1. 1
AKHLAK TERPUJI DAN AKHLAK TERCELA
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah: materi PAI SD, SMP, SMK, SMA
Dosen Pengampu: M. Abdul Fatah Al-Ghazali Yaspan, M.Pd
Disusun Oleh:
pandi abdi wahyugi
Program Sarjana Strata Satu (S1)
Jurusan Pendidikan Agama Islam
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM
MADINATUN NAJAH
RENGAT
2022 M / 1444 H
2. 2
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah puji syukur ucapkan kepada Allah Subhanahu wata‟ala atas segala
Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah dengan judul
“Sejarah Berdirinya STAI Madinatun Najah Rengat” yang diselesaikan tepat waktu.
Sholawat dan salam selalu tercurah kepada Nabi Muhammad shalallahu „alaihi Wassallam.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah sejarah. Selain itu, makalah
ini bertujuan untuk menambah wawasan bagi pembaca dan penulis .penulis mengucapkan
terima kasih kepada bapak M.Abdul Fatah Al-Ghazali Yaspan,M.Pd. selaku dosen Mata
Kuliah Sejarah. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada semua pihak yang telah
membantu menyelesaikan makalah ini.
Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu saran
dan kritik yang membangun baik dari Dosen Pengampu maupun demi pembaca
kesempurnaan makalah ini.
Penulis
i
3. 3
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .................................................................................................. i
DAFTAR ISI................................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................1
1.1 Latar belakang.........................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah...................................................................................................2
1.3 Tujuan ....................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN..............................................................................................3
2.1 Pengertian Akhlak...................................................................................................3
2.2 Pengertian Akhlak Terpuji......................................................................................5
2.3 Macam-Macam Akhlak Terpuji .............................................................................5
2.4 Pengertian Akhlak Tercela....................................................................................14
2.5 Macam- Macam Akhlak Tercela ..........................................................................14
.2.6 Konsekuensi Perilaku Akhlak Terpuji dan Tercela .............................................19
BAB III PENUTUP ....................................................................................................23
3.1 Kesimpulan ...........................................................................................................23
3. 2 Saran ....................................................................................................................23
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................24
ii
4. 1
BAB I
PENDAHULUAN
1. 1 Latar belakang
Kata akhlak berasal dari kata bahasa arab yaitu akhlaqu yang secara
etimologis berarti budi pekerti, watak, perangkai, tingkah laku atau tabi‟at. Akhlak
terbagi menjadi dua bagian yaitu akhlak terpuji dan akhlak tercela. Akhlak terpuji
sendiri memiliki makna menghilangkan perilaku tercela yang melanggar norma
agama dan menghiasi diri dengan perbuatan baik. Sedangkan akhlak tercela
memiliki makna perbuatan yang tidak dibenarkan oleh agama (Allah dan Rasul-
Nya).
Akhlak terpuji sangat berperan dalam kehidupan sehari-hari. Akhlak adalah
suatu sifat yang tertanam dalam diri manusia dan bisa bernilai baik atau bernilai
buruk. Akhlak tidak selalu identik dengan pengetahuan, ucapan ataupun perbuatan
orang yang bisa mengetahui banyak tentang baik buruknya akhlak, tapi belum tentu
ini didukung oleh keluhuran akhlak, orang bisa bertutur kata yang lembut dan manis,
tetapi kata-kata bisa meluncur dari hati munafik. Dengan kata lain akhlak merupakan
sifat-sifat bawaan manusia sejak lahir yang tertanam dalam jiwanya dan selalu ada
padanya Al-Qur'an selalu menandaskan, bahwa akhlak itu baik atau buruknya akan
memantul pada diri sendiri sesuai dengan pembentukan dan pembinaannya.
Hati nurani manusia selalu mendambakan dan merindukan kebenaran, ingin
mengikuti ajaran-ajaran Allah Swt. Namun fitrah manusia tidak selalu terjamin
dapat berfungsi dengan baik karena pengaruh dari luar misalnya pengaruh
pendidikan, lingkungan, pakaian dan juga pergaulan. Sehingga menyebabkan
manusia sulit membedakan antara akhlak terpuji dan akhlak tercela. Maka kami
dalam makalah ini membahas tentang akhlak terpuji dan akhlak tercela.
1. 2 Rumusan Masalah
a. Apa pengertian dari akhlak terpuji dan akhlak tercela?
b. Apa saja macam-macam akhlak terpuji dan akhlak tercela?
c. Bagaimana penerapannya dalam kehidupan sehari-hari dan konsekuensi
bagi pelakunya?
5. 2
1. 3 Tujuan
a. Untuk melengkapi tugas Akhlak Tasawuf
b. Untuk mengetahui pengertian akhlak terpuji dan akhlak tercela
c. Untuk mengetahui macam-macam akhlak terpuji dan akhlak tercela
d. Untuk mengetahui konsekuensi dari akhlak terpuji dan akhlak tercela bagi
pelakunya
6. 3
BAB II
PEMBAHASAN
2.2.1 Pengertian Akhlak
Akhlak adalah kata jamak dari kata khuluk, berasal dari bahasa Arab yang
berarti perangai, tingkah laku, atau karakter. Tiga ahli di bidang akhlak, yaitu Ibnu
Miskawaih, Al Ghazali, dan Ahmad Amin menyatakan bahwa moralitas adalah
temperamen yang melekat dari seseorang yang dapat membawa perbuatan baik
tanpa mempertimbangkan pikiran pertama.
Kata akhlak didefinisikan sebagai perilaku, tetapi perilaku harus diulang
hanya sekali tidak cukup untuk melakukan perbuatan baik, atau hanya kadang-
kadang. Seseorang dapat dikatakan merosot jika timbul dengan sendirinya didorong
oleh motivasi yang kuat dan dilakukan tanpa banyak pertimbangan terutama pikir
pertimbangan sering diulang, sehingga terkesan sebagai suatu keharusan untuk
melakukan. Jika hal itu dilakukan oleh dipaksa tidak refleksi dari akhlak.
Pengertian akhlak berdasarkan bahasa atau etimologis:
Dalam kamus besar bahasa Indonesia (2008:27), Kata akhlak dapat diartikan sebagai
kelakuan atau budi pekerti.
Abudin Nata
Abudin Nata (2008:2), secara etimologis kata akhlak berasal dari bahasa Arab, yakni
isim masdar (bentuk infinitif) berasal dari kata akhlaqa, ikhlaqan, yukhliqu. Dan
sesuai dengan bentuk tsulasi majid wajan af‟ala, yuf‟ilu, if‟alan yang berarti al-
sajiyah (perangai), tabi‟ah (watak dasar, kelakuan, atau tabiat), al-„adat (kebiasaan),
al-maru‟ah (peradaban yang baik) dan al-din (agama).
Hamzah Ya‟qub
Hamzah Ya‟qub (1993:11), kata akhlak mengandung sisi-sisi penyesuaian dengan
kata kholqun yang artinya kejadian dan kuat hubungannya dengan Kholiq (Sang
Pencipta) dan makhluq (yang diciptakan). Pengertian akhlak lahir sebagai sarana
yang kemungkinan-kemungkinan adanya hubungan baik antara kholiq dan makhluq.
Pendapat ini bersumber pada kalimat yang tercantum di al-Quran. “Wainnaka la‟ala
khuluqin „adziim” (Sesungguhnya Engkau (Muhammad) memiliki budi pekerti yang
luhur) (Q.S. Al-Qalam [68] ayat 4).
Ali Abdul Halim Mahmud
7. 4
Ali Abdul Halim Mahmud (2004:28), merujuk kepada pendapat Imam al-Ghazali,
bahasa kata al-Khalaq (fisik) dan al-Khuluq (akhlak) ialah dua kata yang digunakan
dengan bersama-sama. Misalnya, dalam redaksi bahasa Arab, “Fulan husnu,
alkhalaq wa alkhuluq”, yang berarti “Seorang yang lahir dan batinnya baik”,
sehingga al-khalaq berarti bentuk lahirnya, sedangkan al-khuluq artinya bentuk
batinnya. Hal ini disebabkan karena kodrat manusia yang sebenarnya terdiri dari dua
unsur yaitu unsur fisik dan non-fisik. Unsur fisik dapat dilihat oleh mata (panca
indera) dan unsur non-fisik yang hanya dapat dirasa tetapi tidak terlihat secara kasat
mata.
Quraish Shihab
Quraish Shihab (2004:253), kata akhlak memiliki makna perangai, kebiasaan, atau
tabiat. Kata akhlak banyak ditemukan di dalam al-Hadits, seperti di salah satu hadits
Nabi yang sangat populer, “Innamaa Buitstu Liutammimaa makarimal akhlak”, yang
artinya, “ Sesungguhnya aku utus untuk menyempurnakan akhlak yang mulia” (HR.
Malik).
Pengertian akhlak berdasarkan istilah atau terminologis:
Imam Abu Hamadi al-Ghazali
Yang dikutip oleh Abudin Nata (2002:4), dikatakan bahwa ahlak ialah: “Sifat yang
tertanam (terpatri) dalam jiwa yang darinya menimbulkan perbuatan yang mudah
dan gampang tanpa harus memerlukan pemikiran dan pertimbangan atau perenungan
lebih dahulu”.
Ibnu Maskawih
Yang dikutip oleh Rahmat Djatnika (1996:26), dikatakan ahlak ialah: “Perangai itu
adalah suatu keadaan pergerakan jiwa yang memacu ke suatu arah untuk melakukan
perbuatan dengan tidak menghajatkan pikiran”.
Ahmad Amin
Dikutip oleh Hamzah Ya‟qub (1993:12), dikatakan ahlak ialah: “Suatu ilmu yang
menjelaskan arti baik dan buruk, menerangkan tentang apa saja yang seharusnya
dikerjakan oleh manusia di dalam perbuatan mereka dan menunjukkan jalan untuk
melakukan apa yang seharusnya diperbuat oleh manusia”.
Muhammad bin Ali Asy-Syarif al-Jurjani
Yang di dalam bukunya yang berjudul al-Ta‟rifat, dikutip oleh Ali Abdul Halim
Mahmud (2004:32), dikatakan juga bahwa “Ahlak merupakan istilah bagi sesuatu
8. 5
sifat yang tertanam kuat dalam diri, yang darinya lahir perbuatan yang dengan
mudah dan ringan, tidak perlu merenung dan berpikir”.
Muhammad bin Ali al-Faruqi at-Tahanawi
Dikutip oleh Ali Abdul Halim Mahmud (2004:34), dikatakan: “Ahlak adalah
keseluruhannya kebiasaan, sifat agama, alami, harga diri,”.
Ada empat hal yang harus ada apabila seseorang ingin dikatakan berakhlak.
1. Kesadaran akan perbuatan itu
2. Kemampuan melakukan perbuatan.
3. Perbuatan yang baik atau buruk.
4. Kondisi jiwa yang membuat cenderung melakukan perbuatan baik atau buruk.
2.2.2 Pengertian Akhlak Terpuji
Akhlak terpuji (akhlaqul karimah) ialah segala tingkah laku terpuji yang
merupakan tanda kesempurnaan iman seseorang kepada Allah SWT. Akhlaqul
karimah dilahirkan berdasarkan sifat-sifat terpuji. Hamzah Ya‟qub mengatakan
akhlak yang baik ialah mata rantai iman. Al-Ghazali menerangkan bentuk
keutamaan akhlak mahmudah yang dimiliki seseorang misalnya sabar, benar, dan
tawakal. Hal itu dinyatakan sebagai gerak jiwa dan gambaran batin seseorang yang
secara tidak langsung menjadi akhlaknya. Pandangan Al-Ghazali tentang akhlak
yang baik hampir senada dengan pendapat Plato. Plato mengatakan bahwa orang
utama adalah orang yang dapat melihat kepada Tuhannya secara terus-menerus
seperti ahli seni yang selalu melihat pada contoh-contoh bangunan. Al-Ghazali
memandang bahwa orang yang dekat kepada Allah SWT adalah orang yang
mendekati ajaran-ajaran Rasulullah yang memiliki akhlak sempurna.
2.2.3 Macam-Macam Akhlak Terpuji
Dalam pembahasan ini kami akan menjabarkan akhlak mahmudah yang
diantaranya meliputi Qana‟ah, Zuhud, Sabar, Istiqomah, Tasamuh, Kasih Sayang,
Pemaaf, Amanah, Bermuka Manis, Rendah diri, Malu, Suka Menolong, Adil, Ikhlas
dan sebagainya. Inilah penjelasan dari beberapa macamnya :
Qana‟ah
9. 6
Qana‟ah secara bahasa artinya cukup, sedangkan secara istilah qana‟ah
artinya merasa cukup dengan apa yang dimiliki dan menjauhkan diri dari sifat
ketidakpuasan/ kekurangan.
Bersikap qana‟ah paling tidak meliputi 5 hal yaitu :
1. Menerima dengan rela apa yang ada
2. Memohon kepada Allah rezeki yang terbaik dan halal untuk dirinya dan
diiringi dengan ikhtiar yang maksimal
3. Menerima dengan sabar akan semua ketentuan Allah
4. Bertawakal kepada Allah
5. Tidak tertarik oleh segala tipu daya yang duniawi
Orang yang memiliki sifat Qana‟ah akan memagari harta sekedar apa yang
berada dalam genggamannya dan pikirannya tidak menjalar keluar dari apa yang ada
pada dirinya. Ia berpendirian bahwa apa yang diperolehnya selama ini merupakan
suatu ketentuan dari Allah SWT karena itu tidak pernah merasa akan kekurangan.
Qana‟ah bukan berarti menerima apa adanya disertai dengan sikap malas, tetapi
harus diiringi dengan usaha keras. Jika usaha tersebut hasilnya tidak sesuai dengan
apa yang diinginkannya, maka harus diterima dengan sikap sabar. Sebaliknya jika
usaha tersebut memperoleh hasil yang memuaskan, maka disertai dengan sikap
bersyukur kepada Allah SWT.
Zuhud
Zuhud secara bahasa artinya meninggalkan, tidak menyukai, atau
menjauhkan diri. Sedangkan zuhud secara istilah berarti tidak mementingkan hal -
hal yang bersifat keduniawian, atau meninggalkan gemerlap kehidupan yang bersifat
material dalam mengabdikan diri kepada Allah subhanahu wa ta'ala. Zuhud
termasuk salah satu ajaran agama islam yang sangat penting dalam rangka
mengendalikan diri dari pengaruh negatif kehidupan dunia. Orang zuhud lebih
mengutamakan atau mengejar kebahagiaan hidup di akhirat yang abadi daripada
mengejar kehidupan dunia yang fana. Hal ini dapat dipahami dari isyarat ayat - ayat
berikut.
10. 7
Artinya : "Tidakkah kamu perhatikan orang-orang yang dikatakan kepada mereka:
"Tahanlah tanganmu (dari berperang), dirikanlah sembahyang dan tunaikanlah
zakat!" Setelah diwajibkan kepada mereka berperang, tiba-tiba sebahagian dari
mereka (golongan munafik) takut kepada manusia (musuh), seperti takutnya kepada
Allah, bahkan lebih sangat dari itu takutnya. Mereka berkata: "Ya Tuhan kami,
mengapa Engkau wajibkan berperang kepada kami? Mengapa tidak Engkau
tangguhkan (kewajiban berperang) kepada kami sampai kepada beberapa waktu
lagi?" Katakanlah: "Kesenangan di dunia ini hanya sebentar dan akhirat itu lebih
baik untuk orang-orang yang bertakwa, dan kamu tidak akan dianiaya sedikitpun."
(Q.S An - Nisa ayat 77 )
Ayat diatas memberi petunjuk bahwa kehidupan dunia yang sekejap ini sungguh
tidak sebanding bila dibandingkan dengan kehidupan akhirat yang kekal dan abadi.
Kehidupan akhirat lebih baik dari kehidupan dunia.
Walaupun demikian, orang zuhud bukan berarti meninggalkan dunia secara
total. Mereka justru menjadikan kekayaan dunia sebagai sarana untuk beribadah
kepada Allah subhanahu wata'ala.
Dalam Q.S Al – Qasas ayat 77, Allah subhanahu wata'ala memerintahkan agar
kita menggunakan segala kenikmatan yang diberikan - Nya untuk mendapatkan
kebahagiaan hidup di akhirat. Namun Allah subhanahu wata'ala menegaskan bahwa
kehidupan dunia juga tidak boleh kita lupakan.
Merujuk pada ayat ini, kita bisa menyimpulkan bahwa orang zuhud sangat
mengutamakan kehidupan akhirat, namun mereka tidak meninggalkan kehidupan
dunia. Dengan begitu akan terjadi keseimbangan antara kebahagiaan dunia dan
akhirat.
Zuhud dibagi menjadi 3 tingkatan :
a. Derajat pertama(terendah) yaitu menghindari dunia padahal hatinya sangat
berkeinginan dan sangat tertarik, tetapi berusaha sekuat-kuatnya untuk
menghindarinya dan merasa cukup dengan yang sudah dimiliki.
b. Derajat kedua yaitu meninggalkan keduniaan karena pandangan rendah dan
hina terhadap orang yang rakus dan tamak terhadap harta.
11. 8
c. Derajat ketiga yaitu meninggalkan dunia karena zuhud semata karena adanya
pandangan bahwa dunia tidak berarti sedikitpun dibandingkan dengan
kenikmatan akhirat.
Sabar
Sabar berasal dari kata “sobaro-yasbiru” yang artinya menahan. Dan
menurut istilah, sabar adalah menahan diri dari kesusahan dan menyikapinya sesuai
syariah dan akal, menjaga lisan dari celaan, dan menahan anggota badan dari berbuat
dosa dan sebagainya. Itulah pengertian sabar yang harus kita tanamkan dalam diri
kita. Dan sabar ini tidak identik dengan cobaan saja. Karena menahan diri untuk
tidak bersikap berlebihan, atau menahan diri dari pemborosan harta bagi yang
mampu juga merupakan bagian dari sabar. Sabar harus kita terapkan dalam setiap
aspek kehidupan kita. Bukan hanya ketika kita dalam kesulitan, tapi ketika dalam
kemudahaan dan kesenangan juga kita harus tetap menjadikan sabar sebagai aspek
kehidupan kita.
Setelah kita tahu tentang pengertian sabar maka kita pelajari tentang
pandangan islam tentang sabar. Sesuai pandangan islam Sabar itu ada berbagai
macam, antara lain :
Sabar dalam menjalankan perintah Allah SWT
Menahan diri kita agar tetap istiqomah dalam menjalankan apa yang
diperintahkan oleh Allah SWT adalah bagian dari perintah Allah SWT. Kita harus
tetap sabar menjalankan itu semua, karena Allah telah menjanjikan surga bagi
hamba-Nya yang menjalankan perintah-Nya dengan baik sesuai syariat yang telah
Allah SWT turunkan. Mulai dari shalat, zakat, puasa, dakwah, dan lain-lain. Itu
semua harus kita jalani dengan sabar.
Sabar dari apa yang dilarang Allah SWT
Tenar sekali salah satu lagu yang dinyanyikan oleh Raja Dangdut
H.Rhoma Irama dimana ada sebagian liriknya yang berbunyi “mengapa semua yang
asik-asik, itu diharamkan? mengapa semua yang enak-enak itu dilarang?” karena
semua itu adalah memang godaan setan yang merayu kita dengan kenikmatan-
kenikmatan dunyawi. Semua kenikmatan itu hanya semua, karena jalan yang
ditunjukan oleh setan itu tidaklah berakhir kecuali di neraka. Dan kita sebagi umat
Islam harus bersabar dari apa yang dilarang oleh Allah SWT. Yakinlah bahwa
12. 9
semua larangan itu pasti ada maksudnya. Tidaklah Allah SWT melarang kita untuk
berbuat dosa, kecuali dalam dosa itu pasti ada sebuah kerugian yang akan didapat
jika kita melakukannya.
Sabar terhadap apa yang telah ditakdirkan Allah SWT
Jika ada salah satu dari kita ditakdirkan dengan kondisi fisik yang kurang,
maka kita juga harus tetap bersabar. Karena bersabar dengan ketentuan Allah SWT
merupakan salah satu dari macam sabar. Dan balasan lain dari sabar kita itu adalah
surga. Rasulallah SAW bersabda: sesungguhnya Allah SWT berfirman“Jika
hambaku diuji dengan kedua matanya dan dia bersabar, maka Aku akan mengganti
kedua matanya dengan surga” (HR. Bukhori).
Istiqomah
Para Ulama yang Memberikan Definisi dari Kata Istiqomah :
1. Abu Bakar Ash-Shiddiq R.A: Istiqomah itu tidak menyekutukan Allah dengan
apapun juga.
2. Umar bin Khattab R.A: Istiqomah itu hendaknya untuk bertahan dalam satu
perintah atau larangan dan tidak berpaling dari yang lain layaknya seekor
musang.
3. Utsman bin Affan R.A: Istiqomah artinya ikhlas.
4. Ali bin Abi Thalib R.A: Istiqomah adalah melaksanakan suatu kewajiban.
5. Dari Ibnu Abbas R.A: Istiqomah itu memiliki 3 macam arti: Istiqomah dengan
lisan (Bertahan terus dalam membaca Syahadat), istiqomah dengan hati
(Melakukan segala sesuatu dengan niat dan jujur) dan istiqomah dengan jiwa
(Selalu melaksanakan ibadah dan ketaatan kepada Allah secara terus-menerus
tanpa terputus).
6. Dari Ar Raaghib: Istiqomah itu tetap di atas jalan yang lurus.
7. Dari An Nawawi: Tetap dalam ketaatan (Kitab Riyadusshalihin). Jadi
istiqomah mengandung pengertian bahwa: “Tetap dalam ketaatan dan di atas
jalan yang lurus dalam beribadah kepada Allah SWT”.
8. Dari Mujahid: Istiqomah adalah komitmen terhadap kalimat syahadat dan
tauhid sampai bertemu dengan Allah „Azza wa Jalla.
9. Dari Ibnu Taymiah: Istiqomah dalam mencintai dan beribadah kepada Allah
tanpa kearah menoleh ke kanan kiri.
13. 10
10. Menurut tafsir „Aisar, yang dimaksud dari istiqomah ialah mereka yang betul-
betul yakin kebenaran agama islam, dengan tidak menukar dengan
kepercayaan lain.Serta konsisten dalam menjalankan ibadah dan menjauhi
kemungkaran, maka malaikat akan turun 2 kali kepadanya.
Seorang sahabat bertanya kepada Rasulullah SAW: “Ya Rasulullah SAW
tolong ajarkan sesuatu kepadaku yang paling penting dalam islam dan saya tidak
akan bertanya lagi kepada siapapun.
Nabi menjawab: “Katakanlah aku beriman kepada Alah, kemudian istiqomah
(Konsisten menjalankan perintahnya dan mejauhi larangan).
Orang yang istiqomah selalu kokoh dalam menjaga aqidahnya dan tidak akan
goyang keimanannya dalam menjalani tantangan hidup. Walaupun kantong kering
ataupun tebal, Dihadapi oleh bermacam-macam hal yang haram, dicaci maki dan
dipuji, sekali sudah konsisten maka tidak akan ada yang mampu meroboh
keistiqomahannya.
Intisari dari Arti Istiqomah
Jadi yang bisa kita dapatkan dari yang itu semua adalah, istiqomah memiliki
arti konsisten dalam melakukan kebaikan. Teguh dalam satu pendirian dan tidak
akan tergoyahkan oleh berbagai macam rintangan dalam mendapatkan ridho Allah
Ta‟ala.
Jangan sampai salah dalam mengartikan kata istiqomah ke dalam suatu yang buruk,
suatu hal yang buruk janganlah di dukung dan diberi semangat. Cukuplah untuk
orang-orang yang berusaha melakukan kebaikan dan diberikan semangat berupa kata
konsisten.
Tasamuh
Dalam bahasa Arab arti tasamuh adalah “sama-sama berlaku baik, lemah
lembut dan saling pemaaf.” Dalam pengertian istilah umum, tasamuh adalah “sikap
akhlak terpuji dalam pergaulan, di mana terdapat rasa saling menghargai antara
sesama manusia dalam batas-batas yang digariskan oleh ajaran Islam.”
Menurut bahasa berarti tenggang rasa, sedangkan menurut istilah Tasamuh berarti
menghargai sesama. Ada yang bilang maksud dari Tasamuh/toleransi adalah
bersikap menerima dan damai terhadap keadaan yang dihadapi, misalnya toleransi
14. 11
dalam agama, maksudnya antar agama saling menghormati hak dan kewajiban
masing-masing tidak saling menganggu.
Tasamuh atau tenggang rasa dapat memelihara kerukunan hidup dan
memelihara kerja sama yang baik dalam kehidupan bermasyarakat. Tasamuh
berfungsi sebagai penertib, pengaman dan pendamai dalam komunikasi dan interaksi
sosial.
“Hai manusia, Sesungguhnya kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan
seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa – bangsa dan bersuku-suku
supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia
diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu.
Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal.” (Q.S. Al-Hujarat :13)
Ayat diatas juga menjelaskan bahwa sikap toleransi tidak memandang suku, bangsa
dan ras. Karena mereka terpaut dalam satu keyakinan sebagai makhluk Allah di
muka bumi. Dihadapan Allah semua memiliki hak dan kewajiban yang sama.
Adapun yang membedakan mereka dihadapan Allah swt adalah Taqwa.
Dalam sejarah kehidupan Rasulullah saw, tasamuh telah ditampakan pada
masyarakat Madinah. Pada saat itu Nabi dan kaum muslimin hidup berdampingan
dengan masyarakat Madinah yang beragama lain.
Tasamuh atau sikap tenggang rasa dapat memelihara kerukunan hidup dan
memelihara kerja sama yang baik dalam kehidupan bermasyarakat. Tasamuh
berfungsi sebagai penertib, pengaman dan pendamai dalam komunikasi dan interaksi
sosial.
Dalam mengamalkan tasamuh kita dianjurkan supaya melakukan hal-hal
diantaranya:
cara mengamalkan tasamuh di lingkungan masyarakat setempat :
1. Mengembangkan sikap tenggang rasa
Sebagai makhluk sosial kita harus mengembangan sikap tenggang rasa
dengan sesama manusia. Tidak diperbolehkan saling berburuk sangka, saling
menjelekan dan lain sebagainya.
2. Gemar Melakukan kegiatan Sosial
Barang siapa yang melapangkan kehidupan dunia orang mukim, maka
Allah akan melapangkan kehidupan orang itu di hari kiamat Dan barang siapa
15. 12
yang meringankan kesusahan orang yang dalam kesusahan, Allah akan
menghilangkan kesusahan orang itu di dunia dan akhirat. (HR Muslim) .
Dalam lingkungan tangga kita tidak bisa hidup sendiri, kita juga saling
membutuhkan, tolong-menolong sesama tetangga misalnya kerja bhakti,
membuat pos ronda, arisan, menengok orang sakit, itu adalah salah satu
kegiatan sosial yang kita lakukan dalam kehidupan sehari-hari.
1. Saling Menghormati
Setiap manusia haruslah saling menghargai dan menghormati sesame
manusia memberikan senyum, sapa itu adalah sebagian kecil kita
menghormati sesama manusial.
“Bukan termasuk golonganku orang yang tidak menyayangi orang
muda diantara kami dan tidak menghormati orang yang tua”. (Hadits riwayat
At-Tirmidzy, dishahihkan Syeikh Al-Albany).
2. Tidak semena-mena terhadap orang lain
Sebagai makhluk sosial yang hidup ditengah tengah masyarakat, kita
juga tidak dibenarkan berbuat semena-mena terhadap orang lain sekalipun kita
dapat melakukannya.
” Dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhdap suatu kaum mendorong
kamu untuk berlaku tidak adil (semena-mena). Berlaku adillah, karena adil itu
lebih dekat kepada taqwa. Dan taqwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah
Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (Al Maidah 8)
Toleransi ini artinya kita harus saling menghormati, menolong, dan
melakukan kegiatan sosial di lingkungan masyarakat bersama.
Ikhlas
Kata ikhlas mempunyai beberapa pengertian. Menurut al-Qurtubi, ikhlas
pada dasarnya berarti memurnikan perbuatan dari pengaruh-pengaruh makhluk. Abu
Al-Qasim Al-Qusyairi mengemukakan arti ikhlas dengan menampilkan sebuah
riwayat dari Nabi Saw, “Aku pernah bertanya kepada Jibril tentang ikhlas. Lalu
Jibril berkata, “Aku telah menanyakan hal itu kepada Allah,” lalu Allah berfirman,
“(Ikhlas) adalah salah satu dari rahasiaku yang Aku berikan ke dalam hati orang-
orang yang kucintai dari kalangan hamba-hamba-Ku.”
16. 13
Keikhlasan seseorang ini, akan menghasilkan kemenangan dan kejayaan.
Anggota masyarakat yang mengamalkan sifat ikhlas, akan mencapai kebaikan lahir-
bathin dan dunia-akhirat, bersih dari sifat kerendahan dan mencapai perpaduan,
persaudaraan, perdamaian serta kesejahteraan.
Amanah
Secara bahasa amanah bermakna al-wafa‟ (memenuhi) dan wadi‟ah (titipan)
sedangkan secara definisi amanah berarti memenuhi apa yang dititipkankan
kepadanya.
Hal ini didasarkan pada firman Allah SWT:
ْمُكُرُمْأَي َ َّ
َّللا َّنِإ
ىاُمُك َْحت ْنَأ ِساَّىال َهْيَب ْمُتْمَكَح اَذِإَو اَهِلْهَأ ىَلِإ ِتاَواَماأل ُّوادَُؤت ْنَأ
اًريِصَب اًعيِمَس َانَك َ َّ
َّللا َّنِإ ِهِب ْمُكُظِعَي اَّمِعِو َ َّ
َّللا َّنِإ ِْلدَعْلاِب
“Sesungguhnya Allah memerintahkan kalian untuk mengembalikan titipan-titipan
kepada yang memilikinya, dan jika menghukumi diantara manusia agar
menghukumi dengan adil…” (QS 4:58).
Adil
Adil berarti menempatkan/meletakan sesuatu pada tempatnya. Adil juga
tidak lain ialah berupa perbuatan yang tidak berat sebelah. Para Ulama
menempatkan adil kepada beberapa peringkat, yaitu adil terhadap diri sendiri,
bawahan, atasan/ pimpinan dan sesama saudara.
Nabi Saw bersabda, “Tiga perkara yang menyelamatkan yaitu takut kepada
Allah ketika bersendiriaan dan di khalayak ramai, berlaku adil pada ketika suka dan
marah, dan berjimat cermat ketika susah dan senang; dan tiga perkara yang
membinasakan yaitu mengikuti hawa nafsu, terlampau bakhil, dan kagum seseorang
dengan dirinya sendiri.” (HR. Abu Syeikh).
Bersyukur
Syukur menurut kamus “Al-mu‟jamu al-wasith” adalah mengakui adanya
kenikmatan dan menampakkannya serta memuji (atas) pemberian nikmat
tersebut.Sedangkan makna syukur secara syar‟i adalah : Menggunakan nikmat
AllahSWT dalam (ruang lingkup) hal-hal yang dicintainya. Lawannya syukur adalah
kufur. Yaitu dengan cara tidak memanfaatkan nikmat tersebut, atau
menggunakannya pada hal-hal yang dibenci oleh Allah SWT.
Rasa malu
17. 14
“Berbuatlah sekehendakmu, tapi ingatlah bahwa segala perbuatan itu akan
dimintakan pertanggungjawaban”.
Rasa malu merupakan rem atau pengekang dari segala bentuk kemaksiatan.
Sepanjang rasa malu ini ada terpelihara pada jiwa seseorang maka dirinya akan
terjaga dari segala godaan syetan yang mengajak kepada perbuatan dosa. Dengan
memiliki rasa malu, orang akan terjaga akhlaknya. Oleh karena itu semua agama
samawi mengajarkan kepada umatnya untuk berakhlak mulia yang salah satunya
adalah memlihara rasa malu
2.2.4 Pengertian Akhlak Tercela
Akhlak buruk atau tercela merupakan suatu sikap serta perbuatan yang
dilakukan jauh dari apa yang dilarang agama. Karena pada dasarnya agama
mengajarkan kita untuk selalu bersikap baik terutama menjaga perilaku serta
perbuatan yang akan kita lakukan. Dengan berlandaskan agama maka sifat tercela ini
sebenarnya bisa dicegah karena ancaman serta sangsi yang akan didapatkan dalam
waktu cepat maupun dikehidupan selanjutnya. Akhlak tercela ini merupakan
cerminan bahwa seseorang tersebut mempunyai prilaku yang kurang baik, hal
tersebut bisa saja disebabkan karena kita mulai jauh pada aturan – aturan agama.
2.2.5 Macam- Macam Akhlak Tercela
Hasad
Hasad menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) dapat di artikan
sebagai dengki . Sedangkandengki menurut KBBI ialah menaruh perasaan benci
yang amat sangat ketika melihat kenikmatan yang di berikan ALLAH kepada orang
lain dan berusaha menghilangkan kenikmatan itu sendiri .Hasad berasal dari bahasa
arab yaitu ُ
ُدُسْحَيَُو ُ
ُدِسْحَيُ ُ
َدَسَح (hasad-yhsudu-hasadan) Sifat hasud merupakan
kebalikan dari sifat gitbah (ikut bahagia atas nikmat yang di terima orang lain) atau
apabila ia menampakkan kedengkiannya lalu berusaha atas kedengkian yang
dipendamnya itu, sebagaimana yang telah dikerjakan oleh Lubaid si Yahudi tadi; dia
termasuk orang-orang yang dengki terhadap Nabi saw. Ketiga jenis kejahatan yang
disebutkan sesudah lafal Maa Khalaq, padahal semuanya itu telah terkandung di
dalam maknanya, hal ini tiada lain mengingat kejahatan yang ditimbulkan oleh
ketiga perkara tersebut sangat parah.
Dalam hadist Rasulullah saw bersabda :
18. 15
Dari Abu Hurairah radhiyallohu'anhu berkata; Rasululloh shallallohu'alaihi wa
sallam pernah bersabda: "Jauhilah atas kalian perasangka, karena perasangka itu
sedusta-dusta perkataan. Dan janganlah kalian saling mendahului dalam penawaran,
janganlah saling hasad, janganlah saling membenci, janganlah saling mendahului,
janganlah saling membelakangi, dan jadilah kalian hamba-hamba Alloh yang
bersaudara". (Bukhori dan Muslim, sebagaimana juga di dalam Ghoyatul Marom
173)
(H.R. Muslim dari anas bin Malik r.a.)
Faktor yang membawa kepada hasad/dengki:
1) Permusuhan
2) Sifat ujub ataupun banggga diri
3) Cintakan pangkat dan kedudukan
4) Jiwa yang kotor
5) Benci membenci
Macam-Macam Hasad.
Hasad terbagi menjadi 2 macam:
1. Hasad yang tercela. seorang yang berangan-angan hilangnya nikmat dari
saudaranya, dan hukumnya adalah haram.
2. Hasad yang terpuji (Ghibthoh). Seorang yang berkeinginan serupa dengan
saudaranya dalam hal kebaikan dan tidak berharap nikmat atas saudaranya
hilang
Tanda-Tanda Orang Yang Hasad
1. Mengungkit dan mengumumkan kekeliruan saudara/saingannya.
2. Merasa puas kalau saingannya dicela orang.
3. Merasa puas kalau saingannya tidak hadir.
4. Merasa dan sesak dadanya apabila saingannya dipuji orang.
5. Berusaha menyalahkan saudaranya walaupun saudaranya/ saingannya
benar, dll
19. 16
Takabur
Takabur atau sombong secara bahasa artinya membesarkan diri atau
menganggap dirinya lebih dari orang lain. Pengertian takabur secara istilah adalah
suatu sikap mental yang memandang rendah terhadap orang lain, sementara ia
memandang tinggi dan mulia terhadap dirinya sendiri. (Uwes al-Qorni. 1997:
halaman 54.
Sifat takabur merupakan sifat yang dimiliki oleh Iblis. Sifat inilah yang
menyebabkan iblis diusir dari surga dan diturunkan derajatnya hingga menjadi
makhluk yang sangat rendah. Sifat takabur Iblis terlihat ketika ia menolak perintah
Allah untuk bersujud kepada Nabi Adam a.s. Penolakan Iblis ini disebabkan ia
merasa dirinya lebih tinggi dan mulia daripada Nabi Adam a.s. ”Aku diciptakan dari
api, sedangkan Adam diciptakan dari tanah. Mengapa aku harus sujud kepada
makhluk yang lebih rendah daripadaku?” sumbar Iblis dengan congkak. Oleh
karena kesombongannya, akhirnya Iblis diusir Allah dan direndahkan derajatnya.
Takabur menurut penjelasan Rasulullah adalah himpunan dari dua sifat yaitu
menolak kebenaran dan merendahkan orang lain, sebagaimana sabdanya, ”Takabur
adalah (sifat) orang yang mengingkari/menolak kebenaran dan merendahkan orang
lain.” (H.R. Abu Daud dan Hakim.
Dari pengertian takabur di atas dapat kita temukan ciri-ciri orang yang takabur,
sebagai berikut :
3. Suka memuji diri dan membanggakan kemuliaan diri, harta, ilmu, keturunan
dan lain sebagainya.
4. Meremehkan orang lain.
5. Suka mencela dan mengkritik orang lain dengan kritik yang menjatuhkan.
6. Memalingkan muka ketika bertemu dengan orang lain.
7. Berlagak dalam berbicara.
8. Pemboros dalam harta benda.
9. Berlebih-lebihan dalam berpakaian dan berhias.
Takabur merupakan salah satu akhlak yang tercela. Banyak ayat Al-Qur‟an dan
hadis yang menjelaskan tentang keburukan sifat takabur tersebut, antara lain sebagai
berikut.
20. 17
a. Firman Allah dalam Al-Qur‟an Surah al-A„raf [7]: 146 yang artinya;
Akan Aku palingkan dari tanda-tanda (kekuasaan-Ku) orang-orang yang
menyombongkan diri di bumi tanpa alasan yang benar. Kalaupun mereka melihat
setiap tanda (kekuasaan-Ku) mereka tetap tidak akan beriman kepadanya. Dan jika
mereka melihat jalan yang membawa kepada petunjuk, mereka tidak (akan)
menempuhnya, tetapi jika mereka melihat jalan kesesatan, mereka menempuhnya.
Yang demikian adalah karena mereka mendustakan ayatayat Kami dan mereka selalu
lengah terhadapnya.
b. Firman Allah dalam Al-Qur‟an Surah al-Mu‟min [40]: 60 yang artinya;
Sesungguhnya orang-orang yang sombong tidak mau menyembah-Ku akan masuk
neraka Jahanam dalam keadaan hina dina.
c. Sabda Rasulullah saw. yang artinya;
Barang siapa bertawadu karena Allah akan diangkat derajatnya oleh Allah, dan
barang siapa yang sombong akan dijatuhkan derajatnya oleh Allah. (H.R. Bazzar).
d. Dari Abdillah r.a., Nabi Muhammad saw. bersabda yang artinya;
Tidak masuk surga orang yang di dalam hatinya terdapat seberat biji sawi dari sifat
kesombongan. (H.R. Muslim)
e. Sabda Rasulullah saw. yang artinya;
Dari Abu Hurairah berkata: Allah yang Maha Mulia lagi Maha Agung berfirman:
”Kesombongan adalah selendang-Ku dan kemuliaan adalah pakaianku, maka barang
siapa yang menyaingi Aku dalam salah satunya, Aku pasti menemuinya di neraka”
(H.R. Ahmad)
Takabur dapat dibagi menjadi dua, yaitu takabur lahir dan batin.
1. Takabur lahir, yaitu perbuatan yang dilakukan dan ditunjukkan oleh anggota
badan, seperti gerak gerik tubuh, raut muka, dan tutur kata.
2. Takabur batin, yaitu sifat dalam jiwa yang tidak terlihat. Takabur batin
dilakukan oleh hati dan perasaan yang menganggap diri lebih tinggi dan
menganggap orang lain lebih rendah.
21. 18
3. Kedua jenis takabur ini sama-sama berbahaya dan bisa menyebabkan
pelakunya terjerumus api neraka. Oleh karena itu, kita harus menjauhi kedua
jenis takabur ini dalam kehidupan sehari-hari.
Tamak
Menurut bahasa SERAKAH sering disebut dengan TAMAK yang artinya
tidak pernah merasa puas dengan hasil yang sudah didapatkan. Menurut istilah
Tamak yaitu cinta kepada dunia(hubbud dunya) berupa harta benda terlalu
berlebihan tanpa memperdulikan hukum haram yang menyebabkan adanya dosa
besar. Pelakunya tidak pernah merasa puas ,segala cara pun dianggap halal. Serakah
adalah salah satu dari penyakit hati yang sangat membahayakan . orang yang
serakah senantiasa menginginkan sesuatu lebih banyak ,tidak peduli bagaimana cara
untuk menempuhnya yang terpenting tujuannya tercapai meskipun harus melanggar
syari‟at. Ia tidak memikirkan apakah harus mengorbankan kehormatan orang lain
atau tidak. Tujuan utama bagi dirinya adalah kebutuhan nafsu syahwatnya
terpenuhi.sifat serakah itu termasuk dari sifat syirik.lihat selebihnya disini, Sikap
serakah dan tamak itu dilarang oleh Allah Swt.
Orang yang mempunyai sifat tamak dan serakah mempunyai ciri-ciri sebagai
berikut:
1. Tidak mensyukuri nikmat Allah yang telah diberikan kepadanya
2. Senantiasa merasa tidak cukup padahal ia telah banyak mendapatkan
nikmat
3. Dia ingin mempunyai sesuatu yang dipunyai orang lain
4. Suka menghayal yang tidak realistis ( tuulul amal)
5. Kikir ia tidak mau bersedekah kepada orang yang membutuhkan
6. Tidak menghagai pemberian orang lain apabila tidak sesuai dengan
keinginannya
7. Sangat mencintai harta benda yang dimilikinya
8. Sangat semangat mengumpulkan harta tanpa memperdulikan waktu dan
kondisi tubuh.
9. Semua kegiatannya selalu berorientasi pada materi
22. 19
2.2.6 Konsekuensi Perilaku Akhlak Terpuji dan Tercela
Dalam kehidupan segala sesuatu yang kita kerjakan nantinya
sesungguhnya akan kembali kepada kita sendiri. Maka banyak-banyaklah berbuat
baik maka kamu akan mendapatkan hal yang sama seperti apa yang kamu kerjakan.
Konsekuensi dari semua perilaku atau akhlak kita dalam kehidupan diantaranya
adalah sebagai berikut :
Penerapan Akhlak Terpuji
Qana‟ah
1. Hati akan dipenuhi dengan keimanan kepada Allah
2. Memperoleh kehidupan yang baik
3. Mampu merealisasikan syukur kepada Allah
4. Memperoleh keberuntungan
5. Terjaga dari berbagai dosa
6. Kekayaan sejati terletak pada sifat qana‟ah
7. Memperoleh kemuliaan
Tasamuh
1. Mempererat persatuan dan kesatuan serta persaudaraan di antara
manusia
2. Meningkatkan derajat manusia , baik di hadapan orang lain ataupun di
hadapan Allah swt.
3. Meringankan beban penderitaan orang lain
4. Menjaga dan menghormati kewajiban dan hak orang lain
5. Menumbuhkan sikap bertanggungjawab terhadap kehidupan di
lingkungan masyarakat
6. Menjaga norma-norma agama , sosial , dan adat istiadat
7. Menghilangkan kebencian , dendam , dan permusuhan
8. Menciptakan rasa aman , tenang , damai , dan keserasian dalam
masyarakat
Zuhud
1. Hatinya tidak mudah gelisah dan sedih
2. Hidupnya tentram, dan damai
3. Tidak terlena dengan kemewahan dunia
4. Tidak sombong
23. 20
5. Di sukai banyak orang, karena sederhana dan tidak sombong
6. Sabar dalam menghadapi cobaan
7. Bahagia dunia dan akhirat
Sabar
1. Dapat memiliki emosi yang stabil dan tidak mudah dipengauhi oleh keadaan
lingkungan
2. Cukup stabil dan tenteram rumah tangganya sehingga dapat menikmati hidup
ini sebagai karunia dari Allah SWT.
3. Memiliki harapan akan masuk sorga, seuai janji Allah dalam Q.S.Al-Baqarah
ayat 155.
Amanah
1. Dipercayai oleh orang lain, ini bisa menjadi modal yang sangat berharga
dalam menjalin suatu hubungan atau berinteraksi antar sesama manusia.
2. Mendapat simpati dari berbagai pihak, baik itu kawan maupun lawan.
3. Hidupnya akan sukses dan dimudahkan jalannya oleh Allah SWT.
Penerapan Akhlak Tercela
Hasad
1. Menyebabkan ketidaktenangan dan kerisauan hati yang tidak putus-
putus karena akan selalu memikirkan bagaimana agar kebaikan
tersebut hilang dari orang lain.
2. Menghancurkan persatuan, kesatuan dan persaudaraan, karena
biasanya orang yang hasud akan mengadu domba dan suka memfitnah.
3. Mendapatkan kehinaan dan ketercelaan baik di dunia maupun di
akhirat. Apalagi bila orang lain menyadari akan perbuatan hasudnya,
maka orang tersebut akan memandang rendah dan menjauhinya.
4. Akan menghancurkan kebaikan yang ada padanya. karena sifat hasad
dapat menghilangkan kebaikan sebagaimana api memakan kayu bakar
5. Itulah kerugian dari sifat hasad, semoga kita dapat dijauhkan dari sifat
hasad tersebut oleh Allah swt
24. 21
Takabur
1. Tidak mau menerima kebenaran Orang yang sombong merasa dirinya paling
hebat, paling benar,dan paling baik. Apabila dinasehati, ia akan sulit untuk
menerimanya. Apalagi bila yang menasehati adalah orang yang dia anggap
lebih rendah, lebih miskin, atau lebih hina dibanding dirinya.
2. Meremehkan orang lain Orang takabur cenderung meremehkan orang lain.
Hal ini disebabkan orang takabur tidak mau kalau diungguli oleh orang lain.
Ia akan selalu menganggap dirinya lebih hebat dari orang lain, orang lain
lebih rendah dibanding dirinya. Akibat sikap merendahkan orang lain ini,
orang takabur akan dibenci dan dijauhi oleh orang-orang di sekitarnya.
3. Tidak bersyukur kepada Allah swt. Sifat takabur akan menutup mata hati,
akan kebesaran Allah swt. Orang dengan sifat takabur akan cenderung
beranggapan bahwa semua yang ia miliki, apakah itu kekayaan, kecantikan,
kedudukan, kekuasaan, merupakan hasil jerih payah ia sendiri. Mereka tidak
mau menundukkan diri dan mengakui bahwa semua itu merupakan karunia
dari Allah swt. Sesungguhnya, tanpa ijin dan kuasa Allah swt., tidak
mungkin kekayaan, kekuasaan, kedudukan itu bisa mereka dapatkan.
4. Tidak disukai oleh orang lain Orang sombong dalam bergaul mempunyai
kecenderungan untuk memilih-milih teman. Karena menganggap dirinya
hebat, maka ia pun berpikir harus bergaul dengan orang-orang yang
menurutnya hebat.
5. Dia tidak akan bergaul dengan sembarang orang atau dengan orang-orang
yang dianggapnya lebih rendah. Karena keculasan hatinya inilah, pemilik
jiwa takabur akan dijauhi oleh orang-orang di sekitarnya.
6. Dekat dengan setan dan diancam akan ditempatkan di neraka Sombong
adalah kotoran jiwa yang akan menjauhkan manusia dari kasih manusia lain
dan dari kemurahan Allah swt. Satu-satunya makhluk yang akan berdekatan
dengan sifat takabur adalah setan yang terkutuk. Oleh sebab itu, dalam
hadisnya nabi bersabda bahwa orang-orang yang sombong tempatnya tiada
lain dan tiada bukan adalah di neraka
25. 22
Tamak
1. Orang yang tamak tidak pernah merasa cukup dan tidak mau bersyukur
2. Sifat tamak dapat menyebabkan penyakit hati lainnya seperti rasa
dengki, hasad dan fitnah.
3. Sifat tamak menyebabkan orang mengalalkan segala cara dalam
meraih tujuannya.
4. Sifat tamak tidak akan mendapatkan rahmat dari Allah swt.
5. Sifat tamak menyebabkan orang menjadi kikir ,sebab ia khawatir kalau
hartanya akan habis.
26. 23
BAB III
PENUTUP
3. 1 Kesimpulan
Jadi dapat kita simpulkan bahwa akhlak itu adalah sifat bawaan lahir yang
bisa dilihat dari pengetahuan, ucapan, dan perilaku seseorang. Dari perilaku
seseorang tersebut dapat dibedakan menjadi dua akhlak yaitu akhlak tercela dan
akhlak terpuji. Akhlak memiliki dampak baik jika kita melakukan hal yang terpuji,
dan berdampak buruk jika kita melakukan hal yang tercela atau dilarang oleh agama.
Adapun macam-macam akhlak terpuji adalah zuhud, sabar, ikhlas, tawakal,
dan masih banyak lagi. Sedangkan akhlak tercela antara lain iri hati, sombong, dan
lain-lain . Jika kita sudah mengetahui akhlak tersebut insyaAllah kita bisa
mendekatkan diri kepada Allah, dan menghindari larangan-Nya.
3. 2 Saran
Dari pembahasan yag telah kami sajikan diatas, kami berharap mudah -
mudahan setelah kita mempelajari pelajaran mengenai akhak terpuji dan tercela ini,
agar bisa kita jadikan sebagai rujukan dalam melakukan pergaulan dalam kehidupan
baik berhubungan dengan Allah atau bergaul antar sesama manusia, kemudian juga
kami selaku pemakalah berharap kepada segenap pembaca makalah ini, agar jangan
mengambil rujukan hanya terfokus kepada materi yang telah kami sajikan dalam
makalah ini saja, akan tetapi mari kita sama - sama aktif dalam mencari buku - buku
dan sumber lainnya yang membahas masalah akhlak terpuji dan akhlak tercela
secara mendalam, sehingga lebih memantapkan pengetahuan kita mengenai
pembahasan akhlak terpuji dan akhlak tercela tersebut.