SlideShare a Scribd company logo
1 of 24
1
BUPATI BANGKA TENGAH
PERATURAN BUPATI BANGKA TENGAH
NOMOR TAHUN 2016
TENTANG
TATA LAKSANA PENILAIAN DAN PEMERIKSAAN DOKUMEN
LINGKUNGAN HIDUP SERTA PENERBITAN IZIN LINGKUNGAN
BUPATI BANGKA TENGAH,
Menimbang : a. bahwa untuk melaksanakan pasal 36 ayat (1)
Undang-undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang
Pelindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup,
Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2012
tentang Izin lingkungan Pasal 2, dipandang perlu
menyusun tata laksana penilaian dan pemeriksaan
dokumen lingkungan hidup serta penerbitan izin
lingkungan;
b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana
dimaksud dalam huruf a, perlu menetapkan
Peraturan Bupati tentang Tata Laksana Penilaian
dan Pemeriksaan Dokumen Lingkungan Hidup
serta Penerbitan Izin Lingkungan;
bahwa untuk melaksanakan Pasal 36 ayat (1)
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup,
Pasal 2 Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun
2012 tentang Izin Lingkungan, perlu menetapkan
Peraturan Bupati tentang Tata Laksana Penilaian
dan Pemeriksaan Dokumen Lingkungan Hidup
serta Penerbitan Izin Lingkungan;
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2000 tentang
Pembentukan Propinsi Kepulauan Bangka Belitung
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000
Nomor 217, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4033);
2. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2003 tentang
Pembentukan Kabupaten Bangka Selatan,
Kabupaten Bangka Tengah, Kabupaten Bangka
Barat dan Kabupaten Belitung Timur di Propinsi
Kepulauan Bangka Belitung (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 25,
2
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4268);
3. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang
Pembentukan Peraturan Perundang-undangan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004
Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 3699);
4. Undang–Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009
Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5059);
5. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587)
sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-
Undang Nomor 2 Tahun 2014 tentang Perubahan
atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014
tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 246,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5589);
6. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 1999
tentang Pengendalian Pencemaran Udara (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 86,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 3853) ;
7. Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001
tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian
Pencemaran Air (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 1999 Nomor 153, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4161) ;
8. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2011
tentang Managemen dan Rekayasa, Analisis
Dampak, Serta Manajemen Kebutuhan Lalu Lintas
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011
Nomor 61, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5221) ;
9. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2012
tentang Izin Lingkungan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2012 Nomor 48, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5285);
3
10. Peraturan Menteri Negara Perdagangan Nomor
16/M-DAG/PER/3/2006 tentang Penataan dan
Pembinaan Pergudangan ;
11. Peraturan Menteri Negara Perindustrian Nomor
41/M-IND/PER/6/2009 tentang Ketentuan dan
Tata Cara Pemberian Izin Usaha Industri, Izin
Perluasan dan Tanda Daftar Industri (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 408);
12. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor
14 Tahun 2010 tentang Dokumen Lingkungan
hidup Bagi Usaha Dan/Atau Kegiatan Yang Telah
Memiliki Izin Usaha Dan/Atau Kegiatan Tetapi
Belum Memiliki Dokumen Lingkungan Hidup
(Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2012
Nomor 408);
12. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor
5 Tahun 2012 tentang Jenis Rencana Usaha
dan/atau Kegiatan Yang Wajib Memiliki Analisis
Mengenai Dampak Lingkungan (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 408);
13. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor
16 Tahun 2012 tentang Pedoman Penyusunan
Dokumen Lingkungan Hidup (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 990);
14. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor
8 Tahun 2013 tentang Tata Laksana Penilaian dan
Pemeriksaan Dokumen Lingkungan Hidup serta
Penerbitan Izin Lingkungan (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2012 Nomor 1256);
15. Peraturan Menteri Negara Kesehatan Nomor 9
Tahun 2014 tentang Klinik (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 232);
16. Peraturan Daerah Kabupaten Bangka Tengah
Tengah Nomor 25 Tahun 2008 tentang
Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Lembaga
Teknis Daerah Kabupaten Bangka Tengah Tengah
(Lembaran Daerah Kabupaten Bangka Tengah
Tengah Tahun 2008 Nomor 83);
MEMUTUSKAN :
4
Menetapkan : TATA LAKSANA PENILAIAN DAN PEMERIKSAAN
DOKUMEN LINGKUNGAN HIDUP SERTA PENERBITAN
IZIN LINGKUNGAN
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Bupati ini, yang dimaksud dengan :
1. Daerah adalah Kabupaten Bangka Tengah.
2. Bupati adalah Bupati Bangka Tengah.
3. Pemerintah Daerah adalah Bupati sebagai unsur penyelenggara
Pemerintahan Daerah yang memimpin pelaksanaan urusan pemerintahan
yang menjadi kewenangan daerah otonom.
4. Komisi Penilai AMDAL, yang selanjutnya disingkat KPA adalah komisi yang
bertugas menilai dokumen AMDAL.
5. Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup, yang selanjutnya disebut
AMDAL, adalah kajian mengenai dampak penting suatu usaha dan/atau
kegiatan yang direncanakan pada lingkungan hidup yang diperlukan bagi
proses pengambilan keputusan tentang penyelenggaraan usaha dan/atau
kegiatan.
6. Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya Pemantauan Lingkungan
Hidup, yang selanjutnya disebut UKL-UPL, adalah pengelolaan dan
pemantauan terhadap usaha dan/atau kegiatan yang tidak berdampak
penting terhadap lingkungan hidup yang diperlukan bagi proses
pengambilan keputusan tentang penyelenggaraan usaha dan/atau
kegiatan.
7. Surat Pernyataan Kesanggupan Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan
Hidup, yang selanjutnya disebut SPPL, adalah pernyataan kesanggupan
dari penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan untuk melakukan
pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup atas dampak lingkungan
hidup dari usaha dan/atau kegiatannya di luar usaha dan/atau kegiatan
yang wajib AMDAL atau UKL-UPL.
8. Dokumen Evaluasi Lingkungan Hidup, yang selanjutnya disebut DELH
adalah dokumen yang memuat pengelolaan dan pemantauan lingkungan
hidup yang merupakan bagian dari proses audit lingkungan yang
dikenakan bagi usaha dan/atau kegiatan yang sudah memiliki izin usaha
dan/atau kegiatan namun belum memiliki dokumen AMDAL.
9. Dokumen Pengelolaan Lingkungan Hidup, yang selanjutnya disebut DPLH
adalah dokumen yang memuat pengelolaan dan pemantauan lingkungan
hidup yang dikenakan bagi usaha dan/atau kegiatan yang sudah memiliki
izin usaha dan/atau kegiatan namun belum memiliki dokumen UKL-UPL.
10. Dokumen Lingkungan Hidup adalah dokumen yang berupa AMDAL, DELH,
UKL-UPL, DPLH atau SPPL.
5
11. Izin Lingkungan adalah izin yang diberikan kepada setiap orang yang
melakukan usaha dan/atau kegiatan yang wajib AMDAL atau UKL-UPL
dalam rangka perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup sebagai
prasyarat memperoleh izin usaha dan/atau kegiatan.
12. Pemrakarsa adalah setiap orang atau satuan kerja perangkat daerah
pemerintah yang bertanggungjawab atas suatu usaha dan/atau kegiatan
yang akan dilaksanakan.
13. Badan adalah sekumpulan orang dan/atau modal yang merupakan
kesatuan, baik yang melakukan usaha maupun yang tidak melakukan
usaha yang meliputi perseroan terbatas, perseroan komanditer, perseroan
lainnya, Badan Usaha Milik Negara (BUMN) atau Badan Usaha Milik
Daerah (BUMD) dengan nama dan dalam bentuk apa pun, firma, kongsi,
koperasi, dana pensiun, persekutuan, perkumpulan, yayasan, organisasi
massa, organisasi sosial politik, atau organisasi lainnya, lembaga dan
bentuk badan lainnya termasuk kontrak investasi kolektif dan bentuk
usaha tetap.
14. Tim Pemeriksa adalah Tim yang bertugas memeriksa, mengevaluasi dan
memberi saran kepada pemrakarsa dalam penyusunan Dokumen
Lingkungan Hidup.
15. Usaha dan/atau kegiatan adalah segala bentuk aktivitas yang dapat
menimbulkan perubahan terhadap rona lingkungan hidup serta
menyebabkan dampak terhadap lingkungan hidup.
16. Dampak Penting adalah perubahan lingkungan hidup yang sangat
mendasar yang diakibatkan oleh suatu usaha dan/atau kegiatan.
17. Kerangka Acuan yang selanjutnya disebut KA adalah ruang lingkup kajian
analisis dampak lingkungan hidup yang merupakan hasil pelingkupan
18. Analisis Dampak Lingkungan Hidup, yang selanjutnya disebut ANDAL,
adalah telaahan secara cermat dan mendalam tentang dampak penting
suatu rencana usaha dan/atau Kegiatan
19. Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup, yang selanjutnya disebut RKL,
adalah upaya penanganan dampak terhadap lingkungan hidup yang
ditimbulkan akibat dari rencana usaha dan/atau Kegiatan.
20. Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup, yang selanjutnya disebut RPL,
adalah upaya pemantauan komponen lingkungan hidup yang terkena
dampak akibat dari rencana Usaha dan/atau Kegiatan.
21. Surat Keputusan Kelayakan Lingkungan Hidup yang selanjutnya disingkat
SKKL adalah keputusan yang menyatakan kelayakan lingkungan hidup
dari suatu rencana usaha dan/atau kegiatan yang wajib dilengkapi dengan
AMDAL.
22. Rekomendasi UKL-UPL adalah surat persetujuan terhadap suatu usaha
dan/atau kegiatan yang wajib UKL-UPL.
23. Izin Usaha dan/atau kegiatan adalah izin yang diterbitkan oleh SKPD
teknis untuk melakukan usaha dan/atau Kegiatan.
Tambahkan pasal yang menyatakan delh dan dplh sah dari periode se sd
perbup ini dikeluarkan
6
BAB II
TUJUAN DAN RUANG LINGKUP
Pasal 2
(1) Tujuan Peraturan Bupati ini adalah:
a. memberikan kepastian hukum bagi pelaku Usaha dan/atau kegiatan
dalam memperoleh izin lingkungan;
b. sebagai pedoman dalam pelaksanaan kegiatan usaha dan/atau
kegiatan;
c. ......... (komunikasikan dengan BLH)
(2) Ruang lingkup Peraturan Bupati ini bertujuan memberikan pedoman
mengenai adalah:
a. klasifikasi usaha dan/atau kegiatan wajib memiliki dokumen
lingkungan;
b. penyelenggaraan KPA;
c. penatalaksanaan penilaian AMDAL serta penerbitan Izin Lingkungan;
d. penatalaksanaan pemeriksaan UKL-UPL serta penerbitan Izin
Lingkungan;
e. penatalaksanaan SPPL;
f. penatalaksanaan penilaian DELH dan DPLH serta penerbitan Izin
Lingkungan;
g. pendanaan penilaian AMDAL, pemeriksaan UKL-UPL, dan penerbitan
Izin Lingkungan; dan
h. pendanaan penilaian DELH dan DPLH dan penerbitan Izin Lingkungan.
BAB III
KLASIFIKASI USAHA DAN/ATAU KEGIATAN
YANG WAJIB MEMILIKI DOKUMEN LINGKUNGAN HIDUP
Pasal 3
(1) Setiap Usaha dan/atau Kegiatan yang berdampak penting terhadap
lingkungan hidup wajib memiliki AMDAL sesuai ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Jenis rencana usaha dan/atau kegiatan yang wajib memiliki AMDAL,
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan berdasarkan:
a. Potensi dampak penting bagi setiap jenis usaha dan/atau kegiatan
tersebut ditetapkan berdasarkan:
1. Besarnya jumlah penduduk yang akan terkena dampak rencana
usaha dan/atau kegiatan;
2. Luas wilayah penyebaran dampak;
3. Intensitas dan lamanya dampak berlangsung;
4. Banyaknya komponen lingkungan hidup lain yang akan terkena
dampak;
5. Sifat kumulatif dampak;
6. Berbalik atau tidak berbaliknya dampak; dan
7
7. Kriteria lain sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi; dan/atau
8. Referensi internasional yang diterapkan oleh beberapa negara
sebagai landasan kebijakan tentang AMDAL.
b. Ketidakpastian kemampuan teknologi yang tersedia untuk
menanggulangi dampak penting negatif yang akan timbul.
(3) Setiap usaha dan/atau kegiatan yang tidak termasuk dalam kriteria wajib
AMDAL wajib memiliki UKL-UPL.
(4) Setiap usaha dan/atau kegiatan yang tidak wajib dilengkapi UKL-UPL
wajib memiliki SPPL.
(5) Penetapan jenis usaha dan/atau kegiatan sebagaimana dimaksud pada
ayat (4) dilakukan berdasarkan kriteria:
a. tidak termasuk dalam kategori berdampak penting sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 3 pada ayat (2); dan
b. kegiatan usaha mikro dan kecil.
(6) Jenis rencana usaha dan/atau kegiatan yang wajib dilengkapi dengan
AMDAL, UKL-UPL dan SPPL sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ayat (3)
dan ayat (4) tercantum pada Lampiran I yang merupakan bagian tidak
terpisahkan dari Peraturan Bupati ini.
(7) AMDAL dan UKL-UPL merupakan persyaratan untuk mengajukan
permohonan Izin Lingkungan.
BAB IV
KOMISI PENILAI AMDAL
Bagian Kesatu
Pembentukan KPA, Tim Teknis KPA
dan Sekretariat KPA
Paragraf 1
Pembentukan KPA
Pasal 4
(1) Bupati membentuk KPA untuk menilai Dokumen AMDAL.
(2) KPA sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib memiliki lisensi dari
Bupati.
Pasal 5
(1) Susunan KPA sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 terdiri atas:
a. Ketua;
b. Sekretaris; dan
8
c. Anggota.
(2) Ketua dan sekretaris sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a dan
huruf b berasal dari SKPD perangkat Daerah yang membidangi
Lingkungan Hidup.
(3) Ketua KPA sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a dijabat oleh
pejabat setingkat eselon II di SKPD kepala perangkat Daerah yang
membidangi lingkungan hidup.
(4) Sekretaris sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b dijabat oleh
pejabat setingkat eselon III kepala bidang yang membidangi AMDAL di
SKPD pada perangkat Daerah yang membidangi lingkungan hidup.
(5) Anggota KPA sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c yang berasal
dari SKPD instansi dan/atau praktisi/akademisi bidang tertentu, wajib
memiliki kewenangan untuk mengambil keputusan yang dibuktikan
melalui penugasan resmi dari SKPD perangkat Daerah yang diwakilinya
dalam rapat KPA.
(6) Instansi tertentu sebagaimana dimaksud pada ayat (5) adalah:
a. Unsur Instansi:
1. pimpinan TNI/Polri;
2. Kepala Kantor Badan Pertanahan Nasional;
3. Kepala perangkat Daerah yang membidangi lingkungan hidup;
4. Kepala perangkat Daerah yang membidangi tata ruang Daerah;
5. Kepala perangkat Daerah yang membidangi kesehatan; dan/atau
6. instansi lain yang berkaitan langsung dengan rencana usaha
dan/atau kegiatan bersangkutan.
b. unsur praktisi/akademisi:
1. praktisi/akademisi yang berkaitan dengan bidang rencana usaha
dan/atau kegiatan;
2. praktisi/akademisi yang berkaitan dengan dampak dari rencana
usaha dan/atau kegiatan;
3. lembaga swadaya masyarakat yang bergerak dibidang lingkungan
hidup;
4. unsur praktisi/akademisi yang berkaitan langsung dengan rencana
usaha dan/atau kegiatan bersangkutan; dan/atau
5. masyarakat yang terkena dampak.
Paragraf 2
Pembentukan Tim Teknis dan Sekretariat KPA
Pasal 6
KPA sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 dibantu oleh:
a. Tim teknis KPA; dan
b. Sekretariat KPA.
Pasal 7
9
(1) Tim teknis KPA sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 huruf a dibentuk
oleh Bupati.
(2) Pembentukan tim teknis KPA sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dapat
dilakukan oleh kepala SKPD perangkat Daerah yang membidangi
lingkungan hidup.
(3) Tim teknis KPA sebagaimana dimaksud pada ayat (1), terdiri atas:
a. ketua merangkap anggota yang secara ex-officio dijabat oleh sekretaris
KPA; dan
b. Anggota, yang terdiri atas:
Ahli dari SKPD teknis yang membidangi usaha dan/atau kegiatan
yang bersangkutan;
Ahli di bidang lingkungan hidup dari SKPD yang membidangi
lingkungan hidup; dan
Ahli di bidang yang berkaitan dengan rencana usaha dan/atau
kegiatan dan dampak lingkungan dari rencana usaha dan/atau
kegiatan.
SKPD yang membidangi Lingkungan Hidup Pusat menjadi anggota
tim teknis pada KPA.
1. unsur perangkat Daerah yang membidangi lingkungan hidup;
2. unsur perangkat Daerah yang membidangi tata ruang Daerah;
3. unsur perangkat Daerah yang membidangi kesehatan;
4. unsur perangkat Daerah membidangi hukum;
5. praktisi/akademisi yang berkaitan dengan dampak dari rencana
usaha dan/atau kegiatan; dan/atau
6. unsur instansi lain yang berkaitan langsung dengan rencana usaha
dan/atau kegiatan yang bersangkutan.
(4) Dalam melakukan proses penilaian AMDAL, ketua KPA Tim Teknis
menentukan dan menugaskan anggota tim teknis KPA sesuai dengan
rencana usaha dan/atau kegiatan yang diajukan untuk dilakukan
penilaian dokumen AMDAL-nya.
(5) Anggota tim teknis KPA sebagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf b
dapat menjadi anggota KPA.
SAMPAI DISINI......
Pasal 8
1. Sekretariat KPA sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 huruf b
berkedudukan di SKPD yang membidangi Lingkungan Hidup.
2. Sekretariat KPA terdiri atas:
a. Kepala sekretariat KPA yang dijabat oleh pejabat setingkat eselon IV ex-
officio SKPD yang membidangi Lingkungan Hidup; dan
10
b. anggota sekretariat KPA yang terdiri atas staf pada SKPD yang
membidangi Lingkungan Hidup.
3. Kepala sekretariat KPA sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a
bertanggung jawab kepada ketua KPA.
4. Anggota sekretariat KPA sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b
dapat melibatkan staf pada unit kerja yang membidangi pelayanan publik.
Bagian Kedua
Tugas KPA, Tim Teknis, dan Sekretariat KPA
Pasal 9
1. KPA sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (2) mempunyai tugas
memberikan rekomendasi kelayakan atau ketidaklayakan lingkungan
hidup kepada Bupati sesuai kewenangannya berdasarkan hasil penilaian
terhadap kajian yang tercantum dalam ANDAL dan RKL-RPL.
2. Tim teknis sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 huruf a mempunyai
tugas melakukan dan menyampaikan hasil penilaian aspek teknis dan
kualitas KA, ANDAL dan RKL-RPL kepada KPA.
3. Sekretariat KPA sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 huruf b mempunyai
tugas menyelenggarakan proses kesekretariatan serta melakukan penilaian
administrasi atas dokumen AMDAL dan permohonan Izin Lingkungan.
Bagian Ketiga
Kewenangan Penilaian AMDAL
Pasal 10
1. KPA berwenang menilai KA, ANDAL, dan RKL-RPL bagi jenis rencana
usaha dan/atau kegiatan yang:
a. Bersifat strategis dan tidak strategis;
b. Berlokasi di daerah;
2. Jenis Usaha dan/atau kegiatan yang bersifat strategis dan tidak strategis
yang merupakan kewenangan Bupati tercantum pada lampiran II dan
Lampiran III merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Bupati
ini.
BAB V
TATA LAKSANA PENILAIAN DOKUMEN AMDAL
DAN PENERBITAN IZIN LINGKUNGAN
Pasal 11
1. Setiap Usaha dan/atau Kegiatan yang wajib memiliki AMDAL atau UKL-
UPL wajib memiliki Izin Lingkungan.
2. Penilaian dokumen AMDAL dilakukan dengan tahapan:
a. penerimaan dan penilaian KA secara administratif;
b. penilaian KA secara teknis;
11
c. persetujuan KA;
d. penerimaan dan penilaian permohonan Izin Lingkungan, ANDAL dan
RKL-RPL secara administratif;
e. penilaian ANDAL dan RKL-RPL secara teknis;
f. penilaian kelayakan atau ketidaklayakan lingkungan hidup
berdasarkan ANDAL dan RKL-RPL;
g. penyampaian rekomendasi hasil penilaian kelayakan atau
ketidaklayakan lingkungan hidup.
3. Bagan alir mekanisme dan tata cara pengajuan dan penilaian dokumen
AMDAL serta penerbitan izin lingkungan dicantumkan dalam lampiran IV
yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Bupati ini.
Pasal 12
1. Jangka waktu penilaian KA sampai dengan diterbitkannya surat
persetujuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 huruf a, huruf b dan
huruf c, dilakukan paling lama 30 (tiga puluh) hari kerja terhitung sejak
KA diterima dan dinyatakan lengkap secara administrasi.
2. Jangka waktu penilaian ANDAL dan RKL-RPL sampai dengan
disampaikannya hasil rekomendasi penilaian kelayakan atau
ketidaklayakan lingkungan hidup sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11
huruf d, huruf e, huruf f dan huruf g, dilakukan paling lama 75 (tujuh
puluh lima) hari kerja terhitung sejak ANDAL dan RKL-RPL diterima dan
dinyatakan lengkap secara administrasi.
Pasal 13
1. Berdasarkan hasil penilaian ANDAL dan RKL-RPL sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 11 huruf d, huruf e, huruf f dan huruf g, Bupati menerbitkan:
a. Surat keputusan kelayakan lingkungan hidup dan Izin Lingkungan, jika
rencana usaha dan/atau kegiatan dinyatakan layak lingkungan hidup;
atau
b. Surat Keputusan ketidaklayakan lingkungan hidup, jika rencana usaha
dan/atau kegiatan dinyatakan tidak layak lingkungan hidup.
2. Penerbitan Izin Lingkungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a
dilakukan secara bersamaan dengan penerbitan keputusan kelayakan
lingkungan hidup.
Pasal 14
Keputusan kelayakan lingkungan hidup atau keputusan ketidaklayakan
lingkungan hidup sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 ditetapkan dengan
kriteria, antara lain:
a. Rencana tata ruang wilayah Kabupaten Bangka Tengah;
b. Kebijakan di bidang perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup serta
sumber daya alam yang diatur dalam peraturan perundang-undangan;
c. Kepentingan pertahanan keamanan;
d. Prakiraan secara cermat mengenai besaran dan sifat penting dampak dari
aspek biogeofisik kimia, sosial, ekonomi, budaya, tata ruang, dan
12
kesehatan masyarakat pada tahap prakonstruksi, konstruksi, operasi, dan
pasca operasi usaha dan/atau kegiatan;
e. Hasil evaluasi secara holistik terhadap seluruh dampak penting sebagai
sebuah kesatuan yang saling terkait dan saling mempengaruhi sehingga
diketahui perimbangan dampak penting yang bersifat positif dengan yang
bersifat negatif;
f. Kemampuan pemrakarsa dan/atau pihak terkait yang bertanggung jawab
dalam menanggulanggi dampak penting negatif yang akan ditimbulkan
dari usaha dan/atau kegiatan yang direncanakan dengan pendekatan
teknologi, sosial, dan kelembagaan;
g. Rencana usaha dan/atau kegiatan tidak menganggu nilai-nilai sosial atau
pandangan masyarakat (emic view);
h. Rencana usaha dan/atau kegiatan tidak akan mempengaruhi dan/atau
mengganggu entitas ekologis yang merupakan:
1. Entitas dan/atau spesies kunci (key species);
2. Memiliki nilai penting secara ekologis (ecological importance);
3. Memiliki nilai penting secara ekonomi (economic importance); dan/atau
4. Memiliki nilai penting secara ilmiah (scientific importance).
i. Rencana usaha dan/atau kegiatan tidak menimbulkan gangguan terhadap
usaha dan/atau kegiatan yang telah berada di sekitar rencana lokasi
usaha dan/atau kegiatan; dan
j. Tidak dilampauinya daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup
dari lokasi rencana usaha dan/atau kegiatan, dalam hal terdapat
perhitungan daya dukung dan daya tampung lingkungan dimaksud.
Pasal 15
1. Keputusan kelayakan lingkungan hidup sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 13 ayat (1) huruf a, paling sedikit memuat:
a. Identitas pemegang keputusan kelayakan lingkungan hidup meliputi:
1. Nama usaha dan/atau kegiatan;
2. Jenis usaha dan/atau kegiatan;
3. Nama penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan dan jabatan;
4. Alamat kantor
5. Lokasi kegiatan;
b. Lingkup rencana usaha dan/atau kegiatan;
c. Ringkasan dampak yang diperkirakan timbul;
d. Rencana pengelolaan dan pemantauan dampak yang akan dilakukan
oleh pemrakarsa dan pihak lain;
e. Pernyataan penetapan kelayakan lingkungan;
f. Dasar pertimbangan kelayakan lingkungan;
g. Jumlah dan jenis izin perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup
yang diperlukan; dan
h. Tanggal penetapan keputusan kelayakan lingkungan hidup.
2. Keputusan ketidaklayakan lingkungan hidup sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 13 ayat (1) huruf b, paling sedikit memuat:
a. Lingkup rencana usaha dan/atau kegiatan;
b. Ringkasan dampak yang diperkirakan timbul;
c. Rencana pengelolaan dan pemantauan dampak yang akan dilakukan
oleh pemrakarsa dan pihak lain;
d. Pernyataan penetapan ketidaklayakan lingkungan;
13
e. Dasar pertimbangan ketidaklayakan lingkungan; dan
f. Tanggal penetapan surat keputusan ketidaklayakan lingkungan hidup.
Pasal 16
1. Izin Lingkungan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 ayat (1) huruf a
paling sedikit memuat:
a. Dasar diterbitkannya Izin Lingkungan, berupa surat keputusan
kelayakan lingkungan;
b. Identitas pemegang Izin Lingkungan sesuai dengan akta notaris,
meliputi:
1. Nama usaha dan/atau kegiatan;
2. Jenis usaha dan/atau kegiatan;
3. Nama penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan dan jabatan;
4. Alamat kantor
5. Lokasi kegiatan;
c. Deskripsi rencana usaha dan/atau kegiatan yang akan dilakukan;
d. Persyaratan pemegang Izin Lingkungan, antara lain:
1. Memenuhi persyaratan sebagaimana tercantum dalam RKL-RPL;
2. Memperoleh Izin Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
yang diperlukan; dan
3. Persyaratan lain yang ditetapkan oleh Menteri, Gubernur, atau
Bupati sesuai dengan kewenangannya berdasarkan kepentingan
perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup;
e. Kewajiban pemegang Izin Lingkungan, antara lain:
1. Memenuhi persyaratan, standar, dan baku mutu lingkungan
dan/atau kriteria baku kerusakan lingkungan sesuai dengan RKL-
RPL dan peraturan perundang-undangan;
2. Menyampaikan laporan pelaksanaan persyaratan dan kewajiban
yang dimuat dalam Izin Lingkungan selama 6 (enam) bulan sekali;
3. Mengajukan permohonan perubahan Izin Lingkungan apabila
direncanakan untuk melakukan perubahan terhadap deskripsi
rencana usaha dan/atau kegiatannya; dan
4. Kewajiban lain yang ditetapkan oleh Menteri, Gubernur, atau Bupati
sesuai dengan kewenangannya berdasarkan kepentingan
perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup;
f. Masa berlaku Izin Lingkungan, yang menjelaskan bahwa Izin
Lingkungan ini berlaku selama usaha dan/atau kegiatan berlangsung
sepanjang tidak ada perubahan atas usaha dan/atau kegiatan
dimaksud; dan
g. Penetapan mulai berlakunya Izin Lingkungan.
2. Izin Lingkungan yang telah diterbitkan wajib diumumkan melalui media
massa dan/atau multimedia paling lama 5 (lima) hari kerja sejak
diterbitkannya Izin Lingkungan.
BAB VI
TATA LAKSANA PEMERIKSAAN UKL-UPL DAN
PENERBITAN IZIN LINGKUNGAN
Bagian Kesatu
14
Pemeriksaan UKL-UPL
Pasal 17
1. Dokumen UKL-UPL yang telah diisi oleh pemrakarsa diperiksa oleh Tim
Pemeriksa apabila usaha dan/atau kegiatan berlokasi Kabupaten Bangka
Tengah dan/atau di wilayah laut paling jauh 4 (empat) mil dari garis
pantai.
2. Pedoman Pengisian Dokumen UKL-UPL sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) sebagaimana tercantum pada Lampiran V yang merupakan bagian tidak
terpisahkan dari Peraturan Bupati ini.
Pasal 18
1. Pemeriksaan UKL-UPL sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 dilakukan
dengan tahapan:
a. Penerimaan dan pemeriksaan administrasi permohonan Izin Lingkungan
dan UKL-UPL;
b. Pemeriksaan substansi UKL-UPL.
2. Tahapan penilaian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a dilakukan
oleh tim pemeriksa.
Pasal 19
Jangka waktu pemeriksaan UKL-UPL sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18
dilakukan paling lama 14 (empat belas) hari kerja sejak Dokumen UKL-UPL
dinyatakan lengkap secara administrasi.
Pasal 20
1. Berdasarkan hasil pemeriksaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19,
Bupati menerbitkan:
a. rekomendasi persetujuan UKL-UPL dan Izin Lingkungan, jika rencana
usaha dan/atau kegiatan dinyatakan disetujui; atau
b. rekomendasi penolakan UKL-UPL, jika rencana usaha dan/atau
kegiatan dinyatakan tidak disetujui.
2. Penerbitan Izin Lingkungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a
dilakukan secara bersamaan dengan penerbitan rekomendasi persetujuan
UKL-UPL.
3. Bupati dapat mendelegasikan kewenangan pemeriksaan, penerbitan
rekomendasi UKL-UPL, dan penerbitan Izin Lingkungan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) kepada kepala SKPD yang membidangi
Lingkungan Hidup.
Pasal 21
15
1. Pemeriksaan Dokumen UKL-UPL untuk menentukan persetujuan atau
penolakan UKL-UPL sebagaimana dimaksud dalam Pasal 20 ayat (1) paling
sedikit wajib mempertimbangkan:
a. Rencana tata ruang wilayah Kabupaten Bangka Tengah;
b. Kebijakan di bidang perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup
serta sumber daya alam yang diatur dalam peraturan perundang-
undangan;
c. Kepentingan pertahanan keamanan;
d. Kemampuan pemrakarsa yang bertanggung jawab dalam
menanggulanggi dampak negatif yang akan ditimbulkan dari usaha
dan/atau kegiatan yang direncanakan;
e. Rencana usaha dan/atau kegiatan tidak menganggu nilai-nilai sosial
atau pandangan masyarakat (emic view);
f. Rencana usaha dan/atau kegiatan tidak akan mempengaruhi dan/atau
mengganggu entitas ekologis yang merupakan:
1. Entitas dan/atau spesies kunci (key species);
2. Memiliki nilai penting secara ekologis (ecological importance);
3. Memiliki nilai penting secara ekonomi (economic importance); dan/atau
4. Memiliki nilai penting secara ilmiah (scientific importance);
g. Rencana usaha dan/atau kegiatan tidak menimbulkan gangguan
terhadap usaha dan/atau kegiatan yang telah berada di sekitar rencana
lokasi usaha dan/atau kegiatan; dan
h. Tidak dilampauinya daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup
dari lokasi rencana usaha dan/atau kegiatan, dalam hal terdapat
perhitungan daya dukung dan daya tampung lingkungan dimaksud.
2. Pemeriksaan Dokumen UKL-UPL sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilakukan oleh SKPD yang membidangi lingkungan hidup;
3. Pemeriksaan Dokumen UKL-UPL dapat melibatkan SKPD yang
membidangi rencana usaha dan/atau kegiatan yang bersangkutan jika
dipandang perlu.
Pasal 22
1. Rekomendasi persetujuan UKL-UPL sebagaimana dimaksud dalam Pasal
20 ayat (1) huruf a paling sedikit memuat:
a. Lingkup rencana usaha dan/atau kegiatan;
b. Ringkasan dampak yang diperkirakan timbul;
c. Upaya pengelolaan dan pemantauan dampak yang akan dilakukan oleh
pemrakarsa dan pihak lain;
d. Pernyataan persetujuan UKL-UPL;
e. Dasar pertimbangan persetujuan UKL-UPL;
f. Jumlah dan jenis izin Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
yang diperlukan; dan
g. Tanggal penetapan rekomendasi UKL-UPL.
2. Rekomendasi penolakan UKL-UPL sebagaimana dimaksud dalam Pasal 20
ayat (1) huruf b paling sedikit memuat:
a. Lingkup rencana usaha dan/atau kegiatan;
b. Ringkasan dampak yang diperkirakan timbul;
c. Upaya pengelolaan dan pemantauan dampak yang akan dilakukan oleh
pemrakarsa dan pihak lain;
d. Pernyataan penolakan UKL-UPL;
16
e. Dasar pertimbangan penolakan UKL-UPL;
f. Tanggal penetapan rekomendasi penolakan UKL-UPL.
Bagian Kedua
Penerbitan Izin Lingkungan
Pasal 23
1. Izin Lingkungan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 20 ayat (1) huruf a
paling sedikit memuat:
1. Dasar diterbitkannya Izin Lingkungan berupa rekomendasi persetujuan
UKL-UPL;
2. Identitas pemegang Izin Lingkungan sesuai dengan akta notaris,
meliputi:
1. nama usaha dan/atau kegiatan;
2. jenis usaha dan/atau kegiatan;
3. nama penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan dan jabatan;
4. alamat kantor; dan
5. lokasi kegiatan;
3. Deskripsi rencana usaha dan/atau kegiatan yang akan dilakukan;
4. Persyaratan pemegang izin lingkungan, antara lain:
1. Persyaratan sebagaimana tercantum dalam UKL-UPL;
2. Memperoleh Izin Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
yang diperlukan; dan
3. Persyaratan lain yang ditetapkan oleh Menteri, gubernur, atau bupati
sesuai dengan kewenangannya berdasarkan kepentingan
perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup;
5. Kewajiban pemegang Izin Lingkungan antara lain:
1. Memenuhi persyaratan, standar, dan baku mutu lingkungan
dan/atau kriteria baku kerusakan lingkungan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan;
2. Menyampaikan laporan pelaksanaan persyaratan dan kewajiban yang
dimuat dalam izin lingkungan selama 6 (enam) bulan sekali;
3. Mengajukan permohonan perubahan izin lingkungan apabila
direncanakan untuk melakukan perubahan terhadap lingkup
deskripsi rencana usaha dan/atau kegiatannya; dan
4. Kewajiban lain yang ditetapkan oleh menteri, gubernur, atau bupati
sesuai dengan kewenangannya berdasarkan kepentingan
perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup;
6. masa berlaku Izin Lingkungan, yang menjelaskan bahwa Izin
Lingkungan ini berlaku selama usaha dan/atau kegiatan berlangsung
sepanjang tidak ada perubahan atas usaha dan/atau kegiatan
dimaksud; dan
7. penetapan mulai berlakunya Izin Lingkungan.
2. Izin Lingkungan yang telah diterbitkan wajib diumumkan melalui media
massa dan/atau multimedia paling lama 5 (lima) hari kerja sejak
diterbitkannya Izin Lingkungan.
BAB VII
TATA LAKSANA PENGAJUAN DAN PEMERIKSAAN DOKUMEN SPPL
17
Paragrap 1
Pengajuan Dokumen SPPL
Pasal 26
Persyaratan pengajuan penetapan dokumen SPPL dibagi menjadi 2 (dua)
kategori yaitu :
a. Perseorangan; dan
b. Badan.
Pasal 27
Persyaratan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 26, meliputi :
a. untuk perseorangan :
1. Surat Permohonan;
2. fotokopi Kartu Tanda Penduduk.; dan
3. Denah lokasi usaha dan/ atau kegiatan.
b. untuk badan meliputi :
1. Surat Permohonan;
2. Fotokopi KTP Pemohon;
3. Fotokopi akte pendirian badan yang telah disahkan oleh pejabat
berwenang;
4. Fotokopi Nomor Pokok Wajib Pajak.
5. Profil badan;
6. Surat keterangan domisili perusahaan dari kelurahan/desa setempat.
DIMASUKAN KE LAMPIRAN
Paragrap 2
Pemeriksaan Dokumen SPPL
Pasal 28
1. SPPL disusun dan ditandatangani oleh pemrakarsa.
2. SPPL sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disampaikan kepada Badan
Lingkungan Hidup untuk dilakukan verifikasi.
3. Berdasarkan hasil verifikasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Badan
Lingkungan Hidup:
a. Melakukan registrasi pendaftaran SPPL jika usaha dan/atau kegiatan
merupakan usaha dan/atau kegiatan yang wajib membuat SPPL; atau
b. menolak SPPL jika usaha dan/atau kegiatan merupakan usaha
dan/atau kegiatan wajib memiliki AMDAL atau UKL-UPL.
4. Format SPPL sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sebagaimana tercantum
pada Lampiran VIII yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari
Peraturan Bupati ini.
18
BAB VIII
TATA LAKSANA PEMERIKSAAN DELH DAN DPLH
SERTA PENERBITAN IZIN LINGKUNGAN
Bagian Kesatu
Pemeriksaan DELH dan DPLH
Pasal 29
DELH atau DPLH wajib disusun oleh penanggung jawab usaha dan/atau
kegiatan terhadap usaha dan/atau kegiatan yang memenuhi kriteria:
1. telah memiliki izin usaha dan/atau kegiatan sebelum diundangkannya
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup;
2. telah melakukan kegiatan tahap konstruksi sebelum diundangkannya
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup;
3. lokasi usaha dan/atau kegiatan sesuai dengan rencana tata ruang wilayah
dan/atau rencana tata ruang kawasan; dan
4. tidak memiliki dokumen lingkungan hidup atau memiliki dokumen
lingkungan hidup tetapi tidak sesuai dengan peraturan
perundangundangan.
Pasal 30
1. Penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan mengajukan permohonan
penilaian DELH kepada kepala instansi lingkungan hidup kabupaten.
2. Kepala instansi lingkungan hidup kabupaten memberikan tanda bukti
penerimaan permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) kepada
penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan yang telah memenuhi format
penyusunan DELH.
3. Kepala instansi lingkungan hidup kabupaten setelah menerima DELH yang
memenuhi format sebagaimana dimaksud pada ayat (2) melakukan
penilaian terhadap DELH yang dalam pelaksanaannya dilakukan oleh unit
kerja yang menangani penilaian dokumen amdal.
Pasal 31
1. Penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan mengajukan permohonan
penilaian DPLH kepada kepala instansi lingkungan hidup kabupaten.
2. Kepala instansi lingkungan hidup kabupaten memberikan tanda bukti
penerimaan permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) kepada
penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan yang telah memenuhi format
penyusunan DPLH.
3. Kepala instansi lingkungan hidup kabupaten setelah menerima DPLH yang
memenuhi format sebagaimana dimaksud pada ayat (2) melakukan
penilaian terhadap DPLH yang dalam pelaksanaannya dilakukan oleh unit
kerja yang menangani penilaian UKL-UPL.
Pasal 32
1. Penilaian, pengambilan keputusan, dan penerbitan surat keputusan
terhadap DELH dan DPLH sebagaimana dimaksud dalam Pasal 30 dan
19
Pasal 31, dilakukan paling lama 30 (tiga puluh) hari kerja terhitung sejak
tanggal tanda bukti penerimaan.
2. Dalam hal kepala instansi lingkungan hidup kabupaten tidak menerbitkan
surat keputusan DELH atau DPLH dalam jangka waktu sebagaimana
dimaksud pada ayat (1), DELH atau DPLH yang diajukan penanggung
jawab usaha dan/atau kegiatan dianggap telah dinilai dan disahkan oleh
kepala instansi lingkungan hidup kabupaten.
Pasal 33
Prosedur operasional standar untuk proses DELH atau DPLH sebagaimana
tercantum dalam Lampiran VII yang merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari Peraturan Bupati ini.
Pasal 34
Keputusan DELH atau DPLH sebagaimana dimaksud dalam Pasal 32 ayat (1)
atau DELH atau DPLH yang dianggap telah dinilai dan disahkan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 32 ayat (2) digunakan sebagai dasar bagi penanggung
jawab usaha dan/atau kegiatan untuk melakukan pengelolaan dan
pemantauan lingkungan hidup.
Bagian Kedua
Penerbitan Izin Lingkungan
Pasal 35
1. Izin Lingkungan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 20 ayat (1) huruf a
paling sedikit memuat:
1. Dasar diterbitkannya Izin Lingkungan berupa rekomendasi persetujuan
DELH dan/ atau DPLH;
2. Identitas pemegang Izin Lingkungan sesuai dengan akta notaris,
meliputi:
1. nama usaha dan/atau kegiatan;
2. jenis usaha dan/atau kegiatan;
3. nama penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan dan jabatan;
4. alamat kantor; dan
5. lokasi kegiatan;
3. Deskripsi rencana usaha dan/atau kegiatan yang akan dilakukan;
4. Persyaratan pemegang izin lingkungan, antara lain:
1. Persyaratan sebagaimana tercantum dalam DELH dan/atau DPLH;
2. Memperoleh Izin Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
yang diperlukan; dan
20
3. Persyaratan lain yang ditetapkan oleh Menteri, gubernur, atau
bupati sesuai dengan kewenangannya berdasarkan kepentingan
perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup;
5. Kewajiban pemegang Izin Lingkungan antara lain:
1. Memenuhi persyaratan, standar, dan baku mutu lingkungan
dan/atau kriteria baku kerusakan lingkungan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan;
2. Menyampaikan laporan pelaksanaan persyaratan dan kewajiban
yang dimuat dalam izin lingkungan selama 6 (enam) bulan sekali;
3. Mengajukan permohonan perubahan izin lingkungan apabila
direncanakan untuk melakukan perubahan terhadap lingkup
deskripsi rencana usaha dan/atau kegiatannya; dan
4. Kewajiban lain yang ditetapkan oleh menteri, gubernur, atau bupati
sesuai dengan kewenangannya berdasarkan kepentingan
perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup;
6. masa berlaku Izin Lingkungan, yang menjelaskan bahwa Izin
Lingkungan ini berlaku selama usaha dan/atau kegiatan berlangsung
sepanjang tidak ada perubahan atas usaha dan/atau kegiatan
dimaksud; dan
7. penetapan mulai berlakunya Izin Lingkungan.
2. Izin Lingkungan yang telah diterbitkan wajib diumumkan melalui media
massa dan/atau multimedia paling lama 5 (lima) hari kerja sejak
diterbitkannya Izin Lingkungan.
BAB IX
PERUBAHAN IZIN LINGKUNGAN
Pasal 36
1. Penanggung jawab Usaha dan/atau Kegiatan wajib mengajukan
permohonan perubahan Izin Lingkungan, apabila Usaha dan/atau
Kegiatan yang telah memperoleh Izin Lingkungan direncanakan untuk
dilakukan perubahan.
2. Perubahan Usaha dan/atau Kegiatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
meliputi:
a. perubahan kepemilikan Usaha dan/atau Kegiatan;
b. perubahan pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup;
c. perubahan yang berpengaruh terhadap lingkungan hidup yang
memenuhi kriteria:
1. perubahan dalam penggunaan alat-alat produksiyang
berpengaruh terhadap lingkungan hidup;
2. penambahan kapasitas produksi;
3. perubahan spesifikasi teknik yang memengaruhi lingkungan;
4. perubahan sarana Usaha dan/atau Kegiatan;
5. perluasan lahan dan bangunan Usaha dan/atau Kegiatan;
21
6. perubahan waktu atau durasi operasi Usaha dan/atau Kegiatan;
7. Usaha dan/atau Kegiatan di dalam kawasan yang belum tercakup
di dalam Izin Lingkungan;
8. terjadinya perubahan kebijakan pemerintah yang ditujukan dalam
rangka peningkatan
9. perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup; dan/atau
10. terjadi perubahan lingkungan hidup yang sangat mendasar akibat
peristiwa alam atau karena akibat lain, sebelum dan pada waktu
Usaha dan/atau Kegiatan yang bersangkutan dilaksanakan;
d. terdapat perubahan dampak dan/atau risiko terhadap lingkungan
hidup berdasarkan hasil kajian analisis risiko lingkungan hidup
dan/atau audit lingkungan hidup yang diwajibkan; dan/atau
e. tidak dilaksanakannya rencana Usaha dan/atau Kegiatan dalam
jangka waktu 3 (tiga) tahun sejak diterbitkannya Izin Lingkungan.
3. Sebelum mengajukan permohonan perubahan Izin Lingkungan
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf c, huruf d, dan huruf e,
penanggung jawab Usaha dan/atau Kegiatan wajib mengajukan
permohonan perubahan Keputusan Kelayakan Lingkungan Hidup atau
Rekomendasi UKL-UPL.
4. Penerbitan perubahan Keputusan Kelayakan Lingkungan Hidup dilakukan
melalui:
a. penyusunan dan penilaian dokumen AMDAL baru; atau
b. penyampaian dan penilaian terhadap adendum Andal dan RKL-RPL.
5. Penerbitan perubahan Rekomendasi UKL-UPL dilakukan melalui
penyusunan dan pemeriksaan UKL-UPL baru.
6. Penerbitan perubahan Rekomendasi UKL-UPL sebagaimana dimaksud
pada ayat (5) dilakukan dalam hal perubahan Usaha dan/atau Kegiatan
tidak termasuk dalam kriteria wajib AMDAL.
7. Penerbitan perubahan Izin Lingkungan dilakukan bersamaan dengan
penerbitan perubahan Keputusan Kelayakan Lingkungan Hidup atau
Rekomendasi UKL-UPL.
Pasal 37
1. Dalam hal terjadi perubahan kepemilikan Usaha dan/atau Kegiatan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 36 ayat (2) huruf a, bupati
menerbitkan perubahan Izin Lingkungan.
2. Dalam hal terjadi perubahan pengelolaan dan pemantauan lingkungan
hidup sebagaimana dimaksud dalam Pasal 36 ayat (2) huruf b,
penanggung jawab Usaha dan/atau Kegiatan menyampaikan laporan
perubahan kepada bupati.
2. Berdasarkan laporan perubahan sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
bupati menerbitkan perubahan Izin Lingkungan.
BAB IX
PENDANAAN PENILAIAN AMDAL, PEMERIKSAAN UKL-UPL
DAN PENERBITAN IZIN LINGKUNGAN
Pasal 38
22
1. Dana kegiatan:
a. penilaian AMDAL yang dilakukan oleh KPA, tim teknis, dan sekretariat
KPA; atau
b. pemeriksaan UKL-UPL yang dilakukan oleh Badan Lingkungan Hidup
dialokasikan dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD)
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
2. Dana kegiatan untuk penilaian AMDAL dan UKL-UPL yang dialokasikan
dari APBD, antara lain mencakup:
a. biaya administrasi persuratan antara lain:
1. penggandaan surat undangan;
2. pengiriman dokumen AMDAL atau formulir UKL-UPL;
3. pengiriman surat undangan; dan
4. pengiriman surat keputusan;
b. biaya pengecekan kebenaran atau kesesuaian atas hasil perbaikan
dokumen AMDAL oleh sekretariat dan tim teknis dan formulir UKL-UPL
oleh instansi
c. biaya pengumuman permohonan Izin Lingkungan;
d. biaya pengumuman penerbitan Izin Lingkungan;
e. administrasi penerbitan keputusan kelayakan atau ketidaklayakan,
dan penerbitan Izin Lingkungannya; dan
f. administrasi penerbitan rekomendasi UKL-UPL, dan penerbitan Izin
Lingkungannya.
3. Dana kegiatan untuk penilaian AMDAL dan UKL-UPL sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) dapat dibebankan kepada pemrakarsa sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
4. Jasa penilaian dokumen AMDAL oleh KPA dan pemeriksaan UKL-UPL oleh
tim teknis dibebankan kepada pemrakarsa sesuai dengan standar biaya
umum (SBU) nasional atau daerah yang diatur dalam ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 39
1. Dana jasa penilaian untuk dokumen AMDAL sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 30 ayat (4), mencakup komponen biaya untuk penilaian
AMDAL dan penerbitan Izin Lingkungan yang meliputi:
a. honorarium:
1. KPA, yang meliputi ketua, sekretaris, dan anggota;
2. tim teknis; dan
3. anggota sekretariat;
b. penggandaan dokumen AMDAL dalam kegiatan persiapan rapat tim
teknis dan rapat KPA;
c. Pelaksanaan rapat tim teknis dan Rapat KPA, yang meliputi:
1. biaya penyelenggaraan rapat;
2. biaya transportasi lokal peserta rapat tim teknis dan rapat KPA serta
anggota sekretariat;
3. biaya transportasi peserta rapat tim teknis dan rapat KPA serta
anggota sekretariat KPA dari luar kota ke lokasi dilaksanakannya
rapat;
4. biaya akomodasi peserta rapat tim teknis dan rapat KPA serta
sekretariat KPA dari luar kota ke lokasi dilaksanakannya rapat; dan
5. uang harian peserta rapat tim teknis dan rapat KPA;
23
d. penggandaan dokumen AMDAL final pada tahap pasca rapat tim teknis
dan rapat KPA.
2. Dana jasa pemeriksaan formulir UKL-UPL dan penerbitan Izin Lingkungan,
mencakup komponen biaya untuk pemeriksaan formulir UKL-UPL dan
penerbitan Izin Lingkungan yang meliputi:
c. Honorarium pemeriksa UKL-UPL;
b. Penggandaan formulir UKL-UPL pada tahap persiapan rapat koordinasi
pemeriksaan UKL-UPL:
c. Pelaksanaan rapat koordinasi pemeriksaan UKL-UPL, jika diperlukan
koordinasi antara lain:
1. biaya penyelenggaraan rapat;
2. biaya transportasi lokal peserta rapat;
3. biaya transportasi peserta rapat dari luar kota lokasi
dilaksanakannya rapat;
4. biaya akomodasi peserta rapat dari luar kota lokasi
dilaksanakannya rapat; dan
5. uang harian peserta rapat;
d. Penggandaan formulir UKL-UPL yang telah disetujui pada tahap pasca
pemeriksaan formulir UKL-UPL.
BAB X
PENDANAAN PENILAIAN DELH DAN DPLH
SERTA PENERBITAN IZIN LINGKUNGAN
Pasal 40
1. Biaya penyusunan dan penyelenggaraan rapat penilaian DELH atau DPLH
dibebankan kepada penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan.
2. Biaya administrasi dan persuratan, pengadaan peralatan kantor untuk
menunjang proses pelaksanaan penilaian DELH atau DPLH, penerbitan
penetapan DELH atau DPLH, penerbitan keputusan DELH atau DPLH,
pelaksanaan pembinaan dan pengawasan, sosialisasi DELH atau DPLH,
dibebankan kepada APBD untuk DELH atau DPLH yang penilaiannya
dilakukan instansi lingkungan hidup kabupaten.
BAB VIII
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 41
1. AMDAL DAN UKL-UPL yang telah mendapat persetujuan sebelum
berlakunya Peraturan Bupati ini dinyatakan tetap berlaku sampai berakhir
masa berlakunya dan dipersamakan sebagai Izin Lingkungan.
2. Izin Lingkungan DELH dan DPLH yang telah diterbitkan sebelum
berlakunya Peraturan Bupati ini dinyatakan tetap berlaku.
BAB XV
24
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 42
Peraturan Bupati ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan Pengundangan Peraturan
Bupati ini, dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten
Bangka Tengah.
Ditetapkan di Koba
pada tanggal 2016
BUPATI BANGKA TENGAH,
Cap/dto
ERZALDI ROSMAN
Diundangkan di Koba
pada tanggal 2016
SEKRETARIS DAERAH
KABUPATEN BANGKA TENGAH,
Cap/dto
IBNU SALEH
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANGKA TENGAH TAHUN 2015 NOMOR

More Related Content

What's hot

Ind puu-7-2012-permen lh 16 th 2012 penyusunan dokumen lh
Ind puu-7-2012-permen lh 16 th 2012 penyusunan dokumen lhInd puu-7-2012-permen lh 16 th 2012 penyusunan dokumen lh
Ind puu-7-2012-permen lh 16 th 2012 penyusunan dokumen lhDian Nandariardi
 
Permeneg Lingkungan Hidup No. 13 Tahun 2010 tentang Upaya Pengelolaan Lingkun...
Permeneg Lingkungan Hidup No. 13 Tahun 2010 tentang Upaya Pengelolaan Lingkun...Permeneg Lingkungan Hidup No. 13 Tahun 2010 tentang Upaya Pengelolaan Lingkun...
Permeneg Lingkungan Hidup No. 13 Tahun 2010 tentang Upaya Pengelolaan Lingkun...infosanitasi
 
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 22 TAHUN 2011 TENTANG AIR TANAH
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 22 TAHUN 2011 TENTANG AIR TANAHPERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 22 TAHUN 2011 TENTANG AIR TANAH
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 22 TAHUN 2011 TENTANG AIR TANAHiniPurwokerto
 
Perda no 8_tahun_2007_-_tentang_ketertiban_umum
Perda no 8_tahun_2007_-_tentang_ketertiban_umumPerda no 8_tahun_2007_-_tentang_ketertiban_umum
Perda no 8_tahun_2007_-_tentang_ketertiban_umumnikenmuldiyani
 
Lampiran iv permen 16 th 2012 ukl upl
Lampiran iv permen 16 th 2012 ukl uplLampiran iv permen 16 th 2012 ukl upl
Lampiran iv permen 16 th 2012 ukl uplDewi Hadiwinoto
 
Permen PU Nomor 18 Tahun 2012 tentang Pedoman Pembinaan Penyelenggaraan Penge...
Permen PU Nomor 18 Tahun 2012 tentang Pedoman Pembinaan Penyelenggaraan Penge...Permen PU Nomor 18 Tahun 2012 tentang Pedoman Pembinaan Penyelenggaraan Penge...
Permen PU Nomor 18 Tahun 2012 tentang Pedoman Pembinaan Penyelenggaraan Penge...Penataan Ruang
 
Kepdirjen Cipta Karya No. 61/KPTS/CK/1998 Petunjuk Teknis Perencanaan, Pelaks...
Kepdirjen Cipta Karya No. 61/KPTS/CK/1998 Petunjuk Teknis Perencanaan, Pelaks...Kepdirjen Cipta Karya No. 61/KPTS/CK/1998 Petunjuk Teknis Perencanaan, Pelaks...
Kepdirjen Cipta Karya No. 61/KPTS/CK/1998 Petunjuk Teknis Perencanaan, Pelaks...infosanitasi
 
Permen PU 18 Tahun 2007 Penyelenggaraan Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum
Permen PU 18 Tahun 2007 Penyelenggaraan Pengembangan Sistem Penyediaan Air MinumPermen PU 18 Tahun 2007 Penyelenggaraan Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum
Permen PU 18 Tahun 2007 Penyelenggaraan Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minuminfosanitasi
 
Sosialisasi muatan PP 22 tahun 2021 (terkait pl)
Sosialisasi muatan PP 22 tahun 2021 (terkait pl)Sosialisasi muatan PP 22 tahun 2021 (terkait pl)
Sosialisasi muatan PP 22 tahun 2021 (terkait pl)Heri Romansyah
 
Perda kota depok thn 2013 no 13 ttg bangunan dan imb
Perda kota depok thn 2013 no 13 ttg bangunan dan imbPerda kota depok thn 2013 no 13 ttg bangunan dan imb
Perda kota depok thn 2013 no 13 ttg bangunan dan imbAri Ri
 
Bahan sosialisasi oss pemda
Bahan sosialisasi oss pemda Bahan sosialisasi oss pemda
Bahan sosialisasi oss pemda erlina nuraeni
 
Kepmeneg Lingkungan Hidup No. 40 Tahun 2000 tentang Pedoman Tata Kerja Komisi...
Kepmeneg Lingkungan Hidup No. 40 Tahun 2000 tentang Pedoman Tata Kerja Komisi...Kepmeneg Lingkungan Hidup No. 40 Tahun 2000 tentang Pedoman Tata Kerja Komisi...
Kepmeneg Lingkungan Hidup No. 40 Tahun 2000 tentang Pedoman Tata Kerja Komisi...infosanitasi
 
Men lh no 11 tahun 2006 ttg jenis kegiatan usaha wajib amdal
Men lh no 11 tahun 2006 ttg jenis kegiatan usaha wajib amdalMen lh no 11 tahun 2006 ttg jenis kegiatan usaha wajib amdal
Men lh no 11 tahun 2006 ttg jenis kegiatan usaha wajib amdaltata uno
 
Pp nomor 27_tahun_2012_izin_lingkungan
Pp nomor 27_tahun_2012_izin_lingkunganPp nomor 27_tahun_2012_izin_lingkungan
Pp nomor 27_tahun_2012_izin_lingkunganernestosugiharto
 
Bimbingan Teknis AMDAL UKL UPL dan Izin Lingkungan 17-18 Nov 2106 Tentang Per...
Bimbingan Teknis AMDAL UKL UPL dan Izin Lingkungan 17-18 Nov 2106 Tentang Per...Bimbingan Teknis AMDAL UKL UPL dan Izin Lingkungan 17-18 Nov 2106 Tentang Per...
Bimbingan Teknis AMDAL UKL UPL dan Izin Lingkungan 17-18 Nov 2106 Tentang Per...Amdal Indonesia Online
 
13 permen pu no 10 th 2008 wajib ukl upl
13 permen pu no 10 th 2008 wajib ukl upl13 permen pu no 10 th 2008 wajib ukl upl
13 permen pu no 10 th 2008 wajib ukl uplRina Yuliani
 
Permen lh 05-tahun-2012 (1)
Permen lh 05-tahun-2012 (1)Permen lh 05-tahun-2012 (1)
Permen lh 05-tahun-2012 (1)martinwibowo
 
Permen PU Nomor 12 Tahun 2010 tentang Pedoman Kerjasama Pengusahaan Pengemban...
Permen PU Nomor 12 Tahun 2010 tentang Pedoman Kerjasama Pengusahaan Pengemban...Permen PU Nomor 12 Tahun 2010 tentang Pedoman Kerjasama Pengusahaan Pengemban...
Permen PU Nomor 12 Tahun 2010 tentang Pedoman Kerjasama Pengusahaan Pengemban...Penataan Ruang
 

What's hot (19)

Ind puu-7-2012-permen lh 16 th 2012 penyusunan dokumen lh
Ind puu-7-2012-permen lh 16 th 2012 penyusunan dokumen lhInd puu-7-2012-permen lh 16 th 2012 penyusunan dokumen lh
Ind puu-7-2012-permen lh 16 th 2012 penyusunan dokumen lh
 
Permeneg Lingkungan Hidup No. 13 Tahun 2010 tentang Upaya Pengelolaan Lingkun...
Permeneg Lingkungan Hidup No. 13 Tahun 2010 tentang Upaya Pengelolaan Lingkun...Permeneg Lingkungan Hidup No. 13 Tahun 2010 tentang Upaya Pengelolaan Lingkun...
Permeneg Lingkungan Hidup No. 13 Tahun 2010 tentang Upaya Pengelolaan Lingkun...
 
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 22 TAHUN 2011 TENTANG AIR TANAH
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 22 TAHUN 2011 TENTANG AIR TANAHPERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 22 TAHUN 2011 TENTANG AIR TANAH
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 22 TAHUN 2011 TENTANG AIR TANAH
 
Perda no 8_tahun_2007_-_tentang_ketertiban_umum
Perda no 8_tahun_2007_-_tentang_ketertiban_umumPerda no 8_tahun_2007_-_tentang_ketertiban_umum
Perda no 8_tahun_2007_-_tentang_ketertiban_umum
 
Lampiran iv permen 16 th 2012 ukl upl
Lampiran iv permen 16 th 2012 ukl uplLampiran iv permen 16 th 2012 ukl upl
Lampiran iv permen 16 th 2012 ukl upl
 
Permen PU Nomor 18 Tahun 2012 tentang Pedoman Pembinaan Penyelenggaraan Penge...
Permen PU Nomor 18 Tahun 2012 tentang Pedoman Pembinaan Penyelenggaraan Penge...Permen PU Nomor 18 Tahun 2012 tentang Pedoman Pembinaan Penyelenggaraan Penge...
Permen PU Nomor 18 Tahun 2012 tentang Pedoman Pembinaan Penyelenggaraan Penge...
 
Kepdirjen Cipta Karya No. 61/KPTS/CK/1998 Petunjuk Teknis Perencanaan, Pelaks...
Kepdirjen Cipta Karya No. 61/KPTS/CK/1998 Petunjuk Teknis Perencanaan, Pelaks...Kepdirjen Cipta Karya No. 61/KPTS/CK/1998 Petunjuk Teknis Perencanaan, Pelaks...
Kepdirjen Cipta Karya No. 61/KPTS/CK/1998 Petunjuk Teknis Perencanaan, Pelaks...
 
Permen PU 18 Tahun 2007 Penyelenggaraan Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum
Permen PU 18 Tahun 2007 Penyelenggaraan Pengembangan Sistem Penyediaan Air MinumPermen PU 18 Tahun 2007 Penyelenggaraan Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum
Permen PU 18 Tahun 2007 Penyelenggaraan Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum
 
Sosialisasi muatan PP 22 tahun 2021 (terkait pl)
Sosialisasi muatan PP 22 tahun 2021 (terkait pl)Sosialisasi muatan PP 22 tahun 2021 (terkait pl)
Sosialisasi muatan PP 22 tahun 2021 (terkait pl)
 
Perda kota depok thn 2013 no 13 ttg bangunan dan imb
Perda kota depok thn 2013 no 13 ttg bangunan dan imbPerda kota depok thn 2013 no 13 ttg bangunan dan imb
Perda kota depok thn 2013 no 13 ttg bangunan dan imb
 
Bahan sosialisasi oss pemda
Bahan sosialisasi oss pemda Bahan sosialisasi oss pemda
Bahan sosialisasi oss pemda
 
Kepmeneg Lingkungan Hidup No. 40 Tahun 2000 tentang Pedoman Tata Kerja Komisi...
Kepmeneg Lingkungan Hidup No. 40 Tahun 2000 tentang Pedoman Tata Kerja Komisi...Kepmeneg Lingkungan Hidup No. 40 Tahun 2000 tentang Pedoman Tata Kerja Komisi...
Kepmeneg Lingkungan Hidup No. 40 Tahun 2000 tentang Pedoman Tata Kerja Komisi...
 
Men lh no 11 tahun 2006 ttg jenis kegiatan usaha wajib amdal
Men lh no 11 tahun 2006 ttg jenis kegiatan usaha wajib amdalMen lh no 11 tahun 2006 ttg jenis kegiatan usaha wajib amdal
Men lh no 11 tahun 2006 ttg jenis kegiatan usaha wajib amdal
 
Pp nomor 27_tahun_2012_izin_lingkungan
Pp nomor 27_tahun_2012_izin_lingkunganPp nomor 27_tahun_2012_izin_lingkungan
Pp nomor 27_tahun_2012_izin_lingkungan
 
Bimbingan Teknis AMDAL UKL UPL dan Izin Lingkungan 17-18 Nov 2106 Tentang Per...
Bimbingan Teknis AMDAL UKL UPL dan Izin Lingkungan 17-18 Nov 2106 Tentang Per...Bimbingan Teknis AMDAL UKL UPL dan Izin Lingkungan 17-18 Nov 2106 Tentang Per...
Bimbingan Teknis AMDAL UKL UPL dan Izin Lingkungan 17-18 Nov 2106 Tentang Per...
 
13 permen pu no 10 th 2008 wajib ukl upl
13 permen pu no 10 th 2008 wajib ukl upl13 permen pu no 10 th 2008 wajib ukl upl
13 permen pu no 10 th 2008 wajib ukl upl
 
Permen lh 05-tahun-2012 (1)
Permen lh 05-tahun-2012 (1)Permen lh 05-tahun-2012 (1)
Permen lh 05-tahun-2012 (1)
 
Permen PU Nomor 12 Tahun 2010 tentang Pedoman Kerjasama Pengusahaan Pengemban...
Permen PU Nomor 12 Tahun 2010 tentang Pedoman Kerjasama Pengusahaan Pengemban...Permen PU Nomor 12 Tahun 2010 tentang Pedoman Kerjasama Pengusahaan Pengemban...
Permen PU Nomor 12 Tahun 2010 tentang Pedoman Kerjasama Pengusahaan Pengemban...
 
Presentasi tanpa judul
Presentasi tanpa judulPresentasi tanpa judul
Presentasi tanpa judul
 

Viewers also liked

Surat Deputi Menteri LH bidang tata lingkungan tentang integrasi pelaksanaan ...
Surat Deputi Menteri LH bidang tata lingkungan tentang integrasi pelaksanaan ...Surat Deputi Menteri LH bidang tata lingkungan tentang integrasi pelaksanaan ...
Surat Deputi Menteri LH bidang tata lingkungan tentang integrasi pelaksanaan ...Dianora Didi
 
Contoh proyek perubahan datun
Contoh proyek perubahan  datunContoh proyek perubahan  datun
Contoh proyek perubahan datunInald Bembo
 
Seminar rancangan perubahan Diklat PIM IV pola baru 2014
Seminar rancangan perubahan Diklat PIM IV pola baru 2014Seminar rancangan perubahan Diklat PIM IV pola baru 2014
Seminar rancangan perubahan Diklat PIM IV pola baru 2014Dianora Didi
 
PRSENTASI LAPORAN AKHIR PROYEK PERUBAHAN
PRSENTASI LAPORAN AKHIR PROYEK PERUBAHAN PRSENTASI LAPORAN AKHIR PROYEK PERUBAHAN
PRSENTASI LAPORAN AKHIR PROYEK PERUBAHAN Sujud Marwoto
 
PROPOSAL PROYEK PERUBAHAN. Penataan Arsip Terpadu
PROPOSAL PROYEK PERUBAHAN. Penataan Arsip TerpaduPROPOSAL PROYEK PERUBAHAN. Penataan Arsip Terpadu
PROPOSAL PROYEK PERUBAHAN. Penataan Arsip TerpaduSujud Marwoto
 
Laporan proyek perubahan Diklat PIM IV
Laporan proyek perubahan Diklat PIM IVLaporan proyek perubahan Diklat PIM IV
Laporan proyek perubahan Diklat PIM IVSujud Marwoto
 
Merancang proyek perubahan pim4
Merancang proyek perubahan pim4Merancang proyek perubahan pim4
Merancang proyek perubahan pim4Kang Toni
 
Pemetaan zonasi air tanah kabupaten bangka tengah
Pemetaan zonasi air tanah kabupaten bangka tengahPemetaan zonasi air tanah kabupaten bangka tengah
Pemetaan zonasi air tanah kabupaten bangka tengahDianora Didi
 
Evaluasi dampak amdal
Evaluasi dampak amdalEvaluasi dampak amdal
Evaluasi dampak amdalEka Iriadenta
 
Geolistrik Metode Sclumberger Garut Mei 2014
Geolistrik Metode Sclumberger Garut Mei 2014Geolistrik Metode Sclumberger Garut Mei 2014
Geolistrik Metode Sclumberger Garut Mei 2014Dianora Didi
 
Contoh format rencana aksi Proyek Perubahan
Contoh format rencana aksi Proyek PerubahanContoh format rencana aksi Proyek Perubahan
Contoh format rencana aksi Proyek Perubahanagiev2000
 
LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PENINGKATAN PEMAHAMAN MASYARAKAT TERHADAP PENTINGNYA...
LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PENINGKATAN PEMAHAMAN MASYARAKAT TERHADAP PENTINGNYA...LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PENINGKATAN PEMAHAMAN MASYARAKAT TERHADAP PENTINGNYA...
LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PENINGKATAN PEMAHAMAN MASYARAKAT TERHADAP PENTINGNYA...Sujud Marwoto
 
Statistik daerah-kabupaten-nunukan-2015
Statistik daerah-kabupaten-nunukan-2015Statistik daerah-kabupaten-nunukan-2015
Statistik daerah-kabupaten-nunukan-2015Arifuddin Ali
 
Buku matematika smp kelas 7 pegangan guru
Buku matematika smp kelas 7 pegangan guruBuku matematika smp kelas 7 pegangan guru
Buku matematika smp kelas 7 pegangan guruMuhammad Idris
 

Viewers also liked (15)

Surat Deputi Menteri LH bidang tata lingkungan tentang integrasi pelaksanaan ...
Surat Deputi Menteri LH bidang tata lingkungan tentang integrasi pelaksanaan ...Surat Deputi Menteri LH bidang tata lingkungan tentang integrasi pelaksanaan ...
Surat Deputi Menteri LH bidang tata lingkungan tentang integrasi pelaksanaan ...
 
Contoh proyek perubahan datun
Contoh proyek perubahan  datunContoh proyek perubahan  datun
Contoh proyek perubahan datun
 
Seminar rancangan perubahan Diklat PIM IV pola baru 2014
Seminar rancangan perubahan Diklat PIM IV pola baru 2014Seminar rancangan perubahan Diklat PIM IV pola baru 2014
Seminar rancangan perubahan Diklat PIM IV pola baru 2014
 
PRSENTASI LAPORAN AKHIR PROYEK PERUBAHAN
PRSENTASI LAPORAN AKHIR PROYEK PERUBAHAN PRSENTASI LAPORAN AKHIR PROYEK PERUBAHAN
PRSENTASI LAPORAN AKHIR PROYEK PERUBAHAN
 
PROPOSAL PROYEK PERUBAHAN. Penataan Arsip Terpadu
PROPOSAL PROYEK PERUBAHAN. Penataan Arsip TerpaduPROPOSAL PROYEK PERUBAHAN. Penataan Arsip Terpadu
PROPOSAL PROYEK PERUBAHAN. Penataan Arsip Terpadu
 
Laporan proyek perubahan Diklat PIM IV
Laporan proyek perubahan Diklat PIM IVLaporan proyek perubahan Diklat PIM IV
Laporan proyek perubahan Diklat PIM IV
 
Pamflet
PamfletPamflet
Pamflet
 
Merancang proyek perubahan pim4
Merancang proyek perubahan pim4Merancang proyek perubahan pim4
Merancang proyek perubahan pim4
 
Pemetaan zonasi air tanah kabupaten bangka tengah
Pemetaan zonasi air tanah kabupaten bangka tengahPemetaan zonasi air tanah kabupaten bangka tengah
Pemetaan zonasi air tanah kabupaten bangka tengah
 
Evaluasi dampak amdal
Evaluasi dampak amdalEvaluasi dampak amdal
Evaluasi dampak amdal
 
Geolistrik Metode Sclumberger Garut Mei 2014
Geolistrik Metode Sclumberger Garut Mei 2014Geolistrik Metode Sclumberger Garut Mei 2014
Geolistrik Metode Sclumberger Garut Mei 2014
 
Contoh format rencana aksi Proyek Perubahan
Contoh format rencana aksi Proyek PerubahanContoh format rencana aksi Proyek Perubahan
Contoh format rencana aksi Proyek Perubahan
 
LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PENINGKATAN PEMAHAMAN MASYARAKAT TERHADAP PENTINGNYA...
LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PENINGKATAN PEMAHAMAN MASYARAKAT TERHADAP PENTINGNYA...LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PENINGKATAN PEMAHAMAN MASYARAKAT TERHADAP PENTINGNYA...
LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PENINGKATAN PEMAHAMAN MASYARAKAT TERHADAP PENTINGNYA...
 
Statistik daerah-kabupaten-nunukan-2015
Statistik daerah-kabupaten-nunukan-2015Statistik daerah-kabupaten-nunukan-2015
Statistik daerah-kabupaten-nunukan-2015
 
Buku matematika smp kelas 7 pegangan guru
Buku matematika smp kelas 7 pegangan guruBuku matematika smp kelas 7 pegangan guru
Buku matematika smp kelas 7 pegangan guru
 

Similar to IZIN LINGKUNGAN

Perda no. 2 thn 2014 b3 final otentifikasi
Perda no. 2 thn 2014  b3 final otentifikasi Perda no. 2 thn 2014  b3 final otentifikasi
Perda no. 2 thn 2014 b3 final otentifikasi Dickdick Maulana
 
Analisa mengenai dampak lingkungan (AMDAL)
Analisa mengenai dampak lingkungan (AMDAL)Analisa mengenai dampak lingkungan (AMDAL)
Analisa mengenai dampak lingkungan (AMDAL)Muhammad Kennedy Ginting
 
Permen LH No 5 2021 Tentang Tata Cara Penerbitan Pertek dan SLO Air Limbah da...
Permen LH No 5 2021 Tentang Tata Cara Penerbitan Pertek dan SLO Air Limbah da...Permen LH No 5 2021 Tentang Tata Cara Penerbitan Pertek dan SLO Air Limbah da...
Permen LH No 5 2021 Tentang Tata Cara Penerbitan Pertek dan SLO Air Limbah da...Johari Mr
 
Permen LH RI No. 17 Tahun 2012
Permen LH RI No. 17 Tahun 2012Permen LH RI No. 17 Tahun 2012
Permen LH RI No. 17 Tahun 2012dodysp
 
Kepmen LH Nomor 56 tahun 2002 tentang Pedoman Umum PPLH
Kepmen LH Nomor 56 tahun 2002 tentang Pedoman Umum PPLHKepmen LH Nomor 56 tahun 2002 tentang Pedoman Umum PPLH
Kepmen LH Nomor 56 tahun 2002 tentang Pedoman Umum PPLHAnjasDong1
 
Pergub jatim 30 2011 jenis usaha yang wajib dilengkapi ukl upl
Pergub jatim 30 2011 jenis usaha yang wajib dilengkapi ukl uplPergub jatim 30 2011 jenis usaha yang wajib dilengkapi ukl upl
Pergub jatim 30 2011 jenis usaha yang wajib dilengkapi ukl uplDewi Hadiwinoto
 
Permen no.24 tahun 2009 penilai amdal
Permen no.24 tahun 2009 penilai amdalPermen no.24 tahun 2009 penilai amdal
Permen no.24 tahun 2009 penilai amdalyuni06
 
Analisis mengenai dampak lingkungan
Analisis mengenai dampak lingkunganAnalisis mengenai dampak lingkungan
Analisis mengenai dampak lingkunganAlex Luttu
 
Materi 1b pengertian amdal
Materi 1b pengertian amdalMateri 1b pengertian amdal
Materi 1b pengertian amdalHaris Huru Weo
 
Proses Dokumen lingkungan RS.pptx
Proses Dokumen lingkungan RS.pptxProses Dokumen lingkungan RS.pptx
Proses Dokumen lingkungan RS.pptxAbdulRahman161511
 
PermenLHK P.102-2018.pdf
PermenLHK P.102-2018.pdfPermenLHK P.102-2018.pdf
PermenLHK P.102-2018.pdfHenriDrone
 
Peraturan Pemerintah No.27 Tahun 1999 tentang Analisis Mengenai Dampak Lingku...
Peraturan Pemerintah No.27 Tahun 1999 tentang Analisis Mengenai Dampak Lingku...Peraturan Pemerintah No.27 Tahun 1999 tentang Analisis Mengenai Dampak Lingku...
Peraturan Pemerintah No.27 Tahun 1999 tentang Analisis Mengenai Dampak Lingku...infosanitasi
 
2012 Perda ijin gangguan
2012 Perda ijin gangguan2012 Perda ijin gangguan
2012 Perda ijin gangguanPA_Klaten
 

Similar to IZIN LINGKUNGAN (20)

P.102_2.pdf
P.102_2.pdfP.102_2.pdf
P.102_2.pdf
 
Perda no. 2 thn 2014 b3 final otentifikasi
Perda no. 2 thn 2014  b3 final otentifikasi Perda no. 2 thn 2014  b3 final otentifikasi
Perda no. 2 thn 2014 b3 final otentifikasi
 
Analisa mengenai dampak lingkungan (AMDAL)
Analisa mengenai dampak lingkungan (AMDAL)Analisa mengenai dampak lingkungan (AMDAL)
Analisa mengenai dampak lingkungan (AMDAL)
 
Permen LH No 5 2021 Tentang Tata Cara Penerbitan Pertek dan SLO Air Limbah da...
Permen LH No 5 2021 Tentang Tata Cara Penerbitan Pertek dan SLO Air Limbah da...Permen LH No 5 2021 Tentang Tata Cara Penerbitan Pertek dan SLO Air Limbah da...
Permen LH No 5 2021 Tentang Tata Cara Penerbitan Pertek dan SLO Air Limbah da...
 
Permen LH RI No. 17 Tahun 2012
Permen LH RI No. 17 Tahun 2012Permen LH RI No. 17 Tahun 2012
Permen LH RI No. 17 Tahun 2012
 
Kepmen LH Nomor 56 tahun 2002 tentang Pedoman Umum PPLH
Kepmen LH Nomor 56 tahun 2002 tentang Pedoman Umum PPLHKepmen LH Nomor 56 tahun 2002 tentang Pedoman Umum PPLH
Kepmen LH Nomor 56 tahun 2002 tentang Pedoman Umum PPLH
 
Pergub jatim 30 2011 jenis usaha yang wajib dilengkapi ukl upl
Pergub jatim 30 2011 jenis usaha yang wajib dilengkapi ukl uplPergub jatim 30 2011 jenis usaha yang wajib dilengkapi ukl upl
Pergub jatim 30 2011 jenis usaha yang wajib dilengkapi ukl upl
 
AMDAL
AMDALAMDAL
AMDAL
 
Permen no.24 tahun 2009 penilai amdal
Permen no.24 tahun 2009 penilai amdalPermen no.24 tahun 2009 penilai amdal
Permen no.24 tahun 2009 penilai amdal
 
07 spp-izin-lingkungan
07 spp-izin-lingkungan07 spp-izin-lingkungan
07 spp-izin-lingkungan
 
Pp 27 2012
Pp 27 2012Pp 27 2012
Pp 27 2012
 
151703437 tor-ukl-upl-flyover-pdf
151703437 tor-ukl-upl-flyover-pdf151703437 tor-ukl-upl-flyover-pdf
151703437 tor-ukl-upl-flyover-pdf
 
Analisis mengenai dampak lingkungan
Analisis mengenai dampak lingkunganAnalisis mengenai dampak lingkungan
Analisis mengenai dampak lingkungan
 
Materi 1b pengertian amdal
Materi 1b pengertian amdalMateri 1b pengertian amdal
Materi 1b pengertian amdal
 
Proses Dokumen lingkungan RS.pptx
Proses Dokumen lingkungan RS.pptxProses Dokumen lingkungan RS.pptx
Proses Dokumen lingkungan RS.pptx
 
IL DLH Kalsel.pdf
IL DLH Kalsel.pdfIL DLH Kalsel.pdf
IL DLH Kalsel.pdf
 
PermenLHK P.102-2018.pdf
PermenLHK P.102-2018.pdfPermenLHK P.102-2018.pdf
PermenLHK P.102-2018.pdf
 
Peraturan Pemerintah No.27 Tahun 1999 tentang Analisis Mengenai Dampak Lingku...
Peraturan Pemerintah No.27 Tahun 1999 tentang Analisis Mengenai Dampak Lingku...Peraturan Pemerintah No.27 Tahun 1999 tentang Analisis Mengenai Dampak Lingku...
Peraturan Pemerintah No.27 Tahun 1999 tentang Analisis Mengenai Dampak Lingku...
 
Tor ukl upl
Tor ukl uplTor ukl upl
Tor ukl upl
 
2012 Perda ijin gangguan
2012 Perda ijin gangguan2012 Perda ijin gangguan
2012 Perda ijin gangguan
 

More from Dianora Didi

Perda nomor 13 tahun 2016 ttg pengelolaan dan pengendalian limbah bahan berba...
Perda nomor 13 tahun 2016 ttg pengelolaan dan pengendalian limbah bahan berba...Perda nomor 13 tahun 2016 ttg pengelolaan dan pengendalian limbah bahan berba...
Perda nomor 13 tahun 2016 ttg pengelolaan dan pengendalian limbah bahan berba...Dianora Didi
 
Hasil Pendugaan Geolistrik di Desa Kurau Barat Kabupaten Bangka Tengah
Hasil Pendugaan Geolistrik di Desa Kurau Barat Kabupaten Bangka TengahHasil Pendugaan Geolistrik di Desa Kurau Barat Kabupaten Bangka Tengah
Hasil Pendugaan Geolistrik di Desa Kurau Barat Kabupaten Bangka TengahDianora Didi
 
Pemanfaatan air tanah
Pemanfaatan air tanahPemanfaatan air tanah
Pemanfaatan air tanahDianora Didi
 
Rancangan Peraturan Bupati Bangka Tengah tentang Perizinan Air Tanah
Rancangan Peraturan Bupati Bangka Tengah tentang Perizinan Air TanahRancangan Peraturan Bupati Bangka Tengah tentang Perizinan Air Tanah
Rancangan Peraturan Bupati Bangka Tengah tentang Perizinan Air TanahDianora Didi
 
Pertambangan bangka tengah
Pertambangan bangka tengahPertambangan bangka tengah
Pertambangan bangka tengahDianora Didi
 

More from Dianora Didi (12)

Perda nomor 13 tahun 2016 ttg pengelolaan dan pengendalian limbah bahan berba...
Perda nomor 13 tahun 2016 ttg pengelolaan dan pengendalian limbah bahan berba...Perda nomor 13 tahun 2016 ttg pengelolaan dan pengendalian limbah bahan berba...
Perda nomor 13 tahun 2016 ttg pengelolaan dan pengendalian limbah bahan berba...
 
Hasil Pendugaan Geolistrik di Desa Kurau Barat Kabupaten Bangka Tengah
Hasil Pendugaan Geolistrik di Desa Kurau Barat Kabupaten Bangka TengahHasil Pendugaan Geolistrik di Desa Kurau Barat Kabupaten Bangka Tengah
Hasil Pendugaan Geolistrik di Desa Kurau Barat Kabupaten Bangka Tengah
 
Pemanfaatan air tanah
Pemanfaatan air tanahPemanfaatan air tanah
Pemanfaatan air tanah
 
Lampiran 1
Lampiran 1Lampiran 1
Lampiran 1
 
Bab v
Bab vBab v
Bab v
 
Bab iv
Bab ivBab iv
Bab iv
 
Bab iii
Bab iiiBab iii
Bab iii
 
Bab II
Bab IIBab II
Bab II
 
Bab i ratih
Bab i ratihBab i ratih
Bab i ratih
 
Abstrak
AbstrakAbstrak
Abstrak
 
Rancangan Peraturan Bupati Bangka Tengah tentang Perizinan Air Tanah
Rancangan Peraturan Bupati Bangka Tengah tentang Perizinan Air TanahRancangan Peraturan Bupati Bangka Tengah tentang Perizinan Air Tanah
Rancangan Peraturan Bupati Bangka Tengah tentang Perizinan Air Tanah
 
Pertambangan bangka tengah
Pertambangan bangka tengahPertambangan bangka tengah
Pertambangan bangka tengah
 

Recently uploaded

OPERASI DAN PEMELIHARAAN SPAM DALAM PROGRAM PAMSIMAS.ppt
OPERASI DAN PEMELIHARAAN SPAM DALAM PROGRAM PAMSIMAS.pptOPERASI DAN PEMELIHARAAN SPAM DALAM PROGRAM PAMSIMAS.ppt
OPERASI DAN PEMELIHARAAN SPAM DALAM PROGRAM PAMSIMAS.pptRyanWinter25
 
Kewenangan Pejabat Sementara Selaku Pelaksana Tugas (PLT) dan Pelaksana Haria...
Kewenangan Pejabat Sementara Selaku Pelaksana Tugas (PLT) dan Pelaksana Haria...Kewenangan Pejabat Sementara Selaku Pelaksana Tugas (PLT) dan Pelaksana Haria...
Kewenangan Pejabat Sementara Selaku Pelaksana Tugas (PLT) dan Pelaksana Haria...iswantosapoetra
 
Konsep Management RisikoRev Pak Budi.pptx
Konsep Management RisikoRev Pak Budi.pptxKonsep Management RisikoRev Pak Budi.pptx
Konsep Management RisikoRev Pak Budi.pptxBudyHermawan3
 
PB.1 BINA SUASANA DAN ORIENTASI BELAJAR.pptx
PB.1 BINA SUASANA DAN ORIENTASI BELAJAR.pptxPB.1 BINA SUASANA DAN ORIENTASI BELAJAR.pptx
PB.1 BINA SUASANA DAN ORIENTASI BELAJAR.pptxBudyHermawan3
 
Membangun Budaya Ber-Integritas ASN.pptx
Membangun Budaya Ber-Integritas ASN.pptxMembangun Budaya Ber-Integritas ASN.pptx
Membangun Budaya Ber-Integritas ASN.pptxBudyHermawan3
 
PB.2 KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN PEMDES.pptx
PB.2 KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN PEMDES.pptxPB.2 KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN PEMDES.pptx
PB.2 KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN PEMDES.pptxBudyHermawan3
 
Inovasi Pelayanan Publik Pemerintah .pptx
Inovasi Pelayanan Publik Pemerintah .pptxInovasi Pelayanan Publik Pemerintah .pptx
Inovasi Pelayanan Publik Pemerintah .pptxBudyHermawan3
 
Penyesuaian AK Jabatan Fungsional Konvensional Ke Integrasi
Penyesuaian AK Jabatan Fungsional Konvensional Ke IntegrasiPenyesuaian AK Jabatan Fungsional Konvensional Ke Integrasi
Penyesuaian AK Jabatan Fungsional Konvensional Ke Integrasiasaliaraudhatii
 
Aparatur Sipil Negara sebagai Perekat Bangsa.pptx
Aparatur Sipil Negara sebagai Perekat Bangsa.pptxAparatur Sipil Negara sebagai Perekat Bangsa.pptx
Aparatur Sipil Negara sebagai Perekat Bangsa.pptxBudyHermawan3
 
Tata Kelola Pengadaan barang dan Jasa di Desa pptx
Tata Kelola Pengadaan barang dan Jasa di Desa pptxTata Kelola Pengadaan barang dan Jasa di Desa pptx
Tata Kelola Pengadaan barang dan Jasa di Desa pptxBudyHermawan3
 
Pengantar dan Teknik Public Speaking.pptx
Pengantar dan Teknik Public Speaking.pptxPengantar dan Teknik Public Speaking.pptx
Pengantar dan Teknik Public Speaking.pptxBudyHermawan3
 
LAPORAN KEPALA DESA. sebagai kewajiban pptx
LAPORAN KEPALA DESA. sebagai kewajiban pptxLAPORAN KEPALA DESA. sebagai kewajiban pptx
LAPORAN KEPALA DESA. sebagai kewajiban pptxBudyHermawan3
 
PENERAPAN IURAN DALAM PROGRAM PAMSIMAS 2023.pptx
PENERAPAN IURAN DALAM PROGRAM PAMSIMAS 2023.pptxPENERAPAN IURAN DALAM PROGRAM PAMSIMAS 2023.pptx
PENERAPAN IURAN DALAM PROGRAM PAMSIMAS 2023.pptxRyanWinter25
 
mars pkk yang selalu dinyanyikan saat kegiatan PKK.pptx
mars pkk yang selalu dinyanyikan saat kegiatan PKK.pptxmars pkk yang selalu dinyanyikan saat kegiatan PKK.pptx
mars pkk yang selalu dinyanyikan saat kegiatan PKK.pptxSusatyoTriwilopo
 

Recently uploaded (14)

OPERASI DAN PEMELIHARAAN SPAM DALAM PROGRAM PAMSIMAS.ppt
OPERASI DAN PEMELIHARAAN SPAM DALAM PROGRAM PAMSIMAS.pptOPERASI DAN PEMELIHARAAN SPAM DALAM PROGRAM PAMSIMAS.ppt
OPERASI DAN PEMELIHARAAN SPAM DALAM PROGRAM PAMSIMAS.ppt
 
Kewenangan Pejabat Sementara Selaku Pelaksana Tugas (PLT) dan Pelaksana Haria...
Kewenangan Pejabat Sementara Selaku Pelaksana Tugas (PLT) dan Pelaksana Haria...Kewenangan Pejabat Sementara Selaku Pelaksana Tugas (PLT) dan Pelaksana Haria...
Kewenangan Pejabat Sementara Selaku Pelaksana Tugas (PLT) dan Pelaksana Haria...
 
Konsep Management RisikoRev Pak Budi.pptx
Konsep Management RisikoRev Pak Budi.pptxKonsep Management RisikoRev Pak Budi.pptx
Konsep Management RisikoRev Pak Budi.pptx
 
PB.1 BINA SUASANA DAN ORIENTASI BELAJAR.pptx
PB.1 BINA SUASANA DAN ORIENTASI BELAJAR.pptxPB.1 BINA SUASANA DAN ORIENTASI BELAJAR.pptx
PB.1 BINA SUASANA DAN ORIENTASI BELAJAR.pptx
 
Membangun Budaya Ber-Integritas ASN.pptx
Membangun Budaya Ber-Integritas ASN.pptxMembangun Budaya Ber-Integritas ASN.pptx
Membangun Budaya Ber-Integritas ASN.pptx
 
PB.2 KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN PEMDES.pptx
PB.2 KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN PEMDES.pptxPB.2 KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN PEMDES.pptx
PB.2 KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN PEMDES.pptx
 
Inovasi Pelayanan Publik Pemerintah .pptx
Inovasi Pelayanan Publik Pemerintah .pptxInovasi Pelayanan Publik Pemerintah .pptx
Inovasi Pelayanan Publik Pemerintah .pptx
 
Penyesuaian AK Jabatan Fungsional Konvensional Ke Integrasi
Penyesuaian AK Jabatan Fungsional Konvensional Ke IntegrasiPenyesuaian AK Jabatan Fungsional Konvensional Ke Integrasi
Penyesuaian AK Jabatan Fungsional Konvensional Ke Integrasi
 
Aparatur Sipil Negara sebagai Perekat Bangsa.pptx
Aparatur Sipil Negara sebagai Perekat Bangsa.pptxAparatur Sipil Negara sebagai Perekat Bangsa.pptx
Aparatur Sipil Negara sebagai Perekat Bangsa.pptx
 
Tata Kelola Pengadaan barang dan Jasa di Desa pptx
Tata Kelola Pengadaan barang dan Jasa di Desa pptxTata Kelola Pengadaan barang dan Jasa di Desa pptx
Tata Kelola Pengadaan barang dan Jasa di Desa pptx
 
Pengantar dan Teknik Public Speaking.pptx
Pengantar dan Teknik Public Speaking.pptxPengantar dan Teknik Public Speaking.pptx
Pengantar dan Teknik Public Speaking.pptx
 
LAPORAN KEPALA DESA. sebagai kewajiban pptx
LAPORAN KEPALA DESA. sebagai kewajiban pptxLAPORAN KEPALA DESA. sebagai kewajiban pptx
LAPORAN KEPALA DESA. sebagai kewajiban pptx
 
PENERAPAN IURAN DALAM PROGRAM PAMSIMAS 2023.pptx
PENERAPAN IURAN DALAM PROGRAM PAMSIMAS 2023.pptxPENERAPAN IURAN DALAM PROGRAM PAMSIMAS 2023.pptx
PENERAPAN IURAN DALAM PROGRAM PAMSIMAS 2023.pptx
 
mars pkk yang selalu dinyanyikan saat kegiatan PKK.pptx
mars pkk yang selalu dinyanyikan saat kegiatan PKK.pptxmars pkk yang selalu dinyanyikan saat kegiatan PKK.pptx
mars pkk yang selalu dinyanyikan saat kegiatan PKK.pptx
 

IZIN LINGKUNGAN

  • 1. 1 BUPATI BANGKA TENGAH PERATURAN BUPATI BANGKA TENGAH NOMOR TAHUN 2016 TENTANG TATA LAKSANA PENILAIAN DAN PEMERIKSAAN DOKUMEN LINGKUNGAN HIDUP SERTA PENERBITAN IZIN LINGKUNGAN BUPATI BANGKA TENGAH, Menimbang : a. bahwa untuk melaksanakan pasal 36 ayat (1) Undang-undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Pelindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2012 tentang Izin lingkungan Pasal 2, dipandang perlu menyusun tata laksana penilaian dan pemeriksaan dokumen lingkungan hidup serta penerbitan izin lingkungan; b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, perlu menetapkan Peraturan Bupati tentang Tata Laksana Penilaian dan Pemeriksaan Dokumen Lingkungan Hidup serta Penerbitan Izin Lingkungan; bahwa untuk melaksanakan Pasal 36 ayat (1) Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, Pasal 2 Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2012 tentang Izin Lingkungan, perlu menetapkan Peraturan Bupati tentang Tata Laksana Penilaian dan Pemeriksaan Dokumen Lingkungan Hidup serta Penerbitan Izin Lingkungan; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2000 tentang Pembentukan Propinsi Kepulauan Bangka Belitung (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 217, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4033); 2. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2003 tentang Pembentukan Kabupaten Bangka Selatan, Kabupaten Bangka Tengah, Kabupaten Bangka Barat dan Kabupaten Belitung Timur di Propinsi Kepulauan Bangka Belitung (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 25,
  • 2. 2 Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4268); 3. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3699); 4. Undang–Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5059); 5. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang- Undang Nomor 2 Tahun 2014 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 246, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5589); 6. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran Udara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 86, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3853) ; 7. Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 153, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4161) ; 8. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2011 tentang Managemen dan Rekayasa, Analisis Dampak, Serta Manajemen Kebutuhan Lalu Lintas (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 61, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5221) ; 9. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2012 tentang Izin Lingkungan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 48, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5285);
  • 3. 3 10. Peraturan Menteri Negara Perdagangan Nomor 16/M-DAG/PER/3/2006 tentang Penataan dan Pembinaan Pergudangan ; 11. Peraturan Menteri Negara Perindustrian Nomor 41/M-IND/PER/6/2009 tentang Ketentuan dan Tata Cara Pemberian Izin Usaha Industri, Izin Perluasan dan Tanda Daftar Industri (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 408); 12. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 14 Tahun 2010 tentang Dokumen Lingkungan hidup Bagi Usaha Dan/Atau Kegiatan Yang Telah Memiliki Izin Usaha Dan/Atau Kegiatan Tetapi Belum Memiliki Dokumen Lingkungan Hidup (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 408); 12. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 5 Tahun 2012 tentang Jenis Rencana Usaha dan/atau Kegiatan Yang Wajib Memiliki Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 408); 13. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 16 Tahun 2012 tentang Pedoman Penyusunan Dokumen Lingkungan Hidup (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 990); 14. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 8 Tahun 2013 tentang Tata Laksana Penilaian dan Pemeriksaan Dokumen Lingkungan Hidup serta Penerbitan Izin Lingkungan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 1256); 15. Peraturan Menteri Negara Kesehatan Nomor 9 Tahun 2014 tentang Klinik (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 232); 16. Peraturan Daerah Kabupaten Bangka Tengah Tengah Nomor 25 Tahun 2008 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah Kabupaten Bangka Tengah Tengah (Lembaran Daerah Kabupaten Bangka Tengah Tengah Tahun 2008 Nomor 83); MEMUTUSKAN :
  • 4. 4 Menetapkan : TATA LAKSANA PENILAIAN DAN PEMERIKSAAN DOKUMEN LINGKUNGAN HIDUP SERTA PENERBITAN IZIN LINGKUNGAN BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Bupati ini, yang dimaksud dengan : 1. Daerah adalah Kabupaten Bangka Tengah. 2. Bupati adalah Bupati Bangka Tengah. 3. Pemerintah Daerah adalah Bupati sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Daerah yang memimpin pelaksanaan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah otonom. 4. Komisi Penilai AMDAL, yang selanjutnya disingkat KPA adalah komisi yang bertugas menilai dokumen AMDAL. 5. Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup, yang selanjutnya disebut AMDAL, adalah kajian mengenai dampak penting suatu usaha dan/atau kegiatan yang direncanakan pada lingkungan hidup yang diperlukan bagi proses pengambilan keputusan tentang penyelenggaraan usaha dan/atau kegiatan. 6. Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup, yang selanjutnya disebut UKL-UPL, adalah pengelolaan dan pemantauan terhadap usaha dan/atau kegiatan yang tidak berdampak penting terhadap lingkungan hidup yang diperlukan bagi proses pengambilan keputusan tentang penyelenggaraan usaha dan/atau kegiatan. 7. Surat Pernyataan Kesanggupan Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Hidup, yang selanjutnya disebut SPPL, adalah pernyataan kesanggupan dari penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan untuk melakukan pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup atas dampak lingkungan hidup dari usaha dan/atau kegiatannya di luar usaha dan/atau kegiatan yang wajib AMDAL atau UKL-UPL. 8. Dokumen Evaluasi Lingkungan Hidup, yang selanjutnya disebut DELH adalah dokumen yang memuat pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup yang merupakan bagian dari proses audit lingkungan yang dikenakan bagi usaha dan/atau kegiatan yang sudah memiliki izin usaha dan/atau kegiatan namun belum memiliki dokumen AMDAL. 9. Dokumen Pengelolaan Lingkungan Hidup, yang selanjutnya disebut DPLH adalah dokumen yang memuat pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup yang dikenakan bagi usaha dan/atau kegiatan yang sudah memiliki izin usaha dan/atau kegiatan namun belum memiliki dokumen UKL-UPL. 10. Dokumen Lingkungan Hidup adalah dokumen yang berupa AMDAL, DELH, UKL-UPL, DPLH atau SPPL.
  • 5. 5 11. Izin Lingkungan adalah izin yang diberikan kepada setiap orang yang melakukan usaha dan/atau kegiatan yang wajib AMDAL atau UKL-UPL dalam rangka perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup sebagai prasyarat memperoleh izin usaha dan/atau kegiatan. 12. Pemrakarsa adalah setiap orang atau satuan kerja perangkat daerah pemerintah yang bertanggungjawab atas suatu usaha dan/atau kegiatan yang akan dilaksanakan. 13. Badan adalah sekumpulan orang dan/atau modal yang merupakan kesatuan, baik yang melakukan usaha maupun yang tidak melakukan usaha yang meliputi perseroan terbatas, perseroan komanditer, perseroan lainnya, Badan Usaha Milik Negara (BUMN) atau Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) dengan nama dan dalam bentuk apa pun, firma, kongsi, koperasi, dana pensiun, persekutuan, perkumpulan, yayasan, organisasi massa, organisasi sosial politik, atau organisasi lainnya, lembaga dan bentuk badan lainnya termasuk kontrak investasi kolektif dan bentuk usaha tetap. 14. Tim Pemeriksa adalah Tim yang bertugas memeriksa, mengevaluasi dan memberi saran kepada pemrakarsa dalam penyusunan Dokumen Lingkungan Hidup. 15. Usaha dan/atau kegiatan adalah segala bentuk aktivitas yang dapat menimbulkan perubahan terhadap rona lingkungan hidup serta menyebabkan dampak terhadap lingkungan hidup. 16. Dampak Penting adalah perubahan lingkungan hidup yang sangat mendasar yang diakibatkan oleh suatu usaha dan/atau kegiatan. 17. Kerangka Acuan yang selanjutnya disebut KA adalah ruang lingkup kajian analisis dampak lingkungan hidup yang merupakan hasil pelingkupan 18. Analisis Dampak Lingkungan Hidup, yang selanjutnya disebut ANDAL, adalah telaahan secara cermat dan mendalam tentang dampak penting suatu rencana usaha dan/atau Kegiatan 19. Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup, yang selanjutnya disebut RKL, adalah upaya penanganan dampak terhadap lingkungan hidup yang ditimbulkan akibat dari rencana usaha dan/atau Kegiatan. 20. Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup, yang selanjutnya disebut RPL, adalah upaya pemantauan komponen lingkungan hidup yang terkena dampak akibat dari rencana Usaha dan/atau Kegiatan. 21. Surat Keputusan Kelayakan Lingkungan Hidup yang selanjutnya disingkat SKKL adalah keputusan yang menyatakan kelayakan lingkungan hidup dari suatu rencana usaha dan/atau kegiatan yang wajib dilengkapi dengan AMDAL. 22. Rekomendasi UKL-UPL adalah surat persetujuan terhadap suatu usaha dan/atau kegiatan yang wajib UKL-UPL. 23. Izin Usaha dan/atau kegiatan adalah izin yang diterbitkan oleh SKPD teknis untuk melakukan usaha dan/atau Kegiatan. Tambahkan pasal yang menyatakan delh dan dplh sah dari periode se sd perbup ini dikeluarkan
  • 6. 6 BAB II TUJUAN DAN RUANG LINGKUP Pasal 2 (1) Tujuan Peraturan Bupati ini adalah: a. memberikan kepastian hukum bagi pelaku Usaha dan/atau kegiatan dalam memperoleh izin lingkungan; b. sebagai pedoman dalam pelaksanaan kegiatan usaha dan/atau kegiatan; c. ......... (komunikasikan dengan BLH) (2) Ruang lingkup Peraturan Bupati ini bertujuan memberikan pedoman mengenai adalah: a. klasifikasi usaha dan/atau kegiatan wajib memiliki dokumen lingkungan; b. penyelenggaraan KPA; c. penatalaksanaan penilaian AMDAL serta penerbitan Izin Lingkungan; d. penatalaksanaan pemeriksaan UKL-UPL serta penerbitan Izin Lingkungan; e. penatalaksanaan SPPL; f. penatalaksanaan penilaian DELH dan DPLH serta penerbitan Izin Lingkungan; g. pendanaan penilaian AMDAL, pemeriksaan UKL-UPL, dan penerbitan Izin Lingkungan; dan h. pendanaan penilaian DELH dan DPLH dan penerbitan Izin Lingkungan. BAB III KLASIFIKASI USAHA DAN/ATAU KEGIATAN YANG WAJIB MEMILIKI DOKUMEN LINGKUNGAN HIDUP Pasal 3 (1) Setiap Usaha dan/atau Kegiatan yang berdampak penting terhadap lingkungan hidup wajib memiliki AMDAL sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan. (2) Jenis rencana usaha dan/atau kegiatan yang wajib memiliki AMDAL, sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan berdasarkan: a. Potensi dampak penting bagi setiap jenis usaha dan/atau kegiatan tersebut ditetapkan berdasarkan: 1. Besarnya jumlah penduduk yang akan terkena dampak rencana usaha dan/atau kegiatan; 2. Luas wilayah penyebaran dampak; 3. Intensitas dan lamanya dampak berlangsung; 4. Banyaknya komponen lingkungan hidup lain yang akan terkena dampak; 5. Sifat kumulatif dampak; 6. Berbalik atau tidak berbaliknya dampak; dan
  • 7. 7 7. Kriteria lain sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi; dan/atau 8. Referensi internasional yang diterapkan oleh beberapa negara sebagai landasan kebijakan tentang AMDAL. b. Ketidakpastian kemampuan teknologi yang tersedia untuk menanggulangi dampak penting negatif yang akan timbul. (3) Setiap usaha dan/atau kegiatan yang tidak termasuk dalam kriteria wajib AMDAL wajib memiliki UKL-UPL. (4) Setiap usaha dan/atau kegiatan yang tidak wajib dilengkapi UKL-UPL wajib memiliki SPPL. (5) Penetapan jenis usaha dan/atau kegiatan sebagaimana dimaksud pada ayat (4) dilakukan berdasarkan kriteria: a. tidak termasuk dalam kategori berdampak penting sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 pada ayat (2); dan b. kegiatan usaha mikro dan kecil. (6) Jenis rencana usaha dan/atau kegiatan yang wajib dilengkapi dengan AMDAL, UKL-UPL dan SPPL sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ayat (3) dan ayat (4) tercantum pada Lampiran I yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Bupati ini. (7) AMDAL dan UKL-UPL merupakan persyaratan untuk mengajukan permohonan Izin Lingkungan. BAB IV KOMISI PENILAI AMDAL Bagian Kesatu Pembentukan KPA, Tim Teknis KPA dan Sekretariat KPA Paragraf 1 Pembentukan KPA Pasal 4 (1) Bupati membentuk KPA untuk menilai Dokumen AMDAL. (2) KPA sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib memiliki lisensi dari Bupati. Pasal 5 (1) Susunan KPA sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 terdiri atas: a. Ketua; b. Sekretaris; dan
  • 8. 8 c. Anggota. (2) Ketua dan sekretaris sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a dan huruf b berasal dari SKPD perangkat Daerah yang membidangi Lingkungan Hidup. (3) Ketua KPA sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a dijabat oleh pejabat setingkat eselon II di SKPD kepala perangkat Daerah yang membidangi lingkungan hidup. (4) Sekretaris sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b dijabat oleh pejabat setingkat eselon III kepala bidang yang membidangi AMDAL di SKPD pada perangkat Daerah yang membidangi lingkungan hidup. (5) Anggota KPA sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c yang berasal dari SKPD instansi dan/atau praktisi/akademisi bidang tertentu, wajib memiliki kewenangan untuk mengambil keputusan yang dibuktikan melalui penugasan resmi dari SKPD perangkat Daerah yang diwakilinya dalam rapat KPA. (6) Instansi tertentu sebagaimana dimaksud pada ayat (5) adalah: a. Unsur Instansi: 1. pimpinan TNI/Polri; 2. Kepala Kantor Badan Pertanahan Nasional; 3. Kepala perangkat Daerah yang membidangi lingkungan hidup; 4. Kepala perangkat Daerah yang membidangi tata ruang Daerah; 5. Kepala perangkat Daerah yang membidangi kesehatan; dan/atau 6. instansi lain yang berkaitan langsung dengan rencana usaha dan/atau kegiatan bersangkutan. b. unsur praktisi/akademisi: 1. praktisi/akademisi yang berkaitan dengan bidang rencana usaha dan/atau kegiatan; 2. praktisi/akademisi yang berkaitan dengan dampak dari rencana usaha dan/atau kegiatan; 3. lembaga swadaya masyarakat yang bergerak dibidang lingkungan hidup; 4. unsur praktisi/akademisi yang berkaitan langsung dengan rencana usaha dan/atau kegiatan bersangkutan; dan/atau 5. masyarakat yang terkena dampak. Paragraf 2 Pembentukan Tim Teknis dan Sekretariat KPA Pasal 6 KPA sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 dibantu oleh: a. Tim teknis KPA; dan b. Sekretariat KPA. Pasal 7
  • 9. 9 (1) Tim teknis KPA sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 huruf a dibentuk oleh Bupati. (2) Pembentukan tim teknis KPA sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dapat dilakukan oleh kepala SKPD perangkat Daerah yang membidangi lingkungan hidup. (3) Tim teknis KPA sebagaimana dimaksud pada ayat (1), terdiri atas: a. ketua merangkap anggota yang secara ex-officio dijabat oleh sekretaris KPA; dan b. Anggota, yang terdiri atas: Ahli dari SKPD teknis yang membidangi usaha dan/atau kegiatan yang bersangkutan; Ahli di bidang lingkungan hidup dari SKPD yang membidangi lingkungan hidup; dan Ahli di bidang yang berkaitan dengan rencana usaha dan/atau kegiatan dan dampak lingkungan dari rencana usaha dan/atau kegiatan. SKPD yang membidangi Lingkungan Hidup Pusat menjadi anggota tim teknis pada KPA. 1. unsur perangkat Daerah yang membidangi lingkungan hidup; 2. unsur perangkat Daerah yang membidangi tata ruang Daerah; 3. unsur perangkat Daerah yang membidangi kesehatan; 4. unsur perangkat Daerah membidangi hukum; 5. praktisi/akademisi yang berkaitan dengan dampak dari rencana usaha dan/atau kegiatan; dan/atau 6. unsur instansi lain yang berkaitan langsung dengan rencana usaha dan/atau kegiatan yang bersangkutan. (4) Dalam melakukan proses penilaian AMDAL, ketua KPA Tim Teknis menentukan dan menugaskan anggota tim teknis KPA sesuai dengan rencana usaha dan/atau kegiatan yang diajukan untuk dilakukan penilaian dokumen AMDAL-nya. (5) Anggota tim teknis KPA sebagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf b dapat menjadi anggota KPA. SAMPAI DISINI...... Pasal 8 1. Sekretariat KPA sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 huruf b berkedudukan di SKPD yang membidangi Lingkungan Hidup. 2. Sekretariat KPA terdiri atas: a. Kepala sekretariat KPA yang dijabat oleh pejabat setingkat eselon IV ex- officio SKPD yang membidangi Lingkungan Hidup; dan
  • 10. 10 b. anggota sekretariat KPA yang terdiri atas staf pada SKPD yang membidangi Lingkungan Hidup. 3. Kepala sekretariat KPA sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a bertanggung jawab kepada ketua KPA. 4. Anggota sekretariat KPA sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b dapat melibatkan staf pada unit kerja yang membidangi pelayanan publik. Bagian Kedua Tugas KPA, Tim Teknis, dan Sekretariat KPA Pasal 9 1. KPA sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (2) mempunyai tugas memberikan rekomendasi kelayakan atau ketidaklayakan lingkungan hidup kepada Bupati sesuai kewenangannya berdasarkan hasil penilaian terhadap kajian yang tercantum dalam ANDAL dan RKL-RPL. 2. Tim teknis sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 huruf a mempunyai tugas melakukan dan menyampaikan hasil penilaian aspek teknis dan kualitas KA, ANDAL dan RKL-RPL kepada KPA. 3. Sekretariat KPA sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 huruf b mempunyai tugas menyelenggarakan proses kesekretariatan serta melakukan penilaian administrasi atas dokumen AMDAL dan permohonan Izin Lingkungan. Bagian Ketiga Kewenangan Penilaian AMDAL Pasal 10 1. KPA berwenang menilai KA, ANDAL, dan RKL-RPL bagi jenis rencana usaha dan/atau kegiatan yang: a. Bersifat strategis dan tidak strategis; b. Berlokasi di daerah; 2. Jenis Usaha dan/atau kegiatan yang bersifat strategis dan tidak strategis yang merupakan kewenangan Bupati tercantum pada lampiran II dan Lampiran III merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Bupati ini. BAB V TATA LAKSANA PENILAIAN DOKUMEN AMDAL DAN PENERBITAN IZIN LINGKUNGAN Pasal 11 1. Setiap Usaha dan/atau Kegiatan yang wajib memiliki AMDAL atau UKL- UPL wajib memiliki Izin Lingkungan. 2. Penilaian dokumen AMDAL dilakukan dengan tahapan: a. penerimaan dan penilaian KA secara administratif; b. penilaian KA secara teknis;
  • 11. 11 c. persetujuan KA; d. penerimaan dan penilaian permohonan Izin Lingkungan, ANDAL dan RKL-RPL secara administratif; e. penilaian ANDAL dan RKL-RPL secara teknis; f. penilaian kelayakan atau ketidaklayakan lingkungan hidup berdasarkan ANDAL dan RKL-RPL; g. penyampaian rekomendasi hasil penilaian kelayakan atau ketidaklayakan lingkungan hidup. 3. Bagan alir mekanisme dan tata cara pengajuan dan penilaian dokumen AMDAL serta penerbitan izin lingkungan dicantumkan dalam lampiran IV yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Bupati ini. Pasal 12 1. Jangka waktu penilaian KA sampai dengan diterbitkannya surat persetujuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 huruf a, huruf b dan huruf c, dilakukan paling lama 30 (tiga puluh) hari kerja terhitung sejak KA diterima dan dinyatakan lengkap secara administrasi. 2. Jangka waktu penilaian ANDAL dan RKL-RPL sampai dengan disampaikannya hasil rekomendasi penilaian kelayakan atau ketidaklayakan lingkungan hidup sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 huruf d, huruf e, huruf f dan huruf g, dilakukan paling lama 75 (tujuh puluh lima) hari kerja terhitung sejak ANDAL dan RKL-RPL diterima dan dinyatakan lengkap secara administrasi. Pasal 13 1. Berdasarkan hasil penilaian ANDAL dan RKL-RPL sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 huruf d, huruf e, huruf f dan huruf g, Bupati menerbitkan: a. Surat keputusan kelayakan lingkungan hidup dan Izin Lingkungan, jika rencana usaha dan/atau kegiatan dinyatakan layak lingkungan hidup; atau b. Surat Keputusan ketidaklayakan lingkungan hidup, jika rencana usaha dan/atau kegiatan dinyatakan tidak layak lingkungan hidup. 2. Penerbitan Izin Lingkungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a dilakukan secara bersamaan dengan penerbitan keputusan kelayakan lingkungan hidup. Pasal 14 Keputusan kelayakan lingkungan hidup atau keputusan ketidaklayakan lingkungan hidup sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 ditetapkan dengan kriteria, antara lain: a. Rencana tata ruang wilayah Kabupaten Bangka Tengah; b. Kebijakan di bidang perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup serta sumber daya alam yang diatur dalam peraturan perundang-undangan; c. Kepentingan pertahanan keamanan; d. Prakiraan secara cermat mengenai besaran dan sifat penting dampak dari aspek biogeofisik kimia, sosial, ekonomi, budaya, tata ruang, dan
  • 12. 12 kesehatan masyarakat pada tahap prakonstruksi, konstruksi, operasi, dan pasca operasi usaha dan/atau kegiatan; e. Hasil evaluasi secara holistik terhadap seluruh dampak penting sebagai sebuah kesatuan yang saling terkait dan saling mempengaruhi sehingga diketahui perimbangan dampak penting yang bersifat positif dengan yang bersifat negatif; f. Kemampuan pemrakarsa dan/atau pihak terkait yang bertanggung jawab dalam menanggulanggi dampak penting negatif yang akan ditimbulkan dari usaha dan/atau kegiatan yang direncanakan dengan pendekatan teknologi, sosial, dan kelembagaan; g. Rencana usaha dan/atau kegiatan tidak menganggu nilai-nilai sosial atau pandangan masyarakat (emic view); h. Rencana usaha dan/atau kegiatan tidak akan mempengaruhi dan/atau mengganggu entitas ekologis yang merupakan: 1. Entitas dan/atau spesies kunci (key species); 2. Memiliki nilai penting secara ekologis (ecological importance); 3. Memiliki nilai penting secara ekonomi (economic importance); dan/atau 4. Memiliki nilai penting secara ilmiah (scientific importance). i. Rencana usaha dan/atau kegiatan tidak menimbulkan gangguan terhadap usaha dan/atau kegiatan yang telah berada di sekitar rencana lokasi usaha dan/atau kegiatan; dan j. Tidak dilampauinya daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup dari lokasi rencana usaha dan/atau kegiatan, dalam hal terdapat perhitungan daya dukung dan daya tampung lingkungan dimaksud. Pasal 15 1. Keputusan kelayakan lingkungan hidup sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 ayat (1) huruf a, paling sedikit memuat: a. Identitas pemegang keputusan kelayakan lingkungan hidup meliputi: 1. Nama usaha dan/atau kegiatan; 2. Jenis usaha dan/atau kegiatan; 3. Nama penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan dan jabatan; 4. Alamat kantor 5. Lokasi kegiatan; b. Lingkup rencana usaha dan/atau kegiatan; c. Ringkasan dampak yang diperkirakan timbul; d. Rencana pengelolaan dan pemantauan dampak yang akan dilakukan oleh pemrakarsa dan pihak lain; e. Pernyataan penetapan kelayakan lingkungan; f. Dasar pertimbangan kelayakan lingkungan; g. Jumlah dan jenis izin perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup yang diperlukan; dan h. Tanggal penetapan keputusan kelayakan lingkungan hidup. 2. Keputusan ketidaklayakan lingkungan hidup sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 ayat (1) huruf b, paling sedikit memuat: a. Lingkup rencana usaha dan/atau kegiatan; b. Ringkasan dampak yang diperkirakan timbul; c. Rencana pengelolaan dan pemantauan dampak yang akan dilakukan oleh pemrakarsa dan pihak lain; d. Pernyataan penetapan ketidaklayakan lingkungan;
  • 13. 13 e. Dasar pertimbangan ketidaklayakan lingkungan; dan f. Tanggal penetapan surat keputusan ketidaklayakan lingkungan hidup. Pasal 16 1. Izin Lingkungan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 ayat (1) huruf a paling sedikit memuat: a. Dasar diterbitkannya Izin Lingkungan, berupa surat keputusan kelayakan lingkungan; b. Identitas pemegang Izin Lingkungan sesuai dengan akta notaris, meliputi: 1. Nama usaha dan/atau kegiatan; 2. Jenis usaha dan/atau kegiatan; 3. Nama penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan dan jabatan; 4. Alamat kantor 5. Lokasi kegiatan; c. Deskripsi rencana usaha dan/atau kegiatan yang akan dilakukan; d. Persyaratan pemegang Izin Lingkungan, antara lain: 1. Memenuhi persyaratan sebagaimana tercantum dalam RKL-RPL; 2. Memperoleh Izin Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup yang diperlukan; dan 3. Persyaratan lain yang ditetapkan oleh Menteri, Gubernur, atau Bupati sesuai dengan kewenangannya berdasarkan kepentingan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup; e. Kewajiban pemegang Izin Lingkungan, antara lain: 1. Memenuhi persyaratan, standar, dan baku mutu lingkungan dan/atau kriteria baku kerusakan lingkungan sesuai dengan RKL- RPL dan peraturan perundang-undangan; 2. Menyampaikan laporan pelaksanaan persyaratan dan kewajiban yang dimuat dalam Izin Lingkungan selama 6 (enam) bulan sekali; 3. Mengajukan permohonan perubahan Izin Lingkungan apabila direncanakan untuk melakukan perubahan terhadap deskripsi rencana usaha dan/atau kegiatannya; dan 4. Kewajiban lain yang ditetapkan oleh Menteri, Gubernur, atau Bupati sesuai dengan kewenangannya berdasarkan kepentingan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup; f. Masa berlaku Izin Lingkungan, yang menjelaskan bahwa Izin Lingkungan ini berlaku selama usaha dan/atau kegiatan berlangsung sepanjang tidak ada perubahan atas usaha dan/atau kegiatan dimaksud; dan g. Penetapan mulai berlakunya Izin Lingkungan. 2. Izin Lingkungan yang telah diterbitkan wajib diumumkan melalui media massa dan/atau multimedia paling lama 5 (lima) hari kerja sejak diterbitkannya Izin Lingkungan. BAB VI TATA LAKSANA PEMERIKSAAN UKL-UPL DAN PENERBITAN IZIN LINGKUNGAN Bagian Kesatu
  • 14. 14 Pemeriksaan UKL-UPL Pasal 17 1. Dokumen UKL-UPL yang telah diisi oleh pemrakarsa diperiksa oleh Tim Pemeriksa apabila usaha dan/atau kegiatan berlokasi Kabupaten Bangka Tengah dan/atau di wilayah laut paling jauh 4 (empat) mil dari garis pantai. 2. Pedoman Pengisian Dokumen UKL-UPL sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sebagaimana tercantum pada Lampiran V yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Bupati ini. Pasal 18 1. Pemeriksaan UKL-UPL sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 dilakukan dengan tahapan: a. Penerimaan dan pemeriksaan administrasi permohonan Izin Lingkungan dan UKL-UPL; b. Pemeriksaan substansi UKL-UPL. 2. Tahapan penilaian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a dilakukan oleh tim pemeriksa. Pasal 19 Jangka waktu pemeriksaan UKL-UPL sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18 dilakukan paling lama 14 (empat belas) hari kerja sejak Dokumen UKL-UPL dinyatakan lengkap secara administrasi. Pasal 20 1. Berdasarkan hasil pemeriksaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19, Bupati menerbitkan: a. rekomendasi persetujuan UKL-UPL dan Izin Lingkungan, jika rencana usaha dan/atau kegiatan dinyatakan disetujui; atau b. rekomendasi penolakan UKL-UPL, jika rencana usaha dan/atau kegiatan dinyatakan tidak disetujui. 2. Penerbitan Izin Lingkungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a dilakukan secara bersamaan dengan penerbitan rekomendasi persetujuan UKL-UPL. 3. Bupati dapat mendelegasikan kewenangan pemeriksaan, penerbitan rekomendasi UKL-UPL, dan penerbitan Izin Lingkungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) kepada kepala SKPD yang membidangi Lingkungan Hidup. Pasal 21
  • 15. 15 1. Pemeriksaan Dokumen UKL-UPL untuk menentukan persetujuan atau penolakan UKL-UPL sebagaimana dimaksud dalam Pasal 20 ayat (1) paling sedikit wajib mempertimbangkan: a. Rencana tata ruang wilayah Kabupaten Bangka Tengah; b. Kebijakan di bidang perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup serta sumber daya alam yang diatur dalam peraturan perundang- undangan; c. Kepentingan pertahanan keamanan; d. Kemampuan pemrakarsa yang bertanggung jawab dalam menanggulanggi dampak negatif yang akan ditimbulkan dari usaha dan/atau kegiatan yang direncanakan; e. Rencana usaha dan/atau kegiatan tidak menganggu nilai-nilai sosial atau pandangan masyarakat (emic view); f. Rencana usaha dan/atau kegiatan tidak akan mempengaruhi dan/atau mengganggu entitas ekologis yang merupakan: 1. Entitas dan/atau spesies kunci (key species); 2. Memiliki nilai penting secara ekologis (ecological importance); 3. Memiliki nilai penting secara ekonomi (economic importance); dan/atau 4. Memiliki nilai penting secara ilmiah (scientific importance); g. Rencana usaha dan/atau kegiatan tidak menimbulkan gangguan terhadap usaha dan/atau kegiatan yang telah berada di sekitar rencana lokasi usaha dan/atau kegiatan; dan h. Tidak dilampauinya daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup dari lokasi rencana usaha dan/atau kegiatan, dalam hal terdapat perhitungan daya dukung dan daya tampung lingkungan dimaksud. 2. Pemeriksaan Dokumen UKL-UPL sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan oleh SKPD yang membidangi lingkungan hidup; 3. Pemeriksaan Dokumen UKL-UPL dapat melibatkan SKPD yang membidangi rencana usaha dan/atau kegiatan yang bersangkutan jika dipandang perlu. Pasal 22 1. Rekomendasi persetujuan UKL-UPL sebagaimana dimaksud dalam Pasal 20 ayat (1) huruf a paling sedikit memuat: a. Lingkup rencana usaha dan/atau kegiatan; b. Ringkasan dampak yang diperkirakan timbul; c. Upaya pengelolaan dan pemantauan dampak yang akan dilakukan oleh pemrakarsa dan pihak lain; d. Pernyataan persetujuan UKL-UPL; e. Dasar pertimbangan persetujuan UKL-UPL; f. Jumlah dan jenis izin Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup yang diperlukan; dan g. Tanggal penetapan rekomendasi UKL-UPL. 2. Rekomendasi penolakan UKL-UPL sebagaimana dimaksud dalam Pasal 20 ayat (1) huruf b paling sedikit memuat: a. Lingkup rencana usaha dan/atau kegiatan; b. Ringkasan dampak yang diperkirakan timbul; c. Upaya pengelolaan dan pemantauan dampak yang akan dilakukan oleh pemrakarsa dan pihak lain; d. Pernyataan penolakan UKL-UPL;
  • 16. 16 e. Dasar pertimbangan penolakan UKL-UPL; f. Tanggal penetapan rekomendasi penolakan UKL-UPL. Bagian Kedua Penerbitan Izin Lingkungan Pasal 23 1. Izin Lingkungan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 20 ayat (1) huruf a paling sedikit memuat: 1. Dasar diterbitkannya Izin Lingkungan berupa rekomendasi persetujuan UKL-UPL; 2. Identitas pemegang Izin Lingkungan sesuai dengan akta notaris, meliputi: 1. nama usaha dan/atau kegiatan; 2. jenis usaha dan/atau kegiatan; 3. nama penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan dan jabatan; 4. alamat kantor; dan 5. lokasi kegiatan; 3. Deskripsi rencana usaha dan/atau kegiatan yang akan dilakukan; 4. Persyaratan pemegang izin lingkungan, antara lain: 1. Persyaratan sebagaimana tercantum dalam UKL-UPL; 2. Memperoleh Izin Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup yang diperlukan; dan 3. Persyaratan lain yang ditetapkan oleh Menteri, gubernur, atau bupati sesuai dengan kewenangannya berdasarkan kepentingan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup; 5. Kewajiban pemegang Izin Lingkungan antara lain: 1. Memenuhi persyaratan, standar, dan baku mutu lingkungan dan/atau kriteria baku kerusakan lingkungan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; 2. Menyampaikan laporan pelaksanaan persyaratan dan kewajiban yang dimuat dalam izin lingkungan selama 6 (enam) bulan sekali; 3. Mengajukan permohonan perubahan izin lingkungan apabila direncanakan untuk melakukan perubahan terhadap lingkup deskripsi rencana usaha dan/atau kegiatannya; dan 4. Kewajiban lain yang ditetapkan oleh menteri, gubernur, atau bupati sesuai dengan kewenangannya berdasarkan kepentingan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup; 6. masa berlaku Izin Lingkungan, yang menjelaskan bahwa Izin Lingkungan ini berlaku selama usaha dan/atau kegiatan berlangsung sepanjang tidak ada perubahan atas usaha dan/atau kegiatan dimaksud; dan 7. penetapan mulai berlakunya Izin Lingkungan. 2. Izin Lingkungan yang telah diterbitkan wajib diumumkan melalui media massa dan/atau multimedia paling lama 5 (lima) hari kerja sejak diterbitkannya Izin Lingkungan. BAB VII TATA LAKSANA PENGAJUAN DAN PEMERIKSAAN DOKUMEN SPPL
  • 17. 17 Paragrap 1 Pengajuan Dokumen SPPL Pasal 26 Persyaratan pengajuan penetapan dokumen SPPL dibagi menjadi 2 (dua) kategori yaitu : a. Perseorangan; dan b. Badan. Pasal 27 Persyaratan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 26, meliputi : a. untuk perseorangan : 1. Surat Permohonan; 2. fotokopi Kartu Tanda Penduduk.; dan 3. Denah lokasi usaha dan/ atau kegiatan. b. untuk badan meliputi : 1. Surat Permohonan; 2. Fotokopi KTP Pemohon; 3. Fotokopi akte pendirian badan yang telah disahkan oleh pejabat berwenang; 4. Fotokopi Nomor Pokok Wajib Pajak. 5. Profil badan; 6. Surat keterangan domisili perusahaan dari kelurahan/desa setempat. DIMASUKAN KE LAMPIRAN Paragrap 2 Pemeriksaan Dokumen SPPL Pasal 28 1. SPPL disusun dan ditandatangani oleh pemrakarsa. 2. SPPL sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disampaikan kepada Badan Lingkungan Hidup untuk dilakukan verifikasi. 3. Berdasarkan hasil verifikasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Badan Lingkungan Hidup: a. Melakukan registrasi pendaftaran SPPL jika usaha dan/atau kegiatan merupakan usaha dan/atau kegiatan yang wajib membuat SPPL; atau b. menolak SPPL jika usaha dan/atau kegiatan merupakan usaha dan/atau kegiatan wajib memiliki AMDAL atau UKL-UPL. 4. Format SPPL sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sebagaimana tercantum pada Lampiran VIII yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Bupati ini.
  • 18. 18 BAB VIII TATA LAKSANA PEMERIKSAAN DELH DAN DPLH SERTA PENERBITAN IZIN LINGKUNGAN Bagian Kesatu Pemeriksaan DELH dan DPLH Pasal 29 DELH atau DPLH wajib disusun oleh penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan terhadap usaha dan/atau kegiatan yang memenuhi kriteria: 1. telah memiliki izin usaha dan/atau kegiatan sebelum diundangkannya Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup; 2. telah melakukan kegiatan tahap konstruksi sebelum diundangkannya Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup; 3. lokasi usaha dan/atau kegiatan sesuai dengan rencana tata ruang wilayah dan/atau rencana tata ruang kawasan; dan 4. tidak memiliki dokumen lingkungan hidup atau memiliki dokumen lingkungan hidup tetapi tidak sesuai dengan peraturan perundangundangan. Pasal 30 1. Penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan mengajukan permohonan penilaian DELH kepada kepala instansi lingkungan hidup kabupaten. 2. Kepala instansi lingkungan hidup kabupaten memberikan tanda bukti penerimaan permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) kepada penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan yang telah memenuhi format penyusunan DELH. 3. Kepala instansi lingkungan hidup kabupaten setelah menerima DELH yang memenuhi format sebagaimana dimaksud pada ayat (2) melakukan penilaian terhadap DELH yang dalam pelaksanaannya dilakukan oleh unit kerja yang menangani penilaian dokumen amdal. Pasal 31 1. Penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan mengajukan permohonan penilaian DPLH kepada kepala instansi lingkungan hidup kabupaten. 2. Kepala instansi lingkungan hidup kabupaten memberikan tanda bukti penerimaan permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) kepada penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan yang telah memenuhi format penyusunan DPLH. 3. Kepala instansi lingkungan hidup kabupaten setelah menerima DPLH yang memenuhi format sebagaimana dimaksud pada ayat (2) melakukan penilaian terhadap DPLH yang dalam pelaksanaannya dilakukan oleh unit kerja yang menangani penilaian UKL-UPL. Pasal 32 1. Penilaian, pengambilan keputusan, dan penerbitan surat keputusan terhadap DELH dan DPLH sebagaimana dimaksud dalam Pasal 30 dan
  • 19. 19 Pasal 31, dilakukan paling lama 30 (tiga puluh) hari kerja terhitung sejak tanggal tanda bukti penerimaan. 2. Dalam hal kepala instansi lingkungan hidup kabupaten tidak menerbitkan surat keputusan DELH atau DPLH dalam jangka waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (1), DELH atau DPLH yang diajukan penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan dianggap telah dinilai dan disahkan oleh kepala instansi lingkungan hidup kabupaten. Pasal 33 Prosedur operasional standar untuk proses DELH atau DPLH sebagaimana tercantum dalam Lampiran VII yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Bupati ini. Pasal 34 Keputusan DELH atau DPLH sebagaimana dimaksud dalam Pasal 32 ayat (1) atau DELH atau DPLH yang dianggap telah dinilai dan disahkan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 32 ayat (2) digunakan sebagai dasar bagi penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan untuk melakukan pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup. Bagian Kedua Penerbitan Izin Lingkungan Pasal 35 1. Izin Lingkungan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 20 ayat (1) huruf a paling sedikit memuat: 1. Dasar diterbitkannya Izin Lingkungan berupa rekomendasi persetujuan DELH dan/ atau DPLH; 2. Identitas pemegang Izin Lingkungan sesuai dengan akta notaris, meliputi: 1. nama usaha dan/atau kegiatan; 2. jenis usaha dan/atau kegiatan; 3. nama penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan dan jabatan; 4. alamat kantor; dan 5. lokasi kegiatan; 3. Deskripsi rencana usaha dan/atau kegiatan yang akan dilakukan; 4. Persyaratan pemegang izin lingkungan, antara lain: 1. Persyaratan sebagaimana tercantum dalam DELH dan/atau DPLH; 2. Memperoleh Izin Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup yang diperlukan; dan
  • 20. 20 3. Persyaratan lain yang ditetapkan oleh Menteri, gubernur, atau bupati sesuai dengan kewenangannya berdasarkan kepentingan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup; 5. Kewajiban pemegang Izin Lingkungan antara lain: 1. Memenuhi persyaratan, standar, dan baku mutu lingkungan dan/atau kriteria baku kerusakan lingkungan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; 2. Menyampaikan laporan pelaksanaan persyaratan dan kewajiban yang dimuat dalam izin lingkungan selama 6 (enam) bulan sekali; 3. Mengajukan permohonan perubahan izin lingkungan apabila direncanakan untuk melakukan perubahan terhadap lingkup deskripsi rencana usaha dan/atau kegiatannya; dan 4. Kewajiban lain yang ditetapkan oleh menteri, gubernur, atau bupati sesuai dengan kewenangannya berdasarkan kepentingan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup; 6. masa berlaku Izin Lingkungan, yang menjelaskan bahwa Izin Lingkungan ini berlaku selama usaha dan/atau kegiatan berlangsung sepanjang tidak ada perubahan atas usaha dan/atau kegiatan dimaksud; dan 7. penetapan mulai berlakunya Izin Lingkungan. 2. Izin Lingkungan yang telah diterbitkan wajib diumumkan melalui media massa dan/atau multimedia paling lama 5 (lima) hari kerja sejak diterbitkannya Izin Lingkungan. BAB IX PERUBAHAN IZIN LINGKUNGAN Pasal 36 1. Penanggung jawab Usaha dan/atau Kegiatan wajib mengajukan permohonan perubahan Izin Lingkungan, apabila Usaha dan/atau Kegiatan yang telah memperoleh Izin Lingkungan direncanakan untuk dilakukan perubahan. 2. Perubahan Usaha dan/atau Kegiatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi: a. perubahan kepemilikan Usaha dan/atau Kegiatan; b. perubahan pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup; c. perubahan yang berpengaruh terhadap lingkungan hidup yang memenuhi kriteria: 1. perubahan dalam penggunaan alat-alat produksiyang berpengaruh terhadap lingkungan hidup; 2. penambahan kapasitas produksi; 3. perubahan spesifikasi teknik yang memengaruhi lingkungan; 4. perubahan sarana Usaha dan/atau Kegiatan; 5. perluasan lahan dan bangunan Usaha dan/atau Kegiatan;
  • 21. 21 6. perubahan waktu atau durasi operasi Usaha dan/atau Kegiatan; 7. Usaha dan/atau Kegiatan di dalam kawasan yang belum tercakup di dalam Izin Lingkungan; 8. terjadinya perubahan kebijakan pemerintah yang ditujukan dalam rangka peningkatan 9. perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup; dan/atau 10. terjadi perubahan lingkungan hidup yang sangat mendasar akibat peristiwa alam atau karena akibat lain, sebelum dan pada waktu Usaha dan/atau Kegiatan yang bersangkutan dilaksanakan; d. terdapat perubahan dampak dan/atau risiko terhadap lingkungan hidup berdasarkan hasil kajian analisis risiko lingkungan hidup dan/atau audit lingkungan hidup yang diwajibkan; dan/atau e. tidak dilaksanakannya rencana Usaha dan/atau Kegiatan dalam jangka waktu 3 (tiga) tahun sejak diterbitkannya Izin Lingkungan. 3. Sebelum mengajukan permohonan perubahan Izin Lingkungan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf c, huruf d, dan huruf e, penanggung jawab Usaha dan/atau Kegiatan wajib mengajukan permohonan perubahan Keputusan Kelayakan Lingkungan Hidup atau Rekomendasi UKL-UPL. 4. Penerbitan perubahan Keputusan Kelayakan Lingkungan Hidup dilakukan melalui: a. penyusunan dan penilaian dokumen AMDAL baru; atau b. penyampaian dan penilaian terhadap adendum Andal dan RKL-RPL. 5. Penerbitan perubahan Rekomendasi UKL-UPL dilakukan melalui penyusunan dan pemeriksaan UKL-UPL baru. 6. Penerbitan perubahan Rekomendasi UKL-UPL sebagaimana dimaksud pada ayat (5) dilakukan dalam hal perubahan Usaha dan/atau Kegiatan tidak termasuk dalam kriteria wajib AMDAL. 7. Penerbitan perubahan Izin Lingkungan dilakukan bersamaan dengan penerbitan perubahan Keputusan Kelayakan Lingkungan Hidup atau Rekomendasi UKL-UPL. Pasal 37 1. Dalam hal terjadi perubahan kepemilikan Usaha dan/atau Kegiatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 36 ayat (2) huruf a, bupati menerbitkan perubahan Izin Lingkungan. 2. Dalam hal terjadi perubahan pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup sebagaimana dimaksud dalam Pasal 36 ayat (2) huruf b, penanggung jawab Usaha dan/atau Kegiatan menyampaikan laporan perubahan kepada bupati. 2. Berdasarkan laporan perubahan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) bupati menerbitkan perubahan Izin Lingkungan. BAB IX PENDANAAN PENILAIAN AMDAL, PEMERIKSAAN UKL-UPL DAN PENERBITAN IZIN LINGKUNGAN Pasal 38
  • 22. 22 1. Dana kegiatan: a. penilaian AMDAL yang dilakukan oleh KPA, tim teknis, dan sekretariat KPA; atau b. pemeriksaan UKL-UPL yang dilakukan oleh Badan Lingkungan Hidup dialokasikan dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. 2. Dana kegiatan untuk penilaian AMDAL dan UKL-UPL yang dialokasikan dari APBD, antara lain mencakup: a. biaya administrasi persuratan antara lain: 1. penggandaan surat undangan; 2. pengiriman dokumen AMDAL atau formulir UKL-UPL; 3. pengiriman surat undangan; dan 4. pengiriman surat keputusan; b. biaya pengecekan kebenaran atau kesesuaian atas hasil perbaikan dokumen AMDAL oleh sekretariat dan tim teknis dan formulir UKL-UPL oleh instansi c. biaya pengumuman permohonan Izin Lingkungan; d. biaya pengumuman penerbitan Izin Lingkungan; e. administrasi penerbitan keputusan kelayakan atau ketidaklayakan, dan penerbitan Izin Lingkungannya; dan f. administrasi penerbitan rekomendasi UKL-UPL, dan penerbitan Izin Lingkungannya. 3. Dana kegiatan untuk penilaian AMDAL dan UKL-UPL sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dapat dibebankan kepada pemrakarsa sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. 4. Jasa penilaian dokumen AMDAL oleh KPA dan pemeriksaan UKL-UPL oleh tim teknis dibebankan kepada pemrakarsa sesuai dengan standar biaya umum (SBU) nasional atau daerah yang diatur dalam ketentuan peraturan perundang-undangan. Pasal 39 1. Dana jasa penilaian untuk dokumen AMDAL sebagaimana dimaksud dalam Pasal 30 ayat (4), mencakup komponen biaya untuk penilaian AMDAL dan penerbitan Izin Lingkungan yang meliputi: a. honorarium: 1. KPA, yang meliputi ketua, sekretaris, dan anggota; 2. tim teknis; dan 3. anggota sekretariat; b. penggandaan dokumen AMDAL dalam kegiatan persiapan rapat tim teknis dan rapat KPA; c. Pelaksanaan rapat tim teknis dan Rapat KPA, yang meliputi: 1. biaya penyelenggaraan rapat; 2. biaya transportasi lokal peserta rapat tim teknis dan rapat KPA serta anggota sekretariat; 3. biaya transportasi peserta rapat tim teknis dan rapat KPA serta anggota sekretariat KPA dari luar kota ke lokasi dilaksanakannya rapat; 4. biaya akomodasi peserta rapat tim teknis dan rapat KPA serta sekretariat KPA dari luar kota ke lokasi dilaksanakannya rapat; dan 5. uang harian peserta rapat tim teknis dan rapat KPA;
  • 23. 23 d. penggandaan dokumen AMDAL final pada tahap pasca rapat tim teknis dan rapat KPA. 2. Dana jasa pemeriksaan formulir UKL-UPL dan penerbitan Izin Lingkungan, mencakup komponen biaya untuk pemeriksaan formulir UKL-UPL dan penerbitan Izin Lingkungan yang meliputi: c. Honorarium pemeriksa UKL-UPL; b. Penggandaan formulir UKL-UPL pada tahap persiapan rapat koordinasi pemeriksaan UKL-UPL: c. Pelaksanaan rapat koordinasi pemeriksaan UKL-UPL, jika diperlukan koordinasi antara lain: 1. biaya penyelenggaraan rapat; 2. biaya transportasi lokal peserta rapat; 3. biaya transportasi peserta rapat dari luar kota lokasi dilaksanakannya rapat; 4. biaya akomodasi peserta rapat dari luar kota lokasi dilaksanakannya rapat; dan 5. uang harian peserta rapat; d. Penggandaan formulir UKL-UPL yang telah disetujui pada tahap pasca pemeriksaan formulir UKL-UPL. BAB X PENDANAAN PENILAIAN DELH DAN DPLH SERTA PENERBITAN IZIN LINGKUNGAN Pasal 40 1. Biaya penyusunan dan penyelenggaraan rapat penilaian DELH atau DPLH dibebankan kepada penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan. 2. Biaya administrasi dan persuratan, pengadaan peralatan kantor untuk menunjang proses pelaksanaan penilaian DELH atau DPLH, penerbitan penetapan DELH atau DPLH, penerbitan keputusan DELH atau DPLH, pelaksanaan pembinaan dan pengawasan, sosialisasi DELH atau DPLH, dibebankan kepada APBD untuk DELH atau DPLH yang penilaiannya dilakukan instansi lingkungan hidup kabupaten. BAB VIII KETENTUAN PERALIHAN Pasal 41 1. AMDAL DAN UKL-UPL yang telah mendapat persetujuan sebelum berlakunya Peraturan Bupati ini dinyatakan tetap berlaku sampai berakhir masa berlakunya dan dipersamakan sebagai Izin Lingkungan. 2. Izin Lingkungan DELH dan DPLH yang telah diterbitkan sebelum berlakunya Peraturan Bupati ini dinyatakan tetap berlaku. BAB XV
  • 24. 24 KETENTUAN PENUTUP Pasal 42 Peraturan Bupati ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan Pengundangan Peraturan Bupati ini, dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten Bangka Tengah. Ditetapkan di Koba pada tanggal 2016 BUPATI BANGKA TENGAH, Cap/dto ERZALDI ROSMAN Diundangkan di Koba pada tanggal 2016 SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN BANGKA TENGAH, Cap/dto IBNU SALEH LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANGKA TENGAH TAHUN 2015 NOMOR