SlideShare a Scribd company logo
1 of 55
Muhamad Muhibbudin Nur
12060484066
ANALISIS GERAKAN SENAM SKJ 2012
( Ditinjau dari gerak persendian dalam
Kinesiologi )
BAB I
PENDAHULUAN
 Latar Belakang
Olahraga adalah segala kegiatan yang
sistematis untuk mendorong, membina, serta
mengembangkan potensi jasmani, rohani dan
sosial yang dijelaskan dalam UU Nomor 3
Tahun 2005 tentang Sistem Keolahragaan
Nasional (SKN).
 Senam didefinisikan sebagai latihan jasmani yang
diciptakan secara sengaja, dan disusun secara
sistematis dan dilakukan secara sadar dengan
tujuan membentuk dan mengembangkan pribadi
secara harmonis ( Hidayat, I. 1970).
 Senam pada dasarnya adalah gerakan yang
menggabungkan tingkat kesulitan gerakan dengan
unsur keindahan dan keluwesan (Soewandi, 1998).
 Jenis-jenis senam ada berbagai macam, diantaranya
adalah :
1. senam artistik (artistic gymnastic)
2. senam akrobatik (acrobatic gymnastic)
3. senam ritmik sportif (sportive ritmik gymnastic)
4. senam aerobik (sport aerobic)
5. senam trampolin (trampolining gymnastic) dan
6. senam umum (general gymnastic).
 Senam umum : senam yang populer di kalangan
masyarakat dan dalam pelaksanaannya tidak
dibutuhkan keahlian khusus dan gerakannya mudah
untuk dilakukan, contoh dari senam umum adalah
Senam Kesegaran Jasmani.
 Senam Kesegaran Jasmani (SKJ) ini merupakan
sebuah rangkaian gerakan senam yang diiringi musik
tertentu yang bertujuan untuk meningkatkan dan
mempertahankan kesegaran dan kebugaran Jasmani
dan Rohani.
 Sejak dicanangkan ajakan “mengolahragakan
masyarakat dan memasyarakatkan olahraga” oleh
pemerintah, olahraga senam untuk mencari
kebugaran fisik mekar dimana-mana, namun dalam
gerakan senam tersebut tanpa disadari ada
kaedah-teknis yang terlupakan, dan sering
melahirkan keluhan (cedera) ringan, berat bahkan
kronis.Hal ini terjadi karena kurangnya pengertian
dan pengetahuan mengenai gerakan olahraga
senam yang tepat.
 Gerakan-gerakan senam yang salah tidak jarang
menyebabkan cedera yang ringan maupun berat,
bahkan dapat menyebabkan cedera yang kronis
(Sadoso Sumo Sardjuno, 1996), khususnya pada
persendian dan otot tubuh yang berperan besar
dalam gerakan senam.
 Oleh karena itu fokus penelitian ini adalah
menganalisis gerakan senam SKJ 2012 yang akan
ditinjau dari segi karakteristik gerak persendian dalam
prinsip dasar Kinesiologi. Sehingga nantinya dapat
diketahui apakah gerakan dalam senam SKJ 2012
sudah sesuai atau tidak dengan segi karakteristik
gerak persendian dalam Kinesiologi.
 Rumusan Masalah
 Apakah gerakan senam SKJ 2012 sudah sesuai
dengan karakteristik persendian pada prinsip
Kinesiologi?
 Adakah perbedaan karakteristik gerak persendian
Normal dan Lansia dalam gerak senam SKJ 2012
pada prinsip Kinesiologi?
 Tujuan Penelitian
 Mengetahui kesesuaian gerakan senam SKJ 2012
dengan karakteristik gerak persendian pada prinsip
Kinesiologi.
 Mengetahui perbedaan karakteristik gerak
persendian Normal dan Lansia dalam gerak senam
SKJ 2012 pada prinsip Kinesiologi.
 Batasan Penelitian
Adapun keterbatasan penelitian ini meliputi :
 Penelitian hanya dilakukan pada gerakan
senam SKJ 2012.
 Fokus penelitian ditinjau dari gerak persendian
dalam prinsip Kinesiologi.
 Penelitian dilakukan pada gerak persendian
Lansia dan Normal.
 Manfaat Penelitian
1. Untuk memberikan informasi tentang gerakan
senam SKJ 2012 yang sesuai karakteristik
persendian pada prinsip dasar Kinesiologi.
2. Sebagai bahan evaluasi gerakan senam SKJ
2012 sesuai karakteristik persendian pada
prinsip dasar Kinesiologi.
3. Untuk menyusun proses latihan gerakan senam
SKJ 2012 yang sesuai dengan karakteristik
persendian pada prinsip dasar Kinesiologi.
 Asumsi
1. Subjek penelitian yang dianalisis adalah
pesenam SKJ 2012, sehingga teknik gerakan
senam SKJ 2012 yang dilakukan mendekati
kesempurnaan gerak baik Lansia maupun
Normal.
2. Video senam SKJ 2012 ini dibuat sebagai
pedoman gerakan senam oleh para instruktur
senam SKJ 2012, maka secara teknik gerak
yang dianalisis adalah gerakan yang
diasumsikan benar dan sesuai dengan
karakteristik persendian pada prinsip
kinesiologi.
 Definisi Operasional
1. Analisis
Menurut kamus besar Bahasa Indonesia online,
analisis diartikan sebagai suatu penyelidikan terhadap
suatu peristiwa (karangan, perbuatan, dan
sebagainya) untuk mengetahui keadaan yang
sebenarnya (www.
kamusbahasaindonesia.org/analisis).
Dalam penelitian ini, ini yang dimaksud analisis
adalah meneliti sebuah video senam SKJ 2012
ditinjau dari segi karakteristik persendian dalam
perinsip dasar Kinesiologi.
2. Gerak
Gerak dalam kamus besar Bahasa Indonesia online
memiliki arti peralihan tempat atau kedudukan, baik
hanya sekali maupun berkali-kali.
Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan gerak
adalah, seluruh perubahan posisi bagian-bagian
tubuh yang sesuai dengan karakteristik persendian
pada video senam SKJ 2012.
 Senam SKJ 2012
Senam SKJ 2012 adalah nama dari salah satu jenis senam yang
sekarang ini banyak berkembang di Indonesia. Senam
Kesegaran Jasmani adalah senam massal yang diwajibkan oleh
pemerintah Indonesia.
Senam SKJ ini terus mengalami perkembangan dan modifikasi
gerakan serta iringan musik senam yang terus diperbarui hingga
versi senam yang akan diteliti ini, SKJ 2012.
 Kinesiologi
Kinesiologi berasal dari kata kines dan logos, kines adalah gerak
sedangkan logos berarti ilmu, jadi kinesiologi adalah ilmu yang
mempelajari tentang gerak, khususnya gerak pada manusia.
(www.wikipedia.com).
Dalam penelitian ini . kinesiologi dijadikan teori acuan untuk
melakukan analisis gerakan senam SKJ 2012 yang ditinjau dari
segi karakteristik persendian dalam prinsip dasar Kinesiologi.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
 Kata senam berasal dari bahasa yunani yaitu
“gymnos” yang artinya telanjang. Dari sinilah muncul
kata inggris yaitu gymnasstics dan dianggap
terjemahan dari kata senam.
 Imam Hidayat (1970 : 2) dalam Sumanto & Sukiyo
(1992 : 11), Senam adalah latihan jasmani yang
diciptakan dengan sengaja, disusun secara sistematis
dan dilakukan secara sadar dengan tujuan
membentuk dan mengembangkan pribadi secara
harmonis
 Senam Kesegaran Jasmani 2012 (SKJ 2012)
o Senam masal pertama kali dijumpai di Indonesia
dengan nama Senam Pagi Indonesia di tahun 1975
sampai dengan sekarang (Departemen pendidikan
dan kebudayaan, 1986). Dan akhirnya muncul senam
dengan nama Senam Kesegaran Jasmani sebagai
pengembangan dari Senam Pagi Indonesia pada 11
Maret 1984 berdasarkan Surat Perintah Menpora
untuk diajarkan ke seluruh lapisan masyarakat
o SKJ (Senam Kesegaran Jasmani) 2012 adalah satu
bentuk dari perkembangan senam kesegaran
jasmani, dengan gerakan dan irama musik yang terus
berkembang dari beberapa seri senam sebelumnya
diantaranya SKJ ’84, SKJ ’88, SKJ ’92 hingga terakhir
SKJ 2008 (www.wikipedia.org).
 Dalam SKJ 2012 terdiri dalam beberapa tahap
gerakan yaitu :
1. Pemanasan
2. Peralihan
3. gerakan inti
4. dan pendinginan
 Manfaat Senam SKJ 2012
1. Mempertahankan dan meningkatkan taraf
kesegaran jasmani yang baik.
2. Mengadakan koreksi terhadap kekurang benaran
sikap dan gerak.
3. Membentuk sikap dan gerak.
4. Membentuk kondisi fisik, (misalnya kekuatan otot,
kelincahan, ketahanan, keluwesan dan kecepatan).
5. Membentuk berbagai sikap kejiwaan (keberanian,
kepercayaan diri, kesiapan diri, kesanggupan
bekerja sama).
6. Memberikan rangsangan bagi pertumbuhan tubuh,
khususnya bagi anak-anak.
7. Memupuk rasa tanggung jawab terhadap kesehatan
diri sendiri dan masyarakat.
 Teori Anatomi
Manusia
Pelajaran tentang
bentuk dan susunan
tubuh manusia disebut
anatomi. Kata anatomi
sendiri berasal dari
bahasa Yunani yang
berarti “memotong”
atau “membedah”
 Anatomi memiliki
banyak cabang ilmu,
diantaranya adalah :
1. Osteologi
2. Antrologi
3. Miologi
4. Neurologi
5. Angiopologi
6. Dermatologi
7. Spanchnologi
8. Endokrinologi
Dalam penelitian ini ilmu yang akan digunakan
adalah Arthrologi, karena berkaitan dengan gerak
tubuh pada sistem persendian manusia. Sehingga
perlu dijelaskan tentang Arthrologi agar tidak
menyimpang dari tujuan penelitian.
 Antrologi (sistem persendian pada tubuh manusia)
Hubungan antara bagian-bagian kerangka disebut
sendi atau articulatio. Persendian pada sistem
kerangka tubuh manusia diklasifikasikan menurut
jumlah kemungkinan gerakannya :
 Synarthrosis (Tidak dapat bergerak)
 Amphiarthrosis (gerakannya terbatas)
 Diarthrosis (gerakannya luas)
 Kinesiologi Manusia
 Kinesiologi berasal dari bahasa Yunani yaitu kinesis
dan logos. Kinesis berarti gerak, sedangkan logos
berarti ilmu. Dengan demikian Kinesiologi dapat
diartikan sebagai Ilmu yang mempelajari gerak, tetapi
hanya terbatas pada gerakan manusia.
 Kinesiologi juga terkait dengan disiplin ilmu-ilmu lain,
yaitu anatomi kerangka-otot (muscoloskeletal),
biomekanika (biomechanics) dan fisiologi otot syaraf
(neuro-muscular) dan berhubungan dengan gerakan
manusia
 Bagian struktur dalam kinesiologi dibedakan
berdasarkan tiga potongan tubuh, yaitu : The upper
extremities, the neck and trunk, dan the lower
extremities.
A. The upper extremities (anggota gerak atas)
Tubuh bagian atas merupakan bagian gerak yang
terdapat pada potongan tubuh bagian atas, yang
diklasifikasikan sebagai berikut :
1. Shoulder joint (sendi pada bahu )
 Menurut Lippert (2006 : 107) , sendi bahu adalah salah satu
sendi yang paling banyak bergerak dalam tubuh dan salah satu
yang paling stabil.
 Gerakan sendi bahu antara lain fleksi, ekstensi, hiperekstensi,
abduksi, adduksi, sirkumduksi, rotasi mediak, rotasi lateral,
abduksi horizontal, adduksi horizontal dan skapsi.
2. Ellbow joint (sendi pada siku)
Sendi siku dibentuk oleh hubungan lebih dari 2
tulang, jadi merupakan articulatio composita. Sendi
siku terdiri dari 3 persendian, yaitu Art. Humero-
ulnaris, Art. Humero-radialis dan Art. Radio-ulnaris
proximalis. (Soedarminto, 1992 : 55)
Gerakan yang dapat terjadi di sendi siku antara lain
fleksi, ekstensi, pronasi dan supinasi.
3. Wrist joint (sendi pada bagian pergelangan tangan)
Dalam Soedarminto (1992 : 56), Sendi pergelangan tangan ini
dibentuk oleh bagian distal radius dan ossa carpalia
deretproximal. Pembentuk lekuk sendinya ialah radius dan
discus articularis, kepala sendi adalah osnaviculare manus, os
lunatum dan os triquetrum. Sendi ini diperkuat oleh banyak
ligamentum dan tendon-tendon otot lengan bawah yang
menggerakkan pergelangan tangan.
Gerakan yang mungkin terjadi pada sendi pergelangan tangan
antara lain fleksi, ekstensi, abduksi ulnar dan abduksi radial.
4. Hand joint (sendi pada tangan)
Tangan adalah ujung dari ekstremitas atas. Terdiri dari ibu
jari dan jari metakarpal dan phalangs. Tangan merupakan
titik kunci fungsi ekstremitas atas. Kita menggunakan
tangan untuk berbagai kegiatan yang tidak ada habisnya
mulai dari yang sangat sederhana sampai untuk tugas-
tugas yang cukup kompleks (Lippert : 2006).
Pergerakan yang mungkin terjadi pada ibu jari antara lain
adalah ekstensi, fleksi, ekstrim fleksi, abduksi, adduksi,
opposisi, dan sirkumduksi. Sedangkan pada metacarpal /
jari-jari antara lain fleksi, ekstensi, abduksi, dan adduksi.
B. The neck and trunk (leher dan batang tubuh)
Kolom vertebrata membangun dan mepertahankan sumbu
longitudinal tubuh. Karena merupakan batang tubuh, gerakan
tulang punggung itu terjadi sebagai hasil dari gerakan gabungan
dari vertebrata individu. Kolom tulang belakang menjadi titik pivot
untuk gerak dan dukungan dari kepala ke daerah serviks (Lippert
: 2006)
C. The lower extremities
1. Sendi Panggul
Sendi panggul terbentuk oleh caput femoris dengan acetabulum.
Sendi ini dirancang untuk memikul beban, meskipun sangat
kuat, dapat memberikan kemungkinan gerak yang cukup besar
kepada anggota gerak bawah (the lower
extremities).(Soedarminto, 1992 : 63).
Gerakan yang mungkin terjadi pada sendi ini antara lain fleksi,
ekstensi, abduksi, adduksi, rotasi lateral, rotasi medial, dan
sirkumduksi.
2. Sendi lutut
Sendi lutut dibentuk oleh condyli femoris di sebelah atas dan
condyli tibialis di sebelah bawah. Patella membentuk sendi
dengan anterior dari condylo femoris. (Soedarminto, 1992 : 65).
Gerakan yang mungkin terjadi antara lain fleksi, ekstensi, dan
rotasi (lateral/medial).
3. Sendi pergelangan kaki
Sendi pergelangan kaki termasuk sendi engsel yang dibentuk
oleh ujung distal dan fibula, serta os talus. Gerakan yang
mungkin terjadi pada sendi ini adalah fleksi plantar dan fleksi
dorsal.
4. Sendi kaki
Persendian pada kaki terdiri dari art. Tarso-metatarsalia, art.
Metatarso-phalangea dan art. Interphalangea. Gerakan yang
mungkin terjadi antara lain adalah fleksi, ekstensi yang terbatas,
serta inversi dan eversi dengan masing-masing otot
penggeraknya.
 Klasifikasi Usia
Menurut Departemen Kesehatan Republik
Indonesia tahun 2009 mengklasifikasikan usia
menjadi 9 kategori sebagai berikut :
 Masa Balita = 0 – 5 tahun
 Masa Kanak-kanak = 5 – 11 tahun
 Masa Remaja Awal = 12 – 16 tahun
 Masa Remaja Akhir = 17 – 25 tahun
 Masa Dewasa Awal = 26 – 35 tahun
 Masa Dewasa Akhir = 36 – 45 tahun
 Masa Lansia Awal = 46 – 55 tahun
 Masa Lansia Akhir = 56 – 65 tahun
 Masa Manula = 65 – sampai atas
 Range Of Motion
Menurut Suratun, dkk, 2008 yang dikutip dari jurnal
(Pemeriksaan ROM dan Kekuatan Otot, 2013), Range of
motion adalah gerakan dalam keadaan normal yang dapat
dilakukan oleh sendi yang bersangkutan.
ROM menurut jenis gerakannya dapat diklasifikasikan
menjadi 3 kelompok, yaitu ROM dinamis, ROM statis-aktif,
dan ROM statis-pasif.
 ROM dinamis/ ROM kinetik adalah kemampuan sendi
pada anggota tubuh untuk melakukan gerakan-gerakan
dinamis/kinetik.
 ROM statis-aktif/ ROM aktif adalah kemampuan untuk
mempertahankan posisi pada gerakan dengan bantuan
dari otot-otot antagonis dan agonis. Misalnya, mengangkat
tangan dan menjaganya agar tetap tinggi tanpa adanya
dukungan dari eksternal/ bertumpu.
 ROM statis-pasif/ROM pasif adalah kemampuan untuk
mempertahankan gerakan dengan bantuan berat badan,
tumpuan, ataupun alat-alat lain (kursi).
 Faktor-faktor yang
dapat mempengaruhi
ROM
Faktor Intrinsik
1. Genetik
2. Struktur Sendi
3. Umur dan Jenis
Kelamin
4. Struktur Jaringan Ikat
5. Sisi Dominan Tubuh
6. Ukuran
Diameter/Besar Otot
7. Cedera yang pernah
dialami
Faktor Ekstrinsik:
1. Lingkungan
2. Latihan Peregangan
BAB III
METODE PENELITIAN
 Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini
adalah deskriptif Kuantitatif. Penelitian deskriptif
Kuantitatif adalah penelitian yang dilakukan untuk
menggambarkan gejala, fenomena atau peristiwa
tertentu dalam data berupa angka (Ali maksum, 2012
: 68).
Pada subyek tunggal, studi kasus dikenal
dengan studi kasus eksplanatoris. Studi kasus
dapat dilakukan pada penelitian dengan
sumber daya yang sangat kecil seperti satu
orang, satu keluarga, satu RT, satu desa, satu
kecamatan, satu kabupaten, satu provinsi,
satu negara, bahkan satu benua. (Burhan
bungin, 2008: 229). Maka dari itu penelitian ini
hanya melibatkan satu instruktur senam.
Jadi, didalam penelitian ini, peneliti
menggunakan jenis penelitian deskriptif
kuantitatif dengan metode studi kasus untuk
mendeskripsikan atau menggambarkan hasil
dari analisis gerak senam SKJ 2012.
 Tempat Dan Waktu Penelitian
Tempat penelitian ini dilakukan di SDN Tamiajeng
Kec. Trawas Kab. Mojokerto. Waktu pengambilan
data tidak dibatasi, sampai didapatkan hasil rekaman
video yang diinginkan
 Subjek Penelitian
Dalam penelitian ini subjek yang digunakan adalah
pesenam atau instruktur senam yang dibedakan
menjadi 2 macam sampel, yaitu Normal dan Lansia
dengan rentang usia untuk kategori Normal = 26 – 45
tahun dan Lansia diatas 45 tahun. Satu sampel untuk
masing-masing kategori dengan gender yang sama.
Nantinya gerakan masing-masing sampel
dibandingkan dan dikaji dengan acuan Range of
Motion (ROM) persendian untuk mendapatkan data
yang diinginkan.
.
 Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian yang digunakan adalah software
Kinovea. Software ini digunakan untuk memutar video
secara slowmotion dan stopmotion, mengukur sudut
gerakan sendi dan juga untuk memotong bagian-
bagian video gerakan menjadi gambar-gambar
sehingga mudah untuk dianalisis. Untuk
mendapatkan data maka perlu alat pendukung
penelitian diantaranya Kamera digital, Tripod, Alat
tulis, dan Laptop.
Sedangkan dalam menganalisis data, peneliti
menggunakan acuan Range Of Motion (ROM). ROM
sendiri merupakan derajat untuk mengukur dan
mengkaji kelentukan tulang, sendi dan otot dalam
melakukan pergerakan.
 Teknik Pengumpulan Data
Untuk pengumpulan data, peneliti menggunakan
metode observasi (pengamatan). Metode observasi
mengharuskan peneliti turun ke lapangan untuk
mengamati hal-hal yang berkaitan dengan ruang,
tempat, pelaku, kegiatan, waktu dan lain-lain.
1. Mempersiapkan data yang akan dianalisis, data
yang dimaksud adalah video gerakan senam SKJ
2012.
2. Masing-masing subjek penelitian melakukan
gerakan sesuai dengan video gerakan intruksional
senam SKJ 2012. Gerakan yang dilakukan mulai
dari gerakan pemanasan, peralihan, inti dan
pendinginan.
3. Mempersiapkan kamera untuk merekam
keseluruhan gerak subjek penelitian. Seluruh
 Teknik Analisis Data
Setelah hasil rekaman didapat, selanjutnya data
video tersebut dianalisis dengan cara sebagai
berikut :
 Masing-masing Data video diputar dalam
software Kinovea.
 Mengamati setiap bagian gerakan-gerakan
senam dalam video.
 Memotong tiap bagian gerakan senam tiap
sampel dalam video menjadi gambar-gambar dan
mengukur sudut sendi yang terjadi pada gerakan
dengan software Kinovea.
 Menganalisis setiap gambar-gambar potongan
gerakan senam tiap sampel dan
menyesuaikannya dengan ROM (Range Of
Motion) karakteristik gerak persendian dalam
prinsip kinesiologi.
 Mencatat hasil analisis sesuai dengan ROM dan
membandingkannya.
 Menentukan gerakan senam yang sesuai dengan
ROM dan gerakan yang tidak sesuai dengan
ROM dari analisis kedua sampel data.
 Menambahkan saran gerakan yang sesuai
dengan karakteristik gerakan persendian atau
ROM yang sesuai dengan prinsip kinesiologi
apabila hasil analisis tidak sesuai dengan teori.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
 Hasil Penelitian
Berdasarkan video gerakan Senam SKJ 2012
yang sudah dipotong menjadi bentuk gambar,
dan dianalisis ROM sendi yang terjadi pada tiap
rangkaian gerakan pemanasan, peralihan, inti
dan pendinginan didapatkan hasil sebagai berikut
:
No
Tahapan
Gerakan
Gerakan Senam
SKJ 2012
Sendi Jenis Gerakan
ROM yang
terjadi (°)
Rentang
ROM(°)
1 Sikap
Awal
- - - - -
2 Pemanasa
n
1 A 1. Sendi Bahu Fleksi
Ekstensi
0 - 180
180 - 0
0 – 180
180 – 0
B Sendi Bahu
Sendi Siku
Sendi Leher
Sendi Lutut
 Abduksi
 Adduksi
 Fleksi
 Fleksi
 Fleksi
0 - 180
20 - 40
90 - 150
40 - 45
45 - 90
0 – 180
180 – 0
0 – 150
0 – 45
0 – 130
2 1. A
Sendi Bahu
Sendi Siku
Sendi Pinggul
Sendi Lutut
Fleksi
Hiperekstensi
Fleksi
Fleksi
Fleksi
40 - 80
45 - 60
90 - 120
140 - 90
70 – 90
0 – 180
45 – 60
0 – 150
180 - 90
0 – 130
1. B
Sendi Siku  Fleksi
 Ekstensi
135 - 150
20 - 0
0 – 150
150 – 0
3 A 1. Sendi leher Horizontal abduksi 70 - 90 0 – 90
B 1. Sendi Leher Fleksi lateral 40 - 45 40 – 45
1. C
Sendi Leher Fleksi 40 – 45 0 – 45
1. D
1. Sendi Leher Rotasi 90–135 0 – 180
4 A 1. Sendi Bahu
2. Sendi siku
3. Sendi Pinggul
4. Sendi Mata kaki
Abduksi
Adduksi
Fleksi
Adduksi
Plantar fleksi
80 – 135
90 – 30
0 - 90
0 – 30
0– 50
0 – 180
180 – 0
0 – 150
50 – 0
0 – 50
B 1. Sendi Bahu Sirkumduksi 360 360
C 1. Sendi Bahu
2. Sendi Siku
Abduksi
horizontal
Adduksi
horizontal
Fleksi
45 – 90
90 – 0
135 - 150
0 – 90
90 – 0
0 – 150
D 1. Sendi Bahu Sirkumduksi 360 360
5 A 1. Sendi Bahu
2. Sendi siku
3. Sendi Pinggul
Fleksi
Ekstensi
Fleksi
Abduksi
145 - 180
45 – 0
80 – 100
20 – 35
0 – 180
180 – 0
0 – 150
30 – 50
B Sendi siku
Sendi Pinggul
 Fleksi
 Ekstensi
 Fleksi
 Ekstensi
120 - 150
0
20- 45
30 – 45
0 – 150
150 – 0
0 – 120
30 – 50
6 A 1. Sendi bahu
2. Sendi Siku
3. Sendi Pinggul
 Hiperekstensi
 Fleksi
 Fleksi
 Ekstensi
 Abduksi
30 – 50
70 – 120
90 – 150
0
20 – 50
45 – 60
0 – 180
0 – 150
150 – 0
0 – 50
B 1. Sendi Siku
2. Sendi Pinggul
3. Sendi Lutut
 Fleksi
 Ekstensi
 Fleksi
 Fleksi
 Ekstensi
135 - 150
0
20 – 50
30 – 45
0
0 – 150
150 – 0
0 – 120
0 – 130
130 – 0
7 A 1. Sendi Bahu
2. Sendi Siku
3. Sendi Pinggul
4. Sendi Lutut
 Abduksi
 Adduksi
 Fleksi
 Ekstensi
 Fleksi
 Ekstensi
 Fleksi
 Ekstensi
70 – 90
0
120 - 150
0
45 – 120
0
90 – 120
0
0 – 180
180 – 0
0 – 150
150 – 0
0 – 120
120 – 0
0 – 130
130 – 0
B 1. Sendi bahu
2. Sendi siku
3. Sendi pinggul
Abduksi
Fleksi
Ekstensi
Abduksi
120 - 150
120- 150
0
15 – 30
0 – 180
0 – 150
150 – 0
0 – 50
8 A 1. Sendi bahu
2. Sendi siku
3. Sendi pinggul
 Fleksi
 Fleksi
 Ekstensi
 Abduksi
90 – 135
80 – 135
0
20 – 45
0 – 180
0 – 150
150 – 0
0 – 50
B Sendi bahu
Sendi Siku
Sendi Pinggul
 Abduksi
 Fleksi
 Ekstensi
 Adduksi
(Belakang)
30 – 45
135 - 150
0
20 – 50
0 – 180
0 – 150
150 – 0
0 – 50
9 A 1. Sendi Bahu
2. Sendi Lutut
3. Sendi Pinggul
 Abduksi
 Adduksi
 Adduksi
Horizontal
 Fleksi
 Ekstensi
 Abduksi
160-180
80 - 90
90 - 150
40 – 80
0
30 - 50
0 – 180
180 – 0
180 – 0
0 – 130
130 – 0
30 – 50
B 1. Sendi bahu
2. Sendi lutut
 Abduksi
Horizontal
 Adduksi
horizontal
 Fleksi
 Ekstensi
90
0
45 – 90
0
0 – 90
90 – 0
45 – 130
130 – 0
10 A 1. Sendi Bahu
2. Sendi siku
3. Sendi lutut
4. Sendi Pinggul
 Adduksi
Horizontal
 Fleksi
 Fleksi
 Ekstensi
 Abduksi
160 - 180
135 - 150
40 – 90
0
30 – 50
0 – 180
0 – 150
0 – 130
130 – 0
30 – 50
B 1. Sendi bahu
2. Sendi Pinggul
 Abduksi
horizontal
 Abduksi
90
30 - 50
0 – 90
30 – 50
11 A 1. Sendi bahu
2. Sendi lutut
3. Sendi pinggul
 Fleksi
 Fleksi
 Hiperekste
nsi
160 - 180
45 – 90
30 – 50
0 – 180
0 – 130
30 – 50
B 1. Sendi bahu
2. Sendi lutut
3. Sendi pinggul
 Hiperekste
nsi
 Fleksi
 Hiperekste
nsi
20 – 40
45 – 90
20 – 50
0 – 60
0 – 130
0 – 50
3. Peralihan (gerakan jalan
ditempat sama
dengan gerakan
pemanasan 2.A)
1. Sendi bahu
2. Sendi siku
3. Sendi Pinggul
4. Sendi lutut
-
 Abduksi
 Adduksi
 Fleksi
 Ekstensi
 Abduksi
 Adduksi
 Fleksi
-
70 - 90
45 – 0
90 – 150
0
20 – 50
0
45 – 90
-
0 – 180
180 – 0
0 – 150
150 – 0
30 – 50
50 – 0
45 – 130
4. Inti 1 A 1. Sendi Bahu
2. Sendi Siku
3. Sendi Pinggul
4. Sendi lutut
5. Sendi Mata kaki
 Fleksi
 Hipereksten
si
 Fleksi
 Fleksi
 Ekstensi
 Fleksi
 Ekstensi
 Plantar
fleksi
45 – 90
45 – 60
80 – 135
45 – 120
0
60 – 90
0
45 – 50
0 – 180
45 – 60
0 – 150
0 – 120
120 – 0
0 – 130
130 – 0
45 – 50
B 1. Sendi bahu
2. Sendi siku
3. Sendi pinggul
4. Sendi lutut
 Hipereksten
si
 Fleksi
 Fleksi
 Ekstensi
 Abduksi
 Adduksi
 Fleksi
 Ekstensi
20 – 60
90 - 110
90 – 150
0
20 – 50
0
90 – 130
0
45 – 60
0 - 180
0 – 150
150 – 0
30 – 50
50 – 0
0 – 130
130 – 0
2 A 1. Sendi bahu
2. Sendi siku
3. Sendi pinggul
Abduksi horizontal
Adduksi hotizontal
Fleksi
Fleksi
Hiperekstensi
0 - 90
0 – 45
90 – 150
20 – 50
20 - 50
0 – 90
90 – 0
0 – 150
0 - 120
30 – 50
B 1. Sendi bahu
2. Sendi siku
Sendi pinggul
1. Sendi lutut
 Hiperekstensi
 Fleksi
 Ekstensi
 Fleksi
 Hiperekstensi
 Fleksi
 Ekstensi
30 – 60
70 – 150
0
90 – 120
30 – 50
90 – 130
0
45 – 60
0 – 150
150 – 0
0 – 120
30 – 50
0 – 130
130 - 0
3 A 1. Sendi bahu
2. Sendi pinggul
 Sirkumduksi
 Abduksi
 Adduksi
360
30 – 50
0
360
30 – 50
50 – 0
B 1. Sendi bahu
2. Sendi pinggul
3. Sendi lutut
 Fleksi
 Ekstensi
 Fleksi
 Ekstensi
 Fleksi
 Ekstensi
90 – 130
0
80 – 130
0
90 – 130
0
0 – 180
180 – 0
0 – 130
120 – 0
0 – 130
130 – 0
4 A Sendi bahu
Sendi siku
Sendi pinggul
 Abduksi
 Ekstensi
 Fleksi
 Abduksi
 Adduksi
145 - 180
90 - 110
90 - 150
0 – 50
0
0 – 180
180 – 0
0 – 150
0 – 50
50 – 0
B 1. Sendi siku
2. Sendi pinggul
3. Sendi lutut
 Fleksi
 Ekstensi
 Fleksi
 Ekstensi
 Fleksi
 Ekstensi
90- 150
0
0 – 120
0
90 – 130
0
0 – 150
150 – 0
0 – 120
120 – 0
0 – 130
130 – 0
Gerakan inti 5 A
1. Sendi bahu
2. Sendi siku
3. Sendi pinggul
4. Sendi lutut
5. Sendi mata kaki
 Abduksi
 Adduksi
 Fleksi
 Abduksi
 Adduksi
 Fleksi
 Plantar fleksi
135 - 150
45 – 0
90 – 150
20 – 50
0
40 – 50
45 - 50
0 – 180
180 – 0
0 – 150
30 – 50
50 – 0
0 – 130
45 – 50
B
1. Sendi Bahu
2. Sendi siku
3. Sendi pinggul
 Abduksi
 Adduksi
 Fleksi
 Ekstensi
 Adduksi
 Abduksi
90 – 100
0 - 45
135 - 150
0
20 – 50
30 – 50
0 – 180
180 – 0
0 – 150
150 – 0
50 – 0
30 – 50
Gerakan
pendinginan 1
A
1. Sendi bahu
2. Sendi siku
3. Sendi pinggul
4. Sendi lutut
 Abduksi
 Adduksi
 Fleksi
 Ekstensi
 Abduksi
 Adduksi
 Fleksi
 Ekstensi
130 - 150
45 – 20
90 – 135
0
30 – 50
0
45 – 80
0
0 – 180
180 – 0
0 – 150
150 – 0
30 – 50
50 – 0
0 – 130
130 – 0
B
1. Sendi bahu
2. Sendi siku
3. Sendi pinggul
4. Sendi lutut
 Abduksi
 Fleksi
 Fleksi
 Hiperekstensi
 Fleksi
90 - 120
45 – 90
45 – 50
30 – 50
45 – 90
0 – 180
0 – 150
0 – 120
30 – 50
0 – 130
Gerakan
Pendinginan 2
A
1. Sendi Bahu
2. Sendi Pinggul
3. Sendi lutut
 Abduksi
 Adduksi
 Abduksi
 Adduksi
 Fleksi
 Ekstensi
90 –180
90 - 80
30 – 50
0
45 – 90
0
0 – 180
180 – 0
30 – 50
50 – 0
0 – 130
130 – 0
B
1. Sendi leher
2. Sendi bahu
3. Sendi pinggul
4. Sendi lutut
 Hiperekstensi
 Abduksi
 Adduksi
 Abduksi
 Adduksi
 Fleksi
 Ekstensi
0 - 90
90 - 180
90 - 0
30 – 50
0
30 – 90
0
0 – 90
0 – 180
180 – 0
30 – 50
50 – 0
0 – 130
130 – 0
Gerakan
pendinginan 3
A
1. Sendi bahu
2. Sendi pinggul
3. Sendi lutut
 Fleksi
 Horizontal abduksi
 Abduksi
 Fleksi
 Hiperekstensi
 Fleksi
90 - 100
90
170 - 180
45 – 120
30 – 50
0 - 90
0 – 180
0 – 90
0 – 180
0 – 120
30 – 50
0 – 130
B
1. Sendi bahu
2. Sendi siku
3. Sendi Pinggul
4. Sendi lutut
5. Sendi mata kaki
 Fleksi
 Ekstensi
 Fleksi
 Fleksi
 Eksetensi
 Hiperekstensi
 Fleksi
 Ekstensi
 Dorsi fleksi
0 - 70
0
45 – 90
45 – 120
0
30 – 50
45 – 90
0
20 – 30
0 – 180
180 - 0
0 – 150
0 – 120
120 – 0
30 – 50
0 – 130
130 – 0
20 – 30
Gerakan
pendinginan 4
1. Sendi leher
2. Sendi bahu
3. Sendi siku
4. Sendi pinggul
5. Sendi lutut
 Fleksi lateral
 Abduksi
 Adduksi
 Fleksi
 Ekstensi
 Abduksi
 Fleksi
 Ekstensi
40 – 90
170 - 180
90 – 80
90 – 120
0
0 – 50
45 – 90
0
0 – 90
0 – 180
180 – 0
0 – 150
150 – 0
30 – 50
0 – 130
130 – 0
1. Sendi leher
2. Sendi bahu
3. Sendi siku
4. Sendi pinggul
5. Sendi lutut
 Fleksi lateral
 Abduksi
 Fleksi
 Abduksi
 Fleksi
30 – 45
80 - 100
90 – 150
30 – 50
0 - 90
0 – 90
180 – 0
0 – 150
30 – 50
0 – 130
Gerakan
pendinginan 5
1. Sendi bahu
2. Sendi pinggul
3. Sendi lutut
 Setengah rotasi
 Fleksi
 Ekstensi
 Adduksi
 Fleksi
(membungkuk)
 Ekstensi
 Fleksi
 Ekstensi
90 - 135
180
0
0
70 – 120
0
40 – 90
0
0 – 180
0 – 180
0 - 180
180 – 0
0 – 120
120 – 0
0 – 130
130 – 0
Gerakan
pendinginan 6
1. Sendi bahu
2. Sendi siku
3. Sendi lutut
 Fleksi
 Adduksi
 Abduksi
 Ekstensi
 Fleksi
 Fleksi
 Ekstensi
180
90-100
0-180
90
90 – 150
45 – 90
0
0 – 180
180 – 0
0 – 180
180 – 0
0 – 150
0 – 130
150 - 0
 Pada penelitian yang dilakukan pada 2 Pesenam
sebagai sampel kategori normal dan lansia. Pada
kategori normal, diperagakan oleh Ibu Dwi Arintina
dengan Usia 31 tahun dan pada kategori lansia,
diperagakan oleh Ibu Alimah dengan Usia 46 tahun.
 Berdasarkan data sudut ROM gerakan senam kedua
sampel yang sudah didapat, selanjutnya data ROM
senam SKJ 2012 pada Tabel digunakan sebagai
patokan untuk menganalisis dan menghitung ROM
sendi pada gerak senam sampel normal dan sampel
lansia yang sesuai dengan ROM SKJ 2012 dan yang
Sampel Lansia Sampel
Normal
NO Gerakan SKJ 2012
Jumlah jenis
gerakan ROM
sendi
Sampel Normal Sampel Lansia
Sesuai ROM
SKJ 2012
Tidak Sesuai
ROM SKJ
2012
Sesuai ROM
SKJ 2012
Tidak Sesuai
ROM SKJ
2012
1 Pemanasan 1 7 7 - 6 1
2 7 6 1 5 2
3 4 3 1 2 2
4 10 10 - 10 -
5 8 6 2 7 1
6 10 9 1 9 1
7 12 11 1 9 2
8 8 8 - 7 1
9 10 9 1 9 1
10 7 7 - 6 1
11 6 6 - 6 -
2 Peralihan 11 11 - 9 2
3 Inti 1 16 15 1 15 1
2 12 12 - 11 1
3 9 9 - 8 1
4 11 11 - 11 -
5 13 13 - 11 2
4 Pendinginan 1 13 13 - 11 2
2 13 13 - 13 -
3 15 14 1 10 5
4 13 12 1 13 -
5 8 7 1 8 -
6 7 7 - 6 1
TOTAL 230 219 11 203 27
 Pembahasan
 Berdasarkan data ROM gerak senam SKJ 2012 mulai
dari gerakan pemanasan, peralihan, inti dan
pendinginan seperti pada Tabel 4.1 dan disesuaikan
dengan rentang gerak ROM yang normal, diperoleh
hasil bahwa ROM gerakan senam SKJ 2012 sudah
sesuai dengan rentang ROM yang normal.
 Sehubungan dengan hasil dari Tabel 4.2, total
keseluruhan gerakan senam sampel normal yang
sesuai dengan ROM SKJ 2012 sebanyak 219 gerakan
dan gerakan senam yang tidak sesuai sebanyak 11.
Sedangkan pada sampel lansia, total keseluruhan
gerakan senam yang sesuai dengan ROM SKJ 2012
sebanyak 203 dan yang tidak sesuai sebanyak 27.
95%
88%
5%
12%
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
80%
90%
100%
Sampel Normal Sampel Lansia
Gerakan Sesuai ROM SKJ 2012 Gerakan Tidak Sesuai ROM SKJ 2012
Sesuai dengan diagram diatas, dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan
antara kesesuaian ROM gerak sampel normal dan lansia. Namun perbedaan
gerak yang dialami tidak begitu besar, hanya berkisar 7% dari keseluruhan
gerak.
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
 Simpulan
 Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan dari
penelitian yang dilakukan, dapat di ambil
kesimpulan bahwa gerakan keseluruhan senam
SKJ 2012 sudah sesuai dengan karakteristik
persendian pada prinsip Kinesiologi. Hal tersebut
dilihat data hasil penelitian yang menunjukkan rata-
rata ROM SKJ 2012 yang terjadi sesuai dengan
rentang ROM.
 perbedaan karakteristik gerak persendian sampel
usia normal dan usia lansia pada senam SKJ 2012
memiliki perbedaan sebesar 7% dilihat dari
perbandingan jumlah kesesuaian ROM kedua
sampel dengan ROM Senam SKJ 2012 pada
masing-masing gerakan.
 Saran
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan,
terdapat beberapa saran untuk penelitian Analisis
gerakan selanjutnya pada senam yang berbeda
agar hasil yang diperoleh lebih baik, antara lain :
 Pengunaan ROM untuk meneliti kesesuaian gerak
persendian dalam senam kurang efektif,
dikarenakan gerakan dalam senam memliliki rythme
yang cukup cepat sehingga sulit untuk memperoleh
ROM yang sesuai.
 Memilih pesenam yang benar-benar menguasai
gerakan senam untuk meminimalisir terjadinya
ketidak sesuaian gerakan senam.
 Penggunaankamera yang memiliki kualitas bagus
dan aplikasi analisis yang lebih lengkap agar hasil
yang diperoleh lebih sempurna.
TERIMA KASIH...

More Related Content

Similar to ANALISIS GERAKAN SENAM SKJ 2012.pptx

Kelas1 semester1
Kelas1 semester1Kelas1 semester1
Kelas1 semester1arman11111
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxawaldarmawan3
 
Pendefinisian olahraga dan komparasi non olahraga
Pendefinisian olahraga dan komparasi non olahragaPendefinisian olahraga dan komparasi non olahraga
Pendefinisian olahraga dan komparasi non olahragavasha pradana
 
tes-kebugaran-jasmani
tes-kebugaran-jasmanites-kebugaran-jasmani
tes-kebugaran-jasmaniArief Ace
 
pjok mantulity josh PPT PJOK SD P3K Pembelajaran 2.pdf
pjok mantulity josh PPT PJOK SD P3K Pembelajaran 2.pdfpjok mantulity josh PPT PJOK SD P3K Pembelajaran 2.pdf
pjok mantulity josh PPT PJOK SD P3K Pembelajaran 2.pdfhendraaprilend
 
PPT PJOK SD P3K Pembelajaran 2 yang mantul lagi cakep pdf
PPT PJOK SD P3K Pembelajaran 2 yang mantul lagi cakep pdfPPT PJOK SD P3K Pembelajaran 2 yang mantul lagi cakep pdf
PPT PJOK SD P3K Pembelajaran 2 yang mantul lagi cakep pdfhendraaprilend
 
Slide sap penjas
Slide sap penjasSlide sap penjas
Slide sap penjasIka Udy
 
2020 b 20060484053_rahmat hidayat haqiqi_filsafat olahraga
2020 b 20060484053_rahmat hidayat haqiqi_filsafat olahraga2020 b 20060484053_rahmat hidayat haqiqi_filsafat olahraga
2020 b 20060484053_rahmat hidayat haqiqi_filsafat olahragaRahmatHidayatHaqiqi
 
Imam haris utomo 20060484055 2020_b_filsafat dan sejarah olahraga
Imam haris utomo 20060484055 2020_b_filsafat dan sejarah olahragaImam haris utomo 20060484055 2020_b_filsafat dan sejarah olahraga
Imam haris utomo 20060484055 2020_b_filsafat dan sejarah olahragaIMAMHARISUTOMO
 
KONSEP PEMENUHAN KEBUTUHAN MOBILISASI DAN IMMOBILISASI.pptx
KONSEP PEMENUHAN KEBUTUHAN MOBILISASI DAN IMMOBILISASI.pptxKONSEP PEMENUHAN KEBUTUHAN MOBILISASI DAN IMMOBILISASI.pptx
KONSEP PEMENUHAN KEBUTUHAN MOBILISASI DAN IMMOBILISASI.pptxawaldarmawan3
 
Tinjauan literatur
Tinjauan literaturTinjauan literatur
Tinjauan literaturAzan Hamin
 

Similar to ANALISIS GERAKAN SENAM SKJ 2012.pptx (20)

Kelas1 semester1
Kelas1 semester1Kelas1 semester1
Kelas1 semester1
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
 
Pendefinisian olahraga dan komparasi non olahraga
Pendefinisian olahraga dan komparasi non olahragaPendefinisian olahraga dan komparasi non olahraga
Pendefinisian olahraga dan komparasi non olahraga
 
tes-kebugaran-jasmani
tes-kebugaran-jasmanites-kebugaran-jasmani
tes-kebugaran-jasmani
 
pjok mantulity josh PPT PJOK SD P3K Pembelajaran 2.pdf
pjok mantulity josh PPT PJOK SD P3K Pembelajaran 2.pdfpjok mantulity josh PPT PJOK SD P3K Pembelajaran 2.pdf
pjok mantulity josh PPT PJOK SD P3K Pembelajaran 2.pdf
 
PPT PJOK SD P3K Pembelajaran 2 yang mantul lagi cakep pdf
PPT PJOK SD P3K Pembelajaran 2 yang mantul lagi cakep pdfPPT PJOK SD P3K Pembelajaran 2 yang mantul lagi cakep pdf
PPT PJOK SD P3K Pembelajaran 2 yang mantul lagi cakep pdf
 
SENAM.pptx
SENAM.pptxSENAM.pptx
SENAM.pptx
 
Mtr penjas x
Mtr penjas xMtr penjas x
Mtr penjas x
 
Slide sap penjas
Slide sap penjasSlide sap penjas
Slide sap penjas
 
2020 b 20060484053_rahmat hidayat haqiqi_filsafat olahraga
2020 b 20060484053_rahmat hidayat haqiqi_filsafat olahraga2020 b 20060484053_rahmat hidayat haqiqi_filsafat olahraga
2020 b 20060484053_rahmat hidayat haqiqi_filsafat olahraga
 
8.1 BIOMEKANIKA
8.1 BIOMEKANIKA 8.1 BIOMEKANIKA
8.1 BIOMEKANIKA
 
Bab i
Bab iBab i
Bab i
 
Imam haris utomo 20060484055 2020_b_filsafat dan sejarah olahraga
Imam haris utomo 20060484055 2020_b_filsafat dan sejarah olahragaImam haris utomo 20060484055 2020_b_filsafat dan sejarah olahraga
Imam haris utomo 20060484055 2020_b_filsafat dan sejarah olahraga
 
Kata pengantar filsafat
Kata pengantar filsafatKata pengantar filsafat
Kata pengantar filsafat
 
Kata pengantar filsafat
Kata pengantar filsafatKata pengantar filsafat
Kata pengantar filsafat
 
KONSEP PEMENUHAN KEBUTUHAN MOBILISASI DAN IMMOBILISASI.pptx
KONSEP PEMENUHAN KEBUTUHAN MOBILISASI DAN IMMOBILISASI.pptxKONSEP PEMENUHAN KEBUTUHAN MOBILISASI DAN IMMOBILISASI.pptx
KONSEP PEMENUHAN KEBUTUHAN MOBILISASI DAN IMMOBILISASI.pptx
 
Tugas penjass
Tugas penjassTugas penjass
Tugas penjass
 
Fajar
FajarFajar
Fajar
 
Tinjauan literatur
Tinjauan literaturTinjauan literatur
Tinjauan literatur
 
Makalah bulu tangkis,,,,
Makalah bulu tangkis,,,,Makalah bulu tangkis,,,,
Makalah bulu tangkis,,,,
 

ANALISIS GERAKAN SENAM SKJ 2012.pptx

  • 1. Muhamad Muhibbudin Nur 12060484066 ANALISIS GERAKAN SENAM SKJ 2012 ( Ditinjau dari gerak persendian dalam Kinesiologi )
  • 2. BAB I PENDAHULUAN  Latar Belakang Olahraga adalah segala kegiatan yang sistematis untuk mendorong, membina, serta mengembangkan potensi jasmani, rohani dan sosial yang dijelaskan dalam UU Nomor 3 Tahun 2005 tentang Sistem Keolahragaan Nasional (SKN).
  • 3.  Senam didefinisikan sebagai latihan jasmani yang diciptakan secara sengaja, dan disusun secara sistematis dan dilakukan secara sadar dengan tujuan membentuk dan mengembangkan pribadi secara harmonis ( Hidayat, I. 1970).  Senam pada dasarnya adalah gerakan yang menggabungkan tingkat kesulitan gerakan dengan unsur keindahan dan keluwesan (Soewandi, 1998).
  • 4.  Jenis-jenis senam ada berbagai macam, diantaranya adalah : 1. senam artistik (artistic gymnastic) 2. senam akrobatik (acrobatic gymnastic) 3. senam ritmik sportif (sportive ritmik gymnastic) 4. senam aerobik (sport aerobic) 5. senam trampolin (trampolining gymnastic) dan 6. senam umum (general gymnastic).
  • 5.  Senam umum : senam yang populer di kalangan masyarakat dan dalam pelaksanaannya tidak dibutuhkan keahlian khusus dan gerakannya mudah untuk dilakukan, contoh dari senam umum adalah Senam Kesegaran Jasmani.  Senam Kesegaran Jasmani (SKJ) ini merupakan sebuah rangkaian gerakan senam yang diiringi musik tertentu yang bertujuan untuk meningkatkan dan mempertahankan kesegaran dan kebugaran Jasmani dan Rohani.
  • 6.  Sejak dicanangkan ajakan “mengolahragakan masyarakat dan memasyarakatkan olahraga” oleh pemerintah, olahraga senam untuk mencari kebugaran fisik mekar dimana-mana, namun dalam gerakan senam tersebut tanpa disadari ada kaedah-teknis yang terlupakan, dan sering melahirkan keluhan (cedera) ringan, berat bahkan kronis.Hal ini terjadi karena kurangnya pengertian dan pengetahuan mengenai gerakan olahraga senam yang tepat.  Gerakan-gerakan senam yang salah tidak jarang menyebabkan cedera yang ringan maupun berat, bahkan dapat menyebabkan cedera yang kronis (Sadoso Sumo Sardjuno, 1996), khususnya pada persendian dan otot tubuh yang berperan besar dalam gerakan senam.
  • 7.  Oleh karena itu fokus penelitian ini adalah menganalisis gerakan senam SKJ 2012 yang akan ditinjau dari segi karakteristik gerak persendian dalam prinsip dasar Kinesiologi. Sehingga nantinya dapat diketahui apakah gerakan dalam senam SKJ 2012 sudah sesuai atau tidak dengan segi karakteristik gerak persendian dalam Kinesiologi.
  • 8.  Rumusan Masalah  Apakah gerakan senam SKJ 2012 sudah sesuai dengan karakteristik persendian pada prinsip Kinesiologi?  Adakah perbedaan karakteristik gerak persendian Normal dan Lansia dalam gerak senam SKJ 2012 pada prinsip Kinesiologi?  Tujuan Penelitian  Mengetahui kesesuaian gerakan senam SKJ 2012 dengan karakteristik gerak persendian pada prinsip Kinesiologi.  Mengetahui perbedaan karakteristik gerak persendian Normal dan Lansia dalam gerak senam SKJ 2012 pada prinsip Kinesiologi.
  • 9.  Batasan Penelitian Adapun keterbatasan penelitian ini meliputi :  Penelitian hanya dilakukan pada gerakan senam SKJ 2012.  Fokus penelitian ditinjau dari gerak persendian dalam prinsip Kinesiologi.  Penelitian dilakukan pada gerak persendian Lansia dan Normal.
  • 10.  Manfaat Penelitian 1. Untuk memberikan informasi tentang gerakan senam SKJ 2012 yang sesuai karakteristik persendian pada prinsip dasar Kinesiologi. 2. Sebagai bahan evaluasi gerakan senam SKJ 2012 sesuai karakteristik persendian pada prinsip dasar Kinesiologi. 3. Untuk menyusun proses latihan gerakan senam SKJ 2012 yang sesuai dengan karakteristik persendian pada prinsip dasar Kinesiologi.
  • 11.  Asumsi 1. Subjek penelitian yang dianalisis adalah pesenam SKJ 2012, sehingga teknik gerakan senam SKJ 2012 yang dilakukan mendekati kesempurnaan gerak baik Lansia maupun Normal. 2. Video senam SKJ 2012 ini dibuat sebagai pedoman gerakan senam oleh para instruktur senam SKJ 2012, maka secara teknik gerak yang dianalisis adalah gerakan yang diasumsikan benar dan sesuai dengan karakteristik persendian pada prinsip kinesiologi.
  • 12.  Definisi Operasional 1. Analisis Menurut kamus besar Bahasa Indonesia online, analisis diartikan sebagai suatu penyelidikan terhadap suatu peristiwa (karangan, perbuatan, dan sebagainya) untuk mengetahui keadaan yang sebenarnya (www. kamusbahasaindonesia.org/analisis). Dalam penelitian ini, ini yang dimaksud analisis adalah meneliti sebuah video senam SKJ 2012 ditinjau dari segi karakteristik persendian dalam perinsip dasar Kinesiologi. 2. Gerak Gerak dalam kamus besar Bahasa Indonesia online memiliki arti peralihan tempat atau kedudukan, baik hanya sekali maupun berkali-kali. Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan gerak adalah, seluruh perubahan posisi bagian-bagian tubuh yang sesuai dengan karakteristik persendian pada video senam SKJ 2012.
  • 13.  Senam SKJ 2012 Senam SKJ 2012 adalah nama dari salah satu jenis senam yang sekarang ini banyak berkembang di Indonesia. Senam Kesegaran Jasmani adalah senam massal yang diwajibkan oleh pemerintah Indonesia. Senam SKJ ini terus mengalami perkembangan dan modifikasi gerakan serta iringan musik senam yang terus diperbarui hingga versi senam yang akan diteliti ini, SKJ 2012.  Kinesiologi Kinesiologi berasal dari kata kines dan logos, kines adalah gerak sedangkan logos berarti ilmu, jadi kinesiologi adalah ilmu yang mempelajari tentang gerak, khususnya gerak pada manusia. (www.wikipedia.com). Dalam penelitian ini . kinesiologi dijadikan teori acuan untuk melakukan analisis gerakan senam SKJ 2012 yang ditinjau dari segi karakteristik persendian dalam prinsip dasar Kinesiologi.
  • 14. BAB II KAJIAN PUSTAKA  Kata senam berasal dari bahasa yunani yaitu “gymnos” yang artinya telanjang. Dari sinilah muncul kata inggris yaitu gymnasstics dan dianggap terjemahan dari kata senam.  Imam Hidayat (1970 : 2) dalam Sumanto & Sukiyo (1992 : 11), Senam adalah latihan jasmani yang diciptakan dengan sengaja, disusun secara sistematis dan dilakukan secara sadar dengan tujuan membentuk dan mengembangkan pribadi secara harmonis
  • 15.  Senam Kesegaran Jasmani 2012 (SKJ 2012) o Senam masal pertama kali dijumpai di Indonesia dengan nama Senam Pagi Indonesia di tahun 1975 sampai dengan sekarang (Departemen pendidikan dan kebudayaan, 1986). Dan akhirnya muncul senam dengan nama Senam Kesegaran Jasmani sebagai pengembangan dari Senam Pagi Indonesia pada 11 Maret 1984 berdasarkan Surat Perintah Menpora untuk diajarkan ke seluruh lapisan masyarakat o SKJ (Senam Kesegaran Jasmani) 2012 adalah satu bentuk dari perkembangan senam kesegaran jasmani, dengan gerakan dan irama musik yang terus berkembang dari beberapa seri senam sebelumnya diantaranya SKJ ’84, SKJ ’88, SKJ ’92 hingga terakhir SKJ 2008 (www.wikipedia.org).
  • 16.  Dalam SKJ 2012 terdiri dalam beberapa tahap gerakan yaitu : 1. Pemanasan 2. Peralihan 3. gerakan inti 4. dan pendinginan
  • 17.  Manfaat Senam SKJ 2012 1. Mempertahankan dan meningkatkan taraf kesegaran jasmani yang baik. 2. Mengadakan koreksi terhadap kekurang benaran sikap dan gerak. 3. Membentuk sikap dan gerak. 4. Membentuk kondisi fisik, (misalnya kekuatan otot, kelincahan, ketahanan, keluwesan dan kecepatan). 5. Membentuk berbagai sikap kejiwaan (keberanian, kepercayaan diri, kesiapan diri, kesanggupan bekerja sama). 6. Memberikan rangsangan bagi pertumbuhan tubuh, khususnya bagi anak-anak. 7. Memupuk rasa tanggung jawab terhadap kesehatan diri sendiri dan masyarakat.
  • 18.  Teori Anatomi Manusia Pelajaran tentang bentuk dan susunan tubuh manusia disebut anatomi. Kata anatomi sendiri berasal dari bahasa Yunani yang berarti “memotong” atau “membedah”  Anatomi memiliki banyak cabang ilmu, diantaranya adalah : 1. Osteologi 2. Antrologi 3. Miologi 4. Neurologi 5. Angiopologi 6. Dermatologi 7. Spanchnologi 8. Endokrinologi
  • 19. Dalam penelitian ini ilmu yang akan digunakan adalah Arthrologi, karena berkaitan dengan gerak tubuh pada sistem persendian manusia. Sehingga perlu dijelaskan tentang Arthrologi agar tidak menyimpang dari tujuan penelitian.  Antrologi (sistem persendian pada tubuh manusia) Hubungan antara bagian-bagian kerangka disebut sendi atau articulatio. Persendian pada sistem kerangka tubuh manusia diklasifikasikan menurut jumlah kemungkinan gerakannya :  Synarthrosis (Tidak dapat bergerak)  Amphiarthrosis (gerakannya terbatas)  Diarthrosis (gerakannya luas)
  • 20.  Kinesiologi Manusia  Kinesiologi berasal dari bahasa Yunani yaitu kinesis dan logos. Kinesis berarti gerak, sedangkan logos berarti ilmu. Dengan demikian Kinesiologi dapat diartikan sebagai Ilmu yang mempelajari gerak, tetapi hanya terbatas pada gerakan manusia.  Kinesiologi juga terkait dengan disiplin ilmu-ilmu lain, yaitu anatomi kerangka-otot (muscoloskeletal), biomekanika (biomechanics) dan fisiologi otot syaraf (neuro-muscular) dan berhubungan dengan gerakan manusia  Bagian struktur dalam kinesiologi dibedakan berdasarkan tiga potongan tubuh, yaitu : The upper extremities, the neck and trunk, dan the lower extremities.
  • 21. A. The upper extremities (anggota gerak atas) Tubuh bagian atas merupakan bagian gerak yang terdapat pada potongan tubuh bagian atas, yang diklasifikasikan sebagai berikut : 1. Shoulder joint (sendi pada bahu )  Menurut Lippert (2006 : 107) , sendi bahu adalah salah satu sendi yang paling banyak bergerak dalam tubuh dan salah satu yang paling stabil.  Gerakan sendi bahu antara lain fleksi, ekstensi, hiperekstensi, abduksi, adduksi, sirkumduksi, rotasi mediak, rotasi lateral, abduksi horizontal, adduksi horizontal dan skapsi.
  • 22. 2. Ellbow joint (sendi pada siku) Sendi siku dibentuk oleh hubungan lebih dari 2 tulang, jadi merupakan articulatio composita. Sendi siku terdiri dari 3 persendian, yaitu Art. Humero- ulnaris, Art. Humero-radialis dan Art. Radio-ulnaris proximalis. (Soedarminto, 1992 : 55) Gerakan yang dapat terjadi di sendi siku antara lain fleksi, ekstensi, pronasi dan supinasi.
  • 23. 3. Wrist joint (sendi pada bagian pergelangan tangan) Dalam Soedarminto (1992 : 56), Sendi pergelangan tangan ini dibentuk oleh bagian distal radius dan ossa carpalia deretproximal. Pembentuk lekuk sendinya ialah radius dan discus articularis, kepala sendi adalah osnaviculare manus, os lunatum dan os triquetrum. Sendi ini diperkuat oleh banyak ligamentum dan tendon-tendon otot lengan bawah yang menggerakkan pergelangan tangan. Gerakan yang mungkin terjadi pada sendi pergelangan tangan antara lain fleksi, ekstensi, abduksi ulnar dan abduksi radial.
  • 24. 4. Hand joint (sendi pada tangan) Tangan adalah ujung dari ekstremitas atas. Terdiri dari ibu jari dan jari metakarpal dan phalangs. Tangan merupakan titik kunci fungsi ekstremitas atas. Kita menggunakan tangan untuk berbagai kegiatan yang tidak ada habisnya mulai dari yang sangat sederhana sampai untuk tugas- tugas yang cukup kompleks (Lippert : 2006). Pergerakan yang mungkin terjadi pada ibu jari antara lain adalah ekstensi, fleksi, ekstrim fleksi, abduksi, adduksi, opposisi, dan sirkumduksi. Sedangkan pada metacarpal / jari-jari antara lain fleksi, ekstensi, abduksi, dan adduksi.
  • 25. B. The neck and trunk (leher dan batang tubuh) Kolom vertebrata membangun dan mepertahankan sumbu longitudinal tubuh. Karena merupakan batang tubuh, gerakan tulang punggung itu terjadi sebagai hasil dari gerakan gabungan dari vertebrata individu. Kolom tulang belakang menjadi titik pivot untuk gerak dan dukungan dari kepala ke daerah serviks (Lippert : 2006)
  • 26. C. The lower extremities 1. Sendi Panggul Sendi panggul terbentuk oleh caput femoris dengan acetabulum. Sendi ini dirancang untuk memikul beban, meskipun sangat kuat, dapat memberikan kemungkinan gerak yang cukup besar kepada anggota gerak bawah (the lower extremities).(Soedarminto, 1992 : 63). Gerakan yang mungkin terjadi pada sendi ini antara lain fleksi, ekstensi, abduksi, adduksi, rotasi lateral, rotasi medial, dan sirkumduksi.
  • 27. 2. Sendi lutut Sendi lutut dibentuk oleh condyli femoris di sebelah atas dan condyli tibialis di sebelah bawah. Patella membentuk sendi dengan anterior dari condylo femoris. (Soedarminto, 1992 : 65). Gerakan yang mungkin terjadi antara lain fleksi, ekstensi, dan rotasi (lateral/medial).
  • 28. 3. Sendi pergelangan kaki Sendi pergelangan kaki termasuk sendi engsel yang dibentuk oleh ujung distal dan fibula, serta os talus. Gerakan yang mungkin terjadi pada sendi ini adalah fleksi plantar dan fleksi dorsal. 4. Sendi kaki Persendian pada kaki terdiri dari art. Tarso-metatarsalia, art. Metatarso-phalangea dan art. Interphalangea. Gerakan yang mungkin terjadi antara lain adalah fleksi, ekstensi yang terbatas, serta inversi dan eversi dengan masing-masing otot penggeraknya.
  • 29.  Klasifikasi Usia Menurut Departemen Kesehatan Republik Indonesia tahun 2009 mengklasifikasikan usia menjadi 9 kategori sebagai berikut :  Masa Balita = 0 – 5 tahun  Masa Kanak-kanak = 5 – 11 tahun  Masa Remaja Awal = 12 – 16 tahun  Masa Remaja Akhir = 17 – 25 tahun  Masa Dewasa Awal = 26 – 35 tahun  Masa Dewasa Akhir = 36 – 45 tahun  Masa Lansia Awal = 46 – 55 tahun  Masa Lansia Akhir = 56 – 65 tahun  Masa Manula = 65 – sampai atas
  • 30.  Range Of Motion Menurut Suratun, dkk, 2008 yang dikutip dari jurnal (Pemeriksaan ROM dan Kekuatan Otot, 2013), Range of motion adalah gerakan dalam keadaan normal yang dapat dilakukan oleh sendi yang bersangkutan. ROM menurut jenis gerakannya dapat diklasifikasikan menjadi 3 kelompok, yaitu ROM dinamis, ROM statis-aktif, dan ROM statis-pasif.  ROM dinamis/ ROM kinetik adalah kemampuan sendi pada anggota tubuh untuk melakukan gerakan-gerakan dinamis/kinetik.  ROM statis-aktif/ ROM aktif adalah kemampuan untuk mempertahankan posisi pada gerakan dengan bantuan dari otot-otot antagonis dan agonis. Misalnya, mengangkat tangan dan menjaganya agar tetap tinggi tanpa adanya dukungan dari eksternal/ bertumpu.  ROM statis-pasif/ROM pasif adalah kemampuan untuk mempertahankan gerakan dengan bantuan berat badan, tumpuan, ataupun alat-alat lain (kursi).
  • 31.  Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi ROM Faktor Intrinsik 1. Genetik 2. Struktur Sendi 3. Umur dan Jenis Kelamin 4. Struktur Jaringan Ikat 5. Sisi Dominan Tubuh 6. Ukuran Diameter/Besar Otot 7. Cedera yang pernah dialami Faktor Ekstrinsik: 1. Lingkungan 2. Latihan Peregangan
  • 32. BAB III METODE PENELITIAN  Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif Kuantitatif. Penelitian deskriptif Kuantitatif adalah penelitian yang dilakukan untuk menggambarkan gejala, fenomena atau peristiwa tertentu dalam data berupa angka (Ali maksum, 2012 : 68).
  • 33. Pada subyek tunggal, studi kasus dikenal dengan studi kasus eksplanatoris. Studi kasus dapat dilakukan pada penelitian dengan sumber daya yang sangat kecil seperti satu orang, satu keluarga, satu RT, satu desa, satu kecamatan, satu kabupaten, satu provinsi, satu negara, bahkan satu benua. (Burhan bungin, 2008: 229). Maka dari itu penelitian ini hanya melibatkan satu instruktur senam. Jadi, didalam penelitian ini, peneliti menggunakan jenis penelitian deskriptif kuantitatif dengan metode studi kasus untuk mendeskripsikan atau menggambarkan hasil dari analisis gerak senam SKJ 2012.
  • 34.  Tempat Dan Waktu Penelitian Tempat penelitian ini dilakukan di SDN Tamiajeng Kec. Trawas Kab. Mojokerto. Waktu pengambilan data tidak dibatasi, sampai didapatkan hasil rekaman video yang diinginkan  Subjek Penelitian Dalam penelitian ini subjek yang digunakan adalah pesenam atau instruktur senam yang dibedakan menjadi 2 macam sampel, yaitu Normal dan Lansia dengan rentang usia untuk kategori Normal = 26 – 45 tahun dan Lansia diatas 45 tahun. Satu sampel untuk masing-masing kategori dengan gender yang sama. Nantinya gerakan masing-masing sampel dibandingkan dan dikaji dengan acuan Range of Motion (ROM) persendian untuk mendapatkan data yang diinginkan. .
  • 35.  Instrumen Penelitian Instrumen penelitian yang digunakan adalah software Kinovea. Software ini digunakan untuk memutar video secara slowmotion dan stopmotion, mengukur sudut gerakan sendi dan juga untuk memotong bagian- bagian video gerakan menjadi gambar-gambar sehingga mudah untuk dianalisis. Untuk mendapatkan data maka perlu alat pendukung penelitian diantaranya Kamera digital, Tripod, Alat tulis, dan Laptop. Sedangkan dalam menganalisis data, peneliti menggunakan acuan Range Of Motion (ROM). ROM sendiri merupakan derajat untuk mengukur dan mengkaji kelentukan tulang, sendi dan otot dalam melakukan pergerakan.
  • 36.  Teknik Pengumpulan Data Untuk pengumpulan data, peneliti menggunakan metode observasi (pengamatan). Metode observasi mengharuskan peneliti turun ke lapangan untuk mengamati hal-hal yang berkaitan dengan ruang, tempat, pelaku, kegiatan, waktu dan lain-lain. 1. Mempersiapkan data yang akan dianalisis, data yang dimaksud adalah video gerakan senam SKJ 2012. 2. Masing-masing subjek penelitian melakukan gerakan sesuai dengan video gerakan intruksional senam SKJ 2012. Gerakan yang dilakukan mulai dari gerakan pemanasan, peralihan, inti dan pendinginan. 3. Mempersiapkan kamera untuk merekam keseluruhan gerak subjek penelitian. Seluruh
  • 37.  Teknik Analisis Data Setelah hasil rekaman didapat, selanjutnya data video tersebut dianalisis dengan cara sebagai berikut :  Masing-masing Data video diputar dalam software Kinovea.  Mengamati setiap bagian gerakan-gerakan senam dalam video.  Memotong tiap bagian gerakan senam tiap sampel dalam video menjadi gambar-gambar dan mengukur sudut sendi yang terjadi pada gerakan dengan software Kinovea.
  • 38.  Menganalisis setiap gambar-gambar potongan gerakan senam tiap sampel dan menyesuaikannya dengan ROM (Range Of Motion) karakteristik gerak persendian dalam prinsip kinesiologi.  Mencatat hasil analisis sesuai dengan ROM dan membandingkannya.  Menentukan gerakan senam yang sesuai dengan ROM dan gerakan yang tidak sesuai dengan ROM dari analisis kedua sampel data.  Menambahkan saran gerakan yang sesuai dengan karakteristik gerakan persendian atau ROM yang sesuai dengan prinsip kinesiologi apabila hasil analisis tidak sesuai dengan teori.
  • 39. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN  Hasil Penelitian Berdasarkan video gerakan Senam SKJ 2012 yang sudah dipotong menjadi bentuk gambar, dan dianalisis ROM sendi yang terjadi pada tiap rangkaian gerakan pemanasan, peralihan, inti dan pendinginan didapatkan hasil sebagai berikut :
  • 40. No Tahapan Gerakan Gerakan Senam SKJ 2012 Sendi Jenis Gerakan ROM yang terjadi (°) Rentang ROM(°) 1 Sikap Awal - - - - - 2 Pemanasa n 1 A 1. Sendi Bahu Fleksi Ekstensi 0 - 180 180 - 0 0 – 180 180 – 0 B Sendi Bahu Sendi Siku Sendi Leher Sendi Lutut  Abduksi  Adduksi  Fleksi  Fleksi  Fleksi 0 - 180 20 - 40 90 - 150 40 - 45 45 - 90 0 – 180 180 – 0 0 – 150 0 – 45 0 – 130 2 1. A Sendi Bahu Sendi Siku Sendi Pinggul Sendi Lutut Fleksi Hiperekstensi Fleksi Fleksi Fleksi 40 - 80 45 - 60 90 - 120 140 - 90 70 – 90 0 – 180 45 – 60 0 – 150 180 - 90 0 – 130 1. B Sendi Siku  Fleksi  Ekstensi 135 - 150 20 - 0 0 – 150 150 – 0 3 A 1. Sendi leher Horizontal abduksi 70 - 90 0 – 90 B 1. Sendi Leher Fleksi lateral 40 - 45 40 – 45 1. C Sendi Leher Fleksi 40 – 45 0 – 45 1. D 1. Sendi Leher Rotasi 90–135 0 – 180
  • 41. 4 A 1. Sendi Bahu 2. Sendi siku 3. Sendi Pinggul 4. Sendi Mata kaki Abduksi Adduksi Fleksi Adduksi Plantar fleksi 80 – 135 90 – 30 0 - 90 0 – 30 0– 50 0 – 180 180 – 0 0 – 150 50 – 0 0 – 50 B 1. Sendi Bahu Sirkumduksi 360 360 C 1. Sendi Bahu 2. Sendi Siku Abduksi horizontal Adduksi horizontal Fleksi 45 – 90 90 – 0 135 - 150 0 – 90 90 – 0 0 – 150 D 1. Sendi Bahu Sirkumduksi 360 360 5 A 1. Sendi Bahu 2. Sendi siku 3. Sendi Pinggul Fleksi Ekstensi Fleksi Abduksi 145 - 180 45 – 0 80 – 100 20 – 35 0 – 180 180 – 0 0 – 150 30 – 50 B Sendi siku Sendi Pinggul  Fleksi  Ekstensi  Fleksi  Ekstensi 120 - 150 0 20- 45 30 – 45 0 – 150 150 – 0 0 – 120 30 – 50 6 A 1. Sendi bahu 2. Sendi Siku 3. Sendi Pinggul  Hiperekstensi  Fleksi  Fleksi  Ekstensi  Abduksi 30 – 50 70 – 120 90 – 150 0 20 – 50 45 – 60 0 – 180 0 – 150 150 – 0 0 – 50 B 1. Sendi Siku 2. Sendi Pinggul 3. Sendi Lutut  Fleksi  Ekstensi  Fleksi  Fleksi  Ekstensi 135 - 150 0 20 – 50 30 – 45 0 0 – 150 150 – 0 0 – 120 0 – 130 130 – 0
  • 42. 7 A 1. Sendi Bahu 2. Sendi Siku 3. Sendi Pinggul 4. Sendi Lutut  Abduksi  Adduksi  Fleksi  Ekstensi  Fleksi  Ekstensi  Fleksi  Ekstensi 70 – 90 0 120 - 150 0 45 – 120 0 90 – 120 0 0 – 180 180 – 0 0 – 150 150 – 0 0 – 120 120 – 0 0 – 130 130 – 0 B 1. Sendi bahu 2. Sendi siku 3. Sendi pinggul Abduksi Fleksi Ekstensi Abduksi 120 - 150 120- 150 0 15 – 30 0 – 180 0 – 150 150 – 0 0 – 50 8 A 1. Sendi bahu 2. Sendi siku 3. Sendi pinggul  Fleksi  Fleksi  Ekstensi  Abduksi 90 – 135 80 – 135 0 20 – 45 0 – 180 0 – 150 150 – 0 0 – 50 B Sendi bahu Sendi Siku Sendi Pinggul  Abduksi  Fleksi  Ekstensi  Adduksi (Belakang) 30 – 45 135 - 150 0 20 – 50 0 – 180 0 – 150 150 – 0 0 – 50 9 A 1. Sendi Bahu 2. Sendi Lutut 3. Sendi Pinggul  Abduksi  Adduksi  Adduksi Horizontal  Fleksi  Ekstensi  Abduksi 160-180 80 - 90 90 - 150 40 – 80 0 30 - 50 0 – 180 180 – 0 180 – 0 0 – 130 130 – 0 30 – 50 B 1. Sendi bahu 2. Sendi lutut  Abduksi Horizontal  Adduksi horizontal  Fleksi  Ekstensi 90 0 45 – 90 0 0 – 90 90 – 0 45 – 130 130 – 0
  • 43. 10 A 1. Sendi Bahu 2. Sendi siku 3. Sendi lutut 4. Sendi Pinggul  Adduksi Horizontal  Fleksi  Fleksi  Ekstensi  Abduksi 160 - 180 135 - 150 40 – 90 0 30 – 50 0 – 180 0 – 150 0 – 130 130 – 0 30 – 50 B 1. Sendi bahu 2. Sendi Pinggul  Abduksi horizontal  Abduksi 90 30 - 50 0 – 90 30 – 50 11 A 1. Sendi bahu 2. Sendi lutut 3. Sendi pinggul  Fleksi  Fleksi  Hiperekste nsi 160 - 180 45 – 90 30 – 50 0 – 180 0 – 130 30 – 50 B 1. Sendi bahu 2. Sendi lutut 3. Sendi pinggul  Hiperekste nsi  Fleksi  Hiperekste nsi 20 – 40 45 – 90 20 – 50 0 – 60 0 – 130 0 – 50
  • 44. 3. Peralihan (gerakan jalan ditempat sama dengan gerakan pemanasan 2.A) 1. Sendi bahu 2. Sendi siku 3. Sendi Pinggul 4. Sendi lutut -  Abduksi  Adduksi  Fleksi  Ekstensi  Abduksi  Adduksi  Fleksi - 70 - 90 45 – 0 90 – 150 0 20 – 50 0 45 – 90 - 0 – 180 180 – 0 0 – 150 150 – 0 30 – 50 50 – 0 45 – 130 4. Inti 1 A 1. Sendi Bahu 2. Sendi Siku 3. Sendi Pinggul 4. Sendi lutut 5. Sendi Mata kaki  Fleksi  Hipereksten si  Fleksi  Fleksi  Ekstensi  Fleksi  Ekstensi  Plantar fleksi 45 – 90 45 – 60 80 – 135 45 – 120 0 60 – 90 0 45 – 50 0 – 180 45 – 60 0 – 150 0 – 120 120 – 0 0 – 130 130 – 0 45 – 50 B 1. Sendi bahu 2. Sendi siku 3. Sendi pinggul 4. Sendi lutut  Hipereksten si  Fleksi  Fleksi  Ekstensi  Abduksi  Adduksi  Fleksi  Ekstensi 20 – 60 90 - 110 90 – 150 0 20 – 50 0 90 – 130 0 45 – 60 0 - 180 0 – 150 150 – 0 30 – 50 50 – 0 0 – 130 130 – 0
  • 45. 2 A 1. Sendi bahu 2. Sendi siku 3. Sendi pinggul Abduksi horizontal Adduksi hotizontal Fleksi Fleksi Hiperekstensi 0 - 90 0 – 45 90 – 150 20 – 50 20 - 50 0 – 90 90 – 0 0 – 150 0 - 120 30 – 50 B 1. Sendi bahu 2. Sendi siku Sendi pinggul 1. Sendi lutut  Hiperekstensi  Fleksi  Ekstensi  Fleksi  Hiperekstensi  Fleksi  Ekstensi 30 – 60 70 – 150 0 90 – 120 30 – 50 90 – 130 0 45 – 60 0 – 150 150 – 0 0 – 120 30 – 50 0 – 130 130 - 0 3 A 1. Sendi bahu 2. Sendi pinggul  Sirkumduksi  Abduksi  Adduksi 360 30 – 50 0 360 30 – 50 50 – 0 B 1. Sendi bahu 2. Sendi pinggul 3. Sendi lutut  Fleksi  Ekstensi  Fleksi  Ekstensi  Fleksi  Ekstensi 90 – 130 0 80 – 130 0 90 – 130 0 0 – 180 180 – 0 0 – 130 120 – 0 0 – 130 130 – 0 4 A Sendi bahu Sendi siku Sendi pinggul  Abduksi  Ekstensi  Fleksi  Abduksi  Adduksi 145 - 180 90 - 110 90 - 150 0 – 50 0 0 – 180 180 – 0 0 – 150 0 – 50 50 – 0 B 1. Sendi siku 2. Sendi pinggul 3. Sendi lutut  Fleksi  Ekstensi  Fleksi  Ekstensi  Fleksi  Ekstensi 90- 150 0 0 – 120 0 90 – 130 0 0 – 150 150 – 0 0 – 120 120 – 0 0 – 130 130 – 0
  • 46. Gerakan inti 5 A 1. Sendi bahu 2. Sendi siku 3. Sendi pinggul 4. Sendi lutut 5. Sendi mata kaki  Abduksi  Adduksi  Fleksi  Abduksi  Adduksi  Fleksi  Plantar fleksi 135 - 150 45 – 0 90 – 150 20 – 50 0 40 – 50 45 - 50 0 – 180 180 – 0 0 – 150 30 – 50 50 – 0 0 – 130 45 – 50 B 1. Sendi Bahu 2. Sendi siku 3. Sendi pinggul  Abduksi  Adduksi  Fleksi  Ekstensi  Adduksi  Abduksi 90 – 100 0 - 45 135 - 150 0 20 – 50 30 – 50 0 – 180 180 – 0 0 – 150 150 – 0 50 – 0 30 – 50 Gerakan pendinginan 1 A 1. Sendi bahu 2. Sendi siku 3. Sendi pinggul 4. Sendi lutut  Abduksi  Adduksi  Fleksi  Ekstensi  Abduksi  Adduksi  Fleksi  Ekstensi 130 - 150 45 – 20 90 – 135 0 30 – 50 0 45 – 80 0 0 – 180 180 – 0 0 – 150 150 – 0 30 – 50 50 – 0 0 – 130 130 – 0 B 1. Sendi bahu 2. Sendi siku 3. Sendi pinggul 4. Sendi lutut  Abduksi  Fleksi  Fleksi  Hiperekstensi  Fleksi 90 - 120 45 – 90 45 – 50 30 – 50 45 – 90 0 – 180 0 – 150 0 – 120 30 – 50 0 – 130
  • 47. Gerakan Pendinginan 2 A 1. Sendi Bahu 2. Sendi Pinggul 3. Sendi lutut  Abduksi  Adduksi  Abduksi  Adduksi  Fleksi  Ekstensi 90 –180 90 - 80 30 – 50 0 45 – 90 0 0 – 180 180 – 0 30 – 50 50 – 0 0 – 130 130 – 0 B 1. Sendi leher 2. Sendi bahu 3. Sendi pinggul 4. Sendi lutut  Hiperekstensi  Abduksi  Adduksi  Abduksi  Adduksi  Fleksi  Ekstensi 0 - 90 90 - 180 90 - 0 30 – 50 0 30 – 90 0 0 – 90 0 – 180 180 – 0 30 – 50 50 – 0 0 – 130 130 – 0 Gerakan pendinginan 3 A 1. Sendi bahu 2. Sendi pinggul 3. Sendi lutut  Fleksi  Horizontal abduksi  Abduksi  Fleksi  Hiperekstensi  Fleksi 90 - 100 90 170 - 180 45 – 120 30 – 50 0 - 90 0 – 180 0 – 90 0 – 180 0 – 120 30 – 50 0 – 130 B 1. Sendi bahu 2. Sendi siku 3. Sendi Pinggul 4. Sendi lutut 5. Sendi mata kaki  Fleksi  Ekstensi  Fleksi  Fleksi  Eksetensi  Hiperekstensi  Fleksi  Ekstensi  Dorsi fleksi 0 - 70 0 45 – 90 45 – 120 0 30 – 50 45 – 90 0 20 – 30 0 – 180 180 - 0 0 – 150 0 – 120 120 – 0 30 – 50 0 – 130 130 – 0 20 – 30
  • 48. Gerakan pendinginan 4 1. Sendi leher 2. Sendi bahu 3. Sendi siku 4. Sendi pinggul 5. Sendi lutut  Fleksi lateral  Abduksi  Adduksi  Fleksi  Ekstensi  Abduksi  Fleksi  Ekstensi 40 – 90 170 - 180 90 – 80 90 – 120 0 0 – 50 45 – 90 0 0 – 90 0 – 180 180 – 0 0 – 150 150 – 0 30 – 50 0 – 130 130 – 0 1. Sendi leher 2. Sendi bahu 3. Sendi siku 4. Sendi pinggul 5. Sendi lutut  Fleksi lateral  Abduksi  Fleksi  Abduksi  Fleksi 30 – 45 80 - 100 90 – 150 30 – 50 0 - 90 0 – 90 180 – 0 0 – 150 30 – 50 0 – 130 Gerakan pendinginan 5 1. Sendi bahu 2. Sendi pinggul 3. Sendi lutut  Setengah rotasi  Fleksi  Ekstensi  Adduksi  Fleksi (membungkuk)  Ekstensi  Fleksi  Ekstensi 90 - 135 180 0 0 70 – 120 0 40 – 90 0 0 – 180 0 – 180 0 - 180 180 – 0 0 – 120 120 – 0 0 – 130 130 – 0 Gerakan pendinginan 6 1. Sendi bahu 2. Sendi siku 3. Sendi lutut  Fleksi  Adduksi  Abduksi  Ekstensi  Fleksi  Fleksi  Ekstensi 180 90-100 0-180 90 90 – 150 45 – 90 0 0 – 180 180 – 0 0 – 180 180 – 0 0 – 150 0 – 130 150 - 0
  • 49.  Pada penelitian yang dilakukan pada 2 Pesenam sebagai sampel kategori normal dan lansia. Pada kategori normal, diperagakan oleh Ibu Dwi Arintina dengan Usia 31 tahun dan pada kategori lansia, diperagakan oleh Ibu Alimah dengan Usia 46 tahun.  Berdasarkan data sudut ROM gerakan senam kedua sampel yang sudah didapat, selanjutnya data ROM senam SKJ 2012 pada Tabel digunakan sebagai patokan untuk menganalisis dan menghitung ROM sendi pada gerak senam sampel normal dan sampel lansia yang sesuai dengan ROM SKJ 2012 dan yang Sampel Lansia Sampel Normal
  • 50. NO Gerakan SKJ 2012 Jumlah jenis gerakan ROM sendi Sampel Normal Sampel Lansia Sesuai ROM SKJ 2012 Tidak Sesuai ROM SKJ 2012 Sesuai ROM SKJ 2012 Tidak Sesuai ROM SKJ 2012 1 Pemanasan 1 7 7 - 6 1 2 7 6 1 5 2 3 4 3 1 2 2 4 10 10 - 10 - 5 8 6 2 7 1 6 10 9 1 9 1 7 12 11 1 9 2 8 8 8 - 7 1 9 10 9 1 9 1 10 7 7 - 6 1 11 6 6 - 6 - 2 Peralihan 11 11 - 9 2 3 Inti 1 16 15 1 15 1 2 12 12 - 11 1 3 9 9 - 8 1 4 11 11 - 11 - 5 13 13 - 11 2 4 Pendinginan 1 13 13 - 11 2 2 13 13 - 13 - 3 15 14 1 10 5 4 13 12 1 13 - 5 8 7 1 8 - 6 7 7 - 6 1 TOTAL 230 219 11 203 27
  • 51.  Pembahasan  Berdasarkan data ROM gerak senam SKJ 2012 mulai dari gerakan pemanasan, peralihan, inti dan pendinginan seperti pada Tabel 4.1 dan disesuaikan dengan rentang gerak ROM yang normal, diperoleh hasil bahwa ROM gerakan senam SKJ 2012 sudah sesuai dengan rentang ROM yang normal.  Sehubungan dengan hasil dari Tabel 4.2, total keseluruhan gerakan senam sampel normal yang sesuai dengan ROM SKJ 2012 sebanyak 219 gerakan dan gerakan senam yang tidak sesuai sebanyak 11. Sedangkan pada sampel lansia, total keseluruhan gerakan senam yang sesuai dengan ROM SKJ 2012 sebanyak 203 dan yang tidak sesuai sebanyak 27.
  • 52. 95% 88% 5% 12% 0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90% 100% Sampel Normal Sampel Lansia Gerakan Sesuai ROM SKJ 2012 Gerakan Tidak Sesuai ROM SKJ 2012 Sesuai dengan diagram diatas, dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan antara kesesuaian ROM gerak sampel normal dan lansia. Namun perbedaan gerak yang dialami tidak begitu besar, hanya berkisar 7% dari keseluruhan gerak.
  • 53. BAB V SIMPULAN DAN SARAN  Simpulan  Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan dari penelitian yang dilakukan, dapat di ambil kesimpulan bahwa gerakan keseluruhan senam SKJ 2012 sudah sesuai dengan karakteristik persendian pada prinsip Kinesiologi. Hal tersebut dilihat data hasil penelitian yang menunjukkan rata- rata ROM SKJ 2012 yang terjadi sesuai dengan rentang ROM.  perbedaan karakteristik gerak persendian sampel usia normal dan usia lansia pada senam SKJ 2012 memiliki perbedaan sebesar 7% dilihat dari perbandingan jumlah kesesuaian ROM kedua sampel dengan ROM Senam SKJ 2012 pada masing-masing gerakan.
  • 54.  Saran Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, terdapat beberapa saran untuk penelitian Analisis gerakan selanjutnya pada senam yang berbeda agar hasil yang diperoleh lebih baik, antara lain :  Pengunaan ROM untuk meneliti kesesuaian gerak persendian dalam senam kurang efektif, dikarenakan gerakan dalam senam memliliki rythme yang cukup cepat sehingga sulit untuk memperoleh ROM yang sesuai.  Memilih pesenam yang benar-benar menguasai gerakan senam untuk meminimalisir terjadinya ketidak sesuaian gerakan senam.  Penggunaankamera yang memiliki kualitas bagus dan aplikasi analisis yang lebih lengkap agar hasil yang diperoleh lebih sempurna.