ERP (Enterprise Resource Planning) adalah sistem informasi yang mengintegrasikan proses bisnis perusahaan seperti keuangan, manufaktur, sumber daya manusia, dan lainnya. Penerapan ERP diharapkan dapat meningkatkan kinerja perusahaan dengan menstandarisasi proses dan data. Beberapa faktor kunci keberhasilan implementasi ERP antara lain dukungan manajemen, persiapan yang matang, dan kesesuaian antara sistem dengan proses bisnis perus
1. ERP (Enterprise Resource Planning)
ERP (Enterprise Resource Planning)
1. Pemaparan singkat ERP
Sistem ERP adalah sebuah terminologi yang diberikan kepada sistem informasi yang mendukung
transaksi atau operasi sehari-hari dalam pengelolaan sumber daya perusahaan. Sumber daya
tersebut meliputi dana, manusia, mesin, suku cadang, waktu, material dan kapasitas.
Sistem ERP dibagi atas beberapa sub-Sistem yaitu Sistem Financial, Sistem Distribusi, Sistem
Manufaktur, dan Sistem Human Resource. Contoh sistem ERP komersial antara lain: SAP, Baan,
Oracle, IFS, Peoplesoft dan JD.Edwards. Selain itu salah satu sistem ERP open source yang
populer sekarang ini adalah Compiere.
ERP (Enterprise Resource Planning) System adalah sistem informasi yang diperuntukkan bagi
perusahan manufaktur maupun jasa yang berperan mengintegrasikan dan mengotomasikan
proses bisnis yang berhubungan dengan aspek operasi, produksi maupun distribusi di perusahaan
bersangkutan. ERP berkembang dari Manufacturing Resource Planning (MRP II) dimana MRP
II sendiri adalah hasil evolusi dari Material Requirement Planning (MRP) yang berkembang
sebelumnya. Sistem ERP secara modular biasanya mengangani proses manufaktur, logistik,
distribusi, persediaan (inventory), pengapalan, invoice dan akunting perusahaan. Ini berarti
bahwa sistem ini nanti akan membantu mengontrol aktivitas bisnis seperti penjualan,
pengiriman, produksi, manajemen persediaan, manajemen kualitas dan sumber daya manusia.
ERP sering disebut sebagai Back Office System yang mengindikasikan bahwa pelanggan dan
publik secara umum tidak dilibatkan dalam sistem ini. Berbeda dengan Front Office System yang
langsung berurusan dengan pelanggan seperti sistem untuk e-Commerce, Costumer Relationship
Management (CRM), e-Government dan lain-lain.
2. Penerapan ERP dalam perusahaan
Konsep Enterprise Resource Planning (ERP) dan bagaimana konsep ERP ini bisa menjadi
infrastruktur penting buat suatu industri. Artikel ini dibagi menjadi 3 bagian:
1) Konsep dasar ERP
2) Bagaimana menentukan ERP yang cocok untuk anda
3) Sistim ERP di masa depan.
Seiring dengan tuntutan bisnis, kebutuhan industri akan melampaui apa yang dapat didukung
oleh ERP tradisional yang secara murni hanya memfokuskan pada pengelolaan sumber daya.
Industri modern memerlukan ERP bernilai tambah yang mempunyai cakupan aspek bisnis yang
lebih luas.
2. ERP Akan Lebih Mendukung Customer Service
Sesuai dengan konsep ‘Customer is King’, maka industri manufaktur tidak cukup hanya untuk
menghasilkan produk-produk dengan harga murah yang bermutu tinggi. Suatu industri
seharusnya juga memberikan nilai tambah dalam bentuk Customer Service. Meskipun dua
produk mempunyai mutu dan harga yang sama, konsumen akan lebih memilih untuk membeli
produk dari perusahaan yang dapat memberikan customer service yang lebih baik.
Untuk memenuhi tuntutan yang tercantum diatas, ERP tidak hanya harus lebih bersifat
Customer-oriented, tetapi seharusnya juga dapat melakukan perencanaan produksi berdasarkan
supply-chain (jalinan suplai) yang melibatkan input dari konsumen sekaligus dari pemasok.
Dalam hal ini, baik pemasok internal perusahaan maupun pemasok dari luar. Beberapa konsep
yang telah diterapkan oleh beberapa vendor ERP antara lain Sales Force Automation, Sales
Order Configuration, Customer Care, Advance Planning & Scheduling dan Help Desk.
ERP Akan Bisa Mendukung Industri yang Spesifik
Industri manufaktur tidak lagi menjadi satu-satunya industri yang memerlukan ERP. Kita telah
bisa lihat bahwa industri spesifik seperti Telekomunikasi, Multi-level Marketing, Perusahaan
Listrik atau Pertambangan dapat menggunakan ERP. Juga semakin sering terlihat adalah industri
jasa (Service) seperti perhotelan, rumah sakit, perbankan, asuransi yang juga menggunakan ERP.
Tidak mengherankan jika suatu saat, sekolah, departemen kehakiman, departemen pertahanan,
bahkan suatu badan pemerintahaan seperti kantor gubernuran juga dapat menggunakan ERP.
Dengan segala keterbatasan sumber daya dari ERP vendor, maka feature yang dirancang untuk
sebuah industri spesifik akan terbatas juga. Ada ERP yang lebih cocok untuk industri A, ada
yang untuk industri B, namun tidak mungkin ada ERP yang cocok untuk semua industri. Akan
menjadi seberapa spesifikkah? ERP vendor akan selalu mencari titik keseimbangan agar
produknya tidak menjadi terlalu spesifik sampai tidak diterima oleh industri secara luas . Industri
sebaiknya berhati-hati dalam memilih ERP yang cocok.
3. Manfaat Menggunakan ERP Berikut ini adalah sebagian kecil manfaat dengan di
plikasikannya ERP bagi perusahaan:
a. Integrasi data keuangan Untuk mengintegrasikan data keuangan sehingga top management
bisa melihat dan mengontrol kinerja keuangan perusahaan dengan lebih baik.
b. Standarisasi Proses Operasi Menstandarkan proses operasi melalui implementasi best
practice sehingga terjadi peningkatan produktivitas, penurunan inefisiensi dan peningkatan
kualitas produk.
c. Standarisasi Data dan Informasi Menstandarkan data dan informasi melalui keseragaman
pelaporan, terutama untuk perusahaan besar yang biasanya terdiri dari banyak business unit
dengan jumlah dan jenis bisnis yg berbeda-beda.
4. Faktor pendukung ERP
3. a)Feature
Seperti yang terbahas di Bagian I, perangkat lunak yang tergolong ERP itu secara umum
dirancang supaya dapat memberikan solusi untuk industri jenis apapun (horizontal solution).
Namun, pada kenyataannya, setiap industri itu punya ciri khas tersendiri. Hal ini menyebabkan
timbulnya fungsi-fungsi atau features di ERP yang spesifik untuk industri tertentu (vertical
solution).
Pada sisi lain, teori di dalam ERP itu sendiri juga mengalami proses evolusi seiring dengan
tumbuhnya tuntutan konsumen dan perkembangan teknologi. Misalnya: tuntutan Inventory
Reduction menjadi tuntutan Zero In-Process-Inventory, dari Batch Manufacturing menjadi Just-
In-Time Manufacturing, dari konsep Routing menjadi konsep Synchronising.
Oleh karena itu, features yang anda butuhkan dalam operasi sehari-hari harusnya bisa ditunjang
oleh ERP yang dipilih. Kadang kita melihat features yang bagus yang berdasarkan teori baru,
kita perlu hati-hati menilai apakah feature baru itu bisa diterapkan pada kondisi sekarang ini.
Selalu ingat bahwa kita di Indonesia mempunyai kultur tersendiri. Salah pengertian atau salah
memilih berdasarkan faktor features akan menimbulkan kekacauan dan bahkan menghambat
operasi perusahaan. Memang banyak perusahaan yang menanam waktu untuk penilaian ini.
Cocok atau tidaknya biasanya juga bisa kita selidiki dari daftar konsumen yang telah memakai
ERP tersebut dan apakah industri konsumen itu serupa dengan industri kita.
b)Teknologi
Salah satu analis industri ERP terkemuka pernah mengatakan ‘jika memilih ERP, anda harus
melihat teknologi yang digunakan dibaliknya’. Sayangnya, banyak user yang memilih ERP
belum tentu memberikan perhatian cukup pada hal ini. Sebagai orang teknik, saya bisa
memahami betapa sulitnya jika sebuah aplikasi yang berskala ERP harus didesain ulang dengan
teknologi baru.
Seperti banyak hal lainnya, teknologi ada yang Sunrise dan ada yang Sunset. Ingatkah anda
dengan Fotran, PDP-11, Pascal, Cobol, Wordstar yang hanya sepuluh tahun yang lalu muncul di
setiap kurikulum Computer Science di universitas kita, apakah ada aplikasi baru yang dibangun
dengan bahasa itu, hari ini?. Untuk mengetahui mana yang Sunrise dan mana yang Sunset
merupakan tantangan bagi departemen MIS/EDP yang biasanya lebih ter-update dibanding
dengan departemen lainnya. Sayangnya, biasanya pemilihan ERP itu didorong dari pihak user
(pemakai) yang lebih terfokus kepada feature, sehingga faktor teknologi biasanya diabaikan.
Akitbatnya, terjadilah masalah di kemudian hari seperti banyaknya perusahaan di Indonesia yang
‘terjebak’ dengan namanya sistem ‘legacy’.
c)Sumber Daya Manusia
Secanggih apapun teknologi kita hari ini, ERP tetap saja belum sempurna seperti yang
diharapkan manusia. Oleh karena itu, seberapa sukses pun ERP yang kita pilih dari luar negeri,
di negeri kita ini belum tentu bisa jalan jika tidak didukung oleh lokal support yang kuat. Kita
harus benar-benar teliti memilih vendor yang bisa komit terhadap apa yang mereka tawarkan
4. sebab menangani paket ERP sangat lain dibandingkan dengan menangani penjualan PC atau
paket perangkat lunak desktop. Sayangnya, di Indonesia masih belum ada badan independen
yang dapat menilai prestasi ERP vendor sekaligus mengaudit kualitas jasa yang mereka berikan
sehingga sering kita dengar istilah PBTTJ – Produknya Bagus Tapi Tidak Jalan.
Selain dari vendor, perusahaan juga harus ada sumber daya manusia yang terampil untuk
melaksanakan proyek implementasi ERP ini. (lihat ‘Manajer Proyek — Orang langka di dunia
TI’)
d)Infrastruktur
Infrastruktur dalam hal ini termasuk sistem pendukung untuk penerapan suatu proyek ERP.
Contohnya: apakah vendor menyediakan HelpDesk; apakah vendor mempunyai tata cara
(standard operating procedure/methodology) dalam penerapan sistem ERP; apakah vendor
mengetahui langkah apa yang harus diambil pada saat melakukan customization, apakah vendor
bisa menjelaskan langkah-langkah apa yang harus ditempuh sebelum sistem ‘go-live’,
umpamanya.
5. Paparan lain tentang ERP Berikut ini adalah ringkasan poin-poin yg bisa digunakan
sebagai pedoman pada saat implementasi ERP:
1. ERP adalah bagian dari infrastruktur perusahaan, dan sangat penting untuk kelangsungan
hidup perusahaan. Semua orang dan bagian yang akan terpengaruh oleh adanya ERP harus
terlibat dan memberikan dukungan terhadap jalannya ERP.
2. ERP ada untuk mendukung fungsi bisnis dan meningkatkan produktivitas, bukan sebaliknya.
Tujuan implementasi ERP adalah untuk meningkatkan daya saing perusahaan.
3. Pelajari kesuksesan dan kegagalan implementasi ERP, jangan berusaha membuat sendiri
praktek implementasi ERP. Ada metodologi tertentu untuk implementasi ERP yang lebih
terjamin keberhasilannya.
Penyebab Gagalnya ERP
· Waktu dan biaya implementasi yang melebihi anggaran
· Pre-implementation tidak dilakukan dengan baik
· Strategi operasi tidak sejalan dengan business process design dan pengembangannya
· Orang-orang tidak disiapkan untuk menerima dan beroperasi dengan sistem yang baru
Tanda-tanda kegagalan ERP Kegagalan ERP biasanya ditandai oleh adanya hal-hal sebagai
berikut:
· Kurangnya komitmen top management
5. · Kurangnya pendefinisian kebutuhan perusahaan (analisa strategi bisnis)
· Cacatnya proses seleksi software (tidak lengkap atau terburu-buru memutuskan)
· Kurangnya sumber daya (manusia, infrastruktur dan modal)
· Kurangnya ‘buy in’ sehingga muncul resistensi untuk berubah dari para karyawan
· Kesalahan penghitungan waktu implementasi
· Tidak cocoknya software dgn business process
· Kurangnya training dan pembelajaran
· Cacatnya project design & management
· Kurangnya komunikasi
· Saran penghematan yang menyesatkan
Software ERP
Beikut adalah software ERP yang saat ini beredar, baik yang berlisensi bayar maupun open
source:
· SAP
· JDE
· BAAN
· MFGPro
· Protean
· Compiere
· Adempiere
6. Kesimpulan
Penerapan suatu ERP sistem itu adalah suatu proses yang kontinu. Begitu dimulai sudah tidak
mungkin lagi dihentikan dan tidak ada titik kesempurnaannya. Yang ada hanyalah proses
penyempurnaan yang tak terhenti. Maka penilaian ERP juga mesti dilakukan dengan sungguh-
sungguh. Banyak faktor yang perlu dipikirkan pada seleksi ERP. Pada umumnya, ERP yang
masuk ke Indonesia sudah teruji kesuksesannya. Namum kesuksesan di negara lain belum tentu
6. bisa menjadi suatu jaminan bagi kita. Masalah sumber daya manusia dan infrastruktur juga
menjadi faktor penentu
ERP akan berkembang terus sesuai dengan tuntutan konsumen. Yang jelas perkembangan ERP
pada masa depan ini akan dititik-beratkan pada beberapa hal, yaitu, lebih mendukung customer
service, lebih mendukung vertical industri spesifik (vertical industry), dan juga lebih mendukung
proses pengambilan keputusan (decision support). ERP masa depan juga akan lebih fleksibel
dalam penerapan, pemakaian dan cara pembiayaan.
PENERAPAN ERP PADA PLN
Untuk mensejajarkan diri dengan perusahaan-perusahaan penyedia listrik tingkat dunia, PT PLN
(persero) dituntut untuk mengimplementasikan Enterprise Resource Planning (ERP), sistem yang
mengintegrasikan seluruh elemen-elemen pada perusahaan termasuk unit-unit bisnis yang
diakomodasikan oleh IT. Penerapan ERP ini diharapkan akan meningkatkan kompetensi
perusahaan dan secara otomatis akan meningkatkan pelayanan. Penerapan ERP ini akan
mengintegrasikan seluruh kantor PLN baik pusat maupun daerah secara on-line, dan seluruh
kantor PLN tersebut akan terstandarisasi. Dengan penerapan ERP di lingkungan perusahaan,
maka setiap pegawai diharuskan untuk beradaptasi dengan perubahan sistem yang terjadi.
Pengimplementasian ERP jelas akan merubah pola kerja suatu perusahaan, dan para pegawailah
yang langsung menerima dampak dari perubahan itu. Saat ini penerapan ERP pada perusahaan
besar sudah menjadi kategori wajib, dapat diambil contoh perusahaan tenaga listrik seperti di
malaysia dan china, berturut-turut diwakilkan oleh Tenaga Bhd. dan Shanghai Power telah lama
menerapkan ERP. Untuk Indonesia, perusahaan BUMN yang menerapkan ERP mungkin dapat
dihitung dengan jari. Strategi Bisnis PT PLN (persero) Ide penerapan ERP di PT PLN (persero)
telah direncanakan dengan sangat matang seperti dikemukakan oleh Direktur Strategi Teknologi
Informasi PT. PLN (persero) Zulkifli, “penerapan ERP dan rencana kerja PLN sejalan dan telah
tertuang di dalam sinkronisasi IT master plan dan strategi bisnis PLN”
menurut Zulkifli, ERP merupakan satu kesatuan dengan Strategi Utama PLN dalam membenahi
operasional perusahaan secara keseluruhan.
Penerapan ERP saat ini masih bersifat Pilot Project dan baru dilaksanakan di empat unit yaitu:
Kantor pusat PLN di jakarka, Kantor Distribusi Bali, kantor distribusi Jakarta Raya dan
Tangerang, dan P3B Jawa Bali. “Go-Live” ERP tahap I di PT PLN (persero) dilakukan pada
tanggal 29 Desember 2005, terutama diterapkan modul-modul untuk menunjang bisnis proses di
bagian Sumber Daya Manusia(SDM) seperti manajemen organisasi, administrasi kepegawaian,
penggajian dan waktu kerja karyawan. Menurut Project manejer Tim Imbangan ERP PLN Benni
Hermawan, pengembangan selanjutnya adalah integrasi antar sistem dengan ERP. Seperti
pelayanan pelanggan CIS, penerapan ERP akan mendahulukan kantor yang telah menerapkan
sistem pelayanan pelanggan terlebih dahulu, karena PLN sangat concern atas pelayanan
pelanggan. jadi, integrasi antar sistem ini akan dilakukan lebih dulu di Jawa Barat, Jawa Tengah
dan Jawa Timur, karena di daerah-dareah tersebut yang paling siap akan penerpan integrasi antar
sistem tersebut. Dukungan dari SDM Kesulitan yang paling besar dari penerapan ERP adalah
“People.” Sesempurna apapun rancangan dan penerapan ERP, tidak akan berguna apabila tidak
didukung oleh seluruh pegawai. Dibutuhkan kemauan yang besar dari seluruh pegawai untuk
7. beradaptasi dengan perubahan sistem yang selama ini telah berjalan. menurut ketua tim Change
Management Proyek Implementasi ERP, Rully Fasri, kendala terbesar dalam menerapkan ERP
adalah merubah pola pikir yang selama ini terbentuk dari seluruh karyawan untuk menerima
sebuah perubahan. Tanpa adanya pola pikir yang baru, menurut Rully, ERP tidak akan
memberikan manfaat bagi perusahaan. Ringkasan mengenai pengimplementasian ERP IT Master
Plan PLN dibuat pada tahun 2004, bentuk riil PLN dari rencana tersebut adalah mengembangkan
IT secara bertahap ditubuh PLN, seperti membangun sistem informasi secara on-line
menghubungkan kantor pusat dan kantor cabang yang centralized serta membangun system
jaringan yang handal untuk mendukung pembangunan Sistem tersebut.
Pada tahap awal penerapan ERP, PLN menerapkan di tiga bidang yaitu: divisi keuangan, divisi
logistik dan divisi sumberdaya manusia. Ujicoba Pilot project dilakukan di kantor PLN distribusi
Jakarta Raya & Tangerang, distribusi Bali, dan kantor Penyaluran dan Pusat Pengaturan Beban
Jawa-Bali. Dengan pertimbangan khusus, PLN memilih SAP sebagai paket perangkat lunak
ERP, dan bekerja sama dengan Accenture sebagai perusahaan konsultan penerapan ERP. Bisnis
Proses PLN yang sangat spesifik dan berbeda dari perusahaan listrik di dunia yang lain, maka
beberapa modul pada sistem ERP perlu di sesuaikan dengan kebutuhan dari PLN itu sendiri. Tim
Imbangan Pilot ERP Seperti pada Kasus BIG-BANG NIBCO yang membentuk TRIAD, maka
pada kasus ini, PLN membentuk Tim Imbangan Pilot ERP yang terdiri dari orang-orang yang
ahli di bidangnya terutama pada bisnis proses di PLN dan kultur budaya kerjanya. Mereka
dituntut untuk bekerja keras dalam melakukan perbahan serta menyediakan waktu untuk
melaksanakan proyek tersebut diluar waktu sebagai karyawan. Tim Imbangan ini bertanggung
jawab langsung kepada Direksi PLN via Direktur keuangan dan direktur niaga dan pelayanan
pelanggan.
Tugas Utama dari Tim Imbangan ini adalah menyukseskan pelaksanaan penerapan ERP di PLN
pusat beserta ujicoba pilot project di 3 kantor PLN yang telah disebutkan diatas, dan
mempersiapkan kebutuhan akan pengembangan lanjutan yaitu integrasi antar sistem.
Tim ini terdiri atas 2 tim
1. Tim Sentral, beroperasi di kantor pusat, beranggotakan atas wakil dari PLN pusat dan unit
pilot.
2. Tim Roll-Out, merupakan representasi dari Tim Sentral, yang beranggotakan atas wakil-wakil
dari unit PLN yang bekerja di lokasinya masing-masing.
Go-Live Sistem ada 3 tahap perencanaan “Go-Live” sistem di PLN
1. Tanggal 29 Des 2005, tahap menerapkan sebagian fungsi di bagian unit bisnis SDM seperti
seperti penggajian, administrasi, manajemen organisasi, dan manajemen waktu di kantor pusat
PLN, PLN distribusi Jakarta Raya & tangerang, bali dan P3B Jawa-Bali.
2.tanggal 1 april 2006, tahap menerapkan fungsi logistik dan keuangan di PLN pusat dan PLN
distribusi Bali.
8. 2. tanggal 1 juli 2006, tahap menerapkan fungsi logistik, keuangan dan SDM di PLN distribusi
Jakarta Raya & Tangerang dan P3B Jawa-Bali. Perubahan Utama pada penerapan ERP di PLN
penerapan ERP di PLN sedikit-banyak telah merubah proses bisnis PLN secara keseluruhan
erutama di bidang SDM disetiap unit pilot project PLN. Perubahan tersebut adalah seperti
berikut:
Manajemen Organisasi:
· struktur organisasi dan perinciannya dikelola pada suatu sistem.
· perubahan organisasi harus disetujui dan dikoordinasikan oleh kantor pusat PLN
· jabatan dalam organisasi akan dikelompokkan berdasarkan kesamaan tugas dari jabatan-jabatan
di perusahaan.
Administrasi pegawai
· tanggal pada surat penggajian harus konsisten
· pengelolaan informasi keluhan dan kedisiplinan pegawai dapat dilakukan di dalam system
· perpindahan pegawai dapat dimonitor di dalam syste
Administrasi Waktu Kerja
· Manajemen data berkaitan dengan waktu kerja pegawai termasuk waktu lembur dan lain
sebagainya dilakukan tersentralisasi didalam system
Penggajian
· proses penggajian akan dipusatkan di kantor pusat tiap unit- data tentang administrasi
penggajian di kerjakan di kantor unit bersangkutan
· data tentang penggajian harus diintegrasikan dengan bagian keuangan, agar memudahkan
bagian pembukuan untuk mencatat penggajian