SlideShare a Scribd company logo
1 of 31
UU 21 tahun 2001 
Novalia H. Bleskadit 
14/371331/PEK/19327
Dasar Hukum 
• Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 5 ayat (1), Pasal 18, Pasal 18A, Pasal 
18B, Pasal 20 ayat (1) dan ayat (5), Pasal 21 ayat (1), Pasal 26, dan Pasal 
28; 
• Undang-undang Nomor 1/Pnps/1962 tentang Pembentukan Propinsi 
Irian Barat; 
• Undang-undang Nomor 12 Tahun 1969 tentang Pembentukan Propinsi 
Otonom Irian Barat dan Kabupaten-kabupaten Otonom di Propinsi Irian 
Barat (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1969 Nomor 47, 
Tambahan Lembaran Negara Nomor 2907);
• Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan 
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 
Nomor 60,Tambahan Lembaran Negara Nomor 3839); 
• Undang-undang Nomor 25 Tahun 1999 tentang Perimbangan 
Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah (Lembaran 
Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 72, Tambahan 
Lembaran Negara Nomor 3848);
Sekilas tentang Papua 
• Papua merupakan pulau paling timur Indonesia, 
yang terdiri dari 2 Provinsi yakni Provinsi Papua dan 
Papua Barat. 
•Awalnya Papua lebih dikenal dengan panggilan 
Irian Barat sejak tahun 1969 – 1973, kemudian 
diganti menjadi irian jaya oleh Soeharto. Tahun 
2002 nama Papua resmi digunakan sesuai UU No. 
21/2001 Otonomi Khusus Bagi Provinsi Papua. 
• Luas wilayah Papua 808. 105 km2 sedangkan Luas 
area Prov. Papua 309.934 km2 dan Prov. Papua 
Barat 115.363 km2 
Sumber; BPS Prov. Papua dan Papua Barat
• Jumlah Penduduk di Provinsi Papua 
tahun 2013 adalah 3.032.448 jiwa 
yang terdiri dari laki – laki 1.603.158 
dan perempuan 1. 429. 330 
sedangkan Papua Barat sebanyak 
828. 293 jiwa dengan kategori laki – 
laki 436. 903 dan 391. 390 jiwa. 
• Kelompok Suku Asli di Papua ada 
255 suku, dengan bahasa daerah 
sebanyak 268 bahasa 
• Bahasa yang digunakan Bahasa 
Indonesia. 
• Jenis pekerjaan di Papua; PNS 60%, 
wiraswasta 8%, petani 12%, nelayan 
10%.
Papua dan UU Otsus 
Pemberian Otsus didukung oleh masyarakat dan elit Papua, 
Khususnya untuk merespon kemiskinan di Papua. Gubernur Papua saat 
itu, Bpk J.P Solossa, melaporkan bahwa 75% warga Papua masih hidup 
dibawah garis kemiskinan akibat keterbatasan sarana dan prasarana 
transportasi. Keterbatasan ini menghambat program pembangunan 
pemerintah sehingga Gubernur mendorong dan menyatakan optimis 
atas pemberlakuan UU No. 21/2001 ini. Diharapkan Dengan Otsus, 
Papua dapat mengatasi persoalan ketertinggalan dan kemiskinan.
• Hal yang mendasari diterbitkannya UU N. 21 tahun 2001 ini jg, 
yaitu karena berkenan dengan cita – cita dan tujuan NKRI 
yang tertuang dalam konstitusi UUD 1945, yaitu membangun 
masyarakat Indonesia yang adil, makmur, dan sejahtera 
berdasarkan Pancasila dan UUD 1945
Pemberian Otsus bagi Provinsi Papua bertujuan untuk: 
• Mewujudkan keadilan, 
• Penegakan supermasi hukum, 
• Penghormatan terhadap HAM, 
• Percepatan Pembagunan ekonomi, 
• Peningkatan Kesejahteraan, dan 
• Kemajuan masyarakat Papua 
Rangka 
Kesetaraan 
dan 
Keseimbangan 
dengan Prov. 
lain
• Undang – undang ini menempatkan orang asli Papua dan 
penduduk Papua pada umumnya sebagai subjek utama 
pembangunan. 
• Keberadaan Pemerintah, Pemerintah Provinsi, Pemerintah 
Kabupaten/Kota, serta perangkat dibawahnya, semua 
diarahkan untuk memberikan pelayanan terbaik dan 
pemberdayaan rakyat.
Hal – hal mendasar dariUU ini adl: 
1) Pengaturan kewenangan antara Pemerintah dengan Pemerintah Prov. Papua serta 
penerapan kewenangan tsb di Provinsi Papua yang dilakukan dengan kekhususan. 
2) Pengakuan dan penghormatan hak – hak dasar orang asli Papua serta 
pemberdayaannya secara strategis dan mendasar, dan 
3) Mewujudkan penyelenggaraan pemerintahan yang baik yang berciri: 
 Partisipasi rakyat sebesar – besarnya dalam perencanaan, pelaksanaan dan 
pengawasan dalam penyelenggaraan pemerintahan serta pelaksanaan 
pembangunan melalui keikutsertaan para wakil adat, agama, dan kaum 
perempuan;
 Pelaksanaan pembangunan yang diarahkan sebesar – besarnya untuk 
memenuhi kebutuhan dasar penduduk Provinsi Papua pada umumnya 
dengan berpegang teguh pada prinsip – prinsip pelestarian lingkungan, 
pembangunan berkelanjjutan, berkeadilan dan bermafaat langsung bagi 
masyarakat; dan 
 Penyelenggaraan pemerintahan dan pelaksanaan pembangunan yang 
transparan dan bertanggungjawab kepada masyarakat. 
4) Pembagian wewenang, tugas, dan tanggung jawab yang tegas dan jelas antara 
badan legislatif, eksekutif dan yudikatif serta Majelis Rakyat Papua sebagai 
representasi kultural penduduk asi Papua yang diberikan kewenangan tertentu.
Pembahasan 
UU 21/2001 
Undang – undang ini terbagi 
dalam ; 
•24 Bab dan 79 Pasal, 
• Hal mengenai Keuangan 
terdapat dalam Bab IX pasal 
33 – 37
Bab I Ketentuan Umum 
Pasal 1 
Otonomi Khusus adalah kewenangan khusus yang diakui dan diberikan kepada 
Provinsi Papua untuk mengatur dang mengurus kepentingan masyarakat 
setempat menurut prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi dan hak – hak dasar 
masyarakat Papua 
Majelis Rakyat Papua ( MRP ) adalah representasi kultural orang 
asli Papua, yang memiliki wewenang tertentu dalam rangka 
perlindungan hak-hak orang asli Papua dengan berlandaskan pada 
penghormatan terhadap adat & budaya, pemberdayaan perempuan, 
dan pemantapan kerukunan hidup beragama
Adat adalah kebiasaan yang diakui, dipatuhi dan 
dilembagakan, serta dipertahankan oleh masyarakat adat 
setempat secara turun-temurun; 
Masyarakat Adat adalah warga masyarakat asli Papua yang hidup dalam 
wilayah dan terikat serta tunduk kepada adat tertentu dengan rasa 
solidaritas yang tinggi di antara para anggotanya; 
Masyarakat Hukum Adat adalah warga masyarakat asli Papua yang sejak 
kelahirannya hidup dalam wilayah tertentu dan terikat serta tunduk kepada hukum 
adat tertentu dengan rasa solidaritas yang tinggi di antara para anggotanya;
Hukum Adat adalah aturan atau norma tidak tertulis yang hidup 
dalam masyarakat hukum adat, mengatur, mengikat dan 
dipertahankan, serta mempunyai sanksi; 
Hak Ulayat adalah hak persekutuan yang dipunyai oleh masyarakat 
hukum adat tertentu atas suatu wilayah tertentu yang merupakan 
lingkungan hidup para warganya, yang meliputi hak untuk memanfaatkan 
tanah, hutan, dan air serta isinya 
Orang Asli Papua adalah orang yang berasal dari rumpun ras Melanesia 
yang terdiri dari suku-suku asli di Provinsi Papua dan/atau orang yang 
diterima dan diakui sebagai orang asli Papua oleh masyarakat adat 
Papua;
Bab II Lambang – lambang 
Pasal 2 
1) Provinsi Papua bagian dari NKRI 
menggunakan Sang Merah Putih sebagai 
berndera negara dan lagu kebangsaan 
Indonesia Raya. 
2) Provinsi Papua dapat memiliki lambang 
daerah sebagai panji kebesaran dan simbol 
kultural bagi kemegahan jati diri orang Papua 
dalam bentuk bendera daerah dan lagu 
daerah yang tidak diposisikan sebagai simbol 
kedaulatan. 
3) Ketentuan tentang lambang daerah 
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diatur 
lebih lanjut dengan Perdasus
Bab III Pembagian Daerah 
Pasal 3 
(1) Provinsi Papua terdiri atas Daerah Kabupaten dan Daerah Kota yang 
masing – masing sebagai Daerah Otonom. 
(2) Pembentukan, pemekaran, penghapusan, dan/atau penggabungan 
Kabupaten/Kota, ditetapkan dengan undang-undang atas usul 
Provinsi Papua. 
(3) Pembentukan, pemekaran, penghapusan, dan/atau penggabungan 
Distrik atau Kampung atau yang disebut dengan nama lain, ditetapkan 
dengan Peraturan Daerah Kabupaten/Kota. 
(4) Di dalam Provinsi Papua dapat ditetapkan kawasan untuk kepentingan 
khusus yang diatur dalam peraturan perundang-undangan atas usul 
Provinsi.
Bab IV Kewenangan Daerah 
Pasal 4 
1) Kewenangan Provinsi Papua 
mencakup kewenangan dalam 
seluruh bidang pemerintahan 
kecuali kewenangan bidang 
politik luar negeri, pertahanan 
keamanan, moneter dan fiskal, 
agama, peradilan serta 
kewenangan tertentu dibidang 
lain. 
• Pasal 4 ayat 3; Perdasus mengenai 
kewenangan-kewenangan khusus 
Provinsi Papua dalam rangka 
pelaksanaan Otonomi Khusus. 
• Pasal 4 ayat 4 dan 5; Perdasus 
mengenai kewenangan. 
• khusus Kabupaten dan Kota di 
Provinsi Papua dalam rangka 
pelaksanaan Otonomi Khusus 
• Pasal 4 ayat 9 Perdasus mengenai 
tatacara pemberian pertimbangan 
Gubernur mengenai perjanjian 
internasional yang dibuat oleh 
Pemerintah yang hanya terkait 
dengan kepentingan Provinsi Papua
Bab V Bentuk dan Susunan Pemerintahan 
• Pasal 5 Bagian Kesatu Umum. 
• Bagian Kedua Badan Legislatif Pasal 6 – Pasal 10 
• Bagian Ketiga Badan Eksekutif Pasal 11 – Pasal 18 
• Bagian Keempat Majelis Rakyat Papua (MRP) Pasal 19 – Pasal 
25
Bab VI Perangkat dan Kepegawaian 
Pasal 26 
• Perangkat Provinsi Papua terdiri atas 
Sekretariat Provinsi, Dinas Provinsi dan 
lembaga teknis lainnya, yang dibentuk 
sesuai dengan kebutuhan Provinsi. 
• Perangkat MRP dan DPRP dibentuk 
sesuai dengan kebutuhan. 
Diatur dengan Perdasi 
sesuai Peraturan 
perundang - undangan 
Begitupun 
Pasal 27, sama
Bab VII Partai Politik 
Pasal 28 
Penjelasannya: 
Papua tidak memiliki Partai 
Lokal seperti di Aceh; Partai 
Aceh. Sehingga untuk 
merekrut perlu diprioritaskan 
masyarakat asli papua dengan 
memperhatikan kesetaraan 
gender juga.
Bab VIII Peraturan Daerah Khusus, Peraturan Daerah 
Provinsi, dan Keputusan Gubernur 
Pasal 29 - 32 
Perdasus 
Perdasi 
DPRP 
Gubernur 
Pelaksanaannya 
ditetapkan 
keputusan Gubernur
Perdasus Dan Perdasi yang telah dikeluarkan: 
• Perdasus No. 21 thun 2008 tentang pengelolaan hutan berkelanjutan di provinsi papua 
dan PP terkait. 
• Perdasi No. 7 tahun 2010 tentang pelayanan kesehatan. 
• Perdasi No. 2 tahun 2013 tentang penyekenggaraan Pendidikan 
• Perdasus No. 3 tahun 2013 tentang Pelayanan Pendidikan Bagi komunitas adat 
terpencil. 
• Perdasus No. 23 tahun 2013 tentang Hak ulayat Masyarakat Hukum Adat dan hak 
perorangan warga masyarakat hukumadat atas tanah. 
• Perdasus No. 25 tahun 2013 tentang Pembagian Penerimaan Dan Pengelolaan 
KeuangandanaOtonomi Khusus
Bab IX Keuangan 
Pasal 33 
(1) Penyelenggaraan tugas Pemerintah Provinsi, DPRP dan 
MRP dibiayai atas beban APBD 
(2) Penyelenggaraan tugas pemerintah di Provinsi Papua 
dibiayai atas beban APBN
Pasal 34 
Sumber Penerimaan Provinsi, 
Kab/kota meliputi: 
a. Pendapatan asli Prov, kab/kota 
b. Dana perimbangan 
c. Penerimaan Provinsi dalam 
rangka Otonomi Khusus; 
d. Pinjaman Daerah; dan 
e. Lain – lain penerimaan sah. 
Sumber pendapatan asli Prov 
Papua, kab/kota yakni; 
a) Pajak Daerah 
b) Retribusi Daerah; 
c) Hasil perusahaan milik daerah 
dan hasil pengelolaan 
kekayaan daerah lainnya yang 
dipisahkan; dan 
d) Lain –lain pendapatan yang sah
Dana Perimbangan bagian Prov Papua, Kab/Kota dalam rangka 
Otsus sbb; 
a) Bagi Hasil Pajak: 
 PBB sebesar 90% 
 Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan sebesar 80% 
 Pajak Penghasilan Orang Pribadi 20% 
b) Bagi hasil sumber daya alam: 
• Kehutanan sebesar 80% 
• Perikanan sebesar 80% 
• Pertambangan umum sebesar 80% 
• Pertambangan minyak bumi sebesar 70% 
• Pertambangan gas alam sebesar 70%
c) DAU yang ditetapkan sesuai dengan peraturan perundang – 
undangan; 
 DAK yang ditetapkan sesuai peraturan perundang – undangan dengan 
memberikan prioritas kepada Provinsi Papua; 
 Penerimaan Khusus dalam rangka pelaksanaan Otsus yang besarnya 
setara dengan 2% dari plafon DAU Nasional, terutama ditujukan untuk 
pembiayaan pendidikan dan kesehatan; dan 
 Dana tambahan dalam rangka pelaksanaan Otsus yang besarnya 
ditetapkan antara Pemerintah dengan DPR berdasarkan usulan provinsi 
pada setiap tahun anggaran, terutama ditujukan untuk pembiayan 
pembangunan infrastruktur. 
 PenerimaanOtsus berlaku selama 25 tahun;
Pasal 35
Pasal 36 
1) Perubahan dan perhitungan Anggaran Pendapatan dan Belanja Provinsi 
Papua ditetapkan Perdasi. 
2) Sekurang – kurangnya 30% penerimaan dana bagi hasil SDA untuk 
pertambangan minyak bumi dan gas alam dialokasikan untuk biaya 
pendidikan, dan sekurang – kurangnya 15% untuk kesehatan dan perbaikan 
gizi. 
3) Tata cara penyusunan dan pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja 
Provinsi, Perubahan dan Perhitungannya serta pertnggungjawaban dan 
pengawasannya diatur dengan Perdasi.
Pasal 37 
• Data dan informasi mengenai 
penerimaan pajak & penerimaan 
negara bukan pajak yang berasal 
dari Provinsi Papua disampaikan 
kepada Pemerintah Provinsi dan 
DPRP setiap tahun anggaran.
Terimakasih 


More Related Content

What's hot

What's hot (19)

Uu 10 2002
Uu 10 2002Uu 10 2002
Uu 10 2002
 
Uu 05 2001
Uu 05 2001Uu 05 2001
Uu 05 2001
 
Uu 07 2003
Uu 07 2003Uu 07 2003
Uu 07 2003
 
Uu 27 2000
Uu 27 2000Uu 27 2000
Uu 27 2000
 
Analisis perbuatan pemerintah
Analisis perbuatan pemerintahAnalisis perbuatan pemerintah
Analisis perbuatan pemerintah
 
Uu 06 2002
Uu 06 2002Uu 06 2002
Uu 06 2002
 
Uu 23 2000
Uu 23 2000Uu 23 2000
Uu 23 2000
 
Uu 34 2003
Uu 34 2003Uu 34 2003
Uu 34 2003
 
Uu 08 2003
Uu 08 2003Uu 08 2003
Uu 08 2003
 
Uu 13 2001
Uu 13 2001Uu 13 2001
Uu 13 2001
 
Uu 37 2003
Uu 37 2003Uu 37 2003
Uu 37 2003
 
Uu no.32-2004
Uu no.32-2004Uu no.32-2004
Uu no.32-2004
 
Uu 01 2003
Uu 01 2003Uu 01 2003
Uu 01 2003
 
Daerah Khusus, Daerah Istimewa, dan Otonomi Khusus
Daerah Khusus, Daerah Istimewa, dan Otonomi KhususDaerah Khusus, Daerah Istimewa, dan Otonomi Khusus
Daerah Khusus, Daerah Istimewa, dan Otonomi Khusus
 
Pembagian Urusan Pemerintahan Daerah
Pembagian Urusan Pemerintahan DaerahPembagian Urusan Pemerintahan Daerah
Pembagian Urusan Pemerintahan Daerah
 
Kebijakan dan Mekanisme Pelaksanaan UU no. 23/2014 tentang Pemda terkait Dese...
Kebijakan dan Mekanisme Pelaksanaan UU no. 23/2014 tentang Pemda terkait Dese...Kebijakan dan Mekanisme Pelaksanaan UU no. 23/2014 tentang Pemda terkait Dese...
Kebijakan dan Mekanisme Pelaksanaan UU no. 23/2014 tentang Pemda terkait Dese...
 
No 6-thn-2007
No 6-thn-2007No 6-thn-2007
No 6-thn-2007
 
Dirjen otda-kemendagri-implementasi-uu-23-tahun-2014
Dirjen otda-kemendagri-implementasi-uu-23-tahun-2014Dirjen otda-kemendagri-implementasi-uu-23-tahun-2014
Dirjen otda-kemendagri-implementasi-uu-23-tahun-2014
 
Uu 03 2001
Uu 03 2001Uu 03 2001
Uu 03 2001
 

Similar to UU Otsus Papua

Uu no 21 tahun 2001 otonomi khusus papua
Uu no 21 tahun 2001 otonomi khusus papuaUu no 21 tahun 2001 otonomi khusus papua
Uu no 21 tahun 2001 otonomi khusus papuaDominiq
 
Kegagalan Pelaksanaan - UU NO 21 Tahun 20011
Kegagalan Pelaksanaan - UU NO 21 Tahun 20011Kegagalan Pelaksanaan - UU NO 21 Tahun 20011
Kegagalan Pelaksanaan - UU NO 21 Tahun 20011Waroy John
 
Perda nomor-2-tahun-2019-Provinsi Riau-Tentang Desa Adat
Perda nomor-2-tahun-2019-Provinsi Riau-Tentang Desa AdatPerda nomor-2-tahun-2019-Provinsi Riau-Tentang Desa Adat
Perda nomor-2-tahun-2019-Provinsi Riau-Tentang Desa Adathasanadjo
 
Kesiapan Desa dalam mengimplementasikan UU Desa
Kesiapan Desa dalam mengimplementasikan UU DesaKesiapan Desa dalam mengimplementasikan UU Desa
Kesiapan Desa dalam mengimplementasikan UU Desasuryokoco suryoputro
 
Kesiapan Desa dalam mengimplementasikan UU Desa
Kesiapan Desa dalam mengimplementasikan UU DesaKesiapan Desa dalam mengimplementasikan UU Desa
Kesiapan Desa dalam mengimplementasikan UU DesaDesa Institute
 
Penjelesan Undang Undang No 6 tahun 2014 tentang Desa
Penjelesan Undang Undang No 6 tahun 2014 tentang DesaPenjelesan Undang Undang No 6 tahun 2014 tentang Desa
Penjelesan Undang Undang No 6 tahun 2014 tentang DesaZulfikri Armada
 
Penjelesan Undang Undang No 6 tahun 2014 tentang Desa
Penjelesan Undang Undang No 6 tahun 2014 tentang DesaPenjelesan Undang Undang No 6 tahun 2014 tentang Desa
Penjelesan Undang Undang No 6 tahun 2014 tentang DesaPutroe Phang
 
Perda Sumatera Barat Nomor 7 tahun 2018 tentang Nagari
Perda Sumatera Barat Nomor 7 tahun 2018 tentang NagariPerda Sumatera Barat Nomor 7 tahun 2018 tentang Nagari
Perda Sumatera Barat Nomor 7 tahun 2018 tentang NagariSalim サリム
 
Penjelasan undang undang tentang desa 488734
Penjelasan undang undang tentang desa 488734Penjelasan undang undang tentang desa 488734
Penjelasan undang undang tentang desa 488734Sungonlegowo
 
PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR ... TAHUN 2013 TENTANG...
PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR ... TAHUN 2013 TENTANG...PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR ... TAHUN 2013 TENTANG...
PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR ... TAHUN 2013 TENTANG...JARI Indonesia Borneo Barat
 
Otonomi khusus
Otonomi khususOtonomi khusus
Otonomi khususstenco
 
Perda malinau nomor 10 tentang pengakuan hak adat masyarakat inisiatif dprd
Perda malinau nomor 10 tentang pengakuan hak adat masyarakat inisiatif dprdPerda malinau nomor 10 tentang pengakuan hak adat masyarakat inisiatif dprd
Perda malinau nomor 10 tentang pengakuan hak adat masyarakat inisiatif dprdMedan Comonity
 
Bab vi pentingnya daerah dalam bingkai nkri
Bab vi pentingnya daerah dalam bingkai nkriBab vi pentingnya daerah dalam bingkai nkri
Bab vi pentingnya daerah dalam bingkai nkriLukman Priasmoro
 
Penjelasan Undang-Undang Desa
Penjelasan Undang-Undang DesaPenjelasan Undang-Undang Desa
Penjelasan Undang-Undang DesaYossy Suparyo
 
Gambaran umum uu desa
Gambaran umum uu desaGambaran umum uu desa
Gambaran umum uu desaFormasi Org
 
Uu 32 2004_pemerintahan daerah
Uu 32 2004_pemerintahan daerahUu 32 2004_pemerintahan daerah
Uu 32 2004_pemerintahan daerahLamhot Sihotang
 

Similar to UU Otsus Papua (20)

Uu no 21 tahun 2001 otonomi khusus papua
Uu no 21 tahun 2001 otonomi khusus papuaUu no 21 tahun 2001 otonomi khusus papua
Uu no 21 tahun 2001 otonomi khusus papua
 
Kegagalan Pelaksanaan - UU NO 21 Tahun 20011
Kegagalan Pelaksanaan - UU NO 21 Tahun 20011Kegagalan Pelaksanaan - UU NO 21 Tahun 20011
Kegagalan Pelaksanaan - UU NO 21 Tahun 20011
 
Perda nomor-2-tahun-2019-Provinsi Riau-Tentang Desa Adat
Perda nomor-2-tahun-2019-Provinsi Riau-Tentang Desa AdatPerda nomor-2-tahun-2019-Provinsi Riau-Tentang Desa Adat
Perda nomor-2-tahun-2019-Provinsi Riau-Tentang Desa Adat
 
Kajian mudp bali terkait uu desa
Kajian mudp bali terkait uu desaKajian mudp bali terkait uu desa
Kajian mudp bali terkait uu desa
 
Kesiapan Desa dalam mengimplementasikan UU Desa
Kesiapan Desa dalam mengimplementasikan UU DesaKesiapan Desa dalam mengimplementasikan UU Desa
Kesiapan Desa dalam mengimplementasikan UU Desa
 
Kesiapan Desa dalam mengimplementasikan UU Desa
Kesiapan Desa dalam mengimplementasikan UU DesaKesiapan Desa dalam mengimplementasikan UU Desa
Kesiapan Desa dalam mengimplementasikan UU Desa
 
Penjelesan Undang Undang No 6 tahun 2014 tentang Desa
Penjelesan Undang Undang No 6 tahun 2014 tentang DesaPenjelesan Undang Undang No 6 tahun 2014 tentang Desa
Penjelesan Undang Undang No 6 tahun 2014 tentang Desa
 
Penjelesan Undang Undang No 6 tahun 2014 tentang Desa
Penjelesan Undang Undang No 6 tahun 2014 tentang DesaPenjelesan Undang Undang No 6 tahun 2014 tentang Desa
Penjelesan Undang Undang No 6 tahun 2014 tentang Desa
 
Perda Sumatera Barat Nomor 7 tahun 2018 tentang Nagari
Perda Sumatera Barat Nomor 7 tahun 2018 tentang NagariPerda Sumatera Barat Nomor 7 tahun 2018 tentang Nagari
Perda Sumatera Barat Nomor 7 tahun 2018 tentang Nagari
 
Penjelasan undang undang tentang desa 488734
Penjelasan undang undang tentang desa 488734Penjelasan undang undang tentang desa 488734
Penjelasan undang undang tentang desa 488734
 
PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR ... TAHUN 2013 TENTANG...
PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR ... TAHUN 2013 TENTANG...PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR ... TAHUN 2013 TENTANG...
PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR ... TAHUN 2013 TENTANG...
 
Penjelasan uu desa
Penjelasan uu desaPenjelasan uu desa
Penjelasan uu desa
 
Otonomi khusus
Otonomi khususOtonomi khusus
Otonomi khusus
 
Perda malinau nomor 10 tentang pengakuan hak adat masyarakat inisiatif dprd
Perda malinau nomor 10 tentang pengakuan hak adat masyarakat inisiatif dprdPerda malinau nomor 10 tentang pengakuan hak adat masyarakat inisiatif dprd
Perda malinau nomor 10 tentang pengakuan hak adat masyarakat inisiatif dprd
 
Bab vi pentingnya daerah dalam bingkai nkri
Bab vi pentingnya daerah dalam bingkai nkriBab vi pentingnya daerah dalam bingkai nkri
Bab vi pentingnya daerah dalam bingkai nkri
 
Penjelasan Undang-Undang Desa
Penjelasan Undang-Undang DesaPenjelasan Undang-Undang Desa
Penjelasan Undang-Undang Desa
 
Gambaran umum uu desa
Gambaran umum uu desaGambaran umum uu desa
Gambaran umum uu desa
 
Uu 32 tahun 2004
Uu 32 tahun 2004Uu 32 tahun 2004
Uu 32 tahun 2004
 
Uu 32 tahun 2004
Uu 32 tahun 2004Uu 32 tahun 2004
Uu 32 tahun 2004
 
Uu 32 2004_pemerintahan daerah
Uu 32 2004_pemerintahan daerahUu 32 2004_pemerintahan daerah
Uu 32 2004_pemerintahan daerah
 

Recently uploaded

PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxRizkyPratiwi19
 
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfMAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfChananMfd
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..ikayogakinasih12
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxadimulianta1
 
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarantugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarankeicapmaniez
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxIgitNuryana13
 
Diskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdf
Diskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdfDiskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdf
Diskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdfHendroGunawan8
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfDimanWr1
 
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan .pptx
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan  .pptxcontoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan  .pptx
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan .pptxHR MUSLIM
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikaAtiAnggiSupriyati
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfbibizaenab
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTIndraAdm
 
Dasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolik
Dasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolikDasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolik
Dasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolikThomasAntonWibowo
 
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdfModul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdfanitanurhidayah51
 
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
HiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaHiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaafarmasipejatentimur
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxIrfanAudah1
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdfsdn3jatiblora
 
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...asepsaefudin2009
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxdpp11tya
 

Recently uploaded (20)

PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
 
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfMAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
 
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarantugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
 
Diskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdf
Diskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdfDiskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdf
Diskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdf
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
 
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan .pptx
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan  .pptxcontoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan  .pptx
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan .pptx
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
 
Dasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolik
Dasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolikDasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolik
Dasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolik
 
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdfModul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
 
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
HiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaHiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
 
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
 

UU Otsus Papua

  • 1. UU 21 tahun 2001 Novalia H. Bleskadit 14/371331/PEK/19327
  • 2. Dasar Hukum • Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 5 ayat (1), Pasal 18, Pasal 18A, Pasal 18B, Pasal 20 ayat (1) dan ayat (5), Pasal 21 ayat (1), Pasal 26, dan Pasal 28; • Undang-undang Nomor 1/Pnps/1962 tentang Pembentukan Propinsi Irian Barat; • Undang-undang Nomor 12 Tahun 1969 tentang Pembentukan Propinsi Otonom Irian Barat dan Kabupaten-kabupaten Otonom di Propinsi Irian Barat (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1969 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Nomor 2907);
  • 3. • Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 60,Tambahan Lembaran Negara Nomor 3839); • Undang-undang Nomor 25 Tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 72, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3848);
  • 4. Sekilas tentang Papua • Papua merupakan pulau paling timur Indonesia, yang terdiri dari 2 Provinsi yakni Provinsi Papua dan Papua Barat. •Awalnya Papua lebih dikenal dengan panggilan Irian Barat sejak tahun 1969 – 1973, kemudian diganti menjadi irian jaya oleh Soeharto. Tahun 2002 nama Papua resmi digunakan sesuai UU No. 21/2001 Otonomi Khusus Bagi Provinsi Papua. • Luas wilayah Papua 808. 105 km2 sedangkan Luas area Prov. Papua 309.934 km2 dan Prov. Papua Barat 115.363 km2 Sumber; BPS Prov. Papua dan Papua Barat
  • 5. • Jumlah Penduduk di Provinsi Papua tahun 2013 adalah 3.032.448 jiwa yang terdiri dari laki – laki 1.603.158 dan perempuan 1. 429. 330 sedangkan Papua Barat sebanyak 828. 293 jiwa dengan kategori laki – laki 436. 903 dan 391. 390 jiwa. • Kelompok Suku Asli di Papua ada 255 suku, dengan bahasa daerah sebanyak 268 bahasa • Bahasa yang digunakan Bahasa Indonesia. • Jenis pekerjaan di Papua; PNS 60%, wiraswasta 8%, petani 12%, nelayan 10%.
  • 6. Papua dan UU Otsus Pemberian Otsus didukung oleh masyarakat dan elit Papua, Khususnya untuk merespon kemiskinan di Papua. Gubernur Papua saat itu, Bpk J.P Solossa, melaporkan bahwa 75% warga Papua masih hidup dibawah garis kemiskinan akibat keterbatasan sarana dan prasarana transportasi. Keterbatasan ini menghambat program pembangunan pemerintah sehingga Gubernur mendorong dan menyatakan optimis atas pemberlakuan UU No. 21/2001 ini. Diharapkan Dengan Otsus, Papua dapat mengatasi persoalan ketertinggalan dan kemiskinan.
  • 7. • Hal yang mendasari diterbitkannya UU N. 21 tahun 2001 ini jg, yaitu karena berkenan dengan cita – cita dan tujuan NKRI yang tertuang dalam konstitusi UUD 1945, yaitu membangun masyarakat Indonesia yang adil, makmur, dan sejahtera berdasarkan Pancasila dan UUD 1945
  • 8. Pemberian Otsus bagi Provinsi Papua bertujuan untuk: • Mewujudkan keadilan, • Penegakan supermasi hukum, • Penghormatan terhadap HAM, • Percepatan Pembagunan ekonomi, • Peningkatan Kesejahteraan, dan • Kemajuan masyarakat Papua Rangka Kesetaraan dan Keseimbangan dengan Prov. lain
  • 9. • Undang – undang ini menempatkan orang asli Papua dan penduduk Papua pada umumnya sebagai subjek utama pembangunan. • Keberadaan Pemerintah, Pemerintah Provinsi, Pemerintah Kabupaten/Kota, serta perangkat dibawahnya, semua diarahkan untuk memberikan pelayanan terbaik dan pemberdayaan rakyat.
  • 10. Hal – hal mendasar dariUU ini adl: 1) Pengaturan kewenangan antara Pemerintah dengan Pemerintah Prov. Papua serta penerapan kewenangan tsb di Provinsi Papua yang dilakukan dengan kekhususan. 2) Pengakuan dan penghormatan hak – hak dasar orang asli Papua serta pemberdayaannya secara strategis dan mendasar, dan 3) Mewujudkan penyelenggaraan pemerintahan yang baik yang berciri:  Partisipasi rakyat sebesar – besarnya dalam perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan dalam penyelenggaraan pemerintahan serta pelaksanaan pembangunan melalui keikutsertaan para wakil adat, agama, dan kaum perempuan;
  • 11.  Pelaksanaan pembangunan yang diarahkan sebesar – besarnya untuk memenuhi kebutuhan dasar penduduk Provinsi Papua pada umumnya dengan berpegang teguh pada prinsip – prinsip pelestarian lingkungan, pembangunan berkelanjjutan, berkeadilan dan bermafaat langsung bagi masyarakat; dan  Penyelenggaraan pemerintahan dan pelaksanaan pembangunan yang transparan dan bertanggungjawab kepada masyarakat. 4) Pembagian wewenang, tugas, dan tanggung jawab yang tegas dan jelas antara badan legislatif, eksekutif dan yudikatif serta Majelis Rakyat Papua sebagai representasi kultural penduduk asi Papua yang diberikan kewenangan tertentu.
  • 12. Pembahasan UU 21/2001 Undang – undang ini terbagi dalam ; •24 Bab dan 79 Pasal, • Hal mengenai Keuangan terdapat dalam Bab IX pasal 33 – 37
  • 13. Bab I Ketentuan Umum Pasal 1 Otonomi Khusus adalah kewenangan khusus yang diakui dan diberikan kepada Provinsi Papua untuk mengatur dang mengurus kepentingan masyarakat setempat menurut prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi dan hak – hak dasar masyarakat Papua Majelis Rakyat Papua ( MRP ) adalah representasi kultural orang asli Papua, yang memiliki wewenang tertentu dalam rangka perlindungan hak-hak orang asli Papua dengan berlandaskan pada penghormatan terhadap adat & budaya, pemberdayaan perempuan, dan pemantapan kerukunan hidup beragama
  • 14. Adat adalah kebiasaan yang diakui, dipatuhi dan dilembagakan, serta dipertahankan oleh masyarakat adat setempat secara turun-temurun; Masyarakat Adat adalah warga masyarakat asli Papua yang hidup dalam wilayah dan terikat serta tunduk kepada adat tertentu dengan rasa solidaritas yang tinggi di antara para anggotanya; Masyarakat Hukum Adat adalah warga masyarakat asli Papua yang sejak kelahirannya hidup dalam wilayah tertentu dan terikat serta tunduk kepada hukum adat tertentu dengan rasa solidaritas yang tinggi di antara para anggotanya;
  • 15. Hukum Adat adalah aturan atau norma tidak tertulis yang hidup dalam masyarakat hukum adat, mengatur, mengikat dan dipertahankan, serta mempunyai sanksi; Hak Ulayat adalah hak persekutuan yang dipunyai oleh masyarakat hukum adat tertentu atas suatu wilayah tertentu yang merupakan lingkungan hidup para warganya, yang meliputi hak untuk memanfaatkan tanah, hutan, dan air serta isinya Orang Asli Papua adalah orang yang berasal dari rumpun ras Melanesia yang terdiri dari suku-suku asli di Provinsi Papua dan/atau orang yang diterima dan diakui sebagai orang asli Papua oleh masyarakat adat Papua;
  • 16. Bab II Lambang – lambang Pasal 2 1) Provinsi Papua bagian dari NKRI menggunakan Sang Merah Putih sebagai berndera negara dan lagu kebangsaan Indonesia Raya. 2) Provinsi Papua dapat memiliki lambang daerah sebagai panji kebesaran dan simbol kultural bagi kemegahan jati diri orang Papua dalam bentuk bendera daerah dan lagu daerah yang tidak diposisikan sebagai simbol kedaulatan. 3) Ketentuan tentang lambang daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diatur lebih lanjut dengan Perdasus
  • 17. Bab III Pembagian Daerah Pasal 3 (1) Provinsi Papua terdiri atas Daerah Kabupaten dan Daerah Kota yang masing – masing sebagai Daerah Otonom. (2) Pembentukan, pemekaran, penghapusan, dan/atau penggabungan Kabupaten/Kota, ditetapkan dengan undang-undang atas usul Provinsi Papua. (3) Pembentukan, pemekaran, penghapusan, dan/atau penggabungan Distrik atau Kampung atau yang disebut dengan nama lain, ditetapkan dengan Peraturan Daerah Kabupaten/Kota. (4) Di dalam Provinsi Papua dapat ditetapkan kawasan untuk kepentingan khusus yang diatur dalam peraturan perundang-undangan atas usul Provinsi.
  • 18. Bab IV Kewenangan Daerah Pasal 4 1) Kewenangan Provinsi Papua mencakup kewenangan dalam seluruh bidang pemerintahan kecuali kewenangan bidang politik luar negeri, pertahanan keamanan, moneter dan fiskal, agama, peradilan serta kewenangan tertentu dibidang lain. • Pasal 4 ayat 3; Perdasus mengenai kewenangan-kewenangan khusus Provinsi Papua dalam rangka pelaksanaan Otonomi Khusus. • Pasal 4 ayat 4 dan 5; Perdasus mengenai kewenangan. • khusus Kabupaten dan Kota di Provinsi Papua dalam rangka pelaksanaan Otonomi Khusus • Pasal 4 ayat 9 Perdasus mengenai tatacara pemberian pertimbangan Gubernur mengenai perjanjian internasional yang dibuat oleh Pemerintah yang hanya terkait dengan kepentingan Provinsi Papua
  • 19. Bab V Bentuk dan Susunan Pemerintahan • Pasal 5 Bagian Kesatu Umum. • Bagian Kedua Badan Legislatif Pasal 6 – Pasal 10 • Bagian Ketiga Badan Eksekutif Pasal 11 – Pasal 18 • Bagian Keempat Majelis Rakyat Papua (MRP) Pasal 19 – Pasal 25
  • 20. Bab VI Perangkat dan Kepegawaian Pasal 26 • Perangkat Provinsi Papua terdiri atas Sekretariat Provinsi, Dinas Provinsi dan lembaga teknis lainnya, yang dibentuk sesuai dengan kebutuhan Provinsi. • Perangkat MRP dan DPRP dibentuk sesuai dengan kebutuhan. Diatur dengan Perdasi sesuai Peraturan perundang - undangan Begitupun Pasal 27, sama
  • 21. Bab VII Partai Politik Pasal 28 Penjelasannya: Papua tidak memiliki Partai Lokal seperti di Aceh; Partai Aceh. Sehingga untuk merekrut perlu diprioritaskan masyarakat asli papua dengan memperhatikan kesetaraan gender juga.
  • 22. Bab VIII Peraturan Daerah Khusus, Peraturan Daerah Provinsi, dan Keputusan Gubernur Pasal 29 - 32 Perdasus Perdasi DPRP Gubernur Pelaksanaannya ditetapkan keputusan Gubernur
  • 23. Perdasus Dan Perdasi yang telah dikeluarkan: • Perdasus No. 21 thun 2008 tentang pengelolaan hutan berkelanjutan di provinsi papua dan PP terkait. • Perdasi No. 7 tahun 2010 tentang pelayanan kesehatan. • Perdasi No. 2 tahun 2013 tentang penyekenggaraan Pendidikan • Perdasus No. 3 tahun 2013 tentang Pelayanan Pendidikan Bagi komunitas adat terpencil. • Perdasus No. 23 tahun 2013 tentang Hak ulayat Masyarakat Hukum Adat dan hak perorangan warga masyarakat hukumadat atas tanah. • Perdasus No. 25 tahun 2013 tentang Pembagian Penerimaan Dan Pengelolaan KeuangandanaOtonomi Khusus
  • 24. Bab IX Keuangan Pasal 33 (1) Penyelenggaraan tugas Pemerintah Provinsi, DPRP dan MRP dibiayai atas beban APBD (2) Penyelenggaraan tugas pemerintah di Provinsi Papua dibiayai atas beban APBN
  • 25. Pasal 34 Sumber Penerimaan Provinsi, Kab/kota meliputi: a. Pendapatan asli Prov, kab/kota b. Dana perimbangan c. Penerimaan Provinsi dalam rangka Otonomi Khusus; d. Pinjaman Daerah; dan e. Lain – lain penerimaan sah. Sumber pendapatan asli Prov Papua, kab/kota yakni; a) Pajak Daerah b) Retribusi Daerah; c) Hasil perusahaan milik daerah dan hasil pengelolaan kekayaan daerah lainnya yang dipisahkan; dan d) Lain –lain pendapatan yang sah
  • 26. Dana Perimbangan bagian Prov Papua, Kab/Kota dalam rangka Otsus sbb; a) Bagi Hasil Pajak:  PBB sebesar 90%  Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan sebesar 80%  Pajak Penghasilan Orang Pribadi 20% b) Bagi hasil sumber daya alam: • Kehutanan sebesar 80% • Perikanan sebesar 80% • Pertambangan umum sebesar 80% • Pertambangan minyak bumi sebesar 70% • Pertambangan gas alam sebesar 70%
  • 27. c) DAU yang ditetapkan sesuai dengan peraturan perundang – undangan;  DAK yang ditetapkan sesuai peraturan perundang – undangan dengan memberikan prioritas kepada Provinsi Papua;  Penerimaan Khusus dalam rangka pelaksanaan Otsus yang besarnya setara dengan 2% dari plafon DAU Nasional, terutama ditujukan untuk pembiayaan pendidikan dan kesehatan; dan  Dana tambahan dalam rangka pelaksanaan Otsus yang besarnya ditetapkan antara Pemerintah dengan DPR berdasarkan usulan provinsi pada setiap tahun anggaran, terutama ditujukan untuk pembiayan pembangunan infrastruktur.  PenerimaanOtsus berlaku selama 25 tahun;
  • 29. Pasal 36 1) Perubahan dan perhitungan Anggaran Pendapatan dan Belanja Provinsi Papua ditetapkan Perdasi. 2) Sekurang – kurangnya 30% penerimaan dana bagi hasil SDA untuk pertambangan minyak bumi dan gas alam dialokasikan untuk biaya pendidikan, dan sekurang – kurangnya 15% untuk kesehatan dan perbaikan gizi. 3) Tata cara penyusunan dan pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Provinsi, Perubahan dan Perhitungannya serta pertnggungjawaban dan pengawasannya diatur dengan Perdasi.
  • 30. Pasal 37 • Data dan informasi mengenai penerimaan pajak & penerimaan negara bukan pajak yang berasal dari Provinsi Papua disampaikan kepada Pemerintah Provinsi dan DPRP setiap tahun anggaran.