SlideShare a Scribd company logo
1 of 31
PERMENKES RI NO
1464/MENKES/PER/X/2010 TENTANG
IZIN DAN PENYELENGGARAAN
PRAKTIK BIDAN
BAB I
KETENTUAN UMUM
PASAL 1
1. Bidan adalah seorang perempuan yg lulus dari pendidkan
bidan yang telah teregistrasi sesuai dengan peraturan
perundang-undangan.
2. Surat Tanda Registrasi, selanjutnya disingkat STR adalah bukti
tertulis yang diberikan oleh pemerintah kepada tenaga
kesehatan yang diregistrasi setelah memiliki sertifikat
kompetensi.
3. Surat Izin Kerja Bidan, selanjutnya disingkat SIKB adalah
bukti tertulis yang diberikan kepada Bidan yang sudah
memenuhi persyaratan untuk bekerja di fasilitas pelayanan
kesehatan.
4. Surat Izin Praktik Bidan, selanjutnya disingkat SIPB adalah
bukti tertulis yang diberikan kepada Bidan yang sudah
memenuhi persyaratan untuk mejalankan praktik bidan
mandiri.
5. Organisasi profesi adalah Ikatan Bidan Indonesia (IBI).
BAB II
PERIZINAN
PASAL 2
1. Bidan dapat menjalankan praktik mandiri dan/atau bekerja di
fasilitas pelayanan kesehatan.
2. Bidan yg menjalankan praktik mandiri harus berpendidikan
minimal Diploma III (D III) Kebidanan.
PASAL 3
1. Setiap bidan yang bekerja di fasilitas pelayanan kesehatan
wajib memiliki SIKB.
2. Setiap bidan yang menjalankan praktik mandiri wajib
memiliki SIPB.
3. SIKB atau SIPB sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan
ayat (2) berlaku untuk 1 (satu) tempat
PASAL 4
1. Untuk memperoleh SIKB dan SIPB
sebagaimana dimaksud pada pasal 3, Bidan harus
mengajukan permohonan kepada pemerintah daerah
kabupaten/kota dengan melampirkan :
a. Fotokopi STR yang masih berlaku dan dilegalisir.
b. Surat ket sehat fisik dari dokter yangg memiliki SIP.
c. Surat pernyataan memiliki tempat kerja di
fasilitas pelayanan Kesehatan atau tempat praktik.
d. Pasfoto berwarna ukuran 4x6 cm sebanyak 3
(tiga) lembar.
e. Rekomendasi dari kepala dinas kesehatan
kabupaten/kotaatau pejabatyang ditunjuk.
f. Rekomendasi dari organisasi profesi.
PASAL 5
1. SIKB / SIPB dikeluarkan oleh pemerintah daerah kabupa
ten / kota.
2. Dalam hal SIKB/SIPB dikeluarkan oleh dinas kesehatan
kabupaten/kota maka persyaratan sebagaimana dimaksud
pada pasal 4 ayat (1) huruf e tidak diperlukan.
3. Permohonan SIB/SIPB yang disetujui atau ditolak harus
disampaikan oleh pemerintah daerah kabupaten /kota atau
dinas kesehatan kabupaten/kota kpeada pemohon dalam
waktu selambat-lambatnya 1 (satu) bulan sejak tanggal
permohonan diterima.
PASAL 6
Bidan hanya dapat menjalankan praktik dan/atau kerja paling
banyak di 1 (satu) tempat kerja dan 1 (satu) tempat praktik.
PASAL 7
1. Pembaharuan SIKB/SIPB sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) diajukan kepada pemerintah daerah kabupaten/kota
setempat dengan melampirkan :
a. fotokopi SIKB/SIB yg lama
b. fotokopi STR
c. surat keterangan sehat fisik dari dokter yang memiliki SIP
d. pasfoto berwarna terbaru ukuran 4x6 sebanyak 3
(tiga) lembar
e. rekomendasi dari kepala dinas kesehatan kabupaten/kota
atau pejabatyang ditunjuk sesuai ketentuan Pasal 4 ayat
(1) huruf e
f. rekomendasi dari organisasi profesi
PASAL 8
SIKB/SIPB dinyatakan tdk berlaku bila :
1. Tempat kerja/praktik tidak sesuai lagi dengan SIKB/SIPB
2. Masa berlakunya habis dan tidak diperpanjang
3. Dicabut oleh pejabat yang berwenang memberikan izin
BAB III
PENYELENGGARAAN PRAKTIK
PASAL 9
Bidan dalam mejalankan praktik berwenang untuk
memberikan Pelayananyang meliputi :
a. Pelayanan kesehatan ibu.
b. Pelayanan kesehatan anak.
c. Pelayanan kesehatan reproduksi perempuan dan
keluarga berencana.
PASAL 10
1. Pelayanan kesehatan ibu sebagaimana dimaksud dalam pasal
9 huruf a diberikan pada masa pra hamil, kehamilan, masa
persalinan, masa nifas, masa menyusui dan masa antara dua
kehamilan.
2. Pelayanan kesehatan ibu sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
meliputi :
a. Pelayanan konseling pada masa pra hamil
b. Pelayanan antenatal pada kehamilan normal
c. Pelayanan persalinan normal
d. Pelayanan ibu nifas normal
e. Pelayanan ibu menyusui
f. Pelayanan konseling pada masa antara dua kehamilan
3.Bidan dalam memberikan pelayanan sebagaimana dimaksud
pada ayat 2berwenang untuk :
a. Episiotomi
b. Penjahitan luka jalan lahir tingkat I dan II
c. Penanganan kegawat-daruratan, dlanjutkan dengan perujukan
d. Pemberian tablet Fe pada ibu hamil
e. Pemberian Vit A dosis tinggi pada ibu nifas
f. Bimbingan inisiasi menyusui dini dan promosi ASI
ekslusif
g. Pemberian uterotonika pada manajemen aktif kala tiga
dan postpartum.
h. Penyuluhan dan konseling.
i. Bimbingan pada kelompok ibu hamil.
j. Pemberian surat keterangan kematian.
k. Pemberian surat keterangan cuti bersalin.
PASAL 11
1. Pelayanan kesehatan anak sebagaimana dimaksd dalam pasal
9 huruf b diberikan pada bayi baru lahir, bayi, anak balita, dan
anak pra sekolah.
2. Bidan dalam memberikan pelayanan kesehatan anak
sebagaimanadimaksud pada ayat (1) berwenang untuk:
a. Melakukan asuhan bayi baru
lahir normal termasuk resusitasi, pencegahan hipotermi,
inisiasi menyusu dini, injeksi vit K1,perawatan bayi b
aru lahir pada masa neonatal (0-28 hr) perawatan tali
pusat
b. Penanganan hipotermi pada bayi baru lahir dan segera
merujuk .
c. Penanganan kegawat-daruratan, dilanjutkan
dengan rujukan
d. Pemberian imunisasi rutin sesuai program
pemerintah
e. Pemantauan tubuh kembang bayi, anak
balita dan anak prasekolah
f. Pemberian konseling dan penyuluhan
g. Pemberian surat keterangan kelahiran
h. Pemberian surat keterangan kematian
PASAL 12
Bidan dalam memberikan pelayanan kesehatan
reproduksi perempuandan keluarga berencana
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 huruf c
berwenang untuk :
a. Memberikan penyuluhan dan konseling; kesehatan
reproduksi perempuan dan keluarga berencana.
b. Memberikan alat kontrasepsi oral dan kondom
1. Selain kewenangan sebagaimana dimaksud dalam pasal 10, 11, dan
12, bidan yang menjalankan program pemerintah berwenang
melakukan pelayanan kesehatan meliputi :
a. Pemberian alat kontrasepsi suntikan, alat kotrasepsi
dalam rahim,dan alat kontrasepsi bawah kulit
b. Asuhan
antenatal terintegrasi dengan intervensi khusus penya
kit kronis tertentu dilakukan dibawah supervisi dokter
c. Penanganan bayi dan anak balita sakit sesuai pedoman
yang ditetapkan.
d. Melakukan pembinaan peran serta masyarakat di
bidang kesehatan ibu dan anak, anak usia sekolah
dan remaja, dan penyehatan lingkungan
PASAL 13
e. Pemantauan tumbuh kembang bayi, anak balita, anak pra
sekolah, dan anak sekolah
f. Melaksanakan pelayanan kebidanan komunitas
g. Melaksanakan deteksi dini, merujuk dan memberikan penyuluhan
tehadap Infeksi Menular Seksual ( IMS ) termasuk pemberian
kondom, dan penyakit lainnya
h. Pencegahan penyalahgunaan Narkotika, Psikotropika dan Zat
Adiktif lainnya (NAPZA) melalui informasi dan edukasi
i. Pelayanan kesehatan lain yang merupakan program Pemerintah
2.Pelayanan alat kontasepsi bawah kulit, asuhan
antenatal terintegrasi,penanganan bayi dan anak balita sakit, dan
pelaksanaan deteksi dini,merujuk dan memberikan peyuluhan
terhadap Infeksi Menular Seksual (IMS) dan penyakit lainnya, serta
pencegahan penyalahgunaan Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif
lainnya (NAPZA) hanya dapat dilakukan oleh bidan yang telah dilatih
untuk itu.
PASAL 14
1. Bagi bidan yang menjalankan praktik di daerah yang tidak
memiliki dokter, dapat melakukan pelayanan kesehatan di
luar kewenangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9.
2. Daerah yang tidak memiliki dokter sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) adalah kecamatan atau kelurahan/desa yang
ditetapkan oleh kepala dinas kesehatan kabupaten/kota.
3. Dalam hal daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (2) telah
terdapat dokter, kewenangan bidan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) tidak berlaku.
PASAL 15
Pemerintah daerah provinsi/kabupaten/kota
menugaskan bidan praktek mandiri tertentu untuk
melaksanakan program pemerintah
1. Bidan praktek mandiri yang ditugaskan sebagai
pelaksana program pemerintah berhak atas pelatihan
dan pembinaan dari pemeritah daerah
provinsi/kabupaten/kota.
PASAL 16
1. Pada daerah yang belum memiliki dokter, pemerintah
dan pemerintah daerah harus menempatkan bidan
dengan pendidikan minimal Diploma III Kebidanan.
2. Apabila tidak terdapat tenaga bidan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1), pemerintah dan
pemerintah daerah dapat menempatkan bidan yang
telah mengikuti pelatihan.
3. Pemerintah daerah propinsi/kabupaten/kota
bertanggung jawab menyelenggarakan pelatihan bagi
bidan yang memberikan pelayanan di daerah yang
tidak memilki dokter.
1. Bidan dalam menjalankan praktik mandiri harus
memenuhi persyaratan meliputi :
a. Memiliki tempat praktek, ruangan praktik dan
peralatan untuk tindakan asuhan kebidanan, serta
peralatan untuk menunjang pelayanan kesehatan bayi,
anak balita dan pra sekolah yangmemenuhi
persyaratan lingkungan sehat.
b. menyediakan maksimal 2 ( dua ) tempat tidur
untuk persalinan
c. memiliki sarana, peralatan dan obat sesuai dengan
ketentuan yang berlaku
PASAL 18
1. Dalam melaksanakan praktek/kerja, bidan berkewajiban untuk :
a. Menghormati hak pasien
b. Memberikan informasi tentang masalah kesehatan pasien
dan pelayanan yang dibutuhkan
c. Merujuk kasus yang bukan kewenangannya atau tidak dapatditang
ani dengan tepat waktu
d. Meminta persetujuan tindakan yang akan dilakukan
e. Menyimpan rahasia pasien sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan
f. Melakukan pencatatan asuhan kebidanan dan pelyanan lainnyasecar
a sistematiS
g. Mematuhi standar
h. Melakukan pencatatan dan pelaporan penyelenggaraan praktikkebid
anan termasuk pelaporan kelahiran dan kematian
PASAL 19
Dalam melaksanakan praktek bidan mempunyai hak
:
1. Memperoleh perlindungan hukum dalam
pelaksanaan praktik/kerja sepanjang sesuai
dengan standar
2. Memperoleh informasi yang lengkap dan benar
dari pasien dan/atau keluarganya
3. Melaksanakan tugas sesuai dengan kewenangan
dan standar
4. Menerima imbalan jasa profesi.
BAB IV
PENCATATAN DAN PELAPORAN
PASAL 20
1. Dalam melakukan tugasnya bidan wajib melakukan
pencatatan dan pelaporan sesuai dg pelayanan yg diberikan.
2. Pelaporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditujukan
ke Puskesmas wilayah tempat praktik.
3. Dikecualikan dari ketentuan sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) untuk bidan yang bekerja di fasilitas pelayan
kesehatan.
BAB V
PEMBINAAN DAN PENGAWASAN
PASAL 21
Menteri, Pemerintah daerah Provinsi, Pemda kabupaten/kota
melakukan pembinaan dan pengawasan
dengan mengikutsertakan Majelis Tenaga Kesehatan Indonesia,
Majelis Tenaga Kesehatan Provinsi, organisasi profesi dan
asosiasi institusi pendidikan yang bersangkutan
PASAL 22
Pimpinan fasilitas kesehatan wajib melaporkan bidan yang
bekerja dan yang berhenti bekerja di fasilitas pelayanan
kesehatannya pada tiap triwulan kepadaKepala Dinas Kesehatan
Kab/Kota dengan tembusan kepada organisasi profesi
PASAL 23
1. .
1 .Dalam rangka pelaksanaan pengawasan sebagaimana dimaksud
dalam pasal 21, Menteri, pemerintah daerah provinsi,
pemerintah daerahkab/kota dapat memberikan tindakan
administratif kepada bidan yang melakukan pelanggaran
terhadap ketentuan penyelenggaraan praktik dalam Peraturan
ini
2. Tindakan administratif sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilakukan melalui :
a. Teguran lisan
b. Teguran tertulis
c. Pencabutan SKIB/SIPB untuk sementara paling lama 1
tahun
d. Pencabutan SKIB/SIPB selamanya
PASAL 24
1. Pemerintah daerah kabupaten/kota dapat memberikan sanksi
berupa rekomendasi pencabutan surat izin/ STR kepada kepala
dinas kesehatan/ Majelis Tenaga Kesehatan Indonesia (MTKI)
terhadap bidan yang melakukan praktik tanpa SIPB atau kerja
tanpa memiliki SIKB sebagaimana dimagsud dalam pasal 3 ayat
(1) dan ayat (2)
BAB VI
KETNTUAN PERALIHAN
PASAL 25
1. Bidan yang telah mempunyai SIPB berdasarkan Kepmenkes No
900/Menkes/SK/VI/2002 tentang Registrasi dan Praktik Bidan dan
Permenkes No HK.02.02/Menkes/149/2010 tentang Izin dan
Penyelenggaraan Praktik Bidan dinyatakan telah memiliki SIPB
berdasarkan Peraturan ini s.d. masa berlakunya berakhir
2. Bidan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus memperbaharui
SIPB apabila Surat Izin Bidan yang bersangkutan telah habis
jangka waktunya berdasarkan Peraturan ini.
PASAL 26
Apabila Majelis Tenaga Kesehatan Indonesia (MTKI) dan
Majelis Kesehatan Provinsi (MTKP) belum dibentuk dan/atau
belum dapat melaksanakan tugasnya maka registrasi bidan
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan Kepmenkes No
900/Menkes/SK/VII/2002 tentang Registrasi dan Praktik
Bidan.
PASAL 27
Bidan yang telah melaksanakan kerja di fasilitas pelayanan
kesehatan sebelum ditetapkan Peraturan ini harus memiliki
SIKB berdasarkan Peraturan ini paling selambat-lambatnya 1
(satu) tahun sejak peraturan ini ditetapkan.
PASAL 28
Bidan yang berpendidikan di bawah Diploma III (D III) Kebidanan yang
menjalankan praktik mandiri hrs menyesuaikan dengan ketentuan
Peraturan ini selambat-lambatnya 5 (lima) tahun sejak Peraturan ini
ditetapkan
BAB VII
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 29
Pada saat peraturan ini mulai berlaku :
a. Kepmenkes No 900/Menkes/SK/VII/2002
tentang Registrasi dan Praktik Bidan sepanjang
yang berkaitan dengan perizinan dan praktik
bidan
b. Permenkes No HK.02.02/Menkes/149/I/2010
tentang Izin dan penyelenggaraan Praktik
Bidan; dicabut dan dinyatakan tidak berlaku
PASAL 30
Peraturan ini berlaku pada tanggal diundangkan.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan
pengundangan Peraturan ini dengan penempatannya
dalam Berita Negara Republik Indonesia.
downacademia.com_kepmenkes-1464-2010-bidan.ppt

More Related Content

Similar to downacademia.com_kepmenkes-1464-2010-bidan.ppt

Buku Panduan Praktis BPJS Kesehatan - Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan
Buku Panduan Praktis BPJS Kesehatan - Panduan Praktis Pelayanan KesehatanBuku Panduan Praktis BPJS Kesehatan - Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan
Buku Panduan Praktis BPJS Kesehatan - Panduan Praktis Pelayanan KesehatanBPJS Kesehatan RI
 
Panduan kesehatan
Panduan kesehatanPanduan kesehatan
Panduan kesehatanHety Byan
 
Panduan praktis pelayanan bpjs kesehatan
Panduan praktis pelayanan bpjs kesehatanPanduan praktis pelayanan bpjs kesehatan
Panduan praktis pelayanan bpjs kesehatanLayboement
 
MATA KULIAH ETIKA DAN HUKUM.pptx
MATA KULIAH  ETIKA DAN HUKUM.pptxMATA KULIAH  ETIKA DAN HUKUM.pptx
MATA KULIAH ETIKA DAN HUKUM.pptxALIIMRON32407
 
Permenkes Nomor 25 Tahun 2014.pdf
Permenkes Nomor 25 Tahun 2014.pdfPermenkes Nomor 25 Tahun 2014.pdf
Permenkes Nomor 25 Tahun 2014.pdfriaagustin22
 
Pmk no. 25 ttg upaya kesehatan anak
Pmk no. 25 ttg upaya kesehatan anakPmk no. 25 ttg upaya kesehatan anak
Pmk no. 25 ttg upaya kesehatan anakIin Inayah
 
permenkes 25 tahun 2014 tentang UPAYA KESEHATAN ANAK
permenkes 25 tahun 2014 tentang UPAYA KESEHATAN ANAKpermenkes 25 tahun 2014 tentang UPAYA KESEHATAN ANAK
permenkes 25 tahun 2014 tentang UPAYA KESEHATAN ANAKerinaerina5
 
Dr. Ade - Penguatan Pelayanan Kebidanan pada Era Transformasi Kesehatan-rev2....
Dr. Ade - Penguatan Pelayanan Kebidanan pada Era Transformasi Kesehatan-rev2....Dr. Ade - Penguatan Pelayanan Kebidanan pada Era Transformasi Kesehatan-rev2....
Dr. Ade - Penguatan Pelayanan Kebidanan pada Era Transformasi Kesehatan-rev2....MiniTriyuliani1
 
Buku Panduan Praktis BPJS Kesehatan - Pelayanan Imunisasi
Buku Panduan Praktis BPJS Kesehatan - Pelayanan ImunisasiBuku Panduan Praktis BPJS Kesehatan - Pelayanan Imunisasi
Buku Panduan Praktis BPJS Kesehatan - Pelayanan ImunisasiBPJS Kesehatan RI
 
02agustus2013 130818232201-phpapp01
02agustus2013 130818232201-phpapp0102agustus2013 130818232201-phpapp01
02agustus2013 130818232201-phpapp01Widie Armi
 
Peraturan dan perundang1 (2)
Peraturan dan perundang1 (2)Peraturan dan perundang1 (2)
Peraturan dan perundang1 (2)asep nababan
 
(Lamp 1.20) standar pelayanan anak
(Lamp 1.20) standar pelayanan anak(Lamp 1.20) standar pelayanan anak
(Lamp 1.20) standar pelayanan anakArmin Kobain
 
PERAN BIDAN DALAM PELAYANAN DI KOMUNITAS, FASKES DAN PRAKTIK MANDIRI
PERAN BIDAN DALAM PELAYANAN DI KOMUNITAS, FASKES DAN PRAKTIK MANDIRIPERAN BIDAN DALAM PELAYANAN DI KOMUNITAS, FASKES DAN PRAKTIK MANDIRI
PERAN BIDAN DALAM PELAYANAN DI KOMUNITAS, FASKES DAN PRAKTIK MANDIRINunik Endang
 
Materi Jaminan Kesehatan.ppt
Materi Jaminan Kesehatan.pptMateri Jaminan Kesehatan.ppt
Materi Jaminan Kesehatan.pptYanmedMedan
 
Kmk 369 bidan
Kmk 369 bidanKmk 369 bidan
Kmk 369 bidanTuti Arly
 
Kmk 369 bidan
Kmk 369 bidanKmk 369 bidan
Kmk 369 bidanTuti Arly
 
Peraturan menteri kesehatan republik indonesia
Peraturan menteri kesehatan republik indonesiaPeraturan menteri kesehatan republik indonesia
Peraturan menteri kesehatan republik indonesiaM taufik Hidayat
 
Tugas dan Tanggung Jawab Bidan Di Komunitas.pptx
Tugas dan Tanggung Jawab Bidan Di Komunitas.pptxTugas dan Tanggung Jawab Bidan Di Komunitas.pptx
Tugas dan Tanggung Jawab Bidan Di Komunitas.pptxlailatulhusni1
 

Similar to downacademia.com_kepmenkes-1464-2010-bidan.ppt (20)

Buku Panduan Praktis BPJS Kesehatan - Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan
Buku Panduan Praktis BPJS Kesehatan - Panduan Praktis Pelayanan KesehatanBuku Panduan Praktis BPJS Kesehatan - Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan
Buku Panduan Praktis BPJS Kesehatan - Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan
 
Panduan kesehatan
Panduan kesehatanPanduan kesehatan
Panduan kesehatan
 
Panduan praktis pelayanan bpjs kesehatan
Panduan praktis pelayanan bpjs kesehatanPanduan praktis pelayanan bpjs kesehatan
Panduan praktis pelayanan bpjs kesehatan
 
MATA KULIAH ETIKA DAN HUKUM.pptx
MATA KULIAH  ETIKA DAN HUKUM.pptxMATA KULIAH  ETIKA DAN HUKUM.pptx
MATA KULIAH ETIKA DAN HUKUM.pptx
 
Permenkes Nomor 25 Tahun 2014.pdf
Permenkes Nomor 25 Tahun 2014.pdfPermenkes Nomor 25 Tahun 2014.pdf
Permenkes Nomor 25 Tahun 2014.pdf
 
Pmk no. 25 ttg upaya kesehatan anak
Pmk no. 25 ttg upaya kesehatan anakPmk no. 25 ttg upaya kesehatan anak
Pmk no. 25 ttg upaya kesehatan anak
 
permenkes 25 tahun 2014 tentang UPAYA KESEHATAN ANAK
permenkes 25 tahun 2014 tentang UPAYA KESEHATAN ANAKpermenkes 25 tahun 2014 tentang UPAYA KESEHATAN ANAK
permenkes 25 tahun 2014 tentang UPAYA KESEHATAN ANAK
 
Dr. Ade - Penguatan Pelayanan Kebidanan pada Era Transformasi Kesehatan-rev2....
Dr. Ade - Penguatan Pelayanan Kebidanan pada Era Transformasi Kesehatan-rev2....Dr. Ade - Penguatan Pelayanan Kebidanan pada Era Transformasi Kesehatan-rev2....
Dr. Ade - Penguatan Pelayanan Kebidanan pada Era Transformasi Kesehatan-rev2....
 
Peraturan dan perundang AKPER PEMKAB MUNA
Peraturan dan perundang AKPER PEMKAB MUNA Peraturan dan perundang AKPER PEMKAB MUNA
Peraturan dan perundang AKPER PEMKAB MUNA
 
Buku Panduan Praktis BPJS Kesehatan - Pelayanan Imunisasi
Buku Panduan Praktis BPJS Kesehatan - Pelayanan ImunisasiBuku Panduan Praktis BPJS Kesehatan - Pelayanan Imunisasi
Buku Panduan Praktis BPJS Kesehatan - Pelayanan Imunisasi
 
Seri bpjs kesehatan pelayanan imunisasi
Seri bpjs kesehatan pelayanan imunisasiSeri bpjs kesehatan pelayanan imunisasi
Seri bpjs kesehatan pelayanan imunisasi
 
02agustus2013 130818232201-phpapp01
02agustus2013 130818232201-phpapp0102agustus2013 130818232201-phpapp01
02agustus2013 130818232201-phpapp01
 
Peraturan dan perundang1 (2)
Peraturan dan perundang1 (2)Peraturan dan perundang1 (2)
Peraturan dan perundang1 (2)
 
(Lamp 1.20) standar pelayanan anak
(Lamp 1.20) standar pelayanan anak(Lamp 1.20) standar pelayanan anak
(Lamp 1.20) standar pelayanan anak
 
PERAN BIDAN DALAM PELAYANAN DI KOMUNITAS, FASKES DAN PRAKTIK MANDIRI
PERAN BIDAN DALAM PELAYANAN DI KOMUNITAS, FASKES DAN PRAKTIK MANDIRIPERAN BIDAN DALAM PELAYANAN DI KOMUNITAS, FASKES DAN PRAKTIK MANDIRI
PERAN BIDAN DALAM PELAYANAN DI KOMUNITAS, FASKES DAN PRAKTIK MANDIRI
 
Materi Jaminan Kesehatan.ppt
Materi Jaminan Kesehatan.pptMateri Jaminan Kesehatan.ppt
Materi Jaminan Kesehatan.ppt
 
Kmk 369 bidan
Kmk 369 bidanKmk 369 bidan
Kmk 369 bidan
 
Kmk 369 bidan
Kmk 369 bidanKmk 369 bidan
Kmk 369 bidan
 
Peraturan menteri kesehatan republik indonesia
Peraturan menteri kesehatan republik indonesiaPeraturan menteri kesehatan republik indonesia
Peraturan menteri kesehatan republik indonesia
 
Tugas dan Tanggung Jawab Bidan Di Komunitas.pptx
Tugas dan Tanggung Jawab Bidan Di Komunitas.pptxTugas dan Tanggung Jawab Bidan Di Komunitas.pptx
Tugas dan Tanggung Jawab Bidan Di Komunitas.pptx
 

Recently uploaded

MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITASMATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITASbilqisizzati
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfirwanabidin08
 
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.pptppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.pptAgusRahmat39
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxssuser35630b
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...Kanaidi ken
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajaraksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajarHafidRanggasi
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxRizkyPratiwi19
 
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)MustahalMustahal
 
aksi nyata sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
aksi nyata sosialisasi  Profil Pelajar Pancasila.pdfaksi nyata sosialisasi  Profil Pelajar Pancasila.pdf
aksi nyata sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfsdn3jatiblora
 
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasar
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah DasarPPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasar
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasarrenihartanti
 
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxsyahrulutama16
 
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...MetalinaSimanjuntak1
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxdeskaputriani1
 
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptxPPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptxssuser8905b3
 
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxMODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxSlasiWidasmara1
 
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaIntegrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaAtiAnggiSupriyati
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxadimulianta1
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatanssuser963292
 

Recently uploaded (20)

MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITASMATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
 
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.pptppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajaraksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
 
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
 
aksi nyata sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
aksi nyata sosialisasi  Profil Pelajar Pancasila.pdfaksi nyata sosialisasi  Profil Pelajar Pancasila.pdf
aksi nyata sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
 
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasar
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah DasarPPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasar
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasar
 
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
 
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
 
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptxPPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
 
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxMODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
 
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaIntegrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
 

downacademia.com_kepmenkes-1464-2010-bidan.ppt

  • 1. PERMENKES RI NO 1464/MENKES/PER/X/2010 TENTANG IZIN DAN PENYELENGGARAAN PRAKTIK BIDAN
  • 2. BAB I KETENTUAN UMUM PASAL 1 1. Bidan adalah seorang perempuan yg lulus dari pendidkan bidan yang telah teregistrasi sesuai dengan peraturan perundang-undangan. 2. Surat Tanda Registrasi, selanjutnya disingkat STR adalah bukti tertulis yang diberikan oleh pemerintah kepada tenaga kesehatan yang diregistrasi setelah memiliki sertifikat kompetensi. 3. Surat Izin Kerja Bidan, selanjutnya disingkat SIKB adalah bukti tertulis yang diberikan kepada Bidan yang sudah memenuhi persyaratan untuk bekerja di fasilitas pelayanan kesehatan.
  • 3. 4. Surat Izin Praktik Bidan, selanjutnya disingkat SIPB adalah bukti tertulis yang diberikan kepada Bidan yang sudah memenuhi persyaratan untuk mejalankan praktik bidan mandiri. 5. Organisasi profesi adalah Ikatan Bidan Indonesia (IBI).
  • 4. BAB II PERIZINAN PASAL 2 1. Bidan dapat menjalankan praktik mandiri dan/atau bekerja di fasilitas pelayanan kesehatan. 2. Bidan yg menjalankan praktik mandiri harus berpendidikan minimal Diploma III (D III) Kebidanan. PASAL 3 1. Setiap bidan yang bekerja di fasilitas pelayanan kesehatan wajib memiliki SIKB. 2. Setiap bidan yang menjalankan praktik mandiri wajib memiliki SIPB. 3. SIKB atau SIPB sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) berlaku untuk 1 (satu) tempat
  • 5. PASAL 4 1. Untuk memperoleh SIKB dan SIPB sebagaimana dimaksud pada pasal 3, Bidan harus mengajukan permohonan kepada pemerintah daerah kabupaten/kota dengan melampirkan : a. Fotokopi STR yang masih berlaku dan dilegalisir. b. Surat ket sehat fisik dari dokter yangg memiliki SIP. c. Surat pernyataan memiliki tempat kerja di fasilitas pelayanan Kesehatan atau tempat praktik. d. Pasfoto berwarna ukuran 4x6 cm sebanyak 3 (tiga) lembar. e. Rekomendasi dari kepala dinas kesehatan kabupaten/kotaatau pejabatyang ditunjuk. f. Rekomendasi dari organisasi profesi.
  • 6. PASAL 5 1. SIKB / SIPB dikeluarkan oleh pemerintah daerah kabupa ten / kota. 2. Dalam hal SIKB/SIPB dikeluarkan oleh dinas kesehatan kabupaten/kota maka persyaratan sebagaimana dimaksud pada pasal 4 ayat (1) huruf e tidak diperlukan. 3. Permohonan SIB/SIPB yang disetujui atau ditolak harus disampaikan oleh pemerintah daerah kabupaten /kota atau dinas kesehatan kabupaten/kota kpeada pemohon dalam waktu selambat-lambatnya 1 (satu) bulan sejak tanggal permohonan diterima. PASAL 6 Bidan hanya dapat menjalankan praktik dan/atau kerja paling banyak di 1 (satu) tempat kerja dan 1 (satu) tempat praktik.
  • 7. PASAL 7 1. Pembaharuan SIKB/SIPB sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diajukan kepada pemerintah daerah kabupaten/kota setempat dengan melampirkan : a. fotokopi SIKB/SIB yg lama b. fotokopi STR c. surat keterangan sehat fisik dari dokter yang memiliki SIP d. pasfoto berwarna terbaru ukuran 4x6 sebanyak 3 (tiga) lembar e. rekomendasi dari kepala dinas kesehatan kabupaten/kota atau pejabatyang ditunjuk sesuai ketentuan Pasal 4 ayat (1) huruf e f. rekomendasi dari organisasi profesi
  • 8. PASAL 8 SIKB/SIPB dinyatakan tdk berlaku bila : 1. Tempat kerja/praktik tidak sesuai lagi dengan SIKB/SIPB 2. Masa berlakunya habis dan tidak diperpanjang 3. Dicabut oleh pejabat yang berwenang memberikan izin
  • 9. BAB III PENYELENGGARAAN PRAKTIK PASAL 9 Bidan dalam mejalankan praktik berwenang untuk memberikan Pelayananyang meliputi : a. Pelayanan kesehatan ibu. b. Pelayanan kesehatan anak. c. Pelayanan kesehatan reproduksi perempuan dan keluarga berencana. PASAL 10 1. Pelayanan kesehatan ibu sebagaimana dimaksud dalam pasal 9 huruf a diberikan pada masa pra hamil, kehamilan, masa persalinan, masa nifas, masa menyusui dan masa antara dua kehamilan.
  • 10. 2. Pelayanan kesehatan ibu sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi : a. Pelayanan konseling pada masa pra hamil b. Pelayanan antenatal pada kehamilan normal c. Pelayanan persalinan normal d. Pelayanan ibu nifas normal e. Pelayanan ibu menyusui f. Pelayanan konseling pada masa antara dua kehamilan 3.Bidan dalam memberikan pelayanan sebagaimana dimaksud pada ayat 2berwenang untuk : a. Episiotomi b. Penjahitan luka jalan lahir tingkat I dan II c. Penanganan kegawat-daruratan, dlanjutkan dengan perujukan d. Pemberian tablet Fe pada ibu hamil e. Pemberian Vit A dosis tinggi pada ibu nifas f. Bimbingan inisiasi menyusui dini dan promosi ASI ekslusif
  • 11. g. Pemberian uterotonika pada manajemen aktif kala tiga dan postpartum. h. Penyuluhan dan konseling. i. Bimbingan pada kelompok ibu hamil. j. Pemberian surat keterangan kematian. k. Pemberian surat keterangan cuti bersalin.
  • 12. PASAL 11 1. Pelayanan kesehatan anak sebagaimana dimaksd dalam pasal 9 huruf b diberikan pada bayi baru lahir, bayi, anak balita, dan anak pra sekolah. 2. Bidan dalam memberikan pelayanan kesehatan anak sebagaimanadimaksud pada ayat (1) berwenang untuk: a. Melakukan asuhan bayi baru lahir normal termasuk resusitasi, pencegahan hipotermi, inisiasi menyusu dini, injeksi vit K1,perawatan bayi b aru lahir pada masa neonatal (0-28 hr) perawatan tali pusat b. Penanganan hipotermi pada bayi baru lahir dan segera merujuk . c. Penanganan kegawat-daruratan, dilanjutkan dengan rujukan
  • 13. d. Pemberian imunisasi rutin sesuai program pemerintah e. Pemantauan tubuh kembang bayi, anak balita dan anak prasekolah f. Pemberian konseling dan penyuluhan g. Pemberian surat keterangan kelahiran h. Pemberian surat keterangan kematian
  • 14. PASAL 12 Bidan dalam memberikan pelayanan kesehatan reproduksi perempuandan keluarga berencana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 huruf c berwenang untuk : a. Memberikan penyuluhan dan konseling; kesehatan reproduksi perempuan dan keluarga berencana. b. Memberikan alat kontrasepsi oral dan kondom
  • 15. 1. Selain kewenangan sebagaimana dimaksud dalam pasal 10, 11, dan 12, bidan yang menjalankan program pemerintah berwenang melakukan pelayanan kesehatan meliputi : a. Pemberian alat kontrasepsi suntikan, alat kotrasepsi dalam rahim,dan alat kontrasepsi bawah kulit b. Asuhan antenatal terintegrasi dengan intervensi khusus penya kit kronis tertentu dilakukan dibawah supervisi dokter c. Penanganan bayi dan anak balita sakit sesuai pedoman yang ditetapkan. d. Melakukan pembinaan peran serta masyarakat di bidang kesehatan ibu dan anak, anak usia sekolah dan remaja, dan penyehatan lingkungan PASAL 13
  • 16. e. Pemantauan tumbuh kembang bayi, anak balita, anak pra sekolah, dan anak sekolah f. Melaksanakan pelayanan kebidanan komunitas g. Melaksanakan deteksi dini, merujuk dan memberikan penyuluhan tehadap Infeksi Menular Seksual ( IMS ) termasuk pemberian kondom, dan penyakit lainnya h. Pencegahan penyalahgunaan Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif lainnya (NAPZA) melalui informasi dan edukasi i. Pelayanan kesehatan lain yang merupakan program Pemerintah 2.Pelayanan alat kontasepsi bawah kulit, asuhan antenatal terintegrasi,penanganan bayi dan anak balita sakit, dan pelaksanaan deteksi dini,merujuk dan memberikan peyuluhan terhadap Infeksi Menular Seksual (IMS) dan penyakit lainnya, serta pencegahan penyalahgunaan Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif lainnya (NAPZA) hanya dapat dilakukan oleh bidan yang telah dilatih untuk itu.
  • 17. PASAL 14 1. Bagi bidan yang menjalankan praktik di daerah yang tidak memiliki dokter, dapat melakukan pelayanan kesehatan di luar kewenangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9. 2. Daerah yang tidak memiliki dokter sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah kecamatan atau kelurahan/desa yang ditetapkan oleh kepala dinas kesehatan kabupaten/kota. 3. Dalam hal daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (2) telah terdapat dokter, kewenangan bidan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak berlaku.
  • 18. PASAL 15 Pemerintah daerah provinsi/kabupaten/kota menugaskan bidan praktek mandiri tertentu untuk melaksanakan program pemerintah 1. Bidan praktek mandiri yang ditugaskan sebagai pelaksana program pemerintah berhak atas pelatihan dan pembinaan dari pemeritah daerah provinsi/kabupaten/kota.
  • 19. PASAL 16 1. Pada daerah yang belum memiliki dokter, pemerintah dan pemerintah daerah harus menempatkan bidan dengan pendidikan minimal Diploma III Kebidanan. 2. Apabila tidak terdapat tenaga bidan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), pemerintah dan pemerintah daerah dapat menempatkan bidan yang telah mengikuti pelatihan. 3. Pemerintah daerah propinsi/kabupaten/kota bertanggung jawab menyelenggarakan pelatihan bagi bidan yang memberikan pelayanan di daerah yang tidak memilki dokter.
  • 20. 1. Bidan dalam menjalankan praktik mandiri harus memenuhi persyaratan meliputi : a. Memiliki tempat praktek, ruangan praktik dan peralatan untuk tindakan asuhan kebidanan, serta peralatan untuk menunjang pelayanan kesehatan bayi, anak balita dan pra sekolah yangmemenuhi persyaratan lingkungan sehat. b. menyediakan maksimal 2 ( dua ) tempat tidur untuk persalinan c. memiliki sarana, peralatan dan obat sesuai dengan ketentuan yang berlaku
  • 21. PASAL 18 1. Dalam melaksanakan praktek/kerja, bidan berkewajiban untuk : a. Menghormati hak pasien b. Memberikan informasi tentang masalah kesehatan pasien dan pelayanan yang dibutuhkan c. Merujuk kasus yang bukan kewenangannya atau tidak dapatditang ani dengan tepat waktu d. Meminta persetujuan tindakan yang akan dilakukan e. Menyimpan rahasia pasien sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan f. Melakukan pencatatan asuhan kebidanan dan pelyanan lainnyasecar a sistematiS g. Mematuhi standar h. Melakukan pencatatan dan pelaporan penyelenggaraan praktikkebid anan termasuk pelaporan kelahiran dan kematian
  • 22. PASAL 19 Dalam melaksanakan praktek bidan mempunyai hak : 1. Memperoleh perlindungan hukum dalam pelaksanaan praktik/kerja sepanjang sesuai dengan standar 2. Memperoleh informasi yang lengkap dan benar dari pasien dan/atau keluarganya 3. Melaksanakan tugas sesuai dengan kewenangan dan standar 4. Menerima imbalan jasa profesi.
  • 23. BAB IV PENCATATAN DAN PELAPORAN PASAL 20 1. Dalam melakukan tugasnya bidan wajib melakukan pencatatan dan pelaporan sesuai dg pelayanan yg diberikan. 2. Pelaporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditujukan ke Puskesmas wilayah tempat praktik. 3. Dikecualikan dari ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) untuk bidan yang bekerja di fasilitas pelayan kesehatan.
  • 24. BAB V PEMBINAAN DAN PENGAWASAN PASAL 21 Menteri, Pemerintah daerah Provinsi, Pemda kabupaten/kota melakukan pembinaan dan pengawasan dengan mengikutsertakan Majelis Tenaga Kesehatan Indonesia, Majelis Tenaga Kesehatan Provinsi, organisasi profesi dan asosiasi institusi pendidikan yang bersangkutan PASAL 22 Pimpinan fasilitas kesehatan wajib melaporkan bidan yang bekerja dan yang berhenti bekerja di fasilitas pelayanan kesehatannya pada tiap triwulan kepadaKepala Dinas Kesehatan Kab/Kota dengan tembusan kepada organisasi profesi
  • 25. PASAL 23 1. . 1 .Dalam rangka pelaksanaan pengawasan sebagaimana dimaksud dalam pasal 21, Menteri, pemerintah daerah provinsi, pemerintah daerahkab/kota dapat memberikan tindakan administratif kepada bidan yang melakukan pelanggaran terhadap ketentuan penyelenggaraan praktik dalam Peraturan ini 2. Tindakan administratif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan melalui : a. Teguran lisan b. Teguran tertulis c. Pencabutan SKIB/SIPB untuk sementara paling lama 1 tahun d. Pencabutan SKIB/SIPB selamanya
  • 26. PASAL 24 1. Pemerintah daerah kabupaten/kota dapat memberikan sanksi berupa rekomendasi pencabutan surat izin/ STR kepada kepala dinas kesehatan/ Majelis Tenaga Kesehatan Indonesia (MTKI) terhadap bidan yang melakukan praktik tanpa SIPB atau kerja tanpa memiliki SIKB sebagaimana dimagsud dalam pasal 3 ayat (1) dan ayat (2)
  • 27. BAB VI KETNTUAN PERALIHAN PASAL 25 1. Bidan yang telah mempunyai SIPB berdasarkan Kepmenkes No 900/Menkes/SK/VI/2002 tentang Registrasi dan Praktik Bidan dan Permenkes No HK.02.02/Menkes/149/2010 tentang Izin dan Penyelenggaraan Praktik Bidan dinyatakan telah memiliki SIPB berdasarkan Peraturan ini s.d. masa berlakunya berakhir 2. Bidan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus memperbaharui SIPB apabila Surat Izin Bidan yang bersangkutan telah habis jangka waktunya berdasarkan Peraturan ini.
  • 28. PASAL 26 Apabila Majelis Tenaga Kesehatan Indonesia (MTKI) dan Majelis Kesehatan Provinsi (MTKP) belum dibentuk dan/atau belum dapat melaksanakan tugasnya maka registrasi bidan dilaksanakan sesuai dengan ketentuan Kepmenkes No 900/Menkes/SK/VII/2002 tentang Registrasi dan Praktik Bidan. PASAL 27 Bidan yang telah melaksanakan kerja di fasilitas pelayanan kesehatan sebelum ditetapkan Peraturan ini harus memiliki SIKB berdasarkan Peraturan ini paling selambat-lambatnya 1 (satu) tahun sejak peraturan ini ditetapkan.
  • 29. PASAL 28 Bidan yang berpendidikan di bawah Diploma III (D III) Kebidanan yang menjalankan praktik mandiri hrs menyesuaikan dengan ketentuan Peraturan ini selambat-lambatnya 5 (lima) tahun sejak Peraturan ini ditetapkan BAB VII KETENTUAN PENUTUP Pasal 29 Pada saat peraturan ini mulai berlaku : a. Kepmenkes No 900/Menkes/SK/VII/2002 tentang Registrasi dan Praktik Bidan sepanjang yang berkaitan dengan perizinan dan praktik bidan b. Permenkes No HK.02.02/Menkes/149/I/2010 tentang Izin dan penyelenggaraan Praktik Bidan; dicabut dan dinyatakan tidak berlaku
  • 30. PASAL 30 Peraturan ini berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia.