Dokumen tersebut membahas mengenai pengukuran kecernaan pakan pada ternak. Terdapat beberapa metode pengukuran kecernaan seperti in vivo, in vitro, dan in sacco. Faktor-faktor seperti jenis tanaman, umur tanaman, dan pengolahan pakan dapat mempengaruhi tingkat kecernaan. Kecernaan ditentukan dari perbedaan kandungan zat gizi antara pakan dan feses.
3. Apparent
digestibility (%)
dietary intake – fecal output
dietary intake
= x 100
Nilai Gizi (Nutritive Value)
Densitas Nutrien: Kandungan zat
makanan tertentu per unit bobt pakan
Digestibility: Kemampuan seekor
ternak untuk mencerna dan menyerap
nutrient
4. Kecernaan (Digestibility)
Peubah yang menunjukkan ketersediaan
nutrient dalam pakan dan merupakan salah
satu indikator kualitas pakan
Apparent
digestibility (%)
dietary intake – fecal output
dietary intake
= x 100
7. PENGUKURAN KECERNAAN
IN VIVO PADA RUMINANSIA
Pemberian pakan secara individu
Pengumpulan feces terpisah dari urin
Jumlah ternak yang mencukupi dan harus
seragam
(breed, sex, umur, berat badan, kemampuan kecernaan
dan kondisi kesehatan)
Pada ruminansia periode adaptasi (14 hari)
pengambilan sampel (7 hari)
Konsumsi berkesinambungan
8. PENGUKURAN KECERNAAN
IN VIVO PADA RUMINANSIA
Konsumsi pakan diukur setiap 24 jam
Pakan yang diberikan ditimbang dan diukur kadar
nutriennya
Sisa pakan ditimbang, diukur kadar nutriennya; Kadar
nutrien pakan yang diberikan tidak sama dengan pakan
sisa
Percobaan dilakukan di kandang metabolis
10. Tujuan Preliminary Period
Mengkondisikan ternak pada
lingkungan baru
Membiasakan ternak dengan
makanan baru
Menghilangkan pengaruh makanan
sebelumnya
11. PENGUKURAN KECERNAAN
IN VIVO PADA UNGGAS
Dipilih dua kelompok ayam yang sehat
Ayam dipuasakan 24 jam
Kelompok A diberi makan 50 g selama 2 Jam
Setelah makan dipuasakan lagi 24 jam
Kelompok B tetap berpuasa 24 jam lagi
Feces dibersihkan dari kotoran, dikeringkan dan digiling
Pakan dan feces individu ayam dianalisis kadar
nutriennya
12. Pengukuran Kecernaan
In Vitro
Tilley-Terry (2 stages)
RUSITEC (Rumen Simulation Technique)
Tahap I: Pencernaan Rumen
Inkubasi 24 jam incubasi anaerob dalam cairan
rumen pada 39OC dan pH 6.6-6.8
Tahap II: Pencernaan Pasca Rumen (Gastric
digestion)
Inkubasi residu selama 24 jam dalam larutan
pepsin pada pH 2
13. Kantong Nylon (Nylon/Cloth bags)
Memerlukan hewan berfistula (fistulated
animal)
Pengukuran laju pencernaan
(disappearance/digestion) pakan dalam
kantong nylon dacron (pore size 44 μm)
yang dibenamkan dalam rumen hewan
berfistula.
KAJIAN LAJU DEGRADASI
PAKAN IN SACCO
14. LAJU DEGRADASI PAKAN DALAM
KANTONG NYLON
Kantong yang digunakan: NYLON 325-Nytal
Ukuran pori 44 mikron
Jumlah pori 126 per cm2
Ukuran Kantong 9 x 20 cm
Bahan (2 g) telah digiling dengan saringan 2 mm
Inkubasi dalam rumen 0, 6, 12, 24, 48, 96 jam
Sapi Hereford berpistula (4 ekor)
Rancangan bujur sangkar latin (BSL)
Setelah inkubasi kantong dicuci dengan air mengalir
18. PERSAMAAN NONLINEAR
St = A + B (1 – e-Ct)
St = Bagian yang terdegradasi setelah inkubasi
selama “t” jam
A = Komponen pakan yang terlarut
B = Bagian pakan yang dapat didegradasi
C = Laju degradasi komponen ”B”
19. 0
100
200
300
400
500
600
700
800
900
1000
0 12 24 36 48 60 72 84 96
LAMA INKUBASI (Jam)
BK
TERDEGRADASI
(g/kg)
BARLEY
DEDAK
NENAS
A-BIR
R-RAY
CLOVER
Laju Degradasi Bahan Kering Pakan yang
Dinkubasikan dalam Rumen Sapi yang Mendapat
Ransum Sama
20. Pengukuran Kecernaan
Metode Indikator
PPenggunakan indikator sebagai TRACER
SSyarat Indikator:
Tidak dicerna
Tidak ada efek sampingan
Tidak ada efek farmakologis
Mencampur dengan baik
Mudah diukur
CContoh Indikator: chomic oxid, ferric oxids,
polyethtilene powder, lignin, silica, chromogen
22. Menke Gast Test Method
Hampir sama dengan metode in vitro
Gas yang terukur selama proses
fermentasi (CO2 dan CH4) mencerminkan
nilai kecernaan bahan makanan tsb.
23. Faktor yang Mempengaruhi
Kecernaan Hijauan Pakan
Umur Tanaman (Maturity or growth stage)
Rasio Daun: Batang (Leaf:stem ratio)
Spesies atau Kultivar
Pengolahan (Processing)
28. Kecernaan Rumput Kering
pada Sapi Perah
Peubah BK PK Karbohidrat LK
SK Pati
Konsumsi, kg 44.7 10.2 8.3 20.8 1.7
Feces, kg 11.6 2.5 2.2 4.0 0.8
Tercerna, kg 33.1 7.7 6.1 16.8 0.9
Kecernaan, % 73.8 75.5 73.5 80.8 52.9
29. HASIL PENGAMATAN
Bahan Perlakuan A (SE) B (SE) C (SE)
(g/kg) (g/kg) (fraksi/jam)
Lucerne Barley 287 18 421 20 0.099 0.011
Dedak 287 18 429 21 0.099 0.011
Nenas 287 14 435 17 0.097 0.008
A Bir 288 23 422 26 0.129 0.019
Barley Standar 389 13 510 14 0.270 0.023
Dedak Standar 463 9 429 10 0.105 0.006
Nenas Standar 249 15 603 19 0.055 0.004
A Bir Standar 74 15 559 19 0.056 0.047
R Ray Standar 382 11 519 14 0.063 0.004
Clover Standar 396 9 543 15 0.106 0.007
30. PASSIVE TRANSPORT
Difusi akibat perbedaan konsensi
ACTIVE TRANSPORT
villi engulf molecules
Ke aliran darah atau sistem lymph
PENYERAPAN NUTRIENT