Tulisan ini membahas tentang pentingnya menjadi diri sendiri dan menerima diri apa adanya, dengan mengutip pendapat seorang penulis buku tentang enam langkah untuk menjadi diri sendiri, yaitu menerima diri sendiri, tidak mengeluh, berhenti membandingkan diri dengan orang lain, menyadari bahwa tidak semua orang akan menyukai kita, menerima hal negatif dalam diri, dan menyediakan waktu untuk
1. Saya (Hanya) Ingin Menjadi Diri Sendiri
Berkali-kali murid-murid saya menyarankan agar diri saya mengubah gaya
'retorika' saya. Dan selalu saya katakan: "Insyaallah". Tetapi jangan berharap saya bisa
berubah menjadi 'seperti' orang lain. Saya adalah 'diri saya'. Saya akan tetap menjadi diri
saya sendiri, dengan segala kekurangan dan kelebihan saya.
Saya ingat sebuah catatan kecil dari seorang yang bernama: Rahman Indra,
yang telah menulis di kompas.com, pada hari Jumat, 5 April 2013 | 21:22 WIB, yang
diunggah
kembali
oleh
penulisnya
dalam
http://female.kompas.com/read/2013/04/05/21222123/6.Langkah.Menjadi.Diri.Send
iri.), tentang kiat-kiat untuk menjadi diri sendiri.
Dia katakan bahwa tidak sedikit 'orang' yang memberi saran kepada diri kita,
"just be yourself" atau "jadilah diri sendiri". Kedengarannya memang gampang, tapi
bagaimana caranya? Nah, itulah yang susah.
Dia kutip pendapat Robert Kelsey, penulis buku What's Stopping You Being More
Confident?, yang mengungkapkan bahwa: "menerima diri sendiri adalah langkah pertama
bagaimana kita bisa menjadi diri sendiri". Selanjutnya dia katakan bahwa ada lima
langkah lainnya yang patut dicoba.
1. Menerima Diri Sendiri Apa Adanya
Kata Robert, langkah ini menjadi penting dan berada di urutan pertama
karena membenci diri sendiri tidak pernah ada baiknya. Langkah ini ada di urutan
pertama agar kita bisa menentukan poin-poin penting menemukan kelebihan yang ada
di dalam diri. Ada orang yang butuh waktu bertahun-tahun untuk menemukannya, ada
juga yang mencoba terus dan fokus sehingga bisa lebih cepat menemukan kelebihan
dalam dirinya.
Dalam prosesnya bisa dibilang masa uji coba, seringkali kita trial and error
dengan pengalaman. Dari sana kita bisa berhadapan pada kondisi di mana kita harus
menerima diri sendiri. Jika sudah berhasil rasanya akan lebih nyaman, ikhlas, dan jauh
dari rasa stres.
2. Jangan Mengeluh
Tidak populer sewaktu di sekolah? Abaikan. Jangan menaruh perhatian dan
berkeluh-kesah akan hal yang tidak penting. Lebih baik beri kesempatan pada diri
sendiri untuk bertumbuh dan menentukan batasannya sendiri. Anda yang dulu tidak
akan sama dengan Anda 15 atau 35 tahun setelahnya. Jadi belajar dari kesalahan dan
teruslah melangkah menjadi lebih baik.
3. Berhenti Menyiksa Diri Sendiri
Membandingkan diri dengan orang lain itu sama artinya dengan menyiksa diri.
Berhentilah dan lihat kelebihan yang ada. Karena apa yang menjadi kelebihan orang lain
belum tentu cocok untuk kita. Biarkan orang menjadi dirinya sendiri, dan Anda menjadi
1
2. diri Anda sendiri juga. Tidak ada gunanya iri atau cemburu dengan apa yang orang lain
miliki. Menjadi jujur akan memberi efek positif pada kepribadian, dan itu penting.
4. Kita Tidak Akan Bisa Menyenangkan Semua Orang
Perlu dicatat bahwa kita tidak akan bisa membuat semua orang senang dengan
kita, tentunya ada satu atau dua yang akan membenci kita. Bahkan ada orang yang
membenci tokoh-tokoh besar seperti Dalai Lama atau Aung San Su Kyi, meskipun ia
juga sangat dikagumi orang lain. Hal pentingnya, berhentilah berusaha untuk selalu
tampil seperti yang diinginkan orang lain hanya untuk membuat mereka senang. Tapi
jadilah apa adanya, dan biarkan mereka menerima Anda demikian adanya. Berpura-pura
menjadi orang lain untuk bisa diterima hanya akan melelahkan Anda saja.
5. Menerima Hal Negatif Yang Ada Dalam Diri
Ketika ada seseorang yang tidak suka dengan Anda, terimalah dan jangan
bereaksi berlebihan. Menurut Robert, memang pada kenyataannya akan ada satu atau
dua orang yang merasa insecure atau tidak menyukai keberadaan Anda, tapi biarkan saja,
jangan terlalu diambil hati. Tetap fokus meningkatkan kemampuan diri menjadi lebih
baik.
6. Sediakan Waktu khusus Untuk Menemukan Diri Sendiri
Waktu khusus ini bisa dibilang sebagai "me-time", atau waktu menyendiri
tanpa ada orang lain. Tujuannya bukan berarti senang-senang sendiri, tapi gunakan
untuk menemukan apa yang sebenarnya Anda inginkan dan butuhkan. Kesibukan
dengan pekerjaan, keluarga, dan teman, kadang membuat kita lupa menyediakan waktu
untuk diri kita sendiri.
Secara sederhana, menjadi jujur dan mencintai apa yang kita lakukan akan
membuat 'Diri Kita' menjadi diri sendiri dan -- sekaligus -- pribadi yang menyenangkan
buat orang lain.
Tulisan inilah yang semakin menguatkan jawaban saya kepada para murid saya.
Sekali lagi, saya hanya ingin menjadi "Diri Saya Sendiri", dengan segala
kelebihan dan kekurangan saya. Dan saya berharap semoga Allah selalu memberikan
hidayah dan taufiq-Nya kepada diri saya, agar saya tidak menjadi orang yang rendah diri
atau tinggi hati.
ÂmînYâ Mujîbas Sâilîn.
2