Dokumen tersebut membahas tentang analisis gerakan senam SKJ 2012 yang ditinjau dari karakteristik gerak persendian dalam kinesiologi. Dibahas pula definisi senam, SKJ 2012, kinesiologi, dan anatomi terkait sistem persendian tubuh manusia. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis kesesuaian gerakan senam SKJ 2012 dengan karakteristik gerak persendian menurut prinsip kinesiologi.
2. BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Olahraga adalah segala kegiatan yang
sistematis untuk mendorong, membina, serta
mengembangkan potensi jasmani, rohani dan
sosial yang dijelaskan dalam UU Nomor 3
Tahun 2005 tentang Sistem Keolahragaan
Nasional (SKN).
3. Senam didefinisikan sebagai latihan jasmani yang
diciptakan secara sengaja, dan disusun secara
sistematis dan dilakukan secara sadar dengan
tujuan membentuk dan mengembangkan pribadi
secara harmonis ( Hidayat, I. 1970).
Senam pada dasarnya adalah gerakan yang
menggabungkan tingkat kesulitan gerakan dengan
unsur keindahan dan keluwesan (Soewandi, 1998).
4. Jenis-jenis senam ada berbagai macam, diantaranya
adalah :
1. senam artistik (artistic gymnastic)
2. senam akrobatik (acrobatic gymnastic)
3. senam ritmik sportif (sportive ritmik gymnastic)
4. senam aerobik (sport aerobic)
5. senam trampolin (trampolining gymnastic) dan
6. senam umum (general gymnastic).
5. Senam umum : senam yang populer di kalangan
masyarakat dan dalam pelaksanaannya tidak
dibutuhkan keahlian khusus dan gerakannya mudah
untuk dilakukan, contoh dari senam umum adalah
Senam Kesegaran Jasmani.
Senam Kesegaran Jasmani (SKJ) ini merupakan
sebuah rangkaian gerakan senam yang diiringi musik
tertentu yang bertujuan untuk meningkatkan dan
mempertahankan kesegaran dan kebugaran Jasmani
dan Rohani.
6. Sejak dicanangkan ajakan “mengolahragakan
masyarakat dan memasyarakatkan olahraga” oleh
pemerintah, olahraga senam untuk mencari
kebugaran fisik mekar dimana-mana, namun dalam
gerakan senam tersebut tanpa disadari ada
kaedah-teknis yang terlupakan, dan sering
melahirkan keluhan (cedera) ringan, berat bahkan
kronis.Hal ini terjadi karena kurangnya pengertian
dan pengetahuan mengenai gerakan olahraga
senam yang tepat.
Gerakan-gerakan senam yang salah tidak jarang
menyebabkan cedera yang ringan maupun berat,
bahkan dapat menyebabkan cedera yang kronis
(Sadoso Sumo Sardjuno, 1996), khususnya pada
persendian dan otot tubuh yang berperan besar
dalam gerakan senam.
7. Oleh karena itu fokus penelitian ini adalah
menganalisis gerakan senam SKJ 2012 yang akan
ditinjau dari segi karakteristik gerak persendian dalam
prinsip dasar Kinesiologi. Sehingga nantinya dapat
diketahui apakah gerakan dalam senam SKJ 2012
sudah sesuai atau tidak dengan segi karakteristik
gerak persendian dalam Kinesiologi.
8. Rumusan Masalah
Apakah gerakan senam SKJ 2012 sudah sesuai
dengan karakteristik persendian pada prinsip
Kinesiologi?
Adakah perbedaan karakteristik gerak persendian
Normal dan Lansia dalam gerak senam SKJ 2012
pada prinsip Kinesiologi?
Tujuan Penelitian
Mengetahui kesesuaian gerakan senam SKJ 2012
dengan karakteristik gerak persendian pada prinsip
Kinesiologi.
Mengetahui perbedaan karakteristik gerak
persendian Normal dan Lansia dalam gerak senam
SKJ 2012 pada prinsip Kinesiologi.
9. Batasan Penelitian
Adapun keterbatasan penelitian ini meliputi :
Penelitian hanya dilakukan pada gerakan
senam SKJ 2012.
Fokus penelitian ditinjau dari gerak persendian
dalam prinsip Kinesiologi.
Penelitian dilakukan pada gerak persendian
Lansia dan Normal.
10. Manfaat Penelitian
1. Untuk memberikan informasi tentang gerakan
senam SKJ 2012 yang sesuai karakteristik
persendian pada prinsip dasar Kinesiologi.
2. Sebagai bahan evaluasi gerakan senam SKJ
2012 sesuai karakteristik persendian pada
prinsip dasar Kinesiologi.
3. Untuk menyusun proses latihan gerakan senam
SKJ 2012 yang sesuai dengan karakteristik
persendian pada prinsip dasar Kinesiologi.
11. Asumsi
1. Subjek penelitian yang dianalisis adalah
pesenam SKJ 2012, sehingga teknik gerakan
senam SKJ 2012 yang dilakukan mendekati
kesempurnaan gerak baik Lansia maupun
Normal.
2. Video senam SKJ 2012 ini dibuat sebagai
pedoman gerakan senam oleh para instruktur
senam SKJ 2012, maka secara teknik gerak
yang dianalisis adalah gerakan yang
diasumsikan benar dan sesuai dengan
karakteristik persendian pada prinsip
kinesiologi.
12. Definisi Operasional
1. Analisis
Menurut kamus besar Bahasa Indonesia online,
analisis diartikan sebagai suatu penyelidikan terhadap
suatu peristiwa (karangan, perbuatan, dan
sebagainya) untuk mengetahui keadaan yang
sebenarnya (www.
kamusbahasaindonesia.org/analisis).
Dalam penelitian ini, ini yang dimaksud analisis
adalah meneliti sebuah video senam SKJ 2012
ditinjau dari segi karakteristik persendian dalam
perinsip dasar Kinesiologi.
2. Gerak
Gerak dalam kamus besar Bahasa Indonesia online
memiliki arti peralihan tempat atau kedudukan, baik
hanya sekali maupun berkali-kali.
Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan gerak
adalah, seluruh perubahan posisi bagian-bagian
tubuh yang sesuai dengan karakteristik persendian
pada video senam SKJ 2012.
13. Senam SKJ 2012
Senam SKJ 2012 adalah nama dari salah satu jenis senam yang
sekarang ini banyak berkembang di Indonesia. Senam
Kesegaran Jasmani adalah senam massal yang diwajibkan oleh
pemerintah Indonesia.
Senam SKJ ini terus mengalami perkembangan dan modifikasi
gerakan serta iringan musik senam yang terus diperbarui hingga
versi senam yang akan diteliti ini, SKJ 2012.
Kinesiologi
Kinesiologi berasal dari kata kines dan logos, kines adalah gerak
sedangkan logos berarti ilmu, jadi kinesiologi adalah ilmu yang
mempelajari tentang gerak, khususnya gerak pada manusia.
(www.wikipedia.com).
Dalam penelitian ini . kinesiologi dijadikan teori acuan untuk
melakukan analisis gerakan senam SKJ 2012 yang ditinjau dari
segi karakteristik persendian dalam prinsip dasar Kinesiologi.
14. BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Kata senam berasal dari bahasa yunani yaitu
“gymnos” yang artinya telanjang. Dari sinilah muncul
kata inggris yaitu gymnasstics dan dianggap
terjemahan dari kata senam.
Imam Hidayat (1970 : 2) dalam Sumanto & Sukiyo
(1992 : 11), Senam adalah latihan jasmani yang
diciptakan dengan sengaja, disusun secara sistematis
dan dilakukan secara sadar dengan tujuan
membentuk dan mengembangkan pribadi secara
harmonis
15. Senam Kesegaran Jasmani 2012 (SKJ 2012)
o Senam masal pertama kali dijumpai di Indonesia
dengan nama Senam Pagi Indonesia di tahun 1975
sampai dengan sekarang (Departemen pendidikan
dan kebudayaan, 1986). Dan akhirnya muncul senam
dengan nama Senam Kesegaran Jasmani sebagai
pengembangan dari Senam Pagi Indonesia pada 11
Maret 1984 berdasarkan Surat Perintah Menpora
untuk diajarkan ke seluruh lapisan masyarakat
o SKJ (Senam Kesegaran Jasmani) 2012 adalah satu
bentuk dari perkembangan senam kesegaran
jasmani, dengan gerakan dan irama musik yang terus
berkembang dari beberapa seri senam sebelumnya
diantaranya SKJ ’84, SKJ ’88, SKJ ’92 hingga terakhir
SKJ 2008 (www.wikipedia.org).
16. Dalam SKJ 2012 terdiri dalam beberapa tahap
gerakan yaitu :
1. Pemanasan
2. Peralihan
3. gerakan inti
4. dan pendinginan
17. Manfaat Senam SKJ 2012
1. Mempertahankan dan meningkatkan taraf
kesegaran jasmani yang baik.
2. Mengadakan koreksi terhadap kekurang benaran
sikap dan gerak.
3. Membentuk sikap dan gerak.
4. Membentuk kondisi fisik, (misalnya kekuatan otot,
kelincahan, ketahanan, keluwesan dan kecepatan).
5. Membentuk berbagai sikap kejiwaan (keberanian,
kepercayaan diri, kesiapan diri, kesanggupan
bekerja sama).
6. Memberikan rangsangan bagi pertumbuhan tubuh,
khususnya bagi anak-anak.
7. Memupuk rasa tanggung jawab terhadap kesehatan
diri sendiri dan masyarakat.
18. Teori Anatomi
Manusia
Pelajaran tentang
bentuk dan susunan
tubuh manusia disebut
anatomi. Kata anatomi
sendiri berasal dari
bahasa Yunani yang
berarti “memotong”
atau “membedah”
Anatomi memiliki
banyak cabang ilmu,
diantaranya adalah :
1. Osteologi
2. Antrologi
3. Miologi
4. Neurologi
5. Angiopologi
6. Dermatologi
7. Spanchnologi
8. Endokrinologi
19. Dalam penelitian ini ilmu yang akan digunakan
adalah Arthrologi, karena berkaitan dengan gerak
tubuh pada sistem persendian manusia. Sehingga
perlu dijelaskan tentang Arthrologi agar tidak
menyimpang dari tujuan penelitian.
Antrologi (sistem persendian pada tubuh manusia)
Hubungan antara bagian-bagian kerangka disebut
sendi atau articulatio. Persendian pada sistem
kerangka tubuh manusia diklasifikasikan menurut
jumlah kemungkinan gerakannya :
Synarthrosis (Tidak dapat bergerak)
Amphiarthrosis (gerakannya terbatas)
Diarthrosis (gerakannya luas)
20. Kinesiologi Manusia
Kinesiologi berasal dari bahasa Yunani yaitu kinesis
dan logos. Kinesis berarti gerak, sedangkan logos
berarti ilmu. Dengan demikian Kinesiologi dapat
diartikan sebagai Ilmu yang mempelajari gerak, tetapi
hanya terbatas pada gerakan manusia.
Kinesiologi juga terkait dengan disiplin ilmu-ilmu lain,
yaitu anatomi kerangka-otot (muscoloskeletal),
biomekanika (biomechanics) dan fisiologi otot syaraf
(neuro-muscular) dan berhubungan dengan gerakan
manusia
Bagian struktur dalam kinesiologi dibedakan
berdasarkan tiga potongan tubuh, yaitu : The upper
extremities, the neck and trunk, dan the lower
extremities.
21. A. The upper extremities (anggota gerak atas)
Tubuh bagian atas merupakan bagian gerak yang
terdapat pada potongan tubuh bagian atas, yang
diklasifikasikan sebagai berikut :
1. Shoulder joint (sendi pada bahu )
Menurut Lippert (2006 : 107) , sendi bahu adalah salah satu
sendi yang paling banyak bergerak dalam tubuh dan salah satu
yang paling stabil.
Gerakan sendi bahu antara lain fleksi, ekstensi, hiperekstensi,
abduksi, adduksi, sirkumduksi, rotasi mediak, rotasi lateral,
abduksi horizontal, adduksi horizontal dan skapsi.
22. 2. Ellbow joint (sendi pada siku)
Sendi siku dibentuk oleh hubungan lebih dari 2
tulang, jadi merupakan articulatio composita. Sendi
siku terdiri dari 3 persendian, yaitu Art. Humero-
ulnaris, Art. Humero-radialis dan Art. Radio-ulnaris
proximalis. (Soedarminto, 1992 : 55)
Gerakan yang dapat terjadi di sendi siku antara lain
fleksi, ekstensi, pronasi dan supinasi.
23. 3. Wrist joint (sendi pada bagian pergelangan tangan)
Dalam Soedarminto (1992 : 56), Sendi pergelangan tangan ini
dibentuk oleh bagian distal radius dan ossa carpalia
deretproximal. Pembentuk lekuk sendinya ialah radius dan
discus articularis, kepala sendi adalah osnaviculare manus, os
lunatum dan os triquetrum. Sendi ini diperkuat oleh banyak
ligamentum dan tendon-tendon otot lengan bawah yang
menggerakkan pergelangan tangan.
Gerakan yang mungkin terjadi pada sendi pergelangan tangan
antara lain fleksi, ekstensi, abduksi ulnar dan abduksi radial.
24. 4. Hand joint (sendi pada tangan)
Tangan adalah ujung dari ekstremitas atas. Terdiri dari ibu
jari dan jari metakarpal dan phalangs. Tangan merupakan
titik kunci fungsi ekstremitas atas. Kita menggunakan
tangan untuk berbagai kegiatan yang tidak ada habisnya
mulai dari yang sangat sederhana sampai untuk tugas-
tugas yang cukup kompleks (Lippert : 2006).
Pergerakan yang mungkin terjadi pada ibu jari antara lain
adalah ekstensi, fleksi, ekstrim fleksi, abduksi, adduksi,
opposisi, dan sirkumduksi. Sedangkan pada metacarpal /
jari-jari antara lain fleksi, ekstensi, abduksi, dan adduksi.
25. B. The neck and trunk (leher dan batang tubuh)
Kolom vertebrata membangun dan mepertahankan sumbu
longitudinal tubuh. Karena merupakan batang tubuh, gerakan
tulang punggung itu terjadi sebagai hasil dari gerakan gabungan
dari vertebrata individu. Kolom tulang belakang menjadi titik pivot
untuk gerak dan dukungan dari kepala ke daerah serviks (Lippert
: 2006)
26. C. The lower extremities
1. Sendi Panggul
Sendi panggul terbentuk oleh caput femoris dengan acetabulum.
Sendi ini dirancang untuk memikul beban, meskipun sangat
kuat, dapat memberikan kemungkinan gerak yang cukup besar
kepada anggota gerak bawah (the lower
extremities).(Soedarminto, 1992 : 63).
Gerakan yang mungkin terjadi pada sendi ini antara lain fleksi,
ekstensi, abduksi, adduksi, rotasi lateral, rotasi medial, dan
sirkumduksi.
27. 2. Sendi lutut
Sendi lutut dibentuk oleh condyli femoris di sebelah atas dan
condyli tibialis di sebelah bawah. Patella membentuk sendi
dengan anterior dari condylo femoris. (Soedarminto, 1992 : 65).
Gerakan yang mungkin terjadi antara lain fleksi, ekstensi, dan
rotasi (lateral/medial).
28. 3. Sendi pergelangan kaki
Sendi pergelangan kaki termasuk sendi engsel yang dibentuk
oleh ujung distal dan fibula, serta os talus. Gerakan yang
mungkin terjadi pada sendi ini adalah fleksi plantar dan fleksi
dorsal.
4. Sendi kaki
Persendian pada kaki terdiri dari art. Tarso-metatarsalia, art.
Metatarso-phalangea dan art. Interphalangea. Gerakan yang
mungkin terjadi antara lain adalah fleksi, ekstensi yang terbatas,
serta inversi dan eversi dengan masing-masing otot
penggeraknya.
29. Klasifikasi Usia
Menurut Departemen Kesehatan Republik
Indonesia tahun 2009 mengklasifikasikan usia
menjadi 9 kategori sebagai berikut :
Masa Balita = 0 – 5 tahun
Masa Kanak-kanak = 5 – 11 tahun
Masa Remaja Awal = 12 – 16 tahun
Masa Remaja Akhir = 17 – 25 tahun
Masa Dewasa Awal = 26 – 35 tahun
Masa Dewasa Akhir = 36 – 45 tahun
Masa Lansia Awal = 46 – 55 tahun
Masa Lansia Akhir = 56 – 65 tahun
Masa Manula = 65 – sampai atas
30. Range Of Motion
Menurut Suratun, dkk, 2008 yang dikutip dari jurnal
(Pemeriksaan ROM dan Kekuatan Otot, 2013), Range of
motion adalah gerakan dalam keadaan normal yang dapat
dilakukan oleh sendi yang bersangkutan.
ROM menurut jenis gerakannya dapat diklasifikasikan
menjadi 3 kelompok, yaitu ROM dinamis, ROM statis-aktif,
dan ROM statis-pasif.
ROM dinamis/ ROM kinetik adalah kemampuan sendi
pada anggota tubuh untuk melakukan gerakan-gerakan
dinamis/kinetik.
ROM statis-aktif/ ROM aktif adalah kemampuan untuk
mempertahankan posisi pada gerakan dengan bantuan
dari otot-otot antagonis dan agonis. Misalnya, mengangkat
tangan dan menjaganya agar tetap tinggi tanpa adanya
dukungan dari eksternal/ bertumpu.
ROM statis-pasif/ROM pasif adalah kemampuan untuk
mempertahankan gerakan dengan bantuan berat badan,
tumpuan, ataupun alat-alat lain (kursi).
31. Faktor-faktor yang
dapat mempengaruhi
ROM
Faktor Intrinsik
1. Genetik
2. Struktur Sendi
3. Umur dan Jenis
Kelamin
4. Struktur Jaringan Ikat
5. Sisi Dominan Tubuh
6. Ukuran
Diameter/Besar Otot
7. Cedera yang pernah
dialami
Faktor Ekstrinsik:
1. Lingkungan
2. Latihan Peregangan
32. BAB III
METODE PENELITIAN
Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini
adalah deskriptif Kuantitatif. Penelitian deskriptif
Kuantitatif adalah penelitian yang dilakukan untuk
menggambarkan gejala, fenomena atau peristiwa
tertentu dalam data berupa angka (Ali maksum, 2012
: 68).
33. Pada subyek tunggal, studi kasus dikenal
dengan studi kasus eksplanatoris. Studi kasus
dapat dilakukan pada penelitian dengan
sumber daya yang sangat kecil seperti satu
orang, satu keluarga, satu RT, satu desa, satu
kecamatan, satu kabupaten, satu provinsi,
satu negara, bahkan satu benua. (Burhan
bungin, 2008: 229). Maka dari itu penelitian ini
hanya melibatkan satu instruktur senam.
Jadi, didalam penelitian ini, peneliti
menggunakan jenis penelitian deskriptif
kuantitatif dengan metode studi kasus untuk
mendeskripsikan atau menggambarkan hasil
dari analisis gerak senam SKJ 2012.
34. Tempat Dan Waktu Penelitian
Tempat penelitian ini dilakukan di SDN Tamiajeng
Kec. Trawas Kab. Mojokerto. Waktu pengambilan
data tidak dibatasi, sampai didapatkan hasil rekaman
video yang diinginkan
Subjek Penelitian
Dalam penelitian ini subjek yang digunakan adalah
pesenam atau instruktur senam yang dibedakan
menjadi 2 macam sampel, yaitu Normal dan Lansia
dengan rentang usia untuk kategori Normal = 26 – 45
tahun dan Lansia diatas 45 tahun. Satu sampel untuk
masing-masing kategori dengan gender yang sama.
Nantinya gerakan masing-masing sampel
dibandingkan dan dikaji dengan acuan Range of
Motion (ROM) persendian untuk mendapatkan data
yang diinginkan.
.
35. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian yang digunakan adalah software
Kinovea. Software ini digunakan untuk memutar video
secara slowmotion dan stopmotion, mengukur sudut
gerakan sendi dan juga untuk memotong bagian-
bagian video gerakan menjadi gambar-gambar
sehingga mudah untuk dianalisis. Untuk
mendapatkan data maka perlu alat pendukung
penelitian diantaranya Kamera digital, Tripod, Alat
tulis, dan Laptop.
Sedangkan dalam menganalisis data, peneliti
menggunakan acuan Range Of Motion (ROM). ROM
sendiri merupakan derajat untuk mengukur dan
mengkaji kelentukan tulang, sendi dan otot dalam
melakukan pergerakan.
36. Teknik Pengumpulan Data
Untuk pengumpulan data, peneliti menggunakan
metode observasi (pengamatan). Metode observasi
mengharuskan peneliti turun ke lapangan untuk
mengamati hal-hal yang berkaitan dengan ruang,
tempat, pelaku, kegiatan, waktu dan lain-lain.
1. Mempersiapkan data yang akan dianalisis, data
yang dimaksud adalah video gerakan senam SKJ
2012.
2. Masing-masing subjek penelitian melakukan
gerakan sesuai dengan video gerakan intruksional
senam SKJ 2012. Gerakan yang dilakukan mulai
dari gerakan pemanasan, peralihan, inti dan
pendinginan.
3. Mempersiapkan kamera untuk merekam
keseluruhan gerak subjek penelitian. Seluruh
37. Teknik Analisis Data
Setelah hasil rekaman didapat, selanjutnya data
video tersebut dianalisis dengan cara sebagai
berikut :
Masing-masing Data video diputar dalam
software Kinovea.
Mengamati setiap bagian gerakan-gerakan
senam dalam video.
Memotong tiap bagian gerakan senam tiap
sampel dalam video menjadi gambar-gambar dan
mengukur sudut sendi yang terjadi pada gerakan
dengan software Kinovea.
38. Menganalisis setiap gambar-gambar potongan
gerakan senam tiap sampel dan
menyesuaikannya dengan ROM (Range Of
Motion) karakteristik gerak persendian dalam
prinsip kinesiologi.
Mencatat hasil analisis sesuai dengan ROM dan
membandingkannya.
Menentukan gerakan senam yang sesuai dengan
ROM dan gerakan yang tidak sesuai dengan
ROM dari analisis kedua sampel data.
Menambahkan saran gerakan yang sesuai
dengan karakteristik gerakan persendian atau
ROM yang sesuai dengan prinsip kinesiologi
apabila hasil analisis tidak sesuai dengan teori.
39. BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Hasil Penelitian
Berdasarkan video gerakan Senam SKJ 2012
yang sudah dipotong menjadi bentuk gambar,
dan dianalisis ROM sendi yang terjadi pada tiap
rangkaian gerakan pemanasan, peralihan, inti
dan pendinginan didapatkan hasil sebagai berikut
:
40. No
Tahapan
Gerakan
Gerakan Senam
SKJ 2012
Sendi Jenis Gerakan
ROM yang
terjadi (°)
Rentang
ROM(°)
1 Sikap
Awal
- - - - -
2 Pemanasa
n
1 A 1. Sendi Bahu Fleksi
Ekstensi
0 - 180
180 - 0
0 – 180
180 – 0
B Sendi Bahu
Sendi Siku
Sendi Leher
Sendi Lutut
Abduksi
Adduksi
Fleksi
Fleksi
Fleksi
0 - 180
20 - 40
90 - 150
40 - 45
45 - 90
0 – 180
180 – 0
0 – 150
0 – 45
0 – 130
2 1. A
Sendi Bahu
Sendi Siku
Sendi Pinggul
Sendi Lutut
Fleksi
Hiperekstensi
Fleksi
Fleksi
Fleksi
40 - 80
45 - 60
90 - 120
140 - 90
70 – 90
0 – 180
45 – 60
0 – 150
180 - 90
0 – 130
1. B
Sendi Siku Fleksi
Ekstensi
135 - 150
20 - 0
0 – 150
150 – 0
3 A 1. Sendi leher Horizontal abduksi 70 - 90 0 – 90
B 1. Sendi Leher Fleksi lateral 40 - 45 40 – 45
1. C
Sendi Leher Fleksi 40 – 45 0 – 45
1. D
1. Sendi Leher Rotasi 90–135 0 – 180
49. Pada penelitian yang dilakukan pada 2 Pesenam
sebagai sampel kategori normal dan lansia. Pada
kategori normal, diperagakan oleh Ibu Dwi Arintina
dengan Usia 31 tahun dan pada kategori lansia,
diperagakan oleh Ibu Alimah dengan Usia 46 tahun.
Berdasarkan data sudut ROM gerakan senam kedua
sampel yang sudah didapat, selanjutnya data ROM
senam SKJ 2012 pada Tabel digunakan sebagai
patokan untuk menganalisis dan menghitung ROM
sendi pada gerak senam sampel normal dan sampel
lansia yang sesuai dengan ROM SKJ 2012 dan yang
Sampel Lansia Sampel
Normal
50. NO Gerakan SKJ 2012
Jumlah jenis
gerakan ROM
sendi
Sampel Normal Sampel Lansia
Sesuai ROM
SKJ 2012
Tidak Sesuai
ROM SKJ
2012
Sesuai ROM
SKJ 2012
Tidak Sesuai
ROM SKJ
2012
1 Pemanasan 1 7 7 - 6 1
2 7 6 1 5 2
3 4 3 1 2 2
4 10 10 - 10 -
5 8 6 2 7 1
6 10 9 1 9 1
7 12 11 1 9 2
8 8 8 - 7 1
9 10 9 1 9 1
10 7 7 - 6 1
11 6 6 - 6 -
2 Peralihan 11 11 - 9 2
3 Inti 1 16 15 1 15 1
2 12 12 - 11 1
3 9 9 - 8 1
4 11 11 - 11 -
5 13 13 - 11 2
4 Pendinginan 1 13 13 - 11 2
2 13 13 - 13 -
3 15 14 1 10 5
4 13 12 1 13 -
5 8 7 1 8 -
6 7 7 - 6 1
TOTAL 230 219 11 203 27
51. Pembahasan
Berdasarkan data ROM gerak senam SKJ 2012 mulai
dari gerakan pemanasan, peralihan, inti dan
pendinginan seperti pada Tabel 4.1 dan disesuaikan
dengan rentang gerak ROM yang normal, diperoleh
hasil bahwa ROM gerakan senam SKJ 2012 sudah
sesuai dengan rentang ROM yang normal.
Sehubungan dengan hasil dari Tabel 4.2, total
keseluruhan gerakan senam sampel normal yang
sesuai dengan ROM SKJ 2012 sebanyak 219 gerakan
dan gerakan senam yang tidak sesuai sebanyak 11.
Sedangkan pada sampel lansia, total keseluruhan
gerakan senam yang sesuai dengan ROM SKJ 2012
sebanyak 203 dan yang tidak sesuai sebanyak 27.
52. 95%
88%
5%
12%
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
80%
90%
100%
Sampel Normal Sampel Lansia
Gerakan Sesuai ROM SKJ 2012 Gerakan Tidak Sesuai ROM SKJ 2012
Sesuai dengan diagram diatas, dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan
antara kesesuaian ROM gerak sampel normal dan lansia. Namun perbedaan
gerak yang dialami tidak begitu besar, hanya berkisar 7% dari keseluruhan
gerak.
53. BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan dari
penelitian yang dilakukan, dapat di ambil
kesimpulan bahwa gerakan keseluruhan senam
SKJ 2012 sudah sesuai dengan karakteristik
persendian pada prinsip Kinesiologi. Hal tersebut
dilihat data hasil penelitian yang menunjukkan rata-
rata ROM SKJ 2012 yang terjadi sesuai dengan
rentang ROM.
perbedaan karakteristik gerak persendian sampel
usia normal dan usia lansia pada senam SKJ 2012
memiliki perbedaan sebesar 7% dilihat dari
perbandingan jumlah kesesuaian ROM kedua
sampel dengan ROM Senam SKJ 2012 pada
masing-masing gerakan.
54. Saran
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan,
terdapat beberapa saran untuk penelitian Analisis
gerakan selanjutnya pada senam yang berbeda
agar hasil yang diperoleh lebih baik, antara lain :
Pengunaan ROM untuk meneliti kesesuaian gerak
persendian dalam senam kurang efektif,
dikarenakan gerakan dalam senam memliliki rythme
yang cukup cepat sehingga sulit untuk memperoleh
ROM yang sesuai.
Memilih pesenam yang benar-benar menguasai
gerakan senam untuk meminimalisir terjadinya
ketidak sesuaian gerakan senam.
Penggunaankamera yang memiliki kualitas bagus
dan aplikasi analisis yang lebih lengkap agar hasil
yang diperoleh lebih sempurna.