Gaya kepemimpinan Herman Deru sebagai gubernur Sumatera Selatan ditinjau melalui pendekatan karismatik dan kinerja pemerintahannya. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan wawancara dan observasi lapangan kepada informan kunci seperti gubernur, DPRD, dan masyarakat.
PERTEMUAN 2 TUGAS, FUNGSI DAN PERAN KEPEMIMPINAN.pptx
PPT HASIL DISERTASI NOPRIAWAN MAHRIADI.pptx
1. SEMINAR PROPOSAL
GAYA KEPEMIMPINAN YANG DITERAPKAN HERMAN DERU SEBAGAI
GUBERNUR SUMATERA SELATAN
PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI PUBLIK PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
TAHUN 2023
NOPRIAWAN MAHRIADI 210005101017
Prof. Dr. Haedar Akib, M.Si
(Promotor)
Dr. Muh. Nur Yamin, M.Si
(Penguji Internal)
Prof. Dr. Manan Salian,
M.Hum (Kopromotor)
Prof. Dr. Sulaiman Samad,
M.Si (Penguji Internal)
Prof. Dr. Rifdan, M.Si
(Penguji Internal)
2. LATAR BELAKANG PENELITIAN
Kepemimpinan dimaknai dengan
kemampuan untuk menggerakan
segala sumber daya yang ada pada
suatu organisasi, sehingga dapat
didayagunakan secara maksimal,
guna mencapai tujuan yang telah
ditetapkan.
Pemimpin merupakan agen utama
perubahan, hal ini disebabkan karena
pemimpin berkuasa membuat
keputusan dan perilaku mereka
menjadi model dan mereka
membentuk kultur perubahan dalam
organisasi.
Gaya kepemimpinan merupakan cara
yang dugunakan seseorang pemimpin
untuk mempengaruhi perilaku
bawahannya dimana gaya
kepemimpinan bertujuan untuk
membimbing serta memotivasi
bawahan sehingga diharapkan akan
menghasilkan produktivitas yang
tinggi.
Soekarno dengan kepemimpinan
karismatiknya mampu menggerakkan
rakyat dan berdiplomasi sehingga
Indonesia bisa maraih kemerdekaan.
Abraham Lincoln adalah presiden AS
pemimpin terbaik sepanjang masa, beliau
membawa Amerika Serikat terbebas dari
perbudakan dan memperkuat pemerintah
serta modernisasi perekonomian
sehingga kita bisa lihat kemajuan
amerika sekarang.
Mao Zedong adalah pemimpin Revolusi
China berkat kepemimpinannya di masa
lalu, perekonomian China sangat
diperhitungkan saat ini.
Kepemimpinan dipandang sangat
penting karena dua hal: Pertama
adanya kenyataan bahwa
penggantian pemimpin seringkali
mengubah kinerja suatu unit, instansi
atau organisasi.
Kedua salah satu faktor internal yang
mempengaruhi keberhasilan
organisasi adalah kepemimpinan.
Semua pihak maklum adanya,
sehingga muncul jargon “Ganti
Pimpinan, Ganti Kebijakan”
3. REGULASI
PP NOMOR. 33 TAHUN 2018
TUGAS DAN WEWENANG GUBERNUR
Pasal 1
Gubernur memiliki tugas yaitu:
Mengkoordinasikan, Melakukan monitoring, evaluasi, dan supervisi terhadap penyelenggaraan pemerintah daerah kab dan kota.
Memfasilitasi dan memberdayakan daerah. Melakukan evaluasi terhadap rancangan peraturan daerah RPJMD, anggaran pendapatan dan
belanja daerah, perubahan anggaran, tata ruang, pajak daerah. Pengawasan terhadap peraturan daerah kabupaten atau kota. Mengawal
netralitas ASN/TNI/Polri, Menjaga ketertiban dan ketentraman masyarakat sesuai ketentuan perundang-undangan.
UNDANG-UNDANG NOMOR. 23 TAHUN 2014
PEMERINTAH DAERAH
Pemerintahan Daerah Gubernur melaksanakan pemerintahan umum perpanjangan pemerintah pusat.
Pemerintahan daerah diarahkan untuk mempercepat terwujudnya kesejahteraan masyarakat melalui peningkatan pelayanan,
pemberdayaan, dan peran serta masyarakat, serta peningkatan daya saing daerah dengan memperhatikan prinsip demokrasi, pemerataan,
keadilan, dan kekhasan suatu daerah dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia.
4. FAKTA KEPEMIMPINAN HERMAN DERU
Sumatera Selatan masuk 10 Provinsi Termiskin,
kemiskinan mencapai 12,79% NO-9 dengan
provinsi termiskin di Indonesia.
Rata-Rata kosumsi rill perkapita 10.622 per-tahun
jika dibagi perbulan kosumsi-perkapita 885.000
rupiah.
Jika pendapatan kecil akan berdampak kepada
Perumahan Rakyat masyarakat tidak bisa
mengambil rumah KPR akhirnya tinggal di kolong2
jembatan dan emperan toko.
Pendidikan:
Guru surplus, namun permasalahannya
adalah kurangnya peningkatan mutu guru
dan ada kesenjangan dalam distribusi
atau sebaran guru di daerah kabupaten
dan kota.
Data BPS Indeks Pembanguan Manusia
(IPM) sumatera selatan sendiri skornya di
angka 70,24 berada di urutan 24 dari 34
provinsi yang ada di Indonesia.
Kesehatan:
Sumatera selatan masuk salah satu
provinsi dengan kekurangan tenaga
kesehatan.
Rasio dokter dengan penduduk 1 dokter
rata-rata melayani 1.800 penduduk.
Sosial:
Stunting di sumsel 24,80% stunting di
Indonesia 24,40% juru kunci stanting di
asean, jika stunting tinggi maka efek nya
ke IQ apabilah iq rendah akan berdampak
ke sumber daya manusia.
Indeks Demokrasi di Sumatera Selatan
berada di rengking dua tiga (23) dari 34
provinsi di Indonesia berkategori Sedang.
Keluarga Herman Duru menduduki
jabatan-jabatan mentereng dan strategis
di sumatera selatan dengan politik
dinastinya.
Undang-Undang pemerintahan daerah Pasal 12
Telah tertulis dengan jelas bahwa pemerintahan daerah dibentuk untuk mengurus urusan wajib dan urusan pilihan. Hakikatnya
pemerintahan daerah harus mengutamakan urusan wajib daripada urusan pilihan. Urusan wajib itu soal pendidikan, kesehatan,
penataan ruang, perumahan rakyat, dan ketertiban sosial.
Sedangkan pembangunan taman-taman cantik dan monumen-monumen penghias lainnya adalah urusan pemerintah yang
masuk kategori pilihan, memang menjadi kebijakan populis yang bisa memberikan pujian instan dari masyarakat, seolah-olah
kepala daerah sudah berhasil dalam melaksanakan tugasnya. Menyenangkan hati rakyat itu memang penting, namun
menyejahterakan rakyat lebih penting.
Padahal ukuran ideal seorang kepala daerah adalah membuat kebijakan atau pembangunan yang berbasis pelayanan publik dan
berdampak pada peningkatan sumber daya manusia ataupun pendapatan daerah.
5. RUMUSAN MASALAH
Bagaimana gaya kepemimpinan yang
diterapkan Herman Deru sebagai gubernur
provinsi sumatera selatan.
Bagaimana gambaran kinerja gubernur
dalam menjalankan pemerintahan dan
pembangunan daerah di provinsi sumatera
selatan.
Apa saja bukti nyata dan prestasi yang telah
dicapai Herman Deru faktor-faktor
determinan kepemimpinan di provinsi
sumatera selatan.
6. TUJUAN PENELITIAN
1.Untuk menganalisis dan
mengidentifikasi gaya
kepemimpinan diterapakan
Herman Deru sebagai gubernur
sumatera selatan.
1.Untuk mengetahui gambaran
kinerja kepemimpinan
gubernur Herman Deru dalam
menjalankan pemerintahan
dan pembangunan di provinsi
sumatera selatan.
1.Mengidentifikasi bukti capain
dan faktor diterminan
kepemimpinan Herman Deru
sebagai gubernur sumatera
selatan.
7. MANFAAT PENELITIAN
MANFAAT PRAKTIS
Pengembangan ilmu pengetahuan pada ilmu administrasi publik.
Menjadi acuan dan khasanah ilmu pengetahuan tentang administrasi publik.
Khususnya pada aspek kepemimpinan, kebijakan publik dan pengambilan keputusan dan kinerja pemerintahan.
Memperdalam pemahaman teoritis tentang aktifitas dan gaya kepemimpinan dalam konteks birokrasi sesuai dengan
pengkajiannya.
Mengembangkan dan melahirkan konsep dan teori tentang model dan pelaksanaan pemerintahan sebagai hasil
empiris yang berkuntribusi bagi pengembangan ilmu pengetahuan khususnya disiplin ilmu administrasi publik.
1.MANFAAT TEORITIS
2.Sebagai bahan masukan bagi pemerintah daerah khusunya gubernur sumatera selatan Herman Deru di provinsi
sumatera selatan dalam memastikan gaya kepemimpinan yang diterapkan dan capaian kinerja telah medukung
jalannya pemerintahan dan pembngunan.
3.Menjadi pedoman bagi pemerintah daerah hususnya gubernur Herman Deru di provinsi sumatera selatan dalam
menjalankan pemerintahan.
4.Penambahan fakta ilmiah yang dijadikan sumber informasi tentang pelaksanan pemerintahan dan pembangunan
ditinjau dari gaya kepemimpinan dan kinerja gubernur.
5.Dasar pengembangan penelitian lebih lanjut yang terkait dengan gaya kepemimpinan dan kinerja gubernur.
8. KAJIAN TEORI
Grand Theory
Kebijakan Publik
William N Dunn
Operational Theory
Gaya Kepemimpinan
Karismatik
Middle Theory
Implementasi Kebijakan
Edward III
9. TINJAUAN PUSTAKA
KEBIJAKAN PUBLIK
Harold D. Laswell dan Abraham Kaplan mengartikan kebijakan
sebagai suatu program pencapaian tujuan, nilai-nilai dan praktek-
praktek yang terarah.
Carl J. Friedrick mengartikan kebijakan sebagai serangkaian tindakan
yang diusulkan seseorang, kelompok atau pemerintah dalam suatu
lingkungan tertentu dengan menunjukkan hambatan-hambatan dan
kesempatan-kesempatan terhadap pelaksanaan usulan kebijakan
tersebut dalam rangka mencapai tujuan tertentu.
PERAN DAN FUNGSI PEMIMPIN
Visioner: Mempunyai wawasan yang luas sehingga mampu memperkirakan
masa depan, mengimplikasikan adanya kemampuan merumuskan visi dan
misi.
Pemersatu: Pemimpin mampu mempersatukan semua unsur potensi yang
berbeda-beda sehingga menjadi kekuatan.
Pemberdaya: Pemimpin mampu dan selalu berusaha mendorong,
memotivasi dan membantu orang lain untuk mengembangkan dirinya sendiri
menjadi lebih bermutu.
Pengendali rasio dan emosi: Memiliki kemampuan untuk mengendalikan
rasio dan emosinya sendiri secara seimbang dalam menghadapi setiap
masalah atau tantangan.
GAYA KEPEMIMPINAN
Kepemimpinan merupakan cara seseorang untuk membuat
pengaruh kepada orang lain dapat menggerakan dan
mendorong bawahannya untuk mampu bekerjasama dengan
dirinya untuk mencapai keinginan yang ingin dicapai,
kemampuan untuk mengoptimalkan semua kekutan yang ada
pada dalam dirinya untuk mengerakan orang lain sesuai dengan
tujuan dan visi misinya.
KEPEMIMPIAN KEPALA DAERAH (GUBERNUR)
Mengkoordinasikan pembinaan dan pengawasan penyelenggaraan tugas
pembantuan di kabupaten atau kota.
Melakukan monitoring, evaluasi, dan supervisi terhadap penyelenggaraan
pemerintah daerah kabupaten atau kota yang ada di wilayahnya.
Memfasilitasi dan memberdayakan daerah kabupaten atau kota di
wilayahnya.
Melakukan evaluasi terhadap rancangan peraturan daerah kabupaten atau
kota tentang rencana pembangunan jangka panjang daerah, anggaran
pendapatan dan belanja daerah, perubahan anggaran pendapatan,
pertanggungjawaban pelaksanaan anggaran pendapatan, tata ruang daerah,
pajak daerah, serta retribusi daerah.
11. METODE PENELITIAN
GAYA KEPEMIMPINAN YANG DITERAPKAN HERMAN
DERU SEBAGAI GUBERNUR SUMATERA SELATAN
Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Sumatera Selatan. pemilihan lokasi ini beralasan karena Herman Deru
sebagai gubernur banyak mendaptakan sorotan dengan gaya kepemimpinannya yang unik,
terkenal dekat dengan masyarakat dan salah satu sosok guburnur terbaik di sumatera.
Jenis Penelitian
Penelitian ini tergolong penelitian fenomenologi, peneliti menggunakan pendekatan kualitatif.
Penelitian kualitatif sebagai suatu proses penyidikan untuk memmahami masalah sosial
berdasarkan pada penciptaan gambaran holistik dalam mendeskripsikan gaya kepemimpinan
yang diterapkan herman deru sebagai gubernur sumatera selatan dengan menggunakan teori
karismatik.
Pendekatan Penelitian
Pendekatan penelitian dalam proposal ini menerapkan pendekatan kualitatif. Dalam penelitian kualitatif,
data diperoleh dari berbagai sumber dengan menggunakan teknik pengumpulan data yang bermacam-
macam dan dilakukan secara terus-menerus sampai datanya jenuh.
Kementerian Keuang
Republik Indonesia
12. METODE PENELITIAN
GAYA KEPEMIMPINAN YANG DITERAPKAN HERMAN DERU SEBAGAI
GUBERNUR SUMATERA SELATAN
Informan Penelitian
Dalam penelitian ini, sumber data yang dibutuhkan bersumber secara langsung dari hasil
wawancara, hasil observasi lapangan, pengumpulan data primer menggunakan teknik snowball
dengan menggunakan informan kunci yakni :
Kementerian Keuang
Republik Indonesia
Informan utama atau kunci:
1. Gubernur 1
2. Ketua DPRD Sumsel 1
3. Badan Pendapatan Daerah 1
4. Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi 1
5. Dinas Kesehatan 1
6. Dinas Pendidikan 1
Sedangkan informan biasa meliputi:
6. Akdemisi 3
7. LSM 2
8. Ketua KPID Sumsel 1
9. Kru media Massa 2
10. Tokoh Masyrakat 5
11. Masyarakat 5
Jumlah: 24 Orang
Sumber Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
• Data Primer
• Data Sekunder
13. METODE PENELITIAN
GAYA KEPEMIMPINAN YANG DITERAPKAN HERMAN DERU SEBAGAI
GUBERNUR SUMATERA SELATAN
Fokus dan Deskripsi Fokus
Kementerian Keuang
Republik Indonesia
No Variabel Karismatik Indikator
1. Visioner Pemimpin memikirkan atau merencanakan masa depan dengan kebijaksanaan dan imaginasi.
2. Kreatif Mereka berpikir di luar kotak, menerima tantangan dan melihatnya sebagai peluang.
3. Memiliki kepribadian yang kuat Pemimpin memancarkan kepercayaan diri, memiliki rasa diri yang kuat dan jarang
mengungkapkan keraguan diri. Itu membuat banyak orang tertarik untuk mengikuti dan
melaksanakan perintah mereka.
4. Kerendahan hati (humility) Pemimpin peka terhadap lingkungan mereka dan kebutuhan pengikut. Mereka berhati-hati
agar tidak menimbulkan ketidaknyamanan atau melukai orang lain.
5. Risk taker Pemimpin berani untuk mengambil risiko pribadi demi mewujudkan visi dan menuju kondisi
yang lebih baik.
6. Komunikator ulung Mereka mahir menggunakan perilaku tidak konvensional. Mereka mampu menggerakkan
banyak orang hanya dengan kata-kata, pidato atau perilaku.
7. Self-monitoring Mereka membanggakan diri mereka sendiri yang tanpanya mereka tidak mendapatkan
kegembiraan.
8. Agen perubahan Mereka mengubah status quo untuk menuju masa depan yang lebih baik.
9. Pantang menyerah Mereka tidak putus asa untuk mewujudkan cita-cita. Mereka tidak takut gagal meski harus
menghadapi perjuangan dan tantangan yang sulit, bahkan berisiko kematian.
14. METODE PENELITIAN
GAYA KEPEMIMPINAN YANG DITERAPKAN HERMAN DERU SEBAGAI
GUBERNUR SUMATERA SELATAN
Kementerian Keuang
Republik Indonesia
Teknik Pengumpulan Data
Proses Pengumpulandata pada penelitian ini menggunakan beberapa teknik yakni :
• Observasi.
• Wawancara
• Dokumentasi
Teknik Keabsahan Data
Teknik pengabsahan data yang dianjurkan adalah perpanjangan keikutsertaan, ketekunan
pengamatan dan triangulasi.
15. METODE PENELITIAN
GAYA KEPEMIMPINAN YANG DITERAPKAN HERMAN DERU SEBAGAI
GUBERNUR SUMATERA SELATAN
Teknik Analisa Data
Teknik Analisis Data Setelah mendapatkan data-data yang diperoleh dalam penelitian ini, maka langkah selanjutnya mengolah data
yang terkumpul dengan menganalisis data, mendeskripsikan data, serta mengambil kesimpulann susunan kata dan kalimat
Kementerian Keuang
Republik Indonesia
16. SEKIAN & TERIMAKASIH
GAYA KEPEMIMPINAN YANG DITERAPKAN HERMAN DERU SEBAGAI
GUBERNUR SUMATERA SELATAN
Kementerian Keuang
Republik Indonesia