Pancasila merupakan dasar filsafat negara Indonesia yang terdiri dari lima sila yang saling berkaitan dan membentuk suatu sistem kefilsafatan. Pancasila memenuhi syarat sebagai sistem filsafat karena mencakup penjelasan menyeluruh tentang realitas, dan sila-silanya saling berhubungan membentuk kebenaran mutlak.
2. Pancasila adalah Dasar Filsafat Negara Republik Indonesia yang secara
resmi tercantum dalam Pembukaan UUD 1945 dan ditetapkan oleh
PPKI pada tanggal 18 Agustus 1945.
3. • Secara etimologis ( ilmu tentang asal kata), Filsafat berasal dari Bahasa Yunani,
Philos atau Philein = gemar / cinta dan Sophia atau Sophos = hikmah /
kebijaksanaan. Jadi secara harfiah dapat diartikan sebagai cinta kebijaksanaan.
Dari istilah tersebut dapat diartikan bahwa orang yang berfilsafat adalah orang
yang gemar atau mencintai kebenaran / kebijaksanaan
• filsafat berarti “ alam berpikir “ atau “ alam pikiran “ Filsafat dapat dikatakan
aktivitas manusia untuk merenungkan tentang segala sesuatu yang ada,
sehingga mempunyai makna yang mendalam bagi dirinya. Apabila seseorang
dapat menangkap makna yang ada, maka dapat menggunakan makna tersebut
sebagai pedoman hidupnya. Dengan demikian berfilsafat berarti berpikir,
tetapi berpikir secara mendalam. Artinya berpikir sampai ke akar-akarnya dan
dengan sungguh-sungguh tentang hakikat sesuatu.
4. Filsafat Sebagai Produk dan
Proses
Filsafat sebagai Produk adalah
• Berupa jenis-jenis pengetahuan, ilmu, konsep, pemikiran-pemikiran
dari para filsuf yang merupakan aliran / sistem filsafat tertentu seperti
: rasionalisme, materialisme, pragmatisme, dll.
• Suatu jenis masalah yang dihadapi manusia sebagai hasil dari aktivitas
berfilsafat. Manusia selalu mencari suatu kebenaran yang timbul dari
persoalan / masalah yang bersumber pada akal manusia.
5. Filsafat Sebagai Produk dan
Proses
Filsafat sebagai Proses adalah
• Suatu kegiatan / aktivitas berfilsafat, dalam proses pemecahan suatu
masalah dengan menggunakan cara dan metode tertentu yang sesuai
dengan obyeknya sehingga filsafat merupakan sistem pengetahuan
yang bersifat dinamis.
6. Sistem Filsafat
• Sistem filsafat harus komprehensif, dalam arti tidak ada suatu hal yang berada di luar
jangkauannya. Sistem filsafat dikatakan memadai apabila mencakup suatu penjelasan terhadap
semua gejala realitas yang sangat luas yang dihadapi manusia, mencakup segala sesuatu baik
hal-hal yang dapat ditangkap dengan indera maupun yang dapat ditangkap dengan akal.
• Karena jangkauan filsafat sangat luas maka suatu sistem filsafat dengan sendirinya mencakup
pemikiran teoretis tentang realitas, baik itu tentang Tuhan, alam maupun manusia itu sendiri.
• unsur-unsur atau ajaran tentang realitas tersebut harus saling berhubungan satu dengan
lainnya dalam hubungan yang menyeluruh (komprehensif), sehingga suatu sistem filsafat
merupakan suatu kebenaran yang mutlak.
7. Asal Mula Pancasila sebagai
Dasar Filsafat
• Terbentuknya Pancasila melalui suatu proses panjang dalam sejarah bangsa Indonesia.
Secara kausalitas (sebab terjadinya) Pancasila sebelum disahkan menjadi dasar filsafat
negara, nilai-nilai yang terkandung di dalam sila-silanya telah ada dan berasal dari nenek
moyang bangsa Indonesia sendiri berupa nilai-nilai adat istiadat, kebudayaan dan nilai-
nilai religius.
• Selanjutnya para pendiri negara mengangkat nilai-nilai tersebut, merumuskan secara
musyawarah mufakat, antara lain dalam sidang-sidang BPUPKI ( Badan Penyelidik Usaha-
usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia ) pertama, sidang Panitia Sembilan yang
diketuai Ir Soekarno, menghasilkan Piagam Jakarta dan memuat Pancasila. Kemudian
dibahas kembali dalam sidang-sidang BPUPKI kedua, selanjutnya disempurnakan dalam
sidang PPKI (Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia ) dan akhirnya disahkan pada
tanggal 18 Agustus 1945 sebagai Dasar Negara Republik Indonesia.
8. • Untuk memiliki pengetahuan yang lengkap tentang proses terjadinya
Pancasila, maka secara ilmiah harus ditinjau berdasarkan teori kausalitas,
yang terdiri dari : kausa materialis, kausa formalis, kausa efisien dan kausa
finalis.
• Menurut Notonegoro apabila ditinjau dari asal mula atau sebab terjadinya
maka Pancasila memenuhi syarat ke empat kausa tersebut di atas, yaitu :
•
•
•
•
Kausa Materialis ( Asal Mula Bahan ).
Kausa Formalis (Asal Mula Bentuk).
Kausa Efisien ( Asal Mula Karya ).
Kausa Finalis ( Asal Mula Tujuan ).
9. Filsafat Indonesia pernah dirumuskan sebagai berikut:
• komunal
• kekeluargaan
• kerjasama
• sabar
• percaya kepada Tuhan yang Maha Esa
Rumusan diatas berkembang menjadi ciri khas kepribadian rakyat Indonesia, yaitu:
• gotong royong
• kekeluargaan
• keTuhanan yang Maha Esa
• kerakyatan
• kemanusiaan
• keadilan
• ramah-tamah
• sifat bhineka tunggal ika
10. Susunan Pancasila adalah
Hierarkis dan Mempunyai
Bentuk Piramida
lima sila tersebut menunjukkan suatu rangkaian tingkat kedalaman dan keluasannya, isi
tiap-tiap sila yang dibawahnya merupakan pengkhususan dari sila-sila diatasnya.
Sila ke-Tuhanan yang Maha Esa adalah ke-Tuhanan yang berperikemanusiaan, yang
membangun, memelihara dan mengembangkan persatuan indonesia yang berkerakyatan
dan berkeadilan sosial. Dengan demikian tiap-tiap sila didalamnya mengandung pula sila
lainnya.
Sila ke-Tuhanan yang Maha Esa merupakan landasan utama bagi slla-sila lainnya ,
meliputi dan menjiwai slla-sila :
•
•
•
•
Kemanusiaan yang adil dan beradab,
Persatuan Indonesia,
Kerakyatan, ……..
Keadilan………….
11. Pancasila sebagai Suatu Sistem
Kefilsafatan
• Ditinjau dari segi kedudukan Pancasila sebagai filsafat moralitas dan
sebagai ideologi negara maka dapat dilihat bahwa sila-sila dari
Pancasila itu saling berhubungan satu dengan lainnya, meskipun
masing-masing sila memiliki fungsinya sendiri.
• Ditinjau dari keseluruhan sila-sila Pancasila dapat disusun sebagai
suatu sistem yang bersifat berjenjang mulai dari sila pertama sampai
dengan sila yang kelima. Sila yang lebih dahulu memiliki cakupan yang
dari sila yang
lebih luas, oleh sebab itu sifatnya lebih umum
berikutnya dan sila yang terakhir ( sila ke lima) merupakan
pengkhususan dari sila-sila sebelumnya.
12. Pancasila sebagai Suatu Sistem
Kefilsafatan
• Drs. Moh. Yamin mengatakan bahwa sila-sila Pancasila itu masing-
masing saling kait mengkait, merupakan suatu kesatuan pandangan
yang menyeluruh. Kelima silanya tersusun secara harmonis. Oleh sebab
itu maka Pancasila benar-benar merupakan suatu sistem filsafat.
• Pancasila mencakup tiga masalah hidup manusia yang merupakan nilai-
nilai hidup kemanusiaan yang meliputi prinsip bagaimana seharusnya
manusia bersikap terhadap Tuhan, terhadap diri sendiri dan terhadap
sesama makhluk hidup, termasuk terhadap alam lingkungannya.
13. Pancasila sudah memenuhi syarat disebut sebagai sistem kefilsafatan.
Pancasila merupakan hasil pemikiran manusia Indonesia secara
mendalam, sistematik dan menyeluruh tentang kenyataan yang ada.
Dengan demikian Pancasila merupakan cerminan pandangan bangsa
Indonesia dalam menghadapi realitas yang ada karena dalam Pancasila
secara tegas tercermin pandangan bangsa Indonesia tentang Tuhan,
manusia serta rakyat dan adil.