Dokumen tersebut membahas tentang momentum, impuls, dan hukum kekekalan momentum. Ia mendefinisikan momentum sebagai besaran vektor yang besarnya sama dengan jumlah massa dan kecepatan suatu benda, dan menjelaskan rumus-rumus momentum, impuls, dan hukum kekekalan momentum. Dokumen tersebut juga membedah tiga jenis tumbukan berdasarkan elastisitasnya.
5. RUMUS
p = m . v ; satuannya kg.m/s
(1.1)
Perubahan momentum sebuah benda
tiap satuan waktu sebanding dengan
gaya total yang bekerja pada benda
dan berarah sama dengan gaya
tersebut, sehingga didapatkan rumus :
(1.2)
ΣF = dp
dt
6. Persamaan no 1.2 didapatkan dari :
Hukum kedua Newton
Sedangkan a = ;
Sehingga ;
Sehingga diperoleh rumus hukum kedua Newton
dalam bentuk momentum yaitu
ΣF = m . a
dv
dt
ΣF = m .
dv
dt
= . (m. v)
d
dt
ΣF = dp
dt
9. RUMUS
Impuls dari gaya total konstan yang bekerja
untuk selang waktu dari t1 sampai t2 adalah
Hubungan rumus momentum dan impuls
(1.3)
(1.4)
I = ΣF (t1 – t2
)
ΣF = ∆p
∆t
= p2 – p
1
t1 – t2
ΣF (t1 – t2) = p2 – p1
12. HUKUM KEKEKALAN
MOMENTUM
Jika ΣF = 0, maka berlaku hukum
kekekalan momentum.
Hukum kekekalan momentum berlaku
pada peristiwa tumbukan, benda
pecah menjadi beberapa bagian, dan
penggabungan beberapa benda.
Σpawal = Σpakhir
14. JENIS
• Tumbukan Lenting Sempurna / elastis
• Tumbukan Lenting Sebagian
• Tumbukan Tidak Lenting Sama Sekali /
Inelastis
15. RUMUS
Tumbukan antara 2 benda bergantung
pada elastisitas benda – benda
tersebut.
Besar koefisien elastisitas memenuhi :
dengan 0 ≤ e ≤ 1
e = v2’ – v1’
v2 – v1
-
16. Tumbukan lenting sempurna
1). e = 1
2). Ek sebelum = Ek sesudah tumbukan
Tumbukan lenting sebagian
1). 0 < e < 1
2). Ek sesudah < Ek sebelum tumbukan
Tumbukan tidak lenting sama sekali
1). e = 0
2). Ek sesudah < Ek sebelum tumbukan