SlideShare a Scribd company logo
1 of 11
MAKALAH
BIOLOGI UMUM
(ABKC5102)
PENDAHULUAN
DOSEN PEMBIMBING :
Dra. St. Wahidah Arsyad, M.Pd
Dra. Hj. Noorhidayati, M.Si
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK I A
AULIA RAHMAH (NIM A1C213067)
ELLYA ARRUMAISA (NIM A1C213061)
FADIL RAMADHAN (NIM A1C213006)
FAULIDA (NIM A1C213051)
NANIK KARTIKA SARI (NIM A1C213082)
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN IPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARMASIN
2013
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat dan hidayah-Nya, sehingga kami sebagai penyusun dapat menyelesaikan makalah
Pendahuluan mata kuliah Biologi Umum tepat pada waktunya.
Pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih kepada Dra. St. Wahidah Arsyad,
M.Pd dan Dra. Hj. Noorhidayati, M.Si sebagai dosen pembimbing yang telah memberikan
bimbingan, saran, nasihat, dan petunjuk dalam penyusun makalah ini. Semoga hasil makalah ini,
dapat bermanfaat bagi Anda yang membacanya.
“Tiada Gading Yang Tak Retak”, bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh
karena itu, saran dan kritik yang membangun tetap kami nantikan dari kesempurnaan makalah
ini.
Banjarmasin, Oktober 2013
Penyusun,
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR…………………………………………………... i
DAFTAR ISI…………………………………………………………….. ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang…………………………………………… 1
1.2. Rumusan Masalah……………………………………….... 1
1.3. Ruang Lingkup Masalah………………………………….. 1
1.4. Tujuan Penulisan………………………………………….. 2
1.5. Metode Penulisan………………………………………..... 3
BAB II HUBUNGAN BIOLOGI DENGAN ILMU LAIN
2.1. Menerangkan Kedudukan dan Misi Biologi....………........ 3
2.2. Menerangkan dan mengaplikasikan cara-cara ahli Biologi
bekerja berdasarkan metode ilmiah…………………......... 5
2.3. Menjelaskan masalah-masalah Biologi dalam kehidupan
dan alternatif pemecahannya…………………………….. 7
BAB III PENUTUP
3.1. Simpulan…………………………………………………. 13
3.2. Saran……………………………………………………... 14
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………. 15
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Istilah Biologi lahir pada zaman peradaban Yunani, bios artinya hidup, sedangkan logos
artinya ilmu. Jadi, pengertian Biologi merupakan ilmu tentang kehidupan, yang sudah berakar
dari dalam diri manusia. Pengetahuan tentang kehidupan mulai dibicarakan sejak manusia
banyak manghadapi masalah, salah satu di antaranya adalah penyakit.
Objek yang dipelajari dalam ilmu biologi adalah makhluk hidup. Dengan mempelajari kehidupan,
dapat terdorong masuk ke dalam laboratorium guna mengamati lebih dekat lagi bentuk-bentuk
kehidupan yang disebut organisme. Dengan ilmu Biologi kita dapat mengetahui tentang makhluk
hidup yang ada di alam semesta ini.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut.
1. Bagaimana hubungan biologi dengan ilmu lain?
2. Bagaimana menerangkan dan mengaplikasikan cara-cara ahli biologi bekerja berdasarkan
metode ilmiah ?
3. Apa masalah-masalah biologi dalam kehidupan dan alternatif pemecahannya ?
1.3. Ruang Lingkup Masalah
Ruang lingkup hanya dibatasi pada masalah apa manfaat hubungan biologi dengan ilmu
lain, bagaimana langkah-langkah metode ilmiah yang dilakukan oleh para ahli biologi,
bagaimana cara mengaplikasikan metode oleh para ahli biologi, apa saja contoh masalah biologi
dalam kehidupan.
1.4. Tujuan Penulisan
Sesuai dengan permasalahan tujuan yang dicapai adalah sebagai berikut:
1. Menerangkan hubungan biologi dengan ilmu lain.
2. Menerangkan dan mengaplikasikan cara-cara ahli biologi bekerja berdasarkan metode ilmiah.
3. Menjelaskan masalah-masalah biologi dalam kehidupan dan alternatif
pemecahannya.
1.5. Metode Penulisan
Metode yang digunakan dalam penulisan makalah ini adalah metode kualitatif. Hal
tersebut dikarenakan tidak mengadakan penelitian secara langsung, melainkan hanya melalui
beragam sumber di internet.
BAB II
HUBUNGAN BIOLOGI DENGAN ILMU LAIN
2.1. Kedudukan dan Misi Biologi
Biologi merupakan cabang ilmu pengahuan alam (IPA), bersama-sama
dengan Fisika dan Kimia. Sebagai cabang IPA keberadaannya selalu terkait
dan tidak bisa dipisahkan dengan cabang ilmu lain. Misalnya dengan Kimia
(Biokimia), dengan Fisika (Biofisika), dengan Geologi (Palaentologi) dan lain-
lain.
Biologi mempunyai hubungan yang sangat erat dengan kimia.Buktinya
ada ilmu yg bernama biokimia.salah satu contoh contoh hubungan kimia dan
biologi adalah pada proses fotosintensis. Biologi mempelajari tentang
fotosintesis, sedangkan fotosintesis terjadi jika ada zat-zat kimia yang
diperlukan.Contoh zat-zat kimia yang diperlukan adalah air, klorofil, dan
karbondioksida. Hasil dari fotosintesis pun juga berupa zat-zat kimia yaitu
glukosa dan oksigen. Sewaktu makhluk hidup melakukan proses biologi pasti
menghasilkan zat-zat kimia.
Fisika dan biologi merupakan dua dari sekian banyak ilmu
pengetahuan alam yang ada.Penyatuan dua cabang ilmu ini menghasilkan
cabang ilmu biofisika, dan fisika medis.Biofisika mempelajari tentang
bagaimana mengaplikasikan hasil temuan bidang fisika terhadap dunia
biologis (ilmu penyakit dan penanggulangannya).Sebagai contoh,
penggunaan radiasi gamma dan emisi positron sebagai penghambat sel
kanker dan pelacak bagian tubuh yang digerogoti kanker.
1. Secara garis besar, biologi dapat dibagi menjadi dua cabang ilmu, yaitu: Zoologi, yaitu ilmu yang
mempelajari tentang kehidupan hewan di alam semesta ini.
2. Botani, yaitu ilmu yang mempelajari tentang kehidupan tumbuhan di alam semesta ini.
Ada berbagai cabang ilmu biologi, yaitu :
1. Ekologi : Ilmu yang mempelajari interaksi antar makhluk hidup dan lingkungannya.
2. Morfologi : Ilmu yang mempelajari bentuk dan struktur makhluk hidup.
3. Sitologi : Ilmu yang mempelajari susunan dan fungsi sel.
4. Mikrobiologi : Ilmu yang mempelajari segala aspek kehidupan mikroorganisme.
5. Fisiologi : Ilmu yang mempelajari sifat faal dan cara kerja dari tubuh suatu organisme.
6. Taksonomi : Ilmu yang mempelajari klasifikasi atau pengelompokan makhluk hidup.
7. Evolusi : Ilmu yang mempelajari perubahan dan perkembangan serta hubungan kekerabatan
jenis makhluk hidup.
8. Embriologi : Ilmu yang mempelajari perkembangan suatu organisme, mulai dari zigot sampai
menjadi dewasa.
9. Genetika : Ilmu yang mempelajari cara menurunnya sifat pada makhluk hidup.
10. Patologi : ilmu yang mempelajari tentang seluk beluk penyakit.
2.2. Menerangkan dan mengaplikasikan cara – cara ahli biologi bekerja berdasarkan metode
ilmiah
a) Observasi
Pengamatan terhadap objek. Observasi harus di dasarkan pada sebuah teori.
b) Rumusan masalah
Bagi siswa atau peneliti pemula, merumuskan masalah penelitian merupakan langkah
paling sulit. Penelitian eksperimen perlu memiliki rumusan masalah, sedangkan penelitian
pengamatan harus memiliki pertanyaan penelitian. Berikut adalah panduan yang dapat
digunakan
Rumusan masalah untuk penelitian eksperimen :
1. Rumusan masalah harus mempertanyakan hubungan antara dua variabel atau lebih.
2. Rumusan masalah harus dinyatakan secara jelas dan tidak menimbulkan penafsiran ganda,
umumnya dalam bentuk pertanyaan.
3. Rumusan masalah itu harus dijawab dengan pengamatan, yaitu rumusan masalah tersebut
memungkinkan untuk mengumpulkan data yang menjawab masalah tersebut.
Pertanyaan penelitian untuk penelitian pengamatan :
1. Pertanyaan penelitian harus mempertanyakan karakteristik variabel gejala atau objek yang
diamati.
2. Pertanyaan penelitian harus dinyatakan secara jelas dan tidak menimbulkan penafsiran ganda.
3. Pernyataan penelitian harus dapat dijawab secara empirik atau dengan pengamatan, yaitu
pertanyaan penelitian itu memungkinkan untuk mengumpulkan data yang menjawab pertanyaan
tersebut.
Contoh : mengapa tanaman tumbuh kearah sinar matahari ?
c) Perumusan hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban sementara dari rumusan masalah yang diajukan.
Hipotesis disusun berdasarkan teori yang diuraikan pada tinjauan pustaka, sehingga bersifat
teoritis. Hipotesis itulah yang akan dibuktikan kebenarannya melalui data yang akan didapat.
Contoh : Pertumbuhan tanaman dipengaruhi cahaya.
d) Uji eksperimen
Eksperimen dilakukan untuk menguji kebenaran hipotesis. Biasanya, percobaan
dilakukan berulang kali sehingga dapat ditarik kesimpulan yang baik dan benar. Contoh :
sepuluh tanaman diberi perlakuan penyinaran di salah satu sisi tanaman tersebut.
e) Penarikan kesimpulan
Setelah dilakukan beberapa percobaan, maka dapat disimpulkan bahwa pertumbuhan
tanaman dipengaruhi oleh cahaya.
2.3 Masalah –masalah Biologi dan Alternatif Pemecahannnya
Masalah biologi dapat terjadi pada tingkat molekul, senyawa, jaringan sampai bioma.
Contoh pada tingkat organ seperti kanker kulit, patah tulang. Pada tingkat ekosistem, hampir
punahnya badak bercula satu, berubahnya sawah menjadi pemukiman dll.
Pemecahan Masalah Secara Analitis dan Kreatif
Pemecahan masalah didefinisikan sebagai suatu proses penghilangan perbedaan atau
ketidak-sesuaian yang terjadi antara hasil yang diperoleh dan hasil yang diinginkan (Hunsaker,
2005). Salah satu bagian dari proses pemecahan masalah adalah pengambilan keputusan
(decision making), yang didefinisikan sebagai memilih solusi terbaik dari sejumlah alternatif yang
tersedia (Hunsaker, 2005). Pengambilan keputusan yang tidak tepat, akan mempengaruhi
kualitas hasil dari pemecahan masalah yang dilakukan. Kemampuan untuk melakukan
pemecahan masalah adalah ketrampilan yang dibutuhkan oleh hampir semua orang dalam
setiap aspek kehidupannya. Jarang sekali seseorang tidak menghadapi masalah dalam
kehidupannya sehari-hari. Pekerjaan seorang manajer, secara khusus, merupakan pekerjaan
yang mengandung unsur pemecahan masalah di dalamnya. Bila tidak ada masalah di dalam
banyak organisasi, mungkin tidak akan muncul kebutuhan untuk mempekerjakan para manajer.
Untuk itulah sulit untuk dapat diterima bila seorang yang tidak memiliki kompetensi untuk
menyelesaikan masalah, menjadi seorang manajer (Whetten & Cameron, 2002).
Ungkapan di atas memberikan gambaran yang jelas kepada kita semua bahwa sulit
untuk menghindarkan diri kita dari masalah, karena masalah telah menjadi bagian yang tidak
terpisahkan dalam kehidupan kita, baik kehidupan sosial, maupun kehidupan profesional kita.
Untuk itulah penguasaan atas metode pemecahan masalah menjadi sangat penting, agar kita
terhindar dari tindakan Jump to conclusion, yaitu proses penarikan kesimpulan terhadap suatu
masalah tanpa melalui proses analisa masalah secara benar, serta didukung oleh bukti-bukti
atau informasi yang akurat. Ada kecenderungan bahwa orang-orang, termasuk para manajer
mempunyai kecenderungan alamiah untuk memilih solusi pertama yang masuk akal yang
muncul dalam benak mereka (March & Simon, 1958; March, 1994; Koopman, Broekhuijsen, &
Weirdsma, 1998). Sayangnya, pilihan pertama yang mereka ambil seringkali bukanlah solusi
terbaik. Secara tipikal, dalam pemecahan masalah, kebanyakan orang menerapkan solusi yang
kurang dapat diterima atau kurang memuaskan, dibanding solusi yang optimal atau yang ideal
(Whetten & Cameron, 2002). Pemecahan masalah yang tidak optimal ini, bukan tidak mungkin
dapat memunculkan masalah baru yang lebih rumit dibandingkan dengan masalah
awal. Pemecahan masalah dapat dilakukan melalui dua metode yang berbeda, yaitu analitis dan
kreatif. Untuk dapat memberikan gambaran yang lebih baik tentang pemecahan masalah secara
analitis dan kreatif, serta perbedaan-perbedaan yang ada diantara keduanya, maka pada bagian
berikut, saya akan menjelaskan secara singkat hal tersebut di atas.
Metode penyelesaian masalah secara analitis merupakan pendekatan yang cukup
terkenal dan digunakan oleh banyak perusahaan, serta menjadi inti dari gerakan peningkatan
kualitas (quality improvement). Secara luas dapat diterima bahwa untuk meningkatan kualitas
individu dan organisasi, langkah penting yang perlu dilakukan adalah mempelajari dan
menerapkan metode pemecahan masalah secara analitis (Juran, 1988; Ichikawa, 1986; Riley,
1998). Banyak organisasi besar (misalnya : Ford Motor Company, General Electric, Dana)
menghabiskan jutaan Dolar untuk mendidik para manajer mereka tentang metode pemecahan
masalah ini sebagai bagian dari proses peningkatan kualitas yang ada di organisasi mereka
(Whetten & Cameron, 2002). Pelatihan ini penting agar para manajer dapat berfungsi efektif,
yang salah satu cirinya adalah pada kemampuannya untuk memecahkan masalah. Hal ini
sejalan dengan pendapat dari Hunsaker (2005) yang menyatakan bahwa manajer yang efektif,
seperti halnya Pemimpin Eksekutif Porsche, Wendelin Wiedeking, mengetahui cara
mengumpulkan dan mengevaluasi informasi yang dapat menerangkan tentang masalah yang
terjadi, mengetahui manfaatnya bila kita memiliki lebih dari satu alternatif pemecahan masalah,
dan memberikan bobot kepada semua implikasi yang dapat terjadi dari sebuah rencana,
sebelum menerapkan rencana yang bersangkutan.
A. Definisikan Masalah
Langkah pertama yang perlu dilakukan dengan metode analitis adalah mendefinisikan
masalah yang terjadi. Pada tahap ini, kita perlu melakukan diagnosis terhadap sebuah situasi,
peristiwa atau kejadian, untuk memfokuskan perhatian kita pada masalah sebenarnya, dan
bukan pada gejala-gejala yang muncul. Sebagai contoh : Seorang manajer yang mempunyai
masalah dengan staf-nya yang kerapkali tidak dapat menyelesaikan pekerjaannya pada waktu
yang telah ditentukan. Masalah ini bisa terjadi karena, cara kerja yang lambat dari staf yang
bersangkutan. Cara kerja yang lambat, bisa saja hanya sebuah gejala dari permasalahan yang
lebih mendasar lagi, seperti misalnya masalah kesehatan, moral kerja yang rendah, kurangnya
pelatihan atau kurang efektifnya proses kepemimpinan yang ada. Agar kita dapat memfokuskan
perhatian kita pada masalah sebenarnya, dan bukan pada gejala-gejala yang muncul, maka
dalam proses mendefiniskan suatu masalah, diperlukan upaya untuk mencari informasi yang
diperlukan sebanyak-banyaknya, agar masalah dapat didefinisikan dengan tepat.
Berikut ini adalah beberapa karakteristik dari pendefinisian masalah yang baik:
 Fakta dipisahkan dari opini atau spekulasi. Data objektif dipisahkan dari persepsi.
 Semua pihak yang terlibat diperlakukan sebagai sumber informasi
 Masalah harus dinyatakan secara eksplisit/tegas. Hal ini seringkali dapat menghindarkan kita
dari pembuatan definisi yang tidak jelas.
 Definisi yang dibuat harus menyatakan dengan jelas adanya ketidak-sesuaian antara standar
atau harapan yang telah ditetapkan sebelumnya dan kenyataan yang terjadi.
 Definisi yang dibuat harus menyatakan dengan jelas, pihak-pihak yang terkait atau
berkepentingan dengan terjadinya masalah.
 Definisi yang dibuat bukanlah seperti sebuah solusi yang samar. Contoh: Masalah yang kita
hadapi adalah melatih staf yang bekerja lamban.
B. Alternatif Pemecahan Masalah.
Langkah kedua yang perlu kita lakukan adalah membuat alternatif penyelesaian masalah.
Pada tahap ini, kita diharapkan dapat menunda untuk memilih hanya satu solusi, sebelum
alternatif solusi-solusi yang ada diusulkan. Penelitian-penelitian yang pernah dilakukan dalam
kaitannya dengan pemecahan masalah (contohnya oleh March, 1999) mendukung pandangan
bahwa kualitas solusi-solusi yang dihasilkan akan lebih baik bila mempertimbangkan berbagai
alternatif (Whetten & Cameron, 2002). Berikut adalah karakteristik-karakteristik dari pembuatan
alternatif masalah yang baik:
 Semua alternatif yang ada sebaiknya diusulkan dan dikemukakan terlebih dahulu sebelum
kemudian dilakukannya evaluasi terhadap mereka.
 Alternatif-alternatif yang ada, diusulkan oleh semua orang yang terlibat dalam penyelesaian
masalah. Semakin banyaknya orang yang mengusulkan alternatif, dapat meningkatkan kualitas
solusi dan penerimaaan kelompok.
 Alternatif-alternatif yang diusulkan harus sejalan dengan tujuan atau kebijakan organisasi. Kritik
dapat menjadi penghambat baik terhadap proses organisasi maupun proses pembuatan
alternatif pemecahan masalah.
 Alternatif-alternatif yang diusulkan perlu mempertimbangkan konsekuensi yang muncul dalam
jangka pendek, maupun jangka panjang.
 Alternatif-alternatif yang ada saling melengkapi satu dengan lainnya. Gagasan yang kurang
menarik, bisa menjadi gagasan yang menarik bila dikombinasikan dengan gagasan-gagasan
lainnya. Contoh : Pengurangan jumlah tenaga kerja, namun kepada karyawan yang terkena
dampak diberikan paket kompensasi yang menarik.
 Alternatif-alternatif yang diusulkan harus dapat menyelesaikan masalah yang telah didefinisikan
dengan baik. Masalah lainnya yang muncul, mungkin juga penting. Namun dapat diabaikan bila,
tidak secara langsung mempengaruhi pemecahan masalah utama yang sedang terjadi.
C. Evaluasi Alternatif-Alternatif Pemecahan Masalah
Langkah ketiga dalam proses pemecahan masalah adalah melakukan evaluasi terhadap
alternatif-alternatif yang diusulkan atau tersedia. Dalam tahap ini , kita perlu berhati-hati dalam
memberikan bobot terhadap keuntungan dan kerugian dari masing-masing alternatif yang ada,
sebelum membuat pilihan akhir. Seorang yang terampil dalam melakukan pemecahan masalah,
akan memastikan bahwa dalam memilih alternatif-alternatif yang ada dinilai berdasarkan:
 Tingkat kemungkinannya untuk dapat menyelesaikan masalah tanpa menyebabkan terjadinya
masalah lain yang tidak diperkirakan sebelumnya.
 Tingkat penerimaan dari semua orang yang terlibat di dalamnya.
 Tingkat kemungkinan penerapannya.
 Tingkat kesesuaiannya dengan batasan-batasan yang ada di dalam organisasi; misalnya
budget, kebijakan perusahaan, dll.
Berikut adalah karakteristik-karakteristik dari evaluasi alternatif-alternatif pemecahan masalah
yang baik:
 Alternatif-alternatif yang ada dinilai secara relatif berdasarkan suatu standar yang optimal, dan
bukan sekedar standar yang memuaskan.
 penilaian terhadap alternative-alternatif yang ada dilakukan secara sistematis, sehingga semua
alternatif yang diusulkan akan dipertimbangkan.
 Alternatif-alternatif yang ada dinilai berdasarkan kesesuaiannya dengan tujuan organisasi dan
mempertimbangkan preferensi dari orang-orang yang terlibat didalamnya.
 Alternatif-alternatif yang ada dinilai berdasarkan dampak yang mungkin ditimbulkannya, baik
secara langsung, maupun tidak langsung
 Alternatif yang paling dipilih dinyatakan secara eksplisit/tegas.
D. Terapkan Solusi dan Tindak- Lanjuti
Langkah terakhir dari metode ini adalah menerapkan dan menindak-lanjuti solusi yang
telah diambil. Dalam upaya menerapkan berbagai solusi terhadap suatu masalah, kita perlu lebih
sensitif terhadap kemungkinan terjadinya resistensi dari orang-orang yang mungkin terkena
dampak dari penerapan tersebut. Hampir pada semua perubahan, terjadi resistensi. Karena
itulah seorang yang piawai dalam melakukan pemecahan masalah akan secara hati-hati memilih
strategi yang akan meningkatkan kemungkinan penerimaan terhadap solusi pemecahan
masalah oleh orang-orang yang terkena dampak dan kemungkinan penerapan sepenuhnya dari
solusi yang bersangkutan (Whetten & Cameron, 2002). Berikut adalah karakteristik dari
penerapan dan langkah tindak lanjut yang efektif :
 Penerapan solusi dilakukan pada saat yang tepat dan dalam urutan yang benar. Penerapan
tidak mengabaikan faktor-faktor yang membatasi dan tidak akan terjadi sebelum tahap 1, 2, dan
3 dalam proses pemecahan masalah dilakukan.
 Penerapan solusi dilakukan dengan menggunakan strategi "sedikit-demi sedikit" dengan tujuan
untuk meminimalkan terjadinya resistensi dan meningkatkan dukungan.
 Proses penerapan solusi meliputi juga proses pemberian umpan balik. Berhasil tidaknya
penerapan solusi, harus dikomunikasikan , sehingga terjadi proses pertukaran informasi.
 Keterlibatan dari orang-orang yang akan terkena dampak dari penerapan solusi dianjurkan
dengan tujuan untuk membangun dukungan dan komitmen.
 Adanya sistim monitoring yang dapat memantau penerapan solusi secara berkesinambungan.
Dampak jangka pendek, maupun jangka panjang diukur.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Kedudukan dan misi biologi serta hubungan ilmu biologi dengan ilmu lain yaitu sebagai cabang
IPA yang keberadaannya selalu terkait dan tidak bisa dipisahkan dengan cabang ilmu lain.
Misalnya dengan kimia (Biokimia) , dengan fisika (Biofisika) , dengan geologi (Palaentologi).
2. Para ahli biologi bekerja berdasarkan metode ilmiah, metode ilmiah tersebut yaitu : perumusan
masalah – penyusunan hipotesis – eksperimen – penarikan simpulan
3. Masalah biologi dan alternatif pemecahannya antara lain :
1. Masalah biologi dapat terjadi pada tingkat molekul, senyawa, jaringan sampai bioma. Contoh
pada tingkat organ seperti kanker kulit, patah tulang. Pada tingkat ekosistem, hampir punahnya
badak bercula satu, berubahnya sawah menjadi pemukiman dll.
2. salah satu cara pemecahan masalah adalah dengan metode analitis, langkah-langkah dalam
metode analitis adlah : Langkah pertama yang perlu dilakukan dengan metode analitis adalah
mendefinisikan masalah yang terjadi, Langkah kedua yang perlu kita lakukan adalah membuat
alternatif penyelesaian masalah, Langkah ketiga dalam proses pemecahan masalah adalah
melakukan evaluasi terhadap alternatif-alternatif yang diusulkan atau tersedia, Langkah terakhir
dari metode ini adalah menerapkan dan menindak-lanjuti solusi yang telah diambil. Dalam upaya
menerapkan berbagai solusi terhadap suatu masalah
3.2 Saran
Saran kami adalah, sebaiknya sebelum bekerja pada bidang biologi seseorang harus belajar
tentang ilmu lain yang berhubungan dengan biologi. Kemudian harus menerapkan metode ilmiah
sesuai dengan apa yang dilakukan para ahli biologi agar permasalahan biologi dapat
dipecahkan.
DAFTAR PUSTAKA
Agromedia. 2010. Dasar-dasar Biologi Umum. Jakarta. PT. Agromedia Pustaka.
Campbell. N, A., Reece, J.B., dan Mitchell, L. G, 2003.Biologi Jilid 1
(Terjemahan Wasmen Manalu). Erlangga. Jakarta.
Noorhidayati., 2010.Bahan Ajar Biologi Umum.
Sutanto, A., Triyono, A., Suryono, B.C., Purjiyanta, E., dan Subagiya, 2007. Ipa Terpadu. Erlangga. Jakarta.
Srikini. Dkk, 2004. Buku Penuntun Biologi jilid 1. Erlangga Jakarta.

More Related Content

What's hot

Modul x 1 ruang lingkup biologi
Modul x 1 ruang lingkup biologiModul x 1 ruang lingkup biologi
Modul x 1 ruang lingkup biologiFunnys Rahman
 
Sk KD Biologi SMA Untuk RPP
Sk KD Biologi SMA Untuk RPPSk KD Biologi SMA Untuk RPP
Sk KD Biologi SMA Untuk RPPRian Maulana
 
335330406 hakekat-ilmu-fisika
335330406 hakekat-ilmu-fisika335330406 hakekat-ilmu-fisika
335330406 hakekat-ilmu-fisikaTazil Fauza
 
Modul protista (belum validasi)
Modul protista (belum validasi)Modul protista (belum validasi)
Modul protista (belum validasi)rame group
 
Rpp biologi x. kd 3. 1 (ruang lingkup mh)-almansyahnis sman 8 pekanbaru
Rpp biologi x. kd 3. 1  (ruang lingkup mh)-almansyahnis sman 8 pekanbaruRpp biologi x. kd 3. 1  (ruang lingkup mh)-almansyahnis sman 8 pekanbaru
Rpp biologi x. kd 3. 1 (ruang lingkup mh)-almansyahnis sman 8 pekanbarualmansyahnis .
 
RPP Biologi X-KD 3. 2 ( keanakaragaman hayati) almansyahnis sman 8 pku
RPP Biologi X-KD 3. 2 ( keanakaragaman hayati)  almansyahnis sman 8 pkuRPP Biologi X-KD 3. 2 ( keanakaragaman hayati)  almansyahnis sman 8 pku
RPP Biologi X-KD 3. 2 ( keanakaragaman hayati) almansyahnis sman 8 pkualmansyahnis .
 
Rpp kls x ruang lingkup biologi
Rpp kls x ruang lingkup biologiRpp kls x ruang lingkup biologi
Rpp kls x ruang lingkup biologiZha DesTya
 
Silabus rpp biologi x smt 1 2 sma2 mataram
Silabus rpp biologi  x smt 1 2  sma2 mataramSilabus rpp biologi  x smt 1 2  sma2 mataram
Silabus rpp biologi x smt 1 2 sma2 mataramsman 2 mataram
 
RPP Biologi SMA Kelas XI MIA KD 3.5 ( sistem gerak Manusia ) almansyahnis S...
RPP Biologi SMA Kelas XI MIA KD 3.5 ( sistem gerak Manusia )   almansyahnis S...RPP Biologi SMA Kelas XI MIA KD 3.5 ( sistem gerak Manusia )   almansyahnis S...
RPP Biologi SMA Kelas XI MIA KD 3.5 ( sistem gerak Manusia ) almansyahnis S...almansyahnis .
 
RPP Biologi SMA Kelas XI MIA . KD 3. 2 ( mekanisme transpor pada membran) a...
RPP Biologi SMA Kelas XI MIA  . KD 3. 2 ( mekanisme transpor pada membran)  a...RPP Biologi SMA Kelas XI MIA  . KD 3. 2 ( mekanisme transpor pada membran)  a...
RPP Biologi SMA Kelas XI MIA . KD 3. 2 ( mekanisme transpor pada membran) a...almansyahnis .
 
Rpp sel kurikulum 2013
Rpp sel kurikulum 2013Rpp sel kurikulum 2013
Rpp sel kurikulum 2013Okta Fianti
 
Pengertian, hakikat, peran, kinerja Fisika
Pengertian, hakikat, peran, kinerja FisikaPengertian, hakikat, peran, kinerja Fisika
Pengertian, hakikat, peran, kinerja Fisikamaranathatesa
 
RPP BIOLOGI KELAS XII KD 3.4 (pembelahan sel)
RPP BIOLOGI KELAS XII KD 3.4 (pembelahan sel)RPP BIOLOGI KELAS XII KD 3.4 (pembelahan sel)
RPP BIOLOGI KELAS XII KD 3.4 (pembelahan sel)almansyahnis .
 
Bab 8 sistem ekskresi kurikulum 2013 biologi kelas 2
Bab 8 sistem ekskresi kurikulum 2013 biologi kelas 2Bab 8 sistem ekskresi kurikulum 2013 biologi kelas 2
Bab 8 sistem ekskresi kurikulum 2013 biologi kelas 2Jeny Hardiah
 

What's hot (18)

Modul x 1 ruang lingkup biologi
Modul x 1 ruang lingkup biologiModul x 1 ruang lingkup biologi
Modul x 1 ruang lingkup biologi
 
Materi IPA KELAS X SMK
Materi IPA KELAS X SMKMateri IPA KELAS X SMK
Materi IPA KELAS X SMK
 
Sk KD Biologi SMA Untuk RPP
Sk KD Biologi SMA Untuk RPPSk KD Biologi SMA Untuk RPP
Sk KD Biologi SMA Untuk RPP
 
Hakikat Ilmu Kimia
Hakikat Ilmu KimiaHakikat Ilmu Kimia
Hakikat Ilmu Kimia
 
Modul smk ipa 1
Modul smk ipa 1Modul smk ipa 1
Modul smk ipa 1
 
335330406 hakekat-ilmu-fisika
335330406 hakekat-ilmu-fisika335330406 hakekat-ilmu-fisika
335330406 hakekat-ilmu-fisika
 
Modul protista (belum validasi)
Modul protista (belum validasi)Modul protista (belum validasi)
Modul protista (belum validasi)
 
Rpp biologi x. kd 3. 1 (ruang lingkup mh)-almansyahnis sman 8 pekanbaru
Rpp biologi x. kd 3. 1  (ruang lingkup mh)-almansyahnis sman 8 pekanbaruRpp biologi x. kd 3. 1  (ruang lingkup mh)-almansyahnis sman 8 pekanbaru
Rpp biologi x. kd 3. 1 (ruang lingkup mh)-almansyahnis sman 8 pekanbaru
 
RPP Biologi X-KD 3. 2 ( keanakaragaman hayati) almansyahnis sman 8 pku
RPP Biologi X-KD 3. 2 ( keanakaragaman hayati)  almansyahnis sman 8 pkuRPP Biologi X-KD 3. 2 ( keanakaragaman hayati)  almansyahnis sman 8 pku
RPP Biologi X-KD 3. 2 ( keanakaragaman hayati) almansyahnis sman 8 pku
 
Ruang lingkup biologi
Ruang lingkup biologiRuang lingkup biologi
Ruang lingkup biologi
 
Rpp kls x ruang lingkup biologi
Rpp kls x ruang lingkup biologiRpp kls x ruang lingkup biologi
Rpp kls x ruang lingkup biologi
 
Silabus rpp biologi x smt 1 2 sma2 mataram
Silabus rpp biologi  x smt 1 2  sma2 mataramSilabus rpp biologi  x smt 1 2  sma2 mataram
Silabus rpp biologi x smt 1 2 sma2 mataram
 
RPP Biologi SMA Kelas XI MIA KD 3.5 ( sistem gerak Manusia ) almansyahnis S...
RPP Biologi SMA Kelas XI MIA KD 3.5 ( sistem gerak Manusia )   almansyahnis S...RPP Biologi SMA Kelas XI MIA KD 3.5 ( sistem gerak Manusia )   almansyahnis S...
RPP Biologi SMA Kelas XI MIA KD 3.5 ( sistem gerak Manusia ) almansyahnis S...
 
RPP Biologi SMA Kelas XI MIA . KD 3. 2 ( mekanisme transpor pada membran) a...
RPP Biologi SMA Kelas XI MIA  . KD 3. 2 ( mekanisme transpor pada membran)  a...RPP Biologi SMA Kelas XI MIA  . KD 3. 2 ( mekanisme transpor pada membran)  a...
RPP Biologi SMA Kelas XI MIA . KD 3. 2 ( mekanisme transpor pada membran) a...
 
Rpp sel kurikulum 2013
Rpp sel kurikulum 2013Rpp sel kurikulum 2013
Rpp sel kurikulum 2013
 
Pengertian, hakikat, peran, kinerja Fisika
Pengertian, hakikat, peran, kinerja FisikaPengertian, hakikat, peran, kinerja Fisika
Pengertian, hakikat, peran, kinerja Fisika
 
RPP BIOLOGI KELAS XII KD 3.4 (pembelahan sel)
RPP BIOLOGI KELAS XII KD 3.4 (pembelahan sel)RPP BIOLOGI KELAS XII KD 3.4 (pembelahan sel)
RPP BIOLOGI KELAS XII KD 3.4 (pembelahan sel)
 
Bab 8 sistem ekskresi kurikulum 2013 biologi kelas 2
Bab 8 sistem ekskresi kurikulum 2013 biologi kelas 2Bab 8 sistem ekskresi kurikulum 2013 biologi kelas 2
Bab 8 sistem ekskresi kurikulum 2013 biologi kelas 2
 

Similar to 04

01 biologi 10 a kur 2013 peminatan edisi 2014
01 biologi 10 a kur 2013 peminatan edisi 201401 biologi 10 a kur 2013 peminatan edisi 2014
01 biologi 10 a kur 2013 peminatan edisi 2014Shohib Uddin
 
Biokimia bagi Perawat
Biokimia bagi Perawat Biokimia bagi Perawat
Biokimia bagi Perawat pjj_kemenkes
 
Proses Pencernaan dan Metabolisme Lipin
 Proses Pencernaan dan Metabolisme Lipin Proses Pencernaan dan Metabolisme Lipin
Proses Pencernaan dan Metabolisme Lipinpjj_kemenkes
 
Biokimia bagi Perawat
Biokimia bagi PerawatBiokimia bagi Perawat
Biokimia bagi Perawatpjj_kemenkes
 
Biologi Dasaar Pertemuan 1.ppt
Biologi Dasaar Pertemuan 1.pptBiologi Dasaar Pertemuan 1.ppt
Biologi Dasaar Pertemuan 1.pptkamaruddin32
 
RUANG LINGKUP BIOLOGI
RUANG LINGKUP  BIOLOGIRUANG LINGKUP  BIOLOGI
RUANG LINGKUP BIOLOGIIvho Mamonto
 
pendahuluan biologi........................
pendahuluan biologi........................pendahuluan biologi........................
pendahuluan biologi........................syayidahnuriyah1
 
Bab i biologi klas 7
Bab i biologi klas 7Bab i biologi klas 7
Bab i biologi klas 7Ismail Hamim
 
Biologi kelas 7 Bab I
Biologi kelas 7 Bab IBiologi kelas 7 Bab I
Biologi kelas 7 Bab IIsmail Hamim
 
Bhn ajar bab i. ruanglingkupbiologi
Bhn ajar bab i. ruanglingkupbiologiBhn ajar bab i. ruanglingkupbiologi
Bhn ajar bab i. ruanglingkupbiologiLupita Pemba
 
Bab 1 Ruang Lingkup Biologi.pptx
Bab 1 Ruang Lingkup Biologi.pptxBab 1 Ruang Lingkup Biologi.pptx
Bab 1 Ruang Lingkup Biologi.pptxbertha_tandi
 
Hakikat biologi : X SMA
Hakikat biologi : X SMA Hakikat biologi : X SMA
Hakikat biologi : X SMA Vika Anjani
 
MAKHLUK HIDUP DAN METODE ILMIAH
MAKHLUK HIDUP DAN METODE ILMIAHMAKHLUK HIDUP DAN METODE ILMIAH
MAKHLUK HIDUP DAN METODE ILMIAHyuanitaandriani
 
Rpp biologi jilid 1 2013
Rpp biologi jilid 1 2013Rpp biologi jilid 1 2013
Rpp biologi jilid 1 2013massuroto
 
Kuliah-2-Metode-ilmiah-dalam-Biologi.ppt
Kuliah-2-Metode-ilmiah-dalam-Biologi.pptKuliah-2-Metode-ilmiah-dalam-Biologi.ppt
Kuliah-2-Metode-ilmiah-dalam-Biologi.pptasrulidrus
 
ppt hakekat biologi
ppt hakekat biologippt hakekat biologi
ppt hakekat biologiardyaw
 
Ict fiks
Ict fiksIct fiks
Ict fiksardyaw
 

Similar to 04 (20)

01 biologi 10 a kur 2013 peminatan edisi 2014
01 biologi 10 a kur 2013 peminatan edisi 201401 biologi 10 a kur 2013 peminatan edisi 2014
01 biologi 10 a kur 2013 peminatan edisi 2014
 
Biologi
BiologiBiologi
Biologi
 
Biokimia bagi Perawat
Biokimia bagi Perawat Biokimia bagi Perawat
Biokimia bagi Perawat
 
Proses Pencernaan dan Metabolisme Lipin
 Proses Pencernaan dan Metabolisme Lipin Proses Pencernaan dan Metabolisme Lipin
Proses Pencernaan dan Metabolisme Lipin
 
Biokimia bagi Perawat
Biokimia bagi PerawatBiokimia bagi Perawat
Biokimia bagi Perawat
 
Biologi Dasaar Pertemuan 1.ppt
Biologi Dasaar Pertemuan 1.pptBiologi Dasaar Pertemuan 1.ppt
Biologi Dasaar Pertemuan 1.ppt
 
RUANG LINGKUP BIOLOGI
RUANG LINGKUP  BIOLOGIRUANG LINGKUP  BIOLOGI
RUANG LINGKUP BIOLOGI
 
pendahuluan biologi........................
pendahuluan biologi........................pendahuluan biologi........................
pendahuluan biologi........................
 
Bab I
Bab IBab I
Bab I
 
Bab i biologi klas 7
Bab i biologi klas 7Bab i biologi klas 7
Bab i biologi klas 7
 
Biologi kelas 7 Bab I
Biologi kelas 7 Bab IBiologi kelas 7 Bab I
Biologi kelas 7 Bab I
 
Bhn ajar bab i. ruanglingkupbiologi
Bhn ajar bab i. ruanglingkupbiologiBhn ajar bab i. ruanglingkupbiologi
Bhn ajar bab i. ruanglingkupbiologi
 
Bab 1 Ruang Lingkup Biologi.pptx
Bab 1 Ruang Lingkup Biologi.pptxBab 1 Ruang Lingkup Biologi.pptx
Bab 1 Ruang Lingkup Biologi.pptx
 
Hakikat biologi : X SMA
Hakikat biologi : X SMA Hakikat biologi : X SMA
Hakikat biologi : X SMA
 
MAKHLUK HIDUP DAN METODE ILMIAH
MAKHLUK HIDUP DAN METODE ILMIAHMAKHLUK HIDUP DAN METODE ILMIAH
MAKHLUK HIDUP DAN METODE ILMIAH
 
Rpp biologi jilid 1 2013
Rpp biologi jilid 1 2013Rpp biologi jilid 1 2013
Rpp biologi jilid 1 2013
 
Skl 1.1
Skl 1.1Skl 1.1
Skl 1.1
 
Kuliah-2-Metode-ilmiah-dalam-Biologi.ppt
Kuliah-2-Metode-ilmiah-dalam-Biologi.pptKuliah-2-Metode-ilmiah-dalam-Biologi.ppt
Kuliah-2-Metode-ilmiah-dalam-Biologi.ppt
 
ppt hakekat biologi
ppt hakekat biologippt hakekat biologi
ppt hakekat biologi
 
Ict fiks
Ict fiksIct fiks
Ict fiks
 

04

  • 1. MAKALAH BIOLOGI UMUM (ABKC5102) PENDAHULUAN DOSEN PEMBIMBING : Dra. St. Wahidah Arsyad, M.Pd Dra. Hj. Noorhidayati, M.Si DISUSUN OLEH : KELOMPOK I A AULIA RAHMAH (NIM A1C213067) ELLYA ARRUMAISA (NIM A1C213061) FADIL RAMADHAN (NIM A1C213006) FAULIDA (NIM A1C213051) NANIK KARTIKA SARI (NIM A1C213082) PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN IPA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT BANJARMASIN 2013 KATA PENGANTAR Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga kami sebagai penyusun dapat menyelesaikan makalah Pendahuluan mata kuliah Biologi Umum tepat pada waktunya. Pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih kepada Dra. St. Wahidah Arsyad, M.Pd dan Dra. Hj. Noorhidayati, M.Si sebagai dosen pembimbing yang telah memberikan bimbingan, saran, nasihat, dan petunjuk dalam penyusun makalah ini. Semoga hasil makalah ini, dapat bermanfaat bagi Anda yang membacanya. “Tiada Gading Yang Tak Retak”, bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, saran dan kritik yang membangun tetap kami nantikan dari kesempurnaan makalah ini.
  • 2. Banjarmasin, Oktober 2013 Penyusun, DAFTAR ISI KATA PENGANTAR…………………………………………………... i DAFTAR ISI…………………………………………………………….. ii BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang…………………………………………… 1 1.2. Rumusan Masalah……………………………………….... 1 1.3. Ruang Lingkup Masalah………………………………….. 1 1.4. Tujuan Penulisan………………………………………….. 2 1.5. Metode Penulisan………………………………………..... 3 BAB II HUBUNGAN BIOLOGI DENGAN ILMU LAIN 2.1. Menerangkan Kedudukan dan Misi Biologi....………........ 3 2.2. Menerangkan dan mengaplikasikan cara-cara ahli Biologi bekerja berdasarkan metode ilmiah…………………......... 5 2.3. Menjelaskan masalah-masalah Biologi dalam kehidupan dan alternatif pemecahannya…………………………….. 7 BAB III PENUTUP 3.1. Simpulan…………………………………………………. 13 3.2. Saran……………………………………………………... 14 DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………. 15
  • 3. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Istilah Biologi lahir pada zaman peradaban Yunani, bios artinya hidup, sedangkan logos artinya ilmu. Jadi, pengertian Biologi merupakan ilmu tentang kehidupan, yang sudah berakar dari dalam diri manusia. Pengetahuan tentang kehidupan mulai dibicarakan sejak manusia banyak manghadapi masalah, salah satu di antaranya adalah penyakit. Objek yang dipelajari dalam ilmu biologi adalah makhluk hidup. Dengan mempelajari kehidupan, dapat terdorong masuk ke dalam laboratorium guna mengamati lebih dekat lagi bentuk-bentuk kehidupan yang disebut organisme. Dengan ilmu Biologi kita dapat mengetahui tentang makhluk hidup yang ada di alam semesta ini. 1.2. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut. 1. Bagaimana hubungan biologi dengan ilmu lain? 2. Bagaimana menerangkan dan mengaplikasikan cara-cara ahli biologi bekerja berdasarkan metode ilmiah ? 3. Apa masalah-masalah biologi dalam kehidupan dan alternatif pemecahannya ? 1.3. Ruang Lingkup Masalah Ruang lingkup hanya dibatasi pada masalah apa manfaat hubungan biologi dengan ilmu lain, bagaimana langkah-langkah metode ilmiah yang dilakukan oleh para ahli biologi, bagaimana cara mengaplikasikan metode oleh para ahli biologi, apa saja contoh masalah biologi dalam kehidupan. 1.4. Tujuan Penulisan Sesuai dengan permasalahan tujuan yang dicapai adalah sebagai berikut: 1. Menerangkan hubungan biologi dengan ilmu lain. 2. Menerangkan dan mengaplikasikan cara-cara ahli biologi bekerja berdasarkan metode ilmiah. 3. Menjelaskan masalah-masalah biologi dalam kehidupan dan alternatif pemecahannya. 1.5. Metode Penulisan Metode yang digunakan dalam penulisan makalah ini adalah metode kualitatif. Hal tersebut dikarenakan tidak mengadakan penelitian secara langsung, melainkan hanya melalui beragam sumber di internet.
  • 4. BAB II HUBUNGAN BIOLOGI DENGAN ILMU LAIN 2.1. Kedudukan dan Misi Biologi Biologi merupakan cabang ilmu pengahuan alam (IPA), bersama-sama dengan Fisika dan Kimia. Sebagai cabang IPA keberadaannya selalu terkait dan tidak bisa dipisahkan dengan cabang ilmu lain. Misalnya dengan Kimia (Biokimia), dengan Fisika (Biofisika), dengan Geologi (Palaentologi) dan lain- lain. Biologi mempunyai hubungan yang sangat erat dengan kimia.Buktinya ada ilmu yg bernama biokimia.salah satu contoh contoh hubungan kimia dan biologi adalah pada proses fotosintensis. Biologi mempelajari tentang fotosintesis, sedangkan fotosintesis terjadi jika ada zat-zat kimia yang diperlukan.Contoh zat-zat kimia yang diperlukan adalah air, klorofil, dan karbondioksida. Hasil dari fotosintesis pun juga berupa zat-zat kimia yaitu glukosa dan oksigen. Sewaktu makhluk hidup melakukan proses biologi pasti menghasilkan zat-zat kimia. Fisika dan biologi merupakan dua dari sekian banyak ilmu pengetahuan alam yang ada.Penyatuan dua cabang ilmu ini menghasilkan cabang ilmu biofisika, dan fisika medis.Biofisika mempelajari tentang bagaimana mengaplikasikan hasil temuan bidang fisika terhadap dunia biologis (ilmu penyakit dan penanggulangannya).Sebagai contoh, penggunaan radiasi gamma dan emisi positron sebagai penghambat sel kanker dan pelacak bagian tubuh yang digerogoti kanker. 1. Secara garis besar, biologi dapat dibagi menjadi dua cabang ilmu, yaitu: Zoologi, yaitu ilmu yang mempelajari tentang kehidupan hewan di alam semesta ini.
  • 5. 2. Botani, yaitu ilmu yang mempelajari tentang kehidupan tumbuhan di alam semesta ini. Ada berbagai cabang ilmu biologi, yaitu : 1. Ekologi : Ilmu yang mempelajari interaksi antar makhluk hidup dan lingkungannya. 2. Morfologi : Ilmu yang mempelajari bentuk dan struktur makhluk hidup. 3. Sitologi : Ilmu yang mempelajari susunan dan fungsi sel. 4. Mikrobiologi : Ilmu yang mempelajari segala aspek kehidupan mikroorganisme. 5. Fisiologi : Ilmu yang mempelajari sifat faal dan cara kerja dari tubuh suatu organisme. 6. Taksonomi : Ilmu yang mempelajari klasifikasi atau pengelompokan makhluk hidup. 7. Evolusi : Ilmu yang mempelajari perubahan dan perkembangan serta hubungan kekerabatan jenis makhluk hidup. 8. Embriologi : Ilmu yang mempelajari perkembangan suatu organisme, mulai dari zigot sampai menjadi dewasa. 9. Genetika : Ilmu yang mempelajari cara menurunnya sifat pada makhluk hidup. 10. Patologi : ilmu yang mempelajari tentang seluk beluk penyakit. 2.2. Menerangkan dan mengaplikasikan cara – cara ahli biologi bekerja berdasarkan metode ilmiah a) Observasi Pengamatan terhadap objek. Observasi harus di dasarkan pada sebuah teori. b) Rumusan masalah Bagi siswa atau peneliti pemula, merumuskan masalah penelitian merupakan langkah paling sulit. Penelitian eksperimen perlu memiliki rumusan masalah, sedangkan penelitian pengamatan harus memiliki pertanyaan penelitian. Berikut adalah panduan yang dapat digunakan Rumusan masalah untuk penelitian eksperimen : 1. Rumusan masalah harus mempertanyakan hubungan antara dua variabel atau lebih. 2. Rumusan masalah harus dinyatakan secara jelas dan tidak menimbulkan penafsiran ganda, umumnya dalam bentuk pertanyaan.
  • 6. 3. Rumusan masalah itu harus dijawab dengan pengamatan, yaitu rumusan masalah tersebut memungkinkan untuk mengumpulkan data yang menjawab masalah tersebut. Pertanyaan penelitian untuk penelitian pengamatan : 1. Pertanyaan penelitian harus mempertanyakan karakteristik variabel gejala atau objek yang diamati. 2. Pertanyaan penelitian harus dinyatakan secara jelas dan tidak menimbulkan penafsiran ganda. 3. Pernyataan penelitian harus dapat dijawab secara empirik atau dengan pengamatan, yaitu pertanyaan penelitian itu memungkinkan untuk mengumpulkan data yang menjawab pertanyaan tersebut. Contoh : mengapa tanaman tumbuh kearah sinar matahari ? c) Perumusan hipotesis Hipotesis merupakan jawaban sementara dari rumusan masalah yang diajukan. Hipotesis disusun berdasarkan teori yang diuraikan pada tinjauan pustaka, sehingga bersifat teoritis. Hipotesis itulah yang akan dibuktikan kebenarannya melalui data yang akan didapat. Contoh : Pertumbuhan tanaman dipengaruhi cahaya. d) Uji eksperimen Eksperimen dilakukan untuk menguji kebenaran hipotesis. Biasanya, percobaan dilakukan berulang kali sehingga dapat ditarik kesimpulan yang baik dan benar. Contoh : sepuluh tanaman diberi perlakuan penyinaran di salah satu sisi tanaman tersebut. e) Penarikan kesimpulan Setelah dilakukan beberapa percobaan, maka dapat disimpulkan bahwa pertumbuhan tanaman dipengaruhi oleh cahaya. 2.3 Masalah –masalah Biologi dan Alternatif Pemecahannnya Masalah biologi dapat terjadi pada tingkat molekul, senyawa, jaringan sampai bioma. Contoh pada tingkat organ seperti kanker kulit, patah tulang. Pada tingkat ekosistem, hampir punahnya badak bercula satu, berubahnya sawah menjadi pemukiman dll. Pemecahan Masalah Secara Analitis dan Kreatif Pemecahan masalah didefinisikan sebagai suatu proses penghilangan perbedaan atau ketidak-sesuaian yang terjadi antara hasil yang diperoleh dan hasil yang diinginkan (Hunsaker, 2005). Salah satu bagian dari proses pemecahan masalah adalah pengambilan keputusan (decision making), yang didefinisikan sebagai memilih solusi terbaik dari sejumlah alternatif yang tersedia (Hunsaker, 2005). Pengambilan keputusan yang tidak tepat, akan mempengaruhi
  • 7. kualitas hasil dari pemecahan masalah yang dilakukan. Kemampuan untuk melakukan pemecahan masalah adalah ketrampilan yang dibutuhkan oleh hampir semua orang dalam setiap aspek kehidupannya. Jarang sekali seseorang tidak menghadapi masalah dalam kehidupannya sehari-hari. Pekerjaan seorang manajer, secara khusus, merupakan pekerjaan yang mengandung unsur pemecahan masalah di dalamnya. Bila tidak ada masalah di dalam banyak organisasi, mungkin tidak akan muncul kebutuhan untuk mempekerjakan para manajer. Untuk itulah sulit untuk dapat diterima bila seorang yang tidak memiliki kompetensi untuk menyelesaikan masalah, menjadi seorang manajer (Whetten & Cameron, 2002). Ungkapan di atas memberikan gambaran yang jelas kepada kita semua bahwa sulit untuk menghindarkan diri kita dari masalah, karena masalah telah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dalam kehidupan kita, baik kehidupan sosial, maupun kehidupan profesional kita. Untuk itulah penguasaan atas metode pemecahan masalah menjadi sangat penting, agar kita terhindar dari tindakan Jump to conclusion, yaitu proses penarikan kesimpulan terhadap suatu masalah tanpa melalui proses analisa masalah secara benar, serta didukung oleh bukti-bukti atau informasi yang akurat. Ada kecenderungan bahwa orang-orang, termasuk para manajer mempunyai kecenderungan alamiah untuk memilih solusi pertama yang masuk akal yang muncul dalam benak mereka (March & Simon, 1958; March, 1994; Koopman, Broekhuijsen, & Weirdsma, 1998). Sayangnya, pilihan pertama yang mereka ambil seringkali bukanlah solusi terbaik. Secara tipikal, dalam pemecahan masalah, kebanyakan orang menerapkan solusi yang kurang dapat diterima atau kurang memuaskan, dibanding solusi yang optimal atau yang ideal (Whetten & Cameron, 2002). Pemecahan masalah yang tidak optimal ini, bukan tidak mungkin dapat memunculkan masalah baru yang lebih rumit dibandingkan dengan masalah awal. Pemecahan masalah dapat dilakukan melalui dua metode yang berbeda, yaitu analitis dan kreatif. Untuk dapat memberikan gambaran yang lebih baik tentang pemecahan masalah secara analitis dan kreatif, serta perbedaan-perbedaan yang ada diantara keduanya, maka pada bagian berikut, saya akan menjelaskan secara singkat hal tersebut di atas. Metode penyelesaian masalah secara analitis merupakan pendekatan yang cukup terkenal dan digunakan oleh banyak perusahaan, serta menjadi inti dari gerakan peningkatan kualitas (quality improvement). Secara luas dapat diterima bahwa untuk meningkatan kualitas individu dan organisasi, langkah penting yang perlu dilakukan adalah mempelajari dan menerapkan metode pemecahan masalah secara analitis (Juran, 1988; Ichikawa, 1986; Riley, 1998). Banyak organisasi besar (misalnya : Ford Motor Company, General Electric, Dana) menghabiskan jutaan Dolar untuk mendidik para manajer mereka tentang metode pemecahan masalah ini sebagai bagian dari proses peningkatan kualitas yang ada di organisasi mereka (Whetten & Cameron, 2002). Pelatihan ini penting agar para manajer dapat berfungsi efektif, yang salah satu cirinya adalah pada kemampuannya untuk memecahkan masalah. Hal ini sejalan dengan pendapat dari Hunsaker (2005) yang menyatakan bahwa manajer yang efektif, seperti halnya Pemimpin Eksekutif Porsche, Wendelin Wiedeking, mengetahui cara mengumpulkan dan mengevaluasi informasi yang dapat menerangkan tentang masalah yang terjadi, mengetahui manfaatnya bila kita memiliki lebih dari satu alternatif pemecahan masalah, dan memberikan bobot kepada semua implikasi yang dapat terjadi dari sebuah rencana, sebelum menerapkan rencana yang bersangkutan. A. Definisikan Masalah
  • 8. Langkah pertama yang perlu dilakukan dengan metode analitis adalah mendefinisikan masalah yang terjadi. Pada tahap ini, kita perlu melakukan diagnosis terhadap sebuah situasi, peristiwa atau kejadian, untuk memfokuskan perhatian kita pada masalah sebenarnya, dan bukan pada gejala-gejala yang muncul. Sebagai contoh : Seorang manajer yang mempunyai masalah dengan staf-nya yang kerapkali tidak dapat menyelesaikan pekerjaannya pada waktu yang telah ditentukan. Masalah ini bisa terjadi karena, cara kerja yang lambat dari staf yang bersangkutan. Cara kerja yang lambat, bisa saja hanya sebuah gejala dari permasalahan yang lebih mendasar lagi, seperti misalnya masalah kesehatan, moral kerja yang rendah, kurangnya pelatihan atau kurang efektifnya proses kepemimpinan yang ada. Agar kita dapat memfokuskan perhatian kita pada masalah sebenarnya, dan bukan pada gejala-gejala yang muncul, maka dalam proses mendefiniskan suatu masalah, diperlukan upaya untuk mencari informasi yang diperlukan sebanyak-banyaknya, agar masalah dapat didefinisikan dengan tepat. Berikut ini adalah beberapa karakteristik dari pendefinisian masalah yang baik:  Fakta dipisahkan dari opini atau spekulasi. Data objektif dipisahkan dari persepsi.  Semua pihak yang terlibat diperlakukan sebagai sumber informasi  Masalah harus dinyatakan secara eksplisit/tegas. Hal ini seringkali dapat menghindarkan kita dari pembuatan definisi yang tidak jelas.  Definisi yang dibuat harus menyatakan dengan jelas adanya ketidak-sesuaian antara standar atau harapan yang telah ditetapkan sebelumnya dan kenyataan yang terjadi.  Definisi yang dibuat harus menyatakan dengan jelas, pihak-pihak yang terkait atau berkepentingan dengan terjadinya masalah.  Definisi yang dibuat bukanlah seperti sebuah solusi yang samar. Contoh: Masalah yang kita hadapi adalah melatih staf yang bekerja lamban. B. Alternatif Pemecahan Masalah. Langkah kedua yang perlu kita lakukan adalah membuat alternatif penyelesaian masalah. Pada tahap ini, kita diharapkan dapat menunda untuk memilih hanya satu solusi, sebelum alternatif solusi-solusi yang ada diusulkan. Penelitian-penelitian yang pernah dilakukan dalam kaitannya dengan pemecahan masalah (contohnya oleh March, 1999) mendukung pandangan bahwa kualitas solusi-solusi yang dihasilkan akan lebih baik bila mempertimbangkan berbagai alternatif (Whetten & Cameron, 2002). Berikut adalah karakteristik-karakteristik dari pembuatan alternatif masalah yang baik:  Semua alternatif yang ada sebaiknya diusulkan dan dikemukakan terlebih dahulu sebelum kemudian dilakukannya evaluasi terhadap mereka.  Alternatif-alternatif yang ada, diusulkan oleh semua orang yang terlibat dalam penyelesaian masalah. Semakin banyaknya orang yang mengusulkan alternatif, dapat meningkatkan kualitas solusi dan penerimaaan kelompok.  Alternatif-alternatif yang diusulkan harus sejalan dengan tujuan atau kebijakan organisasi. Kritik dapat menjadi penghambat baik terhadap proses organisasi maupun proses pembuatan alternatif pemecahan masalah.  Alternatif-alternatif yang diusulkan perlu mempertimbangkan konsekuensi yang muncul dalam jangka pendek, maupun jangka panjang.  Alternatif-alternatif yang ada saling melengkapi satu dengan lainnya. Gagasan yang kurang menarik, bisa menjadi gagasan yang menarik bila dikombinasikan dengan gagasan-gagasan
  • 9. lainnya. Contoh : Pengurangan jumlah tenaga kerja, namun kepada karyawan yang terkena dampak diberikan paket kompensasi yang menarik.  Alternatif-alternatif yang diusulkan harus dapat menyelesaikan masalah yang telah didefinisikan dengan baik. Masalah lainnya yang muncul, mungkin juga penting. Namun dapat diabaikan bila, tidak secara langsung mempengaruhi pemecahan masalah utama yang sedang terjadi. C. Evaluasi Alternatif-Alternatif Pemecahan Masalah Langkah ketiga dalam proses pemecahan masalah adalah melakukan evaluasi terhadap alternatif-alternatif yang diusulkan atau tersedia. Dalam tahap ini , kita perlu berhati-hati dalam memberikan bobot terhadap keuntungan dan kerugian dari masing-masing alternatif yang ada, sebelum membuat pilihan akhir. Seorang yang terampil dalam melakukan pemecahan masalah, akan memastikan bahwa dalam memilih alternatif-alternatif yang ada dinilai berdasarkan:  Tingkat kemungkinannya untuk dapat menyelesaikan masalah tanpa menyebabkan terjadinya masalah lain yang tidak diperkirakan sebelumnya.  Tingkat penerimaan dari semua orang yang terlibat di dalamnya.  Tingkat kemungkinan penerapannya.  Tingkat kesesuaiannya dengan batasan-batasan yang ada di dalam organisasi; misalnya budget, kebijakan perusahaan, dll. Berikut adalah karakteristik-karakteristik dari evaluasi alternatif-alternatif pemecahan masalah yang baik:  Alternatif-alternatif yang ada dinilai secara relatif berdasarkan suatu standar yang optimal, dan bukan sekedar standar yang memuaskan.  penilaian terhadap alternative-alternatif yang ada dilakukan secara sistematis, sehingga semua alternatif yang diusulkan akan dipertimbangkan.  Alternatif-alternatif yang ada dinilai berdasarkan kesesuaiannya dengan tujuan organisasi dan mempertimbangkan preferensi dari orang-orang yang terlibat didalamnya.  Alternatif-alternatif yang ada dinilai berdasarkan dampak yang mungkin ditimbulkannya, baik secara langsung, maupun tidak langsung  Alternatif yang paling dipilih dinyatakan secara eksplisit/tegas. D. Terapkan Solusi dan Tindak- Lanjuti Langkah terakhir dari metode ini adalah menerapkan dan menindak-lanjuti solusi yang telah diambil. Dalam upaya menerapkan berbagai solusi terhadap suatu masalah, kita perlu lebih sensitif terhadap kemungkinan terjadinya resistensi dari orang-orang yang mungkin terkena dampak dari penerapan tersebut. Hampir pada semua perubahan, terjadi resistensi. Karena itulah seorang yang piawai dalam melakukan pemecahan masalah akan secara hati-hati memilih strategi yang akan meningkatkan kemungkinan penerimaan terhadap solusi pemecahan masalah oleh orang-orang yang terkena dampak dan kemungkinan penerapan sepenuhnya dari solusi yang bersangkutan (Whetten & Cameron, 2002). Berikut adalah karakteristik dari penerapan dan langkah tindak lanjut yang efektif :  Penerapan solusi dilakukan pada saat yang tepat dan dalam urutan yang benar. Penerapan tidak mengabaikan faktor-faktor yang membatasi dan tidak akan terjadi sebelum tahap 1, 2, dan 3 dalam proses pemecahan masalah dilakukan.  Penerapan solusi dilakukan dengan menggunakan strategi "sedikit-demi sedikit" dengan tujuan untuk meminimalkan terjadinya resistensi dan meningkatkan dukungan.
  • 10.  Proses penerapan solusi meliputi juga proses pemberian umpan balik. Berhasil tidaknya penerapan solusi, harus dikomunikasikan , sehingga terjadi proses pertukaran informasi.  Keterlibatan dari orang-orang yang akan terkena dampak dari penerapan solusi dianjurkan dengan tujuan untuk membangun dukungan dan komitmen.  Adanya sistim monitoring yang dapat memantau penerapan solusi secara berkesinambungan. Dampak jangka pendek, maupun jangka panjang diukur. BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan 1. Kedudukan dan misi biologi serta hubungan ilmu biologi dengan ilmu lain yaitu sebagai cabang IPA yang keberadaannya selalu terkait dan tidak bisa dipisahkan dengan cabang ilmu lain. Misalnya dengan kimia (Biokimia) , dengan fisika (Biofisika) , dengan geologi (Palaentologi). 2. Para ahli biologi bekerja berdasarkan metode ilmiah, metode ilmiah tersebut yaitu : perumusan masalah – penyusunan hipotesis – eksperimen – penarikan simpulan 3. Masalah biologi dan alternatif pemecahannya antara lain : 1. Masalah biologi dapat terjadi pada tingkat molekul, senyawa, jaringan sampai bioma. Contoh pada tingkat organ seperti kanker kulit, patah tulang. Pada tingkat ekosistem, hampir punahnya badak bercula satu, berubahnya sawah menjadi pemukiman dll. 2. salah satu cara pemecahan masalah adalah dengan metode analitis, langkah-langkah dalam metode analitis adlah : Langkah pertama yang perlu dilakukan dengan metode analitis adalah mendefinisikan masalah yang terjadi, Langkah kedua yang perlu kita lakukan adalah membuat alternatif penyelesaian masalah, Langkah ketiga dalam proses pemecahan masalah adalah melakukan evaluasi terhadap alternatif-alternatif yang diusulkan atau tersedia, Langkah terakhir dari metode ini adalah menerapkan dan menindak-lanjuti solusi yang telah diambil. Dalam upaya menerapkan berbagai solusi terhadap suatu masalah 3.2 Saran Saran kami adalah, sebaiknya sebelum bekerja pada bidang biologi seseorang harus belajar tentang ilmu lain yang berhubungan dengan biologi. Kemudian harus menerapkan metode ilmiah sesuai dengan apa yang dilakukan para ahli biologi agar permasalahan biologi dapat dipecahkan.
  • 11. DAFTAR PUSTAKA Agromedia. 2010. Dasar-dasar Biologi Umum. Jakarta. PT. Agromedia Pustaka. Campbell. N, A., Reece, J.B., dan Mitchell, L. G, 2003.Biologi Jilid 1 (Terjemahan Wasmen Manalu). Erlangga. Jakarta. Noorhidayati., 2010.Bahan Ajar Biologi Umum. Sutanto, A., Triyono, A., Suryono, B.C., Purjiyanta, E., dan Subagiya, 2007. Ipa Terpadu. Erlangga. Jakarta. Srikini. Dkk, 2004. Buku Penuntun Biologi jilid 1. Erlangga Jakarta.