Dokumen tersebut merupakan ringkasan dari roadmap reformasi birokrasi Kementerian Dalam Negeri tahun 2020-2024 yang mencakup tujuan dan sasaran reformasi birokrasi serta rencana kerja dan agenda prioritas program/kegiatan yang tertuang dalam delapan area perubahan.
PB.2.3 KERJA SAMA DESA. Perspektif Kerja sama Desapptx
3. BAHAN TAYANG RB.pdf
1. PKTBT LATSAR CPNS TAHUN 2021
KEMENTERIAN DALAM NEGERI
REFORMASI
BIROKRASI
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12. CUPLIKAN PIDATO PRESIDEN RI
Mengenai Percepatan Reformasi Birokrasi
Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia
Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia
13. P e r i n t a h P r e s i d e n
5 VISI JOKOWI – MA’RUF AMIN
TAHUN KEDEPAN
1. MELANJUTKAN PEMBANGUNAN
INFRASTRUKTUR
2. MEMPERKUAT PEMBANGUNAN
SUMBER DAYA MANUSIA
3. MENGUNDANG INVESTASI SELUAS-
LUASNYA
4. REFORMASI BIROKRASI
5. PENGGUNAAN APBN YANG FOKUS &
TEPAT SASARAN
REFORMASI BIROKRASI
“Kecepatan melayani, kecepatan memberikan
izin, menjadi kunci bagi reformasi birokrasi
kita. Begitu saya lihat tidak efisien atau tidak
efektif, saya pastikan akan saya pangkas,
copot pejabatnya. Kalau ada lembaga-lembaga
yang tidak bermanfaat dan bermasalah, saya
pastikan, sayabubarkan!”
Merupakan Miniatur
Pembangunan Reformasi
Birokrasi di Unit Kerja,
untuk mewujudkan unit
pelayanan
yang berkinerja tinggi dan
berintegritas
Zona Integritas
17. 2010
2014
Grand Design Reformasi Birokrasi Nasional 2010 - 2025
Roadmap 2010-2014
RULE BASED
BUREAUCRACY
2019
2024
PERFORMANCE BASED
BUREAUCRACY
Roadmap 2015-2019 Roadmap 2020-2025
DYNAMIC
GOVERNANCE
Menjadi
Pemerintahan
Kelas Dunia
Pada tahun 2025, Pencapaian Tujuan dan Sasaran
Pembangunan Semakin baik yang ditandai dengan:
a. tidak ada korupsi; b. tidak ada pelanggaran; c. APBN
dan APBD baik; d. semua program selesai dengan baik;
e. semua perizinan selesai dengan cepat dan tepat; f.
komunikasi dengan publik baik; g. penggunaan waktu
(jam kerja) efektif dan produktif; h. penerapan reward
dan punishment secara konsisten dan berkelanjutan; i.
hasil pembangunan nyata (propertumbuhan,
prolapangan kerja, dan propengurangan kemiskinan)
IMPLEMENTASI REFORMASI
BIROKRASI KEMENDAGRI
KEPMENDAGRI NOMOR 061-5923 TH
2015 Jo. KEPMENDAGRI NOOMOR.
061-5295 TH 2016
Periode II Periode III
Periode I
KEPMENDAGRI NOMOR 061-
4733 TAHUN 2020
18. Kerangka Pelaksanaan Reformasi birokrasi
• Evaluasi RB
• Evaluasi AKIP
• Evaluasi ZI WBK/WBBM
Pemerintah belum
bersih, kurang
akuntabel dan
berkinerja rendah
Pemerintah belum
efektif dan efisien
Pelayanan publik
masih buruk
Pemerintah yang bersih,
akuntabel, dan berkinerja
tinggi
Pemerintah yang efektif
dan efisien
Pelayanan publik yang baik
dan berkualitas
From:
Bad Governance
To:
Good Governance
Hasil Antara
Perubahan
Isu Strategis
Birokrasi
✓ Mindset (pola pikir)
✓ Culture set (budaya kerja)
Prinsip Pelaksanaan:
Outcomes Oriented , Terukur, Efisien,Efektif,
Realistik, Konsisten,
Sinergi,Inovatif,Kepatuhan,Dimonitor
Pelopor
Penggerak Perubahan
(Agent of Changes &
Role Model)
Kapasitas
Assesor
PROSES PERBAIKAN
8 Area Perubahan
✓ Percontohan
Unit Kerja WBK/WBBM
Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia
Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia
19. ARAH KEBIJAKAN RB NASIONAL (RPJMN 2020-2024)
Penguatan implementasi manajemen
ASN, penerapan manajemen talenta
nasional ASN, peningkatan sistem merit
ASN, penyederhanaan eselonisasi, serta
penataan jabatan fungsional; Penataan
kelembagaan dan proses bisnis, melalui:
penataan kelembagaan instansi
pemerintah dan penerapan SPBE
terintegrasi
Reformasi sistem akuntabilitas kinerja,
melalui: perluasan implementasi
sistem integritas, penguatan
pengelolaan reformasi birokrasi dan
akuntabilitas kinerja organisasi, serta
reformasi sistem perencanaan dan
penganggaran
Transformasi pelayanan publik,
melalui: pelayanan publik berbasis
elektronik (e-service), penguatan
pengawasan masyarakat atas kinerja
pelayanan publik, penguatan
ekosistem inovasi, dan penguatan
pelayanan terpadu
Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia
Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia
20. INDIKATOR TARGET RB NASIONAL (RPJMN 2020-2024)
SASARAN INDIKATOR BASELINE 2019 TARGET 2024
Reformasi Birokrasi dan
Tata Kelola
1. Persentase Instansi Pemerintah dengan Indeks RB ≥ Baik*
Kementerian/Lembaga (%) 93,98 (2018) 85
2.Persentase Instansi Pemerintah dengan Indeks Sistem Merit Kategori≥ Baik
Kementerian/Lembaga (%) 32 (2018) 100
LPNK(%) 24 (2018) 100
3.Instansi Pemerintahan (IP) dengan tingkat
Kepatuhan PelayananPublik Kategori Baik (IP)
90 per 277 164 per 623
4.Persentase Instansi Pemerintah dengan Indeks Maturitas SPBE kategori baik
Kementerian/Lembaga (%) 43,3 (2018) 100
5.Persentase Instansi Pemerintah pusat (K/L) yang mendapatkan Opini WTP
Kementerian/Lembaga (%) 94 (2018) 95
Provinsi(%) 94 (2018) 95
6.Persentase Instansi Pemerintah dengan Skor Sakip ≥ B:
Kementerian/Lembaga (%) 92,77 (2018) 100
Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia
Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia
21. Target Indeks Reformasi Birokrasi KMDN
Tahun 2020-2024
93,01
Berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 67 Tahun
2020 tentang Rencana Strategis Kementerian Dalam Negeri
Tahun 2020-2024
91,01
89,01
87,01
85,01
22. •Road Map disusun dengan tujuan meningkatkan kualitas pelayanan publik, tata Kelola pemerintahan yang
semakin efektif dan efisien dan perubahan mindset dan culture set Aparatur Sipil Negara (ASN)
•Mengedepankan asas fokus dan prioritas, fokus pada akar masalah tata kelola pemerintahan dan prioritas
perbaikan tata kelola pemerintahan
•Lebih menekankan hal-hal yang bersifat implementatif dibandingkan dengan formalitas
•Program dan kegiatan didesain agar dapat diimplementasikan sampai dengan unit kerja
•Analisis dilakukan secara lebih holistik, komprehensif dan antisipatif
KRITERIA PENYUSUNAN ROAD MAP
Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia
Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia
25. Tidak Paham Kinerja Individu, indikator
kinerja individu, dan kontribusi kinerjanya
terhadap organisasi
Paham kinerja individu saja
Paham kinerja individu dan
indikatornya/kontribusi terhadap kinerja
organisasi
Paham Kinerja Individu, indikator kinerja
individu, dan kontribusi kinerjanya
terhadap organisasi
0 1 2 3
14
30
37
18
0
1
2
3
Keterangan:
Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia
Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia
26. HASIL EVALUASI SEMENTARA
1
2
4
6
3
5
Proses Bisnis
Lebih menggambarkan
sinergitas kinerja
seluruh unit kerja
Rencana Kerja RB
Lebih menggambarkan
karakter masing-masing
unit kerja
Peran ITJEN
Mengawal pelaksanaan
RB dari level
Kementerian hingga level
unit kerja secara berkala
Sumber Daya Manusia
Pola pengembangan
lebih terintegrasi
Kegiatan Penguatan
RB
Saling terkait dan
berkesinambungan
antara level
Kementerian hingga
level unit kerja
Stranas PK
Meningkatkan peran
dan aksi konkrit seluruh
unit kerja
Berdasarkan Rekomendasi Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
27. HASIL EVALUASI SEMENTARA
7
8
10
9
Quick Wins
Melakukan monitoring
dan evaluasi terhadap
pelaksanaan dan
pencapaian quick wins
Profesionalisme ASN
Mengembangkan profesionalisme
Pegawai ASN
Pengadaan barang/jasa
Meningkatkan kualitas
tata Kelola pengadaan
barang/jasa
Organisasi
Melakukan
restrukturisasi
organisasi berbasis
kinerja
Berdasarkan Rekomendasi Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
28.
29. 1. Penyederhanaan
Struktur dan
Kelembagaan
Birokrasi;
2. Transformasi
Digital;
3. Inovasi dan
Perubahan Budaya
Kerja;
Lingkungan Internal
Lingkungan Eksternal
ANALISIS LINGKUNGAN STRATEGIS
1. Politisasi Dan Kooptasi
Birokrasi;
2. Penegakan dan Kepastian
Hukum;
3. Administrasi dan
Kelembagaan;
4. Budaya Birokrasi;
5. Globalisasi dan Tujuan
Pembangunan
Berkelanjutan;
6. Revolusi Industri;
Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia
Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia
30. ROAD MAP
RB KEMENDAGRI 2020-2024
ACTION PLAN
ISU-ISU STRATEGIS DALAM PELAKSANAAN RB KEMENDAGRI
RPJPN 2005-2025
RPJMN 2020-2024
RENSTRA KEMENDAGRI
2020-2024
ROAD MAP
RB 12 SATKER 2020-2024
Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia
Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia
31. TUJUAN DAN SASARAN
REFORMASI BIROKRASI KEMENDAGRI 2020-2024
Pedoman pelaksanaan Reformasi Birokrasi
Kementerian Dalam Negeri Tahun 2020-2024,
dengan tahapan pelaksanaan dalam bentuk
Rencana Kerja dan Agenda Prioritas
Program/Kegiatan yang tertuang dalam 8 (delapan)
area perubahan Road Map, baik yang sifatnya
penguatan, perbaikan maupun inovasi, guna
mewujudkan tatakelola birokrasi yang bersih dan
akuntabel, birokrasi yang kapabel dan memberikan
pelayanan publik yang prima.
Menjadi pedoman bagi Aparatur Kementerian
Dalam Negeri dalam melaksanakan reformasi
birokrasi secara terukur, konsisten, terintegrasi,
melembaga dan berkelanjutan.
Menjadi tolak ukur supervisi dan evaluasi terhadap
pelaksanaan Reformasi Birokrasi Kementerian
Dalam Negeri Tahun 2020-2024 untuk mencapai
target lima tahun ke depan guna mewujudkan
birokrasi Kementerian Dalam Negeri berkelas
dunia yang RESPECT (Responsible, Effective,
Smart, Professional, Efficient, Creative, and
Trust).
Sasaran pelaksanaan agenda Reformasi
Birokrasi di Lingkungan Kementerian Dalam
Negeri 2020-2024 adalah terwujudnya
Kementerian Dalam Negeri yang RESPECT
(Responsive, Effective, Smart,
Professional, Efficient, Creative, and
Trust), melalui peningkatan kapasitas
birokrasi secara terus-menerus untuk menjadi
pemerintahan kelas dunia
SASARAN
TUJUAN
Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia
Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia
32. AGENDA KMDN DALAM SASARAN MESO RB 2020-2024
SASARAN PROGRAM LEADING SECTOR KEGIATAN/TEMA
Sasaran 1. Birokrasi yang Bersih dan Akuntabel
1.1. Menguatnya Integritas dan
Budaya Antikorupsi dalam
Birokrasi
Kementerian Dalam Negeri
(Inspektorat Jenderal dan Ditjen Otonomi Daerah)
Induksi anti korupsi kepada kepala daerah, anggota DPRD dan Pejabat Perangkat
Daerah.
1.2. Menguatnya manajemen
kinerja dalam sistem
pemerintahan yang efektif,
efisien, dan akuntabel
Kementerian Dalam Negeri
(Ditjen Bina Keuangan Daerah, Ditjen Bina
Pembangunan Dearah dan Badan Pengembangan
Sumber Daya Manusia)
• Menciptakan interoperability antara sistem perencanaan, penganggaran, dan
kinerja di daerah.
• Melakukan monitoring mengenai pelaksanaan perencanaan dan penganggaran
berbasis kinerja di daerah
• Melakukan pengembangan kompetensi kepala daerah dalam perencanaan dan
penganggaran berbasis kinerja
• Melakukan monitoring mengenai pelaksanaan perencanaan dan penganggaran
berbasis kinerja di daerah
• Melakukan pengembangan kompetensi kepala daerah dalam perencanaan
dan penganggaran berbasis kinerja
1.3. Meningkatnya fairness,
transparansi, profesionalisme,
dan nondiskriminatif dalam
sistem pemerintahan
Kementerian Dalam Negeri
(Seluruh Satuan Kerja)
Mendorong dan memperkuat partisipasi berbagai pemangku kepentingan
(masyarakat, private sector, dan dunia usaha) dalam pembuatan dan implementasi
kebijakan di daerah
Sasaran 2. Birokrasi yang Kapabel
2.1. Tertatanya kelembagaan
kementerian/lembaga/pemerintah
daerah yang berbasis kinerja dan
prinsip efisiensi
Kementerian Dalam Negeri
(Ditjen Otonomi Daerah, Ditjen Bina Keuangan
Daerah, dan Ditjen Bina Pembangunan Dearah)
• Melakukan monitoring evaluasi terhadap pelaksanaan reviu kelembagaan berbasis
kinerja yang dilakukan oleh pemerintah daerah.
• Melakukan monitoring evaluasi atas pelaksanaan kebijakan pemisahan antara
pembuat kebijakan (policy maker) dan pelaksana kebijakan (policy implementing
agency) di pemerintahan daerah.
2.2 Meningkatnya profesionalisme ASN
berbasis sistem merit
Kementerian Dalam Negeri
(Seluruh Satuan Kerja)
Memperkuat dan mendorong evidence-based policy dengan melibatkan pemangku
kepentingan, seperti perguruan tinggi, riset, dan lembaga penelitian pada level
pemerintah daerah.
Sasaran 3. Pelayanan Publik yang Prima
3.1. Menguatnya pelayanan publik yang
responsif dan berdaya saing
Kementerian Dalam Negeri
(Badan Penilitian dan Pengembangan)
MendorongPemerintah Daerah untuk mengembangkan pusat-pusat inovasi
pelayanan publik.
Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia
Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia
34. 3
KERANGKA LOGIS
HASIL 40%
❖AKUNTABILITAS KINERJADAN
KEUANGAN (10%)
❖SURVEI KUALITAS PELAYANAN
PUBLIK (10%)
❖SURVEI ANTI KORUPSI (10%)
❖KINERJA ORGANISASI (10%)
Manajemen Perubahan
(5%)
Penataan Peraturan
Perundang-undangan(5%)
Penataan dan Penguatan
Organisasi (6%)
Penataan Tatalaksana (5%)
Penataan Sistem
Manajemen SDM (15%)
Penguatan Akuntabilitas
Kinerja (6%)
Penguatan Pengawasan
(12%)
Peningkatan Kualitas
Pelayanan Publik (6%)
Kapasitas dan Akuntabilitas
Organisasi (20%)
Pemerintah yang Bersih dan
Bebas KKN (10%)
Peningkatan Pelayanan Publik
(10%)
HASIL ANTARA
36. 1. MANAJEMEN PERUBAHAN (PEMENUHAN)
TIM RB ROAD MAP RB PEMANTAUAN DAN
EVALUASI
PERUBAHAN POLA PIKIR DAN BUDAYA
KERJA
1. MANAJEMEN PERUBAHAN (REFORM)
1. PERAN AGEN PERUBAHAN (KONKRET)
2. KOMITMEN PIMPINAN
3. MEMBANGUN BUDAYA KERJA Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia
Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia
37. 2. DEREGULASI KEBIJAKAN (PEMENUHAN)
HARMONISASI
SISTEM PENGENDALIAN DALAM
PENYUSUNAN PERATURAN
2. DEREGULASI KEBIJAKAN (REFORM)
1. PERAN KEBIJAKAN TERKAIT PELAYANAN/PERIJINAN
2. KEBIJAKAN YANG DITERBITKAN TELAH SESUAI DENGAN PROLEG
KEMENTERIAN/PEMDA
38. 3. PENATAAN DAN PENGUATAN ORGANISASI (PEMENUHAN)
PENATAAN
ORGANISASI
EVALUASI
KELEMBAGAAN
TINDAK LANJUT
EVALUASI
3. PENATAAN DAN PENGUATAN ORGANISASI (REFORM)
1. KESESUAIAN ORGANISASI DENGAN PROBIS
2. PETA PROBIS SESUAI DENGAN PENYEDERHANAAN ORGANISASI
3. EVALUASI KELEMBAGAAN SESUAI DENGAN PENYEDERHANAAN ORGANISASI
39. 4. PENATAAN TATALAKSANA (PEMENUHAN)
PROSES BISNIS DAN
PROSEDUR
KETERBUKAAN INFORMASI
PUBLIK
SISTEM PEMERINTAHAN
4. PENATAAN TATALAKSANA (REFORM)
1. PENYUSUNAN PROBIS SESUAI DENGAN PENYEDERHANAAN JABATAN
2. MAKIN TERINTEGRASINYA SPBE
3. TRANSFORMASI DIGITAL TELAH MEMBERIKAN MANFAAT OPTIMAL
40. 5. PENATAAN SDM (PEMENUHAN)
Penegakan Aturan
Disiplin/Kode
Etik/KodePerilaku
Pegawai
Penerimaan pegawai
transparan, obyektif ,
bebas KKN
PenetapanKinerja
Individu
Pelaksanaan Evaluasi
danSistem Informasi
Kepegawaian
Perencanaan
KebutuhanPegawai
Sesuaidengan
Kebutuhan Organisasi
Pengembangan
PegawaiBerbasis
Kompetensi dan
Promosi Jabatan
1. PERHITUNGAN KEBUTUHAN PEGAWAI DIJADIKAN DASAR PEMBUATAN FORMASI
2. PENYETARAAN JABATANADMINISTRASI KE JABATAN FUNGSIONAL
3. PEMETAAN TALENTA PEGAWAI DIGUNAKAN UNTUK PENEMPATANJPT DAN JABATANKRITIKAL LAINNYA
41. 6. PENGUATAN AKUNTABILITAS (PEMENUHAN)
Pengelolaan
Akuntabilitas
Kinerja
Keterlibatan
Pimpinan
6. PENGUATAN AKUNTABILITAS (REFORM)
1. PENGGUNAAN ANGGARAN YANG EFEKTIF DAN EFISIEN
2. PEMANFAATAN APLIKASI AKUNTABILITAS KINERJA
3. CAPAIAN KINERJA MENJADI DASAR REWARD DAN PUNISHMENT
4. PETA STRATEGIS SESUAI DENGAN KERANGKA LOGIS KINERJA
42. 7. PENGUATAN PENGAWASAN (PEMENUHAN)
Penanganan
Benturan
Kepentingan
Pengendalian
Gratifikasi
Penerapan
SPIP
Pengaduan
Masyarakat
Whistle-Blowing
System
Pembangunan Zona
Integritas dan
Kapasitas serta Peran
APIP
Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia
Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia
43. 7. PENGUATAN PENGAWASAN (REFORM)
1. KEPATUHAN LHKPN
2. KEPATUHAN LHKASN
3. MEKANISME PENGENDALIAN AKTIVITAS BERJENJANG
4. PENURUNAN PENGADUAN MASYARAKAT
5. KEBERHASILAN PEMBANGUNAN ZONA INTEGRITAS
6. PENGUATAN PERAN APIP SEBAGAI ASSESS DAN ASSIST
Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia
Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia
44. 8. PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN PUBLIK
Penilaian Kepuasan
terhadap Pelayanan
Standar
Pelayanan
Budaya
Pelayanan
Prima
Pengelolaan
Pengaduan
Pemanfaatan
Teknologi
1. INOVASI TELAH BERHASIL MENDORONG
PERBAIKANLAYANAN DAN PERIZINAN
2. PENANGANAN PENGADUAN DILAKUKAN
PADA BERBAGAI KANAL SECARA RESPONSIF
DAN BERTANGGUNGJAWAB
Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia
Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia
45.
46. AGUSTUS
JULI OKTOBER
SEPTEMBER
JUNI
JUNI-JULI
EVALUASI MELALUI
TELECONFRENCE
JULI-SEPTEMBER
MELAKUKAN SURVEY
ON-LINE
VERIFIKASI LAPANGAN
(JIKA MEMUNGKINKAN)
VERIFIKASI ONLINE
(JIKA TIDAK MEMUNGKINKAN)
AGUSTUS-OKTOBER
NOVEMBER
1
2
3
TIMELINE EVALUASI RB
CATATAN
Tahun ini evaluasi masih tetap dilakukan
dengan mengambil sample hingga ke unit
kerjanya min. Eselon I
Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia
Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia
49. Meningkatkan efektivitas dan efisiensi sistem, proses, dan
prosedur kerja di lingkungan Kemendagri
TATALAKSANA
Meningkatkan penyelenggaraan
pemerintahan yang bersih dan bebas
KKN di Lingkungan Kemendagri
PENGAWASAN
Keberlanjutan Pelaksanaan 8 Area Perubahan
AREA PERUBAHAN
Mewujudkan pelayanan Prima di lingkungan
Kemendagri sesuai kebutuhan dan harapan
masyarakat
PELAYANAN PUBLIK
Menyederhanakan regulasi dan menghapus
regulasi/kebijakan yang tumpang tindih dan
sifatnya menghambat
DEREGULASI PER-UU
Menciptakan SDM aparatur di Lingkungan Kemendagri
yang berintegritas, netral, kompeten, capable,
profesional, berkinerja tinggi, dan sejahtera
MANAJEMEN SDM APARATUR
Mentransformasi sistem dan mekanisme kerja organisasi
serta mindset (pola pikir) dan cultureset (cara kerja) individu
ASN menjadi lebih adaptif, inovatif, responsive, professional,
dan berintegritas
MANAJEMEN PERUBAHAN
Menciptakan Kemendagri yang
akuntabel dan berkinerja tinggi
AKUNTABILITAS
Meningkatkan efisiensi dan efektivitas
organisasi Kemendagri secara proporsional
sesuai dengan kebutuhan (Oraganisasi yang
tepat ukuran dan fungsi)
KELEMBAGAAN
Berdasarkan Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 061-4733
Tahun 2020 tentang Road Map Reformasi Birokrasi Kementerian
Dalam Negeri 2020-2024
50. 1
2
3
4
5
6
BidangTatalaksana
BidangManajemenSDMAparatur
BidangManajemenPerubahan
BidangOrganisasi
BidangPeraturan
Perundang-undangan
TANTANGAN DAN HAMBATAN
7
8
BidangPengawasan
BidangAkuntabilitasKinerja
BidangPelayananPublik
1. Komitmen pimpinan
2. Sosialisasi dan internalisasi RB
3. Agen Perubahan sebagai motor penggerak
1. Penataan Ulang Peraturan
Perundang-undangan
2. Perundang-undangan yang
menghambat efektitivas pelaksanaan
RB
1. Uraian tugas dan fungsi
2. Grand Design penataan kelembagaan
3. Kelembagaan UPT
1. Peta proses bisnis
2. Pola Tatalaksana dalam penyelenggaraan tugas dan fungsi
3. Pola sistem ketatalaksanaan (bisnis proses)
4. Pemanfaatan teknologi informasi berbasis elektronik
5. Pengintegrasian teknologi informasi berbasis elektronik
1. Standar Kompetensi Jabatan
2. Profil Kompetensi Pegawai
3. Disiplin Kerja
4. Sistem Pendidikan dan Pelatihan Aparatur berbasis kompetensi
5. Perubahan pola pikir dan budaya kerja
1. Sistem Manajemen Kinerja berbasis teknologi
2. Adanya Cascading
3. Sistem Manajemen Kinerja secara menyeluruh
4. Kualitas LAKIP
1. Peran Unit Penanganan Gratifikasi (UPG)
2. Opini WBK/WBBM atas pelaksanaan ZI
3. Maturatias SPIP
4. Opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP)
5. Kapabilitas APIP
6. Peran APIP
1. Pemanfaatan prosedur pelayanan
2. SOP standar pelayanan
3. Pemanfaatan ULA pada Satuan Kerja
4. Survey secara berkala oleh pihak ketiga
51.
52. TIM MANAJEMEN PELAKSANAAN RB
Tim Pengarah
Reformasi Birokrasi
KMDN
Tim Pelaksana
Reformasi Birokrasi
KMDN
Tim Pelaksana
Reformasi Birokrasi
Satuan Kerja
Tim Evaluasi Penilaian
Mandiri Reformasi
Birokrasi
Sekretariat Reformasi
Birokrasi KMDN
Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia
Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia
53. Pokja dan Unit Kerja.
Pelaporan PMPRB
Pokja dan Unit Kerja.
Media Informasi
Pokja dan Unit Kerja.
Pelaporan PMPZI
Monitoring dan
Evaluasi
Monitoring Pelaksanaan Reformasi
Birokrasi di Lingkungan
Kementerian Dalam Negeri:
Evaluasi dan Pelaporan Tahunan Pelaksanaan
Reformasi Birokrasi di Lingkungan
Kementerian Dalam Negeri:
Monitoring pelaksanan reformasi birokrasi di
lingkungan Kementerian Dalam Negeri,
dilakukan secara periodik melalui
program/kegiatan percepatan, rapat-rapat,
FGD yang pembahasan mengenai
perkembangan pelaksanaan reformasi
birokrasi di lingkungan Kementerian Dalam
Negeri dengan basis data/evidence yang
diinput dalam Simonev-RBdagri, didamping
olehTim Evaluasi Penilaian Mandiri
Reformasi Birokrasi.
Kegiatan evaluasi perkembangan pelaksanaan
reformasi birokrasi di lingkungan Kementerian
Dalam Negeri akan dilakukan secara berkala
perbulan dan terakumulasi menyeluruh pada
setiap akhir tahun dengan basis data/evidence
yang diinput dalam Simonev-RBdagri, yang
hasilnya akan disusun dalam bentuk Laporan
Tahunan Perkembangan Pelaksanaan
Reformasi Birokrasi di Lingkungan Kementerian
Dalam Negeri.
MONITORING DAN EVALUASI
Tim Asesor RB/APIP
Itjen dan Tim
Evaluator
KemenPAN dan RB.
Simonev-Rbdagri Versi 3.0
(http://rb.kemendagri.go.id)
55. Pelaksanaan Reformasi Birokrasi Satuan Kerja
Menyusun Tim Pelaksana RB Satker
Menyusun Renja Pelaksanaan RB Satker
Mengusulkan PIC Admin Simonev-Rbdagri
V.3.0
Menindaklanjuti monev pelaksanaan RB
Sosialisasi, Konsultasi, dan FGD
pelaksanaan RB
Mengisi LKE melaui Simonev-Rbdagri V.3.0
Sosialisasi, Konsultasi, dan FGD
pelaksanaan RB
Mengusulkan Agenda Quick Wins
Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia
Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia
57. Peraturan Pemerintah Nomor 17
Tahun 2020 sebagai Perubahan Atas
Peraturan Pemerintah Nomor 11
Tahun 2017 tentang Manajemen PNS
PENYEDERHANAAN BIROKRASI
Peraturan Menteri PANRB Nomor 28
Tahun 2019 tentang Penyetaraan
Jabatan Administrasi ke Dalam
Jabatan Fungsional
1 2
PERATURAN
PERUNDANGAN
59. Arahan Presiden: Reformasi Struktural
ARAHAN PRESIDEN
“Sangat penting bagi kita untuk
mereformasi birokrasi kita.
Reformasi struktural!
Agar Lembaga semakin
sederhana, semakinsimple,
semakin lincah!”
“PENYEDERHANAAN ESELONISASI
BIROKRASI MENJADI 2 (DUA) LEVEL, DAN
DIGANTI DENGAN JABATAN FUNGSIONAL
YANG MENGHARGAI KEAHLIAN DAN
KOMPETENSI”
PENGATURAN ORGANISASI
memprioritaskan keberadaan Jabatan Fungsional
dalam pengaturan susunan organisasi
PENATAAN STRUKTURAL
mengalihkan jabatan struktural eselon III ke bawah ke
dalam jabatan fungsional
Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia
Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia
60. Tujuan Penyederhanaan Birokrasi
Birokrasi yang dinamis
dan agile
Percepatan sistem kerja
Mendorong
efektivitas dan
efisiensi kinerja
Mewujudkan
profesionalitas ASN
Fokus pada
pekerjaan fungsional
4
Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia
Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia
61. PAG
E
INSTANSI
a. Pusat
• Kementerian
• Alat Negara/Lembaga Setingkat Kementerian
• Lembaga Pemerintah Non Kementerian
• Sekretariat Jenderal Lembaga Negara
• Sekretariat Jenderal Lembaga Non Struktural
• Lembaga Penyiaran Publik
b. Daerah
• Perangkat Daerah Pemerintah Provinsi
• Perangkat Daerah Pemerintah Kab/Kota
JABATAN
a. Administrator/eselon III
b. Pengawas/eselon IV
c. Pelaksana/eselon V
Sasaran Penyederhanaan Birokrasi
62. Manfaat Penyederhanaan Birokrasi
❑ Alignment Organisasi – Rencana strategi dapat
dicascading dengan cepat sehingga organisasi bergerak sebagai satu kesatuan
unit.
❑ Kejelasan – peningkatan span of control mengarah pada kejelasan pemahaman
yang baik pada top dan middle level dalam pengambilan keputusan.
❑ Produktivitas – Dapat melakukan hal yang banyak dan
cepat dengan sedikit layer manajemen.
❑ Customer Oriented – organisasi lebih mampu dan fokus
memahami kebutuhan publik daripada fokus pada proses internalisasi
birokrasi.
63. PAG
E
Ruang Lingkup Penyederhanaan Birokrasi
PENYEDERHANAAN
BIROKRASI
01
02
03
01 TRANSFORMASI ORGANISASI
❑ Penyederhanaan strukturorganisasi menjadi 2 level.
❑ Perampingan struktur organisasi Jabatan Administrasi pada K/L/D
dengan kriteria tertentu dan memperhatikan karakteristik sifat tugas
dari Jabatan Administrasi tersebut.
❑ Penyederhanaan struktur organisasi di lingkungan Pemerintah Daerah
melalui koordinasi dengan Kementerian Dalam Negeri.
02 TRANSFORMASI JABATAN
❑ Pengalihan Pejabat Administrasi yang unit organisasinya
dirampingkan menjadi PejabatFungsional yang bersesuaian.
❑ Pengembangan Jabatan Fungsional.
❑ Penyetaraan Penghasilan.
03 TRANSFORMASI MANAJEMEN KERJA
❑ Penyempurnaan mekanisme kerja dan proses bisnis birokrasi yang
berorientasi pada percepatan pengambilan keputusan dan perbaikan
pelayanan publik.
❑ Pengembangan sistem kerjaberbasis digital.
64. PAG
E
Langkah Strategis Penyederhanaan Birokrasi
Transformasi
Manajemen Kerja
Transformasi Organisasi Transformasi Jabatan
▪ Penyusunan RancanganInstruksi
Presiden untuk mempercepat
pelaksanaan Penyederhanaan
Birokrasi
▪ Penyusunan Rancangan Peraturan
Menteri PANRB mengenai Pedoman
Pelaksanaan Penyederhanaan
Birokrasi
▪ Penyusunan desain Model
Organisasi berbasis Fungsional
▪ Penyusunan Rancangan Peraturan
Presiden mengenai Penyelarasan
Penghasilan
▪ Penyesuaian/perubahan pengaturan
mengenai Penyetaraan Jabatan
Administrasi ke Jabatan Fungsional,
Pengembangan Karir Pejabat
Fungsional, Angka Kredit dan
Kenaikan Pangkat Pejabat Fungsional
hasil Penyetaraan, dan Pola Karir
▪ Penyusunan peraturan mengenai
Penyetaran Jabatan yang diduduki
prajurit TNI/anggota POLRI
▪ Penyusunan RancanganPeraturan
Menteri mengenai Mekanisme
Kerja
▪ Penyusunan RancanganPeraturan
Menteri mengenai Sistem Kerja
Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia
Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia
65. Progress Penyederhanaan Struktur Organisasi pada K/L
SELESAI
DALAM PROSES
76 K/L
12 K/L
19 K/L Percepatan dan Peningkatan Kualitas
Capaian Tujuan Organisasi
OUTCOME
TOTAL STRUKTURTELAH
DISEDERHANAKAN:
39.291
➢ Perubahan desain struktur
organisasi
➢ Penyederhanaan layer/rentang
birokrasi
OUTPUT
Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia
Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia
66. AGENDA
QUICK WINS
01
02
• Pengintegrasian sistem perencanaan,
penganggaran, dan kinerja di daerah.
• Operasionalisasi Sistem Informasi
Pemerintahan Daerah.
Penanggung Jawab
Ditjen Bina Bangda, Ditjen Bina Keuda,
dan Ditjen Otonomi Dearah.
Penguatan manajemen kinerja dalam sistem
pemerintahan yang efektif, efisien, dan
akuntabel
• Pengalihan Jabatan Struktural Eselon
III dan IV ke Fungsional
Penanggung Jawab
Biro Organisasi dan Tatalaksana,
Sekretariat Jenderal.
Penyederhanaan Birokrasi
Noted : Sedangkan untuk quick wins tahun 2021-2024 secara berkesinambungan akan diusulkan oleh
masing-masing unit kerja sesuai prioritas tupoksi untuk memberikan kontribusi positif dan kemajuan RB di
lingkungan Kemendagri
67. 5 KRITERIA JABATAN YG DISEDERHANAKAN/
DIALIHKAN KE FUNGSIONAL
SE
MENDAGRI
130/1970/OTDA
Analisis dan penyiapan
bahan dan/atau kebijakan
Koordinasi, pemantauan,
dan evaluasi kebijakan;
Pelayanan teknis
fungsional.
Pelaksanaan tugas teknis tertentu
dalam menyelenggarakan urusan
pemerintahan;
Pelaksanaan tugas yang memiliki
kesesuaian dengan jabatan
fungsional; dan/atau
Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia
Kementerian Dalam Negeri
68. PAG
E
Penyesuaian Struktur Organisasi Dan Tata Kerja
KONDISI
SEBELUM
PENGALIHAN
KONDISI
SETELAH
PENGALIHAN
JPT Pratama
Administrator
(Eselon III)
Pengawas
(Eselon IV)
Pelaksana
(Eselon V)
Koordinator
Eselon III atau
Fungsional
Ahli Madya
Fungsional
Ahli Muda
Fungsional
Ahli Pertama
JPT Pratama
▪ Tugas koordinasi penyusunan rencana, pelaksanaan dan
pengendalian, pemantauan dan evaluasi serta pelaporan pada satu
kelompok substansi pada masing-masing pengelompokan uraian
fungsi.
▪ Memimpin sekelompok substansi pejabat fungsional dan pelaksana
dalam melaksanakan tugas dengan dibantu oleh sub-koordinator.
▪ Perlu perubahan mekanisme tata kerja dalam organisasi dengan
menambahkan fungsi koordinasi (pengelola kegiatan) pada
Jabatan Fungsional Ahli Madya.
▪ Kesetaraan kelas jabatan fungsional dengan kelas jabatan dalam
jenjang jabatan yang akan diduduki.
69. PAG
E
Perubahan Struktur Organisasi Dan Tata Kerja
ESELON II/
JPT PRATAMA
ESELON III/
ADMINISTRATOR
KELOMPOK
JABATAN
FUNGSIONAL
KELOMPOK JABATAN
FUNGSIONAL
STRUKTUR BARU
JF AHLI MADYA
(KOORDINATOR)
ESELON II/
JPT PRATAMA
ESELON III/
ADMINISTRATOR
ESELON III/
ADMINISTRATOR
ESELON IV/
PENGAWAS
KELOMPOK
JABATAN
FUNGSIONAL
STRUKTUR LAMA
ESELON IV/
PENGAWAS
Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia
Kementerian Dalam Negeri
70. PAG
E
Strategi Penyederhanaan Birokrasi Melalui Pengembangan Jabatan Fungsional
❖ Fasilitasi K/L/D dalam Membentuk JF Baru dan Evaluasi terhadap JF Eksisting
❖ Inventarisasi dan identifikasi JF yang dibutuhkan pada K/L/D sesuai karakteristik organisasi
❖ Reviu Peraturan Menteri PANRB mengenai Jabatan Fungsional
70 Proyeksi JF Baru (2021)
3414 Jumlah Nomenklatur
Jabatan Pelaksana
242 Jumlah JF (Eksisting)
Mengembangkan JF Eksisting
menjadi beberapa JF baru
Menata JF Eksisting
Mengubah Jabatan
Pelaksana MenjadiJF
Membentuk JF Baru
1
2 4
3
Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia
Kementerian Dalam Negeri
71. PAG
E
LANGKAH KE DEPAN
Percepatan kebijakan mengenai Penyelarasan
Penghasilan antara Jabatan Fungsional dan
Jabatan Administrasi
Melanjutkan percepatan pembentukan jabatan
fungsional baru untuk mengakomodasi perpindahan
dari jabatan struktural ke jabatan fungsional
Pengembangan dan penetapan sistem kerja
baru yang berbasis fungsional
Pengembangan/optimalisasi Sistem
Pemerintahan Berbasis Elektronik untuk
mendukung sistem kerja baru
72. i9 presentation to Joe Smith
72
Penyederhanaan Birokrasi Permendagri OTK
Perpres Kemendagri
PENATAAN KELEMBAGAAN KEMENDAGRI
✓ 65% (99 Eselon III dan 718 Eselon IV) ✓ Permendagri OTK Kemendagri
✓ Permendagri OTK IPDN
✓ Permendagri OTK UPT Balai
✓ Permendagri OTK BPSDM Regional
✓ Permendagri OTK Set. DKPP
✓ Pengganti Perpres No. 11 Tahun 2015
✓ Perubahan nomenklatur Badan
Penelitiam dan Pengembangan
✓ Penajaman dan pergeseran beberapa
fungsi
Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia
Kementerian Dalam Negeri
73. KRITERIA PENYEDERHANAAN BIROKRASI
Sesuai Permenpanrb No. 28 Th. 2019
Potensi tidak dapat dialihkan
1.Melaksanakan analisis dan penyiapan bahan
kebijakan
2.Melaksanakan koordinasi, pemantauan, dan
pelaporan
3.Melaksanakan tugas teknis tertentu dalam
mendukung penyelenggaraan urusan
pemerintahan pada kementerian
4.Melaksanakan tusi teknis tang bersesuaian
dengan tusi jabatan fungsional
Potensi dapat dialihkan 1.Sebagai kepala satuan kerja yang memiliki
kewenangan dan tanggung jawab
penggunaan anggaran atau pengguna
barang/jasa
2.Memiliki tugas dan fungsi berkenaan
dengan:
➢ kewenangan otorisasi, legalisasi,
pengesahan atau persetujuan dokumen
➢kewenangan kewilayahan
Jabatan administrasi dan pengawas yang dialihkan menjadi jabatan fungsional (dengan diberikan tugas tambahan sebagai
koordinator dan sub koordinator) akan tetap mendapatkan penghasilan yang sama sesuai dengan kelas jabatan administrasi
dan pengawas sebelum dialihkan.
Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia
Kementerian Dalam Negeri
74. PENYAMPAIAN USULAN PENYEDERHANAAN BIROKRASI KEMENDAGRI
✓ TAHAP I
54%
✓ TAHAP II 65%
4%
Tidak mendapat rekom
Mendapat rekom
Mendapat rekom
Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia
Kementerian Dalam Negeri
75. 6 Januari 2020
Surat Mendagri kepada MENPANRB Nomor 061/58/SJ
Usulan Penyederhanaan birokrasi eselon III & IV masing-masing 11 (3,24%) jabatan dan 44 (4,80%)
jabatan
27 Maret 2020
Surat Sekjen a.n Mendagri kepada MENPANRB Nomor 061/2604/SJ
Penegasan kembali surat tgl 6 Januari 2020
Pelantikan
8 Mei 2020
Surat Sekjen a.n Mendagri kepada MENPANRB Nomor 061/3080/SJ
Penegasan kembali surat tgl 6 Januari 2020
27 Mei 2020
Surat Menteri PANRB kepada Mendagri Nomor B/519/M.KT.01/2020
Perlu penyederhanaan birokrasi sesuai arahan Bp. Presiden
5 Desember 2019
Kepmendagri No. 100.05 – 5697
Th. 2019 ttg Tim
Penyederhanaan Birokrasi
Kronologis
Sekretariat Jenderal | Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia
12 Juni 2020
Zoom meeting dengan KemenPANRB
Percepatan penyederhanaan birokrasi, batas waktu paling lambat 30Juni 2020
8 Mei 2020
Surat Sekjen a.n Mendagri kepada MENPANRB Nomor 061/3080/SJ
Penegasan kembali surat tgl 6 Januari 2020
14 Oktober 2020 & 10 September2020
Surat MENPANRB kepada Mendagri
Persetujuan usulan penyederhanaan Tahap I.
5 Oktober 2020
Surat Mendagri kepada MENPANRB
Usulan Penyederhanaan Tahap II.
29 Desember 2020
Surat MENPANRB
Persetujuan Penyederhanaan Tahap II.
79. REKAPITULASI PENYEDERHANAAN BIROKRASI TAHAP II
DI LINGKUNGAN KEMENDAGRI
UNIT ORGANISASI
Jumlah Jabatan Administrasi Sebelum
Penyetaraan Jabatan (Eksisting)
Jumlah Jabatan Administrasi yang
Diusulkan untuk Disetarakan
Jumlah jabatan Administrasi Yang
Diusulkan untuk Dipertahankan
Jumlah jabatan Administrasi Yang
Kosong
Eselon III
Administrator
Eselon IV Pengawas
Eselon III
Administrator
Eselon IV Pengawas
Eselon III
Administrator
Eselon IV Pengawas
Eselon III
Administrator
Eselon IV Pengawas
Sekretariat Jenderal 40 115 9 88 31 27 0 0
Ditjen Polpum 28 65 6 54 22 11 0 0
Ditjen Bina Adwil 29 67 6 56 23 11 0 0
Ditjen Otda 29 67 6 56 23 11 0 3
Ditjen Bina Bangda 29 67 6 56 23 11 0 0
Ditjen Bina Pemdes 33 80 7 65 26 15 0 0
Ditjen Bina Keuda 29 67 6 56 23 11 0 0
Ditjen Dukcapil 29 67 6 56 23 11 0 0
Inspektorat Jenderal 4 13 0 4 4 9 0 0
BPP 16 40 12 31 4 9 0 0
BPSDM 29 84 17 65 12 19 4 0
IPDN 36 154 14 123 22 31 0 0
Sekretariat DKPP 6 24 0 8 6 16 0 0
JUMLAH ` 910 95 718 242 192 4 3
PERSENTASE 28% 79% 72% 21% 1% 0%
Lampiran Surat Menteri Dalam Negeri kepada Menteri PANRB Nomor 061/5467/SJ Tanggal 5 Oktober 2020
Hal Penyederhadanaan Birokrasi di Lingkungan Kemendagri Tahap II
Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia
Kementerian Dalam Negeri
80. 5 BESAR JABATAN FUNGSIONAL HASIL PENYETARAAN
Di Lingkungan Kemendagri
No NOMENKLATUR JABATAN FUNGSIONAL
JUMLAH PEMANGKU JABATAN DI LINGKUNGAN KEMENDAGRI
Orang Prosentase
1. Analis Kebijakan 325 40,22%
2. Analis Kepegawaian 136 16,83%
3. Pengembang Teknologi Pembelajaran 66 8,17%
4. Perencana 59 7,30%
5. Pranata Hubungan Masyarakat 38 4,70%
Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia
Kementerian Dalam Negeri
82. P e r i n t a h P r e s i d e n
5 VISI JOKOWI – MA’RUF AMIN
TAHUN KEDEPAN
1. MELANJUTKAN PEMBANGUNAN
INFRASTRUKTUR
2. MEMPERKUAT PEMBANGUNAN
SUMBER DAYA MANUSIA
3. MENGUNDANG INVESTASI SELUAS-
LUASNYA
4. REFORMASI BIROKRASI
5. PENGGUNAAN APBN YANG FOKUS &
TEPAT SASARAN
REFORMASI BIROKRASI
“Kecepatan melayani, kecepatan memberikan
izin, menjadi kunci bagi reformasi birokrasi
kita. Begitu saya lihat tidak efisien atau tidak
efektif, saya pastikan akan saya pangkas,
copot pejabatnya. Kalau ada lembaga-lembaga
yang tidak bermanfaat dan bermasalah, saya
pastikan, sayabubarkan!”
Merupakan Miniatur
Pembangunan Reformasi
Birokrasi di Unit Kerja,
untuk mewujudkan unit
pelayanan
yang berkinerja tinggi dan
berintegritas
Zona Integritas
84. PEMBANGUNAN ZONA INTEGRITAS
Indeks Reformasi Birokrasi
Instansi Pemerintah
UNI
T A
UNI
T B
UNI
T C
UNI
T D
1. Dianggap sebagai unit yang penting/ strategis
dalam melakukan pelayanan publik
2. Mengelola sumber daya yang cukup besar
3. Memiliki tingkat keberhasilan Reformasi Birokrasi
yang cukup tinggi di unit tersebut
UNIT PERCONTOHAN
Miniatur Pelaksanaan Reformasi Birokrasi di
Indonesia
Bertujuan untuk membangun program RB
sehingga mampu mengembangkan budaya
kerja birokrasi yang anti korupsi,
berkinerja tinggi, dan memberikan
pelayanan publik yang berkualitas
Membangun percontohan (Role Model) pada
tingkat unit kerja pada Instansi Pemerintah
sebagai unit menuju Wilayah Bebas dari
Korupsi (WBK) dan Wilayah Birokrasi Bersih
dan Melayani
85. Ilustrasi Indeks RB & ZI WBK/WBBM
INDEKS
REFORMASI BIROKRASI
ZONA INTEGRITAS
Menuju WBK/WBBM
Instansi Pemerintah
(contoh :
Kementerian/Lembaga/Pemda)
Unit Kerja Pelayanan Instansi
Pemerintah
(contoh: RSUD, PTSP, Kantor
Imigrasi, Bea dan Cukai,
Pelayanan Pajak, Polres,
Samsat, Pengadilan,
Kecamatan, Puskesmas, dsb)
Unsur Pengungkit
(8 Area Reform)
1. Manajemen Perubahan
2. Tatalaksana
3. Manajemen SDM
4. Akuntabilitas
5. Pengawasan
6. Pelayanan Publik
7. Organisasi
8. Peraturan Perundangan
Unsur Pengungkit
(6 Area Reform)
1. Manajemen Perubahan
2. Tatalaksana
3. Manajemen SDM
4. Akuntabilitas
5. Pengawasan
6. Pelayanan Publik
Unsur Hasil
1. Indeks Persepsi Anti Korupsi (IPAK)
2. Indeks Persepsi Kualitas Pelayanan Publik
(IPP)
3. Indeks Persepsi Integritas Organisasi &
Integritas Jabatan
4. Nilai Akuntabilitas Kinerja
Unsur Hasil
1. Indeks Persepsi Anti Korupsi (IPAK)
2. Indeks Persepsi Kualitas Pelayanan
Publik (IPP)
3. Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan
Internal/Eksternal
K/L/P
Unit Level I Unit Level I
Unit Level
I
Unit Level
2
Unit Level 2
Unit Level
2
WBK
/WB
BM
WBK
/WB
BM
Unit Level
3
Unit Level
3
WBK
/WB
BM
Indeks
RB
86. K/L/P
Unit Level
I
Unit Level
II
Unit Level
I
Unit Level
I
Unit Level
III
Level II
Unit Level III
86
Ilustrasi Pembangunan ZI Unit Kerja WBK/WBBM
IndeksRB
WBK/
WBB
M
WBK/
WBB
M
WBK/
WBB
M Unit Level
I
87. Kerangka Logis Pelaksanaan RB & ZI
87
H A S I L ( 4 0 % )
P E N G U N G K I T ( 6 0 % )
P E R B A I K A N D A N P E M B E L A J A R A N
SASARAN REFORMASI BIROKRASI
PROGRAM REFORMASI BIROKRASI
Kapasitas
dan
Akuntabilitas
Organisasi
(20%)
Pemerintah
yang bersih
dan bebas
KKN (10%)
Peningkatan
Pelayanan
Publik (10%)
MANAJEMEN
PERUBAHAN
(5%)
PENATAAN
PERATURAN
PERUNDANG-UNDANGAN
(5%)
PENGUATAN
PENGAWASAN (12%)
PENGUATAN
AKUNTABILITAS
KINERJA (6%)
PENINGKATAN
KUALITAS
PELAYANAN
PUBLIK
6%)
PENATAAN &
PENGUATAN
ORGANISASI
(6%)
PENATAAN
SISTEM
MANAJEMEN
SDM (15%)
PENATAAN
TATALAKS
ANA (5%)
H A S I L ( 4 0 % )
P E N G U N G K I T ( 6 0 % )
P E R B A I K A N D A N P E M B E L A J A R A N
PEMERINTAH YANG BERSIH
DAN BEBAS KKN
PENINGKATAN PELAYANAN
PUBLIK
MANAJEMEN
PERUBAHAN
(8)
PENATAAN TATALAKSANA
(7)
PENINGKATAN
KUALITAS
PELAYANAN
PUBLIK
(10)
PENATAAN MANAJEMEN
SDM
(10)
PENGUATAN
PENGAWASAN (15)
PENGUATAN
AKUNTABILITAS KINERJA
(10)
Nilai persepsi korupsi
(survei eksternal) (15)
Presentase penyelesaian
TLHP (5)
Nilai persepsi kualitas
pelayanan (survei
eksternal) (20)
RB ZI
k
a
u
s
a
l
i
t
a
s
K
a
u
s
a
l
I
t
a
s
89. Perkembangan Regulasi Pembangunan ZI WBK/WBBM
▪ Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 20 Tahun 2012 Tentang
Pedoman Umum Pembangunan Zona Integritas Menuju Wilayah Bebas dari Korupsi.
▪ Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 60 Tahun 2012 Tentang
Pedoman Umum Pembangunan Zona Integritas Menuju Wilayah Bebas dari Korupsi dan Wilayah Birokrasi Bersih
dan Melayani di Lingkungan Instansi Pemerintah. ( Pengganti Permenpanrb nomor 20 Tahun 2012).
▪ Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 52 Tahun 2014 Tentang
Pedoman Pembangunan Zona Integritas Menuju Wilayah Bebas dari Korupsi dan Wilayah Birokrasi Bersih dan
Melayani di Lingkungan Instansi Pemerintah. ( Pengganti Permenpanrb nomor 60 Tahun 2012).
▪ Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 10 Tahun 2019 tentang
Perubahan Atas Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 52 Tahun 2014
tentang Tentang Pedoman Pembangunan Zona Integritas Menuju Wilayah Bebas dari Korupsi dan Wilayah
Birokrasi Bersih dan Melayani di Lingkungan Instansi Pemerintah ( Pengganti Permenpanrb nomor 52 Tahun
2014).
89
90. LANGKAH MEMBANGUN
UNIT KERJA MENUJU WBK/WBBM
Instansi Pemerintah Menetapkan unit kerja percontohan yang akan dijadikan Zona Integritas
Menuju Wilayah Bebas dari Korupsi (WBK)/ Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani (WBBM).
Unit Kerja percontohan yang ditetapkan menyusun rencana aksi Pembangunan Zona
Integritas Menuju WBK/WBBM mengacu pada pemenuhan kriteria indikator WBK/WBBM.
(Indikator Pengungkit dan Hasil)
Unit kerja percontohan melaksanakan Rencana Aksi Pembangunan yang telah ditetapkan.
Unit kerja percontohan melakukan monitoring dan evaluasi berkala atas capaian
pelaksanaan Rencana Aksi Pembangunan.
Tim Penilai Internal melakukan penilaian kepada Unit kerja percontohan atas hasil
Pembangunan Zona Integritas Menuju WBK/WBBM yang dilakukan.
Apabila Hasil Penilaian Tim Internal , Unit Kerja dinyatakan berhasil memenuhi predikat WBK/WBBM,
Unit Kerja tersebut Diajukan Kepada Kementerian PANRB, selaku Tim Penilai Eksternal untuk dilakukan
evaluasi. Hasil Evaluasi akan menetapkan apakah unit kerja lulus atau tidak sebagai WBK/WBBM
1
2
3
4
5
6
91. SYARAT WBK WBBM
Tingkat Instansi
pemerintah
Opini BPK minimal “WDP” Opini BPK minimal “WTP”
Nilai AKIP minimal “B”
Tingkat unit kerja Unit kerja yang diajukan merupakan core layanan utama dari
instansinya
Mengelola sumber daya yang cukup besar
Memiliki tingkat keberhasilan Reformasi Birokrasi yang cukup
tinggi di unit tersebut
Telah mendapat predikat WBK
sebelumnya
LHKASN dan LHKPN 100%
Mandiri (Prioritas K/L/P)
SYARAT PENGUSULAN
Mandatory
(Stranas PK)
93. HASIL (40)
Pemerintah yang Bersih
dan Bebas KKN
(20)
• Nilai Persepsi Korupsi
(Survei Eksternal) (15)
• Persentase temuan
hasil pemeriksaan
(Internal dan
eksternal) yang
ditindaklanjuti (5)
Kualitas Pelayanan
Publik
(20)
• Nilai Persepsi Kualitas
Pelayanan
(Survei Eksternal)
(20)
93
94. Akuntabilitas Kinerja sebagai dasar
pelaksanaan Reformasi Birokrasi
KINERJA
Memastikan kinerja yang akan diwujudkan
telah sesuai dengan mandat dan
memberikan dampak yang dirasakan oleh
masyarakat
PENGAWASAN
Untuk memastikan
setiap aktivitas bebas
dari penyimpangan dan
risiko pencapaian tujuan
PROSES BISNIS
Memastikan cara yang paling efektif dan
efisien dalam mencapai sasaran/tujuan
organisasi
MANAJEMEN SDM
Memastikan standar kompetensi SDM untuk
mengisi struktur organisasi yang telah
dirancang.
STRUKTUR ORGANISASI
Memastikan organisasi yang paling tepat
fungsi dan tepat ukuran untuk menjalankan
proses bisnis dalam mencapai
sasaran/tujuan organisasi
PERATURAN
PERUNDANGAN
untuk memayungi legalitas
setiap pelaksanaan
aktivitas organisasi
95. Sasaran
Pembangunan
Zona Integritas
WBK/WBBM
( 6 area perubahan)
Peningkatan
Kualitas
Pelayanan
Publik
(6)
Penataan
Tatalaksana
(2)
Manajemen
Perubahan
(1)
Penguatan
Pengawasan
(4)
Penguatan
Akuntabilitas
(5)
Penataan Sistem
Manajemen SDM
(3)
1. Meningkatnya kualitas pelayanan
publik (lebih cepat, lebih murah,
lebih aman, dan lebih mudah
dijangkau) pada Unit Kerja ZI
menuju WBK/WBBM;
2. Meningkatnya standardisasi
pelayanan menjadi berstandart
internasional pada Unit Kerja
menuju WBK/WBBM; dan
3. Meningkatnya indeks kepuasan
masyarakat terhadap
penyelenggaraan pelayanan pada
Unit Kerja ZI menuju WBK/WBBM.
❑ Meningkatnya kepatuhan terhadap
pengelolaan keuangan negara
pada Unit Kerja
❑ Meningkatnya efektivitas
pengelolaan keuangan negara
pada Unit Kerja menuju
❑ Menurunnya tingkat
penyalahgunaan wewenang pada
Unit Kerja
❑ Meningkatnya efisiensi dan efektivitas proses manajemen
pemerintahan di Unit Kerja ZI menuju WBK/WBBM;
❑ Meningkatnya pemanfaatan teknologi informasi dalam proses
penyelenggaraan manajemen pemerintahan di Unit Kerja Zona
Integritas menuju WBK/WBBM;
❑ Meningkatnya transparansi publik di Unit Kerja Z I menuju
WBK/WBBM.
❑ Meningkatnya komitmen seluruh
jajaran pimpinan dan pegawai unit
kerja dalam mewujudkan Zona
Integritas menuju WBK/WBBM;
❑ Terjadinya perubahan pola pikir dan
budaya kerja pada unit kerja yang
diusulkan sebagai Zona Integritas
menuju WBK/WBBM;
❑ Menurunnya resiko kegagalan yang
disebabkan kemungkinan timbulnya
resistensi terhadap perubahan.
❑ Meningkatnya ketaatan terhadap
pengelolaan SDM aparatur di Unit
Kerja menuju WBK/WBBM;
❑ Meningkatnya transparansi dan
akuntabilitas pengelolaan SDM
aparatur di Unit Kerja menuju
WBK/WBBM;
❑ Meningkatnya disiplin SDM aparatur
di Unit Kerja menuju WBK/WBBM;
❑ Meningkatnya efektivitas manajemen
SDM aparatur di Unit Kerja menuju
WBK/WBBM;
❑ Meningkatnya profesionalisme SDM
aparatur di Unit Kerja menuju
❑ Meningkatnya budaya kinerja
Unit Kerja
❑ Meningkatnya capaian
kinerja Unit Kerja
96. Indikator
Area Perubahan Zona
Integritas
WBK/WBBM
Peningkatan
Kualitas
Pelayanan
Publik
(6)
Penataan
Tatalaksana
(2)
Manajemen
Perubahan
(1)
Penguatan
Pengawasan
(4)
Penguatan
Akuntabilitas
(5)
Penataan
Sistem
Manajemen
SDM
(3)
1. Standar Pelayanan
2. Budaya Pelayanan Prima
3. Penilaian Kepuasan
Terhadap Masyarakat
1. Pengendalian Gratifikasi
2. Penerapan Sistem
Pengawasan Internal
3. Pengaduan Masyarakat
4. Wistle Blowing System
5. Penanganan Benturan
Kepentingan
6. LHKPN/LHKASN
1. SOP Kegiatan Utama
2. E-Office
3. Keterbukaan Informasi Publik
1. Tim Kerja
2. Dokumen Pembangunan
Zona Integritas
3. Pemantauan dan Evaluasi
Pembangunan
4. Perubahan Pola Pikir
Budaya Kerja
1. Perencanaan Kebutuhan
Pegawai Sesuai Kebutuhan
2. Pola Mutasi Internal
3. Pembangunan Pegawai
Berbasis Kompetensi
4. Penetapan Kerja Individu
5. Penegakan Aturan
Disiplin/Kode Etik/Kode
Perilaku Pegawai
6. Sistem Informasi
Kepegawaian
1. Keterlibatan
Pimpinan
2. Pengelolaan
Struktur Setiap Indikator
1. Pemenuhan Formal
2. Implementasinya
3. Evaluasi atas Implementasi dan tindak lanjut perbaikan
97. 97
Persepsi
Pelayanan
Publik
KEJELASAN DAN KEMUDAHAN
PERSYARATAN PELAYANAN
KEPASTIAN DAN KESEDERHANAAN
PROSEDUR PELAYANAN
WAKTU PELAYANAN CEPAT DAN
SESUAI STANDAR
KEWAJARAN DAN
KETERJANGKAUAN BIAYA
KESESUAIAN PELAYANAN
DENGAN KETENTUAN
TERDAPAT PENANGANAN
PENGADUAN/ MASUKAN
KECUKUPAN PETUGAS
LAYANAN
PETUGAS LAYANAN
BERKOMPETEN DAN BERETIKA
KEJELASAN MAKLUMAT
PELAYANAN
KENYAMANAN DAN KEAMANAN
SARANA DAN PRASANA
PENYELENGGARA LAYANAN
DENGAN KOMITMEN TINGGI
PERSEPSI
DIPENGARUHI
PANDANGAN
ATAS SIKAP
DAN PERILAKU
SIKAP DAN
PERILAKU
DIPENGARUHI
OLEH CARA
PANDANG DAN
BERFIKIR
Persepsi
Anti
Korupsi
TRANSPARANSI STANDAR
DAN PROSEDUR
KEMUDAHAN STANDAR
DAN PROSEDUR
LEGITIMASI KEKUASAAN
DAN KEWENANGAN
PERLAKUAN
SPESIAL/KHUSUS
PERBEDAAN LAYANAN
BERDASAR NEPOTISME
KECENDERUNGAN
TINDAKAN MELANGGAR
HUKUM
KECENDERUNGAN
BENTURAN KEPENTINGAN
98. PERMENPANRB 10/2019
SYARAT WBK WBBM
Nilai Total 75 85
Nilai Minimal Pengungkit 40 48
Bobot nilai minimal per area pengungkit 60% 75%
Nilai komponen hasil “Terwujudnya Pemerintah yang
Bersih dan Bebas KKN” minimal
18,50 18,88
Nilai sub-komponen “Survei Persepsi Anti Korupsi”
minimal
13,5 (survey 3,60)
13,5 (survey 3,60)
Nilai sub-komponen “Persentasi TLHP” minimal 5,0 5,0
Nilai komponen hasil “Terwujudnya Peningkatan
Kualitas Pelayanan Publik kepada Masyarakat” minimal
16 (survey 3,2)
18 (survey 3,60)
Mandatory
(Stranas PK)
Mandiri
(Prioritas K/L)
1. Tingkat kematangan implementasi perubahan
2. Tingkat keberlanjutan perubahan
3. Tingkat Kualitas Pelayanan dan kinerja
PERBEDAAN WBK & WBBM
99. LEMBAR KERJA EVALUASI
Penilaian Skor WBK
(min 60 %)
WBBM
(min 75 %)
A Pengungkit 60 40 48
1 Manajemen Perubahan 5 3 3,75
2 Penataan Tata Laksana 5 3 3,75
3 Penataan SDM 15 9 11,25
4 Penguatan Akuntabilitas 10 6 7,5
5 Penguatan Pengawasan 15 9 11,25
6 Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik 10 6 7,5
B Hasil 40
1 Pemerintahan Bersih dan Bebas KKN 20 18,5 18,88
2 Kualitas Pelayanan Publik 20 15 17
Total 100 75 85
100. BOBOT NILAI PEMBANGUNAN ZONA INTEGRITAS MENUJU
WILAYAH BEBAS DARI KORUPSI DI LINGKUNGAN KEMENDAGRI 2020
101. 1.Manajemen Perubahan
❑Tim Kerja.
❑Dokumen Rencana Pembangunan Zona Integritas
❑Pemantauan dan Evaluasi Pembangunan WBK/WBBM
❑Dalam perubahan pola pikir dan budaya kerja,
(termasuk pembentukan agent of change ataupun role
model)
1
0
1
103. 3. Penataan Sistem Manajemen SDM
•Perencanaan kebutuhan pegawai sesuai dengan
kebutuhan organisasi
•Pola Mutasi Internal
•Pengembangan pegawai berbasis kompetensi
•Penetapan kinerja individu
•Penegakan aturan disiplin/kode etik/kode perilaku
pegawai
•Sistem Informasi Kepegawaian
1
0
3
105. 5. Penguatan Pengawasan
•Pengendalian Gratifikasi
•Penerapan SPIP
•Pengaduan Masyarakat
•Whistle-Blowing System
•Penanganan Benturan Kepentingan
1
0
5
106. 6. Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik
•Standar Pelayanan
•Budaya Pelayanan Prima
•Penilaian kepuasan terhadap pelayanan
1
0
6
107. Nilai Persepsi Anti Korupsi (Survei Eksternal)
Persentase temuan hasil pemeriksaan (Internal
dan eksternal) yang ditindaklanjuti
Pemerintah yang Bersih dan Bebas KKN
20
15
5
1
0
7
Langkah Utama Untuk Meningkatkan Indeks Persepsi Anti Korupsi:
1. Bangun integritas di seluruh tingkatan unit organisasi dan seluruh pegawai
2. Libatkan pelanggan/stakeholder utama dalam penegakan integritas
3. Sempurnakan SOP pelayanan sehingga dapat menutup peluang terjadinya
pungutan di luar ketentuan dan praktik percaloan
4. Menindaklanjuti setiap keluhan pelanggan/stakeholder menyangkut
pungutan di luar ketentuan dan praktik percaloan, baik keluhan langsung
maupun melalui medsos
108. Kualitas Pelayanan Publik
Nilai Persepsi Kualitas Pelayanan
(Survei Eksternal)
20
20
1
0
8
Langkah Utama Untuk Meningkatkan Indeks Kualitas Pelayanan:
1. Kenali pelanggan/stakeholder utama
2. Identifikasi harapan yang diinginkan pelanggan/stakeholder utama
3. Sebagai Feedback dalam perbaikan SOP, sarana dan kecepatan pelayanan
4. Menindaklanjuti segera setiap keluhan/masukan pelanggan/stakeholder,
baik keluhan langsung maupun melalui medsos
109. Beberapa Catatan
Unit Kerja Yang Berhasil Memperoleh WBK/WBBM
•Unit kerja harus mengenali tugas utama (Indikator kinerja Utama), sehingga
seluruh kegiatan dan inovasi yang akan dilakukan sudah dipastikan dapat
mempengaruhi secara langsung terhadap pencapaian indikator kinerja utama.
•Risiko yang kemungkinan dapat menganggu pelaksanaan penegakan integritas
dan penyalagunaan wewenang terpetakan dengan baik dan transparan baik
dari internal maupun dari eksternal, sehingga rencana aksi yang dilakukan
terkoneksi/nyambung, sehingga hasil yang diharapkan dapat terwujud.
•Dalam rencana aksi kadang banyak yang harus dilakukan tapi harus dapat
memilih mana yang lebih prioritas.
•Walaupun hasil Pembangunan penegakan integritas yang dilakukan belum
tercapai secara maksimal, minimal ada progresnya (hasilnya) dan terlihat ada
upaya yang akan dilakukan dalam rencana aksi beserta target berikutnya yang
tertuang dalam perencanaan. Dan rencana kegiatan beserta anggaran betul-
betul di fokuskan pada pencapaian sasaran strategis.
1
0
9
110. Beberapa Catatan
Unit Kerja Yang Berhasil Memperoleh WBK
•Seluruh anggota unit memahami tujuan organisasi dan ikut berkotribusi dalam pelaksanaan
pembangunan ZI baik pengawai yang terlibat langsung dalam pelayanan maupun yang tidak
terlibat langsung dalam pelayanan, sehingga pada saat melakukan pelayanan atau melakukan
kegiatan apapun itu dapat menunjukkan sikap pemahaman tentang perubahan yang telah
dilakukan unit tersebut serta.
•Pimpinan unit harus melakukan monev terhadap rencana aksi yang telah dibuat dan memberikan
arahan strategi dalam pencapaian rencana aksi tersebut.
•Melakukan komunikasi dan kedekatan yang intensif dengan pengguna layanan & stakeholder
sehingga mengurangi terjadi gap yang antara harapan pengguna layanan dengan kinerja layanan
yang diberikan.
•Unit kerja yang memperoleh WBK memang benar-benar ada perubahan yang lebih/nyata
dibandingkan dengan nominator unit kerja lainnya.
•Unit kerja yang memperoleh WBK memang telah melakukan inovasi2 dalam pembangunan
integritas maupun pelayanan kepada masyarakat (Instansi Pemerintah lainnya), sehingga hasil
survey IPAK dan IKP memenuhi kriteria minimum.
1
1
0
111. CAPAIAN PEMBANGUNAN ZI
2016 2017 2018 2019 2020
74 485 910
2246
3691
JUMLAH PENGUSULAN ZI 2016 - 2020
2 6 5
34
82
2016 2017 2018 2019 2020
Unit Kerja WBBM 2016-2020
15 71
200
469
684
2016 2017 2018 2019 2020
Unit Kerja WBK 2016 - 2020
WBK
WBBM
Instansi pemerintah yang telah mengusulkan unit kerja pelayanannya untuk dievaluasi oleh
Tim Penilai Nasional (TPN) adalah sebanyak 251 Instansi Pemerintah, yang terdiri dari 70
Kementerian/Lembaga, 20 Pemerintah Provinsi, dan 161 Pemerintah Kabupaten/Kota.
Jumlah ini mengalami kenaikan sebesar 179% dibandingkan tahun sebelumnya.
Terdapat kenaikan signifikan pada unit kerja pelayanan yang diusulkan pada tahun 2020
dibandingkan tahun sebelumnya, yaitu sebesar 64% dengan rincian, Dari 2246-unit kerja
pelayanan di tahun 2019, menjadi 3691-unit kerja yang diusulkan di tahun 2020. Dari 2246-
unit kerja tersebut, sebanyak 684-unit kerja pelayanan ditetapkan sebagai WBK dan 82-
unit kerja pelayanan ditetapkan sebagai WBBM.
112. TARGET DAN SASARAN PEMBANGUNAN ZI
(Permendagri 67 Tahun 2020 tentang Renstra Kemendagri Tahun 2020-2024)
PROGRAM
/
KEGIATA
N
SASARAN PROGRAM (OUTCOME)/SASARAN KEGIATAN(OUTPUT)/INDIKATOR
TARGET
2020 2021 2022 2023 2024
1 2 4 5 6 7 8
PROGRAM DUKUNGANMANAJEMEN
Sasaran Program 1
Meningkatnya penyelenggaraan pemerintahan yang akuntabel dan transparan di lingkungan
Kementerian Dalam Negeri
1 Jumlah Unit Kerja yang dibangun Zona Integritas menuju WBK/WBBM di Lingkungan
Kementerian
Dalam Negeri
74
Unit Kerja
1585
Unit Kerja
242
Unit Kerja
329
Unit Kerja
431
Unit Kerja
Sasaran Program 6
Meningkatnya Kualitas LayananManajemendan Dukungan Teknis Lainnya Unit KerjaEselon I
Kementerian
Dalam Negeri
1. Persentase dukunganmanajemendan pelaksanaantugas teknis lainnya Unit Kerja Eselon I
Kementerian Dalam Negeri
100% 100% 100% 100% 100%
2. Capaian kinerja pelaksanaan reformasi birokrasi lingkupSekretariat Jenderal Nilai 12 Nilai 14 Nilai 16 Nilai 18 Nilai 20
3. Capaian kinerja pelaksanaanreformasi birokrasi lingkupDitjen Politik dan Pemerintahan
Umum
Nilai 12 Nilai 14 Nilai 16 Nilai 18 Nilai 20
4. Capaian kinerja pelaksanaan Reformasi Birokrasi pada Ditjen Bina AdministrasiKewilayahan Nilai 13 Nilai 15 Nilai 17 Nilai 19 Nilai 20
5. Capaian kinerja pelaksanaanReformasi Birokrasi pada DitjenOtda Nilai 10 Nilai 12 Nilai 14 Nilai 16 Nilai 18
6. Capaian kinerja pelaksanaan Reformasi Birokrasi pada Ditjen Bina Bangda Nilai 11 Nilai 13 Nilai 15 Nilai 17 Nilai 20
7. Capaian Kinerja Pelaksanaan Reformasi Birokrasi pada lingkupDitjen Bina Pemerintahan Desa Nilai 10 Nilai 12 Nilai 14 Nilai 16 Nilai 18
8. Capaian kinerja pelaksanaan Reformasi Birokrasi pada Ditjen Bina Keuangan Daerah Nilai 12 Nilai 14 Nilai 16 Nilai 18 Nilai 20
113. CAPAIAN PELAKSANAAN PEMBANGUNAN ZI MENUJU WBK
DAN WBBM DI LINGKUNGAN KEMENDAGRI TAHUN 2020
Pada Tahun 2020 Kemendagri telah mencanangkan pembangunan 74 ZI (71 Unit dan 3 Integrity Island) dan
setelah dilakukan Evaluasi oleh Itjen (selaku TPI/Tim Penilai Internal), yang lebih lanjut diusulkan kepada
Kemenpanrb sebanyak 29 ZI untuk dievaluasi menjadi WBK dan berdasarkan hasil penilaian Kemenpanrb
(selaku TPN/Tim Penilai Nasional) hanya 22 ZI yang memenuhi kriterian untuk dievaluasi lebih lanjut oleh
Kemenpanrb. Dimana Hanya 12 ZI yang masuk dalam tahapan evaluasi Akhir TPN dan 3 diantaranya
mendapat predikat WBK Tahun 2020 sesuai KepmenPAN dan RB Nomor 394 Tahun 2020 tentang Unit Kerja
Berpredikat Menuju Wilayah Bebas dari Korupsi dan Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani tahun 2020, antara
lain:
a. Direktorat Fasilitasi Pemanfaatan Data dan Dokumen Kependudukan, Ditjen Dukcapil;
b. Direktorat Pengelolaan Informasi Administrasi Kependudukan, Ditjen Dukcapil; dan
c. Direktorat Toponimi dan Batas Daerah, Ditjen Bina Administrasi Kewilayahan.
Berkenaan dengan hal tersebut dalam rangka pencapaian target dan sasaran agenda RB kemendagri
khususnya pada Area Perubahan Bidang Pengawasan, diperlukannya penyamaan persepsi antara Tim Tim
Quality Assurance ZI Inspektorat Jenderal dan Sekretariat RB Kemendagri, terkait pengusulan dan penunjukan
Unit Kerja Pembangunan ZI di Lingkungan Kemendagri Tahun 2021, terlampir Rancangan Keputusan Menteri
Dalam Negeri tentang Pembangunan Zona Integritas Menuju Wilayah Bebas dari Korupsi dan Wilayah
Birokrasi Bersih dan Melayani di Lingkungan Kementerian Dalam Negeri Tahun 2021.
1
2
114. HASIL EVALUASI TIM EVALUATOR KEMENTERIAN PAN DAN RB
(UNIT KERJA PEMBANGUNAN ZI YANG BELUM MEMPEROLEH WBK TAHUN 2020)
Kepala Unit pada unit kerja Pembangunan ZI, belum optimal dalam menjelaskan
proses dan hasil pembangunan ZI di masing-masing unit tersebut;
Pemahaman pejabat/pegawai masih belum memadai dalam pelaksanaan
Pembangunan ZI. Kekurangpahaman ini mengakibatkan pembangunan ZI tidak terarah
secara optimal dalam mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik pada unit kerja
tersebut;
Pimpinan unit kerja belum menunjukkan komitmen yang kuat diantaranya seperti
membagi visi (sharing vision) atas perubahan yang harus dilakukan pada unit kerja
tersebut;
Kurangnya inovasi, baik aspek penguatan integritas maupun peningkatan kualitas
pelayanan kepada masyarakat dan pemangku kepentingan/stakeholders;
Kurangnya strategi komunikasi untuk memastikan setiap aktivitas dan inovasi
perubahan yang telah dilakukan unit kerja untuk diketahui publik/entitasnya; dan
Inspektorat Jenderal sebagai Unit Kerja yang diberikan mandat untuk mendorong
Pembangunan ZI di lingkungan Kemendagri belum secara intensif mengawal
pembangunan ZI sehingga belum dapat secara efektif mewujudkan Unit Kerja yang
bebas dari korupsi dan memberikan layanan prima kepada pengguna layanan.
115. PERMASALAHAN
Berdasarkan target dan sasaran kinerja diatas diusulkan untuk dilakukan perubahaan:
• Target Unit Kerja Pembangunan ZI Tahun 2021-2024, agar difokuskan kepada Unit Kerja Eselon II di
Lingkungan Kemendagri; dan
• Nomenklatur pada Sasaran Target Program dan Kegiatan, diusulkan untuk dirubah karena yang tidak
memungkinkan untuk dilaksanakan dan perlu dilakukan penyesuaian sesuai Presentase Indikator Penilaian TPI
dalam Permen PAN dan RB Nomor 10 Tahun 2019 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri PAN dan RB
Nomor 52 Tahun 2014 tentang Pedoman Pembangunan Zona Integritas Menuju Wilayah Bebas dari Korupsi
Dan Wilayah Birokrasi Bersih Melayani Di Lingkungan Instansi Pemerintah.
Tindak lanjut dan solusi terkait pemberian Reward kepada 3 (tiga) unit kerja di lingkungan Kemendagri yang
memperoleh Predikat WBK Tahun 2021, dimana sesuai DIKTUM KETUJUH Kepmendagri Nomor 356-286
Tahun 2020 tetang Pembangunan ZI menuju WBK dan WBBM di Lingkungan Kemendagri Tahun 2020, bahwa
seluruh ASN oada Unit Kerja Penerima Predikat WBK akan mendapatkan kenaikan tunjang kinerja satu tingkat
lebih tinggi.
Berdasarkan Permen PAN dan RB Nomor 10 Tahun 2019, bahwa Tim Penilai Internal (TPI) adalah Tim yang
mempunyai tugas melakukan penilaian Unit Kerja dalam memperoleh WBK dan WBBK, dimana TPI dilaksanakan
oleh APIP-Inspektorat Jenderal.
1
2
3