Metode diskusi adalah salah satu alternatif model pembelajaran yang dapat digunakan untuk meningkatkan keaktifan siswa dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam materi Indahnya saling menghargai keragaman. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana penerapan metode diskusi dapat meningkatkan keaktifan belajar siswa. Hasilnya diharapkan dapat meningkatkan mutu pembelajaran Pendidikan Agama Islam.
1. i
PENERAPAN METODE DISKUSI DALAM
MENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA PADA
PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMAISLAM MATERI
INDAHNYA SALING MENGHARGAI KERAGAMAN DI
KELAS IV SDN YOSODIPURO
LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS
Diajukan untuk melaksankan penenlitian dalam Memenuhi Sebagian Syarat
gunaMemperoleh Gelar Guru Profesional (Gr.)
Oleh :
DEWI PANJANG ROHMI HANDAYANI, S.Pd.I
NIM : 27030230275
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI GURU LEMBAGA
PENDIDIKANTENAGA KEPENDIDIKAN
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN
KEGURUANUIN SALATIGA
2023
2. ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami haturkan ke hadirat Allah Subhanahu Wa Ta’ala, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyusun Laporan
PTK (Penelitian Tindakan Kelas). Penelitian inibertujuan untuk meningkatkan program
keprofesian penulis sebagai guru.
Penyusunan laporan ini didahului dengan penelitian serta pendampingan bapak kepala
sekolah sebagai pembimbing kegiatan ini. Pada kesempatan ini ijinkanlah kami mengucapkan
terima kasih kepada:
1. Yth. Prof. Dr.Mansur,M.ag selaku Dekan FTIK UIN Salatiga
2. Yth Prof. Dr. Rasimin. S.Pd,M.Pd selaku Wakil Dekan II FTIK sekaligus ketua Pengelola
PPG Daljab tahun2023 LPTK UIN Salatiga
3. Yth. Iman Subqi, M.S.I selaku Kaprodi PPG FTIK UIN Salatiga
4. Yth. Roviin,M.Ag selaku Dosen Daljab LPTK UIN Salatiga Tahun 2023
5. Yth. Emi Zulaidah, S.Pd.I selaku Guru Pamong PPG Daljab LPTK UIN Salatiga Tahun
2023
6. Yth. Segenap Admin dan Helpdes PPG Daljab LPTK UIN Salatiga Tahun 2023
7. Yth. Atik Handayani, S.Pd.SD selaku Kepala Sekolah SD Negeri Yosodipuro Kota
Surakarta
8. Segenap keluarga tercinta yang telah membeikan dukungan baik moril maupun materiil
9. Semua pihak yang telah banyak membantu sehingga penulisan ini dapat selesai tepat waktu.
Penulis juga mengucapkan banyak-banyak terima kasih kepada semuapihak yang telah
membantu, mudah-mudahan Allah membalas kebaikan tersebut dengan kebaikan.
Penulis berharap laporan dapat dilaksanakan dengan sebaik-baiknya dan memberikan
dampak baik bagi pendidikan di SDN Yosodipuro. Kritik dan saran sangat penulis harapkan
dari teman-teman untuk peningkatan mutu penulis.
Salatiga, Oktober 2023
Penulis
3. 1
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
...........................................................................................
i
KATA PENGANTAR ....................................................................................... ii
DAFTAR ISI...................................................................................................... iii
DAFTAR TABEL ............................................................................................ v
BAB I : PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH................................................ 1
B. PEMBATASAN DAN RUMUSAN MASALAH .......................... 4
C. TUJUAN PENELITIAN................................................................. 4
D. MANFAAT PENELITIAN............................................................. 4
BAB II : KERANGKA TEORI
A. LANDASAN TEORI.................................................................... 6
B. PENELITIAN TERDAHULU ..................................................... 14
C. HIPOTESIS PENELITIAN........................................................... 16
BAB III : METODE PENELITIAN
A. JENIS PENELITIAN................................................................... 17
B. SUBYEK DAN OBYEK PENELITIAN..................................... 17
C. TEMPAT PENELITIAN............................................................. 17
D. JENIS, SUMBER DAN TEKNIK PENGUMPULAN DATA... 17
E. TEKNIK ANALISIS DAN PENGUJIAN HIPOTESIS............. 19
BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN.
A. DISKRIPSI PRASIKLUS ................................................................... 19
B. DISKRIPSI HASIL SIKLUS 1.......................................................... 21
C. DISKRIPSI HASIL SIKLUS 2...........................................................
D. ANALISIS DATA AKHIR.................................................................
E. KETERBATASAN PENELITIAN ............................................
BAB V : PENUTUP
4. 2
A. KESIMPULAN ..........................................................................
B. SARAN ..................................................................................
C. PENUTUP..........................................................................
DAFTAR PUSTAKA
Lampiran – Lampiran
Lampiran 1 : Lembar Observasi Keaktifan
Lampiran 2 : Pedoman Observasi Guru
Lampiran 3 : Modul Ajar 1
Lampiran 4 : Modul Ajar 2
Lampiran 5 : Rekap Keaktifan Siswa
5. 3
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Skala 5 Keaktifan Belajar
Tabel 2. Lembar Observasi Kekatifan Siswa Prasiklus
Tabel 3. Hasil Pengamatan Keaktifan Belajar Siswa Prasiklus
Tabel 4. Lembar Observasi Keaktifan Siswa Siklus 1
Tabel 5. Hasil Pengamatan Keaktifan Belajar Siswa Siklus 1
Tabel 6. Lembar Observasi Keaktifan Siswa Siklus 2
Tabel 7. Hasil Pengamatan Keaktifan Belajar Siswa Siklus 2
Tabel 8. Tabel Perbandingan Keaktifan Siswa
6. 4
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Permendikbud Nomor 23 Tahun 2015 tentang Penumbuhan Budi Pekerti
untuk memberi kepastian hukum betapa persoalan budi pekerti merupakan sesuatu
yang harus dipikirkan dan ditumbuh kembangkan segera dalam kehidupan sehari-
hari di sekolah. Istilah budi pekerti menurut Ki Hadjar Dewantara sering disebut
adab atau akhlak (Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah
Kemendikbud RI 2015).
Pendidikan Agama Islam adalah komponen penting yang tidak dapat
dipisahkan dari pembentukan budi pekerti (akhlak), dalam pembelajarannya banyak
terdapat keteladanan-keteladanan bagaimana budi pekerti orang-orang terdahulu,
salah satunya Teladan Indahnya saling menghargai keragaman .
Allah SWT berfirman yang artinya sebagai berikut:
"sesungguhnya Rasulullah itu bagi kamu adalah contoh ikutan yang baik untuk
mereka yang mengharapkan Allah, mengharapkan ( ganjaran ) hari akhirat dan
mereka yang kerap mengingati Allah." (Q.S. Al Ahzab, ayat 21).
Dalam kenyataan masih banyak terdapat rendahnya minat siswa pada mata
pelajaran PAI, apalagi jika materi tersebut merupakan materi yang menyangkut
keteladanan untuk berbudi pekerti yang luhur, ditambah apabila guru tidak
mampu membuat kreasi berbagai metode dan media pembelajaran, hal inilah yang
dialami pada siswa kelas IV SDN Yosodipuro .
Sesuai dengan zamannya, guru yang bermutu harus mempunyai kemampuan
profesional. Dalam hal ini Proyek Pengembangan Pendidikan Guru (1979)
merumuskan tiga kemapuan penting yang harus dimiliki oleh seorang guru yang
profesional yaitu (1) kompetensi profesional, (2) kompetensi personal, dan (3)
kompetensi sosial (Arikunto, 2015:238-239).
Guru merupakan kunci dalam meningkatkan mutu pendidikan dan mereka
berada di titik sentral dari setiap usaha reformasi pendidikan yang diarahkan pada
perubahan-perubahan kualitatif. Berbagai usaha dilakukan dalam peningkatan
mutu pendidikan tidak akan menunjukkan hasil yang
7. 5
berarti apabila tetap mengesampingkan guru. Guru dengan keterlibatannyadalam
pembaharuan kurikulum, pengembangan metode dan media pembelajaran,
penyediaan sarana dan prasarana akan mengubah wajah pendidikan itu sendiri.
Setiap anak didik mempunyai motivasi belajar yang berlainan. Oleh karena
itu, setiap guru dituntut untuk memahami hal ini agar pengajaran yang dilakukan
tidak asal-asalan. Guru yag mengabaikan perbedaan motivasi dalam diri anak
setiap anak didik cenderung mengalami kegagalan dalam melaksankan tugasnya
mengajar di kelas (Syaiful Bahri D dan Aswan Zain, 2006:142).
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan di Kelas IV SDN Yosodipuro
, diperoleh informasi bahwa keaktifan belajar siswaw pada Materi indahnya saling
menghargai keragaman masih rendah.
Faktor-faktor yang menyebabkan keadaan seperti di atas antara lain :
1. Kemampuan kognitif siswa dalampemahaman konsep-konsepPendidikan Agama
Islam masih rendah,
2. Pembelajaran yang berlangsung cenderung masih monoton danmembosankan,
3. Siswa tidak termotivasi untuk belajar Pendidikan Agama Islam hanyasebagai
hafalan saja.
Dengan belajar secara menghapal membuat konsep–konsep Agama Islam
yang telah diterima menjadi mudah dilupakan. Hal ini merupakan sebuah tantangan
yang harus dihadapi dan diselesaikan oleh seorang guru. Guru dituntut lebih kreatif
dalam mempersiapkan pembelajaran yang akan dilaksanakan. Dikembangkan,
misal dalam pemilihan model pembelajaran yang akan digunakan dalam
pembelajaran sebagai salah satu bentuk strategi pembelajaran.
Kesiapan guru dalam memanajemen pembelajaran akan membawa dampak
positif bagi siswa diantaranya hasil belajar siswa akan lebih baik dan sesuai
dengan indikator yang ingin dicapai. Salah satu model pembelajaran yang dapat
diterapkan dalam pembelajaran materi indahnya saling menghargai keragaman
adalah metode diskusi, karena siswa dapat terlibat aktif karena memiliki
8. 6
peran dan tanggung jawab masing–masing, sehingga aktivitas siswa selama proses
pembelajaran berlangsung meningkat.
Secara etimologi kata diskusi merupakan serapan dari bahasa Latin, yakni
discutio, yang memiliki arti bertukar pikiran. Sedangkan metode diskusi dalam
pembelajaran adalah sebuah metode yang menghadapkan siswa pada suatu
permasalahan untuk diselesaikan secara berunding dengan teman-teman dalam satu
kelompoknya.
Metode diskusi berfokus pada siswa atau student center dan bukan padaguru,
sehingga diharapkan siswa dapat selalu aktif saat proses pembelajaran berlangsung.
Dalam pelaksanaannya guru membimbing dan menjelaskan aturan diskusi pada
siswa. Pada saat kegiatan diskusi berlangsung, siswa dalam satu kelompok akan
saling berbagi data, pengalaman, serta pengetahuan untuk memecahkan suatu
masalah.
Hamdayama (2015), mengatakan bahwa metode diskusi adalah cara
penyajian pelajaran, dimana siswa-siswa dihadapkan kepada suatu masalah, yang
bisa berupa pernyataan atau pertanyaan yang bersifat problematik untuk dibahas
dan dipecahkan bersama.
Hasibuan dan Moedjiono (2011), metode diskusi adalah suatu cara penyajian
bahan pelajaran dimana guru memberikan kesempatan kepada siswa(kelompok-
kelompok siswa) untuk mengadakan perbincangan ilmiah guna mengumpulkan
pendapat, membuat kesimpulan, atau menyusun berbagai alternatif pemecahan atas
suatu masalah.
Berdasarkan uraian diatas, maka sebagai peneliti merasa penting melakukan
penelitian terhadap masalah di atas. Oleh karena itu, upaya meningkatkan hasil
belajar Materi indahnya saling menghargai keragaman dilakukan penelitian
Tindakan Kelas dengan judul: “PENERAPAN METODE DISKUSI DALAM
MENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA PADA MATA PELAJARAN
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM MATERI INDAHNYA SALING
MENGHARGAI KERAGAMAN DI KELAS IV SDN YOSODIPURO “.
9. 7
B. PEMBATASAN DAN RUMUSAN MASALAH
1. Pembatasan Masalah
Penelitian tindakan kelas ini memiliki beberapa pembatasan yang perlu
diperhatikan. Beberapa pembatasan tersebut antara lain:
a. Penelitian ini akan dilakukan di SDN Yosodipuro dengan kelas dansiswa yang
telah ditentukan.
b. Penelitian ini akan difokuskan pada materi indahnya saling menghargai
keragaman dalam matapelajaran Pendidikan Agama Islam.
c. Penelitian ini akan dilaksanakan dalam periode waktu yang telahditentukan,
dengan jumlah siklus tindakan tertentu.
d. Penelitian ini akan melibatkan satu guru mata pelajaran dan satu kelassebagai
subjek penelitian
2. Rumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan yang telah disebutkan, rumusan masalah dalam penelitian
tindakan kelas ini yaitu “Bagaimana penerapan metode diskusi dalam pembelajaran
materi indahnya saling menghargai keragaman dapat meningkatkan keaktifan
belajar siswa?”
C. TUJUAN PENELITIAN
Dengan rumusan masalah di atas, penelitian tindakan kelas ini bertujuan
Untuk mengetahui bagaimana penerapan metode diskusi dalam pembelajaran
materi indahnya saling menghargai keragaman dapat meningkatkan keaktifan
siswa.
D. MANFAAT PENELITIAN
Setelah penelitian selesai diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut :
1. Bagi peneliti : penelitian ini dapat mempengaruhi pembelajaran, membantu untuk
meningkatkan hasil belajar Materi Indahnya saling menghargai keragaman ,
memberikan alternative pembelajaran yang aktif, kreatif efektif, dan
menyenangkan bagi siswa, serta meningkatkan mutu pembelajaran Materi
Indahnya saling menghargai keragaman .
10. 8
2. Bagi siswa : untuk meningkatkan keaktifan siswa dan pemahaman konsep Materi
Indahnya saling menghargai keragaman sehingga pelajaran Materi indahnya
saling menghargai keragaman menjadi lebih sederhana.
3. Bagi sekolah : penelitian ini dapat menjadi salah satu alternatif model pembelajaran
untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.
11. 9
A. LANDASAN TEORI
1. Pengertian Metode Diskusi
BAB II
KERANGKA TEORI
Metode diskusi merupakan suatu kegiatan dimana sejumlah orang
membicarakan secara bersama-sama melalui tukar pendapat tentang suatu topik
atau masalah, atau mencari jawaban dari suatu masalah berdasarkan semua fakta
yang memungkinkan untuk itu.
Menurut (Depdikbud, 1999:14) metode diskusi adalah suatu metode untuk
memupuk keberanian anak didik untuk mengemukakan pendapat atau memberi
kritikan terhadap pendapat orang lain yang dikemukakan dalam suatu forum.
Dari uraian tersebut di atas dapat didefinisikan metode diskusi adalah suatu
kegiatan belajar-mengajar yang membahas suatu topic atau masalah yang dilakukan
oleh dua orang atau lebih (dapat guru dan siswa atau siswadan siswa lain).
Dapat disimpulkan metode diskusi adalah suatu kegiatan belajar mengajar
dalam bentuk tukar pendapat dari pertanyaan-pertanyaan yang adabaik dari murid
secara individual atau secara kelompok maupun dari guru sehingga diperoleh suatu
kesepakatan bersama dari permasalahan yang dikaji.
Dalam kegiatan diskusi ada beberapa hal yang perlu diperhatikan gurudan
siswa agar diskusi dapat dilaksanakan dengan efektif, selanjutnyadisebut syarat-
syarat diskusi yaitu sebagai berikut.
a. Pembicaraan berlangsung dalam kelompok, dan setiap kelompok adapeserta yang
terlibat didalamnya.
b. Setiap peserta bebas mengeluarkan pendapatnya,dalamkomunikasi langsung tatap
muka.
c. Ada aturan main yang disepakati bersama untuk mengatur prosespembicaraan.
d. Harus ada tujuan dari diskusi tersebut dan tidak boleh ada tekanan darisiapapun
termasuk dari guru.
12. 10
e. Harus ada pemimpin yang memimpin jalannya diskusi agar tidakmenyimpang
dari topik yang dibahas.
2. Tujuan Pemakaian Metode Diskusi
Secara rinci tujuan pemakaian metode diskusi adalah sebagai berikut.
a. Mengembangkan keterampilan bertanya, berkomunikasi, menafsirkan,dan
menyimpulkan pada diri siswa.
b. Mengembangkan sikap sportif terhadap sekolah, para guru dan bidangstudi yang
dipelajari
c. Mengembangkan kemampuan memecahkan masalah dan konsep diriyang lebih
positif.
d. Meningkatkan keberhasilan siswa dalam mengemukakan pendapat.
e. Mengembangkan sikap terhadap isu-isu kontroversial.
3. Kelebihan dan Kelemahan Metode Diskusi
Menurut Kasmadi (Tukiran Taniredja, 2015: 24) kelebihan dan kelemahanmodel
diskusi adalah sebagai berikut:
a. Kelebihan
1) Kemungkinan adanya interakti antara guru dengan siswa, juga antara siswa dengan
siswa lain.
2) Guru dapat membaca pikiran siswa tentang konsep baru yang dipelajarinya, seperti
menilai pemahaman mereka apakah salah mengerti atau bisa terhadap konsep baru
tersebut.
3) Siswa terbiasa untuk berdiskusi dengan teman sekelompok danteman sekelasnya.
b. Kelemahan
1) Diskusi yang mendalam perlu waktu yang banyak, siswa tidak bolehmerasa dikejar
waktu. perasaan dibatasi oleh waktu menimbulkan kedangkalan dalam berdiskusi
sehingga hasilnya tidak maksimal.
2) Apabila suasana diskusi hangat dan siswa sudah berani mengemukakan pendapat
biasanya akan sulit untuk membatasi pokok masalah yang di diskusikan.
13. 11
3) Sering kali dalam diskusi terjadi yaitu siswa kurang beranimengemukakan
pendapatnya secara verbal.
4. Ciri-ciri Diskusi
Ciri-ciri model diskusi sebagai berikut :
a. Terdiri dari beberapa siswa, bisa lebih dari tiga orang
b. Ada peramsalahan yang sedang dicarikan solusi pemecahanya
c. Ada yang menjadi pemimpin
d. Ada proses tukar pendapat atau informasi
e. Menghasilkan alternatif pemecahan masalah yang sedang dibahas
5. Keaktifan siswa
Keaktifan berasal dari kata aktif yang artinya giat bekerja, giat berusaha,
mampu bereaksi dan berinteraksi, sedangkan arti kata keaktifan adalah kesibukan
atau kegiatan.
Keaktifan belajar siswa merupakan unsur dasar yang penting bagi
keberhasilan proses pembelajaran. Keaktifan adalah kegiatan yang bersifat fisik
maupun mental, yaitu berbuat dan berfikir sebagai suatu rangkaianyang tidak dapat
dipisahkan.
Sriyono, berpendapat aktivitas adalah segala kegiatan yang dilaksanakan baik
secara jasmani atau rohani. Aktivitas siswa selama proses belajar mengajar
merupakan salah satu indikator adanya keinginan siswa untuk belajar. Aktivitas
peserta didik merupakan kegiatan atau perilaku yang terjadi selama proses belajar
mengajar. Kegiatan- kegiatan yang dimaksud adalah kegiatan yang mengarah pada
proses belajar seperti bertanya, mengajukan pendapat, mengerjakan tugas–tugas,
dapat menjawab pertanyaan guru dan bisa bekerja sama dengan peserta didik lain,
serta tanggung jawab terhadap tugas yang diberikan.
Belajar yang berhasil harus melalui berbagai macam aktifitas, baik aktifitas
fisik maupun psikis. Aktivitas fisik adalah siswa giat aktif dengan anggota badan,
membuat sesuatu, bermain maupun bekerja, ia tidak hanya duduk dan
mendengarkan, melihat atau hanya pasif. Siswa yang memiliki
14. 12
aktivitas psikis (kejiwaan) adalah jika daya jiwanya bekerja sebanyak- banyaknya
atau banyak berfungsi dalam rangka pembelajaran.
Dua aktivitas (psikis maupun fisik) tersebut memang harus dipandangsebagai
hubungan yang erat. Pada saat siswa aktif jasmaninya dengan sendirinya ia juga
aktif jiwanya, begitu juga sebaliknya, karena keduanya merupakan satu kesatuan.
J. Peaget, pakar psikologi asal Swiss berpendapat seorang anak berpikir sepanjang
ia berbuat. Tanpa berbuat anak tak berpikir. Agar ia berpikir sendiri (aktif) ia harus
diberi kesempatanuntuk berbuat sendiri.
Aktivitas fisik maupun non fisik (psikis) yang ditunjukkan siswa saat proses
pemebelajaran haruslah kegiatan yang bersifat positif, artinya segala kegiatan yang
dapat memberikan dampat baik terhadap proses pembelajaran serta dapat
dipertanggungjawabkan.
Al-Qur’an mengajarkan manusia bersikap kritis, dengan cara menggunakan
pendengaran, penglihatan, dan akal pikiran. Karena itu ajaran Islam melarang orang
betaqlid dalam agama, yaitu mengikuti saja tanpa mengetahui dalil atau sumber
rujukannya.
Sikap taqlid sama dengan meniadakan adanya potensi akal yang Allah swt
berikan. Ayat ini sanagat relevan dalam konteks pembelajaran aktif (active
learning) yang berusaha memaksimalkan potensi generik indrawi tersebut untuk
memperoleh dan mengembangkan ilmu.
6. Pendidikan Agama Islam
Pendidikan berasal dari kata didik, yang mengandung arti memelihara dan
memberi latihan (ajaran, tuntunan, pimpinan) mengenai akhlak dan kecerdasan
pikiran. Sedangakan Pendidikan berarti proses pengubahan sikap dan tata laku
seseorang atau kelompok orang dalam usahamendewasakan manusia melalui upaya
pengajaran dan pelatihan; proses, cara, perbuatan mendidik. Sementara Ramayulis
menyatakan bahwa: “Pendidikan Agama dalam bahasa Inggris dikenal dengan
istilah religion education, yang diartikan sebagai suatu kegiatan yang bertujuan
untukmenghasilkan orang beragama. Pendidikan agama tidak cukup hanya
15. 13
memberikan pengetahuan tentang agama saja, tetapi lebih ditekankan pada feeling
attituted, personal ideals, aktivitas kepercayaan.”
Dalam bahasa. Arab, ada beberapa istilah yang bisa digunakan dalam
pengertian pendidikan, yaitu sebagai berikut:
Ta’lim (mengajar), ta’dib (mendidik), dan tarbiyah (mendidik). Namun menurut al-
Attas dalam Hasan Langgulung, bahwa kata tadib yang lebih tepat digunakan dalam
pendidikan agama Islam, karen a tidak terlalu sempit sekedar mengajar saja, dan
tidak terlalu lugs, sebagaimana kata terbiyah juga digunakan untuk hewan dan
tumbuh-tumbuhan dengan pengertian memelihara. Dalam perkembangan
selanjutnya, bidang speliasisai dalam ilmu pengetahuan, kata adab dipakai untuk
kesusastraan, dan tarbiyah digunakan dalam pendidikan Islam hingga populer
sampai sekarang.
Dengan demikian, Pendidikan Agama Islam di sekolah diarahkan untuk
meningkatkan keyakinan, pemahaman, penghayatan, dan pengamalan ajaran agama
Islam dalam kehidupan sehari-hari. Menurut Abdul Majid Pendidikan Agama Islam
yaitu usaha sadar dan terencana untuk menyiapkan peserta didik untuk mengenal,
memahami, menghayati hingga mengimaniajaran agama Islam dibarengi dengan
tuntutan untuk menghormati penganut ajaran agama lain dalam hubungannya
dengan kerukunan antar umat beragama sehingga terwujud persatuan dan kesatuan
negara. Berangkat dari beberapa penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa
Pendidikan Agama Islam (PAI) adalah usaha sadar, yakni suatu kegiatan
membimbing, pengajaran, dan latihan yang dilakukan guru pendidikan agama Islam
secara terencana dan radar dengan tujuan agar peserta didik bisa menumbuh
kembangkan akidahnya melalui dengan mengembangkan pengetahuan,
penghayatan, pengamalan, pembiasaan, Berta pengalaman siswa tentang agama
Islam sehingga menjadi muslim yang terns berkembang keimanan dan
ketakwaannya serta taat kepada Allah SWT yang pada akhimya mewujudkan
manusia yang beragama dan berakhlak mulia.
7. Indahnya saling menghargai keragaman
16. 14
Warisan utama dari para founding fathers (Ir. Soekarno) Indonesiaadalah
kemajemukan yang telah menyatu. Bangunan kemajemukanterwujudkan dalam
lambang negara yaitu Pancasila dengan Bhinneka Tunggal Ika sebagai semboyan
adalah wujud rasa cinta terhadap Indonesia.Meskipun kondisi geografis Indonesia
dipisahkan oleh pulau-pulau yang memiliki kekhasan daerah masing-masing,
seperti suku-budaya, kesenian dan bahasa yang beragam, namun hal tersebut dapat
disatukan seperti yangtertuang dalam Sumpah Pemuda pada 28 Oktober 1928 lalu.
Melalui ikrar tersebut ingin disampaikan bahwa generasi Indonesia berkewajiban
untuk menjaga Indonesia, melestarikan budaya, peka terhadap perubahan namun
tidak meninggalkan jati diri dan nilai-nilai luhur bangsa. Poin itulah yang penting
disampaikan oleh setiap guru untuk mengajar dan mendidik bagaimana anak dapat
memiliki rasa cinta terhadap Indonesia dan menghargai kemajemukan baik terkait
suku, budaya, latar ekonomi keluarga, agama dan hal lainnya.
Dalam kamus Random House College Dictionary dalam Diane Tillman
yang diterjemahkan oleh Adi Respati, dkk (2004: 96) indahnya saling menghargai
keragaman didefinisikan sebagai sikap yang adil dan objektif terhadap orang-orang
yang memiliki opini, perilaku, suku, agama, kewarganegaraan, dan lain sebagainya,
berbeda dari yang kita miliki; kebebasan dari prasangka. Indahnya saling
menghargai keragaman umumnya diartikan sebagai sikap yang bersedia
menenggang (menghargai, membiarkan, membolehkan) pendirian (pendapat,
pandangan, kepercayaan, kebiasaan, kelakuan, dan sebagainya) pihak lain yang
berbedaatau bertentangan dengan pendirian diri sendiri (Saptono, 2011: 132).
Ngainun Naim & Achmad Sauqi menjelaskan bahwa “Indahnya saling
menghargai keragaman adalah kemampuan untuk menghormati sifat dasar,
keyakinan, dan perilakuyang dimiliki oleh orang lain. Dalam literatur agama Islam,
indahnya saling menghargai keragaman disebutdengan tasamuh yang dipahami
sebagai sifat atau sikap menghargai, membiarkan, atau membolehkan pendirian
(pandangan) orang lain yang bertentangan dengan pandangan kita (2011: 77).”
Indahnya saling menghargai keragaman merupakan kebajikan moral berharga yang
dapat mengurangi kebencian, kekerasan dankefanatikan. Dengan indahnya saling
menghargai keragaman juga, kita dapat memperlakukan orang lain
17. 15
secara baik, hormat, dan penuh pengertian (Michele Borba, 2008: 225). Butir-butir indahnya saling
menghargai keragaman telah dijabarkan oleh Diane Tillman dalam buku LivingValues Activities for
Children Ages 8-14 yang diterjemahkan oleh Adi Respati, dkk (2004: 94) sebagai berikut:
a. Tujuannya adalah kedamaian, metodenya adalah indahnya saling menghargai keragaman
b. Indahnya saling menghargai keragaman berarti menjadi terbuka dan menerima keindahan
perbedaan
c. Indahnya saling menghargai keragaman adalah penghargaan yang timbal balik lewat pemahaman
yangjuga timbal balik
d. Benih-benih inindahnya saling menghargai keragaman adalah ketakukan dan keacuhan
e. Benih-benih indahnya saling menghargai keragaman adalah cinta, diairi oleh kasih sayang dan
perhatian
f. Mereka yang tahu bagaimana menghargai kebaikan orang lain dan situasi-situasi adalah orang yang
indahnya saling menghargai keragaman
g. Indahnya saling menghargai keragaman menghargai individualitas dan perbedaan sambil
menghilangkan topeng-topeng pemecah belah dan mengatasi ketegangan akibat keacuhan (hanya
untuk murid-murid usia 12-14 tahun)
h. Indahnya saling menghargai keragaman adalah kemampuan untuk menghadapi situasi-situasi sulit
i. Untuk mentolelir ketidaknyamanan hidup adalah dengan melepaskan, menjadi santai, membuat orang
lain merasa santai dan terus melangkahmaju
Selain itu Thomas Lickona dalam Michele Borba yang diterjemahkan oleh Lina Jusuf (2008:
225) menguraikan bahwa indahnya saling menghargai keragaman sebagai kebijakan etis mempunyai
dua aspek, yaitu: “Pertama adalah rasa hormat: terhadap martabat manusia dan hak asasi setiap orang,
termasuk kebebasan hati nurani menentukan pilihan selama tidak mengganggu hak orang lain. Meski
hati nurani kita tidak dapat menerima pilihan orang lain atau bahkan berusaha meyakinkan mereka
bahwa itu salah, indahnya saling menghargai keragaman akan mencegah kita dari tindakan
pemaksaan pendapat terhadap orang lain atau secara tidak adil membatasi kebebasan mereka.
Indahnya saling menghargai keragaman membuat kita dapat sepakat untuk tidak sependapat, bahkan
dalam persoalan yang paling kontroversial sekalipun; hal tersebut membuat kita mampu menghadapi
perbedaan sebesar apa pun meski kita tidak berhenti memperdebatkannya.
Aspek kedua indahnya saling menghargai keragaman menghargai keragaman manusia,
berbagai nilai positif, serta bermacam peran manusia yang memiliki latar belakang, suku, agama,
negara, dan budaya yang berbeda. Kita harapkan agar anak dapat belajar ketertarikan, kegunaan, dan
kekayaan pemikiran dan kehidupan orang lain serta menarik manfaat dari penemuan tersebut, baik di
rumah, di sekolah, maupun di masyarakat. setidaknya kita harapkan anak- anak dapat mengerti
perbedaan suku bangsa dari setiap manusia dan keluarga. Masing-masing individu itu unik. Indahnya
18. 16
saling menghargai keragaman dalam hal ini melihatsisi baik setiap manusia.”
Sikap tidak berindahnya saling menghargai keragaman diwujudkan dalam wujud verbal, fisik
maupun secara langsung. Seseorang yang tidak toleran cenderung dingin, mengacuhkan dan tidak
menghargai korbannya. Perhatian yang ditujukan kepada korban adalah suku, usia, agama, latar
belakang ekonomi keluarga, gender, cacat fisik, penampilan maupun perilaku (Michele Borba,
2008:224). Inindahnya saling menghargai keragaman yang dijaga akan menimbulkan kebencian yang
akanmengarah pada konflik sosial baik secara terbuka maupun tertutup. ThomasLickona (2013: 131)
menyatakan bahwa sudah benar jika guru menilai jikainindahnya saling menghargai keragaman
terhadap perbedaan adalah sebuah penyimpangan moral serius yang menjadi bibit dari berbagai
macam bentuk prasangka, kebencian, dankekerasan yang merusak masyarakat dan dunia. Oleh karena
itu Michele Borba yang diterjemahkan oleh Lina Jusuf (2008: 224) meyakinkan bahwa,jika kita ingin
anak-anak hidup secara harmonis di abad ke-21 yang multietnis ini, perlu sekali kita tumbuhkan
kebajikan yang keenam ini (indahnya saling menghargai keragaman ) dan mulai menerapkannya
sejak dini.
Dari pendapat berbagai tokoh di atas dapat disimpulkan bahwa indahnya saling menghargai
keragaman merupakan nilai yang penting dalam menghargai perbedaan dan penerimaan setiap
individu. Dengan bersikap toleran dapat mewujudkan kondisi yang nyaman, saling terbuka dan damai
dalam perbedaan.
B. PENELITIAN TERDAHULU
1. Penelitian oleh Ratna Dewi Rahman (2008) dengan judul Penerapan Metode Diskusi Dalam
Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Pada Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SMPN 1
Prambon Sidoarjo didapatkan hasil bahwa Siklus I merupakan tindakan awal untuk memperbaiki
proses pembelajaran bahasa Indonesia dengan menerapkan metode diskusi. Siklus II dilaksanakan
untuk memperbaiki kelemahan atau kekurangan yang terjadi pada siklus I. Penerapan metode diskusi
dapat meningkatkan motivasi belajar siswa pada pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SMPN 1
Prambon Sidoarjo. Dapat dibuktikan dengan peningkatanindikator keterampilan membaca intensif
Prosentase pencapaian indikator keterampilan membaca intensif siklus II sudah mencapai ≥80%.
Berdasarkan nilai ketuntasan minimal sebesar 70 dan ketuntasan belajar klasikal sebesar 80%, dalam
penelitian ini menunjukkan bahwa pada pra siklus dan siklus I ketuntasan klasikal belum tercapai.
Sedangkanketuntasan belajar baru tercapai pada siklus II yaitu sebesar 85,71%. Sehingga penelitian
selesai sampai pada siklus II.
2. Penelitian oleh Zainul Akbar Z.A (2018) dengan judul PENERAPANMETODE DISKUSI PADA
PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMAISLAM KELAS VIII DI SMP NEGERI I MALUK
KABUPATEN SUMBAWA BARAT TAHUN PELAJARAN 2017/2018 didapatkan hasilpenelitian
19. 17
hasil analisis data dapat disimpulkan sebagai berikut : 1) Penerapan metode diskusi Hasil penelitian
menunjukan bahwa penerapan metode diskusi pada pembelajaran pendidikan agama Islam yang
dilakukan oleh guru PAI di SMP Negeri I Maluk pada kelas VIII telah sesuai dengan teori-teori dan
langkahlangkah dalam metode diskusi. sehingga Penerapan Metode Diskusi Pada Pembelajaran
Pendidikan Agama Islam Kelas VIII Di SMP Negeri I Maluk Kabupaten Sumbawa Barat Tahun
Pelajaran 2017/2018 dapat dikatakan efektif karma dilihat dari meningkatnya keaktifan siswa di
dalam kelas, artinya hasil penelitian ini adalah efektif.
3. Penelitian oleh Sudriman (2022) dengan judul PENERAPAN METODE DISKUSI DALAM
PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
PADA SISWA KELAS VIIISMP 1 ALLA KABUPATEN ENREKANG. Penelitian ini bertujuan,
untukupaya yang dilakukan guru dalam meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar pendidikan
agama Islam dengan menggunakan metode diskusi. Sebagai penyempurna tesis ini, penulis
menggunakan jenis Penelitian tindakan kelas, dengan teknik dan alat pengumpulan data
menggunakan observasi, wawancara, metode catatan lapangan, dan dokumentasi.
Dengan teknik analisis data reduksi data, penyajian data dan penarikan simpulan atau verifikasi. Hasil
dari penelitian ini menunjukkan, Bentuk Penerapan Metode Diskusi dalam Peningkatan Keaktifan
dan Prestasi Belajar Siswa Kelas VIII SMP 1 Alla Kabupaten Enrekang pada Mata Pelajaran
Pendidikan Agama Islam, tahap pertama yaitu melakukan persiapan, tahap keduan pelaksanaan
metode diskusi, dan tahap ketiga yaitu melakukan penilaian sebagai bahan evaluasi dari hasil
pembelajarn menggunakan metode diskusi. Hasil pembelajaran yang telah dilakukan selama tiga
siklus, dan berdasarkan seluruh pembahasan serta analisis yangtelah dilakukan dapat disimpulkan
bahwa dari keaktifan siswa dapat dijelaskan pada siklus I mencapai skor rata- rata 13,67, meningkat
pada siklus II menjadi 15,7 dan pada siklus III juga mengalami peningkatan menjadi 17,87. Dari nilai
prestasi dan KKM siswa dapat dijelaskan pada prasiklus nilai rata-rata mencapai 56,7 dan KKM
33,33%. Pada siklus I mengalami peningkatan nilai rata-rata 43,33 dan KKM 60,33%. Kemudianpada
siklus II nilai rata-rata 66,66 dan KKM 68,5. Untuk siklus III nilai rata-rata 83,33 dan KKM 71,5%.
Faktor Penghambat Penerapan Metode Diskusidalam Peninkatan Keaktifan dan Prestasi Belajar
Pendidikan Agama Islam Siswa Kelas VIII SMP 1 Alla Kabupaten Enrekang yaitu Perbedaan
Karakteristik Siswa dan Keterbatasan Waktu
C. HIPOTESA PENELITIAN
Berdasarkan hasil kajian teoritis diatas dapat disumpulkan bahwa penerapanmetode diskusi dapat
meningkatkan keaktifan dan hasil belajar materi indahnya saling menghargai keragaman pada kelas
IV SDN Yosodipuro Kecamatan Banjarsari Kabupaten Surakarta
20. 18
BAB III
METODE PENELITIAN
A. JENIS PENELITIAN
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK). PTK adalah jenis penelitian yang
dilakukan di dalam kelas dengan tujuan untuk memperbaiki danmeningkatkan proses pembelajaran
serta hasil belajar siswa melalui tindakan yang berulang.
B. SUBYEK DAN OBYEK PENELITIAN
Subjek penelitian ini adalah peserta didik kelas IV SDN Yosodipuro Kec. Banjarsari Kab.
Surakarta Tahun Pelajaran 2023/2024 yang berjumlah 10 peserta didik dengan jumlah laki- laki
3 orang dan perempuan 7 orang.
C. TEMPAT PENELITIAN
Tempat penelitian ini bertempat di SDN Yosodipuro Kec. Banjarsari Kab. Surakarta. Adapun
rencana waktu penelitian ini :
No Tanggal Mapel Kelas Siklus
1 25 Oktober 2023 PAIBP IV I
2. PAIBP IV II
D. JENIS, SUMBER DAN TEKNIK PENGUMPULAN DATA
1. Jenis Data
a. Data Kuantitatif:
Data kuantitatif digunakan untuk mengukur tingkat pemahaman siswa terhadap materi indahnya
saling menghargai keragaman . Data ini dapat berupa skor atau nilai dari tes tulis yang menguji
pemahaman konsep siswa.
b. Data Kualitatif
Data kualitatif digunakan untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang pengalaman,
tanggapan, dan persepsi siswa terhadapmetode diskusi yang digunakan dalam pembelajaran. Data
kualitatif juga dapat digunakan untuk mengumpulkan informasi dari guru tentang pengalaman
mengajar dan pengamatan terhadap perkembangan siswa selama proses pembelajaran.
Dalam Penelitian ini Jenis penilitian yang digunakan adalah penelitian Kuantitatif, data yang
21. 19
didapat berbentuk angka.
2. Sumber Data
Sumber data merupakan subjek dari mana data dapat diperoleh. Sumber data penelitian ini
adalah sumber data primer dan sekunder. Sumber data primer yaitu informan (orang) yang dapat
memberikan informasi tentang data penelitian. Informan dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV
SDN Yosodipuro yang terdiri dari 7 siswa perempuan dan 3 siswa laki-laki. Hal ini menjadi
pertimbangan untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan siswa dalam pembelajaran yang diberikan
dengan diterapkannya penggunaan metode diskusi dalam pembelajaran.
Sumber data sekunder yaitu sumber yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul
data. Sumber data tersebut adalah data hasil belajar yang dikumpulkan oleh orang lain, data
pendukung dalam penelitian ini adalah data dari Kepala Sekolah dan administrasiSDN Yosodipuro
. Jenis data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini adalah aktivitas, lokasi dan dokumentasi..
3. Teknik Pengumpulan Data
Ada beberapa teknik pengumpulan data yang diterapkan dalam PTK iniyaitu : Observasi
dilakukan oleh guru yang bersangkutan dan seorang kolaborator untuk merekam perilaku,
aktivitas guru dan siswa selama proses pembelajaran berlangsung menggunakan lembar observasi.
E. TEKNIS ANALISIS DAN PENGUJIAN HIPOTESIS
1. Teknik Analisi Data
Untuk mengumpulkan data diperlukan nilai siswa yang diperoleh melalui penilaian proses dan hasil.
Setelah data terkumpul, maka data tersebut diolahdengan menggunakan analisis deskriptif yaitu
dengan mencari tingkat keaktifan, Mean (M), hasil belajar, dan ketuntasan belajar.
a. Tingkat keaktifan dapat diperoleh dengan menghitung rata-rata persentase dan membandingkan
dengan kriteria PAP skala lima.
M (%) = skor perolehan x 100
Skor maksimal
Keterangan:
M (%) = Angka rata-rata persen
M= Angka rata-rata skor siswa
Smi = Skor maksimal ideal (Agung, 1998:8)
22. 20
Tabel 1 PAP Skala 5 Keaktifan Belajar
No Persetase Kriteria Keaktifan
1 90-100 Sangat Aktif
2 80-89 Aktif
3 65-79 Cukup Aktif
4 55-64 Kurang Aktif
5 0-54 Sangat Kurang Aktif
b. Dalam menilai hasil pembelajaran digunakan nilai dengan skala 0 – 100,nilai yang diperoleh siswa
berdasarkan lembar observasi dan hasil tes siswa. Kriteria keberhasilan siswa adalah sebagai berikut :
Menghitung rata-rata skor siswa dengan mencari Mean (M)
dengan rumus (Nurkancana, 2002:174)
Keterangan:
M = Jumlah seluruh nilai
Jumlah siswa
M = Mean (rata-rata)= Jumlah seluruh nilai
N = Jumlah individu
2. Pengujian Hipotesis
Waktu Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan selama 3 bulan yaitu pada bulan Juli
sampai dengan Agustus 2023. Penelitian ini padamateri indahnya saling menghargai keragaman
diajarkan. Penelitian ini direncanakan sebanyak 2 siklusmasing – masing siklus 1 kali pertemuan.
Penelitian ini menggunakan desain Penelitian Tindakan Kelas dengan Siklus.
a. Siklus I
Pada siklus ini membahas Indahnya saling menghargai keragaman .
1) Tahap Perencanaan
Pada tahap ini dilakukan persiapan–persiapan untuk melakukan perencanaan tindakan dengan
membuat silabus,rencana pembelajaran, lembar observasi guru dan siswa, lembar kerja siswa, dan
membuat alat evaluasi berbentuk tes tertulis dengan model pilihan ganda.
2) Tahap pelaksanaan
Pada tahap ini dilakukan :
1. Guru menjelaskan materi Indahnya saling menghargai keragaman secara klasikal.
2. Pengorganisasian siswa yaitu ketua kelas dengan membentuk 3 kelompok, masing–masing
kelompok terdiri dari 3 orang siswa, kemudian siswa diminta untuk berdiskusi gambar 3.3 dibuku
siswa.
3. Dalam kegiatan pembelajaran secara umum siswa melakukan kegiatan sesuai dengan langkah–
23. 21
langkah kegiatan yang tertera dalam modul ajar, diskusi kelompok, diskusi antar kelompok, dan
menjawab soal – soal. Dalam bekerja kelompok siswa saling membantu dan berbagi tugas. Setiap
anggota bertanggungjawab terhadap kelompoknya.
3) Tahap Observasi
Pada tahapan ini dilakukan observasi pelaksanaan tindakan,aspek yang diamati adalah keaktifan
siswa dan guru dalam proses pembelajaran menggunakan lembar observasi aktivitas dan
respon siswa serta guru. Sedangkan peningkatan keaktifan dan hasil belajar siswa diperoleh dari
tes hasil belajar siswa.
4) Tahap Refleksi
Pada tahap ini dilakukan evaluasi proses pembelajaran pada siklus I dan menjadi pertimbangan
untuk merencanakan siklus berikutnya. Pertimbangan yang dilakukan bila dijumpai satu komponen
dibawah ini belum terpenuhi, yaitu sebagai berikut :
a) Siswa mencapai ketuntasan individual (keaktifan) ≥ 75 %.
b) Ketuntasan klasikal jika ≥ 85% dari seluruh siswa mencapai ketuntasan individual yang diambil dari
tes hasil belajar siswa.
b. Siklus II
Hasil refleksi dan analisis data pada siklus I digunakan untuk acuan dalam merencanakan siklus II
dengan memperbaiki kelemahan dan kekurangan pada siklus I. Tahapan yang dilalui sama seperti
pada tahap siklus 1
24. 22
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. DESKRIPSI PRASIKLUS
Proses pembelajaran di SDN Yosodipuro masih dilakukan secara
klasikal yaitudengan metode ceramah. Berdasarkan data dari observasi
pra siklus yang didapatkan dari kolaborator dengan mengamati objek
penelitian dengan menggunakan instrumen observasi, didapatkan hasil
siswa yang aktif dalam pembelajaran dari 10 anak, 2 anak aktif (20%),
(40%) 4 anak yang cukup aktif, 2 anak kurang aktif (20%) dan 2 anak
(20%) yang sangat tidak aktif.Hasil pengamatan pra siklus dapat dilihat
dari gambar dibawah ini:
Tabel 2. Lembar Observasi Kekatifan Siswa Prasiklus
LEMBAR OBSERVASI KEAKTIFAN SISWA
Kelas : Empat Pra Siklus
Sekolah : SDN Yosodipuro
Materi : Indahnya saling menghargai
keragaman
No Nama Perhatian Kerjasama Berani
Problem
solving Disiplin Persentase Ket
1 Danu Nur Prasetyo N.S 1 1 1 1 1 50 Sangat Kurang Aktif
2 Adelia Qisya Putri Marissa 2 2 3 2 2 75 cukup Aktif
3 Alenka Valdis Salsabila 3 3 3 3 2 75 Cukup aktif
4 Arjuna Aryasatya Rizky 3 2 2 2 2 60 Kurang Aktif
5 Cesillia Kesya Kirana 3 4 3 4 4 85 Aktif
6 Griffon Erdiano 3 3 4 3 4 85 Aktif
7 Khairunisa Haziqah 1 1 1 1 1 50 Sangat Kurang Aktif
8 Nafisha Ayunda Azzhara 2 2 2 2 2 60 Kurang Aktif
9 Zahwa Qolbuati Devita Putri
Nur Cahyani
3 3 3 2 3 75 Cukup Aktif
10 Shakeella Roland Hoshi
Lucina Ax
3 3 3 2 3 75 Cukup aktif
Pedoman Peskoran
5 Sangat Baik
4 Baik
3 Cukup aktif
2 Kurang aktif
1 Ssngat kurang aktif
25. 23
Pedoman Penskoran :
Skor Perolehan
Nilai Akhir =
Skor Maksimal
x 100
Deskripsi Aktiftas :
1. Perhatian
Siswa memperhatikan penjelasan guru dengan sungguh-
sungguh!
1 : sangat Kurang baik
2 : kurang baik
3 : cukup Baik
4 : baik
5 : Sangat Baik
2. Kerjasama
Siswa bekerja sama dalam diskusi (mencari sumber dan
referensi)
1.: sangat Kurang baik
2.: kurang baik
3. : cukup Baik
4.: baik
5.: Sangat Baik
3. Berani
Siswa berani bertanya dan menjawab pertanyaan baik dari guru
atau dariteman.
1.: sangat Kurang baik
2.: kurang baik
3. : cukup Baik
4.: baik
5.: Sangat Baik
4. Problem Solving
Siswa mampu memecahkan masalah/mencari solusi saat pelaksaan
diskusi
1.: sangat Kurang baik
2.: kurang baik
26. 24
3 : cukup Baik
4 : baik
5 : Sangat Baik
5. Disiplin
Siswa memahami instruksi dari guru dan berbicara dengan sopan
1.: sangat Kurang baik
2.: kurang baik
3. : cukup Baik
4.: baik
5.: Sangat Baik
Tabel 3. Hasil Pengamatan Keaktifan Belajar Siswa Pra siklus
No Persetase Jumlah Siswa Prosentase Kriteria Keaktifan
1 90-100 0 0% Sangat Aktif
2 80-89 2 20% Aktif
3 65-79 4 40% Cukup Aktif
4 55-64 7 20% Kurang Aktif
5 0-54 1 20% Sangat Kurang Aktif
Jumlah 14 100%
Dari hasil pengamatan diatas tingkat keaktifan siswa kelas IV adalah
sebagaiberikut :
1. Belum ada siswa yang sangat aktif dalam pembelajaran ( 0% )
2. Terdapat 2 (dua) siswa aktif dalam pembelajaran (20%)
3. Terdapat 4 (empat) siswa cukup aktif dalam pembelajaran (40%)
4. Terdapat 2 (tujuh) siswa kurang aktif dalam pembelajaran (20%)
5. Terdapat 2 (satu) siswa sangat kurang aktif dalam pembelajaran (20%)
Berdasarkan data diatas, keaktifan siswa kelas IV sangat rendah
dan perluadanya percobaan pembelajaran dengan menggunakan
metode yang lain.
B. DESKRIPSI HASIL SIKLUS I
Berdasarkan data hasil pengamatan pra siklus tersebut, peneliti
melakukan tindakan kelas dengan tujuan meningkatkan keaktifan siswa
27. 25
pada mata pelajaran pendidikan agama islam materi indahnya saling
menghargai keragaman di kelas IV SD Negeri Yosodipuro , Kecamatan
Banjarsari, Kabupaten Surakarta Tahun Pelajaran 2023/2024.
Pelaksanaan siklus 1 dilaksanakan pada tanggal 26 Oktober 2023 dengan
tahapan sebagai berikut:
1. Perencanaan Tindakan
Tahap perencanaan penelitian meliputi penyusunan beberapa
langkah penelitian yang akan digunakan dalam penelitian dalam
upaya peningkatan motivasi belajar dengan menggunakan
pendekatan saintifik. Adapun langkah-langkah yang dilakukan pada
tahap ini adalah:
a. Meminta izin kepada Kepala SD Negeri Yosodipuro ,
Kecamatan Banjarsari, Kab.Surakarta dan guru kelas IV untuk
melakukan penelitian tindakan kelas.
b. Membentuk tim yang terdiri dari subyek dan kolabolator yang
terlibat dalam penelitian.
c. Penyusunan modul ajar dengan metode pembelajaran beserta
seluruh perangkat pembelajaran yang direncanakan dalam
PTK.
d. Membuat instrumen observasi yang akan digunakan oleh
kolabolator untuk mengukur peningkatan motivasi belajar siswa.
2. Pelaksanaan Tindakan
Pada saat pelaksanaan tindakan, peneliti bertindak sebagai guru dan
dibantu oleh kepala SD Negeri Yosodipuro sebagai Supervisor 1
yang bertugas sebagai pengarah dalam penyusun laporan penelitian,
dan teman sejawat/kolabolator sebagai Supervisor 1 yang bertugas
sebagai pengamat yang memantau jalannya proses pembelajaran
yang hasilnya berupa catatan data kegiatan pembelajaran. Pada tahap
ini peneliti melaksanakan kegiatan pembelajaran dan pelaksanaan
perbaikan pembelajaran yang mengacu pada modul ajar yang telah
dipersiapkan dengan memuat langkah- langkah pembelajaran
dengan mengacu pada modul ajar 1.
Tahapan pembelajaran dengan metode diskusi dilaksanakan sebagai
berikut:
a. Kegiatan Pembukaan
1) Guru memberi salam, menyapa siswa (menanyakan kabar,
mengecekkehadiran dan kesiapan siswa, dan lain-lain), serta
menyemangati siswa dengan tepukan, atau bernyanyi.
Salah satu siswa memimpin pembacaan doa dilanjutkan
dengan penegasan oleh guru tentang pentingnya berdoa
sebelum memulai suatu kegiatan dalam rangka
menanamkan keyakinan yang kuat terhadap kuasa Tuhan
28. 26
Yang Maha Esa dalam memahami ilmu yangdipelajari.
2) Guru bertanya kepada siswa tentang kondisi siswa pada pagi hari ini.
3) Guru mengadakan tes kemampuan awal melalui pertanyaan awal.
4) Guru menyampaikan tujuan kegiatan pembelajaran kali ini
dan menjelaskan kegiatan apa saja yang akan dilakukan serta
hal-hal apasaja yang akan dinilai dari siswa selama proses
pembelajaran
b. Kegiatan Inti :
1) Siswa mengamati Gambar 3.3.
2) Guru menjelaskan terkait keragaman sebagai sebagai
Sunnatullah dalam buku siswa.
3) Siswa membentuk beberapa kelompok dipimpin oleh ketua
kelas (sesuai kondisi siswa dalam satu kelas).
4) Guru menyampaikan tugas kelompok yaitu mencari jenis
keragamanpenduduk Indonesia.
5) Setiap kelompok mendapat tugas untuk mencari informasi
mengenai keragaman penduduk Indonesia (keragaman
bangsa, suku dan agama) pada rubrik Aktivitas Kelompok.
6) Hasil penelusuran informasi ditulis di kertas origami dengan
warna yang berbeda, lalu ditempel di kertas manila/plano
dengan tata letakyang menarik.
7) Setiap kelompok memajang kertas manila/plano di dinding
kelas, lalu tiap kelompok saling mengunjungi galeri
kelompok lain, untuk menambah informasi tentang materi
keragaman siswa bisa melakukan tanya jawab.
8) Siswa menyanyikan lagu Penduduk Indonesia secara klasikal
atau kelompok tampil di depan dengan gaya penampilan grup
musik padarubrik Ayo Bernyanyi
c. Kegiata Penutup :
1) Siswa membuat resume tentang poin-poin penting yang
munculdalam kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan.
2) Guru dan siswa menyimpulkan tentang keragaman sebagai
Sunnatullah.
3) Mengagendakan pekerjaan rumah.
4) Mengagendakan materi yang harus dipelajari pada pertemuan
berikutnya yaitu tentang ajaran kebaikan dalam Islam dan
selain Islam.
5) Guru menutup kegiatan pembelajaran dengan menyanyikan
lagu, Nasional/Daerah dilanjutkan dengan doa, mengucapkan
salam
3. Pengamatan Tindakan
Kegiatan pengumpulan data dilakukan bersama-sama dengan
29. 27
pelaksanaan tindakan. Metode yang digunakan adalah metode
observasi/pencatatan kegiatan lapangan. Hal-hal yang diobservasi
dalam penelitian ini adalah segala sesuatu yang terjadi selama
pelaksanaan tindakan. Kegiatan yang dilakukan observer adalah
mengamati dan mencatat tindakan peneliti (menjelaskan, memantau
kegiatan siswa, dan memandu jalannya presentasi secara kelompok
oleh siswa). Dalam hal ini yang bertindak sebagai observer adalah
guru teman sejawat.
Dari pengamatan kolaborator didapatkan data sebagai
berikut:
Tabel 4. Lembar Observasi Keaktifan Siswa Siklus 1
LEMBAR OBSERVASI KEAKTIFAN SISWA
Kelas : Empat Siklus 1
Sekolah : SDN Yosodipuro
Materi : Indahnya saling
menghargai keragaman
No Nam
a
Perhatian Kerjasama Berani
Problem
solving Disiplin Pers
enta
se
Ket
1 Danu Nur Prasetyo N.S 3 2 2 2 2 50 Sangat Kurang Aktif
2 Adelia Qisya Putri
Marissa
3 3 3 2 3 75 cukup Aktif
3 Alenka Valdis Salsabila 3 4 4 4 3 85 Aktif
4 Arjuna Aryasatya Rizky 3 2 2 2 3 60 Kurang Aktif
5 Cesillia Kesya Kirana 3 4 3 4 4 95 Sangat Aktif
6 Griffon Erdiano 3 4 4 2 4 85 Aktif
7 Khairunisa Haziqah 1 2 2 2 2 50 Sangat Kurang Aktif
8 Nafisha Ayunda
Azzhara
3 2 2 2 2 60 Kurang Aktif
9 Zahwa Qolbuati Devita
Putri Nur Cahyani
3 3 3 2 3 75 Cukup Aktif
10 Shakeella Roland Hoshi
Lucina Ax
4 4 3 2 4 85 Aktif
Pedoman Peskoran
5 Sangat Baik
4 Baik
3 Cukup Baik
2 Kurang Baik
1 Sangat kurang baik
Pedoman Penskoran :
Skor Perolehan
30. 28
Nilai Akhir =
Skor Maksimal
x 100
Deskripsi Aktiftas :
1. Perhatian
Siswa memperhatikan penjelasan guru dengan sungguh-sungguh!
1.: sangat Kurang baik
2.: kurang baik
3. : cukup Baik
4.: baik
5.: Sangat Baik
2. Kerjasama
Siswa bekerja sama dalam diskusi (mencari sumber dan referensi)
1. : sangat Kurang baik
2. : kurang baik
3. : cukup Baik
4. : baik
5. : Sangat Baik
3. Berani
Siswa berani bertanya dan menjawab pertanyaan baik dari guru atau dari
teman.
1. : sangat Kurang baik
2. : kurang baik
3. : cukup Baik
4. : baik
5. : Sangat Baik
4. Problem Solving
Siswa mampu memecahkan masalah/mencari solusi saat pelaksanan
Diskusi
1.: sangat Kurang baik
2.: kurang baik
3. : cukup Baik
4.: baik
5.: Sangat Baik
31. 29
5. Disiplin
Siswa memahami instruksi dari guru dan berbicara
dengan sopan
1.: sangat Kurang baik
2.: kurang baik
3. : cukup Baik
4.: baik
5.: Sangat Baik
Tabel 5. Hasil Pengamatan Keaktifan Belajar Siswa Siklus 1
No Persetase Jumlah Siswa Prosentase Kriteria Keaktifan
1 90-100 1 10% Sangat Aktif
2 80-89 3 30% Aktif
3 65-79 2 20% Cukup Aktif
4 55-64 2 20% Kurang Aktif
5 0-54 2 20% Sangat Kurang Aktif
Jumlah 10 100%
Dari hasil pengamatan diatas tingkat keaktifan siswa kelas IV
adalahsebagai berikut :
1. Terdapat 1 (satu) siswa yang sangat aktif dalam pembelajaran ( 10% )
2. Terdapat 3 (tiga) siswa aktif dalam pembelajaran (30%)
3. Terdapat 2 (dua) siswa cukup aktif dalam pembelajaran (20%)
4. Terdapat 2 (dua) siswa kurang aktif dalam pembelajaran (20%)
5. Terdapat 2 (dua) siswa sangat kurang aktif dalam pembelajaran (20%)
Berdasarkan data diatas, keaktifan siswa kelas IV sangat rendah
dan perlu adanya intervensi dan bimbingan yang dilakukan pada
siklus II agar keaktifan siswa meningkat.
32. 30
4. Analisis Tindakan
Observasi yang dilakukan pada siklus I masih belum menunjukkan hasil yang
memuaskan bahwa keaktifan siswa dalam mengikuti kegiatan diskusi pada mater
pembelajaran tentang Indahnya Saling Menghargai dalam Keragaman (indahnya
saling menghargai keragaman ). Dari beberapa kriteria keaktifan siswa yaitu
perhatian, kerjasama, berani, pemecahan masalah dan disiplin masih banyakyang
dibawah kata aktif. Dari 10 siswa di kelas 4 (empat) terdapat 1 siswa yang sangat aktif
(10
%), 3 siswa aktif (30 %), 2 siswa cukup aktif (20 %), 2 siswa kurang aktif (20%) dan 1
siswa sangat kurang aktif (20%). Banyak faktor yang mempengaruhi hasil siklus I ini,
diantaranya yaitu siswa tidak memiliki percaya diri yang tinggi untuk mengemukakan
pendapatnya, adanya rasa canggung ketika berbicara didepan forum, juga gaya belajar
anak yang suka dengan metode caramah dan yang terakhir adalah
kurangnyapemahaman siswa dalam materi pembelajaran.
5. Refleksi Tindakan
Dalam penelitian ini ada beberapa hal yang perlu diperhatikan yaitu :
a. Tidak semua siswa menyukai model pembelajaran diskusi sehingga perlu adanya
pemahaman gaya belajar anak, apakah itu visual, auditoryatau kinestetik.
b. Kurangnya motivasi guru kepada anak sehingga proses diskusi tidak berjalan
dengan baik.
c. Pengelolaan waktu perlu diperhatikan terutama penyampaian materiagar
waktu diskusi bisa lebih panjang.
d. Kurangnya kerjasama yang baik dari siswa dalam diskusi sehingga
hasildiskusi tidak maksimal.