SlideShare a Scribd company logo
1 of 102
KEBIJAKAN
KURIKULUM MERDEKA
• Memahami struktur Kurikulum Merdeka
• Penerapannya di tingkat satuan pendidikan
Tujuan
BIODATA SINGKAT
Nama : Dr. Amiruddin, M. Pd
Unit Kerja : BPMP Provinsi Aceh
Tempat/Tgl lahir : Mns. Garut, 1 Agustus 1965
HP/WA : 085261711487/085232652491
Email : amir.lpmpaceh@gmail.com/amiruddin58@dikbud.belajar.id
Pendidikan :
1. MIN, M.Ts dan SMA Peudada
2. S1 dan S2 FKIP Unsyiah
3. S3 UIN Jurusan Kependidikan Islam
Pengalaman Kerja
1. Guru SMP, SMA & Dosen
2. Widyaprada BPMP Provinsi Aceh
3. Asesor PLPG, BAN S/M, Cakep dan Cawas
4. Pengajar Guru, Kepala dan Pengawas sekolah
5. TIM Penilai Angka Kredit Guru dan Pengawas sekolah
6. Instruktur IKM PSP
7. Pelatih Ahli/Fasilitator Sekolah Penggerak
By : Amiruddin WI LPMP Aceh
Implementasi Kurikulum Merdeka untuk pemulihan pembelajaran dilakukan berdasarkan
kebijakan-kebijakan berikut ini:
Kurikulum Merdeka.
Permendikbudristek
No. 5 Tahun 2022
Standar Kompetensi
Lulusan pada
Pendidikan Anak Usia
Dini, Jenjang
Pendidikan Dasar, dan
Pendidikan Menengah
Standar kompetensi lulusan
merupakan kriteria minimal
tentang kesatuan sikap,
keterampilan, dan
pengetahuan yang
menunjukkan capaian
kemampuan peserta didik
dari hasil pembelajarannya
pada akhir jenjang
pendidikan. SKL menjadi
acuan untuk Kurikulum 2013,
Kurikulum darurat, dan
Kurikulum Merdeka.
Permendikbudri
stek No. 7
Tahun 2022
Standar Isi pada
Pendidikan Anak
Usia Dini, Jenjang
Pendidikan Dasar,
dan Pendidikan
Menengah
Standar Isi
dikembangkan melalui
perumusan ruang
lingkup materi yang
sesuai dengan
kompetensi lulusan.
Ruang lingkup materi
merupakan bahan
kajian dalam muatan
pembelajaran yang
dirumuskan
berdasarkan: 1) muatan
wajib sesuai dengan
ketentuan peraturan
perundang- undangan;
2) konsep keilmuan;
dan 3) jalur, jenjang,
dan jenispendidikan.
Standar Isi menjadi
acuan untuk Kurikulum
2013,
Kepmendikbudri
stek No. 56
Tahun 2022
Pedoman
Penerapan
Kurikulum dalam
Rangka
Pemulihan
Pembelajaran
Memuat 3 opsi
kurikulum yang dapat
digunakan di satuan
pendidikan dalam
rangka pemulihan
pembelajaran beserta
struktur Kurikulum
Merdeka, aturan
terkait pembelajaran
dan asesmen, serta
beban kerja guru.
Keputusan
Kepala BSKAP
No.008/H/KR/
2022
Tahun 2022
Capaian Pembelajaran
pada Pendidikan Anak
Usia Dini, Jenjang
Pendidikan Dasar, dan
Pendidikan Menengah
Pada Kurikulum Merdeka
Memuat Capaian
Pembelajaran untuk
semua jenjang dan
mata pelajaran
dalam struktur
Kurikulum Merdeka.
Kurikulum darurat, dan
Keputusan Kepala
BSKAP
No.009/H/KR/2022
Tahun 2022
Dimensi, Elemen dan Sub
Elemen Profil Pelajar
Pancasila Pada Kurikulum
Merdeka
Memuat penjelasan dan
tahap-tahap perkembangan
profil pelajar Pancasila yang
dapat digunakan terutama
untuk projek penguatan profil
pelajar Pancasila.
StrukturKurikulum
Pendidikan Anak Usía Dini (PAUD), Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah
1. Pembelajaran intrakurikuler. Kegiatan
pembelajaran intrakurikuler untuk setiap
mata pelajaran mengacu pada capaian
pembelajaran.
2. Projek penguatan profil pelajar
Pancasila. Kegiatan khusus yang
ditujukan untuk memperkuat upaya
pencapaian profil pelajar Pancasila yang
mengacu pada Standar Kompetensi
Lulusan.
● Secara pengelolaan waktu pelaksanaan,
projek dapat dilaksanakan dengan menjumlah
alokasi jam pelajaran projek dari semua mata
pelajaran/muatan pembelajaran dan jumlah total
waktu pelaksanaan masing-masing projek tidak
harus sama.
● Alokasi waktu untuk setiap projek
penguatan profil pelajar Pancasila tidak harus
sama. Satu projek dapat dilakukan dengan
durasi waktu yang lebih panjang daripada
projek yanglain.
Kurikulum PAUD
menguatkan kembali
pentingnya bermain
bermakna dan
kegiatan berbasis
buku bacaan anak
sebagai salah satu
strategi penguatan
literasi dini dan
karakter
Kurikulum Merdeka
Jam
belajar
900 menit/minggu atau 180 menit/hari (5 hari)
Struktur
kegiatan
pembelaj
aran
Tiga elemen dalam Capaian Pembelajaranberikut
ini diajarkan secara terpadu dalam kegiatan
bermain-belajar:
1) nilai agama dan budipekerti,
2) jati diri, dan
3) dasar-dasar literasi, matematika, sains,
teknologi, rekayasa, danseni
Projek penguatan profil pelajarPancasila
Penetapan Tujuan
Pembelajaran
Untuk dapat mencapai CP,satuan memiliki
kemerdekaan untuk memilih metode yang paling
sesuai untuk diterapkan. Metodeyang diterapkan
harus memberikan pengalaman yang
menyenangkan bagi anak danbermakna.
Strategi penguatan
literasi dannumerasi
● Melalui kegiatan bermainyang bermakna
● Eksplorasi lingkungan sekitar
● Menggunakan buku buku bacaan anak
untuk menumbuhkan berbagai
kemampuan literasi dini, seperti
Perkembangan
Kebijakan
kurikulum
Kurikulum Merdeka
Kompo
nen minimal
kurikulum
operasional
satuan
pendidikan
• Karakteristik,visi, misi, dan tujuan satuan pendidikan
• Pengorganisasian pembelajaran
• Perencanaan pembelajaran
• Pendampingan, evaluasi, dan pengembanganprofesional
Kompo
nen
minimal
perencana
an
pembelajar
an
• Tujuan pembelajaran
• Proses kegiatan
• Bentuk asesmen
Projek
penguata
n profil
pelajar
Pancasila
• Pelaporan hasil asesmen fokus pada subelemen tertentu
dari dimensi
• Penyederhanaan komponen modulprojek
Pemilihan
mata pelajaran
dikelas
XI dan
● 4-5 mata pelajaran pilihan dipilih peserta didik dan tidak
ada pemilihan minimal dari rumpun mata pelajaran
tertentu
Kurikulum Merdeka diperkenalkankepadaseluruh pemangku kepentingan melaluiberbagaimedia:
Buku Saku
Kurikulum Merdeka
Risalah Kebijakan Dampak
Penyederhanaan Kurikulum
Buku Saku
Platform Merdeka
Mengajar
Sistem Informasi Perbukuan sebagai platform digital untuk mendukung layanan
perbukuan bagi ekosistem perbukuan dan pengembangan kurikulum
Memberikan akses yang lebih
luas secara daring kepada
masyarakat dalam memperoleh
buku teks utama dan nonteks
Memberikan kemudahan bagi
para pelaku perbukuan dalam
mengakses layanan sistem
perbukuan, seperti proses dan
informasi penilaian buku, serta
pembinaan pelaku perbukuan
Akses melalui https://buku.kemdikbud.go.id
Serta mengambil peran untuk menyukseskan Kurikulum
Merdeka
Ayo unduh aplikasi dan pelajari lebih
Unduh
Mengunduh Platform Merdeka
Mengajar pada gawai Android atau
mengakses melalui laman situs
https://guru.kemdikbud.go.id/
Pelajari
Mempelajari pilihan-pilihan kurikulum dan
informasi lebih mendalam tentang Kurikulum
Merdeka dari Platform Merdeka Mengajar dan
kurikulum.kemdikbud.go.id
juga melalui video pengenalan Kurikulum
Merdeka melalui tautan
kurikulum.gtk.kemdikbud.go.id
Dinas Pendidikan
Mitra Komunitas
& Organisasi
Pendidikan
Berkontribusi dalam pengembangan
perangkat ajar pada platform Merdeka
Mengajar dengan mengisi tautan
https://bit.ly/MM-MITRA
QR Code Satuan Pendidikan
Mendaftarkan satuan pendidikan* untuk
menerapkan Kurikulum Merdeka pada
tautan kurikulum.gtk.kemdikbud.go.id
mulai tanggal 11 Februari 2022
Mendukung satuan pendidikan yang
memutuskan untuk menerapkan
K
*
u
U
r
n
i
k
t
u
u
l
k
u
s
m
a
t
M
u
a
e
n
r
d
p
e
e
k
n
a
d
i
d
i
k
a
nswasta perlu
mendapatkan persetujuan dari yayasan
Informasi lebih lanjut mengenai penerapan Kurikulum Merdeka silakanmenghubungi 081281435091
Beragam informasi diberikan kepada satuan pendidikan yang berminat untuk mempelajari
lebih mendalam dan menerapkan Kurikulum Merdeka
TOPIK 1
KEBIJAKAN PEMULIHAN
PEMBELAJARAN
Krisis Pembelajaran
Apakah krisis pembelajaran
dimulai sejak pandemi COVID-
19?
Krisis pembelajaran di Indonesia telah berlangsung lama dan
belum membaik dari tahun ke tahun
Studi-studi nasional maupun
internasional, salah satunya PISA
menunjukkan bahwa banyak siswa kita
yang tidak mampu memahami bacaan
sederhana atau menerapkan konsep
matematika dasar
Skor PISA tidak mengalami peningkatan
yang signifikan dalam 10 sampai 15 tahun
berada di bawah kompetensi minimum
membaca dan matematika
Hasil tes PISA 2018 juga menunjukkan
adanya kesenjangan hasil belajar berbasis
status ekonomi-sosial, di mana siswa dari
keluarga yang lebih sejahtera
mendapatkan skor 52 poin lebih tinggi
Sumber: OECD (2018)
Krisis pembelajaran juga ditunjukkan dengan tingginya
kesenjangan kualitas pembelajaran
● Survei AKSI
menunjukkan adanya
ketimpangan besar
antar daerah dalam
hasil belajar murid.
● Studi tersebut
memperlihatkan
adanya kesenjangan
besar antar wilayah
dan antar kelompok
sosial-ekonomi
dalam hal kualitas
belajar. Setelah
pandemi, krisis
belajar ini menjadi
semakin parah.
Persebaran Skor AKSI (2019)
Bali
Nusra
• I
• M
• S
46,5
41,2
3,8
-11%
-9%
-12%
Sumatra
• I
• M
• S
48,0
42,5
39,2
-8%
-6%
-9%
Sulawesi
• I
• M
• S
46,4
41,3
37,7
-11%
-9%
-12%
Kalimantan
• B. Indonesia (I)
• Matematika (M)
• IPA (S)
49,0
43,0
39,5
-6%
-5%
-8%
Papua dan Maluku
• I
• M
• S
46,7
40,9
36,9
-11%
-10%
-14%
DKI Jakarta &
DI Yogyakarta
• I
• M
• S
52,3
45,4
4,1
Jawa (non-DKI dan
DIY)
• I
• M
• S
50,2
44,0
41,2
-5%
-4%
-5%
xx xx
Skor AKSI (SMP) % perbedaan rata-rata skor AKSI antara DKI Jakarta dan DI Yogyakarta
Legenda
:
Krisis pembelajaran diperparah oleh pandemi COVID-19
dengan meningkatnya ketertinggalan pembelajaran (learning
loss) dan meningkatnya kesenjangan pembelajaran
Numerasi
Literasi
Indikasi learning loss: berkurangnya kemajuan belajar dari
kelas 1 ke kelas 2 SD.
-52
129
77
(6 bulan)
SESUDAH
(TA 20/21)
SEBELUM
(TA 19/20)
- 44
Indikasi
Learning Loss
(5 bulan)
78
34
▪ Sebelum pandemi, kemajuan
belajar selama satu tahun (kelas 1
SD) adalah sebesar 129 poin untuk
literasi dan 78 poin untuk
numerasi.
▪ Setelah pandemi, kemajuan belajar
selama kelas 1 berkurang secara
signifikan (learning loss).
▪ Untuk numerasi, learning loss
tersebut setara dengan 5 bulan
belajar.
(Diambil dari sampel 3.391 siswa SD dari 7
Kab/Kota di 4 provinsi, pada bulan Januari 2020
dan April 2021)
▪ Untuk literasi, learning loss ini
setara dengan 6 bulan belajar.
Kurikulum Darurat
Apa hubungan antara krisis di
masa pandemi COVID-19
dengan kurikulum?
Penyederhanaan kurikulum dalam bentuk kurikulum dalam kondisi
khusus (kurikulum darurat) efektif memitigasi ketertinggalan
pembelajaran (learning loss) pada masa pademi COVID-19
Learning loss
5 bulan
Learning loss 1
bulan
522
482
517
Proyeksi jika tidak ada
learning loss
Survei pada 18.370 siswa kelas 1-3 SD di 612 sekolah di
20 kab/kota dari 8 provinsi menunjukkan perbedaan
hasil belajar yang signifikan antara Kurikulum 2013 dan
Kurikulum Darurat
Bila kenaikan hasil belajar itu direfleksikan ke proyeksi
learning loss numerasi dan literasi, penggunaan
kurikulum darurat dapat mengurangi dampak
pandemi sebesar 73% (literasi) dan 86% (numerasi)
Pada sekolah yang menggunakan
Kurikulum 2013
Pada sekolah yang menggunakan
Kurikulum Darurat
Sekitar 31,5%
sekolah
menggunakan
kurikulum
darurat semasa
pandemi
COVID-19
Hasil belajar siswa 12 bulan pembelajaran di masa pandemi COVID-19
Sebagai bagian dari mitigasi ketertinggalan pembelajaran, satuan
pendidikan diberi opsi untuk menggunakan kurikulum yang
disederhanakan agar dapat berfokus pada penguatan karakter dan
kompetensi mendasar
Kemendikbudristek
mengembangkan
“Kurikulum Darurat” dengan
menyederhanakan
Kompetensi Inti dan
Kompetensi Dasar (KI dan
KD) yang dicapai.
Kemendikbudristek menyusun
modul literasi dan numerasi
untuk membantu guru
menerapkan kurikulum. Juga
tersedia modul untuk orang tua
yang dapat digunakan di rumah.
Data kualitatif mengkonfirmasi bahwa guru
merasa terbantu untuk melihat materi yang
esensial, sehingga bisa merancang dan
menerapkan pembelajaran yang lebih baik.
Modul literasi-numerasi dari Kemendikbudristek
juga sering disebutkan sebagai alat bantu yang
bermanfaat untuk penerapan kurikulum.
Refleksi
Sampai sini, dapatkah kita melihat
pengaruh kurikulum terhadap krisis
pembelajaran?
Kurikulum Merdeka:
Karakteristik apa dari Kurikulum
Merdeka yang diharapkan dapat
memulihkan pembelajaran?
Efektivitas kurikulum dalam kondisi khusus semakin menguatkan
pentingnya perubahan rancangan dan strategi implementasi kurikulum
secara lebih komprehensif
Rancangan dan
Implementasi Kurikulum Saat Ini:
Arah Perubahan Kurikulum:
Struktur kurikulum yang kurang fleksibel, jam
pelajaran ditentukan per minggu
Materi terlalu padat sehingga tidak cukup waktu
untuk melakukan pembelajaran yang mendalam
dan yang sesuai dengan tahap perkembangan
peserta didik
Materi pembelajaran yang tersedia kurang
beragam sehingga guru kurang leluasa dalam
mengembangkan pembelajaran kontekstual
Teknologi digital belum digunakan secara
sistematis untuk mendukung proses belajar
guru melalui berbagi praktik baik
Struktur kurikulum yang lebih fleksibel, jam
pelajaran ditargetkan untuk dipenuhi dalam
satu tahun
Fokus pada materi yang esensial, Capaian
Pembelajaran diatur per fase, bukan per tahun
Memberikan keleluasaan bagi guru
menggunakan berbagai perangkat ajar sesuai
kebutuhan dan karakteristik peserta didik
Aplikasi yang menyediakan berbagai referensi
bagi guru untuk dapat terus mengembangkan
praktik mengajar secara mandiri dan berbagi
praktik baik.
Keunggulan Kurikulum Merdeka
1. Lebih Sederhana dan
Mendalam
Fokus pada materi yang esensial dan
pengembangan kompetensi peserta didik
pada fasenya. Belajar menjadi lebih
mendalam, bermakna, tidak terburu-buru
dan menyenangkan.
Keunggulan Kurikulum Merdeka
2. Lebih Merdeka
Peserta didik: Tidak ada program peminatan
di SMA, peserta didik memilih mata
pelajaran sesuai minat, bakat, dan
aspirasinya.
Guru: Guru mengajar sesuai tahap
capaian dan perkembangan
peserta didik.
Satuan pendidikan: memiliki wewenang
untuk mengembangkan dan mengelola
kurikulum dan pembelajaran sesuai dengan
karakteristik satuan pendidikan dan peserta
didik.
Keunggulan Kurikulum Merdeka
3. Lebih Relevan dan
Interaktif
Pembelajaran melalui kegiatan projek
memberikan kesempatan lebih luas
kepada peserta didik untuk secara aktif
mengeksplorasi isu-isu aktual misalnya
isu lingkungan, kesehatan, dan lainnya
untuk mendukung pengembangan
karakter dan kompetensi Profil Pelajar
Pancasila.
Kesiapan satuan pendidikan untuk mengimplementasi kurikulum
berbeda-beda, terutama dalam situasi Pandemi COVID-19. Menyadari
kompleksitas tersebut, maka:
2
1
Pemerintah tidak mewajibkan
satuan pendidikan untuk
mengimplementasikan
Kurikulum Merdeka
Implementasi Kurikulum
Merdeka dapat disesuaikan
dengan kesiapan masing-
masing satuan pendidikan
Sumber: Kepmendikbudristek Nomor 56 Tahun 2022
Dalam pemulihan pembelajaran, sekarang sekolah diberikan
kebebasan menentukan kurikulum yang akan dipilih
Pilihan 1
Kurikulum 2013
Secara penuh
Pilihan 2
Kurikulum Darurat
yaitu Kurikulum 2013 yang
disederhanakan
Pilihan 3
Kurikulum Merdeka
Untuk satuan pendidikan yang memilih Kurikulum Merdeka,
implementasinya dapat disesuaikan dengan kesiapan masing-masing
Satuan pendidikan menentukan pilihan berdasarkan Angket Kesiapan Implementasi Kurikulum Merdeka
yang mengukur kesiapan guru dan tenaga kependidikan. Tidak ada pilihan yang paling benar, yang ada
pilihan yang paling sesuai kesiapan satuan pendidikan. Semakin sesuai maka semakin efektif implementasi
Kurikulum Merdeka.
Pilihan 3: Mandiri Berbagi
Menerapkan Kurikulum Merdeka dengan
mengembangkan sendiri berbagai perangkat
ajar di satuan pendidikan PAUD, kelas 1, 4, 7
dan 10.
Pilihan 1: Mandiri Belajar
Menerapkan beberapa bagian dan prinsip Kurikulum
Merdeka, tanpa mengganti kurikulum satuan pendidikan
yang sedang diterapkan.
Pilihan 2: Mandiri berubah
Menerapkan Kurikulum Merdeka menggunakan perangkat
ajar yang sudah disediakan pada satuan pendidikan PAUD,
kelas 1, 4, 7 dan 10.
Penerapan Kurikulum Merdeka didukung melalui penyediaan beragam
perangkat ajar serta pelatihan dan penyediaan sumber belajar guru,
kepala sekolah, dan dinas pendidikan.
● Perangkat ajar (buku teks, contoh-contoh alur tujuan
pembelajaran, kurikulum operasional sekolah, serta
modul ajar dan projek penguatan profil Pelajar
Pancasila disediakan melalui platform digital/PMM
bagi guru. Satuan pendidikan dapat melakukan
pengadaan buku teks secara mandiri dengan BOS
reguler atas dukungan Pemda dan yayasan
● Buku cetak dapat dibeli menggunakan dana BOS
melalui SIPLah atau cetak mandiri
01
Penyediaan
Perangkat
ajar: buku
teks dan
bahan ajar
pendukung
Penerapan Kurikulum Merdeka didukung melalui penyediaan beragam
perangkat ajar serta pelatihan dan penyediaan sumber belajar guru,
kepala sekolah, dan dinas pendidikan.
02
Pelatihan dan
penyediaan
sumber
belajar guru,
kepala
sekolah, dan
pemda
● Pelatihan mandiri bagi guru dan kepala sekolah
melalui micro learning di aplikasi digital.
● Menyediakan berbagai narasumber dalam
pelatihan Kurikulum Merdeka. Misalnya, melalui
pengimbasan dari Sekolah Penggerak.
● Berbagai sumber belajar untuk guru dalam
bentuk e-book, video, podcast dll., yang dapat
diakses daring dan didistribusikan melalui media
penyimpanan (flashdisk).
● Guru membentuk komunitas belajar untuk saling
berbagi praktik baik dalam adopsi Kurikulum
Merdeka, baik di satuan pendidikan maupun di
komunitasnya
Penerapan Kurikulum Merdeka didukung melalui penyediaan beragam
perangkat ajar serta pelatihan dan penyediaan sumber belajar guru,
kepala sekolah, dan dinas pendidikan.
03
Jaminan
jam
mengajar
dan
tunjangan
profesi
guru
● Perubahan struktur mata pelajaran tidak
merugikan guru
● Semua guru yang berhak mendapatkan
tunjangan profesi ketika menggunakan
Kurikulum 2013 akan tetap mendapatkan hak
tersebut
Perangkat ajar merupakan berbagai bahan ajar (tidak hanya buku teks)
yang digunakan untuk mencapai profil pelajar Pancasila dan Capaian
Pembelajaran
Modul projek penguatan profil pelajar
Pancasila dengan tema Bhineka
Tunggal Ika untuk Fase A
Modul ajar Bahasa Indonesia untuk
Fase D (SMP)
Buku teks mata pelajaran Pendidikan
Pancasila dan Kewarganegaraan untuk
kelas X
TOPIK 2
KURIKULUM MERDEKA
Struktur Kurikulum
Apa kekhasan dari
Kurikulum Merdeka?
Struktur Kurikulum
Pendidikan Anak Usía Dini (PAUD), Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah
1. Pembelajaran intrakurikuler. Kegiatan
pembelajaran intrakurikuler untuk setiap
mata pelajaran mengacu pada capaian
pembelajaran.
2. Projek penguatan profil pelajar
Pancasila. Kegiatan khusus yang
ditujukan untuk memperkuat upaya
pencapaian profil pelajar Pancasila yang
mengacu pada Standar Kompetensi
Lulusan.
Secara pengelolaan waktu pelaksanaan,
projek dapat dilaksanakan dengan
menjumlah alokasi jam pelajaran projek dari
semua mata pelajaran dan jumlah total
waktu pelaksanaan masing-masing projek
tidak harus sama.
Alokasi waktu untuk setiap projek
penguatan profil pelajar Pancasila tidak
harus sama. Satu projek dapat dilakukan
dengan durasi waktu yang lebih panjang
daripada projek yang lain.
Muatan Lokal
Satuan pendidikan menambahkan muatan lokal yang ditetapkan oleh pemerintah
daerah sesuai dengan karakteristik daerah. Satuan pendidikan dapat menambahkan
muatan tambahan sesuai karakteristik satuan pendidikan secara fleksibel, melalui 3
(tiga) pilihan sebagai berikut:
1. Mengintegrasikan ke dalam mata pelajaran lain;
2. Mengintegrasikan ke dalam tema projek penguatan profil pelajar Pancasila;
dan/atau
3. Mengembangkan mata pelajaran yang berdiri sendiri.
Struktur Kurikulum SD
Struktur kurikulum SD/MI dibagi menjadi 3 (tiga)
Fase:
a. Fase A untuk Kelas I dan Kelas II;
b. Fase B untuk Kelas III dan Kelas IV; dan
c. Fase C untuk Kelas V dan Kelas VI.
Satuan pendidikan SD/MI dapat
mengorganisasikan muatan pembelajaran
menggunakan pendekatan mata pelajaran atau
tematik. Proporsi beban belajar di SD/MI terbagi
menjadi 2 (dua), yaitu:
a. pembelajaran intrakurikuler; dan
b. projek penguatan profil pelajar Pancasila,
dialokasikan sekitar 20% (dua puluh persen)
beban belajar per-tahun.
Pelaksanaan projek penguatan profil pelajar
Pancasila dilakukan secara fleksibel, baik muatan
maupun waktu pelaksanaan. Secara muatan,
projek harus mengacu pada capaian profil pelajar
Pancasila sesuai dengan fase peserta didik, dan
tidak harus dikaitkan dengan capaian
pembelajaran pada mata pelajaran. Secara
pengelolaan waktu pelaksanaan, projek dapat
dilaksanakan dengan menjumlah alokasi jam
pelajaran projek penguatan profil pelajar
Pancasila dari semua mata pelajaran dan jumlah
total waktu pelaksanaan masing-masing projek
tidak harus sama.
Asumsi 1 Tahun = 36 minggu
1 JP = 35 menit
Alokasi per tahun
(minggu)
Alokasi Projek
per tahun
TOTAL JP PER
TAHUN
Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti* 108 (3) 36 144
Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti* 108 (3) 36 144
Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti* 108 (3) 36 144
Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti* 108 (3) 36 144
Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti* 108 (3) 36 144
Pendidikan Agama Khonghucu dan Budi Pekerti* 108 (3) 36 144
Pendidikan Pancasila 144 (4) 36 180
Bahasa Indonesia 216 (6) 72 288
Matematika 144 (4) 36 180
PJOK 108 (3) 36 144
Seni dan Budaya**:
o Seni Musik
o Seni Rupa
o Seni Teater
o Seni Tari
108 (3) 36 144
Bahasa Inggris*** 72 (2) - 72
Muatan Lokal*** 72 (2) 72
Total****: 828 (23) 252 1080
* Diikuti oleh peserta didik sesuai
dengan agama/kepercayaan
masing-masing.
** Satuan pendidikan menyediakan
minimal 1 (satu) jenis seni (Seni
Musik, Seni Rupa, Seni Teater,
dan/atau Seni Tari). Peserta didik
memilih 1 (satu) jenis seni (Seni
Musik, Seni Rupa, Seni Teater, atau
Seni Tari).
*** Maksimal 2 JP per minggu atau
72 JP per tahun.
**** Total JP tidak termasuk mata
pelajaran Bahasa Inggris, Muatan
Lokal, dan/atau mata pelajaran
tambahan yang diselenggarakan
oleh satuan pendidikan.
Alokasi Waktu Mata Pelajaran SD/MI Kelas I
Asumsi 1 Tahun = 36 minggu
1 JP = 35 menit
Alokasi pertahun
(minggu)
Alokasi Projek
per tahun
TOTAL JP PER
TAHUN
Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti* 108 (3) 36 144
Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti* 108 (3) 36 144
Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti* 108 (3) 36 144
Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti* 108 (3) 36 144
Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti* 108 (3) 36 144
Pendidikan Agama Khonghucu dan Budi Pekerti* 108 (3) 36 144
Pendidikan Pancasila 144 (4) 36 180
Bahasa Indonesia 252 (7) 72 324
Matematika 180 (5) *** 36 216
PJOK 108 (3) 36 144
Seni dan Budaya**:
o Seni Musik
o Seni Rupa
o Seni Teater
o Seni Tari
108 (3) 36 144
Bahasa Inggris*** 72 (2) - 72
Muatan Lokal*** 72 (2) 72
Total****: 900 (25) 252 1152
* Diikuti oleh peserta didik sesuai
dengan agama/kepercayaan
masing-masing.
** Satuan pendidikan menyediakan
minimal 1 (satu) jenis seni (Seni
Musik, Seni Rupa, Seni Teater,
dan/atau Seni Tari). Peserta didik
memilih 1 (satu) jenis seni (Seni
Musik, Seni Rupa, Seni Teater, atau
Seni Tari).
*** Maksimal 2 JP per minggu
atau 72 JP per tahun.
**** Total JP tidak termasuk mata
pelajaran Bahasa Inggris, Muatan
Lokal, dan/atau mata pelajaran
tambahan yang diselenggarakan
oleh satuan pendidikan.
Alokasi Waktu Mata Pelajaran SD/MI Kelas II
* Diikuti oleh peserta didik
sesuai dengan
agama/kepercayaan masing-
masing.
** Satuan pendidikan
menyediakan minimal 1 (satu)
jenis seni (Seni Musik, Seni
Rupa, Seni Teater, dan/atau
Seni Tari). Peserta didik
memilih 1 (satu) jenis seni (Seni
Musik, Seni Rupa, Seni Teater,
atau Seni Tari).
*** Maksimal 2 JP per minggu
atau 72 JP per tahun.
**** Total JP tidak termasuk
mata pelajaran Bahasa Inggris,
Muatan Lokal, dan/atau mata
pelajaran tambahan yang
diselenggarakan oleh satuan
pendidikan.
Asumsi 1 Tahun = 36 minggu
1 JP = 35 menit
Alokasi per tahun
(minggu)
Alokasi Projek
per tahun
TOTAL JP PER
TAHUN
Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti* 108 (3) 36 144
Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti* 108 (3) 36 144
Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti* 108 (3) 36 144
Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti* 108 (3) 36 144
Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti* 108 (3) 36 144
Pendidikan Agama Khonghucu dan Budi Pekerti* 108 (3) 36 144
Pendidikan Pancasila 144 (4) 36 180
Bahasa Indonesia 216 (6) 36 252
Matematika 180 (5) 36 216
IPAS 180 (5) 36 216
PJOK 108 (3) 36 144
Seni dan Budaya**:
o Seni Musik
o Seni Rupa
o Seni Teater
o Seni Tari
108 (3) 36 144
Bahasa Inggris*** 72 (2) - 72
Muatan Lokal*** 72 (2) - 72
Total****: 1044 (29) 252 1296
Alokasi Waktu Mata Pelajaran SD/MI Kelas III-V
Asumsi 1 Tahun = 36 minggu K13 Program Sekolah Penggerak
Per Minggu
Alokasi per tahun
(minggu)
Alokasi Projek per tahun Total JP Per Tahun
Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti* 4 108 (3) 36 144
Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti* 4 108 (3) 36 144
Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti* 4 108 (3) 36 144
Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti* 4 108 (3) 36 144
Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti* 4 108 (3) 36 144
Pendidikan Agama Khonghucu dan Budi Pekerti* 4
108 (3) 36 144
Pendidikan Pancasila 6 144 (4) 36 180
Bahasa Indonesia 10 216 (6) 36 252
Matematika 6 180 (5) 36 216
Ilmu Pengetahuan Alam dan Sosial - 180 (5) 36 216
Pendidikan Jasmani Olahraga dan kesehatan - 108 (3) 36 144
Pilihan minimal 1:
a) Seni Musik, b) Seni Rupa, c) Seni Teater, d) Seni Tari
4
108 (3) 36 144
Bahasa Inggris*** 2 72 (2)*** 72***
Muatan Lokal*** 2 72 (2)*** 72***
Total*** 1.044(29) 252 1.296
****Jam pelajaran
kelas 3 SD mengalami
peningkatan, mengikuti
struktur kelas 4 karena
IPAS dimulai di kelas 3
***opsional. Satuan
Pendidikan dapat
mengintegrasikan
muatan lokal dalam
mapel lain atau
diajarkan melalui
kegiatan projek.
Alokasi Waktu Mata Pelajaran SD/MI Kelas III - V
Struktur Kurikulum SMP
Kurikulum Operasional Satuan Pendidikan:
Bagaimana menyusun
pedoman penyelenggaraan
pembelajaran sesuai dengan
karakteristik dan kebutuhan
satuan pendidikan?
Kurikulum Operasional Satuan Pendidikan
Kurikulum operasional yang dikembangkan menunjukkan
kesesuaian dengan karakteristik dan kebutuhan peserta didik,
satuan pendidikan, dan daerah. Dalam mengembangkan dan
mengelola kurikulum operasional, satuan pendidikan
sebaiknya melibatkan seluruh pemangku kepentingan,
termasuk siswa, komite sekolah, dan masyarakat.
Pemerintah menyediakan contoh-contoh kurikulum
operasional sekolah yang dapat dimodifikasi, dijadikan
contoh, atau rujukan untuk satuan pendidikan dalam
mengembangkan kurikulum operasionalnya.
Prinsip pengembangan kurikulum operasional di satuan pendidikan
1. Berpusat pada peserta didik, yaitu pembelajaran harus memenuhi keragaman potensi, kebutuhan
perkembangan dan tahapan belajar, serta kepentingan peserta didik. Profil Pelajar Pancasila selalu menjadi
rujukan pada semua tahapan dalam penyusunan kurikulum operasional sekolah
2. Kontekstual, menunjukkan kekhasan dan sesuai dengan karakteristik satuan pendidikan, konteks sosial
budaya dan lingkungan, serta dunia kerja dan industri (khusus SMK), dan menunjukkan karakteristik atau
kekhususan peserta didik berkebutuhan khusus (khusus SLB)
3. Esensial, yaitu memuat semua unsur informasi penting/utama yang dibutuhkan dan digunakan di satuan
pendidikan. Bahasa yang digunakan lugas, ringkas, dan mudah dipahami
4. Akuntabel, dapat dipertanggungjawabkan karena berbasis data dan aktual
5. Melibatkan berbagai pemangku kepentingan. Pengembangan kurikulum satuan pendidikan melibatkan
komite satuan pendidikan dan berbagai pemangku kepentingan antara lain orang tua, organisasi, berbagai
sentra, serta industri dan dunia kerja untuk SMK, di bawah koordinasi dan supervisi dinas Pendidikan atau
kantor kementerian yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang agama sesuai dengan
kewenangannya.
Komponen Kurikulum Operasional Satuan Pendidikan
Komponen kurikulum operasional yang dikembangkan dan digunakan di satuan
pendidikan terdiri atas karakteristik satuan pendidikan, visi, misi, dan tujuan satuan
pendidikan, pengorganisasian pembelajaran, dan perencanaan pembelajaran.
Untuk dokumen rencana pelaksanaan pembelajaran ruang lingkup kelas, satuan
pendidikan dapat menggunakan, memodifikasi, atau mengadaptasi contoh modul ajar
yang disediakan Pemerintah, dan cukup melampirkan beberapa contoh Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)/modul ajar atau bentuk rencana kegiatan yang
mewakili inti dari rangkaian pembelajaran pada bagian Lampiran. Satuan pendidikan
memiliki keleluasaan untuk menentukan format dan sistematika penyusunan
kurikulum operasional satuan pendidikan.
Kerangka dasar kurikulum yang ditetapkan oleh pemerintah
pusat
TUJUAN PENDIDIKAN NASIONAL
Struktur Kurikulum
Capaian Pembelajaran
Prinsip Pembelajaran dan Asesmen
Merumuskan
VISI
MISI
TUJUAN
Menganalisis konteks
KARAKTERISTIK
SATUAN
PENDIDIKAN
Menentukan
PENGORGANISASIAN
PEMBELAJARAN
Menyusun
RENCANA
PEMBELAJARAN
TETAP
Ditetapkan oleh pemerintah pusat
FLEKSIBEL/DINAMIS
Satuan pendidikan
mengembangkan kurikulum
operasional berdasarkan
kerangka dan struktur
kurikulum, sesuai karakteristik
dan kebutuhan satuan
pendidikan
. .
1
2
3
4
Proses Penyusunan Kurikulum Operasional di Satuan Pendidikan Secara Umum
SNP
Analisis Karakteristik Satuan Pendidikan
Sebelum mengembangkan kurikulum satuan pendidikan, sekolah perlu melakukan
analisis karakteristik dan lingkungan belajar dengan menampung aspirasi anggota
komunitas, dan menjadikan visi dan misi sebagai arahan yang disepakati oleh seluruh
warga satuan pendidikan.
Prinsip-prinsip analisis lingkungan belajar:
● Melibatkan perwakilan warga satuan pendidikan
● Menggunakan data-data yang diperoleh dari situasi nyata/kondisi satuan
pendidikan
● Mengalokasikan waktu yang cukup untuk pengumpulan, pengorganisasian, analisis
dan dokumentasi data
● Memilah informasi yang relevan dan menyimpulkan untuk mengembangkan
strategi atau solusi
Contoh informasi yang perlu didapatkan dalam analisis lingkungan belajar satuan
pendidikan:
● Apa kekhasan daerah setempat yang penting untuk dilestarikan?
● Bagaimana peran satuan pendidikan sebagai bagian dari masyarakat setempat?
● Apa dampak dari satuan pendidikan yang sudah dapat dirasakan saat ini (baik oleh
warga masyarakat maupun warga satuan pendidikan itu sendiri)?
● Bagaimana peran satuan pendidikan dalam menyiapkan peserta didik mencapai
profil Pelajar Pancasila?
● [SMK] Apa potensi daerah dan kondisi dunia kerja yang relevan?
Berikut adalah pilihan cara untuk
mengumpulkan informasi
● Kuesioner, dengan pertanyaan
disesuaikan dengan tujuan dan
sasaran yang dibutuhkan.
● Wawancara, untuk mendapatkan
data secara langsung.
● Diskusi kelompok terpumpun
(FGD) dengan mengundang
perwakilan dari seluruh warga
satuan pendidikan dan tokoh
masyarakat.
● Observasi
● Rapor pendidikan, terkait mutu
dan hasil belajar, kompetensi dan
kinerja guru dan tenaga
kependidikan, mutu dan relevansi
pembelajaran
Beberapa alat yang dapat digunakan
untuk menganalisis informasi:
● Analisis SWOT
● Root Cause
● Fish Bone
Bagaimana pengelolaan
pembelajaran bisa dilakukan di
satuan pendidikan?
Bahasa Inggris
Seni Musik
IPAS
Pembelajaran tematik
● Pembelajaran tematik diibaratkan
gado-gado, dimana bermacam bahan
dicampur namun masih dapat dipilah
● Jadwal disusun berdasarkan mata
pelajaran tetapi kegiatan pembelajaran
dijalankan dengan merujuk pada tema
yang sudah ditentukan
● Pembelajaran tematik disusun dengan
cara menyusun TP yang sesuai dengan
tema
● Saat perencanaan pembelajaran guru
dan wakil kepala sekolah bidang
kurikulum melihat CP dan
mengidentifikasi tema- tema yang bisa
menjadi fokus pembelajaran
Contoh desain pembelajaran tematik fase C
Sumber daya
alam lokal untuk
menjaga
kesehatan dalam
keseharian
menulis teks deskripsi mengenai
satu sumber daya alam dari
daerahnya yg bisa dimanfaatkan
untuk kesehatan masyarakat.
siswa bertanya kepada narasumber
mengenai jenis-jenis sumber daya alam
lokal (sebisa mungkin yang masih
mudah dijumpai oleh siswa) yang
dimanfaatkan untuk kesehatan. Dari
informasi yang didapat, siswa dapat
mendiskusikan cara kerja sistem tubuh
secara sederhana (sistem pernapasan
atau pencernaan dan mendiskusikan
cara-cara untuk menjaga kesehatan
sistem tersebut
siswa belajar memainkan
alat musik dari daerah
lokal yang menggunakan
bahan yang diambil dari
alam sekitarnya. Siswa
juga berdiskusi mengenai
peran bermusik dalam
kesehatan emosi
(memberikan
ketenangan/menghibur)
Bahasa Indonesia
siswa membuat pertanyaan untuk
diajukan kepada narasumber
mengenai jenis-jenis sumber daya
alam lokal Siswa mencatat
informasi yang didapat secara
terstruktur (belajar membuat
tabel atau diagram) dan berdiskusi
untuk membuat cara
mengkomunikasikan informasi
tersebut.
Desain Pembelajaran berbasis Mapel
Senin Selasa Rabu Kamis Jumat
07.00 - 07.35 Matematika Bahasa Indonesia Matematika IPAS PJOK
07.35 - 08.05 Matematika Bahasa Indonesia Matematika IPAS Bahasa Inggris
08.05 - 08.40 Seni dan Budaya Muatan lokal Matematika Projek penguatan profil
pelajar Pancasila
Bahasa Inggris
08.40 - 09.00 istirahat
09.00 - 09.35 Projek penguatan profil
pelajar Pancasila
PJOK IPAS Projek penguatan profil
pelajar Pancasila
Seni dan Budaya
09.35 - 10.10 Projek penguatan profil
pelajar Pancasila
PJOK IPAS Projek penguatan profil
pelajar Pancasila
Seni dan Budaya
10.10 - 10.45 Pendidikan Pancasila Pendidikan Pancasila IPAS Bahasa Indonesia Agama dan Budi Pekerti
10.45 - 11.05 istirahat
11.05 - 11.40 Pendidikan Pancasila Pendidikan Pancasila Projek penguatan profil
pelajar Pancasila
Bahasa Indonesia
11.40 - 12.15 Agama dan Budi Pekerti Bahasa Indonesia Projek penguatan profil
pelajar Pancasila
Muatan lokal
12.15 - 12.50 Agama dan Budi Pekerti Bahasa Indonesia
Contoh jadwal pembelajaran berbasis mata pelajaran
Untuk pembelajaran tematik, dapat menggunakan contoh jadwal yang sama namun setiap materi di
mata pelajaran konteksnya dikaitkan dengan tema
Pembelajaran integratif
● Pembelajaran integratif diibaratkan jus, di mana bermacam
bahan dilebur dan sudah tidak dapat dipilah
● Pembelajaran integratif berfokus membangun pemahaman
terhadap satu ide besar (konsep)
● Saat perencanaan pembelajaran guru dan wakil kepala sekolah
bidang kurikulum melihat TP dan merancang sebuah ide besar
(konsep) yang menjadi tujuan akhir proses pembelajaran
● Jadwal disusun dengan meleburkan beberapa mata pelajaran,
sehingga sudah menjadi satu unit pembelajaran integratif
Contoh desain unit integratif fase B
IPAS
Elemen keterampilan proses:
● Merencanakan dan melakukan penyelidikan. Dengan panduan, peserta
didik membuat rencana dan melakukan langkah-langkah operasional
untuk menjawab pertanyaan yang diajukan. Menggunakan alat dan bahan
yang sesuai dengan mengutamakan keselamatan. Peserta didik
menggunakan alat bantu pengukuran untuk mendapatkan data yang
akurat.
● Memproses, menganalisis data dan informasi. Mengorganisasikan data
dalam bentuk tabel dan grafik sederhana untuk menyajikan data dan
mengidentifikasi pola. Peserta didik membandingkan antara hasil
pengamatan dengan prediksi dan memberikan alasan yang bersifat ilmiah.
Ide utama /konsep:
Rancangan dan cara penyampaian
sebuah pesan menentukan
efektivitas penyampaiannya
Asesmen (performance task) :
Menyampaikan pesan untuk
mempromosikan gaya hidup sehat.
Siswa merancang media dan pesan
inti yang perlu disampaikan dalam
serangkaian kegiatan kampanye
hidup sehat.
Mata pelajaran yang terintegrasi:
IPAS, Bahasa Indonesia, PPKN
Bahasa Indonesia Pendidikan Pancasila
Elemen Menyimak:
Peserta didik mampu
memahami ide pokok
(gagasan) suatu pesan lisan,
informasi dari media audio,
teks aural (teks yang
dibacakan dan/atau didengar),
dan instruksi lisan yang
berkaitan dengan tujuan
berkomunikasi. Peserta didik
mampu memahami dan
memaknai teks narasi yang
dibacakan atau dari media
audio.
Elemen Membaca & Memirsa:
Peserta didik mampu
memahami pesan dan
informasi tentang kehidupan
sehari-hari, teks narasi, dan
puisi anak dalam bentuk cetak
atau elektronik. Peserta didik
mampu memahami ide pokok
dan ide pendukung pada teks
informasional dan mampu
menjelaskan permasalahan
yang dihadapi oleh tokoh
cerita pada teks narasi.
Peserta didik mampu
menambah kosakata baru dari
teks yang dibaca atau
tayangan yang dipirsa sesuai
dengan topik.
Elemen Berbicara &
Mempresentasikan:
Peserta didik mampu berbicara
dengan pilihan kata dan sikap
tubuh/gestur yang santun,
menggunakan volume dan
intonasi yang tepat sesuai
konteks; mengajukan dan
menanggapi pertanyaan dalam
suatu percakapan dan diskusi
dengan lebih aktif. Peserta
didik mampu mengungkapkan
gagasan dalam suatu
percakapan dan diskusi
dengan menerapkan tata
caranya. Peserta didik mampu
menceritakan kembali suatu
informasi yang dibaca atau
didengar dari teks narasi
dengan topik yang beragam.
Peserta didik dapat mengenal
identitas dirinya dan teman-
temannya sesuai budaya,
minat, dan perilakunya; cara
berkomunikasi dengan
mereka; mengenali
karakteristik fisik dan non-fisik
orang dan benda yang ada di
lingkungan sekitarnya; serta
memahami bahwa kebinekaan
dapat memberikan
kesempatan untuk
mendapatkan pengalaman dan
pemahaman yang baru.
Senin Selasa Rabu Kamis Jumat
07.00 - 07.35 Unit integratif Seni dan Budaya Unit integratif Muatan lokal Agama dan Budi Pekerti
07.35 - 08.05 Unit integratif Seni dan Budaya Unit integratif Matematika Bahasa Inggris
08.05 - 08.40 Unit integratif Seni dan Budaya Unit integratif Matematika Bahasa Inggris
08.40 - 09.00 istirahat
09.00 - 09.35 Matematika Unit integratif Muatan lokal Projek penguatan profil
pelajar Pancasila
Unit integratif
09.35 - 10.10 Matematika Unit integratif Agama dan Budi Pekerti Projek penguatan profil
pelajar Pancasila
Unit integratif
10.10 - 10.45 Matematika Unit integratif Agama dan Budi Pekerti Projek penguatan profil
pelajar Pancasila
Unit integratif
10.45 - 11.05 istirahat
11.05 - 11.40 Projek penguatan profil
pelajar Pancasila
PJOK Projek penguatan profil
pelajar Pancasila
Unit integratif
11.40 - 12.15 Projek penguatan profil
pelajar Pancasila
PJOK Projek penguatan profil
pelajar Pancasila
Unit integratif
12.15 - 12.50 PJOK Unit integratif
Contoh jadwal pembelajaran berbasis mata pelajaran
Pembelajaran berbasis mata pelajaran
Pembelajaran berbasis mata pelajaran diibaratkan makanan
dengan lauk yang terpisah
Pembelajaran berbasis mata pelajaran bertujuan mencapai
Capaian Pembelajaran di masing-masing mata pelajaran
Saat perencanaan pembelajaran guru dan wakil kepala
sekolah bidang kurikulum melihat TP dan merancang
asesmen dan kegiatan untuk setiap mata pelajaran
Jadwal disusun berdasarkan mata pelajaran tetapi kegiatan
pembelajaran dijalankan dengan merujuk pada tema yang
sudah ditentukan
Contoh desain pembelajaran berbasis mata pelajaran
Bahasa Indonesia IPAS PPKN
CP Elemen Menyimak:
Peserta didik mampu memahami ide pokok
(gagasan) suatu pesan lisan, informasi dari
media audio, teks aural (teks yang dibacakan
dan/atau didengar), dan instruksi lisan yang
berkaitan dengan tujuan berkomunikasi.
Peserta didik mampu memahami dan
memaknai teks narasi yang dibacakan atau
dari media audio
CP elemen keterampilan proses:
● Merencanakan dan melakukan
penyelidikan. Dengan panduan, peserta
didik membuat rencana dan melakukan
langkah-langkah operasional untuk
menjawab pertanyaan yang diajukan.
Menggunakan alat dan bahan yang
sesuai dengan mengutamakan
keselamatan. Peserta didik
menggunakan alat bantu pengukuran
untuk mendapatkan data yang akurat.
● Memproses, menganalisis data dan
informasi. Mengorganisasikan data
dalam bentuk tabel dan grafik
sederhana untuk menyajikan data dan
mengidentifikasi pola. Peserta didik
membandingkan antara hasil
pengamatan dengan prediksi dan
memberikan alasan yang bersifat
ilmiah.
Peserta didik dapat mengenal identitas
dirinya dan teman-temannya sesuai budaya,
minat, dan perilakunya; cara berkomunikasi
dengan mereka; mengenali karakteristik
fisik dan non-fisik orang dan benda yang ada
di lingkungan sekitarnya; serta memahami
bahwa kebinekaan dapat memberikan
kesempatan untuk mendapatkan
pengalaman dan pemahaman yang baru.
Bahasa Indonesia IPAS PPKN
Tujuan pembelajaran: Peserta didik menyimak
dengan saksama, memahami instruksi yang lebih
kompleks, memahami dan memaknai ide pokok
dalam teks audiovisual dan teks aural (teks yang
dibacakan) yang sesuai jenjangnya.
Asesmen: Merancang media penyampaian pesan
Kegiatan pembelajaran
● Mengamati berbagai media penyampaian
pesan, contoh: video, poster, artikel pendek
dan mengidentifikasi ide / pesan yang
disampaikan
● Mendiskusikan media yang paling efektif
dalam menyampaikan pesan
● Mencari data di sekolah untuk mengetahui
media apa yang paling disukai teman-
temannya
● Mendesain media penyampaian pesan
Tujuan Pembelajaran: mendesain kuesioner
sederhana, mengorganisasikan data
Asesmen: membuat kuesioner sederhana
Kegiatan pembelajaran:
● Penjelasan ttg bentuk dan fungsi kuesioner
● Membuat pertanyaan untuk kuesioner
● Merancang kuesioner secara berkelompok
Tujuan Pembelajaran: Memahami pengaruh
budaya dengan cara berkomunikasi
Asesmen: membuat salindia ttg pengaruh budaya
tertentu dengan cara berkomunikasi
Kegiatan pembelajaran:
● Membaca jigsaw: bagaimana budaya dapat
mempengaruhi gaya berkomunikasi
● Diskusi: apa yang kamu ketahui tentang
karakteristik kelompok masyarakat di sekolah?
● Brainstorm: bagaimana cara berkomunikasi
yang paling sesuai untuk masyarakat sekolah?
Contoh desain pembelajaran berbasis mata pelajaran
Bagaimana guru
menggunakan dan
memilih perangkat ajar
yang tepat?
Perangkat ajar :
Prinsip Pembelajaran
Pembelajaran merupakan proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada
suatu lingkungan belajar. Prinsip pembelajaran sebagai berikut:
a. pembelajaran dirancang dengan mempertimbangkan tahap perkembangan dan tingkat
pencapaian peserta didik saat ini, sesuai dengan kebutuhan belajar, serta mencerminkan
karakteristik dan perkembangan peserta didik yang beragam sehingga pembelajaran
menjadi bermakna dan menyenangkan;
b. pembelajaran dirancang dan dilaksanakan untuk membangun kapasitas untuk menjadi
pembelajar sepanjang hayat;
c. proses pembelajaran mendukung perkembangan kompetensi dan karakter peserta didik
secara holistik;
d. pembelajaran yang relevan, yaitu pembelajaran yang dirancang sesuai konteks, lingkungan,
dan budaya peserta didik, serta melibatkan orang tua dan komunitas sebagai mitra; dan
e. pembelajaran berorientasi pada masa depan yang berkelanjutan.
Prinsip Asesmen
Asesmen atau penilaian merupakan proses pengumpulan dan pengolahan informasi
untuk mengukur pencapaian hasil belajar peserta didik. Prinsip asesmen sebagai berikut:
a. asesmen merupakan bagian terpadu dari proses pembelajaran, fasilitasi
pembelajaran, dan penyediaan informasi yang holistik, sebagai umpan balik untuk
pendidik, peserta didik, dan orang tua/wali agar dapat memandu mereka dalam
menentukan strategi pembelajaran selanjutnya;
b. asesmen dirancang dan dilakukan sesuai dengan fungsi asesmen tersebut, dengan
keleluasaan untuk menentukan teknik dan waktu pelaksanaan asesmen agar
efektif mencapai tujuan pembelajaran;
c. asesmen dirancang secara adil, proporsional, valid, dan dapat dipercaya (reliable)
untuk menjelaskan kemajuan belajar, menentukan keputusan tentang langkah dan
sebagai dasar untuk menyusun program pembelajaran yang sesuai selanjutnya;
d. laporan kemajuan belajar dan pencapaian peserta didik bersifat sederhana dan
informatif, memberikan informasi yang bermanfaat tentang karakter dan
kompetensi yang dicapai, serta strategi tindak lanjut; dan
e. hasil asesmen digunakan oleh peserta didik, pendidik, tenaga kependidikan, dan
orang tua/wali sebagai bahan refleksi untuk meningkatkan mutu pembelajaran.
1. Asesmen di awal pembelajaran dapat dilakukan untuk mengidentifikasi kebutuhan belajar peserta didik,
dan hasilnya digunakan untuk merancang pembelajaran yang sesuai dengan tahap capaian peserta didik. Pada
pendidikan khusus, asesmen diagnostik dilaksanakan sebelum perencanaan pembelajaran sebagai rujukan
untuk menyusun Program Pembelajaran Individual (PPI).
2. Satuan pendidikan dan pendidik memiliki keleluasaan untuk menentukan kegiatan pembelajaran dan
perangkat ajar sesuai dengan tujuan pembelajaran, konteks satuan pendidikan, dan karakteristik peserta didik.
3. Satuan pendidikan dan pendidik memiliki keleluasaan untuk menentukan jenis, teknik, bentuk instrumen,
dan waktu pelaksanaan asesmen berdasarkan karakteristik tujuan pembelajaran.
4. Apabila pendidik menggunakan modul ajar yang disediakan pemerintah dan/atau membuat modul ajar merujuk
pada modul ajar yang disediakan pemerintah, maka pendidik tersebut dapat menggunakan modul ajar
sebagai dokumen perencanaan pembelajaran, dengan komponen sekurang-kurangnya terdiri dari tujuan
pembelajaran, langkah-langkah pembelajaran, dan asesmen yang digunakan untuk memantau ketercapaian
tujuan pembelajaran.
5. Untuk SMK, mitra dunia kerja dapat mendukung pembelajaran, asesmen, dan uji kompetensi yang selaras
dengan prinsip-prinsip asesmen.
6. Perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran dan asesmen pada mata pelajaran Praktik Kerja Lapangan
(PKL) di SMK dilaksanakan secara kolaboratif oleh satuan pendidikan dan mitra dunia kerja.
Perencanaan serta Pelaksanaan Pembelajaran dan Asesmen
Perangkat Ajar
Perangkat ajar merupakan berbagai bahan ajar yang digunakan oleh pendidik dalam
upaya mencapai profil pelajar Pancasila dan Capaian Pembelajaran.
Perangkat ajar meliputi buku teks pelajaran, modul ajar, modul projek penguatan
profil pelajar Pancasila, contoh-contoh kurikulum operasional satuan pendidikan,
video pembelajaran, serta bentuk lainnya. Pendidik dapat menggunakan beragam
perangkat ajar dari berbagai sumber.
Perangkat ajar dapat langsung digunakan pendidik untuk mengajar ataupun
sebagai referensi atau inspirasi dalam merancang pembelajaran.
Modul Ajar
Modul ajar merupakan dokumen yang berisi tujuan, langkah, dan media
pembelajaran, serta asesmen yang dibutuhkan dalam satu unit/topik berdasarkan alur
tujuan pembelajaran.
Pendidik memiliki keleluasaan untuk membuat sendiri, memilih, dan memodifikasi
modul ajar yang tersedia sesuai dengan konteks, karakteristik, serta kebutuhan peserta
didik.
Pemerintah menyediakan contoh-contoh modul ajar yang dapat dijadikan inspirasi
untuk satuan pendidikan. Pendidik yang menggunakan modul ajar yang disediakan
Pemerintah tidak perlu lagi menyusun perencanaan pembelajaran/RPP/modul ajar.
Penyediaan Perangkat ajar: buku teks dan bahan
ajar pendukung
Perangkat ajar (buku teks, contoh-contoh alur tujuan pembelajaran, kurikulum
operasional sekolah, serta modul ajar dan projek penguatan profil Pelajar
Pancasila disediakan melalui platform digital bagi guru. Sekolah dapat
melakukan pengadaan buku teks secara mandiri dengan BOS reguler atas
dukungan Pemda dan yayasan
Buku cetak dapat dibeli menggunakan dana BOS melalui SIPLah atau cetak
mandiri
1. Satuan pendidikan menyiapkan pelaporan hasil belajar (rapor)
peserta didik.
2. Rapor peserta didik PAUD meliputi komponen identitas
peserta didik, nama satuan pendidikan, kelompok usia,
semester, tinggi badan dan berat badan, deskripsi
perkembangan capaian pembelajaran, dan refleksi orang tua.
3. Rapor peserta didik SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA, dan SMK/MAK
atau sederajat meliputi komponen identitas peserta didik,
nama satuan pendidikan, kelas, semester, mata pelajaran, nilai,
deskripsi, catatan guru, presensi, dan kegiatan ekstrakurikuler.
4. Satuan pendidikan memiliki keleluasaan untuk menentukan
mekanisme dan format pelaporan hasil belajar kepada orang
tua/wali.
5. Pada SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA dan SMK/MAK atau sederajat,
satuan pendidikan dan pendidik memiliki keleluasaan untuk
menentukan deskripsi dalam menjelaskan makna nilai yang
diperoleh peserta didik.
Pelaporan Kemajuan Belajar
6. Pelaporan hasil belajar disampaikan sekurang-
kurangnya pada setiap akhir semester.
7. Satuan pendidikan menyampaikan rapor peserta
didik secara berkala melalui e rapor/dapodik
8. Pada SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA, SMK/MAK, atau
sederajat, satuan pendidikan memiliki keleluasaan
untuk menentukan kriteria kenaikan kelas dengan
mempertimbangkan:
a. laporan kemajuan belajar;
b. laporan pencapaian projek penguatan profil pelajar
Pancasila;
c. portofolio peserta didik;
d. paspor keterampilan (skill passport) dan rekognisi
pembelajaran lampau peserta didik untuk SMK
e. prestasi akademik dan non-akademik;
f. ekstrakurikuler;
g. penghargaan peserta didik; dan
h. tingkat kehadiran.
Kesimpulan
● Pelaksanaan projek penguatan profil pelajar Pancasila dilakukan secara fleksibel, baik secara
muatan maupun secara waktu pelaksanaan. Secara muatan, projek profil harus mengacu pada
capaian profil pelajar Pancasila sesuai dengan fase peserta didik, dan tidak harus dikaitkan dengan
capaian pembelajaran pada mata pelajaran.
● Secara pengelolaan waktu pelaksanaan, projek dapat dilaksanakan dengan menjumlah alokasi jam
pelajaran projek dari semua mata pelajaran dan jumlah total waktu pelaksanaan masing-masing
projek tidak harus sama.
● Komponen kurikulum operasional yang dikembangkan dan digunakan di satuan pendidikan terdiri
atas karakteristik satuan pendidikan, visi, misi, dan tujuan satuan pendidikan, pengorganisasian
pembelajaran, dan perencanaan pembelajaran. Satuan pendidikan memiliki keleluasaan untuk
menentukan format dan sistematika penyusunan kurikulum operasional satuan pendidikan.
● Perangkat ajar meliputi buku teks pelajaran, modul ajar, modul projek penguatan profil pelajar
Pancasila, contoh-contoh kurikulum operasional satuan pendidikan, video pembelajaran, serta
bentuk lainnya. Pendidik dapat menggunakan beragam perangkat ajar dari berbagai sumber.
Perangkat ajar dapat langsung digunakan pendidik untuk mengajar ataupun sebagai referensi atau
inspirasi dalam merancang pembelajaran
Karakteristik Kurikulum di Setiap Jenjang
PAUD SD SMP SMA SMK SLB
Kegiatan bermain
sebagai pendekatan
belajar yang utama
Penguatan literasi
dini dan penanaman
karakter dapat
melalui kegiatan
bermain-belajar
berbasis buku
bacaan anak
Fase Fondasi untuk
meningkatkan
kesiapan bersekolah
Pembelajaran
berbasis projek
untuk penguatan
profil Pelajar
Pancasila dilakukan
melalui kegiatan
perayaan hari besar
dan perayaan tradisi
lokal
Penguatan kompetensi yang
mendasar dan pemahaman
holistik:
• Untuk memahami
lingkungan sekitar, mata
pelajaran IPA dan IPS
digabungkan sebagai
mata pelajaran Ilmu
Pengetahuan Alam dan
Sosial (IPAS)
• Integrasi computational
thinking dalam mata
pelajaran Bahasa
Indonesia, Matematika,
dan IPAS
• Bahasa Inggris sebagai
mata pelajaran pilihan
Pembelajaran berbasis
projek untuk penguatan
profil Pelajar Pancasila
dilakukan minimal 2 kali
dalam satu tahun ajaran
Penyesuaian
dengan
perkembangan
teknologi digital,
mata pelajaran
Informatika
menjadi mata
pelajaran wajib
Panduan untuk
guru Informatika
disiapkan untuk
membantu guru-
guru pemula,
sehingga guru
mata pelajaran
tidak harus
berlatar belakang
pendidikan
informatika
Pembelajaran
berbasis projek
untuk penguatan
profil Pelajar
Pancasila dilakukan
minimal 3 kali
dalam satu tahun
ajaran
Program peminatan/
penjurusan tidak
diberlakukan
Di kelas 10 pelajar
menyiapkan diri untuk
menentukan pilihan mata
pelajaran di kelas 11. Mata
pelajaran yang dipelajari
serupa dengan di SMP
Di kelas 11 dan 12 pelajar
mengikuti mata pelajaran
dari Kelompok Mapel
Wajib, dan memilih mata
pelajaran dari kelompok
MIPA, IPS, Bahasa, dan
Keterampilan Vokasi sesuai
minat, bakat, dan
aspirasinya
Pembelajaran berbasis
projek untuk penguatan
profil Pelajar Pancasila
dilakukan minimal 3 kali
dalam satu tahun ajaran, dan
pelajar menulis esai ilmiah
sebagai syarat kelulusan
Dunia kerja dapat terlibat dalam
pengembangan pembelajaran
Struktur lebih sederhana
dengan dua kelompok mata
pelajaran, yaitu Umum dan
Kejuruan. Persentase kelompok
kejuruan meningkat dari 60%
ke 70%
Penerapan pembelajaran
berbasis projek dengan
mengintegrasikan mata
pelajaran terkait.
Praktek Kerja Lapangan (PKL)
menjadi mata pelajaran wajib
minimal 6 bulan (1 semester).
Pelajar dapat memilih mata
pelajaran di luar program
keahliannya
Capaian pembelajaran
pendidikan khusus dibuat
hanya untuk yang memiliki
hambatan intelektual
Untuk pelajar di SLB yang
tidak memiliki hambatan
intelektual, capaian
pembelajarannya sama
dengan sekolah reguler yang
sederajat, dengan
menerapkan prinsip
modifikasi kurikulum
Sama dengan pelajar di
sekolah reguler, pelajar di SLB
juga menerapkan
pembelajaran berbasis
projek untuk menguatkan
Pelajar Pancasila dengan
mengusung tema yang sama
dengan sekolah reguler,
dengan kedalaman materi
dan aktivitas sesuai dengan
karakteristik dan kebutuhan
pelajar di SLB
Jika Siswa tidak bisa belajar dengan
cara guru mengajar maka guru
harus mengajar dengan cara siswa
belajar.
Bagaimana strategi Kemendikbudristek dalam implementasi
Kurikulum Merdeka?
72
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
5. Guru dan kepala sekolah memanfaatkan Pusat Layanan
Bantuan (Helpdesk) untuk mendapatkan informasi lebih
4. Guru dan kepala sekolah belajar praktik baik melalui
narasumber yang sudah direkomendasikan
3. Guru dan kepala sekolah belajar Kurikulum Merdeka di
dalam komunitas belajar
1. Guru dan kepala sekolah belajar mandiri melalui
Platform Merdeka Mengajar
2. Guru dan kepala sekolah belajar Kurikulum Merdeka
dengan mengikuti Seri Webinar
6 STRATEGI /
DUKUNGAN
KEMENDIKBUDRISTEK
DALAM IKM* SECARA
MANDIRI
6. Guru dan kepala sekolah bekerja sama dengan mitra
pembangunan untuk implementasi Kurikulum Merdeka
*Implementasi Kurikulum Merdeka
73
Platform Merdeka Mengajar
Helpdesk (Pusat Layanan Bantuan)
Mitra
pembangunan
parsial
Seri Webinar
pendampingan
bimtek cara belajar
sosialisasi dan bimtek
belajar bersama
Ekosistem Implementasi Kurikulum Merdeka
1
2
5
6
4
3
Pusat UPT Dinas Pendidikan Satuan Pendidikan
koordinasi
Komunitas belajar
Penyediaan narasumber
74
Secara umum, strategi Satuan Pendidikan dalam menerapkan Kurikulum Merdeka
1.Platform Merdeka Mengajar
(PMM) adalah wadah di mana guru
dan kepala satuan pendidikan bisa
mempelajari bagaimana memahami
Kurikulum Merdeka, dengan cara
mengakses pelatihan mandiri,
mengakses dokumen Kurikulum
Merdeka, perangkat ajar, asesmen,
serta praktik baik.
2. Untuk memperkuat
pemahaman terkait Kurikulum
Merdeka,guru dan kepala satuan
pendidikan dapat mengikuti Seri
Webinar yang membahas seputar
Kurikulum Merdeka.
3. Strategi Komunitas Belajar
merupakan strategi yang
memberdayakan dan menguatkan
ekosistem guru. Pada komunitas
belajar, guru dapat saling belajar,
mengkonfirmasi pemahaman dan
diskusi dari bahan PMM, webinar,
atau panduan, serta berbagi
praktik baik.
6. Bagi wilayah atau satuan
pendidikan yang berada di bawah
binaan mitra pembangunan, guru
dan kepala satuan pendidikan
dapat menjadikan mitra
pembangunan sebagai fasilitator
belajar yang dapat membantu
dalam menerapkan Kurikulum
Merdeka
5. Pusat Layanan Bantuan
(Helpdesk) dapat guru atau
kepala satuan pendidikan akses
untuk mendapatkan jawaban
yang tepat dan cepat jika
mendapat kendala atau hal yang
tidak ditemukan solusinya dalam
panduan, PMM, komunitas
belajar, atau FAQ yang tersedia.
4. Untuk memperoleh inspirasi
tentang bagaimana penerapan
Kurikulum Merdeka, guru, kepala
satuan pendidikan, atau
penggerak komunitas dapat
mengundang narasumber untuk
berbagi praktik baik ke komunitas
belajar maupun ke satuan
pendidikan.
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
Guru dan kepala sekolah belajar
mandiri melalui Platform Merdeka
Mengajar
1
Bagaimana Platform Merdeka Mengajar (PMM) membantu guru dan kepala satuan pendidikan
dalam implementasi Kurikulum Merdeka secara mandiri?
BERKARYA
Bukti Karya
Guru dapat membangun portofolio hasil karyanya agar dapat saling
berbagi inspirasi dan berkolaborasi.
BELAJAR
Pelatihan Mandiri
Guru dapat memperoleh materi pelatihan berkualitas dengan
mengaksesnya secara mandiri, sehingga setiap guru mendapat
kualitas pelatihan yang sama.
Video Inspirasi
Guru bisa mendapatkan beragam video inspiratif untuk
mengembangkan diri dengan akses tidak terbatas.
MENGAJAR
Perangkat Ajar
Saat ini tersedia lebih dari 2000 referensi perangkat ajar (RPP,
modul ajar, modul projek, buku siswa) berbasis Kurikulum
Merdeka
Asesmen Murid
Membantu guru melakukan analisis awal literasi dan numerasi
dengan cepat sehingga dapat menerapkan pembelajaran yang
sesuai dengan tahap capaian dan perkembangan peserta didik.
Asesmen ini bisa digunakan oleh semua mapel.
Mengapa harus melalui platform?
Setiap guru di seluruh Indonesia
mendapat kesempatan
mengakses pelatihan yang sama
dengan kualitas yang sama
Setiap guru di seluruh
Indonesia dapat saling
berbagi praktik baik dan
saling menginspirasi di
platform yang sama
Setiap guru di seluruh Indonesia dapat
belajar sesuai dengan kebutuhan dan
kecepatan masing-masing
Setiap guru di seluruh Indonesia dapat
mengakses beragam perangkat ajar yang
bisa dijadikan contoh atau langsung dipakai
Setiap guru di seluruh
Indonesia dapat saling
berjejaring antar
wilayah
Setiap guru di seluruh
Indonesia dapat memiliki
kesempatan dokumen
updated
Platform Merdeka Mengajar dapat digunakan melalui aplikasi di gawai Android atau melalui
laman situs
Akses melalui laman situs
https://guru.kemdikbud.go.id/
Unduh Aplikasi Merdeka Mengajar
untuk gawai Android di Google Play Store
Untuk dapat masuk ke beberapa produk Platform Merdeka Mengajar gunakan akun
Belajar.idatau madrasah.kemenag.go.id. Jika ada kesulitan atau perlu aktivasi, bisa mengunjungi laman belajar.id
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
Guru dan kepala sekolah belajar
Kurikulum Merdeka dengan mengikuti
Seri Webinar
2
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
Pengantar
Seri Webinar
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
Semua guru dan kepala satuan pendidikan pelaksana IKM sebaiknya mengikuti:
SERI WEBINAR
Semua guru dan kepala satuan pendidikan yang ingin menguatkan pemahaman mengenai kurikulum
merdeka dapat mengikuti seri webinar. Yang dapat diakses di media:
● Youtube
Untuk menonton Seri Webinar yang sudah tayang bisa dicek di playlist Seri Webinar di Youtube
● PMM
Informasi webinar mengakses webinar yang sudah tayang bisa diakses di Aplikasi PMM (tidak
tersedia di web-based) fitur Info Terkini.
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
Guru dan kepala sekolah belajar
Kurikulum Merdeka di dalam
komunitas belajar
3
Komunitas belajar dalam implementasi Kurikulum Merdeka
Sumber gambar: https://aisa.or.ke/resources/professional-learning-
communities/
● Dalam implementasi Kurikulum Merdeka, komunitas belajar dapat
mendiskusikan dan menyelesaikan berbagai masalah
pembelajaran yang dihadapi saat implementasi Kurikulum
Merdeka, berbagi praktik baik, serta mengkonfirmasi
pemahaman.
● Bersifat inklusif, guru/ kepala satuan pendidikan mana pun bisa
tergabung (dari berbagai kategori IKM) dalam komunitas belajar,
Sekolah Penggerak/ SMK PK, atau satuan pendidikan yang
menerapkan K13/ Darurat, selama belajar bersama untuk
perbaikan pembelajaran.
● Tidak perlu membentuk baru, sangat dianjurkan untuk
mengaktivasi dan meng-’hidup’-kan komunitas yang sudah ada,
kecuali jika belum ada.
Tiga Jenis Komunitas Belajar
Komunitas Belajar dalam
Satuan Pendidikan
Komunitas Belajar
Antar Satuan
Pendidikan
Komunitas Belajar
Daring
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
Apa yang bisa dilakukan dalam komunitas belajar?
Sumber gambar:
https://theconversation.com/online-learning-can-prepare-students-for-a-fast-changing-future-wherever-they-are-80497
https://agsci.oregonstate.edu/bioenergy-education-bioenergy-k-12-education/image-album/2017-winter-teacher-workshop
https://www.shutterstock.com/search/best+practice+sharing
jejaklombok.com
Belajar bersama melalui Platform Merdeka
Mengajar dan panduan kurikulum yang
dikeluarkan BSKAP atau webinar,
mendiskusikannya, serta mengonfirmasi
pemahaman yang didapat oleh setiap anggota
komunitas
Berbagi praktik baik dan
mencari solusi bersama terkait
pembelajaran. Narasumber bisa
berasal dari sekolah penggerak/
SMK PK, atau sekolah IKM
mandiri yang sudah memiliki
praktik baik. Aktivitas ini perlu
dilakukan dengan diskusi sehingga
mengkonfirmasi apakah praktik
yang dilakukan sesuai dengan
prinsip-prinsip Kurikulum Merdeka
lokakarya/ in house training juga bisa
dilakukan komunitas belajar, seperti
membuat/ memodifikasi modul ajar, modul
projek, strategi pembelajaran
terdiferensiasi, asesmen, dll. Kegiatan ini
bisa menggunakan tutorial yang ada di
PMM, contoh praktik baik/ inspirasi yang
diberikan pusat, atau narasumber
Sudah Rilis di 22 Juni: fitur Komunitas Belajar di PMM
Guru dapat mendaftarkan komunitas belajarnya
di PMM dan mendapatkan pelatihan Penggerak
Komunitas secara daring. Melalui produk
Komunitas Belajar bisa melakukan
Melihat daftar komunitas
Bergabung ke dalam group
sosial media milik komunitas
Mengikuti webinar yang
diselenggarakan oleh komunitas
yang telah diikuti
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
Guru dan kepala sekolah belajar
praktik baik melalui narasumber yang
sudah direkomendasikan
4
88
Platform Merdeka Mengajar
Helpdesk (Pusat Layanan Bantuan)
Mitra
pembangunan
parsial
Seri Webinar
pendampingan
bimtek cara belajar
sosialisasi dan bimtek
belajar bersama
Ekosistem Implementasi Kurikulum Merdeka
1
2
5
6
4
3
Pusat UPT Dinas Pendidikan Satuan Pendidikan
koordinasi
Komunitas belajar
Penyediaan narasumber
TOPIK 3
PLATFORM MERDEKA MENGAJAR
Bagaimana Pemerintah mendukung
kemerdekaan guru untuk
menerapkan Kurikulum Merdeka?
Penerapan Kurikulum Merdeka
didukung oleh Platform Merdeka
Mengajar.
Platform Merdeka Mengajar membantu
guru dalam mendapatkan referensi,
inspirasi, dan pemahaman untuk
menerapkan Kurikulum Merdeka.
Platform Merdeka Mengajar adalah platform edukasi yang menjadi teman
penggerak untuk guru dalam mewujudkan Pelajar Pancasila
Platform Merdeka Mengajar menyediakan referensi bagi guru untuk
mengembangkan praktik mengajar sesuai dengan Kurikulum Merdeka
Perangkat Ajar
Saat ini tersedia lebih dari 2000 referensi
perangkat ajar berbasis Kurikulum Merdeka
Asesmen Murid
Membantu guru melakukan analisis diagnostik
literasi dan numerasi dengan cepat sehingga
dapat menerapkan pembelajaran yang sesuai
dengan tahap capaian dan perkembangan
peserta didik.
Pelatihan Mandiri
Guru dapat memperoleh materi pelatihan
berkualitas dengan mengaksesnya secara
mandiri
Video Inspirasi
Guru bisa mendapatkan beragam video
inspiratif untuk mengembangkan diri
dengan akses tidak terbatas.
Platform Merdeka Mengajar memberikan kesempatan yang setara bagi guru
untuk terus belajar dan mengembangkan kompetensinya kapan pun dan di
mana pun
Platform Merdeka Mengajar mendorong guru untuk terus berkarya dan
menyediakan wadah berbagi praktik baik
Bukti Karya Saya
Guru dapat membangun portofolio hasil
karyanya agar dapat saling berbagi
inspirasi dan berkolaborasi.
Akses melalui
laman situs
https://guru.kemdik
bud.go.id/
Unduh Aplikasi Merdeka
Mengajar
untuk gawai Android di
Google Play Store
Panduan implementasi kurikulum dan modul pelatihan akan disediakan dalam flash disk bagi
satuan pendidikan dan pendidik yang kesulitan untuk mengakses internet
Informasi & rujukan:
Di mana informasi tentang Kurikulum
Merdeka yang lebih mendalam dan
menyeluruh dapat dipelajari?
Dokumen yang tersedia dalam Sistem Informasi Kurikulum Nasional (SIKN):
1. Sering Ditanyakan (FAQ)
2. Panduan-panduan Kurikulum Merdeka
a. Panduan Pengembangan Kurikulum
Operasional di Satuan Pendidikan
b. Pembelajaran Paradigma Baru
c. Panduan Pembelajaran dan Asesmen
d. Panduan Pengembangan Projek
Penguatan Profil Pelajar Pancasila
e. Panduan Penyusunan Program
Pembelajaran Individual
f. Panduan Pelaksanaan Pendidikan Inklusif
3. Kajian/Naskah Akademik
a. Kajian Pengembangan Profil Pelajar
Pancasila
b. Kajian Akademik Kurikulum untuk
Pemulihan Pembelajaran
c. Naskah Akademik Muatan Informatika
dalam Kurikulum 2013
4. Risalah Kebijakan
a. Dampak Penyederhanaan Kurikulum
Terhadap Pembelajaran
b. Praktik Menjanjikan Penerapan
Kurikulum Prototipe Pada Program
Sekolah Penggerak
Kesimpulan
Krisis pembelajaran merupakan
masalah yang berkepanjangan di
Indonesia, terjadi bahkan sejak
sebelum pandemi COVID-19, dan
diperparah dengan situasi
pembelajaran di masa pandemi.
Krisis ini ditunjukkan dengan
capaian hasil belajar yang relatif
rendah dibandingkan banyak
negara lain, serta kesenjangan
kualitas belajar yang nyata.
Kurikulum saja tidak cukup untuk
menjadi jalan keluar masalah
ketertinggalan pembelajaran
(learning loss). Namun karena
kurikulum mempengaruhi cara
pendidik bekerja, maka
penyesuaian kurikulum perlu
dilakukan bersama upaya-upaya
lainnya.
Kurikulum Merdeka melanjutkan
upaya penyederhanaan
kurikulum yang diawali dengan
Kurikulum Darurat, juga upaya
penguatan karakter dan
kompetensi yang sudah dimulai
sejak kurikulum sebelumnya.
Secara garis besar, kebaruan dari
Kurikulum Merdeka adalah adanya:
(1) pembelajaran yang lebih
mendalam, tidak terburu-buru,
sehingga setiap peserta didik
dapat mencapai kompetensi
minimum; (2) pembelajaran sesuai
tahap capaian peserta didik; dan
(3) pembelajaran melalui projek
untuk penguatan karakter dalam
profil pelajar Pancasila
Sebagai upaya pemulihan pembelajaran,
implementasi Kurikulum Merdeka tidak
diwajibkan.
Satuan pendidikan dapat memilih salah satu
dari 3 kurikulum: Kurikulum 2013, kurikulum
darurat, atau Kurikulum Merdeka.
Untuk Kurikulum Merdeka, satuan
pendidikan dapat mengimplementasikannya
sesuai kesiapan masing-masing.
Pemerintah menyediakan dukungan
kebijakan dan teknis, termasuk berbagai
sumber untuk guru dalam Platform Merdeka
Mengajar.
Pemerintah Daerah diharapkan mendukung
dan memfasilitasi satuan pendidikan untuk
menentukan pilihan kurikulum, mempelajari
Kurikulum Merdeka, serta dalam proses
mengimplementasikannya sesuai filosofi dari
Kurikulum Merdeka ini.
Tumbuh kembangnya anak diluar dari
kodrat kita sebagai pendidik
-Ki Hajar Dewantara-
Terima Kasih
https://s.id/bahan-ikm

More Related Content

Similar to Berdasarkan penjelasan di atas, ada beberapa hubungan antara krisis di masa pandemi COVID-19 dengan kurikulum:1. Pandemi COVID-19 memperparah krisis pembelajaran yang sudah berlangsung lama di Indonesia dengan meningkatnya ketertinggalan pembelajaran (learning loss) dan kesenjangan pembelajaran. 2. Untuk memitigasi dampak tersebut, pemerintah menerbitkan kebijakan kurikulum darurat yang melibatkan penyederhanaan k

1_ Kebijakan Pemulihan Pembelajaran_11 MEI 2022.pptx
1_ Kebijakan Pemulihan Pembelajaran_11 MEI 2022.pptx1_ Kebijakan Pemulihan Pembelajaran_11 MEI 2022.pptx
1_ Kebijakan Pemulihan Pembelajaran_11 MEI 2022.pptxEduardusRudySebatu
 
1_ Kebijakan Pemulihan Pembelajaran_11 MEI 2022.pptx
1_ Kebijakan Pemulihan Pembelajaran_11 MEI 2022.pptx1_ Kebijakan Pemulihan Pembelajaran_11 MEI 2022.pptx
1_ Kebijakan Pemulihan Pembelajaran_11 MEI 2022.pptxdidinrosyadi03
 
1_ Kebijakan Pemulihan Pembelajaran_11 MEI 2022.pptx
1_ Kebijakan Pemulihan Pembelajaran_11 MEI 2022.pptx1_ Kebijakan Pemulihan Pembelajaran_11 MEI 2022.pptx
1_ Kebijakan Pemulihan Pembelajaran_11 MEI 2022.pptxTatangHidayat22
 
KURIKULUM MERDEKA SMK JAKARTA TIMUR WILAYAH 1.pptx
KURIKULUM MERDEKA SMK JAKARTA TIMUR WILAYAH 1.pptxKURIKULUM MERDEKA SMK JAKARTA TIMUR WILAYAH 1.pptx
KURIKULUM MERDEKA SMK JAKARTA TIMUR WILAYAH 1.pptxalex11443
 
Bahan Advokasi Pemda - IKM dan PMM Rev..pptx
Bahan Advokasi Pemda - IKM dan PMM Rev..pptxBahan Advokasi Pemda - IKM dan PMM Rev..pptx
Bahan Advokasi Pemda - IKM dan PMM Rev..pptxImade Dwi
 
AKSI NYATA Kurikulum Merdeka
AKSI NYATA Kurikulum MerdekaAKSI NYATA Kurikulum Merdeka
AKSI NYATA Kurikulum Merdekajayasaktimart
 
Materi-1_Kebijakan-Kurikulum.pdf
Materi-1_Kebijakan-Kurikulum.pdfMateri-1_Kebijakan-Kurikulum.pdf
Materi-1_Kebijakan-Kurikulum.pdfSitmaArwali
 
1. PERSIAPAN IMPLEMENTASI KURIKULUM MERDEKA.pdf
1. PERSIAPAN  IMPLEMENTASI  KURIKULUM MERDEKA.pdf1. PERSIAPAN  IMPLEMENTASI  KURIKULUM MERDEKA.pdf
1. PERSIAPAN IMPLEMENTASI KURIKULUM MERDEKA.pdfIcaLalityaKusuma
 
# PLATFORM 27-54.pdf
# PLATFORM 27-54.pdf# PLATFORM 27-54.pdf
# PLATFORM 27-54.pdfssuser4f7460
 
BAHAN WORKSHOP IKM di SMA PGRI 56 TANGSEL .pptx
BAHAN WORKSHOP IKM di SMA PGRI 56 TANGSEL .pptxBAHAN WORKSHOP IKM di SMA PGRI 56 TANGSEL .pptx
BAHAN WORKSHOP IKM di SMA PGRI 56 TANGSEL .pptxNixonHalim3
 
powerpointimplementasikurikulummerdeka-220923193831-75d92130.pdf
powerpointimplementasikurikulummerdeka-220923193831-75d92130.pdfpowerpointimplementasikurikulummerdeka-220923193831-75d92130.pdf
powerpointimplementasikurikulummerdeka-220923193831-75d92130.pdfssuser4f7460
 
3. PPT Implementasi Kurikulum Merdeka.pptx
3. PPT Implementasi Kurikulum Merdeka.pptx3. PPT Implementasi Kurikulum Merdeka.pptx
3. PPT Implementasi Kurikulum Merdeka.pptxCahyoNugroho82
 
3. PPT Implementasi Kurikulum Merdeka.pptx
3. PPT Implementasi Kurikulum Merdeka.pptx3. PPT Implementasi Kurikulum Merdeka.pptx
3. PPT Implementasi Kurikulum Merdeka.pptxLukeagustin1
 
3. PPT Implementasi Kurikulum Merdeka.pptx
3. PPT Implementasi Kurikulum Merdeka.pptx3. PPT Implementasi Kurikulum Merdeka.pptx
3. PPT Implementasi Kurikulum Merdeka.pptxPutriPramestiningtya
 
Berbagi IKM SMK 1.pptx
Berbagi IKM SMK 1.pptxBerbagi IKM SMK 1.pptx
Berbagi IKM SMK 1.pptxBektiWidhianto
 
PERAN PENGAWAS SEKOLAH DALAM IMPLEMENTASI KURIKULUM MERDEKA
PERAN PENGAWAS SEKOLAH DALAM IMPLEMENTASI KURIKULUM MERDEKAPERAN PENGAWAS SEKOLAH DALAM IMPLEMENTASI KURIKULUM MERDEKA
PERAN PENGAWAS SEKOLAH DALAM IMPLEMENTASI KURIKULUM MERDEKANgakanPutuSuarjana
 
Kurikulum Merdeka Belajar
Kurikulum Merdeka BelajarKurikulum Merdeka Belajar
Kurikulum Merdeka BelajarSMPN1MALO
 
Modul 2.3 Angkatan 5 Reguler. Coaching untuk Supervisi Akademik - Final.pdf
Modul 2.3 Angkatan 5 Reguler. Coaching untuk Supervisi Akademik - Final.pdfModul 2.3 Angkatan 5 Reguler. Coaching untuk Supervisi Akademik - Final.pdf
Modul 2.3 Angkatan 5 Reguler. Coaching untuk Supervisi Akademik - Final.pdfIrman Ramly
 

Similar to Berdasarkan penjelasan di atas, ada beberapa hubungan antara krisis di masa pandemi COVID-19 dengan kurikulum:1. Pandemi COVID-19 memperparah krisis pembelajaran yang sudah berlangsung lama di Indonesia dengan meningkatnya ketertinggalan pembelajaran (learning loss) dan kesenjangan pembelajaran. 2. Untuk memitigasi dampak tersebut, pemerintah menerbitkan kebijakan kurikulum darurat yang melibatkan penyederhanaan k (20)

1_ Kebijakan Pemulihan Pembelajaran_11 MEI 2022.pptx
1_ Kebijakan Pemulihan Pembelajaran_11 MEI 2022.pptx1_ Kebijakan Pemulihan Pembelajaran_11 MEI 2022.pptx
1_ Kebijakan Pemulihan Pembelajaran_11 MEI 2022.pptx
 
1_ Kebijakan Pemulihan Pembelajaran_11 MEI 2022.pptx
1_ Kebijakan Pemulihan Pembelajaran_11 MEI 2022.pptx1_ Kebijakan Pemulihan Pembelajaran_11 MEI 2022.pptx
1_ Kebijakan Pemulihan Pembelajaran_11 MEI 2022.pptx
 
1_ Kebijakan Pemulihan Pembelajaran_11 MEI 2022.pptx
1_ Kebijakan Pemulihan Pembelajaran_11 MEI 2022.pptx1_ Kebijakan Pemulihan Pembelajaran_11 MEI 2022.pptx
1_ Kebijakan Pemulihan Pembelajaran_11 MEI 2022.pptx
 
KURIKULUM MERDEKA SMK JAKARTA TIMUR WILAYAH 1.pptx
KURIKULUM MERDEKA SMK JAKARTA TIMUR WILAYAH 1.pptxKURIKULUM MERDEKA SMK JAKARTA TIMUR WILAYAH 1.pptx
KURIKULUM MERDEKA SMK JAKARTA TIMUR WILAYAH 1.pptx
 
Bahan Advokasi Pemda - IKM dan PMM Rev..pptx
Bahan Advokasi Pemda - IKM dan PMM Rev..pptxBahan Advokasi Pemda - IKM dan PMM Rev..pptx
Bahan Advokasi Pemda - IKM dan PMM Rev..pptx
 
AKSI NYATA Kurikulum Merdeka
AKSI NYATA Kurikulum MerdekaAKSI NYATA Kurikulum Merdeka
AKSI NYATA Kurikulum Merdeka
 
Materi-1_Kebijakan-Kurikulum.pdf
Materi-1_Kebijakan-Kurikulum.pdfMateri-1_Kebijakan-Kurikulum.pdf
Materi-1_Kebijakan-Kurikulum.pdf
 
1. PERSIAPAN IMPLEMENTASI KURIKULUM MERDEKA.pdf
1. PERSIAPAN  IMPLEMENTASI  KURIKULUM MERDEKA.pdf1. PERSIAPAN  IMPLEMENTASI  KURIKULUM MERDEKA.pdf
1. PERSIAPAN IMPLEMENTASI KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
# PLATFORM 27-54.pdf
# PLATFORM 27-54.pdf# PLATFORM 27-54.pdf
# PLATFORM 27-54.pdf
 
BAHAN WORKSHOP IKM di SMA PGRI 56 TANGSEL .pptx
BAHAN WORKSHOP IKM di SMA PGRI 56 TANGSEL .pptxBAHAN WORKSHOP IKM di SMA PGRI 56 TANGSEL .pptx
BAHAN WORKSHOP IKM di SMA PGRI 56 TANGSEL .pptx
 
powerpointimplementasikurikulummerdeka-220923193831-75d92130.pdf
powerpointimplementasikurikulummerdeka-220923193831-75d92130.pdfpowerpointimplementasikurikulummerdeka-220923193831-75d92130.pdf
powerpointimplementasikurikulummerdeka-220923193831-75d92130.pdf
 
3. PPT Implementasi Kurikulum Merdeka.pptx
3. PPT Implementasi Kurikulum Merdeka.pptx3. PPT Implementasi Kurikulum Merdeka.pptx
3. PPT Implementasi Kurikulum Merdeka.pptx
 
3. PPT Implementasi Kurikulum Merdeka.pptx
3. PPT Implementasi Kurikulum Merdeka.pptx3. PPT Implementasi Kurikulum Merdeka.pptx
3. PPT Implementasi Kurikulum Merdeka.pptx
 
3. PPT Implementasi Kurikulum Merdeka.pptx
3. PPT Implementasi Kurikulum Merdeka.pptx3. PPT Implementasi Kurikulum Merdeka.pptx
3. PPT Implementasi Kurikulum Merdeka.pptx
 
Berbagi IKM SMK 1.pptx
Berbagi IKM SMK 1.pptxBerbagi IKM SMK 1.pptx
Berbagi IKM SMK 1.pptx
 
Presentasi Kurikulum Merdeka.pptx
Presentasi Kurikulum Merdeka.pptxPresentasi Kurikulum Merdeka.pptx
Presentasi Kurikulum Merdeka.pptx
 
PERAN PENGAWAS SEKOLAH DALAM IMPLEMENTASI KURIKULUM MERDEKA
PERAN PENGAWAS SEKOLAH DALAM IMPLEMENTASI KURIKULUM MERDEKAPERAN PENGAWAS SEKOLAH DALAM IMPLEMENTASI KURIKULUM MERDEKA
PERAN PENGAWAS SEKOLAH DALAM IMPLEMENTASI KURIKULUM MERDEKA
 
Kurikulum Merdeka Belajar
Kurikulum Merdeka BelajarKurikulum Merdeka Belajar
Kurikulum Merdeka Belajar
 
IKM.pptx
IKM.pptxIKM.pptx
IKM.pptx
 
Modul 2.3 Angkatan 5 Reguler. Coaching untuk Supervisi Akademik - Final.pdf
Modul 2.3 Angkatan 5 Reguler. Coaching untuk Supervisi Akademik - Final.pdfModul 2.3 Angkatan 5 Reguler. Coaching untuk Supervisi Akademik - Final.pdf
Modul 2.3 Angkatan 5 Reguler. Coaching untuk Supervisi Akademik - Final.pdf
 

Recently uploaded

Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdfShintaNovianti1
 
Modul 9 Penjas kelompok 7 (evaluasi pembelajaran penjas).ppt
Modul 9 Penjas kelompok 7 (evaluasi pembelajaran penjas).pptModul 9 Penjas kelompok 7 (evaluasi pembelajaran penjas).ppt
Modul 9 Penjas kelompok 7 (evaluasi pembelajaran penjas).pptYanseBetnaArte
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxalat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxRioNahak1
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdfKelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdfmaulanayazid
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxalalfardilah
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaNadia Putri Ayu
 
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxMateri Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxc9fhbm7gzj
 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxErikaPuspita10
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxSyaimarChandra1
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxmtsmampunbarub4
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5KIKI TRISNA MUKTI
 
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiEdukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiIntanHanifah4
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxarnisariningsih98
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdfvebronialite32
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...MarwanAnugrah
 

Recently uploaded (20)

Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
 
Modul 9 Penjas kelompok 7 (evaluasi pembelajaran penjas).ppt
Modul 9 Penjas kelompok 7 (evaluasi pembelajaran penjas).pptModul 9 Penjas kelompok 7 (evaluasi pembelajaran penjas).ppt
Modul 9 Penjas kelompok 7 (evaluasi pembelajaran penjas).ppt
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxalat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdfKelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
 
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxMateri Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
 
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiEdukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
 

Berdasarkan penjelasan di atas, ada beberapa hubungan antara krisis di masa pandemi COVID-19 dengan kurikulum:1. Pandemi COVID-19 memperparah krisis pembelajaran yang sudah berlangsung lama di Indonesia dengan meningkatnya ketertinggalan pembelajaran (learning loss) dan kesenjangan pembelajaran. 2. Untuk memitigasi dampak tersebut, pemerintah menerbitkan kebijakan kurikulum darurat yang melibatkan penyederhanaan k

  • 1. KEBIJAKAN KURIKULUM MERDEKA • Memahami struktur Kurikulum Merdeka • Penerapannya di tingkat satuan pendidikan Tujuan
  • 2. BIODATA SINGKAT Nama : Dr. Amiruddin, M. Pd Unit Kerja : BPMP Provinsi Aceh Tempat/Tgl lahir : Mns. Garut, 1 Agustus 1965 HP/WA : 085261711487/085232652491 Email : amir.lpmpaceh@gmail.com/amiruddin58@dikbud.belajar.id Pendidikan : 1. MIN, M.Ts dan SMA Peudada 2. S1 dan S2 FKIP Unsyiah 3. S3 UIN Jurusan Kependidikan Islam Pengalaman Kerja 1. Guru SMP, SMA & Dosen 2. Widyaprada BPMP Provinsi Aceh 3. Asesor PLPG, BAN S/M, Cakep dan Cawas 4. Pengajar Guru, Kepala dan Pengawas sekolah 5. TIM Penilai Angka Kredit Guru dan Pengawas sekolah 6. Instruktur IKM PSP 7. Pelatih Ahli/Fasilitator Sekolah Penggerak By : Amiruddin WI LPMP Aceh
  • 3. Implementasi Kurikulum Merdeka untuk pemulihan pembelajaran dilakukan berdasarkan kebijakan-kebijakan berikut ini: Kurikulum Merdeka. Permendikbudristek No. 5 Tahun 2022 Standar Kompetensi Lulusan pada Pendidikan Anak Usia Dini, Jenjang Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah Standar kompetensi lulusan merupakan kriteria minimal tentang kesatuan sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang menunjukkan capaian kemampuan peserta didik dari hasil pembelajarannya pada akhir jenjang pendidikan. SKL menjadi acuan untuk Kurikulum 2013, Kurikulum darurat, dan Kurikulum Merdeka. Permendikbudri stek No. 7 Tahun 2022 Standar Isi pada Pendidikan Anak Usia Dini, Jenjang Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah Standar Isi dikembangkan melalui perumusan ruang lingkup materi yang sesuai dengan kompetensi lulusan. Ruang lingkup materi merupakan bahan kajian dalam muatan pembelajaran yang dirumuskan berdasarkan: 1) muatan wajib sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- undangan; 2) konsep keilmuan; dan 3) jalur, jenjang, dan jenispendidikan. Standar Isi menjadi acuan untuk Kurikulum 2013, Kepmendikbudri stek No. 56 Tahun 2022 Pedoman Penerapan Kurikulum dalam Rangka Pemulihan Pembelajaran Memuat 3 opsi kurikulum yang dapat digunakan di satuan pendidikan dalam rangka pemulihan pembelajaran beserta struktur Kurikulum Merdeka, aturan terkait pembelajaran dan asesmen, serta beban kerja guru. Keputusan Kepala BSKAP No.008/H/KR/ 2022 Tahun 2022 Capaian Pembelajaran pada Pendidikan Anak Usia Dini, Jenjang Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah Pada Kurikulum Merdeka Memuat Capaian Pembelajaran untuk semua jenjang dan mata pelajaran dalam struktur Kurikulum Merdeka. Kurikulum darurat, dan Keputusan Kepala BSKAP No.009/H/KR/2022 Tahun 2022 Dimensi, Elemen dan Sub Elemen Profil Pelajar Pancasila Pada Kurikulum Merdeka Memuat penjelasan dan tahap-tahap perkembangan profil pelajar Pancasila yang dapat digunakan terutama untuk projek penguatan profil pelajar Pancasila.
  • 4. StrukturKurikulum Pendidikan Anak Usía Dini (PAUD), Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah 1. Pembelajaran intrakurikuler. Kegiatan pembelajaran intrakurikuler untuk setiap mata pelajaran mengacu pada capaian pembelajaran. 2. Projek penguatan profil pelajar Pancasila. Kegiatan khusus yang ditujukan untuk memperkuat upaya pencapaian profil pelajar Pancasila yang mengacu pada Standar Kompetensi Lulusan. ● Secara pengelolaan waktu pelaksanaan, projek dapat dilaksanakan dengan menjumlah alokasi jam pelajaran projek dari semua mata pelajaran/muatan pembelajaran dan jumlah total waktu pelaksanaan masing-masing projek tidak harus sama. ● Alokasi waktu untuk setiap projek penguatan profil pelajar Pancasila tidak harus sama. Satu projek dapat dilakukan dengan durasi waktu yang lebih panjang daripada projek yanglain.
  • 5. Kurikulum PAUD menguatkan kembali pentingnya bermain bermakna dan kegiatan berbasis buku bacaan anak sebagai salah satu strategi penguatan literasi dini dan karakter Kurikulum Merdeka Jam belajar 900 menit/minggu atau 180 menit/hari (5 hari) Struktur kegiatan pembelaj aran Tiga elemen dalam Capaian Pembelajaranberikut ini diajarkan secara terpadu dalam kegiatan bermain-belajar: 1) nilai agama dan budipekerti, 2) jati diri, dan 3) dasar-dasar literasi, matematika, sains, teknologi, rekayasa, danseni Projek penguatan profil pelajarPancasila Penetapan Tujuan Pembelajaran Untuk dapat mencapai CP,satuan memiliki kemerdekaan untuk memilih metode yang paling sesuai untuk diterapkan. Metodeyang diterapkan harus memberikan pengalaman yang menyenangkan bagi anak danbermakna. Strategi penguatan literasi dannumerasi ● Melalui kegiatan bermainyang bermakna ● Eksplorasi lingkungan sekitar ● Menggunakan buku buku bacaan anak untuk menumbuhkan berbagai kemampuan literasi dini, seperti
  • 6. Perkembangan Kebijakan kurikulum Kurikulum Merdeka Kompo nen minimal kurikulum operasional satuan pendidikan • Karakteristik,visi, misi, dan tujuan satuan pendidikan • Pengorganisasian pembelajaran • Perencanaan pembelajaran • Pendampingan, evaluasi, dan pengembanganprofesional Kompo nen minimal perencana an pembelajar an • Tujuan pembelajaran • Proses kegiatan • Bentuk asesmen Projek penguata n profil pelajar Pancasila • Pelaporan hasil asesmen fokus pada subelemen tertentu dari dimensi • Penyederhanaan komponen modulprojek Pemilihan mata pelajaran dikelas XI dan ● 4-5 mata pelajaran pilihan dipilih peserta didik dan tidak ada pemilihan minimal dari rumpun mata pelajaran tertentu
  • 7. Kurikulum Merdeka diperkenalkankepadaseluruh pemangku kepentingan melaluiberbagaimedia: Buku Saku Kurikulum Merdeka Risalah Kebijakan Dampak Penyederhanaan Kurikulum Buku Saku Platform Merdeka Mengajar
  • 8. Sistem Informasi Perbukuan sebagai platform digital untuk mendukung layanan perbukuan bagi ekosistem perbukuan dan pengembangan kurikulum Memberikan akses yang lebih luas secara daring kepada masyarakat dalam memperoleh buku teks utama dan nonteks Memberikan kemudahan bagi para pelaku perbukuan dalam mengakses layanan sistem perbukuan, seperti proses dan informasi penilaian buku, serta pembinaan pelaku perbukuan Akses melalui https://buku.kemdikbud.go.id
  • 9. Serta mengambil peran untuk menyukseskan Kurikulum Merdeka Ayo unduh aplikasi dan pelajari lebih Unduh Mengunduh Platform Merdeka Mengajar pada gawai Android atau mengakses melalui laman situs https://guru.kemdikbud.go.id/ Pelajari Mempelajari pilihan-pilihan kurikulum dan informasi lebih mendalam tentang Kurikulum Merdeka dari Platform Merdeka Mengajar dan kurikulum.kemdikbud.go.id juga melalui video pengenalan Kurikulum Merdeka melalui tautan kurikulum.gtk.kemdikbud.go.id Dinas Pendidikan Mitra Komunitas & Organisasi Pendidikan Berkontribusi dalam pengembangan perangkat ajar pada platform Merdeka Mengajar dengan mengisi tautan https://bit.ly/MM-MITRA QR Code Satuan Pendidikan Mendaftarkan satuan pendidikan* untuk menerapkan Kurikulum Merdeka pada tautan kurikulum.gtk.kemdikbud.go.id mulai tanggal 11 Februari 2022 Mendukung satuan pendidikan yang memutuskan untuk menerapkan K * u U r n i k t u u l k u s m a t M u a e n r d p e e k n a d i d i k a nswasta perlu mendapatkan persetujuan dari yayasan Informasi lebih lanjut mengenai penerapan Kurikulum Merdeka silakanmenghubungi 081281435091 Beragam informasi diberikan kepada satuan pendidikan yang berminat untuk mempelajari lebih mendalam dan menerapkan Kurikulum Merdeka
  • 11. Krisis Pembelajaran Apakah krisis pembelajaran dimulai sejak pandemi COVID- 19?
  • 12. Krisis pembelajaran di Indonesia telah berlangsung lama dan belum membaik dari tahun ke tahun Studi-studi nasional maupun internasional, salah satunya PISA menunjukkan bahwa banyak siswa kita yang tidak mampu memahami bacaan sederhana atau menerapkan konsep matematika dasar Skor PISA tidak mengalami peningkatan yang signifikan dalam 10 sampai 15 tahun berada di bawah kompetensi minimum membaca dan matematika Hasil tes PISA 2018 juga menunjukkan adanya kesenjangan hasil belajar berbasis status ekonomi-sosial, di mana siswa dari keluarga yang lebih sejahtera mendapatkan skor 52 poin lebih tinggi Sumber: OECD (2018)
  • 13. Krisis pembelajaran juga ditunjukkan dengan tingginya kesenjangan kualitas pembelajaran ● Survei AKSI menunjukkan adanya ketimpangan besar antar daerah dalam hasil belajar murid. ● Studi tersebut memperlihatkan adanya kesenjangan besar antar wilayah dan antar kelompok sosial-ekonomi dalam hal kualitas belajar. Setelah pandemi, krisis belajar ini menjadi semakin parah. Persebaran Skor AKSI (2019) Bali Nusra • I • M • S 46,5 41,2 3,8 -11% -9% -12% Sumatra • I • M • S 48,0 42,5 39,2 -8% -6% -9% Sulawesi • I • M • S 46,4 41,3 37,7 -11% -9% -12% Kalimantan • B. Indonesia (I) • Matematika (M) • IPA (S) 49,0 43,0 39,5 -6% -5% -8% Papua dan Maluku • I • M • S 46,7 40,9 36,9 -11% -10% -14% DKI Jakarta & DI Yogyakarta • I • M • S 52,3 45,4 4,1 Jawa (non-DKI dan DIY) • I • M • S 50,2 44,0 41,2 -5% -4% -5% xx xx Skor AKSI (SMP) % perbedaan rata-rata skor AKSI antara DKI Jakarta dan DI Yogyakarta Legenda :
  • 14. Krisis pembelajaran diperparah oleh pandemi COVID-19 dengan meningkatnya ketertinggalan pembelajaran (learning loss) dan meningkatnya kesenjangan pembelajaran Numerasi Literasi Indikasi learning loss: berkurangnya kemajuan belajar dari kelas 1 ke kelas 2 SD. -52 129 77 (6 bulan) SESUDAH (TA 20/21) SEBELUM (TA 19/20) - 44 Indikasi Learning Loss (5 bulan) 78 34 ▪ Sebelum pandemi, kemajuan belajar selama satu tahun (kelas 1 SD) adalah sebesar 129 poin untuk literasi dan 78 poin untuk numerasi. ▪ Setelah pandemi, kemajuan belajar selama kelas 1 berkurang secara signifikan (learning loss). ▪ Untuk numerasi, learning loss tersebut setara dengan 5 bulan belajar. (Diambil dari sampel 3.391 siswa SD dari 7 Kab/Kota di 4 provinsi, pada bulan Januari 2020 dan April 2021) ▪ Untuk literasi, learning loss ini setara dengan 6 bulan belajar.
  • 15. Kurikulum Darurat Apa hubungan antara krisis di masa pandemi COVID-19 dengan kurikulum?
  • 16. Penyederhanaan kurikulum dalam bentuk kurikulum dalam kondisi khusus (kurikulum darurat) efektif memitigasi ketertinggalan pembelajaran (learning loss) pada masa pademi COVID-19 Learning loss 5 bulan Learning loss 1 bulan 522 482 517 Proyeksi jika tidak ada learning loss Survei pada 18.370 siswa kelas 1-3 SD di 612 sekolah di 20 kab/kota dari 8 provinsi menunjukkan perbedaan hasil belajar yang signifikan antara Kurikulum 2013 dan Kurikulum Darurat Bila kenaikan hasil belajar itu direfleksikan ke proyeksi learning loss numerasi dan literasi, penggunaan kurikulum darurat dapat mengurangi dampak pandemi sebesar 73% (literasi) dan 86% (numerasi) Pada sekolah yang menggunakan Kurikulum 2013 Pada sekolah yang menggunakan Kurikulum Darurat Sekitar 31,5% sekolah menggunakan kurikulum darurat semasa pandemi COVID-19 Hasil belajar siswa 12 bulan pembelajaran di masa pandemi COVID-19
  • 17. Sebagai bagian dari mitigasi ketertinggalan pembelajaran, satuan pendidikan diberi opsi untuk menggunakan kurikulum yang disederhanakan agar dapat berfokus pada penguatan karakter dan kompetensi mendasar Kemendikbudristek mengembangkan “Kurikulum Darurat” dengan menyederhanakan Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar (KI dan KD) yang dicapai. Kemendikbudristek menyusun modul literasi dan numerasi untuk membantu guru menerapkan kurikulum. Juga tersedia modul untuk orang tua yang dapat digunakan di rumah. Data kualitatif mengkonfirmasi bahwa guru merasa terbantu untuk melihat materi yang esensial, sehingga bisa merancang dan menerapkan pembelajaran yang lebih baik. Modul literasi-numerasi dari Kemendikbudristek juga sering disebutkan sebagai alat bantu yang bermanfaat untuk penerapan kurikulum.
  • 18. Refleksi Sampai sini, dapatkah kita melihat pengaruh kurikulum terhadap krisis pembelajaran?
  • 19. Kurikulum Merdeka: Karakteristik apa dari Kurikulum Merdeka yang diharapkan dapat memulihkan pembelajaran?
  • 20. Efektivitas kurikulum dalam kondisi khusus semakin menguatkan pentingnya perubahan rancangan dan strategi implementasi kurikulum secara lebih komprehensif Rancangan dan Implementasi Kurikulum Saat Ini: Arah Perubahan Kurikulum: Struktur kurikulum yang kurang fleksibel, jam pelajaran ditentukan per minggu Materi terlalu padat sehingga tidak cukup waktu untuk melakukan pembelajaran yang mendalam dan yang sesuai dengan tahap perkembangan peserta didik Materi pembelajaran yang tersedia kurang beragam sehingga guru kurang leluasa dalam mengembangkan pembelajaran kontekstual Teknologi digital belum digunakan secara sistematis untuk mendukung proses belajar guru melalui berbagi praktik baik Struktur kurikulum yang lebih fleksibel, jam pelajaran ditargetkan untuk dipenuhi dalam satu tahun Fokus pada materi yang esensial, Capaian Pembelajaran diatur per fase, bukan per tahun Memberikan keleluasaan bagi guru menggunakan berbagai perangkat ajar sesuai kebutuhan dan karakteristik peserta didik Aplikasi yang menyediakan berbagai referensi bagi guru untuk dapat terus mengembangkan praktik mengajar secara mandiri dan berbagi praktik baik.
  • 21. Keunggulan Kurikulum Merdeka 1. Lebih Sederhana dan Mendalam Fokus pada materi yang esensial dan pengembangan kompetensi peserta didik pada fasenya. Belajar menjadi lebih mendalam, bermakna, tidak terburu-buru dan menyenangkan.
  • 22. Keunggulan Kurikulum Merdeka 2. Lebih Merdeka Peserta didik: Tidak ada program peminatan di SMA, peserta didik memilih mata pelajaran sesuai minat, bakat, dan aspirasinya. Guru: Guru mengajar sesuai tahap capaian dan perkembangan peserta didik. Satuan pendidikan: memiliki wewenang untuk mengembangkan dan mengelola kurikulum dan pembelajaran sesuai dengan karakteristik satuan pendidikan dan peserta didik.
  • 23. Keunggulan Kurikulum Merdeka 3. Lebih Relevan dan Interaktif Pembelajaran melalui kegiatan projek memberikan kesempatan lebih luas kepada peserta didik untuk secara aktif mengeksplorasi isu-isu aktual misalnya isu lingkungan, kesehatan, dan lainnya untuk mendukung pengembangan karakter dan kompetensi Profil Pelajar Pancasila.
  • 24. Kesiapan satuan pendidikan untuk mengimplementasi kurikulum berbeda-beda, terutama dalam situasi Pandemi COVID-19. Menyadari kompleksitas tersebut, maka: 2 1 Pemerintah tidak mewajibkan satuan pendidikan untuk mengimplementasikan Kurikulum Merdeka Implementasi Kurikulum Merdeka dapat disesuaikan dengan kesiapan masing- masing satuan pendidikan Sumber: Kepmendikbudristek Nomor 56 Tahun 2022
  • 25. Dalam pemulihan pembelajaran, sekarang sekolah diberikan kebebasan menentukan kurikulum yang akan dipilih Pilihan 1 Kurikulum 2013 Secara penuh Pilihan 2 Kurikulum Darurat yaitu Kurikulum 2013 yang disederhanakan Pilihan 3 Kurikulum Merdeka
  • 26. Untuk satuan pendidikan yang memilih Kurikulum Merdeka, implementasinya dapat disesuaikan dengan kesiapan masing-masing Satuan pendidikan menentukan pilihan berdasarkan Angket Kesiapan Implementasi Kurikulum Merdeka yang mengukur kesiapan guru dan tenaga kependidikan. Tidak ada pilihan yang paling benar, yang ada pilihan yang paling sesuai kesiapan satuan pendidikan. Semakin sesuai maka semakin efektif implementasi Kurikulum Merdeka. Pilihan 3: Mandiri Berbagi Menerapkan Kurikulum Merdeka dengan mengembangkan sendiri berbagai perangkat ajar di satuan pendidikan PAUD, kelas 1, 4, 7 dan 10. Pilihan 1: Mandiri Belajar Menerapkan beberapa bagian dan prinsip Kurikulum Merdeka, tanpa mengganti kurikulum satuan pendidikan yang sedang diterapkan. Pilihan 2: Mandiri berubah Menerapkan Kurikulum Merdeka menggunakan perangkat ajar yang sudah disediakan pada satuan pendidikan PAUD, kelas 1, 4, 7 dan 10.
  • 27. Penerapan Kurikulum Merdeka didukung melalui penyediaan beragam perangkat ajar serta pelatihan dan penyediaan sumber belajar guru, kepala sekolah, dan dinas pendidikan. ● Perangkat ajar (buku teks, contoh-contoh alur tujuan pembelajaran, kurikulum operasional sekolah, serta modul ajar dan projek penguatan profil Pelajar Pancasila disediakan melalui platform digital/PMM bagi guru. Satuan pendidikan dapat melakukan pengadaan buku teks secara mandiri dengan BOS reguler atas dukungan Pemda dan yayasan ● Buku cetak dapat dibeli menggunakan dana BOS melalui SIPLah atau cetak mandiri 01 Penyediaan Perangkat ajar: buku teks dan bahan ajar pendukung
  • 28. Penerapan Kurikulum Merdeka didukung melalui penyediaan beragam perangkat ajar serta pelatihan dan penyediaan sumber belajar guru, kepala sekolah, dan dinas pendidikan. 02 Pelatihan dan penyediaan sumber belajar guru, kepala sekolah, dan pemda ● Pelatihan mandiri bagi guru dan kepala sekolah melalui micro learning di aplikasi digital. ● Menyediakan berbagai narasumber dalam pelatihan Kurikulum Merdeka. Misalnya, melalui pengimbasan dari Sekolah Penggerak. ● Berbagai sumber belajar untuk guru dalam bentuk e-book, video, podcast dll., yang dapat diakses daring dan didistribusikan melalui media penyimpanan (flashdisk). ● Guru membentuk komunitas belajar untuk saling berbagi praktik baik dalam adopsi Kurikulum Merdeka, baik di satuan pendidikan maupun di komunitasnya
  • 29. Penerapan Kurikulum Merdeka didukung melalui penyediaan beragam perangkat ajar serta pelatihan dan penyediaan sumber belajar guru, kepala sekolah, dan dinas pendidikan. 03 Jaminan jam mengajar dan tunjangan profesi guru ● Perubahan struktur mata pelajaran tidak merugikan guru ● Semua guru yang berhak mendapatkan tunjangan profesi ketika menggunakan Kurikulum 2013 akan tetap mendapatkan hak tersebut
  • 30. Perangkat ajar merupakan berbagai bahan ajar (tidak hanya buku teks) yang digunakan untuk mencapai profil pelajar Pancasila dan Capaian Pembelajaran Modul projek penguatan profil pelajar Pancasila dengan tema Bhineka Tunggal Ika untuk Fase A Modul ajar Bahasa Indonesia untuk Fase D (SMP) Buku teks mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan untuk kelas X
  • 32. Struktur Kurikulum Apa kekhasan dari Kurikulum Merdeka?
  • 33. Struktur Kurikulum Pendidikan Anak Usía Dini (PAUD), Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah 1. Pembelajaran intrakurikuler. Kegiatan pembelajaran intrakurikuler untuk setiap mata pelajaran mengacu pada capaian pembelajaran. 2. Projek penguatan profil pelajar Pancasila. Kegiatan khusus yang ditujukan untuk memperkuat upaya pencapaian profil pelajar Pancasila yang mengacu pada Standar Kompetensi Lulusan. Secara pengelolaan waktu pelaksanaan, projek dapat dilaksanakan dengan menjumlah alokasi jam pelajaran projek dari semua mata pelajaran dan jumlah total waktu pelaksanaan masing-masing projek tidak harus sama. Alokasi waktu untuk setiap projek penguatan profil pelajar Pancasila tidak harus sama. Satu projek dapat dilakukan dengan durasi waktu yang lebih panjang daripada projek yang lain.
  • 34. Muatan Lokal Satuan pendidikan menambahkan muatan lokal yang ditetapkan oleh pemerintah daerah sesuai dengan karakteristik daerah. Satuan pendidikan dapat menambahkan muatan tambahan sesuai karakteristik satuan pendidikan secara fleksibel, melalui 3 (tiga) pilihan sebagai berikut: 1. Mengintegrasikan ke dalam mata pelajaran lain; 2. Mengintegrasikan ke dalam tema projek penguatan profil pelajar Pancasila; dan/atau 3. Mengembangkan mata pelajaran yang berdiri sendiri.
  • 35. Struktur Kurikulum SD Struktur kurikulum SD/MI dibagi menjadi 3 (tiga) Fase: a. Fase A untuk Kelas I dan Kelas II; b. Fase B untuk Kelas III dan Kelas IV; dan c. Fase C untuk Kelas V dan Kelas VI. Satuan pendidikan SD/MI dapat mengorganisasikan muatan pembelajaran menggunakan pendekatan mata pelajaran atau tematik. Proporsi beban belajar di SD/MI terbagi menjadi 2 (dua), yaitu: a. pembelajaran intrakurikuler; dan b. projek penguatan profil pelajar Pancasila, dialokasikan sekitar 20% (dua puluh persen) beban belajar per-tahun. Pelaksanaan projek penguatan profil pelajar Pancasila dilakukan secara fleksibel, baik muatan maupun waktu pelaksanaan. Secara muatan, projek harus mengacu pada capaian profil pelajar Pancasila sesuai dengan fase peserta didik, dan tidak harus dikaitkan dengan capaian pembelajaran pada mata pelajaran. Secara pengelolaan waktu pelaksanaan, projek dapat dilaksanakan dengan menjumlah alokasi jam pelajaran projek penguatan profil pelajar Pancasila dari semua mata pelajaran dan jumlah total waktu pelaksanaan masing-masing projek tidak harus sama.
  • 36. Asumsi 1 Tahun = 36 minggu 1 JP = 35 menit Alokasi per tahun (minggu) Alokasi Projek per tahun TOTAL JP PER TAHUN Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti* 108 (3) 36 144 Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti* 108 (3) 36 144 Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti* 108 (3) 36 144 Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti* 108 (3) 36 144 Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti* 108 (3) 36 144 Pendidikan Agama Khonghucu dan Budi Pekerti* 108 (3) 36 144 Pendidikan Pancasila 144 (4) 36 180 Bahasa Indonesia 216 (6) 72 288 Matematika 144 (4) 36 180 PJOK 108 (3) 36 144 Seni dan Budaya**: o Seni Musik o Seni Rupa o Seni Teater o Seni Tari 108 (3) 36 144 Bahasa Inggris*** 72 (2) - 72 Muatan Lokal*** 72 (2) 72 Total****: 828 (23) 252 1080 * Diikuti oleh peserta didik sesuai dengan agama/kepercayaan masing-masing. ** Satuan pendidikan menyediakan minimal 1 (satu) jenis seni (Seni Musik, Seni Rupa, Seni Teater, dan/atau Seni Tari). Peserta didik memilih 1 (satu) jenis seni (Seni Musik, Seni Rupa, Seni Teater, atau Seni Tari). *** Maksimal 2 JP per minggu atau 72 JP per tahun. **** Total JP tidak termasuk mata pelajaran Bahasa Inggris, Muatan Lokal, dan/atau mata pelajaran tambahan yang diselenggarakan oleh satuan pendidikan. Alokasi Waktu Mata Pelajaran SD/MI Kelas I
  • 37. Asumsi 1 Tahun = 36 minggu 1 JP = 35 menit Alokasi pertahun (minggu) Alokasi Projek per tahun TOTAL JP PER TAHUN Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti* 108 (3) 36 144 Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti* 108 (3) 36 144 Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti* 108 (3) 36 144 Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti* 108 (3) 36 144 Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti* 108 (3) 36 144 Pendidikan Agama Khonghucu dan Budi Pekerti* 108 (3) 36 144 Pendidikan Pancasila 144 (4) 36 180 Bahasa Indonesia 252 (7) 72 324 Matematika 180 (5) *** 36 216 PJOK 108 (3) 36 144 Seni dan Budaya**: o Seni Musik o Seni Rupa o Seni Teater o Seni Tari 108 (3) 36 144 Bahasa Inggris*** 72 (2) - 72 Muatan Lokal*** 72 (2) 72 Total****: 900 (25) 252 1152 * Diikuti oleh peserta didik sesuai dengan agama/kepercayaan masing-masing. ** Satuan pendidikan menyediakan minimal 1 (satu) jenis seni (Seni Musik, Seni Rupa, Seni Teater, dan/atau Seni Tari). Peserta didik memilih 1 (satu) jenis seni (Seni Musik, Seni Rupa, Seni Teater, atau Seni Tari). *** Maksimal 2 JP per minggu atau 72 JP per tahun. **** Total JP tidak termasuk mata pelajaran Bahasa Inggris, Muatan Lokal, dan/atau mata pelajaran tambahan yang diselenggarakan oleh satuan pendidikan. Alokasi Waktu Mata Pelajaran SD/MI Kelas II
  • 38. * Diikuti oleh peserta didik sesuai dengan agama/kepercayaan masing- masing. ** Satuan pendidikan menyediakan minimal 1 (satu) jenis seni (Seni Musik, Seni Rupa, Seni Teater, dan/atau Seni Tari). Peserta didik memilih 1 (satu) jenis seni (Seni Musik, Seni Rupa, Seni Teater, atau Seni Tari). *** Maksimal 2 JP per minggu atau 72 JP per tahun. **** Total JP tidak termasuk mata pelajaran Bahasa Inggris, Muatan Lokal, dan/atau mata pelajaran tambahan yang diselenggarakan oleh satuan pendidikan. Asumsi 1 Tahun = 36 minggu 1 JP = 35 menit Alokasi per tahun (minggu) Alokasi Projek per tahun TOTAL JP PER TAHUN Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti* 108 (3) 36 144 Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti* 108 (3) 36 144 Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti* 108 (3) 36 144 Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti* 108 (3) 36 144 Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti* 108 (3) 36 144 Pendidikan Agama Khonghucu dan Budi Pekerti* 108 (3) 36 144 Pendidikan Pancasila 144 (4) 36 180 Bahasa Indonesia 216 (6) 36 252 Matematika 180 (5) 36 216 IPAS 180 (5) 36 216 PJOK 108 (3) 36 144 Seni dan Budaya**: o Seni Musik o Seni Rupa o Seni Teater o Seni Tari 108 (3) 36 144 Bahasa Inggris*** 72 (2) - 72 Muatan Lokal*** 72 (2) - 72 Total****: 1044 (29) 252 1296 Alokasi Waktu Mata Pelajaran SD/MI Kelas III-V
  • 39. Asumsi 1 Tahun = 36 minggu K13 Program Sekolah Penggerak Per Minggu Alokasi per tahun (minggu) Alokasi Projek per tahun Total JP Per Tahun Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti* 4 108 (3) 36 144 Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti* 4 108 (3) 36 144 Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti* 4 108 (3) 36 144 Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti* 4 108 (3) 36 144 Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti* 4 108 (3) 36 144 Pendidikan Agama Khonghucu dan Budi Pekerti* 4 108 (3) 36 144 Pendidikan Pancasila 6 144 (4) 36 180 Bahasa Indonesia 10 216 (6) 36 252 Matematika 6 180 (5) 36 216 Ilmu Pengetahuan Alam dan Sosial - 180 (5) 36 216 Pendidikan Jasmani Olahraga dan kesehatan - 108 (3) 36 144 Pilihan minimal 1: a) Seni Musik, b) Seni Rupa, c) Seni Teater, d) Seni Tari 4 108 (3) 36 144 Bahasa Inggris*** 2 72 (2)*** 72*** Muatan Lokal*** 2 72 (2)*** 72*** Total*** 1.044(29) 252 1.296 ****Jam pelajaran kelas 3 SD mengalami peningkatan, mengikuti struktur kelas 4 karena IPAS dimulai di kelas 3 ***opsional. Satuan Pendidikan dapat mengintegrasikan muatan lokal dalam mapel lain atau diajarkan melalui kegiatan projek. Alokasi Waktu Mata Pelajaran SD/MI Kelas III - V
  • 41.
  • 42.
  • 43. Kurikulum Operasional Satuan Pendidikan: Bagaimana menyusun pedoman penyelenggaraan pembelajaran sesuai dengan karakteristik dan kebutuhan satuan pendidikan?
  • 44. Kurikulum Operasional Satuan Pendidikan Kurikulum operasional yang dikembangkan menunjukkan kesesuaian dengan karakteristik dan kebutuhan peserta didik, satuan pendidikan, dan daerah. Dalam mengembangkan dan mengelola kurikulum operasional, satuan pendidikan sebaiknya melibatkan seluruh pemangku kepentingan, termasuk siswa, komite sekolah, dan masyarakat. Pemerintah menyediakan contoh-contoh kurikulum operasional sekolah yang dapat dimodifikasi, dijadikan contoh, atau rujukan untuk satuan pendidikan dalam mengembangkan kurikulum operasionalnya.
  • 45. Prinsip pengembangan kurikulum operasional di satuan pendidikan 1. Berpusat pada peserta didik, yaitu pembelajaran harus memenuhi keragaman potensi, kebutuhan perkembangan dan tahapan belajar, serta kepentingan peserta didik. Profil Pelajar Pancasila selalu menjadi rujukan pada semua tahapan dalam penyusunan kurikulum operasional sekolah 2. Kontekstual, menunjukkan kekhasan dan sesuai dengan karakteristik satuan pendidikan, konteks sosial budaya dan lingkungan, serta dunia kerja dan industri (khusus SMK), dan menunjukkan karakteristik atau kekhususan peserta didik berkebutuhan khusus (khusus SLB) 3. Esensial, yaitu memuat semua unsur informasi penting/utama yang dibutuhkan dan digunakan di satuan pendidikan. Bahasa yang digunakan lugas, ringkas, dan mudah dipahami 4. Akuntabel, dapat dipertanggungjawabkan karena berbasis data dan aktual 5. Melibatkan berbagai pemangku kepentingan. Pengembangan kurikulum satuan pendidikan melibatkan komite satuan pendidikan dan berbagai pemangku kepentingan antara lain orang tua, organisasi, berbagai sentra, serta industri dan dunia kerja untuk SMK, di bawah koordinasi dan supervisi dinas Pendidikan atau kantor kementerian yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang agama sesuai dengan kewenangannya.
  • 46. Komponen Kurikulum Operasional Satuan Pendidikan Komponen kurikulum operasional yang dikembangkan dan digunakan di satuan pendidikan terdiri atas karakteristik satuan pendidikan, visi, misi, dan tujuan satuan pendidikan, pengorganisasian pembelajaran, dan perencanaan pembelajaran. Untuk dokumen rencana pelaksanaan pembelajaran ruang lingkup kelas, satuan pendidikan dapat menggunakan, memodifikasi, atau mengadaptasi contoh modul ajar yang disediakan Pemerintah, dan cukup melampirkan beberapa contoh Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)/modul ajar atau bentuk rencana kegiatan yang mewakili inti dari rangkaian pembelajaran pada bagian Lampiran. Satuan pendidikan memiliki keleluasaan untuk menentukan format dan sistematika penyusunan kurikulum operasional satuan pendidikan.
  • 47. Kerangka dasar kurikulum yang ditetapkan oleh pemerintah pusat TUJUAN PENDIDIKAN NASIONAL Struktur Kurikulum Capaian Pembelajaran Prinsip Pembelajaran dan Asesmen Merumuskan VISI MISI TUJUAN Menganalisis konteks KARAKTERISTIK SATUAN PENDIDIKAN Menentukan PENGORGANISASIAN PEMBELAJARAN Menyusun RENCANA PEMBELAJARAN TETAP Ditetapkan oleh pemerintah pusat FLEKSIBEL/DINAMIS Satuan pendidikan mengembangkan kurikulum operasional berdasarkan kerangka dan struktur kurikulum, sesuai karakteristik dan kebutuhan satuan pendidikan . . 1 2 3 4 Proses Penyusunan Kurikulum Operasional di Satuan Pendidikan Secara Umum SNP
  • 48. Analisis Karakteristik Satuan Pendidikan Sebelum mengembangkan kurikulum satuan pendidikan, sekolah perlu melakukan analisis karakteristik dan lingkungan belajar dengan menampung aspirasi anggota komunitas, dan menjadikan visi dan misi sebagai arahan yang disepakati oleh seluruh warga satuan pendidikan. Prinsip-prinsip analisis lingkungan belajar: ● Melibatkan perwakilan warga satuan pendidikan ● Menggunakan data-data yang diperoleh dari situasi nyata/kondisi satuan pendidikan ● Mengalokasikan waktu yang cukup untuk pengumpulan, pengorganisasian, analisis dan dokumentasi data ● Memilah informasi yang relevan dan menyimpulkan untuk mengembangkan strategi atau solusi Contoh informasi yang perlu didapatkan dalam analisis lingkungan belajar satuan pendidikan: ● Apa kekhasan daerah setempat yang penting untuk dilestarikan? ● Bagaimana peran satuan pendidikan sebagai bagian dari masyarakat setempat? ● Apa dampak dari satuan pendidikan yang sudah dapat dirasakan saat ini (baik oleh warga masyarakat maupun warga satuan pendidikan itu sendiri)? ● Bagaimana peran satuan pendidikan dalam menyiapkan peserta didik mencapai profil Pelajar Pancasila? ● [SMK] Apa potensi daerah dan kondisi dunia kerja yang relevan? Berikut adalah pilihan cara untuk mengumpulkan informasi ● Kuesioner, dengan pertanyaan disesuaikan dengan tujuan dan sasaran yang dibutuhkan. ● Wawancara, untuk mendapatkan data secara langsung. ● Diskusi kelompok terpumpun (FGD) dengan mengundang perwakilan dari seluruh warga satuan pendidikan dan tokoh masyarakat. ● Observasi ● Rapor pendidikan, terkait mutu dan hasil belajar, kompetensi dan kinerja guru dan tenaga kependidikan, mutu dan relevansi pembelajaran Beberapa alat yang dapat digunakan untuk menganalisis informasi: ● Analisis SWOT ● Root Cause ● Fish Bone
  • 49. Bagaimana pengelolaan pembelajaran bisa dilakukan di satuan pendidikan?
  • 50. Bahasa Inggris Seni Musik IPAS Pembelajaran tematik ● Pembelajaran tematik diibaratkan gado-gado, dimana bermacam bahan dicampur namun masih dapat dipilah ● Jadwal disusun berdasarkan mata pelajaran tetapi kegiatan pembelajaran dijalankan dengan merujuk pada tema yang sudah ditentukan ● Pembelajaran tematik disusun dengan cara menyusun TP yang sesuai dengan tema ● Saat perencanaan pembelajaran guru dan wakil kepala sekolah bidang kurikulum melihat CP dan mengidentifikasi tema- tema yang bisa menjadi fokus pembelajaran Contoh desain pembelajaran tematik fase C Sumber daya alam lokal untuk menjaga kesehatan dalam keseharian menulis teks deskripsi mengenai satu sumber daya alam dari daerahnya yg bisa dimanfaatkan untuk kesehatan masyarakat. siswa bertanya kepada narasumber mengenai jenis-jenis sumber daya alam lokal (sebisa mungkin yang masih mudah dijumpai oleh siswa) yang dimanfaatkan untuk kesehatan. Dari informasi yang didapat, siswa dapat mendiskusikan cara kerja sistem tubuh secara sederhana (sistem pernapasan atau pencernaan dan mendiskusikan cara-cara untuk menjaga kesehatan sistem tersebut siswa belajar memainkan alat musik dari daerah lokal yang menggunakan bahan yang diambil dari alam sekitarnya. Siswa juga berdiskusi mengenai peran bermusik dalam kesehatan emosi (memberikan ketenangan/menghibur) Bahasa Indonesia siswa membuat pertanyaan untuk diajukan kepada narasumber mengenai jenis-jenis sumber daya alam lokal Siswa mencatat informasi yang didapat secara terstruktur (belajar membuat tabel atau diagram) dan berdiskusi untuk membuat cara mengkomunikasikan informasi tersebut.
  • 52. Senin Selasa Rabu Kamis Jumat 07.00 - 07.35 Matematika Bahasa Indonesia Matematika IPAS PJOK 07.35 - 08.05 Matematika Bahasa Indonesia Matematika IPAS Bahasa Inggris 08.05 - 08.40 Seni dan Budaya Muatan lokal Matematika Projek penguatan profil pelajar Pancasila Bahasa Inggris 08.40 - 09.00 istirahat 09.00 - 09.35 Projek penguatan profil pelajar Pancasila PJOK IPAS Projek penguatan profil pelajar Pancasila Seni dan Budaya 09.35 - 10.10 Projek penguatan profil pelajar Pancasila PJOK IPAS Projek penguatan profil pelajar Pancasila Seni dan Budaya 10.10 - 10.45 Pendidikan Pancasila Pendidikan Pancasila IPAS Bahasa Indonesia Agama dan Budi Pekerti 10.45 - 11.05 istirahat 11.05 - 11.40 Pendidikan Pancasila Pendidikan Pancasila Projek penguatan profil pelajar Pancasila Bahasa Indonesia 11.40 - 12.15 Agama dan Budi Pekerti Bahasa Indonesia Projek penguatan profil pelajar Pancasila Muatan lokal 12.15 - 12.50 Agama dan Budi Pekerti Bahasa Indonesia Contoh jadwal pembelajaran berbasis mata pelajaran Untuk pembelajaran tematik, dapat menggunakan contoh jadwal yang sama namun setiap materi di mata pelajaran konteksnya dikaitkan dengan tema
  • 53. Pembelajaran integratif ● Pembelajaran integratif diibaratkan jus, di mana bermacam bahan dilebur dan sudah tidak dapat dipilah ● Pembelajaran integratif berfokus membangun pemahaman terhadap satu ide besar (konsep) ● Saat perencanaan pembelajaran guru dan wakil kepala sekolah bidang kurikulum melihat TP dan merancang sebuah ide besar (konsep) yang menjadi tujuan akhir proses pembelajaran ● Jadwal disusun dengan meleburkan beberapa mata pelajaran, sehingga sudah menjadi satu unit pembelajaran integratif
  • 54. Contoh desain unit integratif fase B IPAS Elemen keterampilan proses: ● Merencanakan dan melakukan penyelidikan. Dengan panduan, peserta didik membuat rencana dan melakukan langkah-langkah operasional untuk menjawab pertanyaan yang diajukan. Menggunakan alat dan bahan yang sesuai dengan mengutamakan keselamatan. Peserta didik menggunakan alat bantu pengukuran untuk mendapatkan data yang akurat. ● Memproses, menganalisis data dan informasi. Mengorganisasikan data dalam bentuk tabel dan grafik sederhana untuk menyajikan data dan mengidentifikasi pola. Peserta didik membandingkan antara hasil pengamatan dengan prediksi dan memberikan alasan yang bersifat ilmiah. Ide utama /konsep: Rancangan dan cara penyampaian sebuah pesan menentukan efektivitas penyampaiannya Asesmen (performance task) : Menyampaikan pesan untuk mempromosikan gaya hidup sehat. Siswa merancang media dan pesan inti yang perlu disampaikan dalam serangkaian kegiatan kampanye hidup sehat. Mata pelajaran yang terintegrasi: IPAS, Bahasa Indonesia, PPKN
  • 55. Bahasa Indonesia Pendidikan Pancasila Elemen Menyimak: Peserta didik mampu memahami ide pokok (gagasan) suatu pesan lisan, informasi dari media audio, teks aural (teks yang dibacakan dan/atau didengar), dan instruksi lisan yang berkaitan dengan tujuan berkomunikasi. Peserta didik mampu memahami dan memaknai teks narasi yang dibacakan atau dari media audio. Elemen Membaca & Memirsa: Peserta didik mampu memahami pesan dan informasi tentang kehidupan sehari-hari, teks narasi, dan puisi anak dalam bentuk cetak atau elektronik. Peserta didik mampu memahami ide pokok dan ide pendukung pada teks informasional dan mampu menjelaskan permasalahan yang dihadapi oleh tokoh cerita pada teks narasi. Peserta didik mampu menambah kosakata baru dari teks yang dibaca atau tayangan yang dipirsa sesuai dengan topik. Elemen Berbicara & Mempresentasikan: Peserta didik mampu berbicara dengan pilihan kata dan sikap tubuh/gestur yang santun, menggunakan volume dan intonasi yang tepat sesuai konteks; mengajukan dan menanggapi pertanyaan dalam suatu percakapan dan diskusi dengan lebih aktif. Peserta didik mampu mengungkapkan gagasan dalam suatu percakapan dan diskusi dengan menerapkan tata caranya. Peserta didik mampu menceritakan kembali suatu informasi yang dibaca atau didengar dari teks narasi dengan topik yang beragam. Peserta didik dapat mengenal identitas dirinya dan teman- temannya sesuai budaya, minat, dan perilakunya; cara berkomunikasi dengan mereka; mengenali karakteristik fisik dan non-fisik orang dan benda yang ada di lingkungan sekitarnya; serta memahami bahwa kebinekaan dapat memberikan kesempatan untuk mendapatkan pengalaman dan pemahaman yang baru.
  • 56. Senin Selasa Rabu Kamis Jumat 07.00 - 07.35 Unit integratif Seni dan Budaya Unit integratif Muatan lokal Agama dan Budi Pekerti 07.35 - 08.05 Unit integratif Seni dan Budaya Unit integratif Matematika Bahasa Inggris 08.05 - 08.40 Unit integratif Seni dan Budaya Unit integratif Matematika Bahasa Inggris 08.40 - 09.00 istirahat 09.00 - 09.35 Matematika Unit integratif Muatan lokal Projek penguatan profil pelajar Pancasila Unit integratif 09.35 - 10.10 Matematika Unit integratif Agama dan Budi Pekerti Projek penguatan profil pelajar Pancasila Unit integratif 10.10 - 10.45 Matematika Unit integratif Agama dan Budi Pekerti Projek penguatan profil pelajar Pancasila Unit integratif 10.45 - 11.05 istirahat 11.05 - 11.40 Projek penguatan profil pelajar Pancasila PJOK Projek penguatan profil pelajar Pancasila Unit integratif 11.40 - 12.15 Projek penguatan profil pelajar Pancasila PJOK Projek penguatan profil pelajar Pancasila Unit integratif 12.15 - 12.50 PJOK Unit integratif Contoh jadwal pembelajaran berbasis mata pelajaran
  • 57. Pembelajaran berbasis mata pelajaran Pembelajaran berbasis mata pelajaran diibaratkan makanan dengan lauk yang terpisah Pembelajaran berbasis mata pelajaran bertujuan mencapai Capaian Pembelajaran di masing-masing mata pelajaran Saat perencanaan pembelajaran guru dan wakil kepala sekolah bidang kurikulum melihat TP dan merancang asesmen dan kegiatan untuk setiap mata pelajaran Jadwal disusun berdasarkan mata pelajaran tetapi kegiatan pembelajaran dijalankan dengan merujuk pada tema yang sudah ditentukan
  • 58. Contoh desain pembelajaran berbasis mata pelajaran Bahasa Indonesia IPAS PPKN CP Elemen Menyimak: Peserta didik mampu memahami ide pokok (gagasan) suatu pesan lisan, informasi dari media audio, teks aural (teks yang dibacakan dan/atau didengar), dan instruksi lisan yang berkaitan dengan tujuan berkomunikasi. Peserta didik mampu memahami dan memaknai teks narasi yang dibacakan atau dari media audio CP elemen keterampilan proses: ● Merencanakan dan melakukan penyelidikan. Dengan panduan, peserta didik membuat rencana dan melakukan langkah-langkah operasional untuk menjawab pertanyaan yang diajukan. Menggunakan alat dan bahan yang sesuai dengan mengutamakan keselamatan. Peserta didik menggunakan alat bantu pengukuran untuk mendapatkan data yang akurat. ● Memproses, menganalisis data dan informasi. Mengorganisasikan data dalam bentuk tabel dan grafik sederhana untuk menyajikan data dan mengidentifikasi pola. Peserta didik membandingkan antara hasil pengamatan dengan prediksi dan memberikan alasan yang bersifat ilmiah. Peserta didik dapat mengenal identitas dirinya dan teman-temannya sesuai budaya, minat, dan perilakunya; cara berkomunikasi dengan mereka; mengenali karakteristik fisik dan non-fisik orang dan benda yang ada di lingkungan sekitarnya; serta memahami bahwa kebinekaan dapat memberikan kesempatan untuk mendapatkan pengalaman dan pemahaman yang baru.
  • 59. Bahasa Indonesia IPAS PPKN Tujuan pembelajaran: Peserta didik menyimak dengan saksama, memahami instruksi yang lebih kompleks, memahami dan memaknai ide pokok dalam teks audiovisual dan teks aural (teks yang dibacakan) yang sesuai jenjangnya. Asesmen: Merancang media penyampaian pesan Kegiatan pembelajaran ● Mengamati berbagai media penyampaian pesan, contoh: video, poster, artikel pendek dan mengidentifikasi ide / pesan yang disampaikan ● Mendiskusikan media yang paling efektif dalam menyampaikan pesan ● Mencari data di sekolah untuk mengetahui media apa yang paling disukai teman- temannya ● Mendesain media penyampaian pesan Tujuan Pembelajaran: mendesain kuesioner sederhana, mengorganisasikan data Asesmen: membuat kuesioner sederhana Kegiatan pembelajaran: ● Penjelasan ttg bentuk dan fungsi kuesioner ● Membuat pertanyaan untuk kuesioner ● Merancang kuesioner secara berkelompok Tujuan Pembelajaran: Memahami pengaruh budaya dengan cara berkomunikasi Asesmen: membuat salindia ttg pengaruh budaya tertentu dengan cara berkomunikasi Kegiatan pembelajaran: ● Membaca jigsaw: bagaimana budaya dapat mempengaruhi gaya berkomunikasi ● Diskusi: apa yang kamu ketahui tentang karakteristik kelompok masyarakat di sekolah? ● Brainstorm: bagaimana cara berkomunikasi yang paling sesuai untuk masyarakat sekolah? Contoh desain pembelajaran berbasis mata pelajaran
  • 60. Bagaimana guru menggunakan dan memilih perangkat ajar yang tepat? Perangkat ajar :
  • 61. Prinsip Pembelajaran Pembelajaran merupakan proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Prinsip pembelajaran sebagai berikut: a. pembelajaran dirancang dengan mempertimbangkan tahap perkembangan dan tingkat pencapaian peserta didik saat ini, sesuai dengan kebutuhan belajar, serta mencerminkan karakteristik dan perkembangan peserta didik yang beragam sehingga pembelajaran menjadi bermakna dan menyenangkan; b. pembelajaran dirancang dan dilaksanakan untuk membangun kapasitas untuk menjadi pembelajar sepanjang hayat; c. proses pembelajaran mendukung perkembangan kompetensi dan karakter peserta didik secara holistik; d. pembelajaran yang relevan, yaitu pembelajaran yang dirancang sesuai konteks, lingkungan, dan budaya peserta didik, serta melibatkan orang tua dan komunitas sebagai mitra; dan e. pembelajaran berorientasi pada masa depan yang berkelanjutan.
  • 62. Prinsip Asesmen Asesmen atau penilaian merupakan proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk mengukur pencapaian hasil belajar peserta didik. Prinsip asesmen sebagai berikut: a. asesmen merupakan bagian terpadu dari proses pembelajaran, fasilitasi pembelajaran, dan penyediaan informasi yang holistik, sebagai umpan balik untuk pendidik, peserta didik, dan orang tua/wali agar dapat memandu mereka dalam menentukan strategi pembelajaran selanjutnya; b. asesmen dirancang dan dilakukan sesuai dengan fungsi asesmen tersebut, dengan keleluasaan untuk menentukan teknik dan waktu pelaksanaan asesmen agar efektif mencapai tujuan pembelajaran; c. asesmen dirancang secara adil, proporsional, valid, dan dapat dipercaya (reliable) untuk menjelaskan kemajuan belajar, menentukan keputusan tentang langkah dan sebagai dasar untuk menyusun program pembelajaran yang sesuai selanjutnya; d. laporan kemajuan belajar dan pencapaian peserta didik bersifat sederhana dan informatif, memberikan informasi yang bermanfaat tentang karakter dan kompetensi yang dicapai, serta strategi tindak lanjut; dan e. hasil asesmen digunakan oleh peserta didik, pendidik, tenaga kependidikan, dan orang tua/wali sebagai bahan refleksi untuk meningkatkan mutu pembelajaran.
  • 63. 1. Asesmen di awal pembelajaran dapat dilakukan untuk mengidentifikasi kebutuhan belajar peserta didik, dan hasilnya digunakan untuk merancang pembelajaran yang sesuai dengan tahap capaian peserta didik. Pada pendidikan khusus, asesmen diagnostik dilaksanakan sebelum perencanaan pembelajaran sebagai rujukan untuk menyusun Program Pembelajaran Individual (PPI). 2. Satuan pendidikan dan pendidik memiliki keleluasaan untuk menentukan kegiatan pembelajaran dan perangkat ajar sesuai dengan tujuan pembelajaran, konteks satuan pendidikan, dan karakteristik peserta didik. 3. Satuan pendidikan dan pendidik memiliki keleluasaan untuk menentukan jenis, teknik, bentuk instrumen, dan waktu pelaksanaan asesmen berdasarkan karakteristik tujuan pembelajaran. 4. Apabila pendidik menggunakan modul ajar yang disediakan pemerintah dan/atau membuat modul ajar merujuk pada modul ajar yang disediakan pemerintah, maka pendidik tersebut dapat menggunakan modul ajar sebagai dokumen perencanaan pembelajaran, dengan komponen sekurang-kurangnya terdiri dari tujuan pembelajaran, langkah-langkah pembelajaran, dan asesmen yang digunakan untuk memantau ketercapaian tujuan pembelajaran. 5. Untuk SMK, mitra dunia kerja dapat mendukung pembelajaran, asesmen, dan uji kompetensi yang selaras dengan prinsip-prinsip asesmen. 6. Perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran dan asesmen pada mata pelajaran Praktik Kerja Lapangan (PKL) di SMK dilaksanakan secara kolaboratif oleh satuan pendidikan dan mitra dunia kerja. Perencanaan serta Pelaksanaan Pembelajaran dan Asesmen
  • 64. Perangkat Ajar Perangkat ajar merupakan berbagai bahan ajar yang digunakan oleh pendidik dalam upaya mencapai profil pelajar Pancasila dan Capaian Pembelajaran. Perangkat ajar meliputi buku teks pelajaran, modul ajar, modul projek penguatan profil pelajar Pancasila, contoh-contoh kurikulum operasional satuan pendidikan, video pembelajaran, serta bentuk lainnya. Pendidik dapat menggunakan beragam perangkat ajar dari berbagai sumber. Perangkat ajar dapat langsung digunakan pendidik untuk mengajar ataupun sebagai referensi atau inspirasi dalam merancang pembelajaran.
  • 65. Modul Ajar Modul ajar merupakan dokumen yang berisi tujuan, langkah, dan media pembelajaran, serta asesmen yang dibutuhkan dalam satu unit/topik berdasarkan alur tujuan pembelajaran. Pendidik memiliki keleluasaan untuk membuat sendiri, memilih, dan memodifikasi modul ajar yang tersedia sesuai dengan konteks, karakteristik, serta kebutuhan peserta didik. Pemerintah menyediakan contoh-contoh modul ajar yang dapat dijadikan inspirasi untuk satuan pendidikan. Pendidik yang menggunakan modul ajar yang disediakan Pemerintah tidak perlu lagi menyusun perencanaan pembelajaran/RPP/modul ajar.
  • 66. Penyediaan Perangkat ajar: buku teks dan bahan ajar pendukung Perangkat ajar (buku teks, contoh-contoh alur tujuan pembelajaran, kurikulum operasional sekolah, serta modul ajar dan projek penguatan profil Pelajar Pancasila disediakan melalui platform digital bagi guru. Sekolah dapat melakukan pengadaan buku teks secara mandiri dengan BOS reguler atas dukungan Pemda dan yayasan Buku cetak dapat dibeli menggunakan dana BOS melalui SIPLah atau cetak mandiri
  • 67. 1. Satuan pendidikan menyiapkan pelaporan hasil belajar (rapor) peserta didik. 2. Rapor peserta didik PAUD meliputi komponen identitas peserta didik, nama satuan pendidikan, kelompok usia, semester, tinggi badan dan berat badan, deskripsi perkembangan capaian pembelajaran, dan refleksi orang tua. 3. Rapor peserta didik SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA, dan SMK/MAK atau sederajat meliputi komponen identitas peserta didik, nama satuan pendidikan, kelas, semester, mata pelajaran, nilai, deskripsi, catatan guru, presensi, dan kegiatan ekstrakurikuler. 4. Satuan pendidikan memiliki keleluasaan untuk menentukan mekanisme dan format pelaporan hasil belajar kepada orang tua/wali. 5. Pada SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA dan SMK/MAK atau sederajat, satuan pendidikan dan pendidik memiliki keleluasaan untuk menentukan deskripsi dalam menjelaskan makna nilai yang diperoleh peserta didik. Pelaporan Kemajuan Belajar 6. Pelaporan hasil belajar disampaikan sekurang- kurangnya pada setiap akhir semester. 7. Satuan pendidikan menyampaikan rapor peserta didik secara berkala melalui e rapor/dapodik 8. Pada SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA, SMK/MAK, atau sederajat, satuan pendidikan memiliki keleluasaan untuk menentukan kriteria kenaikan kelas dengan mempertimbangkan: a. laporan kemajuan belajar; b. laporan pencapaian projek penguatan profil pelajar Pancasila; c. portofolio peserta didik; d. paspor keterampilan (skill passport) dan rekognisi pembelajaran lampau peserta didik untuk SMK e. prestasi akademik dan non-akademik; f. ekstrakurikuler; g. penghargaan peserta didik; dan h. tingkat kehadiran.
  • 68. Kesimpulan ● Pelaksanaan projek penguatan profil pelajar Pancasila dilakukan secara fleksibel, baik secara muatan maupun secara waktu pelaksanaan. Secara muatan, projek profil harus mengacu pada capaian profil pelajar Pancasila sesuai dengan fase peserta didik, dan tidak harus dikaitkan dengan capaian pembelajaran pada mata pelajaran. ● Secara pengelolaan waktu pelaksanaan, projek dapat dilaksanakan dengan menjumlah alokasi jam pelajaran projek dari semua mata pelajaran dan jumlah total waktu pelaksanaan masing-masing projek tidak harus sama. ● Komponen kurikulum operasional yang dikembangkan dan digunakan di satuan pendidikan terdiri atas karakteristik satuan pendidikan, visi, misi, dan tujuan satuan pendidikan, pengorganisasian pembelajaran, dan perencanaan pembelajaran. Satuan pendidikan memiliki keleluasaan untuk menentukan format dan sistematika penyusunan kurikulum operasional satuan pendidikan. ● Perangkat ajar meliputi buku teks pelajaran, modul ajar, modul projek penguatan profil pelajar Pancasila, contoh-contoh kurikulum operasional satuan pendidikan, video pembelajaran, serta bentuk lainnya. Pendidik dapat menggunakan beragam perangkat ajar dari berbagai sumber. Perangkat ajar dapat langsung digunakan pendidik untuk mengajar ataupun sebagai referensi atau inspirasi dalam merancang pembelajaran
  • 69. Karakteristik Kurikulum di Setiap Jenjang PAUD SD SMP SMA SMK SLB Kegiatan bermain sebagai pendekatan belajar yang utama Penguatan literasi dini dan penanaman karakter dapat melalui kegiatan bermain-belajar berbasis buku bacaan anak Fase Fondasi untuk meningkatkan kesiapan bersekolah Pembelajaran berbasis projek untuk penguatan profil Pelajar Pancasila dilakukan melalui kegiatan perayaan hari besar dan perayaan tradisi lokal Penguatan kompetensi yang mendasar dan pemahaman holistik: • Untuk memahami lingkungan sekitar, mata pelajaran IPA dan IPS digabungkan sebagai mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dan Sosial (IPAS) • Integrasi computational thinking dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia, Matematika, dan IPAS • Bahasa Inggris sebagai mata pelajaran pilihan Pembelajaran berbasis projek untuk penguatan profil Pelajar Pancasila dilakukan minimal 2 kali dalam satu tahun ajaran Penyesuaian dengan perkembangan teknologi digital, mata pelajaran Informatika menjadi mata pelajaran wajib Panduan untuk guru Informatika disiapkan untuk membantu guru- guru pemula, sehingga guru mata pelajaran tidak harus berlatar belakang pendidikan informatika Pembelajaran berbasis projek untuk penguatan profil Pelajar Pancasila dilakukan minimal 3 kali dalam satu tahun ajaran Program peminatan/ penjurusan tidak diberlakukan Di kelas 10 pelajar menyiapkan diri untuk menentukan pilihan mata pelajaran di kelas 11. Mata pelajaran yang dipelajari serupa dengan di SMP Di kelas 11 dan 12 pelajar mengikuti mata pelajaran dari Kelompok Mapel Wajib, dan memilih mata pelajaran dari kelompok MIPA, IPS, Bahasa, dan Keterampilan Vokasi sesuai minat, bakat, dan aspirasinya Pembelajaran berbasis projek untuk penguatan profil Pelajar Pancasila dilakukan minimal 3 kali dalam satu tahun ajaran, dan pelajar menulis esai ilmiah sebagai syarat kelulusan Dunia kerja dapat terlibat dalam pengembangan pembelajaran Struktur lebih sederhana dengan dua kelompok mata pelajaran, yaitu Umum dan Kejuruan. Persentase kelompok kejuruan meningkat dari 60% ke 70% Penerapan pembelajaran berbasis projek dengan mengintegrasikan mata pelajaran terkait. Praktek Kerja Lapangan (PKL) menjadi mata pelajaran wajib minimal 6 bulan (1 semester). Pelajar dapat memilih mata pelajaran di luar program keahliannya Capaian pembelajaran pendidikan khusus dibuat hanya untuk yang memiliki hambatan intelektual Untuk pelajar di SLB yang tidak memiliki hambatan intelektual, capaian pembelajarannya sama dengan sekolah reguler yang sederajat, dengan menerapkan prinsip modifikasi kurikulum Sama dengan pelajar di sekolah reguler, pelajar di SLB juga menerapkan pembelajaran berbasis projek untuk menguatkan Pelajar Pancasila dengan mengusung tema yang sama dengan sekolah reguler, dengan kedalaman materi dan aktivitas sesuai dengan karakteristik dan kebutuhan pelajar di SLB
  • 70. Jika Siswa tidak bisa belajar dengan cara guru mengajar maka guru harus mengajar dengan cara siswa belajar.
  • 71. Bagaimana strategi Kemendikbudristek dalam implementasi Kurikulum Merdeka?
  • 72. 72 Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi 5. Guru dan kepala sekolah memanfaatkan Pusat Layanan Bantuan (Helpdesk) untuk mendapatkan informasi lebih 4. Guru dan kepala sekolah belajar praktik baik melalui narasumber yang sudah direkomendasikan 3. Guru dan kepala sekolah belajar Kurikulum Merdeka di dalam komunitas belajar 1. Guru dan kepala sekolah belajar mandiri melalui Platform Merdeka Mengajar 2. Guru dan kepala sekolah belajar Kurikulum Merdeka dengan mengikuti Seri Webinar 6 STRATEGI / DUKUNGAN KEMENDIKBUDRISTEK DALAM IKM* SECARA MANDIRI 6. Guru dan kepala sekolah bekerja sama dengan mitra pembangunan untuk implementasi Kurikulum Merdeka *Implementasi Kurikulum Merdeka
  • 73. 73 Platform Merdeka Mengajar Helpdesk (Pusat Layanan Bantuan) Mitra pembangunan parsial Seri Webinar pendampingan bimtek cara belajar sosialisasi dan bimtek belajar bersama Ekosistem Implementasi Kurikulum Merdeka 1 2 5 6 4 3 Pusat UPT Dinas Pendidikan Satuan Pendidikan koordinasi Komunitas belajar Penyediaan narasumber
  • 74. 74 Secara umum, strategi Satuan Pendidikan dalam menerapkan Kurikulum Merdeka 1.Platform Merdeka Mengajar (PMM) adalah wadah di mana guru dan kepala satuan pendidikan bisa mempelajari bagaimana memahami Kurikulum Merdeka, dengan cara mengakses pelatihan mandiri, mengakses dokumen Kurikulum Merdeka, perangkat ajar, asesmen, serta praktik baik. 2. Untuk memperkuat pemahaman terkait Kurikulum Merdeka,guru dan kepala satuan pendidikan dapat mengikuti Seri Webinar yang membahas seputar Kurikulum Merdeka. 3. Strategi Komunitas Belajar merupakan strategi yang memberdayakan dan menguatkan ekosistem guru. Pada komunitas belajar, guru dapat saling belajar, mengkonfirmasi pemahaman dan diskusi dari bahan PMM, webinar, atau panduan, serta berbagi praktik baik. 6. Bagi wilayah atau satuan pendidikan yang berada di bawah binaan mitra pembangunan, guru dan kepala satuan pendidikan dapat menjadikan mitra pembangunan sebagai fasilitator belajar yang dapat membantu dalam menerapkan Kurikulum Merdeka 5. Pusat Layanan Bantuan (Helpdesk) dapat guru atau kepala satuan pendidikan akses untuk mendapatkan jawaban yang tepat dan cepat jika mendapat kendala atau hal yang tidak ditemukan solusinya dalam panduan, PMM, komunitas belajar, atau FAQ yang tersedia. 4. Untuk memperoleh inspirasi tentang bagaimana penerapan Kurikulum Merdeka, guru, kepala satuan pendidikan, atau penggerak komunitas dapat mengundang narasumber untuk berbagi praktik baik ke komunitas belajar maupun ke satuan pendidikan.
  • 75. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Guru dan kepala sekolah belajar mandiri melalui Platform Merdeka Mengajar 1
  • 76. Bagaimana Platform Merdeka Mengajar (PMM) membantu guru dan kepala satuan pendidikan dalam implementasi Kurikulum Merdeka secara mandiri? BERKARYA Bukti Karya Guru dapat membangun portofolio hasil karyanya agar dapat saling berbagi inspirasi dan berkolaborasi. BELAJAR Pelatihan Mandiri Guru dapat memperoleh materi pelatihan berkualitas dengan mengaksesnya secara mandiri, sehingga setiap guru mendapat kualitas pelatihan yang sama. Video Inspirasi Guru bisa mendapatkan beragam video inspiratif untuk mengembangkan diri dengan akses tidak terbatas. MENGAJAR Perangkat Ajar Saat ini tersedia lebih dari 2000 referensi perangkat ajar (RPP, modul ajar, modul projek, buku siswa) berbasis Kurikulum Merdeka Asesmen Murid Membantu guru melakukan analisis awal literasi dan numerasi dengan cepat sehingga dapat menerapkan pembelajaran yang sesuai dengan tahap capaian dan perkembangan peserta didik. Asesmen ini bisa digunakan oleh semua mapel.
  • 77. Mengapa harus melalui platform? Setiap guru di seluruh Indonesia mendapat kesempatan mengakses pelatihan yang sama dengan kualitas yang sama Setiap guru di seluruh Indonesia dapat saling berbagi praktik baik dan saling menginspirasi di platform yang sama Setiap guru di seluruh Indonesia dapat belajar sesuai dengan kebutuhan dan kecepatan masing-masing Setiap guru di seluruh Indonesia dapat mengakses beragam perangkat ajar yang bisa dijadikan contoh atau langsung dipakai Setiap guru di seluruh Indonesia dapat saling berjejaring antar wilayah Setiap guru di seluruh Indonesia dapat memiliki kesempatan dokumen updated
  • 78. Platform Merdeka Mengajar dapat digunakan melalui aplikasi di gawai Android atau melalui laman situs Akses melalui laman situs https://guru.kemdikbud.go.id/ Unduh Aplikasi Merdeka Mengajar untuk gawai Android di Google Play Store Untuk dapat masuk ke beberapa produk Platform Merdeka Mengajar gunakan akun Belajar.idatau madrasah.kemenag.go.id. Jika ada kesulitan atau perlu aktivasi, bisa mengunjungi laman belajar.id
  • 79. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Guru dan kepala sekolah belajar Kurikulum Merdeka dengan mengikuti Seri Webinar 2
  • 80. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Pengantar Seri Webinar
  • 81. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Semua guru dan kepala satuan pendidikan pelaksana IKM sebaiknya mengikuti: SERI WEBINAR Semua guru dan kepala satuan pendidikan yang ingin menguatkan pemahaman mengenai kurikulum merdeka dapat mengikuti seri webinar. Yang dapat diakses di media: ● Youtube Untuk menonton Seri Webinar yang sudah tayang bisa dicek di playlist Seri Webinar di Youtube ● PMM Informasi webinar mengakses webinar yang sudah tayang bisa diakses di Aplikasi PMM (tidak tersedia di web-based) fitur Info Terkini.
  • 82. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Guru dan kepala sekolah belajar Kurikulum Merdeka di dalam komunitas belajar 3
  • 83. Komunitas belajar dalam implementasi Kurikulum Merdeka Sumber gambar: https://aisa.or.ke/resources/professional-learning- communities/ ● Dalam implementasi Kurikulum Merdeka, komunitas belajar dapat mendiskusikan dan menyelesaikan berbagai masalah pembelajaran yang dihadapi saat implementasi Kurikulum Merdeka, berbagi praktik baik, serta mengkonfirmasi pemahaman. ● Bersifat inklusif, guru/ kepala satuan pendidikan mana pun bisa tergabung (dari berbagai kategori IKM) dalam komunitas belajar, Sekolah Penggerak/ SMK PK, atau satuan pendidikan yang menerapkan K13/ Darurat, selama belajar bersama untuk perbaikan pembelajaran. ● Tidak perlu membentuk baru, sangat dianjurkan untuk mengaktivasi dan meng-’hidup’-kan komunitas yang sudah ada, kecuali jika belum ada.
  • 84. Tiga Jenis Komunitas Belajar Komunitas Belajar dalam Satuan Pendidikan Komunitas Belajar Antar Satuan Pendidikan Komunitas Belajar Daring
  • 85. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Apa yang bisa dilakukan dalam komunitas belajar? Sumber gambar: https://theconversation.com/online-learning-can-prepare-students-for-a-fast-changing-future-wherever-they-are-80497 https://agsci.oregonstate.edu/bioenergy-education-bioenergy-k-12-education/image-album/2017-winter-teacher-workshop https://www.shutterstock.com/search/best+practice+sharing jejaklombok.com Belajar bersama melalui Platform Merdeka Mengajar dan panduan kurikulum yang dikeluarkan BSKAP atau webinar, mendiskusikannya, serta mengonfirmasi pemahaman yang didapat oleh setiap anggota komunitas Berbagi praktik baik dan mencari solusi bersama terkait pembelajaran. Narasumber bisa berasal dari sekolah penggerak/ SMK PK, atau sekolah IKM mandiri yang sudah memiliki praktik baik. Aktivitas ini perlu dilakukan dengan diskusi sehingga mengkonfirmasi apakah praktik yang dilakukan sesuai dengan prinsip-prinsip Kurikulum Merdeka lokakarya/ in house training juga bisa dilakukan komunitas belajar, seperti membuat/ memodifikasi modul ajar, modul projek, strategi pembelajaran terdiferensiasi, asesmen, dll. Kegiatan ini bisa menggunakan tutorial yang ada di PMM, contoh praktik baik/ inspirasi yang diberikan pusat, atau narasumber
  • 86. Sudah Rilis di 22 Juni: fitur Komunitas Belajar di PMM Guru dapat mendaftarkan komunitas belajarnya di PMM dan mendapatkan pelatihan Penggerak Komunitas secara daring. Melalui produk Komunitas Belajar bisa melakukan Melihat daftar komunitas Bergabung ke dalam group sosial media milik komunitas Mengikuti webinar yang diselenggarakan oleh komunitas yang telah diikuti
  • 87. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Guru dan kepala sekolah belajar praktik baik melalui narasumber yang sudah direkomendasikan 4
  • 88. 88 Platform Merdeka Mengajar Helpdesk (Pusat Layanan Bantuan) Mitra pembangunan parsial Seri Webinar pendampingan bimtek cara belajar sosialisasi dan bimtek belajar bersama Ekosistem Implementasi Kurikulum Merdeka 1 2 5 6 4 3 Pusat UPT Dinas Pendidikan Satuan Pendidikan koordinasi Komunitas belajar Penyediaan narasumber
  • 90. Bagaimana Pemerintah mendukung kemerdekaan guru untuk menerapkan Kurikulum Merdeka?
  • 91. Penerapan Kurikulum Merdeka didukung oleh Platform Merdeka Mengajar. Platform Merdeka Mengajar membantu guru dalam mendapatkan referensi, inspirasi, dan pemahaman untuk menerapkan Kurikulum Merdeka.
  • 92. Platform Merdeka Mengajar adalah platform edukasi yang menjadi teman penggerak untuk guru dalam mewujudkan Pelajar Pancasila
  • 93. Platform Merdeka Mengajar menyediakan referensi bagi guru untuk mengembangkan praktik mengajar sesuai dengan Kurikulum Merdeka Perangkat Ajar Saat ini tersedia lebih dari 2000 referensi perangkat ajar berbasis Kurikulum Merdeka Asesmen Murid Membantu guru melakukan analisis diagnostik literasi dan numerasi dengan cepat sehingga dapat menerapkan pembelajaran yang sesuai dengan tahap capaian dan perkembangan peserta didik.
  • 94. Pelatihan Mandiri Guru dapat memperoleh materi pelatihan berkualitas dengan mengaksesnya secara mandiri Video Inspirasi Guru bisa mendapatkan beragam video inspiratif untuk mengembangkan diri dengan akses tidak terbatas. Platform Merdeka Mengajar memberikan kesempatan yang setara bagi guru untuk terus belajar dan mengembangkan kompetensinya kapan pun dan di mana pun
  • 95. Platform Merdeka Mengajar mendorong guru untuk terus berkarya dan menyediakan wadah berbagi praktik baik Bukti Karya Saya Guru dapat membangun portofolio hasil karyanya agar dapat saling berbagi inspirasi dan berkolaborasi.
  • 96. Akses melalui laman situs https://guru.kemdik bud.go.id/ Unduh Aplikasi Merdeka Mengajar untuk gawai Android di Google Play Store Panduan implementasi kurikulum dan modul pelatihan akan disediakan dalam flash disk bagi satuan pendidikan dan pendidik yang kesulitan untuk mengakses internet
  • 97. Informasi & rujukan: Di mana informasi tentang Kurikulum Merdeka yang lebih mendalam dan menyeluruh dapat dipelajari?
  • 98. Dokumen yang tersedia dalam Sistem Informasi Kurikulum Nasional (SIKN): 1. Sering Ditanyakan (FAQ) 2. Panduan-panduan Kurikulum Merdeka a. Panduan Pengembangan Kurikulum Operasional di Satuan Pendidikan b. Pembelajaran Paradigma Baru c. Panduan Pembelajaran dan Asesmen d. Panduan Pengembangan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila e. Panduan Penyusunan Program Pembelajaran Individual f. Panduan Pelaksanaan Pendidikan Inklusif 3. Kajian/Naskah Akademik a. Kajian Pengembangan Profil Pelajar Pancasila b. Kajian Akademik Kurikulum untuk Pemulihan Pembelajaran c. Naskah Akademik Muatan Informatika dalam Kurikulum 2013 4. Risalah Kebijakan a. Dampak Penyederhanaan Kurikulum Terhadap Pembelajaran b. Praktik Menjanjikan Penerapan Kurikulum Prototipe Pada Program Sekolah Penggerak
  • 99. Kesimpulan Krisis pembelajaran merupakan masalah yang berkepanjangan di Indonesia, terjadi bahkan sejak sebelum pandemi COVID-19, dan diperparah dengan situasi pembelajaran di masa pandemi. Krisis ini ditunjukkan dengan capaian hasil belajar yang relatif rendah dibandingkan banyak negara lain, serta kesenjangan kualitas belajar yang nyata. Kurikulum saja tidak cukup untuk menjadi jalan keluar masalah ketertinggalan pembelajaran (learning loss). Namun karena kurikulum mempengaruhi cara pendidik bekerja, maka penyesuaian kurikulum perlu dilakukan bersama upaya-upaya lainnya. Kurikulum Merdeka melanjutkan upaya penyederhanaan kurikulum yang diawali dengan Kurikulum Darurat, juga upaya penguatan karakter dan kompetensi yang sudah dimulai sejak kurikulum sebelumnya. Secara garis besar, kebaruan dari Kurikulum Merdeka adalah adanya: (1) pembelajaran yang lebih mendalam, tidak terburu-buru, sehingga setiap peserta didik dapat mencapai kompetensi minimum; (2) pembelajaran sesuai tahap capaian peserta didik; dan (3) pembelajaran melalui projek untuk penguatan karakter dalam profil pelajar Pancasila Sebagai upaya pemulihan pembelajaran, implementasi Kurikulum Merdeka tidak diwajibkan. Satuan pendidikan dapat memilih salah satu dari 3 kurikulum: Kurikulum 2013, kurikulum darurat, atau Kurikulum Merdeka. Untuk Kurikulum Merdeka, satuan pendidikan dapat mengimplementasikannya sesuai kesiapan masing-masing. Pemerintah menyediakan dukungan kebijakan dan teknis, termasuk berbagai sumber untuk guru dalam Platform Merdeka Mengajar. Pemerintah Daerah diharapkan mendukung dan memfasilitasi satuan pendidikan untuk menentukan pilihan kurikulum, mempelajari Kurikulum Merdeka, serta dalam proses mengimplementasikannya sesuai filosofi dari Kurikulum Merdeka ini.
  • 100. Tumbuh kembangnya anak diluar dari kodrat kita sebagai pendidik -Ki Hajar Dewantara-