SlideShare a Scribd company logo
1 of 14
REKOMENDASI PENGEMBANGAN WISATA RELIGI
DI LARANTUKA
Novita Restiati1, Saferi Yohana2
1Magister Kajian Pariwisata Universitas Gadjah Mada
2Magister Antropologi Universitas Gadjah Mada
Paper ini telah dipublikasikan dalam Seminar Nasional Kebudayaan III
Universitas Brawijaya-Malang, 16 Oktober 2019
Abstrak
Tradisi Semana Santa yang sudah dijalankan ±500 tahun oleh masyarakat Larantuka
menjadi event tahunan yang mampu menarik banyak wisatawan setiap tahunnya. Oleh
pemerintah daerah, event ini masuk dalam PERDA Kabupaten Flores Timur No 1 tahun 2013
sebagain icon destinasi unggulan daerah. Maka potensi-potensi yang ada di dalam masyarakat
perlu dikembangkan guna meningkatkan daya tarik yang unik dan memiliki nilai jual. Untuk
mencapai rekomendasi yang tepat perlu untuk melihat gambaran wisatawan pada data
kunjungan yang mana dari data tampak bahwa pengunjung tidak hanya datang untuk mengikuti
Semana Santa saja tetapi juga mengunjungi destinasi wisata lainnya. Data kemudian
dikategorikan kedalam segmentasi pasar yang mana diperoleh dominasi pengunjung berada
pada kelompok muda dan dewasa. Maka, penentuan rekomendasi pengembangan wisata religi
Semana Santa didasarkan pada segmentasi pasar. Dengan menggunakan konsep experience
design diperoleh hasil rekomendasi yang sesuai untuk merekomendasi pengembangan wisata
religi yakni pembuatan website khusus Semana Santa, pemasaran dengan bantuan komunitas
kerohanian, terminologi baru bagi pengunjung yang tinggal di rumah warga, tour information,
travel, tour guide, dan pembangunan pasar semana santa. Dengan demikian rekomendasi ini
bertujuan untuk meningkatkan pengalaman berwisata oleh pengunjung pada saat Semana
Santa.
Katakunci : Wisata Religi, Semana Santa, Rekomendasi Pengembangan
1. PENDAHULUAN
Larantuka adalah ibukota Kabupaten Flores Timur, yang terletak di ujung timur
pulau Flores Provinsi Nusa Tenggara Timur. Kota ini dikenal dengan sebutan kota
1000 gereja dan mayoritas penduduknya memeluk agama Katolik Roma. Ritual
keagamaan yang dijalankan oleh masyarakat Larantuka sangat dipengaruhi oleh
budaya Portugis, sejak masuknya misionaris Dominikan sekitar abad ke-XV. Sejak
masa itu, iman Katolik terus dipertahankan secara turun-temurun dengan tetap
menjalankan beberapa upacara-upacara devosional. Jebarus (2017) menjelaskan
beberapa upacara devosional yang dijalankan oleh masyarakat Larantuka hingga saat
ini adalah devosi Natal, prosesi San Juan (setiap tanggal 24 Juni), Semana Santa
(Pekan Suci Paskah), dan prosesi kecil lainnya. Dari beberapa upacara devosional ini,
Semana Santa adalah yang paling terkenal sehingga dijadikan sebagai ikon destinasi
unggulan daerah yang diatur dalam PERDA Kabupaten Flores Timur Nomor 1 Tahun
2013.
Upaya pemerintah menjadikan Semana Santa sebagai wisata religi perlu
dipertimbangkan secara matang, karena Semana Santa adalah ritual yang dianggap
sakral bagi masyarakat lokal. Agar pariwisata tidak hanya dijadikan sebagai alat
pemerintah untuk memberikan devisa kepada negara, tetapi juga bagi kesejahteraan
masyarakat lokal sendiri. Masyarakat perlu memahami bahwa pariwisata tidak untuk
menghacurkan ritual yang sudah ada dan dipegang teguh oleh masyarakat, tetapi
dapat dijadikan masyarakat sebagai salah satu cara bentuk apresiasi masyarakat bagi
ritual, budaya serta potensi lainnya yang merupakan milik masyarakat. Berinteraksi
dengan wisatawan juga mampu mempererat hubungan antar umat lintas daerah, dan
dapat meningkatkan tingkat spiritual seseorang, baik dari masyarakat lokal itu sendiri
maupun wisatawan yang berkunjung.
Penelitian terhadap rekomendasi pengembangan wisata religi di Larantuka perlu
dilakukan untuk memberikan saran kepada pengembang kebijakan agar mampu
merancang kebijakan yang sesuai dan dapat memberikan manfaat bagi semua yang
berperan dalam aktivitas pariwisata itu sendiri. Pemahanan atas sejarah Semana
Santa dan potensi daerah akan membantu peneltian untuk memahami daya tarik apa
yang mampu dikembangkan dari atraksi utama, berupa Semana Santa. Selain itu
analisis data wisatawan serta segmentasi pasar juga penting untuk menentukan
kepada siapa pasar yang dituju, sehingga harapan mencapai tujuan pengembangan
pariwisata religi menjadi lebih tinggi. Dan terakhir rekomendasi dari penulis untuk
mengembangankan wisata religi di Larantuka dilakukan untuk meningkatkan
pengalaman wisata bagi pengunjung.
2. METODOLOGI
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif yaitu jenis pendekatan
penelitian yang tidak melibatkan perhitungan (Moleong, 2002). Metode pengumpulan
data dilakukan dengan menggunakan metode observasi dan teknik observasi
partisipan. Selain untuk menambah sumber data, penelitian ini juga menggunakan
studi literatur yang berkaitan dengan tema yang diangkat.
3. Rekomendasi Pengembangan Wisata Religi di Larantuka
3.1 Semana Santa
Kehadiran Portugis di Larantuka memberi dampak bagi kehidupan beragama
warga lokal, salah satunya adalah dengan kehadiran Tuan Ma, patung Bunda Maria
yang menjadi pusat devosi umat Katolik. Dalam tradisi lisan, dikatakan bahwa patung
Tuan Ma sudah hadir di Larantuka pada tahun 1511 sebelum Portugis menguasai
Malaka. Seorang pemuda bernama Resiona menemukan patung di pesisir pantai, lalu
patung tesebut dibawa kepada pemimpin setempat yang kemudian ditempatkan di
korke, rumah adat. Pada saat misionaris Portugis tiba di Larantuka, patung tersebut
diperlihatkan padanya dan ia menyampaikan pada masyarakat bahwa patung tersebut
adalah patung Bunda Maria, Bunda Yesus. Pada tahun 1500 – 1635, seorang peneliti
sejarah Portugal mencatat sebanyak 921 kapal Portugis berlayar ke Timur, 769 kapal
tiba di tempat tujuan; 470 kembali dengan selamat, 451 kapal hilang dalam pelayaran.
Diantaranya mengalami musibah pada pelayaran di antara pulau-pulau NTT dan
perairan Flores. Di Eropa, orang Katolik biasanya memasang “patung Katolik” pada
haluan kapal, termasuk patung Santa Maria. Mungkin patung Tuan Ma terdampar
ketika kapal pelaut Portugis atau Spanyol karam di perairan Larantuka (Jebarus,
2017).
Kehadiran Tuan Ma kemudian menjadikan Larantuka sebagai kerajaan Katolik
setelah Don Fransisco Ola Adobala Diaz Vieira de Godinho menyerahkan tongkat
kerajaan berkepala emas kepada patung Tuan Ma (Bunda Maria Reinha Rosari) dan
menobatkan bunda Maria sebagai Ratu Kerajaan Larantuka. Tuan Ma disemayamkan
dalam kapela khusus dan akan diarak pada saat prosesi Jumat Agung. Tradisi-ritual
tahunan ini dikenal dengan sebutan Semana Santa (bahasa Spanyol dan Portugis)
yang berarti pekan suci. Prosesi tersebut dapat dimaknai sebagai ritual iman umat
Katolik bersama Tuan Ma mengenang sengsara dan wafat Yesus. Sebelum
merayakan Paskah, seluruh umat Katolik akan menjalani tradisi keagamaan yang
sama dalam Pekan Suci, yangmana perayaan ibadah akan dimulai dengan Minggu
Palma, Kamis Putih, Jumat Agung, Sabtu Santo hingga Minggu Paskah. Namun,
Pekan Suci sedikit berbeda jika melihat tradisi keagamaan masyarakat Larantuka.
Nuansa Semana Santa menunjukan ciri khas budaya lokal.
Tradisi Semana Santa juga dilakukan selama sepekan menuju hari raya Paskah.
Dimulai dengan perayaan Minggu Palma yang ditandai dengan prosesi umat
mengelilingi gereja Katedral; kemudian pada hari Rabu Trewa, masyarakat akan
melakukan tikam turo pada pagi hari kemudian dilanjutkan dengan lamentasi dan
berakhir dengan ‘membuat keributan’ sepanjang jalur prosesi sambil berteriak trewa
yang berarti Tuhan lewat. Setelah kegiatan ini dilakukan, umat Katolik masuk pada
masa perkabungan; pada hari Kamis Putih, setelah dilakukan Muda Tuan Ma dan
Muda Tuan Ana, umat dipersilahkan untuk cium Tuan. Dan pada malam hari, kembali
diadakan misa di gereja Katedral; kemudian hari Jumat Agung menjadi puncak tradisi
Semana Santa berlangsung beberapa prosesi yakni prosesi laut pada pagi hari,
menghantar Tuan Menino dari Kapela Sarotari menuju armida Pante Kuce – Pohon
Sirih, lalu tepat jam 3 sore kembali diadakan misa Jumat Agung lalu dilanjutkan dengan
prosesi bersama mengelilingi kota Larantuka. Disebut juga dengan prosesi iman
Jumat Agung, ini dilakukan dengan mengarak patung Tuan Ma dan peti Tuan Ana.
Dalam perarakan akan selalu ada pemberhentian pada delapan armida. Kedelapan
armida ini mewakili 13 suku semana yang ada di Larantuka. Selama prosesi
berlangsung umat akan mendaraskan doa dan nyanyian. Dan prosesi berakhir dengan
mentahtakan Tuan Ma dan Tuan Ana di dalam gereja Katedral dan gereja dibuka bagi
umat yang masih melanjutkan devosi; pada hari Sabtu Santo pagi hari, Tuan Ma,
Tuan Ana dan Tuan Menino kembali diarak ke kapela masing-masing, artinya kapela
tempat tuan disemayamkan akan dibuka lagi pada Semana Santa tahun berikutnya.
Malam hari, kembali dilakukan misa Sabtu Santo di gereja Katedral. Dan pada hari
Minggu Paskah sore kembali diadakan prosesi Maria Alleluya dari kapela Tuan Ma
menuju gereja Katedral dan kemudian diadakan misa peringatakan kebangkitan
Tuhan. Setelah misa selesai Maria Alleluya kembali diarak ke kapela Tuan Ma.
Demikian bagaimana gambaran berlangsungnya tradisi Semana Santa di Larantuka
selama sepekan.
Jika mengikuti jadwal yang diberikanoleh pihak gereja mengenai perayaan liturgi
dan devosi maka Semana Santa seharusnya dimulai pada Minggu Palma hingga
Minggu Paskah sebagai hari kebangkitan Tuhan, dan puncaknya adalah pada prosesi
iman di hari Jumat Agung. Meningkatnya jumlah peziarah akan sangat terasa pada
saat prosesi puncak tersebut. Ini yang kemudian yang membuat Semana Santa
menjadi terkenal. Bertambahnya peziarah atau tersohornya tradisi ini sama sekali tak
mempengaruhi kemurnian dalam prosesi Semana Santa. Hal ini justru menjadi
peluang bagi pemerintah kabupaten Flores Timur untuk terus berbenah dan dengan
gencar mengembangkan Semana Santa sebagai ikon destinasi unggulan daerah.
3.2 Gambaran Wisatawan
a. Data Kunjungan
Semana Santa dijadikan pemerintah sebagai ikon destinasi unggulan daerah yang
diatur dalam PERDA Kabupaten Flores Timur Nomor 1 Tahun 2013. Sejak dijadikan
sebagai ikon pariwisata, tingkat kunjungan di Flores Timur semakin meningkat
khususnya pada saat Semana Santa berlangsung seperti yang terlihat dalam gambar
berikut.
Gambar 1. Perbandingan Jumlah Kunjungan Per Bulan
(Sumber: Database Dinas Pariwisata dan Budaya Flores Timur)
Berdasarkan gambar 1 dapat dilihat perbedaan tingkat jumlah kunjungan yang
sangat signifikan di Flores Timur pada bulan April. Dengan demikian dapat diketahui
Semana Santa adalah atraksi wisata yang paling berpotensi untuk meningkatkan
pariwisata di Flores Timur. Lebih lanjut berdasarkan data kunjungan menurut daerah
asal pada Semana Santa tahun 2017 dapat diketahui total pengunjung berjumlah
5.957 orang dengan pembagian: (a) Jakarta sebanyak 322 orang; (b) kota-kota besar
di Jawa dan Bali sebanyak 576 orang; (c) daratan Timor, Alor, Sabu, Rote dan Sumba
sebanyak 2.017 orang; (d) daratan Flores, Adonara, Solor, dan Lembata sebanyak
2.703 orang; (e) kota besar di luar Jawa dan Bali sebanyak 288 orang; serta (f)
mancanegara sebanyak 61 orang. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
Semana Santa di Larantuka masih terkenal di tingkat regional saja.
Selanjutnya terdapat motivasi lain pengunjung selain mengikuti perayaan Semana
Santa. Hal ini dibuktikan dengan tingat kunjungan di objek wisata lainnya pada saat
yang sama, seperti yang telihat dalam gambar berikut.
Gambar 2. Perbandingan Jumlah Kunjungan Obyek Wisata Per Bulan
(Sumber: Database Dinas Pariwisata dan Budaya Flores Timur)
Dari gambar di atas diketahui bahwa pada bulan april terjadi kunjungan ke obyek
wisata yang tinggi hingga mencapai 11.290 kunjungan, yangmana bertepatan dengan
Semana Santa di Larantuka. Data kunjungan obyek wisata pada bulan april terbagi
menurut dua jenis wisatawan, yaitu wisatawan nusantara sebanyak 11.289 kunjungan
dan wisatan mancanegara 1 kunjungan. Dengan demikian dapat diketahui bahwa
kebanyakan pengunjung atau lazimnya disebut “peziarah” dari dalam negeri,
umumnya juga menghabiskan waktunya untuk mengunjungi obyek wisata lainnya. Hal
ini berarti, motivasi kunjungan mereka tidak hanya terkait religi tetapi karena daya tarik
wisata lainnya.
b. Peziarah dan Wisatawan
UNWTO mendefinisikan wisatawan sebagai pelancong yang melakukan
perjalanan pendek dengan melakukan perjalanan ke sebuah daerah atau negara asing
dan menginap minimal 24 jam atau maksimal enam bulan di termpat tersebut
(Soekadijo: 1997). Sementara menurut beberapa ahli, peziarah adalah adalah
wisatawan dengan motivasi agama (Digance 2003). Namun hakikatnya peziarah
adalah orang-orang yang melakukan perjalanan dengan tujuan agama, untuk
menjalankan perintah agamanya atau untuk meningkatkan keimananannya. Lebih
lanjut Smith (1992) membedakan posisi peziarah dan wisatawan dalam hubungannya
dengan wisata religi, seperti terlihat dalam gambar berikut.
463277362
11,290
1,8381,832
5881,133334209 - -
-
2,000
4,000
6,000
8,000
10,000
12,000
JANUARI
FEBRUARI
MARET
APRIL
MEI
JUNI
JULI
AGUSTUS
SEPTEMBER
OKTOBER
NOPEMBER
DESEMBER
Gambar 3. The Pilgrim-Tourist Path
(Sumber: Smith, 1992)
Dari gambar di atas, Smith (1992) menempatkan Religious Tourism di posisi
tengah, di antara pengunjung yang lebih terlihat sebagai Peziarah dibandingkan
Wisatawan, pengunjung yang terlihat seperti Peziarah sekaligus Wisatawan, serta
pengunjung yang lebih terlihat sebagai Wisatawan dibandingkan Peziarah. Dengan
demikian dapat diketahui Pariwisata Religi adalah titik tengah antara Ziarah dan
Pariwisata, yang memungkinan aktivitas religi serta wisata terjadi.
Dalam arti luas, wisata religi adalah setiap perjalanan yang dimotivasi, baik secara
eksklusif atau sebagian, oleh alasan agama (Rinschede, 1992; Sanchez et al, 2018).
Namun dalam kenyataannya, masalah agama bukanlah satu-satunya yang
dipertimbangkan oleh pengunjung dalam melakukan perjalanan religi, tetapi juga oleh
budaya, tradisi, spiritual, lanskap, serta interaksi dengan masyarakat sekitar (Sanchez
et al, 2018). Dengan demikian, tempat tujuan ziarah tradisional juga telah menjadi situs
wisata yang multifungsi, yang menggerakan keyakinan agamanya serta untuk menjadi
tertarik dengan peninggalan bersejarah, arsitektur, budaya dan nilai artistik dari tempat
yang dikunjungi (Hughes et al, 2013).
3.3Rekomendasi Pengembangan
1) Potensi Larantuka
Larantuka adalah salah satu tempat tujuan wisata dengan daya tarik religi. Tak
hanya itu, kekayaan alam di Larantuka mulai diperhatikan untuk dijadikan sebagai
destinasi tujuan wisata. Menurut data website kabupaten Flores Timur, potensi wisata
Larantuka dibagi ke dalam lima Kawasan Strategi Pariwisata (KSP) berdasarkan
kecamatan. KSP I terletak di kecamatan Larantuka, kecamatan Demon Pagong; KSP
II terletak di kecamatan Tanjung Bunga, kecamatan Titehena; KSP III terletak di
kecamatan Solor Barat, kecamatan Wulanggitang, kecamatan Ile Bura; KSP IV
terletak di kecamatan Wotan Ulumado dan KSP V terletak di kecamatan Witihama.
Jenis destinasi wisata di setiap KSP berupa panorama alam seperti pantai, danau dan
goa. Selain tawaran wisata alam, situs sejarah juga menjadi daya tarik wisata seperti
istana raja, gereja dan kapela-kapela yang memiliki nilai sejarah masuknya agama
Katolik di Larantuka. Masyarakat Larantuka dengan kekayaan adat istiadat-nya juga
dapat menjadi daya tarik wisata budaya. Dalam dua tahun terakhir, pemerintah dalam
hal ini Dinas Pariwisata telah melakukan beberapa festival budaya guna
menggaungkan Flores Timur sebagai destinasi wisata baru. Misalnya dalam pekan
Semana Santa bulan April 2019 lalu, pemerintah bekerja sama dengan berbagai pihak
melakukan festival bale nagi mulai tanggal 6 – 25 April 2019 di beberapa titik di
Kabupaten Flores Timur, dengan tujuan memperpanjang lenght of stay wisatawan
yang akan menghadiri Semana Santa.
2) Segmentasi Pasar
Berdasarkan penjelasan sebelumnya tentang data wisatawan diketahui wisatawan
terbanyak pada saat Semana Santa di Larantuka adalah wisatawan nusantara yang
berasal dari provinsi Nusa Tenggara Timur. Sedangkan data kunjungan ke obyek
wisata lain juga menunjukkan bahwa wisatawan nusantara tertarik dengan daya tarik
lainnya di Larantuka. Dengan demikian sebelum memberikan rekomendasi
pengembangan wisata religi yang ada di Larantuka, perlu untuk menentukan target
pasar yang sesuai.
Berdasarkan data kunjugan Semana Santa tahun 2017 diketahui para peziarah
yang telah didata sesuai tempat tinggal sementara di Lantuka berjumlah 5.957 orang,
yang terdiri dari: 2.733 laki-laki dan 3.222; dengan pembagian umur 0-20 adalah 2.014
orang,umur 21-50 sebanyak 2.962, dan lebih dari 50 sebanyak 981 orang. Dengan
demikian diketahui peziarah saat ini adalah peziarah berusia dewasa (21-50) dan
kaum muda yang berusia (0-21). Menurut Kotler (2006) karaterisitik wisatawan dapat
diketahui salah satunya berdasarkan usia, yaitu:
1) Kelompok kanak-kanak atau sering disebut sebagai babyboomlet atau generasi X.
Kelompok ini berusia 0 sampai 9 tahun, yangmana merupakan kelompok yang tidak
memiliki daya beli namun memiliki pengaruh terhadap orang tua dalam memilih
tempat wisata.
2) Kelompok remaja atau babybuster, yang berusia 9-16 tahun. Kelompok ini secara
mental masih kekanak-kanakan dan cenderung melakukan perjalanan secara grup
yang memiliki minat yang sama.
3) Kelompok anak muda atau late babyboomer, yaitu kelompok berusia 17-23 tahun.
Kelompok ini lebih dewasa dibandingkan kelompok remaja dan sudah mulai lebih
banyak berpikir dengan logika daripada emosi. Kelompok ini aktif dan energik
sehingga pilihan kegiatan wisata harus bisa menyalurkan energi dan
kemampuannya.
4) Kelompok Dewasa adalah kelompok wisatawan yang berusia 24 tahun sampai 50
tahun. Kelompok ini sudah memiliki pekerjaan tetap dan masuk usia prodiktif
sehingga kesempatan wisata merupakan hal yang langka dan ditunggu.
Perencanaan perjalanan harus dilakukan karena berkaitan dengan waktu cuti dan
pendanaan.
5) Kelompok Setengah Baya atau Worldwar Babies yang sangat mapan dan memiliki
ciri-ciri mempunyai pendapatan yang cukup tinggi namun waktu wisata yang
terbatas.
6) Kelompok Senior, yaitu istiah yang menggambarkan umur 50 tahun keatas.
Beberapa diantaranya masih aktif bekerja, namun sebagian besar sudah memasuki
masa pensiun. Wisatawan kelompok ini umumnya kurang menyukai kegiatan di luar
ruangan dan memilih kegiatan di dalam ruangan.
Berdasarkan penjelasan karakteristik wisatawan menurut usia di atas diketahui
bahwa pasar potensial saat ini adalah kelompok anak muda dan dewasa. Kelompok
ini selain mampu memahami kegiatan ritual juga memiliki daya beli yang tinggi untuk
dapat meningkatkan perekonomian masyarakat lokal.
Selanjutnya untuk wisatawan mancanegara yang berkunjung ke Semana Santa
di Larantuka sesuai Data Dinas Pariwisata dan Budaya Fores Timur 2017 adalah
wisatawan yang lebih terlihat sebagai Peziarah dibandingkan Wisatawan Sekuler.
Diketahui wisawan mancanegara terbanyak dari Timor Leste, disusul oleh Polandia,
Portugal, dan negara lainnya. Timor Leste, Polandia, dan Portugal adalah negara-
negara yang mayoritas penduduknya beragama Katolik Roma; sehingga diketahui
bahwa faktor agama lebih berpengaruh besar bagi wisatawan mancanegara untuk
berkunjung di Semana Santa. Kemudian dari hasil wawancara dengan bapak Sil Witin
(pemilik homestay) diketahui bahwa peziarah mancanegara yang datang pada saat
Semana Santa umumnya berdasarkan word of mouth dari kerabat yang pernah
berkunjung sebelumnya. Sil Witin menambahkan bahwa umumnya peziarah
mancanegara hanya menetap di Larantuka selama dua hari yaitu pada saat Kamis
Putih dan Jumat Agung. Dengan demikian, kecil kemungkinan peziarah itu melakukan
aktivitas wisata lainnya.
Dalam pengembangan Semana Santa sebagai wisata religi perlu untuk
mempertahankan pasar potelsial yang sudah ada dan meningkatkan target pasar baru
seperti wisatawan mancanegara yang memiliki motivasi agama karena dapat
meningkatakn pengalaman religius dan keberlanjutan ritual itu sendiri. Dengan
demikian pelrlu dirancang rekomendasi upaya pengembangan yang sesuai sehingga
tidak hanya jumlah kunjungan, tetapi meningkatkan lenght of stay serta manfaat bagi
masyarakat lokal sehingga tidak terjadi kesenjangan serta tidak meresa ritual yang
dianggap sakral dikomersialisasikan oleh pembuat kebijakan.
3) Pengembangan Wisata Religi
Upaya pengembangan Semana Santa sebagai daya tarik wisata religi di
Larantuka sebaiknya perlu mempertimbangkan dengan target pasar yang sesuai
sehingga manfaatnya dapat lebih maksimal bagi masyarakat lokal. Pemilihan segmen
pasar berupa wisatawan berusia dewasa yang lebih memahami kesakralan ataupun
tata peraturan yang dipegang oleh masyarakat, dapat meminimalisir persepsi negatif
masyarakat lokal tentang wisatawan yang sekuler. Sedangkan daya beli yang tinggi
dari kelompok dewasa juga bermanfaat bagi usaha akomodasi lainnya seperti
penginapan, restoran, ataupun tempat souvenir yang ada di Larantuka. Selain itu,
target pasar mancanegara yang merupakan negara-negara yang mayoritas beragama
Katolik Roma juga perlu diperhitungkan. Peziarah yang mempunyai motivasi besar
untuk meningkatkan keimanannya tentu akan memperpanjang masa berliburnya bila
didukung oleh ketersediaan fasilitas ataupun pengalaman yang berkesan juga dapat
meningkatkan kunjungan berulang. Dengan demikian perlu dibuat rekomendasi
pengembangan wisata religi yang mampu meningkatakan pengalaman ketika masa
berkunjung wisatawan untuk mengikuti Semana Santa. Penulis menggunakan
Experience Design untuk dapat mengembangkan wisata religi Semana Santa di
Larantuka, seperti gambar berikut.
Gambar 4: Experience Design
(Sumber: Ek, 2008)
a. Before
Sebelum mengambil keputusan untuk melakukan perjalanan, umumnya
kelompok dewasa akan mencari informasi terlebih dahulu melalui internet atau
kerabatnya sehingga mempertimbangakan dengan waktu luang yang dimilikinya.
Dengan demikian perlu dibuatnya website khusus Semana Santa di Larantuka untuk
memudahkan wisatawan mendapatakan informasi terkait penjelasan acara beserta
sejarahnya, jadwal acara, akomodasi yang disediakan, dan juga potensi-potensi
daerah lainnya dalam bentuk gambar sehingga menambah keinginan mereka untuk
memutuskan berkunjung ke Larantuka.
Selain itu, karena pasar yang dituju adalah wisatawan dengan keinginan menjadi
peziarah juga atau dalam hal ini yang beragama Katolik Roma maka perlu dilakukan
pemasaran di dalam komunitas-komunitas kerohanian ataupun dengan bantuan
gereja. Dengan demikian wisata religi tidak hanya dipandang sebagai bagian
pariwisata yang hanya mementingkan keuntungan ekonomi, tetapi lebih dari itu
mempererat relasi antar umut bahkan dari daerah ataupun negara yang berbeda. Cara
lain yang bisadilakukan adalah dengan membuat iklan pada majalah-majalah pesawat
yang memiliki rute penerbangan dari negara-negara mayoritas umat Katolik.
b. During
Upaya pemerintah untuk mengembangkan homestay untuk menambah
akomodasi di Larantuka, dianggap cukup membantu bagi wisatawan yang tidak
mendapatkan hotel pada saat Semana Santa. Namun dari hasil observasi, penulis
menemukan kesenjangan bagi pengembang homestay dan masyarakat lokal yang
juga menyediakan rumahnya untuk menginap peziarah secara gratis. Dengan
demikian, perlu digaris bawahi oleh pemerintah bahwa hospitallity tidak hanya
didapatkan di tempat penginapan berbayar tetapi juga oleh masyarakat yang dianggap
tidak berpartisipasi dalam kegiatan pariwisata. Untuk mengurangi kesenjagan akibat
pariwisata, perlu dibuat istilah baru bagi warga yang juga ingin wisatawan di rumahnya,
sehingga bagi wisatawan yang juga memiliki ketertarikan pada kehidupan masyarakat
lokal dapat menginap di rumah masyarakat lokal. Keramahan serta pelajaran tentang
kebudayaan dan kepercayaan yang dimiliki masyarakat akan mampu meningkatkan
lenght of stay wisatawan serta word of mouth dan kunjungan berulang.
Selanjutnya selama Semana Santa berlangsung perlu disediakan Tour
Information yang berperan aktif dalam penyebaran informasi berupa jadwal acara dan
aturan-aturan yang menjadi larangan selama pekan Semana Santa. Selain itu perlu
adanya pelatihan bagi operator homestay dan tempat penginapan lainnya untuk
memberikan pelayanan kepada wisatawa, tidak hanya kemampuan hospitality tetapi
memberikan edukasi melalui cerita atau mengenalkan budaya Larantuka pada saat
menjamu tamunya. Lebih lanjut pada saat Semana Santa berlangsung, terdapat
beberapa jalan utama yang ditutup serta aksesibilitas kendaraan umum dibatasi,maka
perlu disedikan travel ataupun sekaligus bertugas sebagai tour guide untuk membantu
aksesibilitas tamu di homestay maupun hotel dan juga dapat memberikan arahan
untuk mengunjungi objek wisata lainnya yang ada di Larantuka. Meskipun pada
kenyataannya terdapat serangkaian acara pada prosesi Semana Santa, namun masih
terdapat berbagai jeda waktu yang dapat digunakan wisatawan untuk berkunjung ke
tempat wisata lainnya, sesuai dengan motivasinya masing-masing.
c. After
Wisatawan memerlukan cinderamata utuk sekedar jadi oleh-oleh untuk kerabat
di daerah asalnya atau sebagai tanda kenangan dari Larantuka. Oleh karena itu desain
yang sesuai adalah adalah cinderamata yang sesuai adalah benda-benda yang
berkaitan dengan ritual Semana Santa seperti peralatan ibadah, ataupun dapat berupa
makanan khas, kain tenun ataupun souvenir pernak-pernik lainnya. Untuk itu perlu
dibangunannya pusat oleh-oleh yang dapat membantu wisatawan untuk membeli yang
mereka inginkan. Pusat oleh-oleh dapat berbentuk seperti pasar dan dinamakan
“Pasar Semana Santa” yang merupakan ruang bagi para pedagang sehingga tidak
lagi berdagang di sepanjang area prosesi. Dengan demikian pasar tersebut juga
menjadi daya tarik wisata bagi pengunjung.
4. Kesimpulan
Rekomendasi penulis untuk pengembangan wisata religi di Larantuka bertujuan
untuk meningkatkan pengalaman berwisata pengunjung. Dengan begitu, arahan
pemerintah tidak hanya untuk meningkatkan kunjugan tetapi diharapkan mampu
meningkatkan length of stay wisatawan serta manfaat yang diberikan bagi masyarakat
lokal. Segmentasi pasar yang sesuai dengan pengembangan wisata religi di Larantuka
adalah kelompok dewasa dan wisatawan mancanegara dari negara-negara yang
mayoritas umat Katolik. Selain itu, potensi daerah berupa keindahan alam, situs
budaya dan lainnya juga dapat dijadikan daya tarik pendukung kunjungan di Semana
Santa.
Untuk meningkatkan pengalaman wisatawan, dibagi tiga bagian pengembangan
yaitu sebagai berikut:
1) Before
Yaitu tahap pengalaman wisatawan sebelum memutuskan untuk berkunjung ke
Larantuka. Pada tahap ini perlu adanya peningkatan informasi melalui website dengan
lebih rinci sesuai kebutuhan wisatawan. Selain itu perlu dilakukan pemasaran melalui
komunitas-komunitas ataupun menggunakan iklan di majalah. Tahap ini penting untuk
pengambilan keputusan.
2) During
Yaitu tahap pengalaman wisatawan selama berada di Larantuka pada saat
Semana Santa berlangsung. Pada tahan ini wisatawan perlu mendapatkan
akomodasi, bantuan aksesibilitas, serta interaksi dengan masyarakat sehingga
memberikan pengalaman yang berbeda. Tahap ini penting untuk menentukan
kunjungan berulang dari wisatawan.
3) After
Yaitu tahap pengalaman wisatawan ketika akan kembali ke daerah asalnya.
Tahap ini wisatawan umumnya membeli sesuatu sebagai kenang-kengannya atau
oleh-oleh bagi kerabat di daerah asalnya. Tahap ini penting agar meningkatkan word
of mouth bagi kerabat di daerah asalnya untuk dapat berkunjung ke Larantuka.
DAFTAR PUSTAKA
1. Digance, J. 2003. Pilgrimageat Contested Sites. Annalsof Tourism Research. Vol.
30, No.1, 143-159
2. Ek, Richard. 2008. A Dynamic Framework of Tourism Experiences: Space-Time
and Performances in the Experience Economy. Scandinavian Journal of
Hospitality and Tourism. Vol. 8, N0.2, 122-140
3. Hughes, et al. 2013. Designing and Managing Interpretative Experiences at
Religious Sites: Visitors’ Perceptions of Camterbury Cathedral. Tourism
Management, Vol. 36, No.2, 10-20
4. Jebarus, E. 2017. Sejarah Keuskupan Larantuka. Maumere: Penerbit Ladalero
5. Kotler, Philip. 2006. Manajemen Pemasaran. Jakarta: PT Indeks Gramedia
6. Moleong, Lexy. 2002. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: CV Remaja
7. PERDA Kabupaten Flores Timur Nomor 1 Tahun 2013
8. Rinschede, G. 1992. Forms of Religious Tourism. Annals of Tourism Research.
Vol.19, No.1, 51-67
9. Sanchez, et al. 2018. Religious Tourism and Pilgrame: Bibliometric Overview.
Religions. Vol.9, No.249
10.Smith, Valery L. 1992. Introduction: The Quest in Guest. Annals of Tourism
Research. No.19,1-17
11.Soekadijo, R. G. 1997. Anatomi Pariwisata: Memahami Pariwisata sebagai
Systemic Linkage. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama

More Related Content

What's hot

ANALISIS ASPEK FISIK DAN NON FISIK PERUMAHAN ZARINDAH PERMAI KABUPATEN GOWA
ANALISIS ASPEK FISIK DAN NON FISIK PERUMAHAN ZARINDAH PERMAI KABUPATEN GOWAANALISIS ASPEK FISIK DAN NON FISIK PERUMAHAN ZARINDAH PERMAI KABUPATEN GOWA
ANALISIS ASPEK FISIK DAN NON FISIK PERUMAHAN ZARINDAH PERMAI KABUPATEN GOWAchris_william
 
Pelayanan Prima Terhadap Pelanggan PPT
Pelayanan Prima Terhadap Pelanggan PPTPelayanan Prima Terhadap Pelanggan PPT
Pelayanan Prima Terhadap Pelanggan PPTSuryanaHutabarat
 
Proposal rintisan-desa-wisata
Proposal rintisan-desa-wisataProposal rintisan-desa-wisata
Proposal rintisan-desa-wisataMamah Mizan Mizan
 
Daftar penerimaan uang transport tenaga honorer untuk 3 orang selama 8 bulan
Daftar penerimaan uang transport  tenaga honorer untuk 3 orang selama 8 bulanDaftar penerimaan uang transport  tenaga honorer untuk 3 orang selama 8 bulan
Daftar penerimaan uang transport tenaga honorer untuk 3 orang selama 8 bulanOperator Warnet Vast Raha
 
Piagam class meeting OSIS SMK D
Piagam class meeting OSIS SMK DPiagam class meeting OSIS SMK D
Piagam class meeting OSIS SMK DRicky Virmansyah
 
Marketing Plan Perumahan Bina Bangsa City (BBC) - Manajemen Pemasaran (Makalah)
Marketing Plan Perumahan Bina Bangsa City (BBC) - Manajemen Pemasaran (Makalah)Marketing Plan Perumahan Bina Bangsa City (BBC) - Manajemen Pemasaran (Makalah)
Marketing Plan Perumahan Bina Bangsa City (BBC) - Manajemen Pemasaran (Makalah)M Abdul Aziz
 
Surat permohonan pelatihan menulis
Surat permohonan pelatihan menulisSurat permohonan pelatihan menulis
Surat permohonan pelatihan menulisDawat Fadhila
 
Jadwal pelajaran smp ihbs
Jadwal pelajaran smp ihbsJadwal pelajaran smp ihbs
Jadwal pelajaran smp ihbsAbu Hanifah
 
Proposal peringatan maulid nabi
Proposal peringatan maulid nabiProposal peringatan maulid nabi
Proposal peringatan maulid nabiImran Iim
 
Survey Analisis Utilitas Pasar Beringharjo, Yogyakarta
Survey Analisis Utilitas Pasar Beringharjo, Yogyakarta Survey Analisis Utilitas Pasar Beringharjo, Yogyakarta
Survey Analisis Utilitas Pasar Beringharjo, Yogyakarta Dwie Cahya
 
101 manfaat jasa biro perjalanan wisata
101 manfaat jasa biro perjalanan wisata101 manfaat jasa biro perjalanan wisata
101 manfaat jasa biro perjalanan wisataactnow2profit
 
Surat surat Pelantikan bantara
Surat  surat Pelantikan bantaraSurat  surat Pelantikan bantara
Surat surat Pelantikan bantaraRicky Virmansyah
 
Proposal pondok Romadlon MTs al-azhar desa Grobogan Mojowarno Jombang, By pak...
Proposal pondok Romadlon MTs al-azhar desa Grobogan Mojowarno Jombang, By pak...Proposal pondok Romadlon MTs al-azhar desa Grobogan Mojowarno Jombang, By pak...
Proposal pondok Romadlon MTs al-azhar desa Grobogan Mojowarno Jombang, By pak...SUPRIYO S.Pd.I, M.Pd
 

What's hot (20)

ANALISIS ASPEK FISIK DAN NON FISIK PERUMAHAN ZARINDAH PERMAI KABUPATEN GOWA
ANALISIS ASPEK FISIK DAN NON FISIK PERUMAHAN ZARINDAH PERMAI KABUPATEN GOWAANALISIS ASPEK FISIK DAN NON FISIK PERUMAHAN ZARINDAH PERMAI KABUPATEN GOWA
ANALISIS ASPEK FISIK DAN NON FISIK PERUMAHAN ZARINDAH PERMAI KABUPATEN GOWA
 
Surat undangan mtq
Surat undangan mtqSurat undangan mtq
Surat undangan mtq
 
Mengemas dan memasarkan paket wisata budaya
Mengemas dan memasarkan paket wisata budayaMengemas dan memasarkan paket wisata budaya
Mengemas dan memasarkan paket wisata budaya
 
Pelayanan Prima Terhadap Pelanggan PPT
Pelayanan Prima Terhadap Pelanggan PPTPelayanan Prima Terhadap Pelanggan PPT
Pelayanan Prima Terhadap Pelanggan PPT
 
Proposal rintisan-desa-wisata
Proposal rintisan-desa-wisataProposal rintisan-desa-wisata
Proposal rintisan-desa-wisata
 
Daftar penerimaan uang transport tenaga honorer untuk 3 orang selama 8 bulan
Daftar penerimaan uang transport  tenaga honorer untuk 3 orang selama 8 bulanDaftar penerimaan uang transport  tenaga honorer untuk 3 orang selama 8 bulan
Daftar penerimaan uang transport tenaga honorer untuk 3 orang selama 8 bulan
 
Piagam class meeting OSIS SMK D
Piagam class meeting OSIS SMK DPiagam class meeting OSIS SMK D
Piagam class meeting OSIS SMK D
 
Marketing Plan Perumahan Bina Bangsa City (BBC) - Manajemen Pemasaran (Makalah)
Marketing Plan Perumahan Bina Bangsa City (BBC) - Manajemen Pemasaran (Makalah)Marketing Plan Perumahan Bina Bangsa City (BBC) - Manajemen Pemasaran (Makalah)
Marketing Plan Perumahan Bina Bangsa City (BBC) - Manajemen Pemasaran (Makalah)
 
Surat permohonan pelatihan menulis
Surat permohonan pelatihan menulisSurat permohonan pelatihan menulis
Surat permohonan pelatihan menulis
 
Jadwal pelajaran smp ihbs
Jadwal pelajaran smp ihbsJadwal pelajaran smp ihbs
Jadwal pelajaran smp ihbs
 
Proposal peringatan maulid nabi
Proposal peringatan maulid nabiProposal peringatan maulid nabi
Proposal peringatan maulid nabi
 
Survey Analisis Utilitas Pasar Beringharjo, Yogyakarta
Survey Analisis Utilitas Pasar Beringharjo, Yogyakarta Survey Analisis Utilitas Pasar Beringharjo, Yogyakarta
Survey Analisis Utilitas Pasar Beringharjo, Yogyakarta
 
ARSITEKTUR PERKOTAAN
ARSITEKTUR PERKOTAANARSITEKTUR PERKOTAAN
ARSITEKTUR PERKOTAAN
 
surat izin berkemah.doc
surat izin berkemah.docsurat izin berkemah.doc
surat izin berkemah.doc
 
Surat keterangan siswa aktif belajar
Surat keterangan siswa aktif belajarSurat keterangan siswa aktif belajar
Surat keterangan siswa aktif belajar
 
Undangan kertas biasa
Undangan kertas biasaUndangan kertas biasa
Undangan kertas biasa
 
101 manfaat jasa biro perjalanan wisata
101 manfaat jasa biro perjalanan wisata101 manfaat jasa biro perjalanan wisata
101 manfaat jasa biro perjalanan wisata
 
Surat keterangan pengalaman kerja
Surat keterangan pengalaman kerjaSurat keterangan pengalaman kerja
Surat keterangan pengalaman kerja
 
Surat surat Pelantikan bantara
Surat  surat Pelantikan bantaraSurat  surat Pelantikan bantara
Surat surat Pelantikan bantara
 
Proposal pondok Romadlon MTs al-azhar desa Grobogan Mojowarno Jombang, By pak...
Proposal pondok Romadlon MTs al-azhar desa Grobogan Mojowarno Jombang, By pak...Proposal pondok Romadlon MTs al-azhar desa Grobogan Mojowarno Jombang, By pak...
Proposal pondok Romadlon MTs al-azhar desa Grobogan Mojowarno Jombang, By pak...
 

Similar to Rekomendasi Pengembangan Wisata Religi di Larantuka

4. narasi supervisi santa maria fatima revisi
4. narasi supervisi santa maria fatima revisi4. narasi supervisi santa maria fatima revisi
4. narasi supervisi santa maria fatima revisiAisyah Diarningtyas
 
Imperrialisme
ImperrialismeImperrialisme
Imperrialismesahobby68
 
Sejarah Gerejah Roma Katolik di Indonesia
Sejarah Gerejah Roma Katolik di IndonesiaSejarah Gerejah Roma Katolik di Indonesia
Sejarah Gerejah Roma Katolik di Indonesiajuliandes1997
 
Ptt Gereja yang Bersaksi dan Melayani di Dunia
Ptt Gereja yang Bersaksi dan Melayani diDuniaPtt Gereja yang Bersaksi dan Melayani diDunia
Ptt Gereja yang Bersaksi dan Melayani di DuniaRuangguruKristen
 
Valentine vs hijab day
Valentine vs hijab dayValentine vs hijab day
Valentine vs hijab dayAtika Aziz
 
Sejarah gereja gbkp ( suranta nababan) persentasi
Sejarah gereja gbkp ( suranta nababan) persentasiSejarah gereja gbkp ( suranta nababan) persentasi
Sejarah gereja gbkp ( suranta nababan) persentasiJuliussembiring5
 
Tugas ips sulawesi utara
Tugas ips sulawesi utaraTugas ips sulawesi utara
Tugas ips sulawesi utaraDilla Kurnia
 
valentinevshijabday.pptx
valentinevshijabday.pptxvalentinevshijabday.pptx
valentinevshijabday.pptxNabilKarunia
 
Suku pamona 2
Suku pamona 2Suku pamona 2
Suku pamona 2Bia Putri
 
Suku pamona 2
Suku pamona 2Suku pamona 2
Suku pamona 2Bia Putri
 
Yesus bagi orang non religius
Yesus bagi orang non religiusYesus bagi orang non religius
Yesus bagi orang non religiusNuel Nuel
 
PPT Awal Perkembangan Islam di Indonesia
PPT Awal Perkembangan Islam di IndonesiaPPT Awal Perkembangan Islam di Indonesia
PPT Awal Perkembangan Islam di Indonesianiltyshofiyya
 
Surgem 6 7 oktober
Surgem 6 7 oktoberSurgem 6 7 oktober
Surgem 6 7 oktoberkarangpanas
 
RAHMAD ISLAM BAGI NUSANTARA
RAHMAD ISLAM BAGI NUSANTARARAHMAD ISLAM BAGI NUSANTARA
RAHMAD ISLAM BAGI NUSANTARANamaku Merah
 
Tugas Filsafat Ilmu (Panjang jimat )
Tugas Filsafat Ilmu (Panjang jimat )Tugas Filsafat Ilmu (Panjang jimat )
Tugas Filsafat Ilmu (Panjang jimat )Hana Rosmawati
 
Virgin of Sheshan,China (Indonesian).pptx
Virgin of Sheshan,China (Indonesian).pptxVirgin of Sheshan,China (Indonesian).pptx
Virgin of Sheshan,China (Indonesian).pptxMartin M Flynn
 

Similar to Rekomendasi Pengembangan Wisata Religi di Larantuka (20)

4. narasi supervisi santa maria fatima revisi
4. narasi supervisi santa maria fatima revisi4. narasi supervisi santa maria fatima revisi
4. narasi supervisi santa maria fatima revisi
 
GEMPAR 04
GEMPAR 04GEMPAR 04
GEMPAR 04
 
Imperrialisme
ImperrialismeImperrialisme
Imperrialisme
 
Sejarah Gerejah Roma Katolik di Indonesia
Sejarah Gerejah Roma Katolik di IndonesiaSejarah Gerejah Roma Katolik di Indonesia
Sejarah Gerejah Roma Katolik di Indonesia
 
Ptt Gereja yang Bersaksi dan Melayani di Dunia
Ptt Gereja yang Bersaksi dan Melayani diDuniaPtt Gereja yang Bersaksi dan Melayani diDunia
Ptt Gereja yang Bersaksi dan Melayani di Dunia
 
Valentine vs hijab day
Valentine vs hijab dayValentine vs hijab day
Valentine vs hijab day
 
Gambaran umum desa wisata
Gambaran umum desa wisataGambaran umum desa wisata
Gambaran umum desa wisata
 
Sejarah gereja gbkp ( suranta nababan) persentasi
Sejarah gereja gbkp ( suranta nababan) persentasiSejarah gereja gbkp ( suranta nababan) persentasi
Sejarah gereja gbkp ( suranta nababan) persentasi
 
Bab 13 Sejarah Tradisi Islam Nusantara
Bab  13 Sejarah Tradisi Islam NusantaraBab  13 Sejarah Tradisi Islam Nusantara
Bab 13 Sejarah Tradisi Islam Nusantara
 
Tugas ips sulawesi utara
Tugas ips sulawesi utaraTugas ips sulawesi utara
Tugas ips sulawesi utara
 
valentinevshijabday.pptx
valentinevshijabday.pptxvalentinevshijabday.pptx
valentinevshijabday.pptx
 
GEMPAR 08
GEMPAR 08GEMPAR 08
GEMPAR 08
 
Suku pamona 2
Suku pamona 2Suku pamona 2
Suku pamona 2
 
Suku pamona 2
Suku pamona 2Suku pamona 2
Suku pamona 2
 
Yesus bagi orang non religius
Yesus bagi orang non religiusYesus bagi orang non religius
Yesus bagi orang non religius
 
PPT Awal Perkembangan Islam di Indonesia
PPT Awal Perkembangan Islam di IndonesiaPPT Awal Perkembangan Islam di Indonesia
PPT Awal Perkembangan Islam di Indonesia
 
Surgem 6 7 oktober
Surgem 6 7 oktoberSurgem 6 7 oktober
Surgem 6 7 oktober
 
RAHMAD ISLAM BAGI NUSANTARA
RAHMAD ISLAM BAGI NUSANTARARAHMAD ISLAM BAGI NUSANTARA
RAHMAD ISLAM BAGI NUSANTARA
 
Tugas Filsafat Ilmu (Panjang jimat )
Tugas Filsafat Ilmu (Panjang jimat )Tugas Filsafat Ilmu (Panjang jimat )
Tugas Filsafat Ilmu (Panjang jimat )
 
Virgin of Sheshan,China (Indonesian).pptx
Virgin of Sheshan,China (Indonesian).pptxVirgin of Sheshan,China (Indonesian).pptx
Virgin of Sheshan,China (Indonesian).pptx
 

Recently uploaded

REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfirwanabidin08
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxdpp11tya
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDNurainiNuraini25
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxJamhuriIshak
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5KIKI TRISNA MUKTI
 
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfMODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfNurulHikmah50658
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7IwanSumantri7
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxMODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxSlasiWidasmara1
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxIgitNuryana13
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxssuser35630b
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTIndraAdm
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapsefrida3
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxsdn3jatiblora
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfbibizaenab
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxadimulianta1
 

Recently uploaded (20)

REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
 
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfMODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxMODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
 

Rekomendasi Pengembangan Wisata Religi di Larantuka

  • 1. REKOMENDASI PENGEMBANGAN WISATA RELIGI DI LARANTUKA Novita Restiati1, Saferi Yohana2 1Magister Kajian Pariwisata Universitas Gadjah Mada 2Magister Antropologi Universitas Gadjah Mada Paper ini telah dipublikasikan dalam Seminar Nasional Kebudayaan III Universitas Brawijaya-Malang, 16 Oktober 2019 Abstrak Tradisi Semana Santa yang sudah dijalankan ±500 tahun oleh masyarakat Larantuka menjadi event tahunan yang mampu menarik banyak wisatawan setiap tahunnya. Oleh pemerintah daerah, event ini masuk dalam PERDA Kabupaten Flores Timur No 1 tahun 2013 sebagain icon destinasi unggulan daerah. Maka potensi-potensi yang ada di dalam masyarakat perlu dikembangkan guna meningkatkan daya tarik yang unik dan memiliki nilai jual. Untuk mencapai rekomendasi yang tepat perlu untuk melihat gambaran wisatawan pada data kunjungan yang mana dari data tampak bahwa pengunjung tidak hanya datang untuk mengikuti Semana Santa saja tetapi juga mengunjungi destinasi wisata lainnya. Data kemudian dikategorikan kedalam segmentasi pasar yang mana diperoleh dominasi pengunjung berada pada kelompok muda dan dewasa. Maka, penentuan rekomendasi pengembangan wisata religi Semana Santa didasarkan pada segmentasi pasar. Dengan menggunakan konsep experience design diperoleh hasil rekomendasi yang sesuai untuk merekomendasi pengembangan wisata religi yakni pembuatan website khusus Semana Santa, pemasaran dengan bantuan komunitas kerohanian, terminologi baru bagi pengunjung yang tinggal di rumah warga, tour information, travel, tour guide, dan pembangunan pasar semana santa. Dengan demikian rekomendasi ini bertujuan untuk meningkatkan pengalaman berwisata oleh pengunjung pada saat Semana Santa. Katakunci : Wisata Religi, Semana Santa, Rekomendasi Pengembangan 1. PENDAHULUAN Larantuka adalah ibukota Kabupaten Flores Timur, yang terletak di ujung timur pulau Flores Provinsi Nusa Tenggara Timur. Kota ini dikenal dengan sebutan kota 1000 gereja dan mayoritas penduduknya memeluk agama Katolik Roma. Ritual keagamaan yang dijalankan oleh masyarakat Larantuka sangat dipengaruhi oleh budaya Portugis, sejak masuknya misionaris Dominikan sekitar abad ke-XV. Sejak masa itu, iman Katolik terus dipertahankan secara turun-temurun dengan tetap menjalankan beberapa upacara-upacara devosional. Jebarus (2017) menjelaskan beberapa upacara devosional yang dijalankan oleh masyarakat Larantuka hingga saat ini adalah devosi Natal, prosesi San Juan (setiap tanggal 24 Juni), Semana Santa (Pekan Suci Paskah), dan prosesi kecil lainnya. Dari beberapa upacara devosional ini, Semana Santa adalah yang paling terkenal sehingga dijadikan sebagai ikon destinasi
  • 2. unggulan daerah yang diatur dalam PERDA Kabupaten Flores Timur Nomor 1 Tahun 2013. Upaya pemerintah menjadikan Semana Santa sebagai wisata religi perlu dipertimbangkan secara matang, karena Semana Santa adalah ritual yang dianggap sakral bagi masyarakat lokal. Agar pariwisata tidak hanya dijadikan sebagai alat pemerintah untuk memberikan devisa kepada negara, tetapi juga bagi kesejahteraan masyarakat lokal sendiri. Masyarakat perlu memahami bahwa pariwisata tidak untuk menghacurkan ritual yang sudah ada dan dipegang teguh oleh masyarakat, tetapi dapat dijadikan masyarakat sebagai salah satu cara bentuk apresiasi masyarakat bagi ritual, budaya serta potensi lainnya yang merupakan milik masyarakat. Berinteraksi dengan wisatawan juga mampu mempererat hubungan antar umat lintas daerah, dan dapat meningkatkan tingkat spiritual seseorang, baik dari masyarakat lokal itu sendiri maupun wisatawan yang berkunjung. Penelitian terhadap rekomendasi pengembangan wisata religi di Larantuka perlu dilakukan untuk memberikan saran kepada pengembang kebijakan agar mampu merancang kebijakan yang sesuai dan dapat memberikan manfaat bagi semua yang berperan dalam aktivitas pariwisata itu sendiri. Pemahanan atas sejarah Semana Santa dan potensi daerah akan membantu peneltian untuk memahami daya tarik apa yang mampu dikembangkan dari atraksi utama, berupa Semana Santa. Selain itu analisis data wisatawan serta segmentasi pasar juga penting untuk menentukan kepada siapa pasar yang dituju, sehingga harapan mencapai tujuan pengembangan pariwisata religi menjadi lebih tinggi. Dan terakhir rekomendasi dari penulis untuk mengembangankan wisata religi di Larantuka dilakukan untuk meningkatkan pengalaman wisata bagi pengunjung. 2. METODOLOGI Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif yaitu jenis pendekatan penelitian yang tidak melibatkan perhitungan (Moleong, 2002). Metode pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan metode observasi dan teknik observasi partisipan. Selain untuk menambah sumber data, penelitian ini juga menggunakan studi literatur yang berkaitan dengan tema yang diangkat. 3. Rekomendasi Pengembangan Wisata Religi di Larantuka
  • 3. 3.1 Semana Santa Kehadiran Portugis di Larantuka memberi dampak bagi kehidupan beragama warga lokal, salah satunya adalah dengan kehadiran Tuan Ma, patung Bunda Maria yang menjadi pusat devosi umat Katolik. Dalam tradisi lisan, dikatakan bahwa patung Tuan Ma sudah hadir di Larantuka pada tahun 1511 sebelum Portugis menguasai Malaka. Seorang pemuda bernama Resiona menemukan patung di pesisir pantai, lalu patung tesebut dibawa kepada pemimpin setempat yang kemudian ditempatkan di korke, rumah adat. Pada saat misionaris Portugis tiba di Larantuka, patung tersebut diperlihatkan padanya dan ia menyampaikan pada masyarakat bahwa patung tersebut adalah patung Bunda Maria, Bunda Yesus. Pada tahun 1500 – 1635, seorang peneliti sejarah Portugal mencatat sebanyak 921 kapal Portugis berlayar ke Timur, 769 kapal tiba di tempat tujuan; 470 kembali dengan selamat, 451 kapal hilang dalam pelayaran. Diantaranya mengalami musibah pada pelayaran di antara pulau-pulau NTT dan perairan Flores. Di Eropa, orang Katolik biasanya memasang “patung Katolik” pada haluan kapal, termasuk patung Santa Maria. Mungkin patung Tuan Ma terdampar ketika kapal pelaut Portugis atau Spanyol karam di perairan Larantuka (Jebarus, 2017). Kehadiran Tuan Ma kemudian menjadikan Larantuka sebagai kerajaan Katolik setelah Don Fransisco Ola Adobala Diaz Vieira de Godinho menyerahkan tongkat kerajaan berkepala emas kepada patung Tuan Ma (Bunda Maria Reinha Rosari) dan menobatkan bunda Maria sebagai Ratu Kerajaan Larantuka. Tuan Ma disemayamkan dalam kapela khusus dan akan diarak pada saat prosesi Jumat Agung. Tradisi-ritual tahunan ini dikenal dengan sebutan Semana Santa (bahasa Spanyol dan Portugis) yang berarti pekan suci. Prosesi tersebut dapat dimaknai sebagai ritual iman umat Katolik bersama Tuan Ma mengenang sengsara dan wafat Yesus. Sebelum merayakan Paskah, seluruh umat Katolik akan menjalani tradisi keagamaan yang sama dalam Pekan Suci, yangmana perayaan ibadah akan dimulai dengan Minggu Palma, Kamis Putih, Jumat Agung, Sabtu Santo hingga Minggu Paskah. Namun, Pekan Suci sedikit berbeda jika melihat tradisi keagamaan masyarakat Larantuka. Nuansa Semana Santa menunjukan ciri khas budaya lokal. Tradisi Semana Santa juga dilakukan selama sepekan menuju hari raya Paskah. Dimulai dengan perayaan Minggu Palma yang ditandai dengan prosesi umat mengelilingi gereja Katedral; kemudian pada hari Rabu Trewa, masyarakat akan melakukan tikam turo pada pagi hari kemudian dilanjutkan dengan lamentasi dan
  • 4. berakhir dengan ‘membuat keributan’ sepanjang jalur prosesi sambil berteriak trewa yang berarti Tuhan lewat. Setelah kegiatan ini dilakukan, umat Katolik masuk pada masa perkabungan; pada hari Kamis Putih, setelah dilakukan Muda Tuan Ma dan Muda Tuan Ana, umat dipersilahkan untuk cium Tuan. Dan pada malam hari, kembali diadakan misa di gereja Katedral; kemudian hari Jumat Agung menjadi puncak tradisi Semana Santa berlangsung beberapa prosesi yakni prosesi laut pada pagi hari, menghantar Tuan Menino dari Kapela Sarotari menuju armida Pante Kuce – Pohon Sirih, lalu tepat jam 3 sore kembali diadakan misa Jumat Agung lalu dilanjutkan dengan prosesi bersama mengelilingi kota Larantuka. Disebut juga dengan prosesi iman Jumat Agung, ini dilakukan dengan mengarak patung Tuan Ma dan peti Tuan Ana. Dalam perarakan akan selalu ada pemberhentian pada delapan armida. Kedelapan armida ini mewakili 13 suku semana yang ada di Larantuka. Selama prosesi berlangsung umat akan mendaraskan doa dan nyanyian. Dan prosesi berakhir dengan mentahtakan Tuan Ma dan Tuan Ana di dalam gereja Katedral dan gereja dibuka bagi umat yang masih melanjutkan devosi; pada hari Sabtu Santo pagi hari, Tuan Ma, Tuan Ana dan Tuan Menino kembali diarak ke kapela masing-masing, artinya kapela tempat tuan disemayamkan akan dibuka lagi pada Semana Santa tahun berikutnya. Malam hari, kembali dilakukan misa Sabtu Santo di gereja Katedral. Dan pada hari Minggu Paskah sore kembali diadakan prosesi Maria Alleluya dari kapela Tuan Ma menuju gereja Katedral dan kemudian diadakan misa peringatakan kebangkitan Tuhan. Setelah misa selesai Maria Alleluya kembali diarak ke kapela Tuan Ma. Demikian bagaimana gambaran berlangsungnya tradisi Semana Santa di Larantuka selama sepekan. Jika mengikuti jadwal yang diberikanoleh pihak gereja mengenai perayaan liturgi dan devosi maka Semana Santa seharusnya dimulai pada Minggu Palma hingga Minggu Paskah sebagai hari kebangkitan Tuhan, dan puncaknya adalah pada prosesi iman di hari Jumat Agung. Meningkatnya jumlah peziarah akan sangat terasa pada saat prosesi puncak tersebut. Ini yang kemudian yang membuat Semana Santa menjadi terkenal. Bertambahnya peziarah atau tersohornya tradisi ini sama sekali tak mempengaruhi kemurnian dalam prosesi Semana Santa. Hal ini justru menjadi peluang bagi pemerintah kabupaten Flores Timur untuk terus berbenah dan dengan gencar mengembangkan Semana Santa sebagai ikon destinasi unggulan daerah.
  • 5. 3.2 Gambaran Wisatawan a. Data Kunjungan Semana Santa dijadikan pemerintah sebagai ikon destinasi unggulan daerah yang diatur dalam PERDA Kabupaten Flores Timur Nomor 1 Tahun 2013. Sejak dijadikan sebagai ikon pariwisata, tingkat kunjungan di Flores Timur semakin meningkat khususnya pada saat Semana Santa berlangsung seperti yang terlihat dalam gambar berikut. Gambar 1. Perbandingan Jumlah Kunjungan Per Bulan (Sumber: Database Dinas Pariwisata dan Budaya Flores Timur) Berdasarkan gambar 1 dapat dilihat perbedaan tingkat jumlah kunjungan yang sangat signifikan di Flores Timur pada bulan April. Dengan demikian dapat diketahui Semana Santa adalah atraksi wisata yang paling berpotensi untuk meningkatkan pariwisata di Flores Timur. Lebih lanjut berdasarkan data kunjungan menurut daerah asal pada Semana Santa tahun 2017 dapat diketahui total pengunjung berjumlah 5.957 orang dengan pembagian: (a) Jakarta sebanyak 322 orang; (b) kota-kota besar di Jawa dan Bali sebanyak 576 orang; (c) daratan Timor, Alor, Sabu, Rote dan Sumba sebanyak 2.017 orang; (d) daratan Flores, Adonara, Solor, dan Lembata sebanyak 2.703 orang; (e) kota besar di luar Jawa dan Bali sebanyak 288 orang; serta (f) mancanegara sebanyak 61 orang. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Semana Santa di Larantuka masih terkenal di tingkat regional saja. Selanjutnya terdapat motivasi lain pengunjung selain mengikuti perayaan Semana Santa. Hal ini dibuktikan dengan tingat kunjungan di objek wisata lainnya pada saat yang sama, seperti yang telihat dalam gambar berikut.
  • 6. Gambar 2. Perbandingan Jumlah Kunjungan Obyek Wisata Per Bulan (Sumber: Database Dinas Pariwisata dan Budaya Flores Timur) Dari gambar di atas diketahui bahwa pada bulan april terjadi kunjungan ke obyek wisata yang tinggi hingga mencapai 11.290 kunjungan, yangmana bertepatan dengan Semana Santa di Larantuka. Data kunjungan obyek wisata pada bulan april terbagi menurut dua jenis wisatawan, yaitu wisatawan nusantara sebanyak 11.289 kunjungan dan wisatan mancanegara 1 kunjungan. Dengan demikian dapat diketahui bahwa kebanyakan pengunjung atau lazimnya disebut “peziarah” dari dalam negeri, umumnya juga menghabiskan waktunya untuk mengunjungi obyek wisata lainnya. Hal ini berarti, motivasi kunjungan mereka tidak hanya terkait religi tetapi karena daya tarik wisata lainnya. b. Peziarah dan Wisatawan UNWTO mendefinisikan wisatawan sebagai pelancong yang melakukan perjalanan pendek dengan melakukan perjalanan ke sebuah daerah atau negara asing dan menginap minimal 24 jam atau maksimal enam bulan di termpat tersebut (Soekadijo: 1997). Sementara menurut beberapa ahli, peziarah adalah adalah wisatawan dengan motivasi agama (Digance 2003). Namun hakikatnya peziarah adalah orang-orang yang melakukan perjalanan dengan tujuan agama, untuk menjalankan perintah agamanya atau untuk meningkatkan keimananannya. Lebih lanjut Smith (1992) membedakan posisi peziarah dan wisatawan dalam hubungannya dengan wisata religi, seperti terlihat dalam gambar berikut. 463277362 11,290 1,8381,832 5881,133334209 - - - 2,000 4,000 6,000 8,000 10,000 12,000 JANUARI FEBRUARI MARET APRIL MEI JUNI JULI AGUSTUS SEPTEMBER OKTOBER NOPEMBER DESEMBER
  • 7. Gambar 3. The Pilgrim-Tourist Path (Sumber: Smith, 1992) Dari gambar di atas, Smith (1992) menempatkan Religious Tourism di posisi tengah, di antara pengunjung yang lebih terlihat sebagai Peziarah dibandingkan Wisatawan, pengunjung yang terlihat seperti Peziarah sekaligus Wisatawan, serta pengunjung yang lebih terlihat sebagai Wisatawan dibandingkan Peziarah. Dengan demikian dapat diketahui Pariwisata Religi adalah titik tengah antara Ziarah dan Pariwisata, yang memungkinan aktivitas religi serta wisata terjadi. Dalam arti luas, wisata religi adalah setiap perjalanan yang dimotivasi, baik secara eksklusif atau sebagian, oleh alasan agama (Rinschede, 1992; Sanchez et al, 2018). Namun dalam kenyataannya, masalah agama bukanlah satu-satunya yang dipertimbangkan oleh pengunjung dalam melakukan perjalanan religi, tetapi juga oleh budaya, tradisi, spiritual, lanskap, serta interaksi dengan masyarakat sekitar (Sanchez et al, 2018). Dengan demikian, tempat tujuan ziarah tradisional juga telah menjadi situs wisata yang multifungsi, yang menggerakan keyakinan agamanya serta untuk menjadi tertarik dengan peninggalan bersejarah, arsitektur, budaya dan nilai artistik dari tempat yang dikunjungi (Hughes et al, 2013). 3.3Rekomendasi Pengembangan 1) Potensi Larantuka Larantuka adalah salah satu tempat tujuan wisata dengan daya tarik religi. Tak hanya itu, kekayaan alam di Larantuka mulai diperhatikan untuk dijadikan sebagai destinasi tujuan wisata. Menurut data website kabupaten Flores Timur, potensi wisata Larantuka dibagi ke dalam lima Kawasan Strategi Pariwisata (KSP) berdasarkan kecamatan. KSP I terletak di kecamatan Larantuka, kecamatan Demon Pagong; KSP
  • 8. II terletak di kecamatan Tanjung Bunga, kecamatan Titehena; KSP III terletak di kecamatan Solor Barat, kecamatan Wulanggitang, kecamatan Ile Bura; KSP IV terletak di kecamatan Wotan Ulumado dan KSP V terletak di kecamatan Witihama. Jenis destinasi wisata di setiap KSP berupa panorama alam seperti pantai, danau dan goa. Selain tawaran wisata alam, situs sejarah juga menjadi daya tarik wisata seperti istana raja, gereja dan kapela-kapela yang memiliki nilai sejarah masuknya agama Katolik di Larantuka. Masyarakat Larantuka dengan kekayaan adat istiadat-nya juga dapat menjadi daya tarik wisata budaya. Dalam dua tahun terakhir, pemerintah dalam hal ini Dinas Pariwisata telah melakukan beberapa festival budaya guna menggaungkan Flores Timur sebagai destinasi wisata baru. Misalnya dalam pekan Semana Santa bulan April 2019 lalu, pemerintah bekerja sama dengan berbagai pihak melakukan festival bale nagi mulai tanggal 6 – 25 April 2019 di beberapa titik di Kabupaten Flores Timur, dengan tujuan memperpanjang lenght of stay wisatawan yang akan menghadiri Semana Santa. 2) Segmentasi Pasar Berdasarkan penjelasan sebelumnya tentang data wisatawan diketahui wisatawan terbanyak pada saat Semana Santa di Larantuka adalah wisatawan nusantara yang berasal dari provinsi Nusa Tenggara Timur. Sedangkan data kunjungan ke obyek wisata lain juga menunjukkan bahwa wisatawan nusantara tertarik dengan daya tarik lainnya di Larantuka. Dengan demikian sebelum memberikan rekomendasi pengembangan wisata religi yang ada di Larantuka, perlu untuk menentukan target pasar yang sesuai. Berdasarkan data kunjugan Semana Santa tahun 2017 diketahui para peziarah yang telah didata sesuai tempat tinggal sementara di Lantuka berjumlah 5.957 orang, yang terdiri dari: 2.733 laki-laki dan 3.222; dengan pembagian umur 0-20 adalah 2.014 orang,umur 21-50 sebanyak 2.962, dan lebih dari 50 sebanyak 981 orang. Dengan demikian diketahui peziarah saat ini adalah peziarah berusia dewasa (21-50) dan kaum muda yang berusia (0-21). Menurut Kotler (2006) karaterisitik wisatawan dapat diketahui salah satunya berdasarkan usia, yaitu: 1) Kelompok kanak-kanak atau sering disebut sebagai babyboomlet atau generasi X. Kelompok ini berusia 0 sampai 9 tahun, yangmana merupakan kelompok yang tidak memiliki daya beli namun memiliki pengaruh terhadap orang tua dalam memilih tempat wisata.
  • 9. 2) Kelompok remaja atau babybuster, yang berusia 9-16 tahun. Kelompok ini secara mental masih kekanak-kanakan dan cenderung melakukan perjalanan secara grup yang memiliki minat yang sama. 3) Kelompok anak muda atau late babyboomer, yaitu kelompok berusia 17-23 tahun. Kelompok ini lebih dewasa dibandingkan kelompok remaja dan sudah mulai lebih banyak berpikir dengan logika daripada emosi. Kelompok ini aktif dan energik sehingga pilihan kegiatan wisata harus bisa menyalurkan energi dan kemampuannya. 4) Kelompok Dewasa adalah kelompok wisatawan yang berusia 24 tahun sampai 50 tahun. Kelompok ini sudah memiliki pekerjaan tetap dan masuk usia prodiktif sehingga kesempatan wisata merupakan hal yang langka dan ditunggu. Perencanaan perjalanan harus dilakukan karena berkaitan dengan waktu cuti dan pendanaan. 5) Kelompok Setengah Baya atau Worldwar Babies yang sangat mapan dan memiliki ciri-ciri mempunyai pendapatan yang cukup tinggi namun waktu wisata yang terbatas. 6) Kelompok Senior, yaitu istiah yang menggambarkan umur 50 tahun keatas. Beberapa diantaranya masih aktif bekerja, namun sebagian besar sudah memasuki masa pensiun. Wisatawan kelompok ini umumnya kurang menyukai kegiatan di luar ruangan dan memilih kegiatan di dalam ruangan. Berdasarkan penjelasan karakteristik wisatawan menurut usia di atas diketahui bahwa pasar potensial saat ini adalah kelompok anak muda dan dewasa. Kelompok ini selain mampu memahami kegiatan ritual juga memiliki daya beli yang tinggi untuk dapat meningkatkan perekonomian masyarakat lokal. Selanjutnya untuk wisatawan mancanegara yang berkunjung ke Semana Santa di Larantuka sesuai Data Dinas Pariwisata dan Budaya Fores Timur 2017 adalah wisatawan yang lebih terlihat sebagai Peziarah dibandingkan Wisatawan Sekuler. Diketahui wisawan mancanegara terbanyak dari Timor Leste, disusul oleh Polandia, Portugal, dan negara lainnya. Timor Leste, Polandia, dan Portugal adalah negara- negara yang mayoritas penduduknya beragama Katolik Roma; sehingga diketahui bahwa faktor agama lebih berpengaruh besar bagi wisatawan mancanegara untuk berkunjung di Semana Santa. Kemudian dari hasil wawancara dengan bapak Sil Witin (pemilik homestay) diketahui bahwa peziarah mancanegara yang datang pada saat Semana Santa umumnya berdasarkan word of mouth dari kerabat yang pernah
  • 10. berkunjung sebelumnya. Sil Witin menambahkan bahwa umumnya peziarah mancanegara hanya menetap di Larantuka selama dua hari yaitu pada saat Kamis Putih dan Jumat Agung. Dengan demikian, kecil kemungkinan peziarah itu melakukan aktivitas wisata lainnya. Dalam pengembangan Semana Santa sebagai wisata religi perlu untuk mempertahankan pasar potelsial yang sudah ada dan meningkatkan target pasar baru seperti wisatawan mancanegara yang memiliki motivasi agama karena dapat meningkatakn pengalaman religius dan keberlanjutan ritual itu sendiri. Dengan demikian pelrlu dirancang rekomendasi upaya pengembangan yang sesuai sehingga tidak hanya jumlah kunjungan, tetapi meningkatkan lenght of stay serta manfaat bagi masyarakat lokal sehingga tidak terjadi kesenjangan serta tidak meresa ritual yang dianggap sakral dikomersialisasikan oleh pembuat kebijakan. 3) Pengembangan Wisata Religi Upaya pengembangan Semana Santa sebagai daya tarik wisata religi di Larantuka sebaiknya perlu mempertimbangkan dengan target pasar yang sesuai sehingga manfaatnya dapat lebih maksimal bagi masyarakat lokal. Pemilihan segmen pasar berupa wisatawan berusia dewasa yang lebih memahami kesakralan ataupun tata peraturan yang dipegang oleh masyarakat, dapat meminimalisir persepsi negatif masyarakat lokal tentang wisatawan yang sekuler. Sedangkan daya beli yang tinggi dari kelompok dewasa juga bermanfaat bagi usaha akomodasi lainnya seperti penginapan, restoran, ataupun tempat souvenir yang ada di Larantuka. Selain itu, target pasar mancanegara yang merupakan negara-negara yang mayoritas beragama Katolik Roma juga perlu diperhitungkan. Peziarah yang mempunyai motivasi besar untuk meningkatkan keimanannya tentu akan memperpanjang masa berliburnya bila didukung oleh ketersediaan fasilitas ataupun pengalaman yang berkesan juga dapat meningkatkan kunjungan berulang. Dengan demikian perlu dibuat rekomendasi pengembangan wisata religi yang mampu meningkatakan pengalaman ketika masa berkunjung wisatawan untuk mengikuti Semana Santa. Penulis menggunakan Experience Design untuk dapat mengembangkan wisata religi Semana Santa di Larantuka, seperti gambar berikut.
  • 11. Gambar 4: Experience Design (Sumber: Ek, 2008) a. Before Sebelum mengambil keputusan untuk melakukan perjalanan, umumnya kelompok dewasa akan mencari informasi terlebih dahulu melalui internet atau kerabatnya sehingga mempertimbangakan dengan waktu luang yang dimilikinya. Dengan demikian perlu dibuatnya website khusus Semana Santa di Larantuka untuk memudahkan wisatawan mendapatakan informasi terkait penjelasan acara beserta sejarahnya, jadwal acara, akomodasi yang disediakan, dan juga potensi-potensi daerah lainnya dalam bentuk gambar sehingga menambah keinginan mereka untuk memutuskan berkunjung ke Larantuka. Selain itu, karena pasar yang dituju adalah wisatawan dengan keinginan menjadi peziarah juga atau dalam hal ini yang beragama Katolik Roma maka perlu dilakukan pemasaran di dalam komunitas-komunitas kerohanian ataupun dengan bantuan gereja. Dengan demikian wisata religi tidak hanya dipandang sebagai bagian pariwisata yang hanya mementingkan keuntungan ekonomi, tetapi lebih dari itu mempererat relasi antar umut bahkan dari daerah ataupun negara yang berbeda. Cara lain yang bisadilakukan adalah dengan membuat iklan pada majalah-majalah pesawat yang memiliki rute penerbangan dari negara-negara mayoritas umat Katolik. b. During Upaya pemerintah untuk mengembangkan homestay untuk menambah akomodasi di Larantuka, dianggap cukup membantu bagi wisatawan yang tidak mendapatkan hotel pada saat Semana Santa. Namun dari hasil observasi, penulis menemukan kesenjangan bagi pengembang homestay dan masyarakat lokal yang juga menyediakan rumahnya untuk menginap peziarah secara gratis. Dengan
  • 12. demikian, perlu digaris bawahi oleh pemerintah bahwa hospitallity tidak hanya didapatkan di tempat penginapan berbayar tetapi juga oleh masyarakat yang dianggap tidak berpartisipasi dalam kegiatan pariwisata. Untuk mengurangi kesenjagan akibat pariwisata, perlu dibuat istilah baru bagi warga yang juga ingin wisatawan di rumahnya, sehingga bagi wisatawan yang juga memiliki ketertarikan pada kehidupan masyarakat lokal dapat menginap di rumah masyarakat lokal. Keramahan serta pelajaran tentang kebudayaan dan kepercayaan yang dimiliki masyarakat akan mampu meningkatkan lenght of stay wisatawan serta word of mouth dan kunjungan berulang. Selanjutnya selama Semana Santa berlangsung perlu disediakan Tour Information yang berperan aktif dalam penyebaran informasi berupa jadwal acara dan aturan-aturan yang menjadi larangan selama pekan Semana Santa. Selain itu perlu adanya pelatihan bagi operator homestay dan tempat penginapan lainnya untuk memberikan pelayanan kepada wisatawa, tidak hanya kemampuan hospitality tetapi memberikan edukasi melalui cerita atau mengenalkan budaya Larantuka pada saat menjamu tamunya. Lebih lanjut pada saat Semana Santa berlangsung, terdapat beberapa jalan utama yang ditutup serta aksesibilitas kendaraan umum dibatasi,maka perlu disedikan travel ataupun sekaligus bertugas sebagai tour guide untuk membantu aksesibilitas tamu di homestay maupun hotel dan juga dapat memberikan arahan untuk mengunjungi objek wisata lainnya yang ada di Larantuka. Meskipun pada kenyataannya terdapat serangkaian acara pada prosesi Semana Santa, namun masih terdapat berbagai jeda waktu yang dapat digunakan wisatawan untuk berkunjung ke tempat wisata lainnya, sesuai dengan motivasinya masing-masing. c. After Wisatawan memerlukan cinderamata utuk sekedar jadi oleh-oleh untuk kerabat di daerah asalnya atau sebagai tanda kenangan dari Larantuka. Oleh karena itu desain yang sesuai adalah adalah cinderamata yang sesuai adalah benda-benda yang berkaitan dengan ritual Semana Santa seperti peralatan ibadah, ataupun dapat berupa makanan khas, kain tenun ataupun souvenir pernak-pernik lainnya. Untuk itu perlu dibangunannya pusat oleh-oleh yang dapat membantu wisatawan untuk membeli yang mereka inginkan. Pusat oleh-oleh dapat berbentuk seperti pasar dan dinamakan “Pasar Semana Santa” yang merupakan ruang bagi para pedagang sehingga tidak lagi berdagang di sepanjang area prosesi. Dengan demikian pasar tersebut juga menjadi daya tarik wisata bagi pengunjung.
  • 13. 4. Kesimpulan Rekomendasi penulis untuk pengembangan wisata religi di Larantuka bertujuan untuk meningkatkan pengalaman berwisata pengunjung. Dengan begitu, arahan pemerintah tidak hanya untuk meningkatkan kunjugan tetapi diharapkan mampu meningkatkan length of stay wisatawan serta manfaat yang diberikan bagi masyarakat lokal. Segmentasi pasar yang sesuai dengan pengembangan wisata religi di Larantuka adalah kelompok dewasa dan wisatawan mancanegara dari negara-negara yang mayoritas umat Katolik. Selain itu, potensi daerah berupa keindahan alam, situs budaya dan lainnya juga dapat dijadikan daya tarik pendukung kunjungan di Semana Santa. Untuk meningkatkan pengalaman wisatawan, dibagi tiga bagian pengembangan yaitu sebagai berikut: 1) Before Yaitu tahap pengalaman wisatawan sebelum memutuskan untuk berkunjung ke Larantuka. Pada tahap ini perlu adanya peningkatan informasi melalui website dengan lebih rinci sesuai kebutuhan wisatawan. Selain itu perlu dilakukan pemasaran melalui komunitas-komunitas ataupun menggunakan iklan di majalah. Tahap ini penting untuk pengambilan keputusan. 2) During Yaitu tahap pengalaman wisatawan selama berada di Larantuka pada saat Semana Santa berlangsung. Pada tahan ini wisatawan perlu mendapatkan akomodasi, bantuan aksesibilitas, serta interaksi dengan masyarakat sehingga memberikan pengalaman yang berbeda. Tahap ini penting untuk menentukan kunjungan berulang dari wisatawan. 3) After Yaitu tahap pengalaman wisatawan ketika akan kembali ke daerah asalnya. Tahap ini wisatawan umumnya membeli sesuatu sebagai kenang-kengannya atau oleh-oleh bagi kerabat di daerah asalnya. Tahap ini penting agar meningkatkan word of mouth bagi kerabat di daerah asalnya untuk dapat berkunjung ke Larantuka. DAFTAR PUSTAKA 1. Digance, J. 2003. Pilgrimageat Contested Sites. Annalsof Tourism Research. Vol. 30, No.1, 143-159
  • 14. 2. Ek, Richard. 2008. A Dynamic Framework of Tourism Experiences: Space-Time and Performances in the Experience Economy. Scandinavian Journal of Hospitality and Tourism. Vol. 8, N0.2, 122-140 3. Hughes, et al. 2013. Designing and Managing Interpretative Experiences at Religious Sites: Visitors’ Perceptions of Camterbury Cathedral. Tourism Management, Vol. 36, No.2, 10-20 4. Jebarus, E. 2017. Sejarah Keuskupan Larantuka. Maumere: Penerbit Ladalero 5. Kotler, Philip. 2006. Manajemen Pemasaran. Jakarta: PT Indeks Gramedia 6. Moleong, Lexy. 2002. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: CV Remaja 7. PERDA Kabupaten Flores Timur Nomor 1 Tahun 2013 8. Rinschede, G. 1992. Forms of Religious Tourism. Annals of Tourism Research. Vol.19, No.1, 51-67 9. Sanchez, et al. 2018. Religious Tourism and Pilgrame: Bibliometric Overview. Religions. Vol.9, No.249 10.Smith, Valery L. 1992. Introduction: The Quest in Guest. Annals of Tourism Research. No.19,1-17 11.Soekadijo, R. G. 1997. Anatomi Pariwisata: Memahami Pariwisata sebagai Systemic Linkage. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama