas yang dibentuk oleh Bawaslu yang bertugas mengawasi penyelenggara Pemilu di luar negeri. 9. Pengawas Tempat Pemungutan Suara yang selanjutnya disebut Pengawas TPS adalah petugas yang dibentuk oleh Panwas Kecamatan untuk membantu Pengawas Pemilu Lapangan. 10. Ketua dan Anggota adalah Ketua dan Anggota Bawaslu, Ketua dan Anggota Bawaslu Provinsi, Ketua dan Anggota Panwaslu Kabupaten/kota, serta Ketua dan anggota Panwaslu Kecamatan. 11. Pelapor adalah Ketua dan Anggota, Pengawas Pemilu Lapangan, Pengawas Pemilu Luar Negeri, Pengawas TPS atau Pegawai yang menyampaikan laporan atas penolakan dan penerimaan Gratifikasi. 12. Berlaku umum adalah perlakuan yang sama bersifat objektif dan menyangkut yang khusus/tertentu saja. 13. Kedinasan adalah seluruh aktivitas resmi Ketua dan Anggota, Pengawas Pemilu Lapangan, Pengawas Pemilu Luar Negeri, atau Pegawai yang berhubungan dengan pelaksanaan tugas dan fungsi serta jabatannya. BAB II PENCEGAHAN GRATIFIKASI Pasal 2 (1) Ketua dan Anggota, Pengawas Pemilu Lapangan, Pengawas Pemilu Luar Negeri, Pengawas TPS atau Pegawai wajib menolak Gratifikasi dalam bentuk uang, barang, dan/atau jasa yang berhubungan dengan jabatannya dan/atau berlawanan dengan kewajiban atau tugasnya dalam tugas kedinasan atau di luar tugas kedinasan. (2) Penolakan Gratifikasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1), wajib dilaporkan. (3) Dalam hal Gratifikasi tidak dapat dihindarkan, Ketua dan Anggota, Pengawas Pemilu Lapangan, Pengawas Pemilu Luar Negeri, Pengawas TPS atau Pegawai wajib melaporkan penerimaan Gratifikasi. (4) Gratifikasi yang tidak dapat dihindarkan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) merupakan Gratifikasi yang tidak diketahui proses pemberiannya dan/atau tidak diketahui identitas pemberi. Pasal 3 Kewajiban menolak Gratifikasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) yang meliputi: 1. terkait dengan pemberian pelayanan pada masyarakat; 2. terkait dengan tugas penyusunan anggaran; 3. terkait dengan tugas proses pemeriksaan/klarifikasi, audit, monitoring dan evaluasi; 4. terkait dengan pelaksanaan perjalanan dinas; 5. dalam proses penerimaan/promosi/mutasi pegawai;
  • 4. -4- 6. sebagai akibat perjanjian kerjasama/kontrak/kesepakatan dengan pihak lain yang bertentangan dengan undang-undang; 7. sebagai ungkapan terima kasih sebelum, selama atau setelah proses pengadaan barang dan jasa; 8. dalam pelaksanaan pekerjaan yang terkait dengan jabatan dan bertentangan dengan kewajiban/tugasnya; 9. dalam proses komunikasi, negosiasi, dan pelaksanaan kegiatan dengan pihak lain terkait dengan pelaksanaan tugas dan kewenangannya; dan 10. dari pihak ketiga atau dari bawahan ke atasan pada hari raya keagamaan. Pasal 4 (1) Kewajiban sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2, dikecualikan terhadap: a. di dalam tugas kedinasan, yang meliputi: 1. diperoleh dari kegiatan resmi kedinasan seperti rapat, seminar, lokakarya, konferensi, pelatihan atau kegiatan lain sejenis yang berlaku secara umum berupa seminar kits, sertifikat, plakat, dan cinderamata; 2. diperoleh dari acara resmi kedinasan dalam bentuk hidangan/sajian/jamuan berupa makanan dan minuman yang berlaku umum; dan 3. kompensasi biaya yang diterima berupa honorarium, transportasi, akomodasi dan biaya lainnya sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-undangan mengenai Standar Biaya Umum dan Standar Biaya Khusus, sepanjang tidak terdapat pembiayaan ganda atau melanggar ketentuan yang berlaku di lingkungan Bawaslu. b. di luar tugas kedinasan, yang meliputi: 1. diperoleh dari hubungan keluarga sedarah dalam garis keturunan lurus dua derajat atau dalam garis keturunan ke samping satu derajat sepanjang tidak mempunyai konflik kepentingan dengan penerima Gratifikasi; 2. yang diperoleh dari hadiah yang berbentuk uang, jasa, atau barang yang memiliki nilai jual dalam rangka pesta pernikahan, kelahiran, aqiqah, baptis, khitanan, dan potong gigi serta upacara adat/agama lainnya dengan batasan nilai keseluruhan paling banyak Rp1.000.000,00 (satu juta rupiah) per pemberian per orang; 3. pemberian yang diperoleh yang terkait dengan musibah atau bencana yang dialami oleh pimpinan, Pegawai, atau bapak/ibu/mertua/suami/istri/anak/cucu dari Ketua dan Anggota, Pengawas Pemilu Lapangan, Pengawas Pemilu Luar Negeri, Pengawas TPS dan Pegawai dengan batasan nilai keseluruhan paling banyak Rp1.000.000,00 (satu juta rupiah) per pemberian per orang; 4. pemberian sesama Ketua dan Anggota, Pengawas Pemilu Lapangan, Pengawas Pemilu Luar Negeri, Pengawas TPS atau Pegawai dalam rangka pisah sambut, pensiun, promosi jabatan, dan ulang tahun yang tidak dalam bentuk uang paling banyak Rp1.000.000,00 (satu juta rupiah) per pemberian per orang dengan total pemberian Rp1.000.000,00 (satu juta rupiah) dalam 1 (satu) tahun dari pemberi yang sama; 5. diperoleh dari hadiah langsung/undian, diskon/rabat, voucher, point rewards, cinderamata atau souvenir yang berlaku secara umum dan tidak terkait dengan kedinasan;
  • 5. -5- 6. hidangan/sajian atau jasa yang berlaku umum; 7. diperoleh karena prestasi akademis atau non-akademis (kejuaraan/perlombaan/ kompetisi) dengan biaya sendiri dan tidak terkait dengan kedinasan; 8. diperoleh dari keuntungan/bunga dari penempatan dana, investasi atau kepemilikan saham pribadi yang berlaku secara umum dan tidak terkait dengan kedinasan; dan 9. diperoleh dari kompensasi atas profesi di luar kedinasan yang tidak terkait dengan tugas fungsi dari Pegawai negeri atau penyelenggara negara, dan tidak melanggar konflik kepentingan dan kode etik pegawai. (2) Penerimaan dalam tugas kedinasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a tidak boleh melebihi jumlah paling banyak Rp1.000.000,00 (satu juta rupiah) kecuali ditentukan lain dalam peraturan perundang- undangan atau ketentuan yang berlaku. Pasal 5 (1) Dalam hal penerimaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 bukan dalam bentuk uang, penerimaan tersebut dihitung berdasarkan harga pasar pada saat pemberian. (2) Dalam hal penerimaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 dalam bentuk valuta asing, penerimaan tersebut dihitung berdasarkan kurs tengah Bank Indonesia pada tanggal penerimaan atau hari kerja terdekat pada tanggal penerimaan. Pasal 6 Ketua dan Anggota, Pengawas Pemilu Lapangan, Pengawas Pemilu Luar Negeri, Pengawas TPS atau Pegawai yang menolak penerimaan Gratifikasi, wajib melaporkan kepada unit pengendalian Gratifikasi untuk menghindari adanya risiko melekat dikemudian hari terhadap para pihak. BAB III UNIT PENGENDALIAN GRATIFIKASI Pasal 7 (1) Pengendalian Gratifikasi di lingkungan Bawaslu dilaksanakan oleh Sekretaris Jenderal. (2) Dalam melaksanakan pengendalian Gratifikasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Sekretaris Jenderal berdasarkan persetujuan Ketua dan Anggota Bawaslu membentuk unit pengendalian Gratifikasi. (3) Unit pengendalian Gratifikasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) merupakan unit non struktural. Pasal 8 (1) Keanggotaan unit pengendalian Gratifikasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 terdiri atas: a. 1 (satu) orang ketua merangkap anggota; b. 1 (satu) orang sekretaris merangkap anggota; c. 5 (lima) orang anggota dari Sekretariat Jenderal Bawaslu RI; dan d. 34 (tiga puluh empat) orang anggota dari Kepala Sekretariat Bawaslu Provinsi. (2) Keanggotaan unit pengendalian Gratifikasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan dengan Keputusan Sekretaris Jenderal Bawaslu.
  • 6. -6- Pasal 9 Pelaksanaan tugas unit pengendalian Gratifikasi dibantu oleh kesekretariatan yang berkedudukan pada satuan kerja yang menangani tugas dan fungsi pengawasan internal. BAB IV TATA CARA PELAPORAN Bagian Kesatu Pelaporan Penerimaan Gratifikasi Pasal 10 (1) Ketua dan Anggota, Pengawas Pemilu Lapangan, Pengawas Pemilu Luar Negeri, Pengawas TPS dan Pegawai melaporkan secara tertulis penerimaan Gratifikasi kepada Komisi Pemberantasan Korupsi melalui Unit Pengendalian Gratifikasi. (2) Laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disampaikan secara manual atau melalui media elektronik dengan mengisi formulir laporan Gratifikasi. (3) Laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (2), paling sedikit memuat: a. Nama dan alamat lengkap Pelapor dan pemberi Gratifikasi; b. Jabatan Pelapor Gratifikasi; c. Tempat dan waktu penerimaan Gratifikasi; d. Uraian jenis Gratifikasi yang diterima dengan melampirkan bukti dalam bentuk sampel atau foto; e. Nilai atau taksiran nilai Gratifikasi yang diterima; dan f. Kronologis penerimaan Gratifikasi. (4) Laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) disampaikan dalam jangka waktu paling lama 14 (empat belas) hari kerja terhitung sejak tanggal penerimaan Gratifikasi. Pasal 11 (1) Laporan Gratifikasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 harus dicatat dan dilakukan reviu awal oleh unit pengendalian Gratifikasi. (2) Reviu awal sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi: a. reviu atas kelengkapan laporan Gratifikasi; dan b. reviu atas laporan Gratifikasi (3) Dalam hal diperlukan, unit pengendalian Gratifikasi dapat meminta keterangan kepada pihak Pelapor terkait kelengkapan laporan. Pasal 12 (1) Hasil reviu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 disusun dalam bentuk rekapitulasi laporan Gratifikasi. (2) Rekapitulasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) paling sedikit memuat: a. Nama dan alamat lengkap Pelapor dan/atau pemberi Gratifikasi; b. Pangkat, golongan, dan/atau jabatan Pelapor; c. Tempat dan waktu penerimaan Gratifikasi; d. Uraian jenis, nilai, dan/atau taksiran nilai Gratifikasi; dan e. Penjelasan umum. Pasal 13 Unit pengendalian Gratifikasi menyampaikan hasil rekapitulasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 kepada Komisi Pemberantasan Korupsi dalam
  • 7. -7- jangka waktu paling lama 14 (empat belas) hari kerja terhitung sejak tanggal laporan Gratifikasi diterima. Pasal 14 (1) Pelapor menindaklanjuti penetapan status kepemilikan Gratifikasi yang telah ditetapkan oleh Pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi dalam jangka waktu paling lama 3 (tiga) hari terhitung sejak tanggal diterimanya penetapan. (2) Dalam hal hasil penetapan disampaikan melalui unit pengendalian Gratifikasi kepada Pelapor, unit pengendalian Gratifikasi menyampaikan hasil penetapan dalam jangka waktu paling lama 3 (tiga) hari terhitung sejak tanggal diterimanya penetapan. (3) Tindak lanjut terhadap hasil penetapan yang disampaikan melalui unit pengendalian Gratifikasi ditindaklanjuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1). Pasal 15 Kewajiban penyerahan Gratifikasi yang berbentuk uang dan/atau barang melalui unit pengendalian Gratifikasi atau secara langsung kepada Komisi Pemberantasan Korupsi dapat dilakukan setelah mendapatkan penetapan status kepemilikan Gratifikasi oleh Pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi. Bagian Kedua Pelaporan Penolakan Gratifikasi Pasal 16 (1) Ketua dan Anggota, Pengawas Pemilu Lapangan, Pengawas Pemilu Luar Negeri, Pengawas TPS dan Pegawai melaporkan secara tertulis penolakan Gratifikasi kepada Komisi Pemberantasan Korupsi melalui Unit Pengendalian Gratifikasi. (2) Laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disampaikan secara manual atau melalui media elektronik dengan mengisi formulir laporan Gratifikasi. (3) Laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (2), paling sedikit memuat: a. Nama dan alamat lengkap Pelapor dan pemberi Gratifikasi; b. Jabatan Pelapor Gratifikasi; c. Tempat dan waktu penolakan Gratifikasi; d. Uraian jenis Gratifikasi yang ditolak dan/atau nilai dan taksiran nilai Gratifikasi yang ditolak; dan e. Kronologis penolakan Gratifikasi. (4) Laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) disampaikan dalam jangka waktu paling lama 7 (tujuh) hari kerja terhitung sejak tanggal penolakan Gratifikasi; dan (5) Ketentuan mengenai penyampaian laporan penerimaan Gratifikasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 sampai dengan Pasal 12 berlaku secara mutatis mutandis terhadap penyampaian laporan penolakan Gratifikasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1).
  • 8. -8- BAB V PERLINDUNGAN, PENGHARGAAN, DAN SANKSI Pasal 17 (1) Setiap Pelapor yang melaporkan Gratifikasi kepada Komisi Pemberantasan Korupsi melalui unit pengendalian Gratifikasi wajib dilindungi hak dan kewajibannya. (2) Tata cara perlindungan Pelapor sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Pasal 18 Pelaksanaan terhadap pelaporan Gratifikasi yang diatur dalam Peraturan Badan Pengawas Pemilihan Umum ini diberikan penghargaan atau sanksi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. BAB VI SOSIALISASI Pasal 19 Pencegahan gratifikasi dapat dilakukan dengan cara antara lain: 1. Penguatan integritas; 2. Peningkatan profesionalitas; dan 3. Pelaksanaan tata kelola pemerintahan yang baik. BAB VII PENDANAAN Pasal 20 Segala pendanaan yang diperlukan untuk melaksanakan pengendalian Gratifikasi sebagaimana diatur dalam Peraturan Badan Pengawas Pemilihan Umum ini dibebankan pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Badan Pengawas Pemilihan Umum. BAB VIII KETENTUAN PENUTUP Pasal 21 Peraturan Badan Pengawas Pemilihan Umum ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
  • 9. -9- Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Badan Pengawas Pemilihan Umum ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 22 Mei 2015 KETUA BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA, Ttd. MUHAMMAD Diundangkan di Jakarta pada tanggal 26 Mei 2015 6 Mei 2013 MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA, Ttd Ttd. YASONNA H. LAOLY BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2015 NOMOR 793