LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
Persaingan Manisan Pala
1. PERSAINGAN PASAR AGRIBISNIS
INDUSTRI MANISAN PALA
Kelompok 3
M. Rizal ( 150110080127 )
Ayu Larasati ( 150110080135 )
Tohom D.P.S ( 150110080153 )
Maria Orisa ( 150110080138 )
Adhi Cahya Nugraha ( 150110080148 )
Ivan Komara ( 150110080150 )
Novian Eka ( 150110080157 )
Adi Firmansyah (150110080158 )
Dhea Primasari (150110080160 )
Raden Bondan E B (150110080162 )
2. SKEMA PEMBAHASAN PERSAINGAN PASAR
AGRIBISNIS
PERSAINGAN PASAR
KLASIFIKASI PENGERTIAN
PENYEBAB
P. PERSAINGAN
P. PERSAINGAN PERSAINGAN
TIDAK SEMPURNA
SEMPURNA INDUSTRI
KENDALA
INDONESIA DALAM INDUSTRI
PERSAINGAN MANISAN PALA
PASAR
3. Persaingan dalam konteks pemasaran
adalah keadaan dimana perusahaan pada
pasar produk atau jasa tertentu akan
memperlihatkan keunggulannya masing-
masing, dengan atau tanpa terikat
peraturan tertentu dalam rangka meraih
pelanggannya (Kotler, 2002).
PENGERTIAN
PERSAINGAN
PASAR
4. PENYEBAB
PERSAINGAN
PASAR ADANYA EVOLUSI
MENUJU PASAR
GLOBAL
( Mudradjad, 2009 )
PENYEBAB PERSAINGAN
SKALA EKONOMIS
INDUSTRI LEBIH KOMPLEKS
KEMAJUAN TEKNOLOGI
INFORMASI
5. KENDALA INDONESIA DALAM
PERSAINGAN PASAR
Dalam hal ini perlu diperhatikan beberapa
hal yang menjadi kendala dalam
persaingan pasar usaha bidang produk
pertanian olahan antara lain
1. Kemasan (Packaging)
2. Kemampuan produksi (Ability to produce)
3. Merek (Brand)
6. KLASIFIKASI PASAR
PERSAINGAN
P. PERSAINGAN TIDAK
P. PERSAINGAN SEMPURNA
SEMPURNA
suatu bentuk pasar atau industri
interaksi antara yang terdiri dari
produsen-produsen
permintaan dengan
yang mempunyai
penawaran di mana kekuatan pasar atau
jumlah pembeli dan mampu mengendalikan
penjual sedemikian harga output di pasar
rupa banyaknya/
tidak terbatas
7. SKEMA KLASIFIKASI PASAR
PERSAINGAN TIDAK SEMPURNA
PASAR TERDAPAT
MONOPOLI
HAMBATAN
PASAR BEBAS
MONOPOLISTIK
P.PTS HAMBATAN
INDUSTRI DIMANA
MASING
PERUSAHAAN
OLIGOPOLISTIK MAMPU
MEMPENGARUHI
HARGA DARI
OUTPUT
8. • Pasar monopoli merupakan industri
yang terdiri dari satu perusahaan di
mana terdapat hambatan bagi
MONOPOLI perusahaan-perusahaan baru untuk
memasuki pasar.
• Persaingan monopolistik merupakan industri
yang memiliki banyak produsen di mana
perusahaan pesaing bebas memasuki industri
MONOPOLI
dan perusahaan-perusahaan
STIK mendiferensiasikan produk mereka.
• Oligopoli adalah industri dengan sejumlah
kecil perusahaan yang masing-masing cukup
mampu untuk mempengaruhi harga pasar dari
OLIGOPOLI
output yang dihasilkannya
10. SKEMA INDUSTRI MANISAN PALA
DAN FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
PERSAINGAN INDUSTRI
INDUSTRI MANISAN
PALA
ASPEK PEMASARAN ASPEK PRODUKSI
PROFIL USAHA
PERSAINGAN DAN BAHAN BAKU
POLA PEMBIAYAAN PELUANG PASAR
PERMINTAAN
PENAWARAN
HARGA
11. PEMASARAN
Hasilproduk manisan pala umumnya
dipasarkan oleh pengusaha/pengrajin
manisan pala kepada pedagang
pengecer dan distributor yang telah
menjadi langganan tetap, atau juga
kepada para pembeli yang datang
langsung.
Daerah pemasaran mencakup wilayah
Bogor, Jakarta, Cianjur, Tangerang dan
Cilegon
12. PERSAINGAN DAN
PELUANG PASAR
Harga manisan pala dari tingkat produsen ke pedagang
relatif sama, oleh karena itu kunci kemampuan
bersaing antara unit usaha yang sama adalah
kemampuan pengusaha menghasilkan produk yang
berkualitas (disenangi konsumen) dengan biaya
produksi serendah mungkin.
Peluang pasar untuk manisan pala masih sangat besar,
mengingat manisan pala yang diproduksi di daerah
Bogor sampai saat ini baru dipasarkan di wilayah Jawa
Barat.
Di Indonesia daerah penghasil pala hanya di beberapa
propinsi saja yaitu Nangroe Aceh Darussalam, Sumatra
Barat, Jawa Barat, Sulawesi Selatan, Sulawesi Utara,
Maluku Utara dan Maluku Selatan serta Papua, karena
itu pengenalan produk ini kedaerah-daerah lain dapat
membuka peluang pasar yang baru.
13. Jumlah industri kecil manisan pala di kabupaten Bogor tahun 1998
Sumber : Deperindag Kabupaten Bogor 2001
Bahan
Produksi
Baku
Kecamata Unit Tenaga Investasi
Desa
n Usaha Kerja (Rp.000)
Nilai Rp
Ton Nilai Rp 000
000
Ciomas Sukaluyu 10 25 13.600 105 630.000 367.500
Ciomas Tamansari 15 15 10.500 225 1.350.000 787.500
Dramaga Dramaga 48 338 24.000 749 4.492.800 2.620.800
Jumlah 73 378 48.100 1.079 6.472..800 3.775.800
14. FAKTOR PERMINTAAN
PERMINTAAN KENDALA
PASAR DALAM PERMINTAAN
NEGERI EKSPOR
pedagang lokal di
KURANGNYA
kota Bogor,
DANA
penjualan perhari
mencapai 90
kg/hari atau
sekitar 2,7 ton KAPASITAS
perbulan. PRODUKSI
KECIL
16. FAKTOR PENAWARAN
Berdasarkan data statistik industri sedang dan
besar, produksi manisan pala tahun 1998 adalah
sebesar 24.000 kg dengan nilai Rp. 115 juta.
jumlah produksi manisan pala dari industri kecil di
Kabupaten Bogor pada tahun 1998 telah mencapai
1.079 ton dengan nilai Rp. 6.472,8 juta atau
sekitar 90 ton perbulan dengan nilai Rp. 539,4
juta.
Hal ini menggambarkan bahwa jumlah produksi
manisan pala dari industri kecil lebih besar
dibanding industri besar/sedang.
Kapasitas produksi dari usaha pembuatan manisan
pala ini adalah sebesar 2,25 ton per bulan atau
sekitar 2,5% dari produksi di wilayah Bogor
17. FAKTOR PENAWARAN
TABEL PRODUKSI PALA MENURUT
DAERAH PRODUKSI DI INDONESIA
SUMBER: STATISTIK PERKEBUNAN INDONESIA
(DITJEN PERKEBUNAN 2000)
18. Luas Areal (Ha) Produksi (ton))
Propinsi
1998 1999 2000 1998 1999 2000
Sulawesi Utara 16.965 17.015 17.140 6.750 6.950 7.074
Maluku 16.898 16.964 17.079 4.849 4.999 5.099
Nangroe Aceh D. 11.385 11.435 11.510 4.452 4.602 4.652
Papua 5.430 5.480 5.580 1.176 1.246 1.346
Sulawesi Selatan 2.302 2.352 2.427 448 548 648
Sumatra Barat 2.244 2.294 2.334 365 465 468
Jawa Barat 2.120 2.125 2.155 219 319 419
Sulawesi Tengah 580 630 705 43 68 78
Sumatra Utara 203 208 228 44 59 62
Jawa Tengah 909 914 934 27 43 48
NTT 405 405 405 29 29 29
Lampung 80 80 80 20 25 25
Jawa Timur 9 9 9 4 4 4
Kalimantan Timur 14 14 14 2 2 2
Total Indonesia 59.544 59.925 60.600 18.428 19.359 19.954
19. FAKTOR HARGA
Harga produk manisan pala sangat
dipengaruhi oleh beberapa variabel
yang berlaku di pasaran
1. tingkat penawaran dan
permintaan di pasar serta
2. biaya pengadaan bahan baku
20. TABEL PERKEMBANGAN RATA – RATA
PRODUK PALA TAHUN 1996 – 2000
Sumber Deperindag 2001
Perkembangan harga (US $) pada tahun:
Produk
1996 1997 1998 1999 2000
Nutmeg in shell 1,22 1,43 1,75 2,41 2,07
Nutmeg shelled 1,50 1,82 2,89 4,09 4,87
Mace 3,24 4,37 6,12 6,07 5,91
Essensial oil of
14,34 18,03 26,21 26,18 25,99
nutmegs
21. TERIMAH KASIH
WASSALAMMUALAIKUM
WARRAHMATULLAHI WABARAKATUH
BERKENAN UNTUK DOWNLOAD
HTTP://FILEKOM.COM/86UJWKQV17JD.HTML
DISUSUN OLEH KELOMPOK 3 AGRIBISNIS