Bimbingan manasik haji dan umroh membahas tentang konsep dam, fidyah, dan qurban dalam pelaksanaan ibadah haji serta larangan-larangan yang berlaku bagi orang yang berihram."
1. DISAMPAIKAN DALAM BIMBINGAN MANASIK HAJI/UMROH
KELOMPOK BIMBINGAN IBADAH HAJI & UMROH (KBIHU)
JABAL NOOR NGAWI
OLEH: MUDRIKAL FARIZI, S.Th.I.,M.H.I.
Minggu, 18 Desember 2022
2. DAM menurut bahasa artinya darah.
Sedangkan menurut istilah haji/umroh:
Mengalirkan darah (menyembelih) binatang
karena ketentuan dalam manasik haji/umroh.
FIDYAH menurut bahasa artinya tebusan.
Sedangkan menurut istilah haji/umroh:
Memberikan sedekah untuk faqir miskin
karena ketentuan manasik haji/umroh.
3. QURBAN menurut bahasa artinya dekat.
Sedangkan menurut istilah :
Penyembelihan binatang qurban yang dilakukan
pada Hari Raya Haji (setelah solat 'Idul Adhha)
dan hari-hari Tasyriq iaitu ,11,12 dan 13
Dzulhijjah dengan tujuan beribadah dan
mendekatkan diri kepada Allah s.w.t..
Qurban merupakan syariat Nabi Allah Ibrahim
a.s. yang kemudiannya disyariatkan kepada Nabi
Muhammad s.a.w.
Hukum Qurban adalah Sunnah Muakkad.
4. "Maka dirikanlah sholat karena Tuhanmu dan
berqurbanlah." (Surah al-Kauthar:2)
Diriwayatkan dari Aisyah r.a, Rasulullah s.a.w. bersabda:
"Tiada suatu amalan yang dilakukan oleh manusia pada
Hari Raya Qurban, yang lebih dicintai Allah dari
menyembelih qurban. Sesungguhnya binatang qurban itu
pada hari kiamat kelak akan datang beserta dengan
tanduk-tanduknya, bulu-bulunya dan kuku-kukunya, dan
sesungguhnya sebelum darah qurban itu menyentuh
tanah, ia (pahalanya) telah diterima disisi Allah, maka
beruntunglah kamu semua dengan (pahala) qurban itu."
(Riwayat al-Tirmidzi, Ibnu Majah dan al-Hakim)
5. Tidak boleh memakan daging dari
dam atau qurban yang dihukumi
wajib.
Diperbolehkan memakan sebagian
dari daging dam atau qurban yang
tidak wajib.
6. DAM NUSUK
Yaitu dam yang harus dikeluarkan karena
ketentuan manasik haji/umroh, bukan karena
pelanggaran atas larangan-larangan ihrom.
DAM ISA’AH
Yaitu dam yang harus dikeluarkan karena
melakukan pelanggaran atas larangan-
larangan ihrom.
7. Yaitu dam yang
dikeluarkan dengan
menyembelih seekor
kambing seperti kambing
kurban. Dan apabila tidak
mampu, diganti dengan
puasa 10 hari: 3 hari pada
waktu haji dan 7 hari
setelah pulang.
Bentuk Dam/Fidyah:
a. Menyembelih
kambing.
b. Berpuasa 10 hari (3
hari di tanah suci, 7
hari di tanah air).
8. Sebab-sebab dikenai dam tartib taqdir:
a. Melakukan haji tamattu’/qiron.
b. Tidak wuquf di Arofah.
c. Tidak berihram pada miqatnya (tempat
ihram).
d. Tidak melontar jumroh.
e. Tidak bermalam (mabit di Muzdalifah).
f. Tidak bermalam di Mina.
g. Tidak melakukan thawaf wada’
h. Mengingkari nadzar.
9. Dam yang dibayar dengan
menyembelih seekor unta
atau sapi atau 7 ekor kambing.
Jika tidak mampu atau
mendapatkan kesulitan dalam
menyembelih unta maka
dibayar nilainya dengan
makanan yang diberikan
kepada faqir miskin di tanah
Haram, atau berpuasa setiap
satu mud satu hari puasa.
Bentuk Dam/Fidyah:
a. Menyembelih 1 ekor
onta.
b. Menyembelih 1 ekor
sapi.
c. Menyembelih 7 ekor
kambing.
d. Sedekah senilai 1 ekor
onta.
e. Berpuasa 1 hari = 1
mud (7,5 ons)
11. Yaitu dam yang dibayar
dengan menyembelih
seekor kambing seperti
kambing kurban atau
berpuasa tiga hari atau
bersedekah sebanyak
setengah sha’ (kurang
lebih 1.75 liter) kepada 6
orang fakir miskin
Bentuk Dam:
a. Menyembelih
kambing.
b. Puasa 3 hari.
c. Sedekah
makanan 3 sho’
kepada 6 orang
fakir miskin.
(1 sho’ = 2,75 kg)
12. Sebab-sebabnya:
a. Memotong rambut/bulu.
b. Memotong kuku.
c. Memakai wewangian.
d. Memakai minyak rambut.
e. Melakukan hal-hal yang mendorong jima’.
f. Tidak berpakaian ihrom.
g. Berhubungan suami istri yang kedua kalinya.
h. Berhubungan suami istri di antara dua tahallul.
13. Yaitu dam yang dikeluarkan
karena membunuh binatang di
waktu melakukan manasik
haji, maka orang tersebut
harus menyembelih hewan
yang sepadan dengan hewan
yang dibunuhnya, atau
dibayar nilainya dengan
makanan yang diberikan
kepada orang-orang miskin,
atau berpuasa setiap satu mud
satu hari puasa.
Bentuk Dam/Fidyah:
a. Menyembelih
hewan yang
menyerupai.
b. Sedekah yang
senilai dengan
harga hewan.
c. Berpuasa 1 hari = 1
mud.
15. 1. Bersetubuh sebelum tahallul awal.
2. Memakai pakaian berjahit bagi laki-laki.
3. Menutup kepala bagi laki-laki.
4. Memakai cadar atau kaos tangan bagi wanita.
5. Memakai wewangian.
6. Mengambil rambut baik dengan mencukur atau mencabut.
7. Memotong kuku.
8. Bercumbu.
9. Meminang dan melakukan akad nikah.
10. Berbuat Kefasikan seperti bertengkar, berkelahi dan
semisalnya.
11.Berburu binatang darat.
16. ُّجَح
ْ
ال
ُّرُهْشَا
ُّاتَومُل ْعَم
ُّْ
نَمَف
َُّ
ضَرَف
ُِّهيِف
ُّن
ُّجَح
ْ
ال
ُّ
َ
لَف
َُّ
ثَفَر
ُّ
َ
لَو
ُُّسُف
َُّ
وق
ُّ
َ
لَو
ُّ َ
ال َد ِ
ج
يِف
ُِّ
جَح
ْ
ال
Artinya: "(Musim) haji adalah beberapa bulan yang dimaklumi, barang
siapa yang menetapkan niatnya dalam bulan itu akan mengerjakan haji,
maka tidak boleh rafats, berbuat fasik dan berbantah-bantahan di dalam
masa mengerjakan haji". QS. Al Baqarah: 197,
Rafats artinya bersetubuh (termasuk hal-hal yang mengarah padanya)
Barangsiapa bersetubuh sebelum tahalul awal, maka:
1. Dia berdosa, 2. Hajinya telah batal, 3. Harus melanjutkan sisa manasik haji
4. Wajib melaksanakan haji pada tahun selanjutnya
5. Wajib membayar fidyah dengan menyembelih sapi atau onta lalu dibagikan
kepada para fakir di tanah suci dan tidak memakan darinya.
LARANGAN-LARANGAN DALAM IHROM:
BERSETUBUH DAN HAL-HAL YANG MENGARAH KEPADANYA (1)
17. Namun bila bersetubuh setelah tahallul awal dan belum
melakukan thawaf ifadhah:
1. Dia berdosa, 2. Hajinya sah
3. Dia harus memperbarui ihram dia yaitu dengan pergi keluar
tanah haram dengan pakaian ihram memulai ihram di sana
kemudian ke Makkah untuk thawaf Ifadhah.
4. Dia juga diwajibkan membayar fidyah, yaitu menyembelih
kambing dan dibagikan kepada fakir miskin di tanah suci dan
tidak memakan darinya
Apabila seorang istri dipaksa maka dia tidak terkena
hukuman apabila telah menolak semampu mungkin.
Apabila seseorang ihram bersetubuh karena lupa maka tidak
terkena hukuman.
LARANGAN-LARANGAN DALAM IHROM:
BERSETUBUH DAN HAL-HAL YANG MENGARAH KEPADANYA (2)
18. Bagi orang laki-laki yang sedang ihram tidak diperbolehkan memakai pakaian yang
berjahit.
Maksud dari pakaian berjahit adalah pakaian yang dibuat sesuai dengan bentuk
badan. Maka tidak diperbolehkan memakai kemeja, celana luar maupun dalam, sorban,
topi, peci, jubah, ghamis, burnus (baju yang mempunyai penutup kepala) sepatu yang
menutupi mata kaki, kaos tangan maupun kaki dan yang sejenisnya.
Dalilnya, sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasalllam ketika ditanya tentang pakaian
muhrim:
ل
تلبسوا
،القميص
ول
ول،اويلترالس
ول،العمائم
ول،انسرالب
الخفاف
لا
نا
يكون
حدا
ليست
له
نعلن
فليلبس
الخفين
وليقطع
سفلا
من
الكعبين
Dan jika ia mengerjakan larangan ini dengan sengaja tanpa ada udzur maka:
1. Dia berdosa
2. Wajib baginya menebus fidyah baik dengan berpuasa tiga hari di tanah suci atau
memberi makan enam fakir miskin setiap orang setengah sha’ atau menyembelih
kambing.
Dan kalau ia mempunyai udzur keperluan maka ia wajib membayar fidyah yang
disebutkan di atas tapi ia tidak berdosa.
LARANGAN-LARANGAN DALAM IHROM:
MEMAKAI PAKAIAN BERJAHIT
19. LARANGAN-LARANGAN DALAM IHROM:
MEMAKAI PENUTUP KEPALA (LAKI-LAKI)
Yang dimaksud penutup kepala seperti; peci, topi, sorban atau lainnya yang
menutup dan menempel di kepala. Dalilnya sabda Nabi saw ketika ditanya tentang
pakaian muhrim:
ول
،العمائم
ول
انسرالب
.
متفق
عليه
Apabila penutup itu berjauhan dengan kepala maka diperbolehkan, seperti atap
mobil atap rumah, tenda, payung dan yang lainnya. Dalilnya:
ما
الحصين
قالت
:
((
حججت
مع
رسول
هللا
-
صلعم
-
حجة
الوداع
يتهارف
حين
رمى
جمرةالع
،قبة
وانصرف
وهو
على
،احلتهر
ومعه
ُّبلل
،سامةُوا
حدهماا
يقود
به
،احلتهر
خر
آ
وال
ُّافعر
ث
وبه
على
سار
رسول
هللا
-
صلى
هللا
عليه
وسلم
-
من
الشمس
.
اهور
مسلم
Dan jika ia mengerjakan larangan ini dengan sengaja tanpa ada udzur maka:
1. Dia berdosa
2. Wajib baginya menebus fidyah baik dengan berpuasa tiga hari di tanah suci atau
memberi makan enam fakir miskin setiap orang setengah sha’ atau menyembelih
kambing.
Dan kalau ia mempunyai udzur keperluan maka ia wajib membayar fidyah yang
disebutkan di atas tapi ia tidak berdosa.
20. LARANGAN-LARANGAN DALAM IHROM
MEMAKAI PENUTUP MUKA & SARUNG TANGAN (WANITA)
Bagi wanita muhrim tidak diperbolehkan menutup mukanya dan tidak boleh
mengenakan sarung tangan. Dalilnya sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wasallam ketika ditanya tentang pakaian muhrim:
ل
تنتقب
المحرمة
ول
تلبس
ينزالقفا
.
متفق
عليه
Kecuali apabila di depan para laki-laki yang bukan mahram, maka tetap
menutup mukanya. Dalilnya:
قالت
عائشة
رضي
هللا
عنها
:
((
كان
الركبان
نويمر
بنا
ونحن
مع
رسول
هللا
-
صلى
هللا
عليه
وسلم
-
محرمات
ذافا
حاذوا
بنا
سدلت
حداناا
جلبابها
من
سهاار
على
وجهها
ذافا
ونازجاو
كشفناه
.
اهور
بوا
داود
Dan jika ia mengerjakan larangan ini dengan sengaja tanpa ada udzur
maka:
1. Dia berdosa
2. Wajib baginya menebus fidyah baik dengan berpuasa tiga hari di tanah
suci atau memberi makan enam fakir miskin setiap orangnya setengah
sha’ atau menyembelih kambing.
Dan kalau ia mempunyai udzur keperluan maka ia wajib membayar
fidyah yang disebutkan di atas tapi ia tidak berdosa.
21. LARANGAN-LARANGAN DALAM IHROM
KETENTUAN PAKAIAN IHRAM
Hadis dari Ibnu Umar ra, bahwa ada seseorang bertanya kepada
Nabi saw, ‘Ya Rasulullah, pakaian apa yang harus dikenakan orang
yang ihram?’ jawab Nabi saw:
َ
ال
َ
سابْلاي
َا
صمقْلا
َ
الاو
َ
امِئااماعْلا
َ
الاو
اارَّسال
َِتااليِو
َ
الاو
َا
سِناارابْلا
َ
الاو
َِخْلا
َاافاف
،
َ
َّلِإ
َ
داحاأ
َ
ال
َ
د ِجاي
َِنْيالْعان
َْ
سابْلايْلاف
َِنْيَّفخ
،
َ
ايْل او
اامهْعاطْق
َ
الافْساأ
َانِم
َِنْيابْعاكْلا
،
َ
الاو
واسابْلات
َانِم
َ
ِباايِالث
ًائْياش
َ
هَّسام
َ
انارافْعَّالز
َْواأ
َ
سْراو
Tidak boleh memakai baju, atau imamah (penutup kepala), atau
celana, atau burnus (baju yang ada penutup kepala), atau sepatu.
Kecuali orang yang tidak memiliki sandal, dia boleh memakai sepatu,
dan hendaknya dia potong hingga di bawah mata kaki (terbuka mata
kakinya). Dan tidak boleh memakai kain yang diberi minyak wangi
atau pewarna (wantex). (HR. Bukhari 1468 dan Muslim 2848).
22. LARANGAN-LARANGAN DALAM IHROM
HUKUM MEMAKAI MASKER BAGI LAKI-LAKI
Pendapat pertama, orang yang ihram tidak boleh menutuppi wajah
dan kepala. Dan jika seseorang terpaksa harus menutupi wajah atau
kepala, karena sakit atau gangguan lainnya, maka dia wajib
membayar fidyah, berupa puasa, sedekah makanan, atau
meyembelih hewan, sebagaimana yang Allah sebutkan di surat al-
Baqarah: 196.
Pendapat kedua, lelaki yang ihram boleh menutup wajah dan tidak
ada kewajiban membayar fidyah. Ini merupakan pendapat
mayoritas ulama, diantaranya Syafiyah dan Hambali.
23. LARANGAN-LARANGAN DALAM IHROM
HUKUM MEMAKAI MASKER BAGI LAKI-LAKI
مذهبنا
انه
يجوز
للرجل
المحرم
ستر
وجهه
ول
فدية
عليه
وبه
قال
جمهور
العلماء
…
واحتج
أصحابنا
برواية
الشافعي
عن
سفيان
بن
عيينة
ع
ن
عبد
الرحمن
بن
القاسم
عن
ابيه
(
أن
عثمان
بن
عفان
وزيد
ابن
ثابت
ومروان
ب
ن
الحكم
كانوا
يخمرون
وجوههم
وهم
حرم
)
وهذا
اسناد
صحيح
Madzhab kami (syafiiyah), bahwa dibolehkan bagi laki-laki
ihram untuk menutup wajahnya dan tidak ada kewajiban
fidyah. Dan ini pendapat mayoritas ulama… ulama
madzhab kami berdalil dengan riwayat dari Sufyan bin
Uyainah dari Abdurrahman bin Qasim dari ayahnya, bahwa
Utsman bin Affan, Zaid bin Tsabit, dan Marwan bin Hakam,
mereka menutup wajahnya ketika mereka sedang ihram.
Dan riwayat ini sanadnya shahih. (al-Majmu’, 7/268).
24. LARANGAN-LARANGAN DALAM IHROM
HUKUM MEMAKAI MASKER BAGI WANITA
Ibnu Qudamah mengatakan:
اامَّنِإاو
َْتاعِنم
َ
ةاأْرامْلا
َْنِم
َ
ِعقْربْلا
َ
اقِالناو
َ
ِبا
اامِهِوْحاناو
،
اَّمِم
َ
َّداعي
َ
اسِل
َِ
رْت
َِهْجاوْلا
Wanita dilarang memakai cadar, burkah atau
semacamnya, yang itu dianggap penutup wajah. (al-
Mughni, 6/477)
Sementara masker tidak termasuk benda penutup wajah.
Karena itu, jika wanita tidak berjilbab yang memakai
masker, masyarakat tidak menganggapnya menutup
wajahnya.
Demikian keterangan lembaga fatwa Mesir.
26. Bagi yang berihram dilarang memakai wangi-wangian, kecuali
aroma yang tersisa yang dipakai sebelum ihram. Dalilnya
sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam:
ل
تلبسوا
من
الثياب
َ
ًاشيئ
مسه
الزعفران
ول
الورس
Dan jika ia mengerjakan larangan ini dengan sengaja tanpa
ada udzur maka:
1. Dia berdosa
2. Wajib baginya menebus fidyah baik dengan berpuasa tiga
hari di tanah suci, atau memberi makan enam fakir miskin
setiap orang setengah sha’, atau menyembelih kambing.
Dan kalau ia mempunyai udzur maka ia wajib membayar
fidyah yang disebutkan di atas tapi ia tidak berdosa.
LARANGAN-LARANGAN DALAM IHROM
MEMAKAI WANGI-WANGIAN
27. Selama ihram tidak diperbolehkan meminang
atau melakukan akad nikah. Dalilnya sabda
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam:
ال
ُحِكْنَي
،مِالمحر
وال
،حِكْني
وال
يخطب
[
وال
خطبي
عليه
]
.
اهور
مسلم
Dan jika larangan ini dilanggar maka tidak ada
ada fidyah baginya akan tetapi dia harus
bertaubat karena telah melakukan salah satu
larangan ihram
LARANGAN-LARANGAN DALAM IHROM
AKAD NIKAH & HAL-HAL YANG BERKAITAN DENGANNYA
28. Apabila seseorang yang berihram berburu binatang darat,
maka dia dihukum dengan;
1. menyembelih binatang ternak yang setara dan mirip
dengan binatang buruannya, seperti apabila membunuh
kijang dia harus menyembelih kambing yang bukan domba
dan seterusnya. Yang menentukan kemiripan ini adalah dua
orang yang adil (shalih).
Apabila tidak mendapatkan binatang ternak yang setara
maka memilih salah satu diantara dua hal:
2. Buruan itu dihargai dengan uang dan uang itu dipakai untuk
membeli makanan yang disedekahkan bagi fakir miskin
untuk setiap miskin setengah sha’.
LARANGAN-LARANGAN DALAM IHROM
BERBURU (1)
29. 3. Atau memperkirakan harganya kalau dipakai membeli makanan
mendapatkan berapa sha’, lalu untuk setiap sha’ berpuasa satu hari.
ااي
ااهياأ
َاِينذَّلا
َ
ْاونامآ
َ
ال
َ
ْاولتْقات
َ
ادْيَّصال
َ
اأاو
َْمنت
َ
مرح
ناماو
َ
هالاتاق
منكِم
َ
اعاتم
ًادِم
اءازاجاف
َ
لْثِم
اام
َ
الاتاق
َانِم
َِماعَّنال
َ
مكْحاي
َِهِب
ااواذ
َ
ْلداع
َْمنكِم
َ
اه
اًيْد
َاغِلااب
َِةابْعاكْلا
َْواأ
َ
ةاارَّفاك
َ
اط
َ
اماع
َاينِكااسام
واأ
َ
ْلداع
َاكِلاذ
اًمااي ِ
ص
َاوقذايِل
َ
الااباو
َ
ِه ِ
رْماأ
اافاع
هللا
اَّماع
فالاس
َْناماو
َ
ادااع
َ
مِقاتناياف
هللا
َ
هْنِم
وهللا
َ
يز ِ
ازع
وذ
اماقِتْنا
.
المائدة
:
95
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu membunuh binatang buruan, ketika
kamu sedang ihram. Barangsiapa di antara kamu membunuhnya dengan sengaja,
Maka dendanya ialah mengganti dengan binatang ternak seimbang dengan buruan
yang dibunuhnya, menurut putusan dua orang yang adil di antara kamu sebagai
had-yad yang dibawa sampai ke Ka'bah atau (dendanya) membayar kaffarat dengan
memberi Makan orang-orang miskin atau berpuasa seimbang dengan makanan yang
dikeluarkan itu, supaya Dia merasakan akibat buruk dari perbuatannya. Allah telah
memaafkan apa yang telah lalu. dan Barangsiapa yang kembali mengerjakannya,
niscaya Allah akan menyiksanya. Allah Maha Kuasa lagi mempunyai (kekuasaan
LARANGAN-LARANGAN DALAM IHROM
BERBURU (2)
30. Membayar fidyah wajib bagi orang yang
berihram mencukur rambut meskipun hanya
tiga helai rambut atau lebih. Dalam
riwayat lain menurut mazhab Hanbali,
"Empat helai rambut atau lebih dan dibawah
jumlah tersebut diharuskan membayar
fidyah untuk sehelai rambutnya adalah
satu mud makanan." (1 mud = ± 3/4 kg
beras/ makanan pokok).
31. Sebagai contoh kasus: Jika seseorang ketika
sedang berihram dengan sengaja mencabut
sehelai rambut maka ia wajib membayar
fidyah 1 mud makanan pokok/ beras/
kurma/ gandum.
Cara menghitungnya: 1 mud setara dengan
3/4 kg beras. Harga 1 kg beras sekitar 6
real maka fidyah yang wajib dikeluarkan
adalah 4,5 real (genapkan menjadi 5 real).
Berikan fidyah tersebut ke orang
miskin/pengemis di sekitar Masjidil Haram
atau orang-orang yang membersihkan
Masjidil Haram (cleaning Service) sebab
mereka masih tergolong orang miskin.
32. Jika seseorang mencabut dua helai rambut
maka tiap satu helai adalah 1 mud, jadi jika 2
helai rambut, fidyahnya 2 mud (1,5 kg
beras). Hitungannya 1,5 X 6 riyal = 9 riyal.
Jika mencabut/ memotong > 3 atau 4 helai
rambut, wajib membayar fidyah atau
bersedekah 1/2 sha' makanan yang
mengenyangkan kepada 6 orang miskin.
Cara menghitungnya sebagai berikut:
(1/2 sha = 2 mud) = 1,5 kg x 6 orang miskin =
9 kg beras, harga per-kg = 6 riyal, jadi total
sedekah yang harus dibayarkan 9 X 6 riyal=
54 riyal. Jadi masing-masing faqir miskin
mendapatkan 9 riyal.
33. Madzhab Hanafi & Maliki : Diwajibkan fidyah untuk semua pelanggaran ihram baik
itu sengaja atau tidak, yang membedakan adalah berdosa dan tidak berdosa.
Madzhab Syafi’i : Apabila pelanggaran terjadi pada perbuatan-perbuatan yang
bersifat menimbulkan kerusakan, seperti membunuh binatang buruan, mencukur
rambut atau memotong kuku, maka dikenakan fidyah. Namun apabila pelanggaran
terjadi pada perbuatan yang tidak bersifat merusak dan sekedar untuk
kesenangan seperti dalam masalah wangi-wangian, pakaian, menyemir rambut,
mencium istri, sampai pada perbuatan jimak dan hal-hal yang mengarah pada
jimak, maka tidak dikenakan fidyah atau dam.
Madzhab Hanbali terbagi menjadi dua pendapat. Pertama, dikenakan fidyah baik itu
pelanggaran yang bersifat merusak atau sekedar kesenangan. Kedua, jimak,
memotong rambut, memotong kuku, membunuh binatang buruan, dikenakan
fidyah. Sedangkan pelanggaran wangi-wangian, pakaian, tidak dikenakan fidyah
jika dilakukan karena lupa atau tidak tahu.
HUKUM MELANGGAR LARANGAN IHRAM
KARENA LUPA/TIDAK TAHU