3. 1. Pengertian Bela Negara
2. Konsep dan Prinsip Bela Negara
3. Tujuan Dari Bela Negara
4. Nilai-nilai Dasar Bela Negara
5. Pengertian Ketahanan Nasional
6. Konsep Ketahanan Nasional
7. Tujuan dari Ketahanan Nasional
8. Perwujudan dari Bela Negara sebagai Upaya Ketahanan Nasional
9. Peran Generasi Milenial dalam Menjaga Persatuan Bangsa dan
Keutuhan NKRI
POKOK PEMBAHASAN
5. Bela negara adalah upaya setiap warga
negara untuk mempertahankan Republik
Indonesia terhadap ancaman, baik dari luar
maupun dalam negeri. Membela negara
Indonesia adalah hak dan kewajiban dari
setiap warga negara Indonesia. Hal ini
tercantum secara jelas dalam Pasal 27 ayat 3
UUD 1945 perubahan kedua yang berbunyi
"Setiap warga negara berhak dan wajib ikut
serta dalam upaya pembelaan negara".
7. Keikutsertaan warga negara dalam upaya menghadapi ancaman tentu saja
dengan upaya bela negara baik secara fisik maupun nonfisik
A. Bela Negara secara Fisik
Menurut Undang-Undang No. 3 Tahun 2002
tentang Pertahanan Negara, keikutsertaan
warga negara dalam bela negara secara fisik
dapat dilakukan dengan menjadi anggota
Tentara Nasional Indonesia dan Pelatihan
Dasar Kemiliteran. pelatihan dasar
kemiliteran diselenggarakan melalui program
Rakyat Terlatih (Ratih), meskipun konsep
Rakyat Terlatih (Ratih) adalah amanat dari
Undang-Undang No. 20 Tahun 1982 tentang
Pokok-Pokok Pertahanan dan Keamanan
Negara. Rakyat Terlatih (Ratih) terdiri dari
berbagai unsur, seperti Resimen Mahasiswa
(Menwa), Perlawanan Rakyat (Wanra),
Pertahanan Sipil (Hansip), Mitra Babinsa, dan
Organisasi Kemasyarakatan Pemuda (OKP)
yang telah mengikuti Pendidikan Dasar
Militer dan lainnya.
B. Bela Negara secara Nonfisik
Menurut Undang - Undang No. 3 Tahun
2002 keikutsertaan warga negara dalam
bela negara secara nonfisik dapat
diselenggarakan melalui pendidikan
kewarganegaraan dan pengabdian sesuai
dengan profesi. Pendidikan
kewargenegaraan diberikan dengan
maksud menanamkan semangat
kebangsaan dan cinta tanah air. Pendidikan
kewarganegaraan dapat dilaksankan
melalui jalur formal dan jalur non-formal.
Berdasarkan hal itu maka keterlibatan
warga negara dalam bela negara secara non
fisik dapat dilakukan dengan berbagai
bentuk, sepanjang masa, dan dalam segala
situasi misalnya dengan cara: Mengikuti
pendidikan kewarganegaraan baik melalui
jalur formal dan nonformal.
9. Kegiatan pembelaan negara pada dasarnya merupakan usaha dari
warga negara untuk mewujudkan ketahanan nasional. Dikutip dari
Dewan Ketahanan Nasional RI, tujuan bela negara adalah:
a) Mempertahankan kelangsungan hidup bangsa dan negara
b) Melestarikan budaya Menjalankan nilai-nilai pancasila dan UUD
1945
c) Berbuat yang terbaik bagi bangsa dan negara.
d) Menjaga identitas dan integritas bangsa/ negara
11. Nilai-nilai bela negara yang harus lebih dipahami
penerapannya dalam kehidupan masyarakat berbangsa
dan bernegara antara lain:
1. Cinta Tanah Air.
2. Kesadaran Berbangsa dan Bernegara.
3. Pancasila
4. Rela berkorban untuk Bangsa dan Negara
5. Memiliki Kemampuan Bela Negara.
13. Ketahanan nasional merupakan kondisi dinamis bangsa, berisi keuletan dan ketangguhan yang
mengandung kemampuan mengembangkan kekuatan Nasional di dalam menghadapi dan mengatasi
segala macam bentuk TAHG (Tantangan, Ancaman, Hambatan, dan Gangguan) yang datang dari luar
atau dari dalam, yang langsung dan tidak langsung membahayakan integritas, kelangsungan hidup
bangsa dan negara serta perjuangan mengejar tujuan Nasional.
Permasalahan yang selalu dihadapi dalam menegakkan Ketahanan Nasional Bangsa yang bisa datang
dari segala arah dan segala bentuk situasi dan kondisi yaitu berupa (TAHG): Tantangan, Ancaman,
Hambatan dan Gangguan.
Tantangan adalah suatu hal atau upaya yang bersifat atau bertujuan menggugah kemampuan, bisa
bersifat positif atau bersifat negatif. Positif apabila berakibat menguntungkan, negatif apabila
berakibat merugikan. Ancaman adalah suatu peristiwa yang bisa bersifat mengubah/ merombak
kebijaksanaan yang dilaksanakan secara secara konsepsional.
Hambatan adalah suatu upaya untuk melemahkan / menghalangi / menantang setiap
kegiatan/rencana yang positif secara tidak konsepsional yang berasal dari dalam. Gangguan adalah
setiap upaya yang bertujuan untuk menghambat terlaksananya setiap kegiatan yang datang dari
luar. Permasalahan yang dihadapi oleh Ketahanan Nasional ini dapat menimbulkan/membahayakan
integritas, kelangsungan hidup bangsa dan negara yang merugikan setiap kegiatan atau upaya yang
bertujuan untuk membangun persatuan bangsa.
15. Konsepsi Ketahanan Nasional Indonesia merupakan sarana untuk
meningkatkan keuletan dan ketangguhan bangsa yang mengandung
kemampuan mengembangkan kemampuan / kekuatan nasional dengan
pendekatan kesejahteraan dan keamanan nasional. Kesejahteraan dan
keamanan adalah merupakan satu rangkaian yang mempunyai dua sisi
yang berbeda tetapi tidak bisa dipisahkan, ibarat satu koin/mata uang
yang mempunyai dua sisi, di mana sisi yang satu tidak sama dengan sisi
yang lain, tetapi kedua sisinya tidak dapat dipisahkan. Tingkat
kesejahteraan adalah merupakan ukuran dari tingkat keamanan,
sebaliknya tingkat keamanan juga merupakan ukuran dari tingkat
kesejahteraan. Tingkat keamanan menentukan kondisi untuk mencapai
kesejahteraan, begitu juga tingkat kesejahteraan menentukan kondisi
keamanan. Dengan kata lain untuk mencapai sejahtera, perlu kondisi
yang aman dan sebaliknya untuk mencapai kondisi aman perlu atau
ditentukan oleh tingkat kejahteraan
17. Ketahanan nasional diperlukan dalam menunjang
keberhasilan tugas pokok pemerintahan, seperti tegaknya
hukum dan ketertiban terwujudnya kesejahteraan dan
kemakmuran terselenggaranya pertahanan dan keamanan,
terwujudnya keadilan hukum dan keadilan sosial, serta
terdapatnya kesempatam rakyat untuk mengaktualisasi diri
dan kelangsungan hidup bangsa dan negara serta perjuangan
mencapai tujuamn nasional seperti:
• Ketangguhan
• Keuletan
• Identitas
• Integritas
• Ancaman
• Hambatan dan gangguan
19. Ketahanan nasional mempunyai empat fungsi:
1. Daya tangkal, dalam kedudukannya sebagai konsepsi penangkalan
2. Ketahanan nasional indonesia ditujukan untuk menangkal segala bentuk
ancaman, gangguan, hambatan, dan tantangan terhadap identitas, integritas,
eksistensi bangsa, dan Negara indonesia dalam aspek : ideologi, politik, ekonomi,
sosial, budaya dan pertahan keamanan
3. Pengarah bagi pengembangan potensi kekuatan bangsa dalam bidang ideology,
politik, ekonomi, soaial budaya dan pertahanan keamanan sehingga tercapai
kesejahteraan rakyat.
4. Pengarah dalam menyatukan pola pikir, pola tindak, dan cara kerja yang dibuat
pemerintah yang memuat kebijakan dan strategi pembangunan dalam setiap
sector untuk mencapai tujuan nasional mewujudkan masyarakat adil dan
makmur
21. Perwujudan ketahanan nasional yang dikembangkan bangsa
indonesia meliputi:
1. Ketahanan Ideologi
Adalah kondisi mental bangsa indonesia yang berdasarkan keyakinan dan
kebenaran ideolgy pancasila yang mengandug kemampuan untuk
menggalang dan memelihara persatuan dan kesatuan nasional dan
kemampuan untuk menangkal penetrasi ideology asing serta nilai-nilai
yang tidah sesuai dengan kepribadian bangsa
2. Ketahanan Politik
Adalah kondisi kehidupan politik bangsa indonesia yang berlandaskan
demokrasi yang bertumpu pada perkembangan demokrasi pancasila dan
UUD 1945 yang mengandung kemampun memelihara stabilitas politik yang
sehat dan dinamis serta kemampuan menerapkan politik luar negeri yang
bebas dan aktif
22. 3. Ketahanan Ekonomi
Adalah kondisi kehidupan perekonomian bangsa indonesia yang
berlandaskan pancasila UUD 1945 yang mengandung kemampuan
menerapkan stabilitas ekonomi yang sehat dan dinamis serta kemampuan
menciptakan kemandirian ekonomi rasional dengan daya saing yang
tinggal dan mewujudkan kemakmuran rakyat yang adil dan makmur.
4. Ketahanan Sosial Budaya
Kondisi kehidupan sosila budaya bangsa Indonesia yang menjiwai
kepribadian nasional bedasarkan Pancasila yang mengandung
kemampuan membentuk dan mengembangkan kehidupan sosial budaya
manusia dan masyarakat yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhqn
Yang Maha esa, hidup rukun, bersatu, cinta tanah air, berkualitas, maju dan
sejahtera dalam kehidupan yang serba selaras, serasi dan seimbang serta
menangkal penetrasi budaya asing yang tidak sesuai dengan budaya
nasional
23. 5. Ketahanan Pertahanan Keamanan
Kondisi daya tangkal bangsa Indonesia yang dilandasi kesadaran
bela negara seluruh rakyat yang mengandung kemampuan
memelihara stabilitas pertahanan keamanan negara yang dinamis,
mengamankan pembangunan dan hasilnya serta kemampuan
mempertahankan kedaulatan negara dan menangkal semua
bentuk ancaman.
25. Di Zaman Now peran generasi millenial sangatlah diharapkan, untuk menjadi agen
perubahan ( Agent of Change ). Mengingat ide idenya yang selalu segar, pemikirannya yang
kreatif dan inovatif yang diyakini akan mampu mendorong terjadinya transformasi dunia ini ke
arah yang lebih baik lagi, melalui perubahan dan pengembangan.
Mereka sangat mahir dalam teknologi dan insfrastruktur yang ada serta memiliki banyak
peluang untuk bisa berada jauh di depan, dibandingkan generasi sebelumnya. Selain itu,
mampu dan berusaha menjadi bijak terutama dalam menggunakan media sosial.
Dalam konteks kemerdekaan, peran generasi pemuda sangat diperlukan untuk bertempur
melawan penjajah dengan sekuat tenaga, cucuran darah, dan keringat. Kekuatan yang dimiliki
generasi muda dibutuhkan untuk mempertaruhkan nyawa demi merebut NKRI ( Negara
Kesatuan Republik Indonesia ) dari tangan penjajah. Sejarah membuktikan, bahwa gerakan
generasi muda membawa Indonesia masuk ke Gerbang Pintu Kemerdekaan Negara Republik
Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945.
26. Peran apa yang harus dilakukan dalam bela negara Indonesia?
Bela negara berarti sikap dan perilaku warga negara yang dijiwai oleh kecintaan
pada Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yang berdasarkan Pancasila dan
Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945. Setiap warga negara
Indonesia memiliki kewajiban untuk berperanserta dalam menjaga keutuhan dan
kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Kewajiban, keikutsertaan warga
negara dalam upaya bela negara, merupakan hak yang dimiliki setiap warga negara
Indonesia. Pada masa sekarang, bela negara bukan hanya menghadapi ancaman
militer berupa agresi dan pelanggaran wilayah, melainkan juga menghadapi
ancaman nonmiliter,
Ancaman nonmiliter adalah ancaman yang tidak bersifat fisik serta bentuknya tidak
terlihat. Ancaman nonmiliter, seperti masuknya paham komunisme dan liberalisme,
pengaruh negatif dari kemajuan iptek ( Ilmu Pengetahuan dan Teknologi ).
Contohnya adalah Fast Fashion.
27. Budaya konsumtif yang menjangkiti konsumen fast fashion juga menyebabkan sampah over-
konsumsi. Pada suatu kesempatan, Elizabeth Cline, penulis buku Overdressed: The Shockingly
High Cost of Cheap Fashion mengatakan bahwa pakaian murah sering kali berakhir di tempat
sampah. Keterjangkauan harga dan cepatnya produksi model busana terbaru membuat
pergeseran nilai guna dari pakaian menjadi menomorsatukan nilai tanda sebagai bentuk identitas
sosial. Oleh karena itu, ketika bosan (padahal terhitung tidak lama menggunakannya) konsumen
tidak merasa sayang membuang isi lemarinya untuk diisi dengan koleksi terbaru yang dikeluarkan
oleh retailer fast fashion.
Selama ada permintaan untuk fast fashion dari sisi konsumen, maka rantai kerusakan
lingkungan oleh industri fesyen akan terus berlanjut. Apalagi dalam konteks masyarakat yang
terintegrasi dengan sistem kapitalistik global, budaya konsumtif telah mengaburkan kesadaran
kita untuk mengaitkan perilaku konsumtif khususnya dalam hal konsumsi pakaian dengan
sumbangan pola produksi pakaian cepat, banyak, murah dan sekali pakai terhadap keberlanjutan
kelestarian lingkungan.
28. Penyelesaian persoalan lingkungan bukan lagi hanya tentang
mengatur perilaku individu per individu dalam berinteraksi dengan
lingkungan, melainkan perlu memutus campur tangan sistemik dari kerja
kapitalisme modern yang turut menentukan dan membentuk perilaku
individu yang bersifat destruktif terhadap lingkungan untuk
menguntungkan segelintir orang saja. Konsumen harus lebih kritis dan
selektif lagi agar tidak membeli pakaian-pakaian baru tanpa
pertimbangan utilitas dan memperhatikan komitmen merek yang
memproduksi pakaian kesukaannya terhadap biaya sosial dan
penanganan limbah hasil sampingan dari proses produksi.