2. MONICA LASTAMA SIMANJUNTAK
2250194
MELY NURZANNAH SAGALA
2250191
MONICA SALES SIPAYUNG
2250193
RAJU MAHYUDDIN
2250203
PRISKA SIAHAAN
2250216
LUSI DIANA RUT SITANGAN
2250187
MICHAEL GERALD DEARDO SINURAT
2250227
3. Bab 1
Bab 2
Bab 3
Bab 5
Bab 4
Chronic Kidney Disease (CKD) atau
gagal ginjal kronic didefinisikan penyakit
penurunan fungsi ginjal yang progresif dan
tidak dapat lagi pulih atau kembali sembuh
secara total seperti sediakala (irreversible)
dengan laju filtrasi glomerulus (LFG) < 60
ml/menit dalam waktu 3 bulan atau lebih,
sehingga tubuh gagal mempertahankan
metabolisme dan keseimbangan cairan
elektrolit yang menyebabkan uremia (Luthfia
dkk, 2017).
Latar
Belakang
Rumusan
Masalah
Tujuan
Latar Belakang
4. Bab 1
Bab 2
Bab 3
Bab 5
Bab 4
Congestive Heart Failure/gagal
jantung adalah ketidakmampuan jantung
untuk mempertahankan curah jantung yang
adekuat guna memenuhi kebutuhan
metabolic dan kebutuhan oksigen pada
jaringan meskipun aliran balik vena adekuat.
Pneumonia merupakan infeksi
saluran pernapasan bawah akut pada
parenkim paru- paru yang disebabkan oleh
mikroorganisme seperti bakteri, virus, jamur,
dan parasit. Pneumonia adalah salah satu
penyakit infeksi saluran pernapasan yang
ditandai dengan batuk dan sesak napas.
Latar
Belakang
Rumusan
Masalah
Tujuan
Latar Belakang
5. Bab 1
Bab 2
Bab 3
Bab 5
Bab 4
Penulis mendapati suatu kasus yang cukup
menarik untuk diangkat karena terdapat
beberapa permasalahan DRPs (Drug Related
Problems), antara lain pemantauan terapi obat
pada pasien pneumonia, CKD on HD, dan CHF
untuk mengetahui interaksi obat terhadap
pemberian terapi pada pasien.
Latar
Belakang
Rumusan
Masalah
Tujuan
Latar Belakang
6. Bab 1
Bab 2
Bab 3
Bab 5
Bab 4
Latar
Belakang
Rumusan
Masalah
Tujuan
1 Apakah pemberian terapi antihipertensi
golonga ARB seperti candesartan dan
valsartan sudah tepat diberikan kepada
pasien CKD on HD?
2 Apakah pemberian terapi V.blok sudah
tepat diberikan pada pasien
pneumonia?
3 Apakah tepat moxifloxacin diberikan
pada pasien alergi dengan antibiotik
tersebut?
Rumusan Masalah
7. Bab 1
Bab 2
Bab 3
Bab 5
Bab 4
Latar
Belakang
Rumusan
Masalah
Tujuan
1 Untuk mengetahui apakah terapi
antihipertensi golongan ARB seperti
Candesartan dan Valsartan sudah tepat
2
Untuk mengetahui apakah pemberian
terapi v.blok sudah tepat diberikan pada
pasien pneumonia.
3 Untuk mengetahui apakah tepat
moxifloxacin diberikan pada pasien alergi
dengan antibiotik tersebut
Tujuan
8. Bab 1
Bab 2
Bab 3
Bab 5
Bab 4
Tinjauan
Pustaka
2.1.1 Definisi CKD
Chronic Kidney Disease (CKD) atau gagal ginjal kronic didefinisikan
penyakit penurunan fungsi ginjal yang progresif dan tidak dapat lagi pulih atau
kembali sembuh secara total seperti sediakala (irreversible) dengan laju filtrasi
glomerulus (LFG) < 60 ml/menit dalam waktu 3 bulan atau lebih, sehingga tubuh
gagal mempertahankan metabolisme dan keseimbangan cairan elektrolit yang
menyebabkan uremia.
Apabila pasien tidak melakukan pembatasan asupan cairan maka
cairan akan banyak menumpuk di dalam tubuh dan menyebabkan edema.
Karena itulah perlunya pasien PGK mengontrol dan membuat jumlah asupan
cairan yang masuk kedalam tubuh. Pembatasan asupan cairan penting agar
pasien yang menderita gagal ginjal tetap merasa nyaman pada saat sebelum,
selama dan sesudah terapi hemodialisis.
CKD
9. Bab 1
Bab 2
Bab 3
Bab 5
Bab 4
Tinjauan
Pustaka
2.2.1 Definisi Gagal Jantung Kongestif (CHF)
Gagal jantung merupakan ketidakmampuan jantung memompa darah untuk
memenuhi kebutuhan tubuh, gagal jantung kongestif adalah kumpulan gejala klinis
akibat kelainan struktural atau fungsional jantung yang menyebabkan gangguan
kemampuan pengisian ventrikel dan ejeksi darah ke seluruh tubuh.
Congestive Heart Failure/gagal jantung kongestif adalah ketidakmampuan
jantung untuk mempertahankan curah jantung yang adekuat guna memenuhi
kebutuhan metabolik dan kebutuhan oksigen pada jaringan meskipun aliran balik vena
adekuat
CHF
10. Bab 1
Bab 2
Bab 3
Bab 5
Bab 4
Tinjauan
Pustaka
2.3.1 Definisi Hypertensive Heart Disease
HHD berkaitan dengan dampak sekunder pada jantung yang disebabkan oleh
hipertensi sistemik yang berlangsung lama dan berkepanjangan. Hipertensi yang
berkepanjangan dan tidak terkendali menyebabkan perubahan pada struktur miokard,
pembuluh darah dan sistem konduksi jantung.
HHD
11. Bab 1
Bab 2
Bab 3
Bab 5
Bab 4
Tinjauan
Pustaka
2.4.1 Definisi Pneumonia
Pneumonia merupakan infeksi saluran pernapasan bawah akut pada parenkim
paru- paru yang disebabkan oleh mikroorganisme seperti bakteri, virus, jamur, dan
parasit. Pneumonia adalah salah satu penyakit infeksi saluran pernapasan yang ditandai
dengan batuk dan sesak napas. Hal ini diakibatkan oleh adanya agen infeksius seperti
virus, bakteri, mycoplasma (fungi), dan aspirasi substansi asing yang berupa eksudat
(cairan) dan konsolidasi (bercak berawan) pada paru-paru.
PNEUMONIA
12. Bab 1
Bab 2
Bab 3
Bab 5
Bab 4
PENATALAKSANAAN
UMUM
3.1 Identitas Pasien
1. Nama : Tn. N
2. RM : 040xxxx
3. Jenis Kelamin : Laki-laki
4. Tanggal Lahir : 08-09-1960
5. Umur :63 tahun
6. Pekerjaan : -
7. Alamat : Jalan Pembangunan 1,
Sekip Lubuk Pakam
8. Masuk RS : 04-09-2023
9. Keluar RS : 17-09-2023
10. Diagnosa : Pneumonia + CKD on
HD + CHF
11. Dokter DPJP : 1. dr. Edwin Sp.P
2. dr. Junita. Sp.Pd
3. dr. Andika Sp.Jp
Soap
13. Bab 1
Bab 2
Bab 3
Bab 5
Bab 4
PENATALAKSANAAN
UMUM
3.2 Ilustrasi Kasus
Seorang pasien laki-laki (Ngadino) berumur 63 tahun dating ke RS
Grandmed pada tanggal 04 September 2023 dengan keluhan sesak, lemas, batuk,
pasien langsung diberi penanganan awal dari IGD pukul 18.00 WIB kemudian
dipindahkan keruang rawat inap pada pukul 23.00 WIB.
Terapi obat yang di dapati di IGD yaitu :
1.Inj Furosemid 20mg/8jam
2.Amlodipine 1x10mg
3.Candesartan 1x16mg
3.3 Riwayat Penyakit Sekarang
1. Susp Pneumonia
2. CKD on HD
3. Gagal jantung kongestif atau congestive heart failure (CHF)
3.4 Riwayat Penyakit Terdahulu
1. Stroke
3.5.Riwayat Penyakit Keluarga
Tidak ada
Soap
18. Bab 1
Bab 2
Bab 3
Bab 5
Bab 4
PENATALAKSANAAN
UMUM
Tabel 4. Obat PBJ
No Nama Obat Signa
1 Amlodipine 1 x 10mg
2 Bisoprolol 1 x 2,5mg
3 Lansoprazole 2 x 30mg
4 Paracetamol tab 4 x 500mg
5 N-Acetylcysteine 3 x 400mg
6 Muliavit 3x C1
7 Moxiflon 1 x 400mg
Soap
19. Bab 1
Bab 2
Bab 3
Bab 5
Bab 4
PENATALAKSANAAN
UMUM
Tabel 4. Obat PBJ
No Nama Obat Signa
1 Amlodipine 1 x 10mg
2 Bisoprolol 1 x 2,5mg
3 Lansoprazole 2 x 30mg
4 Paracetamol tab 4 x 500mg
5 N-Acetylcysteine 3 x 400mg
6 Muliavit 3x C1
7 Moxiflon 1 x 400mg
Soap
20. Bab 1
Bab 2
Bab 3
Bab 5
Bab 4
PENATALAKSANAAN
UMUM
Soap
Catatan Perkembangan Pasien Terintegrasi
Pasien masuk ke ruang IGD pada tanggal 4 September 2023 pukul 17.55 WIB.
Pasien sudah pindah keruang rawat di 3F pada tanggal 4 September 2023
Hari ke-1 ( 5 September 2023)
Pukul 10.00 WIB
Subjek Sesak nafas berat, badan lemas
Objek TD: 150/90 mmHg, HR 107x/menit, RR 24x/menit
SPO2 99%
Assesment Pasien diberikan moxifloxacine 400 g/Hari, namun saat skintest pasien
alergi muka bentol-bentol.
Planning - Pasien alergi moxifloxacine, disaranan untuk mengganti terapi dengan
anntibiotil golongan lain.
- Pasien rencana HD pada tanggal 6 september 2023.
21. Bab 1
Bab 2
Bab 3
Bab 5
Bab 4
PENATALAKSANAAN
UMUM
Soap
Pasien masuk ke ruang ICU pada tanggal 6 September 2023 saat sedang HD
Hari ke-1 ( 6 September 2023), 13.30 WIB
Subjek Sesak nafas berat
Objek TD 200/90 mmHg, HR 140x/menit, RR 32x/menit, SPO2 96% dengan NRM
15L/menit
Assesment Tekanan darah pasien tinggi diberikan candesartan 16mg dan valsartan 40mg
secara bersamaan pada pukul 20.00 WIB
Planning - Disarankan memberikan memilih satu obat saja dari golongan ARB dan
dikombinasikan dengan golongan lain seperti Amlodipine yang sudah
diberikan pada pasien.
- Monitoring tekanan darah pasien
22. Bab 1
Bab 2
Bab 3
Bab 5
Bab 4
PENATALAKSANAAN
UMUM
Soap
Hari ke-2 ( 7 September 2023, 15.00 WIB)
Subjek Sesak nafas
Objek TD 178/79 mmHg, HR 82x/menit, RR 24x/menit, Temp 36 C SPO2 100%
Assesment - Tekanan darah pasien masih belum sesuai target yaitu <140/90 mmHG.
- Pasien mendapatkan terapi Valsartan dan Candesartan secara
bersamaan.
- Pasien sudah extubasi dengan premed Dexamethasone 5 mg
Planning - Disarankan memberikan memilih satu obat saja dari golongan ARB
dan dikombinasikan dengan golongan lain seperti Amlodipine yang
sudah diberikan pada pasien.
- Monitoring tekanan darah pasien
23. Bab 1
Bab 2
Bab 3
Bab 5
Bab 4
PENATALAKSANAAN
UMUM
Soap
Hari ke-3 ( 8 September 2023, 13.00 WIB)
Subjek Batuk, Sesak nafas, badan lemas
Objek TD 172/80 mmHg, HR 80x/menit , RR 22x/menit ,
Temp 36.7 C Hb: 7,9
Assesment - Tekanan darah pasien masih tinggi
- Pasien HD yang ke-2 selama rawatan
- Valsartan masih diberikan yaitu pukul 07.00 dan 20.00 WIB sedangkan
Candesartan diberikan pada pukul 12.00 WIB.
Planning - Disarankan memberikan memilih satu obat saja dari golongan ARB dan
dikombinasikan dengan golongan lain seperti Amlodipine yang sudah diberikan
pada pasien.
- Diberikan kembali furosemide 20mg/8jam nebul combivent+Pulmicort 1fls/8jam
- Monitoring tekanan darah pasien
- Hb pasien rendah disarankan untuk memberikan terapi anemia
24. Bab 1
Bab 2
Bab 3
Bab 5
Bab 4
PENATALAKSANAAN
UMUM
Soap
Hari ke-4 ( 9 September 2023, 13.00 WIB)
Subjek Sesak nafas
Objek TD 168/68 mmHg, HR 96x/menit , RR 16x/menit ,
Temp 37 C
Assesment - Tekanan darah pasien masih tinggi dan mendapat terapi antihipertensi.
candesartan sudah di AFF
Planning - Monitoring tekanan darah pasien
- Hb pasien rendah disarankan untuk memberikan terapi anemia
25. Bab 1
Bab 2
Bab 3
Bab 5
Bab 4
PENATALAKSANAAN
UMUM
Soap
Hari ke-5 ( 10 September 2023, 13.00 WIB)
Subjek Sesak nafas,badan terasa pegal-pegal dan lemas
Objek TD 180/60 mmHg, HR 90x/menit , RR 24x/menit ,
Temp 36.7 C Hb 7,1
Assessment - Target tekanan darah masih belum tercapai dan mendapat terapi
antihipertensi
- Pasien HD yang ke-3
- Urcr meningkat pasien mendapatkan terapi valsartan
Planning - Monitoring tekanan darah pasien
- Penggunaan valsaratan karena dapat meningkatkan kadar urcr
26. Bab 1
Bab 2
Bab 3
Bab 5
Bab 4
PENATALAKSANAAN
UMUM
Soap
Pasien sudah pindah keruang rawat di 3G pada tanggal 10 September 2023
Hari ke-6 ( 11 September 2023, 13.00 WIB)
Subjek Sesak nafas, badan terasa lemas dan pegal-pegal
Objek TD 180/60 mmHg, HR 90x/menit , RR 24x/menit ,
Temp 36.7 C
Assessment - Tekanan darah masih belum tercapai dan mendapat terapi antihipertensi
- Pasien mengatakan sesak nafas masih berat
Planning Monitoring tekanan darah pasien
27. Bab 1
Bab 2
Bab 3
Bab 5
Bab 4
PENATALAKSANAAN
UMUM
Soap
Hari ke-7 ( 12 September 2023, 13.00 WIB)
Subjek Sesak nafas, badan lemas
Objek TD: 150/60 mmHg, HR 80x/menit , RR 20x/menit ,
Temp 36.7 C Hb 7,4
Assessment - Tekanan darah pasien belom normal dan mendapat terapi antihipertensi
- Pasien mengatakan sesak berat dan mendapat terapi combivent+Pulmicort
- Pasien HD yang ke-4
Planning Disarankan pemberian V-block di stop karena dapat menyebabkan sesak nafas
semakin berat
28. Bab 1
Bab 2
Bab 3
Bab 5
Bab 4
PENATALAKSANAAN
UMUM
Soap
Hari ke-8 ( 13 September 2023, 13.00 WIB)
Subjek Sesak nafas dan badan masih lemas
Objek TD 130/90 mmHg, HR 90x/menit , RR 22x/menit,
Temp 36.9 C
Assessment - Tekanan darah pasien sudah tercapai dan masih mendapat terapi antihipertensi
amlodipine dan valsartan
- Pasien mengatakan sesak nafas berat dan sudah mendapat terapi
combivent+Pulmicort
Planning Disarankan V block di stop dan dilanjut dengan Bisoprolol
29. Bab 1
Bab 2
Bab 3
Bab 5
Bab 4
PENATALAKSANAAN
UMUM
Soap
Hari ke-9 ( 14 September 2023, 13.00 WIB)
Subjek Sesak nafas, badan lemas
Objek TD 160/90 mmHg, HR 80x/menit , RR 24x/menit , Temp 37.0 C
Assessment -Pasien HD yang ke-5 selama rawatan
-Ampicilin Sulbactam belum di aff
-Tekanan darah pasien naik dan mendapat terapi antihipertensi
Planning Disarankan evaluasi pada penggunaan antibiotic pasien untuk cek darah rutin
ulang
30. Bab 1
Bab 2
Bab 3
Bab 5
Bab 4
PENATALAKSANAAN
UMUM
Soap
Hari ke-10 ( 15 September 2023, 13.00 WIB)
Subjek Sesak nafas,badan lemas
Objek TD 140/80 mmHg, HR 80x/menit , RR 24x/menit , Temp 37.0 C
Assessment -Target tekanan darah sudah tercapai
-Pemberian Ampicilin Sulbactam di aff
Planning Monitoring hasil leukosit setelah pemberian antibiotik.
31. Bab 1
Bab 2
Bab 3
Bab 5
Bab 4
PENATALAKSANAAN
UMUM
Soap
Hari ke-11 ( 16 September 2023, 13.00 WIB)
Subjek Badan masih lemas dan terasa pegal-pegal
Sesak nafas masih ada
Objek TD 180/60 mmHg, HR 90x/menit , RR 24x/menit , Temp 36.7 C
Assessment - Pasien dilakukan HD yang ke-6 selama rawatan
- Tekanan darah kembali tinggi
Planning Disarankan pemberian V block di stop dan tetap melanjutkan pemberian
Bisoprolol
Pasien rencana PBJ
32. Bab 1
Bab 2
Bab 3
Bab 5
Bab 4
PENATALAKSANAAN
UMUM
Soap
Hari ke-12 ( 17 September 2023, 12.00 WIB)
Subjek Sesak nafas sudah berkurang, masih ada batuk
Objek TD 140/80 mmHg, HR 90x/menit , RR 22x/menit , Temp 36.7 C
Assessment Pasien PBJ dan mendapatkan obat:
- Amlodipine 1x 10mg
- Bisoprolol 1x2.5 mg
- Paracetamol 4x 500mg
- N Acetylsistein 3x 400mg
- Muliavit syr 3xC1
- Ambroxol syr 3x C1
- Moxiflon 1x 400mg
Planning Disarankan untuk memberi antibiotic golongan lain karena pasien alergi
33. Bab 1
Bab 2
Bab 3
Bab 5
Bab 4
Pembahasan
Pasien masuk ke ruang IGD Rumah Sakit Grandmed pada tanggal 4
September 2023 pukul 17.55 WIB. Pasien datang dengan keluhan sesak nafas
sejak 1 jam sebelum masuk RS, ada batuk kurang lebih selama 1 bulan terakhir,
nyeri pada perut. Pasien dengan riwayat CKD on HD dan sudah terjadwal untuk HD
rutin 2x seminggu di Rumah Sakit Grandmed yaitu hari Rabu dan Sabtu. Diagnosa
awal pasien di IGD yaitu: Susp Pneumonia+ CKD on HD.
Dari IGD pasien dipindahkan keruang rawat di 3035/ 3F dan dirawat oleh
DPJP yaitu dr. Andika sp.JP dan dikonsulkan ke dr. Junita, Sp.Pd dan dr. Edwin,
Sp.p. Pasien di diagnosa Penumonia dd Edema Paru+CKD on HD+ CHF HHD. Pada
tanggal 6 September 2023 pukul 13.30 WIB pasien sedang HD dan sesak nafas
berat secara tiba-tiba saat sedang HD, sehingga pasien di pindah ke ruang ICU dan
di lakukan tindakan lakukan intubasi dengan premed Fentanyl
100mcg+Midazolam 10 mg, dilanjutkan dengan maintenance Fentanyl 300
mcg+Midazolam 15 mg, 2cc/jam.
34. Bab 1
Bab 2
Bab 3
Bab 5
Bab 4
Pembahasan
Pasien dirawat diruang ICU selama 4 hari, dan setelah dari ICU pasien pindah
kembali ke ruang rawat di ruang 3G. selama rawatan pasien dilakukan tindakan
HD sebanyak 6x, yaitu mulai tanggal 6,8,10,12,14, dan 16 September 2023. Pasien
juga mendapatkann transfuse PRC 1 Bag. Selama rawatan pasien juga menjalani
beberapa pemriksaan, seperti pemeriksaan fisik, pemeriksaan darah lengkap,
termasuk pemeriksaan faal ginjal, elektrolit, dan kadar gula darah. Pasien juga
menjalani pemeriksaan radiology yaitu Xray Thorax, dan menjalani pemeriksaan
Mikrobiologi yaitu kultur darah karena pemberian antibiotic Ampicilin Sulbaktam.
Pengkajian pemberian obat yang dilakukan pada pasien meliputi:
1.Benar Pasien
2.Benar Obat
3.Benar Dosis
4.Benar Indikasi
5.Benar Rute Pemberian
6.Benar Waktu Pemberian
7.Benar Dokumentasi
35. Bab 1
Bab 2
Bab 3
Bab 5
Bab 4
Pembahasan
Pasien dirawat diruang ICU selama 4 hari, dan setelah dari ICU pasien pindah
kembali ke ruang rawat di ruang 3G. selama rawatan pasien dilakukan tindakan
HD sebanyak 6x, yaitu mulai tanggal 6,8,10,12,14, dan 16 September 2023. Pasien
juga mendapatkann transfuse PRC 1 Bag. Selama rawatan pasien juga menjalani
beberapa pemriksaan, seperti pemeriksaan fisik, pemeriksaan darah lengkap,
termasuk pemeriksaan faal ginjal, elektrolit, dan kadar gula darah. Pasien juga
menjalani pemeriksaan radiology yaitu Xray Thorax, dan menjalani pemeriksaan
Mikrobiologi yaitu kultur darah karena pemberian antibiotic Ampicilin Sulbaktam.
Pengkajian pemberian obat yang dilakukan pada pasien meliputi:
1.Benar Pasien
2.Benar Obat
3.Benar Dosis
4.Benar Indikasi
5.Benar Rute Pemberian
6.Benar Waktu Pemberian
7.Benar Dokumentasi
36. Bab 1
Bab 2
Bab 3
Bab 5
Bab 4
Pembahasan
Berdasarkan hasil visite identitas gelang yang dipakai pasien sudah sesuai
dengan pasien yaitu memakai gelang berwarna biru dengan nama Tn. N dan
tanggal lahir 08-09-1960, dan No. RM 0404xxx. Pemberian terapi obat-obatan
kepada pasien sudah sesuai dengan nama dan Nomor RM yang tertera di gelang
identitas pasien, dengan yang ada di etiket obat yang di identifikasi dengan cara
meminta pasien menyebutkan nama dan tanggal lahirnya.
Pengkajian Benar
Pasien
37. Bab 1
Bab 2
Bab 3
Bab 5
Bab 4
Pembahasan
Pengkajian benar indikasi dilakukan untuk memantau apakah obat yang diberikan
kepada pasien sudah sesuai dengan indikasi (gejala yang dialami pasien) dan data
pengkajian. Benar obat dilakukan untuk memantau apakah obat yang diberikan
kepada pasien sudah tepat menurut algoritma terapi berdasarkan ilmu
farmakoterapi.
Pengkajian benar
indikasi dan benar
obat
38. Bab 1
Bab 2
Bab 3
Bab 5
Bab 4
Pembahasan
Tabel 5. pengkajian benar identifikasi dan benar obat.
No Obat yang
Diberikan
Indikasi obat Pengkajian tepat indikasi dan
Tepat obat
1. Nacl 0.9% Cairan infus untuk kondisi dehidrasi dan
keseimbangan elektrolit.
Tepat. Pasien CKD dan CHF perlu pembatasan
cairan.
2. Furosemide Sesak nafas karena edema paru Tepat. Namun perlu di pantau ESO yaitu
peningkatan asam urat. Pasien tidak pernah
dilakukan cek asam urat.
3. Omeprazole Tukak lambung, yaitu nyeri pada perut Tepat
4. Combivent Sesak nafas Tepat
5. Pulmicort (Budesonide) Sesak nafas Tepat
6. Moxifloxacine Pneumonia, leukosit yang tinggi (18.50ยณ/ฮผ) Tepat, namun pasien alergi ditandai dengan
gejala bentol-bentol kemerahan di wajah.
7. N- Acetylsystein Batuk berdahak Tepat
8. Amlodipine Hipertensi Tepat
9. Candesartan Hipertensi Tepat
10. Valsartan Hipertensi Tepat, disarankan pilih salah satu golongan ARB
kombinasi golongan lain.
39. Bab 1
Bab 2
Bab 3
Bab 5
Bab 4
Pembahasan
11. V- Block
(Carvedilol)
Hipertensi Kurang tepat diberikan pada pasien sesak
nafas.
12. Ceftriaxone Pneumonia dengan peningkatan leukosit Kurang tepat, berikan antibiotic dengan
spketrum lebih luas.
13. ISDN Sesak nafas, CHF Tepat
14. Dexamethasone Sesak nafas Kurang tepat. Memberikan efek antagonis
terhadap pengobatan gagal ginjal dan
menimbulkan retensi natrium yang
diakibatkan kekurangan kalium.
15. Paracetamol Nyeri/ badan pegal Tepat
16. Lansoprazole Tukak lambung Tepat
17. Bisoprolol Hipertensi Tepat, disarankan pemberian pemberian
V-Block di stop.
18. Ampicilin Sulbactam Pneumonia, peningkatan leukosit Tepat
19. Ambroxol syr Batuk berdahak Tepat
20. Muliavit syr Vitamin Tepat
40. Bab 1
Bab 2
Bab 3
Bab 5
Bab 4
Pembahasan
Pengkajian benar dosis dilakukan untuk memantau dosis yang di berikan sesuai
dengan penyakit pasien atau belum sesuai dengan penyakit yang diderita pasien.
Tabel 6. Pengkajian Benar Dosis Obat
NO Nama Obat, Dosis, dan
Sediaan
Signa Tepat Dosis
1. Nacl 0.9% 10 gtt/i Tepat
2. Furosemide 20 mg/8 jam Tepat
3. Omeprazole 40 mg/ 12 jam Tepat
4. Combivent 1 fls/8 jam Tepat
5. Pulmicort 1 fls/ 8jam Tepat
6. Moxifloxacine 400mg/ Hari Tepat, tapi alergi
7. N- Acetylsystein 3x 200 mg Tepat
8. Amlodipine 1x 10 mg Tepat
9. Candesartan 1x 16 mg Tepat
10. Valsartan 2x 40 mg Tepat , Pilih satu saja dari golongan ARB
Pengkajian Benar
Dosis Obat
41. Bab 1
Bab 2
Bab 3
Bab 5
Bab 4
Pembahasan
11. V- Block 2x 3.125 mg Tepat
12. Ceftriaxone 1 gr/ 12 jam Tepat, first line gunakan gol. Beta
Laktam+Macrolida/Floroquinolon
13. ISDN 1x 5 mg Tepat
14. Dexamethasone inj 5 mg Tepat
15. Paracetamol 1 gr drip
4x 500 mg
Tepat
16. Lansoprazole 2x 30 mg Tepat
17. Bisoprolol 1x 2.5 mg Tepat
18. Ampicilin Sulbactam 1.5 gr/6 jam Tepat
19. Ambroxol syr 3xcth1 Tepat
20. Muliavit syr 3xC1 Tepat
42. Bab 1
Bab 2
Bab 3
Bab 5
Bab 4
Pembahasan
Waktu yang benar adalah saat dimana obat yang diresepkan harus
diberikan. Dosis obat harian diberikan pada waktu tertentu dalam sehari, seperti
b.i.d (dua kali sehari), t.i.d (3 kali sehari), atau obat injeksi misalnya Ampicilin
Sulbactam 1.5 gr/ 6 jam yang artinya diberikan 4 kali sehari setiap 6 jam.
Pemberian obat dengan waktu yang benar akan membuat kadar obat dalam
plasma dapat dipertahankan. Jika obat mempunyai waktu paruh (t1/2) yang
panjang makan obat dapat diberikan sekali sehari. Obat-obat dengan waktu paruh
pendek dapat diberikan beberapa kali sehari dalam selang waktu tertentu.
Beberapa obat diberikan sebelum makan dan yang lainnya pada saat makanatau
bersama makanan ( Kee and Hayes, 1996).
Pada tanggal 6 Sept 2023, Diberikan Amlodipine 10 mg, Candesartan 16
mg, dan Valsartan 40 mg secara bersamaan pada pukul 20.00 WIB. Seharusnya
berikan jeda waktu pemberian, dan di waktu yang sama setiap hari.
Pengkajian Benar
Waktu Pemberian
43. Bab 1
Bab 2
Bab 3
Bab 5
Bab 4
Pembahasan
Waktu yang benar adalah saat dimana obat yang diresepkan harus
diberikan. Dosis obat harian diberikan pada waktu tertentu dalam sehari, seperti
b.i.d (dua kali sehari), t.i.d (3 kali sehari), atau obat injeksi misalnya Ampicilin
Sulbactam 1.5 gr/ 6 jam yang artinya diberikan 4 kali sehari setiap 6 jam.
Pemberian obat dengan waktu yang benar akan membuat kadar obat dalam
plasma dapat dipertahankan. Jika obat mempunyai waktu paruh (t1/2) yang
panjang makan obat dapat diberikan sekali sehari. Obat-obat dengan waktu paruh
pendek dapat diberikan beberapa kali sehari dalam selang waktu tertentu.
Beberapa obat diberikan sebelum makan dan yang lainnya pada saat makanatau
bersama makanan ( Kee and Hayes, 1996).
Pada tanggal 6 Sept 2023, Diberikan Amlodipine 10 mg, Candesartan 16
mg, dan Valsartan 40 mg secara bersamaan pada pukul 20.00 WIB. Seharusnya
berikan jeda waktu pemberian, dan di waktu yang sama setiap hari.
Pengkajian Benar
Waktu Pemberian
44. Bab 1
Bab 2
Bab 3
Bab 5
Bab 4
Pembahasan
Pemberian obat kepada pasien terdapat beberapa cara yaitu: oral, parenteral
rectal, vaginal, kulit, mata, telingan, dan hidung. Memberikan obat pada rute yang
telah diresepkan tetapi jika diresep tidak terdapat rute pemberian obat makan
apoteker harus memberikan keteranganrute pemberian obat tersebut pada etiket
obat. Dari pengkajian yang dilakukan terhadap pasien Bapak N, semua pemberian
terapi obat sudah benar diberikan dengan cara pemberian yang benar yaitu
melalui oral dan parenteral.
Pengkajian Benar
Cara Pemberian
45. Bab 1
Bab 2
Bab 3
Bab 5
Bab 4
Pembahasan
Memerikasa label obat untuk memastikan bahwa obat tersebut sudah diberikan
dengan cara yang di instruksikan dan periksa cara pemberian pada catatan
pemberian obat. Berdasarkan hasil pengkajian perawat sebagai tenaga
kesehatan yang brtugas memberikan obat kepada pasien telah melakukan
dokumentasi dengan benar pada Lembar Pemberian Obat (LPO) dokumentasi di
tulis dengan melingkari jam pemberian obat beserta inisial/paraf petugas yang
memberikan obat. Dokumentasi juga dilakukan pada Lembar Catatan Pemberian
Obat ( CPO) yaitu dokumentasi semua obat yang diberikan kepada pasien dari
Farmasi, obat dari farmasi diberikan 1 kali untuk obat 1 hari, kecuali ada terapi
baru, dokumentasi ditulis dengan cara melingkari dan memberi paraf petugas
farmasi yang memberikan/menyiapkan obat pasien.
Pengkajian Benar
Dokumentasi dan
Benar Informasi
46. Bab 1
Bab 2
Bab 3
Bab 5
Bab 4
Pembahasan
Berdasarkan hasil pengkajian pada pasien Bapak N. pemberian terapi obat kepada pasien
ditemukan beberapa kasus yaitu:
1.Pemberian obat anti hipertensi yaitu Candesartan 1x 16 mg dan Valsartan 2x 40 mg, yang
masuk kedalam golongan ARB, pemberian Valsartan yang belum mencapai di tambahkan
dengan obat dari golongan lain.
2.Pemberian obat anti hipertensi V-Block 2x 3.125 mg (golongan Beta BB generasi 3) dan
Bisoprolol 1x 2.5mg ( golongan BB selektif).
Berdasarkan Algoritme terapi Hipertensi (JNC 8), pasien hipertensi dengan CKD memiliki
target tekan darah SBP<140 mmHg dan DBP <90 mmHg. First line yaitu
- ACEI/ARB + CCB atau ACEI/ARB + Diuretik (Loop Diuretik).
Jika akan melakukan kombinasi obat karena target tekanan darah belum tercapai
disarankan memilih salah satu golongan yaitu CCB atau ACEI/ARB untuk obat kedua, lalu
ditambah Diuretik untuk pilihan obat ketiga, dan bisa ditambah dengan golongan BB sebagai
obat keempat.
Disarankan jika sudah diberikan Bisoprolol (BB selektif) maka pemberian V-Block bisa di
stop karena V-Block yang mengandung zat aktif Carvedilol masuk dalam golongan BB
generasi 3 yaitu menghambat reseptor beta adrenergic 1 dan 2 serta reseptor adrenergic
alpha-1 yang kurang tepat diberikan pada pasien karena pasien dengan keluhan sesak nafas
berat.
Pengkajian Benar
Dokumentasi dan
Benar Informasi
47. Bab 1
Bab 2
Bab 3
Bab 5
Bab 4
Pembahasan
3. Pada tanggal 8 dan 12 September 2023 hasil Hb pasien yaitu 7.4, disarankan
diberi terapi epoetin alpha untuk anemia.
4. Pasien mendapatkan terapi inj Furosemide 20mg/8 jam dan beberapa kali
pemberian ekstra, salah satu efek samping dari Furosemide adalah peningkatan
kadar asam urat sebesar 40%, sehingga disarankan agar dilakukan pengecekan
Asam Urat, namun pada pengkajian pasien tidak pernah dilakukan pengecekan
kadar asam urat.
Salah satu efek samping Furosemide juga dapat meningkatkkan kardiotoksisitas
yaitu menyebabkan hipokalemia yang dapat menyebabkan aritmia, sehingga perlu
di lakukan pemantau hasil Kalium pada pasien.
5. Berdasarkan pengkajian pasien di berikan pertama kali antibiotic Moxiflon
400mg/Hari dan dilakukan Skin Test pada tanggal 5 September 2023, dan pasien
mangalami reaksi alergi yaitu wajah bentol-bentol dan diberikan injeksi
Dexamethasone 5 mg ekstra. Namun saat pasien pulang pasien mendapatkan
obat Moxiflon tablet 1x 400 mg, disarankan memberikan antibiotic dari golongan
lain, misalnya dari golongan ฮฒ Lactam atau Macrolida.
Pengkajian Benar
Dokumentasi dan
Benar Informasi
48. Bab 1
Bab 2
Bab 3
Bab 5
Bab 4
Pembahasan
3. Pada tanggal 8 dan 12 September 2023 hasil Hb pasien yaitu 7.4, disarankan diberi terapi epoetin
alpha untuk anemia.
4. Pasien mendapatkan terapi inj Furosemide 20mg/8 jam dan beberapa kali pemberian ekstra,
salah satu efek samping dari Furosemide adalah peningkatan kadar asam urat sebesar 40%,
sehingga disarankan agar dilakukan pengecekan Asam Urat, namun pada pengkajian pasien tidak
pernah dilakukan pengecekan kadar asam urat.
Salah satu efek samping Furosemide juga dapat meningkatkkan kardiotoksisitas yaitu
menyebabkan hipokalemia yang dapat menyebabkan aritmia, sehingga perlu di lakukan pemantau
hasil Kalium pada pasien.
5. Berdasarkan pengkajian pasien di berikan pertama kali antibiotic Moxiflon 400mg/Hari dan
dilakukan Skin Test pada tanggal 5 September 2023, dan pasien mangalami reaksi alergi yaitu
wajah bentol-bentol dan diberikan injeksi Dexamethasone 5 mg ekstra. Namun saat pasien pulang
pasien mendapatkan obat Moxiflon tablet 1x 400 mg, disarankan memberikan antibiotic dari
golongan lain, misalnya dari golongan ฮฒ Lactam atau Macrolida.
6.Pasien Pneumonia yang dirawat di ICU disarankan diberikan terapi antibiotic dari golongan ฮฒ
Lactam+Macrolida/Fluoroquinolon, namun karena pasien alergi Fluoroquinolon maka bisa
diberikan bersamaan dengan golongan Macrolida, berdasarkan hasil pengkajian pasien hanya
mendapatkkan terapi Ampicilin Sulbactam tunggal, dan hasil Leukosit pasien setelah pemberian
Ampicilin Sulbactam selama 9 hari yaitu 10,13 ยณ/ยตL, sehingga dinilai kurang efektif pada pasien.
Pengkajian Benar
Dokumentasi dan
Benar Informasi
49. Bab 1
Bab 2
Bab 3
Bab 5
Bab 4
Kesimpulan Saran
Berdasarkan hasil pengkajian pemberian terapi yang diberikan kepada pasien bapak N di
dapat kesimpulan yaitu:
1.Terapi Pneumonia+CKD on HD+ CHF HHD kurang tepat karena pasien sempat di rawat di
ICU maka antibiotic yang disarankan yaitu golongan ฮฒ Lactam+Macrolida/Fluoroquinolon,
namun karena pasien alergi maka bisa di ganti dengan terapi yang lain.
2. Terapi Obat PBJ pasien kurang tepat karena masih mendapatkan Moxiflon tablet,
sedangkan pasien dengan riwayat alergi Moxifloxacin.
3. Terapi untuk Hipertensi +CKD kurang tepat karena pasien mendapatkan beberapa obat dari
golongan yang sama yaitu ARB (candesartan dan Valsartan) dan diberikan pada waktu yang
bersamaan.
4. Pasien dengan hasil Hb 7.4 disarankan diberikan terapi epoetin alfa untuk anemia.
5. Tidak dilakukan pemeriksaan asam urat pada pasien yang diberikan terapi furosemide
selama perawatan (14hari)
Kesimpulan
50. Bab 1
Bab 2
Bab 3
Bab 5
Bab 4
Kesimpulan Saran
Berdasarkan hasil pengkajian disarankan
agar pasien dengan multi diagnosis dan
dirawat oleh lebih dari 1 dokter agar
melakukan kolaborasi secara bersamaan
dalam hal pemberian terapi kepada pasien.
Kolaborasi juga dilakukan terhadap tenaga
kesehatan lainnya yaitu Apoteker, serta
perawat untuk memastikan penggunaan
obat yang tepat kepada pasien.
Saran